• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Kampanye untuk Mempererat hubungan antara Angoota Keluarga Melalui Game Board.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Kampanye untuk Mempererat hubungan antara Angoota Keluarga Melalui Game Board."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PERANCANGAN KAMPANYE UNTUK MEMPERERAT HUBUNGAN ANTAR ANGGOTA KELUARGA MELALUI GAME BOARD

Oleh Helen Cahya NRP 1064072

Peran orang tua dalam kehidupan seorang anak sangatlah penting, Tapi perkembangan teknologi saat ini tidak hanya memberikan dampak positif, tapi juga dampak negatif dalam hubungan anggota keluarga. Terutama pada anak-anak, mereka lebih sering menghabiskan waktu dengan gadget daripada bersama orang tua mereka. Ini menyebabkan hubungan orang tua dan anak menjadi renggang.

Maka dari itu, tujuan perancangan kampanye ini adalah untuk mengingatkan dan memberi informasi kepada orang tua bagaimana cara mendekatkan diri dengan anak menggunakan permainan, salah satunya game board. Manfaat perancangan kampanye ini adalah agar hubungan orang tua dan anak menjadi dekat dan orang tua juga mendapatkan hiburan.

Metode yang digunakan adalah dengan membuat talk show dan seminar, serta didukung dengan media poster, ambience, spanduk, x-banner, iklan koran, iklan majalah, media sosial, dan game board. Melalui perancangan kampanye ini, orang tua akan mendapat informasi tentang bagaimana cara mendekatkan diri dengan anak mereka menggunakan game board.

(2)

ABSTRACT

CAMPAIGN DESIGN TO STRETGHTEN RELATIONSHIP BETWEEN FAMILY MEMBER THROUGH GAME BOARD

Submitted by Helen Cahya NRP 1064072

Parent’s role in a child's life is very important. However, current technology development is not only have positive impacts, but also have negative impacts on relationships between family members . Especially for children, they often spend more time with gadgets rather than with their parents. It makes the relationship between parents and child becomes strained.

Therefore, the goal of this campaign design is to remind and to inform parents how to get closer to children by using games, such as a game board. The benefit of campaign design is the relationship between parents and children become closer. Moreover, parents also get entertainment .

The method for this campaign is by making talk shows and seminars, and supporting media such as posters, ambience media, banners, x - banners, newspaper ads ,magazine ads, social media, and board games . Through this campaign design, parents will receive information about how to get closer to their children by using a game board .

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……….. i

LEMBAR PENGESAHAN ………ii

PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA DAN LAPORAN ………. iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ……… iv

KATA PENGANTAR ……… v

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup……… 2

1.3 Tujuan Perancangan……….. 3

1.4 Sumber dan teknik Pengumpulan Data………. 3

1.5 Skema Perancangan……….. 4

BAB II : LANDASAN TEORI……….. 5

2.1 Teori Kampanye………. 5

2.1.1 Pengertian Kampanye………. 5

2.1.2 Fungsi Kampanye……… 6

2.1.3 Jenis-Jenis Kampanye………. 7

2.1.4 Strategi Komunikasi Kampanye………. 8

2.1.4.1 Teori Konsep Komunikasi Kampanye………. 8

(4)

2.1.4.3 Teori Konsep Media Kampanye……….. 9

2.1.5 Materi dan Isi Kampanye……… 10

2.2 Teori Kedekatan………. 10

2.2 Teori Psikologi Anak………. 12

2.3 Teori Nostalgia……… 13

2.4 Segmentasi, Targeting, dan Positioning………. 14

2.4.1 Segmentasi………... 14

2.4.2 Targeting……….. 15

2.4.3 Positioning……… 15

2.5 Analisa SWOT……… 15

2.5.1 Streght (Kekuatan)………... 15

2.5.2 Weakness (Kelemahan)……… 15

2.5.3 Opportunities (Kesempatan)……… 16

2.5.4 Threat (Ancaman)……… 16

BAB III : DATA DAN ANALISIS MASALAH……….. 17

3.1 Data dan Fakta……… 17

3.1.1 Perusahaan/Lembaga Terkait……….. 19

3.1.1.1 RuMAH PARENTING………... 19

3.1.1.2 UNICEF Indonesia……….. 20

3.1.1.3 Komisi Nasional Perlindungan Anak………. 22

3.1.2 Proyek Sejenis : Bobo Fair 2013……… 24

3.1.3 Proyek Sejenis : Sekolah Orang Tua……….. 26

3.1.4 Kuesioner……… 27

3.1.5 Wawancara……….. 33

3.2 Analisis Terhadap Permaslahan Berdasarkan Data dan Fakta………... 47

BAB IV: PEMECAHAN MASALAH………... 50

4.1 Konsep Komunikasi……… 50

4.1.1 Tahapan Kampanye……….. 50

4.1.2 Creative Brief……… 51

(5)

4.2.1 Konsep Verbal………. 53

4.2.2 Konsep Visual……….. 53

4.3 Konsep Media………. 54

4.4 Hasil Karya………. 55

4.4.1 Rangkaian Kampanye……….. 55

4.4.2 Logo……… 57

4.4.3 Sosial Media……… 58

4.4.4 Ambience………. 59

4.4.5 Poster……… 62

4.4.6 Iklan Majalah dan Iklan Koran……… 64

4.4.7 Spanduk……… 65

SARAN DAN KOMENTAR DARI DOSEN PENGUJI………. 76

DATA PENULIS………. 77

UCAPAN TERIMA KASIH……….. 78

(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Logo RuMAH PARENTING ………... 19

Gambar 3.2 Logo UNICEF………... 20

Gambar 3.3 Logo Komisi Nasional Perlindungan Anak………... 22

Gambar 3.5 Logo Bobo Fair………. 24

Gambar 3.6 Suasana Bobo Fair……….... 24

Gambar 3.7 Aktivitas di Bobo Fair……….. 25

Gambar 3.8 Logo Sekolah Orang Tua………... 26

Gambar 3.9 Poster Seminar Sekolah Orang Tua………... 27

Gambar 4.1 Logo PEREKAT……… 57

Gambar 4.2 Media Sosial Facebook dan Twitter……….. 58

Gambar 4.3 Ambience di escalatormall di Bandung……….... 59

Gambar 4.4 Trolley belanja di supermarket……….. 60

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tabel hasil kuesioner 1………... 28

Tabel 3.2 Tabel hasil kuesioner 2….………... 28

Tabel 3.3 Tabel hasil kuesioner 3….………... 29

Tabel 3.4 Tabel hasil kuesioner 4…. ………... 29

Tabel 3.5 Tabel hasil kuesioner 5…. ………... 30

Tabel 3.6 Tabel hasil kuesioner 6…. ………... 30

Tabel 3.7 Tabel hasil kuesioner 7…. ………... 31

Tabel 3.8 Tabel hasil kuesioner 8…. ………... 32

Tabel 3.9 Tabel hasil kuesioner 9…. ………... 32

Tabel 3.10 Tabel hasil kuesioner 10 ………... 33

(8)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi memberikan banyak manfaat dan kemudahan bagi

masyarakat. Teknologi memberikan kemudahan dalam berkomunikasi dengan orang

sekitar dengan menggunakan internet dan media sosial. Media sosial

menghubungkan seseorang dengan dunia dan tidak terbatas tempat. Tetapi media

sosial tidak hanya memberikan dampak yang baik tapi juga dampak yang buruk.

Masyarakat sibuk berhubungan dengan orang lain di media sosial, menciptakan

“dunianya” sampai mengabaikan orang disekitarnya. Menurut Sherry Turkle

(Profesor Ilmu Sosial Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Massachusetts Institute of

Technology.), dalam buku Alone Together, “In today's world, our gadgets don't just

contain our memories—phone numbers, addresses, birthdays, appointments—but

also harbor our emotions and identity. Instead of a cup of coffee with friends, we

rapid-fire text, update statuses, and share photos smartphone-to-smartphone with

Instagram. These technologies have allowed us to filter and minimize human contact,

perhaps to our detriment.”

Dalam bukunya dijelaskan bahwa teknologi dan media sosial membuat orang-orang

lebih banyak berkomunikasi di media sosial daripada berkomunikasi dengan orang

sekitarnya. Media sosial memberikan pengaruh terhadap psikologi seseorang

terutama kepada psikologi anak-anak. Anak-anak lebih banyak menghabiskan waktu

di depan gadget daripada bermain dan berkomunikasi langsung dengan orang

sekitarnya. Kebiasaan ini akan membentuk sifat anak yang kurang baik dan

mengabaikan orang sekitarnya terutama lingkungan terdekatnya yaitu keluarga.

Komunikasi dengan anggota keluarga akan berkurang dan akan membuat hubungan

anatara anggota keluarga menjadi menurun jika tidak diimbangi dengan kemampuan

(9)

Beberapa cara dilakukan oleh pihak orang tua untuk membatasi anak-anak mereka

bermain terlalu lama dengan gadget-nya, tapi dengan kurangnya komunikasi dan

kesibukan orang tua, hubungan orang tua dan anak menjadi renggang sehingga anak

akan kembali kepada gadget-nya.

Keadaan ini sangat berbeda dengan masa kecil para orang tua muda yang

anak-anaknya sudah bisa menikmati teknologi canggih seperti sekarang. Orang tua muda

yang melewati masa kanak-kanak mereka di tahun 80-an lebih sering berinteraksi

dengan teman-teman dan bermain di luar. Komunikasi dengan anggota keluarga di

dalam rumah juga lebih sering terjadi. Memperkenalkan kegiatan masa kanak-kanak

orang tua dan memainkan permainan masa kecil orang tua bersama anak-anak akan

meningkatkan hubungan antara anggota keluarga.

Komunikasi menjadi hal yang sangat penting dalam keluarga. Komunikasi yang baik

akan lebih mudah dilakukan jika kedua belah pihak merasa senang. Salah satunya

adalah dengan permainan bersama. Orang tua juga dapat mendidik anak dengan lebih

mudah jika orang tua dan anak memiliki hubungan yang erat. Maka dari itu

dibutuhkan kampanye untuk orang tua agar dapat berkomunikasi dengan baik kepada

anak.

Bandung merupakan kota besar yang masyarakatnya memiliki gaya hidup serba

teknologi dimana anak-anak sudah menggunakan gadget canggih dalam

kehidupannya sehari-hari. Maka kampanye ini diperlukan untuk membantu orang tua

untuk dekat dengan anaknya.

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka masalah yang akan dirumuskan adalah:

1. Bagaimana menyadarkan orang tua akan pentingnya hubungan yang erat

antara orang tua dan anak

(10)

Batasan masalah yang diambil untuk topik kampanye adalah mengenai mempererat

hubungan orang tua dan anak dengan permainan bersama keluarga beserta informasi

serta keterangan umum mengenai hal tersebut. Acara ini ditujukkan untuk kalangan

orang tua muda di Bandung yang berumur 25-40 tahun dengan tingkat ekonomi

menengah keatas.

1.3 Tujuan Perancangan

Berdasarkan inti permasalahan yang ada, maka tujuan perancangannya adalah

sebagai berikut:

1. Merancang kampanye yang tepat guna agar orang tua dan anak memiliki

hubungan yang erat

2. Memberi informasi kepada orang tua dalam berkomunikasi dengan anak

dengan cara yang menyenangkan bagi kedua belah pihak

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Dalam pembuatan tugas akhir ini, metode yang digunakan adalah:

1. Observasi : mengamati secara langsung fenomena yang terjadi di masyarakat

2. Studi pustaka : mengumpulkan data-data mendasar dari buku, internet, dan

sebagainya

3. Kuesioner : kepada orang tua mengenai hubungan mereka dengan anaknya

dan penggunaan gadget pada anak.

4. Wawancara : menanyakan beberapa pertanyaan kepada psikolog yang sudah

(11)
(12)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil Tugas Akhir ini adalah hubungan orang tua dan anak saat ini

sudah semakin merenggang ditengah perkembangan teknologi saat ini.

Perkembangan teknologi yang tujuan awalnya untuk mempermudah kehidupan

manusia dalam hidup dan yang terutama berkomunikasi. Tetapi yang terjadi saat ini

anggota keluarga semakin jauh dikarena orang tua kurang memiliki pengetahuan

untuk menanggapi perkembangan teknologi terhadap hubungannya dengan

anak-anak mereka. Orang tua yang sibuk menyebabkan keadaan dimana orang tua dan

anak-anak menjadi sibuk sendiri dengan teknologi pribadinya.

Maka itu dibutuhkan suatu kampanye yang dapat menyadarkan dan memberikan

informasi kepada orang tua untuk mendekatkan jarak hubungan anak dan orang tua.

Kampanye dimana orang tua dan anak-anak bisa merasakan hiburan yang dapat

mendekatkan orang tua dan anak.

Bermain bersama yang dapat memberikan kedekatan dan hiburan bagi orang tua dan

anak.Kampanye yang mengajak orang tua untuk bermain bersama diharapkan dapat

menghasilkan keluarga-keluarga Indonesia yang harmonis.

5.2 Saran

5.2.1 Bagi Orang Tua

- Diharapkan orang tua lebih peduli mengenai kebutuhan psikologis anak

(13)

5.2.2 Bagi Pemerintah dan Masyarakat Umum

- Diharapkan agar pemerintah dan masyarakat dapat lebih peduli

mengenai hubungan orang tua dan anak dalam keluarga

- Diharapkan perancangan kampanye ini dapat direalisasikan agar

kesadaran orang tua untuk menjadi orang tua yang lebih baik

meningkat.

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Upton, Penney (2013), “Psikologi Perkembangan”, Penerbit Erlangga

Harlock, Elizabeth B. (1980), “Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan

Sepanjang Rentang Kehidupan”, Penerbit Erlangga

Kartono, Kartini (1990), “Psikologi Anak”, Penerbit Mandar Maju

Website:

Dewi, 5 Agustus 2011, “Penggunaan Gadget Berlebih Jauhkan Hubungan Emosional

Keluarga” (online),

(http://www.tabloidcleopatra.com/penggunaan-gadget-berlebih-jauhkan-hubungan-emosional-keluarga/, diunggah pada tanggal 5 September 2013,

21:13 WIB).

Lucky Kresna, P, “Efek Negatif Dari Gadget” (online),

(http://www.vemale.com/topik/asma/34663-efek-negatif-dari-gadget.html, diunggah

pada tanggal 5 September 2013, 21:46 WIB)

Agus, S, “Biarkan Namun Batasi Anak Main Tablet” (online),

(http://intisari-online.com/read/biarkan-namun-batasi-anak-main-tablet, diunggah pada tanggal 9

September 2013, 21:54 WIB)

Merry, W, “ Nosalgia Baik Membuat Bahagia” (online),

(http://health.detik.com/read/2011/05/05/101623/1632895/763/nostalgia-baik-membuat-orang-bahagia?881104755, diunggah pada tanggal 10 September 2013,

(15)

Nurul, A, “Teori Kedekatan (attachment) Bowlby” (online),

(http://sosbud.kompasiana.com/2010/12/22/teori-kedekatan-(attachment)-Bowlby326551.html, diunggah pada tanggal 10 Oktober 2013, 23:35 WIB)

Gambar

Tabel 3.1

Referensi

Dokumen terkait

contrast , perubahan saturasi warna, pemberian efek blur serta manipulasi data citra dengan melakukan cropping , data hiding yang ada dalam media stego tersebut rusak ini

Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan suatu sarana bagi mahasiswa UNY untuk dapat menerapkan langsung ilmu yang telah diperoleh di bangku kuliah dengan

Dalam rangka meningkatakan kualitas sumber daya manusia terhadap penguasaan Sistem Ekonomi Syariah, Manajer BMT As-Salam Padamara Purbalingga telah menerapkan manajemen SDM,

Tujuh atribut dari kualitas audit, yaitu pengalaman melakukan audit, memahami industri klien, responsif atas kebutuhan klien, taat pada standar umum, keterlibatan

Pengaruh temperatur terhadap konversi gliserol produk samping biodiesel menjadi solketal dipelajari pada perbandingan mol gliserol-aseton sebesar 1:4 dan jumlah katalis

Hal ini dapat kita lihat bahwa mayoritas karyawan yang bekerja di Grand Rocky Hotel Bukittinggi telah memperoleh kepuasan kerja karena apa yang mereka harapkan

Harga beras yang berlau dipasar berdasarkan hasil survei dan diskusi dengan petani produsen serta lembaga pemasaran bahwa mereka tidak mengetahui adanya Permendag

“Yang jelas saya tidak tahu karena saya juga di SMP 30 baru saja di tahun 2017, tapi pada dasarnya sekolah inklusi cara menyiapkannya ya pada guru-guru yang