• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KEBUTUHAN AKAN GURU SEKOLAH DASAR DAN KEMAMPUAN PENYEDIAANNYA OLEH SPG DI DAERAH KALIMANTAN TIMUR PERIODE TAHUN 1982/1983 SAMPAI TAHUN 1991/1992.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS KEBUTUHAN AKAN GURU SEKOLAH DASAR DAN KEMAMPUAN PENYEDIAANNYA OLEH SPG DI DAERAH KALIMANTAN TIMUR PERIODE TAHUN 1982/1983 SAMPAI TAHUN 1991/1992."

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

KEBUTUHAN AKAN GURU SEKOLAH DASAR DAN KEMAMPUAN

OtAANNYA OLEH SPG Dl DAERAH KALIMANTAN TIMUR

I0DE TAHUN 1982/1983 SAMPAI TAHUN 1991/1992

T E S I S

Diajukan Kepada Panitia Ujian Tesis Institut Keguruan dan llmu Pendidikan Bandung

Untuk Memenuhi Sebagian Syarat dari

Program Pasca Sarjana Bidang Studi Administrasi Pendidikan

0 I e h :

Sjamsul Rizal MZ.

No. Pokok : 394/A/XVI-8

FAKULTAS PASCA SARJANA

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN B A N D U N G

(2)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING

<£>

prof. Dr. Achtnad Sanusi, S H . M.P.A.

Pembimbing I

Pembimbing II

FAKULTAS PASCA SARJANA

INSTITUT

KEGURUAN

DAN

ILMU

PENDIDIKAN

BANDUNG

(3)

"DON'T START SOMETHING

IF YOU CANNOT FINISH"

(4)

ABSTRAKSI

Kebutuhan akan tenaga guru sekolah dasar dan ke

mampuan penyediaannya oleh Lembaga Pendidikan Tenaga

Kependidikan (LPTK) baik untuk tingkat nasional;

pro

pinsi; kabupaten/kotamadyaj kecamatan; desa; maupun pa

da tingkat institusi/lembaga, dalam jumlah dan kualitas

yang cukup perlu dianalisis melalui beberapa

perhitung-an yperhitung-ang teliti.

Pengkajian masalah tersebut mutlak dilakukan

se-bagai usaha untuk menemukan sejumlah informasi yang

re-levan, akurat, dan bermanfaat untuk menentukan

alterna-tif-alternatif yang benar bagi pembuatan keputusan

me-ngenai penyelenggaraan pendidikan pada tingkat sekolah

dasar.

Berdasarkan pada pernyataan di atas, maka pene

litian ini bertujuan untuk : (a) menganalisis

pertam-bahan jumlah murid sekolah dasar dan pengaruhnya

terha-dap kebutuhan akan tenaga guru sekolah dasar di daerah

tingkat II di propinsi Kalimantan Timur, dan menganali

sis kemampuan SPG yang ada di daerah tingkat II tersebut

untuk menyediakan tenaga guru sekolah dasar dalam tahun

1982/1983 sampai tahun 1986/1987. Dan hasil analisis

se-kaligus digunakan untuk memproyeksikan pertambahan jum

lah murid sekolah dasar dan pengaruhnya terhadap kebutu

han akan tenaga guru sekolah dasar di daerah tingkat II

(5)

x v m

di Propinsi Kalimantan Timur, dan memproyeksikan kemam

puan SPG yang ada di daerah tingkat II tersebut untuk

menyediakan tenaga guru sekolah dasar dalam tahun 1987/

1988 sampai tahun 1991/1992; (b) untuk memperoleh

gara-baran mengenai posisi ketidakseimbangan dan

ketidakme-rataan penyebaran tenaga guru sekolah dasar di daerah

tingkat II di propinsi Kalimantan Timur dalam

tahun

1982/1983 sampai tahun 1986/1987, dan

memproyeksikan

prospek ketidakseimbangan dan ketidakmerataan penyebar

an tenaga guru sekolah dasar di daerah tingkat II

di

Propinsi Kalimantan Timur dalam tahun 1987/1988

sampai

tahun 1991/1992; (c) memberikan beberapa

rekomendasi

sebagai dasar untuk merumuskan berbagai - kebijaksanaan

untuk mengatasi ketidakseimbangan dan ketidakmerataan

penyebaran tenaga guru sekolah dasar di daerah

tingkat

II di propinsi Kalimantan Timur dalam tahun

1987/1988

sampai tahun 1991/1992.

Beberapa kesimpulan yang dapat ditarik dalam

pe

nelitian ini adalah sebagai berikut : (a) dalam

tahun

1982/1983 sampai tahun 1986/1987 kemampuan

penyediaan

tenaga guru sekolah dasar oleh SPG yang ada di

Kabupa

ten Pasir sebesar 17,84

%;

di Kabupaten Kutai

sebesar

48,58

%;

di Kabupaten Berau sebesar 58,33

%;

di Kabupa

ten Bulungan sebesar 89,01

%;

di Kotamadya

Samarinda

sebesar 791,49

%;

di Kotamadya Balikpapan sebesar 37,06

(6)

XI x

sebesar 90,10 %; (b) Dalam tahun 1987/1988 sampai tahun

1991/1992 kemampuan penyediaan tenaga guru sekolah

da

sar oleh SPG yang ada di Kabupaten Pasir sebesar 17,13%;

di Kabupaten Kutai sebesar 61,34

%;

di Kabupaten

Berau

sebesar 152,65

%;

di Kabupaten Bulungan sebesar 120,02%;

di Kotamadya Samarinda sebesar 1.505,84

%;

di Kotamadya

Balikpapan sebesar 113,77

%,

Sedangkan untuk

tingkat

Propinsi Kalimantan Timur sebesar 150,58

%

Dengan kenyataan tersebut di atas dapat ditarik

ditarik kesimpulan

bahwa dalam tahun 1982/1983

sampai

tahun 1986/1987

seluruh

SPG yang ada

di

Propinsi

Kali

mantan Timur belum mampu untuk menyediakan seluruh ke

butuhan tenaga guru sekolah dasar di daerah tersebut.

Sedangkan dalam tahun 1987/1988 - 1991/1992

se

luruh SPG yang ada di propinsi Kalimantan Timur sudah

mampu untuk menyediakan seluruh kebutuhan akan tenaga

guru bagi daerahnya.

Atas kenyataan tersebut dapat pula disimpulkan

baik dalam tahun 1982/1983 - 1986/1987 maupun dalam ta

hun 1987/1988 - 1991/1992 terdapat

ketidakseimtmngan

dan ketidakmerataan penyebaran tenaga guru sekolah da

sar di Propinsi Kalimantan Timur.

Untuk mengatasi hal itu diperlukan suatu

peren-canaan dan pengaturan baik dalam pengadaan maupun dalam

penempatan tenaga guru sekolah dasar di Propinsi

Kali

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL PENELITIAN i

PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN OLEH PEnBinBING ii

KATA PENGANTAR iv

UCAPAN TERinA KASIH vi

DAFTAR ISI ix

DAFTAR TABEL xii

DAFTAR FORnULA xv

DAFTAR GAnBAR xv/i

ABSTRAKSI xvii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Permasalahan 1

1. Latar Belakang nasalah 1

2. Rumusan nasalah 14

B. Tujuan Penelitian 15

C. Kegunaan Penelitian 17

D. Kerangka Penelitian 18

BAB II LANDASAN TEORI YANG DIGUNAKAN 29

A. Teori dan Konsep Analisis, Kebutuh

an, dan Penyediaan 29

1. Konsep Analisis 29

2. Konsep Dasar Kebutuhan 32

3. Konsep Dasar Penyediaan 37

(8)

halaman

4. Teori Keseimbangan Pasar 38

5. Kebutuhan Akan Tenaga Guru «... 40

6. Penyediaan Tenaga Guru 46

7. Keseimbangan Antara Kebutuhan

Akan Tenaga Guru dan Kemampuan

Penyediaannya 48

B. Arti Penting Penelitian Dalam Ruang

Lingkup Administrasi Pendidikan .. 53

C. Hasil Penelitian Sebelumnya 56

D. Rangkuman Landasan Teori Yang

Digu-nakan 56

BAB III PROSEDUR PENELITIAN 60

A. Data Yang Dikumpulkan Dari Setiap

Aspek 60

B. Populasi Penelitian 63

C. Anggapan Dasar dan Pertanyaan pene

litian 64

1. Anggapan Dasar 64

2. Pertanyaan Penelitian 65

D. netode Penelitian dan Teknik

Pe-ngumpulan Data 66

1. netode Penelitian 66

2. Teknik pengumpulan Data 68

E. Pedoman Pengolahan Data 69

F. Langkah-langkah Pengolahan Data dan

(9)

XX

Halaman

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN DISKUSI 90

A. Hasil Penelitian 90

1. Kebutuhan Akan Tenaga Guru

Seko-lah Dasar dan Kemampuan

Penyedia-annya Tahun 1982/1983 - 1986/1987

90

2. Proyeksi Kebutuhan Akan Tenaga

Guru Sekolah Dasar dan Kemampuan

penyediaannya Tahun 1987/1988

-1991/1992 87

B. Diskusi Hasil Penelitian 104

BAB V KESIMPULAN DAN REKOnENOASI U2

A. Kesimpulan 112

B. Rekomendasi 114

DAFTAR PCISTAKA 117

LAWPIRAN :

1. HASIL PENGOLAHAN DATA 120

2. SARI REKAPITULASI DATA JUnLAH nURID SEKOLAH

DASAR 01 KALinANTAN TinUR TAHUN 1982/1983

-1986/1987 193

3. SARI REKAPITULASI DATA JUnLAH nURID DAN

LULUSAN SPG Dl KALinANTAN TinUR TAHUN 1982/1983

-1986/1987 199

4. SARI REKAPITULASI KEADAAN JUnLAH TENAGA GURU

SEKOLAH DASAR TAHUN 1982/1983 - 1986/1987 DAN

TENAGA GURU SEKOLAH DASAR YANG AKAN PENSIUN

TAHUN 1987/1988 - 1991/1992 Dl PROPINSI KALI

MANTAN TinUR 205

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel halaman

1. Jumlah Plurid dan Usia Wajib Belajar yang

Belum Sekolah 9

2. Alokasi Jam Pelajaran Per Minggu di Seko

lah Dasar 21

3. Jumlah Jam Pelajaran dan Jam Wajib Guru

Tetap Sekolah Dasar Per Minggu

79

4. Bagan Proyeksi Jumlah nurid Sekolah Dasar 81

5. Bagan Proyeksi Jumlah nurid dan Lulusan

SPG 84

6. Kebutuhan Tenaga Guru Sekolah Dasar dan Kemampuan Penyediaannya oleh SPG di

Kabu-paten Pasir Tahun 1982/1983 - 1986/1987 . .

91

7. Kebutuhan Tenaga Guru Sekolah Dasar d"an Kemampuan Penyediaannya Oleh SPG di

Kabu-paten Kutai Tahun 1982/1983 - 1986/1987 . . 92

8. Kebutuhan Tenaga Guru Sekolah Dasar dan Kemampuan Penyediaannya Oleh SPG di

Kabu-paten Berau Tahun 1982/1983 - 1986/1987 . .

93

9. Kebutuhan Tenaga Guru Sekolah Dasar dan Kemampuan penyaxJiaanaya Oleh .SPG di

Kabu-paten Bulungan Tahun 1982/1983 - 1986/1987 94

10. Kebutuhan Tenaga Guru Sekolah Dasar dan Kemampuan Penyediaannya Oleh SPG di

Kota-madya Samarinda Tahun 1982/1983-1986/1987 95

11. Kebutuhan Tenaga Guru Sekolah Dasar dan Kemampuan Penyediaannya Oleh SPD di

Kota-madya Balikpapan Tahun 1982/1983- 1986/1987

96

(11)

XI11

Tabel halaman

12. Kebutuhan Tenaga Guru Sekolah Dasar dan

Kemampuan Penyediaannya Oleh SPG di Pro

pinsi Kalimantan Timur Tahun

1982/1983

-1986/1987

g7

13. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Guru Sekolah Da sar dan Kemampuan Penyediaannya Oleh SPG di Kabupaten Pasir Tahun 1987/1988 - 1391/

1992 98

14. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Guru Sekolah Da

sar dan Kemampuan Penyediaannya Oleh SPG

di Kabupaten Kutai Tahun 1987/1988 - 1991/

1992 99

15. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Guru Sekolah Da-sat dan Kemampuan Penyediaannya Oleh SPG

di Kabupaten Berau Tahun 1987/1988 - 1991/

1992 100

IB. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Guru Sekolah Da

sar dan Kemampuan Penyediaannya Oleh SPG

di Kabupaten Bulungan Tahun 1987/1988 —

1991/1992

101

17. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Guru Sekolah Da

sar dan Kemampuan penyediaannya Oleh SPG

di Kotamadya Samarinda Tahun 1987/1988

-1991/1992

102

18. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Guru Sekolah Da sar dan Kemampuan Penyediaannya Oleh SPG di Kotamadya Balikpapan Tahun 1987/1988

(12)

Tabel

19. proyeksi Kebutuhan Tenaga Guru Sekolah Da

sar dan Kemampuan Penyediaannya Oleh SPG

di propinsi Kalimantan Timur Tahun 1987/

1988 - 1991/1992

XIM

halaman

(13)

DAFTAR FORMULA

Formula halaman

1. Jumlah Kebutuhan Akan Tenaga Guru ... 69

2. Jumlah Kemampuan Penyediaan Tenaga Guru

Oleh LPTK 70

3. Pertambahan Jumlah Kebutuhan Akan Tenaga

Guru 71

4. proyeksi Jumlah nurid Kelas I Sekolah

Dasar 72

5. Proyeksi Jumlah nurid Kelas II, III, IU»

V, dan \/I Sekolah Dasar

72

6. proyeksi Kebutuhan Akan Tenaga Guru Se

kolah Dasar 73

7. Proyeksi Jumlah nurid SPG di Awal Tahun

75

8. proyeksi Jumlah nurid SPG di Kelas Akhir 75

9. Proyeksi Jumlah Kemampuan Penyediaan Te

naga Guru Sekolah Dasar Oleh SPG •• 76

(14)

DAFTAR GAM8AR

Gambar halaman

1. Hubungan Antara Uariabel-variabel yang

meropengaruhi kebutuhan akan tenaga guru 20

2. Arus nurid Sekolah Dasar 24

3. Permintaan Elastis 36

4. Elastisitas Kesatuan 36

5. Inelastis 36

6. Keseimbangan Permintaan dan penauaran , , , 39

7.

Jumlah nurid dan Kebutuhan Akan

Tenaga

Guru ,. 46

8. Arus nurid Calon Guru 50

9. Keseimbangan, Kebtuhan Akan Tenaga Guru

dan Kemampuan Penyediaannya 52

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Permasalahan

1. Latar Belakang nasalah

nukaddimah Undang-Undang Dasar 1945 antara lain

dengan tegas raenggariskan, bahwa tujuan Pemerintah Indo

nesia yang selanjutnya raenjadi tujuan nasional adalah

melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tan ah

tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan

umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut

melaksana-kan ketertiban dunia yang berdasarmelaksana-kan keraerdekaan,

per-damaian abadi dan keadilan sosial.

Undang-Undang Dasar 1945, pasal 31 ayat 1

menya-takan bahwa tiap-tiap warga negara berhak mendapat

pe-ngajaran. Hal ini berarti bahwa kesempatan untuk

memper-oleh pendidikan bagi semua warga negara adalah sama.

Ketetapan najelis Permusyawaratan Rakyat No.IU/

nPR/1983 tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara

raene-gaskan bahwa tujuan Pelita IV adalah meningkatkan tarap

hidup, kecerdasan dan kesejahteraan seluruh rakyar

yang

makin merata dan adil.

Penjabaran tujuan ini terutama yang

menyangkut

(16)

program pendidikan diletakkan kepada peningkatan

rautu

dan perluasan pendidikan dasar dalam rangka

mewujudkan

pelaksanaan wajib belajar bagi warga negara yang berusia

7 - 1 2 tahun.

Ditinjau dari kemampuan orang tua, masyarakat dan

peraerintah, maka pendidikan dasar merupakan lembaga pen

didikan minimal bagi bangsa Indonesia saat ini yang

da

pat dijangkau dalam rangka mempergunakan hak

kesempatan

memperoleh pendidikan,

Peningkatan mutu dan perluasaan pendidikan

dasar

dalam rangka mewujudkan pelaksanaan wajib belajar

raasih

dihadapkan kepada banyaknya permasalahan yang

bersifat

probleraatis. Salah satu diantaranya adalah masalah

kuan-titas tenaga guru sekolah dasar yang berkualitas

bagi

pendidikan dasar.

Dewasa ini terdapat beberapa indikasi yang

mem-perlihatkan jumlah murid sekolah dasar meningkat

dengan

cepat, sebaliknya jumlah tenaga guru sekolah dasar

yang

diangkat untuk mendidik para murid tersebut

raenarapakkan

gejala selalu dalam posisi kurang. Atau dengan kata lain

raeningkatnya pertarabahan jumlah kebutuhan akan

tenaga

guru sekolah dasar tidak dapat diimbangi oleh

pertambah-an tenaga guru sekolah. Hal ini menyebabkpertambah-an adpertambah-anya keti

dakseimbangan antara pertambahan kebutuhan akan

tenaga

(17)

Lembaga pendidikan jika dilihat bangunan dan

se-perangkat sarana fisiknya semata-mata, barangkali bukan

merupakan hal yang sulit untuk mengadakannya. Naraun lem

baga pendidikan tidak hanya terdiri dari bangunan dan

seperangkat sarana fisik saja, hal yang araat vital harus

ada di suatu lembaga pendidikan adalah tenaga

kependidi-kannya, khususnya tenaga gurunya.

Dalam hal pengadaan guru inilah, seringkali

ber-bagai hambatan timbul, hal ini disebabkan karena masalah

pengadaan tenaga guru tidak hanya sekedar masalah

kuan-titas semata, tetapi juga masalah mutu, ini berarti

ba-gaimana memperoleh tenaga guru dengan kuantitas yang

cu-kup dan kualitas yang memadai.

Tuntutan terhadap pengadaan tenaga guru dengan

kuantitas yang mencukupi dan kualitas yang memadai ter

sebut raengharuskan lemabaga yang berkaitan dengan masa

lah ini menaruh perhatian yang besar terhadap

pengelola-an lembaga penyedia tenaga guru tersebut. Dalam hal te

naga guru untuk sekolah dasar Lembaga Pendidikan Tenaga

Kependidikan yang bertanggung jawab untuk menyediakannya

salah satunya adalah Sekolah Pendidikan Guru, baik yang

berstatus negeri maupun swasta.

Sehubungan dengan pengadaan tenaga guru yang men

cukupi dengan kualitas yang memadai tersebut D.A. Tisna

Amidjaja mengemukakan :

(18)

mampu menghasilkan tenaga kerja kependidik

an dalam jumlah dan kualifikasi yang tepat.

Konstitusi mengamanatkan agar

kehidupan

bangsa dicerdaskan melalui pendidikan.

Da

lam hubungan ini, tenaga kependidikan harus

mampu xkut dalam usaha pembinaan

manusia

seutuhnya dan usaha peningkatan

kualitas

umat manusia. oleh karena itu "tenaga ker

ja" dalam konteks kependidikan tidak

boleh

dxartxkan sebagai pekerja trarapil saja,

te-tapx sebagai tenaga profesional yang

disam-ping bekerja mampu pula ikut mengembangkan

dunxa pendidikan . ( d.A. Tisna

Amidjaja,

i y (y j j j.

Kemampuan LPTK untuk menghasilkan tenaga

kerja

kependidikan tersebut di atas memerlukan suatu

tindakan

perencanaan dan pengembangan terpadu, dan untuk itu

di-perlukan beberapa informasi yang berkaitan dengan kebu

tuhan akan tenaga guru tersebut dan berapa kemampuan pe

nyediaan tenaga guru tersebut oleh LPTK. Hal ini

dikemu-kakan oleh D.A. Tisna Amidjaja sebagai berikut :

Pendekatan tenaga kerja menghendaki

terdianya informasi ketenagaan yang tepat

se-tiap tahun dan proyeksi ketenagaan

untuk

beberapa tahun berikutnya. Tanpa

informasi

tersebut perencanaan terpadu tidak

dapat

dilakukan. Unit-unit Departemen P dan K dan

masyarakat yang memerlukan tenaga kependi

dikan harus dapat menyampaikan jumlah tena

ga yang mereka perlukan, termasuk

distribu-si menurut jenis ketenagaan (guru, adminis

trator, pembimbing dll.), jenis bidang stu

di (matematika, bahasa dll.), jenjang kua

lifikasi dan daerah penempatan. LPTK

harus

pula siap dengan informasi tentang kemampu

(19)

Atas dasar pendapat di atas, bagi Sekolah Pendi

dikan Guru sebagai penyedia tenaga guru sekolah harus

mempertimbangkan dua dimensi berikut ini. Pertama dimen

si statis, yaitu memperhatikan perbandingan antara

jum

lah kebutuhan akan tenaga guru sekolah dasar dan kemam puan penyediaannya dalam setiap tahun atau selama kurun waktu tertentu. Kedua, dimensi dinamis, yaitu memperha

tikan perbandingan antara pertambahan kebutuhan akan te naga guru sekolah dasar dan pertambahan kemampuan penye

diaannya dari tahun ke tahun selama kurun waktu

terten*-tu.

Dewasa ini permintaan terhadap tenaga guru seko

lah dasar lebih raenitikberatkan pada aspek kuantitatif semata, hal ini terutama disebabkan oleh kondisi objek-tif kemasyarakatan yang selalu mempertimbangkan bahwa segi material lebih penting dibandingkan segi

pengabdi-an. Kondisi seperti ini berakibat luas terhadap kemampu

an LPTK untuk raenyerap calon tenaga guru yang bermutu.

Hal ini dikemukakan oleh Oteng Sutisna seperti berikut

ini :

Di satu fihak, orang-orang yang cerdas dan

cakap, yang dapat diharapkan menjadi guru

yang bermutu, raencari pekerjaan lain untuk

raencapai hidup yang lebih luas dan prestise yang lebih besar; di lain fihak, profesi mengajar sering diisi oleh orang-orang yang

telah mengalami kekecewaan dalam

ambisinya

dan menjadi guru karena terpaksa atau

(20)

Selain daripada itu, ledakan penduduk usia anak

sekolah dasar yang cukup tinggi; kebijaksanaan

peraerin-tah melaksanakan wajib belajar pada tingkat sekolah da

sar; serta taraf ekonomi negara yang relatif masih

ren-dah, juga turut serta raenyebabkan permintaan

terhadap

tenaga guru sekolah dasar lebih dititikberatkan

hanya

pada aspek kuantitatif.

Di lain fihak kemampuan penyediaan tenaga

guru

sekolah dasar oleh LPTK sangat tergantung kepada bebera

pa faktor yang antara lain seperti; populasi murid

yang

raasuk ke sekolah pendidikan guru; program

pengajaran

yang membantu menyiapkan murid menjadi guru; tingkat

pu-tus sekolah; tingkat murid mengulang kelas dan lain

se-bagainya.

l.a. Kebutuhan Tenaga Guru Sekolah Dasar di Kalimantan

Timur

Propinsi Kalimantan Timur, sebagai bagian dari

wilayah kesatuan Republik Indonesia, sudah barang

tentu

tidak terlepas dari kesulitan-kesulitan dalam menyedia

kan tenaga guru bagi sekolah dasar yang ada di

wilayah-nya.

Daerah yang luasnya raencapai 211.440 km2 atau

ku-rang lebih satu setengah kali pulau Jawa dan nadura,

me-miliki kekayaan alam yang mempunyai potensi untuk

(21)

pangolahan sumber-sumber kekayaan alam seperti

pertamba-ngan, perkebunan, pertanian, hasil hutan, dan perikanan,

berakibat tingginya pertambahan penduduk di daerah ini.

Laju pertumbuhan penduduk merupakan faktor

yang

sangat berpengaruh langsung terhadap pembangunan di

bi

dang pendidikan, dan yang terutama sekali adalah

akibat-nya yang sangat menonjol terhadap pendidikan pada

ting

kat dasar. Berkaitan dengan keadaan tersebut Abdul

Rach-man dan nutawa Zainudin mengemukakan :

neskipun laju pertumbuhan penduduk

dapat

raempengaruhi seluruh sistem pendidikan,

na-raun akibatnya yang lebih menonjol dapat

di-Lihat pada pendidikan tingkat pertaraa,

(Ab

dul Rachman dan nutawa Zainudin. 1977/1978

177).

Selain pendapat tersebut di atas Bangnee

Alfred

Liu juga mengemukakan mengenai pengaruh pertumbuhan pen

duduk terhadap pendidikan, seperti berikut ini :

Uith a rapidly growing population, an

ever

increasing number of teachers will be needed

just to keep a country's education at

the

same lex/el.

(Bangnee Alfred Liu, 1966 : 10).

Walaupun pendapat tersebut di atas dimaksudkan

untuk ruang lingkup nasional, namun dapat juga

berlaku

pada ruang lingkup yang lebih kecil, baik tingkat

pro

pinsi, kabupaten/kotamadya maupun tingkat kecamatan. La

ju pertumbuhan penduduk yang tinggi di daerah Kalimantan

Timur ini dapat dilihat dalam Rencana Pembangunan

Lima

(22)

8

1984/1985 - 1988/1989 berikut ini

:

Pada akhir Pelita III penduduk Kalimantan

Timur diperkirakan berjumlah

sekitar

1.518.800 orang dan pada akhir Repelita IV

akan meningkat pesat dan diperkirakan akan

berjumlah 1.878.900. Dengan demikian

ber-arti bahwa selama Repelita IV

pertumbuhan

penduduk rata-rata per tahun

diperkirakan

sekitar 5,5

%t

(pemda Tingkat I Propinsi

Kalimantan Timur, 1984 ; 105).

Pertumbuhan penduduk sebesar 5,5

%

per tahun

se

lama Repelita IV tersebut adalah akibat dari tiga masa

lah penting yang mempengaruhinya yaitu tingkat

kelahir-an, tingkat kematian dan jumlah imigrasi.

Dilihat dari kacaraata dunia pendidikan pertumbuh

an penduduk sebesar itu dengan sendirinya membawa akibat

kepada tingginya jumlah murid sekolah dasar yang

harus

ditampung di sekolah formal. Ledakan arus murid sekolah

dasar di daerah Kalimantan Timur dapat dilihat dalam

(23)

TABEL 1

JUNLAH nURID DAN USIA WAJIB BELAJAR YANG BELUn SEKOLAH •r = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = == = = = = = = =_= = = = = = = =t = = = = = = = = = = = = = = =

Kabupaten/ Kotamadya

Tahun 1984/1985 Tahun 1986/1987

Sekolah

Belum

Sekolah Jumlah Sekolah

Belum

Sekolah Jumlah

P a s i r 18.022 972 18.994 20.315 1.712 22.027 K u t a i 85.909 1.401 87.310 93.087 2.547 95.634

B e r a u 9.840 258 10.098 11.126 111 11.237

Bulungan 37.488 2.313 39.881 44.435 3.423 47.858

Samarinda 60.328 1.122 61.450 63.947 89 64.036

Balikpapan 59.061 420 59,481 62.356 542 62.898

T o t a l 270.648 6.486 277.134 295.266 8.424 303.690

= = = = = = = = = 3 2 = : 3======J= = = = = = = : = = = = = = = = = = = = = = 3 Sumber : Kanwil Debdikbud dan Dinas P dan K Propinsi Ka

limantan Timur.

Seperti tampak pada tabel 1, pertambahan jumlah mu

rid sekolah dasar dan usia wajib belajar yang belum seko

lah, dari tahun ke tahun menunjukkan kenaikan yang cukup

besar, hal ini menyebabkan tuntutan terhadap penyediaan

sekolah-sekolah baru atau pengembangan sekolah yang sudah

ada. Dan pada akhirnya juga raenuntut tersedianya tenaga

guru sebagai pendidik di sekolah-sekolah dasar tersebut*

Hal ini dikemukakan oleh oteng sutisna seperti di

bawah

ini :

(24)

10

sekolah; ia juga bertalian dengan

potensi

pengadaan guru, yang harus diambil dari

ke-lompok umur dewasa yang relatif lebih

ke-cil". (oteng Sutisna, 1984 : 92).

Uraian dan kutipan pendapat di atas dengan sang.at

jelas menunjukkan raeningkatnya jumlah murid sekolah

da

sar menuntut pula terhadap daya tampung sekolah untuk

lebih diperbesar, dan memperbesar daya tampung

sekolah

pada akhirnya menuntut pula terhadap tersedianya

tenaga

gurunya,

Kedua tuntutan pokok tersebur harus dapat

dipenu-hi jika kebijaksanaan wajib belajar pada tingkat sekolah

dasar ingin dicapai. Mamun dani kedua tuntutan

pokok

tersebut, maka tuntutan terhadap tersedianya tenaga guru

harus mendapat perhatian yang lebih serius, karena

pe

nyediaan tenaga guru meminta waktu untuk

mempersiapkan—

nya,

Berkaitan dengan kedua tuntutan pokok tadi,

me

nyebabkan timbulnya pertanyaan : Apakah Sekolah Pendidi

kan Guru (SPG) baik negeri maupun swasta yang ada

di

daerah Tingkat II di Propinsi Kalimantan Timur memiliki

kemampuan untuk menyediakan tenaga guru sekolah

dasar

bagi daerahnya masing-masing pada kurun waktu tahun 1982/

1983 sampai tahun 1986/1987, dan bagaimana prospek

ke

mampuan penyediaan tersebut dalam kurun waktu

proyeksi

tahun 1987/1988 sampai tahun 1991/1992 ?. Penelitian de

(25)

11

dan Kemampuan penyediaannya oleh SPG di Daerah Kaliman

tan Timur Periode Tahun 1982/1983 Sampai Tahun 1991/1992,

mencoba untuk raenjawab pertanyaan tersebut.

l.b. Fungsi SPG Sebagai Lembaga Penyedia

Tenaga

Guru

Sekolah Dasar Untuk Daerah Kalimantan Timur

Agar dapat menunjang kebijaksanaan pemerintah un

tuk menyelenggarakan wajib belajar bagi warga negara In

donesia yang berusia 7-12 tahun memperoleh

pendidikan

dasar, maka pengadaan tenaga guru sekolah dasar

perlu

dilakukan, Untuk itu diperlukan lembaga khusus,

dalam

hal ini salah satunya adalah Sekolah Pendidikan Guru,

yang mempunyai tujuan sebagai penghasil calon guru seko

lah dasar. Sekolah Pendidikan Guru ini mempunyai bebera

pa karakteristik seperti berikut ini : (1) nurid yang di

terima adalah lulusan SLTP; (2) Guru yang mengajar

ber-kualifikasi lulusan S-l atau D, dan sarjana muda; (3)

Ku-rikulum di arahkan untuk memenuhi kualifikasi

mengajar

di sekolah dasar atau Taman Kanak-kanak; (4) Sistem

se

kolah raenggunakan sistem semester, dalam hal ini

seba-nyak enam semester; (5) Ewaluasi belajar dilakukan se

tiap akhir semester; (6) Setiap akhir semester genap

di-adakan evaluasi belajar untuk kenaikan tingkat/kelas dan

untuk kelulusan; (7) nenggunakan sistem kelas, dalam hal

ini kelas I, II, dan kelas HI; (8) nemiliki

dua

pro

(26)

12

Untuk daerah Propinsi Kalimantan Timur, SPG

ter-dapat di Kabupaten Pasir 1 SPG swasta, di Kabupaten

Ku-tai 1 SPG swasta, di Kabupaten Berau 1 SPG swasta,

di

Kabupaten Bulungan 1 SPG swasta, di Kotamdya

Samarinda

3 SPG swasta dan 1 SPG Negeri, dan di Kotamadya Balikpa

pan 1 SPG Negeri. Dengan demikian di seluruh daerah pro

pinsi Kalimantan Timur terdapat 9 SPG, yaitu 7 SPG swas

ta dan 2 SPG Negeri.

Khusus mengenai SPG yang ada di Kabupaten

Pasir,

sejak tahun ajaran 1986/1987 tidak diperkenankan

lagi

untuk raenerima raufcid baru oleh Kantor Uiilayah Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Kalimantan Timur, de

ngan demikian, untuk keperluan penelitian ini,

analisis

kemampuan penyediaan tenaga guru sekolah dasar di daerah

tingkat II Kabupaten Pasir hanya memperhitungkan

sisa

murid yang ada sampai mereka lulus dalam ujian akhir ta

hun 1987/1987.

Seluruh SPG yang ada di daerah tingkat II di pro

pinsi Kalimantan Timur diharapkan mampu untuk

memenuhi

fungsinya sebagai penyedia tenaga guru sekolah dasar

ba-gii daerahnya masing-masing, harapan ini mengingat

(27)

13

Kondisi seperti ini sesuai dengan yang

dikemuka-kan oleh Karwoto dkk dalam Konsultasi dan nonitoring Pe

laksanaan Pembangunan Inpres SD seperti berikut ini :

l.pelamar yang sudah diterima, surat keputusan pengangkatannya sudah diterbitkan, dan surat penugasannya sudah dikeluarkan kemana yang bersangkutan bertugas, namun guru yang ber-sangkutan belum dapat melaksanakan tugasnya

pada daerah-daerah yang terpencil sulit

hu-bungannya apalagi guru yang bersangkutan ada

lah wanita.

2.Penempatan guru pada daerah-daerah terpencil dan kurang menarik, sulit dilaksanakan anta ra lain disebabkan tidak tersedianya

peruma-han/raess di samping guru itu sendiri

keba-nyakan wanita dan berasal dari luar daerah penugasannya.

3.Banyak guru wanita yang mengikuti suaminya pindah ke kota-kota propinsi, kabupaten, dan kotamadya yang menyebabkan kelebihan guru di kota tersebut dan kekurangan guru di daerah

pedesaan.

4.Guru-guru yang didatangkan dari daerah yang berkelebihan ke daerah yang kekurangan meng-alami txanyak masalah antara lain penyesuaian diri dengan lingkungan yang baru, perumahan

dan lain^lain.

( Karwoto dkk, 1980).

nelihat permasalahan sulitnya untuk mendapat tena

ga guru sekolah dasar yang mau ditempatkan di luar dae rah asalnya masing-masing, cnaka SPG yang ada di setiap daerah tingkat II mempunyai peranan yang sangat penting

sebagai lembaga penyedia utama tenaga guru sekolah dasar di daerahnya masing-masing.

Menghadapi permasalahan tersebut dan untuk tujuan

pemecahannya, maka penelitian ini sangat perlu dilaku

(28)

14

kepekaan SPG yang ada di daerah tingkat II Propinsi Ka

limantan Timur untuk memenuhi kebutuhan akan tenaga guru

sekolah dasar di daerahnya masing-masing dalam kurun

waktu tahun 1982/1983 sampai tahun 1986/1987, dan

kemu-dian atas dasar itu ingin diketahui bagaimana

prospek

kemampuan dan kepekaan penyediaan tenaga guru

sekolah

dasar dalam kurun waktu proyeksi tahun 1987/1988

sampai

tahun 1991/1992.

2. Rumusan nasalah

Sebagaimana telah diungkapkan dalam later

bela-kang masalah, maka yang menjadi titik berat dalam

pene

litian ini adalah tentang keadaan kebutuhan akan

tenaga

guru sekolah dasar di daerah tingkat II di Propinsi

Ka

limantan Timur, dan posisi kemampuan penyediaannya

oleh

SPG yang ada di daerah tingkat II tersebut dalam kurun

waktu tahun 1982/1983 sampai tahun 1986/1987, dan

atas

dasar itu ingin diketahui bagaimana prospek

pertambahan

kebutuhan akan tenaga guru sekolah dasar di daerah ting

kat II di Propinsi Kalimantan Timur dan kemampuan penye

diaannya oleh SPG yang ada di daerah tingkat II di

Pro

pinsi Kalimantan Timur dalam kurun waktu proyeksi

tahun

1987/1988 sampai tahun 1991/1992.

Keadaan kebutuhan akan tenaga guru sekolah dasar

serta posisi kemampuan penyediaan tenaga guru

sekolah

(29)

15

bertambahnya kebutuhan akan tenaga guru sekolah

dasar

dengan bertambahnya kemampuan penyediaan tenaga guru se

kolah dasar tersebut, oleh s^bab itu masalah yang dikaji

dalam penelitian ini adalah :

a. Berapa besar bertambahnya kebutuhan akan

tenaga

guru sekolah dasar di daerah tingkat II di pro

pinsi Kalimantan Timur, dan berapa besar

bertam

bahnya kemampuan penyediaan tenaga guru

sekolah

dasar tersebut oleh SPG yang ada di daerah

ting

kat II di propinsi Kalimantan Timur dalam kurun

utaktu 1982/1983 sampai tahun 1986/1987 ?.

b. Berapa besar prospek pertambahan kebutuhan akan tenaga guru sekolah dasar di daerah tingkat II di

Propinsi Kalimantan Timur:, dan berapa besar pros

pek kemampuan penyediaan tenaga guru sekolah da

sar oleh SPG yang ada di daerah tingkat II di

Propinsi Kalimantan Timur dalam kurun waktu

pro

yeksi tahun 1987/1988 sampai tahun 1991/1992 ?.

B. Tujuan Penelitian

Atas dasar latar belakang masalah dan rumusan ma

salah yang telah diuraikan terdahulu, maka

penelitian

ini diarahkan untuk menganalisis berbagai variabel yang

memberikan pengaruh terhadap kebutuhan akan tenaga

guru

(30)

16

sekolah dasar tersebut serta memberikan gambaran menge

nai prospeknya dimasa yang akan datang.

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka tujuan pe

nelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini

dapat

dirumuskan seperti berikut ini :

a. Untuk memperoleh gambaran mengenai kebutuhan akan tenaga guru sekolah dasar di daerah tingkat II di Propinsi Kalimantan Timur dan kemampuan penyedia

an tenaga guru sekolah dasar tersebut oleh SPG

yang ada di daerah tingkat II di Propinsi Kali mantan Timur dalam kurun waktu tahun 1982/1983

sampai tahun 1986/1987, dan memberikan

gambaran

mengenai prospek kebutuhan akan tenaga guru seko lah dasar serta kemampuan penyediaannya dalam ku

run waktu tahun 1987/1988 sampai tahun

1991/1992

dengan dasar perhitungan berapa jumlah pertambah

an kebutuhan akan tenaga guru sekolah dasar dan

kemampuan penyediaannya oleh SPG di daerah ting

kat II di Propinsi Kalimantan Timur dalam kurun

waktu tahun 1982/1S83 sampai tahun 1986/1987.

b. nenentukan posisi ketidakseimbangan dan ketidak

merataan penyebaran tenaga guru sekolah dasar di

Propinsi Kalimantan Timur dalam kurun waktu tahun

(31)

17

waktu proyeksi tahun 1987/1988 sampai tahun 1991/

1992.

c, nemberikan beberapa rekomendasi sebagai dasar un

tuk raerumuskan beberapa kebijaksanaan dalam usaha

mengatasi ketidakseimbangan dan ketidakmerataan

penyebaran tenaga guru sekolah dasar di

Propinsi

Kalimantan Timur dalam kurun waktu proyeksi tahun

1987/1988 sampai tahun 1991/1992.

C. Kegunaan penelitian

Pengkajian mengenai masalah kebutuhan akan tenaga

guru sekolah dasar dan kemampuan penyediaannya tiaik

un

tuk tingkat nasional, propinsi, kabupaten/kotamadya mau

pun tingkat lembaga telah lama menjadi perhatian

berba-gai fihak. aerbaberba-gai seminar dan rapat kerja telah sering

diselenggarakan untuk mengkaji masalah ini, namun sejauh

ini pengkajian masalah kebutuhan akan tenaga guru

seko

lah dasar dan kemampuan penyediaannya secara

spesifik

dan. atas dasar integratif belum banyak dilakukan,

Oleh

sebab itu, penelitian ini diharapkan dapat

memberikan

gambaran dan kegunaan mengenai masalah tersebut baik un

tuk

kepentingan praktis maupun kepentingan teoritis.

Secara praktis, masalah yang dikaji dalam peneli

tian ini diharapkan dapat memberikan gambaran

mengenai

kondisi kebutuhan akan tenaga guru sekolah dasar dan ke

(32)

ketidakme-18

rataan penyebaran tenaga guru sekolah dasar, Gambaran

tersebut diharapkan dapat dimanfaatkan baik oleh setiap

SPG maupun oleh setiap lembaga yang terkait dengan pe rencanaan dan pengaturan penyediaan tenaga guru sekolah dasar di daerah Propinsi Kalimantan Timur.

Secara teoritis, diharapkan penelitian ini dapat

memberikan sumbangan untuk memperkaya konsep-konsep me

ngenai perencanaan tenaga kependidikan, khususnya tenaga guru sekolah dasar, dengan menggunakan konsep permintaan

dan penawaran menurut kerangka berfikir administrasi

pendidikan,

D, Kerangka Penelitian

Seperti yang telah diungkapkan dalam permasalahan dan tujuan penelitian, penelitian ini ingin mengetahui

kebutuhan akan tenaga guru sekolah dasar di daerah ting

kat II di Propinsi Kalimantan Timur dan kamampuan penye

diaannya oleh SPG yang ada di daerah tingkat II tersebut

dalam kurun waktu tahun 1982/1983 sampai tahun 1986/1987,

serta bagaimana prospek kebutuhan akan tenaga guru seko

lah dasar dan kemampuan penyediaannya oleh SPG di daerah.

tingkat II di Propinsi Kalimantan Timur dalam kurun wak

tu proyeksi tahun 1987/1988 sampai tahun 1991/1992.

Se-hubungan dengan itu akan dikaji mengenai berapa pertam bahan jumlah kebutuhan akan tenaga guru sekolah dasar

(33)

19

berapa besar kemampuan penyediaan tenaga guru

sekolah

dasar oleh SPG yang ada di daerah tingkat II

tersebut

dalam kurun waktu tahun 1982/1983 sampai tahun 1986/1987,

Atas dasar itu dikaji mengenai prospek pertambahan kebu

tuhan akan tenaga guru sekolah dasar di daerah

tingkat

II di Propinsi Kalimantan Timur dan kemampuan

penyedia

annya oleh SPG yang ada di daerah tingkat II

tersebut

dalam kurun waktu proyeksi tahun 1987/1988 sampai

tahun

1991/1992.

Jumlah kebutuhan akan. tenaga guru sekolah

dasar

dipengaruhi oleh berbagai variabel kebutuhan, yaitu jum

lah murid yang harus dilayani; jumlah kelompok

belajar/

kelas yang ada, jumlah jam pelajaran per rainggu;

serta

jumlah beban mengajar guru. Untuk melihat hubungan anta

ra uariabel-uariabel tersebut secara lebih nyata

oleh

Peter Williams dilukiskan seperti dalam gambar 1 berikut

(34)

20

Gambar 1 : Hubungan antara variabel-variabel yang

(35)

21

Jumlah jam pelajaran per minggu, baik untuk se

tiap mata pelajaran maupun untuk keseluruhan pada setiap tingkat kelas di sekolah dasar sudah ditentukan dalam kurikulum sekolah dasar yang berlaku saat ini, seperti

tampak dalam tabel 2 berikut ini :

TABEL 2

ALOKASI JAn PELAJARAN PER niNGGU DI SEKOLAH DASAR

: s = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = : = = = = = = = = = = = =: = = = = = =

No. Bidang Studi K e 1 .a s

I I I I l l IV V VI

1. Agama 2 2 2 3 3 3

2. pnp 2 O 2 2 2 2

3. Bahasa Indo

n e s i a 6 6 6 6 6 6

4. IPS - - 2 2 2 2

5. natematika 6 6 6 6 6 6

6. IPA 2 2 3 4 4 4

7. Olahraga dan

Kesehatan 2 2 3 3 3 3

8. Kesenian 2 2 3 4 4 4

9. Keterampilan 2 2 4 4 4 4

10. PSPB 2 2 2 2 2 2

T o t a l

t — = = - = = = = - = = - = = - = - =

26 26 33 36 36 36

(36)

22

Penelitian ini hanya mengkaji kebutuhan akan tenaga

guru tetap di sekolah dasar, dengan demikian beban me

ngajar guru akan diperhitungkan sesuai dengan-jumlah jam

pelajaran per minggu di kelas mana/berapa guru tersebut

mengajar. Beban mengajar guru tetap di sekolah dasar per minggunya masing-masing; 22 jam untuk kelas I, 22 jam untuk kelas II, 28 jam untuk kelas III, dan masing-ma

sing 30 jam untuk kelas IV, V, dan kelas VI. Berkurang-nya beban mengajar guru tetap tersebut dibandingkan de ngan jumlah jam pelajaran per minggu yang ada di dalam

kurikulum sekolah dasar disebabkan untuk bidang studi

Agama dan bidang studi Olahraga dan Kesehatan ditangani

oleh guru lulusan Pendidikan Guru Agama dan Sekolah Guru

Olahraga.

Berkenaan dengan itu, untuk mengetahui pertambah an jumlah kebutuhan akan tenaga guru sekolah dasar di

daerah tingkat II di Propinsi Kalimantan Ximur dalam ku

run waktu tahun 1982/1983 sampai tahun 1986/1987,

akan

dilihat berapa besar jumlah murid dan jumlah kelompok belajar/kelas yang ada pada saat itu di daerah tingkat

II di Propinsi Kalimantan Ximur. Kemudian dengan dasar

itu dikaji prospek kebutuhan akan tenaga guru sekolah

dasar di daerah tingkat II di Propinsi Kalimantan Timur

dalam kurun waktu proyeksi tahun 1987/1988 sampai

tahun

1991/1992, dengan melihat prospek jumlah murid sekolah

(37)

23

selama dalam kurun waktu tahun proyeksi tersebut.

Jumlah murid yang diperkirakan akan ad^ selama

dalam kurun waktu tahun proyeksi tersebut terg<.-»tung pa

da jumlah calon murid kelas I,

jumlah murid kelas I yang

naik ke kelas II, jumlah murid kelas II yang naik ke ke

las III, jumlah murid kelas III yang naik ke kelas

IV,

jumlah murid kelas IV yang naik ke kelas V,

jumlah murid

kelas V yang naik ke kelas VI, p>n jumlah murid kelas UI

yang akan lulus, jumlah murid yang drop out serta jumlah

murid yang mengulang kelas di setiap tingkat kelas ter

sebut.

Untuk lebih jelas bagaimana hubungan antara fak

[image:37.595.79.491.94.596.2]

tor yang satu dengan yang lainnya dapat dilukiskan dalam

gambar 2 berikut ini, sedangkan jumlah yang digunakan

(38)

TS

TS+1

nurid

Earu ][

— 28

\842

I]

— 4

\738

III

0

\ 698

IV

— 3

\642

V

- 0

\628

V]

850 875 750 700 650 630 625 0

8 2 5 2 5

5

620 |

i

9-50 9 ^ a c n

740 703

O- 644

633

arus masuk murid baru

\

W II I •— •

arus murid naik kelas

arus murid yang lulus

arus murid mengulang

arus murid drop-out

(39)

25

Untuk mengetahui prospek jumlah kelompok belajar/

kelas di daerah tingkat II di Propinsi Kalimantan Timur

dalam kurun waktu proyeksi tahun 1987/1988 sampai tahun

1991/1992 diperhitungkan secara proporsional dengan ke

naikan jumlah murid sekolah dasar yang ada di

daerah

tingkat II tersebut.

Selain beberapa variabel yang telah diuraikan

di

muka, kebutuhan akan tenaga guru sekolah dasar juga

di-pengaruhi oleh jumlah tenaga guru yang sudah

diangkat

tetapi belum ditempatkan, jumlah tenaga guru yang belum

diangkat, dan tenaga guru yang akan pensiun.

Berdasarkan uraian tersebut, maka penelitian

ma-ngenai kebutuhan akan tenaga guru sekolah dasar di

dae

rah tingkat II di Propinsi Kalimantan Timur dalam

kurun

waktu tahun 1982/1983 sampai tahun 1986/1987, dan pros

pek kebutuhan akan tenaga guru sekolah dasar untuk

dae

rah yang sama dalam kurun waktu proyeksi tahun 1987/1988

sampai tahun 1991/1992 akan mengkaji aspek-aspek seperti

berikut ini :

1. Jumlah murid di sekolah dasar setiap tahun sejak

tahun 1982/1983,

2. Jumlah murid sekolah dasar kelas I, II, m

i\j

V, dan VI,

3. Jumlah murid sekolah dasar yang naik kelas,

4. Jumlah murid yang mengulang kelas,

(40)

26

6. Jumlah kelompok belajar/kelas di sekolah dasar,

7. Jumlah tenaga guru sekolah dasar yang sudah

ada

sejak tahun 1982/1983 sampai tahun 1986/1987,

8. Jumlah tenaga guru sekolah dasar yang sudah di

angkat tetapi belum ditempatkan,

9. Jumlah tenaga guru sekolah dasar yang belum di

angkat,

10. Jumlah tenaga guru sekolah dasar yang akan

pen-siun dalam tahun 1987/1988 sampai tahun 1991/1992,

11. Jumlah jam wajib guru sekolah dasar mengajar, dan

12. Jumlah jam pelajaran per minggu untuk tiap

ting

kat kelas di sekolah dasar.

Dengan mengkaji aspek-aspek tersebut di atas di

harapkan dapat digunakan untuk raenganalisis

mengenai

pertambahan jumlah kebutuhan akan tenaga guru sekolah

dasar di daerah tingkat II di propinsi Kalimantan

Timur

dalam. tahun 1982/1983 sampai tahun 1986/1987, dan

seka-r

ligus digunakan sebagai dasar untuk membuat proyeksi me

ngenai prospek pertambahan kebutuhan akan tenaga

guru

sekolah dasar di daerah tingkat II di Propinsi

Kaliman

tan Timur dalam tahun 1987/1988 sampai tahun

1991/19S2.

Kemampuan Sekolah Pendidikan Guru untuk

manyedia-kan tenaga guru sekolah dasar sangat tergantung atas be

berapa faktor, yaitu jumlah calon murid yang

mendaftar

dan diterima dalam setiap tahun, jumlah yang

bertahan

(41)

27

yang tidak menjadi guru sekolah dasar, dan jumlah

murid

yang drop-out.

Untuk mengetahui kemampuan SPG yang ada di daerah tingkat II di Propinsi Kalimantan Ximur menyediakan te

naga guru sekolah dasar bagi daerahnya masing-masing da

lam tahun 1982/1983 sampai tahun 1986/1987, harus

dili

hat jumlah lulusannya dalam kurun waktu tahun 1981/1982

sampai tahun ia85/1986. Sedangkan untuk mengetahui pros

pek kemampuan menyediakan tenaga guru sekolah dasar oleh

SPG yang ada di daerah tingkat II di propinsi Kalimantan

Timur bagi daerahnya masing-masing dalam tahun 1987/1988

sampai tahun 1991/1992, harus dilihat prospek lulusannya

dalam tahun 1986/1987 sampai tahun 1990/1991.

Oleh karena itu, pengkajian mengenai kemampuan

SPG yang ada di daerah tingkat II di propinsi Kalimantan

Timur untuk menyediakan tenaga guru sekolah dasar

bagi

daerahnya masing-masing dalam tahun 1982/1983 sampai ta

hun 1986/1987, dan prospek kemampuan penyediaan

tenaga

guru sekolah dasar oleh SPG untuk daerahnya

masing-ma

sing dalam tahun 1987/1988 sampai tahun 1991/1992

akan

dikaji aspek-aspek seperti berikut ini :

1. Jumlah calon murid yang mendaftar di SPG setiap

tahun sejak tahun 1982/1983,

2. Jumlah yang diterima menjadi murid di kelas I SPG,

3. Jumlah murid SPG yang bertahan sampai semester

(42)

28

4. Jumlah murid SPG yang berhasil lulus sejak tahun

1981/1982 sampai tahun 1986/1987,

5. Jumlah lulusan SPG yang tidak menjadi guru seko lah dasar, dan

6. Jumlah murid SPG yang drop-out di tiap tingkat

kelas,

Dengan mengkaji aspek-aspek tersebut di atas di

harapkan dapat digunakan untuk menganalisis mengenai kemampuan penyediaan tenaga guru sekolah dasar oleh SPG yang ada di daerah tingkat II di Propinsi Kalimantan Ti

mur bagi daerahnya masing-masing dalam tahun

1982/1983

sampai tahun 1986/1987, dan sekaligus digunakan

sebagai

dasar untuk membuat proyeksi mengenai prospek kemampuan penyediaan tenaga guru sekolah dasar oleh SPG yang ada di daerah tingkat II di propinsi Kalimantan Timur bagi

daerahnya masing-masing dalam kurun waktu tahun

1987/

(43)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A* Pata ¥an9 Dikumpulkan pari setiap Aspek

Untuk kepentingan analisis dalam penelitian ini

maka

perlu untuk memperoleh data mengenai

kebutuhan

akan tenaga guru sekolah dasar di daerah tingkat II di Propinsi Kalimantan Timur, dan kemampuan penyediaannya

oleh SPG yang ada di daerah tingkat II tersebot ta

hun 1982/1983 sampai tahun 1986/1987, dan atas

dasar

itu sekaligus digunakan untuk memproyeksi kebutuhan

akan. tenaga guru dan kemampuan penyediaannya di daerah

yang sama dalam tahun 1987/1988 sampai tahun 1991/1992.

Adapun data yang ingin diperoleh adalah : (1) kondisi

kebutuhan akan tenaga guru dan kemampuan penyediaannya oleh SPG dalam tahun 1982/1983 sampai tahun 1986/1987

untuk setiap daerah tingkat II di propinsi Kalimantan Timur yang meliputi data mengenai : (a) jumlah murid

sekolah dasar per tahunnya sejak tahun 1982/1983 sam

pai tahun 1986/1987; (b) jumlah kelompok belajar/kelas

di sekolah dasar; (c) jumlah tenaga guru yang ada se

jak tahun 1982/1983 sampai tahun 1986/1987; (d) jumlah

lulusan SPG per tahun sejak tahun 1981/1982 sampai ta

hun 1986/1987; (e) jumlah lulusan SPG yang tidak

men

jadi tenaga guru. (2) prospek kebutuhan akan

tenaga

(44)

61

guru sekolah dasar dan kemampuan penyediaannya

oleh

SPG dalam tahun 1987/1988 sampai tahun 1991/1992 untuk

setiap daerah tingkat II di Propinsi Kalimantan Timur

yang meliputi data mengenai : (a) jumlah murid sekolah

dasar kelas I, II, m, iv, v, dan VI sejak tahun 1982/

1983 sampai tahun 1986/1987; (b) jumlah kelompok bela

jar/kelas; (c) jumlah tenaga guru yang ada sejak tahun

1987/1988 sampai tahun 1991/1992; (d) jumlah

tenaga

guru yang sudah diangkat tetapi belum ditempatkan

da

lam tahun 1987/1988; (e) jumlah tenaga guru yang belum

diangkat tahun 1987/1988; (f) jumlah tenaga guru yang

akan pensiun sejak tahun 1987/1988 sampai tahun 1991/

1992; (g) jumlah calon murid SPG yang mendaftar

dan

diterima sejak tahun 1982/1983 sampai tahun 1991/1992;

(h) jumlah murid dari masing-masing angkatan yang bisa

bertahan sampai semester akhir dan berhasil lulus uji

an akhir,

Dengan raenggunakan data tersebut di atas,

maka

analisis kebutuhan akan tenaga guru sekolah dasar

di

daerah tingkat II di Propinsi Kalimantan Timur dan ke

mampuan penyediaannya oleh SPG yang ada di

daerah

tingkat II tersebut dalam tahun 1982/1983 sampai tahun

1986/1987 sudah dapat dilakukan, dan selanjutnya atas

dasar itu sekaligus digunakan untuk memproyeksi kebu

(45)

62

II di Propinsi Kalimantan Timur dan kemampuan

penye

diaannya oleh SPG yang ada di daerah tingkat II terse

but dalam tahun 1987/1988 sampai tahun 1991/1992.

Data jumlah. murid sekolah dasar dan jumlah

ke

lompok belajar/kelas di sekolah dasar serta jumlah te

naga guru yang sudah ada digunakan untuk

menghitung

jumlah kebutuhan akan tenaga guru, dan

selanjutnya

bersama dengan data jumlah lulusan SPG dan jumlah

lu

lusan yang tidak menjadi guru sekolah dasar

digunakan

untuk menganalisis keseimbangan antara kebutuhan akan

tenaga guru sekolah dasar dan kemampuan

penyediaannya

sejak tahun 1982/1983 sampai tahun 1986/1987.

Data jumlah murid dan kelompok belajar kelas

I

digunakan untuk menghitung pertumbuhan murid kelas I,

sedangkan proporsi arus murid kelas I —II, II

- III,

III - IV, IV - V, dan kelas V - VI sekolah dasar digu

nakan untuk menghitung proyeksi jumlah murid kelas

I,

II, III, IV, V, dan kelas VI sekolah. dasar, yang seka

ligus digunakan untuk memproyeksi kebutuhan akan tena

ga guru sekolah dasar untuk kelas I, II, m, iv,

V,

dan kelas VI, tahun 1987/1988 sampai tahun 1991/1992 ,

Sedangkan data jumlah calon murid, jumlah murid

yang

diterima, jumlah murid yang mampu bertahan sampai

se

mester akhir, dan jumlah murid yang berhasil lulus

di

setiap SPG yang ada di daerah Xingkat II di

Propinsi

(46)

63

1986/1987 digunakan untuk raemproyeksi kemampuan

SPG

untuk menyediakan tenaga guru sekolah dasar untuk dae

rahnya masing sejak tahun 1987/1988 sampai tahun 1991/

1992.

Hasil kedua proyeksi tadi, yaitu proyeksi kebu

tuhan akan tenaga guru sekolah dasar di daerah tingkat II di Propinsi Kalimantan Timur dan kemampuan penye

diaannya oleh SPG yang ada di daerah tingkat II terse

but dalam tahun 1987/1988 sampai tahun 1991/1992,

di

gunakan untuk menganalisis keseimbangan antara kebutu

han akan tenaga guru sekolah dasar dan kemampuan. pe

nyediaannya di daerah propinsi Kalimantan Timur dalam

tahun 1987/1988 sampai tahun 1991/1992.

B. Populasi Penelitian

Sebelum mengemukakan populasi dalam penelitian ini, terlebih dahulu akan dikemukakan mengenai

penger-tian populasi itu sendiri, yang raenurut Sudjana adalah

sebagai berikut :

Totalitas semua nilai yang mungkin, hasil

menghitung ataupun pengukuran, kuantatif

maupun kualitatif; daripada karakteristik

tertentu mengenai sekumpulan obyek yang

lengkap dan jelas yang ingin dipelajari

sifat-sifatnya.. (Sudjana, 1984 : 2).

Dengan dilandasi oleh pendapat di atas maka po pulasi yang karakteristiknya ingin diketahui dalam pe

(47)

64

dasar

di

daerah tingkat

II

di propinsi

Kalimantan

Timur dan kemampuan penyediaan tenaga guru sekolah da

sar tersebut oleh SPG yang ada di daerah tingkat II di

Propinsi Kalimantan Timur dalam tahun 1982/1983 sampai

tahun 1986/1987, dan dengan mengkaji

karakteristik

yang sama disusun proyeksi mengenai kebutuhan akan te

naga guru sekolah dasar untuk daerah tingkat II

di

Propinsi Kalimantan Timur dan kemampuan penyediaannya

oleh SPG yang ada di daerah tingkat II tersebut

dalam

tahun 1987/1988 sampai tahun 1991/1992.

C. Anggapan Dasar dan pertanyaan Penelitian

1. Anggapan Dasar

Yang menjadi anggapan dasar sebagai titik tolak

penelitian mengenai analisis kebutuhan akan tenaga gu

ru sekolah dasar dan kemampuan penyediaannya oleh

SPG

adalah sebagai berikut :

a. Kebutuhan akan tenaga guru sekolah dasar dan kemam

puan penyediaannya selalu bergerak dinamis mengiku

ti perubahan-perubahan dan tuntutan yang

terjadi

pada kondisi tertentu.

b. Prospek kebutuhan akan tenaga guru sekolah

dasar

dan kemampuan penyediaannya tergentung pada

peru

bahan dan kemungkinan perubahan yang terjadi terha

(48)

65

kondisi tertentu.

3. Kondisi ketidakseimbangan kuantitatif antara tenaga

guru sekolah dasar yang ada dengan yang

seharusnya

ada terjadi akaibat kebutuhan akan tenaga guru

se

kolah dasar tidak dapat diantisipasi oleh kemampuan

penyediaannya.

Ketiga anggapan dasar di atas, merupakan

lan

dasan pengkajian terhadap masalah penelitian ini,

dan

sekaligus sebagai penuntun dalam pemecahan masalah.

2, pertanyaan Penelitian

Dengan titik tolak permasalahan, tujuan peneli

tian dan. anggapan dasar yang telah dikemukakan

terda-hulu, berikut ini diajukan pertanyaan penelitian

se

perti berikut ini :

a.

Berapa

besar

jumlah kebutuhan akan tenaga guru se

kolah dasar di daerah tingkat II di Propinsi

Kali

mantan Timur dan kemampuan penyediaannya oleh

SPG

yang ada di daerah tingkat II tersebut dalam

kurun

waktu tahun 1982/1983 sampai tahun 1986/1987 ?.

b, Berapa besar jumlah kebutuhan akan tenaga guru se

kolah dasar untuk daerah tingkat II di Propinsi

Ka-,limantan Timur dan prospek kemampuan penyediaannya

oleh SPG yang ada di daerah tingkat II tersebut da

lam kurun waktu tahun 1987/1988 sampai tahun 1991/

(49)

c. Bagaimanakah posisi keseimbangan kuantitatif antara

tenaga guru sekolah dasar yang ada dan tenaga

guru

sekolah dasar yang seharusnya ada untuk daerah ting

kat II di propinsi Kalimantan Ximur dalam tahun 1982/

1983 sampai tahun 1991/1992 ?.

D. netode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

1. Wetode penelitian

Untuk keperluan. penelitian ini, metode peneliti

an yang digunakan adalah metode deskriptif, yaitu suatu

cara untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang

aspek-aspek tertentu dan hubungan antara berbagai

va

riabel, seperti dikatakan oleh S. Nasution seperti ber

ikut ini :

Penelitian deskriptif lebih spesifik dengan memusatkan perhatian kepada aspek-aspek

tertentu dan sering menunjukkan

hubungan

antara berbagai variabel . (S, Nasution,

1982 : .32),

Selain pendapat di atas, Jhon W. Best

mengemuka^-kan bahwa :

Studi deskriptif berusaha mendeskripsi dan menginterpretasi apa yang ada. la bisa me

ngenai kondisi atau hubungan yang ada, pen

dapat yang sedang tumbuh, proses yang se-dang berlangsung, akibat atau efek yang ter jadi, atau kecenderungan yang tengah ber-, kembang, Studi deskriptif terutama

berskena-an dengberskena-an masa kini, meskipun tidak

jarang

juga memperhitungkan peristiwa masa lampau

dan pengaruhnya terhadap kondisi masa kini.

(Sanapiah Faisal dan nulyadi Guntur Waseso,

(50)

67

Data yang digunakan dalam penelitian ini,

khu

susnya data tentang jumlah murid, jumlah kelompok bela

jar, jumlah tenaga guru yang ada, jumlah tenaga

guru

yang sudah diangkat tetapi belum ditempatkan,

jumlah

tenaga guru yang belum diangkat, jumlah tenaga

guru

yang akan pensiun, jumlah lulusan SPG, dan

sebagainya

sudah tersedia di instansi-instansi sumber, dengan

de

mikian maka analisis deskriptif dapat dilakukan

dengan

menggunakan analisis data sakunder. Penggunaan analisis

data sekunder dalam penelitian ilmiah dapat

dibenarkan

seperti dikemukakan oleh nasri Singarimbun dan Sofian

Effendi berikut ini :

nungkin sekali untuk kepentingan pekerjaan

ilmiah tertentu, sudah tersedia data

yang

dapat digunakan. Data tersebut mungkin ha sil survai yang belum diperas dan analisa

lanjutan dapat menghasilkan sesuatu

yang

amat berguna, (nasri Singarimbun dan So

fian Effendi, 1983 : 7).

Sedangkan data yang diperlukan untuk menganali

sis kebutuhan akan tenaga guru sekolah dasar di daerah

tingkat II di propinsi Kalimantan Timur dan

kemampuan

penyediaannya oleh SPG yang ada di daerah tingkat

II

tersebut dalam tahun. 1982/1983 sampai tahun

1991/1992

sudah tersedia di Kanwil Departemen Pendidikan dan Ke-budayaan propinsi Kalimantan Timur, dan di Kantor Dinas

(51)

88

^# Teknik pengumpulan Data

Pada bagian terdahulu sudah dikemukakan bahwa data yang diperlukan dalam penelitian ini sudah terse dia di instansi-instansi sumber, oleh karena itu teknik

itu teknik pengumpulan data dalam penelitian ini

ada

lah teknik studi dokumentasi. flfdapun instansi yang men

jadi sumber data dalam penelitian. ini adalah (1) Kantor

Wilayah Departemen Pendidikan. dan Kebudayaan

Propinsi

Kalimantan Timur di Samarinda, (2) Kantor Dinas

Pendi

dikan dan Kebudayaan Propinsi Kalimantan Timur di Sama

rinda, (3) Kantor BAPPEDA Tingkat I propinsi Kalimantan

Timur di Samarinda, (4) Biro Kepegawaian Tingkat I pro

pinsi Kalimantan Timur di Samarinda, (5) Sekolah pendi

dikan Guru Negeri di Samarinda, (6) Sekolah Dasar

No.

018 Kampung Sidodadi Kecamatan Samarinda Ulu

Kotamadya

Jamarinda di Samarinda.

Kecjiatan penelitian ini dilakukan setelah mempe

roleh izin dari ;

1. Rektor IKIP Bandung dengan surat nomor 7114/PT.25.H/

N/87, tanggal 24 Nopember 1987.

2. Direktorat Sosial Politik Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Barat nomor 070.2/3439, tanggal Desember 1987.

3. Direktorat Sosial Politik Pemerindah Daerah

Tingkat

I Kalimantan Timur nomor G-2552/lv/Sospol/1987, tang

gal 15 Desember 1987.

(52)

69

propinsi Kalimantan Timur nomor 205/1,26.6b/Aa/88,

tanggal 25 Januari 1988.

Setelah semua izin penelitian yang dianggap

per-lu dalam kegiatan pengumpulan data diperoleh, maka

ke-giatan pengumpulan data dilakukan, yaitu sejak

tanggal

20 Januari 1988 sampai dengan tanggal 22 Pebruari 1988.

E, Pedoman Pengolahan Data

Untuk mangelah data dalam penelitian ini diguna

kan formula persamaan matematis atau mathematical equa

tions approach. Formula-formula persamaan raatematis ini

dipilih dengan mempertimbangkan ketersediaan data serta

karakteristik data yang ada, Berikut ini disajikan for

mula-formula persamaan raatematis yang digunakan

dalam

penelitian ini :

1, Jumlah kebutuhan akan tenaga guru :

<^\

s~\ jpn x n ^-x

KTGt

= -?*:

-

TGL.

(Formula 1)

JWG x n

l

'

dimana : KTGt

= jumlah kebutuhan akan

tenaga

guru pada tahun t

JPn = jumlah jam pelajaran per

minggu untuk murid

TGLj.

= jumlah tenaga guru yang sudah

ada pada tahun t

(53)

70

JWG

=

jumlah jam wajib mengajar

per

minggu untuk guru

n

=

jumlah rata-rata murid per

ke

lompok belajar/kelas.

Formula 1 diadaptasi dan. dikembangkan dengan

no-tasi bahasa Indonesia dari formula perhitungan

jumlah

kebutuhan akan tenaga guru dari Hector Correa

seperti

yang terdapat dalam halaraan 44.

2. Jumlah

kemampuan penyediaan

tenaga guru

oleh

LPTK :

PTGt

= Lt - BG

(Formula 2)

dxmana : PTGt = jumlah kemampuan

penyediaan

tenaga guru oleh LPTK

pada

tahun t

Lt

= jumlah lulusan LPTK pada ta

hun t

BG = jumlah lulusan LPTK yang ti

dak menjadi guru.

Formula 2 digunakan dengan dasar pemikiran bahwa

setiap LPTK berfungsi sebagai sumber penyedia

tenaga

guru, sehingga setiap lulusannya merupakan

persediaan

(54)

71

3. pertambahan jumlah kebutuhan akan tenaga gu

ru :

i=n

AKTGt = Z

(KTGti " KTGti-l)

(Formula 3)

i=l

dimana :

AKTG^.

= pertambahan jumlah kebutuhan akan

te

naga guru dalam tahun t

KTG^

= jumlah kebutuhan akan tenaga guru pada

tahun ti

KTG^j,

= jumlah kebutuhan akan tenaga guru pada

tahun sebelumnya.

Formula 3 ini disusun dengan notasi bahasa Indo

nesia berdasarkan dari formula yang dikembangkan

oleh

Baumol mengenai pertambahan jumlah, yakni :

AQ = Qi "" Qg» dimana A Q = pertambahan jumlah,

Q. =

jumlah setelah pertambahan, dan

QQ = jumlah sebelum

nya (William J. Boumol, 1961 : 198).

Oengan demikian dapat dikatakan bahwa pertambah

an jumlah kebutuhan akan tenaga guru dihadapkan

pada

tiga kemungkinan, yakni ; (1) terjadi pertambahan

akan

tenaga guru; (2) pertambahan berada pada titik 0;

dan

(3) terjadi penurunan terhadap jumlah kebutuhan

akan

(55)

72

4. Proyeksi jumlah murid kelas I sekolah dasar :

(k)

^

(k)

n

= pm nt

(Formula 4)

t+n

(k)

dimana : n. = pxoyelsi jumlah murid kelas

I pada tahun t+n

pm = tingkat pertumbuhan jumlah

murid kelas I

(k)

,

nt

= jumlah murid kelas I

pada

tahun t.

Formula 4 didasarkan pada "grade-cohort method",

yang dikemukakan oleh Alfred Liu untuk membuat proyeksi jumlah murid kelas per kelas, sedangkan untuk tingkat

pertumbuhan murid kelas I dapat dilihat dari

perban-dingan antara jumlah murid kelas I tahun tertentu de ngan jumlah murid kelas I tahun sebelumnya. Formula 4 ini digunakan dengan asumsi bahwa tingkat pertumbuhan jumlah murid kelas I untuk tahun mendatang saraa dengan tingkat pertumbuhan rata-rata jumlah murid tahun-tahun yang lalu.

5. Proyeksi jumlah murid kelas II, III, IV, V, dan VI sekolah dasar :

(k+i)

^

(k-1)

(56)

73

(k+i)

dxraana :

nfc+n

= proyeksi jumlah murid kelas

k+i pada tahun t+n

Pa = proporsi jumlah murid sebe-lumnya yang masuk ke kelas

yang bersangkutan

(k-1)

M = jumlah murid kelas

sebelum-t - 1

nya pada tahun sebeluranya.

Formula 5 ini juga disusun berdasarkan

"grade

cohort method", hanya dalam hal ini proporsi yang digu

nakan adalah proporsi jumlah murid kelas I yang

masuk

ke kelas II, murid kelas II yang masuk ke kelas

m,

murid kelas III yang masuk ke kelas IV, murid kelas

IV

yang masuk ke kelas V, dan murid kelas V yang masuk

ke

kelas VI, Formula ini pun didasari oleh asumsi

bahwa

proporsi jumlah murid kelas I, n, m, iv, dan V yang

masuk ke kelas di atasnya sama dengan proporsi rata-ra

ta jumlah murid kelas I, n, m, iv, dan v yang masuk

ke kelas di atasnya pada tahun-tahun yang lalu.

6. Proyeksi kebutuhan akan tenaga guru

sekolah

dasar :

KTGt+n =<*TCt XT?f) - <™t +TPLt +C^t>

(57)

74

dimana :

KTG^n = proyeksi jumlah kebutuhan

tenaga

guru pada tahun t+n

KTG|.

= jumlah kebutuhan tenaga guru

pada

tahun t.

Nt+n

= proyeksi jumlah murid pada

tahun

t+n

nt

= jumlah murid pada tahun t

TGP^.

= jumlah tenaga guru yang akan

pen

siun pada tahun t

TGL. = jumlah tenaga guru yang sudah ada

pada tahun t

CTG^

= jumlah calon tenaga guru yang

be

lum diangkat pada tahun t.

Formula 6 ini disusun dengan didasari oleh

asura-si bahwa (1) jumlah rata-rata murid per kelompok

bela

jar (n) pada formula 1 kurang lebih sama untuk

tahun-tahun mendatang, dengan demikian jumlah guru yang

dibu-tuhkan pada tahun-tahun mendatang akan naik secara

pro-porsional dengan kenaikan jumlah murid, (2) tidak

ada

perubahan jumlah jam pelajaran per minggu, dan (3)

jam

(58)

75

7. Proyeksi jumlah murid SPG di awal tahun :

nBt+n

= pd

CUn

(Formula 7)

dimana : nBt = proyeksi jumlah murid pada

t+n

awal tahun pada tahun t+n

• ~ \

pd = proporsx jumlah calon mu

rid yang diterima di SPG C*. = proyeksi jumlah calon mu

Gambar

gambar 2 berikut ini, sedangkan jumlah yang

Referensi

Dokumen terkait

4. 180) “Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan

bahwa Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Cimahi sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kota Cimahi Nomor 32 Tahun 2003 tidak sesuai lagi dengan Undang-Undang Nomor 26 Tahun

pada UD Jaya Mulya Lawang-Malang, maka dapat disimpulkan bahwa prosedur yang ada belum berjalan dengan baik, ini dapat dilihat dari beberapa kelemahan antara lain : (1) Pada

Dalam tahun 2003 dengan diundangkannya Undang-undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-undang Nomor 19 tahun 2003 tentang BUMN, maka Peraturan Pemerintah Nomor

Namun, pengintegrasian teknologi khususnya media berbasis TIK dalam pembelajaran belum dimanfaatnkan secara optimal, padahal fasilitas penunjang pembelajaran berbasis TIK

Input data kondisi batas RMA2 yang digunakan adalah pasang surut untuk muara dan Sungai Sambas Besar serta debit aliran untuk Sungai Penjajap dan Prapakan Tanjung, sedangkan

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 Tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.. Sekretariat

Indikator hasil adalah sesuatu yang diharapkan langsung dapat dicapai dari suatu kegiatan yang berupa fisik maupun non fisik. Indikator atau tolok ukur keluaran untuk