KEBUTUHAN AKAN GURU SEKOLAH DASAR DAN KEMAMPUAN
OtAANNYA OLEH SPG Dl DAERAH KALIMANTAN TIMUR
I0DE TAHUN 1982/1983 SAMPAI TAHUN 1991/1992
T E S I S
Diajukan Kepada Panitia Ujian Tesis Institut Keguruan dan llmu Pendidikan Bandung
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat dari
Program Pasca Sarjana Bidang Studi Administrasi Pendidikan
0 I e h :
Sjamsul Rizal MZ.
No. Pokok : 394/A/XVI-8
FAKULTAS PASCA SARJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN B A N D U N G
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING
<£>
prof. Dr. Achtnad Sanusi, S H . M.P.A.
Pembimbing I
Pembimbing II
FAKULTAS PASCA SARJANA
INSTITUT
KEGURUAN
DAN
ILMU
PENDIDIKAN
BANDUNG
"DON'T START SOMETHING
IF YOU CANNOT FINISH"
ABSTRAKSI
Kebutuhan akan tenaga guru sekolah dasar dan ke
mampuan penyediaannya oleh Lembaga Pendidikan Tenaga
Kependidikan (LPTK) baik untuk tingkat nasional;
pro
pinsi; kabupaten/kotamadyaj kecamatan; desa; maupun pa
da tingkat institusi/lembaga, dalam jumlah dan kualitas
yang cukup perlu dianalisis melalui beberapa
perhitung-an yperhitung-ang teliti.
Pengkajian masalah tersebut mutlak dilakukan
se-bagai usaha untuk menemukan sejumlah informasi yang
re-levan, akurat, dan bermanfaat untuk menentukan
alterna-tif-alternatif yang benar bagi pembuatan keputusan
me-ngenai penyelenggaraan pendidikan pada tingkat sekolah
dasar.
Berdasarkan pada pernyataan di atas, maka pene
litian ini bertujuan untuk : (a) menganalisis
pertam-bahan jumlah murid sekolah dasar dan pengaruhnya
terha-dap kebutuhan akan tenaga guru sekolah dasar di daerah
tingkat II di propinsi Kalimantan Timur, dan menganali
sis kemampuan SPG yang ada di daerah tingkat II tersebut
untuk menyediakan tenaga guru sekolah dasar dalam tahun
1982/1983 sampai tahun 1986/1987. Dan hasil analisis
se-kaligus digunakan untuk memproyeksikan pertambahan jum
lah murid sekolah dasar dan pengaruhnya terhadap kebutu
han akan tenaga guru sekolah dasar di daerah tingkat II
x v m
di Propinsi Kalimantan Timur, dan memproyeksikan kemam
puan SPG yang ada di daerah tingkat II tersebut untuk
menyediakan tenaga guru sekolah dasar dalam tahun 1987/
1988 sampai tahun 1991/1992; (b) untuk memperoleh
gara-baran mengenai posisi ketidakseimbangan dan
ketidakme-rataan penyebaran tenaga guru sekolah dasar di daerah
tingkat II di propinsi Kalimantan Timur dalam
tahun
1982/1983 sampai tahun 1986/1987, dan
memproyeksikan
prospek ketidakseimbangan dan ketidakmerataan penyebar
an tenaga guru sekolah dasar di daerah tingkat II
di
Propinsi Kalimantan Timur dalam tahun 1987/1988
sampai
tahun 1991/1992; (c) memberikan beberapa
rekomendasi
sebagai dasar untuk merumuskan berbagai - kebijaksanaan
untuk mengatasi ketidakseimbangan dan ketidakmerataan
penyebaran tenaga guru sekolah dasar di daerah
tingkat
II di propinsi Kalimantan Timur dalam tahun
1987/1988
sampai tahun 1991/1992.
Beberapa kesimpulan yang dapat ditarik dalam
pe
nelitian ini adalah sebagai berikut : (a) dalam
tahun
1982/1983 sampai tahun 1986/1987 kemampuan
penyediaan
tenaga guru sekolah dasar oleh SPG yang ada di
Kabupa
ten Pasir sebesar 17,84
%;
di Kabupaten Kutai
sebesar
48,58
%;
di Kabupaten Berau sebesar 58,33
%;
di Kabupa
ten Bulungan sebesar 89,01
%;
di Kotamadya
Samarinda
sebesar 791,49
%;
di Kotamadya Balikpapan sebesar 37,06
XI x
sebesar 90,10 %; (b) Dalam tahun 1987/1988 sampai tahun
1991/1992 kemampuan penyediaan tenaga guru sekolah
da
sar oleh SPG yang ada di Kabupaten Pasir sebesar 17,13%;
di Kabupaten Kutai sebesar 61,34
%;
di Kabupaten
Berau
sebesar 152,65
%;
di Kabupaten Bulungan sebesar 120,02%;
di Kotamadya Samarinda sebesar 1.505,84
%;
di Kotamadya
Balikpapan sebesar 113,77
%,
Sedangkan untuk
tingkat
Propinsi Kalimantan Timur sebesar 150,58
%
Dengan kenyataan tersebut di atas dapat ditarik
ditarik kesimpulan
bahwa dalam tahun 1982/1983
sampai
tahun 1986/1987
seluruh
SPG yang ada
di
Propinsi
Kali
mantan Timur belum mampu untuk menyediakan seluruh ke
butuhan tenaga guru sekolah dasar di daerah tersebut.
Sedangkan dalam tahun 1987/1988 - 1991/1992
se
luruh SPG yang ada di propinsi Kalimantan Timur sudah
mampu untuk menyediakan seluruh kebutuhan akan tenaga
guru bagi daerahnya.
Atas kenyataan tersebut dapat pula disimpulkan
baik dalam tahun 1982/1983 - 1986/1987 maupun dalam ta
hun 1987/1988 - 1991/1992 terdapat
ketidakseimtmngan
dan ketidakmerataan penyebaran tenaga guru sekolah da
sar di Propinsi Kalimantan Timur.
Untuk mengatasi hal itu diperlukan suatu
peren-canaan dan pengaturan baik dalam pengadaan maupun dalam
penempatan tenaga guru sekolah dasar di Propinsi
Kali
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL PENELITIAN i
PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN OLEH PEnBinBING ii
KATA PENGANTAR iv
UCAPAN TERinA KASIH vi
DAFTAR ISI ix
DAFTAR TABEL xii
DAFTAR FORnULA xv
DAFTAR GAnBAR xv/i
ABSTRAKSI xvii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Permasalahan 1
1. Latar Belakang nasalah 1
2. Rumusan nasalah 14
B. Tujuan Penelitian 15
C. Kegunaan Penelitian 17
D. Kerangka Penelitian 18
BAB II LANDASAN TEORI YANG DIGUNAKAN 29
A. Teori dan Konsep Analisis, Kebutuh
an, dan Penyediaan 29
1. Konsep Analisis 29
2. Konsep Dasar Kebutuhan 32
3. Konsep Dasar Penyediaan 37
halaman
4. Teori Keseimbangan Pasar 38
5. Kebutuhan Akan Tenaga Guru «... 40
6. Penyediaan Tenaga Guru 46
7. Keseimbangan Antara Kebutuhan
Akan Tenaga Guru dan Kemampuan
Penyediaannya 48
B. Arti Penting Penelitian Dalam Ruang
Lingkup Administrasi Pendidikan .. 53
C. Hasil Penelitian Sebelumnya 56
D. Rangkuman Landasan Teori Yang
Digu-nakan 56
BAB III PROSEDUR PENELITIAN 60
A. Data Yang Dikumpulkan Dari Setiap
Aspek 60
B. Populasi Penelitian 63
C. Anggapan Dasar dan Pertanyaan pene
litian 64
1. Anggapan Dasar 64
2. Pertanyaan Penelitian 65
D. netode Penelitian dan Teknik
Pe-ngumpulan Data 66
1. netode Penelitian 66
2. Teknik pengumpulan Data 68
E. Pedoman Pengolahan Data 69
F. Langkah-langkah Pengolahan Data dan
XX
Halaman
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN DISKUSI 90
A. Hasil Penelitian 90
1. Kebutuhan Akan Tenaga Guru
Seko-lah Dasar dan Kemampuan
Penyedia-annya Tahun 1982/1983 - 1986/1987
90
2. Proyeksi Kebutuhan Akan Tenaga
Guru Sekolah Dasar dan Kemampuan
penyediaannya Tahun 1987/1988
-1991/1992 87
B. Diskusi Hasil Penelitian 104
BAB V KESIMPULAN DAN REKOnENOASI U2
A. Kesimpulan 112
B. Rekomendasi 114
DAFTAR PCISTAKA 117
LAWPIRAN :
1. HASIL PENGOLAHAN DATA 120
2. SARI REKAPITULASI DATA JUnLAH nURID SEKOLAH
DASAR 01 KALinANTAN TinUR TAHUN 1982/1983
-1986/1987 193
3. SARI REKAPITULASI DATA JUnLAH nURID DAN
LULUSAN SPG Dl KALinANTAN TinUR TAHUN 1982/1983
-1986/1987 199
4. SARI REKAPITULASI KEADAAN JUnLAH TENAGA GURU
SEKOLAH DASAR TAHUN 1982/1983 - 1986/1987 DAN
TENAGA GURU SEKOLAH DASAR YANG AKAN PENSIUNTAHUN 1987/1988 - 1991/1992 Dl PROPINSI KALI
MANTAN TinUR 205
DAFTAR TABEL
Tabel halaman
1. Jumlah Plurid dan Usia Wajib Belajar yang
Belum Sekolah 9
2. Alokasi Jam Pelajaran Per Minggu di Seko
lah Dasar 21
3. Jumlah Jam Pelajaran dan Jam Wajib Guru
Tetap Sekolah Dasar Per Minggu
79
4. Bagan Proyeksi Jumlah nurid Sekolah Dasar 81
5. Bagan Proyeksi Jumlah nurid dan Lulusan
SPG 84
6. Kebutuhan Tenaga Guru Sekolah Dasar dan Kemampuan Penyediaannya oleh SPG di
Kabu-paten Pasir Tahun 1982/1983 - 1986/1987 . .
91
7. Kebutuhan Tenaga Guru Sekolah Dasar d"an Kemampuan Penyediaannya Oleh SPG di
Kabu-paten Kutai Tahun 1982/1983 - 1986/1987 . . 92
8. Kebutuhan Tenaga Guru Sekolah Dasar dan Kemampuan Penyediaannya Oleh SPG di
Kabu-paten Berau Tahun 1982/1983 - 1986/1987 . .
93
9. Kebutuhan Tenaga Guru Sekolah Dasar dan Kemampuan penyaxJiaanaya Oleh .SPG di
Kabu-paten Bulungan Tahun 1982/1983 - 1986/1987 94
10. Kebutuhan Tenaga Guru Sekolah Dasar dan Kemampuan Penyediaannya Oleh SPG di
Kota-madya Samarinda Tahun 1982/1983-1986/1987 95
11. Kebutuhan Tenaga Guru Sekolah Dasar dan Kemampuan Penyediaannya Oleh SPD di
Kota-madya Balikpapan Tahun 1982/1983- 1986/1987
96
XI11
Tabel halaman
12. Kebutuhan Tenaga Guru Sekolah Dasar dan
Kemampuan Penyediaannya Oleh SPG di Pro
pinsi Kalimantan Timur Tahun
1982/1983
-1986/1987
g7
13. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Guru Sekolah Da sar dan Kemampuan Penyediaannya Oleh SPG di Kabupaten Pasir Tahun 1987/1988 - 1391/
1992 98
14. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Guru Sekolah Da
sar dan Kemampuan Penyediaannya Oleh SPG
di Kabupaten Kutai Tahun 1987/1988 - 1991/
1992 99
15. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Guru Sekolah Da-sat dan Kemampuan Penyediaannya Oleh SPG
di Kabupaten Berau Tahun 1987/1988 - 1991/
1992 100
IB. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Guru Sekolah Da
sar dan Kemampuan Penyediaannya Oleh SPG
di Kabupaten Bulungan Tahun 1987/1988 —
1991/1992
101
17. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Guru Sekolah Da
sar dan Kemampuan penyediaannya Oleh SPG
di Kotamadya Samarinda Tahun 1987/1988
-1991/1992
102
18. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Guru Sekolah Da sar dan Kemampuan Penyediaannya Oleh SPG di Kotamadya Balikpapan Tahun 1987/1988
Tabel
19. proyeksi Kebutuhan Tenaga Guru Sekolah Da
sar dan Kemampuan Penyediaannya Oleh SPG
di propinsi Kalimantan Timur Tahun 1987/
1988 - 1991/1992
XIM
halaman
DAFTAR FORMULA
Formula halaman
1. Jumlah Kebutuhan Akan Tenaga Guru ... 69
2. Jumlah Kemampuan Penyediaan Tenaga Guru
Oleh LPTK 70
3. Pertambahan Jumlah Kebutuhan Akan Tenaga
Guru 71
4. proyeksi Jumlah nurid Kelas I Sekolah
Dasar 72
5. Proyeksi Jumlah nurid Kelas II, III, IU»
V, dan \/I Sekolah Dasar
72
6. proyeksi Kebutuhan Akan Tenaga Guru Se
kolah Dasar 73
7. Proyeksi Jumlah nurid SPG di Awal Tahun
75
8. proyeksi Jumlah nurid SPG di Kelas Akhir 75
9. Proyeksi Jumlah Kemampuan Penyediaan Te
naga Guru Sekolah Dasar Oleh SPG •• 76
DAFTAR GAM8AR
Gambar halaman
1. Hubungan Antara Uariabel-variabel yang
meropengaruhi kebutuhan akan tenaga guru 20
2. Arus nurid Sekolah Dasar 24
3. Permintaan Elastis 36
4. Elastisitas Kesatuan 36
5. Inelastis 36
6. Keseimbangan Permintaan dan penauaran , , , 39
7.
Jumlah nurid dan Kebutuhan Akan
Tenaga
Guru ,. 46
8. Arus nurid Calon Guru 50
9. Keseimbangan, Kebtuhan Akan Tenaga Guru
dan Kemampuan Penyediaannya 52
BAB I
PENDAHULUAN
A. Permasalahan
1. Latar Belakang nasalah
nukaddimah Undang-Undang Dasar 1945 antara lain
dengan tegas raenggariskan, bahwa tujuan Pemerintah Indo
nesia yang selanjutnya raenjadi tujuan nasional adalah
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tan ah
tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
melaksana-kan ketertiban dunia yang berdasarmelaksana-kan keraerdekaan,
per-damaian abadi dan keadilan sosial.
Undang-Undang Dasar 1945, pasal 31 ayat 1
menya-takan bahwa tiap-tiap warga negara berhak mendapat
pe-ngajaran. Hal ini berarti bahwa kesempatan untuk
memper-oleh pendidikan bagi semua warga negara adalah sama.
Ketetapan najelis Permusyawaratan Rakyat No.IU/
nPR/1983 tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara
raene-gaskan bahwa tujuan Pelita IV adalah meningkatkan tarap
hidup, kecerdasan dan kesejahteraan seluruh rakyar
yang
makin merata dan adil.
Penjabaran tujuan ini terutama yang
menyangkut
program pendidikan diletakkan kepada peningkatan
rautu
dan perluasan pendidikan dasar dalam rangka
mewujudkan
pelaksanaan wajib belajar bagi warga negara yang berusia
7 - 1 2 tahun.
Ditinjau dari kemampuan orang tua, masyarakat dan
peraerintah, maka pendidikan dasar merupakan lembaga pen
didikan minimal bagi bangsa Indonesia saat ini yang
da
pat dijangkau dalam rangka mempergunakan hak
kesempatan
memperoleh pendidikan,
Peningkatan mutu dan perluasaan pendidikan
dasar
dalam rangka mewujudkan pelaksanaan wajib belajar
raasih
dihadapkan kepada banyaknya permasalahan yang
bersifat
probleraatis. Salah satu diantaranya adalah masalah
kuan-titas tenaga guru sekolah dasar yang berkualitas
bagi
pendidikan dasar.
Dewasa ini terdapat beberapa indikasi yang
mem-perlihatkan jumlah murid sekolah dasar meningkat
dengan
cepat, sebaliknya jumlah tenaga guru sekolah dasar
yang
diangkat untuk mendidik para murid tersebut
raenarapakkan
gejala selalu dalam posisi kurang. Atau dengan kata lain
raeningkatnya pertarabahan jumlah kebutuhan akan
tenaga
guru sekolah dasar tidak dapat diimbangi oleh
pertambah-an tenaga guru sekolah. Hal ini menyebabkpertambah-an adpertambah-anya keti
dakseimbangan antara pertambahan kebutuhan akan
tenaga
Lembaga pendidikan jika dilihat bangunan dan
se-perangkat sarana fisiknya semata-mata, barangkali bukan
merupakan hal yang sulit untuk mengadakannya. Naraun lem
baga pendidikan tidak hanya terdiri dari bangunan dan
seperangkat sarana fisik saja, hal yang araat vital harus
ada di suatu lembaga pendidikan adalah tenaga
kependidi-kannya, khususnya tenaga gurunya.
Dalam hal pengadaan guru inilah, seringkali
ber-bagai hambatan timbul, hal ini disebabkan karena masalah
pengadaan tenaga guru tidak hanya sekedar masalah
kuan-titas semata, tetapi juga masalah mutu, ini berarti
ba-gaimana memperoleh tenaga guru dengan kuantitas yang
cu-kup dan kualitas yang memadai.
Tuntutan terhadap pengadaan tenaga guru dengan
kuantitas yang mencukupi dan kualitas yang memadai ter
sebut raengharuskan lemabaga yang berkaitan dengan masa
lah ini menaruh perhatian yang besar terhadap
pengelola-an lembaga penyedia tenaga guru tersebut. Dalam hal te
naga guru untuk sekolah dasar Lembaga Pendidikan Tenaga
Kependidikan yang bertanggung jawab untuk menyediakannya
salah satunya adalah Sekolah Pendidikan Guru, baik yang
berstatus negeri maupun swasta.
Sehubungan dengan pengadaan tenaga guru yang men
cukupi dengan kualitas yang memadai tersebut D.A. Tisna
Amidjaja mengemukakan :
mampu menghasilkan tenaga kerja kependidik
an dalam jumlah dan kualifikasi yang tepat.
Konstitusi mengamanatkan agar
kehidupan
bangsa dicerdaskan melalui pendidikan.
Da
lam hubungan ini, tenaga kependidikan harus
mampu xkut dalam usaha pembinaan
manusia
seutuhnya dan usaha peningkatan
kualitas
umat manusia. oleh karena itu "tenaga ker
ja" dalam konteks kependidikan tidak
boleh
dxartxkan sebagai pekerja trarapil saja,
te-tapx sebagai tenaga profesional yang
disam-ping bekerja mampu pula ikut mengembangkan
dunxa pendidikan . ( d.A. Tisna
Amidjaja,
i y (y j j j.
Kemampuan LPTK untuk menghasilkan tenaga
kerja
kependidikan tersebut di atas memerlukan suatu
tindakan
perencanaan dan pengembangan terpadu, dan untuk itu
di-perlukan beberapa informasi yang berkaitan dengan kebu
tuhan akan tenaga guru tersebut dan berapa kemampuan pe
nyediaan tenaga guru tersebut oleh LPTK. Hal ini
dikemu-kakan oleh D.A. Tisna Amidjaja sebagai berikut :
Pendekatan tenaga kerja menghendaki
terdianya informasi ketenagaan yang tepat
se-tiap tahun dan proyeksi ketenagaan
untuk
beberapa tahun berikutnya. Tanpa
informasi
tersebut perencanaan terpadu tidak
dapat
dilakukan. Unit-unit Departemen P dan K dan
masyarakat yang memerlukan tenaga kependi
dikan harus dapat menyampaikan jumlah tena
ga yang mereka perlukan, termasuk
distribu-si menurut jenis ketenagaan (guru, adminis
trator, pembimbing dll.), jenis bidang stu
di (matematika, bahasa dll.), jenjang kua
lifikasi dan daerah penempatan. LPTK
harus
pula siap dengan informasi tentang kemampu
Atas dasar pendapat di atas, bagi Sekolah Pendi
dikan Guru sebagai penyedia tenaga guru sekolah harus
mempertimbangkan dua dimensi berikut ini. Pertama dimen
si statis, yaitu memperhatikan perbandingan antara
jum
lah kebutuhan akan tenaga guru sekolah dasar dan kemam puan penyediaannya dalam setiap tahun atau selama kurun waktu tertentu. Kedua, dimensi dinamis, yaitu memperha
tikan perbandingan antara pertambahan kebutuhan akan te naga guru sekolah dasar dan pertambahan kemampuan penye
diaannya dari tahun ke tahun selama kurun waktu
terten*-tu.
Dewasa ini permintaan terhadap tenaga guru seko
lah dasar lebih raenitikberatkan pada aspek kuantitatif semata, hal ini terutama disebabkan oleh kondisi objek-tif kemasyarakatan yang selalu mempertimbangkan bahwa segi material lebih penting dibandingkan segi
pengabdi-an. Kondisi seperti ini berakibat luas terhadap kemampu
an LPTK untuk raenyerap calon tenaga guru yang bermutu.
Hal ini dikemukakan oleh Oteng Sutisna seperti berikut
ini :
Di satu fihak, orang-orang yang cerdas dan
cakap, yang dapat diharapkan menjadi guru
yang bermutu, raencari pekerjaan lain untuk
raencapai hidup yang lebih luas dan prestise yang lebih besar; di lain fihak, profesi mengajar sering diisi oleh orang-orang yang
telah mengalami kekecewaan dalam
ambisinya
dan menjadi guru karena terpaksa atau
Selain daripada itu, ledakan penduduk usia anak
sekolah dasar yang cukup tinggi; kebijaksanaan
peraerin-tah melaksanakan wajib belajar pada tingkat sekolah da
sar; serta taraf ekonomi negara yang relatif masih
ren-dah, juga turut serta raenyebabkan permintaan
terhadap
tenaga guru sekolah dasar lebih dititikberatkan
hanya
pada aspek kuantitatif.
Di lain fihak kemampuan penyediaan tenaga
guru
sekolah dasar oleh LPTK sangat tergantung kepada bebera
pa faktor yang antara lain seperti; populasi murid
yang
raasuk ke sekolah pendidikan guru; program
pengajaran
yang membantu menyiapkan murid menjadi guru; tingkat
pu-tus sekolah; tingkat murid mengulang kelas dan lain
se-bagainya.
l.a. Kebutuhan Tenaga Guru Sekolah Dasar di Kalimantan
Timur
Propinsi Kalimantan Timur, sebagai bagian dari
wilayah kesatuan Republik Indonesia, sudah barang
tentu
tidak terlepas dari kesulitan-kesulitan dalam menyedia
kan tenaga guru bagi sekolah dasar yang ada di
wilayah-nya.
Daerah yang luasnya raencapai 211.440 km2 atau
ku-rang lebih satu setengah kali pulau Jawa dan nadura,
me-miliki kekayaan alam yang mempunyai potensi untuk
pangolahan sumber-sumber kekayaan alam seperti
pertamba-ngan, perkebunan, pertanian, hasil hutan, dan perikanan,
berakibat tingginya pertambahan penduduk di daerah ini.
Laju pertumbuhan penduduk merupakan faktor
yang
sangat berpengaruh langsung terhadap pembangunan di
bi
dang pendidikan, dan yang terutama sekali adalah
akibat-nya yang sangat menonjol terhadap pendidikan pada
ting
kat dasar. Berkaitan dengan keadaan tersebut Abdul
Rach-man dan nutawa Zainudin mengemukakan :
neskipun laju pertumbuhan penduduk
dapat
raempengaruhi seluruh sistem pendidikan,
na-raun akibatnya yang lebih menonjol dapat
di-Lihat pada pendidikan tingkat pertaraa,
(Ab
dul Rachman dan nutawa Zainudin. 1977/1978
♦177).
Selain pendapat tersebut di atas Bangnee
Alfred
Liu juga mengemukakan mengenai pengaruh pertumbuhan pen
duduk terhadap pendidikan, seperti berikut ini :
Uith a rapidly growing population, an
ever
increasing number of teachers will be needed
just to keep a country's education at
the
same lex/el.
(Bangnee Alfred Liu, 1966 : 10).
Walaupun pendapat tersebut di atas dimaksudkan
untuk ruang lingkup nasional, namun dapat juga
berlaku
pada ruang lingkup yang lebih kecil, baik tingkat
pro
pinsi, kabupaten/kotamadya maupun tingkat kecamatan. La
ju pertumbuhan penduduk yang tinggi di daerah Kalimantan
Timur ini dapat dilihat dalam Rencana Pembangunan
Lima
8
1984/1985 - 1988/1989 berikut ini
:
Pada akhir Pelita III penduduk Kalimantan
Timur diperkirakan berjumlah
sekitar
1.518.800 orang dan pada akhir Repelita IV
akan meningkat pesat dan diperkirakan akan
berjumlah 1.878.900. Dengan demikian
ber-arti bahwa selama Repelita IV
pertumbuhan
penduduk rata-rata per tahun
diperkirakan
sekitar 5,5
%t
(pemda Tingkat I Propinsi
Kalimantan Timur, 1984 ; 105).
Pertumbuhan penduduk sebesar 5,5
%
per tahun
se
lama Repelita IV tersebut adalah akibat dari tiga masa
lah penting yang mempengaruhinya yaitu tingkat
kelahir-an, tingkat kematian dan jumlah imigrasi.
Dilihat dari kacaraata dunia pendidikan pertumbuh
an penduduk sebesar itu dengan sendirinya membawa akibat
kepada tingginya jumlah murid sekolah dasar yang
harus
ditampung di sekolah formal. Ledakan arus murid sekolah
dasar di daerah Kalimantan Timur dapat dilihat dalam
TABEL 1
JUNLAH nURID DAN USIA WAJIB BELAJAR YANG BELUn SEKOLAH •r = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = == = = = = = = =_= = = = = = = =t = = = = = = = = = = = = = = =
Kabupaten/ Kotamadya
Tahun 1984/1985 Tahun 1986/1987
Sekolah
Belum
Sekolah Jumlah Sekolah
Belum
Sekolah Jumlah
P a s i r 18.022 972 18.994 20.315 1.712 22.027 K u t a i 85.909 1.401 87.310 93.087 2.547 95.634
B e r a u 9.840 258 10.098 11.126 111 11.237
Bulungan 37.488 2.313 39.881 44.435 3.423 47.858
Samarinda 60.328 1.122 61.450 63.947 89 64.036
Balikpapan 59.061 420 59,481 62.356 542 62.898
T o t a l 270.648 6.486 277.134 295.266 8.424 303.690
= = = = = = = = = 3 2 = : 3======J= = = = = = = : = = = = = = = = = = = = = = 3 Sumber : Kanwil Debdikbud dan Dinas P dan K Propinsi Ka
limantan Timur.
Seperti tampak pada tabel 1, pertambahan jumlah mu
rid sekolah dasar dan usia wajib belajar yang belum seko
lah, dari tahun ke tahun menunjukkan kenaikan yang cukup
besar, hal ini menyebabkan tuntutan terhadap penyediaan
sekolah-sekolah baru atau pengembangan sekolah yang sudah
ada. Dan pada akhirnya juga raenuntut tersedianya tenaga
guru sebagai pendidik di sekolah-sekolah dasar tersebut*
Hal ini dikemukakan oleh oteng sutisna seperti di
bawah
ini :
10
sekolah; ia juga bertalian dengan
potensi
pengadaan guru, yang harus diambil dari
ke-lompok umur dewasa yang relatif lebih
ke-cil". (oteng Sutisna, 1984 : 92).
Uraian dan kutipan pendapat di atas dengan sang.at
jelas menunjukkan raeningkatnya jumlah murid sekolah
da
sar menuntut pula terhadap daya tampung sekolah untuk
lebih diperbesar, dan memperbesar daya tampung
sekolah
pada akhirnya menuntut pula terhadap tersedianya
tenaga
gurunya,
Kedua tuntutan pokok tersebur harus dapat
dipenu-hi jika kebijaksanaan wajib belajar pada tingkat sekolah
dasar ingin dicapai. Mamun dani kedua tuntutan
pokok
tersebut, maka tuntutan terhadap tersedianya tenaga guru
harus mendapat perhatian yang lebih serius, karena
pe
nyediaan tenaga guru meminta waktu untuk
mempersiapkan—
nya,
Berkaitan dengan kedua tuntutan pokok tadi,
me
nyebabkan timbulnya pertanyaan : Apakah Sekolah Pendidi
kan Guru (SPG) baik negeri maupun swasta yang ada
di
daerah Tingkat II di Propinsi Kalimantan Timur memiliki
kemampuan untuk menyediakan tenaga guru sekolah
dasar
bagi daerahnya masing-masing pada kurun waktu tahun 1982/
1983 sampai tahun 1986/1987, dan bagaimana prospek
ke
mampuan penyediaan tersebut dalam kurun waktu
proyeksi
tahun 1987/1988 sampai tahun 1991/1992 ?. Penelitian de
11
dan Kemampuan penyediaannya oleh SPG di Daerah Kaliman
tan Timur Periode Tahun 1982/1983 Sampai Tahun 1991/1992,
mencoba untuk raenjawab pertanyaan tersebut.
l.b. Fungsi SPG Sebagai Lembaga Penyedia
Tenaga
Guru
Sekolah Dasar Untuk Daerah Kalimantan Timur
Agar dapat menunjang kebijaksanaan pemerintah un
tuk menyelenggarakan wajib belajar bagi warga negara In
donesia yang berusia 7-12 tahun memperoleh
pendidikan
dasar, maka pengadaan tenaga guru sekolah dasar
perlu
dilakukan, Untuk itu diperlukan lembaga khusus,
dalam
hal ini salah satunya adalah Sekolah Pendidikan Guru,
yang mempunyai tujuan sebagai penghasil calon guru seko
lah dasar. Sekolah Pendidikan Guru ini mempunyai bebera
pa karakteristik seperti berikut ini : (1) nurid yang di
terima adalah lulusan SLTP; (2) Guru yang mengajar
ber-kualifikasi lulusan S-l atau D, dan sarjana muda; (3)
Ku-rikulum di arahkan untuk memenuhi kualifikasi
mengajar
di sekolah dasar atau Taman Kanak-kanak; (4) Sistem
se
kolah raenggunakan sistem semester, dalam hal ini
seba-nyak enam semester; (5) Ewaluasi belajar dilakukan se
tiap akhir semester; (6) Setiap akhir semester genap
di-adakan evaluasi belajar untuk kenaikan tingkat/kelas dan
untuk kelulusan; (7) nenggunakan sistem kelas, dalam hal
ini kelas I, II, dan kelas HI; (8) nemiliki
dua
pro
12
Untuk daerah Propinsi Kalimantan Timur, SPG
ter-dapat di Kabupaten Pasir 1 SPG swasta, di Kabupaten
Ku-tai 1 SPG swasta, di Kabupaten Berau 1 SPG swasta,
di
Kabupaten Bulungan 1 SPG swasta, di Kotamdya
Samarinda
3 SPG swasta dan 1 SPG Negeri, dan di Kotamadya Balikpa
pan 1 SPG Negeri. Dengan demikian di seluruh daerah pro
pinsi Kalimantan Timur terdapat 9 SPG, yaitu 7 SPG swas
ta dan 2 SPG Negeri.
Khusus mengenai SPG yang ada di Kabupaten
Pasir,
sejak tahun ajaran 1986/1987 tidak diperkenankan
lagi
untuk raenerima raufcid baru oleh Kantor Uiilayah Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Kalimantan Timur, de
ngan demikian, untuk keperluan penelitian ini,
analisis
kemampuan penyediaan tenaga guru sekolah dasar di daerah
tingkat II Kabupaten Pasir hanya memperhitungkan
sisa
murid yang ada sampai mereka lulus dalam ujian akhir ta
hun 1987/1987.
Seluruh SPG yang ada di daerah tingkat II di pro
pinsi Kalimantan Timur diharapkan mampu untuk
memenuhi
fungsinya sebagai penyedia tenaga guru sekolah dasar
ba-gii daerahnya masing-masing, harapan ini mengingat
13
Kondisi seperti ini sesuai dengan yang
dikemuka-kan oleh Karwoto dkk dalam Konsultasi dan nonitoring Pe
laksanaan Pembangunan Inpres SD seperti berikut ini :
l.pelamar yang sudah diterima, surat keputusan pengangkatannya sudah diterbitkan, dan surat penugasannya sudah dikeluarkan kemana yang bersangkutan bertugas, namun guru yang ber-sangkutan belum dapat melaksanakan tugasnya
pada daerah-daerah yang terpencil sulit
hu-bungannya apalagi guru yang bersangkutan ada
lah wanita.
2.Penempatan guru pada daerah-daerah terpencil dan kurang menarik, sulit dilaksanakan anta ra lain disebabkan tidak tersedianya
peruma-han/raess di samping guru itu sendiri
keba-nyakan wanita dan berasal dari luar daerah penugasannya.3.Banyak guru wanita yang mengikuti suaminya pindah ke kota-kota propinsi, kabupaten, dan kotamadya yang menyebabkan kelebihan guru di kota tersebut dan kekurangan guru di daerah
pedesaan.
4.Guru-guru yang didatangkan dari daerah yang berkelebihan ke daerah yang kekurangan meng-alami txanyak masalah antara lain penyesuaian diri dengan lingkungan yang baru, perumahan
dan lain^lain.
( Karwoto dkk, 1980).
nelihat permasalahan sulitnya untuk mendapat tena
ga guru sekolah dasar yang mau ditempatkan di luar dae rah asalnya masing-masing, cnaka SPG yang ada di setiap daerah tingkat II mempunyai peranan yang sangat penting
sebagai lembaga penyedia utama tenaga guru sekolah dasar di daerahnya masing-masing.
Menghadapi permasalahan tersebut dan untuk tujuan
pemecahannya, maka penelitian ini sangat perlu dilaku
14
kepekaan SPG yang ada di daerah tingkat II Propinsi Ka
limantan Timur untuk memenuhi kebutuhan akan tenaga guru
sekolah dasar di daerahnya masing-masing dalam kurun
waktu tahun 1982/1983 sampai tahun 1986/1987, dan
kemu-dian atas dasar itu ingin diketahui bagaimana
prospek
kemampuan dan kepekaan penyediaan tenaga guru
sekolah
dasar dalam kurun waktu proyeksi tahun 1987/1988
sampai
tahun 1991/1992.
2. Rumusan nasalah
Sebagaimana telah diungkapkan dalam later
bela-kang masalah, maka yang menjadi titik berat dalam
pene
litian ini adalah tentang keadaan kebutuhan akan
tenaga
guru sekolah dasar di daerah tingkat II di Propinsi
Ka
limantan Timur, dan posisi kemampuan penyediaannya
oleh
SPG yang ada di daerah tingkat II tersebut dalam kurun
waktu tahun 1982/1983 sampai tahun 1986/1987, dan
atas
dasar itu ingin diketahui bagaimana prospek
pertambahan
kebutuhan akan tenaga guru sekolah dasar di daerah ting
kat II di Propinsi Kalimantan Timur dan kemampuan penye
diaannya oleh SPG yang ada di daerah tingkat II di
Pro
pinsi Kalimantan Timur dalam kurun waktu proyeksi
tahun
1987/1988 sampai tahun 1991/1992.
Keadaan kebutuhan akan tenaga guru sekolah dasar
serta posisi kemampuan penyediaan tenaga guru
sekolah
15
bertambahnya kebutuhan akan tenaga guru sekolah
dasar
dengan bertambahnya kemampuan penyediaan tenaga guru se
kolah dasar tersebut, oleh s^bab itu masalah yang dikaji
dalam penelitian ini adalah :
a. Berapa besar bertambahnya kebutuhan akan
tenaga
guru sekolah dasar di daerah tingkat II di pro
pinsi Kalimantan Timur, dan berapa besar
bertam
bahnya kemampuan penyediaan tenaga guru
sekolah
dasar tersebut oleh SPG yang ada di daerah
ting
kat II di propinsi Kalimantan Timur dalam kurun
utaktu 1982/1983 sampai tahun 1986/1987 ?.
b. Berapa besar prospek pertambahan kebutuhan akan tenaga guru sekolah dasar di daerah tingkat II di
Propinsi Kalimantan Timur:, dan berapa besar pros
pek kemampuan penyediaan tenaga guru sekolah da
sar oleh SPG yang ada di daerah tingkat II di
Propinsi Kalimantan Timur dalam kurun waktu
pro
yeksi tahun 1987/1988 sampai tahun 1991/1992 ?.
B. Tujuan Penelitian
Atas dasar latar belakang masalah dan rumusan ma
salah yang telah diuraikan terdahulu, maka
penelitian
ini diarahkan untuk menganalisis berbagai variabel yang
memberikan pengaruh terhadap kebutuhan akan tenaga
guru
16
sekolah dasar tersebut serta memberikan gambaran menge
nai prospeknya dimasa yang akan datang.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka tujuan pe
nelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini
dapat
dirumuskan seperti berikut ini :
a. Untuk memperoleh gambaran mengenai kebutuhan akan tenaga guru sekolah dasar di daerah tingkat II di Propinsi Kalimantan Timur dan kemampuan penyedia
an tenaga guru sekolah dasar tersebut oleh SPG
yang ada di daerah tingkat II di Propinsi Kali mantan Timur dalam kurun waktu tahun 1982/1983
sampai tahun 1986/1987, dan memberikan
gambaran
mengenai prospek kebutuhan akan tenaga guru seko lah dasar serta kemampuan penyediaannya dalam ku
run waktu tahun 1987/1988 sampai tahun
1991/1992
dengan dasar perhitungan berapa jumlah pertambah
an kebutuhan akan tenaga guru sekolah dasar dan
kemampuan penyediaannya oleh SPG di daerah ting
kat II di Propinsi Kalimantan Timur dalam kurun
waktu tahun 1982/1S83 sampai tahun 1986/1987.
b. nenentukan posisi ketidakseimbangan dan ketidak
merataan penyebaran tenaga guru sekolah dasar di
Propinsi Kalimantan Timur dalam kurun waktu tahun
17
waktu proyeksi tahun 1987/1988 sampai tahun 1991/
1992.
c, nemberikan beberapa rekomendasi sebagai dasar un
tuk raerumuskan beberapa kebijaksanaan dalam usaha
mengatasi ketidakseimbangan dan ketidakmerataan
penyebaran tenaga guru sekolah dasar di
Propinsi
Kalimantan Timur dalam kurun waktu proyeksi tahun
1987/1988 sampai tahun 1991/1992.
C. Kegunaan penelitian
Pengkajian mengenai masalah kebutuhan akan tenaga
guru sekolah dasar dan kemampuan penyediaannya tiaik
un
tuk tingkat nasional, propinsi, kabupaten/kotamadya mau
pun tingkat lembaga telah lama menjadi perhatian
berba-gai fihak. aerbaberba-gai seminar dan rapat kerja telah sering
diselenggarakan untuk mengkaji masalah ini, namun sejauh
ini pengkajian masalah kebutuhan akan tenaga guru
seko
lah dasar dan kemampuan penyediaannya secara
spesifik
dan. atas dasar integratif belum banyak dilakukan,
Oleh
sebab itu, penelitian ini diharapkan dapat
memberikan
gambaran dan kegunaan mengenai masalah tersebut baik un
tuk
kepentingan praktis maupun kepentingan teoritis.
Secara praktis, masalah yang dikaji dalam peneli
tian ini diharapkan dapat memberikan gambaran
mengenai
kondisi kebutuhan akan tenaga guru sekolah dasar dan ke
ketidakme-18
rataan penyebaran tenaga guru sekolah dasar, Gambaran
tersebut diharapkan dapat dimanfaatkan baik oleh setiap
SPG maupun oleh setiap lembaga yang terkait dengan pe rencanaan dan pengaturan penyediaan tenaga guru sekolah dasar di daerah Propinsi Kalimantan Timur.
Secara teoritis, diharapkan penelitian ini dapat
memberikan sumbangan untuk memperkaya konsep-konsep me
ngenai perencanaan tenaga kependidikan, khususnya tenaga guru sekolah dasar, dengan menggunakan konsep permintaan
dan penawaran menurut kerangka berfikir administrasi
pendidikan,
D, Kerangka Penelitian
Seperti yang telah diungkapkan dalam permasalahan dan tujuan penelitian, penelitian ini ingin mengetahui
kebutuhan akan tenaga guru sekolah dasar di daerah ting
kat II di Propinsi Kalimantan Timur dan kamampuan penye
diaannya oleh SPG yang ada di daerah tingkat II tersebut
dalam kurun waktu tahun 1982/1983 sampai tahun 1986/1987,
serta bagaimana prospek kebutuhan akan tenaga guru seko
lah dasar dan kemampuan penyediaannya oleh SPG di daerah.
tingkat II di Propinsi Kalimantan Timur dalam kurun wak
tu proyeksi tahun 1987/1988 sampai tahun 1991/1992.
Se-hubungan dengan itu akan dikaji mengenai berapa pertam bahan jumlah kebutuhan akan tenaga guru sekolah dasar
19
berapa besar kemampuan penyediaan tenaga guru
sekolah
dasar oleh SPG yang ada di daerah tingkat II
tersebut
dalam kurun waktu tahun 1982/1983 sampai tahun 1986/1987,
Atas dasar itu dikaji mengenai prospek pertambahan kebu
tuhan akan tenaga guru sekolah dasar di daerah
tingkat
II di Propinsi Kalimantan Timur dan kemampuan
penyedia
annya oleh SPG yang ada di daerah tingkat II
tersebut
dalam kurun waktu proyeksi tahun 1987/1988 sampai
tahun
1991/1992.
Jumlah kebutuhan akan. tenaga guru sekolah
dasar
dipengaruhi oleh berbagai variabel kebutuhan, yaitu jum
lah murid yang harus dilayani; jumlah kelompok
belajar/
kelas yang ada, jumlah jam pelajaran per rainggu;
serta
jumlah beban mengajar guru. Untuk melihat hubungan anta
ra uariabel-uariabel tersebut secara lebih nyata
oleh
Peter Williams dilukiskan seperti dalam gambar 1 berikut
20
Gambar 1 : Hubungan antara variabel-variabel yang
21
Jumlah jam pelajaran per minggu, baik untuk se
tiap mata pelajaran maupun untuk keseluruhan pada setiap tingkat kelas di sekolah dasar sudah ditentukan dalam kurikulum sekolah dasar yang berlaku saat ini, seperti
tampak dalam tabel 2 berikut ini :
TABEL 2
ALOKASI JAn PELAJARAN PER niNGGU DI SEKOLAH DASAR
: s = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = : = = = = = = = = = = = =: = = = = = =
No. Bidang Studi K e 1 .a s
I I I I l l IV V VI
1. Agama 2 2 2 3 3 3
2. pnp 2 O 2 2 2 2
3. Bahasa Indo
n e s i a 6 6 6 6 6 6
4. IPS - - 2 2 2 2
5. natematika 6 6 6 6 6 6
6. IPA 2 2 3 4 4 4
7. Olahraga dan
Kesehatan 2 2 3 3 3 3
8. Kesenian 2 2 3 4 4 4
9. Keterampilan 2 2 4 4 4 4
10. PSPB 2 2 2 2 2 2
T o t a l
t — = = - = = = = - = = - = = - = - =
26 26 33 36 36 36
22
Penelitian ini hanya mengkaji kebutuhan akan tenaga
guru tetap di sekolah dasar, dengan demikian beban me
ngajar guru akan diperhitungkan sesuai dengan-jumlah jam
pelajaran per minggu di kelas mana/berapa guru tersebut
mengajar. Beban mengajar guru tetap di sekolah dasar per minggunya masing-masing; 22 jam untuk kelas I, 22 jam untuk kelas II, 28 jam untuk kelas III, dan masing-ma
sing 30 jam untuk kelas IV, V, dan kelas VI. Berkurang-nya beban mengajar guru tetap tersebut dibandingkan de ngan jumlah jam pelajaran per minggu yang ada di dalam
kurikulum sekolah dasar disebabkan untuk bidang studi
Agama dan bidang studi Olahraga dan Kesehatan ditangani
oleh guru lulusan Pendidikan Guru Agama dan Sekolah Guru
Olahraga.
Berkenaan dengan itu, untuk mengetahui pertambah an jumlah kebutuhan akan tenaga guru sekolah dasar di
daerah tingkat II di Propinsi Kalimantan Ximur dalam ku
run waktu tahun 1982/1983 sampai tahun 1986/1987,
akan
dilihat berapa besar jumlah murid dan jumlah kelompok belajar/kelas yang ada pada saat itu di daerah tingkat
II di Propinsi Kalimantan Ximur. Kemudian dengan dasar
itu dikaji prospek kebutuhan akan tenaga guru sekolah
dasar di daerah tingkat II di Propinsi Kalimantan Timur
dalam kurun waktu proyeksi tahun 1987/1988 sampai
tahun
1991/1992, dengan melihat prospek jumlah murid sekolah
23
selama dalam kurun waktu tahun proyeksi tersebut.
Jumlah murid yang diperkirakan akan ad^ selama
dalam kurun waktu tahun proyeksi tersebut terg<.-»tung pa
da jumlah calon murid kelas I,
jumlah murid kelas I yang
naik ke kelas II, jumlah murid kelas II yang naik ke ke
las III, jumlah murid kelas III yang naik ke kelas
IV,
jumlah murid kelas IV yang naik ke kelas V,
jumlah murid
kelas V yang naik ke kelas VI, p>n jumlah murid kelas UI
yang akan lulus, jumlah murid yang drop out serta jumlah
murid yang mengulang kelas di setiap tingkat kelas ter
sebut.
Untuk lebih jelas bagaimana hubungan antara fak
[image:37.595.79.491.94.596.2]tor yang satu dengan yang lainnya dapat dilukiskan dalam
gambar 2 berikut ini, sedangkan jumlah yang digunakan
TS
TS+1
nurid
Earu ][
— 28
\842
I]
— 4
\738
III
0
\ 698
IV— 3
\642
V
- 0
\628
V]
850 875 750 700 650 630 625 0
8 2 5 2 5
5
620 |
i
9-50 9 ^ a c n
740 703
O- 644
633
arus masuk murid baru
\
W II I •— •
arus murid naik kelas
arus murid yang lulus
arus murid mengulang
arus murid drop-out
25
Untuk mengetahui prospek jumlah kelompok belajar/
kelas di daerah tingkat II di Propinsi Kalimantan Timur
dalam kurun waktu proyeksi tahun 1987/1988 sampai tahun
1991/1992 diperhitungkan secara proporsional dengan ke
naikan jumlah murid sekolah dasar yang ada di
daerah
tingkat II tersebut.
Selain beberapa variabel yang telah diuraikan
di
muka, kebutuhan akan tenaga guru sekolah dasar juga
di-pengaruhi oleh jumlah tenaga guru yang sudah
diangkat
tetapi belum ditempatkan, jumlah tenaga guru yang belum
diangkat, dan tenaga guru yang akan pensiun.
Berdasarkan uraian tersebut, maka penelitian
ma-ngenai kebutuhan akan tenaga guru sekolah dasar di
dae
rah tingkat II di Propinsi Kalimantan Timur dalam
kurun
waktu tahun 1982/1983 sampai tahun 1986/1987, dan pros
pek kebutuhan akan tenaga guru sekolah dasar untuk
dae
rah yang sama dalam kurun waktu proyeksi tahun 1987/1988
sampai tahun 1991/1992 akan mengkaji aspek-aspek seperti
berikut ini :
1. Jumlah murid di sekolah dasar setiap tahun sejak
tahun 1982/1983,
2. Jumlah murid sekolah dasar kelas I, II, m
i\j
V, dan VI,
3. Jumlah murid sekolah dasar yang naik kelas,
4. Jumlah murid yang mengulang kelas,
26
6. Jumlah kelompok belajar/kelas di sekolah dasar,
7. Jumlah tenaga guru sekolah dasar yang sudah
ada
sejak tahun 1982/1983 sampai tahun 1986/1987,
8. Jumlah tenaga guru sekolah dasar yang sudah di
angkat tetapi belum ditempatkan,
9. Jumlah tenaga guru sekolah dasar yang belum di
angkat,
10. Jumlah tenaga guru sekolah dasar yang akan
pen-siun dalam tahun 1987/1988 sampai tahun 1991/1992,
11. Jumlah jam wajib guru sekolah dasar mengajar, dan
12. Jumlah jam pelajaran per minggu untuk tiap
ting
kat kelas di sekolah dasar.
Dengan mengkaji aspek-aspek tersebut di atas di
harapkan dapat digunakan untuk raenganalisis
mengenai
pertambahan jumlah kebutuhan akan tenaga guru sekolah
dasar di daerah tingkat II di propinsi Kalimantan
Timur
dalam. tahun 1982/1983 sampai tahun 1986/1987, dan
seka-r
ligus digunakan sebagai dasar untuk membuat proyeksi me
ngenai prospek pertambahan kebutuhan akan tenaga
guru
sekolah dasar di daerah tingkat II di Propinsi
Kaliman
tan Timur dalam tahun 1987/1988 sampai tahun
1991/19S2.
Kemampuan Sekolah Pendidikan Guru untuk
manyedia-kan tenaga guru sekolah dasar sangat tergantung atas be
berapa faktor, yaitu jumlah calon murid yang
mendaftar
dan diterima dalam setiap tahun, jumlah yang
bertahan
27
yang tidak menjadi guru sekolah dasar, dan jumlah
murid
yang drop-out.
Untuk mengetahui kemampuan SPG yang ada di daerah tingkat II di Propinsi Kalimantan Ximur menyediakan te
naga guru sekolah dasar bagi daerahnya masing-masing da
lam tahun 1982/1983 sampai tahun 1986/1987, harus
dili
hat jumlah lulusannya dalam kurun waktu tahun 1981/1982
sampai tahun ia85/1986. Sedangkan untuk mengetahui pros
pek kemampuan menyediakan tenaga guru sekolah dasar oleh
SPG yang ada di daerah tingkat II di propinsi Kalimantan
Timur bagi daerahnya masing-masing dalam tahun 1987/1988
sampai tahun 1991/1992, harus dilihat prospek lulusannya
dalam tahun 1986/1987 sampai tahun 1990/1991.
Oleh karena itu, pengkajian mengenai kemampuan
SPG yang ada di daerah tingkat II di propinsi Kalimantan
Timur untuk menyediakan tenaga guru sekolah dasar
bagi
daerahnya masing-masing dalam tahun 1982/1983 sampai ta
hun 1986/1987, dan prospek kemampuan penyediaan
tenaga
guru sekolah dasar oleh SPG untuk daerahnya
masing-ma
sing dalam tahun 1987/1988 sampai tahun 1991/1992
akan
dikaji aspek-aspek seperti berikut ini :
1. Jumlah calon murid yang mendaftar di SPG setiap
tahun sejak tahun 1982/1983,
2. Jumlah yang diterima menjadi murid di kelas I SPG,
3. Jumlah murid SPG yang bertahan sampai semester
28
4. Jumlah murid SPG yang berhasil lulus sejak tahun
1981/1982 sampai tahun 1986/1987,
5. Jumlah lulusan SPG yang tidak menjadi guru seko lah dasar, dan
6. Jumlah murid SPG yang drop-out di tiap tingkat
kelas,
Dengan mengkaji aspek-aspek tersebut di atas di
harapkan dapat digunakan untuk menganalisis mengenai kemampuan penyediaan tenaga guru sekolah dasar oleh SPG yang ada di daerah tingkat II di Propinsi Kalimantan Ti
mur bagi daerahnya masing-masing dalam tahun
1982/1983
sampai tahun 1986/1987, dan sekaligus digunakan
sebagai
dasar untuk membuat proyeksi mengenai prospek kemampuan penyediaan tenaga guru sekolah dasar oleh SPG yang ada di daerah tingkat II di propinsi Kalimantan Timur bagidaerahnya masing-masing dalam kurun waktu tahun
1987/
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A* Pata ¥an9 Dikumpulkan pari setiap Aspek
Untuk kepentingan analisis dalam penelitian ini
maka
perlu untuk memperoleh data mengenai
kebutuhan
akan tenaga guru sekolah dasar di daerah tingkat II di Propinsi Kalimantan Timur, dan kemampuan penyediaannya
oleh SPG yang ada di daerah tingkat II tersebot ta
hun 1982/1983 sampai tahun 1986/1987, dan atas
dasar
itu sekaligus digunakan untuk memproyeksi kebutuhan
akan. tenaga guru dan kemampuan penyediaannya di daerah
yang sama dalam tahun 1987/1988 sampai tahun 1991/1992.
Adapun data yang ingin diperoleh adalah : (1) kondisi
kebutuhan akan tenaga guru dan kemampuan penyediaannya oleh SPG dalam tahun 1982/1983 sampai tahun 1986/1987
untuk setiap daerah tingkat II di propinsi Kalimantan Timur yang meliputi data mengenai : (a) jumlah murid
sekolah dasar per tahunnya sejak tahun 1982/1983 sam
pai tahun 1986/1987; (b) jumlah kelompok belajar/kelas
di sekolah dasar; (c) jumlah tenaga guru yang ada se
jak tahun 1982/1983 sampai tahun 1986/1987; (d) jumlah
lulusan SPG per tahun sejak tahun 1981/1982 sampai ta
hun 1986/1987; (e) jumlah lulusan SPG yang tidak
men
jadi tenaga guru. (2) prospek kebutuhan akan
tenaga
61
guru sekolah dasar dan kemampuan penyediaannya
oleh
SPG dalam tahun 1987/1988 sampai tahun 1991/1992 untuk
setiap daerah tingkat II di Propinsi Kalimantan Timur
yang meliputi data mengenai : (a) jumlah murid sekolah
dasar kelas I, II, m, iv, v, dan VI sejak tahun 1982/
1983 sampai tahun 1986/1987; (b) jumlah kelompok bela
jar/kelas; (c) jumlah tenaga guru yang ada sejak tahun
1987/1988 sampai tahun 1991/1992; (d) jumlah
tenaga
guru yang sudah diangkat tetapi belum ditempatkan
da
lam tahun 1987/1988; (e) jumlah tenaga guru yang belum
diangkat tahun 1987/1988; (f) jumlah tenaga guru yang
akan pensiun sejak tahun 1987/1988 sampai tahun 1991/
1992; (g) jumlah calon murid SPG yang mendaftar
dan
diterima sejak tahun 1982/1983 sampai tahun 1991/1992;
(h) jumlah murid dari masing-masing angkatan yang bisa
bertahan sampai semester akhir dan berhasil lulus uji
an akhir,Dengan raenggunakan data tersebut di atas,
maka
analisis kebutuhan akan tenaga guru sekolah dasar
di
daerah tingkat II di Propinsi Kalimantan Timur dan ke
mampuan penyediaannya oleh SPG yang ada di
daerah
tingkat II tersebut dalam tahun 1982/1983 sampai tahun
1986/1987 sudah dapat dilakukan, dan selanjutnya atas
dasar itu sekaligus digunakan untuk memproyeksi kebu
62
II di Propinsi Kalimantan Timur dan kemampuan
penye
diaannya oleh SPG yang ada di daerah tingkat II terse
but dalam tahun 1987/1988 sampai tahun 1991/1992.
Data jumlah. murid sekolah dasar dan jumlah
ke
lompok belajar/kelas di sekolah dasar serta jumlah te
naga guru yang sudah ada digunakan untuk
menghitung
jumlah kebutuhan akan tenaga guru, dan
selanjutnya
bersama dengan data jumlah lulusan SPG dan jumlah
lu
lusan yang tidak menjadi guru sekolah dasar
digunakan
untuk menganalisis keseimbangan antara kebutuhan akan
tenaga guru sekolah dasar dan kemampuan
penyediaannya
sejak tahun 1982/1983 sampai tahun 1986/1987.
Data jumlah murid dan kelompok belajar kelas
I
digunakan untuk menghitung pertumbuhan murid kelas I,
sedangkan proporsi arus murid kelas I —II, II
- III,
III - IV, IV - V, dan kelas V - VI sekolah dasar digu
nakan untuk menghitung proyeksi jumlah murid kelas
I,
II, III, IV, V, dan kelas VI sekolah. dasar, yang seka
ligus digunakan untuk memproyeksi kebutuhan akan tena
ga guru sekolah dasar untuk kelas I, II, m, iv,
V,
dan kelas VI, tahun 1987/1988 sampai tahun 1991/1992 ,
Sedangkan data jumlah calon murid, jumlah murid
yang
diterima, jumlah murid yang mampu bertahan sampai
se
mester akhir, dan jumlah murid yang berhasil lulus
di
setiap SPG yang ada di daerah Xingkat II di
Propinsi
63
1986/1987 digunakan untuk raemproyeksi kemampuan
SPG
untuk menyediakan tenaga guru sekolah dasar untuk dae
rahnya masing sejak tahun 1987/1988 sampai tahun 1991/
1992.
Hasil kedua proyeksi tadi, yaitu proyeksi kebu
tuhan akan tenaga guru sekolah dasar di daerah tingkat II di Propinsi Kalimantan Timur dan kemampuan penye
diaannya oleh SPG yang ada di daerah tingkat II terse
but dalam tahun 1987/1988 sampai tahun 1991/1992,
di
gunakan untuk menganalisis keseimbangan antara kebutu
han akan tenaga guru sekolah dasar dan kemampuan. pe
nyediaannya di daerah propinsi Kalimantan Timur dalam
tahun 1987/1988 sampai tahun 1991/1992.
B. Populasi Penelitian
Sebelum mengemukakan populasi dalam penelitian ini, terlebih dahulu akan dikemukakan mengenai
penger-tian populasi itu sendiri, yang raenurut Sudjana adalah
sebagai berikut :
Totalitas semua nilai yang mungkin, hasil
menghitung ataupun pengukuran, kuantatif
maupun kualitatif; daripada karakteristik
tertentu mengenai sekumpulan obyek yang
lengkap dan jelas yang ingin dipelajari
sifat-sifatnya.. (Sudjana, 1984 : 2).
Dengan dilandasi oleh pendapat di atas maka po pulasi yang karakteristiknya ingin diketahui dalam pe
64
dasar
di
daerah tingkat
II
di propinsi
Kalimantan
Timur dan kemampuan penyediaan tenaga guru sekolah da
sar tersebut oleh SPG yang ada di daerah tingkat II di
Propinsi Kalimantan Timur dalam tahun 1982/1983 sampai
tahun 1986/1987, dan dengan mengkaji
karakteristik
yang sama disusun proyeksi mengenai kebutuhan akan te
naga guru sekolah dasar untuk daerah tingkat II
di
Propinsi Kalimantan Timur dan kemampuan penyediaannya
oleh SPG yang ada di daerah tingkat II tersebut
dalam
tahun 1987/1988 sampai tahun 1991/1992.
C. Anggapan Dasar dan pertanyaan Penelitian
1. Anggapan Dasar
Yang menjadi anggapan dasar sebagai titik tolak
penelitian mengenai analisis kebutuhan akan tenaga gu
ru sekolah dasar dan kemampuan penyediaannya oleh
SPG
adalah sebagai berikut :
a. Kebutuhan akan tenaga guru sekolah dasar dan kemam
puan penyediaannya selalu bergerak dinamis mengiku
ti perubahan-perubahan dan tuntutan yang
terjadi
pada kondisi tertentu.
b. Prospek kebutuhan akan tenaga guru sekolah
dasar
dan kemampuan penyediaannya tergentung pada
peru
bahan dan kemungkinan perubahan yang terjadi terha
65
kondisi tertentu.
3. Kondisi ketidakseimbangan kuantitatif antara tenaga
guru sekolah dasar yang ada dengan yang
seharusnya
ada terjadi akaibat kebutuhan akan tenaga guru
se
kolah dasar tidak dapat diantisipasi oleh kemampuan
penyediaannya.
Ketiga anggapan dasar di atas, merupakan
lan
dasan pengkajian terhadap masalah penelitian ini,
dan
sekaligus sebagai penuntun dalam pemecahan masalah.
2, pertanyaan Penelitian
Dengan titik tolak permasalahan, tujuan peneli
tian dan. anggapan dasar yang telah dikemukakan
terda-hulu, berikut ini diajukan pertanyaan penelitian
se
perti berikut ini :
a.
Berapa
besar
jumlah kebutuhan akan tenaga guru se
kolah dasar di daerah tingkat II di Propinsi
Kali
mantan Timur dan kemampuan penyediaannya oleh
SPG
yang ada di daerah tingkat II tersebut dalam
kurun
waktu tahun 1982/1983 sampai tahun 1986/1987 ?.
b, Berapa besar jumlah kebutuhan akan tenaga guru se
kolah dasar untuk daerah tingkat II di Propinsi
Ka-,limantan Timur dan prospek kemampuan penyediaannya
oleh SPG yang ada di daerah tingkat II tersebut da
lam kurun waktu tahun 1987/1988 sampai tahun 1991/
c. Bagaimanakah posisi keseimbangan kuantitatif antara
tenaga guru sekolah dasar yang ada dan tenaga
guru
sekolah dasar yang seharusnya ada untuk daerah ting
kat II di propinsi Kalimantan Ximur dalam tahun 1982/
1983 sampai tahun 1991/1992 ?.
D. netode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
1. Wetode penelitian
Untuk keperluan. penelitian ini, metode peneliti
an yang digunakan adalah metode deskriptif, yaitu suatu
cara untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang
aspek-aspek tertentu dan hubungan antara berbagai
va
riabel, seperti dikatakan oleh S. Nasution seperti ber
ikut ini :
Penelitian deskriptif lebih spesifik dengan memusatkan perhatian kepada aspek-aspek
tertentu dan sering menunjukkan
hubungan
antara berbagai variabel . (S, Nasution,
1982 : .32),
Selain pendapat di atas, Jhon W. Best
mengemuka^-kan bahwa :
Studi deskriptif berusaha mendeskripsi dan menginterpretasi apa yang ada. la bisa me
ngenai kondisi atau hubungan yang ada, pen
dapat yang sedang tumbuh, proses yang se-dang berlangsung, akibat atau efek yang ter jadi, atau kecenderungan yang tengah ber-, kembang, Studi deskriptif terutama
berskena-an dengberskena-an masa kini, meskipun tidak
jarang
juga memperhitungkan peristiwa masa lampau
dan pengaruhnya terhadap kondisi masa kini.
(Sanapiah Faisal dan nulyadi Guntur Waseso,
67
Data yang digunakan dalam penelitian ini,
khu
susnya data tentang jumlah murid, jumlah kelompok bela
jar, jumlah tenaga guru yang ada, jumlah tenaga
guru
yang sudah diangkat tetapi belum ditempatkan,
jumlah
tenaga guru yang belum diangkat, jumlah tenaga
guru
yang akan pensiun, jumlah lulusan SPG, dan
sebagainya
sudah tersedia di instansi-instansi sumber, dengan
de
mikian maka analisis deskriptif dapat dilakukan
dengan
menggunakan analisis data sakunder. Penggunaan analisis
data sekunder dalam penelitian ilmiah dapat
dibenarkan
seperti dikemukakan oleh nasri Singarimbun dan Sofian
Effendi berikut ini :
nungkin sekali untuk kepentingan pekerjaan
ilmiah tertentu, sudah tersedia data
yang
dapat digunakan. Data tersebut mungkin ha sil survai yang belum diperas dan analisa
lanjutan dapat menghasilkan sesuatu
yang
amat berguna, (nasri Singarimbun dan So
fian Effendi, 1983 : 7).
Sedangkan data yang diperlukan untuk menganali
sis kebutuhan akan tenaga guru sekolah dasar di daerah
tingkat II di propinsi Kalimantan Timur dan
kemampuan
penyediaannya oleh SPG yang ada di daerah tingkat
II
tersebut dalam tahun. 1982/1983 sampai tahun
1991/1992
sudah tersedia di Kanwil Departemen Pendidikan dan Ke-budayaan propinsi Kalimantan Timur, dan di Kantor Dinas
88
^# Teknik pengumpulan Data
Pada bagian terdahulu sudah dikemukakan bahwa data yang diperlukan dalam penelitian ini sudah terse dia di instansi-instansi sumber, oleh karena itu teknik
itu teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
ada
lah teknik studi dokumentasi. flfdapun instansi yang men
jadi sumber data dalam penelitian. ini adalah (1) Kantor
Wilayah Departemen Pendidikan. dan Kebudayaan
Propinsi
Kalimantan Timur di Samarinda, (2) Kantor Dinas
Pendi
dikan dan Kebudayaan Propinsi Kalimantan Timur di Sama
rinda, (3) Kantor BAPPEDA Tingkat I propinsi Kalimantan
Timur di Samarinda, (4) Biro Kepegawaian Tingkat I pro
pinsi Kalimantan Timur di Samarinda, (5) Sekolah pendi
dikan Guru Negeri di Samarinda, (6) Sekolah Dasar
No.
018 Kampung Sidodadi Kecamatan Samarinda Ulu
Kotamadya
Jamarinda di Samarinda.
Kecjiatan penelitian ini dilakukan setelah mempe
roleh izin dari ;
1. Rektor IKIP Bandung dengan surat nomor 7114/PT.25.H/
N/87, tanggal 24 Nopember 1987.
2. Direktorat Sosial Politik Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Barat nomor 070.2/3439, tanggal Desember 1987.
3. Direktorat Sosial Politik Pemerindah Daerah
Tingkat
I Kalimantan Timur nomor G-2552/lv/Sospol/1987, tang
gal 15 Desember 1987.
69
propinsi Kalimantan Timur nomor 205/1,26.6b/Aa/88,
tanggal 25 Januari 1988.
Setelah semua izin penelitian yang dianggap
per-lu dalam kegiatan pengumpulan data diperoleh, maka
ke-giatan pengumpulan data dilakukan, yaitu sejak
tanggal
20 Januari 1988 sampai dengan tanggal 22 Pebruari 1988.
E, Pedoman Pengolahan Data
Untuk mangelah data dalam penelitian ini diguna
kan formula persamaan matematis atau mathematical equa
tions approach. Formula-formula persamaan raatematis ini
dipilih dengan mempertimbangkan ketersediaan data serta
karakteristik data yang ada, Berikut ini disajikan for
mula-formula persamaan raatematis yang digunakan
dalam
penelitian ini :
1, Jumlah kebutuhan akan tenaga guru :
<^\
s~\ jpn x n ^-x
KTGt
= -?*:
-
TGL.
(Formula 1)
JWG x n
l
'
dimana : KTGt
= jumlah kebutuhan akan
tenaga
guru pada tahun t
JPn = jumlah jam pelajaran per
minggu untuk murid
TGLj.
= jumlah tenaga guru yang sudah
ada pada tahun t
70
JWG
=
jumlah jam wajib mengajar
per
minggu untuk guru
n
=
jumlah rata-rata murid per
ke
lompok belajar/kelas.
Formula 1 diadaptasi dan. dikembangkan dengan
no-tasi bahasa Indonesia dari formula perhitungan
jumlah
kebutuhan akan tenaga guru dari Hector Correa
seperti
yang terdapat dalam halaraan 44.
2. Jumlah
kemampuan penyediaan
tenaga guru
oleh
LPTK :
PTGt
= Lt - BG
(Formula 2)
dxmana : PTGt = jumlah kemampuan
penyediaan
tenaga guru oleh LPTK
pada
tahun t
Lt
= jumlah lulusan LPTK pada ta
hun t
BG = jumlah lulusan LPTK yang ti
dak menjadi guru.
Formula 2 digunakan dengan dasar pemikiran bahwa
setiap LPTK berfungsi sebagai sumber penyedia
tenaga
guru, sehingga setiap lulusannya merupakan
persediaan
71
3. pertambahan jumlah kebutuhan akan tenaga gu
ru :
i=n
AKTGt = Z
(KTGti " KTGti-l)
(Formula 3)
i=ldimana :
AKTG^.
= pertambahan jumlah kebutuhan akan
te
naga guru dalam tahun t
KTG^
= jumlah kebutuhan akan tenaga guru pada
tahun ti
KTG^j,
= jumlah kebutuhan akan tenaga guru pada
tahun sebelumnya.
Formula 3 ini disusun dengan notasi bahasa Indo
nesia berdasarkan dari formula yang dikembangkan
oleh
Baumol mengenai pertambahan jumlah, yakni :
AQ = Qi "" Qg» dimana A Q = pertambahan jumlah,
Q. =
jumlah setelah pertambahan, dan
QQ = jumlah sebelum
nya (William J. Boumol, 1961 : 198).
Oengan demikian dapat dikatakan bahwa pertambah
an jumlah kebutuhan akan tenaga guru dihadapkan
pada
tiga kemungkinan, yakni ; (1) terjadi pertambahan
akan
tenaga guru; (2) pertambahan berada pada titik 0;
dan
(3) terjadi penurunan terhadap jumlah kebutuhan
akan
72
4. Proyeksi jumlah murid kelas I sekolah dasar :
(k)
^
(k)
n
= pm nt
(Formula 4)
t+n
(k)
dimana : n. = pxoyelsi jumlah murid kelas
I pada tahun t+n
pm = tingkat pertumbuhan jumlah
murid kelas I
(k)
,
nt
= jumlah murid kelas I
pada
tahun t.
Formula 4 didasarkan pada "grade-cohort method",
yang dikemukakan oleh Alfred Liu untuk membuat proyeksi jumlah murid kelas per kelas, sedangkan untuk tingkat
pertumbuhan murid kelas I dapat dilihat dari
perban-dingan antara jumlah murid kelas I tahun tertentu de ngan jumlah murid kelas I tahun sebelumnya. Formula 4 ini digunakan dengan asumsi bahwa tingkat pertumbuhan jumlah murid kelas I untuk tahun mendatang saraa dengan tingkat pertumbuhan rata-rata jumlah murid tahun-tahun yang lalu.
5. Proyeksi jumlah murid kelas II, III, IV, V, dan VI sekolah dasar :
(k+i)
^
(k-1)
73
(k+i)
dxraana :
nfc+n
= proyeksi jumlah murid kelas
k+i pada tahun t+n
Pa = proporsi jumlah murid sebe-lumnya yang masuk ke kelas
yang bersangkutan
(k-1)
M = jumlah murid kelas
sebelum-t - 1
nya pada tahun sebeluranya.
Formula 5 ini juga disusun berdasarkan
"grade
cohort method", hanya dalam hal ini proporsi yang digu
nakan adalah proporsi jumlah murid kelas I yang
masuk
ke kelas II, murid kelas II yang masuk ke kelas
m,
murid kelas III yang masuk ke kelas IV, murid kelas
IV
yang masuk ke kelas V, dan murid kelas V yang masuk
ke
kelas VI, Formula ini pun didasari oleh asumsi
bahwa
proporsi jumlah murid kelas I, n, m, iv, dan V yang
masuk ke kelas di atasnya sama dengan proporsi rata-ra
ta jumlah murid kelas I, n, m, iv, dan v yang masuk
ke kelas di atasnya pada tahun-tahun yang lalu.
6. Proyeksi kebutuhan akan tenaga guru
sekolah
dasar :
KTGt+n =<*TCt XT?f) - <™t +TPLt +C^t>
74
dimana :
KTG^n = proyeksi jumlah kebutuhan
tenaga
guru pada tahun t+n
KTG|.
= jumlah kebutuhan tenaga guru
pada
tahun t.
Nt+n
= proyeksi jumlah murid pada
tahun
t+n
nt
= jumlah murid pada tahun t
TGP^.
= jumlah tenaga guru yang akan
pen
siun pada tahun t
TGL. = jumlah tenaga guru yang sudah ada
pada tahun t
CTG^
= jumlah calon tenaga guru yang
be
lum diangkat pada tahun t.
Formula 6 ini disusun dengan didasari oleh
asura-si bahwa (1) jumlah rata-rata murid per kelompok
bela
jar (n) pada formula 1 kurang lebih sama untuk
tahun-tahun mendatang, dengan demikian jumlah guru yang
dibu-tuhkan pada tahun-tahun mendatang akan naik secara
pro-porsional dengan kenaikan jumlah murid, (2) tidak
ada
perubahan jumlah jam pelajaran per minggu, dan (3)
jam
75
7. Proyeksi jumlah murid SPG di awal tahun :
nBt+n
= pd
CUn
(Formula 7)
dimana : nBt = proyeksi jumlah murid pada
t+n
awal tahun pada tahun t+n
• ~ \
pd = proporsx jumlah calon mu
rid yang diterima di SPG C*. = proyeksi jumlah calon mu