• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ektraksi Benda Asing (Kacang Tanah) Di Bronkus Dengan Bronkoskop Kaku.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Ektraksi Benda Asing (Kacang Tanah) Di Bronkus Dengan Bronkoskop Kaku."

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

Ektr aksi Benda Asing (Kacang Tanah) Di Br onkus Dengan

Br onkoskop Kaku

Fachzi Fitr i, M. Rusli Pulungan

Bagian Telinga Hi dung Tenggor ok Bedah Kepala Leher

Fakultas Kedokt eran Univer sitas Andalas / RSUP dr . M. Djami l Padang

Abstr ak

Aspir asi benda asi ng mer upakan keadaan emer gensi yang memer lukan penanganan segera unt uk m encegah kompli kasi yang seri us. Lebi h dari 50% kasus aspir asi benda asi ng ter jadi pada anak usia kurang dar i 3 tahun. Aspir asi benda asi ng paling ser i ng adalah kacang tanah. Diagnosi s di tegakkan ber dasar kan anamnesis, pemeri ksaan fisik, pemer iksaan r adiologi dan br onkoskopi. Br onkoskop kaku mer upakan pi lihan untuk pengangkatan benda asi ng pada anak.

Di lapor kan sat u kasus benda asi ng ti ga kacang t anah di bronkus ut ama kanan pada seor ang anak per empuan um ur 2 tahun yang ber hasil di angkat dengan ti ndakan br onkoskopi menggunakan br onkoskop kaku.

Kata kunci: Aspi r asi benda asing, br onskopi, br onkoskop kaku.

Abstract

For eign body aspir at ion is an emer gency condition that needs early t r eatment to pr event ser ious complicat ion. More than 50% for eign body aspir at ion cases occur among childr en younger than 3 year s. The most common aspir at ed item was a peanut . Diagnosis is based on anamnesis, physical examination, r adiology finding and br onchoscopy. Rigid br onchoscopee is a pr ocedure of choice for r emoving for eign body in children.

A case for eign body (thr ee peanuts) in t he right main br onchus 2 year s old girl which was successfully removed using rigid bronchoscopee was r epor ted.

Key w or ds: For eign body aspirat ion, br onchoscopy, rigid br onchoscope.

Korespondensi : dr . M. Rusli Pulungan. Email:pulunganmrusli@yahoo.co.i d

Pendahuluan

Benda asi ng di saluran nafas at au dikenal dengan aspir asi benda asi ng mer upakan keadaan emer gensi yang memer lukan penanganan seger a. Keter lambatan penanganan dapat meni ngkat kan t er jadi nya komplikasi bahkan kemat ian.1,2 Di Ameri ka Ser ikat lebih kur ang 3000 or ang meni nggal setiap t ahunnya akibat aspir asi benda asing.2,3,4.

Aspi r asi benda asi ng dapat ber upa bahan or ganik maupun anor ganik. Bahan or ganik yang pali ng ser ing di temukan adalah kacang tanah.1,5,6 Rina MT5 mendapat kan dar i 101 kasus aspi rasi benda asi ng or ganik, yang pali ng ser ing adalah kacang tanah kemudian dikuti bi ji-bji an dan tulang ayam.

Gejala klinis yang muncul ber var iasi , t er gant ung pada derajat sumbatan, lokasi , sifat , bentuk, ukur an dan lam anya benda asi ng ber ada di salur an nafas. Diagnosi s benda asing di saluran nafas di tegakkan ber dasarkan gejala kli ni s, pemer i ksaan fisik, pemer iksaan penunjang seper ti Rontgen t oraks maupun br onkoskopi .7,8

Pr i nsip dasar diagnosi s dan penatalaksanaan t er hadap aspi r asi benda asi ng telah di kemukakan oleh Jackson and Jackson pada tahun 1936. Pr i nsip ini telah mengembangkan penggunaan endoskopi untuk mendiagnosi s maupun penatalaksanaan benda asi ng di t r akeobr onkial.7

Br onkoskop kaku di pakai untuk meni lai secar a langsung jalan nafas atas maupun jalan bafas bawah, baik untuk di agnosis benda asi ng maupun untuk t er apinya. Komplikasi dapat t er jadi aki bat benda asi ng i tu sendir i atau kar ena ti ndakan t er apeuti k.2,5

Keker apan

Aspir asi benda asi ng pali ng banyak ter jadi pada anak di bawah usi a 15 tahun yaitu ber ki sar 75%-85%.1 lebih dar i 50% t er jadi pada usi a kur ang dari 3 t ahun.1,3,6 Pada dewasa lebi h ser i ng ter jadi pada usia lebih dar i 50 tahun.7 Laki-laki lebih ser i ng dibandi ng dengan perempuan dengan per bandi ngan yait u 2:1.1,4,8,9

Ti ngginya angka kejadian aspir asi benda asi ng pada anak-anak kar ena:6

1. Adanya kecender ungan unt uk mem asukkan segala sesuatu ke dalam mulut .

2. Ser ing anak yang menangis, ber ter iak, ber lari dan ber mai n, dengan makanan di mulut

3. Gi gi molar belum terbentuk sehi ngga pr oses mengunyah belum sempur na sert a koor di nasi pr oses menelan yang belum matang

(2)

2 Yadav SPS dkk,10 melaporkan aspir asi benda

asi ng paling ser ing di temukan pada anak-anak adalah kacang tanah (52,3%), materi al makanan ( 12,2%), bi ji-bi ji an (5,3%), t ulang (1,5%), plast i k (15,1%) , logam ( 4,5%) , bat u (0,8%) , tablet ( 1,2%) dan si sanya tidak di temukan benda asi ng.

Di Depar temen THT-KL FKUI RSCM Sub Depart emen Br onko-esofagologi dar i bulan Januar i 2002 sampai Agustus 2004, t er catat 43 kasus aspir asi yang t elah di lakukan ti ndakan br onkoskopi. Pender ita t er banyak ber usia di bawah 3 tahun, lebi h ser i ng pada anak laki -laki , dan kacang mer upakan benda asi ng or ganik yang ter banyak.11 Di Bagian THT-KL FKUA RS M. Jamil Padang selama pri ode Januari 2009 sampai Mar et 2010 tercat at 8 kasus aspir asi benda asi ng yang t elah di lakukan tindakan br onkoskopi . Sebanyak 4 kasus adalah aspir asi kacang tanah, 3 pluit mainan dan 1 kasus jar um pent ul.

Anatomi Tr aktus Tr aakeobr onkial

Tr akea mer upakan pi pa yang t er di ri dar i t ulang r awan dan ot ot yang di lapisi oleh epitel t or ak ber lapi s semu ber si lia mulai dar i kar tilago kr i koi d sampai percabangan br onkus kanan dan ki ri . Panjangnya kir a-kir a 12 cm pada pr ia dan 10 cm pada wanita, diameter anter o posteri or r ata-rata 13 mm dan di ameter tr ansver sal r ata-rata 18 mm .

Tr akea ter let ak di tengah-tengah leher dan maki n ke di stal ber geser ke sebelah kanan, dan m asuk ke r ongga mediastinum di belakang manubri um st er ni . Lumen tr akea di tunjang ki ra-ki ra 18 ci nci n dar i kar t i lago hiali n yang ti dak lengkap, di bagi an post er i or hanya ter dir i dari otot sehi ngga kar ti lago t r akea ber bentuk C. Ujung ter buka t ulang r awan yang ber bentuk hur uf C ini mengar ah ke posteri or . Di bagian post er i or ter dapat jar ingan yang mer upakan batas dengan esofagus, yang di sebut di ndi ng ber sama tr akeo-esofagus (t racheoesphageal par ty w all). Ci ncin t r akea yang pali ng baw ah meluas ke i nfer i or dan post er i or di antar a br onkus utama kanan dan ki ri , membentuk sekat yang lanci p di sebelah dalam yang di sebut kari na.

Tr akea ber cabang dua di set inggi t or akal 4, menjadi br onkus utama kanan dan ki ri . Kar ina letaknya lebih ke ki ri dar i median, sehingga lumen br onkus ut ama kanan lebih luas dar i br onkus utama ki ri . Lumen br onkus utam a kanan pada pot ongan melintang lebi h luas seper empat dari br onkus ut ama kir i.12

Br onkus utama kanan lebih pendek dar i br onkus ut ama kir i. Masing-masi ng panjangnya kir a-ki r a 2,5 cm dan 5 cm ser ta membentuk sudut 250 dan sudut 450 dengan gar i s tengah. Br onkus utama kanan hampi r lur us dengan t rakea sehi ngga benda asi ng eksogen yang masuk ke br onkus akan lebih mudah masuk ke br onkus ut ama kanan, di banding dengan br onkus utama kir i .13 Sam pai um ur 15 tahun sudut yang di bentuk br onkus utama dengan tr akea antar a kir i dan kanan hampir sama.6

Br onkus ut ama kanan dan kir i akan ber cabang membent uk lobus masi ng-masi ng 3 lobus dan 2 lobus.

Tiap lobus ber cabang lagi menjadi segmen br onkopulmoner (gambar 1).

Gambar 1. Tr akeobronkial14

Ukuran tr akt us tr akeobr onkial pada or ang dewasa antar a pr ia dan wanita, ser ta pada anak-anak dan bayi ber beda. Ukur an i ni ter lihat pada tabel 1 sesuai dengan tabulasi Jackson.14

Tabel 1. Ukur an Trakeobr onkial menur ut Chevalier Jackson14

Pr ia Wanita Anak Bayi

D.Tr akea (mm) 14x20 12x16 5x10 6x7 P. tr akea (cm) 12 10 6 4 P. Br onkus Ka 2,5 2,5 2 1,5 P.Br onkus Ki 5 5 5 2,5 Insi sivus-tr akea 15 13 10 9 Insi sivus-br onkus 32 28 19 15 Sekunder

Patofisiologi

Benda asi ng masuk ke salur an nafas saat lari ng ter buka atau pada saat ter jadi aspir asi . Benda asing yang masuk ke saluran nafas akan mengakibat kan ter jadi nya reflek batuk, kemudi an akan muncul gejala sesuai dengan lokasi, besar nya sumbatan dan lamanya benda asi ng ber ada di dalam salur an nafas.12

(3)

3 t er bent uk pus ser ta dapat ter bent uk jari ngan

granulasi .1,6,11

Kacang tanah merupakan benda asi ng or ganik yang ber sifat higr oskopi s, mudah menjadi lunak dan mengembang oleh ai r ser ta menyebabkan i ri tasi pada mukosa. Hal i ni dapat menyebabkan per adangan hebat di saluran napas dan dapat m embentuk jari ngan granulasi . Reaksi i ni ber langsung dengan cepat. Kacang t anah dapat mengakibatkan tr akeobr onki tis yang ber at yang di sebut dengan ar achidic bronchit is. Setelah masa laten ki ra-ki ra 24 jam akan timbul gejala bat uk dengan sput um yang pur ulen dan di ser tai demam.12,13

Gejala Klinis

Gejala kli nis yang t imbul aki bat aspir asi benda asi ng pada salur an napas ber beda pada masing-masi ng pasien ter gantung dar i ukur an, bent uk, sifat benda asi ng, lamanya benda asing di dalam salur an napas, dan lokasi benda asi ng ber ada.12

Bi la seor ang pasi en, ter utama pada anak, di ketahui mengalami r asa ter ceki k at au manifestasi lai nnya seper t i rasa ter sumbat di t enggor ok, batuk-batuk sedang makan, maka keadaan ini dianggap sebagai gejala aspi r asi benda asing.

Gejala yang paling ser i ng di temukan adalah adanya r i wayat memasukkan benda asi ng ke dalam mulut kemudian ter sedak (85%), batuk yang par oksi smal (59%) , nafas ber bunyi ( 57%) dan sumbatan jalan nafas yang nyata (5%). Gejala lai n yang muncul adalah demam, batuk ber darah, pneumot or aks.7 Pada pemer iksaan fisik ser ing di tem ukan ti dak adanya kelainan atau asi mtomati s ( 40%), wheezing ( 40%) penurunan suar a nafas pada sisi t er dapat nya benda asi ng (5%) .7 Pada sumbatan jalan nafas yang nyata dapat dit emukan sianosi s.8

Gejala aspi r asi benda asi ng t er bagi dalam 3 fase yai tu :11,15,16

 Fase aw al

Saat benda asi ng ter aspi rasi , batuk secar a tiba-tiba, r asa t er ceki k, rasa ter sumbat di tenggor ok, wheezing dan der ajat obstr uksi yang dit imbulkannya dan jenis benda asi ng yang t er aspir asi ser ta kecender ungan benda asi ng unt uk ber ubah posi si

 Fase kompli kasi

Telah t er jadi kompli kasi obstr uksi dan at au i nfeksi . Gejala dapat ber upa demam, pneumonia, at elekt asi s, abses par u dan hemopt i si s.

Obstr uksi br onkus menur ut Jackson&Jackson seper ti dikutip Tamin S dkk,11 dibagi dalam 4 ti pe yaitu:

1. Sumbatan sebagi an dar i br onkus ( by pass valve obstr uct ion )

2. Sumbatan penti l dengan ekpir asi yang ter hambat ( expir at ory check valve obst ruct ion ) yang di timbulkan oleh benda asi ng ter sebut.6,11

Pada 24 jam per tama ser ing pemer iksaan r adiologi ti dak menunjukkan kelainan.1,6,11 Gambar an r adiologi yang dijumpai dapat ber upa gambar an nor mal, air t r apping, at elektasi s, pneumoni a, kolaps par u, konsolidasi dan benda asing r adi oopak.6,11

Kaur dkk di kutip Tami n S dkk11 melapor kan benda asi ng radi oopak 13%, pada kasus aspir asi benda asi ng.

Diagnosis

Di agnosis adanya benda asi ng di salur an nafas di tegakkan dengan melakukan anamnesi s yang teli ti t er hadap pasien maupun saksi yang meli hat kejadian, namun seri ng ti dak ter dapat saksi yang melihat dan pender i ta yang belum bisa menceri takan keajadian yang dialaminya. Anamnesi s yang khas untuk aspir asi seper ti batuk yang par oksismal, mendadak sesak nafas ber bunyi at au kebir uan di sekitar mulut, di temukan lebih dari 90% kasus.11

(4)

4 keadaan umum, lokasi, jeni s benda asi ng dan lamanya

benda asi ng berada di saluran nafas.

Benda asing di br onkus dapat dikeluar kan dengan menggunakan br onkoskop kaku maupun dengan br onkoskop serat optik. Angka keber hasilan pengangkatan benda asing di salur an nafas mencapai sebaiknya di usahakan memper oleh dupli kat benda asi ng t er sebut . Kemudi an di coba dan di pelajar i car a menjepi t dan menar i k benda asi ng dengan cunam yang sesuai. Pemi li han br onkoskop yang sesuai dengan di ameter lumen, ber pedoman pada usia pender i ta di ser tai per siapan br onkoskop dengan ukur an yang lebih keci l akan dapat meni ngkatkan angka keber hasi lan.11

Sesaat menjelang di lakukan br onkoskopi di buat fot o toraks unt uk menilai kembali let ak benda asi ng. Komuni kasi antar a oper at or dengan ahli anestesi unt uk menentukan r encana tindakan juga sangat penti ng.11

Pember ian ster oi d dan ant ibiot ika pr e oper at if dapat mengur angi kompli kasi seper ti edema jalan nafas dan infeksi.11,18 Antibi otik dan ster oid tidak r uti n lokasi ter sangkutnya, dan derajat obst ruksi yang ter jadi , dapat di bagi at as:11 di lakukan secar a terencana dengan per siapan sempur na.

Per dar ahan paru yang masif oleh kar ena daya isap nya lebih besar atau mungkin di per lukan

Per nafasan lebi h ter kontr ol Kualitas cahaya baik

Lumen lebi h besar sehi ngga memudahkan untuk meli hat jelas, mengatsi per dar ahan masif dan pengangkatan benda asi ng

Sebai knya br onkoskop kaku ti dak di gunakan pada kasus dengan aneur isma aor ta, kecender ungan per dar ahan, keadaan fi sik yang lemah setelah hemoptisi s ber at dan gangguan fungsi jant ung par u yang ber at.18

Br onkoskop Ser at Optik

Br onkoskopi ser at optik atau flexible broncho fibr oscope sesuai dengan namanya adalah br onkoskop yang lent ur . Ter dir i dari ber bagai macam ukur an dengan diamet er luar 3,4 mm sampai 5,9 mm. Sumber cahaya dar i cold light dengan intensi tas tinggi yang di hantarkan lewat kabel ganda dalam bent uk glass fiber ke br onkoskop yang diter uskan ke bagian di stal. Pada ujung distal ±5cm sangat fleksi ble dan dapat berger ak dalam bent uk bi dang yait u ke at as 130 dan ke bawah 130˚ atau ke atas 180˚ dan ke bawah 60˚.12,19

Alat i ni dilengkapi dengan lensa yang tajam, dengan jarak ketajaman 3-50 mm. Di samping i tu masi h ada 2 lubang untuk keluar cahaya yang cukup untuk meli hat dan membuat fot o. Ter dapat sat u channel dimana dapat digunakan untuk mengi sap at au tempat masuknya alat –alat seper ti, forcep bi opsi , for cep untuk benda asi ng, at au memasukkan cair an anestesi.

Br onkoskopi ser at optik di pi lih pada:19

Mengisap sekr et ter utama dari br onkus segmen. Pender ita dengan t rauma atau patah pada r ahang, t ulang leher , tengkorak, lar ing, dan tr akea.

Tabel 2. Ukuran br onkoskop sesuai usia.20

(5)

5 7,0 mm x 40 cm

Teknik Bronkoskopi Kaku

Br onkoskopi dengan menggunakan br onkoskop kaku di lakukan dalam anestesi umum. Ada dua vari asi t ekni k i nt ubasi br onkoskop ter gant ung pada keter ampi lan ahli br onkoskopi, anat omi dan keadaan kli ni s pasien yait u:21

1. Teknik i nt ubasi t anpa lar ingoskop 2. Teknik i nt ubasi dengan lar ingoskop

Car a yang dipili h har us didiskusikan dengan ahli anast esi , termasuk ri siko anestesi . Pada kasus i ni menggunakan teknik ke-2.

Posi si kepala penderi ta tidur ter lentang dengan posisi kedua lengan ter letak datar sepanjang si si badan. Kepala dan mata dit utup dengan kai n. Seor ang asi sten duduk di sebelah kir i memegang dan mengat ur posi si kepala. Saat memasukkan lari ngoskop kepala fleksi unt uk dapat melihat epigloti s. Setelah tampak epigloti s, dasar lidah di angkat dengan spatula lar ingoskop, sehingga epi gloti s sedikit terangkat. Br onkoskop di pegang dengan t angan kanan dan ujung br onkoskop dimasukan di bawah epi gloti s, asi st en memposisi kan kepala ekstensi sedi ki t demi sedikit sesuai dengan posisi br onkoskop. Setelah ter li hat pita suara br onkoskop dimasukkan dan pandangan ber ali h dari lar i ngoskop ke br onkoskop. Br onkoskop di masukan ke lar i ng ber samaan dengan mengeluar kan lar ingoskop. Ujung br onkoskop har us ber jalan di antara kedua pi ta suara dengan mem utar br onkoskop 900 sear ah jar um jam. Setelah memasuki tr akea br onkoskop diput ar kembali 900 , sehi ngga ujung br onkoskop kembali mengar ah ke anteri or . Trakea dievaluasi dan sekr et di hisap, jika memi lliki kamer a dapat dipasang, sehi ngga gambar an endoskopi dapat di lihat dengan monit or . Br onskoskop dit er uskan ke di stal sampai kari na. Untuk memasuki br onkus kanan kepala pasi en diputar sedi kit ke ki r i , br onkoskop diteruskan dengan ger akan membelok melalui kar ina. Unt uk memasuki br onkus ki r i kepala pasien diputar ke ar ah bahu kanan. Pada saat benda asing ter li hat sekr et yang ada diseki tar nya di hisap dan di lakukan pengangkatan benda asi ng dengan cunam yang sesuai . Mengeluar kan br onkoskop selalu dilakukan dengan m eli hat lumen dengan hati-hati dan gerakan br onkoskop mengi kuti ger akan saat masuk, br onkoskop berhenti beber apa mi llimeter di atas kar ina menunggu per nafasan spontan, kemudian ekstubasi dengan sekali ger akan (one single movement). Sekret tenggor ok dihi sap secar a hati-hati dengan bant uan lari ngoskop, mandibula diangkat untuk membant u per nafasan spontan, sekr et di hidung dihisap dan menunggu pasien bat uk. 18,21

Komplikasi

Kompli kasi yang mungki n ter jadi pada aspir asi benda asi ng di tr akeobr onkial berhubungan dengan benda asing sendir i dan ti ndakan br onkoskopi . Kompli kasi aki bat benda asi ng yang paling ser i ng

adalah infeksi par u dan kelai nan lai n seper ti edema, t r achei t is, br onkiti s atau t imbulnya jar i ngan gr anulasi , dan atelektasi s.11,12

Kompli kasi yang ber hubungan dengan t indakan bronkoskopi , Lukom sky seper ti dikuti p Mangape D18 t er dir i dar i :

Kompli kasi mayor ; tensi on pneumot or aks, per dar ahan hebat, hi poksi a ber at , gagal jantung. Kompli kasi mi nor ; per lukaan mukosa far ing, lar i ngiti s akut, hifoksia, per darahan sedang, demam.

Kompli kasi setelah br onkoskopi paling ser i ng adalah pneumoni a, walupun secar a absolut kejadiannya r endah ber kisar 2,9%.2

Pr ognosis

Hampir selur uh benda asing di salur an nafas dapat diangkat dengan br onkoskopi . Komplikasi akan meni ngkat jika diagnosi s maupun penatalaksanaan di lakukan set elah 24 jam kejadian. Tidak cukup data unt uk mengatakan ber apa lama benda asing di dalam salur an nafas sehi ngga tidak dapat di angkat dengan br onkoskopi .8

Lapor an Kasus

Seor ang anak perempuan umur 2 tahun datang ke IGD RS. Dr . M. Djami l Padang pada tanggal 25 Sept ember 2009 jam 04.50 WIB, diantar oleh keluar ga dengan keluhan sesak nafas sejak 12 jam yang lalu. Dari anam nesi s didapatkan bahwa pender ita ter sedak kacang tanah 3 har i yang lalu. Sebelumnya pasien sedang makan kacang tanah, tiba-t iba ter jatuh dan menangis, sehi ngga ter sedak kacang tanah yang ber ada di dalam mulut nya. Pasien bat uk dan ter lihat sesak nafas. Kemudian sesak nafas hi lang sendir i setelah beber apa saat. Tidak ada kesuli tan menelan, tidak ada demam, t idak ada keluar dar ah dar i mulut maupun dari hi dung. Sesak nafas muncul kembali sejak 12 jam sebelum masuk r umah sakit.

Pada pemer iksaan fi si k di dapat kan keadaan um um saki t sedang, sadar, nafas 32x/ meni t , nadi 76x/ meni t, suhu 36,50C. Ti dak ada sianosis. Respir asi; ger akan dada simet ri s kir i dan kanan, ti dak ada r etr aksi , str i dor tidak ada. Suar a nafas br onkovesikuler , suara nafas sebelah kanan sama dengan kir i, r honki (-), wheezing (-) . Kr epi tasi pada leher maupun dada ti dak ada. Pada t elinga, hidung maupun tenggor ok ti dak di tem ukan kelai nan. Dit egakkan diagnosi s ker ja suspek benda asi ng (kacang tanah) di br onkus.

(6)

6 Gambar 2. Rontgen t orak sebelum oper asi.

Hasi l pemer iksaan labor at ori um; hemoglobi n 12,0gr%, leukosit 12.100 / mm3, hemat okri t 36%, t r ombosi t 529.000/ mm3, wakt u pembekuan 5 menit 20 detik (regensia untuk pemer iksaan PT/ APTT habi s) . Di tegakkan diagonsi s suspek benda asi ng ( kacang t anah) di br onkus.

Di rencanakan unt uk di lakukan br onkoskopi dengan menggunakan br onkoskop kaku dalam anest esi umum untuk di agnosis dan terapi . Di lakukan per siapan t indakan, konsultasi dengan bagian Ilmu Kesehatan Anak untuk toler ansi ti ndakan dan konsultasi ke bagian Anestesi. Diber ikan Deksametason (i v) 3 x 2,5 mg dan Ceftr iaxon (iv) 1 x 750 mg (ski n t est). Rontgen t oraks di ulang 1 jam sebelum ti ndakan br onkoskopi . Kesan t idak ada kelai nan dan tidak ter li hat benda asi ng di salur an nafas.

Br onkoskopi dilakukan pada tanggal 25 Sept ember 2009 mulai jam 13.00 WIB ber akhir pukul 15.00 WIB. Lapor an oper asi adalah sebagai ber ikut : 1. Pender it a tidur t elentang di meja oper asi dalam

narkose umum, kepala dipegang oleh asisten dengan posi si fleksi. Lar ingoskop lur us dimasukkan sampai ter lihat epi glot i s.

2. Dasar li dah diangkat dan ter li hat lari ng. Br onkoskop ID 4 mm panjang 30 cm di pegang dengan tangan kanan, ujung br onkoskop dimasukkan sediki t di bawah epiglotis, pandangan pi ndah ke br onkoskop dan dim asukkan melewati lar ing ber samaan dengan mengeluar kan lar ingoskop, kepala diekstensikan per lahan-lahan sesuai dengan masuknya br onkoskop.

3. Br onkoskop dimasukkan menelusur i t r akea sekret di hi sap, t idak ter li hat benda asi ng di t rakea, ti dak ter li hat adanya kelai nan di t rakea.

4. Br onkoskop di ter uskan ke kar i na t er li hat benda asi ng kacang di br onkus utama kanan, menut upi setengah br onkus utama kanan.

5. Dengan cunam peanut , kacang tanah di jepit , di angkat keluar .

6. Br onkoskop di tar ik sedi ki t di atas kar i na untuk memberi kan r espir asi yang optimal.

7. Di lakukan evaluasi ter li hat benda asing kacang tanah di br onkus utama kanan.

8. Benda asi ng di angkat dengan cunam peanut. 9. Di lakukan lagi evaluasi dan ter lihat benda asi ng

kacang tanah ke ti ga di br onkus utama kanan. 10. Di angkat dengan cunam peanut.

11. Br onkoskop di keluarkan sam bi l melakukan evaluasi .

12. Br onkoskop di masukkan kembali dan di lakukan evaluasi ti dak ditemukan adanya benda asi ng bai k di br onkus kanan maupun br onkus kir i, mukosa br onkus utam a kanan hi per emi s, tidak ada laser asi , sedikit edema.

13. Br onkoskop di keluarkan, oper asi selesai, dengan ber hasil mengeluar kan benda asi ng 3 keping kacang t anah (kacang t ojin).

Pada laporan anest esi selama oper asi di beri kan deksamethason injeksi 5mg, disam pi ng obat anestesi. Pasien dir awat di bangsal THT, di beri ter api ceftr iaxone 1 x 750 mg IV, par asetamol si r up 3x120 mg, deksametason IV 3x2,5 mg, bromheksi n 3x2mg. Pasien di observasi selama 24 jam pasca tindakan, ti dak ada keluhan sesak nafas, bat uk ber dahak ada, demam ti dak ada, t idak t er dapat kr epitasi maupun tanda-tanda pneum otor aks. Rontgen t or aks tanggal 28 Sept ember pasca ti ndakan, ti dak di temukan adanya kelai nan di par u. Pasien di pulangkan setelah 5 har i pasca tindakan di ser tai pember ian anti bi oti ka per oral.

Diskusi

Telah di lapor kan sat u kasus aspi r asi benda asing ( kacang t anah) di br onkus utama kanan pada seor ang anak perempuan umur 2 tahun. Kasus i ni sesuai dengan ber bagai liter at ur bahwa kejadian aspir asi benda asi ng 75%-85% ter jadi pada anak usia kurang 15 tahun1. Lebih 50% t er jadi pada anak kur ang dari 3 tahun.1,3,7 Anak dengan per tumbuhan gi gi molar yang belum sempur na, koor dinasi menelan yang belum matang dan makanan ber ada dalam mulut saat ter jatuh dan menangi s merupakan fakt or penyebab ter jadi nya aspir asi benda asi ng pada kasus ini .

Pada kasus i ni aspir asi benda asi ng adalah kacang t anah. Yadav SPS dkk,10 mengatakan benda asing paling banyak di temukan pada anak-anak adalah kacang tanah (52,3%) , mater i al makanan ( 12,2%), biji-bi jian (5,3%), t ulang (1,5%), plast ik ( 15,1%) , logam (4,5%) , bat u (0,8%) , tablet (1,2%) dan si sanya ti dak di temukan benda asing. Ri na TM,5 aspirasi benda asing ter banyak adalah, kacang tanah, dii kuti bi ji-bi jian, dan tulang ayam.

Gejala awal pada pasien ini adalah adanya r i wayat ter sedak yang di ikuti oleh batuk-bat uk dan sesak nafas, t idak ada laporan pemer i ksaan fi sik pada saat i ni kar ena gejala hilang setelah beber apa lama, sehingga keluar ga ti dak memer iksakan pasien. Giannoni MC,7 mendapat kan gejala awal pada aspir asi benda asing adalah adanya r i wayat ter sedak 85%, batuk yang par oksismal 57%, w heezing 57%, sumbatan jalan nafas 5%. Fase asimt omati s selama 2 hari lalu di ikuti fase kompli kasi ber upa sesak nafas. Komplikasi pada kasus aspir asi benda asing sangat ter gantung jeni s, ukuran dan let ak benda asing ber ada.12

(7)

7 memberi kan gejala batuk dengan sekr et yang

pur ulen.12,13 Benda asing pada pasien i ni sudah 3 hari , namun saat br onkoskopi t i dak di temukan adanya r eaksi i nflamasi maupun sumbatan yang berart i, i ni mungki n di ber ikan biasanya deksametason atau metil pr edni solon suksinat secar a i ntravena.

Di agnosis benda asi ng di saluran nafas bar u di tegakkan pada har i ke tiga. Benda asi ng di salur an nafas ser i ng mengalami keter lambatan diagnosi s kar ena adanya fase asimtomati s. Kim dkk dikuti p Giannoni MC7 melapor kan benda asi ng di saluran nafas didiagnosis mengatakan pemer iksaan dengan Ront gen toraks 10-20% dalam bat as norm al. Ri na MT,5 pemer iksaan Rontgen t or aks memberi kan gambar an yang abnor mal 67% - 80%.

Pada pasien ini di lakukan ti ndakan br onkoskopi seger a dengan menggunakan br onkoskop kaku untuk diagnosis pasti dan sekali gus mengeluar kan benda asing. Br onkoskop kaku mer upakan pi li han t er baik unt uk kasus anak, kar ena dapat menjami n patensi jalan nafas dan visualisasi yang baik.6,11,17,18

Kesulitan saat ekstraksi pada pasien i ni di sebabkan adanya ti ga keping kacang tanah, sehi ngga br onskop har us ber ada di salur an nafas lebi h dar i 20 meni t. Lor e dan Medina20, pemakai an instr ument br onkoskoskopi di salur an nafas sedapat mungki n ti dak lebih dar i 20 meni t. Wakt u yang lama dalam ti ndakan br onkoskopi dikuati r kan meni ngkatkan kompli kasi . Lukomsky dikuti p Mangape D18 mengatakan komplikasi t indakan br onkoskopi ter bagi 2: Rontgen tor aks pasca oper asi tidak dit emukan adanya kompli kasi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Di kensoy O, Usalan C, Fi li z A. For ei gn body aspir at i on: Cli ni cal uti li ty of flexible br onchoscopy. Post gr ad Med J 2002; 78: 399-403.

2. Saki N, Nikakhlagh S, Rahim F, Abshir i ni H. For ei gn body aspi r ati on i n i nfancy: A 20-year exper ience. Int J. Med. Sci 2009; 6: 322-8. 3. Nagendran T. Management of for eign bodies i n

t he emer gency depar tement. Hospi tal

mar ch 10, 1994. Accessed Januar y 24, 2010 8. War shawsky ME. For eign body aspir at ion.

Avai lable Fr om: www .emedici ne.com. Update: Juni 3, 2008. Accessed Januar y 20, 2010. 9. Iskandar N. Ingested and i nhaled for eign

bodies in Dr . Ci pt o Mangunkusumo Hospital, Jakar ta. Med J ORLI 1994; 25: 311-8.

10. S Yadap SP, J Si ngh, N Aggar wal, A Goel. Air way forei gn bodies i n chi ldren: Experience of 132 cases. Si ngapor e Med J 2007; 48( 9): 850-3.

11. Tami n S, Hadjat F, Abdi llah F. Penatalaksanaan aspir asi benda t rakeobr onkial bengan ber bagai manifestasi kli ni s. Med J ORLI 2005; 35: 16-25.

12. Snow JB, Jr . Br onchoesofagology.In : Ballenger JJ, editor. Di sease of t he nose, thr oat , ear head and neck. 13th ed. Phi ladelphia: Lea&Febiger ; 1996. p.1331-67.

13. Iskandar N. Br onkoskopi. Dalam: Soeper di EA, Iskandar N, Bashir uddi n J, Restuti RD. edi t or s. Buku ajar ilmu kesehat an telinga hi dung t enggor ok kepala dan leher . Eds 6. Jakar ta FKUI; 2007.p.266-76.

14. Jackson C, MD., SCD., LL.D. Br onchoesophagology. In: Br onchoesophagology. Phyladelphia and London; 1958. p. 5–34.

15. Ki r by MT. For eign bodies of the air way and

esophagus. Avai lable

(8)

8 17. Jabbardar jani HR, Kiani A, Ar ab A. Removal of

i mpacted for eign body by br onchoscopic modalit ies. Tanaffos 2009; 8: 4: 60-4.

18. Mangape D, Asbudi. Br onkoskopi kaku. Dalam: Lokakar ya Endoskopi, Ujungpandang. Desember 1987. p. 8-29.

19. Cosal ID, Imr an Ali . Penggunaan br onkoskopi ser at opt ik dalam di agnosis dan pengobat an kelai nan tr akeobr onkial. Dalam : Lokakar ya Endoskopi, Ujungpandang. Desember 1987.p. 30-60

20. Leighton GS, Penyaki t jalan nafas bagian bawah dan mediastinum: Pert imbangan endoskopi . In: Adam boies, edi tor . Buku ajar penyaki t THT. Edi si 6. Jakart a 1997. p. 454-472.

Gambar

Tabel 1. Ukuran Trakeobronkial menurut Chevalier Jackson
Gambar 2. Rontgen torak sebelum operasi.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan mempertimbangkan tentang biaya yang dibutuhkan serta alat-alat dan perlengkapan yang dibutuhkan, maka tidak setiap bidang yang tidak efisien dapat atau

Menurut penulis, pemerintah hendaknya melakukan revisi peraturan perundang-undangan tentang asuransi yaitu Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Pengasuransian,

Selanjutnya pada indikator terjaminnya keamanan terhadap arsip termasuk kategori ³%DLN´ hal itu dapat dilihat dari 20 jawaban (40%) melalui 1 item pertanyaan yang

mengenai waktu diskusi kalo menurut saya juga dengan adanya penilaian dari teman, smbah banyak karena pertama tadi ada perbedaan persepsi tentang ceklis, kalo menurut

Dalam bab ini Penulis menguraikan dua hal yaitu yang pertama adalah kerangka teori yang melandasi penelitian serta mendukung di dalam memecahkan masalah yang di angkat

vasospasm, elevated intracranial pressure (ICP) and the cardiopulmonary complications of brain injury. Neurocritical care units have developed to coordinate the management

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakter film bioplastik protein kedelai – gliserol dan film bioplastik protein kedelai - gliserol - poliester amida,

Upaya apa yang telah Anda lakukan untuk meningkatkan hubungan Anda dengan manajemen perusahaan di tempat Anda bekerja :. ………