PENERAPAN MODEL MACE AND BENN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK
PADA SISWA KELAS V SDN 2 JATIMULYA KECAMATAN CIDAHU KABUPATEN KUNINGAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
DZIKRY LATHIFUL HUDA
0903249
PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENJAS KAMPUS SUMEDANG
PENERAPAN MODEL MACE AND BENN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK
PADA SISWA KELAS V SDN 2 JATIMULYA KECAMATAN CIDAHU KABUPATEN KUNINGAN
Oleh
Dzikry Lathiful Huda
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
© Dzikry Lathiful Huda2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR DIAGRAM ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan dan Pemecahan Masalah ... 10
1. Rumusan Masalah ... 10
2. Pemecahan Masalah ... 10
C. Tujuan Penelitian ... 11
D. Manfaat Penelitian ... 12
E. Batasan Istilah ... 13
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teoritis ... 14
1. Pembelajaran Pendidikan Jasmani ... 14
a. Pengertian Pendidikan Jasmani ... 14
b. Tujuan Pendidikan Jasmani ... 15
c. Pembelajaran Pendidikan Jasmani di SD ... 15
2. Atletik ... 16
a. Pengertian Atletik ... 16
b. Nomor-nomor Atletik ... 17
3. Pengembangan Pembelajaran Lompat Jauh di SD ... 17
a. Lompat Jauh Gaya Jongkok ... 18
b. Teknik Lompat Jauh gaya jongkok ... 18
4. Pembelajaran Lompat Juah di SD ... 23
a. Pembelajaran Untuk Anak-anak Kelas III dan IV ... 24
b. Pembelajarn Untuk Anak-anak Kelas V dan VI ... 24
5. Model Pembelajaran ... 26
a. Model Pembelajaran Mace and Benn ... 27
b. Pembelajaran Lompat Jauh gaya jongkok dengan penerapan model mace and benn ... 29
B.Hasil Temuan Penelitian yang Relevan... 30
C.Hipotesis Tindakan... 32
BAB III METODE PENELITIAN A.Lokasi dan Waktu Penelitian ... 33
2. Waktu Penelitian ... 33
B.Subjek Penelitian ... 34
C.Metode dan Desain Penelitian ... 35
1. Metode Penelitian... 35
2. Desain Penelitian ... 35
D.Prosedur Penelitian... 37
1. Tahapan Perencanaan (Planning) ... 37
2. Tahapan Pelaksanaan Tindakan (Action) ... 38
3. Tahapan Observasi (Observer) ... 38
4. Tahapan Analisis dan Refleksi (Reflection) ... 38
5. Tahap Perancangan Ulang... 39
E. Instrumen Penelitian... 39
1. Format Observasi ... 39
2. Format Test ... 40
3. Format Wawancara ... 40
4. Catatan Lapangan ... 40
F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 40
1. Pengambilan Data dan Mengolah Data ... 40
a. Pengambilan Data ... 40
b. Pengolahan Data ... 41
2. Analisis Data ... 41
G.Validasi Data ... 42
BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN A.Paparan Data Awal ... 45
1. Paparan Data Awal Perencanaan ... 45
2. Paparan Data Awal Pelaksanaan ... 45
3. Paparan Data Awal Aktivitas Siswa ... 46
4. Paparan Data Awal Hasil Belajar ... 46
5. Analisis dan Refleksi... 48
a. Analisis dan Refleksi Perencanaan Data Awal ... 48
b. Analisis dan Refleksi Pelaksanaan Data Awal ... 49
c. Analisis dan Refleksi Aktivitas Siswa Data Awal... 50
d. Analisis dan Refleksi Hasil Belajar Data Awal ... 51
B.Paparan Data Tindakan ... 51
1. Paparan Data Tindakan Siklus I ... 51
a. Paparan Data Perencanaan ... 52
b. Paparan Data Pelaksanaan ... 54
c. Paparan Data Aktivitas Siswa ... 59
d. Paparan Data Hasil Belajar ... 61
e. Analisis dan Refleksi Siklus I ... 62
2. Paparan Data Tindakan Siklus II... 69
a. Paparan Data Perencanaan ... 69
b. Paparan Data Pelaksanaan ... 72
c. Paparan Data Aktivitas Siswa ... 77
d. Paparan Data Hasil Belajar ... 78
3. Paparan Data Tindakan Siklus III... ... 87
a. Paparan Data Perencanaan. ... 87
b. Paparan Data Pelaksanaan ... 91
c. Paparan Data Aktivitas Siswa ... 95
d. Paparan Data Hasil Belajar ... 96
e. Analisis dan Refleksi Siklus III ... .. 98
C.Pembahasan Hasil Penelitian ... 103
1. Pembahasan Perencanaan... 105
2. Pembahasan Pelaksanaan ... 107
3. Pembahasan Aktivitas Siswa ... 109
4. Pembahasan Hasil Belajar ... 110
5. Hasil Temuan Refleksi Hasil Penelitian ... 112
6. Pembuktian Hipotesis ... 114
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 115
B. Saran ... 116
DAFTAR PUSTAKA ... 118
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 119
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Data Awal Hasil Tes Lompat Jauh Gaya Jongkok ... 6
3.1 Jadwal Penelitian ... 34
4.1 Hasil Tes Awal Kemampuan Gerak Dasar Lompat Jauh Gaya Jongkok 47 4.2 Data Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I Tahap Perencanaan ... 53
4.3 Data Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I Tahap Pelaksanaan ... 57
4.4 Data Hasil Observasi Tahap Hasil Aktivitas Siswa Siklus I ... 60
4.5 Hasil Tes Belajar Siklus I ... 62
4.6 Rekapitulasi Hasil Perolehan Perencanaan Siklus I ... 64
4.7 Rekapitulasi Hasil Persentase Pelaksanaan Siklus I ... 65
4.8 Data Hasil Aktivitas Siswa Siklus I ... 66
4.9 Rekavitulasi Persentase Data Peningkatan Hasil Belajar I ... 67
4.10 Data Hasil Observasi Perencanaan Kinerja Guru Siklus II ... 71
4.11 Data Hasil Observasi Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus II ... 76
4.12 Hasil Aktivitas Siswa Siklus II ... 77
4.13 Hasil Tes Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok Siklus II... 79
4.14 Rekapitulasi Hasil Perolehan Perencanaan Pembelajaran Siklus II ... 81
4.15 Rekapitulasi Persentase Hasil Perolehan Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus II ... 82
4.16 Paparan Data Pelaksanaan Aktivitas Siswa Siklus II ... 84
4.17 Rekapitulasi Hasil Tes Lompat Jauh Gaya Jongkok ... 85
4.18 Data Hasil Observasi Perencanaan Siklus III... 90
4.19 Data Hasil Observasi Pelaksanaan Siklus III ... 95
4.20 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ... 96
4.21 Tes Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok Siklus III ... 97
4.22 Rekapitulasi Hasil Perencanaan Siklus III ... 99
4.23 Rekapitulasi Persentase Hasil Pelaksanaan Siklus III ... 100
4.24 Data Aktivitas Siswa Siklus III ... 101
4.25 Rekapitulasi Tes Hasil Belajar Siswa ... 103
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Papan Tolakan Lompat Jauh ... 20
2.2 Sikap Dan Gerakan pada Waktu Akan Melakukan Tolakan ... 20
23. Sikap Badan Waktu Mendarat ... 22
2.4 Teknik Lompat Jauh Gaya Jongkok ... 23
DAFTAR DIAGRAM
Diagram Halaman
4.1 Hasil Data Awal Dan Siklus I ... 68
4.2 Hasil Lompat Jauh Gaya Jongkok Data Awal Siklus I dan II... 86
4.3 Hasil Lompat Jauh Gaya Jongkok Data Awal, Siklus I, II, dan III... 102
4.4 Peningkatan Perencanaan Siklus I, II, dan III ... 106
4.5 Peningkatan Pelaksanaan Tiap Siklus ... 108
4.6 Peningkatan Aktivitas Siswa Tiap Siklus ... 109
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Format Hasil Observasi Instrumen Penilaian Kinerja Guru I ... 120
2. Format Hasil Observasi Instrumen Penilaian Kinerja Guru II ... 132
3. Format Penilaian Aktivitas Siswa ... 137
4. Format Penilaian Tes Belajar Siswa ... 139
5. Format Pedoman Catatan Lapangan ... 141
6. Format Pedoman Wawancara Siswa ... 142
7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ... 143
8. Hasil Observasi Perencanaan Kinerja Guru Siklus I... 155
9. Hasil Observasi Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus I ... 157
10.Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 159
11.Hasil Tes Belajar Siswa Siklus I ... 160
12.Catatan Lapangan Observasi Siklus I ... 161
13.Hasil Wawancara Siswa Siklus I... 162
14.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ... 163
15.Hasil Observasi Perencanaan Kinerja Guru Siklus II ... 174
16.Hasil Observasi Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus II ... 176
17.Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 178
18.Hasil Tes Belajar Siswa Siklus II ... 179
19.Catatan Lapangan Observasi Siklus II ... 180
20.Hasil Wawancara Siswa Siklus II ... 181
21.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus III ... 182
22.Hasil Observasi Perencanaan Kinerja Guru Siklus III ... 195
23.Hasil Observasi Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus III ... 197
24.Hasil Aktivitas Siswa Siklus III ... 199
25.Hasil Tes Belajar Siswa Siklus III ... 200
26.Catatan Lapangan Siklus III ... 201
27.Hasil Wawancara Siswa Siklus III ... 202
28.Surat Izin Penelitian ... 203
29.SK Pembimbing Skripsi ... 204
30.Surat Keterangan Penelitian ... 205
31.Daftar Monitoring Bimbingan Skripsi ... 206
1 BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan bagian penting dari kehidupan yang sekaligus
membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Hewan juga “belajar”
tetapi lebih ditentukan oleh instingnya. Sedangkan manusia belajar berarti
merupakan rangkaian kegiatan menuju pendewasaan guna menuju kehidupan
yang lebih berarti. Anak-anak menerima pendidikan dari orang tuanya dan jika
anak ini sudah dewasa dan berkeluarga mereka akan mendidik
anak-anaknya. begitu juga di sekolah dan perguruan tinggi, para siswa dan mahasiswa
diajar oleh guru dan dosen.
Pandangan klasik tentang pendidikan, pada umumnya dikatakan sebagai
pranata yang dapat menjalankan tiga fungi sekaligus. Pertama, mempersiapkan
generasi muda untuk untuk memegang peranan-peranan tertentu pada masa
mendatang. Kedua, mentransfer pengetahuan sesuai dengan peranan yang
diharapkan. Ketiga, mentransfer nilai-nilai dalam rangka memelihara keutuhan
dan kesatuan masyarakat sebagai prasyarat bagi kelangsungan hidup masyarakat
dan peradaban. Butir kedua dan ketiga di atas memberikan pengerian bahwa
pandidikan bukan hanya transfer of knowledge tetapi juga transfer of value.
Dengan demikian pendidikan dapat menjadi helper bagi umat manusia.
Pendidikan seolah terjeram abad dalam ketersesatan lembaga penyelenggara
pendidikan yang menggunakan pola pikir linier dan arogansi dalam memetakan
masa depan.
Pendidikan terutama diorientasikan untuk mendapatkan pengetahuan dan
keterampilan yang dapat digunakan dalam menjalankan tugas professional dan
tugas-tugas lain dalam kehidupan. Seiring gencarnya perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, dunia pendidikan pun mengalami perkembangan yang
pesat. Sebagaimana adanya, perkembangan dalam dunia pendidikan terinspirasi
oleh semakin meningkatnya kesadaran eksistensial praktisi dan pemikir
2
pendidikan merupakan kegiatan antar manusia, oleh manusia dan untuk manusia.
Oleh karena itu pembicaraan tentang pendidikan tidak pernah lepas dari unsur
manusia. Dari beberapa pendapat tentang pendidikan yang dikemukakan oleh para
ahli pendidikan pada umumnya sepakat bahwa pendidikan itu diberikan atau
diselenggarakan dalam rangka mengembangkan seluruh potensi manusia ke arah
yang positif.
Di dalam pembukaan UUD 1945 yang berbunyi “mencerdaskan kehidupan
bangsa” itu merupakan visi dari pendidikan. Serta pendidikan juga tertuang dalam pasal 31 UUD 1945 yang berbunyi “semua warga negara berhak mendapatkan pengajaran”. Dalam hal ini berarti pendidikan itu tidak pandang bulu, tidak hanya golongan menengah dan golongan ke atas yang dapat merasakan pendidikan
formal maupun non formal di negara ini tetapi juga golongan bawah pun dapat
merasakan pendidikan formal maupun non formal. Tapi peran pemerintah juga
harus ikut andil dalam membantu golongan bawah dalam mengikuti proses
pendidikan ini. Misalnya dengan memberikan bantuan beasiswa kepada peserta
didik yang tidak mampu atau berprestasi dari pendidikan dasar hingga perguruan
tinggi.
Olahraga selalu beraturan dan merupakan permainan yang kompetitif,
membawanya lebih mendekati pendidikan jasmani. Meskipun demikian
penelaahan lebih jauh akan memperlihatkan bahwa olahraga selalu berisikan
pertandingan atau perlombaan.
Menurut Cholik dan Lutan (1995-1996: 14).
Pendidikan jasmani adalah suatu proses yang dilakukan secara sadar dan
sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh
pertumbuhan jasmani. kesehatan. dan kesegaran jasmani. kemampuan dan keterampilan. kecerdasan dan perkembangan watak serta kepribadian yang harmonis dalam rangka membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan Pancasila.
Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui aktivitas
jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai perkembangan individu
secara menyeluruh. Adapun tujuan pembelajaran pendidikan jasmani menurut
3
1. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih.
2. Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik.
3. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar.
4. Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan.
5. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung-jawab, kerjasama, percaya diri dan demokratis.
6. Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri. orang
lain dan lingkungan.
7. Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif.
Pendidikan jasmani sangat penting untuk perkembangan dan pertumbuhan
anak karena di dalam masa ini anak sangat aktif untuk bergerak dimana anak lebih
memilih bermain sambil belajar dibandingkan dengan duduk manis di rumah atau
di ruangan untuk membaca buku. Dalam pendidikan jasmani yang tertera dalam
kurikulum bayak sekali hal-hal yang harus di pelajari salah satunya adalah
pembelajaran atletik.
Atletik adalah salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan atau
diperlombakan yang meliputi atas nomor-nomor jalan. lari. lompat. dan lempar.
Di dalam pendidikan jasmani atletik adalah salah satu materi ajar yang
terdapat pada kurikulum. materi yang sudah terdapat pada kurikulum sangat wajib
untuk di sampaikan. Di dalam atletik yang tercantum dalam kurikulum yang wajib
di ajarkan adalah nomor lempar. nomor lari. nomor jalan. dan nomor lompat.
Tetapi dalam kenyataan dilapangan bahwa atletik sanagt kurang penyampaiannya.
ini dikarenakan kurangnya jam pembelajaran yang di berikan untuk materi atletik.
Dengan kurangya jam pembelajaran atletik di dalam kurikulum hal ini
membuat pembelajaran atletik kurang maksimal. Terutama pada nomor-nomor
lompat dan lempar yang kaya akan tehnik sehingga banyak permasalahan yang
muncul di sini salah satunya adalah tidak tercapainya ketuntasan
4
Menurut Djumidar (2002: 116).
Lompat jauh adalah suatu gerakan mengangkat tubuh suatu titik ke titik lain yang lebih jauh dengan ancang-ancang lari cepat atau lambat dengan menumpu satu kaki dan mendarat dengan kedua kaki atau anggota tubuh lain dengan anggota tubuh lain dengan seimbang.
Pengembangan pembelajaran gerak dasar lompat tidak selalu dilaksanakan
di bak lompat tetapi dengan bantuan media bisa dilaksanakan yang penting ada
gerakan awalan, tolakan, menolak, dan mendarat.
Dalam proses tersebut terdapat dua kegiatan yang saling berinteraksi yaitu
kegiatan belajar yang dilakukan siswa dengan kegiatan mengajar yang diperankan
oleh guru. Guru memberikan stimulus dan siswa bereaksi (merespon) terhadap
stimulus tersebut. Interaksi kegiatan guru dan siswa akan terjadi dengan erat. Bila
kedua kegiatan yang diperankan itu mempunyai tujuan yang jelas dan dipahami
maknanya dengan baik oleh guru maupun oleh siswa. Jadi, dapat dikatakan bahwa
kegiatan belajar mengajar merupakan proses yang utuh. Saling berhubungan guna
mencapai suatu tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Tujuan pengajaran itu
hakekatnya adalah perubahan prilaku siswa baik yang bersifat kognitif, afektif
maupun psikomotor yang diharapkan terjadi setelah proses pembelajaran
berlangsung.
Penerapan metode dan penggunaan teknik mengajar yang kurang tepat, tidak
ada variasi pada saat pelaksanaan pembelajaran, dan lebih mengutamakan hasil
akhir belajar dari pada proses pembelajaran dapat menimbulkan minat siswa akan
menjadi rendah.
Guru dalam proses pembelajaran tidak menerapkan media dan model
pembelajaran yang dilakukan kurang kreatif. Sedangkan fasilitas yang ada
disekolah sangat memadai untuk lompat jauh, guru disini hanya menyuruh siswa
melakukan lompatan dan lompatan saja. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
yang digunakan dalam pembelajaran lompat jauh tidak bervariasi, tidak mengarah
kepada pembelajaran lompat jauh dan tidak pula menarik bagi siswa sehingga
5
Gambaran tersebut, peneliti peroleh setelah dilakukan observasi ke
lapangan, peneliti menemukan masalah yang harus dipecahkan. Permasalahan ini
didapatkan dari hasil wawancara dengan guru dan siswa kelas V SDN 2
Jatimulya. Serta hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran gerak dasar lompat
jauh siswa kelas V SDN 2 Jatimulya pada hari jum`at tanggal 28 Oktober 2012.
Dari hasil pengamatan dan kegiatan observasi terhadap pembelajaran gerak dasar
lompat jauh diperoleh temuan bahwa ada beberapa permasalahan yang menjadi
penyebab siswa kesulitan dalam melakukan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok
dengan benar. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain sebagai
berikut.
1. Pemahaman siswa masih belum baik terhadap gerakan yang dicontohkan oleh
guru mengenai pembelajaran gerak dasar lompat jauh yang benar. Seharusnya
pertama kali yang harus dikuasai oleh siswa dalam melakukan lompat jauh
yaitu gerak dasar lompat jauh harus dikuasai terlebih dahulu. seperti awalan.
tolakan. melayang. dan mendarat. Itulah modal utama bagi siswa untuk
melakukan lompat jauh sebelum mengarah kepada lompat jauh gaya jongkok
atau gaya lenting.
2. Kurang kretifnya guru dalam menggunakan model-model pembelajaran
sehingga siswa merasa cepat jenuh pada saat pelaksanaan belajar-mengajar
3. Hasil belajar dalam pembelajaran gerak dasar lompat jauh dikatakan belum
optimal. Hal ini disebabkan karena kurang penekanan terhadap gerakan dasar
lompat jauh yang benar sehingga siswa tidak memahami gerakan yang
dicontohkan guru mengenai gerak dasar lompat jauh yang benar, dan siswa
merasa bosan karena pembelajaran tidak bervariasi.
Adapun data awal tes praktek lompat jauh gaya jongkok yang diperoleh
6
Tabel I. I
Data Hasil Tes Awal Kemampuan Gerak Dasar Lompat Jauh Gaya Jongkok
Keterangan:
Berdasarkan nilai KKM yaitu 67.
a. Nilai 3 apabila terdapat indikator a, b, dan c.
b. Nilai 2 apabila terdapat indikator (a, b), (b, c), atau (c, a).
c. Nilai 1 apabila terdapat satu indikator yang tercapai.
T : Tuntas
TB : Tidak Tuntas
Skor ideal = 12
N
o Nama Siswa
Aspek Yang Diamati
S
k
o
r
Nila
i Ket
Awalan Tolakan Sikap
diudara Mendarat
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 T TB
1 Asep S √ √ √ √ 4 33.3 √
2 Aditia √ √ √ √ √ √ √ 7 58.3 √
3 Ahmad S √ √ √ √ √ √ √ √ √ 9 75 √
4 Alita √ √ √ √ √ √ 6 50 √
5 Adean Ponda √ √ √ √ √ 5 41.7 √
6 Bambang √ √ √ √ 4 33.3 √
7 Cucu √ √ √ √ √ 5 41.7 √
8 Dewi √ √ √ √ 4 33.3 √
9 Deden Agung √ √ √ √ 4 33.3 √
10 Eva Alviah √ √ √ √ 4 33.3 √
11 Fikri √ √ √ √ √ 5 41.7 √
12 Fadli √ √ √ √ √ √ 7 58.3 √
13 Herul √ √ √ √ √ √ 6 50 √
14 Inka W √ √ √ √ 4 33.3 √
15 Julia D √ √ √ √ √ √ 6 50 √
16 Khoirul Nisa √ √ √ √ 4 33.3 √
17 Muhtar √ √ √ √ 4 33.3 √
18 M. Akmal √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 10 83.3 √
19 Neneng A √ √ √ √ 4 33.3 √
20 Nan Saskia √ √ √ √ 4 33.3 √
21 Fajar √ √ √ √ √ √ √ √ √ 9 75 √
22 Puspita √ √ √ √ √ 5 41.7 √
23 Reja √ √ √ √ 4 33.3 √
24 Siti Ainaya √ √ √ √ 4 33.3 √
25 Shelpi √ √ √ √ 4 33.3 √
26 Siti Eva √ √ √ √ √ 5 41.7 √
27 Trio √ √ √ √ √ √ √ √ √ 9 75 √
28 Wiwik √ √ √ √ 4 33.3 √
29 Yulianingsih √ √ √ √ 4 33.3 √
30 Windy √ √ √ √ √ 5 41.7 √
Jumlah 30 12 9 24 8 3 26 4 1 27 8 6 155 1324.6 4 26
Persentase %
36,8% 13
% 87 %
7
Nilai = Skor yang diperoleh x 100%
Skor Ideal
Dalam hubungannya dengan pembelajaran gerak dasar, khususnya lompat
jauh gaya jongkok merupakan masalah yang perlu mendapat perhatian. karena
dari jumlah peserta didik yang jumlahnya 30 siswa kelas V SDN 2 Jatimulya
hampir 87% (27 orang) belum bisa melakukan gerak dasar lompat jauh dengan
baik. sedangkan 13% (4 orang) cukup bisa melakukan pembelajaran gerak dasar
lompat jauh.
Berdasarkan pemaparan di atas menunjukan bahwa kurangnya antusias
siswa dan merasa jenuh pada saat pembelajaran berlangsung dan ditambah
kurangnya fasilitas pembelajaran. Sehingga siswa dalam hasil belajar mengenai
pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok sangat kurang, maka dalam
penerapan lompat jauh gaya jongkok dalam pembelajaran atletik. Peneliti merasa
perlu memberikan alternatif atau memberikan solusi yang dihadapi oleh siswa
kelas V.
Alternatif tersebut salah satunya dengan menyiapkan model mace and benn
melalui media lompat gambar untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam
pembelajarannya.
Mahendra (2012: 85) menyatakan bahwa “Mace dan Benn adalah
pendekatan atau strategi baru dalam mengajarkan senam. yang disebutnya sebagai
pendekatan educational gymnastics”. Pendekatan ini pada dasarnya merupakan serangkaian episode dalam pembelajaran senam, yang masing-masing diisi oleh
tema yang berbeda. termasuk dalam gaya dan metode. Sehingga dianggap mampu
menutupi kelemahan dari masing-masing kutub pendekatan yang selama ini ada.
Tujuan pengembangan yang lebih luas yang menyentuh sekaligus aspek
psikomotor. kognitif. afektif dan sosial dengan menggunakan pendekatan formal
dan informal.
Pendekatan episodis yang ditawarkan Mace dan Benn, terdiri dari enam
tahapan pengajaran. dengan urutan yang ditulis dalam sukarma (2001: 6) berikut
8
1. Latihan Pendahuluan
Latihan ini seperti biasa bertujuan untuk mempersiapkan jasmani dan rohani
siswa untuk mengikuti pelajaran yang akan dilaksanakan. Gerakan-gerakannya
sebaiknya disesuaikan dengan bahan yang akan dipelajari. Cukup menggunakan
tenaga tetapi juga menarik. seperti kombinasi dari lari dan macam-macam lompat
dan sebaiknya dalam waktu yang singkat. Guru hendaknya menggunakan waktu
pemanasan ini untuk menciptakan suasana belajar yang menarik dengan komando
langsung.
2. Latihan Orientasi
Jika siswa akan mempelajari suatu gerakan baru. mungkin pada gerakan itu
ada bagian-bagian tertentu yang pernah dilakukan atau bahkan dikuasai siswa.
Fase ini tidak bersifat teknis semata-mata melainkan juga mengandung unsur
motivasi, kesenangan dan kegembiraan (fun and enjoyment). Mace dan Benn 1982
dalam Mahendra (2012: 85) menjelaskan bahwa fungsi dari kegiatan orientasi
adalah untuk (1) merangsang dan membiasakan perasaan anak pada pengalaman
gerak yang akan ditemui, dan karenanya (2) menghilangkan perasaan-perasaan
disorientasi yang dihasilkan dari arah dan posisi tubuh yang baru dari
keterampilan itu.
3. Latihan Inti
Selama fase ini guru menggunakan gaya mengajar komando walaupun
dianjurkan untuk lebih luwes. Upayakan agar siswa dapat menguasai gerakan
yang diajarkan dalam waktu yang relatif singkat. Oleh karena itu, sebaiknya
dipilih bahan yang sesuai dengan kemampuan siswa pada umumnya.
Kompleksitas gerakan akan menentukan guru menggunakan metode bagian atau
keseluruhan. Jika fase ini dapat dijalani lebih singkat, maka waktu untuk
selajutnya yang menggunakan pendekatan informal akan lebih panjang.
4. Latihan Ekspansi
Bila latihan ini telah dikuasai siswa maka tugas guru selanjutnya adalah
membawa siswa kepada situasi yang mendorong siswa untuk dapat melakukan
gerakan yang baru dikuasainya itu pada situasi yang lain. Misalnya siswa setelah
9
melakukan di atas bak lompat tetapi menggunakan media bantu gamabar tanpa
menghilangkan teknik dasar lompat jauh gaya jongkok. Hal ini di pergunakan
untuk menghidupkan pembelajaran dan menghilangkan rasa jenuh siswa. Di sini
kualitas penampilan tidak lagi penting, sebab tekanan tujuan bukan aspek
psikomotorik lagi tetapi sudah lebih kognitif dan afektif. Dan guru memberikan
motivasi pada tahap ini.
5. Latihan Variasi
Pada fase ini siswa didorong untuk mengembangkan daya kreatifitasnya
dengan membuat variasi gerakan dari gerakan yang dipelajari tadi dengan
menggunakan media bantu gambar. Variasi ini dapat dilakukan misalnya dengan
menyambungkan sikap atau gerakan lain dibagian awal atau akhir dari gerakan
inti tadi. Contoh, dari sikap permulaan sikap awal lari lalu melompati
gambar-gambar yang telah disusun yang dilakukan secara berkelompok. Idealnya setiap
siswa dapat menciptakan dan menampilkan variasi, bahkan mungkin lebih dari
satu. Disini guru menggunakan gaya program individu walaupun masih pada taraf
sederhana. Fase ini sangat menarik dan disini pun kualitas penampilan siswa tidak
penting. melainkan pengembangan aspek afektif dan kognitif.
6. Latihan Merangkai
Pada fase ini siswa didorong untuk menunjukan kemampuannya menyusun
atau merangkai sejumlah gerakan yang sudah dikuasainya, pada
pelajaran-pelajaran sebelumnya. Dalam fase ini tekanannya bukan kepada kualitas
penampilan keterampilan (psikomotorik), akan tetapi lebih kepada aspek kognitif,
afektif dan sosial.
Keenam tahapan tersebut di atas hendaknya dapat diterapkan pada setiap
pertemuan pembelajaran yang dilakukan, baik pertemuan itu mengajarkan satu
keterampilan tunggal maupun mengajarkan beberapa keterampilan sekaligus.
Dari hal di atas maka penulis tertarik dalam penulisan Skripsi yang berjudul
“Penerapan Model Mace And Benn untuk Meningkatkan Gerak Dasar Lompat Jauh Gaya Jongkok pada Siswa Kelas V SDN 2 Jatimulya Kecamatan Cidahu
10
B. Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah 1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka yang
menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah.
a. Bagaimana merencanakan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalaui
penerapan model mace and benn pada siswa kelas V SDN 2 Jatimulya
Kecamatan Cidahu Kabupaten Kuningan?
b. Bagaimana kinerja guru dalam pembelajaran sebagai upaya meningkatkan
kemampuan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok melalui penerapan model
mace and benn pada siswa kelas V SDN 2 Jatimulya Kecamatan Cidahu
Kabupaten Kuningan?
c. Bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok
melalui penerapan model mace and benn pada siswa kelas V SDN 2 Jatimulya
Kecamatan Cidahu Kabupaten Kuningan?
d. Bagaimana peningkatan hasil siswa dalam pembelajaran sebagai upaya
meningkatkan kemampuan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok melalui
penerapan model mace and benn pada siswa kelas V SDN 2 Jatimulya
Kecamatan Cidahu Kabupaten Kuningan?
2. Pemecahan Masalah
Melihat dari permasalahan yang ada dalam penelitian tindakan kelas yang
dilaksanakan, maka langkah selanjutnya yaitu mencari alternatif untuk pemecahan
masalah tersebut. Pembelajran lompat jauh pada pembelajaran atletik melalui
penerapan model mace and benn dan media lompat gambar dapat di lakukan
dengan langkah-langkah sebagai berikut.
a. Tahapan persiapan, pada tahapan ini guru mempersiapkan RPP tentang lompat
jauh gaya jongkok yang mengacu pada IPKG 1 dan menyiapkan
gambar-gambar yang akan di pergunakan dalam pembelajaran. kemudian guru
mengkondisikan siswa pada saat pembelajaran serta memberikan motivasi
siswa dalam mengikuti pembelajaran. Guru dapat menjelaskan kepada siswa
mengenai materi, tujuan, pokok-pokok kegiatan dan hasil belajar yang
11
lompat jauh pada pembelajaran atletik melalui media lompat gambar yang
menggunakan model mace and benn yang mana model mace and benn ini
terdiri dari latihan pendahuluan, latihan orientasi, latihan inti, latihan ekspansi.
latihan variasi dan latihan merangkai.
b. Tahapan pelaksanaan, yaitu guru memberikan pembelajaran gerak dasar
lompat jauh gaya jongkok melalui lompat gambar dengan model mace and
benn dan guru membimbing siswa mengenai langkah-langkah pembelajaran
lompat jauh gaya jongkok pada pembelajaran atletik melalui media lompat
gambar menggunakan model mace and benn serta memberikan motivasi
kepada siswa agar lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran dan guru
menggunakan gaya komanado agar siswa selalu terarahka dan guru untuk
memperbaiki pembelajan pada tahapan ini mengacu kepada IPKG II.
c. Aktivitas siswa pada saat pembelajaran adalah mengikuti arahan dari guru
agar terarahya proses belajar mengajar dengan baik. Siswa pada pembelajaran
lompat jauh gaya jongkok yang menggunakan penerapan model mace and
bann harus melakukan lompat gambar dengan disiplin, percaya diri dan
keberanian.
d. Tahapan evaluasi, pada tahap ini guru mengevaluasi siswa dengan
mengadakan tes, dimana setiap siswa melakukan tes lompat jauh gaya
jongkok.
C. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah yang telah dipaparkan. maka tujuan dari
penelitian adalah untuk mengetahui gambaran tentang :
1. Persiapan perencanaan dalam pembelajaran sebagai upaya meningkatkan
kemampuan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok melalui penerapan model
mace and benn melalui media lompat gambar pada siswa kelas V SDN 2
Jatimulya Kecamatan Cidahu Kabupaten Kuningan.
2. Pelaksanaan dalam pembelajaran sebagai upaya meningkatkan kemampuan
12
benn melalui media lompat gambar pada siswa kelas V SDN 2 Jatimulya
Kecamatan Cidahu Kabupaten Kuningan.
3. Aktivitas siswa dalam pembelajaran sebagai upanya meningkatkan sikap
disiplin, percaya diri dan berani.
4. Peningkatan hasil siswa dalam pembelajaran sebagai upaya meningkatkan
kemampuan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok melalui penerapan model
mace and benn melalui media lompat gambar pada siswa kelas V SDN 2
Jatimulya Kecamatan Cidahu Kabupaten Kuningan.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapakan dapat dirasakan oleh berbagai pihak
diantaranya adalah pihak sekolah. pihak guru. dan khususnya untuk peserta didik
yang bersangkutan. Adapun manfaat yang mungkin diharapkan adalah sebagai
berikut:
1. Manfaat bagi sekolah dan guru
a. Dapat meningkatkan kualitas pembelajaran pendidikan jasmani di SD.
b. Memberikan wawasan baru bagi guru-guru lain mengenai model mace and
benn melalui lompat gambar di KBM.
c. Penerapan model mace and benn pada lompat gambar diharapkan dapat
memberikan kemudahan pada guru dalam menigkatkan hasil belajar siswa
berupa peningkatan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok.
2. Manfaat bagi siswa/peserta didik
a. Siswa akan lebih mudah dalam melaksanakan pembelajaran lompat jauh
sehingga akan berdampak kepada peningkatan hasil belajar siswa itu sendiri.
b. Pembelajaran lompat gambar dengan menggunakan model mace and benn
diharapkan dapat membuat siswa antusias terhadap pelajaran pendidikan
jasmani, senang akan proses pembelajaran, sehingga akan muncul
13
E. Batasan Istilah
Penerapan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005) adalah perbuatan menerapkan. Sedangkan menurut beberapa ahli berpendapat bahwa.
Penerapan adalah suatu perbuatan mempraktekkan suatu teori, metode, dan hal
lain untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk suatu kepentingan yang diinginkan
oleh suatu kelompok atau golongan yang telah terencana dan tersusun
sebelumnya.
Model berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005) adalah pola (acuan, ragam, dsb) dari sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan.
Mace and benn (Sukarman, 2001: 12) dalam bukunya Gymnastycs Skills,
The Theory and Practice of Teaching and Choaching menganjurkan pengajaran
senam yang memiliki tujuan pengembangan yang lebih luas yang menyentuh
sekaligus aspek psikomotor, kodnitif, afektif dan sosial dengan menggunakan
pendekatan formal dan informal. Berikut adalah pembagian metodik dari Mace
and Benn: latihan pendahuluan, latihan orientasi, latihan inti, latihan ekspansi,
latihan variasi dan latihan merangkai.
Meningkatkan adalah proses kegiatan, cara meningkatkan (usaha, kegiatan dsb) (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005).
Gerak dasar adalah kemampuan awal yang dimiliki seseorang. Pengertian tersebut berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005).
Lompat jauh. menurut Djumidar (2002:116) ialah suatu gerakan mengangkat tubuh suatu titik ke titik lain yang lebih jauh dengan ancang-ancang
lari cepat atau lambat dengan menumpu satu kaki dan mendarat dengan kedua
kaki atau anggota tubuh lain dengan anggota tubuh lain dengan seimbang.
Gaya berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005) adalah suatu interaksi yang bila bekerja sendiri menyebabkan perubahan keadaan gerak benda.
Jongkok menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005) adalah menempatkan badan dengan cara melipat kedua lutut, bertumpu pada telapak
33 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Lokasi tempat penelitian adalah SDN 2 Jatimulya Kecamatan Cidahu
Kabupaten Kuningan. SDN yang terletak di desa jatimulya dusun manis RT 03
RW 03 jalan Kuningan-Ciledug, terletak sebelah kiri jalan dan berdiri di
tengah-tengah pemukiman warga. Lokasi penelitian ini dipilih sebagai pelaksanaan
penelitian, sebab SDN 2 Jatimulya Kecamatan Cidahu Kabupaten Kuningan
adalah salah satu sekolah yang memiliki jumlah siswa paling banyak di
Kecamatan Cidahu Kabupaten Kuningan dan sekolah ini adalah tempat peneliti
belajar mengajar sehingga hal ini mempermudah peneliti untuk mengumpulkan
data yang diperlukan dan jalur birokrasi yang ditempuh tidak terlalu sulit dan
SDN 2 Jatimulya ini sendiri banyak memilki prestasi dalam kegiatan Porseni
tingkat SD Sekecamatan Cidahu Kabupaten Kuningan sehingga peneliti berupaya
mempertahankan dan meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran
atletik dalam lompat jauh gaya jongkok dengan menerapkan model mace and
benn yang di anggap bisa meningkatkan hasil pembelajan atletik terutama pada
materi lompat jauh gaya jongkok.
2. Waktu
Dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti akan melaksanakan penelitian di
SDN 2 Jatimulya Kecamatan Cidahu Kabupaten Kuningan dan waktu
pelaksanaannya mengacu pada agenda kegiatan yang peneliti buat dengan maksud
agar pelaksanaan kegiatan tidak jauh dari jadwal yang ditetapkan dan bisa
mempersiapkan dengan baik persiapan dari mulai RPP, alat dan media yang akan
dibutuhkan pada saat pembelajaran nanti dan penelitian ini dilakukan pada bulan
yang telah ditetapkan oleh sipeneliti. Berikut ini adalah jadwal yang telah dibuat
34
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
B. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 2 Jatimulya
Kecamatan Cidahu Kabupaten Kuningan tahun ajaran 2012/2013. Jumlah siswa
sebanyak 30 orang terdiri dari siswa perempuan sebanyak 14 orang dan jumlah
siswa laki-laki sebanyak 16 orang. Karakteristik keseluruhan siswa kelas V pada
saat pembelajaran lompat jauh kurang berantusias dalam mengikuti pembelajaran
lompat jauh walaupun fasilitas bak lompat sudah tersedia, tetapi kurangnya
bimbingan dan motivasi yang diberikan guru pada saat pembelajaran
mengakibatkan penguasaan gerak dasar lompat dalam pembelajaran lompat jauh
gaya jongkok siswa bayak yang tidak mampu sehingga mengakibatkan tidak
tercapainya KKM yang telah ditentukan sekolah. Berdasarkan permasalahan yang
timbul di atas, peneliti mengambil subjek penelitian pada siswa kelas V SDN 2
Jatimulya Kecamatan Cidahu Kabupaten Kuningan hal ini untuk meningkatkan
No Penjelasan Januari Febuari Maret April Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Pembuatan
Proposal 2 Seminar Proposal 3 Revisi
Proposal 4 Persiapan
dan
Pembekalan 5 Bimbingan
Bab I,II,III 6 Pelaksanaan
Siklus I 7 Pelaksanaan
Siklus II 8 Pelaksanaan
Siklus III 9 Pengolahan
Data 10 Penyusun
Laporan 11 Sidang
35
gerak dasar siswa dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan
menggunakan penerapan model mace and benn.
C. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK)
atau Classroom Action Research (CAR). Beberapa alasan pentingnya, penelitian
tindakan kelas menurut Kasbolah (1998: 8) adalah sebagai berikut.
Pertama, dengan melakukan penelitian tindakan kelas berarti guru dapat
melihat kembali apa yang sudah dilakukan selama ini dikelas.
Kedua, penelitian tindakan kelas memberikan keterampilan pada guru untuk
segera dapat menanggulangi masalah-masalah yang dihadapi kelas untuk
memperbaiki dan meningkatkan kualitas untuk kerjanya.
Ketiga, penelitian tindakan kelas merupakan salah satu upaya untuk
memperbaiki mutu program pembelajaran di semua jenjang pendidikan termasuk
sekolah dasar.
Secara tegas Hopkin (1993) dalam Wiriatmadja (2004: 11) menuliskan
bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang mengkombinasikan
prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan
dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang
sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.
2. Desain Penelitian
Model desain penelitian bayak sekali ragamnya dari mulai Model Ebbut
(1985), Model Kammis Dan Mc Taggart (1988), Model Elliot (1991), Model Mc
Kernan (1991). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Model Spiral Kemmis
dan Mc. Taggart (Kasbolah, 1999: 70), karena model ini menggunakan siklus
yang dilakukan secara berulang dan berkelanjutan, semakin lama diharapkan
semakin meningkat perubahan dalam pencapaian hasil. Berikut ini adalah gambar
36
Gambar 3.1
Alur Pelaksanaan Tahapan Siklus PTK Kemmis dan Mc. Taggart (Wiriaatmadja, 2009 : 66)
Gambar di atas terlihat jelas alur aktivitas dalam penelitian tindakan yang
diawali dengan tindakan (planing) yaitu rencana tindakan yang akan dilaksanakan
untuk memperbaiki, meningkatkan, atau perubahan perilaku sebagai solusi;
penerapan tindakan (action) yaitu sesuatu yang akan dilakukan oleh peneliti
sebagai upaya perbaikan, perubahan, dan peningkatan yang diinginkan;
mengobservasi yaitu aktivitas mengamati proses dan hasil dari suatu tindakan
yang akan dilakukan; dan melakukan refleksi (reflection) yaitu suatu kegiatan
mengkaji, dan melihat dan mempertimbangkan hasil dari suatu tindakan. Jika
hasil refleksi menunjukan perlunya dilakukan perbaikan atas tindakan, maka
rencana tindakan yang akan dilaksanakan berikutnya mengulang suatu tindakan
dengan cara memperbaiki atau mengoptimalkan dari suatu tindakan sebelumnya.
R
E
F
PLAN
A C T I EVRESBO
R
E
F
PLAN
A C T I
37
Demikian seterusnya sampai masalah yang diteliti dapat dipecahkan secara
optimal.
D. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari beberapa siklus. Setiap
siklus terdiri dari tahap perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi
pelaksanaan tindakan, refleksi dan perencanaan untuk tindakan selanjutnya.
Dari bagan keterangan di atas dapat dijelaskan langkah-langkah ini sebagai
berikut.
1. Tahap Perencanaan
Langkah awal pada tahapan ini adalah meminta izin pada kepala sekolah,
guru-guru dan guru penjaskes di sekolah untuk persetujuan melakukan obsevasi
langsung terhadap pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Jasmani (Atletik)
tentang pembelajaran lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas V SDN 2
Jatimulya Kecamatan Cidahu Kabupaten Kuningan. Untuk mendapatkan data
awal sebagai masalah penelitian, ditemukan permasalahan sebagai berikut:
a. bahwa sebagian besar siswa kurang mampu melakukan lompat jauh gaya
jongkok, karena guru kurang kreatif dalam melaksanakan pembelajaran
sehingga siswa kurang bisa meresap pembelajaran yang dilakukan,
b. guru kurang menerapkan strategi pembelajaran yang sesuai,
c. metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru kurang tepat, dan
d. kurang bimbingan dan tidak memberikan motivasi untuk melakukan
pembelajaran.
Dari permasalah yang didapatkan peneliti setelah melakukan observasi di
atas maka sepeneliti untuk memecahkan masalah di atas di awali dengan
menganalisis alat bantu dalam pembelajaran dan kurikulum Pendidikan Jasmani
SD tentang keterampilan dasar salah satu pembelajaran atletik yang dalam hal ini
lompat jauh gaya jongkok, kemudian hasil analisis tersebut dituangkan dalam
bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan menggunakan penerapan
38
2. Tahap Pelaksanaan
Dalam tahap ini peneliti melaksanakan kegiatan yang sudah direncanakan
dari mulai pemasangan alat bantu di lapangan dan pelaksananaan pembelajaran
yang sudah di sknario semenarik mungkin. Langkah-langkah yang dilakukan
dalam tahap ini sebagai berikut.
a. Mengimplementasikan tujuan pembelajaran lompat jauh sebagai upaya
meningkatkan hasil belajar lompat jauh.
b. Melaksanakan tes untuk melihat kemampuan dari kompetensi dasar yang
diharapkan.
c. Menyusun tindakan lanjutan sebagai upaya perbaikan hasil belajar.
d. Melakukan evaluasi.
Pelaksanaan ini dilakukan pada saat dimulainya penelitian berlangsung dan
dilaksanakan pada saat jam pembelajaran penjaskes agar tidak mengganggu
aktivitas belajar-mengajar yang lain.
3. Tahap Observasi
Tahap observasi tindakan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan observasi, dan guru sebagai peneliti bertindak sebagai observer untuk
mencatat semua kegiatan, untuk mengenal, merekam dan mendemonstrasikan
setiap hal dari proses dan hasil yang dicapai dari tindakan yang direncanakan. Hal
ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keterlibatan siswa dalam
pembelajaran. Melalui tahap observasi semua data dikumpulkan dengan membuat
catatan lapangan yang lengkap mengenai hal yang terjadi dalam proses
pembelajaran.
4. Tahap Analisis dan Refleksi
Tahapan ini adalah untuk menganalisis kegiatan yang sudah dilakukan dan
menyimpulkan informasi-informasi yang telah didapatkan pada saat pelaksanaan
berlangsung. Setelah menyimpulkan informasi sebaiknya informasi tersebut di
diskusikan dengan guru pengajar atau kepala sekolah tentang kekurangan dan
kelebihat dari kegiatan yang sudah dilakukan agar mendapatkan bantuan atau
39
5. Tahap Perancangan Ulang
Tahap ini adalah bentuk rancangan ulang dari tahap-tahap sebelumnya untuk
memperbaiki kekurangan-kekurangan yang telah dilakukan dan merupakan tindak
lanjut perbaikan untuk ke depannya. Tindakan lanjutan ini merupakan jawaban
dari hasil refleksi tindakan sebelumnya yang belum terpecahkan sehingga perlu
adanya tindakan lanjutan untuk memperbaiki tindakan sebelumnya yang memang
belum dapat mengatasi masalah sesuai dengan yang diharapakan.
E. Instrumen Penelitian
Instrument ini digunakan untuk memperoleh hasil yang obyektif dalam
pengumpulan data. Instrumen sangat penting dalam pengumpulan data karena
memperoleh informasi-informasi yang tepat sehingga dengan adanya instrumen
maka permasalahan yang sebelumnya dirumuskan akan dapat dipecahkan dengan
baik.
Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1. Format Observasi
Kegiatan observasi dilaksanakan pada saat kegiatan pembelajaran, untuk
memperoleh data tentang pelaksanaan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok
menggunakan tahapan-tahapan latihan pembelajaran serta evaluasi hasil
pembelajaran, juga faktor-faktor penunjang dan penghambat pelaksanaan
pembelajaran. Ada pun format yang di observasi adalah sebagai berikut.
a. Perencanaan ini meliputi RPP alat dan media untuk di observasi dengan
menggunakan alat IPKG 1 (Instrumen Penilaian Kinerja Guru) yang mengacu
kepada pedoman penilaian yang dilakukan di UPI.
b. Pelaksanaan kinerja guru, untuk mengukur kinerja guru ini menggunakan alat
IPKG 2 (Instrumen Penilaian Kinerja Guru). IPKG 2 ini adalah untuk
mengukur kemampuan melaksanakan pembelajaran.
c. Aktivitas siswa, untuk mengetahui aktivitas siswa selama proses pembelajaran
berlangsung. Hal ini terkait dengan nilai motivasi dan kedisiplinan siswa saat
40
2. Format Test
Format tes ini menggunakan lembar penilaian dan test lompat jauh gaya
jongkok dilakukan secara individu terhadap siswa pada saat akhir pembelajaran
dengan tujuan untuk memperoleh gambaran tingkat keberhasilan peningkatan
keterampilan gerak dasar lompat jauh gaya jongkok.
3. Format Wawancara
Wawancara salah satu prosedur hal penting untuk mengumpulkan data.
Wawancara adalah suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu di dalam kelas
dilihat dari sudut pandang yang lain (Hopkin, dalam Wiriaatmadja, 2009: 117).
Wawancara ini baiknya dilakukan terhadap siswa sesudah pelaksanaan
pembelajaran, dengan tujuan untuk memperoleh tanggapan mengenai kesulitan
yang dihadapi selama melaksanakan kegiatan pembelajaran lompat jauh gaya
jongkok.
4. Catatan Lapangan
Catatan lapangan adalah salah satu alat penting, karena akan membahas dan
berguna sebagai alat perantara yaitu apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dicium,
dan diraba dengan catatan sebenarnya. Proses pelaksanaan dilakukan setiap
selesai mengadakan penelitian.
F. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pengolahan data
kualitatif dilakukan saat pelaksanaan refleksi dari setiap siklus perolehanya
berdasarkan tiap tindakan. Pengolahan data ini dilakukan setelah data terkumpul
yang diperoleh dari seluruh instrument.
Teknik pengolahan data untuk tes hasil belajar adalah sebagai berikut.
1. Pengambilan Data dan Pengolahan Data
a. Pengambilan data
1) Data hasil belajar diambil dengan memberikan tes kepada siswa.
2) Data tentang situasi pembelajaran pada saat dilaksanakan tindakan diambil
41
3) Data tentang repleksi diri serta perubahan-perubahan yang terjadi di kelas,
diambil dari catatan yang dibuat guru.
4) Data tentang keterkaitan antara perencanaan dengan pelaksanaan didapat dari
rencana pembelajaran dan lembar observasi.
b. Pengolahan data
1) Mengumpulkan format hasil observasi dalam perencanaan pembelajaran dari
nilai lembar IPKG 1, untuk dianalisis sebagai data dalam perencaan
pembelajaran pada siklus selanjutnya.
2) Mengumpulkan format hasil observasi dalam perencanaan pembelajaran dari
nilai lembar IPKG 2, untuk dianalisis sebagai data dalam perencaan
pembelajaran pada siklus selanjutnya.
3) Mengumpulkan dan menganalisis nilai aktifitas siswa yang terdapat pada
lembar hasil observasi aktifitas siswa mengenai nilai sikap sikap dan
pengetahuan sebagai pertimbangan dalam tindakan selanjutnya.
4) Mengumpulkan dan menganalisis hasil belajar siswa yang terdapat pada
lembar hasil belajar siswa, yang akan dijadikan dasar bagi peningkatan dan
perubahan tingkah laku dalam melakukan gerak dasar guling belakang melalui
beberapa macam latihan pada siklus berikutnya.
2. Analisis Data
Proses analisis data dimulai dengan menelaah dan mempelajari seluruh data
yang terkumpul dari berbagai sumber, kemudian data tersebut direduksi dengan
jalan membuat abstraksi yaitu merangkainya menjadi inti sari yang terjaga
kebenarannya. Selanjutnya data tersebut disusun dan dikategorisasikan, kemudian
disajikan, dimaknai, dan terakhir diperiksa keabsahannya.
Pendapat menurut Goetz dan Le Compte dalam Wiriaatmadja (2009:137),
mengemukakan bahwa analisis data merupakan hal ini penting, karena akan
membantu peneliti dalam mengembangkan penjelasan dari kejadian atau situasi
yang berlangsung di dalam kelas yang ditelitinya.
Analisis data dilakukan melalui tiga tahap yaitu bisa dilihat di halaman
42
a. Reduksi data adalah proses penyederhanaan yang dilakukan melalui seleksi,
pemfokusan dan pengabstraksian data mentah menjadi informasi yang
bermakna.
b. Paparan data adalah proses penampilan data secara lebih sederhana dalam
bentuk paparan naratif, repsentasi gerak dan sebagainya.
c. Penyimpulan adalah proses pengambilan intisari dari sajian data yang telah
diorganisasikan dalam bntuk penyetaraan kalimat atau formula yang singkat
dan padat tetapi mengandung arti luas.
G. Validasi Data
Validasi data dalam penelitian ini berdasarkan pendapat Hopskin
(Wiriaatmadja, 2006 : 168), sebagai berikut.
1. Member Check, yakni memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancara dengan cara
mengkonfirmasikan dengan guru dan siswa melalui diskusi pada akhir tindakan.
Adapun proses kegiatannya yaitu memeriksa:
a. Daftar hadir kelas V SDN 2 Jatimulya
b. Nomor induk siswa
c. Daftar I
d. Jadwal pelajaran
2. Triangulasi, yakni memeriksa kebenaran data yang diperoleh peneliti, dengan membandingkan terhadap hasil yang diperoleh mitra peneliti secara kolaboratif.
Maka peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut.
a. Kegiatan yang divalidasi data
1) Mengkaji kurikulum yang berlaku.
2) Menentukan materi yang sesuai dengan program pembelajaran pendidikan
jasmani olahraga dan kesehatan kelas V.
3) Disesuaikan dengan kompetensi.
4) Disesuaikan dengan kompetensi dasar.
a) Waktu pelaksanaan
43
Tanggal : 26 Mei, 2 Juni, 9 Juni 2013
Tempat : SDN 2 Jatimulya
b) Peneliti mengadakan diskusi dengan :
Guru penjas : Aji
NIP : -
Kepala Sekolah : H. Dedi Haryadi S.Pd.
NIP : 196212141983051007
3. Audit Trail, untuk mengecek kebenaran prosedur dan metode pengumpulan data dengan cara mendiskusikannya dengan teman sejawat yang berpengalaman
dalam melakukan penelitian atau pembimbing yang bersangkutan. Kegiatan
tersebut harus tetap mempertahankan sikap terbuka dan kejujuran, tentang.
a. Data awal (hasil observasi) lari jarak pendek melalui beberapa macam latihan.
b. Data akhir hasil observasi nilai aktifitas siswa, dan nilai akhir belajar siswa
pada setiap siklus dalam pembelajaran lari jarak pendek melalui beberapa
macam latihan.
c. Membandingkan dan mendiskusikan serta menganalisis data tersebut.
4. Expert Opinion, dilakukan dengan cara mengkonsultasikan hasil temuan peneliti kepada para ahli. Dalam kegiatan ini, peneliti mengkonsultasikan hasil
temuan peneliti kepada pembimbing untuk memperoleh arahan dan masukan
sehingga validasi temuan penelitian dapat dipertanggungjawabkan.
Kegiatan ini diawali dengan pertemuan antara peneliti dengan pembimbing,
yaitu.
a. Bapak Drs.H. Anin Rukmana, M.Pd
Pembimbing I.
b. Bapak Drs. Entan Saptani. M.Pd
Pembimbing II.
Untuk mengadakan pengecekan akhir dalam penemuan penelitian agar
diperoleh kesahihan. Sedangkan waktu pelaksanaannya yaitu.
a. Pelaksanaan pengajuan dan pembuatan proposal penelitian.
44
Masalah yang akan dibahasnya bisa dilihat dihalaman selanjutnya:
a. Masalah penelitian
b. Pemecahan masalah
115 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan penelitian yang telah dilakukan mengenai
peningkatan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui penerapan model
mace and benn pada siswa kelas V SDN 2 Jatimulya Kecamatan Kuningan
Kabupaten Sumedang, peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Perencanan pembelajaran dalam upaya meningkatkan pembelajaran lompat
jauh gaya jongkok melalui penerapan model mace and benn dimulai dengan
menganalisis tujuan pokok, meningkatkan keterampilan melakukan lompat
jauh gaya jongkok, dan merencanakan jumlah pertemuan. Dengan
perencanaan pembelajaran seperti itu, dapat dilihat hasil dari penelitian ini
siklus I 82,6%, siklus II 87,9%, dan siklus III telah memenuhi target dengan
persentase 100%. Agar proses pembelajaran berjalan efektif, sistematika
tahapan gerakan dimulai dengan gerakan yang mudah, kemudian
berangsur-angsur dinaikan ke beban yang sulit.
2. Proses pelaksanaan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui
penerapan model mace and benn diikuti dengan kinerja guru yang maksimal
dalam memotivasi aktivitas siswa dan bimbingan melalui petunjuk-petunjuk
pelaksanaan yang jelas dan koreksi-koreksi yang tepat baik secara khusus
maupun umum serta upaya modifikasi dan pemanfaatan fasilitas belajar akan
mampu mendapatkan hasil yang maksimal. Pada data siklus I 88,7%, siklus II
94,1%, dan siklus III menjadi 100% bisa disimpulkan mengalami peningkatan
yang signifikan.
3. Dalam memaksimalkan aktivitas siswa saat berlangsungnya pembelajaran
pemberian motivasi siswa harus diberikan saat pembelajaran berlangsung agar
aktivitas siswa dapat meningkat disamping pengawasan dan peraturan yang
ketat, jelas dan tidak berpihak sehingga pengelolaan proses belajar maksimal.
Dapat dilihat dari data siklus I yang mendapatkan criteria baik 56,7%, criteria
116
criteria baik 70%, cukup 20% dan criteria kurang 10% dan siklus III yang
mendapatkan criteria baik 76,7%, cukup 20% dan kurang 10%. Aktivitas
siswa yang mendapatkan criteria baik mengalami peningkatan.
4. Dengan penerapan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui penerapan
model mace and benn menunjukan adanya peningkatan yang signifikan. Hal
ini dapat dilihat dari hasil tes pembelajaran data awal 13,3% yang tuntas dari
30 siswa, meningkat pada siklus I menjadi 33,3% atau 10 siswa yang tuntas,
siklus II menjadi 66,7% atau 20 siswa, dan siklus III dengan persentase
ketuntasan 91,1%.
B. Saran
Berdasarkan hasil temuan yang diperoleh penulis selama peneliti ini diajukan
saran-saran sebagai berikut.
1. Bagi Guru
a. Diharapkan para guru pendidikan jasmani mencoba berbagai macam teknik
pendekatan yang sesuai dengan karakter materi ajar, agar wawasan
metodologi pembelajaran pendidikan jasmani menjadi berkembang. Terutama
pada pembelajaran penjas di SD sebaiknya menggunakan metode
pembelajaran melalui modifikasi, karena pada masa anak SD cenderung masih
ingin bermain serta menghindari cedera yang berakibat fatal.
b. Hasil penelitian harus mampu membangkitkan motivasi guru untuk
mengembangkan model pembelajaran yang inovatif sehingga pembelajaran
penjas khususnya atletik lebih berkembang dan disenangi siswa.
c. Guru hendaknya termotivasi untuk selalu meningkatkan kemampuannya dan
profesionalismenya, dalam upaya membantu siswa mempermudah untuk
memahami materi yang diajarkan.
2. Bagi Sekolah atau Lembaga
a. Dapat membantu tercapainya tujuan pembelajaran pendidikan jasmani.
b. Untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani, maka pihak
sekolah diharapkan berupaya untuk memberikan kontribusi yang maksimal
117
dapat dilakukan dengan sarana dan prasarana penunjang pembelajaran baik
untuk siswa maupun guru.
c. Pembinaan dan pelatihan yang intensif terhadap para guru juga perlu diadakan
oleh pihak sekolah, ini dimaksudkan agar dapat meningkatkan kemampuan
mengajarnya dalam rangka inovasi pembelajaran pendidikan jasmani.
3. Bagi Peneliti Lain
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bandingan sekaligus landasan
penelitian lanjut yang berhubungan dengan penerapan permainan dalam
pembelajaran.
b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi peneliti lain yang
akan melakukan penelitian khususnya dengan model pembelajaran yang
kreatif sebagai tindakan.
c. Bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian tindakan kelas hendaknya
menggunakan sumber yang lebih banyak lagi, sehingga temuan-temuan dalam
pelaksanaan pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok ini lebih
118
DAFTAR PUSTAKA
Adang, Suherman, dkk. (1999/2000). Atletik, Depdikbud, Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III.
Adiwimarta, Sri Sukesis dkk. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat pembinaan dan pengembangan bahasa edisi 2.
Depdikbud. (2004). Kurikulum Sekolah Dasar Kelas V, Garir-garis Besar
Program Pengajaran Olahraga dan Kesehatan. Jakarta: Dirjen PDM.
Djuanda, D. (2006). Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Komunikatif dan
Menyenangkan. Bandung: Pustaka Latifah.
Djumidar. (2002). Dasar-dasar Atletik. Jakarta: Depdikbud Universitas Terbuka.
Kasbolah, Kasihani. (1998/1999). Penelitian Tindakan Kelas. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Lutan, Rusli. (2001). Mengajar Pendidikan Jasmani Pendekatan Pendidikan
Gerak di Sekolah Dasar. Jakarta: DEPDIKNAS Direktorat Jendral
Pendidikan Dasar dan Menengah Bekerjasama dengan Direktorat Jendral Olahraga.
Mahendra, Agus. (2012). Pendekatan Pola Gerak Dominan untuk Siswa SLTP.
(online). Tersedia:
http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/196308241 989031-AGUS_MAHENDRA/Senam_SMP_Agus_
Mahendra/B3SENAM.pdf (08 Maret 2012).
Muhtar, Tatang. (2009). Atletik. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
119
Saputra, Yudha. (2011). Pembelajaran Atletik Di Sekolah Dasar. Direktorat Jendral Olahraga, Depdiknas.
Sukarma, H.T. (2001). Senam Ritmik: bentuk-bentuk tugas dan pembelajarannya. Jakarta: Depdiknas.
Sukintaka (2004). Teori Bermain untuk D2 PGSD Penjaskes. Jakarta: Depdikbud Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.
Sunarya, May dan Suwarso, Eso. (2010). Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesehatan. Bandung: PT. Arya Duta.
Syarifuddin, Aip. (1992). Atletik. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.
Toho, Cholik M.Rusli, Lutan. (1995-1996) Pendidikan Jasmani dan kesehatan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Proyek Pendidikan Tenaga Guru.
Widada, Wahyu. (2010). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Trans Mandiri Abadi.