• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN METODOLOGI PENELITIAN BERBASIS EXPERIENTIAL LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN RISET KEPENDIDIKAN SAINS MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN METODOLOGI PENELITIAN BERBASIS EXPERIENTIAL LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN RISET KEPENDIDIKAN SAINS MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI."

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI……….. i

DAFTAR TABEL………. iv

DAFTAR GAMBAR ……….. vi

DAFTAR LAMPIRAN ……… vii

BAB I PENDAHULUAN ……… 1

A. Latar Belakang Masalah ………. 1

B. Rumusan Masalah………... 5

C. Tujuan Penelitian………. 6

D. Manfaat Penelitian……… 6

E. Definisi Operasional ……… 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA……… 9

A. Penelitian Pendidikan ……….. 9

B. Sains dan Pendidikan Sains .………... 14

C. Domain-domain Riset Pendidikan Sains. ………... 21

1. Analisis Struktur Konten ……… 22

2. Riset pada Mengajar dan Belajar ……… 22

3. Pengembangan dan Evaluasi Pengajaran ……… 23

4. Riset pada Isu-isu Kurikuler dan Kebijakan Pendidikan Sains ……….. 23

D. Keterampilan Riset ………. 23

E. Model Pembelajaran Yang Digunakan Untuk Mengajarkan Keterampilan Riset………. 31

BAB III METODE PENELITIAN……… 33

A. Paradigma Penelitian ……… 38

(2)

C. Jenis Desain Penelitian ……….. 35

D. Metode Penelitian ……….. 35

E. Rancangan dan Prosedur Penelitian ………. 36

F. Instrumen Penelitian ………. 39

G. Teknik Pengumpulan Data ……… 45

H. Teknik Analisis Data ………. 45

I. Hasil Ujicoba Rancangan Program Perkuliahan Metodologi Penelitian berbasis Experiential Learning ……… 47

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ………. 50

A. Hasil Penelitian……… 50

1. Hasil Analisis Kebutuhan ……… 50

a. Program Perkuliahan ……… 50

b. Keterampilan Riset Mahasiswa ……… 50

2. Pengembangan Program Perkuliahan Metodologi Penelitian Berbasis Experiential Learning (PPMPEL) ………. 60

a. Struktur Program Perkuliahan Metodologi Penellitian ……… 60

b. Satuan Acara Perkuliahan (SAP) ……….. 67

c. Bahan Ajar ………..… 67

d. Lembar Kerja Mahasiswa (LKM) ……… 70

e. Tugas-tugas Terstruktur ……….. ………... 71

3. Efektivitas Program Perkuliahan Metodologi Penelitian Berbasis Experiential Learning (PPMPEL) ……… 71

a. Implementasi Program Perkuliahan Metodologi Penelitian Berbasis Experiential Learning ………... 71

b. Aktivitas Mahasiswa dalam Kegiatan Belajar Mengajar…………... 76

c. Aktivitas Dosen dalam Kegiatan Belajar Mengajar ……….. 77

d. Interaksi Dosen dan Mahasiswa dalam Kegiatan belajar Mengajar ….. 79

(3)

C. Kendala/Keterbatasan Penelitian ……… 91

D. Temuan ……….. 92

E. Dampak Program Perkuliahan Metodologi Penelitian Berbasis Experiential Learning………. 98

F. Rekomendasi ……… 95

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……… 97

A. Kesimpulan ………. 97

B. Saran ………... 98

DAFTAR PUSTAKA ……….. 101

(4)

DAFTAR TABEL

Tabel

3.1 Jenis Instrumen Penelitian ……… 40

3.2 Kriteria Validitas/Reliabilitas Butir Soal……… 44

3.3 Katagori Gain yang Dinormalisasi (N-Gain) ……… 46

3.4 Katagori Hasil Observasi ……… . 47

3.5 Kriteria Tingkat Penguasaan ……….. 47

4.1 Struktur Program Perkuliahan Metodologi Penelitian yang Selama ini Dilaksanakan………. 52

4.2 Persentase Mahasiswa yang Telah Menempuh MK Metodologi Penelitian yang Menguasai Keterampilan Riset………... 54

4.3 Ringkasan Hasil Analisis Kebutuhan dan Rencana Struktur Program Perkuliahan……… 55

4.4 Hasil Identifikasi Keterampilan Riset Pendidikan pada MKPBM ………. 56

4.5 Sebaran Keterampilan Riset Pada MKPBM ……….. 57

4.6 Persentase Mahasiswa Yang Telah Menguasai Keterampilan Riset (Hasil Pretes)...………. . 58

4.7 Struktur Program Perkuliiahan Metodologi Penelitian Berbasis Experiential Learning ………. 65

4.8 Perbandingan Materi Keterampilan Riset pada Bahan Ajar dengan Materi Keterampilan Riset pada Buku-buku Metodologi Penelitian ……… 69

4.9 Daftar Lembar Kerja Mahasiswa (LKM) ………. 70

4.10 Hasil Belajar Keterampilan Riset Mahasiswa Calon Guru pada Implementasi PPMPEL ………. 73

(5)

4.12 Hasil Observasi Aktivitas Dosen Dalam KBM …....………..………… 78

(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1 Proses-proses Riset ……… 9

2.2 Keterbatasan Penelitian Pendidikan……… 11

3.1 Paradigma Penelitian………. 34

3.2 Pengembangan Desain Program Perkuliahan ……… 39

4.1 Perbandingan Struktur Program Metodologi Penelitian Yang Selama ini dilaksanakan dengan struktur Program PPMPEL ……….. 64

(7)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran

A. Instrumen Penelitian……… 105

1. Lembar Penilaian Struktur Program Perkuliahan ……….. 106

2. Lembar Penilaian Satuan Acara Perkuliahan (SAP) ……… 107

3. Lembar Penilaian Bahan Ajar ……… 108

4. Kisi-kisi Wawancara dengan Mahasiswa ……… 109

5. Kisi-kisi wawancara dengan Dosen……… 110

6. Lembar Observasi Aktivitas Dosen dalam KBM …..……… 111

7. Lembar Observasi Aktivitas Mahasiswa dalam KBM ……… 112

8. Lembar Observasi Interaksi Dosen dan Mahasiswa……… 113

9. Rubrik Penilaian Proposal……… 114

10. Instrumen Tes Objektif ……… 116

B. Data Hasil Studi Pendahuluan dan Analisis Kebutuhan……… 133

11. Rekap Hasil Penilaian Struktur Program Perkuliahan ………. 134 12. Rekap Hasil Penilaian Satuan Acara Perkuliahan ……… 135

13. Rekap Penilaian Bahan Ajar ……… 136

14. Hasil Identifikasi Keteramppilan Riset Pendidikan pada Mata Kuliah PBM……….. 137

15. Sebaran Keterampilan Riset Pada Mata Kuliah PBM……… 138

(8)

17. Ringkasan Hasil Wawancara dengan Mahasiswa……… 140

18. Ringkassan Hasil Wawancara dengan Dosen……… 141

19. Ringkasan Hasil Analisis Kebutuhan dan Rencana Struktur Program…. 142

C. Hasil Uji Coba Instrumen……… 143

20. Hasil Analisis Instrumen Tes Objektif……… 144

21. Kisi-kisi Soal Metodologi Penelitian untuk Pretes……….. 146

22. Soal Tes Objektif Metodologi Penelitian untuk Pretes……… 148

23. Kisi-kisi Soal Metodologi Penelitian untuk Postes ……… 158

24. Soal Tes Objektif Metodologi Penelitian untuk Postes……… 160

D. Data Hasil Implementasi……… 169

25. Rekap Hasil Pretes……… 170

26. Rekap Hasil Postes ……… 170

27. Data Peninggkatan Hasil Belajar Mahasiswa……… 174

28. Perbandingan Nilai Pretes, Postes, dan Nilai Proposal Hasil Implementasi Program Perkuliahan Metodologi……… 176

29. Hasil Analisis Setiap Aspek Keterampilan Riset……… 178

30. Hasil Observasi Aktivitas Dosen dalam KBM……… 179

31. Hasil Observasi AktivitasMahasiswa dalam KBM……… 180

(9)

E. Perangkat Program Perkuliahan Metodologi Penelitian Berbasis

Experiential Learning………… 182

33. Struktur Program Perkuliahan Metodologi Penelitian Berbasis Experiential Learning……… 183

34. Satuan Acara Perkuliahan (SAP)……… 185

35. Lembar Kerja Mahasiswa (LKM) ………. 233

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam upaya mengembangkan pendidikan diperlukan guru-guru yang profesional. Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru profesional adalah memiliki kemampuan untuk melaksanakan penelitian, khususnya penelitian dalam bidang pendidikan. Penelitian dalam bidang pendidikan tidak terbatas hanya pada pengajaran dan pembelajaran saja, tetapi juga termasuk aspek-aspek yang mempengaruhi pengajaran, seperti inovasi pengembangan kurikulum, administrasi, pengembangan staf, dan kebijakan-kebijakan dalam bidang pendidikan (McMillan, 2001: 21-22 ). Seorang guru dapat melakukan penelitian terhadap pembelajaran yang dilaksanakannya, untuk mengetahui apakah proses pembelajaran yang dilaksanakan selama ini telah memberikan hasil yang baik atau belum.

Untuk dapat melakukan penelitian dengan baik, guru sebagai peneliti mutlak harus memiliki keterampilan-keterampilan meneliti (keterampilan riset). Baik buruknya suatu hasil penelitian salah-satunya ditentukan oleh keterampilan riset yang dimiliki oleh seorang peneliti. Bagi guru yang akan melakukan penelitian dalam bidang pendidikan, keterampilan-keterampilan riset kependidikan harus dikuasai dengan sebaik-baiknya.

(11)

Banyak manfaat yang didapat mahasiswa dengan dimilikinya keterampilan riset. Pertama, dengan memiliki keterampilan riset yang baik, mahasiswa akan dengan mudah menyelesaikan tugas akhirnya, mahasiswa tidak akan kesulitan dalam melakukan penelitian dan penulisan skripsinya. Dengan demikian, kelulusan mereka juga menjadi tidak terkendala. Kedua, keterampilan riset yang mereka miliki akan menjadi bekal yang berguna setelah mereka bertugas sebagai guru. Keterampilan riset ini akan menjadi alat untuk mengembangkan diri menjadi guru yang profesional melalui penelitian-penelitian pendidikan yang dilakukannya. Ketiga, dengan dimilikinya keterampilan riset mereka akan terdorong untuk terus melakukan penelitian-penelitian, sehingga mereka akan terus-menerus belajar untuk memperoleh pengetahuan yang baru. Dengan demikian mereka akan terus belajar sepanjang hayatnya. Yeoman dan Zamorski (2008) menyatakan bahwa keterampilan-keterampilan riset dapat mendorong seorang peneliti menjadi lebih baik.

Keterampilan riset yang telah dimiliki oleh mahasiswa, selain bermanfaat bagi mereka pada saat kuliah, yakni untuk pembuatan skripsinya, juga akan berguna bagi mereka setelah mereka menyelesaikan pendidikannya. Dengan bekal keterampilan riset yang dimiliki, mahasiswa akan mampu mengembangkan dirinya menjadi peneliti-peneliti yang handal dan professional.

(12)

meningkatkan keterampilan-keterampilan riset. Perkuliahan yang dilaksanakan selama ini lebih banyak menggunakan metode ceramah dan tanya-jawab dengan tugas akhir perkuliahan membuat proposal. Dengan demikian, dalam perkuliahan ini kurang melatih keterampilan-keterampilan riset yang diperlukan untuk dapat melakukan penelitian.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada mahasiswa yang telah menempuh mata kuliah Metodologi Penelitian dan telah dinyatakan lulus, diketahui bahwa hanya 39% mahasiswa yang menguasai keterampilan riset, sedangkan sisanya (61%) tidak menguasai keterampilan ini (Suatma, 2011a). Selanjutnya, dari hasil evaluasi terhadap proposal yang dibuat oleh mahasiswa sebagai tugas akhir dari perkuliahan Metodologi Penelitian, serta hasil penilaian terhadap jawaban soal ujian akhir semester (UAS) mata kuliah Metodologi Penelitian, menunjukkan bahwa sebagian besar keterampilan riset masih belum dikuasai oleh mahasiswa. Keterampilan-keterampilan riset yang belum dikuasai oleh sebagian besar mahasiswa adalah: mengidentifikasi dan merumuskan masalah; memformulasi hipotesis; mengidentifikasi dan melabel variabel; menyusun definisi operasional variabel; mengidentifikasi teknik untuk memanipulasi dan mengontrol variabel; menyusun rancangan penelitian; mengidentifikasi dan menjelaskan prosedur untuk observasi dan pengukuran; menyusun dan menggunakan kuesioner dan pedoman wawancara; melakukan analisis statistik; dan menggunakan prosedur untuk pengolahan data.

(13)

keterampilan riset yang diperlukan untuk penelitiannya. Untuk itu, perlu diupayakan suatu bentuk perkuliahan yang dapat meningkatkan penguasaan keterampilan riset mahasiswa calon guru Biologi ini. Yeoman dan Zamorski (2008) dalam hasil penelitiannya menyatakan bahwa perkuliahan yang membekalkan keterampilan riset berpengaruh pada perkembangan keterampilan mahasiswa. Lebih jauh dikemukakan bahwa dengan dibekalkannya keterampilan riset melalui latihan-latihan secara bertahap, terdapat peningkatan pada pemahaman literatur, pemahaman lingkungan riset, pemahaman mengenai proses riset, adanya peningkatan rasa percaya diri dalam penulisan ilmiah dan percaya diri dalam mempresentasikan materi-materi ilmiah.

Perkuliahan yang dirancang untuk mengembangkan keterampilan riset dalam bidang pendidikan ini, selain memuat materi mengenai keterampilan riset secara umum, juga perlu dimasukkan metode-metode penelitian dalam bidang pendidikan. Hasil penelitian Desai (2008) menunjukkan bahwa penggabungan riset dengan pendidikan dapat membantu mahasiswa memperoleh pengalaman otentik, meningkatkan kemampuan akademik, membuat keputusan mengenai karir, dan membentuk hubungan dengan riset profesional.

(14)

keterampilan riset pendidikan bagi mahasiswa. Dengan banyaknya latihan tersebut, mahasiswa mempunyai banyak kesempatan dan waktu untuk berlatih. Dengan cara demikian diharapkan setelah menyelesaikan mata kuliah tersebut mahasiswa sudah memiliki keterampilan riset yang memadai untuk dapat melakukan penelitian untuk penulisan skripsi yang menjadi tugas akhirnya.

Salah satu model pembelajaran yang sesuai untuk mengajarkan keterampilan riset pendidikan ini adalah model pembelajaran Experiential Learning. Model

Experiential Learning, selain dapat mengubah struktur kognitif mahasiswa, juga

dapat mengubah sikap mahasiswa, dan dapat memperluas keterampilan-keterampilan mahasiswa yang telah ada. Mahasiswa mulai belajar dari pengalaman konkrit, kemudian direfleksikan untuk memahami apa yang dialaminya, hasil refleksi menjadi dasar konseptualisasi yaitu proses pemahaman prinsip-prinsip yang mendasari pengalaman yang dialaminya, terakhir proses implementasi yakni penerapan konsep yang telah dikuasai (Baharuddin & Wahyuni, 2007:165-173).

Berdasarkan uraian tersebut di atas, perlu diadakan suatu upaya untuk mencari cara yang paling baik untuk meningkatkan keterampilan riset kependidikan sains mahasiswa calon guru Biologi. Salah-satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan pengembangan Program Perkuliahan Metodologi Penelitian Berbasis

Experiential Learning.

B. Rumusan Masalah

(15)

Bagaimanakah program perkuliahan Metodologi Penelitian yang dapat meningkatkan keterampilan riset dalam bidang pendidikan sains bagi mahasiswa calon guru Biologi?

Rumusan masalah tersebut kemudian dijabarkan ke dalam beberapa pertanyaan penelitian. Ada pun pertanyaan yang diajukan dalam penelitian ini:

1. Bagaimanakah Hasil Analisis Kebutuhan untuk mengembangkan program perkuliahan Metodologi Penelitian berbasis Experiential Learning?

2. Bagaimanakah Program Perkuliahan Metodologi Penelitian berbasis

Experiential Learning yang dikembangkan untuk meningkatkan keterampilan

riset kependidikan sains mahasiswa calon guru Biologi?

3. Bagaimanakah efektivitas Program Perkuliahan Metodologi Penelitian Berbasis

Experiential Learning dalam meningkatkan keterampilan riset kependidikan

sains mahasiswa calon guru Biologi?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan program perkuliahan Metodologi Penelitian untuk meningkatkan keterampilan riset dalam bidang pendidikan sains bagi mahasiswa calon guru biologi.

D. Manfaat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis bagi berbagai pihak. Adapun manfaat dari penelitian ini di antaranya:

(16)

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang metodologi penelitian.

2. Bagi mahasiswa

Dimilikinya keterampilan riset yang memadai akan mempercepat penyelesaian skripsi dan kelulusannya, dengan produk penelitian yang baik.

3. Bagi Dosen PengampuMata kuliah

Program yang dibuat dapat menjadi acuan bagi dosen pengampu mata kuliah Metodologi Penelitian dan menambah wawasan dalam mengembangkan bahan ajar.

4. Bagi Program Studi

Peningkatan persentase mahasiswa yang menyelesaikan tugas akhir yang tepat waktu akan meningkatkan produktivitas program studi.

E. Definisi Operasional

(17)

2. Keterampilan riset kependidikan Sains adalah keterampilan-keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang peneliti untuk dapat melakukan penelitian pendidikan sains. Data mengenai keterampilan riset yang telah dikuasai oleh mahasiswa diperoleh dari hasil tes objektif dan penilaian draf proposal yang mereka buat sebagai tugas akhir perkuliahan Metodologi Penelitian dengan menggunakan rubrik penilaian proposal.

(18)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Paradigma Penelitian

Keterampilan riset merupakan keterampilan yang sangat diperlukan oleh mahasiswa calon guru untuk menyelesaikan tugas akhirnya yakni penulisan skripsi. Selain itu, keterampilan riset yang telah dimiliki oleh mahasiswa calon guru ini akan menjadi bekal yang sangat berguna bagi mereka setelah menjadi guru untuk mengembangkan dirinya menjadi guru profesional melalui penelitian-penelitian yang dilakukannya. Oleh karena itu perlu dilakukan pengembangan program perkuliahan Metodologi Penelitian untuk meningkatkan keterampilan riset kependidikan sains mahasiswa calon guru Biologi. Paradigma penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Penelitian diawali dengan melakukan analisis kebutuhan untuk mengetahui segala sesuatu yang diperlukan untuk pengembangan program perkuliahan. Analisis kebutuhan dilakukan terhadap program perkuliahan termasuk di dalamnya mahasiswa, dosen, dan sarana prasarana. Selain itu, analisis kebutuhan juga dilakukan terhadap keterampilan riset. Hasil analisis kebutuhan digunakan sebagai dasar pengembangan program perkuliahan.

(19)

skala terbatas, program perkuliahan direvisi sehingga dihasilkan draf Program Perkuliahan Metodologi Penelitian.

Gambar 3.1. Paradigma Penelitian

Draf Program Perkuliahan Metodologi Penelitian yang telah direvisi kemudian diujicoba secara luas atau diimplementasikan dalam kelas sesungguhnya. Hasil implementasi digunakan untuk merevisi kembali draf program perkuliahan

ANALISIS KEBUTUHAN

- PROGRAM PERKULIAHAN

- MAHASISWA

- DOSEN

- SARANA PRASARANA

- KETERAMPILAN RISET

PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN

TUJUAN: UNTUK MENGEMBANGKAN PROGRAM PERKULIAHAN METODOLOGI PENELITIAN

ISI: - STRUKTUR PROGRAM PERKULIAHAN

- SATUAN ACARA PERKULIAHAN

- BAHAN AJAR

- LEMBAR KERJA MAHASISWA

- TUGAS-TUGAS TERSTRUKTUR

VALIDASI LAPANGAN/UJI COBA LAPANGAN VALIDASI AHLI REVISI PROGRAM PERKULIAHAN METODOLOGI PENELITIAN

DRAF PROGRAM PERKULIIAHAN METODOLOGI PENELITIAN

REVISI PROGRAM PERKULIAHAN METODOLOGI

PENELITIAN

IMPLEMENTASI PROGRAM PERKULIAHAN

PROGRAM PERKULIAHAN METODOLOGI

(20)

agar lebih sempurna. Hasil akhir dari penelitian ini adalah Program Perkuliahan Metodologi Penelitian yang tervalidasi.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Palangkaraya. Subjek penelitian adalah mahasiswa semester V Tahun Ajaran 2011/2012 yang mengambil mata kuliah Metodologi Penelitian sebanyak 68 orang. Subjek penelitian ini merupakan sampel total.

C. Jenis Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah jenis Riset dan Pengembangan (Research and

Development), untuk memperoleh program perkuliahan Metodologi Penelitian yang

dapat meningkatkan keterampilan riset pendidikan mahasiswa. Jenis riset dan pengembangan ini sangat cocok digunakan untuk mengembangkan disain program perkuliahan, karena dengan adanya penelitian pendahuluan dan analisis kebutuhan dapat diketahui kekurangan-kekurangan pada program yang telah ada, sehingga program yang baru dapat disusun dengan lebih baik sesuai dengan kebutuhan.

D. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah mixed-method yaitu menggunakan data kuantitatif dan kualitatif untuk memperoleh gambaran yang lengkap mengenai program yang dikembangkan (Creswell, 2008: 552-570). Dengan

(21)

dengan lengkap, baik dianalisis secara statistik maupun secara deskriptif. Metode ini digunakan terutama untuk data hasil implementasi program.

E. Rancangan dan Prosedur Penelitian

Rancangan pengembangan program perkuliahan Metodologi Penelitian ini meliputi lima tahap, yaitu studi pendahuluan, perencanaan, pengembangan, validasi dan revisi.

Tahap 1. Studi Pendahuluan

Pada tahap ini ada dua kegiatan yang dilakukan, yaitu studi literatur dan studi lapangan. Dalam studi literatur, dilakukan pengkajian terhadap pedagogi materi subjek dan karakteristik mata kuliah Metodologi Penelitian, serta mempelajari berbagai hasil penelitian yang berkaitan dengan pengembangan metodologi penelitian, melalui berbagai literatur yang relevan.

Dalam studi lapangan, dilakukan pengumpulan data mengenai pelaksanaan perkuliahan Metodologi Penelitian. Pengambilan data pada studi lapangan ini menggunakan teknik observasi, kuesioner, dan wawancara untuk memperoleh berbagai pandangan dan pendapat dari mahasiswa dan dosen mengenai perkuliahan Metodologi Penelitian.

Tahap 2. Perencanaan

(22)

merancang instrumen untuk mengukur tingkat keberhasilan masing-masing indikator. Pada tahap ini juga dilakukan penyusunan agenda kegiatan pengembangan program, serta merencanakan pelaksanaan uji coba di lapangan pada skala terbatas.

Tahap 3. Pengembangan

Pada tahap ini, dilakukan pengembangan disain program perkuliahan Metodologi Penelitian. Program perkuliahan dikembangkan berdasarkan hasil studi literatur dan studi lapangan pada tahap I, serta dengan mempertimbangkan hasil analisis kebutuhan yang diperoleh pada tahap II. Pendekatan pembelajaran yang digunakan pada program perkuliahan yang dikembangkan ini adalah pendekatan pembelajaran humanistik dengan model pembelajaran Experiential Learning.

Pendekatan humanistik menekankan pentingnya emosi atau perasaan, komunikasi yang terbuka, dan nilai-nilai yang dimiliki oleh siswa/mahasiswa. Tujuan yang ingin dicapai dalam proses belajar tidak hanya domain kognitif saja, tetapi juga menjadikan siswa/mahasiswa menjadi individu yang bertanggung jawab, penuh perhatian terhadap lingkungan, mempunyai kedewasaan emosional dan spiritual.

Experiential learning didefinisikan sebagai tindakan untuk mencapai sesuatu

berdasarkan pengalaman yang secara terus-menerus mengalami perubahan guna meningkatkan keefektifan dari hasil belajar itu sendiri. Tujuan dari model ini adalah untuk mempengaruhi siswa/mahasiswa dengan tiga cara, yaitu:1) mengubah struktur kognitif mahasiswa, 2) mengubah sikap mahasiswa, dan 3) memperluas ketampilan-keterampilan mahasiswa yang telah ada (Baharuddin & Wahyuni, 2007: 164-173).

(23)

Tahap 4. Validasi

Pada tahap ini ada dua macam validasi yang dilakukan yaitu;

1) Validasi Ahli (Expert Judgement), validasi ini dilakukan ahli yang terkait dengan program perkuliahan yang dikembangkan, untuk menilai kelayakan program perkuliahan yang dikembangkan. Dari hasil validasi ahli ini diperoleh beberapa catatan untuk perbaikan dan penyempurnaan program perkuliahan, sehingga program perkuliahan yang dikembangkan mampu untuk meningkatkan keterampilan riset mahasiswa dalam bidang pendidikan.

2) Validasi lapangan, hasil rancangan yang telah diperbaiki berdasarkan hasil validasi para ahli, kemudian dilakukan uji coba secara terbatas, dan implementasi program pada lingkungan pembelajaran yang sesungguhnya, yaitu pada perkuliahan Metodologi Penelitian yang dilaksanakan pada semester reguler (semester 5) di universitas (LPTK). Pada pelaksanaan uji coba ini semua aspek baik proses maupun hasil pembelajaran diamati sesuai dengan indikator dan instrumen yang telah dibuat. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, pretes dan postes untuk mengetahui pengaruh dari program perkuliahan yang dikembangkan.

Tahap 5. Revisi

(24)

sehingga diperoleh program perkuliahan yang dapat meningkatkan keterampilan riset mahasiswa dalam bidang pendidikan.

Rancangan program tersebut di atas dapat dilihat pada Gambar 3.2.

Tahap 1 Studi Pendahuluan Tahap 2 Perencanaan Tahap 3 Pengembangan Tahap 4 Validasi Tahap 5 Revisi

Gambar 3.2. Pengembangan Disain Program Perkuliahan

F. Instrumen Penelitian

Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa jenis instrumen yaitu: 1) Lembar Penilaian Struktur Program Perkuliahan Metodologi Penelitian, 2) Lembar Penilaian Satuan Acara Perkuliahan (SAP), 3) Lembar Penilaian Bahan Ajar/Handout, 4) Lembar Observasi, 5) Lembar Kerja 1. Studi Literatur

- Mengkaji pedagogi materi subjek mata kuliah Metodologi Penelitian - Mempelajari berbagai hasil penelitian yang berkaitan dengan pengembangan meto-dologi penelitian

1. Validasi Ahli - Merevisi

produk berdasarkan reviu para ahli

1. ANALISIS DATA

2. REFLEKSI dan EVALUASI PENGEMBANGAN DISAIN “PPMPEL” 3. REVISI,

PENYEM-PUR NAAN, PENGEMBANGAN

DISAIN “PPMPEL”

1. Melakukan needs assessment 2. Merumuskan

indikator dan kriteria keber-hasilannya 3. Merancang instrumen untuk mengu-kur keberha-silan setiap indikator 4. Merencanakan

pengembangan produk awal dan rencana uji lapangan pada skala terbatas Mengem- bangkan disain PPMPEL (program perkuliahan Metodologi Penelitian untuk maha siswa S1 2. Validasi Lapangan -Ujicoba skala terbatas - Pretest - Implementasi PPMPEL - Observasi - Post test - Refleksi dan

Evaluasi PPMPEL -

Penyempur-naan PPMPEL 2. Studi Lapangan

- Pelaksanaan perku-liahan Metodologi Penelitian - Kondisi & kinerja

mahasiswa & dosen - Sarana dan prasarana

yang mendukung - Lingkungan &

mana-jemen program studi

HASIL AKHIR

 PPMPEL yang sudah diuji coba

 Bahan Ajar

 Tugas-tugas terstruktur

(25)

Mahasiswa (LKM), 6) Pedoman wawancara, 7) Perangkat tes objektif, dan 8) Rubrik Penilaian Proposal. Deskripsi instrumen penelitian yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Jenis Instrumen Penelitian

No Jenis

Instrumen Deskripsi

1 Lembar Penilaian Struktur Program Perkuliahan

Rubrik penilaian struktur program perkuliahan digunakan untuk menilai Struktur Program Perkuliahan Metodologi Penelitian Berbasis Experiential Learning (PPMPEL) yang dikembangkan.

2 Lembar penilaian SAP

Rubrik penilaian SAP digunakan untuk menilai Satuan Acara Perkuliahan yang dikembangkan.

3 Lembar

Penilaian Bahan Ajar

Rubrik penilaian bahan ajar digunakan untuk menilai Bahan ajar yang dikembangkan.

4 Lembar Observasi

Pedoman kriteria pengamatan kinerja mahasiswa dan dosen saat pembelajaran berlangsung.

5 Lembar Kerja Mahasiswa

Lembar kerja mahasiswa berupa petunjuk kegiatan yang harus dilaksanakan oleh mahasiswa yang dirancang untuk

meningkatkan keterampilan riset mahasiswa. 6 Pedoman

Wawancara

Pedoman wawancara berisi serangkaian pertanyaan untuk menggali respons dosen dan mahasiswa mengenai pelaksanaan perkuliahan metodologi penelitian.

7 Tes objektif Perangkat tes pilihan ganda untuk mengukur tingkat penguasaan ketampilan riset pendidikan digunakan pada saat pretes dan postes

8 Rubrik Penilaian Proposal

Rubrik penilaian proposal digunakan untuk menilai proposal yang dibuat mahasiswa sebagai tugas akhir perkuliahan Metodologi Penelitian

1. Rubrik Penilaian Struktur Program Perkuliahan

(26)

perkuliahan juga meliputi; nomor urut pertemuan, proses pembelajaran, strategi pembelajaran, tagihan, dan keterampilan riset yang dilatihkan. Rubrik penilaian struktur program ini dapat dilihat pada Lampiran A1.

2. Rubrik Penilaian Satuan Acara Perkuliahan (SAP)

Rubrik penilaian SAP disusun dan dikembangkan untuk digunakan sebagai pedoman penilaian SAP yang dikembangkan. SAP yang disusun berisi langkah-langkah pembelajaran untuk setiap topik perkuliahan, yang terdiri dari: Nomor Pertemuan; hasil belajar yang diharapkan; pendekatan pembelajaran; metode pembelajaran; pokok bahasan/topik; ringkasan materi perkuliahan; kegiatan pembelajaran; dan assesmen. Rubrik penilaian SAP dapat dilihat pada Lampiran A2.

3. Rubrik Penilaian Bahan Ajar/Handout

Rubrik penilaian bahan ajar digunakan untuk menilai kelayakan bahan ajar yang dikembangkan. Bahan ajar yang dikembangkan pada penelitian ini berupa diktat yang berisi ringkasan materi keterampilan Riset. Rubrik penilaian bahan ajar dapat dilihat pada lampiran A3.

4. Lembar observasi

(27)

mahasiswa terdiri dari; aspek aktivitas dan keterampilan, serta aspek sikap. Aspek aktivitas dan keterampilan mencakup; 1) Kesiapan mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan, 2) Respons mahasiswa terhadap penjelasan dosen, 3) Kerjasama kelompok dalam melaksanakan tugas, 4) Ketelitian dalam melaksanakan tugas, 5) Keaktifan mahasiswa dalam melakukan diskusi, 6) Kemampuan memecahkan masalah, 7) Kemampuan mahasiswa dalam menyimpulkan materi, 8) Kemampuan mahasiswa dalam mempresentasikan hasil diskusi, 9) Keterampilan dalam menanggapi pertanyaan, 10) Kemampuan mahasiswa dalam menjawab pertanyaan dosen. Sedangkan aspek sikap meliputi; 1) Minat, 2) Kejujuran, 3) Kerapihan, 4) Kreativitas, 5) Kerjasama, dan 6) Tanggung jawab (Lampiran A6 ).

(28)

secara keseluruhan, dan 3) Memberikan tugas untuk pertemuan berikutnya (Lampiran A7).

Lembar obervasi Interaksi dosen dan mahasiswa digunakan untuk melihat interaksi antara dosen dengan mahasiswa. Aspek yang diamati pada lembar observasi ini meliputi; 1) Apakah mahasiswa aktif dalam KBM yang dilaksanakan?, 2) Apakah mahasiswa telah memahami materi perkuliahan yang disampaikan?, 3) Apakah dalam setiap perkuliahan selalu disampaikan tujuan perkuliahan?, 4) Apakah mahasiswa memiliki referensi yang diperlukan?, 5) Apakah diskusi kelompok berjalan aktif?, 6) Apakah setiap pengajuan pertanyaan selalu ditanggapi siswa dengan aktif?, 7) Apakah metode yang digunakan dapat meningkatkan minat belajar mahasiswa?, 8) Apakah metode yang digunakan sudah sesuai dengan materi perkuliahan?, 9) Apakah setelah melakukan KBM diadakan evaluasi?. Format lembar Obervasi terlampir pada Lampiran A8.

5. Lembar Kerja Mahasiswa (LKM)

LKM dikembangkan untuk mengarahkan mahasiswa dalam melaksanakan diskusi kelompok. LKM berisi tugas-tugas terstruktur yang harus dilaksanakan secara berkelompok oleh mahasiswa dalam diskusi kelompok.

6. Pedoman Wawancara

(29)

(lampiran A5) untuk menjaring data mengenai pelaksanaan perkuliahan Metodologi Penelitian yang selama ini dilaksanakan. Data yang terjaring dari hasil wawancara digunakan sebagai acuan dalam pengembangan program perkuliahan yang baru.

7. Tes Objektif

Tes objektif (lampiran 10) digunakan untuk mengukur tingkat penguasaan aspek pengetahuan keterampilan riset mahasiswa sebagai dampak dari pengembangan program perkuliahan yang dilaksanakan. Analisis butir soal tes objektif yang terdiri dari; validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran, dilakukan dengan menggunakan software program ANATES. Kriteria untuk menentukan tingkat validitas dan reliabilitas digunakan kriteria yang dikemukakan oleh Arikunto (2003) seperti yang terdapat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2. KriteriaValiditas Butir Soal (Arikunto, 2003)

Koefisien Korelasi Validitas/Reliabilitas 0,81 – 1,00 Sangat Tinggi

0,61 – 0,80 Tinggi

0,41 – 0,60 Cukup

0,21 – 0,40 Rendah

0,00 – 0,20 Sangat Rendah

Hasil analisis Butir soal selengkapnya terdapat pada Lampiran C.20.

8. Rubrik Penilaian Proposal

(30)

Penelitian. Skor yang diperoleh dari penilaian proposal dapat menggambarkan tingkat penguasaan keterampilan riset dari mahasiswa yang bersangkutan. Selain itu, nilai rata-rata skor penilaian ini juga dapat menjadi indikator keberhasilan program yang dikembangkan.

G. Teknik Pengumpulan Data

Data yang dihimpun dalam penelitian ini terdiri dari dua macam data, yakni data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif berupa skor hasil pretes dan postes serta skor hasil penilaian proposal. Selain itu data kuantitatif ini juga berasal dari skor penilaian lembar observasi. Skor pretes dan postes diperoleh melalui tes yang dilakukan sebelum dan sesudah perkuliahan dilaksanakan dengan menggunakan instrumen tes objektif. Skor penilaian proposal dikumpulkan melalui penilaian proposal mahasiswa dengan menggunakan rubrik penilaian. Sedangkan skor hasil observasi diperoleh dengan mengisi lembar observasi yang dilakukan oleh masing-masing pengamat.

Data kualitatif meliputi catatan-catatan yang dibuat peneliti mengenai pelaksanaan perkuliahan berupa kendala-kendala yang dijumpai dalam pelaksanaan perkuliahan, tanggapan-tanggapan terhadap proses pembelajaran baik dari mahasiswa maupun dari dosen pengamat. Untuk mengumpulkan data kualitatif ini digunakan catatan lapangan, lembar observasi, dan wawancara.

H. Teknik Analisis Data

(31)

Biologi, maka dilakukan penghitungan nilai gain dari skor hasil pretes dan postes. Agar tidak terjadi kesalahan dalam menginterpretasikan perolehan gain masing-masing mahasiswa, maka nilai gain perlu dinormalisasi terlebih dahulu. Rumus yang digunakan untuk menormalisasi gain adalah rumus dari Hake (Cheng, et al., 2004) sebagai berikut:

Skor Postes – Skor Pretes N-gain = <g> = --- Skor Maks. – Skor Pretes

[image:31.612.114.482.198.494.2]

Katagori nilai perolehan N-gain seperti pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3. Katagori gain yang dinormalisasi (N-gain) (Cheng, et al., 2004)

Gain yang dinormalisasi Katagori <g> 0,70 Tinggi

0,70 ≥ <g> ≥ 0,30 Sedang

<g> < 0,30 Rendah

Data yang diperoleh dari pelaksanaan proses pembelajaran dan kendala-kendala dalam proses pembelajaran dianalisis secara naratif, sedangkan data yang diperoleh dari hasil observasi dianalisis dengan menghitung persentasenya dengan menggunakan rumus berikut:

Skor hasil observasi

Persentase = --- x 100% Skor Total

(32)

Tabel 3.4. Katagori Hasil Observasi (Ridwan, 2005).

Persentase (%) Katagori

80 – 100 Sangat Baik

60 – 79 Baik

40 – 59 Cukup

21 – 39 Kurang

0 – 20 Sangat Kurang

Untuk penentuan tingkat penguasaan digunakan kriteria tingkat penguasaan keterampilan riset seperti pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5. Kriteria Tingkat Penguasaan Keterampilan Riset (Arikunto, 2003)

Kriteria (%) Katagori

80 - 100 Baik sekali

66 - 79 Baik

55 – 65 Sedang

< 55 Kurang

I. Hasil Ujicoba Rancangan Program Perkuliahan Metodologi Penelitian Berbasis Experiential Learning

(33)

Metodologi Penelitian pada semester pendek tahun ajaran 2010/2011 pada salah satu LPTK negeri di propinsi Kalimantan Tengah. Hasil ujicoba dianalisis yaitu mengenai materi perkuliahan, strategi perkuliahan, dan instrument penelitian. Hasil ujicoba tersebut adalah sebagai berikut.

1. Evaluasi dan Revisi Materi Perkuliahan

Hasil ujicoba menunjukkan bahwa urutan materi perkuliahan yang telah disusun perlu direvisi. Pada struktur program perkuliahan yang diujicobakan, materi mengenai variabel penelitian diletakkan sebelum masalah penelitian, ternyata mahasiswa mengalami kesulitan ketika diminta untuk menentukan variabel penelitian. Namun setelah disampaikan masalah penelitian terlebih dahulu, mahasiswa dapat dengan mudah menentukan variabel-variabel penelitiannya. Berdasarkan hasil ini, maka urutan materi perkuliahan pada implementasi perlu diubah, yaitu masalah penelitian disampaikan sebelum variabel penelitian.

2. Evaluasi dan Revisi Strategi Perkuliahan

Dalam ujicoba, strategi pembelajaran yang digunakan adalah pemberian latihan berupa tugas terstruktur, dan pemberian tugas mandiri, diskusi kelompok, dan diskusi kelas. Strategi ini dapat dilaksanakan dengan baik, sehingga dapat dilaksanakan pada implementasi.

3. Evaluasi dan Revisi Instrumen penelitian

(34)
(35)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil Analis Kebutuhan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa mahasiswa yang menjadi subjek penelitian telah memiliki pengetahuan awal mengenai keterampilan riset pendidikan sains sebelum mengikuti perkuliahan Metodologi Penelitian. Keterampilan riset yang telah dimiliki oleh mahasiswa diperoleh dari perkuliahan mata kuliah Proses Belajar Mengajar (PBM) dan mata kuliah bidang Studi yang ada kegiatan praktikumnya. Penguasaan mahasiswa mengenai keterampilan riset ini masih tergolong rendah, sehingga dalam penelitian ini dikembangkan program perkuliahan Metodologi Penelitian yang dapat meningkatkan keterampilan riset kependidikan mahasiswa calon guru Biologi.

Program Perkuliahan Metodologi Penelitian Berbasis Experiential Learning disusun berdasarkan hasil analisis kebutuhan mahasiswa mengenai keterampilan-keterampilan riset pendidikan sains. Pengembangan program perkuliahan Metodologi Penelitian Berbasis Experiential Learning meliputi pengembangan Struktur Program Perkuliahan, Satuan Acara Perkuliahan (SAP), Bahan Ajar, Lembar Kerja Mahasiswa (LKM), dan Tugas-tugas terstruktur.

Hasil Implementasi Program Perkuliahan Metodologi Penelitian Berbasis

Experiential Learning (PPMPEL) menunjukkan adanya peningkatan perolehan skor

(36)

disimpulkan bahwa pengembangan Program Perkuliahan Metodologi Penelitian berbasis Experiential Learning dapat meningkatkan keterampilan riset pendidikan sains mahasiswa calon guru Biologi.

B. Saran

Dari hasil penelitian diketahui bahwa keterampilan riset selain diajarkan pada mata kuliah Metodologi Penelitian, diajarkan juga pada mata kuliah PBM dan praktikum mata kuliah bidang studi. Hasil tersebut juga menunjukkan bahwa ada keterampilan riset yang sama yang diajarkan pada beberapa mata kuliah. Dilihat dari efektifitas pengajaran, hal ini jelas tidak efektif. Untuk itu, dalam menyusun silabus mata kuliah disarankan untuk melakukan koordinasi di antara pengampu matakuliah Metodologi Penelitian dengan pengampu mata kuliah PBM agar tidak ada tumpang- tindih materi perkuliahan, sehinggga tidak terjadi lagi materi perkuliahan yang sama diajarkan pada beberapa mata kuliah.

(37)

diharapkan mahasiswa nantinya akan memiliki keterampilan riset yang baik dan pengetahuan metodologi penelitian yang luas.

Kesulitan yang dihadapi dalam implementasi PPMPEL adalah dalam pengelolaan kelas dan pengaturan waktu. Kesulitan ini dikarenakan jumlah mahasiswanya terlalu banyak (68 mahasiswa), dengan jumlah tersebut pembagian waktu dan pembagian kelompok menjadi sulit. Berdasarkan hal tersebut, maka kepada dosen-dosen yang akan memanfaatkan PPMPEL ini dalam perkuliahan Metodologi Penelitian perlu untuk memperhatikan hal tersebut. Untuk itu, maka dalam penerapan PPMPEL ini disarankan untuk digunakan pada kelas kecil dengan jumlah mahasiswa maksimal 30 orang. Dengan jumlah mahasiswa yang sedikit, maka pembagian kelompok dan pembagian waktu menjadi lebih mudah, sehingga perkuliahan yang dilaksanakan akan efektif dan akan memberikan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan.

(38)
(39)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2003). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka Cipta.

Baharuddin, dan Wahyuni, E.N. (2007). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Charlesworth, M. (1982). Science, Non-Science and Pseudo-Science. Dalam

Reseach Methodology 1: Issues and Methods in Resarch. Victoria Australia:

Deakin University.

Cheng, K.K., Thacker, B.A., & Cardenas, R.L.(2004). “Using Online Homework

System Enhances Students Learning of Physic in an Introductory Physic

Course”. American Journal of Physic. 72(11): 1447 – 1453.

Carroll, S., and Feltam, M. (2007). “Knowledge or Skills – The Way to a Meaningful Degree? An Investigation into the Importance of Key Skills Within an Undergraduate Degree and the Effect This on Student Success”. Bioscience

Education e-journal 10: -

Creswell, J.W. (2008). Educational Research; Planing, Conducting, and Evaluating

Quantitative and Qualitative Reseach. Third Edition. New Jersey: Pearson

Education Inc.

Dahncke, H., et al. (2001). Science Education Versus Science in the Academy: Questions – Discussion – Perspectives. Dalam Research in Science

Education – Past, Present, and Future. Netherlands: Kluwer Academic

Publishers.

Desai K.V., Gatson, S.N., Stiles T.W., Stewart R.H., Laine G.A., and Quick C.M. (2008). “Integrating research and education at research-extensive universities with research-intensive communities”. Adv. Physiol Educ 32: 136 – 141.

Duit, R. (2007). “Science Education Research Internationaly: Conceptions, Research Methods, Domains of Research”. Eurasia Journal of Mathematics, Science

& Technology Education, 2007, 3(1), 3 -15.

(40)

Recontruction. In H.E. Fisher, Ed 9 (2005). Developing standards in

research on science education, London: Taylor & Francis. 1 – 9.

Finn, J.A., Crook, A.C. (2003). “Research Skills Training for Undergraduate

Reseachers: The Pedagogical Approach of The STARS Project”. Biosience

Education e-journal. 2: -

Fraser, G.A., Crook, A.C., & Park, J.R. (2007). “A Tool for Mapping Research Skills in Undergraduate Curricula”. Biosience Education e-journal. 9:-

Hammersley, M. (1993). “On the Teacher as Researcher”. Educational Action Research. 1 (3): 425 – 445.

Hazel, E., and Baillie, C. (1998). Improving Teaching and Learning in Laboratories. Milperra, Australia: Higher Education Research and Development Society of Austalia.

Jenkins, E.W. (2001). Research in Science Education in Europe: Retrospect and Prospect. Dalam Research in Science Education – Past, Present, and Future. Netherlands: Kluwer Academic Publishers.

Joyce, B., Weil, M., Calhoun, E. (2009). Models of Teaching, Model-model

Pengajaran. Edisi Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Lee, S., and Bozeman, D. (2005). “The Impact of Research Collaboration on Scientific Productivity”. Social Studies Of Science 35(5): 673 – 702.

MacKenzie, J., and Ruxton, G. (2006). “Supporting the development of

undergraduates’ experimental design skills and investigating their

perceptions of project work”. Bioscience Education e-journal. 8: - Margono, S. (2010). Metodotogi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. McMillan, J.H. Schumacher, S. (2001). Research in Education: A Conceptual

Introduction. Fifth Ed. New York: Addison Wesley Longman, Inc.

Musfiqon, H.M., (2012). Panduan Lengkap Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.

(41)

Poedjiadi, A. (2001). Pengantar Filsafat Ilmu bagi Pendidik. Bandung: Yayasan Cendrawasih.

Prodi Pendidikan Biologi (2004). Silabus Mata Kuliah Program Studi Pendidikan

Biologi. Palangka Raya: Prodi Pendidikan Biologi FKIP Universitas

Palangkaraya.

Psillos, D. (2001). Science Education Researchers and Research in Transition: Issues and Policies. Dalam Research in Science Education – Past, Present, and Future. Netherlands: Kluwer Academic Publishers.

Ridwan, S. (2005). Identifikasi dan Penanggulangan Kesulitan Siswa dalam

Mempelajari Konsep Cahaya di Kelas II6. SLTPN 12 Bandung. Tesis

Program Magister pada SPs UPI: Tidak diterbitkan.

Roach, M., Blackmore, P. and Demster, J. (2000) Supporting high level learning

through research based methods: Interim guidelines for course design.

TELRI Project Centre for Academic Practice, University of Warwick.

Sastradipoera, K. (2005). Mencari Makna di Balik Penulisan Skripsi, Tesis, dan

Disertasi. Bandung: Kappa-Sigma.

Sears, H.J and Wood, E.J. (2005). “Linking Teaching and Research in the Biosciences”. Bioscience Education E-journal, 5: -

Suatma. (2011a). “Profil Penguasaan Keterampilan Riset Pendidikan Sains

Mahasiswa Calon Guru Biologi”. Makalah Seminar Nasional “Pendidikan MIPA Berorientasi Pengembangan Soft Skills”, diselenggarakan oleh

Jurusan Pendidikan MIPA FKIP universitas Lampung, tanggal 26 November 2011 di Bandar Lampung.

Suatma. (2011b). “Identifikasi Keterampilan Riset Pendidikan Sains pada Matakuliah Proses Belajar Mengajar (PBM) Program Studi Pendidikan

Biologi”. Makalah dalam Seminar Nasional “Inovasi Biologi dan

Pembelajaran Biologi Untuk Membangun Karakter Bangsa”, diselenggarakan oleh Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia,tanggal 1-2 Juli 2011 di Bandung.

(42)

Tuckman, B.W. (1978). Conducting Educational Research. Second Ed. San Diego: Harcourt Brace Jovanovich Publishers.

UPI. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Wiersma, W., Jurs, S.G. (2009). Research Methods in Education An Introduction. Ninth Ed. Boston: Pearson.

Yager, R.E. (1984). “Defining the Discipline of Science Education”. Science Education. 68(1): 35 – 37.

Yeoman, K.H., and Zamorski, B. (2008). “Investigating the Impact on Skill Development of an Undergraduate Scientific Research Skills Course”.

Gambar

Tabel 3.1    Jenis Instrumen  Penelitian ………………………………………………  40
Gambar 2.1   Proses-proses Riset ……………………………………………………     9
Gambar 3.1. Paradigma Penelitian
Gambar 3.2. Pengembangan Disain Program Perkuliahan
+3

Referensi

Dokumen terkait

proses Seleksi Sederhana selanjutnya, maka perusahaan Saudara seperti perihal tersebut diatas untuk dapat hadir dalam acara Klarifikasi dan Negosiasi yang akan dilaksanakan, pada :

Tujuan dari Penulisan Ilmiah ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan serta masalah- masalah yang dihadapi dari aktifitas promosi kartu Pra bayar Mentari pada PT Satelindo GSM,

Di negara-negara berkembang, banyak ditemukan mikroba yang resisten terhadap obat dengan dosis yang rendah, sehingga memerlukan pemakaian obat dengan dosis yang lebih tinggi dengan

Apabila siswa dapat berbicara dengan lafal yang jelas dan dapat didengar oleh guru dengan suara yang lantang, siswa dapat menceritakan kembali video yang

Saat ini orang tua tidak perlu cemas lagi dalam mensikapi kemajuan teknologi yang ada dan berkembang//karena lewat seri terbarunya Esia hadir untuk menjawab semua hal yang

Kepada kepala desa Perlabian atau pihak terkait diharapkan mengajak masyarakat memanfaatkan pekarangan rumah dengan menanam buah dan sayur dan memfasilitasi PHBS

Studi Komparatif Kinerja Guru Tersertifikasi Melalui Portofolio Dan PLPG di SMAN se-Kota Cimahi.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

B mall ubah gaya hidup masyarakat surabaya barat pantai glagah , wisata laguna sampai wisata