No Daftar FPEB: 263/UN40.FPEB.1.PL/2013
ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA INDUSTRI JEANS DI KECAMATAN KUTAWARINGIN
KABUPATEN BANDUNG
( Survey pada Industri Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung )
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh Ujian Sarjana Pendidikan pada
Program Pendidikan Ekonomi
Oleh
Ides Sundari 0900908
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Ides Sundari, 2013
Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Industri Jeans Di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung ( Survey pada Industri Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung )
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Industri
Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung
Oleh Ides Sundari
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Ides Sundari 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Ides Sundari, 2013
Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Industri Jeans Di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung ( Survey pada Industri Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung )
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
LEMBAR PENGESAHAN
ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA INDUSTRI JEANS DI KECAMATAN KUTAWARINGIN
KABUPATEN BANDUNG
Bandung, Juli 2013
Skripsi ini disetujui oleh:
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr.H.Eeng Ahman, MS. Navik Istikomah, SE, M.Si NIP. 19611022 198603 1 002 NIP. 19751110 200501 2 002
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
UPI Bandung
Ides Sundari, 2013
Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Industri Jeans Di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung ( Survey pada Industri Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung )
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ABSTRAK
“Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Industri Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung (Survey pada Industri Jeans
di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung)”
di bawah bimbingan Prof. Dr. H. Eeng Ahman, M.S. dan Navik Istikomah S.E., M.Si.
Oleh Ides Sundari
0900908
Permasalahan dalam penelitian ini didasari pada hasil produksi industri jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung dalam tiga bulan produksi terakhir di Tahun 2013 cenderung mengalami penurunan.
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah penggunaan faktor-faktor produksi pada proses produksi celana jeans dan jaket jeans diKecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung telah mencapai efisiensi optimum dan untuk mengetahui bagaimana tingkat skala produksi (Returns to Scale) pada proses produksi celana jeans dan jaket jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh pengusaha industri jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung yang berjumlah sebanyak 30 pengusaha dan sampel yang diambil sebanyak 30 pengusaha, sebagai sensus. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif analitik dengan teknis analisis data menggunakan model fungsi Cobb-Douglas.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan faktor produksi modal, tenaga kerja, kain jeans, proses pewarnaan jeans, benang, kancing dan resleting tidak mencapai optimum. Untuk mencapai efisiensi optimum pengusaha perlu melakukan strategi pengurangan atau penambahan dalam penggunaan faktor-faktor produksi sehingga hasil produksi celana jeans dan jaket jeans dapat meningkat dan dengan tingkat penggunaan faktor produksi yang optimum. Berdasarkan hasil penelitian, skala produksi pada industri jeans berada pada tahap Decreasing
returns to scale. Ini menunjukkan bahwa proporsi penambahan masukan produksi melebihi
proporsi penambahan produksi.
i
Ides Sundari, 2013
Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Industri Jeans Di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung ( Survey pada Industri Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung )
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ABSTRACT
"Analysis of Usage Efficiency of Production Factors In Industrial District Kutawaringin Jeans in Bandung Regency (Survey On Jeans Industry
in the District Kutawaringin of Bandung Regency) "
Under the guidance of Prof. Dr.. H. Eeng Ahman, M.S. and Istikomah S.E. Navik, M.Si.
By Ides Sundari
0900908
Problems in this study based on the results of industrial production jeans in District Kutawaringin Bandung regency in the last three months of production in 2013 tended to decrease.
The purpose of this study is to determine whether the use of factors of production in the production process of jeans and jeans jacket in district Kutawaringin Bandung regency has reached optimum efficiency and to find out how to scale the level of production (Returns to Scale) in the production process of jeans and jeans jacket in Kutawaringin districts of Bandung regency. Population in this research that all entrepreneurs jeans industry in the District of Bandung Regency Kutawaringin numbering as many as 30 employers and a sample taken 30 employers, as the census. The research method used was a descriptive analytical research methods of technical analysis of the data using the model of Cobb-Douglas function. Results of this study indicate that the use of production factors of capital, labor, jeans fabric, denim dyeing process, thread, buttons and zippers are not achieving optimum. To achieve optimum efficiency strategies employers should conduct a reduction or increase in the use of factors of production so that the production of jeans and jeans jacket can be increased and the level of optimum utilization of production factors. Based on the results of the research, industrial-scale production of the jeans are at a stage Decreasing returns to scale. This shows that the proportion of the addition of production inputs exceeds the proportion of additional production.
Ides Sundari, 2013
Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Industri Jeans Di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung ( Survey pada Industri Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung )
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined.
UCAPAN TERIMA KASIH... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI ... i
DAFTAR TABEL ... iiv
DAFTAR GAMBAR ... v
BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.
1.1Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined.
1.2 Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.
1.3TujuanPenelitian... Error! Bookmark not defined.
1.4 Manfaat Penelitian... Error! Bookmark not defined.
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESISError! Bookmark not defined.
2.1 Kajian Pustaka ... Error! Bookmark not defined.
2.1.1Konsepsi Industrialiasasi ... Error! Bookmark not defined.
2.1.2Paradigma Struktur, Perilaku dan Kinerja Industri ... Error! Bookmark not defined.
2.1.3 Pengertian Fungsi Produksi ... Error! Bookmark not defined.
2.1.4 Fungsi Produksi Dengan Satu Input Variabel ... Error! Bookmark not defined.
2.1.5Fungsi Produksi Dengan Dua Input Variabel ... Error! Bookmark not defined.
2.1.6 Fungsi Produksi Cobb-Douglas ... Error! Bookmark not defined.
2.1.7 Efisiensi Produksi ... Error! Bookmark not defined.
2.1.8 Skala Hasil (Returns to Scale) ... Error! Bookmark not defined.
2.1.9 Produksi Jeans ... Error! Bookmark not defined.
2.1.10 Faktor-Faktor Produksi Jeans ... Error! Bookmark not defined.
2.1.11 Hasil Penelitian Sebelumnya ... Error! Bookmark not defined.
2.2 Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined.
Ides Sundari, 2013
Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Industri Jeans Di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung ( Survey pada Industri Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung )
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB III METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.
3.1 Objek Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
3.2 Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
3.3Populasi dan Sampel ... Error! Bookmark not defined.
3.3.1 Populasi ... Error! Bookmark not defined.
3.3.2 Sampel ... Error! Bookmark not defined.
3.4 Operasional Variabel ... Error! Bookmark not defined.
3.5 Sumber dan Jenis Data ... Error! Bookmark not defined.
3.6 Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined.
3.7 Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.
3.7.1 Menghitung Koefisien Regresi ... Error! Bookmark not defined.
3.7.2Menghitung Efisiensi Produksi ... Error! Bookmark not defined.
3.7.3Menghitung Skala Produksi... Error! Bookmark not defined.
3.8 Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined.1
4.1 Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.1
4.1.1 Sejarah Perkembangan Industri Jeans di Kutawaringin ... Error! Bookmark not defined.1
4.1.2 Deskripsi Objek Penelitian ... Error! Bookmark not defined.1
4.1.3 Karakteristik Variabel Penelitian ... Error! Bookmark not defined.5
4.1.5 Analisis Efisiensi Produksi ... Error! Bookmark not defined.2
4.1.6 Skala Hasil (Returns to Scale) ... Error! Bookmark not defined.8
4.1.7 Fungsi Cobb-Douglas ... Error! Bookmark not defined.9
4.1.8 Pengujian Hipotesis ... 90
4.2 Pembahasan ... Error! Bookmark not defined.1
4.3 Implikasi Pendidikan ... Error! Bookmark not defined.8
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 100
5.1 Kesimpulan... 100
5.2 Saran ... 100
Ides Sundari, 2013
Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Industri Jeans Di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung ( Survey pada Industri Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung )
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu LAMPIRAN
RIWAYAT PENULIS
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Kontribusi Subsektor Industri Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Bandung Tahun 2008-2012 ... 2
Tabel 1.2 Banyaknya Perusahaan, Tenaga Kerja, Output dan Produktivitas Industri Kecil dan Menengah tahun 2009-2012 ... 3
Tabel 1.3 Perkembangan Produksi Industri Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung Bulan Januari – Juni 2012 ... 4
Tabel 1.4 Perkembangan Hasil Produksi Sampel 7 Perusahaan Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung Periode Januari-Juni 2012 ...5
Tabel 1.5 Nilai Output dan Biaya Input Produksi Jeans Di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung Bulan Januari-Juni 2012 ... 5
Tabel 2.1 Jenis-Jenis Utama Struktur Pasar ... 17
Tabel 2.2 Penelitian Sebelumnya ... 45
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ... 59
Tabel 4.1 Responden Pengusaha Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung Berdasarkan Jenis Kelamin ... 73
Tabel 4.2 Responden Pengusaha Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung Berdasarkan Usia ... 73
Tabel 4.3 Responden Pengusaha Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 74
Tabel 4.4 Responden Pengusaha Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung Berdasarkan Pengalaman Usaha ... 75
Tabel 4.5 Hasil Produksi Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung pada bulan Maret, April dan Mei 2013 ... 76
Tabel 4.6 Penggunaan Kain Jeans Produksi Celana Jeans dan Jaket Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung pada bulan Maret, April dan Mei 2013 ... 77
Tabel 4.7 Penggunaan Obat-obatan Pewarna Jeans Produksi Celana Jeans dan Jaket Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung pada bulan Maret, April dan Mei 2013 ... 77
Ides Sundari, 2013
Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Industri Jeans Di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung ( Survey pada Industri Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung )
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 4.9 Penggunaan Benang Produksi Celana Jeans dan Jaket Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung pada bulan Maret, April dan Mei 2013 ... 78
Tabel 4.10 Penggunaan Kancing Produksi Celana Jeans dan Jaket Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung pada bulan Maret, April dan Mei 2013 ... 79
Tabel 4.11 Penggunaan Resleting Produksi Celana Jeans dan Jaket Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung pada bulan Maret, April dan Mei 2013 ... 79
Tabel 4.12 Penggunaan Tenaga Kerja Produksi Celana Jeans dan Jaket Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung pada bulan Maret, April dan Mei 2013 ... 80
Tabel 4.13 Penggunaan Modal Produksi Celana Jeans dan Jaket Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung pada bulan Maret, April dan Mei 2013 ... 81
Tabel 4.14 Hasil Regresi ... 81
Tabel 4.15 Efisiensi Teknik Produksi Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung . 83
Tabel 4.16 Efisiensi Harga Produksi Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung .. 84
Tabel 4.17 Efisiensi Ekonomi Industri Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung 85
Tabel 4.18 Pengujian Hipotesis ... 90
Ides Sundari, 2013
Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Industri Jeans Di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung ( Survey pada Industri Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung )
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kurva Produksi Total, Produksi Rata-rata dan Produksi MarginalError! Bookmark not defined.4
Gambar 2.2 Tahap-tahap produksi ... Error! Bookmark not defined.5
Gambar 2.3 Kurva Isoquant ... Error! Bookmark not defined.6
Gambar 2.4 Kurva Isocost ... 27
Gambar 2.5 Keseimbangan Produsen ... 28
Gambar 3.1 Alur Analisa Data... Error! Bookmark not defined.1
Ides Sundari, 2013
Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Industri Jeans Di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung ( Survey pada Industri Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung )
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Bangsa Indonesia sebagaimana bangsa-bangsa lain di berbagai belahan
dunia menghadapi gelombang besar berupa meningkatnya tuntutan demokratisasi,
desentralisasi, dan globalisasi pada dekade akhir abad ke 20 dan dekade awal abad
ke 21.Globalisasi yang membentuk berbagai bidang kehidupan di seluruh wilayah
pemerintahan negara memerlukan reformasi sistem perekonomian dan pemerintah
termasuk birokrasi, sehingga memungkinkan interaksi perekonomian antar daerah
dan antar bangsa lebih efisien.Oleh karena itu dukungan sektor industri merupakan
salah satu penyedia tekstil yang mengelola sandangmasyarakat untuk kegiatan
pembangunan sangat dibutuhkan perannya. Jumlah sumber daya manusia yang
besar apabila dapat didayagunakan secara efektif dan efisien akan bermanfaat untuk
menunjang gerak lajunya pembangunan nasional yang berkelanjutan. (Kuncoro,
Mudrajat. 2007)
Sektor industri merupakan sektor potensial yang memiliki peranan penting
dalam pembangunan ekonomi suatu negara khususnya di negara-negara sedang
berkembang. Kontribusi utama sektor industri terhadap pembangunan nasional
diantaranya secara nyata telah meningkatkan penyediaan bahan baku, menyediakan
kesempatan kerja, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Salah satu subsektor dari industri adalah industri tekstil.Hasil produk
disektor industri tekstil memberikan kontribusi cukup besar dalam menjaga
ketahanan industri sebagai penyedia produk tekstil yang berfungsi untuk menunjang
sandang masyakat sekaligus dapat menghasilkan masyarakat yang berkualitas.
Berikut data kontribusi subsektor industri terhadap Produk Domestik Regional
2
Tabel 1.1
Kontribusi Subsektor Industri Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Bandung Tahun 2008-2012
(Dalam Juta Rupiah)
Tahun Pendapatan
Subsektor Industri
Total PDRB Kabupaten
Bandung
Kontribusi (%)
2008 25.276.362,64 2.242.935.199,00 22,17%
2009 25.411.347,99 2.248.774.393,47 22,18%
2010 25.355.849,69 2.265.834.045,02 22,01%
2011 25.326.503,04 2.281.710.590,00 21,89%
2012 25.457.797,47 2.296.750.450,25 21,84%
Rata-rata Kontribusi 22,02%
Sumber: Diskoperindag Kab. Bandung Data diolah
Berdasarkan tabel 1.1 dapat diketahui besarnya subsektor industri terhadap
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Bandung tahun 2008-2012
yaitu berkisar 22,02% dari keseluruhan PDRB Kabupaten Bandung dari tahun ke
tahun mengalami fluktuatif dan cenderung mengalami penurunan.
Salah satu usaha yang potensial dari subsektor industri di Kabupaten
Bandung adalah industri jeans. Industri jeans di Kabupaten Bandung salah satunya
adalah Kurnia Jeans (konveksi jeans melalui proses washing) di Desa Kutawaringin
Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung.
Kurnia Jeans merupakan penghasil produk jeans di Kecamatan
Kutawaringin Kabupaten Bandung dengan rataan produksi jeans sebesar 15 kodi
per unit jeans per hari.Daerah Kutawaringin berpotensi untuk dikembangkan
sebagai sentra industri jeans karena memiliki sekitar 30 konveksi rakyat produksi
jeans dan didukung oleh tersedianya sumber daya manusia yang terampil. Pada
tahun 2012industri jeans di Kutawaringin terdapat 40 orang konveksi rakyat,
dengan populasi produksi jeans sebanyak 200 kodi (Sumber: Laporan Akhir
Tahunan Diskoperindag Kabupaten Bandung tahun 2012). Akan tetapi, kenaikan
harga bahan baku yang terus meningkat, upah tenaga kerja yang terus meningkat,
3
Berikut data banyaknya perusahaan, tenaga kerja, output dan produktivitas Industri
Kecil dan Menengah yang ada di Kabupaten Bandung.
Tabel 1.2
Banyaknya Perusahaan, Tenaga Kerja, Output dan Produktivitas Industri Kecil dan Menengah tahun 2009-2012
URAIAN 2009 2010 2011 2012*
(1) (2) (3) (4) (5)
Banyaknya Perusahaan (unit) 20.683 20.729 29.468 26.981
(1,78) (0,21) (42,16) (-8,44)
Tenaga Kerja (000 orang) 4.325 4.227 4.755 4.663
(1,19) (-2,280 (12,49) (-1,94)
Output (Triliun Rp) 985 1.089 1.292 1.585
(17,66) (10,00) (21,55) (15,86)
Produktivitas (Juta Rp/TK) 82.985 93.797 107.644 126.650 (8,53) (13,03) (14,76) (17,65) Sumber: Diskoperindag Kabupaten Bandung
Catatan:
-Angka dalam kurung merupakan angka pertumbuhan (%)
-Produktivitas tidak tercapai, merupakan nilai tambah per tenaga kerja. *Angka sementara.
Berdasarkan tabel 1.2 dapat diketahui bahwa dalam perkembangannya,
UKM akan menghadapi berbagai kendala diantaranya persaingan. Persaingan
tersebut bisa dilihat dari kualitas produk, kualitas pelayanan, harga yang ditawarkan
dan lain-lain. Kualitas produk yang baik dengan harga murah merupakan strategi
produsen dan konsumen, tinggi rendahnya harga akan menentukan permintaan dan
penawaran terhadap suatu barang. Oleh karena itu harga jual suatu produk
memegang peranan penting sebagai strategi pengusaha memperoleh keuntungan.
Kabupaten Bandung merupakan daerah yang memiliki sentra industri kecil
yang beragam dengan padat karya sebagai industri kecil yang paling menonjol.
Salah satunya adalah industri jeans yang ada di Kecamatan Kutawaringin
Kabupaten Bandung. Industri jeans banyak menyerap tenaga kerja, hal ini dapat
dilihat dari hampir sebagian besar penduduknya memperoleh pendapatan dari
industri jeans ini. Sehingga industri jeans ini harus dikembangkan. Walaupun
industri jeans sudah ada sejak tahun 90an, namun perkembangannya tidak selalu
berjalan baik. Seperti pada tahun ini industri jeans mengalami perkembangan
4
Selain faktor tenaga kerja produksi terdapat juga faktor modal produksi
yang mempengaruhi efisiensi produksi. Dengan banyaknya tenaga kerja
produksiyangdipergunakanmemiliki kreatifitas tinggi dalam proses produksi maka
akan terciptanya produk baru sejenis tetapi berbeda corak, sehingga dengan corak
dan bentuk baru akan menimbulkan keunikan tersendiri yang berbeda dengan
pesaing lain sehingga hasil produksi akan menarik selera konsumen.
Bagi sebagian perusahaan terbatasnya modal akan menghasilkan proses
produksi yang tidak efisien karena membawa pengaruh terhadap bahan baku yang
dipergunakan sehingga harga produk yang ditawarkan menjadi cukup tinggi.
Kurangnya kreatifitas perusahaan dalam hal efisiensi produksinya menjadikan hasil
produksi lemah dalam variasi produk yang ditawarkan.
Dalam tabel 1.3 akan disajikan data mengenai perkembangan produksi jeans
pada bulan Januari – Juni 2012, di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung. Tabel 1.3
Perkembangan Produksi 30 Industri Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung Bulan Januari – Juni 2012
Bulan Hasil Produksi Jeans (Unit) Perkembangan Hasil Produksi (%) Januari Sumber: Hasil Pra Penelitian Data diolah
Berdasarkan tabel 1.3 selama bulan januari 2012 sampai dengan bulan juni
2012 perkembangan produksi yang dihasilkan Industri jeans mengalami penurunan
drastis dapat dinyatakan dengan satuan minus di Kecamatan Kutawaringin
Kabupaten Bandung
Dalam tabel 1.4 akan disajikan datahasil pra penelitian terhadap
perkembangan hasil produksi sampel 7 industri jeans, di Kecamatan Kutawaringin
5
Tabel 1.4
Perkembangan Hasil Produksi Sampel 7 Industri Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung Periode Januari-Juni 2012
(dalam unit)
Sumber: Hasil Pra Penelitian Data diolah
Berdasarkan tabel 1.4, selama bulan januari 2012 sampai dengan bulan juni
2012 nilai output yang dihasilkan 7 perusahaan jeans pada bulan Januari-Juni 2012
di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung.
Data perbandingan nilai output dengan kisaran harga output jeans per unit
(P) sebesar Rp 75.000-125.000 dan biaya input pada 7 perusahaan jeans pada bulan
Januari-Juni 2012:
Tabel 1.5
Nilai Output dan Biaya Input Produksi Jeans Di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung Bulan Januari-Juni 2012
Bulan Nilai
Rata-rata koefisien elastisitas 0.69
6
Berdasarkan tabel 1.5 nilai elastisitas biaya produksi jeans sebesar 0,69. Hal
ini menandakan bahwa hasil produksi industri jeans di Kecamatan Kutawaringin
tidak efisien, karena nilai elastisitas biaya produksi jeans menunjukan kurang dari 1.
Pada kondisi biaya rata-rata yang meningkat sebagai akibat kenaikan produksi,
maka returns to scale menurun. Serta pada saat biaya rata-rata meningkat maka
economies of scale menjadi negatif (decreasing returns to scale). Hal ini
merupakan suatu masalah yang harus diselesaikan karena apabila tidak lambat laun
para industri jeans akan mengalami kerugian akibat dari jumlah penerimaan yang
diperoleh industri jeans dari hasil produksi jeans yang lebih kecil dari pengeluaran
untuk proses produksinya.
Industri jeans merupakan industri kecil salah satu indikator keberhasilan
usaha pengembangan produksi jeans. Rendahnya hasil produksi jeans, mahalnya
harga bahan baku produksi, upah tenaga kerja yang terus meningkat, modal yang
tetap dan biaya produksi semakin melambung tinggi menjadi masalah yang sering
dialami industri jeans.
Dengan melakukan efisiensi produksi dan optimalisasi faktor-faktor
produksi maka hasil produksi dapat ditingkatkan.Industri jeans dapat meningkatkan
efisiensi produksi jeans jika berproduksi pada tingkat produksi yang optimal dan
menggunakan faktor-faktor produksi dengan kombinasi yang tepat. Faktor-faktor
produksi yang biasa digunakan pada proses produksi jeans adalah modal, tenaga
kerja dan bahan baku.
Seiring dengan makin meningkatnya jumlah pendapatan penduduk maka
semakin meningkat pula kebutuhan bahan pakaian, termasuk bahan pakaian yang
berasal dari bahan jeans. Hasil produksi yang menjadi sumber utama industri jeans
adalah celanajeans dan jaket jeans di mana pemeliharaan dan produksi sudah
menyebar di seluruh Indonesia, di samping itu, beberapa kelebihan yang dimiliki
celana jeans dan jaket jeans sebagai bahan pakaian telah menyebabkan terdapatnya
preferensi yang tinggi dari masyarakat terhadap industri jeans. Komoditas industri
jeans mempunyai prospek pasar yang baik karena didukung oleh karakteristik
produk celana jeans dan jaket jeans yang dapat diterima oleh masyarakat Indonesia
7
akses yang mudah karena sudah merupakan barang publik dan merupakan
pendorong utama penyediaan pakaian berstandar nasional.
Namun dewasa ini terdapat beberapa permasalahan yang menghambat
industri jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung. Beberapa masalah
tersebut adalah modal yang tetap, meningkatnya upah tenaga kerja, meningkatnya
harga bahan baku kain jeans pada pertengahan 2012, harga obat-obatan pewarna
jeans yang naik pula dalam proses pewarnaan celana jeans dan jaket jeans,
pembayaran dari pelanggan yang selalu menunggak pada saat jatuh tempo sehingga
menghindar ketika dilakukan penagihan serta pembayaran dengan giro kosong.
Menurut Bapak H. Ujang Suparno, seorang pengusaha jeans dan sebagai
Kepala Desa Kutawaringin menjelaskan bahwa permasalahan ini sudah ada sejak
tahun 2012. Dimana harga bahan baku yang terus melonjak, naiknya upah tenaga
kerja dan modal yang tetap menyebabkan tingginya biaya produksi. Selain itu
jumlah perusahaan jeans yang banyak menyebabkan persaingan menjadi kurang
sehat dan saling mematikan. Pengusaha harus mampu menciptakan produk-produk
yang unik dan beda agar mampu bersaing dengan pengusaha-pengusaha lainnya.
Permasalahan-permasalahan yang ada menyebabkan menurunnya efisiensi produksi
jeans.
Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk meneliti dan menganalisis
tentang efisiensi faktor-faktor produksi industri jeans yang berada di Kecamatan
Kutawaringin Kabupaten Bandung.Berdasarkan faktor-faktor produksi yang
digunakan, lebih lanjut harus diketahui tingkat efisiensi penggunaan faktor-faktor
produksi. Semakin efisien penggunaan faktor-faktor produksi, akan semakin besar
produksi jeans yang dihasilkan, sehingga keuntungan industri jeans akan mencapai
titik maksimum. Adapun judul penelitian yang akan diangkat adalah: "ANALISIS
EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA INDUSTRI
JEANS DI KECAMATAN KUTAWARINGIN KABUPATEN BANDUNG
8
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan
beberapa permasalahan, yaitu:
1. Apakah penggunaan faktor produksi modal, tenaga kerja, kain jeans, proses
pewarnaanjeans, benang, kancing dan resleting oleh industri jeans di Kecamatan
Kutawaringin Kabupaten Bandung telah mencapai efisiensi optimum?
2. Apakah skala produksi celana jeans dan jaket jeans di Kecamatan Kutawaringin
Kabupaten Bandung berada pada tahap produksi Decreasing Returns to Scale,
Constant Returns to Scale atau Increasing Returns to Scale?
1.3Tujuan Penelitian
Berdasarkan beberapa permasalahan di atas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah:
1. Mengetahui apakah penggunaan faktor produksi modal, tenaga kerja, kain jeans,
proses pewarnaanjeans, benang, kancing dan resleting oleh industri jeans di
Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung telah mencapai efisiensi optimum.
2. Mengetahui apakah skala produksi celana jeans dan jaket jeans di Kecamatan
Kutawaringin Kabupaten Bandung berada pada tahap produksi Decreasing Returns
to Scale, Constant Returns toScale atau Increasing Returns to Scale.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa manfaat diantaranya:
Manfaat Teoritis
1. Memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu ekonomi,
khususnya ekonomi mikro dan dapat digunakan untuk pengembangan
penelitian-penelitian lebih lanjut.
2. Memperkaya khasanah tulisan yang berhubungan dengan efisiensi produksi
9
Manfaat Praktis
1. Bagi institusi terkait diantaranya: industri jeans, UPT Industri Kecamatan
Kutawaringin, dan Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten
Bandung bahwa hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi mengenai
pentingnya pencapaian efisiensi produksi celana jeans dan jaket jeans di
Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung.
2. Dapat dijadikan sebagai informasi untuk selanjutnya menjadi referensi dan
bahan pertimbangan bagi pihak-pihak terkait dalam pengambilan keputusan
guna menentukan kebijakan bagi keberhasilan produksi celana jeans dan jaket
Ides Sundari, 2013
Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Industri Jeans Di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung ( Survey pada Industri Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung )
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dari suatu
penelitian. Objek penelitian adalah variable penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian
suatu penelitian (Suharsimi Arikunto, 2006: 118). Adapun objek dalam penelitian ini terdiri
dari variabel bebas dan variabel terikat. Dimana hasil produksi celana jeans dan jaket
jeansmenjadi variabel terikat, sedangkan modal, tenaga kerja, kain jeans, obat-obatan
pewarna jeans, benang, kancing dan resleting menjadi variable bebas.Penelitian ini
dilakukan pada industri jeans dengan sfesifik produk berupa celana jeans dan jaket jeans
yang berlokasi di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung.
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan langkah dan prosedur yang akan dilakukan untuk
mengumpulkan data dalam rangka memecahkan masalah atau menguji hipotesis.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik.
Metode deskriptif menurut M. Nazir (2005:54) adalah “suatu metode dalam meneliti
status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun
suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.” Sehingga metode deskriptif analitik merupakan penyelidikan deskriptif yang berusaha mencari pemecahan masalah yang ada
pada masa sekarang atau yang muncul pada saat penelitian berlangsung.
1.3Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Menurut Suharsimi Arikunto(2006: 130) menyatakan bahwa populasi adalah
seluruh subjek penelitian.Populasi dalam penelitian ini adalah industri jeans di
Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Koperasi, Perindustrian dan
57
Ides Sundari, 2013
Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Industri Jeans Di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung ( Survey pada Industri Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung )
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Kutawaringin berjumlah 30 orang yang tersebar di sebelasDesa, yaitu Desa Buninagara,
Desa Cibodas, Desa Cilame, Desa Gajah Mekar, Desa Jatisari, Desa Jelegong, Desa
Kopo, Desa Kutawaringin, Desa Padasuka, Desa Pameuntasan dan Desa Sukamulya.
Populasi dapat berupa sekelompok manusia, nilai-nilai, tes, gejala, pendapat,
peristiwa-peristiwa, benda, dan lain-lain. Menurut Sugiyono (2011:80), “Populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek. Subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik
kesimpulannya”.
Suharsimi Arikunto (2006:134) mengemukakan bahwa:
“Untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.Tetapi jika jumlah
subjeknya besar, dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih”.
Adapun yang menjadi data dalam penelitian ini adalah sensus.Menurut Kerlinger
(Riduwan, 2010:49), “Penelitian sensus adalah penelitian yang dilakukan pada populasi
besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari
populasi tersebut”.
Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah pengusaha yang melakukan
produksi sendiri dengan spesifik pada industri jeans jenis produk jeans yang diteliti
adalah produk jeans dengan jenis produksi celana jeans dan jaket jeans.Populasi
pengusaha jeans di Kecamatan Kutawaringin berjumlah 30 orang, berdasarkan hasil
survey pada 2 kelompok jenis produk jeans yang tersebar di sebelas Desa di Kecamatan
Kutawaringin Kabupaten Bandung.
3.3.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2011:81), “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Agar memperoleh sampel yang representatif dari populasi,
maka setiap subjek dalam populasi diupayakan untuk memiliki peluang yang sama untuk
menjadi sampel.
Karena penelitian ini merupakan penelitian sensus, maka pengambilan sampelnya
58
Ides Sundari, 2013
Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Industri Jeans Di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung ( Survey pada Industri Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung )
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
berjumlah 30 orang, berdasarkan hasil survey pada 2 kelompok jenis produk jeans yang
tersebar di sebelas Desa di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung.pada penelitian
ini sampelnya meliputi pengusaha jeans di Kecamatan Kutawaringin
Menurut Suharsimi Arikunto (2006:131). Sampel adalah “sebagian atau wakil
populasi yang diteliti”. Sampel menurut Sugiyono (2003:11) adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam penelitian sampel yang
diteliti menggunakan teknik sampel bertingkat (Multi Stage Sampling) dengan 3 kali
tingkatan. Adapun tingkatan pengambilan sampelnya adalah sebagai berikut:
3.4 Operasional Variabel
Untuk menghindarkan kekeliruan dalam menafsirkan masalah, maka dalam
penelitian ini penulis membatasi variabel yang akan diukur, sehingga
variabel-variabel yang akan diteliti diberi batasan-batasan secara operasional sebagai
berikut:
Jumlah Industri Kecil di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung Berjumlah 124
Jumlah Konveksi Jeans dengan Sfesisik Produk Celana Jeans dengan Jaket Jeans yang Tersebar di 11 desa Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung Berjumlah
Celana Jeans 17 kelompok dan Jaket Jeans 13 kelompok
Sampel untuk celana jeans = 17 kelompok (menggunakan teknik sampling jenuh yaitu semua populasi menjadi sampel)
59
Ides Sundari, 2013
Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Industri Jeans Di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung ( Survey pada Industri Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung )
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Teoritis Konsep Analitis Skala
Ukuran
Hasil Produksi (Y)
Hasil keseluruhan yang diperoleh dari proses produksi celana jeans dan jaket jeans selama satu bulan produksi (dihitung dalam rupiah)
Jumlah celana jeans dan jaket jeans yang
dikeluarkan pada bulan terakhir (kodi)
Harga celana jeans dan jaket jeans setiap kodi (Rp)
Rasio
Modal (X1)
Jumlah seluruh modal yang dimiliki oleh perusahaan untuk aktivitas produksi.
- Jumlah seluruh modal tetap yang dimiliki oleh pengusaha celana jeans dan jaket jeans (Rp) Mesin Jahit untuk Celana
Jeans dan Jaket Jeans (unit)
Rasio
Tenaga Kerja (X2)
Biaya keseluruhan tenaga kerja yang dikeluarkan untuk menghasilkan celana jeans dan jaket jeans dalam satu bulan produksi (dihitung dalam rupiah)
Jumlah tenaga kerja tiga bulan produksi (orang) Besarnya upah tenaga
kerja tiga bulan produksi (Rp)
Rasio
Kain Jeans (X3)
Bahan yang membentuk bagian integral produk jadi. Kain jeans yang diolah dalam perusahaan manufaktur dapat diperoleh dari pembelian lokal, pembelian import atau dari pengolahan
celana jeans dan jaket
jeans (Rp) Rasio
Pewarna Jeans (X4)
Diferensiasi produk celana jeans dan jaket jeans dipergunakan obat-obatan pewarna jeans dengan tenaga kerja memiliki kreatifitas tinggi dalam proses produksi maka akan terciptanya produk baru sejenis tetapi berbeda corak, sehingga dengan corak dan bentuk baru akan
menimbulkan keunikan tersendiri yang berbeda dengan pesaing lain sehingga hasil produksi akan menarik
-Jumlah pewarnajeans tiga bulan produksi (kg) - Biaya keseluruhan
pewarna jeans meliputi biaya keseluruhan obat-obatan pewarna dan harga pewarnaan celana jeans dan jaket jeans (Rp)
60
Ides Sundari, 2013
Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Industri Jeans Di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung ( Survey pada Industri Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung )
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu selera konsumen (dihitung menjadi beraturan tak putus-putus(dihitung dalam rupiah)
- Jumlah benang tiga bulan produksi (biji)
- Biaya keseluruhan benang celana jeans dan
jaket jeans (Rp) Rasio
Kancing (X6)
Alat untuk menutup bagian pakaian (celana, jaket dan sebagainya yang harus ditutup.
- Jumlah kancing tiga bulan produksi (sachet) - Biaya keseluruhan
kancing celana jeans dan jaket jeans (Rp)
Rasio
Resleting (X7)
Alat untuk menutup bagian pakaian (celana, jaket dan sebagainya yang harus ditutup.
- Jumlah resleting tiga bulan produksi (sachet) - Biaya keseluruhan
resleting celana jeans dan jaket jeans (Rp)
Rasio
3.5 Sumber dan Jenis Data
Sumber data dalam penelitian yaitu sumber data primer yang diperoleh
melalui penyebaran angket kepada pengusaha celana jeans dan jaket jeans yang
menjadi sampel dalam penelitian. Sedangkan sumber data sekunder diperoleh dari
laporan Badan Pusat Statistik (BPS), Dinas Koperasi, Perindustrian dan
Perdagangan Kabupaten Bandung (DISKOPERINDAG), Kecamatan Kutawaringin,
Desa-Desa di Kecamatan Kutawaringin dan artikel dalam internet.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Adapun pengumpulan data dalam penelitian dilakukan dengan cara:
a. Studi observasi, yaitu dengan cara meneliti secara langsung industricelana jeans
dan jaket jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung.
b. Wawancara, dilakukan untuk memperoleh informasi secara langsung dengan
tanya jawab lisan kepada para responden yang digunakan sebagai pelengkap
61
Ides Sundari, 2013
Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Industri Jeans Di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung ( Survey pada Industri Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung )
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
c. Angket, Yaitu pengumpulan data melalui penyebaran seperangkat pertanyaan
maupun pernyataan tertulis kepada responden yang menjadi sampel dalam
penelitian.
d. Studi literatur, Yaitu teknik pengumpulan data dengan memperoleh data-data
dari buku-buku, laporan ilmiah, media cetak dan lain-lain yang berhubungan
dengan masalah yang diteliti.
3.7 Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan Analisis Regresi Linear Berganda
(multiple regression) melalui fungsi Cobb-Douglas. Alat bantu analisis yang digunakan
yaitu dengan menggunakan program komputer Econometric Views (EViews) versi 7.1.
Tujuan Analisis Regresi Linier Berganda adalah untuk mempelajari bagaimana eratnya
pengaruh antara satu atau beberapa variabel bebas dengan satu variabel terikat.
Berikut adalah proses alur analisis data dalam penelitian dan dapat dilihat pada
62
Ides Sundari, 2013
Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Industri Jeans Di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung ( Survey pada Industri Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung )
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Gambar 3.1
Alur Analisa Data
3.7.1 Menghitung Koefisien Regresi
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, dilakukan melalui
fungsi produksi Cobb-Douglass. Secara matematis, fungsi Cobb-Douglass dapat
dituliskan seperti persamaan berikut :
Q = f (M, TK) (secara umum)
Q = boMb1TKb2 (secara lebih spesifik)
(Soekartawi, 1994:141)
Dimana:
Q = jumlah produksi bo = indeks efisiensi
M = modal b1 = elastisitas input modal
ANGKET PENELITIAN
DATA VARIABEL PENELITIAN
UJI ASUMSI KLASIK DESKRIPSI VARIABEL
PENELITIAN
MENGHITUNG EFISIENSI DAN SKALA PRODUKSI
UJI HIPOTESIS
LAMPIRAN 1
LAMPIRAN 3
LAMPIRAN 1
LAMPIRAN 4
LAMPIRAN 5
LAMPIRAN 7
63
Ides Sundari, 2013
Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Industri Jeans Di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung ( Survey pada Industri Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung )
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
TK = tenaga kerja b2 = elastisitas input tenaga kerja
Persamaan diatas menggambarkan fungsi produksi yang menggunakan dua input
variabel (modal dan tenaga kerja), namun jika terdapat lebih dari dua input variabel maka
formula fungsi Cobb-Douglass dapat ditulis sebagai berikut:
Y = a X1b1 X2b2 ...Xibi ...Xnbn eu
(Soekartawi, 1994:154)
Bila fungsi Cobb-Douglass tersebut dinyatakan oleh hubungan Y dan Xmaka :
Y = f (X1,X2,...,Xi,...,Xn)
Jika memasukan variabel dalam penelitian maka diperoleh model persamaan
sebagai berikut:
Y = f(X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7)
Maka model Cobb-Douglas dalam penelitian ini adalah:
Y = a X 1b1,X 2b2, X 3b3,X 4b4, X 5b5, X 6b6,X 7b7, e
Dimana:
Y = Hasil produksi
a,b = Besaran yang akan diduga
X1 = modal
X2 = tenaga kerja
X3 = kain jeans
X4 = pewarna jeans
X5 = benang
X6 = kancing
X7 = resleting
e = Logaritma natural, e=2,718
Untuk memudahkan persamaan di atas, maka persamaan tersebut diubah menjadi
bentuk linier berganda dengan cara menglogaritmakan persamaan tersebut. Pendugaan
parameter dapat dilakukan dengan menggunakan analisis dan metode kuadrat terkecil
(OLS: Ordinary Least Square) yang diperoleh melalui frekuensi logaritma fungsi asal
64
Ides Sundari, 2013
Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Industri Jeans Di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung ( Survey pada Industri Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung )
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ln Y = ln a + ln b1 ln X1 + ln b2 ln X2 + ln b3 ln X3 + ln b4 ln X4 + ln b5 ln X5 + lnb6 ln X6
+ lnb7 ln X7
Dengan memisalkan Y = ln Y; A = ln a; bk = Bk; ln Xi, maka model estimasi
regresi sebagai berikut :
Y = A + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + b7X7
Dimana:
a = konstanta yang pada X1, X2, X3, X4, X5, X6,X7 sama dengan nol
bi = elastisitas produksi masing-masing faktor
X1 = modal
X2 = tenaga kerja
X3 = kain jeans
X4 = pewarna jeans
X5 = benang
X6 = kancing
X7 = resleting
Rumus untuk membuat persamaan regresi berganda :
n.bo + b1 Σ X1 + b2Σ X2= Σ Y
bo Σ X1 + b1Σ X12 + b2 Σ X1.X2= Σ X1Y bo Σ X2 + b1Σ X2.X1 + b2Σ X22= Σ X2Y
(Rohmana, Yana. 2010:62)
Rumus untuk memperoleh nilai koefisien regresi :
a = Ῡ - bẌ
b = n Σ XiYi–Σ XiΣ Yi atau, n Σ Xi2–(Σ Xi2)
b = n xiyi
Σ xi2
65
Ides Sundari, 2013
Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Industri Jeans Di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung ( Survey pada Industri Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung )
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu xi = Xi - Ẍ
yi = Yi - Ῡ
Persamaan diatas dapat dengan mudah diselesaikan dengan cara regresi
berganda pada persamaan tersebut terlihat bahwa nilai b1, b2, b3, b4, b5, b6 dan b7
adalah tetap walaupun variabel yang terlihat telah dilogaritmakan. Hal ini dapat
dimengerti karena b1, b2,b3, b4, b5,b6 dan b7 pada fungsi Cobb-Douglass adalah
sekaligus menunjukan elastisitas X terhadap Y, sehingga ada tiga kemungkinan fase
yang akan terjadi:
Σbi <1 decreasing returns to scale
Σbi >1 increasing returns to scale
Σbi =1 constant returns to scale
(Soekartawi, 1994 : 40)
3.7.2 Menghitung Efisiensi Produksi
Efisiensi adalah salah satu cara untuk menilai efisiensi. Dalam pengertian
yang umum, suatu perusahaan yang efisien adalah suatu perusahaan yang dalam
produksinya menghasilkan barang atau jasa dengan cepat, lancar dan dengan
pemborosan yang minimum. Dalam hubungannya dengan organisasi industri,
istilah efisiensi berhubungan dengan cara yang paling produktif untuk
memanfaatkan sumber-sumber daya yang langka. Dalam hal ini, secara umum
dikenal tiga jenis efisiensi, yaitu efisiensi teknik efisiensi harga dan efisiensi
ekonomi.
3.7.2.1 Efisiensi Teknik
Efisiensi teknik menyangkut jumlah maksimum output yang dapat
dihasikan dengan penggunaan input tertentu, dan dengan teknologi tertentu. Suatu
perusahaan mungkin secara teknologi lebih efisien dari yang lain kalau perusahaan
tersebut memproduksi tingkat output yang sama dengan satu atau lebih sedikit input
fisik. Karena proses produksi yang berbeda tidak semua perusahaan efisien secara
66
Ides Sundari, 2013
Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Industri Jeans Di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung ( Survey pada Industri Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung )
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Secara matematis, efisiensi teknik dapat diketahui melalui elastisitas
produksinya (Ep) :
atau
(Soekartawi, 1994 : 40)
Karena ΔY/ΔX adalah Marginal Psysical Product (MPP) dan Y/X adalah Average Psysical ProductI (APP).
Efisiensi teknis akan tercapai pada Ep = 1, yaitu :
atau
MPP=APP
(Soekartawi, 1994 : 40)
Efisiensi teknis selain dapat diketahui dari tingkat elastisitas produksi juga
merupakan koefisien regresi dari fungsi Cobb-Douglas. Efisiensi teknis tercapai
pada saat koefisien regresi = 1 atau pada saat produksi rata-rata tertinggi (Ep / Σ bi
= 1 ). Untuk mengetahui efisiensi teknis faktor produksi dapat dilihat melalui
tingkat elastisitas (Σ bi), yaitu jika :
a) Σ bi=1, berarti keadaan usaha pada kondisi ”Constant Returns to Scale”. Dalam
keadaan demikian penambahan faktor produksi akan proporsional dengan
penambahan produksi yang diperoleh.
b) Σ bi<1, berarti keadaan usaha pada kondisi ”Decreasing Returns to Scale”.
Dalam keadaan demikian, dapat diartikan bahwa proporsi penambahan faktor
produksi melebihi proporsi penambahan produksi.
c) Σ bi>1, berarti keadaan usaha pada kondisi ”Increasing Returns to Scale”. Ini
artinya bahwa proporsi penambahan faktor produksi akan menghasilkan
tambahan produksi yang proporsinya lebih besar.
67
Ides Sundari, 2013
Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Industri Jeans Di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung ( Survey pada Industri Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung )
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3.7.2.2 Efisiensi Harga
Efisiensi harga mencerminkan kemampuan untuk menggunakan input
dengan proporsi yang optimal pada masing-masing tingkat harga input dan
teknologi yang dimiliki sehingga produksi dan pendapatan yang diperoleh
maksimal, pada dasarnya tujuan pengusaha dalam mengelola perusahaannya adalah
untuk meningkatkan produksi dan pendapatan. Tingkat produksi dan pendapatan
usaha jeans sangat ditentukan oleh efisiensi pengusaha dalam mengalokasikan
sumberdaya yang dimilikinya ke dalam berbagai alternatif aktivitas produksi.
Untuk menghitung efisiensi harga, dapat dianalisis dengan memenuhi syarat
kecukupan sebagai berikut :
(Soekartawi, 1994 : 40)
Keterangan :
MP = Marginal Product masing- masing faktor produksi
P = Harga masing – masing faktor produksi
Secara matematis ditulis dengan persamaan sebagai berikut :
Efisiensi Harga =
Produk Marginal = bi.
(Soekartawi, 1994 : 40)
Keterangan:
68
Ides Sundari, 2013
Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Industri Jeans Di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung ( Survey pada Industri Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung )
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu bi = Elastisitas produksi
Y = Rata-rata hasil produksi
Xi = Rata-rata faktor produksi
Px = Harga Faktor Produksi
Efisiensi akan tercapai apabila perbandingan antara Produk Marginal (PM)
dengan Harga Faktor Produksi (Px) = 1. (Soekartawi, 1994 : 40)
3.7.2.3 Efisiensi Ekonomi
Efisiensi ekonomi merupakan perbandingan antara nilai marjinal dengan
harga faktor produksi, dari masing-masing faktor produksi yang digunakan.
Efisiensi ekonomi timbul bila input dimanfaatkan sedemikian rupa sehingga suatu
tingkat output diproduksi dengan biaya yang lebih rendah dari yang lainnya.
Peningkatan efisiensi terjadi bila output yang ada atau tingkat output dihasilkan
dengan biaya yang lebih rendah. Tidak seperti efisiensi teknik atau teknologi,
efisiensi ekonomi memungkinkan membandingkan proses produksi yang berbeda.
Persaingan biasanya dipandang oleh ahli-ahli ekonomi untuk mendorong
perusahaan individual atau agen-agen ekonomi dalam mengejar efisiensi.
Efisiensi meningkatkan kemungkinan bisnis untuk bertahan dan berhasil, serta
sumberdaya yang langka dipakai sebaik-baiknya. Secara matematis efisiensi
ekonomi dapat dirumuskan sebagai berikut : (Soekartawi, 1994 : 40)
Keterangan :
MVP = Marginal Value Product
P = Harga masing-masing faktor produksi
X1 = modal
X2 = tenaga kerja
X3 = kain jeans
X4 = pewarna jeans
69
Ides Sundari, 2013
Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Industri Jeans Di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung ( Survey pada Industri Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung )
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu X6 = kancing
X7 = resleting
Kemudian rumus dari efisiensi ekonomi adalah
(Soekartawi, 1994 : 40)
Dimana bi merupakan koefisien regresi atau koefisien elastisitas. Untuk
mengetahui efisiensi faktor produksi dengan menggunakan rasio antara marginal
Value Product (MVP) dan nilai satu unit faktor produksi (Px), jika :
MVPx1 / Px1 > 1 artinya penggunaan input X belum mencapai efisiensi optimum.
Untuk mencapai efisien input X perlu ditambah.
MVPx1 / Px1 = 1 artinya penggunaan input X sudah mencapai efisiensi optimum.
Maka input X harus dipertahankan.
MVPx1 / Px1 < 1 artinya penggunaan input X sudah melebihi titik optimum (tidak
efisien). Untuk mencapai efisien input X perlu dikurangi.
(Soekartawi, 1994:42)
3.7.3 Menghitung Skala Produksi
Untuk menguji skala kenaikan hasil sama dengan satu atau tidak sama
dengan satu yang dicapai dalam proses produksi maka digunakan jumlah elastisitas
produksi (∑bi). Dari hasil penjumlahan tersebut ada tiga kemungkinan yang terjadi,
yaitu :
1) Jika Σbi> 1, berarti sistem produksi jangka panjang berada dalam kondisi skala
output yang meningkat (Increasing Returns to Scale)
2) Jika Σbi = 1, berarti sistem produksi jangka panjang berada dalam kondisi skala
output yang konstan (Constant Returns to Scale)
3) Jika Σbi< 1, berarti sistem produksi jangka panjang berada dalam kondisi skala
output yang menurun (Decreasing Returns to Scale).
(Soekartawi, 1994:154)
3.8 Pengujian Hipotesis
70
Ides Sundari, 2013
Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Industri Jeans Di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung ( Survey pada Industri Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung )
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2
( Sugiyono, 2004 :184)
Uji t dilakukan guna mengetahui tingkat signifikasi secara statistik dari
pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Dengan kriteria
pengujian hipotesis yang digunakan adalah dengan menggunakan α = 0,05 dan
derajat bebas (db) n-k-1. Cara pengujiannya akan dilakukan dengan
membandingkan thitung dengan tα/2. Adapun kriteria pengambilan keputusan sebagai
berikut :
2) Uji F (Uji Hipotesis Simultan)
Untuk mengetahui pengaruh bersama secara keseluruhan terhadap variabel
terikat perlu dilakukan uji F atau pengujian koefisien regresi secara simultan dengan
derajat bebas v1 = k dan v2 = n-k-1. Menurut Nirwana (1994:25) dalam Dwi
Setyanto (2005:63), untuk mengetahui pengaruh secara simultan digunakan rumus:
( Sugiyono, 2004 :184)
maka kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut :
Uji Hipotesis dapat diketahui dengan membandingkan antara F hitung
71
Ides Sundari, 2013
Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Industri Jeans Di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung ( Survey pada Industri Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung )
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu a) Hipotesis
H0 : tidak terdapat pengaruh X1, X2, …, X7 terhadap Y1
H1 : terdapat pengaruh X1, X2, …, X7 terhadap Y1
b) Ketentuan
Jika Fhitung≥Ftabel(n-k-1), maka pengaruh bersama antara variabel bebas secara
keseluruhan terhadap variabel terikat adalah signifikan.(H0 ditolak, H1
diterima)
b) Dan sebaliknya jika nilai semakin menjauhi angka 1, maka hubungan antara variabel
kurang erat atau baik
Rumus yang digunakan adalah:
Ides Sundari, 2013
Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Industri Jeans Di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung ( Survey pada Industri Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung )
Ides Sundari, 2013
Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Industri Jeans Di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung ( Survey pada Industri Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung )
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah diuraikan sebelumnya, maka pada bagian akhir ini
penulis dapat membuat beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi pada industri jeans di Kutrawaringin Kecamatan
Kutawaringin Kabuapten Bandung belum mencapai efisiensi optimum.
2. Tingkat skala produksi pada industri jeans di Kutawaringin Kecamatan Kutawaringin
Kabupaten Bandung dalam kondisi skala usaha menurun (Decreasing Returns to Scale),
artinya apabila semua input atau faktor produksi ditingkatkan penggunaannya maka akan
meningkatkan output atau hasil produksi yang lebih kecil daripada tambahan input atau
faktor produksi tersebut.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat penulis rekomendasikan adalah sebagai berikut:
1. Untuk mencapai efisiensi optimum maka pengusaha jeans di Kutawaringin Kecamatan
Kutawaringin Kabupaten Bandung perlu melakukan strategi dalam penggunaan faktor
produksi modal, tenaga kerja, kain jeans, obat-obatan pewarna jeans, benang, kancing dan
reslating agar mencapai efisiensi yang optimum. Dimana faktor produksi modal (X1) dan
faktor produksi tenaga kerja (X2) kain jeans (X3), kancing (X6) dan resleting (X7) dengan
nilai efisiensi ekonominya kurang dari satu artinya penggunaan faktor produksi modal,tenaga
kerja, kain jeansn kancing dan resleting sudah melebihi titik efisiensi optimum maka strategi
yang harus dilakukan untuk mencapai efisiensi optimum adalah pengusaha harus mengurangi
faktor produksi tersebut sampai pada titik produk marjinal optimum dengan cara membatasi
jumlah pembelian dan penggunaan jumlah modal, tenaga kerja, kain jeans, kancing dan
resleting agar input-input yang lain dapat memberikan hasil yang maksimum. Sedangkan
101
Ides Sundari, 2013
Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Industri Jeans Di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung ( Survey pada Industri Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung )
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
lebih dari satu artinya penggunaan faktor produksi kain pewarna jeans dan benang belum
mencapai titikefisiensi optimum maka starategi yang harus dilakukan untuk mencapai
efisiensi optimum adalah pengusaha harus menambah faktor produksi tersebut sampai pada
titik produk marjinal optimum dengan cara membeli dan menambah penggunaan pewarna
jeans dan benang untuk proses pembuatan celana jeans dan jaket jeans.
2. Untuk mencapai skala produksi yang meningkat maka perlu dilakukan peningkatan kualitas
dan kemampuan pengusaha untuk dapat mengatur input faktor produksi secara optimal.
Karena industri jeans di Kutawaringin Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung berada
pada kondisi skala yang menurun (Decreasing Returns to Scale). Oleh karena itu para
pengusaha seharusnya mengikuti beberapa pelatihan dan pendidikan non formal mengenai
aspek manajemen keuangan, kewirausahaan, pemasaran dan pengorganisasian tenaga kerja
102
Ides Sundari, 2013
Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Industri Jeans Di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung ( Survey pada Industri Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung )
101
Ides Sundari, 2013
Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Industri Jeans Di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung ( Survey pada Industri Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung )
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku
Arsyad, Lincoln. (2010). Ekonomi Pembagunan.Yogyakarta : Unit
Penerbit dan Percetakan STIM YKPN.
Billas, A Richard. 1994. Teori Ekonomi Mikro Edisi Kedua. Jakarta:
Erlangga.
Bishop,C.EdanW.D.Toussaint.1979.PengantarAnalisaEkonomiPertanian.
Penerbit Sumber Widya. Jakarta
Chiang, Alpha C. & Wainwright, Kevin. 2006. Fundamental Methods of
Mathematical Economics, 4th Ed. Colombus, OH: McGraw-Hill
Companies, inc
Eeng Ahman & Yana Rohmana. 2007. Pengantar Teori Ekonomi Mikro.
Laboratorium Ekonomi dan Koperasi. Bandung.
Kuncoro, Mudrajat. (2007). Ekonomi Industri Indonesia : Menuju Negara
Industri Baru 2030?. Yogyakarta : CV Andi Offset.
Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: LP3ES
M. Nazir. 2005. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia: Jakarta.
Neti Budiwati dan Lizza Suzanti. 2007. Manajemen Keungan Koperasi.
Bandung: Laboratorium Koperasi (Universitas Pendidikan
Indonesia).
Pindyck, Robert S. 1999. Mikroekonomi. Jakarta: PT Prenhallindo
Riduwan. 2004. Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta
Rita Hanafie. 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. Yogyakarta: CV. Andi
Offset.
Salvatore Dominick, 2005.Ekonomi Manajerial Dalam Perekonomian
Global Buku 1 Edisi Kelima. Jakarta: Salemba Empat
Samuelson & Nordhaus. 2003. Ilmu Mikroekonomi Edisi Tujuh Belas.
102
Ides Sundari, 2013
Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Industri Jeans Di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung ( Survey pada Industri Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung )
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Soekartawi.1994. Teori Ekonomi Produksi dengan Pokok Bahasan
Analisis Fungsi Cobb-Douglas.Jakarta :PT Raja Grafindo Persada
Sugiyono. (2004). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik.Jakarta: Rineka Cipta.
Sadono Sukirno. 2005. Mikro ekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Thomas Agoes Soetiarso. 1995. Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi
Pada Usahatani Bawang Merah di Pacet, Bandung. Buletin
Penelitian Holtikultura, Vol 27 (3).7 halaman.
T. Sunaryo. 2001. Ekonom Manajerial Aplikasi Teori Ekonomi Mikro.
Jakarta: Erlangga.
Tati S. Joesron dan M. Fathorrozi. 2003. Teori Ekonomi Mikro. Jakarta:
Salemba Empat.
Universitas Pendidikan Indonesia. 2011. Pedoman Penulisan Karya
Ilmiah. Bandung: UPI.
Yana Rohmana. 2010. Ekonometrika Teori dan Aplikasi Eviews.
Bandung: Laboratorium Ekonomi dan Koperasi
Sumber Internet
http://www.bi.go.id
http://putracenter.net:2009
google maps.co.id
Sumber Skripsi
Thomas Agoes Soetiarso (1995).Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi
Pada Usahatani Bawang Merah Di Pacet Bandung.Skripsi pada
103
Ides Sundari, 2013
Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Industri Jeans Di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung ( Survey pada Industri Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung )
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Dewi Sahara dan Idris (2005). Efisiensi Produksi Sistem Usahatani Padi
Pada Lahan Sawah Irigasi Teknis.Skripsi pada FPEB UPI tidak
diterbitkan.
Kinanti Geminastiti. 2010. Analisis Efisiensi Ekonomi Dalam Penggunaan
Faktor-Faktor Produksi Budidaya Tanaman Hias (kasus pada