• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA INDUSTRI JEANS DI KECAMATAN KUTAWARINGIN KABUPATEN BANDUNG : Survey pada Industri Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA INDUSTRI JEANS DI KECAMATAN KUTAWARINGIN KABUPATEN BANDUNG : Survey pada Industri Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung."

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

No Daftar FPEB: 263/UN40.FPEB.1.PL/2013

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA INDUSTRI JEANS DI KECAMATAN KUTAWARINGIN

KABUPATEN BANDUNG

( Survey pada Industri Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung )

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh Ujian Sarjana Pendidikan pada

Program Pendidikan Ekonomi

Oleh

Ides Sundari 0900908

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Ides Sundari, 2013

Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Industri Jeans Di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung ( Survey pada Industri Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Industri

Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung

Oleh Ides Sundari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Ides Sundari 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Ides Sundari, 2013

Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Industri Jeans Di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung ( Survey pada Industri Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA INDUSTRI JEANS DI KECAMATAN KUTAWARINGIN

KABUPATEN BANDUNG

Bandung, Juli 2013

Skripsi ini disetujui oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr.H.Eeng Ahman, MS. Navik Istikomah, SE, M.Si NIP. 19611022 198603 1 002 NIP. 19751110 200501 2 002

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

UPI Bandung

(4)

Ides Sundari, 2013

Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Industri Jeans Di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung ( Survey pada Industri Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ABSTRAK

“Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Industri Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung (Survey pada Industri Jeans

di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung)”

di bawah bimbingan Prof. Dr. H. Eeng Ahman, M.S. dan Navik Istikomah S.E., M.Si.

Oleh Ides Sundari

0900908

Permasalahan dalam penelitian ini didasari pada hasil produksi industri jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung dalam tiga bulan produksi terakhir di Tahun 2013 cenderung mengalami penurunan.

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah penggunaan faktor-faktor produksi pada proses produksi celana jeans dan jaket jeans diKecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung telah mencapai efisiensi optimum dan untuk mengetahui bagaimana tingkat skala produksi (Returns to Scale) pada proses produksi celana jeans dan jaket jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh pengusaha industri jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung yang berjumlah sebanyak 30 pengusaha dan sampel yang diambil sebanyak 30 pengusaha, sebagai sensus. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif analitik dengan teknis analisis data menggunakan model fungsi Cobb-Douglas.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan faktor produksi modal, tenaga kerja, kain jeans, proses pewarnaan jeans, benang, kancing dan resleting tidak mencapai optimum. Untuk mencapai efisiensi optimum pengusaha perlu melakukan strategi pengurangan atau penambahan dalam penggunaan faktor-faktor produksi sehingga hasil produksi celana jeans dan jaket jeans dapat meningkat dan dengan tingkat penggunaan faktor produksi yang optimum. Berdasarkan hasil penelitian, skala produksi pada industri jeans berada pada tahap Decreasing

returns to scale. Ini menunjukkan bahwa proporsi penambahan masukan produksi melebihi

proporsi penambahan produksi.

(5)

i

Ides Sundari, 2013

Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Industri Jeans Di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung ( Survey pada Industri Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ABSTRACT

"Analysis of Usage Efficiency of Production Factors In Industrial District Kutawaringin Jeans in Bandung Regency (Survey On Jeans Industry

in the District Kutawaringin of Bandung Regency) "

Under the guidance of Prof. Dr.. H. Eeng Ahman, M.S. and Istikomah S.E. Navik, M.Si.

By Ides Sundari

0900908

Problems in this study based on the results of industrial production jeans in District Kutawaringin Bandung regency in the last three months of production in 2013 tended to decrease.

The purpose of this study is to determine whether the use of factors of production in the production process of jeans and jeans jacket in district Kutawaringin Bandung regency has reached optimum efficiency and to find out how to scale the level of production (Returns to Scale) in the production process of jeans and jeans jacket in Kutawaringin districts of Bandung regency. Population in this research that all entrepreneurs jeans industry in the District of Bandung Regency Kutawaringin numbering as many as 30 employers and a sample taken 30 employers, as the census. The research method used was a descriptive analytical research methods of technical analysis of the data using the model of Cobb-Douglas function. Results of this study indicate that the use of production factors of capital, labor, jeans fabric, denim dyeing process, thread, buttons and zippers are not achieving optimum. To achieve optimum efficiency strategies employers should conduct a reduction or increase in the use of factors of production so that the production of jeans and jeans jacket can be increased and the level of optimum utilization of production factors. Based on the results of the research, industrial-scale production of the jeans are at a stage Decreasing returns to scale. This shows that the proportion of the addition of production inputs exceeds the proportion of additional production.

(6)

Ides Sundari, 2013

Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Industri Jeans Di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung ( Survey pada Industri Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined.

UCAPAN TERIMA KASIH... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... iiv

DAFTAR GAMBAR ... v

BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.

1.1Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined.

1.2 Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.

1.3TujuanPenelitian... Error! Bookmark not defined.

1.4 Manfaat Penelitian... Error! Bookmark not defined.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESISError! Bookmark not defined.

2.1 Kajian Pustaka ... Error! Bookmark not defined.

2.1.1Konsepsi Industrialiasasi ... Error! Bookmark not defined.

2.1.2Paradigma Struktur, Perilaku dan Kinerja Industri ... Error! Bookmark not defined.

2.1.3 Pengertian Fungsi Produksi ... Error! Bookmark not defined.

2.1.4 Fungsi Produksi Dengan Satu Input Variabel ... Error! Bookmark not defined.

2.1.5Fungsi Produksi Dengan Dua Input Variabel ... Error! Bookmark not defined.

2.1.6 Fungsi Produksi Cobb-Douglas ... Error! Bookmark not defined.

2.1.7 Efisiensi Produksi ... Error! Bookmark not defined.

2.1.8 Skala Hasil (Returns to Scale) ... Error! Bookmark not defined.

2.1.9 Produksi Jeans ... Error! Bookmark not defined.

2.1.10 Faktor-Faktor Produksi Jeans ... Error! Bookmark not defined.

2.1.11 Hasil Penelitian Sebelumnya ... Error! Bookmark not defined.

2.2 Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined.

(7)

Ides Sundari, 2013

Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Industri Jeans Di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung ( Survey pada Industri Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.

3.1 Objek Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.2 Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.3Populasi dan Sampel ... Error! Bookmark not defined.

3.3.1 Populasi ... Error! Bookmark not defined.

3.3.2 Sampel ... Error! Bookmark not defined.

3.4 Operasional Variabel ... Error! Bookmark not defined.

3.5 Sumber dan Jenis Data ... Error! Bookmark not defined.

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined.

3.7 Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.

3.7.1 Menghitung Koefisien Regresi ... Error! Bookmark not defined.

3.7.2Menghitung Efisiensi Produksi ... Error! Bookmark not defined.

3.7.3Menghitung Skala Produksi... Error! Bookmark not defined.

3.8 Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined.1

4.1 Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.1

4.1.1 Sejarah Perkembangan Industri Jeans di Kutawaringin ... Error! Bookmark not defined.1

4.1.2 Deskripsi Objek Penelitian ... Error! Bookmark not defined.1

4.1.3 Karakteristik Variabel Penelitian ... Error! Bookmark not defined.5

4.1.5 Analisis Efisiensi Produksi ... Error! Bookmark not defined.2

4.1.6 Skala Hasil (Returns to Scale) ... Error! Bookmark not defined.8

4.1.7 Fungsi Cobb-Douglas ... Error! Bookmark not defined.9

4.1.8 Pengujian Hipotesis ... 90

4.2 Pembahasan ... Error! Bookmark not defined.1

4.3 Implikasi Pendidikan ... Error! Bookmark not defined.8

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 100

5.1 Kesimpulan... 100

5.2 Saran ... 100

(8)

Ides Sundari, 2013

Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Industri Jeans Di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung ( Survey pada Industri Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu LAMPIRAN

RIWAYAT PENULIS

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Kontribusi Subsektor Industri Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Kabupaten Bandung Tahun 2008-2012 ... 2

Tabel 1.2 Banyaknya Perusahaan, Tenaga Kerja, Output dan Produktivitas Industri Kecil dan Menengah tahun 2009-2012 ... 3

Tabel 1.3 Perkembangan Produksi Industri Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung Bulan Januari – Juni 2012 ... 4

Tabel 1.4 Perkembangan Hasil Produksi Sampel 7 Perusahaan Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung Periode Januari-Juni 2012 ...5

Tabel 1.5 Nilai Output dan Biaya Input Produksi Jeans Di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung Bulan Januari-Juni 2012 ... 5

Tabel 2.1 Jenis-Jenis Utama Struktur Pasar ... 17

Tabel 2.2 Penelitian Sebelumnya ... 45

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ... 59

Tabel 4.1 Responden Pengusaha Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung Berdasarkan Jenis Kelamin ... 73

Tabel 4.2 Responden Pengusaha Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung Berdasarkan Usia ... 73

Tabel 4.3 Responden Pengusaha Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 74

Tabel 4.4 Responden Pengusaha Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung Berdasarkan Pengalaman Usaha ... 75

Tabel 4.5 Hasil Produksi Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung pada bulan Maret, April dan Mei 2013 ... 76

Tabel 4.6 Penggunaan Kain Jeans Produksi Celana Jeans dan Jaket Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung pada bulan Maret, April dan Mei 2013 ... 77

Tabel 4.7 Penggunaan Obat-obatan Pewarna Jeans Produksi Celana Jeans dan Jaket Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung pada bulan Maret, April dan Mei 2013 ... 77

(9)

Ides Sundari, 2013

Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Industri Jeans Di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung ( Survey pada Industri Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 4.9 Penggunaan Benang Produksi Celana Jeans dan Jaket Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung pada bulan Maret, April dan Mei 2013 ... 78

Tabel 4.10 Penggunaan Kancing Produksi Celana Jeans dan Jaket Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung pada bulan Maret, April dan Mei 2013 ... 79

Tabel 4.11 Penggunaan Resleting Produksi Celana Jeans dan Jaket Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung pada bulan Maret, April dan Mei 2013 ... 79

Tabel 4.12 Penggunaan Tenaga Kerja Produksi Celana Jeans dan Jaket Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung pada bulan Maret, April dan Mei 2013 ... 80

Tabel 4.13 Penggunaan Modal Produksi Celana Jeans dan Jaket Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung pada bulan Maret, April dan Mei 2013 ... 81

Tabel 4.14 Hasil Regresi ... 81

Tabel 4.15 Efisiensi Teknik Produksi Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung . 83

Tabel 4.16 Efisiensi Harga Produksi Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung .. 84

Tabel 4.17 Efisiensi Ekonomi Industri Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung 85

Tabel 4.18 Pengujian Hipotesis ... 90

(10)

Ides Sundari, 2013

Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Industri Jeans Di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung ( Survey pada Industri Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kurva Produksi Total, Produksi Rata-rata dan Produksi MarginalError! Bookmark not defined.4

Gambar 2.2 Tahap-tahap produksi ... Error! Bookmark not defined.5

Gambar 2.3 Kurva Isoquant ... Error! Bookmark not defined.6

Gambar 2.4 Kurva Isocost ... 27

Gambar 2.5 Keseimbangan Produsen ... 28

Gambar 3.1 Alur Analisa Data... Error! Bookmark not defined.1

(11)
(12)
(13)

Ides Sundari, 2013

Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Industri Jeans Di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung ( Survey pada Industri Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bangsa Indonesia sebagaimana bangsa-bangsa lain di berbagai belahan

dunia menghadapi gelombang besar berupa meningkatnya tuntutan demokratisasi,

desentralisasi, dan globalisasi pada dekade akhir abad ke 20 dan dekade awal abad

ke 21.Globalisasi yang membentuk berbagai bidang kehidupan di seluruh wilayah

pemerintahan negara memerlukan reformasi sistem perekonomian dan pemerintah

termasuk birokrasi, sehingga memungkinkan interaksi perekonomian antar daerah

dan antar bangsa lebih efisien.Oleh karena itu dukungan sektor industri merupakan

salah satu penyedia tekstil yang mengelola sandangmasyarakat untuk kegiatan

pembangunan sangat dibutuhkan perannya. Jumlah sumber daya manusia yang

besar apabila dapat didayagunakan secara efektif dan efisien akan bermanfaat untuk

menunjang gerak lajunya pembangunan nasional yang berkelanjutan. (Kuncoro,

Mudrajat. 2007)

Sektor industri merupakan sektor potensial yang memiliki peranan penting

dalam pembangunan ekonomi suatu negara khususnya di negara-negara sedang

berkembang. Kontribusi utama sektor industri terhadap pembangunan nasional

diantaranya secara nyata telah meningkatkan penyediaan bahan baku, menyediakan

kesempatan kerja, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Salah satu subsektor dari industri adalah industri tekstil.Hasil produk

disektor industri tekstil memberikan kontribusi cukup besar dalam menjaga

ketahanan industri sebagai penyedia produk tekstil yang berfungsi untuk menunjang

sandang masyakat sekaligus dapat menghasilkan masyarakat yang berkualitas.

Berikut data kontribusi subsektor industri terhadap Produk Domestik Regional

(14)

2

Tabel 1.1

Kontribusi Subsektor Industri Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Bandung Tahun 2008-2012

(Dalam Juta Rupiah)

Tahun Pendapatan

Subsektor Industri

Total PDRB Kabupaten

Bandung

Kontribusi (%)

2008 25.276.362,64 2.242.935.199,00 22,17%

2009 25.411.347,99 2.248.774.393,47 22,18%

2010 25.355.849,69 2.265.834.045,02 22,01%

2011 25.326.503,04 2.281.710.590,00 21,89%

2012 25.457.797,47 2.296.750.450,25 21,84%

Rata-rata Kontribusi 22,02%

Sumber: Diskoperindag Kab. Bandung Data diolah

Berdasarkan tabel 1.1 dapat diketahui besarnya subsektor industri terhadap

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Bandung tahun 2008-2012

yaitu berkisar 22,02% dari keseluruhan PDRB Kabupaten Bandung dari tahun ke

tahun mengalami fluktuatif dan cenderung mengalami penurunan.

Salah satu usaha yang potensial dari subsektor industri di Kabupaten

Bandung adalah industri jeans. Industri jeans di Kabupaten Bandung salah satunya

adalah Kurnia Jeans (konveksi jeans melalui proses washing) di Desa Kutawaringin

Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung.

Kurnia Jeans merupakan penghasil produk jeans di Kecamatan

Kutawaringin Kabupaten Bandung dengan rataan produksi jeans sebesar 15 kodi

per unit jeans per hari.Daerah Kutawaringin berpotensi untuk dikembangkan

sebagai sentra industri jeans karena memiliki sekitar 30 konveksi rakyat produksi

jeans dan didukung oleh tersedianya sumber daya manusia yang terampil. Pada

tahun 2012industri jeans di Kutawaringin terdapat 40 orang konveksi rakyat,

dengan populasi produksi jeans sebanyak 200 kodi (Sumber: Laporan Akhir

Tahunan Diskoperindag Kabupaten Bandung tahun 2012). Akan tetapi, kenaikan

harga bahan baku yang terus meningkat, upah tenaga kerja yang terus meningkat,

(15)

3

Berikut data banyaknya perusahaan, tenaga kerja, output dan produktivitas Industri

Kecil dan Menengah yang ada di Kabupaten Bandung.

Tabel 1.2

Banyaknya Perusahaan, Tenaga Kerja, Output dan Produktivitas Industri Kecil dan Menengah tahun 2009-2012

URAIAN 2009 2010 2011 2012*

(1) (2) (3) (4) (5)

Banyaknya Perusahaan (unit) 20.683 20.729 29.468 26.981

(1,78) (0,21) (42,16) (-8,44)

Tenaga Kerja (000 orang) 4.325 4.227 4.755 4.663

(1,19) (-2,280 (12,49) (-1,94)

Output (Triliun Rp) 985 1.089 1.292 1.585

(17,66) (10,00) (21,55) (15,86)

Produktivitas (Juta Rp/TK) 82.985 93.797 107.644 126.650 (8,53) (13,03) (14,76) (17,65) Sumber: Diskoperindag Kabupaten Bandung

Catatan:

-Angka dalam kurung merupakan angka pertumbuhan (%)

-Produktivitas tidak tercapai, merupakan nilai tambah per tenaga kerja. *Angka sementara.

Berdasarkan tabel 1.2 dapat diketahui bahwa dalam perkembangannya,

UKM akan menghadapi berbagai kendala diantaranya persaingan. Persaingan

tersebut bisa dilihat dari kualitas produk, kualitas pelayanan, harga yang ditawarkan

dan lain-lain. Kualitas produk yang baik dengan harga murah merupakan strategi

produsen dan konsumen, tinggi rendahnya harga akan menentukan permintaan dan

penawaran terhadap suatu barang. Oleh karena itu harga jual suatu produk

memegang peranan penting sebagai strategi pengusaha memperoleh keuntungan.

Kabupaten Bandung merupakan daerah yang memiliki sentra industri kecil

yang beragam dengan padat karya sebagai industri kecil yang paling menonjol.

Salah satunya adalah industri jeans yang ada di Kecamatan Kutawaringin

Kabupaten Bandung. Industri jeans banyak menyerap tenaga kerja, hal ini dapat

dilihat dari hampir sebagian besar penduduknya memperoleh pendapatan dari

industri jeans ini. Sehingga industri jeans ini harus dikembangkan. Walaupun

industri jeans sudah ada sejak tahun 90an, namun perkembangannya tidak selalu

berjalan baik. Seperti pada tahun ini industri jeans mengalami perkembangan

(16)

4

Selain faktor tenaga kerja produksi terdapat juga faktor modal produksi

yang mempengaruhi efisiensi produksi. Dengan banyaknya tenaga kerja

produksiyangdipergunakanmemiliki kreatifitas tinggi dalam proses produksi maka

akan terciptanya produk baru sejenis tetapi berbeda corak, sehingga dengan corak

dan bentuk baru akan menimbulkan keunikan tersendiri yang berbeda dengan

pesaing lain sehingga hasil produksi akan menarik selera konsumen.

Bagi sebagian perusahaan terbatasnya modal akan menghasilkan proses

produksi yang tidak efisien karena membawa pengaruh terhadap bahan baku yang

dipergunakan sehingga harga produk yang ditawarkan menjadi cukup tinggi.

Kurangnya kreatifitas perusahaan dalam hal efisiensi produksinya menjadikan hasil

produksi lemah dalam variasi produk yang ditawarkan.

Dalam tabel 1.3 akan disajikan data mengenai perkembangan produksi jeans

pada bulan Januari – Juni 2012, di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung. Tabel 1.3

Perkembangan Produksi 30 Industri Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung Bulan Januari – Juni 2012

Bulan Hasil Produksi Jeans (Unit) Perkembangan Hasil Produksi (%) Januari Sumber: Hasil Pra Penelitian Data diolah

Berdasarkan tabel 1.3 selama bulan januari 2012 sampai dengan bulan juni

2012 perkembangan produksi yang dihasilkan Industri jeans mengalami penurunan

drastis dapat dinyatakan dengan satuan minus di Kecamatan Kutawaringin

Kabupaten Bandung

Dalam tabel 1.4 akan disajikan datahasil pra penelitian terhadap

perkembangan hasil produksi sampel 7 industri jeans, di Kecamatan Kutawaringin

(17)

5

Tabel 1.4

Perkembangan Hasil Produksi Sampel 7 Industri Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung Periode Januari-Juni 2012

(dalam unit)

Sumber: Hasil Pra Penelitian Data diolah

Berdasarkan tabel 1.4, selama bulan januari 2012 sampai dengan bulan juni

2012 nilai output yang dihasilkan 7 perusahaan jeans pada bulan Januari-Juni 2012

di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung.

Data perbandingan nilai output dengan kisaran harga output jeans per unit

(P) sebesar Rp 75.000-125.000 dan biaya input pada 7 perusahaan jeans pada bulan

Januari-Juni 2012:

Tabel 1.5

Nilai Output dan Biaya Input Produksi Jeans Di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung Bulan Januari-Juni 2012

Bulan Nilai

Rata-rata koefisien elastisitas 0.69

(18)

6

Berdasarkan tabel 1.5 nilai elastisitas biaya produksi jeans sebesar 0,69. Hal

ini menandakan bahwa hasil produksi industri jeans di Kecamatan Kutawaringin

tidak efisien, karena nilai elastisitas biaya produksi jeans menunjukan kurang dari 1.

Pada kondisi biaya rata-rata yang meningkat sebagai akibat kenaikan produksi,

maka returns to scale menurun. Serta pada saat biaya rata-rata meningkat maka

economies of scale menjadi negatif (decreasing returns to scale). Hal ini

merupakan suatu masalah yang harus diselesaikan karena apabila tidak lambat laun

para industri jeans akan mengalami kerugian akibat dari jumlah penerimaan yang

diperoleh industri jeans dari hasil produksi jeans yang lebih kecil dari pengeluaran

untuk proses produksinya.

Industri jeans merupakan industri kecil salah satu indikator keberhasilan

usaha pengembangan produksi jeans. Rendahnya hasil produksi jeans, mahalnya

harga bahan baku produksi, upah tenaga kerja yang terus meningkat, modal yang

tetap dan biaya produksi semakin melambung tinggi menjadi masalah yang sering

dialami industri jeans.

Dengan melakukan efisiensi produksi dan optimalisasi faktor-faktor

produksi maka hasil produksi dapat ditingkatkan.Industri jeans dapat meningkatkan

efisiensi produksi jeans jika berproduksi pada tingkat produksi yang optimal dan

menggunakan faktor-faktor produksi dengan kombinasi yang tepat. Faktor-faktor

produksi yang biasa digunakan pada proses produksi jeans adalah modal, tenaga

kerja dan bahan baku.

Seiring dengan makin meningkatnya jumlah pendapatan penduduk maka

semakin meningkat pula kebutuhan bahan pakaian, termasuk bahan pakaian yang

berasal dari bahan jeans. Hasil produksi yang menjadi sumber utama industri jeans

adalah celanajeans dan jaket jeans di mana pemeliharaan dan produksi sudah

menyebar di seluruh Indonesia, di samping itu, beberapa kelebihan yang dimiliki

celana jeans dan jaket jeans sebagai bahan pakaian telah menyebabkan terdapatnya

preferensi yang tinggi dari masyarakat terhadap industri jeans. Komoditas industri

jeans mempunyai prospek pasar yang baik karena didukung oleh karakteristik

produk celana jeans dan jaket jeans yang dapat diterima oleh masyarakat Indonesia

(19)

7

akses yang mudah karena sudah merupakan barang publik dan merupakan

pendorong utama penyediaan pakaian berstandar nasional.

Namun dewasa ini terdapat beberapa permasalahan yang menghambat

industri jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung. Beberapa masalah

tersebut adalah modal yang tetap, meningkatnya upah tenaga kerja, meningkatnya

harga bahan baku kain jeans pada pertengahan 2012, harga obat-obatan pewarna

jeans yang naik pula dalam proses pewarnaan celana jeans dan jaket jeans,

pembayaran dari pelanggan yang selalu menunggak pada saat jatuh tempo sehingga

menghindar ketika dilakukan penagihan serta pembayaran dengan giro kosong.

Menurut Bapak H. Ujang Suparno, seorang pengusaha jeans dan sebagai

Kepala Desa Kutawaringin menjelaskan bahwa permasalahan ini sudah ada sejak

tahun 2012. Dimana harga bahan baku yang terus melonjak, naiknya upah tenaga

kerja dan modal yang tetap menyebabkan tingginya biaya produksi. Selain itu

jumlah perusahaan jeans yang banyak menyebabkan persaingan menjadi kurang

sehat dan saling mematikan. Pengusaha harus mampu menciptakan produk-produk

yang unik dan beda agar mampu bersaing dengan pengusaha-pengusaha lainnya.

Permasalahan-permasalahan yang ada menyebabkan menurunnya efisiensi produksi

jeans.

Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk meneliti dan menganalisis

tentang efisiensi faktor-faktor produksi industri jeans yang berada di Kecamatan

Kutawaringin Kabupaten Bandung.Berdasarkan faktor-faktor produksi yang

digunakan, lebih lanjut harus diketahui tingkat efisiensi penggunaan faktor-faktor

produksi. Semakin efisien penggunaan faktor-faktor produksi, akan semakin besar

produksi jeans yang dihasilkan, sehingga keuntungan industri jeans akan mencapai

titik maksimum. Adapun judul penelitian yang akan diangkat adalah: "ANALISIS

EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA INDUSTRI

JEANS DI KECAMATAN KUTAWARINGIN KABUPATEN BANDUNG

(20)

8

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan

beberapa permasalahan, yaitu:

1. Apakah penggunaan faktor produksi modal, tenaga kerja, kain jeans, proses

pewarnaanjeans, benang, kancing dan resleting oleh industri jeans di Kecamatan

Kutawaringin Kabupaten Bandung telah mencapai efisiensi optimum?

2. Apakah skala produksi celana jeans dan jaket jeans di Kecamatan Kutawaringin

Kabupaten Bandung berada pada tahap produksi Decreasing Returns to Scale,

Constant Returns to Scale atau Increasing Returns to Scale?

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan beberapa permasalahan di atas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah:

1. Mengetahui apakah penggunaan faktor produksi modal, tenaga kerja, kain jeans,

proses pewarnaanjeans, benang, kancing dan resleting oleh industri jeans di

Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung telah mencapai efisiensi optimum.

2. Mengetahui apakah skala produksi celana jeans dan jaket jeans di Kecamatan

Kutawaringin Kabupaten Bandung berada pada tahap produksi Decreasing Returns

to Scale, Constant Returns toScale atau Increasing Returns to Scale.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa manfaat diantaranya:

Manfaat Teoritis

1. Memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu ekonomi,

khususnya ekonomi mikro dan dapat digunakan untuk pengembangan

penelitian-penelitian lebih lanjut.

2. Memperkaya khasanah tulisan yang berhubungan dengan efisiensi produksi

(21)

9

Manfaat Praktis

1. Bagi institusi terkait diantaranya: industri jeans, UPT Industri Kecamatan

Kutawaringin, dan Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten

Bandung bahwa hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi mengenai

pentingnya pencapaian efisiensi produksi celana jeans dan jaket jeans di

Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung.

2. Dapat dijadikan sebagai informasi untuk selanjutnya menjadi referensi dan

bahan pertimbangan bagi pihak-pihak terkait dalam pengambilan keputusan

guna menentukan kebijakan bagi keberhasilan produksi celana jeans dan jaket

(22)
(23)

Ides Sundari, 2013

Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Industri Jeans Di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung ( Survey pada Industri Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dari suatu

penelitian. Objek penelitian adalah variable penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian

suatu penelitian (Suharsimi Arikunto, 2006: 118). Adapun objek dalam penelitian ini terdiri

dari variabel bebas dan variabel terikat. Dimana hasil produksi celana jeans dan jaket

jeansmenjadi variabel terikat, sedangkan modal, tenaga kerja, kain jeans, obat-obatan

pewarna jeans, benang, kancing dan resleting menjadi variable bebas.Penelitian ini

dilakukan pada industri jeans dengan sfesifik produk berupa celana jeans dan jaket jeans

yang berlokasi di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan langkah dan prosedur yang akan dilakukan untuk

mengumpulkan data dalam rangka memecahkan masalah atau menguji hipotesis.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik.

Metode deskriptif menurut M. Nazir (2005:54) adalah “suatu metode dalam meneliti

status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun

suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.” Sehingga metode deskriptif analitik merupakan penyelidikan deskriptif yang berusaha mencari pemecahan masalah yang ada

pada masa sekarang atau yang muncul pada saat penelitian berlangsung.

1.3Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Menurut Suharsimi Arikunto(2006: 130) menyatakan bahwa populasi adalah

seluruh subjek penelitian.Populasi dalam penelitian ini adalah industri jeans di

Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Koperasi, Perindustrian dan

(24)

57

Ides Sundari, 2013

Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Industri Jeans Di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung ( Survey pada Industri Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Kutawaringin berjumlah 30 orang yang tersebar di sebelasDesa, yaitu Desa Buninagara,

Desa Cibodas, Desa Cilame, Desa Gajah Mekar, Desa Jatisari, Desa Jelegong, Desa

Kopo, Desa Kutawaringin, Desa Padasuka, Desa Pameuntasan dan Desa Sukamulya.

Populasi dapat berupa sekelompok manusia, nilai-nilai, tes, gejala, pendapat,

peristiwa-peristiwa, benda, dan lain-lain. Menurut Sugiyono (2011:80), “Populasi adalah

wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek. Subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik

kesimpulannya”.

Suharsimi Arikunto (2006:134) mengemukakan bahwa:

“Untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.Tetapi jika jumlah

subjeknya besar, dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih”.

Adapun yang menjadi data dalam penelitian ini adalah sensus.Menurut Kerlinger

(Riduwan, 2010:49), “Penelitian sensus adalah penelitian yang dilakukan pada populasi

besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari

populasi tersebut”.

Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah pengusaha yang melakukan

produksi sendiri dengan spesifik pada industri jeans jenis produk jeans yang diteliti

adalah produk jeans dengan jenis produksi celana jeans dan jaket jeans.Populasi

pengusaha jeans di Kecamatan Kutawaringin berjumlah 30 orang, berdasarkan hasil

survey pada 2 kelompok jenis produk jeans yang tersebar di sebelas Desa di Kecamatan

Kutawaringin Kabupaten Bandung.

3.3.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2011:81), “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Agar memperoleh sampel yang representatif dari populasi,

maka setiap subjek dalam populasi diupayakan untuk memiliki peluang yang sama untuk

menjadi sampel.

Karena penelitian ini merupakan penelitian sensus, maka pengambilan sampelnya

(25)

58

Ides Sundari, 2013

Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Industri Jeans Di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung ( Survey pada Industri Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

berjumlah 30 orang, berdasarkan hasil survey pada 2 kelompok jenis produk jeans yang

tersebar di sebelas Desa di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung.pada penelitian

ini sampelnya meliputi pengusaha jeans di Kecamatan Kutawaringin

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:131). Sampel adalah “sebagian atau wakil

populasi yang diteliti”. Sampel menurut Sugiyono (2003:11) adalah bagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam penelitian sampel yang

diteliti menggunakan teknik sampel bertingkat (Multi Stage Sampling) dengan 3 kali

tingkatan. Adapun tingkatan pengambilan sampelnya adalah sebagai berikut:

3.4 Operasional Variabel

Untuk menghindarkan kekeliruan dalam menafsirkan masalah, maka dalam

penelitian ini penulis membatasi variabel yang akan diukur, sehingga

variabel-variabel yang akan diteliti diberi batasan-batasan secara operasional sebagai

berikut:

Jumlah Industri Kecil di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung Berjumlah 124

Jumlah Konveksi Jeans dengan Sfesisik Produk Celana Jeans dengan Jaket Jeans yang Tersebar di 11 desa Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung Berjumlah

Celana Jeans 17 kelompok dan Jaket Jeans 13 kelompok

Sampel untuk celana jeans = 17 kelompok (menggunakan teknik sampling jenuh yaitu semua populasi menjadi sampel)

(26)

59

Ides Sundari, 2013

Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Industri Jeans Di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung ( Survey pada Industri Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Teoritis Konsep Analitis Skala

Ukuran

Hasil Produksi (Y)

Hasil keseluruhan yang diperoleh dari proses produksi celana jeans dan jaket jeans selama satu bulan produksi (dihitung dalam rupiah)

 Jumlah celana jeans dan jaket jeans yang

dikeluarkan pada bulan terakhir (kodi)

 Harga celana jeans dan jaket jeans setiap kodi (Rp)

Rasio

Modal (X1)

Jumlah seluruh modal yang dimiliki oleh perusahaan untuk aktivitas produksi.

- Jumlah seluruh modal tetap yang dimiliki oleh pengusaha celana jeans dan jaket jeans (Rp)  Mesin Jahit untuk Celana

Jeans dan Jaket Jeans (unit)

Rasio

Tenaga Kerja (X2)

Biaya keseluruhan tenaga kerja yang dikeluarkan untuk menghasilkan celana jeans dan jaket jeans dalam satu bulan produksi (dihitung dalam rupiah)

 Jumlah tenaga kerja tiga bulan produksi (orang)  Besarnya upah tenaga

kerja tiga bulan produksi (Rp)

Rasio

Kain Jeans (X3)

Bahan yang membentuk bagian integral produk jadi. Kain jeans yang diolah dalam perusahaan manufaktur dapat diperoleh dari pembelian lokal, pembelian import atau dari pengolahan

celana jeans dan jaket

jeans (Rp) Rasio

Pewarna Jeans (X4)

Diferensiasi produk celana jeans dan jaket jeans dipergunakan obat-obatan pewarna jeans dengan tenaga kerja memiliki kreatifitas tinggi dalam proses produksi maka akan terciptanya produk baru sejenis tetapi berbeda corak, sehingga dengan corak dan bentuk baru akan

menimbulkan keunikan tersendiri yang berbeda dengan pesaing lain sehingga hasil produksi akan menarik

-Jumlah pewarnajeans tiga bulan produksi (kg) - Biaya keseluruhan

pewarna jeans meliputi biaya keseluruhan obat-obatan pewarna dan harga pewarnaan celana jeans dan jaket jeans (Rp)

(27)

60

Ides Sundari, 2013

Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Industri Jeans Di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung ( Survey pada Industri Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu selera konsumen (dihitung menjadi beraturan tak putus-putus(dihitung dalam rupiah)

- Jumlah benang tiga bulan produksi (biji)

- Biaya keseluruhan benang celana jeans dan

jaket jeans (Rp) Rasio

Kancing (X6)

Alat untuk menutup bagian pakaian (celana, jaket dan sebagainya yang harus ditutup.

- Jumlah kancing tiga bulan produksi (sachet) - Biaya keseluruhan

kancing celana jeans dan jaket jeans (Rp)

Rasio

Resleting (X7)

Alat untuk menutup bagian pakaian (celana, jaket dan sebagainya yang harus ditutup.

- Jumlah resleting tiga bulan produksi (sachet) - Biaya keseluruhan

resleting celana jeans dan jaket jeans (Rp)

Rasio

3.5 Sumber dan Jenis Data

Sumber data dalam penelitian yaitu sumber data primer yang diperoleh

melalui penyebaran angket kepada pengusaha celana jeans dan jaket jeans yang

menjadi sampel dalam penelitian. Sedangkan sumber data sekunder diperoleh dari

laporan Badan Pusat Statistik (BPS), Dinas Koperasi, Perindustrian dan

Perdagangan Kabupaten Bandung (DISKOPERINDAG), Kecamatan Kutawaringin,

Desa-Desa di Kecamatan Kutawaringin dan artikel dalam internet.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Adapun pengumpulan data dalam penelitian dilakukan dengan cara:

a. Studi observasi, yaitu dengan cara meneliti secara langsung industricelana jeans

dan jaket jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung.

b. Wawancara, dilakukan untuk memperoleh informasi secara langsung dengan

tanya jawab lisan kepada para responden yang digunakan sebagai pelengkap

(28)

61

Ides Sundari, 2013

Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Industri Jeans Di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung ( Survey pada Industri Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

c. Angket, Yaitu pengumpulan data melalui penyebaran seperangkat pertanyaan

maupun pernyataan tertulis kepada responden yang menjadi sampel dalam

penelitian.

d. Studi literatur, Yaitu teknik pengumpulan data dengan memperoleh data-data

dari buku-buku, laporan ilmiah, media cetak dan lain-lain yang berhubungan

dengan masalah yang diteliti.

3.7 Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan Analisis Regresi Linear Berganda

(multiple regression) melalui fungsi Cobb-Douglas. Alat bantu analisis yang digunakan

yaitu dengan menggunakan program komputer Econometric Views (EViews) versi 7.1.

Tujuan Analisis Regresi Linier Berganda adalah untuk mempelajari bagaimana eratnya

pengaruh antara satu atau beberapa variabel bebas dengan satu variabel terikat.

Berikut adalah proses alur analisis data dalam penelitian dan dapat dilihat pada

(29)

62

Ides Sundari, 2013

Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Industri Jeans Di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung ( Survey pada Industri Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar 3.1

Alur Analisa Data

3.7.1 Menghitung Koefisien Regresi

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, dilakukan melalui

fungsi produksi Cobb-Douglass. Secara matematis, fungsi Cobb-Douglass dapat

dituliskan seperti persamaan berikut :

Q = f (M, TK) (secara umum)

Q = boMb1TKb2 (secara lebih spesifik)

(Soekartawi, 1994:141)

Dimana:

Q = jumlah produksi bo = indeks efisiensi

M = modal b1 = elastisitas input modal

ANGKET PENELITIAN

DATA VARIABEL PENELITIAN

UJI ASUMSI KLASIK DESKRIPSI VARIABEL

PENELITIAN

MENGHITUNG EFISIENSI DAN SKALA PRODUKSI

UJI HIPOTESIS

LAMPIRAN 1

LAMPIRAN 3

LAMPIRAN 1

LAMPIRAN 4

LAMPIRAN 5

LAMPIRAN 7

(30)

63

Ides Sundari, 2013

Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Industri Jeans Di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung ( Survey pada Industri Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

TK = tenaga kerja b2 = elastisitas input tenaga kerja

Persamaan diatas menggambarkan fungsi produksi yang menggunakan dua input

variabel (modal dan tenaga kerja), namun jika terdapat lebih dari dua input variabel maka

formula fungsi Cobb-Douglass dapat ditulis sebagai berikut:

Y = a X1b1 X2b2 ...Xibi ...Xnbn eu

(Soekartawi, 1994:154)

Bila fungsi Cobb-Douglass tersebut dinyatakan oleh hubungan Y dan Xmaka :

Y = f (X1,X2,...,Xi,...,Xn)

Jika memasukan variabel dalam penelitian maka diperoleh model persamaan

sebagai berikut:

Y = f(X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7)

Maka model Cobb-Douglas dalam penelitian ini adalah:

Y = a X 1b1,X 2b2, X 3b3,X 4b4, X 5b5, X 6b6,X 7b7, e

Dimana:

Y = Hasil produksi

a,b = Besaran yang akan diduga

X1 = modal

X2 = tenaga kerja

X3 = kain jeans

X4 = pewarna jeans

X5 = benang

X6 = kancing

X7 = resleting

e = Logaritma natural, e=2,718

Untuk memudahkan persamaan di atas, maka persamaan tersebut diubah menjadi

bentuk linier berganda dengan cara menglogaritmakan persamaan tersebut. Pendugaan

parameter dapat dilakukan dengan menggunakan analisis dan metode kuadrat terkecil

(OLS: Ordinary Least Square) yang diperoleh melalui frekuensi logaritma fungsi asal

(31)

64

Ides Sundari, 2013

Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Industri Jeans Di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung ( Survey pada Industri Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ln Y = ln a + ln b1 ln X1 + ln b2 ln X2 + ln b3 ln X3 + ln b4 ln X4 + ln b5 ln X5 + lnb6 ln X6

+ lnb7 ln X7

Dengan memisalkan Y = ln Y; A = ln a; bk = Bk; ln Xi, maka model estimasi

regresi sebagai berikut :

Y = A + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + b7X7

Dimana:

a = konstanta yang pada X1, X2, X3, X4, X5, X6,X7 sama dengan nol

bi = elastisitas produksi masing-masing faktor

X1 = modal

X2 = tenaga kerja

X3 = kain jeans

X4 = pewarna jeans

X5 = benang

X6 = kancing

X7 = resleting

Rumus untuk membuat persamaan regresi berganda :

n.bo + b1 Σ X1 + b2Σ X2= Σ Y

bo Σ X1 + b1Σ X12 + b2 Σ X1.X2= Σ X1Y bo Σ X2 + b1Σ X2.X1 + b2Σ X22= Σ X2Y

(Rohmana, Yana. 2010:62)

Rumus untuk memperoleh nilai koefisien regresi :

a = Ῡ - bẌ

b = n Σ XiYi–Σ XiΣ Yi atau, n Σ Xi2–(Σ Xi2)

b = n xiyi

Σ xi2

(32)

65

Ides Sundari, 2013

Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Industri Jeans Di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung ( Survey pada Industri Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu xi = Xi - Ẍ

yi = Yi - Ῡ

Persamaan diatas dapat dengan mudah diselesaikan dengan cara regresi

berganda pada persamaan tersebut terlihat bahwa nilai b1, b2, b3, b4, b5, b6 dan b7

adalah tetap walaupun variabel yang terlihat telah dilogaritmakan. Hal ini dapat

dimengerti karena b1, b2,b3, b4, b5,b6 dan b7 pada fungsi Cobb-Douglass adalah

sekaligus menunjukan elastisitas X terhadap Y, sehingga ada tiga kemungkinan fase

yang akan terjadi:

Σbi <1 decreasing returns to scale

Σbi >1 increasing returns to scale

Σbi =1 constant returns to scale

(Soekartawi, 1994 : 40)

3.7.2 Menghitung Efisiensi Produksi

Efisiensi adalah salah satu cara untuk menilai efisiensi. Dalam pengertian

yang umum, suatu perusahaan yang efisien adalah suatu perusahaan yang dalam

produksinya menghasilkan barang atau jasa dengan cepat, lancar dan dengan

pemborosan yang minimum. Dalam hubungannya dengan organisasi industri,

istilah efisiensi berhubungan dengan cara yang paling produktif untuk

memanfaatkan sumber-sumber daya yang langka. Dalam hal ini, secara umum

dikenal tiga jenis efisiensi, yaitu efisiensi teknik efisiensi harga dan efisiensi

ekonomi.

3.7.2.1 Efisiensi Teknik

Efisiensi teknik menyangkut jumlah maksimum output yang dapat

dihasikan dengan penggunaan input tertentu, dan dengan teknologi tertentu. Suatu

perusahaan mungkin secara teknologi lebih efisien dari yang lain kalau perusahaan

tersebut memproduksi tingkat output yang sama dengan satu atau lebih sedikit input

fisik. Karena proses produksi yang berbeda tidak semua perusahaan efisien secara

(33)

66

Ides Sundari, 2013

Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Industri Jeans Di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung ( Survey pada Industri Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Secara matematis, efisiensi teknik dapat diketahui melalui elastisitas

produksinya (Ep) :

atau

(Soekartawi, 1994 : 40)

Karena ΔY/ΔX adalah Marginal Psysical Product (MPP) dan Y/X adalah Average Psysical ProductI (APP).

Efisiensi teknis akan tercapai pada Ep = 1, yaitu :

atau

MPP=APP

(Soekartawi, 1994 : 40)

Efisiensi teknis selain dapat diketahui dari tingkat elastisitas produksi juga

merupakan koefisien regresi dari fungsi Cobb-Douglas. Efisiensi teknis tercapai

pada saat koefisien regresi = 1 atau pada saat produksi rata-rata tertinggi (Ep / Σ bi

= 1 ). Untuk mengetahui efisiensi teknis faktor produksi dapat dilihat melalui

tingkat elastisitas (Σ bi), yaitu jika :

a) Σ bi=1, berarti keadaan usaha pada kondisi ”Constant Returns to Scale”. Dalam

keadaan demikian penambahan faktor produksi akan proporsional dengan

penambahan produksi yang diperoleh.

b) Σ bi<1, berarti keadaan usaha pada kondisi ”Decreasing Returns to Scale”.

Dalam keadaan demikian, dapat diartikan bahwa proporsi penambahan faktor

produksi melebihi proporsi penambahan produksi.

c) Σ bi>1, berarti keadaan usaha pada kondisi ”Increasing Returns to Scale”. Ini

artinya bahwa proporsi penambahan faktor produksi akan menghasilkan

tambahan produksi yang proporsinya lebih besar.

(34)

67

Ides Sundari, 2013

Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Industri Jeans Di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung ( Survey pada Industri Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3.7.2.2 Efisiensi Harga

Efisiensi harga mencerminkan kemampuan untuk menggunakan input

dengan proporsi yang optimal pada masing-masing tingkat harga input dan

teknologi yang dimiliki sehingga produksi dan pendapatan yang diperoleh

maksimal, pada dasarnya tujuan pengusaha dalam mengelola perusahaannya adalah

untuk meningkatkan produksi dan pendapatan. Tingkat produksi dan pendapatan

usaha jeans sangat ditentukan oleh efisiensi pengusaha dalam mengalokasikan

sumberdaya yang dimilikinya ke dalam berbagai alternatif aktivitas produksi.

Untuk menghitung efisiensi harga, dapat dianalisis dengan memenuhi syarat

kecukupan sebagai berikut :

(Soekartawi, 1994 : 40)

Keterangan :

MP = Marginal Product masing- masing faktor produksi

P = Harga masing – masing faktor produksi

Secara matematis ditulis dengan persamaan sebagai berikut :

Efisiensi Harga =

Produk Marginal = bi.

(Soekartawi, 1994 : 40)

Keterangan:

(35)

68

Ides Sundari, 2013

Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Industri Jeans Di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung ( Survey pada Industri Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu bi = Elastisitas produksi

Y = Rata-rata hasil produksi

Xi = Rata-rata faktor produksi

Px = Harga Faktor Produksi

Efisiensi akan tercapai apabila perbandingan antara Produk Marginal (PM)

dengan Harga Faktor Produksi (Px) = 1. (Soekartawi, 1994 : 40)

3.7.2.3 Efisiensi Ekonomi

Efisiensi ekonomi merupakan perbandingan antara nilai marjinal dengan

harga faktor produksi, dari masing-masing faktor produksi yang digunakan.

Efisiensi ekonomi timbul bila input dimanfaatkan sedemikian rupa sehingga suatu

tingkat output diproduksi dengan biaya yang lebih rendah dari yang lainnya.

Peningkatan efisiensi terjadi bila output yang ada atau tingkat output dihasilkan

dengan biaya yang lebih rendah. Tidak seperti efisiensi teknik atau teknologi,

efisiensi ekonomi memungkinkan membandingkan proses produksi yang berbeda.

Persaingan biasanya dipandang oleh ahli-ahli ekonomi untuk mendorong

perusahaan individual atau agen-agen ekonomi dalam mengejar efisiensi.

Efisiensi meningkatkan kemungkinan bisnis untuk bertahan dan berhasil, serta

sumberdaya yang langka dipakai sebaik-baiknya. Secara matematis efisiensi

ekonomi dapat dirumuskan sebagai berikut : (Soekartawi, 1994 : 40)

Keterangan :

MVP = Marginal Value Product

P = Harga masing-masing faktor produksi

X1 = modal

X2 = tenaga kerja

X3 = kain jeans

X4 = pewarna jeans

(36)

69

Ides Sundari, 2013

Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Industri Jeans Di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung ( Survey pada Industri Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu X6 = kancing

X7 = resleting

Kemudian rumus dari efisiensi ekonomi adalah

(Soekartawi, 1994 : 40)

Dimana bi merupakan koefisien regresi atau koefisien elastisitas. Untuk

mengetahui efisiensi faktor produksi dengan menggunakan rasio antara marginal

Value Product (MVP) dan nilai satu unit faktor produksi (Px), jika :

MVPx1 / Px1 > 1 artinya penggunaan input X belum mencapai efisiensi optimum.

Untuk mencapai efisien input X perlu ditambah.

MVPx1 / Px1 = 1 artinya penggunaan input X sudah mencapai efisiensi optimum.

Maka input X harus dipertahankan.

MVPx1 / Px1 < 1 artinya penggunaan input X sudah melebihi titik optimum (tidak

efisien). Untuk mencapai efisien input X perlu dikurangi.

(Soekartawi, 1994:42)

3.7.3 Menghitung Skala Produksi

Untuk menguji skala kenaikan hasil sama dengan satu atau tidak sama

dengan satu yang dicapai dalam proses produksi maka digunakan jumlah elastisitas

produksi (∑bi). Dari hasil penjumlahan tersebut ada tiga kemungkinan yang terjadi,

yaitu :

1) Jika Σbi> 1, berarti sistem produksi jangka panjang berada dalam kondisi skala

output yang meningkat (Increasing Returns to Scale)

2) Jika Σbi = 1, berarti sistem produksi jangka panjang berada dalam kondisi skala

output yang konstan (Constant Returns to Scale)

3) Jika Σbi< 1, berarti sistem produksi jangka panjang berada dalam kondisi skala

output yang menurun (Decreasing Returns to Scale).

(Soekartawi, 1994:154)

3.8 Pengujian Hipotesis

(37)

70

Ides Sundari, 2013

Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Industri Jeans Di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung ( Survey pada Industri Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2

( Sugiyono, 2004 :184)

Uji t dilakukan guna mengetahui tingkat signifikasi secara statistik dari

pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Dengan kriteria

pengujian hipotesis yang digunakan adalah dengan menggunakan α = 0,05 dan

derajat bebas (db) n-k-1. Cara pengujiannya akan dilakukan dengan

membandingkan thitung dengan tα/2. Adapun kriteria pengambilan keputusan sebagai

berikut :

2) Uji F (Uji Hipotesis Simultan)

Untuk mengetahui pengaruh bersama secara keseluruhan terhadap variabel

terikat perlu dilakukan uji F atau pengujian koefisien regresi secara simultan dengan

derajat bebas v1 = k dan v2 = n-k-1. Menurut Nirwana (1994:25) dalam Dwi

Setyanto (2005:63), untuk mengetahui pengaruh secara simultan digunakan rumus:

( Sugiyono, 2004 :184)

maka kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut :

Uji Hipotesis dapat diketahui dengan membandingkan antara F hitung

(38)

71

Ides Sundari, 2013

Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Industri Jeans Di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung ( Survey pada Industri Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu a) Hipotesis

H0 : tidak terdapat pengaruh X1, X2, …, X7 terhadap Y1

H1 : terdapat pengaruh X1, X2, …, X7 terhadap Y1

b) Ketentuan

Jika Fhitung≥Ftabel(n-k-1), maka pengaruh bersama antara variabel bebas secara

keseluruhan terhadap variabel terikat adalah signifikan.(H0 ditolak, H1

diterima)

b) Dan sebaliknya jika nilai semakin menjauhi angka 1, maka hubungan antara variabel

kurang erat atau baik

Rumus yang digunakan adalah:

(39)

Ides Sundari, 2013

Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Industri Jeans Di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung ( Survey pada Industri Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung )

(40)
(41)

Ides Sundari, 2013

Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Industri Jeans Di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung ( Survey pada Industri Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah diuraikan sebelumnya, maka pada bagian akhir ini

penulis dapat membuat beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi pada industri jeans di Kutrawaringin Kecamatan

Kutawaringin Kabuapten Bandung belum mencapai efisiensi optimum.

2. Tingkat skala produksi pada industri jeans di Kutawaringin Kecamatan Kutawaringin

Kabupaten Bandung dalam kondisi skala usaha menurun (Decreasing Returns to Scale),

artinya apabila semua input atau faktor produksi ditingkatkan penggunaannya maka akan

meningkatkan output atau hasil produksi yang lebih kecil daripada tambahan input atau

faktor produksi tersebut.

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat penulis rekomendasikan adalah sebagai berikut:

1. Untuk mencapai efisiensi optimum maka pengusaha jeans di Kutawaringin Kecamatan

Kutawaringin Kabupaten Bandung perlu melakukan strategi dalam penggunaan faktor

produksi modal, tenaga kerja, kain jeans, obat-obatan pewarna jeans, benang, kancing dan

reslating agar mencapai efisiensi yang optimum. Dimana faktor produksi modal (X1) dan

faktor produksi tenaga kerja (X2) kain jeans (X3), kancing (X6) dan resleting (X7) dengan

nilai efisiensi ekonominya kurang dari satu artinya penggunaan faktor produksi modal,tenaga

kerja, kain jeansn kancing dan resleting sudah melebihi titik efisiensi optimum maka strategi

yang harus dilakukan untuk mencapai efisiensi optimum adalah pengusaha harus mengurangi

faktor produksi tersebut sampai pada titik produk marjinal optimum dengan cara membatasi

jumlah pembelian dan penggunaan jumlah modal, tenaga kerja, kain jeans, kancing dan

resleting agar input-input yang lain dapat memberikan hasil yang maksimum. Sedangkan

(42)

101

Ides Sundari, 2013

Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Industri Jeans Di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung ( Survey pada Industri Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

lebih dari satu artinya penggunaan faktor produksi kain pewarna jeans dan benang belum

mencapai titikefisiensi optimum maka starategi yang harus dilakukan untuk mencapai

efisiensi optimum adalah pengusaha harus menambah faktor produksi tersebut sampai pada

titik produk marjinal optimum dengan cara membeli dan menambah penggunaan pewarna

jeans dan benang untuk proses pembuatan celana jeans dan jaket jeans.

2. Untuk mencapai skala produksi yang meningkat maka perlu dilakukan peningkatan kualitas

dan kemampuan pengusaha untuk dapat mengatur input faktor produksi secara optimal.

Karena industri jeans di Kutawaringin Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung berada

pada kondisi skala yang menurun (Decreasing Returns to Scale). Oleh karena itu para

pengusaha seharusnya mengikuti beberapa pelatihan dan pendidikan non formal mengenai

aspek manajemen keuangan, kewirausahaan, pemasaran dan pengorganisasian tenaga kerja

(43)

102

Ides Sundari, 2013

Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Industri Jeans Di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung ( Survey pada Industri Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung )

(44)

101

Ides Sundari, 2013

Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Industri Jeans Di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung ( Survey pada Industri Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Arsyad, Lincoln. (2010). Ekonomi Pembagunan.Yogyakarta : Unit

Penerbit dan Percetakan STIM YKPN.

Billas, A Richard. 1994. Teori Ekonomi Mikro Edisi Kedua. Jakarta:

Erlangga.

Bishop,C.EdanW.D.Toussaint.1979.PengantarAnalisaEkonomiPertanian.

Penerbit Sumber Widya. Jakarta

Chiang, Alpha C. & Wainwright, Kevin. 2006. Fundamental Methods of

Mathematical Economics, 4th Ed. Colombus, OH: McGraw-Hill

Companies, inc

Eeng Ahman & Yana Rohmana. 2007. Pengantar Teori Ekonomi Mikro.

Laboratorium Ekonomi dan Koperasi. Bandung.

Kuncoro, Mudrajat. (2007). Ekonomi Industri Indonesia : Menuju Negara

Industri Baru 2030?. Yogyakarta : CV Andi Offset.

Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: LP3ES

M. Nazir. 2005. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia: Jakarta.

Neti Budiwati dan Lizza Suzanti. 2007. Manajemen Keungan Koperasi.

Bandung: Laboratorium Koperasi (Universitas Pendidikan

Indonesia).

Pindyck, Robert S. 1999. Mikroekonomi. Jakarta: PT Prenhallindo

Riduwan. 2004. Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta

Rita Hanafie. 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. Yogyakarta: CV. Andi

Offset.

Salvatore Dominick, 2005.Ekonomi Manajerial Dalam Perekonomian

Global Buku 1 Edisi Kelima. Jakarta: Salemba Empat

Samuelson & Nordhaus. 2003. Ilmu Mikroekonomi Edisi Tujuh Belas.

(45)

102

Ides Sundari, 2013

Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Industri Jeans Di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung ( Survey pada Industri Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Soekartawi.1994. Teori Ekonomi Produksi dengan Pokok Bahasan

Analisis Fungsi Cobb-Douglas.Jakarta :PT Raja Grafindo Persada

Sugiyono. (2004). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan

Praktik.Jakarta: Rineka Cipta.

Sadono Sukirno. 2005. Mikro ekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga.

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Thomas Agoes Soetiarso. 1995. Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi

Pada Usahatani Bawang Merah di Pacet, Bandung. Buletin

Penelitian Holtikultura, Vol 27 (3).7 halaman.

T. Sunaryo. 2001. Ekonom Manajerial Aplikasi Teori Ekonomi Mikro.

Jakarta: Erlangga.

Tati S. Joesron dan M. Fathorrozi. 2003. Teori Ekonomi Mikro. Jakarta:

Salemba Empat.

Universitas Pendidikan Indonesia. 2011. Pedoman Penulisan Karya

Ilmiah. Bandung: UPI.

Yana Rohmana. 2010. Ekonometrika Teori dan Aplikasi Eviews.

Bandung: Laboratorium Ekonomi dan Koperasi

Sumber Internet

http://www.bi.go.id

http://putracenter.net:2009

google maps.co.id

Sumber Skripsi

Thomas Agoes Soetiarso (1995).Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi

Pada Usahatani Bawang Merah Di Pacet Bandung.Skripsi pada

(46)

103

Ides Sundari, 2013

Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Industri Jeans Di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung ( Survey pada Industri Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung )

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dewi Sahara dan Idris (2005). Efisiensi Produksi Sistem Usahatani Padi

Pada Lahan Sawah Irigasi Teknis.Skripsi pada FPEB UPI tidak

diterbitkan.

Kinanti Geminastiti. 2010. Analisis Efisiensi Ekonomi Dalam Penggunaan

Faktor-Faktor Produksi Budidaya Tanaman Hias (kasus pada

Gambar

Gambar 2.2 Tahap-tahap produksi ............................................... Error! Bookmark not defined.5
Tabel 1.1 Kontribusi Subsektor Industri Terhadap Produk Domestik
Tabel 1.2 Banyaknya Perusahaan, Tenaga Kerja, Output dan Produktivitas Industri Kecil dan
Tabel 1.3 Perkembangan Produksi 30 Industri Jeans di Kecamatan Kutawaringin
+5

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan lembaga keuangan non bank yang berada pada lingkungan masyarakat berpenghasilan rendah ini tidak dapat memberikan kredit dalam jumlah besar yang dapat

Obat Sipilis Di Apotik Ampuh Aman Tanpa Efek Samping Gejala sifilis lainnya adalah penderita sifilis akan menemukan adanya ruam kemerahan pada daerah organ kelamin mereka yang

Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan kuasa-Nya yang telah dilimpahkan kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan

• Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk,.

Foundation steel Φ ≥ 10 mm in grid pattern Foundation beam has a minimum size of 20 x 20 cm, 4 steel bars Φ ≥ 12 mm Foundation depth ≥ foundation

Berdasarkan fenomena bahwa praktek akuntansi pada UKM masih rendah padahal sebenarnya informasi akuntansi dapat menjadi dasar bagi pengambilan keputusan bisnis

a. Hal ini disebabkan bahwa metode ini adalah salah satu metode yang sangat bagus dan paling sederhana, serta merupakan metode yang paling baik untuk permulaan bagi para

naik tersebut besar sekali pengaruhnya terhadap mudah atau sulitnya terjadinya presipitasi (Wahyono : 1987). Hujan merupakan susunan kimia yang cukup kompleks dan