KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1Latar Belakang ... 1
1.2Perumusan Masalah ... 5
1.3Definisi Istilah ... 5
1.4Tujuan Penelitian ... 6
1.5Kegunaan Penelitian ... 7
1.6Anggapan Dasar ... 7
1.7Hipotesis ... 8
1.8Lokasi dan Sampel Penelitian ... 8
1.9Sistematika Penulisan ... 9
BAB II LANDASAN TEORI ... 10
2.1 Proses Belajar Mengajar ... 10
2.2 Pelatihan ... 11
2.2.1 Filosofi Pelatihan ... 11
2.2.2 Pengertian Pelatihan ... 12
2.2.3 Pendidikan dan Pelatihan ... 13
2.3 Praktek Kerja Industri ... 23
2.3.1 Pengertian Praktek Kerja Industri ... 23
2.3.2 Tujuan Praktek Kerja Industri... 24
2.3.3 Pelaksanaan Praktek Kerja Industri ... 25
2.5 Evaluasi Hasil Belajar ... 35
2.5.1 Pengertian dan Tujuan Evaluasi ... 35
2.5.2 Fungsi Evaluasi dalam Pendidikan ... 35
2.5.3 Evaluasi yang diharapkan dalam Pendidikan ... 36
2.5.4 Peranan Evaluasi dalam Pendidikan ... 37
2.5.5 Alat Evaluasi ... 37
2.6 Memahami Dunia Kerja ... 39
2.7 Tuntutan Dunia Kerja ... 41
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 46
3.1 Metode Penelitian ... 46
3.2 Variabel dan Paradigma Penelitian ... 47
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 49
3.3.1 Populasi ... 49
3.3.2 Sampel ... 49
3.4 Data dan Sumber Data ... 50
3.4.1 Data ... 50
3.4.2 Sumber Data ... 51
3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 51
3.5.1 Metode Pengumpulan Data ... 51
3.5.2 Instrumen Penelitian ... 53
3.6 Teknik Analisis Data... 55
3.6.1 Langkah-langkah Analisis Data ... 55
3.6.2 Uji Normalitas Data ... 56
3.6.3 Uji Regresi ... 58
3.6.4 Analisis Korelasi ... 61
3.6.5 Pengujian Hipotesis ... 63
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 64
4.1 Deskripsi Data ... 64
4.2.1 Keberhasilan Program Prakerin ... 72
4.2.2 Kesiapan Siswa dalam Menghadapi Dunia Kerja... 73
4.2.3 Keberhasilan Program Prakerin Dihubungkan dengan Kesiapan Siswa dalam Menghadapi Dunia Kerja... 76
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 78
5.1 Kesimpulan ... 78
5.2 Saran ... 78
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Pada zaman era globalisasi sekarang ini yang penuh dengan tantangan dan
persaingan tajam, bangsa kita dituntut untuk dapat mempersiapkan diri khususnya
dalam mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul, padahal faktor
utama yang menentukan mampu tidaknya bersaing adalah SDM yang memilki
kompetensi, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, serta mampu
menghasilkan produk unggul. Karena itu, mempersiapkan sumber daya manusia
harus dilaksanakan secara sungguh dan terencana dengan baik.
Jenis pendidikan yang dibutuhkan untuk situasi seperti sekarang adalah
pendidikan yang dapat membekali peserta didik, melalui kemampuan aplikatif
yang dikemudian hari bisa dirasakan dalam lingkungan masyarakat. Untuk
kepentingan tersebut, pemerintah melalui Depdiknas melakukan perubahan
mendasar menyangkut kurikulum yang akan diterapkan dalam sistem pendidikan
Indonesia pada masa yang akan datang. Kurikulum tersebut adalah Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
SMK merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang lulusannya
dipersiapkan untuk memasuki dunia kerja. Lulusan SMK dituntut agar memiliki
kemampuan dan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan dunia industri,
sehingga mereka diharapkan mampu untuk bersaing dengan lulusan SMK lain.
proses pendidikan pada SMK harus terkait dengan dunia kerja, siswa diharapkan
dapat mengembangkan pengetahuan dasar yang telah dipelajari dilingkungan
sekolah pada dunia kerja.
Salah satu kegiatan pendidikan yang diberikan oleh Sekolah dalam
mempersiapkan siswa menghadapi dunia kerja adalah dengan diselenggarakannya
program keahlian yang bersifat kejuruan yaitu Program Keahlian Teknologi
Sepeda Motor yang dilakukan dari sekolah hingga dunia Industri. Program ini
merupakan hal yang ideal bagi siswa, karena para siswa akan lebih mengenal
masalah praktis dan akan lebih membantu untuk menerapkan ilmu-ilmu yang
didapat dibangku sekolah dengan kenyataan dilapangan sesuai dengan bidang
keahliannya. Salah satu upaya peningkatan kualitas SDM dengan meningkatkan
mutu pendidikan SMK, dengan menerapkan pendidikan sistem ganda pada
kurikulum sekolah, telah dilaksanakan oleh pihak SMKN 8 Bandung, dimana
pada saat ini selain melaksanakan proses praktek kerja industri (prakerin) yang
juga dilaksanakan SMK-SMK lainnya, SMKN 8 Bandung juga mengadakan kerja
sama dengan PT. Daya Adira Mustika. Kenyataan di lapangan dari hasil
pengamatan, sebagian siswa mereka menyatakan prakerin yang mereka
laksanakan hanyalah melakukan pekerjaan ringan yang sifatnya membantu
mekanik saja. Masalah yang sering ditemui juga oleh sebagian siswa, adanya
kesulitan dan hambatan dalam menerapkan materi Program Keahlian Sepeda
Motor yang diperolehnya di sekolah dengan di lapangan, hal ini terlihat dari hasil
belajar siswa yang teridentifikasi menunjukkan masih ada siswa yang
Tabel 1.1
Nilai Sepeda Motor Siswa kelas XI TSM 1 dan 2 SMKN 8 Bandung Semester Genap Tahun Ajaran 2008/2009
No Nilai Keterangan Frekuensi Presentase (%)
1 9,00 – 10,00 Amat Baik -
2 8,00 – 8,99 Baik 12 16,67
3 7,00 – 7,99 Cukup 22 30,55
4 < 7,00 Gagal 38 52,78
Jumlah 72 100
(Sumber : Dokumen Guru Mata Pelajaran Sepeda Motor )
Melihat data pada tabel 1.1, menunjukkan masih ada siswa yang
mendapatkan nilai kurang dari 7,00 yaitu sebesar 52,78% (38 siswa). Menurut
standar penilaian yang berlaku di SMK Negeri 8 Bandung, nilai tidak boleh
kurang dari 7. Siswa yang mendapat nilai kurang dari 7 dinyatakan belum lulus
sehingga diwajibkan untuk mengikuti perbaikan. Hal tersebut diatur dalam
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Pasal 15, Nomor 34 Tahun 2007, bahwa
pada mata pelajaran Kompetensi Keahlian Kejuruan siswa dinyatakan lulus jika
memenuhi standar kelulusan yakni memperoleh nilai minimum 7,00.
Hasil penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa pada umumnya
pihak industri tidak puas dengan hasil atau mutu lulusan sekolah-sekolah kejuruan
(Saratri Wilano Yudho, Partisipasi Dunia Industri dalam Pendidikan Kejuruan;
1993). Ketidakpuasan ini meliputi hal-hal yang berkaitan dengan kemampuan
psikomotorik, etos kerja, serta faktor kognisi lainnya. Dan fenomena yang
dirasakan oleh masyarakat saat ini bahwa masih terdapat kesenjangan antara
program pendidikan dengan tuntutan dunia kerja, seperti yang dikutip oleh Made
“Kesenjangan kualitatif tampak dalam kecenderungan kurang selarasnya kemampuan kerja yang diperoleh dilembaga pendidikan dengan kemampuan yang dituntut oleh dunia kerja. Kesenjangan kuantitatif nampak dalam kecenderungan disatu sisi banyaknya lulusan lembaga pendidikan yang tidak dikerjakan dalam dunia kerja, disisi lain kurangnya tenaga kerja yang memilki kemampuan yang cocok untuk suatu pekerjaan tertentu.”
Hal ini juga terlihat dari hasil penerimaan siswa yang diterima oleh
perusahaan untuk kurun waktu 3 tahun terakhir, dimana siswa yang diterima oleh
perusahaan menurun, ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1.2
Jumlah Siswa Yang Di Rekrut Perusahaan
Tahun Ajaran Jumlah Siswa Nama Perusahaan
2006/2007 2 PT. Daya Adira
2007/2008 3 PT. Daya Adira
2008/2009 - PT. Daya Adira
(Sumber: Dokumen Hubungan Industri SMKN 8 Bandung)
Permasalahan di atas tentunya akan menghambat tujuan yang ingin dicapai
siswa setelah lulus yaitu mempersiapkan diri untuk terjun kedunia kerja. Kesiapan
pada dasarnya merupakan kapasitas atau kemampuan fisik dan mental dalam
belajar, disertai harapan keterampilan yang dimilliki dan latar belakang untuk
mengerjakan sesuatu. Seorang individu dikatakan siap untuk melakukan suatu
pekerjaan apabila dilatar belakangi oleh kesiapan pada dirinya.
Berdasarkan uraian di atas, maka dalam hal ini penulis sangat tertarik
untuk melakukan penelitian mengenai seberapa besar Keberhasilan Program
Praktek Kerja Industri (Prakerin) dihubungkan dengan Kesiapan Siswa dalam
1.2 Perumusan Masalah
Supaya penelitian ini lebih terarah, maka masalah yang diambil dalam
penelitian kali ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran umum mengenai keberhasilan program prakerin
siswa kelas XI pada Program Keahlian Teknologi Sepeda Motor SMKN 8
Bandung?
2. Bagaimana gambaran umum kesiapan siswa kelas XI menghadapi dunia
kerja dalam hal ini prakerin siswa SMKN 8 Bandung pada program
keahlian Teknologi Sepeda Motor?
3. Bagaimana keberhasilan Program Prakerin Teknologi Sepeda Motor
SMKN 8 Bandung dihubungkan dengan kesiapan siswa menghadapi dunia
kerja?
1.3Definisi Istilah
Untuk menghindari adanya kesalahpahaman dalam judul penelitian ini,
maka peneliti akan memberikan definisi istilah sebagai berikut:
1. Program praktek kerja industri yang dimaksud adalah salah satu bentuk
pengalaman kerja yang diberikan kepada siswa SMK. Dalam penelitian ini
yang menjadi objek penelitian terbatas pada siswa kelas XI Teknik Sepeda
Motor SMKN 8 bandung. Sehingga dapat diartikan sebagai kemampuan
mengusai beberapa kompetensi yang ada sesuai dengan tuntutan
2. Hubungan adalah bertalian, bersangkutan, berkenaan, keterkaitan (W. J. S.
Poerwodarminta, 1995: 731) atau dapat diartikan sebagai keterkaitan
antara satu variabel dengan variabel yang lainnya.
3. Kesiapan siswa artinya ketersediaan untuk memberi respon atau bereaksi,
(Jamies dalam Slameto, 2003: 113). Dalam penelitian ini, kesiapan yang
dimaksud adalah persepsi dari instruktur mengenai pandangan, tanggapan
dan pendapat tentang siswa SMK dalam lapangan pekerjaan, kondisi
pekerjaan dan tuntutan karakteristik industri.
4. Dunia kerja diartikan sebagai lingkungan masyarakat yang melakukan
aktivitas pekerjaan, baik pada lembaga instansi pemerintah, swasta
maupun wiraswasta yang memungkinkan para lulusan SMK dapat
diterima dan bekerja di dalamnya.
1.4Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini berkaitan erat dengan rumusan masalah yang
diajukan. Pada penelitian ini tujuan yang hendak dicapai adalah sebagai berikut:
1. Untuk memperoleh gambaran umum mengenai keberhasilan program
prakerin pada Program Keahlian Teknologi Sepeda Motor SMKN 8
Bandung.
2. Untuk memperoleh gambaran umum kesiapan siswa dalam menghadapi
dunia kerja dalam hal ini Program Keahlian Teknologi Sepeda Motor
3. Untuk mengetahui seberapa besar keberhasilan program prakerin
dihubungkan dengan kesiapan siswa dalam menghadapi dunia kerja.
1.5Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai bahan masukan bagi guru mata pelajaran Teknologi Sepeda Motor
untuk lebih meningkatkan tingkat kompetensi siswa.
2. Sebagai bahan masukan bagi siswa untuk dapat mempersiapkan diri
dengan baik menghadapi dunia kerja kelak.
3. Sebagai bahan informasi bagi pihak industri sehingga dengan demikian
Industri akan lebih mempercayai tingkat kemampuan siswa yang
dihasilkan dari SMK.
1.6 Anggapan Dasar
Anggapan dasar adalah suatu hal yang diyakini kebenarannya oleh peneliti
yang harus dirumuskan dengan jelas. Menurut Winarno Surakhmat yang dikutip
Suharsimi Arikunto (2006: 65) menyatakan bahwa: “Anggapan dasar atau posulat
adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyidik”.
Dalam penelitian ini, penulis mempunyai anggapan dasar sebagai berikut:
1. Keberhasilan program prakerin pada Progam Keahlian Teknologi Sepeda
Motor bervariasi.
2. Prakerin merupakan salah satu penunjang dalam kesiapan siswa
3. Prakerin akan membekali siswa dari segi wawasan dan kemampuan dasar
untuk bekerja dan menyesuaikan diri dengan keadaan di dunia kerja yang
sesungguhnya.
1.7 Hipotesis
Hipotesis digunakan sebagai teori sementara yang perlu dibuktikan lebih
lanjut kebenarannya dan dianggap mempunyai kemungkinan besar untuk menjadi
jawaban penelitian. Hipotesis dilakukan setelah si peneliti merasa cukup
mempunyai pengetahuan tentang teori-teori yang berkembang serta
konsep-konsep yang ada mengenai fenomena dan hubungan yang akan dicari.
Suharsimi Arikunto (2006: 71) mengemukakan: Hipotesis adalah suatu
jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai
terbukti melalui data yang terkumpul”. Mengacu kepada pernyataan di atas dan
bertitik tolak dari anggapan dasar penelitian, maka hipotesis dalam penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut: “Ada hubungan dari Keberhasilan Program Prakerin
dengan Kesiapan Siswa SMK dalam Menghadapi Dunia Kerja”.
1.8 Lokasi dan Sampel Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 8 Bandung yang bertempat
dijalan kliningan No. 31 Bandung. Sedangkan untuk sampel pada penelitian ini
adalah siswa kelas XI Teknik Sepeda Motor (TSM) 1 dan 2, yang seluruhnya
1.9 Sistematika Penulisan
Untuk rencana penulisan isi skripsi ini menggunakan sistematika sebagai
berikut:
Bab Pertama : Berisikan pendahuluan, meliputi latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, anggapan dasar, hipotesis, metode
penelitian, lokasi dan sampel penelitian serta sistematika
penulisan.
Bab Kedua : Penjelasan tentang landasan teoritis mengenai proses belajar
mengajar, praktek kerja industri dan kesiapan siswa SMK dalam
menghadapi dunia kerja
Bab Ketiga : Metodologi penelitian, yang meliputi, populasi dan sampel
.penelitian, variabel dan paradigma, data dan sumber data, dan
.teknik pengumpulan data.
Bab Keempat : Hasil penelitian dan pembahasan, meliputi deskripsi data, hasil
64
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Data
Deskripsi data merupakan gambaran dari hasil penelitian yang telah
dilakukan. Data yang diperoleh dalam penelitian ini terdiri dari dua macam, yaitu:
1. Data mengenai keberhasilan program prakerin pada program keahlian
teknologi sepeda motor (variabel X).
2. Data mengenai kesiapan siswa SMKN 8 Bandung dalam menghadapi dunia
kerja (variabel Y).
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Skor Mentah Variabel X dan Y
No Variabel X Variabel Y
hasil penyelenggaraan program keahlian sepeda motor setiap siswa, yang
kemudian dikonversi menjadi T-skor. Nilai T-skor adalah yang selanjutnya
4.1.1. Analisis Data
Analisis data yang dilakukan dengan menggunakan analisis statistik dan
selanjutnya analisis data tersebut digunakan untuk menguji hipotesis. Cara yang
digunakan dilakukan dengan menggunakan statistik parametrik dengan terlebih
dahulu memenuhi asumsi normalitas.
4.1.1.1 Uji Normalitas Distribusi Frekuensi
1. Uji Normalitas Distribusi Frekuensi untuk Variabel X
Perhitungan uji normalitas distribusi frekuensi variabel X dilakukan
dengan uji Chi-Kuadrat. Dari hasil perhitungan diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.2
Nilai Statistik Variabel X
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Data Variabel X
Tabel 4.4
Hasil perhitungan uji normalitas distribusi frekuensi variabel X diperoleh
harga χ2 sebesar 2,363. Hasil perhitungan chi-kuadrat tersebut selanjutnya
dibandingkan dengan tabel χ2, maka didapat χ2 tabel 0,95(6) = 12,592. Ternyata χ2
hitung ≤ χ2 tabel, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa skor untuk variabel X
berdistribusi normal pada taraf signifikansi α = 0,05 taraf kepercayaan 95%
Gambar 4.1 Diagram Distribusi Frekuensi Data Variabel X
2. Uji Normalitas Distribusi Frekuensi Untuk Variabel Y
Perhitungan uji normalitas distribusi frekuensi variabel Y dilakukan dengan
uji Chi-Kuadrat. Dari hasil perhitungan diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Data Variabel Y
No. Kelas Interval Xi fi fi . Xi (Xi-Mean) (Xi-Mean)2 fi.(Xi-Mean)2
1 41 – 43 42 5 210 -8,417 70,840 354,201
2 44 – 46 45 6 270 -5,417 29,340 176,042
3 47 – 49 48 20 960 -2,417 5,840 116,806
4 50 – 52 51 19 969 0,583 0,340 6,465
5 53 – 55 54 15 810 3,583 12,840 192,604
6 56 – 58 57 3 171 6,583 43,340 130,021
7 59 - 61 60 4 240 9,583 1,840 367,361
Σ - 72 3630 - - 1343,5
Mean 50,417
Tabel 4.6
Hasil perhitungan uji normalitas distribusi frekuensi variabel Y diperoleh
harga χ2 sebesar 7,095. Hasil perhitungan chi-kuadrat tersebut selanjutnya
dibandingkan dengan tabel χ2, maka diadapat χ2(0,95) (6) = 12,592. Ternyata χ2 hitung
Y berdistribusi normal pada taraf signifikansi α = 0,05 taraf kepercayaan 95%
dengan derajat kebebasan dk = 1.
Gambar 4.2 Diagram Distribusi Frekuensi Data Variabel Y
4.1.2. Uji Linieritas Regresi
Agar dapat meramalkan bagaimana keberhasilan program prakerin pada
program keahlian teknologi sepeda motor dengan kesiapan siswa SMK dalam
menghadapi dunia kerja dinaikkan atau diturunkan, maka perlu dilakukan analisis
regresi yang terlebih dahulu harus ditentukan persamaan regresinya. Data dari
Setelah menggunakan rumus di atas maka dapat diperoleh persamaan
regresi untuk variabel X yaitu keberhasilan prakerin pada program keahlian
teknologi sepeda motor dengan kesiapan siswa SMK dalam menghadapi dunia
kerja adalah Y = 51,889 – 0,041X. Hasil kelinieran regresi untuk uji Fhitung
sebesar 13,560, dengan signifikansi α = 0,05, derajat kebebasan (dk) pembilang =
1 dan derajat kebebasan (dk) penyebut = 70 didapat Ftabel = 3,98. Ini menunjukkan
Fhitung > Ftabel yaitu13,560 > 3,98. Maka dengan demikian maka koefesien arah
regresi signifikan pada taraf nyata 0,05 dan model regresi terbukti linier karena
Fhitung < Ftabel yaitu 0,537 < 1,76, dengan (dk) pembilang = 17 dan (dk) penyebut =
53. Kesimpulan dari persamaan yang diperoleh di atas berarti keberhasilan
prakerin program keahlian teknologi sepeda motor tidak akan naik, bila kesiapan
siswa SMK dalam menghadapi dunia kerja diturunkan.
4.1.3. Uji Korelasi
Analisis korelasi ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar hubungan
antara variabel X (keberhasilan program prakerin pada program keahlian
teknologi sepeda motor) dengan variabel Y (kesiapan siswa SMK dalam
menghadapi dunia kerja). Di dalam penelitian ini jenis statistik yang digunakan
adalah statistik parametrik, karena data penelitian berdistribusi normal. Jenis
analisis parametrik yang digunakan adalah korelasi product moment.
Hasil perhitungan koefesien korelasi product moment diperoleh data r
sebesar 0,793. Angka ini menunjukkan derajat hubungan antara variabel X
(keberhasilan prakerin program keahlian teknologi sepeda motor) dengan variabel
Y (kesiapan siswa SMK dalam menghadapi dunia kerja). Cara mengetahui
bagaimana derajat keeratan hubungan antara kedua variabel tersebut, maka nilai
tersebut dikonsultasikan pada tabel kriteria penafsiran nilai r (Suharsimi Arikunto,
2006: 276), dengan demikian nilai 0,793 berada pada korelasi cukup.
4.1.4. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan untuk
menerima atau menolak hipotesis dan ada atau tidaknya hubungan dari variabel
penelitian yang diajukan. Adapun hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
Ada hubungan yang signifikan dari Keberhasilan Program Prakerin dengan
Kesiapan Siswa SMK dalam Menghadapi Dunia Kerja”.
Hipotesis di atas, kemudian dijabarkan ke dalam bentuk hipotesis statistik
Ho : Tidak terdapat hubungan yang signifikan dari Keberhasilan Program
Prakerin dengan Kesiapan Siswa dalam Menghadapi Dunia Kerja”.
H1 : Terdapat hubungan yang signifikan dari Keberhasilan Program Prakerin
dengan Kesiapan Siswa dalam Menghadapi Dunia Kerja”.
Berdasarkan hasil perhitungan uji t-student, diperoleh harga thitung = 10,894
harga tersebut dibandingkan dengan harga ttabel dengan dk = n – 2 = 70 dengan
taraf kepercayaan 95% (taraf signifikansi α = 0,05) maka harga t tabel pada n = 70
adalah 1,658. Jadi thitung > ttabel artinya Ho ditolak dan sebaliknya hipotesis statistik
H1 diterima, yaitu: “Terdapat hubungan yang signifikan dari Keberhasilan
Program Prakerin dengan Kesiapan Siswa dalam Menghadapi Dunia Kerja”.
4.2. Pembahasan Hasil Penelitian
Pembahasan dari hasil penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran
hasil penelitian secara terperinci, mengacu pada teori-teori maupun
konsep-konsep yang relevan. Berdasarkan pengolahan data dengan statistik diperoleh
hasil penelitian sebagai berikut:
4.2.1. Keberhasilan Program Praktek Kerja Industri
Berdasarkan hasil penelitian bahwa keberhasilan program praktek kerja
industri pada program keahlian teknologi sepeda motor tidak lepas dari proses
belajar mengajar yang sangat di pengaruhi oleh faktor dalam diri siswa yang
terdiri kognitif, psikomotor dan afektif. Siswa yang mengalami proses belajar
seperti yang dikemukakan oleh Nana Sudjana (1989: 28) yang menyatakan
bahwa:
“Belajar adalah suatu proses yang di tandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang yang sedang belajar, perubahan itu sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti: pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan dan kemampuan, daya reaksi, daya penerimaan dan lain-lain aspek yang ada di individu tersebut.”
Berdasarkan penjelasan penyataan di atas dapat dikatakan bahwa hasil
penyelenggaraan program keahlian teknologi sudah berjalan dengan baik. dan ini
terlihat dari persentase yaitu sebesar 70,83%, sehingga dapat hasil
penyelenggaraan program keahlian teknologi sepeda motor berada pada kategori
baik. Jadi, bisa dikatakan bahwa sebagian siswa telah mampu memenuhi kriteria
penilaian, dengan kata lain siswa telah memahami materi pelajaran dan
menyelesaikan tugas-tugas dengan baik. Tetapi, masih ada sebagian siswa yang
belum mampu memenuhi kriteria penilaian, misalnya dengan tidak dapat
menyelesaikan ujian-ujian dan menyelesaikan tugas-tugas yang disebabkan oleh
rendahnya motivasi, minat, kemampuan, usaha belajar siswa, guru yang kurang
kreatif dalam proses pembelajaran, kondisi fisiologis siswa dan lingkungan belajar
siswa itu sendiri.
4.2.2. Kesiapan Siswa Dalam Menghadapi Dunia Kerja
Berdasarkan hasil penelitian bahwa kesiapan siswa dalam menghadapi
dunia kerja berada pada tingkat presentase 43,892%. Jadi, dapat dikatakan bahwa
Hasil sebaran angket, responden mengungkapkan sebesar 60,435% siswa
belum mengetahui tentang lapangan pekerjaan yang sebenarnya dan apa yang
harus dilakukan, sedangkan hanya 29,565% siswa yang mengetahui kondisi
lapangan pekerjaan yang ada di Industri. Sebanyak 67,977% siswa yang tidak
mengetahui kondisi pekerjaan yang dihadapi atau yang dikerjakan, sehingga siswa
akan menjadi kebingungan apa yang harus dilakukan ketika mendapatkan suatu
kondisi pekerjaan. Sebanyak 67,958% siswa kurang mengetahui tentang tuntutan
yang harus dipenuhi di Industri sehingga responden berpendapat bahwa kondisi
pekerjaan yang ada di Industri kurang di sosialisasikan dan di jelaskan oleh pihak
sekolah kepada para siswa yang menyebabkan rendahnya pengetahuan siswa
tentang lapangan pekerjaan, kondisi pekerjaan dan tuntutan dari Industri.
Sebanyak 53,629% siswa kurang memahami mengenai pemeliharaan motor dan
komponen-komponenya, dimana ini mengindikasikan bahwa adanya ketidak
sesuaian kompetensi yang diterima di sekolah dengan kompetensi yang ada di
Industri, sehingga perlu adanya kerja sama yang lebih intensif antara sekolah dan
pihak Industri, misalnya agar kekurangan-kekurangan yang ada di sekolah bisa di
kurangi.
Hasil temuan ini di dukung oleh pendapat Djumhur dan Moh Surya (1996:
80) yang menyatakan:
Selain itu Dirwanto menyatakan:
“7 faktor yang mempengaruhi kesiapan kerja pada siswa SMK. Faktor-faktor tersebut adalah (1) Faktor-faktor kemampuan, (2) Faktor-faktor citra diri, (3) faktor pendukung, (4) faktor akademis, (5) faktor dasar/bawaan, (6) faktor perilaku, serta (7) faktor cita-cita dan potensi diri”.
Berdasarkan hal di atas, bisa dikatakan siswa belum mampu memenuhi
kriteria dari kesiapan kerja, sebagian siswa mereka menyatakan prakerin yang
mereka laksanakan hanyalah melakukan pekerjaan ringan yang sifatnya
membantu mekanik saja, dengan kata lain siswa belum memahami apa saja yang
harus dilakukan agar tercipta pada diri siswa untuk siap bekerja, yang mungkin
bisa disebabkan oleh rendahnya motivasi, minat, kemampuan, usaha belajar dari
siswa, pengajar yang kurang kreatif dalam proses pembelajaran, kondisi
psikologis siswa dan lingkungan.
Rendahnya kesiapan siswa dalam kreatifitas pada kriteria istimewa,
diduga karena rendahnya kesungguhan mereka untuk menggali informasi
teknologi di industri yang mana menuntut kreasi mereka untuk berinovasi,
rendahnya partisipasi mereka pada program keahlian dan setiap kegiatan/aktivitas
yang erat kaitannya dengan kreasi di industri. Selain itu, karena mereka hanya
merespon stimulus yang sesuai dengan mereka. Hal ini senada dengan
peniyataan Bimo Walgito (1987: 57) yang mengatakan bahwa: ...tidak
semua stimulus akan direspon oleh individu, respon diberikan terhadap
stimulus yang ada persesuaian atau yang menarik individu.
Melihat beragamnya sikap bekerja yang dimiliki siswa, diduga
timbul rasa suka/senang terhadap bidang pekerjaan yang menghasilkan sikap
yang hampir sama pula. Hal ini senada pula dengan salah satu komponen
yang diungkapkan oleh Mar'at (1984: 13) bahwa, sikap memiliki Komponen
Konasi yaitu Komponen ini memungkinkan individu memiliki kecenderungan
untuk berprilaku terhadap obyek sikap, cenderung mendekati, memuji atau
bertindak positif terhadap suatu obyek. Sebaliknya, individu yang memiliki sifat
negatif terhadap suatu obyek cenderung menjauhi, menolak atau menentangnya.
4.2.3. Keberhasilan Program Prakerin dihubungkan dengan Kesiapan
Siswa Dalam Menghadapi Dunia Kerja
Arah serta derajat hubungan keberhasilan program prakerin pada program
keahlian teknologi sepeda motor dengan kesiapan siswa dalam menghadapi dunia
kerja dinyatakan dengan koefesien korelasi sebesar 0,793 dan apabila
diinterprestasikan pada indeks derajat korelasi, maka harga koefesien korelasi
sebesar 0,73 berada pada kategori cukup. Hal tersebut sesuai dengan pendapat
(Suharsimi Arikunto, 2006: 276) menyatakan bahwa: “Tingkat derajat korelasi
dikatakan cukup apabila 0,600 - 0,800”, oleh karena itu Keberhasilan Program
Praktek Kerja Industri mempunyai hubungan yang cukup dengan kesiapan siswa
SMK dalam menghadapi dunia kerja.
Keberhasilan program praktek kerja industri pada program keahlian
teknologi sepeda motor tidak lepas dari proses belajar mengajar yang sangat di
pengaruhi oleh faktor dalam diri siswa yang terdiri kognitif, psikomotor dan
yang ditunjukkan dalam bentuk tindakan. Jadi, bisa dikatakan bahwa sebagian
siswa telah mampu memenuhi kriteria penilaian, dengan kata lain siswa telah
memahami materi pelajaran dan menyelesaikan tugas-tugas dengan baik. Tetapi,
masih ada sebagian siswa yang belum mampu memenuhi kriteria penilaian,
misalnya dengan tidak dapat menyelesaikan ujian-ujian dan menyelesaikan
tugas-tugas yang disebabkan oleh rendahnya motivasi, minat, kemampuan, usaha belajar
siswa, guru yang kurang kreatif dalam proses pembelajaran, kondisi fisiologis
siswa dan lingkungan belajar siswa itu sendiri.
Rendahnya kesiapan siswa bisa dikarenakan siswa belum mampu
memenuhi kriteria dari kesiapan kerja, sebagian siswa mereka menyatakan
prakerin yang mereka laksanakan hanyalah melakukan pekerjaan ringan yang
sifatnya membantu mekanik saja, dengan kata lain siswa belum memahami apa
saja yang harus dilakukan agar tercipta pada diri siswa untuk siap bekerja, yang
mungkin bisa disebabkan oleh rendahnya motivasi, minat, kemampuan, usaha
belajar dari siswa, pengajar yang kurang kreatif dalam proses pembelajaran,
kondisi psikologis siswa dan lingkungan.
Berdasarkan hasil perhitungan uji t-student, diperoleh hasil sebesar 10,894
dengan taraf kepercayaan 95% (taraf signifikansi α = 0,05), sehingga dapat
disimpulkan bahwa Ho ditolak dan H1 diterima. Pembuktian hipotesis memberikan
hasil penelitian yang sama yang berbunyi: “Terdapat hubungan yang signifikan
dari Keberhasilan Program Praktek Kerja Industri dengan Kesiapan Siswa SMK
78
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan penafsiran data yang diperoleh dari hasil
analisa terhadap data penelitian, maka dapat ditarik suatu kesimpulan berkenaan
dengan masalah yang telah diajukan pada bab sebelumnya adalah sebagai berikut:
1. Tingkat keberhasilan program prakerin pada program keahlian teknologi
sepeda motor berada pada kategori baik, dan ini terlihat dari tingkat persentase
yaitu sebesar 70,83% dengan kata lain siswa telah mampu memenuhi kriteria
penilaian dari hasil penyelenggaraan sepeda motor.
2. Kesiapan siswa SMK dalam menghadapi dunia berada pada kategori kurang
begitu baik, dan ini terlihat dari persentase yaitu sebesar 43,892%. Apabila
dilihat siswa belum mampu memenuhi criteria dari kesiapan kerja.
3. Hubungan keberhasilan program prakerin dengan kesiapan siswa SMK dalam
menghadapi dunia kerja dikategorikan mempunyai koefesien korelasi yaitu
sebesar 0,793 yang berada pada kategori cukup.
5.2. Saran
Berdasarkan pengkajian dan analisis penelitian serta hasil yang diperoleh,
penulis memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi guru, diharapkan dapat memberikan motivasi kepada siswa agar
Sepeda Motor, dengan memberikan ujian-ujian dan menyelesaikan tugas-tugas
sehingga diharapkan siswa dapat meningkatkan kompetensinya.
2. Bagi siswa, diharapkan agar dapat meningkatkan kompetensi dirinya dalam hal
sepeda motor, serta mempersiapkan diri untuk memenuhi tuntutan dari
kesiapan kerja untuk sepeda motor, dengan cara menambah, kemampuan dan
usaha belajar.
3. Bagi pihak Industri, diharapkan kerja sama yang baik sehingga akan
menambah tingkat kemampuan siswa yang dihasilkan dari SMK dan siap untuk
80
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, S. (1998). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Angkasa.
Departemen Pendidikan Nasional (2004). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Dinas Pendidikan. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Program Keahlian Teknik Sepeda Motor. Bandung: Dinas Pendidikan.
Gani, A. Ruslan. (1986). Bimbingan Karir. Bandung: Angkasa.
Hamalik, Oemar. (2003). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Kartono, Kartini (1990). Prosedur Penelitian [Online]. Tersedia: http://www.indoskripsi.com/datapenelitian.htm[14 Mei 2009]
Kumorotomo, Wahyu. (1994). Hambatan dalam Pekerjaan [Online]. Tersedia: http://www.wordpress.com/pengertianetos.htm[11 Mei 2009]
Nasir, Mohammad. (1999). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Poerwodarminto, W.J.S. (1995). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN. Balai Pustaka
Riduwan. (2007). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan. Bandung: Alfabeta.
Siregar, Syafaruddin. (2004). Statistika Terapan. Jakarta: Grasindo
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Soemanto, Wasti. (1995). Unsur-unsur Kesiapan. Jakarta: Pradnya Paramita.
Subroto, Suryo (1990). Dasar-dasar dalam Pembelajaran [Online]. Tersedia: http://www.wordpress.com/pengertiantujuaninstruktusional.htm
[5 Mei 2009]
Sudjana, N. (1990). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Tarsito.
Sudjana, N. (1990). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: PT. Sinar Baru.
Sugiyono. (2003). Statistik Untuk Penelitian. PT. Bandung: Alfabeta.
Suprian, AS. (2001). Penelitian Pendidikan. Bandung: Pendidikan Teknik Bangunan FPTK UPI.
Surakhmad, Winarno. (1998). Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito.
Surya. Mohammad (1996). Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Jurusan PPB FIB IKIP Bandung.
Syamsudin, Abin. (2005). Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya