• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS SENYAWA ANTIMONI DALAM AIR MINUM KEMASAN POLIETILEN TEREFTALAT (PET) DENGAN METODA SPEKTROFOTOMETRI VISIBEL MENGGUNAKAN PEREAKSI KALIUM IODIDA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS SENYAWA ANTIMONI DALAM AIR MINUM KEMASAN POLIETILEN TEREFTALAT (PET) DENGAN METODA SPEKTROFOTOMETRI VISIBEL MENGGUNAKAN PEREAKSI KALIUM IODIDA."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

v ABSTRAK

Telah dilakukan penetapan kadar antimoni pada tiga merek air minum dalam kemasan polietilen tereftalat. Penetapan kadar dilakukan dengan metode spektrofotometri visibel menggunakan pereaksi Kalium Iodida. Metode ini didasarkan pada pembentukan asam iodoantimonat yang bewarna kuning bila Sb (III) dalam larutan asam sulfat direaksikan dengan larutan kalium iodida berlebih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, kadar antimoni dalam air minum kemasan yang ditempatkan pada suhu 60 dan 80 ºC selama 5 dan 10 jam, melebihi batas maksimum yang diperbolehkan oleh Menteri Kesehatan RI yaitu, 0,02 mg/L. Kadar antimoni yang terdapat dalam air minum kemasan pada suhu 60 ºC selama 5 jam pada sampel A, B dan C masing-masing sebesar 10,05; 12,85 dan 30,2 mg/L, dan pada suhu 60 ºC selama 10 jam masing-masing sebesar 12,85; 17,35 dan 33.7 mg/L. Sedangkan kadar antimoni pada suhu 80 ºC selama 5 jam pada sampel A, B dan C masing-masing sebesar 25,35; 35,1 dan 40,95 mg/L, dan pada suhu 80 ºC selama 10 jam masing-masing sebesar 36,8; 58,65 dan 59,5 mg/L. Validasi metoda yang digunakan pada penelitian ini menunjukkan nilai akurasi 100 %; RSD 0,0086 %; r = 0,998; batas deteksi (LOD) 0,013 µg/mL dan batas kuantitasi (LOQ) 0,0467 µg/mL.

(2)

vi ABSTRACT

Determination of antimony levels on three brands of bottled water polyethylene terephtalate have been done. Analysis was performed by visible spectrophotometry method using potassium iodide reagent. This method is based on the formation of yellow iodoantimonous acid (HSbI4) when trivalent

(3)

ANALISIS SENYAWA ANTIMONI DALAM

AIR MINUM KEMASAN POLIETILEN

TEREFTALAT (PET) DENGAN METODA

SPEKTROFOTOMETRI VISIBEL

MENGGUNAKAN PEREAKSI KALIUM

IODIDA

SKRIPSI SARJANA FARMASI

Oleh :

TIKA AFRIANI

0811013121

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

(4)

vii

2.1.2 Pengaruh Panas terhadap Plastik ... 5

2.1.3 Penggolongan Plastik ... 5

2.2Antimoni ... 11

2.2.1 Pengertian Antimoni ... 11

2.2.4 Efek Samping Dari Penggunaan Antimoni ... 13

(5)

viii

III. PELAKSANAAN PENELITIAN ... 20

3.1Waktu dan Tempat Penelitian ... 20

3.2 Metode Penelitian... 20

3.4.4 Pembuatan Larutan Standar Antimoni ... 22

3.4.5 Penetapan Panjang Gelombang Maksimum ... 23

3.4.6 Pembuatan Kurva Kalibrasi ... 23

(6)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

I. Persyaratan Kualitas Air Minum menurut Permenkes RI Nomor

492 Tahun 2010 ... 14

II. Hasil Pengukuran Absorban Larutan Standar Antimoni Pada Panjang Gelombang 425,4 nm Dengan Spektrofotometer UV-Visibel ... 37

III. Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi dan Koefisien Regresi dari Kurva Kalibrasi ... 38

IV. Data Perhitungan Simpangan Baku, Batas Deteksi, dan Batas Kuantitasi ... 40

V. Hasil Pengukuran Absorban Sampel pada Panjang Gelombang Serapan Maksimun pada Suhu 60 dan 80 ºC ... 41

VI. Hasil Perhitungan Kadar Antimoni pada Sampel A ... 42

VII. Hasil Perhitungan Kadar Antimoni pada Sampel B ... 43

VIII. Hasil Perhitungan Kadar Antimoni pada Sampel C ... 44

IX. Tabel Simpangan Baku dari Tiap Sampel pada Suhu 60 dan 80 ºC selama 5 dan 10 jam ... 45

X. Tabel Hasil Uji Presisi ... 49

(7)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Skema Alat Spektrofotometer Visibel Single Beam ... 16

2. Skema Alat Spektrofotometer Visibel Double Beam ... 17

3. Spektrum Visibel Larutan Antimoni Dengan Penambahan Reagen KI-Asam Askorbat Pada Konsentrasi 12 µg/mL ... 36

4. Kurva Kalibrasi Larutan Standar Antimoni ... 37

5. Sampel Penelitian A, B dan C ... 68

6. Skema Kerja Penetapan Kadar Antimoni ... 69

(8)

I. PENDAHULUAN

Penggunaan botol plastik saat ini sangat nyata sebagai wadah kemasan untuk minuman. Bahkan posisi botol kaca dan kaleng minuman merosot tajam setelah botol plastik muncul. Ini dikarenakan bahan plastik lebih mudah untuk didapatkan serta mudah diproduksi. Bahannya yang lebih ringan untuk dibawa sebagai wadah minuman serta biaya produksi yang lebih murah juga menjadi alasan mengapa bahan plastik lebih dipilih produsen industri minuman sebagai wadah produknya (Suchan, et al., 2007).Saat ini botol plastik yang digunakan sebagai kemasan minuman yang diproduksi oleh produsen industri minuman sangat beragam bentuknya. Mulai dari yang berukuran kecil seperti kemasan gelas, botol sampai yang berukuran besar seperti galon. Setiap produk minuman memiliki ciri khusus dalam bentuk dan warna botolnya masing-masing. Walaupun plastik memiliki banyak keunggulan, terdapat pula kelemahan plastik bila digunakan sebagai kemasan pangan, yaitu jenis tertentu (misalnya PET) tidak tahan panas, berpotensi melepaskan senyawa berbahaya yang berasal dari sisa monomer dari polimer dan plastik merupakan bahan yang sulit terbiodegradasi sehingga dapat mencemari lingkungan (Nurminah, 2002).

(9)

styrene acrylonitrile, ABS - acrylonitrile butadiene styrene, PC - polycarbonate, Nylon) (Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat, 2008).

Salah satu jenis plastik yang paling banyak digunakan untuk botol minuman adalah polietilen tereftalat, juga dikenal sebagai PET atau PETE yaitu jenis plastik yang kuat dan memiliki sifat penghalang air sehingga ideal untuk aplikasi botol air mineral, serta digunakan dalam industri minuman berkarbonasi, minuman olahraga, bir dan industri minuman lainnya. Botol jenis PETE/PET ini direkomendasikan hanya untuk sekali pakai, karena bila terlalu sering dipakai, apalagi digunakan untuk menyimpan air hangat atau panas bisa mengakibatkan lapisan polimer pada botol tersebut meleleh dan keluarnya zat karsinogenik yang dapat menyebabkan kanker dalam jangka panjang. Zat karsinogenik yang dimaksud adalah antimoni trioksida yang digunakan sebagai katalis dalam proses pembuatan polietilen tereftalat dari asam tereftalat dan etilen glikol (Safitri, 2011).

Kesadaran masyarakat tentang bahaya plastik sepertinya masih kurang, karena masih banyak masyarakat yang memiliki kebiasaan mengisi ulang botol minuman kemasan dengan alasan merasa sayang membuang kemasan yang masih bagus, tak jarang botol tersebut diisi air panas

ataupun air dingin dan kemudian ditaruh di dalam mobil, kantor atau ditempat-tempat yang

berpotensi terkena panas. Tidak hanya itu, kebiasaan meremas, memukul-mukulkan, dan

mengocok air minum dalam kemasan sehingga terjadi gesekan antara air dan kemasan plastik,

juga memicu pelepasan partikel plastik dari ikatannya pada dinding kemasan dan bercampur ke

dalam air (Wongso, 2008).

(10)

disimpan pada suhu kamar selama 6 bulan, sedangkan 11 dari 48 merek air minum dari Eropa kadar antimoni meningkat rata-rata 90% saat disimpan pada kondisi yang sama.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pelaksanaan program UKS di Sekolah Dasar Negeri/Madrasah Ibtidaiyah, Se-Kecamatan Padureso, Kabupaten Kebumen.

Bila dibandingkan dengan metil stearat, biodiesel dari asam lemak jenuh minyak biji karet cenderung lebih berkualitas karena metil stearat memiliki titik tuang sama

Saya tahu bahwa anak saya sudah melihat sesuatu yang lebih pada diri perempuan muda ini, sesuatu yang memberinya kekuatan untuk mengikuti jalan yang dia tidak

Dari hasil penelitian peneliti berkesimpulan bahwa dengan menggunakan metode demonstrasi dan penggunaan media pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan hasil belajar siswa

Simpulan dalam penelitian ini yaitu penerapan model pembelajaran think pair share berbantuan modul praktikum dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi sistem pernapasan

Berdasarkan hasil analisis data maka dapat dilihat bahwa capital budgeting yang diukur dengan DER tidak dapat meningkatkan keputusan investasi pada tahun 2014 dan

Kontribusi terhadap peningkatan status kesehatan masyarakat bukan hanya dari unsur pemerintah, tetapi dari semua komponen yang ada, termasuk adalah institusi

Penelitian tentang pengaruh corporate image dan customer perceived value terhadap Consumer Loyalty melalui Customer Satisfaction pada pengguna jasa penerbangan Garuda