• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KOMUNITAS asli untuk memberikan asuhan keperawatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN KOMUNITAS asli untuk memberikan asuhan keperawatan"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

DI JL.TANJUNG RAWO RT.53 RW.16

KELURAHAN BUKIT LAMA KECAMATAN ILIR BARAT 1 KOTA

PALEMBANG PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2018

Disusun Oleh

:

1. Amalia Maharani

2. Eky Okta Vizar

3. Evi Yulia Arvensi

4. Ikhlima Elfiani

5. Luh Icha

6. Mega Surya

7. Minanti Ananda Putri

8. Muhsonatul Khasifa

9. Nadya Andriani Putri

10.Rizka Rhasmi Aprilia

11.Sya’diyah

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKNIK KESEHATAN PALEMBANG

(2)

HALAMAN PERSETUJUAN

Telah diperiksa dan disetujui untuk seminar praktik klinik Keperawatan Komunitas pada wilayah Puskesmas padang Selasa dijalan Tanjung Rawo Rt.53 Rw.16 kelurahan Bukit Lama dan sebagai syarat menyelesaikan Praktik Klinik Keperawatan Komunitas Mahasiswa Semester VI Poltekkes Kemenkes Palembang program studi D IV Keperawatan, oleh :

1. Amalia Maharani

(PO.71.20.4.15.003)

2. Eky Okta Vizar

(PO.71.20.4.15.006)

3. Evi Yulia Arvensi

(PO.71.20.4.15.032)

4. Ikhlima Elfiani

(PO.71.20.4.15.008)

5. Luh Icha

(PO.71.20.4.15.010)

6. Mega Surya

(PO.71.20.4.15.037)

7. Minanti Ananda Putri

(PO.71.20.4.15.013)

8. Muhsonatul Khasifa

(PO.71.20.4.15.040)

9. Nadya Andriani Putri

(PO.71.20.4.15.042)

10.Rizka Rhasmi Aprilia

(PO.71.20.4.15.045)

11.Sya’diyah

(PO.71.20.4.15.046)

Telah di setujui oleh :

Pembimbing Institusi Pembimbing Lapangan Praktik

DR. Pitri Noviadi S.Pd., M.Kes dr. Yunita

NIP. NIP. 198306292008042001

Mengetahui,

Plt. Kepala Puskesmas Padang Selasa

(3)

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Laporan : Laporan Asuhan Keperawatan Komunitas Di Jl.Tanjung Rawo Rt.53 Rw.16 Kelurahan Bukit Lama Kecamatan Ilir Barat 1 Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2018.

Penyusun :

1. Amalia Maharani

(PO.71.20.4.15.003)

2. Eky Okta Vizar

(PO.71.20.4.15.006)

3. Evi Yulia Arvensi

(PO.71.20.4.15.032)

4. Ikhlima Elfiani

(PO.71.20.4.15.008)

5. Luh Icha

(PO.71.20.4.15.010)

6. Mega Surya

(PO.71.20.4.15.037)

7. Minanti Ananda Putri

(PO.71.20.4.15.013)

8. Muhsonatul Khasifa

(PO.71.20.4.15.040)

9. Nadya Andriani Putri

(PO.71.20.4.15.042)

10.Rizka Rhasmi Aprilia

(PO.71.20.4.15.045)

11.Sya’diyah

(PO.71.20.4.15.046)

Laporan ini telah disahkan untuk diseminarkan pada tanggal Juli 2018

Palembang, Juli 2018

Pembimbing Institusi Pembimbing Lapangan Praktik

DR. Pitri Noviadi S.Pd., M.Kes dr. Yunita

NIP. NIP. 198306292008042001

Mengetahui,

Plt. Kepala Puskesmas Padang Selasa

(4)

LEMBAR KONSULTASI

Pembimbing Puskesmas : dr. Yunita

Judul : Laporan Asuhan Keperawatan Komunitas Di Jl.Tanjung Rawo Rt.53 Rw.16 Kelurahan Bukit Lama Kecamatan Ilir Barat 1 Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2018.

(5)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabararrakatuh

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia yang tiada putusnya kepada kami, sehingga akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Laporan Paktik Klinik Keperawatan Komunitas di RT.53 RW.16 Kelurahan Bukit Lama Kecamatan Ilir Barat I”. Makalah ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan tugas lapangan Prodi DIV Keperawatan Poltekkes Kemenkes Palembang.

Dalam penyusunan laporan ini kami banyak mendapatkan bimbingan, bantuan serta petunjuk dari berbagai pihak, maka pada kesemapatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada :

1. dr. Yunita sebagai Pembimbing Lapangan

2. Dr.Pitri Noviadi, Sp.d.,M.Kes sebagai Pembimbing Akademik

3. Pihak-pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.

Kami menyadari bahwa masih banyaknya kekurangan-kekurangan dalam makalah ini, maka dari itu kami sangat mengaharapkan kritik dan saran agar makalah ini dapat menjadi lebih sempurna. Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan generasi selanjutnya.

Palembang, Juli 2018

(6)

DAFTAR ISI

F. INTERVENSI KEPERAWATAN...42

G. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN...44

(7)
(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kriteria Hipertensi...10

Tabel 2. Distribusi Penduduk Berdasarkan Kebiasaan BAB...27

(9)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 1. Distribusi Penduduk Berdasarkan Usia...22

Diagram 2. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin...22

Diagram 3.Distribusi Penduduk Berdasarkan Pendidikan...23

Diagram 4. Distribusi Penduduk Berdasarkan Penghasilan Mata Pencaharian...23

Diagram 5. Distribusi Penduduk Berdasarkan Penghasilan...24

Diagram 6. Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama...24

Diagram 7. Distribusi Penduduk Berdasarkan Anggota Keluarga Merokok...25

Diagram 8. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jarak Antar Rumah...26

Diagram 9. Distribusi Penduduk Berdasarkan Tempat Pembuangan Sampah...26

Diagram 10. Distribusi Penduduk Berdasarkan Kepemilikaan Jamban...27

Diagram 11. Distribusi Penduduk Berdasarkan Kepemilikan Septic Tank...28

Diagram 12. Distribusi Penduduk Berdasarkan Kepemilikan Saluran Pembuangan Air Limbah ...29

Diagram 13. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Tempat Pembuangan Air Limbah30 Diagram 14. Distribusi Penduduk Berdasarkan Sumber Air Minum dan Masak...30

Diagram 15. Distribusi Penduduk Berdasarkan Tempat Penyimpanan Air...30

Diagram 16. Distribusi Penduduk Berdasarkan Pengurasan Tempat Penyimpanan Air.31 Diagram 17. Distribusi Penduduk Berdasarkan Kepemilikan Jaminan Kesehatan...32

Diagram 18. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jumlah Pasanga Usia Subur...32

Diagram 19. Distribusi Penduduk Bedasarkan Jumlah Ibu Hamil...33

Diagram 20. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jumlah Ibu Menyusui...33

Diagram 21. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jumlah Bayi...34

Diagram 22. Distribusi Penduduk Berdasarka Jumlah Balita...34

Diagram 23. Distribusi Penduduk Bedasarkan Penyakit pada Lansia...36

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat, saling berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat dan interest yang sama. Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi yang sama dengan dibawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang sama dimana mereka tinggal, kelompok sosial yang mempunyai interest yang sama (Riyadi, 2007).

Menurut Kontjaraningrat Komunitas adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan istilah lain saling berinteraksi (Mubarak, 2007).

Perawatan kesehatan adalah bidang khusus dari keperawatan yang merupakan gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu sosial yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang diberikan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik yang sehat atau yang sakit secara komprehensif melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif serta resosialitatif dengan melibatkan peran serta aktif dari masyarakat. Peran serta aktif masyarakat bersama tim kesahatan diharapkan dapat mengenal masalah kesehatan yang dihadapi serta memecahkan masalah tersebut (Elisabeth, 2007).

Sasaran pelayanan kesehatan masyarakat adalah individu, keluarga/ kelompok dan masyarakat dengan fokus upaya kesehatan primer, sekunder dan tersier. Oleh karenanya pendidikan masyarakat tentang kesehatan dan perkembangan sosial akan membantu masyarakat dalam mendorong semangat untuk merawat diri sendiri, hidup mandiri dan menentukan nasibnya sendiri dalam menciptakan derajat kesehatan yang optimal (Elisabeth, 2007).

Peran serta masyarakat diperlukan dalam hal perorangan. Komunitas sebagai subyek dan obyek diharapkan masyarakat mampu mengenal, mengambil keputusan dalam menjaga kesehatannya. Sebagian akhir tujuan pelayanan kesehatan utama diharapkan masyarakat mampu secara mandiri menjaga dan meningkatkan status kesehatan masyarakat (Mubarak, 2005).

(11)

Dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, berbagai upaya kesehatan telah diselenggarakan.Salah satu bentuk upaya kesehatan melalui puskesmas dan rumah sakit sebagai rujukannya, yang merupakan sistem pelayanan kesehatan yang dianut dan dikembangkan dalam sistem kesehatan nasional dengan melibatkan peran serta masyarakat. Beberapa upaya kesehatan masyarakat yang memerlukan dukungan dan peran serta aktif masyarakat antara lain adalah berbagai pelayanan dasar puskesmas khususnya dalam hal kesehatan ibu dan anak, perbaikan gizi, keluarga berencana, kesehatan lingkungan, pemberantasan dan pencegahan penyakit menular, penyuluhan kesehatan dan lain-lain yang mencakup 18 usaha kesehatan pokok puskesmas dan upaya perawatan kesehatan masyarakat melalui pos pelayanan terpadu (posyandu).

Pemerintah telah berupaya mengatasi masalah kesehatan dengan upaya promotif, preventif,kuratif, dan rehabilitative, namun hasil dari kinerja pemerintah belum semuanya berdampak positif karena masih perlunya dukungan dari berbagai pihak untuk bekerjasama baik itu dari lintas sektoral maupun lintas program.

Kontribusi terhadap peningkatan status kesehatan masyarakat bukan hanya dari unsur pemerintah, tetapi dari semua komponen yang ada, termasuk adalah institusi pendidikan kesehatan seperti halnya studi keperawatan (DIV Keperawatan Poltekkes Palembang). Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka kami Mahasiswa Program Studi DIV Keperawatan Poltekkes Palembang tahun 2018 melaksanakan pengambilan data Keperawatan Komunitas di Wilayah Rt.53 Rw.16, Tanjung RawaKelurahan Bukit Lama Kecamatan Ilir Barat 1. Pengambilan data di lakukan dengan menggunakan pendekatan masyarakat dalam rangka melakukan pembinaan, mengatasi masalah kesehatan serta meningkatkan derajat kesehatan yang optimal dan mandiri, dimana dalam pelaksanaan praktik asuhan keperawatan komunitas menggunakan pendekatan proses keperawatan komunitas yang diawali dari pengkajian dengan cara mengumpulkan data, analisa, menentukan diagnose atau permasalahan dan menyusun rencana sesuai permasalahan yang ditemukan, kemudian pelaksanaan dan yang terakhir adalah melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana proses pemberian asuhan keperawatan komunitas?

C. Tujuan

a. Tujuan Umum

(12)

b. Tujuan Khusus

1) Melakukan pengumpulan data hasil pengkajian pada masyarakat RT.53 RW.16 Kelurahan Bukit Lama Kecamatan Ilir Barat I

2) Melakukan anilasa data hasil pengkajian pada masyarakat RT.53 RW.16 Kelurahan Bukit Lama Kecamatan Ilir Barat I

3) Menentukan diagnosa keperawatan hasil pengkajian pada masyarakat RT.53 RW.16 Kelurahan Bukit Lama Kecamatan Ilir Barat I

4) Menginformasikan hasil analisa data hasil pengkajian di RT.53 RW.16 Kelurahan Bukit Lama Kecamatan Ilir Barat I

5) Memberikan gambaran masalah kesehatan yang ada di RT.53 RW.16 Kelurahan Bukit Lama Kecamatan Ilir Barat I

6) Menginformasikan tentang prioritas masalah yang ada di RT.53 RW.16 Kelurahan Bukit Lama Kecamatan Ilir Barat I

7) Menginformasikan perencanaan Asuhan Keperawatan Komunitas di RT.53 RW.16 Kelurahan Bukit Lama Kecamatan Ilir Barat I

8) Menginformasikan pelaksanaan Asuhan Keperawatan Komunitas di RT.53 RW.16 Kelurahan Bukit Lama Kecamatan Ilir Barat I

9) Memberikan informasi kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan selama praktik keperawatan komunitas di RT.53 RW.16 Kelurahan Bukit Lama Kecamatan Ilir Barat I

10) Memenuhi salah satu laporan akhir mata ajar Keperawatan Komunitas

D. Manfaat Laporan

1) Bagi Puskesmas

Diharapkan dapat memberikan sumbangan/masukan berupa informasi tentang kondisi kesehatan masyarakat yang termasuk dalam wilayah kerja puskesmas guna membantu program kesehatan pada masyarakat.

2) Bagi Poltekkes Kemenkes Palembang

Dapat menambah referensi dan sumber bacaan di perpustakaan tentang rencana dan penatalaksanaan asuhan keperawatan komunitas pada masyarakat.

3) Bagi Peneliti

(13)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Keperawatan Komunitas a. Definisi

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional sebagai bagian integral pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi, social dan spiritual secara komprehensif, ditujukan kepada individu keluarga dan masyarakat baik sehat maupun sakit mencakup siklus hidup manusia (Riyadi, 2007).

Keperawatan komunitas ditujukan untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan serta memberikan bantuan melalui intervensi keperawatan sebagai dasar keahliannya dalam membantu individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam mengatasi barbagai masalah keperawatan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari (Efendi, 2009).

Asuhan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik maupun mental, keterbatasan pengetahuan serta kurang kemauan menuju kepada kemampuan melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri. Kegiatan ini dilakukan dalam upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan, pemulihan serta pemeliharaan kesehatan dengan penekanan pada upaya pelayanan kesehatan utama (Primary Health care) untuk memungkinkan setiap orang mencapai kemampuan hidup sehat dan produktif. Kegiatan ini dilakukan sesuai dengan wewenang, tanggung jawab serta etika profesi keperawatan (Riyadi, 2007).

Pada perawatan kesehatan masyarakat harus mempertimbangkan beberapa prinsip, yaitu:

1. Kemanfaatan

Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat yang besar bagi komunitas. Intervensi atau pelaksanaan yang dilakukan harus memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi komunitas, artinya ada keseimbangan antara manfaat dan kerugian (Mubarak, 2005).

2. Kerjasama

(14)

3. Secara langsung

Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan intervensi, klien dan lingkunganya termasuk lingkungan sosial, ekonomi serta fisik mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan (Riyadi, 2007).

4. Keadilan

Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas dari komunitas itu sendiri. Dalam pengertian melakukan upaya atau tindakan sesuai dengan kemampuan atau kapasitas komunitas (Mubarak, 2005).

5. Otonomi

Klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau melaksanakan beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang ada (Mubarak, 2005).

Manusia sebagai sasaran pelayanan atau asuhan keperawatan dalam praktek keperawatan. Sebagai sasaran praktek keperawatan klien dapat dibedakan menjadi individu, keluarga dan masyarakat (Riyadi, 2007).

1. Individu sebagai klien

Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada individu sebagai klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya mencakup kebutuhan biologi, sosial, psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurang kemauan menuju kemandirian pasien/ klien (Riyadi, 2007).

2. Keluarga sebagai klien

Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia dapat dilihat pada Hirarki Kebutuhan Dasar Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri (Riyadi, 2007).

b. Strategi Pelaksanaan

Strategi pelaksanaan keperawatan komunitas yang dapat digunakan dalam perawatan kesehatan masyarakat adalah :

1. Pendidikan kesehatan (Health Promotion)

(15)

dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan (Elisabeth, 2007).

Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep pendidikan di dalam bidang kesehatan (Mubarak, 2005).

2. Proses kelompok (Group Process)

Bidang tugas perawat komunitas tidak bisa terlepas dari kelompok masyarakat sebagai klien termasuk sub-sub sistem yang terdapat di dalamnya, yaitu: individu, keluarga, dan kelompok khusus, perawat spesialis komunitas dalam melakukan upaya peningkatan, perlindungan dan pemulihan status kesehatan masyarakat dapat menggunakan alternatif model pengorganisasian masyarakat, yaitu: perencanaan sosial, aksi sosial atau pengembangan masyarakat. Berkaitan dengan pengembangan kesehatan masyarakat yang relevan, maka penulis mencoba menggunakan pendekatan pengorganisasian masyarakat dengan model pengembangan masyarakat (community development) (Elisabeth, 2007).

3. Kerjasama atau kemitraan (Partnership)

Kemitraan adalah hubungan atau kerja sama antara dua pihak atau lebih, berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan atau memberikan manfaat. Partisipasi klien/masyarakat dikonseptualisasikan sebagai peningkatan inisiatif diri terhadap segala kegiatan yang memiliki kontribusi pada peningkatan kesehatan dan kesejahteraan (Elisabeth, 2007).

Kemitraan antara perawat komunitas dan pihak-pihak terkait dengan masyarakat digambarkan dalam bentuk garis hubung antara komponen-komponen yang ada. Hal ini memberikan pengertian perlunya upaya kolaborasi dalam mengkombinasikan keahlian masing-masing yang dibutuhkan untuk mengembangkan strategi peningkatan kesehatan masyarakat (Elisabeth, 2007).

4. Pemberdayaan (Empowerment)

Konsep pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhana sebagai proses pemberian kekuatan atau dorongan sehingga membentuk interaksi transformatif kepada masyarakat, antara lain: adanya dukungan, pemberdayaan, kekuatan ide baru, dan kekuatan mandiri untuk membentuk pengetahuan baru (Elisabeth, 2007).

(16)

tidak terlepas dari upaya-upaya untuk meningkatkan kapasitas, kepemimpinan dan partisipasi masyarakat (Elisabeth, 2007).

c. Sasaran

Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit yang mempunyai masalah kesehatan atau perawatan (Effendy, 1998), sasaran ini terdiri dari :

1. Individu

Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada individu sebagai klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya mencakup kebutuhan biologi, social, psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurang kemauan menuju kemandirian pasien/klien.

2. Keluarga

Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia dapat dilihat pada Hirarki Kebutuhan Dasar Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri.

3. Kelompok khusus

Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan.

4. Tingkat Komunitas

Pelayanan asuhan keperawatan berorientasi pada individu, keluarga dilihat sebagai satu kesatuan dalam komunitas. Asuhan ini diberikan untuk kelompok beresiko atau masyarakat wilayah binaan. Pada tingkat komunitas, asuhan keperawatan komunitas diberikan dengan mamandang komunitas sebagai klien.

d. Peran Perawat Komunitas (Provider Of Nursing Care)

Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan masyarakat diantaranya adalah :

(17)

Memberikan asuhan keperawatan melalui mengkaji masalah skeperawatan yang ada, merencanakan tindakan keperawatan, melaksanakan tindakan keperawatan dan mengevaluasi pelayanan yang telah diberikan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

2) Sebagai Pendidik dan konsultan (Nurse Educator and Counselor)

Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik di rumah, puskesmas, dan di masyarakat secara terorganisir dalam rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga terjadi perubahan perilaku seperti yang diharapkan dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal.

Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan mengatasi tatanan psikologis atau masalah sosial untuk membangun hubungan interpersonal yang baik dan untuk meningkatkan perkembangan seseorang. Di dalamnya diberikan dukungan emosional dan intelektual.

Proses pengajaran mempunyai 4 komponen yaitu : pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Hal ini sejalan dengan proses keperawatan dalam fase pengkajian seorang perawat mengkaji kebutuhan pembelajaran bagi pasien dan kesiapan untuk belajar. Selama perencanaan perawat membuat tujuan khusus dan strategi pengajaran. Selama pelaksanaan perawat menerapkan strategi pengajaran dan selama evaluasi perawat menilai hasil yang telah didapat (Mubarak, 2005).

3) Sebagai Panutan (Role Model)

Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh yang baik dalam bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat tentang bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat ditiru dan dicontoh oleh masyarakat.

4) Sebagai pembela (Client Advocate)

Pembelaan dapat diberikan kepada individu, kelompok atau tingkat komunitas. Pada tingkat keluarga, perawat dapat menjalankan fungsinya melalui pelayanan sosial yang ada dalam masyarakat. Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan termasuk di dalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien, memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien (Mubarak, 2005).

Tugas perawat sebagai pembela klien adalah bertanggung jawab membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi hal lain yang diperlukan untuk mengambil persetujuan (Informed Concent) atas tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya. Tugas yang lain adalah mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan karena klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan (Mubarak, 2005).

(18)

Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola berbagai kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan beban tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.

6) Sebagai kolaborator

Peran perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan cara bekerjasama dengan tim kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli gizi, ahli radiologi, dan lain-lain dalam kaitanya membantu mempercepat proses penyembuhan klien Tindakan kolaborasi atau kerjasama merupakan proses pengambilan keputusan dengan orang lain pada tahap proses keperawatan. Tindakan ini berperan sangat penting untuk merencanakan tindakan yang akan dilaksanakan (Mubarak, 2005).

7) Sebagai perencana tindakan lanjut (Discharge Planner)

Perencanaan pulang dapat diberikan kepada klien yang telah menjalani perawatan di suatu instansi kesehatan atau rumah sakit. Perencanaan ini dapat diberikan kepada klien yang sudah mengalami perbaikan kondisi kesehatan.

8) Sebagai pengidentifikasi masalah kesehatan (Case Finder)

Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang menyangkut masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang timbul serta berdampak terhadap status kesehatan melalui kunjungan rumah, pertemuan-pertemuan, observasi dan pengumpulan data.

9) Koordinator Pelayanan Kesehatan (Coordinator of Services)

Peran perawat sebagai koordinator antara lain mengarahkan, merencanakan dan mengorganisasikan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada klien. Pelayanan dari semua anggota tim kesehatan, karena klien menerima pelayanan dari banyak profesional (Mubarak, 2005).

10) Pembawa perubahan atau pembaharu dan pemimpin (Change Agent and Leader)

(19)

11) Pengidentifikasi dan pemberi pelayanan komunitas (Community Care Provider And Researcher)

Peran ini termasuk dalam proses pelayanan asuhan keperawatan kepada masyarakat yang meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi masalah kesehatan dan pemecahan masalah yang diberikan. Tindakan pencarian atau pengidentifikasian masalah kesehatan yang lain juga merupakan bagian dari peran perawat komunitas.

B. Konsep Kasus (Hipertensi) 1. Definisi

Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan diastoliknya di atas 90 mmHg (Smeltzer dan Bare, 2001 dalam Ahmad, 2009).

Menurut WHO (World Health Organization), batas normal adalah 120-140 mmHg sistolik dan 80-90 mmHg diastolik. Jadi seseorang disebut mengidap hipertensi jika tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 95 mmHg, dan tekanan darah perbatasan bila tekanan darah sistolik antara 140 mmHg- 160 mmHg dan tekanan darah diastolik antara 90 mmHg-95 mmHg (Poerwati, 2008). Sedangkan menurut lembaga-lembaga kesehatan nasional (The National Institutes of Health) mendefinisikan hipertensi sebagai tekanan sistolik yang sama atau di atas 140 dan tekanan diastolik yang sama atau di atas 90 (Diehl.2007).

2. Klasifikasi Hipertensi

Berdasarkan penyebab dikenal 2 jenis hipertensi, yaitu :

1) Hipertensi primer

Hipertensi primer juga disebut hipertensi ‘esensial’ atau ‘idiopatik’ dan merupakan 95% dari kasus-kasus hipertensi. Selama 75 tahun terakhir telah banyak penelitian untuk mencari etiologinya. Tekanan darah merupakan hasil curah jantung dan resistensi vascular, sehingga tekanan darah meningkat jika curah jantung meningkat, resistensi vascular perifer bertambah, atau keduanya. Beberapa faktor yang pernah dikemukakan relevan terhadap mekanisme penyebab hipertensi yaitu, genetik, lingkungan, jenis kelamin, dan natrium (gray.dkk, 2005).

2) Hipertensi renal atau hipertensi sekunder

(20)

aterosklerosis dan fibrodisplasia. Endokrin (1%) jika terdapa hipokalemia bersama hipertensi, tingginya kadar aldosteron dan rennin yang rendah akan mengakibatkan kelebihan-kelebihan (overload) natrium dan air (Gray.dkk, 2005).

3. Kriteria Hipertensi

Seperti yang telah diutarakan sebelumnya, tekanan darah umumnya diukur dengan manometer air raksa yang dinyatakan sebagai rasio sistolik dan diastolik, misalnya 120/70, yang berarti tekanan sistolik adalah 120 mmHg dan diastolik 70 mmHg (Soeharto, 2004). Dari berbagai kepustakaan disebutkan kriteria tekanan darah orang dewasa sebagai berikut :

Tabel 1. Kriteria Hipertensi

Kategori Tekanan

sistolik

Tekanan diastolik

Normal <130 mmHg <85 mmHg

Hipertensi ringan 131-159

Krisis hipertensi >210 mmHg >120

4. Etiologi

Sebagian besar kasus tekanan darah tinggi tidak dapat disembuhkan. Keadaan tersebut berasal dari suatu kecenderungan genetik yang bercampur dengan faktor-faktor risiko seperti stress, kegemukan, terlalu banyak makan garam, kurang gerak badan dan penyumbatan pembuluh darah. Ini disebut hipertensi esensial. Kalau seseorang mempunyai sejarah hipertensi keluarga dan mengidap hipertensi ringan, dia dapat mengurangi kemungkinan hipertensi berkembang lebih hebat dengan memberi perhatian khusus terhadap faktor-faktor risiko tersebut.Untuk kasus-kasus yang lebih berat, diperlukan pengobatan untuk mengontrol tekanan darah. Jenis lain dari hipertensi dikenal sebagai hipertensi sekunder, yaitu kenaikan tekanan darah yang kronis terjadi akibat penyakit lain, seperti kerusakan ginjal, tumor, saraf, renovaskuler dan lain-lain (soeharto,2004).

5. Tanda dan Gejala

(21)

yang digambarkan itu adalah sakit kepala, gelisah,susah tidur,dada berdebar-debar (Knight, 2006).

Hipertensi tidak memberikan tanda-tanda pada tingkat awal. Kebanyakan orang mengira bahwa sakit kepala terutama pada pagi hari, pusing, berdebar-debar, dan berdengung ditelinga merupakan tanda-tanda hipertensi. Tanda-tanda tersebut sesungguhnya dapat terjadi pada tekanan darah normal, bahkan seringkali tekanan darah yang relatif tinggi tidak memiliki tanda-tanda tersebut. Cara yang tepat untuk meyakinkan seseorang memiliki tekanan darah tinggi adalah dengan mengukur tekanannya. Hipertensi sudah mencapai taraf lanjut, yang berarti telah berlangsung beberapa tahun, akan menyebabkan sakit kepala, pusing, napas pendek, pandangan mata kabur, dan mengganggu tidur (Soeharto, 2004).

6. Faktor-Faktor Risiko Hipertensi

1) Genetik

Dibanding orang kulit putih, orang kulit hitam di negara barat lebih banyak menderita hipertensi, lebih tinggi hipertensinya, dan lebih besar tingkat morbiditasnya maupun mortilitasnya, sehingga diperkirakan ada kaitan hipertensi dengan perbedaan genetik. Beberapa peneliti mengatakan terdapat kelainan pada gen angiotensinogen tetapi mekanismenya mungkin bersifat poligenik (Gray.dkk, 2005)

2) Usia

Kebanyakan orang berusia di atas 60 tahun sering mengalami hipertensi, bagi mereka yang mengalami hipertensi, risiko stroke dan penyakit kardiovaskular yang lain akan meningkat bila tidak ditangani secara benar (Soeharto, 2004).

3) Jenis kelamin

Hipertensi lebih jarang ditemukan pada perempuan pra-monopause dibanding pria, yang menunjukkan adanya pengaruh hormon (Gray.dkk, 2005).

4) Geografi dan lingkungan

Terdapat perbedaan tekanan darah yang nyata antara populasi kelompok daerah kurang makmur dengan daerah maju, seperti bangsa Indian Amerika Selatan yang tekanan darahnya rendah dan tidak banyak meningkat sesuai dengan pertambahan usia disbanding masyarakat barat (Gray.dkk, 2005).

5) Pola hidup

Tingkah laku seseorang mempunyai peranan yang penting terhadap timbulnya hipertensi. Mereka yang kelebihan berat badan di atas 30% , mengkonsumsi banyak garam dapur, dan tidak melakukan latihan mudah terkena hipertensi (Soeharto, 2004). 6) Garam dapur

(22)

mempengaruhi tingkat hipertensi. Mengkonsumsi garam menyebabkan haus dan mendorong kita minum. Hal ini meningkatkan volume darah didalam tubuh, yang berarti jantung harus memompa lebih giat sehingga tekanan darah naik. Kenaikan ini berakibat bagi ginjal yang harus menyaring lebih banyak garam dapur dan air. Karena masukan (input) harus sama dengan pengeluaran (output) dalam system pembuluh darah, jantung harus memompa lebih kuat dengan tekanan darah tinggi (Soeharto, 2004).

7) Merokok

Merokok merupakan salah satu faktor yang dapat diubah, adapun hubungan merokok dengan hipertensi adalah nikotin akan menyebabkan peningkatan tekana darah karena nikotin akan diserap pembulu darah kecil dalam paruparu dan diedarkan oleh pembuluh darah hingga ke otak, otak akan bereaksi terhadap nikotin dengan memberi sinyal pada kelenjar adrenal untuk melepas efinefrin (Adrenalin). Hormon yang kuat ini akan menyempitkan pembulu darah dan memaksa jantung untuk bekerja lebih berat karena tekanan yang lebih tinggi.Selain itu, karbon monoksida dalam asap rokokmenggantikan oksigen dalam darah. Hal ini akan menagakibatkan tekana darah karena jantung dipaksa memompa untuk memasukkan oksigen yang cukup kedalam orga dan jaringan tubuh ( Astawan, 2002 dalam wijaya, 2009 ).

7. Komplikasi Hipertensi

1) Stroke dapat timbul akibat tekanan darah yang tinggi ke pembuluh darah otak baik itu dalam bentuk sumbatanatau pembuluh darah yang pecah sehingga terjadi perdarahan, atau akibat embolus yang terlepas dari pembuluh darah yang mengalami tekanan.Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronik apabila arteri-arteri yang memperdarahi otak mengalami hipertropi dan menebal, sehingga aliran darah ke daerah-daerah yang diperdarahinya berkurang. Arteri-arteri otak yang mengalami arterosklerosis dapat melemah sehingga meningkatkan kemungkinan terbentuknya aneurisma (Corwin, 2005).

(23)

3) Gagal ginjal dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan tinggi pada kapiler-kepiler ginjal, glomerolus. Dengan rusaknya glomerolus, darah akan mengalir keunit-unit fungsional ginjal, nefron akan terganggu dan dapat berlanjut menjadi hipoksia dan kematian. Dengan rusaknya membran glomerolus, protein akan keluar melalui urin sehingga tekanan osmotik koloid plasma berkurang, menyebabkan edema yang sering dijumpai pada hipertensi kronik (Corwin, 2005).

4) Gagal jantung atau ketidakmampuan jantung dalam memompa darah yang kembalinya kejantung dengan cepat mengakibatkan cairan terkumpul di paru,kaki dan jaringan lain sering disebut edma.Cairan didalam paru – paru menyebabkan sesak napas,timbunan cairan ditungkai menyebabkan kaki bengkak atau sering dikatakan edema (Amir, 2002)

5) Ensefalopati dapat terjadi terjadi terutama pada hipertensi maligna (hipertensi yang cepat). Tekanan yang tinggi pada kelainan ini menyebabkan peningkatan tekanan kapiler dan mendorong cairan ke dalam ruang intertisium diseluruh susunan saraf pusat. Neron- neron disekitarnya kolap dan terjadi koma serta kematian (Corwin, 2005).

8. Pengobatan Hipertensi

Setelah diagnosa hipertensi ditegakkan dan diklasifikasikan menurut golongan atau derajatnya, maka dapat dilakukan dua strategi penatalaknaan dasar yaitu :

Non farmakologik, yaitu tindakan untuk mengurangi faktor risiko yang telah diketahui akan menyebabkan atau menimbulkan komplikasi, misalnya menghilangkan obesitas, menghentikan kebiasaan merokok, alkohol, dan mengurangi asupan garam serta olahraga.

Farmakologik, yaitu memberikan obat anti hipertensi yang telah terbukti kegunaannya dan keamanannya bagi penderita .Pengobatan hipertensi yang paling baik adalah :

a) Selalu mengontrol tekanan darah secara teratur dengan memeriksakan diri ke dokter atau pelayanan kesehatan terdekat

b) Selalu minum obat teratur meskipun tanpa keluhan. c) Mengurangi konsumsi garam.

9. Perbanyak konsumsi sayur dan buah.

9. Pencegahan

(24)

Usaha pencegahan juga bermanfaat bagi penderita hipertensi agar penyakitnya tidak menjadi parah, tentunya harus disertai pemakaian obat-obatan yang ditentukan oleh dokter. Agar terhindar dari komplikasi fatal hipertensi, harus diambil tindakan pencegahan yang baik (Stop High Blood Pressure), antara lain dengan cara menghindari faktor risiko hipertensi.

Makanan merupakan faktor penting yang menentukan tekanan darah. Mengkonsumsi buah dan sayuran segar dan menerapkan pola makan yang rendah lemak jenuh, kolesterol, lemak total, serta kaya akan buah, sayur, serta produk susu rendah lemak telah terbukti secara klinis dapat menurunkan tekanan darah.

Resiko seseorang untuk mendapatkan hipertensi (kecuali yang esensial), dapat dikurangi dengan cara :

1) Memeriksa tekanan darah secara teratur. 2) Menjaga berat badan ideal.

3) Mengurangi konsumsi garam.

1. Tidur yang cukup, antara 6-8 jam per hari.

2. Kurangi makanan berkolesterol tinggi dan perbanyak aktifitas fisik untuk mengurangi berat badan.

3. Kurangi konsumsi alkohol. 4. Konsumsi minyak ikan.  Pencegahan Sekunder

1. Pola makanam yamg sehat.

2. Mengurangi garam dan natrium di diet 3. Fisik aktif

4. Mengurangi Akohol intake. 5. Berhenti merokok.

 Pencegahan Tersier

1) Pengontrolan darah secara rutin.

(25)

BAB III

PENGKAJIAN

A. DATA UMUM PUSKESMAS 1. Profil Puskesmas Padang Selasa

Puskesmas adalah unit pelaksanaan pembangunan kesehatan yang mandiri di garis depan dan bertanggung jawab terhadap pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative. Untuk itu puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan masyarakat mempunyai wilayah kerja satu kecamatan yang artinya puskesmas sebagai satuan organisasi yang diberikan kewenangan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota untuk melaksanakan tugas-tugas operasional pembangunan kesehatan dengan tujuan :

a. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat umum, khususnya masyarakat yang berada di wilayah kerjanya.

b. Memperpanjang harapan hidup. c. Mengurangi angka kematian.

(26)

Puskesmas Padang Selasa sejak pertama kali diresmikan menjadi puskesmas induk telah mengalami beberapa kali pergantian kepemimpinan Puskesmas, yaitu :

1. Sejak tahun 1988 s.d 1989 dipimpin oleh dr. Eddy Zakarly 2. Sejak tahun 1989 s.d 1992 dipimpin oleh dr. Rahmiati 3. Sejak tahun 1992 s.d 1993 dipimpin oleh dr. Yusmaniar 4. Sejak tahun 1993 s.d 1994 dipimpin oleh dr. Ettie.S

5. Sejak tahun 1994 s.d 1996 dipimpin oleh dr. Sri Mariawati

6. Sejak tahun 1998 s.d 2000 dipimpin oleh dr. Anton Suwindro, M.Kes 7. Sejat tahun 2000 s.d 2002 dipimpin oleh dr. Novia Diana Roza 8. Sejak tahun 2002 s.d 2004 dipimpin oleh dr. Hj. Salmah Hamid 9. Sejak tahun 2004 s.d 2005 dipimpin oleh dr. Dian Hayati

10. Sejak tahun 2005 s.d 2009 dipimpin oleh dr. Hj. Nurul Komariah, AS.MARS 11. Sejak Juli 2009 s.d 2012 dipimpin oleh dr. Hj. Fade Fatimah

12. Sejak Oktober 2012 s.d sekarang dipimpin oleh drg. Lizzana Farianty

2. Visi Puskesmas Padang Selasa Palembang

Terwujudnya puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan yang terbaik.

3. Misi Puskesmas Padang Selasa Palembang

1. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan disiplin kerja. 2. Meningkatkan fasilitas sarana dan prasarana.

3. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. 4. Meningkatkan partisipasi masyarakat. 5. Meningkatkan kesejahteraan karyawan.

4. Motto Puskesmas Padang Selasa Palembang Tubuh sehat, hati bahagia.

5. Budaya Kerja Puskesmas Padang Selasa Palembang

Tanggung Jawab

Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu.

Empati

Memberikan pelayanan yang merata kepada seluruh lapisan masyarakat.

Ramah

Baik hatu, manis tutur kata dan sikapnya.

Budi Pekerti

(27)

Adil

Jujur, lurus, tulus dan seimbang.

Inisiatif

Melakukan pekerjaan tanpa menunggu perintah.

Kekeluargaan

Interaksi yang membentuk rasa saling memiliki dalam suatu system.

6. Kebijakan Mutu Puskesmas Padang Selasa Palembang

Puskesmas Padang Selasa bertekad memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik dan terpercaya demi meningkatkan pembangunan kesehatan.

7. Komitmen Puskesmas Padang Selasa

Kami, Pimpinan dan karyawan Puskesmas Padang Selasa berkomitmen untuk memberikan pelayanan sesuai dengan pelayanan ISO dengan budaya kerja yag terbaik.

8. Tujuan

a. Tujuan Umum

Terpenuhinya gambaran umum Puskesmas Padang Selasa dan sebagai acuan bagi Dinas Kesehatan Kota Palembang.

b. Tujuan Khusus

1. Dapat diketahuinya hasil program-program yang sudah tercapai

2. Dapat diketahuinya kekurangan dan kelemahan Puskesmas Padang Selasa, sehingga dapat dicarikan pemecahannya.

(28)

9. Struktur Organisasi

KEPALA PUSKESMAS

KA. SUB.BAG TATA USAHA

KEPEGAWAIAN KEUANGAN INVENTARIS

KESLING GIGI & MULUTKESEHATAN

(29)

10. Sumber Dana

Sumber dana pembuatan Profil Puskesmas Padang Selasa ini didapat dari dana BOK.

11. Fungsi Dan Program Puskesmas

A. Fungsi Puskesmas

1. Sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasn kesehatan 2. Sebagai pusat pemberdayaan kesehatan dan keluarga

3. Sebagai pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama. B. Program Puskesmas

1. Program Pokok

a. Promosi Kesehatan b. Kesehatan Lingkungan

c. P2M (Pemberantasan Penyakit Menular) d. KIA/KB

e. Perbaikan Gizi f. Pengobatan

2. Program Pengembangan

a. Upaya Kesehatan Usia Lanjut b. Upaya Kesehatan Sekolah

c. Upaya Kesehatan Mata/Pencegah Kebutaan

d. Upaya Kesehatan Telinga/Pencegahan Gangguan Pendengaran e. Kesehatan Jiwa

f. Kesehatan Olahraga

g. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Gigi h. Perawatan Kesehatan Masyarakat

i. Bina Kesehatan Trdisional j. Bina Kesehatan Kerja. 3. Program Penunjang

a. SP2TP (Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas) b. Laboratorium

 Darah Rutin (Hb, Leukosit, Thrombosit)

 Urine Strip

 Tes Kehamilan

(30)

 Kimia Darah Strip

 Sputum

Selain itu Puskesmas Padang Selasa memiliki menu untuk pelayanan kesehatan di luar gedung, yaitu :

1. Posyandu Lansia

 Pemberian Vit. A dan pil penambah darah

 Konsultasi balita BGM ( Bawah Garis Merah ), obesitas

 Konsultasi Diet

 Konsultasi bayi / balita sehat

2) Pelayanan Imunisasi

 Tetanus tosoid bumil / tetanus toksoid calon pengantin

B. PENGKAJIAN DATA MASYARAKAT

Berdasarkan data yang diperoleh dari mahasiswa D.IV keperawatan Poltekkes Palembang di wilayah Tanjung Rawo RT.53 diperoleh data sebagai berikut :

1. Data Umum

RT. 53 RW.16 kelurahan Bukit Lama kecamatan Ilir Barat I, yang merupakan bagian dari wilayah kerja puskesmas padang selasa, RT 53 terdiri dari 209 KK, dengan jumlah penduduk 728 jiwa.

1. Wilayah tanjung Rawo Rt. 53 berbatasan dengan : 2. Sebelah utara berbatasan dengan : Rt. 52 3. Sebelah timur berbatasan dengan : Rt. 42 4. Sebelah selatan berbatasan dengan : Rt. 54

(31)

Diagram 1. Distribusi Penduduk Berdasarkan Usia

Berdasarkan diagram 1, jumlah penduduk paling banyak adalah usia dewasa dengan persentase 47,1% yaitu sebanyak 40 jiwa, usia anak-anak dengan persentase 20% yaitu sebanyak 17 jiwa, usia lansia dengan persentase 17,6% sebanyak 15 jiwa , usia remaja dengan persentase 9,4% yaitu sebanyak 8 jiwa dan paling sedikit adalah bayi dengan persentase 5,9% yaitu 5 jiwa.

Diagram 2. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan diagram 2 diatas, terlihat bahwa penduduk dengan jenis kelamin laki-laki paling banyak dengan persentase 54,1% yaitu sebanyak 46 jiwa dan jenis kelamin perempuan dengan persentase 45,9% yaitu sebanyak 39 jiwa.

5,9 %

20 %

9,4 % 17,6 %

47,1 %

45,9 %

(32)

Diagram 3.Distribusi Penduduk Berdasarkan Pendidikan

Berdasarkan diagram 3, dapat dilihat distribusi penduduk berdasarkan pendidikan yaitu SD sebanyak 38 jiwa (44,7 %), SMP sebanyak 11 jiwa (12,9%), SMA sebanyak 25 jiwa (29,4%), tidak sekolah sebanyak 9 jiwa (10,6%), dan Perguruan Tinggi sebanyak 2 jiwa (2,4%) Dari data diatas perlu diperhitungkan faktor tingkat pendidikan dalam memberikan tindakan keperawatan berupa penyuluhan kesehatan.

Diagram 4. Distribusi Penduduk Berdasarkan Penghasilan Mata Pencaharian

Berdasarkan diagram 4 diatas, dapat dilihat bahwa mayoritas jenis pekerjaan adalah buruh yaitu sebanyak 15 jiwa (50%), tidak bekerja sebanyak 5 jiwa (16,6%), swasta sebanyak 4 jiwa

29,4 %

44,7 % 12,9 %

(33)

(13,3%), wiraswata sebanyak 2 jiwa (6,7%) sopir sebanyak 2 jiwa (6,7%) satpam sebanyak 1 jiwa (3,3%) dan pns yaitu sebanyak 1 jiwa (3,3%).

Diagram 5. Distribusi Penduduk Berdasarkan Penghasilan

Berdasarkan diagram 5 diatas, dapat diketahui bahwa sebanyak 9 keluarga (30%) berpenghasilan perbulannya < Rp. 500.000, dan yang berpenghasilan perbulannya > Rp.1.000.000 sebanyak 21 keluarga (70%). Dengan melihat data diatas dapat dipertimbangkan intervensi keperawatan yang berhubungan dengan penghasilan keluarga.

Diagram 6. Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama

Hasil pengkajian pada 30 KK, didapatkan data seluruh warga Rt.53 Rw.16 beragama Islam. Warga Rt.53 Rw. 16 secara umum masih memegang teguh nilai-nilai kemasyarakatan seperti gotong royong, silaturahmi, dan musyawarah. Warga Rt.53 Rw.16 mengadakan jadwal pertemuan rutin setiap bulannya. Pertemuan tersebut merupakan media silaturahmii warga, arisan, posyandu lansia dan balita, penyampaian informasi dari pemerintah RT maupun informasi lainnya

2. Nutrisi

Hasil pengkajian pada 30 KK, didapatkan data sebanyak 7 KK cara penyajian makanan terbuka, sebagian besar warga menggunakan garam 1 sendok teh dalam sekali masakn, dan 13

70%

30 %

(34)

KK (43,3%) dalam penggunaan minyak goreng lebih dari 3 kali penggorengan. Sebanyak 10 K (33,7%) mengatakan setiap hari memiliki kebiasaan mengkonsumsi makanan berlemak dan 20 KK (66,7%) kadang – kadang mengkonsumsi makanan berlemak. Sebanyak 23 KK (76,7%) mengatakan rutin mengkonsumsi kopi pada pagi dan sore hari. Sebanyak 20 KK (66,7%) mengatakan terdapat anggota keluarga yang merokok.

Diagram 7. Distribusi Penduduk Berdasarkan Anggota Keluarga Merokok

3. Lingkungan

Keadaan masyarakat Rt.53 Rw.16 secara umum ramah dan religius. Sebagian besar warga menggunakan air PDAM sebagai sumber air bersih. Hanya ada beberapa warga yang memiliki Sumur di dekat rumah. Kondisi perumahan warga sebagian besar terlalu rapat antara yang satu dengan yang lain. Berkaitan dengan kebersihan lingkungan, secara umum masing-masing rumah tangga mempunyai tempat sampah sementara yang terbuka. Proses pembuangan sampah dilakukan oleh petugas sampah. Sebagian besar warga tidak memiliki kandang ternak disekitar rumahnya.

Pada pendataan kasus ini permasalahan lingkungan difokuskan pada beberapa aspek yaitu pembuangan sampah, pembuangan limbah, perumahan, dan sumber air.

A. Perumahan

Jenis rumah di Rt.53 Rw.16 dari 30 KK yang dikaji adalah permanent yaitu sejumlah 29 KK (96,7%) dan 1 KK (3,3%) yaitu semi permanent. Sebanyak 23 KK (76,7%) dengan status rumah kepemilikan sendiri, 6 KK (20%) dengan status rumah kotrak dan 1 KK (3,3%) dengan status rumah sewa bulanan. Dari 30 KK, 21 KK dengan rumah memiliki ventilasi sedangkan 9 KK dengan rumah tidak memiliki ventilasi. Pencahayaan rumah pada 25 KK (83,3%) adalah terang, namun masih terdapat 5 KK (16,7%) dengan pencahayaan remang-remang. Atap Rumah pada 24 KK (80%) adalah seng, 6 KK (20%) adalah genteng. Lantai rumah pada 22 KK (73,3%) adalah Keramik, 7 KK (23,3%) adalah plester dan 1 KK (3,3%) adalah tanah. Status kepemilikan rumah 23

33,3%

(35)

KK (76,7%) milik sendiri, 6 KK (20%) Kontrakan dan 1 KK (3,3%) sewa bulanan. Jarak antara rumah satu dengan yang lain dapat dilihat pada diagram dibawah ini.

Diagram 8. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jarak Antar Rumah

Berdasarkan diagram 8 diatas, terdapat 16 rumah (53,3%) dengan rumah yang berdekatan, 9 rumah (30%) dengan rumah yang bersatu dan 5 rumah (16,7%) dengan jarak antar rumah > 10 meter.

B. Pembuangan Sampah

1) Tempat Pembuangan Sampah

66,7 %

6,7 % 26,7 %

9 16 5

53,3%

30%

(36)

Diagram 9. Distribusi Penduduk Berdasarkan Tempat Pembuangan Sampah

Berdasarkan diagram 9 diatas, Sebanyak 20 KK ( 66,7%) mempunyai tempat sampah sementara yang terbuka, 8 KK (26,7%) dengan dibakar dan 2 KK (6,7%) dengan ditimbun. Proses pembuangan sampah dilakukan oleh petugas sampah.

C. Pembuangan Limbah 1) Kebiasaan BAB

No Kebiasaan BAB Frekuensi Persentase

Jamban/WC 30 100 %

Sungai 0 0 %

Jumlah 30 100 %

Tabel 2. Distribusi Penduduk Berdasarkan Kebiasaan BAB

Berdasarkan tabel 2 diatas, distribusi penduduk berdasarkan kebiasaan BAB yaitu 30 KK(100%) semunya di WC.

2) Kepemilikaan Jamban

Diagram 10. Distribusi Penduduk Berdasarkan Kepemilikaan Jamban

25 5

83,3%

(37)

Berdasarkan diagram 10 diatas, distribusi penduduk berdasarkan kepemilikan jamban yaitu Ada jamban sebanyak 25 KK (83,3 %), dan Tidak ada jamban sebanyak 5 KK (16,7%).

3) Kepemilikan Septic Tank

Diagram 11. Distribusi Penduduk Berdasarkan Kepemilikan Septic Tank

Berdasarkan diagram 11 diatas, distribusi Penduduk berdasarkan kepemilikan septic tank yaitu 25 KK yang memiliki jamban (83,3 %) semunya mempunyai septic tank dan sebanyak 5 KK (16,7%) tidak memiliki setic tank karena tidak memiliki jamban.

4) Saluran Pembuangan Air Limbah

83,3%

16,7%

(38)

Diagram 12. Distribusi Penduduk Berdasarkan Kepemilikan Saluran Pembuangan Air Limbah

Berdasarkan diagram 12, distribusi Penduduk berdasarkan kepemilikan saluran pembuangan air limbah yaitu 28 KK (93,3 %) yang memiliki saluran pembuangan air limbah. Sedangkan 2 KK (6,67%) tidak mempunyai saluran pembuanan air limbah sehingga pembuangan air limbah miliknya dibuang disembarang tempat tanpa saluran .

5) Jenis Tempat Pembuangan Air Limbah

28 KK 2 KK

93,3 %

(39)

Diagram 13. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Tempat Pembuangan Air Limbah

Berdasarkan diagram 13, 19 KK ( 63,3%) membuang air limbah ke Got/Selokan, 9 KK (30%) membuang ke parit dan 2 KK (6,7%) yang tidak memiliki saluran pembuangan air limbah membuang air limbahnya sembarang atau tanpa tempat pembuangan air limbah.

D. Sumber Air

Diagram 14. Distribusi Penduduk Berdasarkan Sumber Air Minum dan Masak

Berdasarkan diagram 14, distribusi penduduk berdasarkan sumber air minum dan masak yaitu PDAM sebanyak 24 KK (80 %), Sumur gali sebanyak 6 KK (20%).

63,3%

30%

6,7%

9 19 2

6 KK 24 KK

80%

(40)

Diagram 15. Distribusi Penduduk Berdasarkan Tempat Penyimpanan Air

Berdasarkan diagram 15, distribusi penduduk berdasarkan tempat penyimpanan air yaitu tertutup sebanyak 23 KK (76,7 %), terbuka sebanyak 7 KK (23,3%).

Diagram 16. Distribusi Penduduk Berdasarkan Pengurasan Tempat Penyimpanan Air

Berdasarkan diagram 16, distribusi penduduk berdasarkan pengurasan tempat penyimpanan air yaitu kurang dari satu minggu sebanyak 21 KK (70 %), lebih dari satu minggu sebanyak 9 KK (30%).

4. Pelayanan Kesehatan dan Sosial

Pelayanan Kesehatan terdekat di Rt.53 Rw.16 adalah posyandu balita dan posyandu lansia, Posyandu Balita dilaksanakan sebulan sekali yaitu rabu minggu kedua dan posyandu lansia setiap tanggal 29. Selain menggunakan fasilitas kesehatan terdekat , sebagian besar warga biasa berobat ke Puskesmas Padang Selasa yang letaknya 4,2 km dari wilayah RT.

Hasil pengkajian pada 30 KK menunjukan bahwa sebanyak 25 keluarga memiliki kebiasaabn berobat ke Puskesmas bila sakit. Ada juga yamg biasa berobat ke dokter praktik. Jaminan kesehatan tebanyak yang dimiliki warga Rt. 53 Rw. 16 adalah KIS (Kartu Indonesia

23,3%

76,7%

30%

(41)

Sehat) yaitu sebanyak 23 keluarga (76,7%) dari 30 KK yang dikaji, Askes yaitu sebanyak 3 keluarga (10%), BPJS sebanyak 1 keluarga (3,3%) dan yang tidak memiliki jaminan kesehatan yaitu sebanyak 3 keluarga (10%).

Diagram 17. Distribusi Penduduk Berdasarkan Kepemilikan Jaminan Kesehatan

5. Pasangan Usia Subur

Diagram 18. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jumlah Pasanga Usia Subur

Berdasarkan diagram 18, distribusi penduduk berdasarkan pasangan usia subur yaitu terdapat 11 PUS (36,75) dari 30 KK Rt.53 RW.16. PUS yang menggunakan akseptor KB ada 6 orang (54,5%). Jenis KB yang digunakan adalah suntik dan pil. Penyebab 5 PUS (45,5%) tidak menggunakan KB karena dilarang suami, faktor agama, tidak tahu dan lain-lain, termasuk ingin mendapatkan keturunan dan karena penyakitnya.

36,7%

67,3%

10%

10% 3,3%

(42)

6. Ibu Hamil

Jumlah ibu hamil di Rt.53 Rw.16 dari hasil pengkajian ke 30 KK adalah 5 orang (16,7%). Usia kehamilan bervariasi dari trimester I sampai III. Ada 3 ibu hamil (60%) mengatakan sudah mendapatkan imunisasi TT, 2 ibu hamil (40%) tidak mendapatkan imunisasi TT dengan alasan tidak tahu manfaatnya. Semua ibu hamil rutin memeriksakan kehamilannya, ada yang 3 kali sampai lebih dari 4 kali. Semua ibu hamil memiliki KMS. Keluhan yang dirasakan ibu hamil bervariasi mulai dari lemah, letih, lesu, mual sampai muntah.

Diagram 19. Distribusi Penduduk Bedasarkan Jumlah Ibu Hamil

7. Ibu Menyusui

Jumlah ibu menyusui di Rt. 53 Rw.16 dari 30 KK yang dikaji adalah 5 KK (16,7%) yang dalam keluarganya terdapat ibu hamil. Dari 5 KK tersebut, semua ibu memberikan ASI pada anaknya, dengan frekuensi pemberian yang tidak terjadwal. Sebanyak 3(60%) dari 5 ibu menyusui tidak mengetahui cara menyusui yang benar dan hanya 1(20%) ibu yang mengetahui kebutuhan gizi seimbang untuk ibu menyusui.

Diagram 20. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jumlah Ibu Menyusui 83,3%

16,7%

16,7%

(43)

8. Bayi Dan Balita

Jumlah bayi di Rt.53 Rw.16 dari 30 KK yang dikaji adalah 5 KK (16,7%) yang memiliki bayi . Semua bayi dalam keluarga tersebut mengikuti posyandu dan memiliki KMS. Pemberian imunisasi pada bayi sesuai usia mencapai angka 100% dan hanya 1 bayi (20%) yang sedang mengalami sakit pilek.

Diagram 21. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jumlah Bayi

Sedangkan balita di Rt.53 Rw.16 dari 30 KK yang dikaji adalah 4 KK (13,3%) yang memiliki balita dalam keluarganya. Semua balita mengikuti posyandu. Pemberian imunisasi pada balita sesuai usia mencapai angka 100%. Kepemilikan KMS dari 4 balita, hanya 2 balita (50%) yang memiliki KMS dan hanya 1 balita (25%) yang sedang mengalami sakit pilek

83,3%

(44)

Diagram 22. Distribusi Penduduk Berdasarka Jumlah Balita 9. Anak Dan Remaja

Jumlah anak dan remaja di Rt.53 Rw.16 dari 85 jiwa yang dikaji terdapat 22 jiwa (25,7%). Pembagian kelompok rentang usia anak dan remaja mulai dari 6-10 tahun, 11-15 tahun dan 16-21 tahun.

No Usia Anak Jumlah Persentase

1. 6 – 10 Tahun 8 38 %

2. 11 – 16 Tahun 5 24 %

3. 17 – 21 Tahun 8 38 %

Jumlah 21 100 %

Tabel 3. Data Anak berdasarka Kelompok Usia

Berdasarkan tabel 3, didapatkan data bahwa sebanyak 4 remaja (50%) dari 8 remaja sudah lulus sekolah dan sudah bekerja, sedangkan 4 remaja (50%) melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi. Berkaitan dengan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, semua remaja mengatakan mengetahui tentang kesehatan reproduksi dan pengetahuan tentang kenakalan remaja. Remaja mengatakan sudah mengetahui tentang kenakalan remaja mulai dari merokok sampai membolos sekolah. Sebanyak 5 remaja (62,5%) dari 8 remaja mengatakan mengetahui tentang penyakit HIV atau AIDS.

86,7%

(45)

10. Lanjut Usia (Lansia)

Jumlah lansia di Rt.53 Rw.16 dari 85 jiwa yang dikaji adalah 15 jiwa. Jenis penyakit yang terjadi pada lansia paling banyak adalah hipertensi yaitu 8 lansia (53,3%). Selain itu juga terdapat keluhan lain seperti reumatik 3 orang (20%), penyakit jantung 1 orang (6,7%), Asma 1 orang (6,7%) dan Osteoporosis 2 orang (13,3%) . Sebanyak 13 lansia (86,7%) mengatakan upaya yang

dilakukan dalam meningkatkan kesehatan adalah dengan berobat ke sarana kesehatan dan 2 lansia (13,3%) mengatakan tidak melakukan upaya untuk meningkatkan kesehatannya yaitu membiarkan penyakitnya sembuh sendiri. Posyandu lansia sudah terdapat di Rt.53 Rw.16 sehingga sudah ada kegiatan khusus berkaitan dengan kesehatan yang diadakan untuk lansia.

Diagram 23 Distribusi Penduduk Bedasarkan Penyakit pada Lansia 11. Data Kesehatan

53,3% 13,3%

20% 6,7%

(46)

Diagram 24 Distribusi Penyakit yang Diderita Satu Tahun Terakhir

Dari data diagram 24, dapat diketahui penyakit terbanyak yang diderita oleh warga adalah hipertensi sebanyak 38,9%. Rematik 11,1%. DM 5,6% Pilek 22,2%, Diare 5,6%, Thypoid 11,1 % dan TBC 5,6%. Hal ini berpengaruh dari pola hidup individu, keadaan lingkungan.

1) Hipertensi

Angka kejadian hipertensi dari 30 KK yang dikaji, didapatkan sebanyak 25 orang dalam keluarga menderita hipertensi. Sebanyak 15 KK (50%) mengatakan mengetahui penyakit hipertensi. Penanganan anggota keluarga dengan hipertensi yang paling banyak dilakukan warga adalah dengan berobat ke RS/Puskesmas. Tindakan perawatan yang dilakukan oleh 15 orang (60%) adalah dengan minum obat yang didapatkan dari puskesmas, 3 orang (12%) olahraga, dan sisanya sebanyak 7 orang (28%) mengatasi hipertensi dengan konsumsi makanan seimbang. Data hasil pengkajian faktor risiko hipertensi adalah sebagai berikut:

a) Sebanyak 30 KK mengatakan menggunakan garam dapur kurang lebih 1 sdt dalam sekali masak

b) Sebanyak 13 KK (43,3%) dalam penggunaan minyak goreng lebih dari 3 kali penggorengan

c) Sebanyak 10 KK (33,3%) mengatakan setiap hari memiliki kebiasaan konsumsi makanan berlemak dan 20 KK (66,7%) kadang-kadang mengkonsumsi makanan berlemak.

d) Sebanyak 20 KK (66,7%) mengatakan tidak melakukan pemeriksaan rutin tekanan darah ke fasilitas kesehatan.

38,9 % 22,2 %

5,6 % 11,1 %

(47)

e) Konsumsi kopi rutin setiap pagi dan sore dilakukan oleh 23 KK (76.67%) dari 30 KK yang dikaji.

f) Sebanyak 10 KK (33,3%) mengatakan tidak melakukan berolahraga.

g) Sebanyak 20 KK (66,7%) mengatakan terdapat anggota keluarga yang merokok.

C. ANALISA DATA

No Data Problem Etiologi

1. 1. Sebanyak 30 KK mengatakan menggunakan garam dapur kurang lebih 1 sdt dalam sekali masak

2. Sebanyak 13 KK (43,3%) dalam penggunaan minyak goreng lebih dari 3 kali penggorengan

3. Konsumsi kopi rutin pagi dan sore dilakukan oleh (76,7%) warga

4. Sebanyak 10 KK (33,3%) mengatakan tidak melakukan berolahraga

5. Penderita hipertensi dalam keluarga sebanyak (29,48%) konsumsi makanan seimbang ( 28%)

Tingginya kasus

(48)

yang terbuka (66,7%)

2. Pengurasan tempat penampungan air lebih dari satu minggu (30 %)

3. Tempat Pembuangan air limbah sembarangan (6,7%)

4. Warga yang tidak memilki saluran pembuangan limbah (6,67%)

5. Warga yang tidak memiliki septic tank (16,7%)

6. Warga yang tidak memiliki jamban (16,7%)

kasus penyakit di RT.53 RW.16

(49)

D. PERUMUSAN PRIORITAS MASALAH

Keterangan :

Keterangan Nilai :

a. Sesuai dengan peran perawat komunitas g. Sesuai program pemerintah 1. Sangat rendah

b. Jumlah yang berisiko h. Sumber daya tempat 2. Rendah

c. Besarnya risiko i. Sumber daya waktu 3. Cukup

d. Potensial untuk ditangani dengan pendkes j. Sumber daya dana 4. Tinggi

e. Minat masyarakat k. Sumber daya peralatan 5. Sangat tinggi

f. Kemungkinan Untuk diatasi l. Sumber daya manusia

N

o Masalah Kesehatan

Kriteria Penapisan

a b c d E f g h i j k l Jumlah

1. Tingginya kasus Hipertensi di RT.53 RW.16 disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dalam memelihara kesehatan

5 2 5 5 3 4 3 4 4 3 3 3 44

2. Risikopeningkatan kasus penyakit di RT.53 RW.16 disebabkan oleh kurangnya perilaku hidup bersih dan sehat

(50)

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Tingginya kasus Hipertensi di RT.53 RW.16 berhubungan dengan kurangnya pengetahuan warga dalam memelihara kesehatan.

(51)

F. INTERVENSI KEPERAWATAN

No

Diagnosa keperawatan

komunitas

Tujuan Sasaran Strategi Rencana Kegiatan Hari/tgl Tempat

Evaluasi

Kriteria Standar

1. Tingginya kasus Hipertensi di

a. Mengetahui apa itu Hipertensi

f. Motivasi ketua RT & kader untuk menjadi role model bagi warga

(52)

lain

No

Diagnosa Keperawatan

komunitas

Tujuan Sasaran Strategi Rencana Kegiatan Hari/tgl Tempat Evaluasi

Kriteria Standar pola hidup bersih dan sehat

(53)

G. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

No Diagnosa KeperawatanKomunitas Waktu Kegiatan Evaluasi

1. Tingginya kasus Hipertensi di RT.53 RW.16 berhubungan

Pendidikan kesehatan tentang Hipertensi

1. Menjelaskan definisi dari penyakit hipertensi

2. Menjelaskan penyebab dari penyakit hipertensi

3. Menjelaskan cara mengatasi penyakit hipertensi

- Persiapan kegiatan dilakukan selama 2 minggu Evaluasi proses :

- Peserta yang hadir 12 orang

- Kegiatan berlangsung selama 60 menit diawali dengan apersepsi kemudian penyampaian materi dan diakhiri dengan tanya jawab

- 3 orang peserta bertanya saat kegiatan

- 75 % peserta terlihat antusias mengikuti kegiatan Evaluasi hasil :

- 75 % peserta mampu memahami tentang penyakit hipertensi, penyebab, dan cara mengatasi serta cara pencegahan penyakit hipertensi

2. Risikopeningkatan kasus

penyakit di RT.53 RW.16 berhubungan dengan kurangnya perilaku hidup bersih dan sehat.

Juli 2018

 Pendidikan kesehatan tentang

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di rumah tangga yaitu

1. Menjelaskan definisi PHBS di rumah tangga

Evaluasi struktur :

- Persiapan kegiatan dilakukan selama 2 minggu

Evaluasi proses :

(54)

2. Menjelaskan tujuan PHBS 3. Menjelaskan manfaat dari

PHBS

4. Menjelaskan 10 indikator PHBS di rumah tangga

- Kegiatan berlangsung selama 60 menit diawali dengan apersepsi kemudian penyampaian materi dan diakhiri dengan tanya jawab

- ...orang peserta bertanya saat kegiatan

- ...% peserta terlihat antusias mengikuti kegiatan Evaluasi hasil :

(55)

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini di akan di uraikan pembahasan tentang tahap-tahap yang telah dilakukan di Jalan Tanjung Rawo Rt.53 Rw.16, dimana masing tahapan tersebut akan di bahas bedasarkan analisa SWOT yang meliputi kekuatan, kelemahan dan ancaman masing-masing.

A. Tahap Persiapan

Praktik kerja lapangan merupakan kegiatan berorientasi pada kesehatan masyarakat pada tahap persiapan mahasiswa melakukan penyelesaian administrasi dan persiapan lokasi lapangan .

Selain itu mahasiswa juga menuju kembali lokasi praktek yang akan digunakan. Setelah latihan praktek ditinjauan mahasiswa mulai melakukan koordinasi dengan aparat desa. Hal ini sesuai dengan teori yang akan didapatkan dimana sebelum melakukan suatu kegiatan kita harus mengetahui bagaimana keadaan lingkungan kemudian melibatkan orang-orang yang cocok serta membuat komitmen untuk bekerja sama. Tahapan persiapan dilakukan dengan bertahap yaitu menemui aparat/ perangkat desa minta wilayah denah, lalu melakukan survey.

B. Tahap Pengkajian

Pada tahapan pengkajian telah dilakukan winshield survey , penyebaran quisoner kemudian melakukan perumusan secara mandiri. Masyarakat telah memberikan informasi dalam pengumpulan data serta masyarakat mengetahui tujuan dari pengkajian yang dilakukan. Ha ini sesuai dengan pendapatan Noto Adinoto 2000, dimana saat melakukan pengkajian dilakukan penyebaran quisioner yang oleh mahasiswa dengan menemui warga satu persatu kerumah-rumah.

Menurut pendapat Noto Adinoto 2000, yang menyatakan penyebaran kusioner dapat dilakukan dengan total sampling yang hasilnya lebih resentatif.

1. Kekuatan

a) Adanya Masyarakat yang berpartisipasi aktif dalam menberikan informasi dalam pengumpulan data.

b) Adanya dukungan dari masyarakat baik dari ketua RT, tokoh masyarakat, dan tokoh agama di Jalan Tanjung Rawo Rt. 53 Rw 16

c) Tersedianya alat penugmpulan data berupa kusioner yang dirancang oleh mahasiswa berdasarkan hasil survei.

2. Kelemahan

a) Masyarakat sangat heterogen

(56)

a. Dukuangan dan kerja sama yang baru lintas program yaitu bekerja sama dengan pihat puskesmas dalam pemberian penyuluhan.

4. Ancaman

a. Adanya beberapa masyarakat yang beranggapan bahwa pelaksanaan kegiatan sepenuhnya tanggung jawab mahasiswa.

b. Ditemukan beberapa masalah kesehatan, tapi kurang dirasakan masyarakat.

Berdasarkan perencanaan dalam kekuatan pengkajian yang telah dibuat sebelumnya, maka pada saat melakukan pengkajian semua rencana telah dapat dilakukan dengan baik sehingga dapat data serta informasi tentang keadaan kesehatan Rt.53 Rw.16. Berdasarkan survei dan tabulasi data didapatkan masalah yang ditemukan di Jalan Tanjung Rawo Rt.53 Rw.16 yaitu :

1. Tingginya kasus Hipertensi di RT.53 RW.16 berhubungan dengan kurangnya pengetahuan warga dalam memelihara kesehatan.

2. Risiko peningkatan kasus penyakit di RT.53 RW.16 berhubungan dengan kurangnya perilaku hidup bersih dan sehat.

C. Tahap Intervensi

Setelah didapatkan data dan informasi tentang keadaan kesehatan di kota matsum, maka ditegakan diagnosa keperawatan, sehingga langkah selanjutnya dirumuskan perencanaan untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada tersebut dan dipaparkan secara mandiri.

Adapun rencana intervensi dari kegiatan yang dilakukan adalah

a) Penyuluhan Hipertensi

b) Pemberian Penkes tentang PHBS.

D. Tahap Implementasi

Setelah didapatkan perumusan masalah tentang keadaan kesehatan diwilayah puskesmas jalan Tanjung Rawo Rt.53 Rw.16 maka selanjutnya adalah implementasi tindakan dari rencana masalah maka kelompok prioritas masalah berdasarkan beberapa faktor antara lain :

a) Penyuluhan Hipertensi

E. Tahap Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi terhadap masyarakat di jalan tanjung rawo Rt. 53 Rw. 16 maka dapat dievaluasi sebagai berikut :

(57)

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah kami melaksanakan praktek klinik keperawatan komunitas diwilayah puskesmas padang selasa, jalan tanjung rawo Rt.53 Rw. 16 yang dimulai pada tanggal 25 Juni 2018 yang merupakan bagian dari kurikulum program pendidikan Poltekkes kemenkes Palembang Jurusan Prodi DIV Keperawatan Palembang agar dapat menjadikan pengalaman bagi Mahasiswa/i untuk belajar sendiri dan menerapkan ilmu yang didapat dari pendidikan secara langsung kepada Masyarakat, serta membantu pemerintah dalam upaya peningkatan derajat kesehatan seoptimal mungkin dalam menuju Indonesia sehat 2018, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1) Pengkajian dilakukan dengan cara wawancara, survey, observasi, dan pemeriksaan kesehatan pada masyarakat untuk mendapatkan data statistik. Dalam pengkajian ada beberapa kekurangan karena adanya beberapa kendala yaitubanyak data yang tidak terkaji maksimal, adanya rumah yang tidak ditempati warga saat survey sehingga tidak terkaji dan kesibukan warga yang menyebabkan terhambatnya pengkajian. Berdasarkan hasil survei dan wawancara terhadap warga RT.53 RW.16 didapatkan Angka kejadian hipertensi dari 30 KK yang dikaji, didapatkan sebanyak 25 orang dalam keluarga menderita hipertensi.

2) Pada analisa data terdapat data yang sudah diklasifikasikan yang mendukung masalah keperawatan komunitas dengan presentase angka yang tidak terukur secara pasti, akan tetapi data tersebut diperkuat dengan hasil wawancara dan observasi keadaan lingkungan di RT.53 RW.16.

3) Diagnosa keperawatan yang muncul ada dua dan diurutkan berdasarkan prioritas masalah yang terlampir. Berdasarkan survei dan tabulasi data didapatkan masalah yang ditemukan di Jalan Tanjung Rawo Rt.53 Rw.16 yaitu :

a. Tingginya kasus Hipertensi di RT.53 RW.16 berhubungan dengan kurangnya pengetahuan warga dalam memelihara kesehatan.

b. Risiko peningkatan kasus penyakit di RT.53 RW.16 berhubungan dengan kurangnya perilaku hidup bersih dan sehat.

Gambar

Tabel 1. Kriteria Hipertensi
Tabel 2. Distribusi Penduduk Berdasarkan Kebiasaan BAB
Tabel 3. Data Anak berdasarka Kelompok Usia

Referensi

Dokumen terkait

AGUSTIN KUNIAWATY, S.Pd JUMLAH JUMLAH AKHIR AKHIR Hj.. INDAHWATI,

Pemeliharaan terencana adalah porses pemeliharaan yang diatur dan diorganisasikan untuk mengantisipasi perubahan yang terjadi terhadap peralatan di waktu yang akan datang.

2015 realisasinya adalah 0 Indeks dengan realisasi fisik sebesar 50,42%, meliputi kegiatan membuat poster dan leaflet, mengikuti pameran hasil litbang dan layanan jasa

Data dasar yang digunakan untuk perhitungan dampak perkembangan penerapan kebijakan proteksi impor gula secara histories dan beberapa alternative kebijakan terhadap surplus

Kekritisan dihitung dengan “running” program MCNP dengan data input sesuai dengan kondisi teras, yaitu kondisi semua penyerap di atas teras, di dalam teras, dan kondisi

Berangkat dari teori panas laten dan lay out sistem perpipaan (fuel pipe line) pada sistem bahan bakar LPG pada kendaraan, diperoleh suatu potensi energi dalam

Masalah ekonomi yang dihadapi Amerika dan negara-negara di Eropa membuat para investor global menjadikan Indonesia salah satu pilihan investasi terbaik karena memiliki pertumbuhan

Modal merupakan faktor yang mempengaruhi besar kecilnya kredit yang diberikan oleh pihak bank kepada calon debitur.penilaian pihak Lembaga keuangan terhadap