• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KUALIFIKASI AKADEMIK TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PRODUKTIF PROGRAM ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI 11 BANDUNG DAN SMK PASUNDAN 1 BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KUALIFIKASI AKADEMIK TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PRODUKTIF PROGRAM ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI 11 BANDUNG DAN SMK PASUNDAN 1 BANDUNG."

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

No. Daftar : 536/UN.40.FPEB.I.PL/2012

PENGARUH KUALIFIKASI AKADEMIK TERHADAP KOMPETENSI

PROFESIONAL GURU PRODUKTIF PROGRAM STUDI

ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK NEGERI 11 BANDUNG

DAN SMK PASUNDAN 1 BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Pada Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran

Oleh:

Neng Siti Marjan Syakirah 0700389

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

PENGARUH KUALIFIKASI AKADEMIK TERHADAP

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PRODUKTIF

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK

NEGERI 11 BANDUNG DAN SMK PASUNDAN 1 BANDUNG

Oleh

Neng Siti Marjan Syakirah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Neng Siti Marjan Syakirah 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

SKRIPSI

PENGARUH KUALIFIKASI AKADEMIK TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PRODUKTIF PROGRAM ADMINISTRASI

PERKANTORAN DI SMK NEGERI 11 BANDUNG DAN SMK PASUNDAN 1 BANDUNG

Skripsi ini telah disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. H. Edi Suryadi, M.Si Hady Siti Hadijah, S.Pd., M.Si

NIP. 19600412 198603 1 002 NIP. 19720127 200604 2 001

Mengetahui: Ketua Program Studi

Pendidikan Manajemen Perkantoran Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

UPI

(4)

ABSTRAK

PENGARUH KUALIFIKASI AKADEMIK TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PRODUKTIF PROGRAM ADMINISTRASI

PERKANTORAN DI SMK NEGERI 11 BANDUNG DAN SMK PASUNDAN 1 BANDUNG

Oleh:

Neng Siti Marjan Syakirah 0700389

Skripsi ini dibimbing oleh:

Dr. Edi Suryadi, M.Si dan Hady Siti Hadijah, S.Pd., M.Si

Penelitian ini adalah bertujuan untuk mengetahuikompetensi professional guru produktif administrasi perkantoran yaitu kualifikasi akademik. Berdasarkan hal tersebut, pokok masalah yang diungkap dalam penelitian ini adalah sejauhmana pengaruh kualifikasi akademik terhadap kompetensi Professional Guru Produktif Program Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 11 Bandung dan SMK Pasundan 1 Bandung.

Penelitian ini ada dua variabel yaitu kualifikasi akademik (X) dan kompetensi professional guru (Y).Variabel kualifikasi akademik (X) diukur melalui indikator Memiliki latar belakang pendidikan yang sesuai, Memiliki sertifikasi keahlian mengajar dan Mengikuti pendidikan dan pelatihan dalam meningkatkan kompetensi. Sedangkan variabel kompetensi professional guru (Y) diukur melalui indikator menguasai subtansi keilmuan yang berkaitan dengan bidang studi, menguasai kurikulum pembelajaran, dan indikator mampu mengaitkan materi pelajaran dengan aspek kehidupan

Populasi dalam penelitian ini adalah guru pelajaran produktif program administrasi perkantoran di SMK Negeri 11 Bandung dan SMK Pasundan 1 Bandung yang berjumlah 20 orang. Metode penelitian menggunakan metode survey explanatory, teknik pengumpulan data dengan cara penyebaran angket, wawancara. Angket yang digunakan adalah model skala likert. Teknik analisis yang digunakan adalah teknis analisis korelasi dan teknis analisis regresi sederhana.

(5)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF ACADEMIC QUALIFICATION TOWARDS THE PROFESSIONAL COMPETENCE OF PRODUCTIVE TEACHERS OF

OFFICE ADMINISTRATION IN SMKN 11 BANDUNG AND SMK PASUNDAN 1 BANDUNG

By:

Neng Siti Marjan Syakirah 0700389

This paper is supervised by:

Dr. Edi Suryadi, M.Si And Hady Siti Hadijah, S.Pd., M.Si

This research aims to investigate the extent of academic qualification influences the professional competence of productive teachers of office administrationin SMKN 11 Bandung and SMK Pasundan 1 Bandung.

There are two variables used in this research, namelyacademic qualification (X) and teacher’s professional competence (Y). The first variable of academic qualification (X) is measured by the indicators of having appropriate education background, having certification of taching competence and having participated in training and education to improve teachers’competence. Meanwhile, the second variable of teacher’s professional competence (Y) is measured by the indicators of mastering the substantial knowledge about the related field of study, mastering the learning curriculum and mastering the ability to connect the study material with the aspects in everyday life.

The object of study in this research is 20 productive teachers of office administrationin SMKN 11 Bandung and SMK Pasundan 1 Bandung. Furthermore, this research used a survey explanatory method with the technique of data collection by using questionnaire, which is in likert scale model, and interview. The technique of data analysis was done by using correlation analysis and simple regression analysis.

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... vii DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR GRAFIK ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined. BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Latar Belakang ... Error! Bookmark not defined. B. Identifikasi Masalah ... Error! Bookmark not defined. C. Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. D. Maksud dan Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. E. Kegunaan Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1. Secara Teoritis ... Error! Bookmark not defined. 2. Secara Praktis ... Error! Bookmark not defined.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.

A. Konsep Kualifikasi Akademik ... Error! Bookmark not defined. 1. Pengertian Kualifikasi AkademikError! Bookmark not defined.

2. Syarat-syarat dalam Kualifikasi AkademikError! Bookmark not defined. 3. Hubungan Kualifikasi Akademik dengan Tingkat

Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined.

B. Tinjauan Teori Tentang Kompetensi Profesional GuruError! Bookmark not defined. 1. Pengertian Profesional Guru ... Error! Bookmark not defined.

2. Kompetensi Profesional Guru ... Error! Bookmark not defined. C. Kerangka Berpikir ... Error! Bookmark not defined. D. Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.

BAB III DESAIN PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Objek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. B. MetodePenelitian... Error! Bookmark not defined.

1. Operasional Variabel X (Kualifikasi Akademik)Error! Bookmark not defined. 2. Operasional Variabel Y (Kompetensi Profesional Guru)Error! Bookmark not defin C. Sumber Data ... Error! Bookmark not defined.

D. Populasi ... Error! Bookmark not defined. E. Teknik dan Alat Pengumpul Data PenelitianError! Bookmark not defined.

(7)

viii

2. Uji Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined. G. Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. 1. Pengolahan Data... Error! Bookmark not defined. 2. Analisis Deskriptif ... Error! Bookmark not defined. a. Uji Homogenitas ... Error! Bookmark not defined. b. Uji Linieritas ... Error! Bookmark not defined. 3. Pengujian hipotesis ... Error! Bookmark not defined. a. Analisis Regresi Linier SederhanaError! Bookmark not defined. b. Uji Hipotesis dengan Uji SignifikasiError! Bookmark not defined.

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1. Profil SMK Negeri 11 Bandung ... Error! Bookmark not defined. 2. ProfilSMK Pasundan 1 Bandung ... Error! Bookmark not defined. B. Deskripsi Hasil penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1. Deskripsi Variabel Kualifikasi AkademikError! Bookmark not defined. a. Tanggapan responden mengenai kepemilikan latar belakang

pendidikan yang sesuai ... Error! Bookmark not defined. b. Tanggapan responden mengenai kepemilikan sertifikasi

keahlian mengajar ... Error! Bookmark not defined. c. Tanggapan responden mengenai keikut sertaan pendidikan dan

pelatihan dalam meningkatkan kompetensiError! Bookmark not defined. 2. Deskripsi Variabel Kompetensi Profesional GuruError! Bookmark not defined.

a. Tanggapan responden mengenai penguasaansubtansi keilmuan yang berkaitan dengan bidang studiError! Bookmark not defined. b. Tanggapan responden mengenai penguasaan

kurikulumpembelajaran ... Error! Bookmark not defined. c. Tanggapan responden menguasai konsep materi dalam setiap

mata pelajaran ... Error! Bookmark not defined. d. Tanggapan responden mengenaikemampuan mengaitkan

materi pelajaran dengan aspek kehidupanError! Bookmark not defined. C. Pengujian Persyaratan Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.

(8)

b. Pengujian Hipotesisi ... Error! Bookmark not defined. D. Pembahasan ... Error! Bookmark not defined. 1. Kualifikasi Akademik ... Error! Bookmark not defined. 2. Kompetensi Profesional Guru ... Error! Bookmark not defined. 3. Pengaruh Kualifikasi Akademik Terhadap Kompetensi

Profesional Guru ... Error! Bookmark not defined.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined. B. Saran ... Error! Bookmark not defined.

(9)
(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan yang bermutu memiliki kaitan ke depan (Forward linkage) dan kaitan ke belakang (Backward linkage). Forward linkage menjelaskan bahwa pendidikan yang bermutu merupakan syarat utama untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang maju, modern dan sejahtera. Sejarah perkembangan dan pembangunan bangsa- bangsa mengajarkan pada kita bahwa bangsa yang maju, modern, makmur, dan sejahtera adalah bangsa-bangsa yang memiliki sistem dan praktik pengembangan nasional.

Sumber Daya Manusia yang berkualitas merupakan modal dasar sekaligus menjadi kunci keberhasilan. Oleh karena itu, tantangan utama yang dihadapi oleh bangsa kita sekarang ini dan masa yang akan datang adalah bagaimana mempersiapkan tenaga-tenaga pelaksana pembangunan yang berkualitas, bukan saja yang mampu dan terampil melakukan pekerjaan, tetapi juga mempunyai inovasi dan kreatifitas tinggi, serta mempunyai daya analisis dan pandangan jauh ke depan.

Pada hakekatnya guru sebagai tenaga pendidik yang berhubungan langsung dengan peserta didik harus memiliki keahlian khusus atau kualifikasi khusus di bidang akademik. Dengan kompetensi yang dimilikinya guru dapat menjalankan tugas dengan baik untuk mencerdaskan peserta didik.

(11)

jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki

kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional”. Dalam pasal ini

sangat jelas dikatakan bahwa guru di Indonesia harus memiliki kualifikasi minimum serta harus mengikuti sertifikasi untuk meningkatkan kualifikasi akademik dan kompetensi guru.

Kemudian dijelaskan lagi pada Undang-Undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pada pasal 8, pasal 9, dan pasal 10. Pasal 8 berbunyi

“Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat

jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan

pendidikan nasional.” Pasal 9 berbunyi “Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau

program diploma empat.” Sedangkan pada pasal 10 tertulis “Kompetensi guru

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh

melalui pendidikan profesi.” Standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru

lebih lanjut diatur dalam Peraturaan Menteri Pendidikan Nasonal Nomor 16

Tahun 2007 Pasal 1 ayat (1) “Setiap guru wajib memenuhi standar kualifikasi

akademik dan kompetensi guru yang berlaku secara nasional.”.

(12)

1. Kemampuan untuk mengetahui pola-pola perubahan dan kecenderungan yang sedang berjalan

2. Kemampuan untuk menyusun gambar dan dampak yang ditimbulkan oleh kecenderungan-kecenderungan yang sedang berjalan

3. Kemampuan untuk menyusun program-program penyesuaian dari yang akan di tempuh dalam jangka waktu tertentu atau jangka waktu lima tahun

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik. Melalui tangannya, peserta didik diupayakan semaksimal mungkin dapat memiliki kecerdasan dalam berbagai dimensinya, intelektualitas, emosional-spritualitas, dan skill. Pencapaian ke arah tersebut memerlukan kesiapan guru untuk terus mengembangkan dirinya. Dari saat ke saat, guru perlu memacu dirinya untuk terus mengembangkan keilmuan, metode mendidik, dan pengayaan wawasan, serta sebagai avant garde dalam pengembangan dan pembumian.

Guru sebagai sumber pendidikan yang utama upaya peningkatan mutu pendidikan, sehingga dalam mendukung peningkatan mutu guru, dilakukan berbagai program peningkatan kompetensi yang dimiliki guru. Terlepas pada pemahaman dan pengetahuan guru tentang bidang keilmuan yang menjadi pokok bahasan mengajar, guru memiliki wawasan dan keterampilan mengajar yang dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi anak didik.

(13)

Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan, guru harus dapat meningkatkan profesinya, karena mutu pendidikan bergantung pada agen pembelajaran yang dapat melampaui standar minimum pendidikan yang direncanakan. Kewajiban guru sebagai tugas keprofesiannya dan peningkatan mutunya adalah:

1. Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran;

2. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni;

3. Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras dan kondisi fisik tertentu atau latar belakang keluarga dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran; 4. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum dan kode etik

guru serta nilai-nilai agama dan etika;

5. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.

Melalui pengembangan kualitas pendidikan, yang salah satu faktor utamanya berkaitan dengan peningkatan kualitas guru sebagai generasi-generasi penerus yang mampu berkembang di masa depan, mampu dalam arti memiliki rasionalitas yang kreatif dan kritis, keterampilan yang memadai, dan jati diri yang kukuh.

(14)

menyelenggarakan proses pembelajaran dengan sebaik-baiknya, dalam kerangka pembangunan pendidikan. Guru mempunyai fungsi dan peran yang sangat strategis dalam pembangunan bidang pendidikan, dan oleh karena itu perlu dikembangkan sebagai profesi yang bermartabat, hal ini sesuai dengan pernyataaan Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 4 menyiratkan bahwa guru sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional.

Kompetensi guru sangatlah penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Kompetensi guru dapat ditingkatkan melalui berbagai upaya diantaranya, mulai dari memberi tunjangan kepada guru samapai memberikan pendidikan dan pelatihan. Sehingga semakin lama pengalaman guru dalam mengajar haruslah bisa meningkatkan kompetensi guru. Kompetensi adalah sesuatu yang mutlak harus dimiliki oleh seorang guru dalam menjalankan kewajibannya sebagai tenaga pengajar sehingga dapat menjalankan tugasnya dengan maksimal sehingga menghasilkan output kinerja guru yang berkualitas.

(15)

Tabel 1.1

Data Guru Administrasi Perkantoran SMK Negeri 11 Bandung

No Nama Guru NIP GOL Pendidikan dan

Machdar 195312151981031007 IVb SI/AIV/Manajemen PLPG/Bersertifikasi

2 Dra. Hj. Tita Kospita 195510231984032002 Iva SI/AIV/Manajemen PLPG/Bersertifikasi

3 Dra. Aan Hariyanah 195609111982032009 Iva SI/AIV/Manajemen PLPG/Bersertifikasi

4 Drs. Agus Rachmat 196108161986031011 IVb SI/AIV/Ekonomi

Umum PLPG/Bersertifikasi

5 Dra. Ice Susanty 196103231989032006 Iva SI/AIV/manajemen PLPG/Bersertifikasi

6 Dra. Tati Sutarni 196301151992032002 Iva SI/AIV/AP PLPG/Bersertifikasi

7 Drs. Uu Supardi 196407181995121003 Iva SI/AIV/AP PLPG/Bersertifikasi

8 Dra. Lilis Nurlaela 196801061994122001 Iva SI/AIV/AP PLPG/Bersertifikasi

9 Drs. Ganjar Permana

S. 196307101995031001 Iva SI/AIV/MAnajemen PLPG/Bersertifikasi

10 Tatang Tahiyan,

S.Pd., M.Pd 197501222005011004 IIIb

SI/AIV/Dunia

Usaha+S2/AP PLPG/Bersertifikasi

11 Masyudi, S.Pd 197507022009021000 IIIa SI/AIV/AP IHT/Bersertifikasi

12 Toyib Ariyanto, S.Pd GTT - SI/AIV/Manajemen

Perkantoran IHT/ Bersertifikasi

Berdasarkan tabel mengenai data guru diatas dapat dilihat dari 12 guru yang mengajar pada bidang administrasi perkantoran di SMK Negeri 11 Bandung, hampir semua guru sudah sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Namun masih ada 2 guru yang kurang sesuai dengan latar belakang pendidikannya.

Tabel 1.2

Data guru administrasi Perkatoran SMK Pasundan 1 Bandung

No Nama Guru NIP GOL Pendidikan dan

Ivb S2/AIV/Admin Manajemen Bersertifikasi

2 Dra. H. Kusmo

Suwondo 195910051986031010 Iva S1/AIV/Pend Ekonomi Bersertifikasi

3 Dadan Suwardan,S

Pd. GTY - S1/AIV/Administrasi Bersertifikasi

4 Suharmo, S.Pd GTY - S1/AIV/Pend Dunia Usaha Belum

Bersertifikasi

5 Drs. Edi Setia GTY - S1/AIV/Pend Koperasi Bersrtifikasi

6 Drs.H. Acu

Supratman, M.Pd GTT - S1/AIV/Ekper+S2/IPS Bersertifikasi

7 Hj. Entin Jumantin,

S.Pd.,M.Pd GTT - S1/AIV/Administrasi+S2/Ekonomi Bersertifikasi

(16)

Berdasarkan tabel mengenai data guru diatas dapat dilihat dari 8 guru yang mengajar pada bidang administrasi perkantoran di SMK Pasundan 1 Bandung, hampir semua guru sudah sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Namun masih ada 4 guru yang kurang sesuai dengan latar belakang pendidikannya.

Menurut Pasal 42 UU RI No. 20 Tahun 2003 mempersyaratkan bahwa pendidik harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Hal ini ditegaskan kembali dalam Pasal 28 ayat (1) PP RI No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan; dan Pasal 8 UU RI No 14, 2005 yang mengamanatkan bahwa guru harus memiliki kualifikasi akademik minimal D4/S1 dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, yang meliputi kompetensi kepribadian, pedagogik, profesional, dan sosial. Kompetensi guru sebagai agen pembelajaran secara formal dibuktikan dengan sertifikat pendidik. Kualifikasi akademik minimum diperoleh melalui pendidikan tinggi, dan sertifikat kompetensi pendidik diperoleh setelah lulus ujian sertifikasi.

Permasalahan yang terjadi adalah bahwa tidak semua guru dapat meningkatkan kompetensi mengajar meskipun sudah lama berpengalaman dalam mengajar kurangnya kesesuaian guru yang mengajar pada bidang administrasi perkantoran dengan latar belakang pendidikan. Melihat fenomena tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan tema untuk Pengaruh Kualifikasi

(17)

Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 11 Bandung dan SMK Pasundan 1

Bandung.

B. Identifikasi Masalah

Inti kajian dalam penelitian ini adalah masalah kompetensi profesional di SMK Negeri 11 Bandung dan SMK Pasundan 1 Bandung. Aspek tersebut diduga sebagai kekuatan strategis yang perlu dibina dan dikembangkan untuk lebih meningkatkan kompetensi guru. Rendahnya tingkat kompetensi mengajar guru akan berakibat pada rendahnya kinerja kualitas proses pembelajaran, sehingga menghambat tercapainya tujuan pendidikan.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, dapat dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran tingkat kualifikasi akademik di SMK Negeri 11 Bandung dan SMK Pasundan I Bandung.

2. Bagaimana gambaran tingkat kompetensi profesional guru di SMK Negeri 11 Bandung dan di SMK Pasundan I Bandung.

3. Adakah pengaruh kualifikasi akademik terhadap kompetensi profesional guru di SMK Negeri 11 dan SMK Pasundan I Bandung.

D. Maksud dan Tujuan Penelitian

(18)

1. Tingkat kualifikasi akademik di SMK Negeri 11 Bandung dan SMK Pasundan I Bandung

2. Tingkat kompetensi profesional guru di SMK Negeri 11 Bandung dan SMK Pasundan I Bandung

3. Ada tidaknya pengaruh kualifikasi akademik terhadap kompetensi profesional guru di SMK Negeri 11 Bandung dan SMK Pasundan Bandung.

E. Kegunaan Hasil Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis, yaitu sebagai berikut :

1. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemasukan dalam pengembangan ilmu-ilmu yang dipelajari di manajemen perkantoran khususnya ilmu manajemen sumber daya manusia. Selain itu, di harapkan dapat memperluas wawasan dan pengetahuan di bidang pendidikan yang berkaitan dengan dengan kompetensi profesional guru yang ditimbulkan pada pengaruh kualifikasi akademik serta dapat dijadikan bahan kajian untuk berbagai ilmu pendidikan.

2. Secara Praktis

1. Bagi peneliti, sebagai bahan tambahan pengetahuan dan pengalaman, sehingga dapat mengoptimalisasikan teori yang dimiliki untuk mencoba menganalisis fakta, data, gejala dan peristiwa yang terjadi untuk dapat ditarik kesimpulan secara objektif dan ilmiah.

(19)

bahan kajian lebih lanjut untuk memperoleh konsep baru mengenai kualifikasi akademik dan kompetensi profesional.

(20)

BAB III

DESAIN PENELITIAN

A. Objek Penelitian

Objek penelitian dari pengaruh Kualifikasi Akademik terhadap Kompetensi Profesional guru Produktif Program Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 11 Bandung dan SMK Pasundan 1 Bandung. Adapun yang menjadi variabel bebasnya (independent variable),yaitu kualifikasi akademik sebagai variabel X dan variabel terikatnya (dependent variable) adalah kompetensi profesional guru sabagai variabel Y.

Berdasarkan objek penelitian di atas, maka akan dianalisis mengenai pengaruh kualifikasi akademik terhadap kompetensi profesional guru pada program administrasi perkantoran di SMK Negeri 11 Bandung dan SMK Pasundan 1 Bandung.

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif verifikatif. Menurut Moh. Nazir (2006:54) metode deskriptif adalah: “Suatu

metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi,

suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang”.

Tujuan dari penelitian ini adalah “Untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta

hubungan antar fenomena yang diselidiki”. Sedangkan penelitian verifikatif

(21)

antara kualifikasi akademik terhadap kompetensi profesional guru pada program keahlian administrasi perkantoran di SMK Negeri 11 Bandung dan SMK Pasundan 1 Bandung.

Ciri-ciri metode deskriptif menurut Moh. Nazir (2006:55) adalah: “Bukan saja memberikan gambaran terhadap fenomena-fenomena, tetapi juga menerangkan hubungan, menguji hipotesis-hipotesis, membuat prediksi serta mendapatkan makna dan implikasi dari suatu masalah yang ingin dipecahkan”.

1. Operasional Variabel X (Kualifikasi Akademik)

Penelitian ini mengkaji dua variabel yaitu variabel kualifikasi akademik (X) sebagai variabel independen atau variabel bebes dan variabel kompetensi profesional guru (Y) sebagai variabel dependen variabel terikat.

Kualifikasi akademik dalam penelitian ini diukur melalui indikator meliputi: (1) Memiliki latar belakang pendidikan yang sesuai (2) Memiliki sertifikasi keahlian mengajar (3) Mengikuti pendidikan dan pelatihan dalam meningkatkan kompetensi.

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel X ( Kualifikasi Akademik)

Variabel Indikator Ukuran Skala No

Item

Variabel X

“Kualifikasi akademik

adalah tingkat

(22)

dibuktikan dengan ijasah dan/atau sertifikasi keahlian yang relevan sesuai dengan ketentuan

perundang-2. Operasional Variabel Y (Kompetensi Profesional Guru)

Kompetensi profesional dalam penelitian ini diukur melalui indikator yang meliputi:. Kompetensi Profesional guru ini mempunyai indikator ayaitu sebagai berikut: (1) Menguasai subtansi keilmuan yang berkaitan dengan bidang studi (2) Menguasai kurikulum pembelajaran (3)menguasai konsep materi dalam setiap mata pelajaran (4)Mampu mengaitkan materi pelajaran dengan aspek kehidupan.

Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel Y (Kompetensi Profesional Guru)

Variabel Indikator Ukuran Skala No

(23)

penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan subtansi keilmuan yang Dirjen Dikti dan Diroktorat

(24)

kuesioner. Adapun data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan/ literatur, artikel, dan penelitian sebelumnya yang relevan.

D. Populasi

Jumlah populasi guru pada program administrasi perkantoran di SMK Negeri 11 Bandung dan SMK Pasundan 1 Bandung berjumlah 20 orang, maka seluruh populasi guru pada program keahlian administrasi perkantoran di SMK Negeri 11 Bandung dan SMK pasundan 1 Bandung di jadikan total populasi (total population) dalam penelitian ini.

Sudjana (2005:6) mengemukakan bahwa:

“Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung

ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jenis yang ingin di pelajari sifat-sifatnya”.

Adapun data populasi guru pada program keahlian administrasi perkantoran di SMK Negeri Bandung dan SMK Pasundan 1 Bandung dapat dilihat pada tabel 3.3.

Tabel 3.3

Data Guru Administrasi Perkantoran

No Nama Sekolah Jumlah

Guru

1. SMK NENGERI 11 BANDUNG 12 Orang

2. SMK PASUNDAN 1 BANDUNG 8 Orang

Jumlah 20 Orang

(25)

E. Teknik dan Alat Pengumpul Data Penelitian

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan penyebaran angket. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket dengan skala lima kategori likert. Berdasarkan penelitian yang penulis buat, maka angket dibuat dalam dua jenis yaitu angket tentang variabel relevansi kualifikasi akademik dan angket kompetensi profesional guru. Angket tersebut dimaksudkan untuk mengetahui gambaran empirik subjek penelitian dan mendapatkan kesinambungan informasi dan data.

Penyusunan angket yang digunakan dalam penelitian ini mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menyusun kisi-kisi angket.

2. Merumuskan item-item pertanyaan dan alternatif jawaban. Angket yang digunakan merupakan angket tertutup dengan lima alternatif jawaban, yaitu: SS = Sangat Setuju

S = Setuju

KS = Kurang Setuju TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

3. Menetapkan skala penilaian angket

(26)

Tabel 3.4

Kriteria Bobot Nilai Alternatif Skala Likert

Alternatif Jawaban Bobot pertanyaan Positif

Bobot pertanyaan Negatif

Sangat setuju 5 1

Setuju 4 2

Kurang setuju 3 3

Tidak setuju 2 4

Sangat Tidak setuju 5 5

Sumber: Sugiyono (2005:94) 4. Melakukan uji instrumen

Sebelum kegiatan pengumpulan data yang sebenarnya, angket yang akan digunakan terlebih dahulu diujicobakan. Proses ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji kemampuan dari pernyataan-pernyataan yang diajukan dalam menjaring kriteria yang diharapkan oleh peneliti. Dengan kata lain, uji instrumen dilakukan untuk mendapatkan kesahihan dan keandalan (validitas dan reliabilitas) dari instrumen yang digunakan, sehingga peneliti dapat mengetahui apakah instrumen tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur oleh peneliti atau tidak.

F. Pengujian Instrumen Penelitian

Melakukan pengujian terhadap instrument merupakan langkah penting dalam rangka pengumpulan data. Kegiatan ini terdiri dari dua hal yaitu pengujian validitas dan pengujian reabilitas.

1. Uji Validitas

(27)

instrument. Suatu intrumen yang yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah”.

Uji validitas ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kevalidan dari suatu instrumen, artinya bahwa intrumen yang dipakai benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Formula yang digunakan untuk tujuan ini adalah rumus Korelasi Product Moment yang dikemukakan oleh Pearson, yaitu:

  

X = Jumlah skor tiap item dari seluruh responden uji coba

Y = Jumlah skor total seluruh item dari keseluruhan responden uji coba

∑ = jumlah skor tiap butir angket dari tiap responden

∑ = jumlah skor total butir angket dari tiap responden N = Banyaknya data

Langkah-langkah yang dilakukan dalam uji validitas instrumen angket tersebut adalah sebagai berikut:

1) Menyebarkan instrumen yang akan diuji validitasnya, kepada responden yang bukan responden sesungguhnya.

(28)

3) Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul, termasuk memeriksa kelengkapan pengisian item angket.

4) Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh untuk memudahkan perhitungan dan pengolahan data selanjutnya.

Tabel 3.5

Contoh format Tabel Perhitungan Uji Validitas

No. Responden

Nomor Item Instrumen

Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

5) Menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi pada tabel pembantu.

6) Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap bulir/item angket dari skor-skor yang diperoleh.

Tabel 3.6

Contoh Format Tabel Perhitungan Korelasi

No.

Responden X Y XY X

2

Y2

7) Menentukan titik kritis atau niali tabel r, pada derajat bebas (db = N-2). dan

(29)

8) Membandingkan nilai koefisien korelasi product moment hasil perhitingan dengan nilai koefisien product moment yang terdapat dalam tabel.

9) Membuat kesimpulan dengan kriteria uji:

r hitung > r tabel, maka instrumen dinyatakan valid.

r hitung  r tabel, maka instrumen dinyatakan tidak valid.

Penelitian ini menggunakan penelitian populasi, maka pengujian validitas cukup menggunakan koefisien korelasi. Artinya, keputusan valid tidaknya item instrumen, cukup membandingkan nilai hitung r dengan nilai tabel r tanpa melakukan uji t. Pengujian validitas atau reliabilitas dengan sensus (populasi) tidak diperlukan generalisasi atau penarikan kesimpulan yang bersifat umum, karena seluruh anggota populasi dilibatkan dalam penilitian sehingga kesimpulan yang dibuat berlaku untuk populasi itu sendiri.

1. Uji Validitas Variabel Kualifikasi Akademik

Perhitungan hasil uji coba validitas instrumen untuk variabel kualifikasi akademik (X) dengan menggunakan rumus Korelasi Product Moment, dari 6 item soal kuesioner di peroleh semua soal termasuk dalam kriteria valid, maka soal-soal ini dapat dipergunakan sebagai instrumen penelitian selanjutnya untuk mengukur tingkat kualifikasi akademik pada guru di SMK Negeri 11 Bandung dan SMK Pasundan 1 Bandung.

(30)

Tabel 3.7

Table Uji Validitas Variabel X

No r Hitung r Tabel Keterangan

1 0.71 0.47 Valid

2 0.57 0.47 Valid

3 0.77 0.47 Valid

4 0.62 0.47 Valid

5 0.56 0.47 Valid

6 0.67 0.47 Valid

2. Uji Validitas Variabel Y Kompetensi Profesional Guru

Perhitungan hasil uji coba validitas instrumen untuk variabel Kompetensi profesional guru produktif (Y) dengan menggunakan rumus Korelasi Product Moment, dari 8 item soal kuesioner di dapat semua soal valid. Selanjutnya soal yang valid ini akan dijadikan sebagai instrumen penelitian untuk mengukur Kompetensi profesional guru produktif di SMK Negeri 11 Bandung dan SMK Pasundan 1 Bandung.

Hasil uji validitas item soal ini dapat di lihat pada table berikut ini hasil uji validitas kuesioner.

Tabel 3.8

Tabel Uji Validitas Variabel Y

No r Hitung r Tabel Keterangan

1 0.54 0.47 Valid

2 0.71 0.47 Valid

3 0.76 0.47 Valid

4 0.65 0.47 Valid

5 0.55 0.47 Valid

(31)

2. Uji Reliabilitas

Pengujian alat pengumpulan data yang kedua adalah pengujian reliabilitas instrumen. Suatu instrumen pengukuran dikatakan reliabel jika pengukurannya konsisten dan cermat akurat. Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil pengukuran dapat dipercaya. Instrumen penelitian yang dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama (homogen) diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah. Dalam hal ini, relatif sama berarti tetap adanya toleransi terhadap perbedaan-perbedaan kecil diantara hasil beberapa kali pengukuran

Tinggi rendahnya reliabilitas, secara empirik ditunjukan oleh suatu angka yang disebut koefisien reliabilitas. Secara teoritis, besarnya koefisien reliabilitas berkisar antara 0,00 sampai dengan  1,00 dan interpretasinya selalu mengacu pada koefisien yang positif. Dalam konteks ini, koefisien reliabilitas yang mendekati nilai satu, menunjukan tingginya tingkat kepercayaan, kehandalan atau tingkat konsistensi dari instrumen penelitian dalam mengukur apa yang hendak diukur.

Formula yang digunakan untuk menguji reliabilitas instrument dalam

(32)

Dimana :

r11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan

2

Langkah-langkah pengujian dengan menggunakan rumus diatas yakni sebagai berikut:

1) Menyebarkan instrumen yang akan diuji reliabilitasnya, kepada responden yang bukan responden sesungguhnya.

2) Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.

3) Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul. Termasuk didalamnya memeriksa kelengkapan item angket.

4) Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh. Hal ini dilakukan untuk mempermudah proses perhitungan atau pengolahan data selanjutnya.

5) Memberikan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi responden pada tabel pembantu.

(33)

 = varians

X

= jumlah skor N = jumlah peserta tes

Menggunakan tabel pembantu sebagai berikut:

Tabel 3.9

Contoh Format Tabel Perhitungan Varians Item dan Varians Total

No. Responden X X2

7) Menghitung nilai koefisien Alfa.

r = Reabilitas instrument/koefisien Alfa k = Banyaknya butir pertanyaan

8) Membuat nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n – 2.

9) Membuat kesimpulan dengan membandingkan nilai hitung r dan nilai tabel r, dengan tingkat signifikasi 0,05.

Jika r hitung > r tabel, maka item pertanyaan dikatakan reliabel.

Jika r hitung  r tabel, maka item pertanyaan dikatakan tidak reliabel.

G. Teknik Analisis Data

(34)

berkaitan dengan kegiatan penelitian”. Tujuan dilakukannya analisis data antara lain untuk mendeskripsikan data, sehingga dapat dipahami karakteristiknya, juga untuk menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi berdasarkan data yang telah diperoleh. Kesimpulan ini biasanya dibuat berdasarkan pendugaan dan pengujian hipotesis.

Setelah diperoleh data dari hasil penyebaran angket, selanjutnya langkah-langkah dalam prosedur analisis data data menurut Uep Tatang dan Sambas Ali Muhidin (2011:162), langkah-langkah analisis data, antara lain:

1. Tahap Editing, yaitu memeriksa kejelasan dan kelengkapan pengisian instrumen pengumpulan data.

2. Tahap Koding (Pemberian Kode), yaitu proses mengidentifikasi dan mengklasifikasikan setiap pertanyaan yang terdapat dalam instrumen pengumpulan data menurut variabel-variabel yang diteliti.

3. Tahap Tabulasi Data, yaitu mencatat atau entri data ke dalam tabel induk penelitian.

4. Tahap Pengujian Kualitas Data, yaitu menguji validitas dan reliabilitas instrumen pengumpulan data.

5. Tahap mendeskripsikan Data, yaitu mendeskripsikan data agar diketahui atau dipahami karakteristik yang dimiliki oleh data.

6. Tahap Pengujian Hipotesis, yaitu menguji hipotesis yang telah dibuat, untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan tersebut diterima atau ditolak.

1. Pengolahan Data

(35)

b. Skoring, pemberian skor jawaban pada setiap item angket dijadikan alat pengumpul data. Untuk masing-masing pernyataan angket dimana penelitian ini menganalisis satu variabel bebas yaitu kualifikasi akademik (variabel X) dan satu variabel terikat kompetensi profesional guru (variabel Y). Untuk setiap pertanyaan dari angket diberi 5 kategori:

Tabel 3.10

Skor Setiap Item Pertanyaan

Alternatif Jawaban

Pernyataan Positif

Pernyataan Negatif

Sangat Setuju/selalu/Sangat Positif 5 1

Setuju/Sering/Positif 4 2

Kurang Setuju/Kadang-kadang/Netral 3 3

Tidak Setuju/Hampir Tidak Pernah/Negatif 2 4 Sangat Tidak Setuju/Tidak Pernah/Sangat Negatif 1 5 Sumber : Diadaptasi dari Sugiono (2005:81)

c. Tabulating, dalam hal ini coding dituangkan ke dalam tabel rekapitulasi secar lengkap untuk seluruh item sikap variabel. Adapuntabel rekapitulasi tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 3.11

Tabulasi Data Penelitian

Responden. Skor item Total

1 2 3 4 5 6 ………

1

2

N…

Sumber: diadaptasikan dari Sugiono (2005:81)

(36)

Skala pengukuran semua variabel dalam penelitian ini adalah pengukuran pada skala ordinal. Untuk kepentingan analisis data dengan Analisis Regresi Linier Sederhana yang menisyaratkan skala pengukuran minimal interval. Maka untuk menaikan tingkat pengukuran ordinal ke interval digunakan method of successive intervals (Harun Al Rasyid, 2005). Berikut langkah

kerja untuk menaikkan tingkat pengukuran dari skala pengukuran ordinal ke tingkat skala pengukuran interval melalui method of successive intervals :

1) Perhatikan banyaknya (frekuensi) responden yang menjawab (memberikan) respon terhadap alternatif (kategori) jawaban yang tersedia.

1) Bagi setiap bilangan pada frekuensi oleh banyaknya responden (N), kemudian tentukan proporsi untuk setiap alternatif jawaban responden tersebut.

2) Jumlahkan proporsi secara beruntun sehingga keluar proporsi kumulatif untuk setiap alternatif jawaban responden.

3) Dengan menggunakan Tabel Distribusi Normal Baku, hitung nilai z untuk setiap kategori berdasarkan proporsi kumulatif pada setiap alternatif jawaban responden tadi.

4) Menghitung nilai skala (scale value) untuk setiap nilai z dengan menggunakan rumus :

(37)

5) Melakukan transformasi nilai skala (transformed scale value) dari nilai skala ordinal ke nilai skala interval, dengan terlebih dahulu menentukan angka indeks skala interval (SIx) yang diperoleh dari pengurangan angka satu (diperoleh dari nilai skala yang nilainya kecil atau harga negatif terbesar yang kemudian diubah menjadi sama dengan satu) dengan SVi terkecil (= SVMin). SIx = 1 - SVMin. Sehingga untuk setiap alternatif jawaban, skala intervalnya dapat diketahui dengan rumus : SIx = SVi + SIx.

2. Analisis Deskriptif

Teknik analisis data penelitian secara deskriptif dilakukan melalui statistika deskriptif, yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat generalisasi hasil penelitian. Termasuk dalam teknik analisis data statistik deskriptif antara lain penyajian data melalui tabel, grafik, diagram, persentase, frekuensi, perhitungan mean, median atau modus.

Analisis data ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah. Untuk menjawab rumusan masalah no.1 dan rumusan masalah no.2, maka teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, yakni untuk mengetahui gambaran mengenai kepemimpinan cerdas emosi, dan untuk mengetahui gambaran mengenai budaya organisasi. Berkaitan dengan analisis data deskriptif yaitu dengan:

(38)

Tabel 3.12 Distribusi Frekuensi

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

1 Sangat Setuju/Selalu/Sangat Positif

2 Setuju/Sering/Positif

3 Ragu-ragu/Kadang-kadang/Netral/Tidak Tahu 4 Tidak Setuju/Hampir Tidak Pernah/Negatif 5 Sangat Tidak setuju/Tidak Pernah/Sangat Negatif

b. Kemudian membuat grafik

Penyajian data melalui tabel, yang kemudian dipresentasekan dan dibuat grafiknya, sehingga terlihat gambaran kepemimpinan cerdas emosi dan budaya organisasi dalam bentuk graf

1. Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas digunakan untuk mengasumsikan bahwa skor setiap variabel memiliki varians yang homogen. Pengujian homogenitas data yang telah dilakukan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan Uji Barlett. Pengujian homogenitas data dengan uji Barlett adalah untuk melihat apakah variansi-variansi sebuah kelompok peubah bebas yang banyaknya data per kelompok bisa berbeda dan diambil secara acak dari data populasi masing-masing yang berdistribusi normal, berbeda atau tidak.

Dengan bantuan Microsoft Excel (Muhidin dan Abdurahman, 2007:85),

dengan rumus: , dimana:

= Varians tiap kelompok data

(39)

Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian homogenitas dengan uji Barlett adalah :

1. Menentukan kelompok-kelompok data, dan menghitung varians untuk tiap kelompok tersebut.

2. Membuat tabel pembantu untuk memudahkan proses perhitungan, dengan model tabel sebagai berikut

Tabel 3.13

Model Tabel Uji Barlett

Indikator db = n-1 Si2 Log

Sumber : Sambas dan Maman (85:2009)

3. Menghitung varians gabungan.

4. Menghitung log dari varians gabungan. 5. Menghitung nilai Barlett.

6. Menghitung nilai 2

7. Menentukan nilai dan titik kritis pada α =0.05 dan db = k-1, dimana k adalah

banyaknya indikator.

8. Membuat kesimpulan dengan kriteria sebagai berikut :

 Nilai hitung2 < nilai tabel 2, H0 diterima (variasi data dinyatakan homogen).

(40)

2. Uji Linieritas

Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel terikat dengan variabel bebas bersifat linier. Uji linieritas dilakukan dengan uji kelinieran regresi.

Langkah-langkah uji linearitas regresi adalah:

1 Menyusun tabel kelompok data variabel X dan variabel Y. 2) Menghitung Jumlah Kuadrat Regresi (JKreg(a)) dengan rumus:

 

2

3) Menghitung Jumlah Kuadrat Regresi (JKreg(b/a)) dengan rumus:

JKreg(b/a) =

4) Menghitung Jumlah Kuadrat Residu (JKres)

JKres =

reg(b/a) reg(a)

5) Menghitung rata-rata Jumlah Kuadrat Regresi (RJKreg(a))

RJKreg(a) = JKreg(a)

6) Menghitung rata-rata Jumlah Kuadrat Regresi (RJKreg(b/a))

RJKreg(b/a) = JKreg(b/a)

7) Menghitung rata-rata Jumlah Kuadrat Residu (RJKres)

RJKres =

2 -n JKres

(41)

10) Mencari Jumlah Kuadrat Tuna Cocok (JKTC)

JKTC = JKres - JKE

11) Mencari rata-rata Jumlah Kuadrat Tuna Cocok (RJKTC)

RJKE =

2 -k JKTC

12) Mencari rata-rata Jumlah Kuadrat Error (RJKE)

RJKE = kesimpulan, yakni Fhitung < Ftabel berarti linier.

3. Pengujian hipotesis

(42)

a. Analisis Regresi Linier Sederhana

Langkah selanjutnya adalah dengan menghitungnya dengan menggunakan Analisis Regresi Linier Sederhana. Analisis regresi digunakan untuk menelaah hubungan antara dua variabel atau lebih, terutama untuk mengetahui bagaimana variasi dari beberapa variabel independen mempengaruhi variabel dependen dalam sebuah fenomena. Dalam Analisis Regresi Linier Sederhana ini terdapat satu variabel yang diramalkan (dependent variable) yaitu kualifikasi akademik (independent variable) kompetensi profesional guru. Maka bentuk umum dari Analisis Regresi Linier Sederhana adalah:

Ŷ = a + bx

dimana:

Ŷ = Kompetensi Profesional Guru X = Kualifikasi Akademiks

a = Harga Y bila X = 0 (harga konstan)

b = Angka arah/koefisien regresi yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen. Bila b (+) maka naik, dan bila b (-) maka terjadi penurunan.

Dengan nilai a dan b adalah sebagai berikut:

(43)

b. Uji Hipotesis dengan Uji Signifikasi

Sebagai langkah terakhir dari analisis data adalah teknik pengujian hipotesis. Dengan uji signifikan menurut metode statistik.

Uji signifikan dilakukan karena subjek yang diteliti adalah sampel bukan populasi. Pada penelitian ini sampel digunakan yang digunakan adalah sampel jenuh yaitu populasi, tujuan peneliti tetap melukukan uji signifikan pada parameter penelitian yaitu koefisien koralasi dengan alasan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui tidak satabilnya parameter semakin tinggi nilai F menunjukan parameter semakin stabil

2. Jika signifikan maka penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk peneliti lain yang mengambil tema yang sama tahun dan tempat yang berbeda. Rumus yang digunakan penulis untuk menguji hipotesis yaitu signifikasi (uji F). Adapun perhitungannya adalah sebagai berikut: Menentukan nilai uji F melalui:

1) Menentukan jumlah kuadrat regresi dengan rumus:

2) Menentukan jumlah kuadrat residu dengan rumus:

dimana:

(44)

4) Menentukan nilai kritis (α) atau nilai tabel F dengan derajat kebebasan untuk db1 = k dan db2 = n – k - 1

5) Membandingkan nilai uji F terhadap nilai tabel F dengan kriteria pegujian: Jika nilai uji F > nilai tabel F, maka tolak H0, dan H1 diterima.

Jika nilai uji F ≤ nilai tabel F, maka terima H0, dan H1 ditolak.

Secara statistik, hipotesis yang akan diuji dalam rangka pengambilan keputusan penerimaan atau penolakan hipotesis dapat ditulis sebagai berikut:

Tidak Terdapat pengaruh tingkat kualifikasi akademik terhadap kompetensi profesional guru produktif program administrasi perkantoran.

(45)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Kualifikasi akademik di SMK Negeri 11 Bandung dan SMK Pasundan I Bandung khususnya pada program Administrasi Perkantoran berada kategori cenderung tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan hampir semua guru memiliki latar belakang pendidikan yang sesuai bidang studi yang diajarkan. Tetapi optimalisasi masih harus dilakukan mengingat masih ada guru SMK Negeri 11 Bandung yang kurang sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Pada SMK Pasundan I Bandung terlihat bahwa dari 8 guru yang mengajar hampir semua guru sudah sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Namun masih ada guru yang kurang sesuai dengan latar belakang pendidikannya.

2. Kompetensi Profesional di SMK Negeri 11 Bandung dan SMK Pasundan I Bandung khususnya pada program Administrasi Perkantoran berada kategori

tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan hampir semua guru menguasai substansi

keilmuan, kurikulum pembelajaran, menguasai konsep dalam setiap mata pelajaran dan mampu mengaitkan materi pelajaran dengan aspek kehidupan. 3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh kualifikasi akademik

(46)

B. Saran

Penelitian ini telah memperoleh hasil temuan yaitu teradapat pengaruh Kualifikasi Akademik terhadap Kompetensi Profesional Guru Produktif Program Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 11 Bandung dan SMK Pasundan 1 Bandung, maka penulis mengajukan saran-saran yang sesuai untuk meningkatkan kompetensi professional guru produktif dalam hal ini di SMK Negeri 11 Bandung dan SMK Pasundan 1 Bandung. Berikut beberapa saran-saran yang dapat diaplikasikan berdasarkan pada temuan penelitian untuk meningkatkan kompetensi professional guru administrasi perkantoran.

1. Bagi guru/ instruktur :

a. Guru hendaknya memperhatikan dan mengembangkan kualifikasi akademik sehingga dapat meningkatkan dan mencapai hasil belajar mengajar yang efektif dan efisien.

b. Guru harus dapat meningkatkan kualifikasi akademik yang dimiliki sehingga dapat pula meningkatkan kompetensi professional sehingga produktifitas mengajar dapat dicapai dan dapat meningkatkan mutu pendidikan.

c. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru hendaknya memperhatikan faktor-faktor yang dapat menghambat kompetensi professional guru produktif sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.

(47)

2. Bagi Kepala Sekolah

a. Kepemimpinan kepala sekolah dalam mengarahkan dan memanfaatkan segala sumberdaya yang tersedia sangat menentukan keberhasilan proses

belajar di sekolah. Guna mewujudkan tanggung jawab tersebut, maka kepala

sekolah sangat berperan dalam mengendalikan keberhasilan kegiatan

pendidikan, memperhatikan kualifikasi akademik guru, meningkatkan

kompetensi profesionalitas guru produktif dan mengatur secara profesional

pendayagunaan serta memelihara sarana dan prasarana pendidikan.

b. Kompetensi professional guru produktif merupakan kunci pendorong keberhasilan pendidikan di sekolah, kedisiplinan dan prestasi kerja guru juga dapat mendorong terwujudnya tujuan pendidikan sekolah. Oleh karena itu, kepala sekolah harus memperhatikan kualifikasi akademik tenaga pendidik yang ada di lingkungan sekolah yang dipimpinnya. c. Kepala sekolah perlu memotivasi guru untuk mengembangkan kualifikasi

akademik dan potensi akademik yang dapat meningkatkan hasil belajar mengajar yang efektif dan efisien, sehingga dengan adanya peningkatan kualifikasi akademik seorang guru akan menimbulkan peningkatan kompetensi professional bagi guru

(48)

e. Kepala sekolah lebih meningkatkan kompetensi yaitu pengetahuan, sikap dan keterampilan pada dimensi-dimensi kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan social.

3. Bagi mahasiswa

-Bagi mahasiswa yang ingin meneliti lebih lanjut, disarankan untuk mengadakan penelitian mengenai faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kompetensi professional guru produktif program administrai perkantoran di SMK Negeri 11 Bandung dan SMK Pasundan 1 Bandung, sehingga dapat diketahui lebih jelas faktor lain yang dapat mempengaruhi kompetensi professional guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik di Sekolah .

(49)

DAFTAR PUSTAKA

_______Motivasi dan Sikap dalam Mengajar). Cetakan Pertama Bandung. CV Arikunto, Suharsami (2006). Prosedur Penelitian Satu penedekatan Praktek.

Jakarta. PT. Rineka Cipta.

Ating Somantri dan Sambas Ali muhidin (2006) Aplikasi Statistika Dalam Penelitian. Bandung: Pustaka Setia.

Depdiknas (2004). Undang –undang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: grafindo

Hamalik, Oemar. (2002). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta. Bumi Aksara. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2003). Edisi Ketiga, Departemen Pendidikan

Dan Kebudayaan, Jakarta: Balai Pustaka.

Kunandar.(2007). Guru Profesional (implementasi Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan sukses dalam Sertifikasi Guru). Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Majid, Abdul. (2007). Perencanaan pembelajaran (Mengembangkan Standar Kompetensi Guru). Bandung: Remaja Rosdakarya.

Margono. (2004) Metodologi Penelitian Pendidikan.jakarta: Rineka Cipta

Muhaimin. (2004). Paradigma Pendidikan Islam. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Muhidin, Sambas Ali dan Maman Abdurrahman. 2007. Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur Dalam Penelitian. Bandung: Pustaka Setia.

Muhidin, Sambas Ali dan Uep Tatang Sontani. 2011. Desain Penelitian Kuantitatif. Bandung: Adhika Utama.

Mulyasa, E. (2008). Menjadi Guru Profesional (Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan). Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nazir, Moh.2006. Metode Penelitian. Bogor: Penerbit Ghalia Indenesia.

Permadi, Dadi & Arifin. Daeng,. (2010) The Smiling Teacher (Perubahan Motivasi dan Sikap dalam Mengajar). Cetakan Pertama Bandung. CV Nuasa Aulia

(50)

Rohani, Ahmad. (2010). Pengelolaan Pengajaran, Sebuah Pengantar Menuju Guru Profesional. Edisi Revisi. Jakarta. Rineka Cipta

Sagala, Syaiful.(2003). Konsep dan Makna pembelajaran; Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar Mengajar. Bandung: Alfabet.

Samana. A. (1994). Profesionalisme Keguruan. Yogjakarta: Kanisius

Sarimaya, Ferida. (2008). Sertifikasi guru (Apa, Mengapa, dan bagaimana?). Bandung: Yrama Widya

Sisdiknas (2003). Undang-undang sistem pendidikan nasional. Jakarta Grafindopersada

Somantri, Ating dan Sambas Ali Muhidin. 2006. Aplikasi Statistika Dalam Penelitian. Bandung: CV Pustaka Setia.

Sontani, Uep Tatang dan Sambas Ali Muhidin. (2011). Desain Penelitian Kuantitatif. Bandung: Karya Andhika Utama.

Sudjana (2005). Metoda Statistika. Bandung: Penerbit TARSITO Sugiyono. (2005). Metode Penelitian Bonus. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2011). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Syafaruddin, S. (2004) Statistik Terapan Untuk Penelitian. Jakarta : Grasindo. Syah, Muhibbin. (2000). Psikolog Pendidikan dengan Pendekatan Baru.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Ukas, Maman.(2004). Manajemen (konsep, Prinsip Dan Aplikasi). Bandung: Agnini Bandung

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta.

(51)

Undang-undang sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) Pasal 7 Ayat 2 Tahun 2005. Bandung Penerbit Fokus Media.

Usman, Uzer.(2005). Menjadi guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya. Zamroni. (2000) Paradigma Pendidikan Masa Depan. Yogyakarta: Bigraf

Pusblihing.

Sumber dari Internet

http://mujtahid-komunitaspendidikan.blogspot.com/2010/01/memahami-tentang-kualifikasi-guru.html

http://yusfil.blogspot.com/2011/06/kualifikasi-dan-pembinaan-guru.html http://elearning.unesa.ac.id/tag/definisi-kualifikasi-jabatan-guru

http://www.lpmpdki.web.id/index.php/seksi-psi/berita-psi/241-bantuan-kualifikasi-pendidikan-guru

Satori (2008, 22 November). Kompetensi Profesional Guru. Tarakankota, [Online].Tersedia:http:/www.tarakankota.go.id/in/Rubrik_Kita.php=taraka n&mid=231

Tanggal : 18 Mei 2009

Sumber dari Sekripsi

Sugesti, Hesti. (2009). Hubungan Penguasaan Kompetensi Profesional Dengan Kinerja Guru. Bandung: UPI.

Yune, Nurdiani (2008). Studi Tentang Kompetensi Guru Bidang Keahlian Manajemen Perkantoran Padas sekolah menengah Kejuruan (SMK) Negeri di Kota Bandung Bandung: Skripsi Universitas Pendidikan Indonesia. tidak diterbitkan.

(52)

Gambar

Tabel 1.2 Data guru administrasi Perkatoran SMK Pasundan 1 Bandung
gambaran terhadap
Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Y (Kompetensi Profesional Guru)
Tabel 3.3 Data Guru Administrasi Perkantoran
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan terhadap Clemmons yang disebarkan pada 100 responden, Maka hasil dari analisis ini yang dilihat dari segi

Nilai Kepadatan Populasi (ind/m 2 ), Kepadatan Relatif (%), Frekuensi Kehadiran(%) Makrozoobentos pada setiap Stasiun Penelitian di Perairan Estuari Suaka Margasatwa Karang

Berdasarkan dari hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan, maka penulis menarik kesimpulan bahwa tingkat kecemasan menghadapi kematian pada manula yang masih memiliki

Based on the description above, the study examines the strategies used by the English teacher in teaching listening to grade VII of a junior high school in the language

Materi pelatihan yang saya ikuti diberikan sesuai dengan kebutuhan sebagai fungsi pengelola keuangan.. Saya memiliki pengalaman untuk menjalankan tugas di

Keluarga yang kepala keluarganya bekerja sebagai pelaut, biasanya ia harus berlayar dan meninggalkan keluarganya selama berbulan-bulan, hal ini mengakibatkan istri sering

Oleh sebab itu penelitian ini bermaksud mempelajari bagaimana gambaraan pencapaian tugas perkembangan waria yang nampak berhasil memenuhi tugas-tugas perkembangan dewasa madya

Hasil analisis data menunjukkan bahwa tenaga kerja tidak puas dengan 3 program Jamsostek yang diterapkan PT Biotis Nusantara yaitu Jaminan Kecelakaan Kerja,