No. Daftar FPEB: 411/ UN.40.7.D1/LT/2013
PENGARUH KECUKUPAN MODAL DAN KUALITAS ASET TERHADAP PROFITABILITAS
PADA PT. BANK SYARIAH BUKOPIN,TBK
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Ujian Sidang Sarjana Ekonomi Pada Program Studi Manajemen
Universitas Pendidikan Indonesia
DAVID PATRIOT MARTEN (0906809)
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Pengaruh Kecukupan Modal dan
Kualitas Aset Terhadap Profitabilitas
Pada PT. Bank Syariah Bukopin, Tbk
Oleh
David Patriot Marten
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© David Patriot Marten 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
PENGARUH KECUKUPAN MODAL DAN KUALITAS ASET TERHADAP PROFITABILITAS PADA
PT BANK SYARIAH BUKOPIN TBK
David Patriot Marten 0906809
Skripsi ini telah disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing I
Budhi Pamungkas G, SE., M.Sc NIP. 19820707 200912 1 005
Mengetahui,
Ketua Program Studi Manajemen FPEB UPI Bandung
Dr. Vanessa Gaffar, SE.Ak., MBA NIP. 19740307 200212 2 001
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
i
ABSTRAK
David Patriot Marten. 0906809. Pengaruh Kecukupan Modal dan Kualitas Aset terhadap Profitabilitas pada PT Bank Syariah Bukopin Tbk. Dosen Pembimbing: Budhi Pamungkas Gautama, SE. M.Sc.
Profitabilitas merupakan salah satu faktor dalam menilai kinerja suatu bank dan menggambarkan kemampuan suatu bank dalam memperoleh laba dari setiap kegiatan operasionalnya. Dengan profitabilitas yang baik, bank berhasil dalam menjalankan fungsi intermediasinya dan memelihara kepercayaan masyarakat.
Penelitian ini dilatarbelakangi karena tingkat profitabilitas yang diukur dengan return on asset (ROA) pada PT Bank Syariah Bukopin Tbk selalu berada dibawah standar Bank Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kecukupan modal yang diukur dengan capital adequacy ratio (CAR), kualitas aset yang diukur dengan non performing financing (NPF), dan profitabilitas yang diukur dengan return on asset (ROA) PT Bank Syariah Bukopin Tbk. Serta untuk mengetahui pengaruh kecukupan modal dan kualitas aset terhadap profitabilitas pada PT Bank Syariah Bukopin Tbk.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif dan verifikatif. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda, uji asumsi klasik, koefisien korelasi product moment, koefisien determinasi, dan untuk uji hipotesis menggunakan uji t. Data yang digunakan adalah data sekunder yaitu laporan keuangan PT Bank Syariah Bukopin Tbk dan publikasi Bank Indonesia (BI) triwulan selama tahun 2009 - triwulan II tahun 2013.
Berdasarkan hasil uji parsial dengan uji t menunjukkan bahwa kecukupan modal yang diukur dengan capital adequacy ratio (CAR) berpengaruh secara signifikan dan negatif terhadap profitabilitas yang diukur dengan return on asset (ROA). Sedangkan, kualitas aset yang diukur dengan non performing financing (NPF) tidak berpengaruh secara signifikan dan memiliki hubungan yang positif terhadap profitabilitas yang diukur dengan return on asset (ROA). Kemampuan prediksi dari variabel kecukupan modal dan kualitas aset tersebut terhadap ROA sebesar 65,8%, sedangkan sisanya sebesar 34,2% dipengaruhi oleh faktor lain di luar variabel penelitian.
ii
ABSTRACT
David Patriot Marten. 0906809. The influence of Capital and Assets Quality to Profitability at PT Bank Syariah Bukopin Tbk. Lecturers: Budhi Pamungkas Gautama, SE. M.Sc.
Profitability is one of the factors in assessing the performance of a bank and describes the ability of a bank to earn profit from each operation activities. With good profitability, the bank succeeded in its intermediary function and maintain public confidence.
The background of this research is the level of profitability as measured by return on assets (ROA) at PT Bank Syariah Bukopin continuos under Bank Indonesia’s standarization. The objectives of this research is to describe the capital as measured by the capital adequacy ratio (CAR), asset quality as measured by non-performing financing (NPF), and profitability as measured by return on assets (ROA) Tbk PT Bank Syariah Bukopin Tbk. And to know the influence of capital adequacy and asset quality to profitability at PT Bank Syariah Bukopin.
The methods used in this research is descriptive method and verificative method. The analysis technique used is multiple linear regression, the classical assumption, product moment correlation coefficient, coefficient of determination, and to test the hypothesis using a t test. The data used are secondary data that the financial statements of PT Bank Syariah Bukopin and publication of Bank Indonesia (BI) during 2009 quarter - the second quarter of 2013.
Based on the partial test results with the t test showed that the capital as measured by the capital adequacy ratio (CAR) influence significantly and have negative correlation on profitability as measured by return on assets (ROA). Meanwhile, asset quality as measured by non-performing financing (NPF) does not influence significantly and has positive relation to profitability as measured by return on assets (ROA). Predictive ability of a variable capital and asset quality is the ROA of 65.8%, while the remaining 34.2% is influenced by other factors outside the study variables.
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...……….. i
ABSTRACT ……….……….. ii
KATA PENGANTAR ……….. iii
UCAPAN TERIMA KASIH ……….……….. iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR GRAFIK ... xiii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah... 12
1.2.1 Identifikasi Masalah………...……. 12
1.2.2 Rumusan Masalah ……….…...…. 13
1.3 Tujuan Penelitian ... 14
1.4 Kegunaan Penelitian ...,... 15
BAB II KAJIAN PUSTAKA KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 16
2.1.1 Bank Syariah... 16
2.1.1.1 Pengertian Bank dan Bank Syariah... 16
2.1.1.2 Fungsi dan Peran Bank Syariah... 17
2.1.1.3 Perbedaan Bank Syariah dan Konvensional... 17
2.1.1.5 Penghimpunan Dana……….. ... 22
2.1.1.6 Penyaluran Dana……….. ... 27
2.1.2 Kinerja Keuangan ... 30
2.1.3 Penilaian Tingkat Kesehatan Bank (CAMEL) ... 32
2.1.4 Kecukupan Modal ... 34
2.1.5 Capital Adequacy Ratio (CAR) ... 36
2.1.6 Kualitas Aset ... 36
2.1.7 Non Performing Financing (NPF) ... 37
2.1.8 Profitabilitas ... 38
2.1.9 Return On Asset (ROA) ... 39
2.1.10 Pengaruh Kecukupan Modal Terhadap Profitabilitas ... 40
2.1.11 Pengaruh Kualitas Aset Terhadap Profitabilitas ... 41
2.3 Penelitian-Penelitian Terdahulu... 43
2.4 Kerangka Pemikiran ... 45
2.5 Paradigma Penelitian ... 48
2.6 Hipotesis ... 49
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek penelitian ……… 50
3.2 Metode dan Desain Penelitian ………..……… 51
3.2.1 Metode Penelitian ………... 51
3.2.2 Desain Penelitian……….. 51
3.3 Operasional Variabel ... 52
3.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ……… 54
3.4.1 Sumber Data ………. 54
3.5 Populasi dan Sampel ... 56
3.5.1 Populasi ... 56
3.5.2 Sampel ... 56
3.6 Rancangan Analisis Data dan Uji Hipotesis... 58
3.6.1 Rancangan Analisis Data ... 57
3.6.2 Analisis Deskriptif ... 58
3.6.3 Analisis Statistik ... 58
3.6.3.1 Uji Asumsi Klasik ... 59
3.6.3.2 Analisis Regresi Linear Berganda ... 60
3.6.4 Uji Hipotesis ... 61
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ……….…….… 63
4.1.1 Gambaran Umum PT Bank Syariah Bukopin Tbk…….…... 63
4.1.2 Deskripsi Variabel Yang Diteliti ………..…….…... 70
4.1.2.1 Kecukupan Modal PT Bank Syariah Bukopin Tbk.. 70
4.1.2.2 Kualitas Aset PT Bank Syariah Bukopin Tbk…….. 76
4.1.2.3 Profitabilitas PT Bank Syariah Bukopin Tbk….….. 82
4.1.3 Analisis Data Statistik ………..…….…….…... 88
4.1.3.1 Analisis Statistik Deskriptif ………..….. 88
4.1.3.2 Uji Asumsi Klasik …………..………..…….. 90
4.1.3.3 Analisis Regresi Linear Berganda ... 94
4.1.3.4 Uji Hipotesis ... 96
4.1.3.4.1 Uji t ... 96
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ………...…….… 97
4.2.2 Kualitas Aset PT Bank Syariah Bukopin Tbk……...….. 98 4.2.3 Profitabilitas PT Bank Syariah Bukopin Tbk………...….. 100 4.2.4 Pengaruh Kecukupan Modal Terhadap Profitabilitas
PT Bank Syariah Bukopin Tbk……… ………. 100
4.2.5 Pengaruh Kualitas Aset Terhadap Profitabilitas
PT Bank Syariah Bukopin Tbk……… ………. 102
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ……….……….… 104 5.2 Saran ……….………...… 106
DAFTAR PUSTAKA... 108
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Perkembangan BUS, UUS, dan BPRS di Indonesia... 4
Tabel 1.2 Perbandingan ROA Bank Syria Bukopin dan Standar Bank Indonesia Tahun 2009-2013………... 8
Tabel 1.3 Capital Adequacy Ratio (CAR) PT. Bank Syariah Bukopin, Tbk Tahun 2009-2013………..….... 10
Tabel 1.3 Non Performing Financing (NPF) PT. Bank Syariah Bukopin, Tbk tahun 2009-2013……….... 11
Tabel 2.1 Perbedaan Bank Syariah dan Konvensional... 19
Tabel 2.2 Perbedaan Dalam Imbal Jasa (return) Kepada Nasabah... 20
Tabel 2.3 Perbedaan Tabungan Mudharabah dan Tabungan Wadi'ah... 25
Tabel 2.4 Penelitian-Penelitian Terdahulu………... 43
Tabel 3.1 Variabel dan Definisi Operasional Variabel ... 53
Tabel 3.2 Jenis dan Sumber Data ... 55
Tabel 4.1 Modal PT Bank Syariah Bukopin Tbk ... 71
Tabel 4.2 Total ATMR PT Bank Syariah Bukopin Tbk ... 72
Tabel 4.3 CAR PT Bank Syariah Bukopin Tbk ... 73
Tabel 4.4 Total Pembiayaan PT Bank Syariah Bukopin Tbk ... 76
Tabel 4.5 Pembiayaan Bermasalah PT Bank Syariah Bukopin Tbk ... 77
Tabel 4.6 NPF PT Bank Syariah Bukopin Tbk ... 79
Tabel 4.7 Laba Sebelum Pajak PT Bank Syariah Bukopin Tbk ... 83
Tabel 4.9 ROA PT Bank Syariah Bukopin Tbk ... 85
Tabel 4.10 Descriptive Statistics ... 88
Tabel 4.11 Uji Autokorelasi ... 92
Tabel 4.12 Uji Multikolinearitas ... 93
Tabel 4.13 Hasil Analisis Regresi ... 95
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Produk dan Jasa bank Syariah... 22
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran... 47
Gambar 2.3 Paradigma Penelitian ... 48
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas (Histogram) ... 90
Gambar 4.2 HasilUji Normalitas (Normal Probality Plot)... 91
DAFTAR GRAFIK
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Tahun 2009 merupakan tahun terjadinya krisis global mulai berdampak
pada kegiatan ekonomi baik di negara maju maupun negara berkembang. Negara
maju pada umumnya mengalami kontraksi ekonomi, sementara negara
berkembang mencatat perlambatan yang cukup signifikan. Melalui pergulatan
yang tidak ringan terutama sejak awal tahun 2009, indonesia dapat melalui tahun
yang sulit tersebut dengan sejumlah pencapaian yang patut dibanggakan.
Daya tahan perekonomian Indonesia terhadap dampak krisis global yang
berlangsung sejak 2009 sampai 2012 menunjukkan pertumbuhan yang relatif
stabil ditengah membaiknya ekonomi dunia. Kinerja positif tersebut tidak terlepas
dari upaya bersama lembaga keuangan dalam menjaga stabilitas keuangan dan
perekonomian, serta mencegah pelemahan perekonomian domestik lebih lanjut.
Lembaga keuangan adalah semua badan yang memiliki kegiatan di bidang
keuangan, melakukan penghimpunan, dan penyaluran dana kepada masyarakat,
terutama guna membiayai investasi perusahaan, (SK Menkeu RI No.792/1990).
Lembaga keuangan dapat dikelompokkan menjadi lembaga keuangan bank (LKB)
dan lembaga keuangan bukan bank (LKKB). Lembaga keuangan bank terdiri dari
bank sentral, bank umum, bank perkreditan rakyat (BPR), dan bank campuran,
sedangkan lembaga keuangan bukan bank terdiri dari leasing, modal ventura,
2
Di dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.10 tahun 1998 tentang
perubahan atas Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang perbankan disebutkan
bahwa Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit
dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak.
Dengan ini, bank sebagai lembaga intermediasi menjadi kebutuhan yang
sulit dihindari dalam perekonomian modern saat ini. Terlebih lagi, dengan
menyimpan dana masyarakat dan menyalurkan kembali dalam bentuk kredit, bank
telah menjembatani pihak-pihak yang kelebihan dan membutuhkan dana. Sebagai
lembaga kepercayaan juga, perbankan atau bank dalam lingkup yang lebih luas
tidak hanya bermanfaat dan dibutuhkan bagi individu dan masyarakat secara
keseluruhan tetapi juga sangat berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan
ekonomi suatu negara.
Pada Undang-Undang Republik Indonesia No.10 tahun 1998 tentang
perubahan atas Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang perbankan juga
disebutkan Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Oleh karena itu, di Indonesia
terdapat dual banking system ‘sistem perbankan ganda’, yaitu perbankan
konvensional dan perbankan syariah, (Diana dan Ascarya, 2005).
Perbedaan utamanya terletak pada landasan operasi yang digunakan.
3
berlandaskan bagi hasil, ditambah dengan jual beli dan sewa. Bank syariah
didasarkan pada pandangan Islam bahwa unsur riba adalah haram dan di dalam
sistem bunga terdapat ketidakadilan karena pemilik dana mewajibkan peminjam
untuk membayar lebih dari pada yang dipinjam tanpa memperhatikan apakah
peminjam menghasilkan keuntungan atau mengalami kerugian. Sebaliknya,
sistem bagi hasil merupakan sistem ketika peminjam dan yang meminjamkan
berbagi risiko dan keuntungan dengan pembagian sesuai dengan kesepakatan.
Bank syariah pertama kali muncul pada tahun 1963 sebagai pilot project
dalam bentuk bank tabungan pedesaan di kota kecil Mit Ghamr, Mesir. Di
Indonesia, bank syariah muncul semenjak awal 1990-an dengan berdirinya Bank
Muamalat Indonesia. Secara perlahan bank syariah mampu memenuhi kebutuhan
masyarakat yang menghendaki layanan jasa perbankan yang sesuai dengan prinsip
syariah dan halal. Bank Syariah adalah tulang punggung berkembang atau
tidaknya ekonomi syariah. Oleh karena itu kegagalan bank syariah bisa dibaca
sebagai kegagalan ekonomi syariah. Apresiasi perkembangan industri keuangan
syariah di Indonesia juga datang dari Islamic Development Bank (IDB)
dikarenakan pertumbuhan industri keuangan syariah Indonesia mencapai 35%
pertahun melebihi pertumbuhan industri keuangan syariah global yang memiliki
pertumbuhan 15-20% pertahun, (Infobanknews, IDB Apresiasi Pertumbuhan
Industri Keuangan Syariah Indonesia, 7 Mei 2013).
Fakta pesatnya perkembangan pertumbuhan jumlah lembaga keuangan
4
Syariah (UUS) dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) ditunjukkan dalam
Tabel 1.1 berikut:
Tabel 1.1
Perkembangan BUS, UUS, dan BPRS di Indonesia Sampai Tahun 2013
Sumber : LPPS (2012), Statistik Perbankan Syariah (2013)
Tabel diatas menunjukkan perjalanan perbankan syariah di Indonesia yang
terus meningkat dari tahun ke tahun. Terlebih lagi sejak Undang-Undang No.21
Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah yang menjelaskan landasan operasi yang
jelas mengenai bank syariah menyebabkan pertumbuhan yang baik untuk
perbankan syariah di Indonesia, terlihat dari pertambahan jumlah bank pun
mengalami perkembangan yang pesat. Pada BUS pertumbuhan jumlahnya dari 3
menjadi 11 BUS, atau mencapai 100% lebih dalam 5 tahun terakhir (2005-2010),
Unit Usaha Syariah (UUS) pertumbuhannya mencapai 21% (19 menjadi 23), dan
BPRS mencapai 63% (92 menjadi 150). Adapun penurunan UUS pada tahun 2008
dari 27 Unit menjadi 24 pada tahun 2011 disebabkan UUS yang ada pada bank
konvensional telah dikonversi menjadi BUS. Tahun
1992 2000 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Kuartal II 2013
BUS 1 2 3 3 3 5 6 11 11 11 11
UUS - 3 19 20 26 27 25 23 24 24 24
5
Walaupun sepanjang tahun 2009 sampai 2013 dampak krisis keuangan
global cenderung melambatkan laju pertumbuhan ekonomi di berbagai negara,
namun memiliki pengaruh yang relatif minimal terhadap industri perbankan
syariah nasional dengan masuknya beberapa bank umum syariah (BUS) baru,
yakni salah satunya PT Bank Syariah Bukopin, Tbk.
Perjalanan PT. Bank Syariah Bukopin, Tbk dimulai dari sebuah bank
umum, Bank Persyarikatan Indonesia yang diakuisisi oleh Bank Bukopin untuk
dikembangkan menjadi bank Syariah. Bank Syariah Bukopin mulai beroperasi
dengan melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip Syariah setelah
memperoleh izin operasi Syariah dari Bank Indonesia pada tanggal 27 Oktober
2008 dan pada tanggal 11 Desember 2008 telah diresmikan oleh Wakil Presiden
Republik Indonesia. Komitmen penuh dari Bank Bukopin sebagai pemegang
saham mayoritas diwujudkan dengan menambah setoran modal dalam rangka
untuk menjadikan Bank Syariah Bukopin sebagai bank syariah dengan pelayanan
terbaik. Dan pada tanggal 10 Juli 2009 melalui Surat Persetujuan Bank Indonesia,
Bank Bukopin telah mengalihkan Hak dan Kewajiban Usaha Syariah-nya
kedalam PT. Bank Syariah Bukopin, Tbk.
Dalam kondisi perekonomian global yang belum pulih sejak 2009 akibat
imbas krisis keuangan global akhir 2008, PT. Bank Syariah Bukopin, Tbk masih
sanggup mencetak pertumbuhan yang signifikan. Prestasi tersebut dapat terlihat
dari beberapa penghargaan yang didapatkan di tahun 2009 seperti penghargaan
dari ”Indonesia Moslem Award” sebagai Best Banking Sharia of The Year 2009
6
Pertumbuhan pesat yang terjadi pada perbankan syariah ini juga dapat
mengindikasikan bahwa sejumlah paket kebijakan pemerintah dan juga lembaga
terkait relatif mampu meningkatkan kesadaran masyarakat muslim Indonesia
untuk terlibat aktif dalam industri perbankan syariah. Hanan Wihasto pengamat
Bisnis Syariah mengatakan semua pertumbuhan yang terjadi bukan hanya
dikarenakan produk dana perbankan syariah memiliki daya tarik bagi deposan
mengingat nisbah bagi hasil dan margin produk tersebut masih kompetitif
dibanding bunga di bank konvensional tetapi juga oleh karena sektor ekonomi
syariah lainnya seperti asuransi syariah yang menjanjikan kejelasan dana, tidak
mengadung judi dan riba atau bunga. Selain itu, kinerja perbankan syariah
menunjukkan peningkatan yang signifikan tercermin dari permodalan dan
profitabilitas yang semakin meningkat, (iB Perbankan Syariah, Bank Syariah dan
Kesejahteraan Masyarakat, 4 April 2013).
Kinerja suatu bank memegang peranan penting dalam keberhasilan suatu
bank terlebih lagi untuk menjalankan fungsi intermediasinya dan memelihara
kepercayaan masyarakat, salah satunya melalui peningkatan profitabilitas.
Di samping itu pada bank syariah, hubungan antara bank dengan
nasabahnya bukan hubungan debitur dengan kreditur, melainkan hubungan
kemitraan (partnership) antara penyandang dana (shohibul maal) dengan
pengelola dana (mudharib). Oleh karena itu, tingkat laba bank syariah tidak saja
berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil untuk para pemegang saham tetapi juga
berpengaruh terhadap hasil yang dapat diberikan kepada nasabah penyimpan
7
profitabilitasnya. Mengingat begitu pentingnya fungsi dan peranan perbankan
syariah di Indonesia, maka pihak bank syariah perlu meningkatkan kinerjanya
agar tercipta perbankan dengan prinsip syariah yang sehat dan efisien.
Salah satu faktor yang dapat dilihat untuk menilai kinerja perusahaan yaitu
melalui profitabilitas perusahaan tersebut. Profitabilitas mencerminkan
kemampuan suatu bank dalam memperoleh laba dari kegiatan operasionalnya.
Semakin tinggi profitabilitas bank syariah maka semakin baik pula kinerja bank
tersebut. Kinerja bank syariah dapat dinilai melalui berbagai macam variabel yang
diambil dari laporan keuangan bank syariah. Laporan keuangan tersebut
menghasilkan sejumlah rasio keuangan yang dapat membantu para investor dalam
menilai kinerja bank syariah.
Di dalam prakteknya rasio yang biasa digunakan untuk mengukur kinerja
profitabilitas adalah Return On Equity (ROE) dan Return On Asset (ROA). ROE
menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan
terhadap modal yang ia tanamkan, atau mengukur kemampuan bank memperoleh
keuntungan dilihat dari kepentingan pemilik, sedangkan ROA memberikan
informasi seberapa efesien suatu bank dalam melakukan kegiatan usahanya dan
rasio ini mengindikasikan seberapa besar keuntungan yang dapat diperoleh
rata-rata terhadap setiap rupiah asetnya, (Siamat, 2005).
Bank Indonesia lebih mementingkan penilaian ROA daripada ROE karena
Bank Indonesia lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur
dengan asset yang dananya sebagian besar berasal dari dana simpanan masyarakat
8
Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang
dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi
penggunaan aset, (Dendawijaya, 2009).
Berikut adalah perbandingan ROA Bank Syariah Bukopin dan Standar
Bank Indonesia di Indonesia dari Tahun 2009 sampai dengan 2013 yang
ditunjukkan pada tabel dibawah ini:
Tabel 1.2.
Perbandingan ROA Bank Syariah Bukopin dan Standar Bank Indonesia Tahun 2009-2013
Tahun Rasio ROA Rasio ROA Standart
Bank Syariah Bukopin Bank Indonesia (BI)
2009 0.06%
Sumber: Laporan Keuangan BankSyariah Bukopin (BUS), Diolah
Pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa Return On Asset (ROA) PT. Bank
Syariah Bukopin, Tbk tahun 2009-2013 mengalami fluktuatif. Dalam kurun waktu
5 tahun PT. Bank Syariah Bukopin, Tbk tidak bisa mendekati batas ROA yang
ditentukan Bank Indonesia di diatas 1,25% di dalam Surat Edaran No.9/24/DPbS
mengenai Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip
Syariah. Walaupun pada tahun 2012-2013 mengalami peningkatan sampai dengan
rasio 1.04%.
Pada tahun 2010 bank mampu meningkatkan ROA menjadi 0,74 % dari
9
mempertahankan atau meningkatkan ROA sehingga terjadi penurunan menjadi
0,52% di tahun 2011. Dengan ROA yang rendah pada tahun tersebut membuat
perusahaan memperbaiki kinerja keuangannya maka pada tahun 2012 sampai
dengan kuartal II tahun 2013 nilai ROA berhasil ditingkatkan menjadi 1,04%.
Walaupun belum bisa mencapai batas ketentuan Bank Indonesia sebesar di atas
1,25%.
Melalui gambaran ROA selama tahun 2009-2012 PT. Bank Syariah
Bukopin, Tbk mengalami kinerja keuangan yang kurang baik. Terlihat dengan
ROA bank yang rendah. Serta berada dibawah ROA yang ditetapkan Bank
Indonesia yaitu 1,25%-1,5%. Dengan memiliki ROA yang rendah dari ketentuan
yang sudah ditetapkan Bank Indonesia, dikhawatirkan bank akan kehilangan
kepercayaan dari masyarakat dan investor sehingga akan mempengaruhi terhadap
kelangsungan bank.
Faktor- faktor yang mempengaruhi profitabilitas diantaranya yaitu modal,
kualitas kredit yang diberikan dan pengembaliannya, perpencaran bunga bank,
manajemen pengalokasian dalam aktiva likuid, efisiensi dalam menekan biaya
operasi dan nonoperasi serta mobilisasi dana masyarakat dalam memperoleh
sumber dana yang murah, (Teguh Pudjo Muljono, 2001).
Jumlah modal bank mempengaruhi kemampuan bank dalam
mempengaruhi bank untuk meningkatkan profitabilitasnya atau memperoleh
keuntungan, (Siamat, 2005). Ada beberapa rasio yang digunakan untuk menilai
kemampuan dan kecukupan modal bank. Tetapi dari banyaknya rasio permodalan,
10
Berdasarkan Surat Edaran No.9/24/DPbS mengenai Sistem Penilaian
Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah Ketentuan
pemenuhan permodalan minimum bank disebut juga Capital Adequacy Ratio
(CAR) yang minimum besarnya 8% dari aktiva tertimbang menurut risiko
(ATMR). Berikut merupakan data Capital Adequacy Ratio PT. Bank Syariah
Bukopin, Tbk tahun 2009-2013.
Tabel 1.3
Capital Adequacy Ratio (CAR) PT. Bank Syariah Bukopin, Tbk
Tahun 2009-2013
Sumber: Laporan Keuangan PT. Bank Syariah Bukopin, Tbk
Dari data di atas dapat dilihat bahwa CAR yang dimiliki oleh PT. Bank
Syariah Bukopin, Tbk pada tahun 2009-2013 masing-masing sebesar 13,06%,
11,51%, 15,29%, 11,10%, 12,78%, dan 12,07%. Apabila CAR berada pada posisi
dibawah batas minimum 8% maka bank akan mengalami insolvensi karena tidak
bisa memenuhi kewajibannya. Dengan melihat data diatas, CAR yang dimiliki
PT. Bank Syariah Bukopin, Tbk berada pada posisi lebih dari 8% yang
mengindikasikan bahwa PT. Bank Syariah Bukopin, Tbk telah mampu memenuhi
ketentuan minimum kecukupan modal sesuai dengan standar BI. Pengendalian
jumlah modal yang tepat akan menjamin operasi dari perusahaan secara efisien
11
modal melebihi kebutuhan, sehingga terjadi dana menganggur, tetapi apabila
jumlah modal terlalu kecil atau kurang, maka perusahaan akan kurang mampu
memenuhi permintaan nasabah.
Selain CAR, salah satu yang mempengaruhi profitabilitas adalah kualitas
aset suatu bank dan semakin besar kualitas asset suatu bank menunjukkan
semakin baik profitabilitasnya, (Taswan, 2010). Salah satu indikator penunjang
untuk mengukur kualitas aset bank adalah dengan Non Performing Financing
(NPF). NPF merupakan Pembiayaan bermasalah yang terdiri dari pembiayaan
yang berklasifikasi Kurang Lancar, Diragukan dan Macet. Non Performing
Financing (NPF) mencerminkan risiko pembiayaan, semakin kecil Non
Performing Financing (NPF), maka semakin kecil pula risiko pembiayaan yang
ditanggung oleh pihak bank, (Berlina,2012). Berikut merupakan data Non
Performing Financing (NPF) PT. Bank Syariah Bukopin, Tbk tahun 2009-2013.
Tabel 1.4
Non Performing Financing (NPF) PT. Bank Syariah Bukopin, Tbk
Tahun 2009-2013
Sumber: Laporan Keuangan PT.Bank Syariah Bukopin, Tbk
Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa pada tahun 2009 NPF
perusahaan sebesar 3,25%. Pada tahun berikutnya bank mengalami NPF menjadi
3,80%. Namun berbeda pada tahun 2011 dimana bank dapat kembali menurunkan
NPF sebesar 1,74%. Pada tahun berikutnya bank tidak mampu menjaga kestabilan 2009 2010 2011 2012 Kuartal II 2013
12
dan NPF meningkat dari tahun sebelumnya yaitu mencapai NPF sebesar 4,57%.
Dari data diatas juga dapat terlihat bahwa NPF bergerak secara fluktuatif.
Walaupun di tahun 2013 NPF bank masih dalam standar sehat Bank Indonesia,
NPF harus dijaga pada tingkat yang ideal dan hampir mendekati batas standar
sehat yang ditetapkan Bank Indonesia adalah dibawah 5%, (SE BI No.9/24/Dpbs
Tanggal 30 Oktober 2007).
Berdasarkan fenomena yang telah dijelaskan diatas, maka penulis
menduga penyebab profit bank yang buruk karena tingkat kecukupan modal yang
menurun disertai kualitas asset yang makin tinggi mendekati batas standar BI.
Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengajukan penelitian yang berjudul:
“Pengaruh Kecukupan Modal dan Kualitas Aset terhadap Profitabilitas
pada PT. Bank Syariah Bukopin,Tbk”.
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah
Bank syariah ini telah berkembang menjadi sebuah trend di kalangan
masyarakat. Banyak masyarakat yang berlomba-lomba untuk menempatkan
dananya di bank syariah. Berkembangnya trend tersebut dikarenakan produk dana
perbankan syariah memiliki daya tarik bagi deposan mengingat nisbah bagi hasil
dan margin produk tersebut masih kompetitif dibanding bunga di bank
konvensional.
Kinerja bank syariah dapat dinilai melalui berbagai macam variabel yang
13
indikator kinerja keuangan. Selain itu juga profitabilitas merupakan salah satu
indikator dalam menilai tingkat kesehatan bank yang diukur dengan Return On
Assets.
PT. Bank Syariah Bukopin, Tbk memilki profitabilitas yang tidak baik
dilihat dari sisi Return On Assets bank dari tahun 2009-2012. Faktor- faktor yang
mempengaruhi profitabilitas diantaranya yaitu modal, kualitas kredit yang
diberikan dan pengembaliannya, perpencaran bunga bank, manajemen
pengalokasian dalam aktiva likuid, efisiensi dalam menekan biaya operasi dan
nonoperasi serta mobilisasi dana masyarakat dalam memperoleh sumber dana
yang murah, (Teguh Pudjo Muljono, 2001).
Oleh karena itu, tingkat profitabilitas yang buruk diduga akibat dari
penurunan tingkat kecukupan modal yang diukur dengan Capital Adequacy Ratio
(CAR) dan kualitas asset yang meningkat serta mendekati batas standar sehat
Bank Indonesia diukur dengan Non Performing Financing (NPF). Dimana
masing- masing rasio mengalami gerakan fluktuatif yang cukup signifikan dan
diduga berdampak terhadap bank untuk memaksimalkan profit.
1.2.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas dapat ditarik perumusan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran Kecukupan Modal pada PT. Bank Syariah Bukopin,
Tbk?
14
3. Bagaimana gambaran Profitabilitas PT. Bank Syariah Bukopin, Tbk?
4. Bagaimana pengaruh Kecukupan terhadap Profitabilitas pada PT. Bank
Syariah Bukopin, Tbk?
5. Bagaimana pengaruh Kualitas Aset terhadap Profitabilitas pada PT. Bank
Syariah Bukopin, Tbk?
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka dapat disusun tujuan dari
penelitian ini adalah untuk :
1. Untuk mengetahui bagaimana gambaran Kecukupan Modal pada PT.
Bank Syariah Bukopin, Tbk.
2. Untuk mengetahui bagaimana gambaran Kualitas Aset pada PT. Bank
Syariah Bukopin, Tbk.
3. Untuk mengetahui bagaimana gambaran profitabilitas PT. Bank
Syariah Bukopin, Tbk.
4. Untuk mengetahui pengaruh Kecukupan Modal terhadap Profitabilitas
pada PT. Bank Syariah Bukopin, Tbk.
5. Untuk mengetahui pengaruh Kualitas Aset terhadap Profitabilitas pada
15
1.3.2 Kegunaan Penelitian a. Kegunaan Teoritis :
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap ilmu
pengetahuan dan juga sumbangan pemikiran kepada para akademisi
khusunya mengenai profitabilitas perbankan. Disamping itu penelitian
ini diharapkan dapat memberikan tambahan referensi bagi peneliti lain
yang tertarik meneliti mengenai Kecukupan Modal, Kualitas Aset, dan
Profitabilitas.
b. Kegunaan praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan bagi
manajemen bank lainnya dalam mengelola bank, melakukan
perencanaan dan dalam pengambilan keputusan terkait
kebijakan-kebijakan dalam rangka mempertahankan Kecukupan Modal dan
Kualitas Aset yang hendak dimiliki sehingga diperoleh profitabilitas
yang optimal sebagai wujud tanggung jawab perbankan atas
BAB III
METODE PENELITIAN
1.1 Objek Penelitian
Menurut Arikunto (2010) objek penelitian adalah variabel penelitian yaitu
sesuatu yang merupakan inti problematika penelitian.
Objek penelitian ini adalah variabel-variabel yang dianggap penulis dapat
mempengaruhi besarnya pengembalian aset kepada perusahaan. Variabel yang
diteliti adalah variabel Kecukupan Modal yang diukur dengan Capital Adequacy
Ratio (CAR), variabel Kualitas Aset yang diukur dengan Non Performing
Financing (NPF), dan variabel Profitabilitas yang diukur dengan Return On
Assets (ROA). variabel Kecukupan Modal yang diukur dengan Capital Adequacy
Ratio (CAR) sebagai X1 dan variabel Kualitas Aset yang diukur dengan Non
Performing Financing (NPF) sebagai X2 adalah variabel independen. Variabel
Profitabilitas yang diukur dengan Return On Assets (ROA) sebagai Y adalah
variabel dependen. Objek yang akan diteliti adalah laporan keuangan PT. Bank
Syariah Bukopin, Tbk pada tahun 2009-2013.
Berdasarkan objek penelitian tersebut maka penulis menganalisis
bagaimana pengaruh Kecukupan Modal dan Kualitas Aset terhadap Profitabilitas
51
1.2 Metode dan Desain Penelitian 3.2.1 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan
verifikatif. Menurut Moh.Nazir (2005) metode deskriptif merupakan suatu metode
dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu
sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.
Dari metode deskriptif ini didapat gambaran tentang Kecukupan Modal
yang diukur dengan Capital Adequacy Ratio (CAR), Kualitas Aset yang diukur
dengan Non Performing Financing (NPF), dan Profitabilitas yang diukur dengan
Return On Assets (ROA).
Sedangkan menurut Marzuki (2002) “Metode verifikatif adalah suatu
metode yang digunakan untuk menguji kebenaran suatu pengetahuan. Penelitian
verifikatif memperlihatkan pengaruh dari variabel-variabel yang digunakan dan
menguji hipotesis dengan menggunakan perhitungan data statistik. Dalam
penelitian ini menggunakan metode verifikatif yakni untuk mengetahui pengaruh
antara Kecukupan Modal dan Kualitas Aset terhadap Profitabilitas PT. Bank
Syariah Bukopin, Tbk.
3.2.2 Desain Penelitian
Menurut Moh. Nazir (2005) “Desain penelitian adalah semua proses yang
52
pertanyaan penelitian serta membantu dalam memudahkan pelaksanaan
penelitian.
Menurut Marzuki (2002) menyatakan bahwa desain riset dapat dibagi
menjadi 3 macam, antara lain:
1. Riset eksplanatori adalah desain riset untuk mengetahui permasalahan dasar.
2. Riset deskriptif adalah desain riset yang digunakan untuk menggambarkan
sesuatu.
3. Riset kausal adalah desain riset yang digunakan untuk mengetahui hubungan
sebab akibat.
Ketiga riset tersebut mempunyai peranan yang saling ketergantungan.
antara yang satu dengan yang lainnya. Penelitian ini sendiri menguji pengaruh
variabel bebas terhadap variabel terikat. Berdasarkan tujuan penelitian yaitu untuk
mengetahui bagaimana pengaruh antara Kecukupan Modal dan Kualitas Aset
terhadap Profitabilitas PT. Bank Syariah Bukopin, Tbk. Maka desain penelitian
yang digunakan adalah desain kausal.
1.3 Operasional Variabel
Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua
jenis variabel yaitu:
1. Variabel independen (variabel X) yaitu variabel yang menjadi sebab
terjadinya atau terpengaruhinya variabel dependen. Variabel independen
dalam penelitian ini adalah: kecukupan modal yang diukur dengan CAR
53
2. Variabel dependen (Variabel Y) yaitu variabel yang nilainya dipengaruhi
oleh variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah
aspek profitabilitas yang diukur dengan ROA.
Tabel 3.1 memperlihatkan variabel independen dan dependen yang akan
dipaparkan dan diuji melalui metoda statistik.
Tabel 3.1
Variabel dan Definisi Operasional Variabel
Variabel
Definisi
Variabel
Indikator Alat Ukur Skala
54
3.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Sumber Data
Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah data sekunder. Menurut
Moh. Nazir (2005) data sekunder adalah suatu hasil studi yang dilakukan oleh
orang lain dan untuk tujuan pengkajian ulang data. Dalam penelitian ini data
55
Bukopin, Tbk periode tahun 2009- 2013. Selain itu penulis juga memperoleh data
yang berasal dari literatur kepustakaan dengan mempelajari, mengkaji serta
menelaah literatur-literatur yang berkaitan dengan masalah yang diteliti berupa
buku, maupun jurnal yang berkaitan dengan penelitian. Berikut merupakan data
tabel 3.2 yang menunjukan jenis dan sumber penelitian:
Tabel 3.2
Jenis dan Sumber Data
No Jenis Data Sumber Data Sekunder
1
Profil, Sejarah Perusahaan, dan
Laporan Keuangan PT. Bank Syariah
Bukopin, Tbk
www.syariahbukopin.co.id
2
Data- data dan statistik mengenai
jumlah bank umum syariah di
Indonesia
www.bi.go.id
3.4.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data untuk menunjang penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Studi kepustakaan
Studi kepustakaan yaitu pengumpulan informasi mengenai teori-teori dan
pendapat-pendapat mengenai permaslahan yang diteliti dari buku-buku referensi,
56
2. Pengumpulan data sekunder
Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara mencari,
mengumpulkan serta mengolah data- data terutama laporan keuangan dan data
statistik perbankan yang diperoleh dari www.syariahbukopin.co.id dan
www.bi.go.id.
3.5 Populasi dan Sampel 3.5.1 Populasi
Populasi adalah seluruh kumpulan elemen yang menunjukkan ciri-ciri
tertentu yang dapat digunakan untuk membuat kesimpulan, (Anwar Sanusi, 2011).
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah laporan keuangan PT. Bank
Syariah Bukopin, Tbk.
3.5.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2009) sampel adalah jumlah dan karaktersitik yang
dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan
adalah laporan keuangan triwulan mulai dari triwulan I tahun 2009 sampai
triwulan II tahun 2013 mengenai Capital Adequacy Ratio, Non Performing
Financing dan Return On Asset yang telah melewati pengawasan dan
dipublikasikan oleh PT. Bank Syariah Bukopin, Tbk melalui website resminya
57
3.6 Rancangan Analisis Data dan Uji Hipotesis 3.6.1 Rancangan Analisis Data
Menurut Sugiyono (2010) “Analisis data adalah proses mencari dan
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan
lapangan, dan bahan- bahan lain sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya
dapat diinformasikan kepada orang lain.
Pengolahan data dan analisis data yang dilakukan adalah untuk
memperoleh data yang akurat serta mempermudah dalam proses selanjutnya.
Langkah- langkah analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:
1. Menyusun kembali data yang diperoleh ke dalam bentuk tabel maupun
grafik.
2. Analisis deskriptif terhadap Kecukupan Modal dengan melakukan
perhitungan nilai Capital Adequacy Ratio (CAR).
3. Analisis deskriptif terhadap Kualitas Aset dengan melakukan
perhitungan nilai Non Performing Financing (NPF).
4. Analisis deskriptif terhadap profitabilitas dengan menghitung nilai
Return On Asset (ROA).
5. Melakukan analisis statistik untuk mengetahui pengaruh Kecukupan
Modal dengan indikator CAR dan Kulaitas Aset dengan indikator NPF
58
3.6.2 Analisi Deskriptif
Analisis deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai
kondisi variavel yang diteliti, baik dalam bentuk tabel, grafik, sertadeskripsi
variabel tersebut.. Untuk mendapatkan gambaran tersebut maka diperlukan
perhitungan untuk rasio-rasio yang menjadi variabel dalam penelitian ini dengan
menggunakan rumus:
1. Capital Adequacy Ratio (CAR)
2. Non-Performing Financing (NPF)
3. Return On Asset (ROA)
3.6.3 Analisis Statistik
Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Non Performing
Financing (NPF) terhadap Profitabilitas dengan indikator Return On Asset (ROA)
digunakan analisis statistik yaitu analisis regresi linier berganda, uji asumsi klasik,
korelasi product moment, dan koefisien determinasi, serta uji t. Proses analisis
59
3.6.3.1 Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Data
Penggunaan model regresi untuk prediksi akan menghasilkan
kesalahan (disebut residu), yakni selisih antara data actual dengan data
hasil peramalan. Residu yang seharusnya adalah berdistribusi normal.
Untuk mengetahui lebih jelas kenormalan residu dari model regresi dapat
menggunakan fasilitas Histogram dan Normal Probality Plot, (Santoso,
2010). Histogram terdistribusi normal terhadap residu dilihat dari bentuk
pola residu yang berbentuk lonceng sebagaimana halnya distribusi normal
dan grafik Normal Probality Plot menunjukkan bahwa titik-titik (yang
menggambarkan data) menyebar dan membentuk pola tertentu searah
dengan garis diagonal.
b. Uji Autokorelasi
Untuk mendeteksi gejala autokorelasi dapat dilakukan dengan
pengujian Durbin-Watson (d). hasi perhitungan Durbin-Watson (d)
dibandingkan dengan nilai dtabel pada α=0,05. Tabel d memliki dua nilai,
yaitu nilai batas atas (dU) dan nilai batas bawah (dL) untuk berbagai nilai n
dan k, (Anwar Sanusi, 2011).
Jika d< dL; maka terjadi autokorelasi positif
d > 4 – dL; maka terjadi autokorelasi negatif
60
dL ≤ d ≤ dU atau 4 – dU ≤ d ≤ 4 – dL; maka pengujian tidak
meyakinkan
c. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah pada model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen, (Anwar
Sanusi, 2011). Untuk mendeteksi ada atau tidahya multikolinearitas di
dalam model ini adalah dengan cara sebagai berikut:
- Dilihat dari nilai VIF (Yariance Inflation Factor) dan Tolerance.
Nilai Tolerance < 0,1 dan VIF > 10 (berarti terdapat
multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi).
d. Uji Heteroskedastisitas
Regresi yang berbasis waktu (time-series), seharusnya tidak ada
korelasi antara data waktu t dengan waktu sebelumnya (t-1). Uji
Heteroskedastisitas dapat dilihat dengan menggunakan fasilitas scatter
plot. Bila scatter plot tidak memperlihatkan sebuah pola tertentu, missal
pola menarik ke kanan atas, atau menurun ke kiri atas, atau pola tertentu
lainnya ini menunjukkan model regresi bebas dari Heteroskedastisitas.
3.6.3.2 Analisis Regresi Linear Berganda
Metode analisis yang digunakan adalah model regresi linier berganda yang
persamaannya dapat dituliskan sebagai berikut:
61
Y = Profitabilitas (ROA)
a = konstanta
X1 = Kecukupan Modal (CAR)
X2 = Kualitas Aset (NPF)
b1, b2 = Koefisien regresi
e = error term
(Anwar Sanusi, 2011)
3.6.4 Uji Hipotesis
Setelah melakukan pengujian normalitas dan pengujian asumsi-asumsi,
langkah selanjutnya yaitu melakukan pengujian hipotesis yang diajukan
menggunakan analisis regresi melalui uji-t. Tujuan digunakan analisis regresi
adalah untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel
dependen baik secara parsial, serta mengetahui besarnya dominasi
variabel-variabel independen terhadap variabel-variabel dependen. Langkah-langkah untuk menguji
hipotesis-hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
- Uji Statistik t
Hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian ini berkaitan dengan ada
tidaknya pengaruh antara variabel-variabel yang diteliti. Hipotesis nol (HO) yang
ditetapkan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa tidak adanya pengaruh antara
variabel yang diteliti. Sedangkan hipotesis alternatif (Ha) yang ditetapkan
menunjukkan adanya pengaruh antara variabel yang diteliti, maka digunakan
62
Uji hipotesis dilakukan dengan cara membandingkan antara t tabel dengan
t hitung. Rumus t hitung dapat dilihat dalam persamaan berikut:
(Sudjana, 2003:91)
Keterangan:
β : Koefisien regresi
Sβ : Deviasi standardari variable independen
Keputusan pengujian t hitung adalah sebagai berikut:
1. Jika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima
2. Jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak
Kriteria Uji : 1. Terima Ho jika –t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel
2. Tolak Ho jika -t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel
Untuk mengetahui signifikan atau tidaknya suatu pengaruh dari
variabel-variabel bebas secara parsial atas suatu variabel-variabel tidak bebas digunakan uji t.
Hipotesis :
- Ho1 : tingkat probalitas (signifikan) > α , Kecukupan Modal tidak
berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.
- Ha1 : tingkat probalitas (signifikan) ≤ α, Kecukupan Modal
berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.
- Ho2 : tingkat probalitas (signifikan) > α, Kualitas Aset tidak
63
- Ha2 : tingkat probalitas (signifikan) ≤ α, Kualitas Aset berpengaruh
signifikan terhadap profitabilitas.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada PT. Bank Syariah
Bukopin, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Gambaran kecukupan modal yang diukur dengan Capital Adequacy Ratio
(CAR) PT. Bank Syariah Bukopin, Tbk pada tahun 2009 hingga triwulan II
tahun 2013 mengalami trend yang menurun. Trend yang menurun
menunjukkan bank mulai gencar dalam perluasan dan pertumbuhan akselerasi
bisnisnya. Tingkat Capital Adequacy Ratio (CAR) tertinggi terdapat pada
triwulan I tahun 2009. Sedangkan tingkat Capital Adequacy Ratio (CAR)
terendah terdapat pada triwulan III tahun 2009. Rata-rata Capital Adequacy
Ratio (CAR) bank yank masih diatas 8% dan dalam kategori sehat. Ini berarti
secara keseluruhan bank masih berhati-hati dalam perluasan dan akselerasi
bisnisnya sehingga membuat banyak dana yang menganggur (idle funds) atau
tidak disalurkan dalam kegiatan bisnisnya.
2. Gambaran kualitas aset yang diukur dengan Non Performing Financing (NPF)
PT. Bank Syariah Bukopin, Tbk pada tahun 2009 hingga triwulan II tahun
2013 mengalami trend yang meningkat. Hal ini disebabkan makin meluasnya
produk pembiayaan yang disalurkan bank dan berdampak buruk pada
peningkatan pembiayaan bermasalah. Tingkat Non Performing Financing
105
Sedangkan tingkat Non Performing Financing (NPF) terendah terdapat pada
triwulan I tahun 2009. Secara umum NPF bank masih dalam standar yang
ditetapkan Bank Indonesia yaitu dibawah 5%. Hal ini juga menunjukkan bank
masuk dalam kategoori baik dalam pengelolaan pembiayaannya.
3. Gambaran profitabilitas yang diukur dengan Return On Assets (ROA) PT.
Bank Syariah Bukopin, Tbk pada tahun 2009 hingga triwulan II tahun 2013
menunjukkan trend yang fluktuatif dan cenderung meningkat. Hal ini
disebabkan bank terus berbenah didalam memperoleh profit yang maksimal
melalui upaya meningkatkan setiap aset yang dimiliki bank dalam triwulannya
serta diikuti upaya menjaga kualitas pembiayaan yang merupakan sumber
utama perolehan laba bank. Peningkatan ROA bank yang tertinggi diperoleh
pada triwulan IV tahun 2012 dan yang terendah pada triwulan I tahun 2009.
ROA bank terlihat juga masih jauh dalam standar ROA yang ditetapkan Bank
Indonesia diatas 1,25%.
4. Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda dan uji t yaitu diperoleh
koefisien CAR sebesar –0,056 dan tingkat signifikan dibawah 0,05. Hal ini
menunjukkan kecukupan modal berbeda dengan teori pada umumnya
dikarenakan CAR memiliki pengaruh negatif dan signfikan terhadap
profitabilitas yang diukur dengan ROA. Dalam arti lain, bahwa setiap kenaikan
CAR akan diikuti oleh penurunan ROA.
5. Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda dan uji t yaitu diperoleh
koefisien NPF sebesar 0,028 dan tingkat signifikan diatas 0,05. Hal ini
106
umumnya dikarenakan kualitas aset yang diukur dengan NPF memiliki
pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap profitabilitas yang diukur
dengan ROA.
5.2 Saran
Dari kesimpulan yang telah diuraikan diatas, maka saran- saran yang dapat
penulis ajukan dari penelitian yang telah dilakukan tersebut antara lain adalah
sebagai berikut:
1. Bagi manajemen PT. Bank Syariah Bukopin, Tbk harus lebih memperhatikan
tingkat kecukupan modalnya yang diukur dengan Capital Adequacy Ratio
(CAR) kedepannya. Karena besar kecilnya tingkat CAR memilki kelemahan
dan kelebihan untuk bank. Kelebihannya dengan memiliki tingkat CAR yang
tinggi, berarti bank siap dalam segi modal untuk menghadapi berbagai resiko
yang akan dihadapi dalam setiap kegiatan operasionalnya. Tetapi disisi lain
kelemahannya adalah bank terlalu berhati-hati sehingga banyak modal yang
tidak dipakai untuk memperluas kegiatan bisnisnya dan berakibat menurunnya
profit.
2. Tingkat Non Performing Financing (NPF) PT. Bank Syariah Bukopin, Tbk
mulai meningkat tiap tahunnya. Oleh karena itu, bank harus lebih selektif dan
menerapkan prinsip kehati-hatian dalam penerapan penyaluran
pembiayaannya. Agar tetap dalam standar yang ditetapkan Bank Indonesia dan
setiap pembiayaan yang disalurkan adalah pembiayaan yang tergolong lancar
107
3. Profitabilitas masih berada dibawah standar ROA yang ditetapkan BI. Oleh
karena itu, bank harus meningkatkan kemampuan menghasilkan laba dari
tingkat kredit agar profitabilitas yang dimiliki bank juga ikut meningkat dan
sesuai dengan standar yang ditetapkan Bank Indonesia, yaitu memiliki ROA
DAFTAR PUSTAKA
Agus, B. (2010). Jurnal Manajemen Bisnis: Faktor-Faktor Yang Berpengaruh
Terhadap Tingkat Profitabilitas Bank Umum Syariah. Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto
Anwar Sanusi. (2011). Metodologi Penelitian Bisnis. Jakarta: Penerbit Salemba
Empat.
Arikunto, (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta.
Aulia, F.R. (2012). Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis: Pengaruh Pembiayaan
Jual Beli, Pembiayaan Bagi Hasil, dan Rasio Non Performing Financing (NPF) terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia. Universitas Brawijaya
Bank Indonesia Laporan Perkembangan Perbankan Syariah Beberapa Terbitan.
Bank Indonesia. Surat Edaran (SE) No.9/24/DPbS mengenai Sistem Penilaian
Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah, 30 Oktober 2007.
Bank Indonesia. Surat Edaran No.6/23/DPNP tanggal 31Mei 2004 tentang Sistem
Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum.
Berlina. (2012). Jurnal Manejemen Bisnis: Analisis Perbandingan Tingkat
Kesehatan Bank Konvensional Dan Bank Syariah Di Indonesia Tahun 2009-2011. Institut Manajemen Telkom.
Diana dan Ascarya. (2005). Bank Syariah: Gambaran Umum. Jakarta: PPSK.
iB Perbankan Syariah. (2010). Bank Syariah dan Kesejahteraan Masyarakat.
Infobanknews. (2012). IDB Apresiasi Pertumbuhan Industri Keuangan Syariah
Indonesia. www.infobanknews.com.
Jumingan, (2006). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Bumi Aksara.
Latumaerissa Julius.R. (2011). Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta:
Salemba Empat
Lukman Dendawijaya. (2009). Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Marzuki. (2002). Metodologi Riset. Yogyakarta: BPFE UI
Muhammad, S. (2012). Jurnal Manajemen dan Keuangan: Pengaruh Rasio
Kesehatan Bank Terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah Dan Bank Konvensional Di Indonesia. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unhas Makassar
Nazir, Moh.(2005). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia
Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/ 18 /Pbi/2012 Tentang Kewajiban
Penyediaan Modal Minimum Bank Umum.
Santoso, S. (2010). Mastering SPSS 18. Jakarta: Penerbit PT Elex Media
Komputindo
Sapariyah, R.A. (2010). Jurnal: Pengaruh Rasio Capital, Assets, Earning Dan
Liquidity Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perbankan Di Indonesia.
STIE “AUB” SURAKARTA
Siamat, D. (2005). Manajemen Keuangan Edisi Kelima. Jakarta: Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Sofyan Syafri Harahap. (2002). Teori Akuntansi Laporan Keuangan. Jakarta:
Penerbit PT Bumi Aksara.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV.Alfabeta.
Sugiyono. (2010). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV.Alfabeta.
Taswan. (2010). Manajemen Perbankan, Konsep, Teori, dan Aplikasi Edisi 2.
UPP AMP YKPN
Teguh Pudjo Muljono. (2001). Analisis Laporan Keuangan Untuk Perbankan.
Jakarta: Djambatan.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan
Syariah.
Undang-undang No.10 tahun 1998, Perubahan atas UU No.7/1992 tentang
Pokok-Pokok Perbankan.
Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan.
Wahyu, K. (2006). Jurnal Manajemen: Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kinerja Bank Umum Di Indonesia. Universitas Diponegoro
Warjiyo Perry. (2004). Bank Indonesia: Bank Sentral Republik Indonesia. Jakarta:
PPSK.
Website: www.bi.go.id