• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI MENGUASAI ELEKTRONIKA DIGITAL : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas X Mata Diklat Teknik Digital Program Keahlian Rekayasa Perangkat Lunak di SMK Negeri 1 L

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI MENGUASAI ELEKTRONIKA DIGITAL : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas X Mata Diklat Teknik Digital Program Keahlian Rekayasa Perangkat Lunak di SMK Negeri 1 L"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI

MENGUASAI ELEKTRONIKA DIGITAL

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas X Mata Diklat Teknik Digital Program Keahlian Rekayasa Perangkat Lunak di SMK Negeri 1 Lemahsugih)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan Jurusan Pendidikan Teknik Elektro

Oleh

ASEP MULYONO E.0451. 0607878

PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PENERAPAN MULTIMEDIA

PEMBELAJARAN UNTUK

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR

SISWA PADA KOMPETENSI

MENGUASAI ELEKTRONIKA DIGITAL

Oleh Asep Mulyono

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

© Asep Mulyono 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

ASEP MULYONO E.0451.0607878

PENERAPAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI MENGUASAI ELEKTRONIKA DIGITAL (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas X

Mata Diklat Teknik Digital Program Keahlian Rekayasa Perangkat Lunak di SMK Negeri 1 Lemahsugih)

Mengesahkan/Menyetujui, Pembimbing I

Prof. Dr. H. Bachtiar Hasan, ST., M.Sie NIP. 19550826 198101 1 001

Pembimbing II

Erik Haritman, S.Pd. MT NIP. 19760527 2001 12 1 002 Mengetahui,

Ketua Tim Pembimbing Skripsi

Program S-1 Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia

Drs. Ade Gaffar Abdullah, M.Si NIP. 19721113 199903 1 001 Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia

(4)
(5)

ABSTRAK

Keterbatasan sarana belajar di Program Keahlian Rekayasa Perangkat Lunak yang merupakan salah satu program keahlian di SMK Negeri 1 Lemahsugih, menjadi kendala utama dalam pembelajaran kompetensi menguasai elektronika digital. Identifikasi masalah yang dialami siswa dalam pembelajaran materi tersebut antara lain; keterbatasan media dan sumber pembelajaran yang tersedia, kesulitan memperoleh pengalaman belajar langsung, serta kesulitan memahami pelajaran yang diceramahkan. Hal tersebut menuntut adanya media pembelajaran yang mampu memberikan penyampaian ilmu secara utuh dan benar. Proses pembelajaran di sekolah, termasuk pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan dapat memanfaatkan penerapan multimedia berbasis komputer untuk meningkatkan kualitas pembelajaran terutama jika digunakan pada penguasaan konsep pada objek yang abstrak, objek yang langka, atau proses kerja yang sulit.

Melalui metode penelitian tindakan kelas (PTK), multimedia pembelajaran dirancang untuk dapat meningkatkan kemampuan pemahaman siswa, sebagai upaya mengatasi keterbatasan sumber dan media pembelajaran yang tersedia di sekolah. Pesan yang disampaikan dalam multimedia berbasis komputer dirancang agar dapat menyajikan teks, gambar, narasi, serta video yang dapat dikendalikan oleh pembelajar. Melalui teks dapat dijelaskan teori, data, serta materi belajar. Melalui gambar dan video dapat menyajikan visual objek dan simulasi. Melalui penggunaan multimedia, guru dapat memberikan informasi yang jelas kepada siswa, siswa juga dapat mengulang materi sampai ia paham.

Peningkatan hasil belajar dilihat dari hasil tes kemampuan awal siswa rata-rata menunjukkan nilai pada kategori rendah dimana 90,32% belum mencapai syarat kelulusan KKM, sementara itu hasil pembelajaran menunjukkan perkembangan yang signifikan, hanya 9,68% siswa (3 orang) saja yang nilainya belum lulus. Skor IPK kelas pada siklus terakhir berada pada kategori tinggi (81,42). Penerapan multimedia berbasis komputer mampu meningkatkan hasil belajar siswa pada kompetensi menguasai elektronika digital, jika selama proses pembelajaran didukung oleh suasana pembelajaran dan keadaan motivasi belajar siswa yang baik, serta kemampuan guru yang optimal dalam mengelola kelas. Selain itu multimedia yang digunakan dalam pembelajaran dinilai mampu menyajikan materi belajar secara lengkap, menarik, dan mudah dipahami oleh siswa.

Kata kunci:

(6)

Learning facilities at software engineering program of SMKN1 Lemahsugih seems a major obstacle in the digital electronics. The problems faced by the students in mastering the competence are such as limitations of learning sources and media, difficulties on direct learning experiences, and limitations on comprehending the learning through lecturing. These problems requires effective learning medium to be used in the classroom. The learning process at vocational school can implement computer-based multimedia to improve learning outcome particularly related to learning abstract concepts, rare objects, and complicated working process.

By using action research method, multimedia learning is designed to enhance student’s learning outcome as an effort to overcome the limitations on learning sources and medium. The message contained in the multimedia is designed to display texts, images, narrations, and videos, all of which is controlled by the students. The texts contain theories, data, and learning materials. Images and videos display objects and visuals as well as simulations. Through multimedia the teacher can deliver information to the students clearly. On the other hand, the students can repeat learning until they get a better understanding.

The result of the test showed that the failure to reach the minimum score (KKM) reached 90,32%. However, learning outcome improved significantly, in which 3 students (9,68%) failed to pass the KKM. The IPK score on the last cycled leveled a high category (81,42%). From the findings it can be concluded that computer-based multimedia is effective to improve student’s competence of digital electronics. Multimedia can help the teacher deliver the learning materials completely in an interesting way. Finally, it helps the students comprehend the learning materials.

Keywords:

(7)

DAFTAR ISI

A. Latar Belakang Masalah ………...

B. Identifikasi Masalah ……….

C. Perumusan Masalah ………..

D. Pembatasan Masalah ………

E. Tujuan Penelitian ………..

F. Manfaat Penelitian ………

G. Lokasi dan Objek Penelitian ………. H. Penjelasan Istilah Judul ……… I. Sistematika Penulisan ………... 3. Jenis Media Pembelajaran dan Pemilihannya………. C. Pembelajaran Berbantukan Komputer ……….

1. Tutorial ………...

2. Drill and Practice ………

3. Simulasi ………..

4. Permainan Instruksional ………. D. Multimedia Sebagai Media Pembelajaran ……… 1. Pengertian Multimedia ………... 2. Prosedur Pengembangan Multimedia ………. 3. Manfaat Penerapan Multimedia dalam Pembelajaran ………… 4. Penerapan Multimedia dalam Kompetensi Menguasai

Elektronika Digital ……….

(8)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian ……….

B. Prosedur Penelitian ………...

C. Alur Penelitian ………..

D. Lokasi dan Objek Penelitian ………. E. Urauan singkatMultimedia dan Cara Mengopraikannya………

F. Data dan Sumber Data ………..

G. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data ………... H. Teknik Analisis Data dan Interpretasi Data ……….. I. Gain Ternormalisasi (N-Gain)………...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 1. Kegiatan Pra-Tindakan ... 2. Implementasi Tindakan Pembelajaran ... 3. Hasil Pembelajaran ... 4. Keterlaksanaan Model Pembelajaran ... 5. Efektifitas Model Pembelajaran ... B. Pembahasan ...

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Konsep Multimedia ... Gambar 2.2 Flowchart Pembuata Multimedia... Gambar 3.1 Langkah-langkah PTK Tiap Siklus... Gambar 3.2 Siklus Penelitian Tindakan Kelas Model Hopkins... Gambar 3.3 Alur Prosedur Penelitian... Gambar 3.4 Tampilan awal prangkat lunak macromedia flash versi 8……… Gambar 3.5 Gambar (a), (b) dan (c) merupakan tampilan gambar animasi

multimedia……….

Gambar 3.6 Tampilan program setelah di klik enter………. Gambar 3.7 Tapilan ketika di klik tentang program……….. Gambar 3.8 Tampilan petunjuk tanda-tanda pada program……….. Gambar 3.9 Pilihan materi yang akan dipelajari……… Gambar 4.1 Siswa mengerjakan soal pretest... Gambar 3.10 Pilihan latihan pada program……….. Gambar 4.2 Guru membimbing siswa mempelajari multimedia pembelajaran. Gambar 4.3 Gambar 4.3 Aktifitas siswa pada proses pembelajaran multimedia... Gambar 4.4 Gambar 4.4 Perwakilan siswa sebagai navigator multimedia

pembelajaran………...

Gambar 4.5 Gambar 4.5 Guru memberikan penjelasan materi pada multimedia

pembelajaran……….

Gambar 4.6 Gambar 4.6 Siswa menyimak penjelasan materi pada multimedia

pembelajaran………...

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kriteria Kelulusan Nilai Individu Siswa... Tabel 3.2 Interpretasi IPK Aspek Kognitif... Tabel 3.3 Kriteria Normalized Gain... Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Aktifitas Guru Siklus I... Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Aktifitas Siswa Siklus I... Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Aktifitas Guru Siklus II... Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Aktifitas Siswa Siklus II... Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Aktifitas Guru Siklus III... Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Aktifitas Siswa Siklus III... Tabel 4.7 Data nilai pretest dan posttest siswa siklus I... Tabel 4.8 Indeks Prestasi Kelompok Siswa Siklus I... Tabel 4.9 Data nilai pretest dan posttest siswa siklus II... Tabel 4.10 Indeks Prestasi Kelompok Siswa Siklus II... Tabel 4.11 Data nilai pretest dan posttest siswa siklus III... Tabel 4.12 Indeks Prestasi Kelompok Siswa Siklus III... Tabel 4.13 Keterlaksanaan model pembelajaran... Tabel 4.14 N-Gain rata-rata siswa setiap siklus...

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Silabus & RPP ... Lampiran B Instrumen Penelitian ... Lampiran C Data Hasil Penelitian ... Lampiran D Storyboard Multimedia ... Lampiran E Dokumen Persuratan ...

(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kebijakan Departemen Pendidikan Nasional tahun 2003 dalam perluasan dan pemerataan akses pendidikan kejuruan di Indonesia, memperbesar porsi pendidikan menengah kejuruan terhadap pendidikan umum. Usaha tersebut dilakukan pemerintah melalui Direktorat Pembinaan SMK antara lain mendirikan Unit Sekolah Baru, Unit Sekolah Baru Perbatasan, serta Rintisan SMK .

SMK Negeri 1 Lemahsugih merupakan salah satu Sekolah Menengah Kejuruan baru dengan pelaksanaan pembelajaran sudah menggunakan bangunan sendiri. Tahun 2006-2007 merupakan tahun pelajaran pertama SMK tersebut. SMK Negeri 1 Lemahsugih sekarang baru membuka dua Program Keahlian, antara lain Rekayasa Perangkat Lunak, dan Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan.

(13)

2

pembelajaran kompetensi Teknik Digital. Disampaikan juga oleh Kepala Sekolah, bahwa pihak sekolah belum mengganggarkan kelengkapan peralatan pada tahun pelajaran sekarang. Data terakhir presentase nilai Ujian Akhir Semester (UAS) siswa mata diklat teknik digital sebagai berikut:

Tabel 1.1 Presentase Nilai UAS Siswa Mata Diklat Teknik Digital

Sumber : Guru Mata Diklat SMKN 1 Lemahsugih

Kendala tersebut menuntut adanya media pembelajaran tepat, agar proses belajar dapat tetap berjalan, dan mampu memberikan transformasi ilmu secara utuh dan benar, terutama dalam aspek prestasi siswa.

Pembelajaran Multimedia interaktif berbasis komputer merupakan salah satu inovasi pemanfaatan teknologi sebagai media pembelajaran yang diharapkan mampu meningkatkan efektifitas dan kualitas pembelajaran. Hal ini terjadi karena penggunaan komputer memiliki sifat dan karakter yang khas serta kelebihan yang tidak dimiliki oleh media lain. Komputer menjadi populer sebagai media pengajaran karena komputer memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki oleh media pengajaran lain sebelum adanya komputer (Munir, 2005).

Menurut Munir, multimedia dianggap sebagai media pengajaran dan pembelajaran yang berkesan berdasarkan kemampuannya menyentuh berbagai panca indra : penglihatan, pendengaran dan sentuhan. Menurut Schade (Hoogeven 1995) " Multimedia improves sensory stimulation, particulary due to the inclusion of interactivity". Multimedia juga memiliki kemarnpuan menampilkan konsep

materi pembelajaran dengan berkesan, sekiranya kurikulum pembelajaran dapat No. Nilai Kategori Kelulusan Presentase

1 90 – 100 Lulus Amat Baik 5,4 %

2 80 – 89 Lulus Baik 2,7 %

3 70 – 79 Lulus cukup 8,1 %

(14)

dirancang secara sistematik, komunikatif dan interaktif sepanjang proses pembelajaran. Selain itu, penggunaan multimedia interaktif mampu menyajikan materi pembelajaran dalam bentuk teks, grafik, gambar, animasi, serta video secara terintegrasi.

Berdasarkan kelebihan multimedia sebagai media pembelajaran maka penulis melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Multimedia Pembelajaran untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Kompetensi Menguasai Elektronika Digital”

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah penelitian sebagai berikut :

1) Kompetensi Menguasai Elektronika Digital merupakan materi penting bagi siswa sebagai skill dasar harus dimiliki dalam pekerjaan atau profesi Teknik Informatika.

2) Rata-rata nilai Ujian akhir Semester (UAS) siswa belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) standar di sekolah untuk mata diklat teknik digital.

3) Media pembelajaran di sekolah belum menunjang proses pembelajaran siswa.

(15)

4

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, maka perumusan masalahnya sebagai berikut:

1) Bagaimana penerapan multimedia berbasis komputer dapat meningkatkan prtestasi belajar siswa pada pembelajaran menguasai elektronika digital? 2) Apakah terjadi peningkatan kemampuan pemahaman siswa pada

pembelajaran menguasai elektronika digital setelah penerapan multimedia berbasis komputer?

D. Pembatasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian sebagai berikut :

1) Multimedia interaktif digunakan untuk materi pada kompetensi menguasai elektronika digital pokok bahasan Gerbang Logika Kombinasional, mencakup materi NAND Gate, NOR Gate, Exclusive Or Gate, dan Exclusive Nor Gate. 2) Hasil belajar yang diukur dalam penelitian ini dibatasi pada aspek kognitif

level pengetahuan, pemahaman dan aplikasi.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan penelitiannya sebagai berikut:

(16)

2) Mengetahui bagaimana penerapan multimedia berbasis komputer dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada pembelajaran menguasai elektronika digital.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut :  Bagi Siswa

Siswa mendapatkan kesempatan untuk meningkatkan pemahamannya menggunakan media pembelajaran agar lebih menarik dan mudah dipahami serta meningkatkan prestasi belajarnya.

 Bagi Guru

Guru dapat mengetahui, membuat dan menerapkan media pembelajaran agar lebih efektif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

 Bagi Sekolah Menengah Kejuruan

Memberikan sebuah terobosan baru dalam hal pembelajaran dan dapat menjadi sebuah rekomendasi/bahan kajian untuk para pengelola Sekolah Menengah Kejuruan karena diharapkan penggunaan multimedia interaktif dapat menjadi sebuah solusi dari beberapa permasalahan pembelajaran di sekolah.

G. Lokasi dan Objek Penelitian

(17)

6

Majalengka 45465.. Objek penelitian ini siswa kelas X Program Keahlian Rekayasa Perangkat Lunak SMK Negeri 1 Lemahsugih

H. Penjelasan Istilah Judul

 Multimedia berbasis komputer merupakan pemanfaatan komputer sebagai

media pembelajaran melalui penggabungan teks, grafik, audio, video, secara terintegrasi menggunakan tool, ini memungkinkan pemakai dapat berinteraksi, dan berkomunikasi untuk memperoleh informasi keilmuan.  Peningkatan yaitu suatu proses perubahan dari keadaan kurang baik

menurut standar tertentu menjadi suatu keadaan lebih baik .

 Prestasi Belajar yaitu hasil belajar siswa diperoleh setelah melalui

pembelajaran hasilnya dinyatakan dengan nilai.

 Kompetensi menguasai elektronika digital merupakan salah satu

kompetensi dasar dalam mata diklat teknik digital. Materi pembelajaran dalam kompetensi ini meliputi Analisa Rangkain Logika dengan Menggunakan Aljabar Boolean.

I. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan karya tulis ini sebagai berikut :

(18)

Bab II Tinjauan Pustaka. Bab ini menjelaskan landasan teori mengenai belajar, prestasi belajar, media pembelajaran, pembelajaran berbasis komputer, multimedia interaktif sebagai media pembelajaran, serta deskripsi kompetensi Menguasai Elektronika Digital.

Bab III Metodologi Penelitian. Bab ini berisikan desain (metode) penelitian, prosedur penelitian, Alur penelitian, lokasi dan objek penelitian, Uraian Singkat Multimedia dan Cara Mengoprasikannya, data dan sumber data, instrumen dan teknik pengumpulan data, serta teknik analisis dan interpretasi data (pengolahan data).

BAB IV Hasil dan Pembahasan. Bab ini berisikan mengenai deskripsi data hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian.

(19)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Kegiatan Pra-Tindakan

Langkah awal penelitian yang dilakukan di SMK Negeri 1 Lemahsugih ini adalah melakukan survei awal untuk mengetahui kondisi pembelajaran dan permasalahan pada pembelajaran kompetensi menguasai elektronika digital. Kegiatan yang dilakukan meliputi wawancara dengan Bapak Dede Sopyanudin, S. Kom, Guru yang sekaligus juga ketua program studi rekayasa perangkat lunak, melakukan pengamatan terhadap kondisi pembelajaran siswa di kelas, serta mengidentifikasi kondisi sarana belajar siswa.

Berdasarkan hasil pengamatan awal didapat beberapa permasalahan yang dialami siswa terutama dalam pembelajaran kompetensi menguasai elektronika digital, antara lain:

1) Pembelajaran dilaksanakan belum semuanya tuntas, baru sebagian materi disampaikan guru.

2) Sumber belajar terbatas, kegiatan pempelajaran hanya mengandalkan handuot guru yang kelengkapan materinya kurang.

3) Sekolah belum memiliki peralatan utama dalam praktek mata diklat Teknik Digital (trainer Teknik Digital).

(20)

5) Menurut penuturan bebrapa guru khusunya yang mengajar mata diklat Teknik Digital, pemahaman siswa masih rendah pada kompetensi ini

2. Implementasi Tindakan Pembelajaran

a. Siklus I

1) Perencanaan Tindakan Siklus I

Berdasarkan hasil pengamatan tahap awal, peneliti kemudian membuat perencanaan tindakan untuk melakukan perbaikan terhadap permasalahan yang terjadi. Perencanaan yang dilakukan antara lain menyusun silabus, membuat instrumen penelitian berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), kisi-kisi soal, lembar soal pretest dan posttest, lembar observasi untuk siswa dan guru, serta merancang multimedia pembelajaran berbasis komputer.

Multimedia pembelajaran dirancang khusus untuk pembelajaran kompetensi menguasai elektronika digital. Proses pembuatan multimedia menggunakan software Macromedia Flash. Macromedia Flash merupakan salah satu software

(21)

52

memuat deskripsi dari konten multimedia, ini berfungsi sebagai panduan pembuatan multimedia.

Materi yang ditampilkan dalam bentuk video interaktif berfungsi menampilkan materi dan latihan soal-soal lebih menarik, dengan menampilkan inteaksi antara siswa dan media diharapkan siswa dapat menambah pengetahuan dan memahami prosedur tentang dasar-dasar mata diklat elektronika digital.

Proses pembelajaran dengan penerapan multimedia interaktif ini dirancang dengan menggunakan bantuan fasilitas perangkat komputer. Terdapat dua pilihan model pembelajaran komputer pada pelaksanaan pembelajaran yang akan dilakukan bergantung pada fasilitas yang tersedia di sekolah, yaitu (1) pembelajaran siswa dilakukan di laboratorium komputer. Di sini pembelajaran siswa menggunakan fasilitas komputer yang tersedia, siswa belajar pada masing-masing komputer; (2) pembelajaran di ruang kelas, cukup satu perangkat komputer saja yang digunakan tapi dengan bantuan infocus projector untuk memperbesar tampilan pada layar agar dapat dilihat oleh seluruh siswa.

2) Pelaksanaan Tindakan siklus I

Proses pelaksanaan penelitian tindakan untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 1 November 2011 selama dua jam pelajaran (2 x 45 menit). Pelaksanaan tindakan pembelajaran dilakukan di ruang kelas, karena itu pembelajaran menggunakan satu perangkat komputer dengan bantuan infocus untuk memperbesar tampilan layar komputer.

(22)

a) Teknik mengendalikan navigasi belajar pada multimedia dilakukan oleh satu orang perwakilan siswa. Guru menunjuk satu orang perwakilan siswa sebagai navigator multimedia, tujuannya agar siswa tetap diberikan kesempatan untuk dapat menggunakan sendiri pembelajaran multimedia, juga agar pembelajaran tetap bersifat student centered. Peran guru adalah sebagai pembimbing dan menjelaskan tampilan materi.

b) Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok. Terdiri dari empat kelompok siswa, dimana satu kelompok adalah kelompok siswa yang terdiri dari satu baris meja belajar siswa. Tugas dari kelompok ini adalah membaca uraian materi yang ditampilkan di depan secara bergiliran. Setiap slide materi berganti salah seorang siswa dari kelompok membaca materi secara bergantian. Tujuan lain dari pengelompokan ini, juga untuk mendiskusikan latihan soal yang diberikan setelah proses pembelajaran.

Kegiatan belajar dilakukan sesuai dengan skenario belajar pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah dibuat (terlampir). Materi pokok yang dipelajari pada siklus pertama ini adalah teori dasar brazing dan pengenalan instalasi alat brazing. Deskripsi pelaksanaan hasil tindakan pembelajaran yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a) Membuka pertemuan dengan mengucapkan salam, kemudian memberikan kata-kata motivasi kepada siswa.

(23)

54

Gambar 4.1 Siswa mengerjakan soal pretest

c) Menjelaskan pentingnya materi belajar dan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan.

d) Menjelaskan aturan main pembelajaran. Kemudian membagi siswa ke dalam empat kelompok menurut barisan tempat duduk dan memberikan kesempatan kepada salah seorang siswa untuk menjadi navigator multimedia yang akan membantu proses pembelajaran.

e) Memberikan instruksi kepada siswa untuk membuka program multimedia menguasai elektronika digital.

(24)

g) Memberikan instruksi untuk membuka menu “Petunjuk Program”, kemudian salah satu kelompok siswa membaca teks petunjuk siswa yang lain menyimak.

h) Memberikan instruksi untuk membuka menu “Materi”, kemudian salah satu perwakilan siswa dari masing-masing kelompok membaca materi bergantian tiap satu slide materi. Ketika seorang siswa membaca siswa yang lain menyimak bersama-sama sampai semua slide materi habis, dengan bimbingan dari guru tentunya.

i) Menjelaskan materi yang tidak dipahami siswa baik dari uraian teks, gambar, dan video interaktif yang ditampilkan.

j) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya atau mengulang seputar materi yang belum dipahami.

k) Menginstruksikan untuk membuka menu “latihan soal” untuk menguji hasil belajar. Setiap kelompok diberi masing-masing satu pertanyaan, kemudian siswa mendiskusikan jawaban bersama-sama dalam kelompoknya masing-masing. Pertanyaan yang dijawab salah oleh kelompok terus diulang sampai menemukan jawaban yang benar.

l) Memberikan lembar soal posttest, kemudian memberikan kesempatan kepada seluruh siswa untuk menjawab pertanyaan.

m) Menutup pembelajaran dan menginformasikan materi pokok yang akan disampaikan pada pertemuan selanjutnya.

(25)

56

Hasil observasi ini digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan proses pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus pertama. Objek pengamatan dilakukan terhadap aktifitas guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil pengamatan dan catatan observer selama tindakan pembelajaran berlangsung adalah sebagai berikut :

a). Pengamatan Aktifitas Guru Selama Pembelajaran

Tabel 4.1. Hasil Pengamatan Aktifitas Guru Siklus I

No Tahap Pembelajaran Skor Kategori

1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa 4,00 Sangat Baik

2 Menyajikan informasi 3,50 Baik

3 Membimbing siswa dalam proses pembelajaran 3,75 Sangat Baik

4 Tahap evaluasi 3,20 Baik

Jumlah 14,45

Rata-rata 3,61 Sangat Baik

(26)

Gambar 4.2 Guru membimbing siswa mempelajari multimedia pembelajaran

b). Pengamatan Aktifitas Siswa Selama Pembelajaran

Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Aktifitas Siswa Siklus I (Pengolahan data selengkapnya pada lampiran C.3 hal.146)

No Aspek Aktifitas Siswa

Skor Rata-rata

Siklus I

1 Mendengarkan penjelasan guru 2,65

2 Mengikuti petunjuk penggunaan multimedia interaktif 2,93 3 Membaca materi pada multimedia interaktif 2,93 4 Mengajukan pertanyaan kepada guru 1,71 5 Mengulang dan mencatat materi belajar yang penting 2,48

6 Menjawab pertanyaan guru 2,32

Jumlah 15,02

Rata-rata 2,50

(27)

58

- Aspek mendengarkan penjelasan guru; secara keseluruhan siswa mendengarkan penjelasan materi dari guru, skor rata-rata siswa untuk aspek ini 2,6. Beberapa siswa dengan presentase 30% masih ada yang tidak fokus terhadap pembelajaran, kadang mendengarkan kadang tidak namun tidak ditemukan siswa yang melakukan aktifitas lain seperti mengobrol selama proses pembelajaran.

- Aspek mengikuti petunjuk penggunaan multimedia; skor rata-rata siswa untuk aspek ini 2,93. Hal ini menunjukkan secara keseluruhan siswa mengikuti petunjuk penggunaan dan aturan pembelajaran multimedia yang disampaikan guru.

- Aspek membaca materi pada multimedia interaktif; skor rata-rata siswa pada aspek ini 2,93. Hasil pengamatan menunjukkan rata-rata setiap siswa membaca seluruh materi yang ditampilkan pada multimedia, namun masih ditemukan siswa yang tidak menyimak sebagian materi ketika temannya yang lain membaca teks materi pada multimedia. Ditemukan pula siswa yang duduk di posisi paling belakang yang kesulitan membaca teks dengan baik, disebabkan penggunaan warna teks pada sebagian teks materi multimedia yang berwarna jingga kurang terlihat jelas jika dilihat dari jarak jauh.

(28)

bertanya tidak sesuai dengan materi belajar, misalnya “Bagaimanakan cara

membuat media pembelajaran?”.

- Aspek mencatat dan mengulang materi belajar yang penting; skor rata-rata siswa untuk aspek ini 2,48. Sebagian besar siswa terlihat mencatat materi-materi belajar yang penting agar bisa diulang kembali jika perlu. Hasil pengamatan menunjukkan siswa yang memiliki inisiatif mencatat secara mandiri sebanyak 40%, sebagian besar lainnya mencatat ketika ada instruksi dari guru.

- Aspek menjawab pertanyaan dari guru; selama proses pembelajaran berlangsung, guru mengajukan beberapa pertanyaan yang diajukan kepada siswa sebagian besar siswa menjawab pertanyaan, namun jawaban siswa sebagian besar masih banyak yang kurang tepat atau tidak lengkap.

Gambar 4.3 Aktifitas siswa pada proses pembelajaran multimedia

(29)

60

Refleksi dilakukan setelah tindakan siklus I selesai berdasarkan hasil observasi dan hasil pretest dan posstest. Hasil refleksi tindakan pembelajaran siklus I adalah sebagai berikut:

a) Pengorganisasian kelompok belum baik, sehingga setiap pergantian giliran membaca teks pada multimedia harus selalu diingatkan oleh guru.

b) Kesempatan mengajukan pertanyaan dan berdiskusi harus diperbanyak oleh guru.

c) Guru sebaiknya memberikan penghargaan kepada siswa yang bertanya atau menjawab pertanyaan.

d) Terdapat sebagian teks pada multimedia yang kurang terlihat dengan jelas jika dilihat dari jarak jauh yang disebabkan oleh penggunaan warna yang tidak sesuai.

e) Guru sebaiknya memastikan seluruh siswa menyimak dan mempelajari materi belajar. Beberapa tampilan gambar dan video interaktif masih harus diberikan penjelasan oleh guru.

f) Hasil pretest dan postest menunjukkan peningkatan skor rata-rata siswa yang tinggi, nilai akhir rata-rata siswa 83,87. Jumlah siswa yang memiliki skor tes akhir belum memenuhi standar kelulusan nilai sebanyak lima orang siswa.

(lihat lampiran C.1 hal. 147)

b. Siklus II

(30)

Berdasarkan hasil tindakan dan refleksi siklus pertama, dibuat perencanaan siklus II untuk memperbaiki kekurangan siklus sebelumnya sebagai berikut :

a) Membuat pengorganisasian dan pengelolaan belajar seperti yang sudah dilakukan pada siklus pertama.

b) Mempertegas aturan pembelajaran bersama-sama siswa di kelas.

c) Menunjuk salah seorang siswa yang berbeda untuk menjadi navigator multimedia pada saat pembelajaran.

d) Memberikan ice breaking sebelum pembelajaran dimulai, berupa tayangan film berdurasi pendek untuk mencairkan suasana kelas dan memotivasi siswa.

e) Memperbaiki tampilan teks pada multimedia agar terlihat lebih jelas. f) Memberikan kesempatan bertanya lebih banyak.

g) Memberikan motivasi agar turut aktif dalam proses belajar, dan aktif bertanya ketika ada sesuatu yang tidak jelas.

2) Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Tindakan pembelajaran siklus ke-dua dilaksanakan pada tanggal 8 November 2011 selama dua jam pelajaran mulai dari pukul 08.00 wib. Materi pembelajaran yang disampaikan pada siklus ke-dua ini yaitu Gerbang logika NAND, Teorema Kedua De Morgan, Penerapan Teorema Kedua De Morgan. Deskripsi tindakan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus ke-dua adalah sebagai berikut:

(31)

62

c) Guru memberikan soal pretest, kemudian memberikan waktu beberapa menit kepada untuk menjawab soal tersebut.

d) Guru menegaskan kembali pengelompokan siswa dan aturan main pembelajaran multimedia, kemudian mempersilahkan salah seorang siswa untuk menjadi navigator multimedia pembelajaran.

Gambar 4.4 Perwakilan siswa sebagai navigator multimedia pembelajaran

e) Guru menampilkan tayangan film berdurasi pendek. Kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengambil hikmah dari tayangan tersebut, hasilnya banyak siswa yang melontarkan berbagai pendapat dan pernyataan yang positif.

f) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran materi

(32)

h) Menjelaskan materi yang tidak dipahami siswa baik dari uraian teks, gambar, dan video interaktif yang ditampilkan.

i) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya atau mengulang seputar materi yang belum dipahami.

j) Menginstruksikan untuk membuka menu “latihan soal” untuk menguji hasil belajar. Setiap kelompok diberi masing-masing satu pertanyaan, kemudian siswa mendiskusikan jawaban bersama-sama dalam kelompoknya masing-masing. Pertanyaan yang dijawab salah oleh kelompok akan terus diulang sampai menemukan jawaban yang benar.

k) Memberikan lembar soal posttest, kemudian memberikan kesempatan kepada seluruh siswa untuk menjawab pertanyaan.

l) Menutup pembelajaran dan memberikan penghargaan kepada siswa atas partisipasi dan apresiasinya selama pembelajaran.

3) Observasi

Hasil pengamatan yang dilakukan selama tindakan pembelajaran siklus II adalah sebagai berikut :

a). Pengamatan Aktifitas Guru Selama Pembelajaran

Tabel 4.3. Hasil Pengamatan Aktifitas Guru Siklus II

(Pengolahan data selengkapnya pada lampiran C.3 hal.139)

No Tahap Pembelajaran Skor Kategori

1 Menyampaikan tujuan dan memotifasi siswa 4,00 Sangat Baik

2 Menyajikan informasi 3,50 Baik

3 Membimbing siswa dalam proses pembelajaran 4,00 Sangat Baik

(33)

64

Jumlah 14,90

Rata-rata 3,73 Sangat Baik

Hasil pengamatan terhadap tahap-tahap pembelajaran yang dilaksanakan guru pada siklus II, menunjukkan peningkatan tingkat keberhasilannya mengelola pembelajaran selama tindakan pembelajaran berlangsung. Rata-rata skor aktifitas guru sebesar 3,73 naik 0,12 poin dari siklus I.

Perbaikan tindakan guru terhadap tahap yang dilalui dalam proses pembelajaran meningkat, ditandai munculnya tindakan guru memberikan ice breaking di awal pertemuan. Hal ini terbukti meningkatkan fokus dan minat

belajar siswa, serta mengantisipasi kejenuhan kondisi belajar.

Gambar 4.5 Guru memberikan penjelasan materi pada multimedia pembelajaran

(34)

menginstruksikan untuk menyimak ulang tayangan video interaktif, dan meminta siswa untuk mengindentifikasi jenis gerbang logika, lalu meminta siswa menyimpulkannya sendiri.

Secara umum usaha guru untuk mengondisikan siswa menunjukkan peningkatan pada pembelajaran siklus kedua. Guru telah berusaha membelajarkan seluruh siswa.

b). Pengamatan Aktifitas Siswa Selama Pembelajaran

Hasil pengamatan terhadap aktifitas siswa selama proses pembelajaran adalah sebagai berikut:

Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Aktifitas Siswa Siklus II

(Pengolahan data selengkapnya pada lampiran C.3 hal.146)

No Aspek Aktifitas Siswa

Skor Rata-rata

Siklus II

1 Mendengarkan penjelasan guru 2,90

2 Mengikuti petunjuk penggunaan multimedia interaktif 3,00

3 Membaca materi pada multimedia interaktif 3,00

4 Mengajukan pertanyaan kepada guru 2,32

5 Mengulang dan mencatat materi belajar yang penting 2,71

6 Menjawab pertanyaan guru 2,74

Jumlah 16,67

Rata-rata 2,78

Hasil pengamatan terhadap aktifitas siswa selama proses pembelajaran siklus ke-dua memperlihatkan peningkatan partisipasi belajar yang baik. Rincian aspek aktivitas siswa yang diamati adalah sebagai berikut :

(35)

66

rata-rata siswa untuk aspek ini 2,90. Jumlah siswa yang terlihat tidak fokus mengikuti pembelajaran berkurang hingga hanya 10% saja.

 Aspek mengikuti petunjuk penggunaan multimedia interaktif. Skor

rata-rata siswa untuk aspek ini 3,00. Ini menunjukkan peningkatan aktifitas siswa ketika mengikuti pembelajaran, rata-rata seluruh siswa mengikuti petunjuk penggunaan pembelajaran dengan baik.

 Aspek membaca materi pada multimedia. Skor rata-rata siswa pada aspek

ini mencapai skor maksimal pada 3,00. Seluruh siswa terlihat menyimak materi yang ditampilkan multimedia ketika tiap kelompok bergantian membaca materi pada multimedia.

 Aspek mengajukan pertanyaan kepada guru. Skor rata-rata siswa untuk

aspek ini adalah 2,32. Terjadi peningkatan sebesar 0,61 dari skor siklus sebelumnya, pada siklus II lebih banyak siswa yang mengajukan pertanyaan seputar materi yang disajikan. Kesempatan bertanya diberikan guru yang lebih banyak berpengaruh pada aktifitas siswa mengajukan pertanyaan. Jumlah siswa yang tidak mengajukan pertanyaan sebanyak 25%. Pertanyaan siswa yang dilontarkan siswa kebanyakan bersifat memperjelas tampilan gambar atau video yang tidak ada penjelasan materinya, seperti “bagaimana sebelumnya yang mengakibatkan gerbang

logikan NOR berbentuk seperti itu?”

 Aspek mengulang dan mencatat materi belajar yang penting. Skor rata-rata

(36)

belajar yang dianggap penting, juga lebih aktif meminta guru untuk mengulangi materi yang belum jelas bagi mereka.

 Aspek mengajukan pertanyaan. Skor rata-rata siswa untuk aspek ini 2,74.

Pada pembelajaran siklus II Lebih banyak siswa yang mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan guru disela-sela waktu pembelajaran yang lebih bersifat evaluasi atau menguji konsentrasi siswa terhadap materi yang disampaikan.

Gambar 4.6 Siswa menyimak penjelasan materi pada multimedia pembelajaran

4) Refleksi Siklus II

Hasil refleksi yang dilakukan setelah proses pembelajaran siklus II berdasarkan data hasil obeservasi dan skor pretest dan posttest adalah sebagai berikut :

(37)

68

c) Sebagian teks pada yang multimedia yang terlihat tidak jelas dari kejauhan dapat diatasi dengan mengganti penggunaan warna yang lebih jelas, dan memperjelasnya dengan penjelasan guru.

d) Terjadi perbaikan tindakan oleh guru, seperti penayangan film ice breaking, kesempatan bertanya yang lebih banyak, serta pemberian reward meningkatkan aktifitas dan semangat belajar siswa mempelajari materi pada multimedia.

e) Skor pretest rata-rata siswa pada siklus II 46,13 sementara skor posttest rata-rata siswa menunjukkan. 80,32. Peningkatan skor rata-rata (gain) 34,19. Peningkatan ini memperlihatkan adanya peningkatan hasil belajar siswa pada aspek kognitifnya, serta meningkatkan prestasi siswa untuk memenuhi kriteria ketuntasan minimal untuk kompetensi ini yaitu 70,00. (lihat lampiran C.1 hal. 148

c. Siklus III

1) Perencanaan

Berdasarkan hasil tindakan dan refleksi siklus sebelumnya, dibuat perencanaan tindakan siklus III sebagai berikut :

a) Membuat pengorganisasian dan pengelolaan belajar seperti yang sudah dilakukan pada siklus sebelumnya.

(38)

c) Memberikan ice breaking sebelum pembelajaran dimulai, berupa tayangan film berdurasi pendek untuk mencairkan suasana kelas dan memotivasi siswa.

d) Menambahkan gambar untuk memperjelas materi pada multimedia. e) Memberikan motivasi agar turut aktif dalam proses belajar.

f) Berkolaborasi dengan guru kelas ketika menyampaikan materi belajar. 2) Pelaksanaan Tindakan Siklus III

Tindakan pembelajaran siklus ke-tiga dilaksanakan pada tanggal 17 desember 2011. Materi pembelajaran yang disampaikan pada siklus ke-tiga ini yaitu “Gerbang logika EXOR (Exclusif OR Gate) dan Gerbang logika EXNOR (Exclusif Nor Gate)”. Deskripsi tindakan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus ke-tiga adalah sebagai berikut:

a) Membuka pertemuan dengan salam.

b) Me-review materi yang disampaikan pada pertemuan sebelumnya.

c) Guru memberikan soal pretest, kemudian memberikan waktu beberapa menit kepada untuk menjawab soal tersebut.

d) Guru menegaskan kembali pengelompokan siswa dan aturan main pembelajaran multimedia, kemudian mempersilahkan salah seorang siswa untuk menjadi navigator multimedia pembelajaran.

e) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran materi

(39)

70

tiap kelompok sementara siswa lain menyimak sampai semua selesai dibaca disertai bimbingan dan penjelasan guru.

g) Menjelaskan materi yang tidak dipahami siswa baik dari uraian teks, gambar yang ditampilkan.

h) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya atau mengulang seputar materi yang belum dipahami.

i) Membahas dan mendiskusikan materi yang telah dipelajari bersama.

j) Memberikan lembar soal posttest, kemudian memberikan kesempatan kepada seluruh siswa untuk menjawab pertanyaan.

k) Menutup pembelajaran dan memberikan penghargaan kepada siswa atas partisipasi dan apresiasinya selama pembelajaran.

3) Observasi

Berikut ini hasil pengamatan yang dilakukan selama tindakan pembelajaran siklus III :

a). Pengamatan Aktifitas Guru Selama Pembelajaran

Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Aktifitas Guru Siklus III

(Pengolahan data selengkapnya pada lampiran C.3 hal.139)

No Tahap Pembelajaran Skor Kategori

1 Menyampaikan tujuan dan memotifasi siswa 3,50 Baik

2 Menyajikan informasi 3,50 Baik

3 Membimbing siswa dalam proses pembelajaran 3,25 Baik

4 Tahap evaluasi 3,20 Baik

Jumlah 13,45

(40)

Berdasarkan hasil observasi terhadap tahap-tahap pembelajaran yang telah dilaksanakan rata-rata skor aktifitas guru pada siklus III sebesar 3,36 pada kategori baik, dengan demikian kemampuan guru mengelola kelas dapat dikatakan berhasil, meskipun terjadi penurunan skor dari siklus sebelumnya.

Perencanaan yang telah dibuat guru sebelum melaksanakan tindakan tidak seluruhnya dapat terlaksana dengan baik dikarenakan beberapa kendala yang terjadi. Kendala yang dialami guru pada siklus III dikarenakan kesempatan waktu yang diberikan sangat terbatas, waktu yang tersedia bagi pelaksanaan penelitian hanya kurang dari satu jam pelajaran. Diantara rencana yang juga penting yaitu rencana berkolaborasi dengan guru ketika menyampaikan materi tidak terlaksana, karena guru kelas berhalangan hadir, meskipun demikian guru masih dapat melaksanakan pembelajaran dengan baik.

b). Pengamatan Aktifitas Siswa Selama Pembelajaran

Hasil pengamatan terhadap aktifitas siswa selama proses pembelajaran siklus III adalah sebagai berikut:

Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Aktifitas Siswa Siklus III (Pengolahan data selengkapnya pada lampiran C.3 hal.146)

No Aspek Aktifitas Siswa

Skor Rata-rata Siklus III

1 Mendengarkan penjelasan guru 2,71

2 Mengikuti petunjuk penggunaan multimedia interaktif 2,96

3 Membaca materi pada multimedia interaktif 3,00

4 Mengajukan pertanyaan kepada guru 1,96

5 Mengulang dan mencatat materi belajar yang penting 1,97

(41)

72

Jumlah 13,99

Rata-rata 2,33

Berdasarkan pengamatan terhadap aktifitas siswa selama proses pembelajaran siklus ke-tiga menunjukkan hasil yang cukup baik, rata-rata skor aktifitas siswa 2,33. Pada beberapa aspek aktifitas siswa terukur pada nilai yang tinggi sama dengan siklus sebelumnya, namun beberapa aspek aktifitas lain seperti mengajukan pertanyaan, mencatat dan mengulangi materi ajar yang penting, serta menjawab pertanyaan mengalami penurunan beberapa poin, meskipun demikian siswa tetap mengikuti pembelajaran dengan baik.

4) Refleksi Siklus III

Hasil refleksi yang dilakukan setelah proses pembelajaran siklus III berdasarkan data hasil obeservasi dan skor pretest dan posttest adalah sebagai berikut :

a) Pelaksanaan pembelajaran siklus ke-3 menemui kendala terbatasnya kesempatan waktu yang tersedia untuk melaksanakan pembelajaran. Waktu yang dimiliki peneliti untuk melaksanakan pembelajaran kurang dari satu jam pelajaran, karena itu beberapa perencanaan kurang terlaksana dengan maksimal. Meskipun demikian proses pembelajaran dapat terlaksana dengan baik dan siswa pun dapat mengikuti seluruh materi pembelajaran yang ada.

(42)

tinggi menyimak pembelajaran pada multimedia. Secara keseluruhan aktifitas siswa masih dalam kategori baik.

c) Hasil tes kognitif menunjukkan peningkatan yang signifikan, skor rata-rata prestest 54,52 sedangkan skor rata-rata posttest-nya 82,42. Prosentase

kelulusannya 90,32%, siswa yang belum memenuhi syarat kelulusan kriteria ketuntasan minimal sebanyak 3 orang.

3. Hasil Pembelajaran

Hasil belajar yang diukur dalam penelitian ini adalah peningkatan aspek pemahaman siswa pada ranah kognitif. Peningkatan hasil belajar ini diukur melalui skor pretest dan posttest saat dilakukan proses tindakan pembelajaran. Berikut skor pretest dan posttest setiap siklus pembelajaran.

Siklus I

Tabel 4.7 Data nilai pretest dan posttest siswa siklus I

(Pengolahan data selengkapnya pada lampiran C.1 hal.147)

No Nilai Keterangan Frekuensi Prosentase (%) Pretest posttest pretest Posttest

1 90 – 100 Lulus amat baik - 16 0 51,61

2 80 – 89 Lulus baik - 8 0 25,81

3 70 - 79 Lulus cukup 3 2 9,68 6,45

4 < 70 Belum lulus 28 5 90,32 16,13

Jumlah 31 31 100 100

(43)

74

(90,32%) belum mencapai kriteria kelulusan. Nilai siswa setelah proses tindakan pembelajaran dengan penerapan multimedia pembelajaran (posttest) menunjukkan peningkatan yang signifikan, dimana 83,87% siswa telah memenuhi kriteria ketuntasan minimal dengan rincian kriteria kelulusan sebagai berikut; lulus amat baik 51,61%, lulus baik 25,81%, dan lulus cukup 6,45%. Sementara itu, siswa yang belum memenuhi kriteria kelulusan sebanyak 16,13% (5 orang).

Indeks Prestasi Kelompok (IPK) rata-rata siswa siklus pertama untuk pretest 49,03 mengalami peningkatan sebesar 34,84 pada skor rata-rata posttest menjadi 83,87. Data IPK pretest dan posttest siklus I sebagai berikut :

Tabel 4.8 Indeks Prestasi Kelompok Siswa Siklus I

Tes Skor Rata-rata IPK

Interpretasi

Pretest 49,03 49,03 Rendah

Posttest 83,87 83,87 Tinggi Keterangan : Skor Maksimal Ideal adalah 100

Menurut data tersebut di atas, dengan angka IPK kelas 83,87 berarti syarat KKM telah terpenuhi, namun masih terdapat lima siswa (16,13%) belum lulus.

Siklus II

Tabel 4.9 Data nilai pretest dan posttest siklus II

(Pengolahan data selengkapnya pada lampiran C.1 hal.148)

No Nilai Keterangan Frekuensi Prosentase (%) Pretest posttest pretest posttest

1 90 – 100 Lulus amat baik - 10 0 32,26

2 80 – 89 Lulus baik - 11 0 35,48

3 70 - 79 Lulus cukup 1 7 3, 23 22,58

4 < 70 Belum lulus 30 3 96,77 9,68

(44)

Berdasarkan data di atas, nilai pretest sebelum dilakukan tindakan pembelajaran siklus II sebagian besar siswa belum memenuhi kriteria kelulusan (96,77 %), hanya satu orang siswa saja yang telah mencapai KKM 70. Setelah dilakukan tindakan pembelajaran dengan penerapan multimedia, terjadi peningkatan pencapaian kelulusan siswa yang sangat tinggi. Pada hasil posttest sebanyak 90,32% siswa telah berhasil mencapai kriteria kelulusan dengan nilai yang baik, rincian kriteria kelulusan siswa sebagai berikut; lulus amat baik 32,26 %, lulus baik 22,58%, dan lulus cukup 22,58%. Hanya terdapat 3 siswa saja yang belum lulus.

Indeks Prestasi Kelompok (IPK) skor pretest dan posttest siswa pada siklus II adalah sebagai berikut :

Tabel 4.10 Indeks Prestasi Kelompok Siswa Siklus II

Tes Skor Rata-rata IPK

Interpretasi

Pretest 46,13 46,13 Rendah Posttest 80,32 80,32 Tinggi Keterangan : Skor Maksimal Ideal adalah 100

Siklus III

Tabel 4.11 Data nilai pretest dan posttest siswa siklus III

(Pengolahan data selengkapnya pada lampiran C.1 hal.149)

No Nilai Keterangan Frekuensi Prosentase (%) Pretest posttest pretest posttest

1 90 – 100 Lulus amat baik - 15 0 48,39

2 80 – 89 Lulus baik 1 9 3,23 29,03

3 70 - 79 Lulus cukup 6 4 19,35 12,90

4 < 70 Belum lulus 24 3 77,42 9,68

Jumlah 31 31 100 100

(45)

76

Tes Skor Rata-rata IPK

Interpretasi

Pretest 52,54 52,54 Rendah Posttest 82,42 82,42 Tinggi

Keterangan : Skor Maksimal Ideal adalah 100

IPK siswa untuk skor pretest yang merupakan gambaran kemampuan awal siswa pada aspek kognitif menunjukkan nilai yang rendah yaitu 52,54. Terjadi peningkatan nilai IPK siswa setelah tindakan pembelajaran dengan penerapan multimedia pembelajaran sebesar 29,88. Dengan nilai IPK 82,42 berarti syarat kriteria kelulusan ketuntasan minimal kelas pada siklus III telah terpenuhi.

Berdasarkan hasil posttest siklus III, siswa yang telah lulus KKM sejumlah 90,32%. Sebagian besar dengan nilai lulus amat baik (48,39%), hanya tiga orang siswa saja yang nilainya belum mencapai KKM 70.

4. Keterlaksanaan Model Pembelajaran

Keterlaksanaan model pembelajaran adalah tahapan yang harus dilalui agar proses pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Tingkat keterlaksanaan model ini dapat diukur melalui data hasil observasi pengamatan aktifitas guru selama proses pembelajaran. Berikut ini adalah data hasil pengamatan aktifitas guru untuk setiap siklus pembelajaran :

Tabel 4.13 Keterlaksanaan model pembelajaran (Pengolahan data selengkapnya pada lampiran C.3 hal.139)

(46)

3 Membimbing siswa dalam

proses pembelajaran

3,75 4,00 3,25 Sangat baik Sangat baik Baik

4 Tahap evaluasi 3,20 3,40 3,20 Baik Baik Baik

Jumlah 14,45 14,90 13,45

Rata-rata 3,61 3,73 3,36 Sangat baik Sangat baik Baik

Data tersebut di atas merupakan tahap-tahap pembelajaran yang telah dilakukan guru dalam menerapkan model pembelajaran berbantukan komputer (Computer Aided Instruction). Tingkat keterlaksanaan model pembelajaran diinterpretasikan dari skor setiap tahapan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru pada setiap siklus pembelajaran, berdasarkan data tersebut setiap tahap pembelajaran yang terlaksana diinterpretasikan dalam kategori sangat baik pada siklus I, kemudian mengalami peningkatan pada siklus II yang ditandai dengan bertambahnya skor rata-rata tahapan pembelajaran.

Pada siklus III skor rata-rata tahapan pembelajaran mengalami penurunan tetapi masih berada pada kategori baik, berdasarkan analisis hal ini terjadi karena pada siklus III terdapat kendala yang menghambat pelaksanaan pembelajaran, antara lain kesempatan waktu yang terbatas untuk melaksanakan pembelajaran, juga performa guru sedikit menurun karena kondisi yang kurang sehat ketika melaksanakan perannya sebagai fasilitator belajar pada siklus ke-tiga. Meskipun demikian pembelajaran tetap berlangsung dengan baik.

Respon Siswa Terhadap Multimedia Pembelajaran

(47)

78

diperoleh tanggapan-tanggapan positif tentang multimedia pembelajaran yang digunakan. Berikut ini hasil wawancara tentang multimedia pembelajaran.

1) Kejelasan teks dan gambar multimedia

Mayoritas responden siswa menyatakan teks dan gambar pada multimedia pembelajaran yang ditampilkan dengan menggunakan bantuan proyektor di depan kelas dapat terlihat dengan jelas oleh seluruh siswa.

2) Kejelasan penyajian materi

Responden siswa memiliki anggapan materi yang disajikan sudah sangat jelas, materinya tersusun sistemastis, dan menarik perhatian siswa, karena dengan disertai gambar-gambar dan tayangan video yang membuat penyajian materi belajar menjadi lengkap.

3) Kemudahan pengoperasian

Menurut responden siswa, multimedia pembelajaran yang digunakan sangat mudah dioperasikan, karena petunjuk penggunaannya jelas, disertai dengan tombol-tombol navigasi yang membantu memudahkan pengoperasiannya. 4) Tingkat kesulitan materi

(48)

5. Efektifitas Model Pembelajaran

Efektifitas model pembelajaran diukur melalui peningkatan hasil belajar (gain ternormalisasi) setiap siklus. Berikut ini data gain ternormalisasi rata-rata kelas untuk setiap siklus :

Tabel 4.14 N-Gain rata-rata siswa setiap siklus (Pengolahan data selengkapnya dalam lampiran C.2 hal.150)

Siklus N-Gain Rata-rata Kriteria

I 0,67 Sedang

II 0,62 Sedang

III 0,63 Sedang

Hasil pengukuran N-gain tersebut menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa, besarnya peningkatan rata-rata siswa untuk semua siklus pembelajaran berada pada kriteria sedang. Dapat dilihat dari data di atas, penerapan multimedia pembelajaran mampu meningkatkan pemahaman siswa.

B. Pembahasan

(49)

80

Gambar 4.11 Grafik Kelulusan Siswa

(Pengolahan data selengkapnya pada lampiran C.1 hal.147)

Berdasarkan data-data tersebut di atas, terjadi peningkatan hasil belajar siswa setelah proses tindakan belajar dengan penerapan multimedia pembelajaran. Kemampuan awal siswa rata-rata sebelum tindakan pembelajaran menunjukkan kemampuan awal yang rendah pada setiap siklusnya, pada siklus pertama skor

Siklus I Siklus II Siklus III

Pretest

Lulus amat baik (nilai 90-100) Lulus baik (nilai 80-89)

Lulus cukup (nilai 70-79) Belum lulus (nilai <70)

Gambar 4.7 Grafik peningkatan hasil belajar siswa

(50)

rata-rata pretest 49,03 dengan siswa yang memenuhi nilai syarat lulus hanya tiga orang siswa saja. Hasil pembelajaran pada siklus I menunjukkan peningkatan hasil tes yang tinggi, skor rata-rata posttest kelas interpretasi tinggi 83,87 jumlah siswa yang lulus kriteria ketuntasan minimal 70 mencapai 84,87% sedangkan siswa yang belum lulus (tidak memenuhi kriteria ketuntasan minimal 70) sebanyak 15,13% (5 orang). Jika dibandingkan dengan siklus II jumlah siswa yang telah berhasil lulus KKM meningkat menjadi 90,32%, siswa yang belum lulus KKM menjadi hanya tiga siswa saja, walaupun skor rata-rata kelas siklus II menjadi lebih kecil dari siklus I tetapi masih pada interpretasi tinggi (80,32), hal ini terjadi karena tingkat kesulitan materi ajar pada siklus II lebih tinggi daripada siklus I.

Pada siklus III mayoritas siswa telah mampu memiliki nilai pada kategori lulus amat baik (48,39%). Skor rata-rata kelas meningkat dari siklus sebelumnya menjadi 82,42 pada interpretasi nilai tinggi. Sementara itu jumlah siswa yang belum memenuhi kelulusan KKM 3 orang saja (9,68%).

(51)

82

. Pada hasil tes kemampuan awal siswa rata-rata menunjukkan nilai pada kategori rendah dimana 90,32% belum mencapai syarat kelulusan KKM, sementara itu hasil pembelajaran menunjukkan perkembangan yang signifikan, hanya 9,68% siswa (3 orang) saja yang nilainya belum lulus. Skor IPK kelas pada siklus terakhir berada pada kategori tinggi (81,42).

Terjadinya peningkatan hasil belajar ini membuktikan adanya peningkatan pemahaman siswa setelah dilakukan penerapan multimedia berbasis komputer pada pembelajaran kompetensi menguasai elektronika digital. Penggunaan multimedia pembelajaran terbukti mampu meningkatkan minat belajar siswa yang terlihat dari peningkatan aktifitas belajar siswa selama mengikuti pembelajaran dengan penerapan multimedia. Selain itu pembelajaran dengan multimedia menjadi sangat menarik bagi siswa karena multimedia mampu menyajikan materi melalui tampilan teks, grafis gambar dan video yang jelas, hal ini membuktikan teori bahwa multimedia melalui kemampuannya dapat melibatkan lebih banyak panca indra, sehingga multimedia dianggap sebagai media yang mampu meningkatkan gairah belajar siswa dan memberikan kesan belajar yang tinggi.

“Bagi pelajar penggunaan multimedia dapat lebih memberikan motivasi untuk belajar, memberikan penjelasan yang lebih berkesan dan lengkap terhadap sesuatu permasalahan, selain itu memudahkan mengkaji, mengadakan latihan dan mengukur kemampuan karena multimedia memberikan kesempatan pelajar untuk interaktif dengan paket pembelajaran. Karena itu, kehadiran multimedia dalam proses pembelajaran dapat menjadi sangat bermanfaat”. (Munir dan Badioze Zaman ,1999: 2)

(52)

tidak terlepas dari tahapan pembelajaran yang dilakukan guru selama proses pembelajaran. Kemampuan guru “membelajarkan” siswa di kelas merupakan

salah satu aspek keberhasilan proses pembelajaran. Siswa akan memperoleh pengalaman belajar yang maksimal apabila dukungan kemampuan guru di kelas seperti kemampuan memotivasi, menyampaikan informasi materi belajari (ilmu), membimbing dan mengarahkan siswa, hingga melakukan evaluasi belajar muncul dan mampu mempengaruhi siswa menggunakan potensinya untuk belajar.

Peranan guru dalam pembelajaran multimedia tetap memegang peranan penting, namun kehadiran multimedia dirasa mempermudah guru dalam proses penyampaian ilmu, “Pengajaran langsung dari guru tetap dilakukan, tetapi paket multimedia dapat mempermudah pengajaran bagi guru, dimana ia tidak perlu mengulang penerangan jika pelajar tidak paham” (Munir dan Badioze Zaman, 1999: 2).

Multimedia pembelajaran yang diterapkan pada proses pembelajaran akan mampu meningkatkan kemampuan pemahaman siswa jika subtansi dan desain multimedianya sesuai dengan kebutuhan dan kondisi siswa. Berdasarkan hasil wawancara mengenai isi multimedia, responden siswa mengungkapkan sikap positif terhadap multimedia sebagai sumber yang digunakan dalam pembelajaran menguasai elektronika digital. Aspek kejelasan teks, kesesuaian gambar yang ditampilkan, kelengkapan dan sistematika susunan materi, serta kemudahan pengoperasiannya berpengaruh terhadap daya serap siswa terhadap materi belajar.

(53)

84

siswa memahami proses kerja tersebut, juga memberikan daya tarik yang sangat berkesan bagi siswa karena mampu memfasilitasi keingintahuan siswa terhadap kondisi sesungguhnya. Hal tersebut tidak terlepas dari pemanfaatan komputer sebagai media belajar yang memilki keistmewaan dibandingkan dengan media lainnya.

“Komputer dapat merupakan media pengajaran yang dapat memvisualisasikan berbagai fakta, keterampilan, konsep dan komputer juga menampilkan gambar-gambar yang bergerak sesuai dengan keperluannya. Selain itu, penggunaan komputer dapat dirancang sedemikian sehingga dapat berinteraksi dengan pemakainya”. (Rahman et.al, 2008: 3)

(54)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Belajar

1. Pengertian Belajar

Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku bersifat permanen, tahan lama dan menetap, tidak berlangsung sesaat saja terjadi akibat proses interaksi dengan lingkungan.

Sebagaimana dikemukakan oleh Slameto (2003:2) bahwa “Belajar adalah

suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Berdasarkan uraian tersebut, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai aksi dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Hamalik (2003: 28) menyimpulkan bahwa belajar merupakan “Suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungannya.” Pada

umumnya proses belajar dapat diartikan sebagai perubahan perilaku kognitif, afektif dan psikomotor terjadi pada individu ke arah positif, yaitu keadaan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor berorientasi ke arah lebih maju dari keadaan sebelumnya.

(55)

9

a. Ranah kognitif

Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut aktivitas otak termasuk dalam ranah kognitif. Dalam ranah kognitif itu terdapat enam jenjang proses berpikir, mulai dari jenjang terendah sampai dengan jenjang yang paling tinggi. Keenam jenjang dimaksud adalah: (1) pengetahuan (Knowledge), (2) pemahaman (Comprehension), (3) penerapan atau aplikasi (application), (4) analisis (analisys), (5) sintesis (syntesis), (6) penilaian/penghargaan/evaluasi (evaluaion).

Pada penelitian ini perubahan perilaku diukur pada ranah kognitif dibatasi sampai jenjang pemahaman (Comprehension).

(1) Penerapan atau aplikasi (Application)

Penerapan yaitu kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori dan sebagainya, dalam situasi baru dan kongkret

b. Ranah Afektif

Ranah afektif ini oleh Krathwohl (1974) dan kawan-kawan ditaksonomi menjadi lebih rinci lagi menjadi lima jenjang, yaitu: (1) receiving (2) responding (3) valuing (4) organization, (5) characterization by a value or value complex.

Pada penelitian ini perubahan perilaku yang diukur pada ranah efektif dibatasi sampai jenjang Responding (= Menanggapi).

(1) Responding (= Menanggapi)

Responding mengandung arti “adanya partisipasi aktif”. Jadi kemampuan menanggapi yaitu kemampuan seseorang untuk mengikutsertakan dirinya secara aktif dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya dengan salah satu cara.

c. Ranah Psikomotor

Ranah psikomotor lebih rinci lagi dibagi menjadi tujuh jenjang, yaitu: (1) persepsi, (2) kesiapan, (3) respon terbimbing, (4) mekanisme, (5) kemahiran, (6) adaptasi dan (7) originasi

Pada penelitian ini perubahan perilaku yang diukur pada ranah psikomotor dibatasi sampai jenjang Respon Terbimbing.

(56)

Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa belajar yaitu suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil usaha secara sadar oleh individu berdasarkan pengalamannya dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Perubahan perilaku hendak dicapai pada penelitian ini terbatas pada ranah kognitif jenjang pemahaman.

2. Model Pembelajaran

a. Pembelajaran Individual

Pembelajaran individual dikembangkan atas dasar anggapan setiap individu mempunyai perbedaan dan perbedaan tersebut terdapat juga pada gaya belajar siswa. Idealnya setiap siswa harus diberikan perlakuan dan kondisi berbeda sesuai dengan gaya belajarnya.

Perbedaan individual merupakan faktor penting sebagai dasar pengembangan pembelajaran individual. Tentu saja perbedaan individual itu sangat luas, akan tetapi beberapa perbedaan individual terpenting diperhatikan dalam proses pembelajaran yaitu perbedaan kemampuan dasar atau bakat, minat, kecepatan dan cara belajar anak.

Bakat, minat, kecepatan dan cara belajar anak diartikan setiap anak memiliki kemampuan dasar bawaan berbeda sehingga pendidikan tepat bagi anak yaitu sesuai dengan kemampuan dasar bawaan itu. Tentu saja ini tidak diartikan kemampuan dasar bawaan itu tetap atau tidak berubah, akan tetapi sebaliknya dengan pengertian dia akan mengalami perubahan karena pengalaman. Menurut Ibrahim dan Syaodih (2003: 40) mengemukakan bahwa:

(57)

11

tugas yang dikerjakan dirumah kebanyakan menuntut kegiatan secara individual. Beberapa kegiatan dan pemberian tugas di sekolah juga dapat dikerjakan secara individual, seperti memecahkan soal, melakukan pengamatan atau percobaan di laboratoriun, dan sebagainya.

Maksud pengertian di atas, dengan pembelajaran individual bukanlah semata-mata pembelajaran hanya ditujukan kepada seorang-seorang saja, melainkan pembelajaran itu dapat saja ditujukan kepada sekelompok siswa namun dengan mengakui dan melayani perbedaan-perbedaan perseorangan siswa sedemikian rupa sehingga pembelajaran individual memungkinkan berkembangnya potensi setiap masing siswa secara optimal.

b. Pembelajaran Klasikal

Pembelajaran klasikal merupakan kebalikan dari pembelajaran individual, pengajaran diberikan kepada sekelas murid secara bersama. Menurut Ibrahim dan Syaodih (2003: 40) ciri-ciri pembelajaran klasikal antara lain sebagai berikut:

Kegiatan-kegiatan belajar yang bersifat menerima atau menghafal pada umumnya diberikan secara klasikal. Siswa yang berjumlah kurang lebih 40 orang, pada waktu yang sama menerima bahan yang sama. Umumnya kegiatan ini diberikan dalam bentuk ceramah. Dalam mengikuti kegiatan belajar ini, murid-murid dituntut untuk selalu memusatkan perhatian terhadap pelajaran, kelas harus sunyi dan semua murid duduk di tempatnya masing-masing mengikuti uraian guru. Belajar secara klasikal cenderung menempatkan siswa dalam posisi pasif, sebagai penerima bahan ajaran.

(58)

3. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Ahmadi dan Supriyono (2004: 138) mengungkapkan “Prestasi belajar yang

dicapai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu.” Sejalan dengan pendapat Arikunto (2002:42)

mengemukakan bahwa:

Prestasi belajar pada hakekatnya adalah hasil belajar dari individu yang merupakan perubahan yang terdapat dalam diri individu yang dimanifestasikan ke dalam pola tingkah laku dan perubahan, skill dan pengetahuan serta dapat dilihat dari belajar itu sendiri.

Maher (Wilis, 1996:23) menyatakan sebagai berikut:

(1) Prestasi belajar merupakan tingkah laku yang dapat diukur. Pengukuran perubahan perilaku itu dapat dilakukan dengan menggunakan tes prestasi (Achievement Test) (2) Prestasi belajar merupakan hasil dari perbuatan individu itu sendiri dan bukan hasil dari perbuatan orang lain (3) Prestasi belajar dapat dievaluasi tinggi rendahnya berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan oleh penilai atau menurut standar yang telah dicapai oleh kelompok dan (4) prestasi belajar merupakan hasil kegiatan yang dilakukan secara sengaja dan disadari, jadi bukan suatu kebiasaan atau perilaku yang tidak disadari.

Prestasi belajar seseorang merupakan gambaran dari potensi diri dan aktualisasi diriinya, artinya belajar merupakan manifestasi kemampuan potensi individu. Prestasi belajar seseorang merupakan perilaku sebagai hasil usaha sadar dan dapat diukur serta dievaluasi berdasarkan ketetapan norma-norma.

b. Faktor-Faktor Pengaruhi Prestasi Belajar

(59)

sebaik-13

sebaiknya. Ahmadi dan Supriyono (2004: 138) Menggolongkan faktor-faktor pengaruhi prestasi belajar menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor internal terdiri dari:

1) Faktor jasmaniah (fisiologi) baik bawaan maupun yang diperoleh, yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh dan sebaginya.

2) Faktor psikologis baik bawaan maupun yang diperoleh terdiri atas: a) Faktor intelektif meliputi:

(1)Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat

(2)Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang dimiliki

b) Faktor non-intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian diri. 3) Faktor kematangan fisik maupun psikis

Faktor eksternal terdiri dari: 1) Faktor sosial yang terdiri atas:

a) Lingkungan keluarga b) Lingkungan sekolah c) Lingkungan masyarakat d) Lingkungan kelompok

2) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian 3) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim 4) Faktor lingkungan spiritual atau keamanan

Faktor-faktor tersebut saling berinteraksi secara langsung ataupun tidak langsung dalam mempengaruhi prestasi belajar. Pada penelitian ini hanya terbatas untuk mengetahui pengaruh faktor budaya dalam hal ini ilmu pengetahuan dan teknologi berupa penerapan multimedia interaktif terhadap prestasi belajar siswa.

B. Media Pembelajaran

1. Pengertian Media Pembelajaran

Gambar

Gambar 4.1 Siswa mengerjakan soal pretest
gambar, dan video interaktif yang ditampilkan.
Tabel 4.1. Hasil Pengamatan Aktifitas Guru Siklus I
Gambar 4.2 Guru membimbing siswa mempelajari multimedia pembelajaran
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada akhirnya dari berbagai uraian di atas, tujuan pendidikan Islam dihara- pkan dapat menciptakan para pemuda bangsa yang mempunyai pribadi muslim sejati, membentuk

Nama Pekerjaan : DED Gedung Olah Raga Bela Diri di Sport Center Lokasi : Kabupaten Muara Enim1. Sumber Dana : APBD Perubahan Kabupaten Muara Enim Tahun Anggaran :

Pendidikan multikultural harus ditanamkan sejak dini kepada anak anak agar anak mengetahui bagaimana ia berinteraksi dengan lingkunganya dan menghargai

• Penyediaan bahan pembelajaran yang kreatif dengan kepelbagaian warna, imej, audio, video yang menarik dapat meningkatkan minat dan motivasi pelajar terutama di

lambang (bentuk kata) digambarkan da- lam lambang menjadi “sesuatu” atau dir- upakan semacam “konsep” yang terselip dan berada pada benak seseorang yang berkapasitas sebagai

 Siswa menentukan konsep laju perubahan nilai fungsi dan gambaran geometrisnya  Dengan menggunakan konsep limit siswa merumuskan pengertian turunan fungsi  Siswa menghitung

Untuk Koperasi Sekunder dihadiri minimal 3 (tiga) Koperasi yang berbadan hukum yang diwakili oleh kuasanya.. Dihadiri oleh Pejabat Dinas Koperasi UKM

[r]