iv ABSTRAK
PENCABUTAN HAK POLITIK PELAKU TINDAK PIDANA KORUPSI DIHUBUNGKAN DENGAN TUJUAN PEMIDANAAN DALAM
UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 1995 TENTANG PEMASYARAKATAN
Rizka Hanandy 110110100219
Pencabutan hak politik mantan pelaku tindak pidana korupsi merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban yang dipandang harus diberikan kepada pelaku tindak pidana korupsi agar yang bersangkutan dikemudian hari tidak dapat kembali menduduki jabatan publik. Namun, dalam perspektif lain Undang-Undang Nomor 12 tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan, yang merupakan salah satu bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu sistem usaha menanggulangi kejahatan, menjelaskan bahwa pemidanaan adalah bertujuan untuk merehabilitasi dan mereintegrasi pelaku kejahatan agar menyadari kesalahannya, sehingga, di kemudian hari yang bersangkutan tidak mengulangi kembali perbuatannya dan dapat kembali ke masyarakat dengan hak dan tanggungjawab yang sama seperti masyarakat lainya, dan dapat berperan aktif kembali dalam pembangunan.
Metode pendekatan yang digunakan bersifat yuridis-normatif, yaitu dengan menggunakan data berupa bahan hukum primer, sekunder dan tersier, seperti peraturan perundang-undangan, buku, literatur, maupun surat kabar dan dengan memaparkan data-data yang diperoleh selanjutnya dianalisis. Penelitian ini juga dibantu dengan ilmu kriminologi dan ilmu hukum pidana untuk memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai objek yang diteliti.
v ABSTRACT
REVOCATION OF POLITICAL RIGHTS OF CORRUPTION OFFENDER LINKED WITH THE LAW OF PUNISHMENT ON
ACT NUMBER 12 OF 1995 ABOUT CORRECTIONAL
Rizka Hanandy 110110100219
Political disenfranchisement of former perpetrators of corruption is a form of accountability that is deemed to be given to the perpetrators of corruption in the relevant order in the future can not be re-occupy public office. However, in another perspective Act No. 12 of 1995 About Corrections, which is one part that can not be separated in an effort to address crime system, explained that the purpose of punishment is to rehabilitate and reintegrate offenders in order to realize his mistake, so that, in later day in question did not repeat his actions and can return to society with the same rights and responsibilities as other communities, and can play an active role in the development back.
Method used juridical-normative, ie by using the data in the form of primary legal materials, secondary and tertiary, such as legislation, books, literature, as well as newspapers and by describing the data were then analyzed. This research was also supported by the science of criminology and criminalistics to provide further explanation of the observed object.