• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. Disusun Oleh : Threstiara Ayu Tanjungsari NIM : D

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI. Disusun Oleh : Threstiara Ayu Tanjungsari NIM : D"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

PROGRAM MUSIK TELEVISI DAN KEPUASAN PENONTON (Tingkat Kepuasan Dalam Menonton Program Musik “Dahsyat” Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) di Kalangan Remaja di Kampung Ngoresan, Kelurahan

Jebres, Kota Surakarta, Tahun 2010)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi

Disusun Oleh :

Threstiara Ayu Tanjungsari NIM : D1208624

PROGRAM S1 ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET

S U R A K A R T A 2010

(2)

commit to user ii

PERSETUJUAN

Disetujui untuk dipertahankan dihadapan Panitia Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

PEMBIMBING

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Surisno Satrijo Utomo, M.Si Sri Hastjarjo, S.Sos, Ph.D NIP. 19500926 198503 1 001 NIP. 19710217 199802 1 001

(3)

commit to user iii

PENGESAHAN

Telah diuji dan disahkan oleh Panitia Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Hari :……….

Tanggal :……….

Tim Penguji Ketua

Drs. Nuryanto, M.Si

NIP. 19490831 197802 1 001 (……….) Sekretaris

Dra. Sri Urip Haryati, M.Si

NIP. 19570821 198303 2 001 (……….) Penguji I

Drs. Surisno Satrijo Utomo, M.Si

NIP 19500926 198503 1 001 (……….)

Penguji II

Sri Hastjarjo, S.Sos, Ph.D

NIP. 19710217 199802 1 001 (……….)

Mengetahui Dekan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Drs.H.Supriyadi SN, SU NIP 19530128 198103 1 001

(4)

commit to user iv MOTTO

Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan,………

maka

Apapun yang kamu perbuat, perbuatlah dengan seganap hatimu dan

. . . Hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata. . .

Ams1:7, Kol3:23,Yak1:19

(5)

commit to user v

PERSEMBAHAN

Skripsi ini, aku persembahkan untuk … Tuhan Yesus Kristus atas kasih setianya dan sumber kekuatanku. Terang dan Garamku Mom dan Dad, saudara-saudaraku tercinta Mbak Therry dan Mas Icho, para sahabatku.

(6)

commit to user vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan anugerah-Nya yang tercurah, penulis dapat menyelesaikan skripsi “PROGRAM MUSIK TELEVISI DAN KEPUASAN PENONTON” (Tingkat Kepuasan Dalam Menonton Program Musik “Dahsyat” Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) di Kalangan Remaja di Kampung Ngoresan, Kelurahan Jebres, Kota Surakarta, Tahun 2010) dengan baik dan lancar. Tetapi skripsi ini masih jauh dari sempurna, penulis membuka diri terhadap kritik dan saran yang bisa memberikan kebaikan terhadap skripsi ini.

Hanya sepatah ucapan terima kasih yang dapat penulis haturkan kepada semua pihak yang telah ikut membantu mempermudah kegiatan penulis mulai dari penulis melakukan penelitian di lapangan sampai penyusunan penulisan skripsi ini.

Untuk itu dengan segala hormat penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. H. Supriyadi SN., SU., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Ibu Dra. Prahastiwi Utari, M.Si., Ph.D., selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ibu Nora Nailul Amal, S.Sos, MLMEd, Hons, selaku Pembimbing Akademik Penulis.

4. Bapak Drs. Surisno Satrijo Utomo SU, M.Si, selaku Pembimbing I Skripsi.

5. Bapak Sri Hastjarjo, S.Sos, Ph.D, selaku Pembimbing II Skripsi.

6. Kedua orangtuaku Mom dan Dad luv u so much.

7. Kakakku Therry dan Icho yang selalu mendukung dan memberi support buatku.

(7)

commit to user vii

8. Sahabat-sahabatku Titin, Tutoh, Kristin, Eva, Ester yang sudah menjadi sahabat yang terbaik buatku selama ini.

Akhirnya penulis berharap, agar skripsi ini dapat menjadi bahan pembelajaran maupun masukan bagi para pembaca.

Surakarta,………….2010

Penulis

(8)

commit to user viii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PERSETUJUAN ii

HALAMAN PENGESAHAN iii

MOTTO iv

PERSEMBAHAN v

KATA PENGANTAR vi

DAFTAR ISI viii

DAFTAR GAMBAR DAN TABEL x

DAFTAR LAMPIRAN xi

ABSTRAK xii

ABSTRACT xiii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 4

C. Tujuan Penelitian 4

D. Kerangka Pemikiran dan Landasan Teori 4

E. Hipotesa 24

F. Definisi Konsepsional dan Definisi Operasional 24

G. Pengukuran Variabel 26

H. Metodologi Penelitian 27

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 31

A. Gambaran Umum Kampung Ngoresan 31

(9)

commit to user ix

B. Profil RCTI 34

C. Visi dan Misi RCTI 34

D. Sejarah Singkat RCTI 35

E. Daftar (Profil) Dewan Komisaris dan Direksi saat ini 37 F. Profil Pemilik (Direktur Utama) RCTI Sekarang 37

G. Slogan RCTI 38

H. Program Musik Dahsyat 39

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMAPARAN DATA 42

A. KARAKTERISTIK RESPONDEN 42

B. GRATIFICATION SOUGHT (GS) 44

C. MEDIA USE 50

D. GRATIFICATION OBTAINED 55

BAB IV ANALISIS DATA 58

A. TABULASI SILANG ANTARA VARIABEL GS DAN GO 58

B. KESIMPULAN 69

BAB V PENUTUP 71

A. KESIMPULAN 71

B. SARAN 73

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(10)

commit to user x

DAFTAR GAMBAR DAN TABEL

Gambar 1.1. Alur Transmisi Sumber Berita Dari Dalam Studio 14 Gambar 1.2. Alur Transmisi Sumber Berita Dari Luar Studio 15 Gambar 1.3. Alur Transmisi Sumber Berita Dari Luar Studio

Di Luar Negara 15

Tabel 2.1. Jumlah Penduduk Kampung Ngoresan RT 003/RW 018

Berdasarkan Jenis Kelamin 32

Tabel 2.2. Jumlah Penduduk Kampung Ngoresan RT 003/RW 018

Berdasarkan Pekerjaan 33

Tabel 2.3. Jumlah Remaja Berdasarkan Usia Sekolah 33 Tabel 3.1. Distribusi Jenis Kelamin Responden 42 Tabel 3.2. Distribusi Usia Responden dan Jenjang Pendidikan 43

Tabel 3.3. Populasi dan Sampel Penelitian 44

Tabel 3.4. Gambaran Umum Tentang Tingkat Kepuasan Yang Diharapkan

(GS) Dari Sebuah Program Musik ‘Dahsyat’ di RCTI 45 Tabel 3.5. Jenis-Jenis Gratification Sought Yang Mempunyai Prosentase

Tertinggi (Dominan) Sampai Terendah Yang Dipilih Responden

Dari Program Musik ‘Dahsyat’ RCTI 47

Tabel 3.6. Intensitas Responden Menggunakan Media Televisi Program

Musik ‘Dahsyat’ di RCTI 51

Tabel 3.7. Intensitas Responden Menggunakan Media Televisi Program

Musik ‘Dahsyat’ di RCTI Dari yang Paling Dominan 52 Tabel 3.8. Frekuensi Responden Dalam Menggunakan Media Televisi

Program Musik ‘Dahsyat’ di RCTI 53

Tabel 3.9. Durasi Responden Dalam Menggunakan Media Televisi

Program Musik ‘Dahsyat’ di RCTI 54

Tabel 3.10. Tingkat Penggunaan Media (Media Use) Responden

Dalam Menonton Program Musik “Dahsyat” 55 Tabel 3.11. Gratification Obtained Responden dalam Menikmati Program

Musik ‘Dahsyat’ di RCTI 56

Tabel 3.12 Gratification Obtained Responden dalam Menikmati Program

Musik ‘Dahsyat’ di RCTI yang Paling Dominan 57

(11)

commit to user xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Quesioner

Lampiran 2. Surat Ijin Penelitian Lampiran 3. Tabulasi Data Lampiran 4. Logo “Dahsyat”

Lampiran 5. Logo RCTI

(12)

commit to user xii ABSTRAK

THRESTIARA AYU TANJUNGSARI, NIM : D 1208624 “PROGRAM MUSIK TELEVISI DAN KEPUASAN PENONTON” (Tingkat Kepuasan Dalam Menonton Program Musik “Dahsyat” Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) di Kalangan Remaja di Kampung Ngoresan, Kelurahan Jebres, Kota Surakarta, Tahun 2010)

Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) sebagai pioner televisi swasta di Indonesia membuat program-program unggulan agar mampu memberikan informasi akurat, padat dan terpercaya sekaligus hiburan bermutu pada khalayak Indonesia. Salah satu program unggulan RCTI adalah program Musik “Dahsyat”

dengan penyajian dan kemasan sangat berbeda dibandingkan dengan program musik lainnya seperti “Dering, “In Box”, dan sebagainya.

Oleh karena itu dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui sejauh mana tingkat harapan kepuasan remaja (GS) khususnya remaja di Kampung Ngoresan Rw 018 di Kelurahan Jebres, kecamatan Jebres Kota Surakarta dengan kepuasan yang diperoleh (GO) dengan melihat tingkat kesenjangan (Gratification Discrepancy antara GS dan GO).

Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif.

Perolehan data perolehan dengan cara penyebaran Quesioner para remaja di kampung Ngoresan Rt 003/Rw. 018 berjumlah 32 orang (responden). Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis Gratification Discrepancy model Palmgreen (1981) dengan klasifikasi bahwa responden mendapat kepuasan tinggi apabila hasil cross tabulation variable GS dan GO mencapai skala 0-10%, sedang dengan skala 11-20%, dan rendah dengan skala 21-30%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa program musik “Dahsyat” di RCTI cukup memberikan kepuasan kepada khalayak remaja Kampung Ngoresan RW 018, Kelurahan Jebres, Kota Surakarta tahun 2010 dengan hasil-hasil sbb:

Penonton mendapatkan kepuasan yang tinggi pada item Menonton program musik

“Dahsyat” RCTI untuk mendapatkan kepuasan batin dengan skala 9.37%.Sedangkan penonton mendapatkan kepuasan yang sedang dengan skala 15,62% pada item: Menonton program musik “Dahsyat” RCTI untuk mengetahui penyanyi yang sedang disukai remaja dan untuk mendapatkan informasi tentang pengetahuan musik. Skala sedang dengan presentase 18.75 % pada item:

Menonton program musik “Dahsyat” RCTI untuk mengetahui lagu-lagu yang sedang berkembang di masyarakat,menirukan lagu yang digemari,mengetahui judul lagu dan sarana melepaskan kejenuhan. Untuk tingkat kepuasan rendah dengan skala 21-30% pada item: Menonton program musik “Dahsyat” RCTI untuk: men’’download’’ lagu lagu ke dalam handphone dan sarana melepaskan kejenuhan. Selain itu ada tiga item program tayangan yang tidak memenuhi tingkat kepuasan remaja Ngoresan yaitu: Menonton program musik “Dahsyat”

RCTI biar dianggap gaul, menghindari persoalan yang sedang dialami, sebagai sarana untuk mengembangkan bakatnya dibidang musik.

(13)

commit to user xiii ABSTRACT

Threstiara Ayu Tanjung Sari, NIM: D1208624. “THE TELEVISION MUSIC PROGRAM AND THE AUDIENCE’S SATISFACTION” (The satisfaction level in watching Music Program “Dahsyat” Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) among the teenagers in Kampung Ngoresan Kelurahan Jebres, Surakarta City, in 2010).

Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) as the pioneer of private television station in Indonesia develops superior programs in order to be able to present accurate, dense and reliable information and high-quality entertainment all at once to Indonesian audience. One of superior programs of RCTI is music program “Dahsyat” with very different presentation and packaging compared with other music program such as “Derings”, “In-Box”, and etc. For that reason, in this research, the writer wants to find out how much the teenagers’ gratification expectation level (GS) particularly in Kampung Ngoresan RW 018 in Kelurahan Jebres, Sub district Jebres, Surakarta City with the gratification obtained (GO) by viewing the gratification discrepancy between GS and GO.

The method employed in this research was quantitative method. The data was collected by distributing questionnaire to the teenagers in Kampung Ngoresan RT 003 RW 018 consisted of 32 persons (respondents). In this research, the writer employed the Palmgreen’s gratification discrepancy (1984) model with the classification that the respondents get high satisfaction. When the result of cross tabulation for GS and GO variable reaches 0-10% scale, medium with 11-20%

scale and low with 21-30% scale.

The result of research shows that the music program “Dahsyat” in RCTI gives enough satisfaction to the adolescent audience in Kampung Ngoresan RT 003 RW 018, Kelurahan Jebres, Surakarta City in 2010, with the following result:

the audience obtains the high satisfaction in the item: watching music program

“Dahsyat” RCTI to get inner satisfaction with 9.37% scale. Meanwhile, the audience gets medium satisfaction with 15.62% scale in the item: watching music program “Dahsyat” RCTI to find out the singers currently popular among the teenagers and to obtain information about the music knowledge. Medium scale with 18.75% in the item: watching music program “Dahsyat” RCTI to find out the songs developing within the society, mimicking the favorite song, mimicking the song title and the means of relieving saturation. For the low gratification level with 21-30% in the item: watching music program “Dahsyat” RCTI to download the songs into cellular phone and the means of relieving saturation. In addition, there are three items of show program that cannot meet the gratification level of Ngoresan teenagers: watching music program “Dahsyat” RCTI to be considered as “gaul (up to date)”, to avoid the problems encountered, as the means of developing the music talent.

(14)

commit to user 1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Televisi, sebuah tabung kaca ajaib, jendela informasi melihat dunia.

Gambaran singkat tentang televisi tersebut meskipun tidak seluruhnya mengandung kebenaran, akan tetapi realitas di masyarakat media televisi seolah-olah telah menjadi suatu kebutuhan utama. Di kantor, di antrian pembayaran listrik, di rumah, di mobil/bus, maupun di tempat umum, media televisi sering digunakan untuk menghilangkan kejenuhan, hiburan maupun mendapatkan informasi yang sedang berlangsung di sekitar masyarakat.

Kemampuan media televisi dalam memberikan informasi secara cepat kepada khalayak sebenarnya terletak pada teknologi pertelevisian yang menggunakan sistem transmisi (jaringan). Dengan sistem jaringan, pesan yang disampaikan lewat media televisi dapat disebarkan kepada jutaan khalayak tersebar dalam waktu yang hampir bersamaan. Dalam istilah komunikasi proses ini disebut dengan keserempakan, artinya khalayak bisa menikmati media tersebut hampir bersamaan (Nurudin, 2009: 28).

Kelebihan lain dari media televisi adalah pesan yang disampaikan kepada khalayak berupa visual maupun audio. Pesan visual berupa gambar, teks atau kalimat ditambah pesan audio berupa suara asli dari sumber pesan, telah membantu khalayak dalam menafsirkan isi pesan yang disampaikan

(15)

commit to user

melalui media televisi. Televisi telah menjadi media penghubung di dalam mengatasi keterbatasan panca indra khalayak.

Bagaimana isi pesan menjadi daya tarik bagi khalayak, pada umumnya media pertelevisian mengemas isi pesan menjadi pesan terprogram, artinya isi pesan yang berasal dari sumber pesan diolah, diprogram, diberikan penekanan baik visual maupun audio, diedit, baru kemudian disebarkan kepada khalayak.

Sehingga khalayak sebenarnya menerima infomarsi dalam bentuk informasi kedua (second information).

Mursito BM mengulas televisi dalam hal ketertarikan khalayak dengan suatu kriteria bahwa televisi pada dasarnya adalah sebuah tontonan. Kata kuncinya menarik dan dramatik. Menarik dalam arti bahwa isi pesan berupa kejadian atau peristiwa berkenaan dengan isu-isu di masyarakat, sedangkan dramatik adalah alur pesan dikemas begitu rupa menyerupai sebuah drama dan terkadang harus dilebih-lebihkan (Solopos, 16 Mei 2010: 1).

Bilamana informasi berkenaan dengan isu-isu terhangat di masyarakat penyampaian pesan selalu di expose secara besar-besaran dengan durasi yang panjang disiarkan berulang-ulang. Contoh kasus Susno vs Porli atau kasus Luna Maya, Cut Tari maupun Ariel Peterpan yang sedang hangat dewasa ini.

Terkadang khayalak merasa bosan atau mengalami titik jenuh.

Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) sebagai pioner dunia pertelevisian swasta memasuki umurnya yang ke 21, berupaya mengemas program-programnya agar diminati khalayak. Dibandingkan dengan stasiun televisi lainnya seperti Metro atau TVone, RCTI membuat programnya

(16)

commit to user

berimbang, dalam arti tidak memfokuskan pada program di bidang berita, atau drama seri, dsb.

Program-program unggulan RCTI adalah Seputar Indonesia, Sport (Olahraga), Drama Seri, Musik, Sosial maupun Budaya. Dibidang musik, RCTI mengemas program musik hiburan bertitel “Dahsyat” dengan segmen khalayak remaja. Program musik “Dahsyat” dikemas sangat berbeda bila dibandingkan “INBOX” yang disiarkan SCTV maupun “Esspreso” yang disiarkan ANTV.

Kekuatan program musik “Dahsyat” terletak pada setting panggung di dua lokasi berbeda, yaitu di indoor (di dalam studio) dan outdoor (di luar studio). Presenter (pembawa acara) adalah presenter yang sudah dikenal khalayak seperti, Luna Maya, Raffi dan Olga Syahputra.

Penyanyi dan group band dipilih penyanyi dan group band idola remaja seperti Ungu, D’Massive, Dewa 19, Mulan Jamella, serta penyanyi atau group band yang baru naik daun. Adanya beberapa kekuatan (daya tarik) program musik “Dahsyat” diharapkan khalayak terutama remaja mempunyai minat untuk menikmati acara tersebut sehingga diharapkan remaja mampu untuk mengetahui perkembangan musik di tanah air, menyanyikan lagu-lagu kesukaan mereka sesuai dengan selera (idola) remaja dan mengembangkan (daya inspirasi) remaja mengembangkan bakatnya di bidang musik.

Berangkat dari latar belakang di atas, maka dalam penelitian ini penulis tertarik mengambil judul “PROGRAM MUSIK TELEVISI DAN KEPUASAN PENONTON” (Tingkat Kepuasan Dalam Menonton Program

(17)

commit to user

Musik “Dahsyat” Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) di Kalangan Remaja di Kampung Ngoresan Kelurahan Jebres, Kota Surakarta, Tahun 2010).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis paparkan di depan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

Ø Bagaimanakah tingkat kepuasan menonton program musik “Dahsyat”

Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) di kalangan remaja kampung Ngoresan, Kelurahan Jebres, Kota Surakarta tahun 2010 ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah:

Ø Untuk mengetahui tingkat kepuasan menonton progam musik “Dahsyat”

Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) di kalangan remaja kampung Ngoresan, Kelurahan Jebres, Kota Surakarta 2010.

D. Landasan Teori dan Kerangka Pemikiran 1. Landasan Teori

a. Komunikasi Massa

Komunikasi massa bukanlah komunikasi di mana seseorang berkomunikasi dengan kerumunan orang, seperti calon walikota di hadapan massa pendukungnya atau seorang dosen di hadapan para

(18)

commit to user

mahasiswanya. Massa dalam pengertian sosiologi sangat dibedakan dengan massa dalam komunikasi. Ada pergeseran pengertian yang sangat mendasar.

Massa dalam pengertian sosiologi adalah tiap-tiap gerombolan (kerumunan) yang terhimpun untuk waktu yang singkat untuk tujuan tertentu (Bauman, 1976: 78).

Massa dalam pengertian sosiologi adalah :

1) Adanya kerumunan manusia yang terhimpun dalam satu tempat 2) Bersifat sementara

3) Kerumunan tersebut mempunyai tujuan jangka pendek yang sama Massa dalam komunikasi massa mengandung pengertian masyarakat keseluruhan, artinya masyarakat yang tidak dibatasi ruang dan waktu dan di antara mereka mempunyai minat, tujuan sendiri-sendiri. Karena sifatnya heterogen (beragam) maka massa dalam komunikasi massa sering disebut khalayak, audience, pemirsa, pembaca, ataupun penonton.

Komunikasi massa mempunyai ciri-ciri sebagai berikut (McQuail, 1987: 33):

1) Sumber komunikasi massa merupakan organisasi formal dan sang pengirim merupakan komunikator profesional.

2) Pesan diproses, distandarisasi dan diperbanyak sehingga sifat pesan dapat diperkirakan.

(19)

commit to user

3) Bersifat impersonal, artinya antara pengirim dan penerima bersifat satu arah.

Sedangkan Nurudin (2009: 19-32), menetapkan tujuh ciri komunikasi massa:

1) Komunikator dalam komunikasi massa melembaga artinya komunikator merupakan kumpulan orang-orang profesional yang bekerja sama dalam sebuah sistem (lembaga).

2) Komunikan dalam komunikasi massa bersifat heterogen. Karena massa adalah masyarakat secara keseluruhan maka komunikan berasal dari berbagai kelompok masyarakat, berisi individu yang tidak saling mengenal dan tidak berinteraksi satu sama lain secara langsung, serta tidak mempunyai organisasi formal.

3) Pesat bersifat umum. Pesan dalam komunikasi massa tidak ditujukan pada satu orang atau kelompok masyarakat tertentu.

4) Komunikasi berlangsung satu arah. Proses komunikasi hanya berlangsung dari media massa menuju ke khalayak.

5) Komunikasi massa menimbulkan kesempakan. Khalayak menikmati media massa hampir secara bersamaan. Hal ini akibat teknologi informatika yang semakin maju.

6) Komunikasi massa mengandalkan peralatan teknis. Peralatan teknis disini berupa; pemancar untuk media elektronik, seperti televisi maupun radio, selain pemancar juga dibutuhkan seperangkat komputer, telepon, satelit, dsb.

(20)

commit to user

7) Komunikasi massa dikontrol Gatekeeper. Gatekeeper atau penapis informasi adalah orang yang berperan dalam penyebaran informasi.

Gatekeeper berfungsi menambah, mengurangi, menyederhanakan, mengemas agar semua informasi yang disebarkan lebih mudah dipahami.

Dari berbagai ciri dan pengertian massa dalam komunikasi massa maka pada hakekatnya komunikasi massa adalah komunikasi menggunakan media massa, baik cetak maupun elektronik.

b. Media Televisi 2.1 Sejarah Televisi

Penemuan televisi pada mulanya merupakan teknologi yang mencari kegunaan, bukan sesuatu yang lahir sebagai respons terhadap suatu kebutuhan pelayanan baru. Televisi ditemukan oleh J.L. Baird dan C.F. Jenkins dari Amerika.

John Logie Baird, lahir pada tahun 1888 dan meninggal pada tahun 1946. Baird merupakan orang yang menemukan sistem televisi. Baird berkebangsaan Scotlandia. Penemuan Baird dianggap spektakuler, karena ia berhasil mengirimkan sebuah gambar dari Malta melintas ke sebuah layar kecil di Hectings, Inggris pada Februari 1924 (Graham, 1998: 28).

Penyiaran televisi pertama yang terakhir dilakukan secara coba-coba dari Alexander Palace, London oleh BBC pada tahun 1929 dengan menggunakan sistem Baird, dengan gambar yang

(21)

commit to user

diperkuat dari 30 baris menjadi 240 baris pelayar dengan sistem elektronik yang dikembangkan oleh EMI, Inggris dan Perusahaan Marconi.

Charles Francis Jenkins, lahir pada tanggal 22 Agustus 1967 dan meninggal pada tanggal 6 Juni 1934, merupakan penemu televisi Amerika Broadcast. Selain itu Jenkins juga mengembangkan sistem radio transmisi. Bersama Thomas Armat Jenkins mengembangkan film animasi di Washington DC (Yahoo, E-Mail).

Hal yang menjadi revolusi mendasar dalam sistem pertelevisian adalah penyiaran televisi antar benua dengan satelit pertama kali pada tanggal 11 Juli 1962. Pengiriman dipancarkan melalui Satelit Komunikasi Telstar.

Sistem pemancar dengan satelit pada hakekatnya mengatur sistem sebagai berikut:

Satelit dilancarkan ke orbitnya oleh roket, stasiun bumi menerima sinyal televisi dan mengirimnya ke satelit. Satelit memperkuat sinyal tersebut dan memancarkan kembali ke bumi dengan menggunakan pembagian yang disebut transponder (Hawkes, 2009: 9).

Begitu besarnya pengaruh televisi sebagai media massa global oleh Liliweri mendapatkan tanggapan bahwa dengan diketemukannya televisi menjadi lambang gelombang massa global

(22)

commit to user

yang menggunakan analogue elektronik medium (Liliweri, 2004:

379).

2.2 Karakteristik Televisi

Media televisi yang hadir pada awal abad ke 20 telah membawa revolusi dalam bidang informasi di masyarakat. Televisi menjadi media penyempurna dari keterbatasan media visual (koran/majalah/buletin) maupun audio (radio). Bahkan yang lebih mengagumkan sumber pesan di expose secara nyata oleh televisi.

Gambar; orang berdemo, kemacetan, hiruk-pikuk di mall, ataupun rapat Dewan Perwakilan Rakyat dapat langsung dinikmati khalayak.

Simanjuntak mengulas bahwa media televisi sebagai media massa mempunyai kelebihan dibandingkan media lainnya (Simanjuntak, 2008: 142):

1) Televisi merupakan kombinasi antara penglihatan, suara dan gerak.

2) Adanya kombinasi penglihatan, suara dan gerak menimbulkan rangsangan.

3) Rangsangan tersebut menimbulkan psikologi perhatian.

Sedangkan Ellis membandingkan karakteristik perbedaan televisi dengan film sebagai berikut (McQuail: 19):

a. Siaran televisi (menyangkut isi dan bentuk)

- Mengidentifikasikan pembaca naskah (narator)

(23)

commit to user - Membedakan fakta fiksi - Realistis

- Domestik berkenaan dengan keluarga - Ceritanya terpisah-pisah tidak terbatas Film

- Tidak ada pembaca naskah (narator) - Hanya fiksi dan tidak jelas

- Khayal

- Eksotik tidak berhubungan dengan keluarga

- Ceritanya logis dan diikat oleh hubungan sebab akibat b. Televisi (menyangkut suasana)

- Hidup, berdimensi waktu nyata dan sebenarnya - Bersikap netral

- Biasa dan ada perasaan tenang Film

- Tidah hidup, berdimensi waktu masa lalu yang tampak seperti masa sekarang

- Bersikap memihak

- Menegangkan, ada kecemasan (suasana yang mendebarkan) c. Televisi (menyangkut hubungan dengan penonton)

- Mempunyai penonton tetap

- Memerlukan keterlibatan tanpa perhatian sepenuhnya - Ada keintiman

(24)

commit to user Film

- Setiap film dipasarkan ke penonton baru

- Perhatian sepenuhnya (mengasyikan). Penonton larut dalam keasyikan

- Tidak ada keintiman, penonton senang pada sajian yang berkenaan dengan seks

d. Televisi (menyangkut organisasi) - Memiliki tokoh berwatak Film

- Memiliki bintang

Adanya karakteristik media televisi dibandingkan dengan media massa lainnya menimbulkan motivasi khalayak dalam acara televisi. Ada beberapa motivasi khalayak menikmati acara televisi adalah sebagai berikut: mengikuti perkembangan politik, hukum, ekonomi, kesehatan, pendidikan, agama, mencari informasi, ilmu yang sedang ditekuni, mencari hiburan, melepaskan lelah, mengisi waktu senggang dsb (Hamidi, 2007: 41).

Selain karakteristik yang telah dipaparkan pada ahli tersebut diatas, maka ada karakteristik lainnya televisi adalah:

a. Televisi merupakan media yang murah

Khalayak dengan membeli sebuah televisi dapat dinikmati dalam waktu yang panjang dan dapat digunakan bersama-sama

(25)

commit to user

anggota keluarga, teman kost, maupun kelompok dalam suasana yang rileks.

b. Televisi merupakan media yang efisien

Khalayak tidak usah mengeluarkan tenaga, waktu untuk keluar rumah hanya untuk mendapatkan koran atau warnet. Dengan hanya duduk di rumah dan memegang remote kontrol, khalayak dapat memilih program-program yang disukai seperti drama seri, berita, olahraga, musik, politik, dsb. Bahkan tanpa menunggu waktu yang lama, televisi dapat menyiarkan berita/informasi dari mancanegara secara langsung. Hal ini akibat televisi menggunakan media transmisi. Televisi merupakan sarana yang paling serasi untuk meneruskan sejumlah informasi dengan cepat pada orang-orang sebanyak mungkin (Sehramm, 1977: 125).

2.3 Proses Penyiaran Televisi

Proses pengiriman pesan adalah sangat penting karena menyangkut kecepatan dan ketepatan sumber berita agar bisa dinikmati khalauak. Saat ini dengan menggunakan transmisi kecepatan dan ketepatan sumber berita dapat dinikmati pemirsa televisi. Contoh: siaran langsung Formula Satu (F1) atau siaran langsung MotoGp, dsb.

Untuk mengetahui proses siaran televisi, maka di bawah ini akan penulis ungkap secara lebih jelas:

(26)

commit to user

- Sumber berita: sumber berita bisa dari luar studio atau dari dalam studio. Sumber berita dari luar studio biasanya diliput oleh para reportase (pemburu berita), sedangkan sumber berita dari dalam studio diperoleh dengancara mendatangkan pelaku utama ke studio kemudian diwawancarai, dikupas serta mendapatkan tanggapan dari para ahli yang mempunyai keahlian (profesi) dibidangnya.

- Sumber berita yang diperoleh dari luar studio dikirim ke stasiun utama televisi. Data berupa rekaman gambar dan berita diprogram, diberikan tekanan, setelah dianggap layak baru dipancarkan ke pemancar pusat disebar ke pemancar-pemancar yang lainnya, baru ditangkap antena televisi, menjadi bahan tontonan pemirsa.

Demikian pula sumber yang dihadirkan ke dalam studio.

Studio televisi telah menyiapkan bahan-bahan sebagai rambu dalam wawancara, sehingga sumber berita tidak akan lepas dari rambu-rambu pertanyaan, tanggapan dari pewawancara.

Bilamana siaran menginput dari siaran di luar negeri, contoh: siaran langsung sepak bola Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan, maka proses siaran (transmisi) sebagai berikut: di stadion telah ditempatkan kamera-kamera perekam gambar. Kamera- kamera tersebut dihubungan dengan kabel menuju kamera inti yang ditunggu kameramen dan crew, gambar yang diperoleh

(27)

commit to user

dikirim ke mobil pemancar. Di dalam mobil terdapat crew yang memilih dan menghubung-hubungkan gambar dari kamera penangkap di lapangan, setelah itu data dikirim lewat satelit.

Fungsi satelit adalah memperkuat sinyal yang dikirim oleh mobil pemancar. Setelah sinyal diperkuat satelit, selanjutnya mengirim data (sinyal) ke statiun bumi. Dari stasiun bumi ini data (sinyal) disebarluaskan ke pemancar-pemancar penangkap sinyal.

Pemancar penangkap sinyal menyebarluaskan ke antena-antena televisi, dari antena televisi sinyal (data) disiarkan televisi dan ditonton pemirsa.

Untuk mempermudah penjelasan tersebut di atas, maka secara sederhana dapat dilihat dalam gambar tersebut dibawah ini.

Gambar 1.1. Alur Transmisi Sumber Berita Dari Dalam Studio Studio

Sumber (Graham, 1998: 30)

- Sumber - Pewawancara - Crew

kameramen

Stasiun pemancar

pusat televisi

Pemancar penangkap yang ada di

daerah

Antena- antena televisi

Televisi-televisi dirumah, kantor, lobi hotel, dsb.

(28)

commit to user

Gambar 1.2. Alur Transmisi Sumber Berita Dari Luar Studio

Sumber (Graham, 1998: 31)

Gambar 1.3. Alur Transmisi

Sumber Berita Dari Luar Studio Di Luar Negara

Sumber (Graham, 1998: 31) 2.4 Acara Musik TV

Kemajuan teknologi pertelevisian di Indonesia dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh stasiun televisi swasta untuk meningkatkan mutu siaran agar tidak ditinggalkan oleh khalayak.

Di bidang musik hiburan, televisi swasta pada umumnya membuat program-programnya dalam bentuk:

1. Video clip

Video clip merupakan musik hiburan dalam bentuk video seorang penyanyi atau group band dengan latar belakang

Sumber berita

Peliputan Gambar

Berita

Stasiun Televisi -diprogram -diedit

Stasiun pemancar

pusat televisi

Pemancar penangkap

di daerah- daerah

Antena televisi -dirumah -kantor -hotel, dsb

Televisi -penonton

Sumber

kamera kamera

kamera kamera

Mobil pemancar crew televisi

Satelit

Stasiun pemancar

bumi

Pemancar penangkap

didaerah

Antena televisi Rumah,ka

ntor, dll

Televisi penonton

(29)

commit to user

pemeran figur yang memerankan peran/tokoh sesuai dengan isi lagu yang dibawakan penyanyi atau group band (lagu dengan latar cerita pendek/drama pendek sesuai isi lagu).

Video clip disajikan pada umumnya waktu jeda sebuah acara akan disiarkan dengan tujuan untuk memberikan hiburan kepada khalayak, sehingga khalayak tidak mengubal channel siaran. Contoh: waktu jeda acara berita akan disiarkan, waktu jeda siarang langsung tinju atau sepakbola.

Fungsi lain pemutaran video clip menghilangkan ketegangan khalayak ketika melihat siaran. Video clip biasanya diputar di tengah episode acara, misalnya “Debat Politik” di tengah acara diselingi video clip.

2. Siaran Langsung (Live)

Siaran langsung merupakan program musik yang menyuguhkan satu group band atau beberapa group band atau kombinasi penyanyi dan beberapa group band di atas pentas panggung dengan dilihat oleh penonton langsung di lokasi, langsung disiarkan melalui studio dan disebarkan ke khalayak di luar panggung.

Siaran langsung (live) pada umumnya disiarkan pada event-event tertentu atau paket tertentu berhubungan dengan suatu lembaga maupun instansi maupun perusahaan. Contoh:

(30)

commit to user

Gebyar BCA, Hari Jadi Angkatan Udara, Hari Jadi Kota Jakarta, Ulang Tahun RCTI, dsb.

Untuk menarik khalayak, siaran langsung musik terkadang diselingi hiburan lawak. Untuk penekanan dipilih presenter yang sudah dikenal khalayak serta tatanan panggung sangat megah disertai efek lampu (pencahayaan) sangat terang seperti laser.

3. Program Musik

Program musik merupakan acara musik baru di dunia pertelevisian. Bila diprogram video clip ataupun siaran langsung musik, khalayak hanya mengetahui nama group band, judul lagu, isi lagu serta penyanyi maka di program musik khalayak dapat mengetahui; personel-personel group band, kapan lagu diciptakan, apakah ada hubungan antara isi lagu dengan kehidupan penyanyi atau pencipta lagunya, dsb.

Program musik yang saat ini baru digemari khalayak adalah “INBOX” yang disiarkan stasiun televisi SCTV serta program musik “Dahsyat” yang disiarkan RCTI.

Ada perbedaan mendasar antara program “INBOX” dan

“Dahsyat”, antara lain:

- Lokasi / Setting Panggung

INBOX : di luar studio, umumnya di depan Mall.

(31)

commit to user

Dahsyat : di dalam studio dan di luar studio. Di luar studio memilih lokasi taman kota.

- Penyanyi atau Group Band

INBOX : Penyanyi atau Group Band terkenal dan lagu- lagu terbaru.

Dahsyat : kombinasi Penyanyi atau Group Band terkenal dan pendatang baru. Lagu yang dibawakan kombinasi lagu terbaru dan lagu-lagu lama tapi masih disukai khalayak.

- Target Sasaran

INBOX : Remaja dan khalayak secara umum karena lokasi di depan mall.

Dahsyat : Khusus remaja, tetapi ketika disiarkan khalayak umum juga dapat menikmati.

c. Terpaan Media (Televisi)

Hadirnya media massa di tengah-tengah masyarakat telah memporak-porandakan sistem tatanan sosial yang berlaku selama berabad-abad di masyarakat. Betapa tidak kalau dahulu orang harus bersusah payah menulis surat untuk memberitahu kabar kepada kerabatnya, sekarang cukup menggunakan SMS dalam hitungan per detik sudah mendapatkan informasi. Demikian pula dengan kejadian di masyarakat yang baru hangat, dengan membuka channel televisi orang sudah mendapatkan informasi yang diinginkan. McLuhan

(32)

commit to user

menggambarkan kondisi saat ini sebagai kampung global (Global Village) “… to describe the change in communication technology that to him semmed to be drawing the entire word together into a kind of electronically mediated small town.” (Nurudin, 2003: 37).

Demikian pula dengan media televisi sebagai media di masyarakat. Bagaimana bila televisi tidak pernah hadir di masyarakat?

Jawabannya tentu informasi yang berkembang di masyarakat sulit diliput khalayak. Khalayak mungkin hanya mendengar berita secara terpotong-potong.

Kehadiran televisi di tengah masyarakat telah membuka cakrawala baru di bidang informasi di masyarakat, khalayak dapat melihat tayangan bola secara langsung di Afrika Selatan, Pidato SBY di Istana Negara, Akibat Tsunami di Aceh, semua akibat kehadiran media televisi.

d. Uses and Gratification

Landasan teori dalam penelitian ini menggunakan Theory Uses and Gratification (Penggunaan dan kepuasan). Asumsi dasar teori ini menurut Elihu Katz, Michael Gurevith dan Hadassa Has, sebagai pelopor teori Uses and Gratification adalah:

Orang yang mempunyai kebutuhan-kebutuhan dan keinginan- keinginan yang dapat dipenuhi dengan (salah satu caranya) menggunakan (berlangganan, membaca, menonton atau mendengarkan) media massa (Hamidi, ibid:77).

Keinginan dan kebutuhan khalayak dalam menonton program televisi menurut Ferguson dalam Journal of Broadcasting &

(33)

commit to user

Electronic Media (2000:155) dilandasai orientasi bahwa melihat tayangan televisi dapat memenuhi kebutuhan khalayak dan memberi kepuasan. “Watching TV help to shape audience needs and expectation.” Selanjutnya Ferguson mengatakan: “The same TV programme may gratify different needs for different individuals.”

(Ferguson:ibid)

Jelaslah bahwa program televisi dapat memberikan kepuasan kepada individu. Orientasi menonton program televisi, secara umum dipengaruhi faktor-faktor:

1) Mencari informasi

- Mendapatkan sesuatu kejadian yang berhubungan dengan topik pembicaraan terhangat di kalangan masyarakat.

2) Mencari identitas pribadi

- Mencari model sikap yang sesuai dengan dirinya sendiri

- Mencari model sikap/identitas sesuai yang terdapat dalam media

3) Interaksi sosial

- Mencari identitas kelompok

- Mencari bentuk pembicaraan dengan kelompok/masyarakat - Membantu keluar dari persoalan

4) Hiburan

- Mengisi waktu luang

- Pelarian dari problem yang sedang dihadapi

(34)

commit to user - Pelepasan emosional

Garramore, yang dikutip Mc.Cord dalam Uses and Gratification of Sites on the World Wide Web dalam Journal Business Research (1998:187) menguraikan bahwa motivasi khalayak terhadap televisi menghasilkan kesimpulan sebagai berikut:

- Adanya hubungan antara Gratification Sought (GS) dan Gratification Obtained (GO) yang kuat

- Tingkat rata-rata GS berbeda dengan tingkat rata-rata GO

- GS dan GO secara independen menyumbang perbedaan pengukuran konsumsi media dan efek.

e. Hubungan Program Televisi dan Kehidupan Remaja

Kata remaja berasal dari bahasa latin “adolesence” atau dalam bahasa Inggris “teenager”. Adib Asrori menguraikan bahwa remaja merupakan masa di mana seseorang berumur 13 s/d 23 tahun (untuk ukuran umum remaja di Indonesia). Dengan ciri-ciri: masa pubertas, penalaran logis yang berkembang, idealisme meningkat, tumbuhnya persahabatan sehingga menumbuhkan kebersamaan kelompok dan perasaan tertarik terhadap lawan jenis (romantic love).

Stanley Hall disebut sebagai Bapak Psikologi Remaja, yang dikutip Hurlock (2008:15) menyatakan bahwa masa remaja adalah masa badai dan tekanan (storm and stress) karena merupakan masa mencari identitas diri. Ciri demikian mengakibatkan banyak remaja cenderung meniru tingkah laku dan gaya sesorang yang dianggap

(35)

commit to user

sebagai tokoh atau idola. Untuk mendapatkan identitas diri yang sebagian meniru tingkah laku orang lain salah satunya dengan cara mengkonsumsi media televisi. Sumartono, dalam Journal Remaja dan TV (2010:2) mengungkapkan bahwa televisi telah mengambil peranan yang besar dalam kehidupan remaja. Hal ini dikarenakan secara pskologis remaja belum dapat menilai informasi secara jernih. Otak pada usia remaja masih membutuhkan proses mencerna informasi, yaitu adanya proses stimulus-organisme-respon (S-O-R). Adanya proses tersebut mengakibatkan hampir 1/3 waktu yang digunakan remaja habis digunakan untuk menonton televisi.

Dari uraian di atas dapat ditarik garis landasan teori dalam penelitian ini adalah:

- GS (Gratification Sought) merupakan orientasi (harapan) yang dicari oleh para remaja.

- Media Uses, harapan tersebut dipenuhi dengan mengkonsumsi media televisi.

- GO (Gratification Obtained) kepuasan yang diperoleh setelah mengkonsumsi media televisi dengan diukur dari tingkat intensitas dan frekuensi.

2. Kerangka Pemikiran

Dari landasan teori tersebut di atas maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini mengacu pada tingkat kepuasan dalam menonton program musik “Dahsyat” RCTI yang dilakukan oleh penonton remaja di

(36)

commit to user

kampung Ngoresan Kelurahan Jebres Kota Surakarta tahun 2010 dengan alasan sebagai berikut:

a. Bahwa program musik “Dahsyat” RCTI segmentasinya adalah para remaja yang suka mendengarkan musik.

b. Kepuasan para remaja dalam menonton program musik “Dahsyat”

RCTI selain ditentukan oleh program itu sendiri juga dipengaruhi faktor intensitas dalam menonton tayangan tersebut.

Oleh karena itu di dalam menganalisis penelitian ini penulis melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi adalah pengamatan langsung terhadap obyek yang diteliti dalam hal ini para remaja kampung Ngoresan Kelurahan Jebres Kota Surakarta yang suka terhadap program tayangan musik “Dahsyat”

RCTI. Observasi adalah data awal untuk mengetahui sejauh mana para remaja tersebut mengikuti program musik “Dahsyat” RCTI.

b. Wawancara

Dari observasi langsung tersebut, penulis melakukan wawancara terhadap 15 responden berhubungan dengan isi program tayangan, intensitas dalam menonton, dan kepuasan yang diperoleh.

c. Survei

Dari hasil observasi dan wawancara sebagai data awal yang diperoleh maka penulis melakukan survei dengan menyebar kuesioner kepada responden.

(37)

commit to user E. Hipotesa

Hipotesa dalam penelitian ini adalah:

Ø Terdapat tingkat kepuasan menonton program musik “Dahsyat” Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) di kalangan remaja kampung Ngoresan, Kelurahan Jebres, Kota Surakarta.

F. Definisi Konsepsional dan Definisi Operasional 1. Definisi Konsepsional

Definisi konsepsional merupakan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian dari ilmu sosial (Singarimbun, 1989:33).

Adapun definisi konsepsional dalam penelitian ini adalah:

a. Program musik televisi adalah pementasan yang dimaksud di dalam penelitian ini bentuk pementasan musik dalam bentuk paket siaran televisi yang berisi penyajian musik yang meliputi : lagu, penyanyi, group band, sehingga menarik untuk ditonton oleh khalayak.

b. Kepuasan penonton merujuk pada kata sifat, tolok ukur untuk mengukur sifat puas dalam penelitian ini dengan cara melakukan survey kepada kalangan remaja.

c. Penonton remaja mengacu pada kelompok penonton dengan usia 13 s/d 23 tahun dengan beberapa karakteristiknya.

(38)

commit to user 2. Definisi Operasional

a. Variabel Independent (Variable Pengaruh)

Variabel independent dalam penelitian ini adalah program musik televisi yang dijabarkan dalam 3 elemen yaitu:

a.1. Organisasi penyiaran program musik ini televisi dalam hal ini Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI)

a.2. Titel Program: “Dahsyat” Rajawali Citra Televisi Indonesia a.3. Karakteristik:

- Pembawa acara: pembawa acara sebagai pengatur komunikasi merupakan pembawa acara yang telah dikenal publik remaja secara luas seperti: Raffi, Olga Syahputra dan Luna Maya.

- Penayangan program, dilakukan secara langsung (live) artinya penonton dapat menikmati secara langsung yang disiarkan melalui studio baik in door maupun out door.

- Materi penayangan: program musik yang berisi lagu, penyanyi, ataupun group band yang sangat disukai khlayak.

b. Variabel Dependent (Variable Terpengaruh).

1. Kepuasan penonton, dioperasionalkan dengan tingkat kepuasan penonton remaja dalam menikmati program musik televisi

“Dahsyat” RCTI dengan mengukur tingkat intensitas dan frekuensi.

(39)

commit to user

2. Penonton remaja dioperasionalkan khalayak remaja di kampung Ngoresan, Kelurahan Jebres, Kota Surakarta, dengan kategori umur 13 s/d 23 tahun.

G. Pengukuran Variabel 1. Variabel GS dan GO

Untuk mendapatkan hasil pengukuran variabel GS dan GO sebagaimana yang diharapkan dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan pengukuran model Likert. Skala ini pertama kali diperkenalkan oleh Rensis Likert, yang secara umum menggunakan 5 peringkat penilaian yaitu: Sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Namun 5 peringkat tersebut tidak selalu mutlak digunakan. Terkadang peneliti diperbolehkan menggunakan 3 skala yaitu:

A, B dan C (Rensis Likert, Wikipedia). Untuk itu variable GS dan GO dalam penelitian ini penulis menggunakan 3 skala yaitu: A=Puas, B=Cukup Puas, C=Tidak Puas.

2. Media Uses

Media uses diukur dengan menggunakan 3 skala: A,B dan C pilihan jawaban yang harus dipilih responden dengan jumlah pertanyaan 6.

Setiap jawaban diberikan bobot skor, yaitu jawaban A mempunyai bobot skor 3, B mempunyai bobot skor 2 dan C mempunyai bobot skor 1.

Berdasarkan penentuan skor tersebut diperoleh nilai tertinggi dari 6 item

(40)

commit to user

pertanyaan: 3x6 = 18 (sebagai batas atas) dan nilai terendah 1x6 = 6 (sebagai batas bawah). Setelah itu digunakan rumus:

i = jumlahkelas range

dari rumus di atas didapatkan interval sbb:

i = 3 6 - 18

i = 4

Kategorisasi ke-3 kelas dalam tingkat penggunaan media responden adalah sebagai berikut:

Tinggi = 16-18 artinya tingkat penggunaan media tinggi Sedang = 11-15 artinya tingkat penggunaan media sedang Rendah = 6-10 artinya tingkat penggunaan media rendah.

H. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian survey, yaitu metode riset dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen pengumpulan datanya, tujuannya untuk memperoleh informasi tentang sejumlah responden yang dianggap mewakili populasi tertentu.

Sebelum melakukan penyebaran kuesioner kepada responden, penulis terlebih dahulu melakukan observasi dan wawancara sebagai langkah awal dalam menguji apakah responden mendapatkan tingkat kepuasan menonton program musik “Dahsyat” RCTI.

(41)

commit to user

Dari observasi dan wawancara sebagai langkah awal untuk mendapatkan data awal barulah dilakukan survei dengan penyebaran kuesioner.

Bentuk kuesioner berupa pertanyaan-pertanyaan seputar tingkat kepuasan dalam menonton program musik “Dahsyat” di RCTI dengan alternatif tiga jawaban yang harus dipilih oleh responden. Untuk pertanyaan pada variabel GS, menggunakan tiga item jawaban: A. Penting;

B. Cukup Penting; C. Tidak Penting. Untuk Media Use, menggunakan tiga item jawaban yang harus dipilih: A. Ya; B. Kadang-kadang; C. Tidak.

Sedangkan untuk variabel GO juga menggunakan tiga item jawaban yaitu:

A. Puas; B. Cukup Puas; dan C. Tidak Puas.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah kampung Ngoresan RW 018. Kampung Ngoresan, Kelurahan Jebres, Kota Surakarta, dengan alasan bahwa kampung ini pada dasarnya secara geografis merupakan kampung paling timur dari Kelurahan Jebres berbatasan langsung dengan Sungai Bengawan Solo.

Meskipun dalam kenyataannya terdapat 2 kampus ternama di kota Solo, yaitu Universitas Sebelas Maret Surakarta dan Institut Seni Indonesia, namun kehidupan para remaja di kampung ini masih merupakan perpaduan antara masyarakat tradisional dan modern, artinya bahwa nilai-nilai modern belum sepenuhnya terserap dalam kehidupan remaja di kampung ini. Contoh penggunaan internet belum sepenuhnya

(42)

commit to user

dapat dikuasai. Hal ini terbukti dari beberapa survei yang penulis lakukan.

Untuk penggunaan media televisi, mereka hampir seluruhnya menikmati.

3. Tehnik Penarikan Sampel

Dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel dari seluruh populasi yang ada. Yaitu para remaja di wilayah kampung Ngoresan RW 018 dengan kategori umur 13 s/d 23 tahun yang seluruhnya berjumlah 48 orang.

Untuk mendapatkan sampel digunakan rumus Taro Yamane (Hamidi, 2007:131) dengan rumus:

n = Nd +1 N

2

n = ukuran sampel N = ukuran populasi

n = Persentase ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat diinginkan

1 = nilai konstan

Nilai presisi yang diambil (d) yang dikehendaki peneliti pada taraf signifikasi adalah (α = 0,1) atau tingkat kepercayaan 90 %.

Dari rumus tersebut maka jumlah sampel adalah sebagai berikut:

n = 48(0,1) +1 48

2

n = 1,48 48

n = 32,43 --- à 32 sampel

(43)

commit to user 4. Tehnik Pengumpulan Data

Pengumpulan data di dalam penulisan ini di dapat melalui cara:

a. Data Primer

a.1. Observasi yaitu data yang diperoleh langsung melalui pengamatan di lapangan.

a.2. Questioner yaitu daftar pertanyaan yang ditujukan pada responden secara langsung.

b. Data Sekunder

Data ini diambil, secara tidak langsung dari sumbernya, meliputi studi kepustakaan, dokumentasi, data-data administrasi dan dari sumber-sumber lain yang mendukung kepustakaan.

5. Tehnik Analisis Data

Tehnik analisis data dengan cara cross tabulation (tabulasi silang) antara variabel GS dan variabel GO sehingga menghasilkan skala kepuasan.

Untuk mengukur tingkat skala kepuasan, maka penulis menggunakan rumus Palmgreen, yaitu Palmgreen dan Rayburn, 1981 dalam Sukma, 2003, 37).

D =

å å

å

¹

i.j j i

n.i.j n.i.j

Keterangan:

D : Gratification Discrepancy N : Jumlah sampel

i : Kepuasan yang diharapkan

j : Kepuasan yang diperoleh dimana i ≠ j

(44)

commit to user 31 BAB II

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

A. Gambaran Umum Kampung Ngoresan 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah kampung Ngoresan khususnya RW 018.

Kampung Ngoresan pada dasarnya secara geografis merupakan kampung paling timur dari Kelurahan Jebres, tepatnya disisi timur kampus Universites Negeri Sebelas Maret Surakarta berbatasan langsung dengan kampung Gulon.

Kondisi demikian diatas menyebabkan arus transportasi dan komunikasi menjadi lambat karena tidak ada jalur pernghubung antara wilayah Kelurahan Jebres dengan Kabupaten Karanganyar sehingga wilayah Ngoresan tidak bisa dilewati angkutan umum.

Salah satu faktor pendorong kemajuan masyarakat dalam menyerap informasi adalah melalui media televisi serta berdirinya 2 kampus yaitu Universitas Sebelas Maret dan Sekolah Tinggi Seni Indonesia.

Sebelum berdirinya 2 kampus tersebut dapat dikatakan masyarakat Ngoresan adalah masyarakat terisolir karena bila akan memasuki kawasan tersebut harus melewati pemakaman Cina, sehingga satu-satunya media informasi hanyalah televisi.

Secara administratif pemerintahan di tingkat bawah, Kampung Ngoresan di bagi 3 Rukun Warga (RW), yaitu paling barat RW 17, tengah RW 18 dan paling timur RW 19.

(45)

commit to user

Wilayah kampung Ngoresan yang asli sebenarnya adalah RW 18, yaitu berasal dari tokoh spiritual reog Ponorogo yang bernama Singo Ngresan. Dari nama tokoh Singo Ngresan ini kemudian dinamai kampung Ngoresan.

RW 19 merupakan RW pengembangan dikarenakan merupakan tempat relokasi dari bekas masyarakat penghuni makam-makam Cina yang saat ini berdiri kampus UNS serta penduduk-penduduk baru, sedangkan RW 17 dulunya adalah kebon masyarakat RW 18 yang saat ini telah berubah menjadi kampung untuk usaha warnet, indekost, took-toko dsb.

2. Jumlah Penduduk

a. Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin Tabel 2.1.

Jumlah Penduduk Kampung Ngoresan RW 018 Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Persentase Total 1

2

Laki-laki Perempuan

121 208

36,77%

63,22%

121 208

Total 329 100% 329

Sumber: Ketua RW 018 Ngoresan

(46)

commit to user b. Jumlah penduduk berdasarkan pekerjaan

Tabel 2.2.

Jumlah Penduduk Kampung Ngoresan RW 018 Berdasarkan Pekerjaan

No Jenis Pekerjaan Warga Jumlah Persentase Total 1

2 3 4 5

Wiraswasta Pegawai Negeri Buruh

Pensiunan

Ibu Rumah Tangga

46 14 98 12 104

16,79%

5,11%

35,77%

4,38%

37,96%

46 14 98 12 104

Total 274 100% 274

Sumber: Ketua RW 018 Ngoresan c. Jumlah remaja berdasarkan usia sekolah:

Tabel 2.3.

Jumlah Remaja Berdasarkan Usia Sekolah

No Usia Sekolah

Jenis Kelamin

Jumlah Persentase

L P

1. SMP (Usia 14 s/d 16 th) 8 10 18 37,50%

2. SMU/SMK (Usia 17 s/d 19 th) 10 16 26 54,17%

3. Universitas (Usia 20 s/d 23 th) 2 2 4 8,33%

Jumlah 20 28 48 100%

Sumber: Ketua Karang Taruna RW 018 Ngoresan

(47)

commit to user B. Profil RCTI

- Identitas : PT. RAJAWALI CITRA TELEVISI INDONESIA - Pemilik : HARY TANOESOEDIBJO

- Alamat : Jl. Raya Perjuangan, Kebon Jeruk, Jakarta 11530 Indonesia

- Telephone : (62.21) 5303540, 5303550 Fax. (62.21) 5493846 - Website : www.rcti.tv

- Berdiri : 21 Agustus 1987

- Akta Notaris : No. 101/Notaris: Rachmat Santoso, SH - Akta Pendirian : Mentri Kehakiman

No. C2-705.HT.01.01 Th 88

C. Visi dan Misi RCTI 1. Visi

Visi RCTI adalah Media Utama Hiburan dan Informasi. Makna utama ditekankan bahwa kata “Utama” lebih dari yang pertama. Karena kata pertama hanya mencerminkan hierarki pada dimensi tertentu.

Sedangkan kata utama mengandung unsur kemuliaan karena melibatkan aspek kualitas, integritas, dan dedikasi. Media utama hiburan dan informasi memiliki makna (RCTI: 2007, 13) :

a. RCTI unggul dalam hal kualitas materi dan penyajian program hiburan dan informasi.

(48)

commit to user

b. RCTI memperhatikan keseimbangan faktor bisnis dan tanggung jawab sosial atas sajian program-programnya.

c. RCTI menjadi pilihan yang utama dari para stakeholder (karyawan, pemirsa, pengiklan, pemegang saham, pemasok, pesaing, perusahaan afiliasi, mitra strategis, masyarakat, dan penyelenggara negara).

2. Misi

Sedangkan misi RCTI adalah Bersama Menyediakan Layanan Prima. Misi menyediakan layanan prima ini dibangun dalam 3 pilar utama:

a. Keutamaan dalam kebersamaan b. Bersatu padu

c. Oke

Artinya proses kerja dilakukan dengan semangat kebersamaan untuk sampai pada hasil yang mendapat pengakuan dari stakeholder atas kualitas integritas dan dedikasi yang dilampirkan.

Misi dan visi RCTI tersebut tercermin dalam program-program RCTI yang mengusung motto :

“Kebanggan Bersama Milik Bangsa” namun dalam kemasan yang “Oke”.

D. Sejarah Singkat RCTI

PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) (Perusahaan) didirikan pada tanggal 21 Agustus 1987 berdasarkan akta Notaris no. 101 dari Rachmat Santoso, SH notaris di Jakarta. Akta pendirian ini kemudian mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat

(49)

commit to user

Keputusan No. C2-705.HT.01.01 Th 88 tanggal 30 Januari 1988 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal 15 Maret 1988 No. 22 Tambahan No. 304 Status Perusahaan diubah menjadi Perseroan Terbatas yang tunduk pada Undang-Undang No. 6 Tahun 1968 juncto Undang-Undang No. 12 Tahun 1970 (RCTI: 2007, 7).

Pendiri RCTI adalah Bambang Trihatmojo, melalui Bimantara, tbk.

Pada waktu itu RCTI baru bisa diakses untuk khalayak Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi melalui dekoder. Menu siaran berupa film-film produksi Barat, serta Berita Mancanegara.

Baru pada tanggal 24 Agustus 1990 Pemerintah mengizinkan hak siaran bebas. Jangkauan pemirsa mulai Sabang sampai Merauke.

Pada tahun 2002 PT. Bimantara, Tbk berganti manajemen setelah saham Bimantara dibeli PT. Bhakti Investama, Tbk.

Sebagai sebuah perusahaan besar yang bergerak di bidang penyiaran RCTI berusaha menjaga keseimbangan antara kepentingan bisnis dan tanggung jawab sosial. Program-program RCTI mencakup aspek sosial kemasyarakatan, kesejahteraan, kesehatan, pangan, pendidikan, perumahan, politik, dsb. Kegiatan ini dilakukan dengan 2 cara : on air dan off air.

Kegiatan on air berupa sensor internal terhadap program-program yang disiarkan dan pemberian PSA (Public Service Announcement). Kegiatan off air dilakukan dengan menyediakan tempat ibadah, menyelenggarakan ceramah, bantuan sekolah, kunjungan dari sekolah-sekolah atau universitas dan memberi informasi tentang dunia broadcast dsb.

(50)

commit to user

E. Daftar (Profil) Dewan Komisaris dan Direksi saat ini 1. Dewan Komisaris

No Nama Jabatan

1. Mohamad Tachril Sapi’ie Komisaris Utama 2. Bambang Rudijanto Tanoesoedibjo Wakil Komisaris Utama

3. Hidajat Tjandradjaja Komisaris

4. Alexander Edwin Kawilarang Komisaris Sumber : RCTI, 2007, 24-36

2. Direksi

No Nama Jabatan

1. Harry Tanoesoedibjo Direktur Utama 2. Sutanto Hartono Wakil Direktur Utama

3. Iwan Kurniawan Direktur Keuangan dan Administrasi 4. Harsiwi Achmad Direktur Program

5. Daniel Tatang Hartono Direktur Sales & Marketing Sumber: www.rcti.tv

F. Profil Pemilik (Direktur Utama) RCTI Sekarang Nama lengkap : Bambang Hari Iswanto Tanoesoedibjo

Jabatan : Th. 2003 s/d sekarang menjabat sebagai Direktur Utama RCTI

(51)

commit to user

Karier : - Pemegang saham pendiri dan group executive chairman PT.

Bhakti Investama Tbk (mengakuisisi saham PT. Bimantara Tbk, tahun 2002)

- Presiden Group & CEO PT. Global Mediacom Tbk

- Presiden Group & CEO Media Nusantara Citra (MNC) (Perusahaan yang menaungi Global TV, RCTI dan TPI) Pendidikan : - Bachelor of Commerce dari Universitas Carleton, Ottawa,

Kanada Th. 1988

- MBA dari Universitas Ottawa Kadana, Th. 1989.

G. Slogan RCTI

1. Menghadirkan Pentas Dunia di Rumah Anda (1988-1990)

Slogan ini dipakai bersamaan dengan program siaran RCTI yang hanya bisa ditangkap menggunakan dekoder. Segmentasi terbatas wilayah JABODETABEK. Program siaran menginput program siaran luar negeri seperti: News (berita), Sport (olahraga) dan musik serta film, sehingga slogan ini ditekankan pada kata “Pentas Dunia”. Pemerintah belum mengizinkan RCTI untuk siaran terbuka, karena dikhawatirkan akan menggeser posisi TVRI.

2. Berita Terkini Hiburan Sensasi (1990-1991)

Setelah pemerintah mengijinkan RCTI melakukan siaran terbuka pada tanggal 24 Agustus 1990, maka slogan RCTI diubah menjadi “Berita Terkini Hiburan Sensasi” kehadiran RCTI di tengah-tengahnya masyarakat

(52)

commit to user

membawa warna baru dalam bidang informasi dan hiburan di tengah masyarakat.

RCTI menekankan sebagai “The Building a Brighter Future”.

Program siaran Seputar Indonesia yang memuat peristiwa terhangat dan terkini yang terjadi di seluruh wilayah Indonesia. Membuka wawasan baru masyarakat bahwa apa yang terjadi selama ini hanya pulasan belaka.

Selain berita, program sport, musik dan film dari luar negeri, menjadi hiburan menarik bagi khalayak.

3. Kebanggaan Bersama Milik Bangsa dan RCTI Oke (1991-sekarang) Slogan ini dilatarbelakangi fungsi ‘balance’ antara seluruh crew RCTI dan masyarakat. Dengan kebersamaan antara RCTI dan masyarakat diharapkan RCTI menjadi satu-satunya stasiun televisi yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat sekaligus dapat mendidik masyarakat dengan tampilan program-program yang oke.

H. Program Musik Dahsyat 1. Sejarah

Program musik “Dahsyat” dibuat sebagai terobosan terhadap program musik di televisi yang dianggap terhadap program monoton.

Dianggap monoton karena program musik hanya menampilkan konser, video klip, dan paket musik studio. Berangkat dari kondisi tersebut maka team kreatif RCTI membuat program musik “Dahsyat” yang diluncurkan pada tanggal 24 April 2008 mengambil titel “Dahsyat” karena semua yang disajikan serba “Dahsyat” mulai dari tatanan panggung, isi program,

(53)

commit to user

penyanyi maupun presenter. Disiarkan mulai Senin s/d Sabtu pukul 09.00 pagi s/d 10.00 pagi dan hari Minggu pukul 13.00 siang s/d 15.00 sore.

2. Ide Awal

Ide awal berasal dari team kreatif RCTI yang terdiri dari crew tata panggung, konsep kajian, target sasaran, model presenter serta bintang panggung.

3. Target Sasaran

Target sasaran adalah remaja dengan sub program “Dahsyat Sekolah” yaitu program acara difokuskan pada pelajar dengan cara presenter mendorong sekolah, kadang penyanyi dengan tujuan agar pelajar lebih dekat dengan program musik “Dahsyat”.

4. Presenter

a. Olga Syahputra

Digunakan sebagai presenter karena cara bicara dan sikapnya yang konyol dan kocak. Pengharapan sasaran mendapatkan hiburan dari musik dan dari penampilan presenter.

b. Raffi Ahmad

Raffi Ahmad dipilih sebagai presenter karena saat ini menjadi idola remaja, selain wajahnya yang ganteng, juga dia pandai menyanyi dan saat ini sebagai presenter handal.

c. Luna Maya

Luna Maya dipilih selain dia cantik juga karena sikapnya yang menggemaskan. Luna Maya dianggap sebagai bintang idola remaja yang saat ini belum ada bandingannya.

(54)

commit to user 5. Konsep Acara

Konsep acara dibuat sangat variatif. Dikatakan variatif karena menggunakan 3 lokasi berbeda yaitu, studio, panggung diluar, dan wawancara dengan khalayak langsung. Ini sangat berbeda dengan program musik INBOX yang ditayangkan di SCTV yang hanya monoton di panggung Mall di Jakarta, Bandung, Surabaya maupun kota besar lainnya.

a. Studio Mini RCTI

Presenter Raffi Ahmad, menghadirkan penyanyi/group band dengan khalayak remaja 20 s/d 25. Khalayak diajak dialog interaktif atau menyanyi.

b. Sekolah-Sekolah

Presenter : Olga Syahputra

Olga Syahputra mewawancarai para remaja, tentang lagu- lagu/penyanyi yang disukai dengan gaya kocak sebagai kejutan kadang-kadang penyanyi/group band diajak di tengah-tengah mereka.

c. Studio diluar

Presenter : Luna Maya

Mengambil lokasi taman kota, dengan tujuan selain khalayak dapat melihat sajian musik sekaligus menikmati keindahan alam.

Acara dibuat secara langsung di tiga lokasi secara bergantian, sehingga khalayak remaja dapat menikmati acara di 3 lokasi yang berbeda.

(55)

commit to user 42 BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMAPARAN DATA

A. KARAKTERISTIK RESPONDEN 1. Jenis Kelamin Responden

Distribusi jenis kelamin responden dapat disajikan sebagaimana tabel tersebut di bawah ini.

Tabel 3.1.

Distribusi Jenis Kelamin Responden

No Jenis Kelamin Jumlah Persentase

1 2

Laki-laki Perempuan

12 20

38%

62%

Jumlah 32 100%

Sumber : data primer diolah, 2010

Berdasarkan hasil distribusi tentang jenis kelamin responden yang merupakan kalangan remaja kampung Ngoresan RW 018, khususnya RT 003, dikarenakan RT 003/RW 018 merupakan RT terpadat di kampung Ngoresan, maka diketahui 62% responden berjenis kelamin perempuan.

2. Usia Responden / Jenjang Pendidikan

Diketahui tentang usia responden dan jenjang pendidikan dapat disajikan dalam tabel di bawah ini:

(56)

commit to user Tabel 3.2.

Distribusi Usia Responden dan Jenjang Pendidikan

No Usia Jenjang

Pendidikan

Jumlah Persentase

1 2 3

13 s/d 15 16 s/d 18 19 s/d 23

SMP SMU/SMK Universitas

8 20

4

25%

62,5%

12,5%

Jumlah 32 100%

Sumber : data primer diolah, 2010

Dari distribusi tentang usia responden, kalangan remaja Ngoresan diketahui bahwa usia remaja umur 13 s/d 15 th dengan jenjang pendidikan SMP diketahui 25% responden, usia remaja umur 16 s/d 18 tahun dengan jenjang pendidikan SMU/SMK diketahui 62,5% sedangkan usia remaja 19 s/d 23 tahun dengan jenjang pendidikan universitas diketahui 25%.

Berdasarkan hasil tersebut di atas diketahui bahwa mayoritas usia remaja dengan tingkatan Sekolah Menengah Umum (SMU) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan usia 16 s/d 18 tahun mendominasi kelompok remaja di kampung Ngoresan RW 018. Dan dari hasil wawancara awal penulis dengan mereka, mayoritas menyukai lagu-lagu yang bertemakan cinta. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan Adib Asrori bahwa usia remaja dengan tingkatan sekolah SMU (16/18 th) memiliki kecenderungan terhadap lawan jenis (romantic love).

Gambar

Gambar 1.1. Alur Transmisi  Sumber Berita Dari Dalam Studio  Studio   Sumber (Graham, 1998: 30) - Sumber - Pewawancara - Crew kameramen Stasiun pemancar pusat  televisi Pemancar penangkap yang ada di daerah Antena-antena televisi Televisi-televisi dirumah,
Gambar 1.2. Alur Transmisi  Sumber Berita Dari Luar Studio

Referensi

Dokumen terkait

Terdapat lima kelompok pengeluaran memberikan andil/sumbangan inflasi Kota Tembilahan pada Juni 2016 yaitu kelompok bahan makanan dengan andil sebesar 0,49 persen,

7 yang menjadi akhir dari Otorita Batam sebagai salah satu pelaksana pembangunan Kota Batam berdasarkan pasal 3 PP No 46 Tahun 2007 yang berbunyi : Pasal 3 ayat (1) :

Budgetary Slack Dengan Penekanan Anggaran, Asimetri Informasi, dan Struktur Organisasi Sebagai Variabel Moderasi pada Organisasi Sektor Publik (Studi Empiris

Bahasa tersebut bisa hilang atau musnah apabila ekologi yang menunjangnya musnah pula.Kosa kata kebambuan ini bisa saja menjadi punah akibat tidak digunakannya

dilakukan dengan 3 ulangan. Masing-masing perlakuan terdiri dari 2 pot yang berisi 25 tanaman. Penelitian dilakukan dengan menggunakan bahan tanam berupa benih cemara

Melihat pemikiran pendidikan pada gerakan Muhammadiyah saat itu memang telah mengadakan integrasi antara ilmu agama dengan ilmu umum, Ahmad Dahlan telah mampu

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka masalah yang dapat diidentifikasi pada penelitian ini adalah: 1) belum ada informasi dan penjelasan mengenai tingkat