• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PANDANGAN ISLAM TERHADAP VASEKTOMI DAN TUBEKTOMI DALAM KELUARGA BERENCANA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS PANDANGAN ISLAM TERHADAP VASEKTOMI DAN TUBEKTOMI DALAM KELUARGA BERENCANA"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

KELUARGA BERENCANA

PROPOSAL SKRIPSI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (SH) Pada Program Studi Ahwal Syakhshiyah

Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh :

MUH. ABDULLAH. RIZAL NIM : 105260015615

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1441 H / 2020 M

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

viii

Yusri M. Arsyad, Lc., M.A. Dan M. Chiar Hijaz, Lc., M.A.).

Skripsi ini merupakan hasil penelitian yang berjudul "Analisis Pandangan Islam Terhadap Vasektomi Dan Tubektomi Dalam Keluarga Berencana".

Sebagai jawaban atas permasalahan dengan rumusan : 1). Bagaimana pandangan Islam terhadap kontrasepsi Vasektomi dan Tubektomi dalam keluarga Berencana ? 2). Bagaimana konsep dan akibat melakukan kontrasepsi Vasektomi dan Tubektomi dalam keluarga berencana ?

Data penelitian ini keseluruhannya diperoleh dan dihimpun melalui pembacaan dan kajian kepustakaan ( Bibliographie Research ) dan kemudian dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif kemudian kesimpulannya diambil melalui teknik analitis, deduktif, dan komparatif.

Keluarga berencana menurut ulama, merupakan salah satu bentuk usaha manusia dalam mewujudkan keluarga yang sejahtera dan bahagia guna menghasilkan keturunan generasi yang kuat dimasa yang akan datang.

Hukum ber-KB juga bisa berubah dari mubah ( boleh ) menjadi sunnah, wajib makruh atau haram, seperti halnya hukum perkawinan bagi orang Islam, yang hukum asalnya juga mubah. Hukum mubah itu bisa berubah sesuai dengan situasi dan kondisi individu Muslim yang bersangkutan, selain juga memperhatikan perubahan zaman, tempat dan keadaan masyarakat. Alat kontrasepsi dengan menggunakan metode vasektomi dan tubektomi yang dibenarkan menurut hukum Islam adalah yang cara kerjanya mencegah kehamilan ( man’ul haml ), bersifat sementara ( tidak permanen ) dan dapat dipasang sendiri oleh yang bersangkutan atau oleh orang lain yang tidak haram memandang auratnya atau orang orang lain yang pada dasarnya tidak boleh memandang auratnya, tetapi dalam keadaan darurat ia dibolehkan. Selain itu, bahan pembuatannya yang digunakan harus berasal dari bahan yang halal, serta tidak menimbulkan implikasi yang membahayakan ( mudharat ) bagi kesehatan.

Dari penelitian ini menyimpulkan bahwa KB Menggunakan vasektomi dan tubektomi adalah diperbolehkan dalam keadaan darurat.

Sebaiknya setiap orang yang hendak melakukan KB, harus mengerti dan memahami tentang prosedur pelaksanaan KB. Hendaknya Pemerintah dan para ulama, sering mengadakan penyuluhan dan sosialisasi tentang KB yang kaitannya dengan vasektomi dan tubektomi.

(9)

ix and M. Chiar Hijaz, Lc., M.A.).

This Research is the result of a study entitled "Analysis of Islamic Views of Vasectomy and Tubectomy in Family Planning". In response to the problem with the formula: 1). What is the view of Islam on vasectomy and tubectomy contraception in family planning? 2). What are the concepts and consequences of doing Vasectomy and Tubectomy contraception in family planning?

The overall research data is obtained and collected through literature reading and study (Bibliographie Research) and then analyzed using descriptive methods then the conclusions are taken through analytical, deductive, and comparative techniques. Family planning according to scholars, is one form of human effort in realizing a prosperous and happy family to produce strong generations of generations in the future. Family planning law can also change from mubah (may) become sunnah, obligatory makruh or haram, as well as marriage law for Muslims, whose original law is also changed. The amended law can change according to the situation and conditions of the Muslim individual concerned, besides paying attention to the changing times, places and circumstances of the community. Contraception using the vasectomy and tubectomy method that is justified according to Islamic law is the way it works to prevent pregnancy (man'ul haml), is temporary (not permanent) and can be installed by the person concerned or by other people who do not see their nakedness or other people who basically cannot look at their genitals, but in an emergency they are allowed. In addition, the ingredients used must come from halal materials, and do not have harmful implications (health) for health.

From this study concluded that family planning using a vasectomy and tubectomy is permissible in an emergency.

It is recommended that everyone who wants to do family planning must understand and understand the procedures for implementing family planning. The government and the ulama should, often hold counseling and socialization about family planning related to vasectomy and tubectomy.

(10)

x

لﺎﺻﺋﺗﺳاو بوﺑﻧﻷا

ﻲﻓ مﯾظﻧﺗ ةرﺳﻷا

، ) دﺎﺷرﺈﺑ نﻣ

روﺗﻛدﻟا يرﺳﯾ

دﻣﺣﻣ (. زﺎﺟﺣ رﺎﯾ ﺧ دﻣﺣﻣ و ،د ﺷرأ

ثﺣﺑﻟا اذھ ﺔﻟﺄﺳﻣﻟا نﻋ ثدﺣﺗﯾ

ناوﻧﻌﺑ

"

لﯾﻠﺣﺗ تﺎﮭﺟو

رظﻧﻟا ﺔﯾﻣﻼﺳﻹا

لﺎﺻﺋﺗﺳﻻ رﮭﺳﻷا

لﺎﺻﺋﺗﺳاو بوﺑﻧﻷا

ﻲﻓ مﯾظﻧﺗ ةرﺳﻷا

."

ﺔﺑﺎﺟﺗﺳا ﺔﻠﻛﺷﻣﻟ

ﺔﻐﯾﺻﻟا :

1 .(

ﺎﻣ ﻲھ ﺔﮭﺟو رظﻧ

مﻼﺳﻹا ﻲﻓ

لﺎﺻﺋﺗﺳا رﮭﺳﻷا

ﻊﻧﻣو لﻣﺣﻟا

ﻲﺑوﺑﻧﻷا ﻲﻓ

مﯾظﻧﺗ

؟ةرﺳﻷا 2

.(

ﺎﻣ ﻲھ مﯾھﺎﻔﻣ بﻗاوﻋو

مادﺧﺗﺳا لﺋﺎﺳو

ﻊﻧﻣ ؟ ةرﺳﻷا مﯾظﻧﺗ ﻲﻓ بﯾﺑﺎﻧﻷا لﺎﺻﺋﺗﺳاو رﮭﺳﻷا لﺎﺻﺋﺗﺳا قﯾرط نﻋ لﻣﺣﻟا مﺗﯾ لوﺻﺣﻟا ﻰﻠﻋ

تﺎﻧﺎﯾﺑ ثﺣﺑﻟا

ﺔﯾﻟﺎﻣﺟﻹا ﺎﮭﻌﯾﻣﺟﺗو

نﻣ لﻼﺧ ةءارﻗ

بدﻷا مﺗﯾ مﺛ ﺔﯾﻔﺻو قرط مادﺧﺗﺳﺎﺑ ﺎﮭﻠﯾﻠﺣﺗ مﺛ نﻣو ( ﻊﺟارﻣﻟا ثﺎﺣﺑأ ) ﮫﺗﺳاردو ذﺧأ رﺑﺗﻌﯾ . ﺔﻧرﺎﻘﻣﻟاو ﺔﯾﺟﺎﺗﻧﺗﺳﻻاو ﺔﯾﻠﯾﻠﺣﺗﻟا بﯾﻟﺎﺳﻷا لﻼﺧ نﻣ تﺎﺟﺎﺗﻧﺗﺳﻻا مﯾظﻧﺗ

ةرﺳﻷا ﺎًﻘﻓو

ءﺎﻣﻠﻌﻠﻟ دﺣأ

لﺎﻛﺷأ دﮭﺟﻟا

ﻲﻧﺎﺳﻧﻹا ﻲﻓ

قﯾﻘﺣﺗ ةرﺳأ

ةرھدزﻣ ةدﯾﻌﺳو

جﺎﺗﻧﻹ لﺎﯾﺟأ

ﺔﯾوﻗ نﻣ لﺎﯾﺟﻷا ﻲﻓ

لﺑﻘﺗﺳﻣﻟا .

نﻛﻣﯾ نأ رﯾﻐﺗﯾ نوﻧﺎﻗ مﯾظﻧﺗ ةرﺳﻷا

ﺎًﺿﯾأ نﻣ نأ ﺢﺑﺻﯾ رﺣﺑﻣﻟا

ﺔﻧﺳ وأ اًرﺧﻣ ﺎًﯾﻣازﻟإ وأ

ﺎًﻣارﺣ

، كﻟذﻛو نوﻧﺎﻗ

جاوزﻟا نﯾﻣﻠﺳﻣﻠﻟ

نﯾذﻟا مﺗ رﯾﯾﻐﺗ مﮭﻧوﻧﺎﻗ ﻲﻠﺻﻷا

ﺎًﺿﯾأ . نﻛﻣﯾ نأ رﯾﻐﺗﯾ نوﻧﺎﻘﻟا

لدﻌﻣﻟا ﺎًﻘﻓو

فورظﻟ فورظو

درﻔﻟا مﻠﺳﻣﻟا ﻲﻧﻌﻣﻟا

، ﻰﻟإ بﻧﺎﺟ مﺎﻣﺗھﻻا

تﺎﻗوﻷﺎﺑ نﻛﺎﻣﻷاو

فورظو ﻊﻣﺗﺟﻣﻟا

ةرﯾﻐﺗﻣﻟا .

لﺋﺎﺳو ﻊﻧﻣ

لﻣﺣﻟا مادﺧﺗﺳﺎﺑ

ﺔﻘﯾرط لﺎﺻﺋﺗﺳا

رﮭﺳﻷا لﺎﺻﺋﺗﺳاو

بوﺑﻧﻷا ﻲﺗﻟا

مﺗﯾ ﺎھرﯾرﺑﺗ ﺎًﻘﻓو

ﺔﻌﯾرﺷﻠﻟ

ﺔﯾﻣﻼﺳﻹا ﻲھ

ﺔﻘﯾرطﻟا ﻲﺗﻟا

لﻣﻌﺗ ﺎﮭﺑ ﻊﻧﻣﻟ

،لﻣﺣﻟا ﻲھو

ﺔﺗﻗؤﻣ )

رﯾﻏ ﺔﻣﺋاد

( نورﯾ ﻻ نﯾرﺧآ صﺎﺧﺷأ لﺑﻗ نﻣ وأ ﻲﻧﻌﻣﻟا صﺧﺷﻟا ﺔطﺳاوﺑ ﺎﮭﺗﯾﺑﺛﺗ نﻛﻣﯾو مﮭﯾرﻋ وأ

صﺎﺧﺷﻷا نﯾرﺧﻵا

نﯾذﻟا ﻻ نوﻌﯾطﺗﺳﯾ رظﻧﻟا

ﻰﻟإ ءﺎﺿﻋﻷا ﺔﯾﻠﺳﺎﻧﺗﻟا

لﻛﺷﺑ ﻲﺳﺎﺳأ

، نﻛﻟ ﻲﻓ تﻻﺎﺣ ئراوطﻟا

ﺢﻣﺳُﯾ مﮭﻟ كﻟذﺑ . ﺔﻓﺎﺿﻹﺎﺑ ﻰﻟإ

كﻟذ

، رﺎﺛآ ﺎﮭﻟ سﯾﻟو ، لﻼﺣﻟا داوﻣﻟا نﻣ ﺔﻣدﺧﺗﺳﻣﻟا تﺎﻧوﻛﻣﻟا ﻲﺗﺄﺗ نأ بﺟﯾ

ةرﺎﺿ . ﺔﺣﺻﻟا ﻰﻠﻋ ( ﺔﺣﺻﻟا )

نﻣ هذھ ﺔﺳاردﻟا تﺻﻠﺧ

ﻰﻟإ نأ مﯾظﻧﺗ ةرﺳﻷا

مادﺧﺗﺳﺎﺑ لﺎﺻﺋﺗﺳا

رﮭﺳﻷا

لﺎﺻﺋﺗﺳاو ﺔﯾﺑوﺑﻧﻷا

حوﻣﺳﻣ ﮫﺑ

ﻲﻓ تﻻﺎﺣ ئراوطﻟا

.

ﻰﺻوﯾ نﺄﺑ

مﮭﻔﯾ لﻛ نﻣ دﯾرﯾ مﯾظﻧﺗ ةرﺳﻷا مﮭﻓو

تاءارﺟإ ذﯾﻔﻧﺗ

مﯾظﻧﺗ ةرﺳﻷا

. ﺔﺋﺷﻧﺗﻟاو ةروﺷﻣﻟا دﻘﻋ ، نﺎﯾﺣﻷا نﻣ رﯾﺛﻛ ﻲﻓ ، ءﺎﻣﻠﻌﻟاو ﺔﻣوﻛﺣﻟا ﻰﻠﻋ بﺟﯾ ﺔﯾﻋﺎﻣﺗﺟﻻا لوﺣ

مﯾظﻧﺗ ةرﺳﻷا ﺔﻘﻠﻌﺗﻣﻟا

لﺎﺻﺋﺗﺳﺎﺑ رﮭﺳﻷا

لﺎﺻﺋﺗﺳاو بﯾﺑﺎﻧﻷا

.

(11)

xi

ُﺪْﻤَﺤْﻟا ِ ِﷲ ﱢبَر َﻦْﻴِﻤَﻟﺎَﻌْﻟا ُةَﻼﱠﺼﻟاَو

ُمَﻼﱠﺴﻟاَو ﻰَﻠَﻋ

ِفَﺮْﺷَأ ِءﺎَﻴِﺒْﻧَﻷْا

َﻦْﻴِﻠَﺳْﺮُﻤْﻟاَو ﻰَﻠَﻋَو

ِﻪِﻟَا

ِﻪِﺒْﺤَﺻَو َﻦْﻴِﻌَﻤْﺟَأ

ﺎﱠﻣَأ ُﺪْﻌَـﺑ :

Alhamdulillah segala puji penulis panjatkan hanya kepada Allah SWT, atas Rahmat, Taufiq dan Hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini walaupun dalam bentuk yang sangat sederhana.

kemudian salam dan shalawat semoga tetap tercurah kepada junjungan kita baginda Rasulullah Muhammad SAW, para keluarganya, dan para sahabat serta orang-orang yang tetap istiqomah dijalannya.

Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana di Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa di dalam usaha mewujudkan skripsi ini penulis senantiasa mengalami berbagai hambatan dan rintangan, akan tetapi berkat dukungan, motivasi, bimbingan, kritik dan saran dari berbagai pihak akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan namun masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi- tingginya kepada :

1. Kedua orang tua tercinta Ayahanda Drs. H. Abd. Rahman dan Ibunda Rosnawati, S.Pd.I. yang telah mengasuh, membimbing dan memberikan dukungan baik moril maupun materil sejak kecil sampai sekarang sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Semoga

(12)

xii sekarang ini.

2. Bapak Dr. H. Abd. Rahman Rahim, S.E., M.M, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Syaikh Thayyib Muhammad Khoory, selaku Donatur AMCF beserta jajarannya yang berada di Jakarta, dan lebih khusus para Dosen Prodi Ahwal Syakhshiyah Unismuh Makassar.

4. Drs. Mawardi Pewangi, M.Pd.I. Selaku dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.

5. Dr. Muh. Ilham Muchtar, Lc.,M.A. Selaku Ketua Prodi Ahwal Syakhshiyah dan Dosen Pembimbing dalam penyusunan skripsi ini.

6. H. Lukman Abd. Shamad, Lc. Mudir Ma'had Al-Birr Universitas Muhammadiyah Makassar.

7. Ustadz Dr. Yusri M. Arsyad, Lc., M.A. Selaku pembimbing I dan Ustadz M. Chiar Hijaz, Lc., M.A, selaku pembimbing II, yang senantiasa sabar dalam mendampingi dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Secara khusus, penulis haturkan ucapan terima kasih yang tiada terhingga kepada Istri tercinta, Haswainah Hamsa yang selalu memberikan semangat dan keikhlasan doa sehingga penulis menjadi kuat menapaki proses pendidikan sarjana.

9. Para dosen yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, atas segala bimbingan dan nasehat serta ilmu pengetahuan kepada penulis selama dibangku perkuliahan, semoga menjadi amal jariyah yang terus mengalir.

(13)

xiii

skripsi ini. Dan terkhusus kepada teman-teman angkatan 2018 - 2019 yang telah memberikan kontribusi berupa ide dan pemikiran kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

11. Terima kasih yang tak terhingga kepada Perpustakaan Kota Makassar yang telah memberikan pelayanan kepada penulis sehingga penelitian berjalan dengan baik.

12. Dan yang terakhir ucapan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah banyak memberikan bantuan dan dorongan dalam rangka penyelesaian studi ini.

Akhirnya, penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak luput dari kesalahan dan kekeliruan, untuk itu kritik dan saran yang konstruktif sangat diharapkan guna perbaikan selanjutnya. Semoga skripsi ini selain bisa menambah penelitian dibidang hukum Islam, juga bisa memberi manfaat bagi agama, masyarakat, nusa dan bangsa, utamanya bagi pribadi penulis. Amin Yaa Rabbal 'Alamin.

Makassar, 29 Syawal 1440 H 03 Juli 2019 M

Penulis

Muh. Abdullah. Rizal NIM : 105260015615

(14)

xiv

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI . ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

HALAMAN BERITA ACARA MUNAQOSYAH ... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... vi

ABSTRAK ... viii

KATA PENGANTAR ... xi

DAFTAR ISI ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ... 6

D. Definisi Operasional ... 7

BAB II LANDASAN TEORI ... 9

A. Fatwa MUI Terhadap Vasektomi Dan Tubektomi Pada Keluarga Berencana ... 9

B. Hukum Serta Pandangan Islam Terhadap KB ... 12

1. Keluarga Berencana ... 12

2. Faktor-Faktor Yang Mendorong KB ... 20

3. Perspektif Ulama Salaf dan Khalaf Tentang KB ... 22

C. Pandangan Medis Tentang Vasektomi dan Tubekstomi Pada Keluarga Berencana ... 30

(15)

xv

B. Pendekatan Penelitian ... 34

C. Metode Pengumpulan Data ... 35

D. Metode Pengolahan Dan Analisis Data ... 36

BAB IV ANALISIS TENTANG VASEKTOMI DAN TUBEKTOMI DALAM KELUARGA BERENCANA... 38

A. Pandangan Islam Terhadap Kontrasepsi Vasektomi dan Tubektomi Dalam Keluarga Berencana ... 38

B.

Konsep Serta Akibat Melakukan Kontrasepsi Vasektomi dan Tubektomi Dalam Keluarga Berencana ... 60

BAB V PENUTUP... 74

A. Kesimpulan ... 74

B. Saran ... 75

DAFTAR PUSTAKA ... 77

RIWAYAT HIDUP ... . 79

LAMPIRAN – LAMPIRAN ... . 80

(16)

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sesungguhnya pernikahan dalam Islam merupakan ibadah. Karena pernikahan merupakan ibadah yang disyariatkan oleh Islam, maka ia harus dilaksanakan dengan sempurna dan mengikuti peraturan - peraturan yang telah ditetapkan di dalam Al-Qur’an dan As- Sunnah. Karena pernikahan dalam Islam tidak dapat diaggap hanya sekedar menyatukan sperma bagi kaum laki-laki dan ovum bagi kaum perempuan atau hanya memuaskan hawa nafsu belaka dalam berhubungan semata, akan tetapi juga untuk mendapatkan keturunan sendiri.

Sebagaimana AllahSWT menjelaskan hal ini, dalam firman-Nya Q.S Al-Baqarah / 2 : 187.1















)...

187 (

Terjemahan :

“Maka sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah SWT bagimu".

1 Kementrian Agama RI, AMCF Al-Qur’an dan terjemah, ( Cet : Adhwaul bayan 2015 ) hal. 29.

(17)

Dari ayat diatas disebutkan dalam tafsir Ibnu Katsir, beliau mengatakan maksudnya adalah “Anak”. Al-Qurtubi menuturkan,

“maknanya adalah keinginan untuk mendapatkan anak.” Dan ini merupakan tujuan utama dalam pernikahan, yaitu untuk menjaga kelangsungan generasi sehingga alam ini tidak pernah kosong dari jenis manusia. Sedangkan syahwat merupakan media utama untuk melangkah ke arah sana.

Perkawinan tidak hanya dijadikan sebagai tempat mencurahkan hasrat biologis manusia saja, tetapi jauh lebih dari itu perkawinan adalah sebagai tempat mencurahkan rasa kasih sayang terhadap lawan jenis, karena manusia mempunyai naluri terhadap lawan jenis mereka. Allah berfirman dalam Q.S Ar-Rum / 30 : 21.2











































Terjemahan :

“Dan di antara tanda-tanda ( kebesaran ) Allah SWT ialah dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh pada yang demikian itu benar- benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir".

2 Kementrian Agama RI, AMCF Al-Qur’an dan terjemah, ( Cet : Adhwaul bayan 2015 ), hal. 306

(18)

Pernikahan adalah perbuatan yang terpuji, ikatan saling mencintai antara suami dan istri dan pernikahan tersebut akhirnya membuahkan keturunan sendiri. Seiring dengan semakin banyaknya penduduk negara Indonesia terkhusus pada wilayah kota Makassar dan sekitarnya, maka pemerintah memberikan alternatif untuk mengurangi kepadatan penduduk, yaitu dengan diadakannya program KB ( Keluarga Berencana ). Dalam hal ini banyak terdapat hambatan dan ganjalan di tengah-tengah masyarakat kita terkhusus di kota Makassar dan sekitarnya. Termasuk di kalangan ummat Islam, terutama di kalangan para ulama.3

Keluarga Berencana ( KB ) adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, mengatur interval di antara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan anak dalam keluarga dengan pembatasan yang bisa dilakukan dengan penggunaan alat-alat kontrasepsi,4 atau penaggulangan kelahiran seperti kondom, spiral, IUD, dan sebagainya.5

Adapun pendapat-pendapat para ulama global tentang alat kontrasepsi. Ada yang sepakat, ada pula yang menolaknya. Sebagaimana dalam fatwa Majelis Ulama Indonesia ( MUI ), dalam fatwanya berfokus pada hukum vasektomi dan tubektomi sebagai salah satu cara yang digunakan dalam KB. MUI dalam keputusan Komisi Fatwa Tahun 1979 telah memfatwakan bahwa vasektomi / tubektomi hukumya adalah haram.

Fatwa yang ditetapkan pada 13 Juni 1979 ini diputuskan setelah

3Republika.Co.Id, Berita Selasa,30 Jumadil Awwal 1440/05 Februari 2019.

4(http://id.wikipedia.org / wiki / keluarga_Berencana,http : // id.wikipedia.org / wiki / konk )

5(http://.m.wikipedia.org/wiki/keluarga_Berencana).

(19)

membahas kertas kerja yang disusun oleh KH. Rahmatullah Siddiq, KH.

M. Syakir, dan KH. M. Syafi’I Hadzami, yang menegaskan bahwa; (i) pemandulan dilarang oleh agama; (ii) vasektomi / tubektomi adalah salah satu bentuk pemandulan; dan (iii) di Indonesia belum dapat dibuktikan bahwa vasektomi / tubektomi dapat disambung kembali.

Namun, seiring dengan perkembangan teknologi, kini vasektomi dapat dipulihkan kembali pada situasi semula. Menyambung saluran spermatozoa (vas deveren) dapat dilakukan kembali oleh ahli urologi6 dengan cara operasi menggunakan mikroskop. Namun, kemampuan untuk dapat mempunyai anak kembali akan sangat menurun tergantung lamanya tindakan vasektomi.

Dengan begitu, komisi fatwa MUI tetap memutuskan haram hukumnya melakukan vasektomi dan tubektomi. Vasektomi merupakan kontrasepsi bagi laki-laki dengan dilakukan operasi kecil dengan cara menutup saluran sperma pada kantong zakar. Sedangkan Tubektomi adalah kontrasepsi permanen pada perempuan, dilakukan dengan tindakan operasi kecil dengan cara mengikat atau memotong saluran telur, sehingga tidak terjadi pertemuan sel telur dengan sperma.7 Sebagaimana AllahSWT berfirman dalam Q.S Al-An’am / 6 : 151.8















)...

151 (

Terjemahan :

6 Urologi merupakan cabang ilmu kesehatan yang mempelajari kelainan pada saluran genital pada laki-laki dan saluran kemih pada wanita.

7Zohra Andi Baso. “Kesehatan Reproduksi, Panduan Bagi Perempuan”, halaman. 82-84.

8 Kementrian Agama RI, AMCF Al-Qur’an dan terjemah, ( Cet : Adhwaul bayan 2015 ) hal. 148.

(20)

“Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut miskin, kamilah yang memberi rezki kepadamu”.

Redaksi yang kurang lebih sama juga termaktub dalam Al-Quran, sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Q.S Al-Isra’/17 : 31.9



























Terjemahan :

“Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut miskin. Kamilah yang memberi rezeki kepada mereka dan kepadamu.

Membunuh mereka itu sungguh suatu dosa yang besar”.

Dengan demikian, maka penulis tertarik untuk meneliti dan menganalisis tentang ANALISIS PANDANGAN ISLAM TERHADAP VASEKTOMI DAN TUBEKTOMI DALAM KELUARGA BERENCANA.

9 Kementrian Agama RI, AMCF Al-Qur’an dan terjemah, ( Cet : Adhwaul bayan 2015 ), h.285.

(21)

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pandangan Islam terhadap kontrasepsi Vasektomi dan Tubektomi dalam keluarga Berencana ?

2. Bagaimana konsep dan akibat melakukan kontrasepsi Vasektomi dan Tubektomi dalam keluarga berencana ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai peneliti dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk memahami bagaimana pandangan Islam tentang vasektomi dan tubektomi dalam Keluarga Berencana ?

2. Untuk menjelaskan bagaimana konsep dan akibat melakukan vasektomi dan tubektomi dalam Keluarga Berencana ?

2. Manfaat Penelitian

Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi yang berguna bagi penulis dan memberikan sumbangan keilmuan kepada pembaca terhadap problematika dalam hubungan keluarga. Di samping itu juga diharapkan skripsi ini dapat memberikan sumbangsih kepada lembaga kesehatan pada umumnya dan bagi masyarakat muslim pada khususnya sehingga dapat menambah informasi terkait dengan pemilihan alat kontrasepsi agar lebih menyadari mudharat atau manfaat penggunaan kontrasepsi tersebut. Kemudian pula mengetahui pandangan para ulama dan hukum-hukum dalam Islam, faktor dan penyebab yang dapat mempengaruhi pelaksanaan Keluarga Berencana ( KB ) dengan cara Vasektomi dan Tubektomi.

(22)

D. Definisi Operasional

Dalam definisi operasional ini perlu untuk dipaparkan makna dari konsep penelitian untuk menghindari terjadinya kekeliruan penafsiran pembaca terhadap variabel penelitian sehingga dapat dijadikan acuan dalam menelusuri variabel penelitian.

Adapun yang masuk dalam definisi operasional ini adalah sebagai berikut :

Analisis : Mempelajari dan mengembangkan serta mencari solusi dari sebuah permasalahan.

Pandangan Islam : Pendapat-pendapat dan daya upaya para fuqaha dalam menerapkan syariat Islam sesuai dengan kebutuhan masyarakat.10

Ulama : Ulama (ءﺎﻣﻠﻌﻟا ‘Ulama, tunggal مﻟﺎﻋ ‘Alim ) adalah pemuka agama atau pemimpin agama yang bertugas untuk mengayomi, membina dan membimbing ummat Islam baik dalam masalah-masalah agama maupun masalah sehari-hari yang diperlukan, baik dari sisi keagamaan maupun sosial kemasyarakatan.

Tubektomi : Merupakan kontrasepsi permanen yaitu terjadi pada wanita dalam keluarga berencana berupa pemblokiran saluran tuba yang mengakibatkan sel telur tidak bisa masuk ke dalam rahim11

10TM. Hasbi Ash-Shiddiqi, Falsafah Hukum Islam, h.44

11 Ensiklopedi Kesehatan Untuk umum, karangan Mutaroh Akmal,Zely Indahaan,Widhawati,Sekar Sari. ( Penerbit AR-RUZZ MEDIA, Cetakan IV,2016 ), hal. 350.

(23)

Vasektomi : Merupakan kontrasepsi pada pria yaitu, tindakan operasi ringan dengan cara mengikat dan memotong saluran sperma sehingga tidak ada lagi sel sperma dalam ejakulasi pria, sehingga sperma tidak dapat lewat dan air mani tidak mengandung spermatozoa, dengan demikian tidak terjadi pembuahan.12

K B : Adalah Planning Parenthood, tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk mendapatkan objektif-objektif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, megontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan jumlah anak dalam keluarga.13

Kontrasepsi : Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti

“mencegah” atau “melawan” dan konsepsi yang berarti pertemuan antara sel telur yang matang dan sperma yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sperma.14

12 Ensiklopedi Kesehatan Untuk umum, karangan Mutaroh Akmal,Zely Indahaan,Widhawati,Sekar Sari. (Penerbit AR-RUZZ MEDIA, Cetakan IV,2016), hal. 361.

13 http://www.lusa.web.id/program-kb-di-indonesia/, diakses 21 Desember 2015.

14 Wiknjosastro, Ensklopedi kesehatan ( cet. tahun 2000 ). Hal. 230.

(24)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Fatwa MUI Terhadap Vasektomi Dan Tubektomi Dalam Keluarga Berencana.

MUI atau Majelis Ulama Indonesia adalah lembaga swadaya masyarakat yang mewadahi ulama, zu’ama, dan cendikiawan Islam di Indonesia untuk membimbing, membina dan mengayomi kaum muslimin di seluruh Indonesia.

Majelis Ulama Indonesia berdiri pada tanggal, 07 Rajab 1395 Hijriah, bertepatan dengan tanggal 26 Juli 1975 di Jakarta, Indonesia. MUI berdiri sebagai hasil dari pertemuan atau musyawarah para ulama, cendikiawan dan zu’ama yang datang dari berbagai penjuru Tanah Air, antara lain meliputi dua puluh enam orang ulama yang mewakili 26 Provinsi di Indonesia pada masa itu, 10 orang ulama yang merupakan unsur dari ormas-ormas Islam tingkat pusat, yaitu, NU, Muhammadiyah, Syarikat Islam, Perti Al-Washliyah, Math’laul Anwar, GUPPI, PTDI, DMI dan Al-Ittihadiyyah, 4 orang ulama dari Dinas Rohani Islam, Angkatan Darat, Angkatan Udara, Angkatan Laut dan POLRI serta 13 orang tokoh atau cendikiawan yang merupakan tokoh perorangan. Dari musyawarah tersebut, dihasilkan sebuah kesepakatan untuk membentuk wadah tempat bermusyawarahnya para ulama, zu’ama dan cendikiawan muslim, yang tertuang dalam sebuah “Piagam Berdirinya MUI” yang ditandatangani oleh seluruh peserta Musyawarah Nasional Ulama Indonesia. Momentum

(25)

berdirinya MUI bertepatan ketika bangsa Indonesia tengah berada pada fase kebangkitan kembali setelah 30 tahun merdeka, di mana energi bangsa telah banyak terserap dalam perjuangan politik kelompok dan kurang peduli terhadap masalah kesejahteraan rohani ummat. Majelis Ulama Indonesia sebagai wadah musyawarah para ulama, zu’ama dan cendikiawan muslim berusaha untuk :

1. Memberikan bimbingan dan tuntunan kepada ummat Islam Indonesia dalam mewujudkan kehidupan beragama dan bermasyarakat yang di ridhoi AllahSWT.

2. Memberikan nasehat dan fatwa mengenai masalah keagamaan dan kemasyarakatan kepada pemerintah dan masyarakat, menigkatkan kegiatan bagi terwujudnya ukhuwah Islamiyah dan kerukunan antar-ummat bergama dalam memantapkan persatuan dan kesatuan bangsa, serta menjadi penghubung antara ulama dan umaro ( pemerintah ) dan penterjemah timbal balik antara ummat dan pemerintah guna mensukseskan pembangunan nasional.

3. Meningkatkan hubungan serta kerjasama antar organisasi lembaga Islam dan cendikiawan muslim dalam memberikan bimbingan dan tuntunan kepada masyarakat khususnya ummat Islam dengan mengadakan kunsultasi dan informasi secara timbal balik.15

Sebagaimana dalam fatwa Majelis Ulama Indonesia ( MUI ), dalam fatwanya berfokus pada hukum vasektomi dan tubektomi sebagai salah satu cara yang digunakan dalam KB. MUI dalam keputusan Komisi Fatwa Tahun 1979 telah memfatwakan bahwa vasektomi / tubektomi hukumya haram. Fatwa yang ditetapkan pada 13 Juni 1979 ini diputuskan setelah

15http;//Www.Majelis-Ulama-Indonesia.id2018/ diakses 27 Februari 2019.

(26)

membahas kertas kerja yang disusun oleh KH. Rahmatullah Siddiq, KH. M. Syakir, dan KH. M. Syafi’I Hadzami, yang menegaskan bahwa; (i) pemandulan dilarang oleh agama; (ii) vasektomi/tubektomi adalah salah satu bentuk pemandulan; dan (iii) di Indonesia belum dapat dibuktikan bahwa vasektomi/tubektomi dapat disambung kembali. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi, kini vasektomi dapat dipulihkan kembali pada situasi semula. Menyambung saluran spermatozoa (vas deveren) dapat dilakukan kembali oleh ahli urologi dengan menggunakan operasi menggunakan mikroskop. Namun, kemampuan untuk dapat mempunyai anak kembali akan sangat menurun tergantung lamanya tindakan vasektomi. Dengan begitu komisi Fatwa MUI tetap memutuskan haram hukumnya melakukan vasektomi dan tubektomi.

Sebagaimana dalam surat keputusan Fatwa Majelis Ulama Indonesia yang terlampir, sebagai berikut :

(27)

B. Hukum Serta Pandangan Islam Terhadap KB 1. Keluarga Berencana

Keluarga Berencana ( KB ) atau Family Planning ( Planned Parenthood ) atau tandzimu an-nasl لﺳﻧﻟا مﯾظﻧﺗ ( pengaturan keturunan atau kelahiran ) mempunyai pasangan suami istri yang telah mempunyai perencanaan yang konkrit mengenai kapan anak-anaknya diharapkan lahir agar setiap anaknya lahir disambut dengan rasa gembira dan syukur16. Mahmud Syaltut mendefinisikan KB sebagai pengaturan dan penjarangan kelahiran atau usaha mencegah kehamilan sementara atau bahkan untuk selama-lamanya sehubungan dengan situasi dan kondisi tertentu, baik bagi keluarga yang bersangkutan maupun untuk kepentingan masyarakat dan negara.17

Dari definisi di atas Keluarga Berencana adalah istilah resmi yang dipakai di dalam lembaga-lembaga Negara kita seperti Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional ( BKKBN ). Istilah KB mempunyai arti yang sama dengan istilah yang umum dipakai di dunia internasional yakni family planning.

Bagi keluarga yang telah menganggap cukup jumlah anaknya maka KB berarti membatasi atau mencegah kehamilan, sedangkan bagi keluarga yang masih menginginkan anak, KB berati penjarangan kehamilan.18

Dari definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa KB adalah pengaturan rencana kelahiran anak dengan melakukan suatu cara atau

16 Masjfuk Zuhdi, Masail Fiqhiyah; Kapita Selekta Hukum Islam, hal. 55.

17 Mahmud Syaltut, Al-Fatawa (Mesir, Darul Qalam,t.th.), hal. 294-297.

18 Agus Dwiyanto, penduduk dan pembangunan, hal. 403.

(28)

alat Tahdid An-Nasl yang konotasinya pembatasan atau mencegah kelahiran, yang mana hal tersebut bertentangan dengan tujuan perkawinan yaitu melanjutkan keturunan. Perencanaan merupakan hak dan wewenang setiap manusia, termasuk perencanaan berkeluarga dengan jumlah anak yang mungkin mampu ia tangguhkan sesuai dengan kondisinya masing-masing. Perencanaan keluarga adalah merencanakan kelahiran dengan merencanakan kehamilan karena memakai atau menggunakan suatu cara atau alat/obat yang disebut kontrasepsi.19 Dengan demikian dapat dibedakan antara mencegah kelahiran dengan mencegah kehamilan. KB adalah usaha untuk mencegah kehamilan.

Kalau seorang muslim melakukan KB dengan motivasi yang hanya bersifat pribadi ( Individual Motivation ), misalnya ber - KB untuk menjarangkan kehamilan / kelahiran, atau untuk menjaga kesehatan / kesegaran / kelangsingan / badan si istri, hukumnya boleh saja, tetapi kalau seorang ber - KB disamping punya motivasi dan bersifat pribadi seperti untuk kesejahteraan keluarga, juga mempunyai sifat yang kolektif dan nasional ( Collective / Nasional Motivation ) seperti untuk kesejahteraan masyarakat / negara, maka hukumnya bisa sunnah atau wajib tergantung pada keadaan. Ada beberapa macam cara pencegahan kehamilan yang diperbolehkan oleh syara’ antara lain, menggunakan pil, suntikan, spiral, kondom, diafragma, tablet vaginal, tisue. Cara ini diperbolehkan asal tidak membahayakan nyawa sang ibu.

Dan cara ini dapat dikategorikan kepada 'Azl yang tidak dipermasalahkan hukumnya. Di dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah, yang

19 Abdurrahman Qadir, Problematika Hukum Islam Kontemporer ( Jakarta: Pustaka Firdaus, 1996 ), hal. 143.

(29)

merupakan sumber pokok hukum Islam dan yang menjadi pedoman hidup bagi ummat Islam, tidak ada nash yang sharih yang melarang ataupun yang memerintahkan secara eksplisit. Karena itu, hukum ber - KB harus dikembalikan kepada kaidah Islam, sebagaimana dalam qaidah fiqhiyah yang mengatakan :

ﺎﻬﻤﻳﺮﺤﺗ ﻰﻠﻋ ﻞﻴﻟﺪﻟا لﺪﻳ ﻰﺘﺣ ﺔﺣﺎﺑﻹا لﺎﻌﻓﻷاو ءﺎﻴﺷ ﻷا ﻲﻓ ﻞﺻﻷا

Artinya :

"Pada dasarnya segala sesuatu perbuatan itu boleh, kecuali ada dalil yang menunjukkan keharamannya”.

Selain berpegangan dengan kaidah hukum Islam tersebut di atas, pada dasarnya Islam membolehkan orang Islam ber - KB.20

Dalam pelaksanaannya, KB menggunakan metode-metode yang bersifat permanen dengan cara Vasektomi ( Vas Ligation ), Tubektomi (Tubal Ligation), Histerektomi dan Aborsi, yang merupakan cara pencegahan kehamilan, dan ini adalah cara yang dilarang oleh syara’

yaitu, dengan cara merubah atau merusak organ tubuh yang bersangkutan. Hal ini tidak diperbolehkan karena menentang tujuan pernikahan untuk mengahasilkan keturunan.21

Cara yang masyhur yang biasa dilakukan oleh orang di zaman Nabi untuk menyetop kehamilan, yaitu 'Azl (mengeluarkan mani di luar rahim ketika terasa akan keluar). Menumpahkan air mani di luar kemaluan seorang laki-laki, apabila untuk mashlahah ( kebaikan ) hukumnya boleh.

20 Masjfuk Zuhdi, Masail Fiqhiyah, Jakarta PT. Midas surya grafindo 1997 h. 55 -56

21 Ali Hasan, Masail Fiqhiyah (PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta. 1997) hal.58

(30)

Diriwayatkan dari para sahabat radhiyallahu 'anhum bahwa mereka melakukan Azl dan Nabi Muhammad SAW membiarkan mereka atas hal itu ( tidak menegur / melarang ). Dan hal itu apabila untuk mashlahat bisa jadi karena ia belum menghendaki kehamilan pada saat itu, atau seperti yang disebutkan oleh penanya karena ia diharamkan melakukan hubungan intim ( jima' ) karena istrinya haidh atau nifas apabila kebutuhan menuntut untuk melakukan hal itu, karena yang diharamkan adalah jima'.

Dan disebutkan dalam hadits pada wanita yang haid :

ﻠﺳو ﻪﻴﻠﻋ ﷲا ﻰﻠﺻ ﷲا لﻮﺳر لﺎﻗ ﺻإ ﻢ

ﻨ ) حﺎﻜﻨﻟا ﻻإ ﺊﺷ ﻞﻛ اﻮﻌ ﻢﻠﺴﻣ ﻩاور

(

Artinya :

“Rasulullah SAW bersabda : "Lakukanlah segala sesuatu kecuali nikah ( jima' )."22

Maksud “nikah” dalam hadits tersebut adalah jima'. Maka ia boleh bermesraan dengannya seperti mengecup, memeluk, dan menikmati dengan paha dan perutnya atau semisalnya. Akan tetapi yang lebih baik hendaklah istrinya memakai sarung dan celana untuk menjauhkan diri dari bahaya. Karena sesungguhnya bermesraan di sekitar kemaluan bisa membawa kepada jima'. Aisyah radhiyallahu 'anha berkata : “Nabi Muhammad SAW menyuruh salah seorang dari kami ( istri - istri beliau ) apabila beliau ingin bermesraan dengannya, saat istrinya haid agar ia memakai sarung, lalu beliau bermesraan dengannya dari belakangnya“.23 Seperti inilah diriwayatkan dalam riwayat yang shahih dari Aisyah

22Hadits Riwayat Muslim 302 Juz 1,h. 246.

23Hadits Riwayat Bukhari 300, 302 dan HR. Muslim 293, h. 237

(31)

radhiyallahu 'anha. Maksudnya sesungguhnya sunnah bagi suami, apabila perempuan ( istrinya ) sedang haid atau nifas bahwa bercumbu dengannya dari belakang sarung atau celana dalam atau semisalnya.24

Para sahabat banyak yang melakukan Azl ketika Nabi masih hidup dan wahyupun masih terus turun, sebagaimana dalam hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan di shahihkan oleh Muhammad Nasharuddin Al-Bani dalam hadits ke 1917.

ﻧ ﺎﻨﻛ لﺎﻗ ﺮﺑﺎﺟ ﻦﻋ ءﺎﻄﻋ ﻦﻋ نﺎﻴﻔﺳ ﺎﻨﺛﺪﺣ ﻲﻧاﺪﻬﻤﻟا ﻖﺤﺳإ ﻦﺑ نورﺎﻫ ﺎﻨﺛﺪﺣ لﺰﻌ

) .لﺰﻨﻳ نآﺮﻘﻟاو ﻢﻠﺳو ﻪﻴﻠﻋ ﷲا ﻰﻠﺻ ﷲا لﻮﺳر ﺪﻬﻋ ﻰﻠﻋ ﻪﺤﺻو ﻪﺟﺎﻣ ﻦﺑ ﻩاور

ﻲﻧﺎﺒﻟا ﻦﻳﺪﻟاﺮﺼﻧ ﺪﻤﺤﻣ 1917

(

Artinya :

"Telah menceritakan kepada kami Harun Bin Ishaq Al Hamdani berkata, telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Amru dari ‘Atha dari Jabir ia berkata, “kami pernah melakukan ‘Azl pada masa Rasulullah SAW, sementara Al Qur’an masih turun".25

Dalam riwayat lain ia berkata :

ﻲﺒﻧ ﻚﻟذ ﻎﻠﺒﻓ ﻢﻠﺳو ﻪﻴﻠﻋ ﷲا ﻰﻠﺻ ﷲا لﻮﺳر ﺪﻬﻋ ﻰﻠﻋ لﺰﻌﻧ ﺎﻨﻛ لﺎﻗ ﺮﺑﺎﺟ ﻦﻋ ﻪﻴﻠﻋ ﷲا ﻰﻠﺻ ﷲا .ﺎﻨﻬﻨﻳ ﻢﻠﻓ ﻢﻠﺳو

24 Syaikh Bin Baz – Majalah Buhuts, edisi 26 hal. 132.

25 Hadist Ibnu Majah dalam kitab sunan ibnu majah hadits ke 1927

( Pen. (ـھ273 :ﻰﻓوﺗﻣﻟا) دﯾزﯾ ﮫﯾﺑأ مﺳا ﺔﺟﺎﻣو ،ﻲﻧﯾوزﻘﻟا دﯾزﯾ نﺑ دﻣﺣﻣ ﷲ دﺑﻋ وﺑأ ﺔﺟﺎﻣ نﺑا) Bab ‘Azl Juz 1. hal. 620.

(32)

Artinya :

“Dari Jabir dia berkata : “Kami melakukan 'Azl di masa Rasulullah SAW, kemudian hal itu disampaikan kepada Nabi SAW, namun beliau tidak melarang kami".26

Adapun diperbolehkan 'Azl, sebagaimana Imam Ahmad dan Ibnu Majah meriwayatkan dari Umar bin Khathab Radiallau’anhum, ia berkata :

"Rasulullah SAW melarang 'Azl dari istri-istri mereka kecuali dengan izinnya.'27 Dan Abdurrazzaq meriwayatkan dalam musnad nya dan Al-Baihaqi dari Ibnu Abbas radiallau’anhum, ia berkata : "( Nabi Muhammad SAW ) melarang 'Azl terhadap wanita merdeka kecuali dengan izinnya".28 Ini menunjukkan bolehnya 'Azl dengan izinnya dan melarangnya bila tanpa izinnya, dan sesungguhnya 'Azl terhadap wanita ( budak ) tidak membutuhkan izinnya, serta perlu diperhatikan agar tidak melakukannya kecuali karena kebutuhan yang mendesak atau darurat.

Dan gambaran 'Azl adalah : melepaskan ( zakar, kemaluan laki-laki ) setelah dimasukkan ( ke lubang vagina ) untuk mengeluarkan mani di luar vagina.29

Di zaman pemerintahan Umar, dalam satu majelis orang-orang banyak berbincang masalah Azl. Kemudian ada salah seorang laki-laki yang berkata, bahwa orang-orang Yahudi beranggapan, Azl itu berarti pembunuhan yang kecil.

26Hadist Muslim dalam kitab Shahih Muslim, Bab Hukum ‘Azl, Juz II / 1440,hal. 1065

27 HR. Ahmad 1/31, Ibnu Majah 1928, ath-Thabrani dalam Ausath 3679 dan al-Baihaqi dalam al-Kubra 14102. Hal. 245. Hadits ini dha'if akan tetapi baginya ada beberapa syahid ( penguat ).

28Abdurrazzaq dalam Musnad nya 12562 dan al-Baihaqi dalam al-Kubra 14103. Hal. 765

29Fatawa Lajnah Daimah Untuk Riset Ilmu dan Fatwa ( 19/328 ). Hal. 456

(33)

Disini kami akan menukilkan beberapa fatwa lembaga tokoh ulama di kerajaan Saudi Arabia nomor 42 tanggal 13 / 4 / 1396 H, yang berbunyi

"Berdasarkan pertimbangan (1) bahwa syariat Islam menyukai tersebarnya dan banyaknya keturunan, dan keturunan itu dianggap sebagai suatu nikmat yang sangat besar dari Allah kepada hamba - hamba - Nya, maka banyak nash-nash hukum dari kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya yang mendorong Panitia pengkajian ilmiah dan Pemberian fatwa untuk melakukan penelitian yang disiapkan untuk lembaga dan orang yang mengajukannya; (2) bahwa pendapat tentang pembatasan keturunan atau pencegahan kehamilan merupakan penghancuran terhadap fitrah manusia yang telah ditetapkan Allah dan terhadap syariat Islam yang diridhai Allah bagi hamba – hamba Nya; (3) bahwa para penyeru pembatasan keturunan atau pencegahan kehamilan adalah suatu kelompok yang seruannya bertujuan untuk memperdaya orang-orang Islam secara umum dan orang-orang Arab secara khusus, sehingga mereka memiliki kekuatan untuk menjajah negara dan memperbudak penduduknya, dimana melakukannya merupakan bagian dari perbuatan Jahiliyah dan buruk sangka kepada Allah SWT serta pelemahan terhadap exsistensi Islam yang disusun oleh banyaknya jumlah manusia dan keterikatannya; maka majelis memutuskan bahwa pembatasan keturunan tidak dibolehkan secara mutlak dan pencegahan kehamilan juga tidak dibolehkan bila tujuannya karena takut jatuh miskin. Hal ini karena Allah SWT adalah Pemberi rezeki dan Pemilik kekuatan yang kokoh.

(34)

Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an pada surah Huud / 11 : 6.30



































Terjemahan :

“Dan tidak satu pun makhluk bergerak ( bernyawa ) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua ( tertulis ) dalm kitab yang nyata ( Lauh Mahfuz )”.

Namun apabila pencegahan kehamilan itu karena suatu tujuan yang mendesak, seperti perempuan tidak mampu melahirkan secara wajar dan karenanya ia terpaksa harus menjalani operasi untuk mengeluarkan anak atau ditangguhkan sampai waktu tertentu demi suatu kemaslahatan yang diinginkan oleh suami istri, maka ketika itu tidak ada larangan terhadap pencegahan kehamilan itu atau menangguhkannya sebagai pelaksanaan dari apa yang ada dalam hadits shahih dan apa yang diriwayatkan dari ijma’ sahabat radhiallahu 'anhum Tentang kebolehan ‘Azl dan sejalan dengan apa yang dijelaskan oleh sebagian ahli fiqhi tentang bolehnya minum obat untuk menghilangkan air mani sebelum empat puluh hari. Bahkan terkadang ditemukan pecegahan kehamilan itu dalam kondisi darurat yang mendesak.31

30 Kementrian Agama RI, AMCF Al-Qur’an dan terjemah, (cet : Adhwaul bayan 2015), Juz 12 hal. 222.

31 Surga Bersama Keluarga, Membina Rumah Tangga Islami ( Adab al-Islam fi Nizham al-Usrah), Karya sayyid Muhammad bin ‘Alawi al-Maliki. ( Terbit, Pustaka Hidayah ) Cet.

Pertama Syawal 1424 H/ Desember 2003. hal. 167-168.

(35)

2. Faktor-Faktor Yang Mendorong Keluarga Berencana

Di antara sekian banyak alasan yang mendorong dilakukannya Keluarga Berencana adalah :

Pertama, Khawatir terhadap kehidupan atau kesehatan si ibu apabila hamil atau melahirkan anak, yakni setelah dilakukan suatu penelitian dan pemeriksaan oleh dokter yang dapat dipercaya. Karena Allah berfirman dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah / 2 : 195.32























Terjemahan:

“Dan janganlah kamu jatuhkan ( diri sendiri ) ke dalam kebinasaan dengan tangan sendiri, dan berbuat baiklah. Sungguh, Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.”

Hudzaifah berkata, “Ayat ini turun sehubungan dengan hukum memberi nafkah keluarga.” ( HR. Bukhari ).33

Dalam ayat lain Allah SWT, berfirman dalam Al-Qur’an surah An- Nisa/4 : 29.34



















32Kementrian Agama RI, AMCF Al-Qur’an dan terjemah, ( cet : Adhwaul bayan 2015 ), halaman 30.

33Asbabun Nuzul Ayat 195, Kementrian Agama RI, AMCF Al-Qur’an dan terjemah, ( cet : Adhwaul bayan 2015 ), halaman 30.

34Kementrian Agama RI, AMCF Al-Qur’an dan terjemah, ( cet : Adhwaul bayan 2015 ), halaman 83.

(36)

Terjemahan:

“Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sungguh Allah Maha Penyanyang kepadamu”.

Kedua, Khawatir akan terjadinya bahaya pada urusan dunia yang kadang-kadang bisa mempersulit beribadah, sehingga menyebabkan orang mau menerima barang yang haram dan mengerjakan yang terlarang, justru untuk kepentingan anak-anaknya, sedangkan Allah SWT berfirman di dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah/2 : 185.35

















Terjemahan:

“Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu”.

Ketiga, Keharusan melakukan Azl yang biasa terkenal dalam syara’ ialah karena khawatir dengan kondisi perempuan pada saat menyusui kalau hamil dan melahirkan kembali.

Nabi menamakan bersetubuh sewaktu perempuan masih menyusui, dengan ghilah atau ghail, karena penghamilan itu dapat merusak air susu dan melemahkan anak. Dinamakannya ghilah atau ghail, karena suatu bentuk kriminalitas yang sangat rahasia terhadap anak yang sedang disusui. Oleh karena itu sikap seperti ini dapat dipersamakan dengan pembunuhan misterius.

35 Kementrian Agama RI, AMCF Al-Qur’an dan terjemah, ( cet : Adhwaul bayan 2015) halaman : 28.

(37)

Nabi Muhammad SAW selalu berusaha demi kesejahteraan ummatnya, untuk itu ia perintahkan kepada ummatnya supaya berbuat apa yang kiranya membawa maslahat dan melarang yang kiranya akan membawa bahaya. Rasulullah bersabda dalam sebuah hadits yang artinya :

“Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari Muhammad bin Abdurahman bin Naufal berkata ; telah mengabarkan kepadaku ‘Urwah bin Az Zubair dari Aisyah Ummul Mukminin, dari Judamah binti Wahab Al Asadiyah, ia mengabarkan kepadanya, bahwa ia pernah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sungguh, aku pernah berkeinginan untuk melarang kalian dari ghilah, sehingga aku mengingat bahwa orang-orang Romawi dan Persi juga melakukannya, dan hal itu tidak membahayakan anak-anak mereka.” Malik berkata : “Ghilah adalah suami yang menyetubuhi istrinya, padahal istrinya masih menyusui”.36

3. Perspektif Ulama Salaf dan Khalaf Tentang Keluarga Berencana

Ber - KB dalam pengertian untuk mecegah kehamilan akibat hubungan badan suami-istri telah dikenal sejak masa Nabi dengan perbuatan 'Azl yang sekarang dikenal dengan coitus-interuptus, yakni jima’ terputus, yaitu melakukan ejakulasi di luar vagina ( faraj ) sehingga sperma tidak bertemu dengan indung telur istri. Dengan demikian tidak mungkin terjadi kehamilan karena indung telur tidak dapat dibuahi oleh sperma suami.

36Hadist Musnad Ahmad dalam kitab Muwatha’ Malik No Al-Alamiyah : 1117 / Daar Al- Ma’rifah Libanon : 1328, Kitab Penyusuan, Bab Himpunan Pengetahuan Penyusuan, Ensiklopedi Hadits. Hal. 968

(38)

Mengenai ‘Azl telah diungkapkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Muslim.

ﻲﺒﻧ ﻚﻟذ ﻎﻠﺒﻓ ﻢﻠﺳو ﻪﻴﻠﻋ ﷲا ﻰﻠﺻ ﷲا لﻮﺳر ﺪﻬﻋ ﻰﻠﻋ لﺰﻌﻧ ﺎﻨﻛ لﺎﻗ ﺮﺑﺎﺟ ﻦﻋ ﺎﻨﻬﻨﻳ ﻢﻠﻓ ﻢﻠﺳو ﻪﻴﻠﻋ ﷲا ﻰﻠﺻ ﷲا لﺰﻨﻳ نآﺮﻘﻟا ﺔﻳاوﺮﻟا ﻲﻓو

.

Artinya :

“Dari Jabir dia berkata : “Kami melakukan 'Azl di masa Rasulullah SAW, kemudian hal itu disampaikan kepada Nabi SAW, namun beliau tidak melarang kami".37

Dalam hadits lain dari sahabat Jabir yang diriwayatkan oleh Sunan Abu Daud disebutkan :

ﺮﺑﺎﺟ ﻦﻋ : لﺎﻘﻓ ﻢﻠﺳو ﻪﻴﻠﻋ ﷲا ﻰﻠﺻ ﷲا لﻮﺳر ﻰﻟإ رﺎﺼﻧﻷا ﻦﻣ ﻞﺟر ءﺎﺟ : لﺎﻗ ,

ﻪﻧﺈﻓ , ﺖﺌﺷ نإ ﺎﻬﻨﻋ لﺰﻋا : لﺎﻘﻓ , ﻞﻤﺤﺗ نأ ﻩﺮﻛأ ﺎﻧأو ﺎﻬﻴﻠﻋ فﻮﻃأ ﺔﻳرﺎﺟ ﻲﻟ نإ , ﺖﻠﻤﺣ ﺪﻗ ﺔﻳرﺎﺠﻟا نإ : لﺎﻘﻓ , ﻩﺎﺗأ ﻢﺛ ﻞﺟﺮﻟا ﺚﺒﻠﻓ : لﺎﻗ ﺎﻬﻟ رﺪﻗ ﺎﻣ ﺎﻬﻴﺗﺄﻴﺳ ﺪﻗ ﺎﻣ ﺎﻬﻴﺗﺄﻴﺳ ﻪﻧأ ﻚﺗﺮﺒﺧأ ﺪﻗ : لﺎﻗ .ﺎﻬﻟ ر

Artinya :

"Dari sahabat Jabir berkata : salah seorang dari kalangan Ashar datang menemui Rasulullah SAW lalu ia berkata : sungguh aku memiliki seorang jariah sedang aku sendiri menggaulinya, akan tetapi aku tidak mengingikannya hamil. Kemudian Rasulullah SAW memerintahkan lakukanlah ‘Azl jika engkau menghendaki karena dengan begitu hanya

37Imam Muslim, dalam kitab Sahih Muslim, Bab Hukum ‘Azl. Juz IV, hal.160.

(39)

akan masuk sekedarnya saja. Atas dasar itulah kemudian ia melakukan

‘Azl. Kemudian ia mendatangi rasul dan berkata : sungguh jariah itu telah hamil, maka Rasulullah SAW pun berkata : aku telah beritahu kamu bahwasanya sperma akan masuk sekedarnya ( ke rahimnya ) dan akan membuahi".38

Kedua hadits di atas merupakan hadits taqriri yang menunjukkan bahwa berbuatan ‘Azl yang dilakukan dalam rangka upaya menghindari kehamilan dapat dibenarkan ( tidak ada larangan ). Jika ‘Azl dilarang maka akan dijelaskan dalam Al-qur’an yang masih turun pada waktu itu atau ditegaskan oleh nabi sendiri. Nabi hanya mengingatkan ‘Azl hanya ikhtiar manusia untuk menghindari kehamilan, sedangkan kepastiannya berada ditangan Allah SWT. Demikian pula alat-alat kontrasepsi atau cara-cara lainnya, tidak menjamin sepenuhnya berhasil.

Secara esensial dan sharih, kedua hadits di atas inilah yang dijadikan dasar hukum dan nash tentang dibolehkannya ber-KB menurut hukum Islam, sekaligus sebagai dalil untuk mengkiaskan penggunaan alat kontrasepsi seperti kondom dan sejenisnya sebagaimana akan dijelaskan nantinya. Meskipun demikian dalil-dalil yang sharih tentang KB tidaklah ditemukan dalam Al-qur’an, kecuali hanya terdapat dalam beberapa ayat yang dapat diambil pengertian secara umum saja seperti, ketika Allah memberikan peringatan kepada manusia supaya tidak meninggalkan cucu-cucu yang lemah sehingga dikhawatirkan kesejahteraan hidupnya dikemudian hari,39 sama juga halnya ketika Allah menganjurkan bagi para ibu supaya menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh yang

38Abu Daud, dalam kitab Sunan Abu Daud, Bab ‘Azl Juz II, hal.252.

39Kementrian Agama RI, AMCF Al-Qur’an dan terjemah, ( cet : Adhwaul bayan 2015 ), lihat ( QS. An-Nisaa; 9 ). Hal. 78

(40)

diartikan sekaligus sebagai anjuran menjarangkan kehamilan, tanggung jawab suami-istri dan menjaga resiko yang ditimbulkan oleh anak-anak.40 Mengenai resiko dan kesusahan bagi seorang ibu akibat mengandung dan melahirkan anak-anak ini, ditegaskan pula dalam surah Al-luqman ayat 14, surah Al-Ahqaf ayat 15 dan beberapa ayat lain tentang fitnah yang disebabkan oleh anak yang banyak.

Mengenai Keluarga Berencana atau setidak-tidaknya mencegah kehamilan “Keluarga Berencana”, dikenal sekarang terjadi silang pendapat ulama di antara mereka ada yang membolehkan dan ada pula yang melarangnya.

1) Pendapat Ulama Salaf

Melihat macam-macam metode kontrasepsi pada umumnya : a. Kontrasepsi hormonal

b. Diafragma dan cervical cap c. Spermisida

d. IUD ( spiral )

e. Perencanaan keluarga alami

f. Penarikan penis sebelum terjadinya ejakulasi g. Metode amenorea menyusui.41

h. Kontrasepsi darurat i. Sterilisasi

40 Kementrian Agama RI, AMCF Al-Qur’an dan terjemah, ( cet : Adhwaul bayan 2015 ), Lihat ( QS. Al-Baqarah; 233 ). hal. 37

41 Amenore laktasi adalah sebuah metode alat kontrasepsi alami yang didasarkan oleh fakta bahwa laktasi atau menyusui dapat menyebabkan ibu mengalami amenore ( berhentinya menstruasi ). Amenore laktasi juga dapat dikatakan sebagai waktu di mana menyusui dapat menekan menstruasi dan kesuburan.

(41)

Dari kesembilan jenis kontrasepsi ini para ulama memberikan fatwa dengan banyak rincian. Mana saja dari kesembilan macam di atas memiliki kesamaan dengan yang disampaikan dalam fatwa, maka hukumnya pun sebagaimana yang ditetapkan.

Keputusan Haiah Kibar Ulama No.42 tanggal 13 / 4 / 1396 H dari kitab fatawa yang berkaitan dengan pengobatan, halaman 309.

“Dalam pertemuan ke delapan yang laksanakan oleh Haiah Kibar Ulama, yang diadakan pada paruh pertama dari bulan Rabi’ul Awal 1369 H. Majelis membahas masalah menunda kehamilan, membatasi keturunan dan mengaturnya. Berdasarkan keputusan yang ditetapkan pada pertemuan ketujuh yang dilaksanakan pada paruh pertama dari bulan Sya’ban pada tahun 1395 H yang memasukkan judul tersebut dalam agenda kegiatan pertemuan ke delapan. Majelis mempelajari makalah yang disiapkan oleh Lajnah Daimah Untuk Riset Ilmu dan Fatwa.

Dan setelah bertukar pendapat dan berdiskusi di antara anggota dan mendengarkan sudut pandang masing-masing, Majelis menetapkan sebagai berikut :

Melihat bahwa syariat Islam menginginkan bertambah banyak dan tersebarnya keturunan. Keturunan merupakan nikmat yang besar dan karunia yang agung dari AllahSWT kepada hamba-hambanya.

Ulama yang membolehkan seperti Imam al-Ghazali dalam kitabnya,

“Ihya 'Ulumuddin” dinyatakan, bahwa ‘Azl tidak dilarang, karena kesukaran yang dialami si ibu disebabkan sering melahirkan. Motifnya

(42)

antara lain; untuk menjaga kesehatan si ibu, untuk menghindari kesulitan hidup, karena banyak anak, dan untuk menjaga kecantikan si ibu.42

Kemudian Syekh Al-Hariri ( Mufti Besar Mesir ).43 Beliau berpendapat bahwa menjalankan KB bagi perorangan ( individu ) hukumnya boleh dengan beberapa ketentuan seperti, untuk menjarangkan anak, untuk menghindari suatu penyakit bila ia mengandung, untuk menghindari kemudharatan bila ia mengandung dan melahirkan dapat membawa kematiannya ( secara medis ) untuk menjaga kesehatan si ibu, karena setiap hamil selalu menderita suatu penyakit kandungan, dan untuk menghindari anak dari cacat fisik bila suami atau istri mengindap penyakit kotor.

Selanjutnya adalah Mahmud Syaltut berpendapat, bahwa pembatasan keluarga ( ﻞﺴﻨﻟا ﺪﻳﺪﺤﺗ ) bertentangan dengan sayriat Islam.

umpamanya membatasi keluarga hanya 3 anak saja dalam segala macam situasi dan kondisi. Atau dalam bahasa inggrisnya “Birth control”

sedangkan pengaturan kelahiran ( ﻞﺴﻨﻟا ﻢﻴﻈﻨﺗ ), menurut beliau tidak bertentangan dengan ajan Islam, umpamanya menjarangkan kelahiran karena situasi dan kondisi khusus, baik yang ada hubungannya dengan keluarga yang bersangkutan, maupun ada kaitanya dengan kepentingan masyarakat dan negara. Alasan lain yang membolehkan adalah suami-

42 Al-Ghazali, Ihya ‘Ulumuddin (Beirut : Dar Ma’rifah,t.th.),Juz II, Hal.52.

43 Beliau adalah Andullah bin Muhammad bin Yusuf, berasal dari Harar berketurunan asy-Syaibi dan al-Abdari beliau juga merupakan seorang mufti dan pakar ilmu fiqih di Harar sebelum berumur 18 tahun. Dan wafat pada tahun 2008 silah di rumahnya Beirut tepat pada usia 105 tahun.

(43)

istri yang mengindap penyakit berbahaya dan dikhawatirkan menular kepada anaknya.44

Adapun beberapa ulama-ulama yang melarang ber-KB adalah sebagai berikut Madkour Guru Besar Hukum Islam pada fakultas Hukum, dalam tulisannya; “Islam and Family Planning” dikemukakan antara lain

“bahwa beliau tidak menyetujui KB jika tidak ada alasan yang membenarkan perbuatan itu. Beliau berpegang pada prinsip hal-hal yang mendesak membenarkan perbuatan terlarang”. Abul ‘Ala Al-Maududi ia adalah salah seorang ulama yang menentang pendapat orang yang membolehkan pembatasan kelahiran. Menurut beliau Islam satu agama yang berjalan sesuai dengan fitrah manusia. Dikatakannya “ barang siapa yang mengubah perbuatan Tuhan dan menyalahi undang-undang fitrah, adalah mematuhi perintah setan”. Menurut Al-Maududi salah satu tujuan pernikahan adalah mengekalkan jenis manusia dan mendirikan suatu kehidupan yang beradab.45

Di samping pendapat-pendapat di atas, ada juga para ulama yang menggunakan dalil-dalil yang pada prinsipnya menolak KB, di antaranya adalah : surah al-An’am; 151, surah al-Isra’; 31. Maksud dari dua ayat ini adalah tidak memberi kesempatan untuk hidup, sama halnya dengan membunuh walaupun tidak secara langsung, alasannya karena takut melarat (miskin). Padahal Allah telah menjamin rizki hamba-hamba-Nya.

44Abd Salam, Pembaharuan Pemikiran Islam Antara Fakta dan Realita ( Yogyakarta; Les fi,2003 ), hal. 170.

45 Ali Hasan, Masalah Kontemporer Hukum-Hukum Islam ( Jakarta; Raja Grafindo Persada,t.th. ) hal. 37 - 38.

(44)

Sebagaimana RasulullahSAW bersabda :

ﻲﻧﺈﻓ دﻮﻟﻮﻟا دودﻮﻟا ا جوﺰﺗ .ﻢﻣﻷا ﻢﻜﺑ ﺮﺛﺎﻜﻣ

Artinya :

“Kawinlah kalian dengan wanita yang mempunyai sifat kasih sayang dan banyak anak, karena sesungguhnya aku bangga dengan banyaknya kamu dengan ummat-ummat yang lain”.46

Dari hadis di atas dapat dipahami, bahwa Nabi Muhammad SAW sangat merasa bangga apabila umat beliau banyak. Menjalankan KB berarti memperkecil jumlah umat, secara lahiriyah memang demikian tetapi tentu yang dikehendaki adalah umat yang banyak dan berkualitas, sebagai pengikut setia beliau, bukan penentang ajaran Islam yang dibawahnya.47

Syaikh Ibnu Bazz menasehatkan dalam fatwanya, “Maka wajib untuk meninggalkan perkara ini ( membatasi kelahiran ), tidak membolehkannya dan tidak menggunakannya kecuali darurat. Jika dalam keadaan darurat maka tidak mengapa, seperti :

a) Sang istri tertimpa penyakit di dalam rahimnya, atau anggota badan yang lain, sehingga berbahaya jika hamil, maka tidak mengapa (menggunakan pil-pil tersebut) untuk keperluan ini.

b) Demikian juga, jika sudah memiliki anak banyak, sedangkan istri keberatan jika hamil lagi, maka tidak terlarang mengonsumsi pil-pil

46 Abu Daud, Sunan Abu Daud, Juz II, h.220. Lihat juga Al-Tirmidzi, Sunan al-Tirmidzi Juz 1,h.6. Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah Juz 1, hal. 592.

47Hasan, Masalah Kontemporer Hukum-Hukum Islam, hal. 37-39.

(45)

tersebut dalam waktu tertentu, seperti setahun atau dua tahun dalam masa menyusui, sehingga ia merasa ringan untuk kembali hamil, sehingga ia bisa mendidik dengan selayaknya.48

C. Pandangan Medis Tentang Vasektomi dan Tubektomi Pada Keluarga Berencana

Hasil wawancara kami dengan dr. Andi tasrif Aziz beliau selaku Direktur utama RSU Al fatah ambon, dan Istri Beliau dr. Zulaiha Maricar Sahib., Sp.OG., M. Kes. ( Dokter spesialis kebidanan dan kandungan ) bertugas di RSUD dr. M. Haulussy Ambon dan di RSU Al-Fatah Ambon.

Beliau mengatan, cara berkontrasepsi bagi setiap pasangan berbeda-beda. Untuk memilih kontrasepsi yang tepat, setiap pasangan dianjurkan untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.

Pilihan kontrasepsi permanen sering kali dianjurkan untuk pasangan dengan usia tertentu yang merasa sudah cukup dengan jumlah anak yang dimiliki. Contohnya adalah vasektomi dan tubektomi itu sendiri.

Vasektomi dan tubektomi adalah metode kontrasepsi yang dilakukan terhadap saluran bibit pria ( vasektomi ) atau saluran telur wanita ( tubektomi ) atau sehingga dapat menghalagi pertemuan sperma dan ovum. Dengan demikian, kehamilan bisa dicegah. Sifatnya permanen, walaupun ada beberapa teknik yang memungkinkan rekanalisasi saluran tuba fallopi pada wanita atau vas deferens pada pria.

Saat menjalani operasi vasektomi, saluran sel sperma pada alat reproduksi pria akan dipotong atau sekedar diikat. Dengan begitu, sel

48 Sutrah Hitam Yang Terlarang Dalam Berintim Bagi Pasutri. ( Pen. Muhammad ansharullah ) Cet. 1. Penerbit Al-Wafi, Solo. Februari 2015. h. 148.

(46)

sperma tidak bisa keluar. Metode ini sebenarnya bukan penemuan baru.

Pernah mendengar teknik mengebiri yang diterapkan pada pegawai istana zaman dulu agar tidak mengganggu wanita di kalangan istana ? “jawabku

; iya dok” dok berkata ; berbeda dengan zaman dulu, pria modern memilih vasektomi karena kepentingan pribadi dan dilakukan atas kesadaran sendiri.

Vasektomi tidak berpengaruh apapun pada kemampuan seksualitas pria selama kondisi fisiknya prima. Vasektomi hanya mempengaruhi kemampuan pria menghasilkan keturunan. Setelah melakukan operasi vasektomi, pasien akan diuji selama beberapa bulan untuk memastikan bahwa air maninya tidak lagi mengandung sperma.

Metode ini bisa dikatakan relatif efektif karena pasien tidak lagi mengeluarkan cairan sperma saat ejakulasi untuk membuahi sel telur.

Namun semua kembali kepada sang pencipta Allah SWT, jika Allah berkehendak maka tidak ada sutupun yang dapat menghalagi hal tersebut.

Adapun dari segi biaya, vasektomi relatif lebih murah dibandingkan tubektomi. Pada awal perkembangannya, tubektomi atau dikenal juga dengan sterilisasi dilakukan atas indikasi medis, seperti kelainan jiwa, kemungkinan kehamilan yang dapat membahayakan jiwa ibu, atau penyakit keturunan. Namun, seiring terjadinya peledakan jumlah penduduk dunia, konsep tersebut telah berubah menjadi salah satu upaya pembatasan jumlah pertumbuhan penduduk. Meskipun tubektomi paling efektif mencegah kehamilan, cara ini tidak 100% efektif. Masih ada kemungkinan pengguna kontrasepsi ini hamil, tetapi kecil sekali.

(47)

Walaupun vasektomi dan tubektomi adalah cara paling efektif untuk mencegah kehamilan, sebaiknya Ibu ataupun bapak pikirkan matang- matang sebelum memutuskan menggunakan jenis kontrasepsi ini, terutama bagi pasangan yang masih muda. Kalau bapak dan pasangan, jenis kontrasepsi apa yang bapak pilih ? jawabku saya adalah saya tidak memilih vasektomi dan juga tubektomi apapun itu pd kontrasepsi Keluarga Berencana, karena saya yakin bahwa Allah SWT yang akan memberikan rezki kepada saya dan keturunanku.

(48)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dari segi tempat atau lokasi penelitian yaitu di Dinas Perpustakaan Kota Makassar, Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Unismuh Makassar. Maka jenis penelitian ini yang dilakukan di perpustakaan ( library research ). Yaitu penelitian yang dilakukan melalui riset berbagai buku atau literatur yang berkaitan dengan masalah penelitian. Literatur yang diteliti meliputi buku yang berkaitan dengan Masail Fiqhiyah, Ilmu kesehatan reproduksi, Fatwa Majelis Ulama Indonesia ( MUI ) dan dari literatur tersebut dapat ditemukan berbagai pendapat yang digunakan untuk menganalisis dan menjawab permasalahan penelitian.

Berdasarkan jenis data, penelitian ini adalah penelitian kualitatif.

Karakteristik penelitian kualitatif antara lain : Pertama, lebih bersifat deskriktif.

Kedua, data yang terkumpul membentuk kata kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada angka.

Ketiga, penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses dari pada produk atau outcome.

Keempat, lebih menekankan makna (data dibalik yang teramati).49

49 Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, ( Bandung: Alfabeta, 2006 ), hal. 15. M. Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif (Jakarta:

Kencana, 2008), hal. 65 - 70.

Referensi

Dokumen terkait

Demikian pula yang terjadi di Universitas Kristen Petra Surabaya, kebutuhan ruang parkir cenderung meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan bertambahnya jumlah mahasiswa yang

Pada tahapan organizations ini, terlihat bahwa responden mendapatkan pengorganisasian setelah menyeleksi media-media atau fasilitas penunjang yang telah tersedia. Hal

Melalui data yang peneliti temukan dari pembahasan pada bagian landasan teori, peneliti mengetahui bahwa ilustrasi merupakan salah satu elemen visual yang memiliki

Dalam penelitian ini dibandingkan kadar hemoglobin darah pada pria perokok dan bukan perokok mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manando semester

Gambar 1 diatas merupakan wiring atau pengkabelan dari datalogger ke mesin produksi sehingga arduino dapat membaca mesin secara keseluruhan, mulai dari pembacaan

Setelah tahap validasi selesai dilakukan pada masing-masingg ahli yang telah disebutkan sebelumnya maka diperoleh kesimpulan bahwasanya pengembangan media website online

Untuk hal itu akan ditampilkan data nilai kapasitansi dan konstanta dielektrik minyak goreng curah dan minyak goreng kemasan pada saat sebelum digunakan dan

Dengan metode transformasi Box-Cox, nilai parameter λ ( lambda ) yang diperoleh sebesar 1,00 dari selang kepercayaan antara 0,33 sampai dengan 1,35, sehingga data