• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

NAMA SEKOLAH : SMA NEGERI 4 BORONG

MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI KELAS/SEMESTER : XII/2 (Dua)

TAHUN PELAJARAN : 2022/2023 ALOKASI WAKTU : 3 X 45 Menit A. KOMPETENSI INTI

KI-1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI-2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), bertanggung-jawab, responsif, dan proaktif melalui keteladanan, pemberian nasihat, penguatan,pembiasaan, dan pengkondisian secara berkesinambungan serta menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI-3 Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi tentang pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup kajian Pendidikan Agama Katolik danBudi Pekerti pada tingkat teknis, spesifik, detail dan kompleks berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional dan internasional.dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional dan internasional.

KI-4 Melaksanakan tugas spesifik, dengan menggunakan alat informasi dan prosedur kerja yang lazim dilakukan serta menyelesaikan masalah seder-hana sesuai dengan lingkup kajian Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti.

(2)

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI 1.20. Bersyukur atas kemajemukan bangsa

Indonesia sebagai anugerah Allah

1.20.1. Mensyukuri kemajemukan bangsa Indonesia sebagai anugerah Allah

2.20. Cinta damai di tengah kemajemukan bangsa Indonesia

2.20.1. Menyadarkan keanekaragaman sebagai kekuatan untuk bersama-sama membangun bangsa dan negara Indonesia

2.20.2. Bersikap saling menghargai, toleransi, menahan diri, rendah hati, dan rasa solidaritas demi kehidupan yang tenteram, harmonis, dinamis dan menata masa depan yang lebih cerah, lebih adil, makmur, dan sejahtera

3.20. Menerapkan kemajemukan budaya bangsa Indonesia sebagai anugerah Allah

3.20.1. Menjelaskan keberagaman, kemajemukan bangsa manusia di Indonesia berdasarkan

semboyan negara Bhineka Tunggal Ika 3.20.2. Menjelaskan peluang-peluang dan

tantangan atas realitas keberagaman pada bangsa Indonesia

3.20.3. Menganalisis ajaran Kitab Suci tentang keberagaman bangsa manusia menurut Kej 35:1- 15 dan Yoh 4:1- 42

3.20.4. Menganalisis ajaran Gereja tentang

keberagaman bangsa manusia berdasarkan Nostra Aetate art.5 dan Gaudim et Spes art.24

4.20. Mengamalkan kemajemukan budaya bangsa Indonesia sebagai anugerah Allah

4.20.1. Membuat poster yang berisi ajakan untuk menjaga kesatuan dan persatuan bangsa

(3)

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Melalui diskusi dan menggali informasi, peserta didik mampu mensyukuri kemajemukan bangsa Indonesia sebagai anguerah Allah secara bertanggung jawab (religius)

2. Melalui diskusi dan menggali informasi, peserta didik mampu menyadari keanekaragaman sebagai kekuatan untuk bersama-sama membangun bangsa dan negara Indonesia secara bertanggung jawab dan peduli akan sosial

3. Melalui diskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat bersikap saling menghargai, toleransi, menahan diri, rendah hati, dan rasa solidaritas demi kehidupan yang tenteram, harmonis, dinamis dan menata masa depan yang lebih cerah, lebih adil, makmur, dan sejahtera secara bertanggung jawab dan peduli akan sosial

4. Melalui diskusi dan menggali informasi, peserta didik mampu menjelaskan keberagaman,

kemajemukan bangsa manusia di Indonesia berdasarkan semboyan negara Bhineka Tunggal Ika secara baik dan benar dengan penuh rasa ingin tahu dan teliti

5. Melalui diskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat menjelaskan peluang-peluang dan tantangan atas realitas keberagaman pada bangsa Indonesia secara baik dan benar dengan penuh rasa ingin tahu dan cermat

6. Melalui diskusi dan menggali informasi, peserta didik mampu menganalisis ajaran Kitab Suci tentang keberagaman bangsa manusia menurut Kej 35:1-15 dan Yoh 4:1- 42 secara baik dan benar dengan penuh rasa ingin tahu dan mandiri

7. Melalui diskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat Menganalisis ajaran Gereja tentang keberagaman bangsa manusia berdasarkan Nostra Aetate art.5 dan Gaudim et Spes art.24 secara baik dan benar dengan penuh rasa ingin tahu dan mandiri

8. Melalui latihan dan praktek, peserta didik dapat menuliskan doa syukur untuk bangsa Indonesia yang telah dianugerahi keanekaragaman suku dan budaya secara baik dan benar dengan penuh mandiri, kerja sama dan bertanggung jawab

9. Melalui latihan dan praktek, peserta didik mampu membuat poster yang berisi ajakan untuk menjaga kesatuan dan persatuan bangsa secara baik dan benar dengan penuh mandiri, kerja sama dan

bertanggung jawab

(4)

D. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

NO Sintak/Tahapan Kegiatan Waktu

1 Kegiatan

Pendahuluan a.Guru memberi salam serta menanyakan kondisi/situasi peserta didik

b. Mengajak peserta didik untuk membuka kegiatan pembelajaran dengan doa (penumbuhan karakter spiritual)

a. Mengecek kehadiran peserta didik b. Mengisi jurnal kelas

c. Melakukan pengkondisian peserta didik (penumbuhan karakter kebersihan dan kerapihan)

a. Menulis atau menyampaikan topik

pembelajaran dan tujuan pembelajaran secara garis besar

2 Menit

b. Apersepsi

1) Guru Bertanya: bagaimana sikap kita terkait

Keberagaman yang ada dalam masyarakat? 3 Menit 2) Guru menghubungkan materi yang terdahulu

dengan materi yang akan dipelajari 2 Menit a. Mengamati

1) Guru meminta/mengajak peserta didik untuk menyanyikan lagu satu nusa satu bangsa juga mengamati gambar Burung Garuda dan membaca cerita yang ada dalam buku siswa

1 Menit

2) Guru memberi waktu kepada peserta didik untuk mengamati, mendalami, dan memahami media yang ada

5 Menit

b. Menanya

1) Guru mendorong peserta didik untuk menanyakan tentang hal-hal yang tertera pada media yang ada.

2) Guru menulis setiap pertanyaan yang diajukkan peserta didik di papan tulis

5 Menit

2 Kegiatan Inti c. Mengeksplorasi

1) Guru memilah pertanyaan-pertanyaan yang diajukkan peserta didik sesuai dengan materi pokok yang akan dipelajari

2) Guru meminta peserta didik untuk duduk berkelompok dan selanjutnya menugaskan peserta didik untuk mencari, menemukan, dan

15 Menit

(5)

menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah diajukan oleh peserta didik (sumber bacaan:

buku pegangan peserta didik, sumber lain yang disediakan di perpustakaan).

3) Guru menyertakan Ajaran Kitab Suci dan ajaran Gereja dalam buku-buku dokumen Gereja yang mengajarkan tentang keanekaragaman dan kesatuan suatu bangsa dalam terang iman Kristiani untuk dibaca dan didalami oleh peserta didik lalu dihubungkan dengan pertanyaan- pertanyaan yang diajukkan oleh peserta didik dan selanjutnya merumuskan makna ajaran Kitab Suci dan ajaran Gereja sesuai dengan penekanan yang ada pada materi pokok

15 Menit

d. Mengasosiasikan

Guru menugaskan peserta didik untuk menguraikan kesimpulan atas materi tentang keberagaman sebagai realitas asali kehidupan manusia dan menguraikan sikap umat Kristiani terkait keberagaman sebagai realitas asali kehidupan manusia

15 Menit

e. Mengomunikasikan

1) Guru meminta peserta didik untuk mengomunikasikan hasil diskusi melalui kegiatan presentasi materi hasil diskusi

45 Menit

2) Guru memberikan apresiasi kepada kelompok peserta didik yang telah mempresentasikan hasil diskusi

1 Menit

3) Guru memberikan peneguhan materi

berdasarkan materi ajar yang telah disiapkan 16 Menit 3 Kegiatan

Penutup

c. Peserta didik hening untuk merefleksikan seluruh proses pembelajaran hari ini a. Melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas, baik tugas individual maupun kelompok

d. Menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya dengan memberikan pesan kepada peserta didik untuk mempelajari materi yang sudah dibahas dan materi berikutnya

a. Menutupi proses pembelajaran dengan doa penutup

3 Menit

(6)

E. MATERI PEMBELAJARAN:

Keberagaman Sebagai Realitas Asali Kehidupan Manusia F. PENDEKATAN, MODEL DAN METODE

Pendekatan: Pendekatan Kateketis dan Pendekatan Saintifik Model: Model Pembelajaran discovery Learning

Metode: Dialog Partisipatif, Tanya Jawab, Diskusi, Informasi, Refleksi dan Penugasan

G. MEDIA PEMBELAJARAN

NO Media, Alat dan Bahan Pembelajaran 1 Media

Pembela jaran

2 Alat dan Bahan Pembela jaran

1. Leptop 2. Papan Tulis

(7)

H. SUMBER BELAJAR

1. Pengalaman peserta didik tentang hidup dalam masyarakat majemuk 2. Kitab Suci (Alkitab)

3. A. Heuken, SJ, Ensiklopedi Gereja, CLC, Jakarta, 1991

4. Alex Lanur. 1995. Pancasila sebagai Ideologi Terbuka. Kanisius: Yogyakarta.

5. Dr. P. Hardono Hadi. 1994. Hakikat dan Muatan Filsafat Pancasila. Kanisius: Yogyakarta, 1994 6. Dokpen KWI (terj) Dokumen Konsili Vatikan II

7. Komkat KWI. Iman Katolik. Kanisius-Yogyakarta/Obor-Jakarta, 1996.

8. Katekismus Gereja Katolik

9. Komkat KWI, Perutusan Murid-Murid Yesus Pendidikan Agama Katolik untuk SMA/K Kelas XII.

Yogyakarta:Kanisius, 2008

10. Kristianto. Yoseph, dkk. 2010. Menjadi Murid Yesus, Buku Teks Pendidikan Agama Katolik untuk SMA/K Kelas XII. Yogyakarta:Kanisius

I. PENILAIAN 1. Penilaian Sikap a. Sikap

No Teknik Bentuk

Instrumen

Waktu Pelaksanaan Keterangan 1 Observasi Jurnal Saat pembelajaran

berlangsung

Penilaian untuk dan pencapaian pembelajaran (assessment for and of learning)

2 Penilaian Diri

Lembar Penilaian Diri

Saat pembelajaran selesai

Penilaian sebagai

pembelajaran (assessment as learning)

b. Sikap Sosial

NO Teknik Bentuk Instrumen Waktu Pelaksanaan Keterangan 1 Observasi Jurnal Saat pembelajaran

berlangsung

Penilaian untuk dan pencapaian pembelajaran (assessment for and of learning)

2 Penilaian Diri

Lembar PenilaianDiri

Saat pembelajaran selesai

Penilaian sebagai

pembelajaran (assessment as learning)

(8)

c. Penilaian Pengetahuan

No Teknik Bentuk Instrumen Contoh Butir Instrumen

Waktu Pelaksanaan Keterangan

Lisan Pertanyaan (lisan) dengan jawaban terbuka

Menguraikan arti

keberagaman, kemajemukan bangsa manusia di Indonesia berdasarkan semboyan negara Bhineka Tunggal Ika

Saat pembelajaran berlangsung

Penilaian untuk pembelajaran (assessment for learning)

Tertulis Pertanyaan dan/atau tugas tertulis berbentuk esey, pilihan ganda, benar- salah,

menjodohkan, isian, dan/atau lainnya

Menguraikan sikap umat Kristiani terkait keberagaman sebagai realitas asali kehidupan manusia

Setelah pembelajaran usai

Penilaian pencapaian pembelajaran (assessment of learning)

d. Penilaian Keterampilan

No Teknik Bentuk Instrumen Contoh Butir Instrumen Waktu Pelaksanaan

Keterangan

Praktik Tugas

(keterampilan 1. Membuat poster yang berisi ajakan untuk menjaga

Kesatuan

Setelah pembelajaran selesai

Penilaian untuk, sebagai, dan/atau pencapaian pembelajaran (assessment for, as, and of learning)

(9)

J. REMEDIAL DAN PENGAYAAN 1. Program Remedial

Program remedial ini ditujukan bagi peserta didik yang hasil penilaian pengetahuannya belum mencapai KKB.

a. Penyajian ulang materi pelajaran dengan menggunakan metode yang berbeda,

pendampingan secara personal atau dengan tutor sebaya. Materi yang dianggap sulit dan perlu remedial misalnya:

- Kasus Intoleransi yang Terjadi di Masyarakat sebagai tantangan dari keberagaman atau Bhineka Tunggal Ika

- Keanekaragaman dan Kesatuan Suatu Bangsa dalam Terang Iman Kristiani

- Sikap Umat Kristiani terkait Keberagaman Sebagai Realitas Asali Kehidupan Manusia.

b. Contoh Soal Remedial berdasarkan materi yang dianggap sulit:

- Menjelaskan peluang-peluang dan tantangan atas realitas keberagaman pada bangsa Indonesia

- Makna/Pesan ajaran Kitab Suci ajaran Kitab Suci tentang keberagaman bangsa manusia menurut Kej 35:1-15 dan Yoh 4:1- 42

- Makna/Pesan ajaran Gereja Gereja tentang keberagaman bangsa manusia berdasarkan Nostra Aetate art.5 dan Gaudim et Spes art.24

- Sikap umat Kristiani terkait keberagaman bangsa manusia.

2. Program Pengayaan

Program pengayaan ini ditujukan bagi peserta didik yang hasil penilaian pengetahuannya telah mencapai KKB.

a. Jumlah siswa yang mengikuti pengayaan :Siswa b. Bentuk Pengayaan : Diskusi Kelompok

c. Aktivitas Pengayaan :

- Peserta didik membaca Kitab Suci (Kej 35:1-15 dan Yoh 4:1- 42) dan dokumen ajaran Gereja (Nostra Aetate art.5 dan Gaudim et Spes art.24)

- Peserta didik membentuk kelompok mendiskusikan dan menggali informasi sehingga mereka dapat menjelaskan makna atau pesan teks Kitab Suci (Kej

35:1-15 dan Yoh 4:1- 42) dan dokumen ajaran Gereja (Nostra Aetate art.5 dan Gaudim et Spes art.24) beserta Sikap umat Kristiani terkait keberagaman bangsa manusia

Mengetahui: Borong, 28 Juli 2022

Kepala Sekolah SMA Negeri 4 Borong Guru Mata Pelajaran

Drs. Benyamin Juma Mekhthildis Ndundet, S.Ag

NIP. 19641221 199412 1 004 NIP. 19831119 201101 2 015

(10)

LAMPIRAN PENILAIAN 1. Penilaian Sikap

a. Tehnik : Observasi

b. BentukInstrumen : lembar Observasi c. Perilaku/ Sikap yang diobservasi:

1) Sikap Syukur:

- Mensyukuri kemajemukan bangsa Indonesia sebagai anugerah Allah 2) Sikap Percaya Diri:

- Berani melakukan presentasi di depankelas - Melakukan tindakan tanpa ragu-ragu

- Berani bertanya atau menjawab pertanyaan dihadapan guru dan teman-temannya d. Format Pengamatan:

Petunjuk:

1) Amati perkembangan sikap siswa menggunakan instrumen jurnal pada setiap pertemuan.

2) Isi jurnal dengan menuliskan sikap atau perilaku siswa yang menonjol, baik yang positif maupun yang negatif. Untuk siswa yang pernah memiliki catatan perilaku kurang baik dalam jurnal, apabila telah menunjukkan perilaku (menuju) yang diharapkan, perilaku tersebut dituliskan dalam jurnal (meskipun belum menonjol).

No Waktu Nama Siswa Catatan

Perilaku

Butir Sikap (Karakter)

Tanda tangan

Tindak lanjut

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

(11)

Lembar Penilaian Diri Untuk Sikap Spiritual Petunjuk

Berilah tanda centang (√) pada kolom “Ya” atau “Tidak” sesuai dengan keadaan yang sebenarnya!

No Pernyataan Ya Tidak

1 Saya berdoa sebelum dan sesudah menjalankan setiap perbuatan.

2 Saya mensyukuri kemajemukan bangsa Indonesia sebagai anugerah Allah 3 Saya mengucapkan syukur kepadaTuhan atas tanah air yang luas dengan

isinya yang beraneka ragam

4 Saya bersyukur karena Allah telah menciptakan alam semesta sebagai

kediaman bagi umat manusia dan ratusan suku dan aneka budaya serta bahasa yang dihimpun menjadi satu bangsa dan satu bahasa

5 Sebagai umat Allah saya berusaha memelihara dan melaksanakan dengan tekun bentuk-bentuk membangun dan memajukan tanah air demi

kemakmuran dan kesejahteraan seluruh bangsa

(12)

Lembar Penilaian Diri Untuk Sikap Sosial Petunjuk

Berilah tanda centang (√) pada kolom “Ya” atau “Tidak” sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

No Pernyataan Ya Tidak

1 Saya semakin bersatu dalam keanekaan dan menjaga kesatuan dan persatuan bangsa

2 Saya menyadari bahwa keanekaragaman itu merupakan kekuatan kami untuk bersama-sama membangun bangsa dan negara tercinta

3 Saya berusaha berkomunikasi lintas suku, agama, dan ras serta bahu- membahu menata masa depan yang lebih cerah, lebih adil, makmur, dan sejahtera

4 Saya mengembangkan sikap saling menghargai, toleransi, menahan diri, rendah hati, dan rasa solidaritas demi kehidupan yang tenteram, harmonis, dinamis, adil dan sejahterah

5 Saya mau bekerja sama secara aktif dalam kelompok

(13)

1. Penilaian Pengetahuan a. Bentuk : Ulangan Harian b. Tehnik : Tes Tertulis c. Kisi-kisi :

Nama Sekolah : SMAN 4 Borong Kelas/Semester : XII/ 2 (dua) TahunPelajaran : 2022/2023

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti

Kompetensi dasar

Materi Indikator Pencapaian Kompetensi

Indikator Soal Bentuk Soal Nomor Soal

3.20.

Menerapkan kemajemukan budaya bangsa Indonesia sebagai anugerah Allah

Keberagaman Sebagai Realitas Asali Kehidupan Manusia

3.14.1.

Menguraikan arti menyadari keanekaan, sekaligus menyadari kesatuan dan kesatuan itu juga tidak sama dengan keseragaman

Disajikan pernyataan keanekaragaman merupakan kekayaan, maka kita perlu menyadari keanekaan itu, sekaligus menyadari kesatuan kita dan kesatuan itu juga tidak sama dengan

keseragaman peserta didik dapat

menuliskan penjelasan arti menyadari keanekaan, sekaligus menyadari kesatuan dan kesatuan itu juga tidak sama dengan

keseragaman

Tes Tertulis (Uraian

1

3.14.2.

Menguraikan sikap umat kristiani terkait

Disajikan pernyataan sikap Yesus harus menjadi sikap setiap

Tes Tertulis (Uraian)

2

(14)

keberagaman atau kemaje- mukan yang ada dalam masyarakat

orang Kristiani terkait

keberagaman dan

kemajemukan sebagai realitas asali kehidupan manusia, peserta didik mampu menuliskan penjelasan sikap umat kristiani terkait

keberagaman

(15)

d. Instrumen Penilaian:

Petunjuk Umum:

1. Kerjakan soal berikut dengan jelas.

2. Kerjakan soal yang menurutmu paling mudah terlebih dahulu.

3. Berusahalah untuk mengerjakan soal sendiri dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab,

Nomor Soal

Butir Soal

1 Semboyan dalam “Bhineka Tunggal Ika” berarti berbeda-beda tetapi tetap satu. Hal ini menunjukkan bahwa Bangsa Indonesia terdiri atas berbagai macam suku, bahasa, agama dan adat istiadat, namun tetap merupakan satu kesatuan yaitu satu bangsa, satu bahasa dan satu negara Indonesia. Keanekaragaman yang kita miliki justru merupakan kekayaan yang patut kita syukuri. Maka kita perlu menyadari keanekaan itu, sekaligus menyadari kesatuan kita dan kesatuan itu juga tidak sama dengan keseragaman.

Berdasarkan pernyataan di atas tulislah penjelasan arti atau makna dari menyadari keanekaan, menyadari kesatuan dan kesatuan itu juga tidak sama dengan

keseragaman.

2 Sikap Yesus harus menjadi sikap setiap orang Kristiani terkait keberagaman dan kemajemukan sebagai realitas asali kehidupan manusia

Tulislah penjelasan sikap umat kristiani terkait keberagaman atau kemajemukan yang ada dalam masyarakat!

e. (KUNCI JAWABAN dan PEDOMAN PENSKORAN)

Skor yang diperoleh

Nilai Akhir = Skor Maksimal X 100

(16)

3. PenilaianKeterampilan a. Teknik Penilaian : Praktik b. Kisi-kisi :

NamaSekolah : SMA Negeri 4 Borong Kelas/Semester : XII/2 (Dua)

TahunPelajaran : 2022/2023

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti

Kompetensi dasar Materi Indikator Tekni

4.20. Mengamalkan kemajemukan budaya bangsa Indonesia sebagai anugerah Allah

Keberagaman Sebagai Realitas Asali Kehidupan Manusia

4.14.1. Mempraktik/membuat poster yang berisi ajakan untuk menjaga kesatuan dan persatuan bangsa

Praktik

c. Instrumen :

Membuat suatu perayaan ibadat Sabda secara berkelompok dengan tema: Syukur untuk Kenaikan Kelas, lalu mempraktikan ibadat yang telah disusun dan saling membagi tugas dalam kegiatan ibadat tersebut (pemimpin ibadat, pembawa lagu, lektor, pembawa doa umat, pembawa renungan, dan seabagainya)

d. Rubrik :

No Indikator Aspek yang dinilai Skor

Maksimal 1 4.20. Membuat atau menuliskan sebuah

doa untuk perdamaian dan persatuan bangsa Indonesia dan peserta didik diminta untuk selalu mendoakannya dalam doa-doa pribadi atau bersama umat

Poster yang mengandung unsur motivasi atau inspirasi

25

Isinya mengungkapkan rasa persatuan dan kesatuan dalam keanekaragaman

25

Bahasa yang digunakan tepat, jelas dan mudah dipahami

10

Kerja sama 20

Tanggung jawab 20

JUMLAH SKOR MAKSIMAL 100

(17)

MATERI AJAR

Keberagaman Sebagai Realitas Asali Kehidupan Manusia Pemikiran Dasar

Dalam Kamus Besar Bahasa Iindonesia (KBBI), Keragaman berasal dari kata ragam, yang berarti (1) sikap, tingkah laku, cara; (2) macam, jenis; (3) musik, lagu, langgam; (4) warna, corak ; (5) laras (tata bahasa), keragaman menunjukan adanya banyak macam.

Sedangkan keragaman sendiri berarti perihal berjenis-jenis atau beragamragam atau suatu keadaan yang beragam-ragam. Keragaman secara umum adalah suatu kondisi dimana terdapat perbedaan-perbedaan di dalam masyarakat di berbagai bidang seperti suku bangsa dan ras, agama dan keyakinan, ideologi dan politik, adat dan kesopanan, sosial dan ekonomi.

Unsur-unsur keragaman dalam masyarakat yaitu, antara lain; suku bangsa dan ras, agama dan keyakinan, ideologi dan politik, adat dan tatakrama, kesenjangan ekonomi dan social.

Suku bangsa dan ras yang menempati wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke sangatlah beragam. Dari keragaman tersebut ada perbedaan ras dari ciri-ciri biologis lahiriah yang sama seperti rambut, warna kulit, ukuran tubuh, mata, ukuran kepala, dan lain

sebagainya. Suku bangsa yang ada di Indoseia lebih dari 300 macam. Sedangkan ras yang ada di Indonesia antara lain ras mongoloid yang terdapat di bagian Barat Indonesia dan ras austroloid yang terdapat di sebelah Ttimur Indonesia. Tentu saja bahwa manusia tidak bisa memilih agar dilahirkan di suku atau bangsa tertentu. Karena itu, manusia tidak pantas membanggakan dirinya atau melecehkan orang lain karena faktor suku atau bangsa.

Agama dan keyakinan mengandung arti ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi manusia. Ikatan yang dimaksud berasal dari suatu kekuatan yang lebih tinggi (trasendensi) dari manusia sebagai kekuatan gaib yang tak dapat ditangkap dengan panca indra. Namun juga kekuatan gaib itu berdiam di dalam diri manusia (imanen), yang hanya bisa dirasakan kekuatannya. Dalam kenyataannya fungsi agama dalam masyarakat antara lain adalah:

berfungsi edukatif : ajaran agama secara hukum berfungsi menyuruh dan melarang, berfungsi penyelamat, berfungsi sebagai perdamaian, berfungsi sebagai sosial control, berfungsi sebagai pemupuk rasa solidaritas, berfungsi transformatif, dan sebagainya. Di Indonesia, agama merupakan unsur yang sangat penting dan terdapat enam agama yang diakui, hal itu merupakan bukti adanya keragaman dalam hal agama atau kepercayaan. Adapun terhadap keragaman manusia dalam hal kepercayaan, sikap, dan perilakunya, manusia tidak dipandang sederajat. Ada yang mulia dan ada yang hina, bergantung pada kadar ketakwaannya.

Ideologi dan politik: Ideologi adalah suatu istilah umum bagi sebuah gagasan yang berpengaruh kuat terhadap tingkah laku dalam situasi khusus karena merupakan kaitan antara tindakan dan kepercayaan yang fundamental. Sedangkan politik bermakna usaha dalam menegakkan keteriban sosial. Fungsi ideologi adalah untuk memperkuat landasan moral dalam suatu tindakan. Adanya banyak partai di Indonesia merupakan bukti keragaman dalam hal ideologi dan politik. Meskipun pada keyataanya Indonesia hanya mengakui

pancasila sebagai satu-satunya ideologi.

Tatakrama; yang berarti adat istiadat, sopan santun, pada dasarnya ialah segala tindakan, perilaku, adat istiadat, tegur sapa, ucap dan cakap sesuai kaidah atau norma

tertentu. Tatakrama di bentuk dan dikembangkan oleh masyarakat itu sendiri dan diharapkan akan terjadi interaksi sosial yang tertib dan efektif di dalam masyarakat itu sendiri.

(18)

Kesenjangan ekonomi dan sosial; Indonesia merupakan negara berkembang dimana masalah perekonomian diperhatikan agar dapat meningkat. Masyarakat Indonesia

merupakan masyarakat yang majemuk dengan bermacam tingkat, pangkat, golongan dan strata sosial. Dalam hal ini terlihat jelas bahwa terdapat penggolongan orang berdasarkan status sosial.

Indonesia adalah negara dengan struktur masyarakat yang majemuk dan memiliki banyak keragaman dalam banyak hal. Keragaman tersebut dapat mempengaruhi kehidupan kita. Banyak pengaruh yang timbul karena adanya keragaman, diantaranya adalah: 1)

Didalam kelompok-kelompok sering kali terjadi segmentasi karena memiliki kebudayaan yang berbeda. 2) Struktur sosial terbagi-bagi kedalam lembaga-lembaga yang bersifat non

komplemeter. 3) Kurang adanya pengembangan konsesus diantara para anggota masyarakat tentang nilai-nilai sosial yang bersifat dasar. 4) Secara relatif sering kali terjadi konflik

diantara kelompok yang satu dengan yang lainnya, karena adanya perbedaan. 5) Secara relatif intergrasi sosial tumbuh diatas paksaan dan saling ketergantungan didalam bidang ekonomi.

6) Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok terhadap kelompok yang lain. Selain pengaruh diatas, jika keterbukaan dan kedewasaan sikap dikesampingkan, besar

kemungkinan tercipta masalah-masalah yang menggoyahkan persatuan dan kesatuan bangsa seperti: 1) Terjadinya disharmonisasi, dimana tidak ada penyesuaian atas keragaman antara manusia dengan dunia lingkungannya. 2) Terjadi diskriminatif terhadap suatu kelompok masyarakat tertentu yang akan memunculkan masalah yang lain, yaitu kesenjangan dalam berbagai bidang yang merugikan kita dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. 3) Terjadi eksklusivisme, rasialis, bersumber dari superioritas diri, alasannya dapat bermacam-macam, antara lain keyakinan bahwa secara kodrati ras/sukunya kelompoknya lebih tinggi dari ras/suku/kelompok lain, menganggap kelompok lain derajatnya lebih rendah dari pada kelompoknya sendiri.

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memperkecil masalah yang diakibatkan oleh pengaruh negatif dari keragaman, yaitu : 1) Semangat Religius; 2) Semangat

Nasionalisme; 3) Semangat Pluralisme; 4) Semangat Humanisme; 5) Dialog antar umat beragama; 6) Membangun suatu pola komunikasi untuk interaksi maupun konfigurasi hubungan antar agama, media, masa, dan harmonisasinya.

Problematika yang sedang dialami bangsa Indonesia saat ini adalah adanya gejala diskriminasi dalam masyarakat yang beragam. Diskriminasi adalah setiap tindakan yang melakukan pembedaan terhadap seseorang atau sekelompok orang berdasarkan ras, agama, suku, etnis, kelompok, golongan, status, kelas sosial ekonomi, jenis kelamin, kondisi fisik, usia, orientasi seksual, pandangan ideologi, dan politik. Tentu saja kondisi ini bertolak belakang dengan semangat kebangsaan kita sebagaimana ditegaskan dalam pasal 28 ayat 2 UUD 1945 bahwa “Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apapun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat

diskriminatif itu”. Sangat jelas sekali bahwa setiap orang mendapat perlindungan saat dia mendapat perlakuan diskriminasi. Meskipun begitu diskriminasi masih terjadi diberbagai belahan dunia, dan prinsip non diskriminasi harus mengawali kesepakatan antar bangsa untuk dapat hidup dalam kebebasan, keadilan, dan perdamaian.

Dalam Kitab Suci Perjanjian Lama, diceritakan bahwa Bangsa Terpilih sering kali menghayati rasa satu bangsa, satu Tuhan, satu negeri, satu tempat ibadat, dan satu tata hukum (bdk.Ul 12). Dari sejarahnya, ternyata ketika mereka bersatu, mereka menjadi kuat, sanggup mengalahkan musuh dan menjadikan dirinya bangsa yang jaya. Namun, ketika mereka tidak bersatu, mereka menjadi bangsa yang tak berdaya dan tiap kali secara gampang dikalahkan oleh musuh-musuh mereka. Kitab Suci menceritakan bahwa ketika mereka dari Mesir memasuki tanah Kanaan di bawah pimpinan Yosua, mereka sungguh bersatu dan dapat

(19)

merebut Tanah Terjanji itu. (bdk. Yos 6: 1-15, 63). Ketika mereka sudah menempati Tanah Terjanji yang dibagi menurut suku-suku keturunan Yakob, maka mereka lama-kelamaan terpecah dan menjadi lemah. Pada saat-saat itu, mereka menjadi lemah dan gampang

dikalahkan oleh musuh-musuh mereka. Mereka pernah bersatu di bawah pimpinan raja Daud dan menjadi bangsa yang kuat dan jaya. Kemudian mereka terpecah lagi dan menjadi lemah.

Dalam Kitab Suci Perjanjian Baru, dikisahkan bahwa ketika saat Mesias datang, umat Israel telah dijajah oleh bangsa Romawi. Akibatnya mereka menjadi bangsa yang lemah dan

terpecah belah. Ketika Yesus ingin mempersatukan mereka dalam suatu Kerajaan dan Bangsa yang baru yang bercorak rohani, Yesus mengeluh bahwa betapa sulit untuk mempersatukan bangsa ini. Mereka seperti anak-anak ayam yang kehilangan induknya (bdk. Mat 23: 37-38).

Yesus bahkan berusaha untuk menyapa suku yang dianggap bukan Yahudi lagi seperti orang- orang Samaria. Kita tentu masih ingat akan sapaan dan dialog Yesus dengan wanita Samaria di sumur Yakob.

Keanekaragaman dan Kesatuan Bangsa Indonesia

Semboyan dalam “Bhineka Tunggal Ika” berarti berbeda-beda tetapi tetap satu. Hal ini menunjukkan bahwa Bangsa Indonesia terdiri atas berbagai macam suku, bahasa, agama dan adat istiadat, namun tetap merupakan satu kesatuan yaitu satu bangsa, satu bahasa dan satu negara Indonesia. Keanekaragaman yang kita miliki justru merupakan kekayaan yang patut kita syukuri. Maka kita perlu menyadari keanekaan itu, sekaligus menyadari kesatuan kita dan kesatuan itu juga tidak sama dengan keseragaman.

a. Menyadari Keanekaan Kita

Kemajemukan adalah ciri asli dari kehidupan manusia di dunia ini. Tuhan menciptakan umat manusia dalam keperbedaan yang tak terhindarkan. Maka, kemajemukan merupakan keadaan yang tak terhindarkan. Orang harus belajar mengambil sikap yang tepat dan belajar bertindak secara arif untuk biasa hidup dan membangun masyarakat dalam keanekaan. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang majemuk. Kemajemukan ini tampak dalam berbagai bentuk, antara lain: agama, suku, bahasa, adat-istiadat, dan sebagainya. Contoh keanekaragaman ini dapat disebut lebih banyak lagi. Namun, hal yang terpenting ialah menyadari bahwa bangsa

Indonesia ini adalah bangsa yang multi kultur bukan suatu bangsa monokultur.

b. Menyadari Kesatuan Kita

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang plural yang berciri keanekaragaman dalam aspek-aspek kehidupan. Keanekaragaman itu juga diterima dan dihayati dalam satu kesatuan sebagai bangsa. Suku yang berasal dari ribuan pulau dengan budaya, adat- istiadat, bahasa, dan agama yang berbeda-beda itu, semuanya mengikrarkan diri sebagai satu bangsa satu bahasa dan satu tanah air Indonesia. Bangsa Indonesia yang berbeda- beda itu selain diikat oleh satu sejarah masa lampau yang sama, yakni penjajahan oleh bangsa asing dalam kurun waktu yang panjang, juga diikat oleh satu cita-cita yang sama yakni membangun masa depan bangsa yang berketuhanan, berperikemanusiaan,

bersatu, berkeadilan, dan berdaulat.

Berdasarkan pemahaman seperti itu, maka setiap individu mempunyai hak dan

kewajiban yang sama. Suku yang satu tidak lebih diunggulkan dari suku lain, agama yang satu tidak mendominasi agama lain.

Kodrat bangsa Indonesia memang berbeda-beda dalam kesatuan. Hal tersebut

dirumuskan dengan sangat bijak dan tepat oleh bangsa Indonesia, yakni “Bhineka Tunggal Ika” yang berarti beranekaragaman atau berbedabeda namun satu. Kenyataannya

keberadaan bangsa Indonesia memang berbeda-beda namun tetap satu bangsa. Bangsa yang utuh dan bersatu serta yang berbeda-beda itu adalah saudara sebangsa dan setanah air.

(20)

Sumpah Pemuda yang diikrarkan pada tanggal 28 Oktober 1928 menegaskan kita adalah satu nusa, satu bangsa, satu bahasa Indonesia.

c. Kesatuan tidak sama dengan keseragaman

Dalam sejarah bangsa kita terdapat gejala-gejala dari rezim tertentu (ORBA) yang

mencoba menekan keanekaragaman bangsa ini dan mencoba menggiring bangsa kita kepada keseragaman demi stabilitas.

Kebhinnekatunggalikaan itu bukan hal yang sudah selesai, tuntas sempurna, dan statis, tetapi perlu terus-menerus dipertahankan, diperjuangkan, diisi, dan diwujudkan terus- menerus.

Menjaga kebhinnekaan, keutuhan, kesatuan, dan keharmonisan kehidupan merupakan panggilan tugas bangsa Indonesia. Keberagaman adalah kekayaan, sedang kesatuan

persaudaraan sejati adalah semangat dasar. Kehidupan yang berbeda-beda itu harus saling menyumbang dalam kebersamaan dan kesejahteraan bersama.

Tantangan terhadap “Bhinneka Tunggal Ika”

Kasus Intoleransi yang Terjadi di Masyarakat

a. Kasus kekerasan bernuansa agama menimpa bapak Julius Felicianus dan sejumlah umat katolik yang sedang berdoa rosario di Desa Tanjungsari, Kelurahan Sukoharjo,

Kecamatan Ngaglik, Sleman, Kamis (29/5/14). Kasus tersebut menunjukan bahwa ada kelompok tertentu, sesama anak bangsa belum menghayati keberagaman atau pluralitas yang menjadi ciri hakiki bangsa Indonesia.

b. Indonesia, salah satu negara dengan keanekaragaman budaya, bahasa, agama, dan lain sebagainya. Namun, tidak jarang kita melihat perbedaan itu menjadi salah satu alasan adanya kekerasan di negeri ini. Mulai dari isu suku, agama, dan lain-lain. Pribadi atau kelompok tertentu di negeri ini yang intoleran atau tidak toleran cenderung

menggunakan cara-cara kekerasan, entah melalui teror, penganiayaan, pengrusakan fasilitas rumah ibadat. Mereka berpikir bahwa seolah-olah kelompok mereka yang paling benar.

c. Salah satu alasan ialah bahwa ada suku/daerah atau pemeluk agama tertentu merasa diperlakukan secara tidak adil. Jika orang, suku, etnis, atau pemeluk agama tertentu diperlakukan secara tidak adil, maka akan muncul semangat primordialisme dan fanatisme suku atau agama, yang dapat menjurus kepada tuntutan untuk memisahkan diri dari suatu lembaga, bahkan negara.

d. Ketidakadilan di bidang politik dan ekonomi, mungkin juga budaya yang secara berlarut- larut terjadi di beberapa wilayah konflik dapat memunculkan bahaya disintegrasi bangsa.

e. Tuhan menciptakan kita berbeda, bukan agar kita terpecah belah. Tapi kita sendiri yang membuat perbedaan itu menjadi kelemahan, dan membuat kita terpecah belah. Dahulu, para pejuang kemerdekaan dari berbagai macam suku serta agama bersatu demi

kemerdekaan Indonesia. Di dunia ini tak ada yang sempurna, kesempurnaan itu bukan tidak mungkin kalau kita mau bersatu. Meskipun berbeda suku, berbeda agama, kita harus bersatu. Semboyan Indonesia adalah Bhinneka Tunggal Ika, yang berarti

“Berbeda-beda tetapi tetap satu”.

(21)

Keanekaragaman dan Kesatuan Suatu Bangsa dalam Terang Iman Kristiani a. Ajaran Kitab Suci Kejadian 35:1-15 dan Yohanes 4:1-42

Klarifikasi/Penjelasan Terkait ajaran Kitab Suci Kejadian 35:1-15 dan Yohanes 4:1-42

a. Pada saat Mesias datang, bangsa Yahudi sudah dijajah oleh bangsa Romawi, karena mereka lemah dan terpecah belah. Ketika Yesus ingin mempersatukan mereka dalam suatu Kerajaan dan Bangsa yang baru yang bercorak rohani, Yesus mengeluh bahwa betapa sulit untuk mempersatukan bangsa ini. Mereka seperti anak-anak ayam yang kehilangan induknya.

b. Yesus bahkan berusaha untuk menyapa suku yang dianggap bukan Yahudi lagi seperti orang-orang Samaria. Kita tentu masih ingat akan sapaan dan dialog Yesus dengan wanita Samaria sumur Yakob.

c. Bagi orang Yahudi, orang Samaria adalah orang asing, baik dari sisi adat-istiadat maupun agamanya. Dalam praktek hidup sehari-hari pada zaman Yesus, antara orang Yahudi dan orang Samaria terjadi permusuhan. Orang Yahudi menganggap orang Samaria tidak asli Yahudi, tetapi setengah kafir. Akibatnya, mereka tidak saling menyapa dan selalu ada perasaan curiga. Yang menarik untuk direnungkan adalah kesediaan Yesus menyapa

perempuan Samaria dan menerimanya. Dalam perbincangan dengan perempuan Samaria itu, Yesus menuntun perempuannya sampai pada kesadaran akan iman yang benar. Bagi Yesus siapa pun sama, perempuan Samaria bagi Yesus adalah sesama yang sederajat. Yesus tidak pernah membedakan manusia berdasar atas suku, agama, golongan, dan sebagainya. Di mata Tuhan tidak ada orang yang lebih mulia atau lebih rendah. Tuhan memberi kesempatan kepada siapa pun untuk bersaudara. Tuhan menyatakan diri-Nya bukan hanya untuk suku/golongan tertentu, tetapi untuk semua orang.

b. Ajaran Gereja (Nostra Aetate/pernyataan hubungan Gereja dengan agama-agama bukan Kristen art. 5) dan (Gaudium et Spes S.24) terkait Sikap Umat Kristiani tentang Keberagaman Sebagai Realitas Asali Kehidupan Manusia

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru dapat dikategorikan mampu menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dan media video animasi

Bedakan apakah hipertensi emergensi atau urgensi dengan menilai adanya kerusakan organ target, telusuri riwayat penyakit sebelumnya, adakah hipertensi serta pengobatannya,

Analisa pemilihan skim pembiayaan pembangunan kapal dengan metode Fuzzy MCDM dapat digunakan untuk memecahkan persoalan keputusan dalam struktur informasi yang

Sesuai dengan yang sudah diperkirakan bahwa memang lahan dengan mulsa plastik hitam perak menunjukkan pertumbuhan awal buncis tegak yang baik karena

bahwa sehubungan dengan penataan organisasi perangkat daerah Pemerintah Kota Mojokerto berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi

Menurut penelitian Kusnadi (2006) menyebutkan, kebijakan atau model pembangunan yang bersifat terpadu merupakan pilihan ideal untuk membangun wilayah atau kawasan pesisir

2014 Kandungan Flavonoid dan Aktivitas Antiokasidan Total Ekstrak Etanol Daun Kayu Kapur (Melaolepsis Multiglandulosa Reinch F). Pedoman Penulisan Skripsi dan

Penelitian ini terdiri dari dua percobaan yaitu 1) Iradiasi sinar gamma pada kalus embriogenik jeruk keprok SoE untuk mendapatkan nilai LD 50. 2) Seleksi untuk mendapatkan