• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANCHORING AND ADJUSTMENT, REPRESENTATIVENESS, AVAILABILITY, DAN AFFECT DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI SAHAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANCHORING AND ADJUSTMENT, REPRESENTATIVENESS, AVAILABILITY, DAN AFFECT DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI SAHAM"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

i

ANCHORING AND ADJUSTMENT, REPRESENTATIVENESS, AVAILABILITY, DAN AFFECT DALAM PENGAMBILAN

KEPUTUSAN INVESTASI SAHAM

Oleh :

Muhammad Anjar Setyabudi 212013086

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian Dari

Persyaratan – Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS PROGRAM STUDI : MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA 2017

(2)

ii

(3)

iii

(4)

iv

(5)

v

(6)

vi

MOTTO

“Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.”

(Q.S. Al-Insyirah: 5-6)

“Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah melainkan orang-orang yang kufur (terhadap karunia Allah).”

(Q.S. Yusuf: 87)

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kadar kesanggupannya.”

(Q.S. Al-Baqarah: 286)

(7)

vii

ABSTRACT

Stock investment decision making requires good knowledge and management to be a profitable investment, but investors are sometimes irrational in decision making and tend to rely on information they have. The purpose of this study to determine whether there is tendency anchoring and adjustment, representativeness, availability, and affect in making stock investment decisions. This study used primary data by distributing questionnaires, the population is students who are members of the Satya Wacana Christian University’s Investor Club and students who attend the capital market training class. The sample used is 51 students. The analysis technique used is descriptive statistics and multiple regression analysis. The result of the research representativeness have positive significant impacts on stock investment decision making, while anchoring and adjustment, availability, and affect has no significant in this research. This research is useful as an input, especially for students as potential investors in the future to be more careful so as not to get stuck biased and further improve the understanding and not too quickly draw conclusions based on limited information.

Keywords: anchoring and adjustment,representativeness,availability, affect, stock investment decision

(8)

viii

SARIPATI

Pengambilan keputusan investasi saham membutuhkan pengetahuan dan pengelolaan yang baik agar dapat menghasilkan investasi yang menguntungkan, tetapi investor terkadang tidak rasional dalam pengambilan keputusan dan cenderung mengandalkan informasi yang dipunyai. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah terdapat kecenderungan anchoring and adjustment, representativeness, availability, dan affect dalam pengambilan keputusan investasi saham. Penelitian ini menggunakan data primer dengan menyebarkan kuesioner, populasinya adalah mahasiswa yang tergabung dalam Investor Club Universitas Kristen Satya Wacana dan mahasiswa yang mengikuti kelas pelatihan pasar modal. Sampel yang digunakan adalah 51 orang mahasiswa. Teknik analisis yang digunakan yaitu statistik deskriptif dan analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan representativeness berpengaruh positif signifikan terhadap pengambilan keputusan investasi saham, sedangkan anchoring and adjustment, availability, dan affect tidak berpengaruh signifikan dalam dalam penelitian ini. Penelitian ini bermanfaat sebagai masukan khususnya bagi mahasiswa sebagai calon investor di masa yang akan datang supaya lebih berhati-hati sehingga tidak terjebak bias dan lebih meningkatkan pemahaman serta tidak terlalu cepat menarik kesimpulan berdasarkan informasi yang terbatas.

Kata kunci : anchoring and adjustment, representativeness, availability, affect , pengambilan keputusan investasi saham

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Investasi adalah suatu kegiatan penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukan kedalam aktiva produktif dalam periode waktu tertentu, dimana investor membeli sejumlah saham saat ini dengan harapan memperoleh keuntungan dari kenaikan harga saham atau sejumlah dividen dimasa yang akan datang, sebagai imbalan atas waktu dan risiko terkait investasi tersebut. Sedangkan investor dalam mengambil keputusan investasi sering tidak tepat, salah satunya disebabkan karena faktor bias kognitif dimana investor dalam mengambil keputusan investasi cenderung langsung mengandalkan jalan pintas karena keterbatasan informasi dan mengandalkan faktor perasaan sehingga tidak melakukan analisis lebih mendalam terhadap investasi saham yang akan dipilih.

Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk mengetahui apakah terdapat anchoring and adjustment, representativeness, availability, dan affect dalam pengambilan keputusan investasi. Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai perilaku mahasiswa sebagai calon investor di masa yang akan datang dalam pengambilan keputusan investasi saham cenderung lebih rasional atau terjebak bias.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih banyak kekurangan yang ditemukan, serta tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga peneliti membutuhkan kritik dan saran yang membangun guna untuk menyempurnakan tugas akhir ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

Salatiga, 1 Agustus 2017

Muhammad Anjar Setyabudi

(10)

x

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur kepada Allah SWT karena berkat kasih dan pertolongan-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu, memotivasi, serta mendukung dalam doa kepada penulis dalam proses penulisan tugas akhir ini. Dengan rasa kasih dan tulus penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih secara khusus kepada:

1. Keluarga tercinta, Ibu Maryani, Bapak Budi, dan Mas Fajar terima kasih untuk selalu memberikan kasih sayang, nasihat, mendukung dalam doa, motivasi dan menyemangati penulis selama masa kuliah terutama penulisan tugas akhir ini.

2. Prof. Supramono, SE., MBA, DBA selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan waktu, arahan dan bimbingan sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan baik.

3. Prof. Christantius Dwiatmadja, SE., ME, Ph.D., Selaku Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana sekaligus wali studi penulis.

4. Ibu Apriani Dorkas Rambu Atahau, SE., M.Com., PhD. Selaku wakil Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga dan yang memberikan arahan dan nasehat saat penulis menjadi bagian dari Korps Asisten Dosen.

5. Mahasiswa anggota Investor Club dan mahasiswa yang mengikuti kelas pelatihan pasar modal di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana yang telah bersedia meluangkan waktu untuk menjadi responden dalam penulisan tugas akhir ini.

6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis UKSW membekali penulis ilmu dan pengalaman yang sangat bermanfaat selama penulis menempuh pendidikan di

(11)

xi

UKSW. Staf dan Tata Usaha Fakultas Ekonomika dan Bisnis UKSW yang telah membantu penulis dalam hal administrasi.

7. Sahabat-sahabat terkasih Aldo, Christa, Diyanto, Steven, Rian, Gracia dan Naela telah menjadi teman seperjuangan di KSM dan kehidupan penulis.

8. Cherry, Katherine, Rahajeng, Jehuda, Yogi, Hendra, Julia, Yosafat dan Ramos Julian untuk arahan dan menjadi mentor yang baik selama di KSM dan proses studi penulis.

9. Sahabat antagonis penulis, Faizal, Farida, Irsyad, Nurul, Anung, Windy yang telah memberikan dukungan, doa dan semangat kepada penulis dalam proses penyelesaian tugas akhir.

10. Sri Wahyuni, Dina putri, Anindita, Sharoon, dan Suci yang telah bersama penulis berjuang dalam mengerjakan tugas akhir ini.

11. Kelompok Studi Manajemen FEB UKSW periode 2013/2014, 2014/2015 dan 2015/2016. Eka, Sinta, Maria, Gres, Fendy, David, Afan, Aqsa, Malik, Kevin, Andy, Bagus, Tiwi, Willy, Mayor, Fandi, Adi, Alpi, Silvi, Lala, Tere, Dian dan Angga terima kasih untuk perjuangan selama di KSM.

12. Pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah memberikan dukungan doa dan semangat kepada penulis.

Salatiga, 1 Agustus 2017 Penulis Muhammad Anjar Setyabudi

(12)

xii

DAFTAR ISI

COVER ... i

MOTTO ... vi

ABSTRACT ... vii

SARIPATI ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

UCAPAN TERIMA KASIH ...x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL DAN DAFTAR GAMBAR ... xiv

PENDAHULUAN ... 1

TELAAH PUSTAKA ... 4

Behavioral Finance ... 4

Keputusan Investasi Saham ... 4

Hubungan Anchoring and Adjustment dengan keputusan Investasi Saham ... 5

Hubungan Representativeness dengan keputusan Investasi Saham ... 6

Hubungan Availability dengan keputusan Investasi Saham ... 8

Hubungan Affect dengan keputusan Investasi Saham ... 9

Model penelitian ... 11

METODE PENELITIAN ... 12

Populasi dan Sampel ... 12

Teknik Pengumpulan Data ... 12

Instrumen Penelitian dan Definisi Operasional ... 13

Uji Validitas dan Reliabilitas ... 14

Teknik analisis ... 16

HASIL ... 17

(13)

xiii

Statistik Deskriptif ... 17

Uji Asumsi Klasik ... 20

Pengujian Kesesuaian Model dan Analisis Regresi ... 21

Uji Hipotesis ... 22

PEMBAHASAN ... 23

SIMPULAN DAN SARAN ... 25

Simpulan ... 25

Implikasi ... 25

Keterbatasaan dan Saran ... 26

DAFTAR PUSTAKA ... 27

LAMPIRAN 1 ... 30

KUESIONER PENELITIAN ... 30

LAMPIRAN 2 ... 36

TABEL STATISTIKA DESKRIPTIF ... 36

LAMPIRAN 3 ... 40

Tabel dan Scatterplot Uji Asumsi Klasik ... 40

Tabel Pengujian Kesesuaian model dan Analisis Regresi ... 41

(14)

xiv

DAFTAR TABEL DAN DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Model Penelitian………..11

Tabel 1 Definisi Operasional variabel………..13

Tabel 2 Uji Validitas dan Reabilitas……….15

Tabel 3 Karakteristik Responden……….17

Tabel 4 Deskripsi variabel dan korelasi………19

Tabel 5 Hasil Analisis………21

(15)

1

PENDAHULUAN

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) gencar membuka galeri investasi di berbagai Universitas melalui kerja sama dengan perguruan tinggi dan perusahaan sekuritas, sampai saat ini menurut data BEI terdapat 251 galeri investasi yang tersebar di seluruh Indonesia. Galeri investasi akan menjadi sarana untuk pengenalan mahasiswa di dunia pasar modal, sehingga dalam berinvestasi saham juga bisa menjadi salah satu pilihan investasi dengan persyaratan dan modal yang tidak terlalu besar. Semakin mudahnya berinvestasi, diharapkan dapat mendorong minat investasi saham pada mahasiswa sehingga di masa yang akan datang dapat menambah investor lokal di Indonesia. Mahasiswa sebagai bagian dari masyarakat terpelajar diharapkan dapat memiliki pengetahuan dan pemahaman yang baik dalam berinvestasi di pasar modal terutama saat bertransaksi saham. (Tribunnews.com, 2017).

Dalam berinvestasi saham, investor yang berlatar belakang mahasiswa juga dituntut untuk mempunyai pengetahuan dan pengalaman investasi yang memadai sehingga dapat membuat keputusan yang tepat pada saat berinvestasi saham.

Ratnadewi (2014) menjelaskan Investasi saham menjadikan kesempatan untuk mendapatkan return atau tingkat keuntungan yang lebih besar jika dibandingkan dengan instrumen investasi keuangan lainnya. Investasi saham memberikan keuntungan berupa capital gain dan deviden. Capital gain diperoleh jika investor menjual kembali saham dengan harga lebih tinggi dibandingkan pada saat membeli dan dividen akan diperoleh jika perusahaan memperoleh keuntungan. Supaya memperoleh dua keuntungan tersebut, tentu saja investor harus bijak dan cermat dalam memilih saham dengan kinerja baik.

Studi dalam konteks pasar saham dan bias perilaku menunjukkan bahwa keputusan investor sangat dipengaruhi oleh karakteristik perilaku. Nofsinger (2005) menyebutkan adanya kemungkinan faktor psikologi membuat investor berperilaku

(16)

2

tidak rasional yang dapat menyebabkan bias dalam bertransaksi saham. Salah satu bentuk bias yang dikenal luas dalam keuangan berbasis perilaku (behavioural finance) adalah heuristic, yang terjadi karena adanya keterbatasan kemampuan kognitif yang mengakibatkan seseorang akan menggunakan jalan pintas dalam mengolah informasi. Heuristic merupakan cara pintas dalam proses pengambilan keputusan yang tidak mempertimbangkan pengumpulan informasi menyeluruh dan melakukan analisis, meskipun heuristic dapat membantu dalam banyak situasi tetapi lebih cenderung sering menyebabkan keputusan yang bias, Tversky dan Kahneman (1974).

Shefrin (2007) membagi heuristic menjadi empat aspek. Pertama adalah anchoring dimana investor membuat perkiraan dengan apa yang sudah dikenal dan membuat penyesuaian untuk menggambarkan informasi yang baru sehingga tidak dapat membuat perbaikan yang cukup dan cenderung bias. Kedua, representativeness dimana investor membuat pertimbangan berdasarkan pada pemikiran stereotip atau analogi, dan menyebabkan keputusan investasi keliru sehingga bisa menyebabkan bias. Ketiga, availability dimana investor dalam mengambil keputusan berdasarkan pada informasi yang lebih tersedia, dan hal ini akan mengakibatkan penilaian yang cenderung bias. Aspek keempat adalah affect, yaitu kebanyakan investor mendasarkan keputusan mereka pada apa yang terasa benar bagi mereka secara emosional yang bersamaan dengan aspek heuristic lainnya sehingga dapat membawa para investor mengalami kecenderungan bias.

Penelitian mengenai keempat aspek heuristic dalam keputusan investasi saham tersebut sudah dilakukan oleh para peneliti dan dilakukan secara parsial seperti, Cen et al. (2013) yang menemukan anchoring and adjustment mengakibatkan investor cenderung menilai saham dengan terpaku dari harga beli sebelumnya. Irshad et al.

(2016) menemukan representativeness dapat mengakibatkan kurang tepatnya investor dalam menilai kinerja saham perusahaan, begitu pula dengan penelitian Boussaidi (2013) yang mengungkapkan investor percaya pada kinerja perusahaan di masa lalu

(17)

3

akan mencerminkan kinerja perusahaan dimasa depan. Barber et al. (2009) menemukan adanya availability bias dimana investor cenderung membeli saham yang menarik perhatian atau saham dalam berita, karena saham-saham tersebut mudah untuk diingat, Kliger dan Kudryastev (2010) menemukan availability menyebabkan investor memberatkan pada informasi yang tersedia dan mengabaikan informasi lain yang relevan terkait investasi. Hassan et al. (2013) mengungkapkan affect dimana perasaan dan emosi dapat membuat pengambilan keputusan investasi cenderung bias dan berpotensi mengalami kerugian. Ic et al. (2014) menemukan dimana affect dengan faktor mood investor sehingga dapat mempengaruhi pengambilan keputusan investasi, hasil penelitiannya menemukan bahwa affect berhubungan positif terhadap rasio transaksi saham.

Penelitian ini akan meneliti kembali aspek heuristic dalam pengambilan keputusan investasi saham, adapun kontribusi di dalam penelitian ini adalah: pertama, mengintegrasikan semua jenis heuristic yang sebelumnya diteliti secara parsial atau terpisah. Kedua, menggunakan basis data primer yang penelitian-penelitian sebelumnya lebih bertumpu pada data sekunder. Beranjak dari penelitian tersebut persoalan penelitian ini ingin mengetahui seberapa besar pengaruh anchoring and adjustment, representativeness, availability, dan affect dalam pengambilan keputusan investasi saham. Adapun objek penelitiannya adalah dengan hanya mahasiswa yang sudah mengetahui proses transaksi saham.

(18)

4

TELAAH PUSTAKA

Behavioral Finance

Hirschey dan Nofsinger (2008) dalam keputusan investasi seseorang sering berperilaku tidak rasional dalam membuat keputusan karena faktor kognitif error dan emotional yang lebih berperan, yaitu keputusan yang lebih didominasi oleh faktor psikologis akan mengarah pada hasil keputusan yang bias karena faktor rasa yang ada pada diri seseorang melebihi faktor rasional. Shefrin (2007) mengidentifikasi berbagai faktor psikologis dalam pengambilan keputusan investasi yang disebut sebagai fenomena psikologi ke dalam beberapa kategori, salah satunya yaitu bias yang didefinisikan sebagai kecenderungan membuat kesalahan. Salah satu sumber bias yang diungkapkan Nofsinger (2005) yaitu heuristics simplication, terjadi karena adanya keterbatasan kemampuan kognitif maka seseorang akan menggunakan jalan pintas dalam mengolah informasi.

Heuristic diperkenalkan oleh Tversky dan Kahneman (1974) yang menunjukkan bahwa individu cenderung menggunakan mental shortcuts atau kemudahan melalui jalan pintas dalam mengambil keputusan dibawah situasi yang tidak pasti. Heuristic mengubah situasi yang kompleks kedalam operasi kognitif yang sederhana. Dalam banyak kasus mental shortcuts mungkin terbukti membantu dalam menghadapi situasi yang kompleks dan tidak pasti, namun ada kemungkinan lebih besar bahwa hal ini menyababkan keputusan yang bias.

Keputusan Investasi Saham

Ratnadewi (2014) mendefinisikan keputusan investasi adalah menempatkan modal pada untuk satu atau beberapa aktiva yang dimiliki untuk jangka waktu yang panjang dengan harapan akan memperoleh keuntungan di masa yang akan datang. Aprilia et

(19)

5

al. (2016) mendefinisikan investasi saham sebagai kegiatan penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukan kedalam aktiva produktif dalam periode waktu tertentu yaitu seseorang membeli sejumlah saham saat ini dengan harapan memperoleh keuntungan dari kenaikan harga saham ataupun sejumlah deviden di masa yang akan datang, sebagai imbalan atas waktu dan resiko yang terkait dengan investasi tersebut.

Saham merupakan suatu surat berharga jangka panjang yang merupakan bukti kepemilikan suatu perusahaan dan dapat diperjual-belikan. Berinvestasi saham memang menjanjikan keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan instrumen investasi pasar modal yang lain jika dikelola dengan baik, tetapi dengan risiko yang tinggi pula jika tidak dikelola dengan baik.

Hubungan Anchoring and Adjustment dengan keputusan Investasi Saham

Ackert dan Deaves (2010) mendefinisikan Anchoring dan adjustment sebagai keadaan dimana seseorang memperkirakan sesuatu berdasarkan informasi yang pertama kali didapatkan. Pengambilan keputusan Anchoring terjadi ketika individu menggunakan sepotong informasi pertama untuk membuat penilaian berikutnya.

Anchoring menyebabkan individu menjadi overestimate terhadap keahlian dan pendapatnya sendiri, akan tetapi suatu hari keputusan yang dipilihnya bisa salah.

Khan et al. (2017) mendefinisikan Anchoring dan adjustment adalah kecenderungan seseorang untuk mengacu pada satu informasi tertentu sebagai dasar kemudian membuat penyesuaian terhadap apa yang sudah diperkirakan dalam pengambilan keputusan investasi. Pemikiran ini mungkin terjadi dikarenakan berasal dari berbagai sumber, seperti perhitungan, sebuah nilai yang diberikan, nilai saat ini atau rata-rata historis. Penggunaan estimasi dalam membuat keputusan keuangan mengakibatkan investor menyimpang dari norma-norma rasional. Anchoring dan adjustment dapat menyebabkan para investor untuk melakukan bias perilaku seperti berikut. Pertama, investor akan membuat perkiraan nilai pasar secara umum, dan cenderung memilih nilai yang sudah diperkirakan. Kedua, Anchoring tidak

(20)

6

memungkinkan investor untuk menyesuaikan diri dengan informasi terbaru, dan cenderung terus berpegang erat dengan perkiraan semula. Ketiga, tingkat return saat ini digunakan sebagai perkiraan untuk meramalkan kenaikan atau penurunan nilai saham di masa mendatang. Anchoring adalah bias yang sangat umum dan berlaku untuk banyak bidang keputusan keuangan dan pengambilan keputusan bisnis, sehingga investor dan praktisi manajemen harus sangat menyadari perilaku ini dan dampaknya

Cen et al. (2013) menemukan bahwa dalam memperkirakan keberhasilan masa depan perusahaan, para investor anchored terhadap rata-rata harga historis.

Johnson et al (2009) menemukan anchoring and adjustment berpengaruh terhadap perilaku investor pasar keuangan. Kaustia et al. (2008) menemukan efek dari anchoring secara signifikan berpengaruh terhadap estimasi return saham jangka panjang di dalam pasar modal. Penelitian Aziz dan Khan (2016), Khan et al. (2017) menemukan bahwa anchoring and adjustment berpengaruh positif signifikan pada pengambilan keputusan investasi investor di pasar modal Pakistan. Berdasarkan paparan di atas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1: anchoring and adjustment berpengaruh positif terhadap pengambilan keputusan investasi saham.

Hubungan Representativeness dengan keputusan Investasi Saham

Representativeness adalah keputusan yang mendasarkan kecenderungan investor membuat keputusan berdasarkan pengalaman sebelumnya yang dikenal sebagai pemikiran stereotype, Baker dan Nofsinger (2002). Ackert dan Deaves (2010) berpendapat jika perusahaan mengumumkan kenaikan laba secara berturut-turut, investor akan berasumsi laba akan terus naik dan menganggap perusahaan ini merupakan good company, jadi didalam benak investor tertanam bahwa good

(21)

7

company, good investment. Padahal dengan kondisi pasar yang tidak pasti pemikiran ini belum tentu mewakili suatu keadaan

Khan et al. (2017) mendefinisikan Representativeness sebagai kecenderungan seseorang memprediksi kinerja masa depan berdasarkan pengalaman masa lalu yang dianggap dapat mewakili atau menjadi acuan keputusan investasi. Ada dua interpretasi utama Representativeness bias yang berlaku terutama untuk investor individu: pertama, mengabaikan base rate dan kedua, mengabaikan sample size.

Mengabaikan Base rate mengacu kecenderungan investor untuk mengontekstualisasikan usaha dengan cara yang mudah dimengerti, ketika menilai tingkat kesehatan suatu perusahaan untuk berinvestasi. Namun, untuk mengambil keputusan investor cenderung mengabaikan faktor-faktor terkait lainnya yang dapat mempengaruhi nilai investasi. Alasan investor untuk mempercayai pemikiran stereotip tersebut adalah bahwa investor menganggap pemikiran ini sebagai alternatif analisis yang diperlukan untuk mengevaluasi investasi.

Mengabaikan sample size mengacu pada kecenderungan investor dalam mengambil kuputusan pada sampel yang tidak memadai data dalam menganalisis investasi tertentu. Investor tidak benar mempertimbangkan ukuran sampel yang kecil sebagai wakil dari populasi. Fenomena ini disebut hukum bilangan kecil atau bisa disebut the law of small number, dengan demikian mengabaikan base rate dan sample size dapat menyebabkan investor untuk membuat kesalahan dalam pengambilan keputusan investasi.

Subramaniam dan Velnampy (2017) mengungkapkan ketika investor tidak memberikan waktu untuk menganalisis investasi, investor cenderung membuat keputusan investasi dengan cepat berdasarkan pengalaman masa lalu, sehingga tidak melakukan analisis lebih mendalam. Penelitian Phung (2016) menemukan hubungan positif signifikan representativeness dalam pengambilan keputusan investasi di Vietnam, Irshad et al. (2016) menemukan pengaruh representativeness di pasar

(22)

8

modal Islamabad dimana investor menggunakan kinerja masa lalu sebagai wakil dari kinerja perusahaan dimasa yang akan datang seperti hanya mengguunakan salah satu faktor untuk memprediksi pertumbuhan kinerja perusahaan tanpa mempertimbangkan faktor lain sehingga terjebak representativeness, penelitian lainnya seperti Aziz dan Khan (2016), Khan et al. (2017), juga menemukan bahwa Representativeness berpengaruh signifikan dalam pengambilan keputusan investasi. Berdasarkan paparan di atas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H2: Representativeness berpengaruh positif terhadap pengambilan keputusan investasi saham

Hubungan Availability dengan keputusan Investasi Saham

Tversky dan Kahneman (1973) memperkenalkan availability heuristic di mana seseorang mengevaluasi probabilitas kejadian dengan ketersediaan, yaitu dengan kemudahan. Ketergantungan pada availability heuristic mengarah ke bias sistematis yang membuat orang berpikir bahwa apa yang ada di dalam pikiran mereka adalah yang paling yang benar meskipun dipengaruhi indikator pasar sekarang, hal ini berarti orang tidak selalu bertindak rasional dan juga tidak sepenuhnya memanfaatkan semua informasi yang tersedia bagi mereka. Availability merupakan kecenderungan untuk mengandalkan informasi yang sudah tersedia.

Menurut Tversky dan Kahneman (1974), orang mengandalkan kemudahan dengan pengalaman masa lalu atau informasi yang ada di pikiran untuk menilai probabilitas dari suatu peristiwa. Kuran (2007) mendefinisikan availability bias terjadi karena seseorang lebih yakin dan mempercayai informasi yang dirasa masuk akal dan sudah sangat sering di dengar di kalangan masyarakat tanpa mencari tahu informasi yang lain. Shefrin (2007) mendefinisikan Availability bias yaitu seseorang lebih mengandalkan informasi yang telah tersedia pada saat pengambilan keputusan dan tidak melakukan pencarian informasi ke banyak pihak, mendasarkan diri pada informasi yang telah tersedia, langsung menjatuhkan pilihan kepada pihak yang

(23)

9

dikenal. Aziz dan Khan (2016) mengungkapkan bahwa investor cenderung untuk mengandalkan kemudahan informasi yang tersedia dalam melakukan pengambilan keputusan investasi.

Bakar dan Yi (2016) menemukan availability bias berpengaruh signifikan terhadap pengambilan keputusan investasi di pasar modal Malaysia. Begitu pula dengan penelitian Subramaniam dan Velnampy (2017) yang menemukan pengaruh availability dalam pengambilan keputusan investasi di Sri Lanka dimana investor cenderung gagal dalam mencari informasi terkait investasi yang akan dipilih dan cenderung mengandalkan informasi yang tersedia seperti berdasarkan investasi yang menarik perhatian sehingga mengabaikan pencarian informasi investasi lain yang lebih menguntungkan. Khan et al. (2017) juga menemukan pengaruh signifikan availability bias dalam pengambilan keputusan investasi di Pakistan. Berdasarkan paparan di atas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H3: Availability berpengaruh positif terhadap pengambilan keputusan investasi saham.

Hubungan Affect dengan keputusan Investasi Saham

Affect sebagaimana didefinisikan Shefrin (2007) merupakan perasaan emosional.

Bahwa investor menggunakan perasaan untuk memilih investasi yang akan diambil, investor yang terpengaruh pada affect heuristic ini, keputusan yang diambil tidak hanya didasarkan pada analisis keputusan investasi saja, tetapi juga apakah keputusan yang mereka ambil itu terasa benar secara emosional. Lucey dan Dowling (2005) menemukan pengaruh perasaan pada keputusan investor yaitu, investor tampak membiarkan suasana hati mereka ikut berperan dalam pengambilan keputusan investasi. hal itu dapat mengakibatkan kesalahan jika investor membiarkan keadaan mood yang tidak relevan menjadi mempengaruhi penilaian mereka. Perasaan investor mempengaruhi keputusan investasi yang akan dilakukan seperti contohnya Investor

(24)

10

terkadang berinvestasi saham berdasarkan pada apakah mereka suka atau tidak suka terhadap suatu perusahaan.

Saunders (1993) meneliti hubungan affect antara efek mood dari cuaca dalam tingkat return saham. penemuanya efek negatif mood yang disebabkan cuaca buruk menghasilkan harga ekuitas yang lebih rendah sedangkan Efek mood positif dari cuaca baik atau cuaca yang cerah menghasilkan tingkat harga saham yang lebih tinggi, sinar matahari merupakan salah satu pengaruh cuaca yang paling signifikan terhadap suasana hati dan perilaku investor. Chang et al. (2010) juga menemukan hubungan signifikan antara pengaruh image perusahaan yang menjadi affect bias dengan pengambilan keputusan investasi saham pada investor. Au dan Vertinsky (2003) menemukan affect didalam keputusan investasi investor, dimana saat kondisi good mood investor lebih banyak mengalami kerugian dibandingkan saat sedang dalam kondisi bad mood atau netral. Good mood membuat keputusan investasi kurang optimal dalam pengambilan keputusan karena investor terlalu percaya diri dalam pengambilan keputusan.

Penerapan affect dalam pengambilan keputusan investor sudah dilakukan oleh MacGregor et al. (2000) yang menemukan bahwa investor tampak membuat keputusan berdasarkan affect yaitu penilaian saham yang dipengaruhi oleh apakah investor suka atau tidak suka terhadap suatu perusahaan, sedangkan Aspara dan Tikkanen (2010) menemukan pengaruh affect yang ditandai dengan pengaruh image positif perusahaan terhadap keputusan membeli atau mempertahankan sebuah saham.

Penelitian Shu (2010) menemukan pengaruh rata-rata harga saham dengan mood investor, harga aset meningkat ketika mood investor sedang dalam keadaan baik.

Berdasarkan paparan di atas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H4: Affect berpengaruh positif terhadap pengambilan keputusan investasi saham.

(25)

11 Model penelitian

Berdasarkan rumusan hipotesis diatas, dapat disimpulkan model yang menghubungkan anchoring and adjustment, representativeness, availability dan affect terhadap pengambilan keputusan investasi saham sebagai berikut:

Gambar 1 Model penelitian

(26)

12

METODE PENELITIAN

Populasi dan Sampel

Penelitian ini menggunakan pendekatan survei. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang tergabung dalam Investor Club (IC) dan mahasiswa yang mengikuti kelas pelatihan pasar modal di FEB UKSW yang saat dilakukan survei berjumlah 59 orang. Kuesioner final sejumlah 51 kuesioner dikarenakan ada 8 responden yang tidak hadir pada kelas pelatihan pasar modal. Responden perempuan yakni sebanyak 28 orang (54,9%) dan responden laki-laki berjumlah 23 orang (45,1%).

Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan melalui kuesioner untuk mengetahui pendapat atau persepsi responden yang menjawab pertanyaan-pertanyaan terkait dengan variabel- variabel yang diteliti (Supramono dan Utami 2004). Pengumpulan data dengan kuesioner dibagikan kepada mahasiswa yang menjadi anggota Investor Club (IC) FEB UKSW di kantor pada tanggal 14-15 Juni 2017, dan membagikan kuesioner penelitian pada mahasiswa yang mengikuti kelas pelatihan pasar modal pada tanggal 16 Juni 2017. Kuesioner terbagi dalam dua bagian, bagian pertama mahasiswa diminta untuk mengisi minat, pengetahuan, dan prioritas instrumen investasi pasar modal yang akan dilakukan lebih dahulu seandainya memiliki sejumlah dana, pada bagian ini responden diminta mengurutkan dari 5 instrumen investasi yang telah disediakan lalu disesuaikan dengan diri responden. Pada bagian kedua, responden diminta menjawab pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan variabel yang akan diteliti.

(27)

13 Instrumen Penelitian dan Definisi Operasional

Untuk mengukur apakah terdapat kecenderungan bias dalam pengambilan keputusan investasi saham, mahasiswa diminta untuk memposisikan diri sebagai seorang investor yang akan melakukan investasi saham. Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu keputusan investasi saham. Variabel independen yaitu Anchoring and adjustment, representativeness, availability dan affect. Pengukuran variabel- variabel dalam penelitian ini menggunakan skala interval mendekati 7 poin Likert.

Alternatif jawaban dengan pengukuran variabelnya diberikan poin 1 untuk jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) sampai pada diberikan poin 7 untuk jawaban Sangat Setuju (SS). Pengukuran indikator disajikan dalam tabel 1 berikut:

Tabel 1

Definisi Operasionalisasi Variabel

Variabel Definisi Indikator

Anchoring and Adjustment Khan et al. (2017)

Kecenderungan seseorang untuk mengacu pada satu informasi tertentu, kemudian membuat penyesuaian terhadap apa yang sudah diperkirakan untuk dasar pengambilan keputusan investasi.

1. Terpaku pada harga saham terbaru.

2. Menganggap prediksi yang dilakukan akurat karena kecukupan data.

3. Menetapkan standar angka pada informasi yang dimiliki.

4. Menetapkan batasan khusus berupa angka.

Representativeness Khan et al. (2017)

Kecenderungan seseorang memprediksi suatu investasi di masa depan berdasarkan pengalaman masa lalu yang dianggap dapat mewakili atau menjadi acuan keputusan investasi.

1. Informasi saham masa lalu dijadikan dasar.

2. Perusahan akan gulung tikar, karena banyak perusahaan sejenis gulung tikar.

3. Jumlah dan gaji karyawan besar serta laba tinggi mencerminkan prospek investasi sebuah perusahaan.

4. Percaya good company, good investment.

5. Kinerja keuangan perusahaan bagus, sahamnya pasti bagus pula.

6. Manajer yang kinerjanya baik pasti ketrampilanya baik pula.

Availability Aziz dan Khan

Kecenderungan untuk

mengandalkan informasi saham yang sudah tersedia dengan

1. Mengandalkan informasi yang dimiliki.

2. Berdasarkan informasi yang tersedia.

3. Berdasarkan informasi yang diingat.

(28)

14 Uji Validitas dan Reliabilitas

Instrumen penelitian ini telah diuji kevalidan dan reliabelnya. Suatu variabel dikatakan valid jika hubungan antara masing-masing indikator terhadap total skor konstruk menunjukan hasil yang signifikan. Dalam pengujian validitas digunakan kriteria skor r tabel > 0,230 yakni dengan degree of freedom (df)= 49 didapat dari (df)= n - 2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel. dan alpha (α)= 0,05 dimana suatu item dikatakan valid jika melebihi nilai r tabel. Sementara untuk uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan alpha crobanch. Suatu instrumen dikatakan reliabel jika nilai koefisien melebihi 0,60. Hasil pengujian validitas dan reabilitas ditampilkan pada tabel berikut:

(2016) kemudahan berdasarkan

pengalaman masa lalu serta informasi yang ada di pikiran dalam pengambilan keputusan investasi.

4. Tidak bersusah payah mencari informasi saham ke banyak pihak.

5. Menjatuhkan pilihan pada perusahaan yang diketahui saja.

Affect

Shefrin (2007)

Menggunakan perasaan dalam membuat pertimbangan.

Pengambilan keputusan investasi saham berdasarkan intuisi, suasana hati, dan perasaan suka atau tidak suka terhadap suatu perusahaan.

1. Lebih semangat bertransaksi saat cuaca cerah.

2. Suka tidak suka pada perusahaan.

3. Semangat bertransaksi saat good mood.

4. Menggunakan intuisi dalam mengambil keputusan

5. Keputusan berdasarkan image perusahaan.

Keputusan investasi Saham Aprilia et al.

(2016)

Memutuskan menempatkan dananya untuk berinvestasi di saham.

1. Memutuskan memilih saham daripada instrumen pasar modal lain.

2. Memutuskan memilih saham yang punya prospek bagus.

3. Mengharapkan saham mempunyai keuntungan tinggi.

4. Mengharapkan dividen tinggi.

5. Berharap harga saham terus meningkat.

(29)

15 Tabel 2

Uji Validitas dan Uji Reabilitas Variabel

Indikator

Empirik Validitas > 0,230 Reabilitas >0,60

Anchoring and adjustment ANC1 0,231 Valid 0,647 Reliabel

ANC2 0,615 Valid

ANC3 0,479 Valid

ANC4 0,410 Valid

Representativeness REP1 0,347 Valid 0,730 Reliabel

REP2 0,406 Valid

REP3 0,551 Valid

REP4 0,440 Valid

REP5 0,532 Valid

REP6 0,559 Valid

Availability AVA1 0,517 Valid 0,715 Reliabel

AVA2 0,610 Valid

AVA3 0,479 Valid

AVA4 0,608 Valid

AVA5 0,239 Valid

Affect AFF1 0,309 Valid 0,699 Reliabel

AFF2 0,533 Valid

AFF3 0,695 Valid

AFF4 0,441 Valid

AFF5 0,322 Valid

Keputusan Investasi Saham KIS1 0,335 Valid 0,645 Reliabel

KIS2 0,509 Valid

KIS3 0,558 Valid

KIS4 0,321 Valid

KIS5 0,315 Valid

Sumber: data primer diolah, 2017

Dari tabel 2 dapat diketahui bahwa setiap butir pertanyataan dari masing-masing variabel anchoring and adjustment, representativeness, availability, affect dan keputusan investasi saham valid karena r hitung > dari r tabel yaitu 0,230. Tabel diatas dapat dilihat bahwa keseluruhan variabel dikatakan reliabel karena memiliki nilai Cronbach alpha (a) lebih dari 0,60.

(30)

16 Teknik analisis

Penelitian ini perlu dilakukan analisis statistik deskriptif yang mencakup nilai minimum, maximum, mean, dan standard deviation untuk menggambarkan variabel- variabel yang diteliti serta mempertajam pembahasan dan analisis, Supramono dan Utami (2004). Selanjutnya untuk menentukan tingkatan skala dalam perhitungan mean dalam analisis deskriptif ini, maka digunakan rumus interval sebagai berikut :

I =

max − min k

Keterangan:

I : interval

Max : maksimum atau nilai jawaban tertinggi Min : minimum atau nilai jawaban terendah K : Klasifikasi yang hendak dibuat

Dalam penelitian ini akan ditetapkan sebanyak 7 klasifikasi, Dimana 1 untuk nilai terendah dan 7 untuk nilai tertinggi. sehingga diperoleh skala interval 0,86.

Setelah dilakukan uji validitas dan uji reliabilitias untuk menguji kehandalan atau kevalidan yang digunakan dalam penelitian, selanjutnya menggunakan statistik deskriptif dan analisis regresi berganda digunakan untuk menganalisis data lalu melakukan pengujian hipotesis. Model regresi yang digunakan pada penelitian ini adalah:

KIS= β0 + β1ANC+ β 2REP+ β 3AVA+ β 4AFF+ ε (1)

Dimana: KIS = keputusan investasi saham β0 = konstanta

β = koefisien regresi

ANC = variabel anchoring and adjustment REP = variabel representativeness AVA = variabel availability AFF = variabel affect ε = error term

(31)

17

HASIL

Statistik Deskriptif

Dibawah ini merupakan urutan investasi yang diisi sesuai dengan diri responden yaitu berupa minat, pengetahuan, dan prioritas investasi di pasar modal seandainya memiliki sejumlah dana. Peneliti memberikan 5 jenis investasi di pasar modal yaitu saham, deposito, obligasi, reksadana, dan sukuk. Dan hasilnya sebagai berikut:

Tabel 3

Urutan Minat, Pengetahuan, Prioritas Investasi di Pasar Modal Keterangan

Minat Investasi Pengetahuan Investasi Prioritas Investasi Jumlah

Persentase

(%) Jumlah

Persentase

(%) Jumlah

Persentase (%) A. Saham

Urutan 1 37 72.5 38 74,5 42 82,4

Urutan 2 11 21,6 8 15,7 7 13,7

Urutan 3 3 5,9 3 5,9 2 3,9

Urutan 4 0 0 2 3,9 0 0

Urutan 5 0 0 0 0 0 0

B. Deposito

Urutan 1 6 11,8 7 13,7 6 11,8

Urutan 2 4 7,8 14 27,5 8 15,7

Urutan 3 25 49 14 27,5 19 37,3

Urutan 4 8 15,7 14 27,5 11 21,6

Urutan 5 8 15.7 2 3,9 7 13,7

C. Obligasi

Urutan 1 0 0 1 2 0 0

Urutan 2 6 11,8 10 19,6 4 7,8

Urutan 3 6 11,8 13 25,5 11 21,6

Urutan 4 32 62,7 20 39,2 33 64,7

Urutan 5 7 13,7 7 13,7 3 5,9

D. Reksadana

Urutan 1 8 15,7 5 9,8 3 5,9

Urutan 2 29 56,9 19 37,3 32 62,7

(32)

18

Urutan 3 10 19,6 18 35,3 11 21,6

Urutan 4 4 7,8 9 17,6 5 9,8

Urutan 5 0 0 0 0 0 0

E. Sukuk

Urutan 1 0 0 0 0 0 0

Urutan 2 1 2 0 0 0 0

Urutan 3 7 13,7 3 5,9 8 15,7

Urutan 4 7 13,7 6 11,8 2 3,9

Urutan 5 36 70,6 42 82,4 41 80,4

Sumber: Data primer, 2017 Keterangan:

*) urutan 1 paling sesuai sampai urutan 5 yang paling tidak sesuai dengan diri responden.

*) jumlah responden 51 orang

Berdasarkan Tabel 3 dengan jumlah 51 responden, dapat dilihat bahwa sebagian besar responden baik minat, pengetahuan, dan prioritas investasi di pasar modal jika memiliki sejumlah dana memilih saham sebagai urutan pertama masing- masing dengan persentase 72,5% untuk minat, 74,5% untuk pengetahuan, dan prioritas sebesar 82,4% dan tidak ada responden yang menempatkan saham diurutan terakhir. Instrumen Deposito, Obligasi, Reksadana cukup tersebar merata di setiap urutan pilihan investasi yang disediakan. Dalam penelitian ini sukuk kurang diketahui, diminati dan diprioritaskan, hal ini ditandai dengan sebagian besar responden menempatkannya diurutan kelima dan tidak ada responden yang menempatkan sukuk diurutan pertama.

Untuk menganalisis data berdasarkan atas kecenderungan jawaban yang diperoleh dari partisipan terhadap masing-masing variabel dan hubungan antar variabel, maka akan disajikan hasil jawaban partisipan dalam bentuk diskriptif dan uji korelasi berikut ini:

(33)

19 Tabel 4

Diskripsi Variabel dan Korelasi

No Variabel Rata-

Rata St

Dev 1 2 3 4

1 Anchoring and

adjustment 5,48 1,221

2 Representativeness 5,38 1,253 0,376**

3 Availability 5,13 1,391 0.037 0,426**

4 Affect 4,70 1,399 0,234* 0.205 0.188

5 Keputusan

Investasi Saham 5,80 1,153 0.199 0,458** 0,147 0,147 Sumber: data primer diolah, 2017

Keterangan:. *Klasifikasi statistik deskriptif: 1-1,86 (Sangat rendah); 1,87-2,72 (Rendah); 2,73-3,58 (Cukup rendah); 3,59-4,44 (Sedang); 4,45-5,3 (Cukup tinggi);

5,31-6,16 (Tinggi); 6,17-7 (Sangat tinggi).

*klasifikasi nilai korelasi: 0,00-0,199 (sangat rendah); 0,20-0,399 (rendah); 0,40- 0,599(cukup kuat); 0,60-0,799(kuat); 0,80-1,000(sangat kuat). Tanda (**) menunjukan signifikan pada α=1% sedangkan tanda (*) signifikan pada α=5%.

Berdasarkan Tabel 4, menunjukkan bahwa rata-rata keseluruhan jawaban responden dari variabel Anchoring and adjustment dan Representativeness mengenai keputusan investasi saham sebesar 5,48 dan 5,38 yang menunjukkan tingkat Anchoring and adjustment dan Representativeness tinggi. Rata-rata keseluruhan dari indikator variabel availability dan Affect sebesar 5,13 dan 4,70 yang menunjukkan bahwa jawaban responden mengenai availability dan Affect dalam pengambilan keputusan investasi cukup tinggi.

Uji korelasi pada Tabel 4 menunjukkan hubungan pengambilan keputusan saham terhadap pada variabel representativeness sebesar 0,458 signifikan pada α= 1%, sehingga korelasi antara representativeness terhadap pengambilan keputusan

(34)

20

investasi saham positif dan dikategorikan cukup kuat. Sedangkan variabel anchoring and adjustment, availability, dan affect masing-masing mempunyai nilai 0,199;

0,147 dan 0,147, nilai ini menunjukan korelasi positif meskipun nilainya sangat rendah antara anchoring and adjustment, availability, dan affect dengan pengambilan keputusan investasi saham.

Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi normalitas pada Lampiran 3, Pengujian dilakukan dengan menggunakan Uji Kolmogorov Smirnov terhadap nilai residual model regresi. Nilai signifkansi Kolmogorov Smirnov juga menunjukkan lebih besar dari alpha 0,05 yaitu 0,968. Hal ini memperkuat sudah adanya distribusi normal. Pengujian multikolinearitas Lampiran 3 dilakukan dengan menggunakan nilai VIF. Pengujian multikolinieritas dilakukan pada model regresi. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa semua variabel bebas mempunyai nilai Varian Inflation Factor (VIF) yang berada jauh di bawah angka 10 sehingga dapat dikatakan semua konsep pengukur variabel-variabel yang digunakan tidak mengandung masalah multikolinieritas.

Pengujian heteroskedastisitas Lampiran 3 dilakukan dengan menggunakan Uji Scatterplot antar nilai prediksi yang distandarisasi (ZPRED) dengan nilai residual yang distandarisasi (SRESID). Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara variabel bebas dengan nilai residual. Jika titik-titik menyebar secara acak, baik di bagian atas angka nol atau dibawah angka nol dari sumbu vertikal atau sumbu Y, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengandung adanya gejala heteroskedastisitas. Hasil uji Scatterplot mendukung bahwa tidak adanya masalah heteroskedastisitas di dalam model regresi.

(35)

21

Pengujian Kesesuaian Model dan Analisis Regresi

Berdasarkan pengujian yang ditampilkan pada Tabel 5, Koefisien korelasi (R=

0,465) menunjukkan korelasi linear yang cukup tinggi antara variabel dependen dan independen. Secara simultan variabel anchoring and adjustment, representativeness, availability, dan affect berpengaruh terhadap pengambilan keputusan investasi saham, hal ini dapat dilihat dari uji F yang memiliki F sebesar 3,181 dengan tingkat signifikansi 0,022 dibawah alpha 0,05. Besarnya koefisien determinasi sebesar 0,217 yang berarti variasi pengambilan keputusan investasi saham dipengaruhi Anchoring and adjustment, representativeness, availability dan affect sebesar 21,7%. Sedangkan lainnya yaitu (100%-21,7%= 78,3%) dijelaskan faktor lain diluar model.

Tabel 5 Hasil Analisis

Unstandardized Coefficient

Standardized Coefficient

t Sig.

B Std. Err Beta

(Constant) 3,522 0,873 4,033 0,000

ANC 0,010 0,128 0,011 0,074 0,941

REP 0,420 0,141 0,470 2,982 0,005

AVA -0,050 0,114 -0,065 -0,440 0,662

AFF 0,047 0.107 0,060 0,439 0,663

R 0,465

𝑅2 0,217

𝑅2adjusted 0,149

F 3,181

Sig. F 0,022

Sumber: data primer diolah, 2017

(36)

22

Persamaan untuk model regresi berganda variabel anchoring and adjustment, representativeness, availability, dan affect terhadap pengambilan keputusan investasi saham (KIS) sebagai berikut :

KIS= 3,522+0,010ANC + 0,420 REP - 0,050AVA + 0,047AFF + ε (2) Uji Hipotesis

Variabel anchoring and adjustment mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,941 dan menunjukkan lebih besar dari nilai alpha sebesar 0,05, dengan demikian anchoring and adjustment tidak berpengaruh signifikan terhadap pengambilan keputusan investasi saham dan hipotesis pertama tidak didukung. Variabel representativeness mempunyai nilai signifikansi 0,005 dan signifikan dibawah alpha sebesar 0,05, dengan demikian hipotesis kedua diterima, bahwa representativeness berpengaruh signifikan dengan arah positif terhadap pengambilan keputusan investasi saham.

Availability memiliki nilai signifikansi diatas alpha 0,05 yaitu 0,662, dengan demikian availability tidak berpengaruh positif signifikan terhadap pengambilan keputusan investasi saham dan hipotesis ketiga tidak didukung. Affect memiliki nilai nilai signifikansi sebesar 0,663 dan berada diatas nilai alfa 0,05 dengan demikian hipotesis keempat juga tidak didukung, dan variabel affect tidak berpengaruh signifikan terhadap pegambilan keputusan investasi saham.

(37)

23

PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan hasil yang positif dan signifikan antara representativeness dengan pengambilan keputusan investasi saham. Investor yang mengalami representativeness bias cenderung membuat keputusan berdasarkan informasi data historis sebelumnya dan didukung dengan penelitian Irshad et al.

(2016) ketika menilai baik atau tidak suatu investasi saham, investor cenderung mengambil keputusan dengan cara yang mudah dimengerti seperti mengambil keputusan berdasarkan informasi historis dan mengabaikan faktor-faktor lainnya yang mungkin mempengaruhi suatu nilai investasi, seperti investor menganggap perusahaan yang memiliki kinerja keuangan bagus pasti harga sahamnya bagus pula dan menganggap good company sebagai good investment. Hal ini juga dapat menyebabkan investor kurang optimal dalam melakukan pengambilan keputusan investasi.

Hasil penelitian antara anchoring and adjustment tidak menunjukkan hubungan yang signifikan dengan pengambilan keputusan investasi saham, hasil penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian Subramaniam dan Velnamphy (2017) yang menemukan bahwa anchoring and adjustment tidak berpengaruh signifikan terhadap pengambilan keputusan investasi saham, dimana investor tidak hanya memperkirakan nilai suatu saham berdasarkan harga terbaru atau hanya terpaku pada nilai awal yang diberikan. Hasil penelitian juga tidak menunjukkan hubungan yang signifikan antara availability dengan pengambilan keputusan investasi saham dan mempunyai kesamaan dengan penemuan Phung (2016) dimana availability tidak berpengaruh signifikan pada investor individu dimana investor tidak hanya mengandalkan informasi yang lebih tersedia saja. Affect atau perasaan emosional juga tidak menunjukkan hubungan yang signifikan dengan keputusan investasi saham di dalam penelitian ini, tetapi sejalan dengan penelitian Berniz (2015) yang menemukan affect dimana faktor mood investor tidak signifikan terhadap return

(38)

24

harga saham pada Bursa Efek Indonesia, faktor affect tidak signifikan diduga karena perasaan emosional seseorang mempunyai banyak jenis sehingga terjadi perbedaan pendapat antara investor satu dengan yang lain.

Adapun variabel anchoring and adjustment, availability, dan affect tidak signifikan dalam penelitian ini dan kurang sesuai dengan hipotesis peneliti diduga karena objek di dalam penelitian ini hanya sekedar mahasiswa yang mengerti proses transaksi saham dan hanya mendapat gambaran mengenai variabel yang diteliti, sehingga dimungkinkan kurang cermat dan kurang optimal di dalam melakukan pengisian kuesioner penelitian, tetapi juga diduga keputusan yang diambil bisa rasional, dikarenakan ketiga variabel tersebut tidak signifikan .

(39)

25

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hanya representativeness bias yang berpengaruh positif signifikan terhadap pengambilan keputusan investasi saham sedangkan variabel anchoring and adjustment, availability, dan affect berpengaruh tetapi tidak signifikan. Investor yang mengalami representativeness bias, bisa salah dalam mengambil keputusan investasi karena investor bisa memilih saham yang tidak mendatangkan return yang tinggi.

Implikasi

Dari hasil penelitian yang didapat, penelitian ini sejalan dengan penelitian Aziz dan Khan (2016), Subramaniam dan Velnampy (2017), serta Irshad et al. (2016) yang menemukan pengaruh positif signifikan representativeness dalam pengambilan keputusan investasi. Penelitian ini memberikan referensi mengenai representativeness bias dalam pengambilan keputusan investasi saham dengan basis data primer, karena penelitian-penelitian sebelumnya lebih bertumpu dengan data sekunder. Investor yang cenderung terkena representativeness bias bisa saja salah dalam mengambil keputusan investasi saham, mereka mendasarkan keputusan investasi mereka pada data yang tidak mencerminkan prospek sebuah saham sehingga dapat mengakibatkan memilih saham yang tidak mendatangkan return yang tinggi. Diharapkan investor melakukan analisis lebih dalam sebelum melakukan pengambilan keputusan investasi dengan cara tidak hanya mengandalkan data-data historis perusahaan saja tetapi mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya agar relevan dan optimal.

(40)

26 Keterbatasaan dan Saran

Setiap penelitian tidak terlepas dari adanya keterbatasan, demikian juga dengan penelitian ini. Disisi lain keterbatasan akan membuka peluang terjadinya agenda penelitian dimasa datang. Keterbatasan Penelitian ini adalah objek masih berupa mahasiswa yang sekedar mengetahui proses transaksi saham, sehingga sejumlah mahasiswa hanya mendapat gambaran dan diduga ada yang belum memahami dengan benar mengenai investasi saham dan variabel yang diteliti sehingga diduga dapat menyebabkan kurang optimal dan cermat dalam melakukan pengisian kuesioner, pada penelitian mendatang diharapkan untuk menggunakan objek investor yang memang sudah berpengalaman dalam bertransaksi saham, sehingga memahami dengan benar mengenai investasi saham agar mendapatkan hasil yang lebih optimal dan lebih representatif.

(41)

27

DAFTAR PUSTAKA

Ackert, L. F., dan R. Deaves. 2010. Behavioral Finance Psychology, Decision Making, and Markets. Mason. South-Western, Cengage Learning.

Aprilia, A. A., S. R. Handayani, dan R. R. Hidayat. 2016. Analisis keputusan investasi berdasarkan penilaian harga saham “studi menggunakan analisis fundamental dengan pendekatan price earning ratio (PER) pada sektor pertambangan yang listing di BEI periode 2012-2014”. Jurnal Administrasi Bisnis. Vol. 32 No.1: 58-65.

Aspara, J., dan H. Tikkanen. 2011. Individual’s affect based motivations to invest in stock: beyond expected financial returns and risks. Journal of Behavioural Finance. Vol.12 No.2: 78-89.

Au, K., dan I. Vertinsky. 2003. Mood in foreign exchange trading: cognitive processes and performance. Journal Organizational Behavior and Human Decision Processes. Vol.91 No.2: 322-338.

Aziz, B., dan M. A. Khan. 2016. Behavioral factors influencing individual investor’s investment decision and performance, evidence from Pakistan stock exchange.

International journal of Research in Finance and Marketing. Vol.6 No.7:74-86.

Bakar, S., dan A. N. C. Yi. 2016. The impact of psychological factors on investors decision making in Malaysian stock market: a case of klang valley and Pahang.

Procedia Economic and Finance. Vol. 35 No.1: 319-328.

Baker, K. H., dan J. R. Nofsinger. 2002. Psychological biases of investors. Financial services review. Vol.11 No.1:97-116.

Barber, B. M., T. Odean, dan N. Zhu. 2009. Systematic noise. Journal of Financial Markets. Vol. 12 No.4: 547-569.

Berniz, Y. M. 2015. Analisis pengaruh cuaca terhadap harga saham pada Bursa Efek Indonesia. Performance. Vol.22 No.2: 75-80.

Boussadi, R. 2013. Representativeness heuristic, investors sentiment and overreaction to accounting earning:the case of the Tunisian stock market. Social and Behavioral Finance.Vol.81: 9-21.

(42)

28

Cen, L., G. Hilary, dan K. C. Wei. 2013. The role of anchoring bias in theequity market: Evidence from analysts' earnings forecasts and stock returns. Journal of Financial and Quantitative Analysis. Vol. 48 No.1: 47-76.

Chang, C. J., H. J. Su, dan S. C. Chuang. 2010. The effect of corporate image as an affect heuristic on investor’ decision making. Asia Pasific Management Riview.

Vol.15 No.3: 453-476.

Hassan, E. U., F. Shahzeb, M. Shaheen, Q. Abbas, Z. Hameed, dan A. I. Hunjra.

2013. Impact of affect heuristic, fear and anger on decision making of individual investors: a conceptual study. World Applied Science Journal.Vol.23 No.4: 510-514.

Hirschey, D., dan J. Nofsinger. 2008. Investments: Analysis and Behavior. Boston:

Mc-Graw-Hill, Irwin.

Ic, S, M. B. Kahyaoglu, dan D. Odabas. 2014. The effect of weather on investor behavior: a study on individual behavior Tourkish stock market investors.

Journal of Business, Economics and Finance. Vol.3 No.2: 191-206.

Irshad, S., W. Badshah, dan U. Hakam. 2016. Effect of representativeness bias on investment decision making. Management and Administrative Science Riview.

Vol.5 No.1: 26-30.

Johnson, J. E. V., A. Schnytzer, dan S. Liu. 2009. To what extent do investors in a financial market anchor their judgments excessively? Evidence from the Hong Kong horserace betting market. Journal of Behavioral Decision Making. Vol.22 No.4: 410-434.

Kaustia, M., E. Alho, dan V. Puttonen. 2008. How much does expertise reducebehavioral biases? The case of anchoring effects in stock return estimates. Financial Management. Vol.37 No.3: 391-412.

Khan, H. H., I. Naz, F. Qureshi, dan A. Ghafoor. 2017. Heuristic and stock buying decision: Evidence from Malaysian and Pakistani stock market. Borsa Istanbul Riview. No: 1-14.

Kliger, D., dan A. Kundryavtsev. 2010. The availability heuristic and investor reaction to company- specific events. Journal of Behavioral Finance. Vol.11 No.1: 50-65.

Kuran, T., dan C. R. Sunstein 2007. Availability cascades and risk regulation.

Stanford Law Riview. Vol.51 No.4: 683-768.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukan bahwa media sosial memiliki peran sebagai sarana pendidikan politik digital bagi warga negara sekalipun masih dalam tahap eksplorasi

Bahan Kimia Pengawalan Rapi Perubatan, Keselamatan dan Kesihatan Pekerjaan (Penggunaan dan Piawaian Pendedahan Bahan Kimia Berbahaya kepada Kesihatan) Peraturan 2000: Jadual 2.

Mintorogo Karanganyar Demak secara parsial; (2) untuk menguji pengaruh modal sendiri dan modal pinjaman terhadap tingkat rentabilitas yang diperoleh KUD2. Jenis data

Whoever wants to prepare print data for different printing standards, I recommend pure CMYK- PDF/X- 1 a data as the base format and color transformation with carefully

Kota Mojokerto memiliki keterpaduan program berdasarkan entitas Kabupaten/Kota, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :. APBD KAB / KOTA BUMD

Dari hasil penelitian Implementasi Nilai Tabligh dalam Meningkatkan Kinerja Tenaga Pengajar di Madrasah Aliyah Negeri Mojokerto dapat disimpulkan bahwa pengajar yang telah

Penyusunan Skripsi dengan judul “Analisis Perbandingan Deteksi Tepi Roberts dan Canny Pada Citra Wajah Berdasarkan Usia Dan Klasifikasi SVM” merupakan salah satu syarat

Based on the results of the research and discussion that refers to the research objectives, it can be concluded that the factors related to the implementation of exclusive