PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN PREDICT- OBSERVE-EXPLAIN (POE) TERHADAP HASIL
BELAJAR BIOLOGI SISWA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 16
KABUPATEN TEBO
SKRIPSI
Oleh:
RINA LESTARI NIM. TB.140507
PRODI TADRIS BIOLOGI
FAKULTASTARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2018
PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN PREDICT- OBSERVE-EXPLAIN (POE) TERHADAP HASIL
BELAJAR BIOLOGI SISWA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 16
KABUPATEN TEBO
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Oleh:
RINA LESTARI NIM. TB.140507
PRODI TADRIS BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2018
PERSEMBAHAN
Dengan keridhoan Allah SWT atas nikmat dan karunia-Nya sehingga peneliti mampu menyelesaikan sebuah karya sederhana ini dan tak lupa pula shalawat dan salam kepada Rasulullah SAW, skripsi ini ku persembahkan kepada orang yang sangat ku sayang.
Kedua orang tua tercintaAyahanda dan Ibunda banyak berjasa dan berkorban dengan ketulusan hati dalam mendidik, membina, dan membimbing saya sehingga dapat menempuh sekaligus menyelesaikan masa studi di Jurusan Pendidikan Biologi di UIN STS Jambi.
Keluarga besarku para teman dan sahabat-sahabatku seperjuangan di jurusan pendidikan Bioogi angkatan 2014 yang selalu memberikan motivasiuntuk selalu bersemangat dalam menggapai cita-cita.
Terima kasih pula kepada Ketua Jurusan Pendidikan Biologi dan dosen yang telah mengajari saya dengan penuh keikhlasan dan hati yang tulus terutama dosen pembimbingyang sudah membimbing saya dengan penuh kasih dari awal penulisansampai selesai Skripsi ini.
Dan semua pihak yang telah membantu dalam pengerjaan skripsi ini, saya ucapkan terima kasih.
Semoga Allah membalas kebaikan kita dengan berlipat ganda.
MOTTO
(٦) ا ًرْسُي ِرْسُعْلا َعَم نِإ (٧) ْبَصواَف َتْغ َرَف اَذِإَف (٨) بَغ ْراَف َكِّب َر ىَلِإ َو (٦-٨:حرشلا)
Artinya : Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.Maka apabila engkau telahselesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain), dan hanya kepadaTuhanmulah engkau berharap.(Q.S. Al-Insyirah:6-8)
KATA PENGANTAR ِمْي ِح رلا ِهمْح رلا ِ ّاللّ ِمْسِب
Alhamdulillahirobbil „alamin, segala puji dan rasa syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT, pencipta alam semesta dan seisinya, maha pemberi dengan segala rahmat kepada umat manusia dan penulis, sehingga penulis diberi kesehatan serta kejernihan dalam berfikir, ketenangan dalam berbuat dalam menyelesaikan skripsi dengan judul “PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA DI SMA NEGERI 16 KABUPATEN TEBO”. Shalawat serta salam senantiasa penulis sampaikan kepada sosok manusia mulia yang telah Allah SWT janjikan syurga untuknya, dialah Rasulullah SAW. Begitu pula kepada keluarga, sahabat serta para umatnya yang senantiasa setia melaksanakan sunnahnya serta tiada lelah memikul beban dakwah.
Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada jenjang pendidikan Strata Satu Program Studi Pendidikan Biologi UIN STS Jambi.
Selama penyusunan dan penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapat motivasi, bantuan, dukungan, dan masukan baik berupa ide ataupun saran dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr. Hadri Hasan, MA sebagai Rektor UIN STS Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Bapak Dr. H. Su‟adi, MA, Ph.D, Bapak Dr. Marwazi, M.Ag, dan Dr. Hj. Fadhillah, M. Pd, Wakil Rektor I, II, dan III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Ibu Dr. Hj. Armida, M.Pd.I sebagai Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
4. Ibu Reny Safita, M.Pd dan Bapak Fery Kurniawan, M.Si sebagaiKetua Jurusan dan Sekretasis Jurusan Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
ABSTRAK
Nama Jurusan Judul
: : :
Rina Lestari
Pendidikan Biologi
Pengaruh Strategi Predict-Observe-Explain (POE) Terhadap Hasil Belajar Siswa Biologi Di SMA N 16 Kabupaten Tebo.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada Pengaruh Strategi Predict-Observe- Explain (POE) Terhadap Hasil Belajar siswa khusunya Pada Mata Biologi di SMA N 16 Kabupaten Tebo. Metode Penelitian ini metode kuasi eksperimen dan pendekatan kuantitatif.
Dengan menggunakan desain posttest only control group design. Teknik sampling yang dilakukan dalam penelitian ini cluster random sampling Teknik pengumpulan data dilakukan dengan tes hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan hasil uji Phi yang dilakukan memperoleh hasil bahwa nilai thitung lebih besar dari ttabel (baik pada taraf signifikasi 5%, maupun dari taraf 1% artinya 0,284<0,436>0,368, maka Ha (hipotesis alternative) diterima artinya terdapat pengaruh strategi POE terhadap Hasil Belajar Siswa kelas X di SMA N 16 Kabupaten Tebo. Sehingga dapat di simpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan strategi pembelajaran predict-observe-explain (POE) terhadap hasil belajar pada siswa kelas X IPA 1 di SMA Negeri 16 Kabupaten Tebo.
.
Kata Kunci:Strategi Predict-Observe-Explain (POE) dan Hasil Belajar Siswa
ABSTRACT
Name :Rina Lestari
Department : Biology Education
Title :Effect of Strategy Predict-Observe Explain (POE) on Learning Outcomes in 16 Nebo District N SMA on Ecosystem Material
The purpose of this study was to determine whether there was an effect of the strategy of Predict- Observe-Explain (POE) on student learning outcomes especially in the eyes of biology in SMA N 16 Tebo Regency. This research method is a quasi-experimental method and a quantitative approach. by using the posttest only control group design. The sampling technique used in this study is cluster random sampling. Data collection techniques are done by testing student learning outcomes. Based on the results of calculations using the Phi test results carried out obtained results that the tcount is greater than t table (both at the 5% significance level, or from the level of 1% means 0.284 <0.436> 0.368, then Ha (alternative hypothesis) is accepted means that there is influence the POE strategy towards the Learning Outcomes of Grade X students in Tebo District N 16 SMA So that it can be concluded that there is use of predictive observe-explain (POE) learning strategies on learning outcomes in class X IPA 1 students in Tebo District 16 High School.
.
Keywords: Strategy Predict-Observe Explain (POE) dan Student Learning Outcomes
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
NOTA DINAS ... ii
PERNYATAAN ORISINALITAS ... iv
PERSEMBAHAN ... v
MOTTO ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
ABSTRAK ... ix
ABSTRACT ... xi
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 5
C. Pembatasan Masalah ... 5
D. Rumusan Masalah ... 6
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 6
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA FIKIR, DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori ... 7
B. Studi Relavan ... 18
C. Kerangka Fikir ... 21
D. Hipotesis Penelitian ... 22
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 23
B. Metode dan Desain Penelitian ... 23
C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ... 24
D. Instrumen Penelitian ... 25
E. Teknis Analisis Data ... 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 36
B. Analisis Data ... 41
C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 45 BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ... 48 B. Saran ... 48 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Nilai rata-rata ulangan Biologi kelas X SMA N 16 Kabupaten Tebo ... 4
Tabel 3.1 Dokumentasi SMA N 16 Kabupaten Tebo ... 28
Tabel 3.2Sampel penelitian siswa kelas X SMA N 16 kabupaten Tebo ... 29
Tabel 3.3 Kisi-kisi soal dalam penilaian hasil belajar ... 30
Tabel 3.4 Jadwal penelitian ... 36
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi skor baku ... 38
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi skor baku variable X ... 39
Tabel 4.3 Distribusi frekuensi skor baku ... 40
Tabel 4.4 Distribusi frekuensi skor baku variable Y ... 41
Tabel 4.5 Uji normalitas data hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan data hasil belajar siswa pada kelas kontrol ... 42
Tabel 4.6 Uji Homogenitas data hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan data hasil belajar siswa pada kelas kontrol ... 43
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Uji “t” ... 44
Tabel 4.8 Distribusi frekuensi skor baku variabel X dan Y ... 46
Tabel 4.9 Perhitungan untuk mencari angka indeks korelasi Phi ... 47
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan Kerangka pemikiran ... 21 Gambar 4.1 Grafik skor hasil belajar siswa kelas eksperimen ... 37 Gambar 4.2 Grafik skor hasil belajar kelas kontrol ... 40
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 hasil uji validitas soal ... 51
Lampiran 2 uji reabilitas soal ... 53
Lampiran 3 uji taraf kesukaran soal ... 56
Lampiran 4 uji daya beda soal ... 58
Lampiran 5 skor nilai hasil belajar siswa di kelas x ipa 1 (kelas eksperimen) ... 61
Lampiran 6 skor hasil belajar siswa di kelas x ipa 2 (kelas kontro l) ... 65
Lampiran 7 uji normalitas ... 69
Lampiran 8 uji homogenitas ... 80
Lampiran 9 uji hipotesis... 87
Lampiran 11 RPP ... 95
Lampiran 12 Soal tes ... 116
Lampiran 13 lembar validasi RPP ... 121
Lampiran 14 lembar validasi soal ... 124
Lampiran 15 Dokumentasi ... 126
Lampiran 16 Curiculum Fitae ... 128
Lampiran 17 Kartu Konsultasi ... 129
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan kebutuhan manusia sepanjang hidup dan selalu berubah karena menyesuaikan perkembangan zaman, teknologi, dan budaya masyarakat.
Pendidikan dari masa kemasa mangalami kemajuan yang sangat pesat, demikian juga piranti pendidikan yang canggi, oleh sebab itu perubahan yang terjadi ditengah masyarakat diakibatkan oleh majunya sistem pendidikan(Martinis Yamin, 2013:1)
Belajar merupakan suatu proses yang dilakukan dalam proses kehidupan manusia melalui proses ini diharapkan siswa akan menjadi insan yang lebih baik dan dapat beradaptasi, salah satu caranya adalah melalui bidang pendidikan. Pembelajaran merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh guru untuk membuat siswa belajar dengan cara mengaktifkan faktor internal dan eksternal yang turut mempengaruhi ketercapaian hasil belajar.
Learning is a change performance as a result of practice. Berarti bahwa belajar membawa perubahan dalam performance, dan perubahan itu sebagai akibat dari latihan (practice) (Martinis Yamin, 2012:8)
Hasil belajar yang merupakan suatu bentuk yang diperoleh dari adanya proses belajar. Ketika proses belajar itu dilakukan maka pada akhir rangkaian proses tersebut dapat menghasilkan suatu perubahan yang Nampak pada diri siswa sebagai hasil belajar yang didapatkan melalui pendidikan. Pendidikan merupakan suatu hal penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan.Pentingnya pendidikan bagi manusia dipandang sebagai salah satu aspek yang mempunyai peranan penting dalam membentuk generasi mendatang.
Berdasarkan hasil observasi awal tanggal 13 Desember 2017 di SMA Negeri 16 Kabupaten Tebo, saat pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), ditemukan permasalahan hasil belajar siswa masih banyak yang belum tuntas, sesuai dengan pengamatan yang peneliti lihat pada proses pembelajaran guru mengajar dengan hanya memakai media seadanya saja bahka hanya guru yang memegang buku paket, proses
pembelajaran berlangsung dengan menggunakan metode ceramah. Memang dalam proses pembelajaran metode ceramah harus digunakan tetapi disini guru tidak menggunakan media atau strategi lain dalam proses pembelajaran sehingga siswa menjadi jenuh, mengantuk,dan membuat proses pembelajaran kurang menarik, pada saat proses pembelajaran masih banyak siswa yang tidak serius, mengobrol bersama temannya dan tidak memperhatikan apa yang dijelaskan oleh guru biologi, kebanyakan siswa yang tidak bisa menjawab soal-soal pada ujian ulangan harian dan ujian sekolah sehingga mengurangi nilai siswa, hal ini dikarenakan kurangnya ke aktifan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung yang hanya mendengarkan guru menyampaikan materi pembelajaran tanpa ada strategi lain dan kurangnya media pembelajaran sehingga siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran dan pada akhirnya mengakibatkan rendahnya pemahaman dan hasil belajar siswa.
Permasalahan yang ditemukan sangatlah berpengaruh terhadap hasil belajar, yang mana ditemukan nilai siswa yang masih berada di bawah KKM yaitu 75, dan terbukti ketika siswa mengikuti ulangan harian masih terdapat di antara siswa yang tidak dapat menjawab semua soal yang diberikan. Untuk lebih jelasnya hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1.1 Nilai rata-rata ulangan Biologi kelas X SMA N 16 Kabupaten Tebo Kelas Jumlah
Siswa
Nilai rata- rata kelas
KKM Jumlah Siswa Tuntas
Jumlah siswa tidak tuntas
X IPA 1 25 66,75 75 10 12
X IPA 2 25 63,75 75 8 14
X IPA 3 22 58,83 75 6 14
Adapun masalah utama yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap guru biologi adalah siswa sangat susah di atur dan tidak semangat dalam proses pembelajaran, sehingga pada saat dijelaskan hanya ada beberapa siswa yang fokus mendengarkan penjelasan guru sementara yang lain hanya sekedar hadir di dalam kelas, guru mengakui bahwa hasil
belajar kognitif siswa pada mata pelajaran biologi sangat rendah. Berdasarkan hasil wawancara pada siswa di kelas x menyatakan bahwa dalam proses pembelajaran mereka hanya mendengarkan guru ceramah dan mendiktekan materi di depan kelas, sehingga membuat jenuh dengan terus menulis catatan, mereka tidak tertarik belajar dan mengantuk saat guru menjelaskan di depan kelas, hal ini menyebabkan mereka hanya memikirkan kapan jam pelajarannya akan berakhir dan pada saat ujian mereka kesulitan dalam menjawab soal-soal ujian yang diberikan.
Dalam proses pembelajaran seharusnya guru memahami karakter siswa yang dapat membantu proses pembelajaran berlangsung dengan tidak membosankan, karena adanya ketertarikan dan ke ikut sertaan siswa dalam proses pembelajaran yang akan membuat siswa tidak merasakan jenuh dan berfikir kapan jam pelajarannya akan berakhir. Setiap anak memiliki pengetahuan dan pemikiran awal yang akan membantu mereka untuk lebih ingin tahu tentang materi yang di ajarkan.
Berdasarkan permasalahan yang kita lihat upaya untuk meningkatkan pembelajar dengan mengharuskan siswa untuk berfikir dan aktif, dengan demikian siswa akan lebih aktif dan memperhatikan pembelajaran dengan serius, peran siswa yang kurang terlibat aktif dalam proses pembelajaran berdampak pada perolehan hasil belajar yang masih kurang memuaskan, hasil belajar yang masih kurang memuaskan ini menuntut adanya inovasi dalam proses pembelajaran, proses pembelajaran seharusnya memberikan pengalaman bagi siswa sehingga melalui proses pembelajaran tersebut siswa mampu mengkosntruksi pengetahuan yang siswa peroleh. Maka dari itu peneliti mengambil solusi untuk menggunakan strategi Predict-Observe-Explain (POE) dimana strategi ini mengharuskan siswa untuk ikut sera dalam proses pembelajaran sehingga siswa tidak hanya mendengarkan penjelasan dari guru saja tetapi juga mengajukan pendapat mereka sendiri tentang mata pelajaran dengan pengetahuan awal yang mereka miliki.
Menurut houmphanh (2008) menjelaskan bahwa prosedur POE juga dapat disesuaikan dengan peristiwa yang tidak dapat diamati secara langsung, sehingga dapat di terapkan dalam sejarah, sastra,matematika serta ilmu pengetahuan dan pendidikan jasmani.
Strategi pembelajaran POE (predict-observe-explain) adalah strategi pembelajaran yang menggali pemahaman siswa melalui tiga tahapan yaitu memprediksi hal yang akan
terjadi, membuktikan prediksi melalui pengamatan dan menjelaskan dari apa yang di prediksi dan di amati. Menurut juniati (2009) strategi POE adalah strategi yang sering digunakan dalam ilmu pengetahuan dan cocok untuk kontek fisik maupun dunia nyata.
Strategi pembelajaran ini mengarahkan siswa untuk berperan lebih aktif dalam proses pembelajaran. Siswa dituntut untuk mengeluarkan pendapat dan pengetahuan yang dimiliki. Setiap anak memiliki pengetahuan dan pengalamannya sendiri dan proses pembelajaran sebaiknya juga memberikan pengalaman bagi siswa sehingga siswa dapat melakukan konstruksi antara pengetahuan lama dan pengetahuan baru yang di peroleh dari proses pembelajaran.
Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti akan melakukan penelitian yang berjudul
“pengaruh strategi predict-observe-explain (POE) terhadap hasil belajar biologi siswa di SMA N 16 Kabupaten Tebo”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:
“Hasil belajar biologi siswa kelas X SMA Negeri 16 Kabupaten Tebo kurang maksimal disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya pengajaran yang masih berpusat pada guru, kurangnya media pembelajaran yang digunakan, siswa yang pada saat jam pelajaran tidak memperhatikan dengan fokus materi pelajaran yang sedang diajarkan.”
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, peneliti membatasi penelitian pada pengaruh strategi pembelajaran predict-observe-explain (POE) terhadap hasil belajar biologi siswa di SMA Negeri 16 Kabupaten Tebo. Materi yang akan dijadikan pembahasan dalam penelitian ini adalah keanekaragaman hayati. Hasil belajar yang diukur dalam penelitian ini adalah ranah kognitif yang diperoleh dari soal posttest sebanyak 20 soal.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka dapat dirumuskan masalah penelitian adalah: “apakah strategi pembelajaran predict-observe-explain (POE) berpengaruh terhadap hasil belajar biologi siswa di SMA Negeri 16 Kabupaten Tebo”?
Berdasarkan identifikasi masalah di atas perlu pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Berapa besar rata-rata skor hasil belajar siswa yang menggunakan strategi pembelajaran predict-observe-explain (POE) di SMA Negeri16 Kabupaten Tebo?
2. Berapa besar rata-rata skor hasil belajar siswa yang tidak menggunakan strategi pembelajaran predict-observe-explain (POE) di SMA Negeri 16 KabupatenTebo?
E. Tujuan dan Kegunaan penelitian
1. Ingin mengetahui berapa besar rata-rataskor hasil belajar siswa yang menggunakan strategi pembelajaran predict-observe-explain (POE) di SMA N 16 Kabupaten Tebo.
2. Ingin mengetahui berapa besar rata-rata skor hasil belajar siswa yang tidak menggunakan strategi pembelajaran predict-observe-explain (POE) di SMA N 16 Kabupaten Tebo.
3. Ingin mengetahui seberapa besar signifikansi pengaruh strategi pembelajaran predict- observe-explain (POE) terhadap hasil belajar siswa di SMA N 16 Kabupaten Tebo.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Definisi hasil belajar
Hasil belajar adalah sebagai perubahan yang terjadi dalam diri seseorang berlangsung secara berkesinambungan, tidak statis. Satu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya (Slameto, 2003: 3).
Hasil belajar bersifat proses atau cara yang harus dikuasai siswa sepanjang kegiatan belajar tertentu. Dapat dikatakan bahwa hasil belajar tersebut berupa suatu produk seperti pengetahuan, sikap, dan keterampilan tertentu, tetapi dapat juga berbentuk kemampuan yang harus dimiliki siswa dalam mengolah produk tersebut (Mukhtar dan Samsu, 2003: 54).
Hasil belajar adalah pencapaian bentuk perubahan perilaku yang cenderung menetap dari ranah kognitif, efektif, dan psikomotorik dari proses belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu (Jihad, 2008: 14).
Merujuk pemikiran gagne, hasil belajar berupa:
1) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespon secara spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah maupun penerapan aturan.
2) Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan mengategorisasikan, kemampuan analisis-sintesis fakta konsep dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Keterampilan intelektual merupakan kemampuan aktifitas kognitif secara khas.
3) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi kegunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.
4) Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.
5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan menginternaliasi dan eksternaliasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku (Agus Suprijono, 2012: 6).
Anderson (dalam Widodo, 2006: 140) menguraikan dimensi proses kognitif pada taksonomi Bloom Revisi yang mencakup: (1) menghafal (remember), yaitu menarik kembali informasi yang tersimpan dalam memori jangka panjang, yang mencakup dua macam proses kognitif mengenali dan mengingat, (2) memahami (understand), yaitu mengkonstruk makna atau pengertian berdasarkan pengetahuan awal yang dimiliki, atau mengintegrasikan pengetahuan yang baru ke dalam skema yang ada dalam pemikiran siswa, yang mencakup tujuh proses kognitif: menafsirkan (interpreting), memberikan contoh (exemplifying), mengklasifikasikan (classifying), meringkas (summarizing), menarik inferensi (inferring), membandingkan (comparing), dan menjelaskan (explaining), (3) mengaplikasikan (apply), yaitu penggunaan suatu prosedur guna meyelesaikan masalah atau mengerjakan tugas,
mencakup dua proses kognitif: menjalankan (executing) dan mengimplementasikan (implementing), (4) menganalisis (analyze), yaitu menguraikan suatu permasalahan atau obyek ke unsur-unsurnya dan menentukan bagaimana saling keterkaitan antar unsur-unsur tersebut, yang mencakup tiga proses kognitif: menguraikan (differentiating), mengorganisir (organizing), dan menemukan pesan tersirat (attributing), (5) mengevaluasi (evaluate), yaitu membuat suatu pertimbangan berdasarkan kriteria dan standar yang ada, yang mencakup dua proses kognitif:
memeriksa (checking) dan mengkritik (critiquing), dan (6) membuat (create), yaitu menggabungkan beberapa unsur menjadi suatu bentuk kesatuan, yang mencakup tiga proses kognitif: membuat (generating), merencanakan (planning), dan memproduksi (producing).
Kratwohl, Bloom dan Masia (dalam Dimyati, 2009: 205) mengemukakan taksonomi ranah afektif, yaitu: (1) menerima, merupakan tingkat terendah tujuan ranah afektif berupa perhatian terhadap stimulasi secara pasif yang meningkat secara lebih aktif, (2) merespon, merupakan kesempaan untuk menanggapi stimulan dan merasa terikat serta secara aktif memperhatikan, (3) menilai, merupakan kemampuan menilai gejala atau kegiatan sehingga dengan sengaja merespon lebih lanjut, (4) mengorganisasi, merupakan kemampuan untuk membentuk suatu sistem nilai bagi dirinya berdasarkan nilai-nilai yang dipercaya, dan (5) karakterisasi, merupakan kemampuan untuk mengkonseptualisasikan masing-masing nilai pada waktu merespon dengan jalan mengidentifikasi karakteristik nilai atau membuat pertimbangan-pertimbangan.
Hasil belajar yang berikutnya adalah dalam ranah psikomotor. Menurut Davies (dalam Dimyati, 2009:207), ranah psikomotor berhubungan dengan keterampilan motorik, manipulasi benda atau kegiatan yang memerlukan koordinasi saraf dan koordinasi badan. Sejalan dengan pendapat tersebut, Sudjana (1987: 54) menjelaskan bahwa hasil belajar dalam ranah psikomotor tampak dalam bentuk keterampilan- keterampilan (skill), dan kemampuan bertindak individu.
Hasil belajar siswa dapat diketahui melalui evaluasi, hal ini perlu dilakukan agar diketahui perkembangan mereka dari waktu ke waktu. Evaluasi hasil belajar peserta
didik dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik dapat menampilkan performa sesuaiyang diharapkan (Ali imron, 2011: 116).
Pada prinsipnya, pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologi yaitu mempelajari tingkah laku manusia dan perubahan tingkah laku itu sebagai akibat proses dari tangan pendidikan dan berusaha bagaimana suatu tingkah laku itu seharusnya di ubah, dibimbing melalui pendidikan (Mustaqim dan abdul wahib, 2010: 1).
Namun demikiann pengungkapan perubahan tingkah laku seluruh ranah itu, khususnya ranah rasa murid, sangat sulit. Hal ini disebabkan hasil belajar itu ada yang bersifat intangible (tak dapat diraba). Oleh karena itu yang dapat dilakukan guru dalam hal ini adalah hanya mengambil cuplikan perubahan tingkah laku yang dianggap penting dan diharapkan dapat mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa, baik yang berdimensi cipta dan rasa maupun yang berdimensi karsa. Untuk mengetahui hasil belajar siswa maka guru harus melakukan penilaian hasil belajar. Hasil belajar baik formal maupun informal diadakan dalam suasana yang menyenangkan, sehingga memungkinkan peserta didik menunjuk apa yang dipahami dan mampu dikerjakannya (Martinis Yamin dan Maisah, 2009: 204).
Hasil belajar yang dilakukan seorang guru dapat mengetahui berhasil tidaknya anak didik dalam proses belajar mengajar. Ketidak berhasilan proses belajar mengajar disebabkan antara lain oleh:
1) Kemampuan anak didik yang rendah
2) Kualitas materi pelajaran tidak sesuai dengan usia tingkat anak
3) Jumlah bahan pelajaran terlalu banyak sehingga tidak sesuai dengan waktu yang diberikan
4) Komponen proses belajar mengajar yang kurang sesuai dengan tujuan (Syaiful bahri djamarah, 2010: 247).
Berdasarkan penjabaran mengenai hasil belajar yang telah dijelaskan oleh pakar pendidikan, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku siswa secara nyata setelah dilakukan proses belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan pengajar. Hasil belajar juga merupakan kemampuan yang diperoleh setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses
dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relative menetap. Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan instruksional, biasanya guru menetapkan tujuan belajar. Siswa yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional. Untuk memperoleh hasil belajar, dilakukan evaluasi atau penilaian yang merupakan tindak lanjut atau cara untuk mengukur tingkat penguasaan siswa. Kemajuan prestasi belajar siswa tidak saja di ukur dari tingkat penguasaan ilmu pengetahuan tetapi juga sikap dan keterampilan. Dengan demikian penilaian hasil belajar siswa mencakup segala hal yang dipelajari disekolah, baik itu menyangkut pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
2. Definisi Strategi POE
Strategi pembelajaran POE (Predict-Oiserve-Explain) adalah strategi pembelajaran yang diperkenalkan oleh White dan Gustone.Menurut White &
Gunstone dalam Wu-Tsai, POE dikembangkan untuk menemukan kemampuan memprediksi siswa dan alasan mereka dalam membuat prediksi tersebut mengenai gejala sesuatu yang bertujuan untuk mengungkap kemampuan siswa dalam melakukan prediksi (Wu-Tsai, 2005:113-119).
POE sebagai strategi yang efektif untuk memperoleh dan meningkatkan konsep sains peserta didik, dan suatu strategi yang efisien untuk menciptakan diskusi para siswa mengenai konsep ilmu pengetahuan. Strategi pembelajaran ini melibatkan siswa dalam meramalkan suatu fenomena, melakukan observasi melalui demonstrasi, dan akhirnya menjelaskan hasil demonstrasi dan ramalan mereka sebelumnya White dan Gunstone, 1992:58).
Hasil penelitian Liang(2011:45-68), juga menunjukan bahwa kegiatan POE dapat digunakan oleh guru untuk merancang kegiatan belajar yang dimulai dengan sudut pandang siswa.
Menurut Warsono dan Haryanto (2013: 93) ciri-ciri kegiatan POE ini antara lain :
1. Dapat digunakan untuk mengungkap gagasan awal siswa 2. Memberikan informasi kepada guru tentang pemikiran siswa 3. Membangkitkan diskusi
4. Memotivasi siswa agar berkeinginan untuk melakukan eksplorasikonsep 5. Membangkitkan keinginan untuk menyelidiki.
Langkah-Langkah Model Pembelajaran POE
Prosedur POE (predict-observe-explain) adalah meliputi prediksi siswa dari hasil demonstrasi (predict), melakukan eksperimen (observe), mendiskusikan alasan dari prediksi (hasil demonstrasi) yang mereka buat dan terakhir menjelaskan hasil prediksi dari pengamatan mereka (explain).
Strategi saintifik yang lain yaitu menganalisis dan membuat kesimpulan.
Kompetensi siswa tersebut sudah harus mampu menjadikan mereka paham dan mengaplikasikan pengetahuannya dalam kehidupan yang nyata.
Seperti menurut Teerasong et all (2007:137), strategi POE memberikan kesempatan bagi siswa untuk menghasilkan pengetahuan konseptual mereka sendiri melalui rekonsiliasi dan negosiasi antara pengetahuan awal dan pengetahuan baru.
Hal tersebut dikarenakan strategi pembelajaran ini mensyaratkan pada siswa untuk mengungkapkan prediksinya lalu melakukan pengamatan atau observasi dan pada akhirnya siswa diminta untuk menjelaskan kembali prediksi yang telah dibuatnya telah sesuai atau tidak dengan hasil pengamatan yang telah dilakukannya.
Paul Suparno(2007:102) menyatakan bahwa POE adalah singkatan dariPrediction, Observation, dan Explanation. Strategi POE menggunakan tiga langkah utama strategi ilmiah, pertama adalah prediction yaitu memprediksi, membuat dugaan terhadap suatu peristiwa. Setelah suatu persoalan disajikan biasanya melalui demonstrasi. Demonstrasi akan membuat seorang sains bergairah dan lebih memperkaya pengetahuan tentang konsep dasar. Keuntungan demonstrasi dapat membimbing siswa berfikir sebab mereka dapat memfokuskan perhatian dalam suatu kejadian konkrit dan dapat membuat siswa bertanya tentang konsep kunci pokok yang ditemu dalam eksperimen, maka siswa diminta untuk membuat dugaan dengan apa yang akan terjadi. Proses memberikan dugaan ini siswa juga diharapkan memberikan penjelasan atau alasan mengenai dugaan yang diberikan.
Dalam memprediksi guru menekankan untuk tidak membatasi gagasan dan konsep yang muncul dari pikiran siswa karena semakin banyak dugaan muncul dari pikiran siswa guru dapat mengerti bagaimana konsep serta pengertian siswa tentang
persoalan yang diajukan, guru juga dapat mengetahui miskonsepsi terjadi pada pikiran siswa, sehingga ini akan sangat penting untuk guru dapat membuat penjelasan dengan konsep yang benar.
Langkah kedua dalam pembelajaran POE menurut Paul Suparno(2007), adalah observation.Dugaan yang diberikan siswa dengan alasan yang diberikan harus dibuktikan dengan mempraktikannya, Melihatnya dalam kenyataan seperti melakukan percobaan (observe) untuk membuktikan apakah prediksi yang diberikan benar atau tidak.
Langkah ketiga dalam model POE menurut Paul Suparno(2007), adalah membuat penjelasan (explanation) pada langkah ini dugaan siswa ternyata terjadi dalam eksperimenya atau percobaannya, jika ini terjadi siswa akan semakin yakin akan konsepnya. Siswa setelah itu merangkum apa yang ditemukannya dan kemudian menguraikan atau menjelaskan dengan lebih lengkap. Siswa akan menemukan pengertian seperti konsep yang benar, namun jika dugaannya tidak benar atau tidak tepat, siswa akan dibantu guru dalam memberikan penjelasan dan siswa juga akan dibantu untuk mengubah dugaannya, dan membenarkan dugaan yang keliru sehingga siswa mengalami perubahan konsep dari konsep yang belum benar menjadi konsep yang benar. Siswa diharapkan tidak akan mudah melupakan konsep-konsep yang telah mereka selidiki, dari suatu kesalahan kebanyakan siswa tidak akan mudah cepat melupakan sesuatu hal.
Pembelajaran POE (predict-observe-explain) dilandasi dari teori pembelajaran konstruktivisme.Teori belajar konstruktivisme utamannya adalah menekankan pengetahuan baru yang dibangun di atas pengetahuan yang adayang telah dimiliki oleh siswa,peserta didik membuat hubungan antara apa yang mereka sudah tahu dan materi yang mereka pelajari. Setelah membuat hubungan konseptual antara konsep baru dan yang sudah mereka miliki, pengetahuan dibangun dalam pikiran peserta didik melalui proses asimilasi dan akomodasi, seperti yang diusulkan oleh Jean Piaget.
Teori Piaget konstruktivisme dipandang erat kaitannya dengan POE (Predict- Observe-Explain) hal ini dikarenakan siswa akan secara aktif mengkonstruksi pemahamannya sendiri maupun secara sosial, bukan sebagai proses di mana gagasan
guru dipindahkan kepada siswa. Menurut Paul Suparno(2007), secara garis besar prinsip kontruktivisme adalah sebagai berikut:1. Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri, baik secara personal maupun secara sosial, 2.Pengetahuantidak dipindahkan dari guru ke siswa, kecuali hanya dengan keaktifan siswa itu sendiri untuk bernalar, 3.Siswa aktif mengkonstruksi secara terus menerus, sehingga terjadi perubahan konsep menuju ke konsep yang lebih rinci, lengkap serta sesuai dengan konsep ilmiah.
Pembelajaran dengan strategiPOE ini menggunakan 3 langkah utama, yaitu:
1) Prediction (prediksi)
Prediksi suatu proses membuat dugaan terhadap suatu peristiwa. Dalam membuat dugaan, siswa akan diminta guru memberikan alasan dari dugaannya, yaitu mengapa ia memilih prediksi tersebut. Pada proses ini siswa diberikan kebebasan seluas-luasanya untuk menyusun dugaan dengan alasannya, guru tidak membatasi pemikiran siswa sehingga banyak gagasan dan konsep muncul dari pemikiran siswa, karena semakin banyak dugaan yang muncul dari pemikiran siswa, guru akan dapat mengerti bagaimana konsep dan pemikiran siswa tentang persoalan yang diajukan.
Prediksi yang dibuat siswa tidak dibatasi oleh guru, sehingga guru juga dapat mengerti miskonsepsi apa yang banyak terjadi pada diri siswa. Hal ini penting bagi guru dalam membantu siswa untuk membangun konsep yang benar.
Miskonsepsi siswa yang dibangun atas dasar akal sehat pada umumnya sangat kuat mengendap dan sulit diubah dalam proses pembelajaran menjadi konsep ilmiah. Untuk mengubah ini maka perlu dirancang suatu proses pembelajaran yang melibatkan adannya konflik kognitif dengan siswa diajak untuk mengamati.Jadi dalam tahap strategi POE yaitu siswa akan di ajak memprediksi atau memberi dugaan dari suatu permasalahan yang diberikan guru, harapannya siswa akan mengalami konflik kogniitif pada tahap ini.
Dugaan yang diberikan siswa, guru akan tahu miskonsepsi yang diberikan siswa agar miskonsepsi berubah menjadi konsep ilmiah.
2) Observation (observasi atau pengamatan)
Observasi merupakan keterampilan ilmiah yang mendasar. Siswa dalam melakukan observasi menggunakan semua indra. Tahap ini siswa diajak untuk mengamati, tujuannya yaitu untuk menguji kebenaran prediksi yang mereka sampaikan. Siswa mengamati apa yang terjadi, yang terpenting dalam langkah ini adalah konfirmasi atas prediksi mereka.
Tahap pertama setelah konflik kognitif terjadi, tahap selanjutnya yaitu membuktikan dugaannya dengan melakukan suatu ekspeimen yang diharapkan akan ada proses ketidakseimbangan antara konsep yang baru dihayati dengan miskonsep yang dibawa dari luar (dibangun atas dasar akal sehat).
3) Explanation (eksplanasi)
Eksplanasi yaitu pemberian penjelasan terutama tentang kesesuaian antara dugaan dengan hasil pengamatan pada tahap observasi. Apabila hasil prediksi tersebut sesuai dengan hasil observasi dan setelah mereka memperoleh penjelasan tentang kebenaran prediksinya, maka siswa semakin yakin akan konsepnya. Akan tetapi, jika dugaannya tidak tepat maka siswa dapat mencari penjelasan tentang ketidak tepatan prediksinya.Siswa akan mengalami perubahan konsep dari konsep yang tidak benar menjadi benar. Disini, siswa dapat belajar dari kesalahan, dan biasanya belajar dari kesalahan tidak akan mudah dilupakan.
Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran POE
Setiap model pembelajaran yang dilaksanakan pada proses pembelajaran tentu memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Begitu pula dengan model pembelajaran POE. Menurut Yupani, Garminah, dan Mahadewi (2013) kelebihan dan kekurangan model POE adalah sebagai berikut:
Kelebihan Model Pembelajaran POE
1. Merangsang peserta didik untuk lebih kreatif khususnya dalam mengajukan prediksi, dari prediksi yang dibuat siswa guru menjadi tahu konsep awal yang dimilki siswa.
2. Membangkitkan rasa ingin tahu siswa untuk melakukan penyelidikan, membuktikan hasil prediksinya.
3. Proses pembelajaran menjadi lebih menarik, sebab peserta didik tidak hanya mendengarkan tetapi juga mengamati peristiwa yang terjadi.
4. Dengan cara mengamati peserta didik akan memiliki kesempatan untuk membandingkan antara teori (dugaan) dengan kenyataan. dengan demikian peserta didik akan lebih meyakini kebenaran materi pembelajaran.
Sedangkan kekurangan model pembelajaran POE:
1) Memerlukan persiapan yang akan dilakukan serta waktu yang diperlukan karena biasanya waktu yang dibutuhkan lebih banyak.
2) Dituntut untuk lebih profesional.
3) Memerlukan kemauan dan motivasi yang baik dari guru yang bersangkutan sehingga berhasil dalam proses pembelajaran.
B. Study Relevan
Untuk menguatkan alasan penelitian ini dilakukan maka penulis memaparkan hasil penelitian terdahulu sebagai penelitian yang relevan dengan penelitian adalah:
No Nama Peneliti
Judul Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
1. Desi Nur Anisa (2013)
pengaruh model pembelajaran poe (predict, observe, and explanation) dan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar siswa pada materi asam, basa dan garam kelas vii semester 1 smp n 1 jaten tahun pelajaran 2012/2013
Terdapat pengaruh
signifikan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar siswa materi pokok Asam,
Basa, dan
Garam Siswa Kelas VII SMP N 1 Jaten
Menggunak an strategi pembelajara n predict- observe- explain (POE)
Tempat penelitian di SMP N 1 Jaten
2. M.P.
Restam i
pengaruh model pembelajaran poe (predict-
observeexplaint) terhadap
pemahaman konsep fisika dan sikap Ilmiah ditinjau dari gaya belajar siswa
Terdapat pengaruh interaksi antaramodel pembelajaran dan gaya belajar terhadap
pemahaman konsep fisika
dan sikap
Menggunak an strategi pembelajara n predict- observe- explain (POE)
Tempat penelitian di SMA Negeri 3 Singaraja
C. Kerangka Berfikir
Beberapa permasalahan yang telah dikemukakan di awal menunjukkan bahwa permasalahan tersebut memiliki keharusan untuk diselesaikan. Pada penelitian ini, peneliti mencoba mengetahui pengaruh penggunaan strategi pembelajaran terhadap hasil belajar siswamelalui penelitian yang dilakukan terhadap dua kelas. Kedua kelas tersebut mendapat perlakuan yang berbeda, salah satu kelas mendapat perlakuan dengan menggunakan strategi predict-observe-explain (POE) (kelas eksperimen) dan kelas satunya lagi tanpa menggunakan strategi predict-observe-explain (POE) (kelas kontrol).
ilmiahsiswa
3. Yaumil Khairi
pengaruh model pembelajaran predict-observe- explain terhadap hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 6 Palu, pada kelas VII SMP Negeri 6 Palu
Model pembelajaran Predict-
Observe-Explain (POE)
berpengaruh terhadap hasil belajar fisika.
Menggunak an strategi pembelajara n predict- observe- explain (POE)
Tempat penelitian di SMP Negeri 6 Palu
Gambar 2.1 Bagan Kerangka pemikiran
Keterangan:
: Hasil yang lebih baik pada kelas eksperimen setelah menggunakan strategi predict-observe-explain (POE).
Proses Pelaksanaan Pembelajaran
Kelas Eksperimen Menggunakan Strategi Predict-
Observe-Explain (POE)
Kelas Kontrol
Menggunakan Strategi Konvensional
1. Siswa adalah penerima informasi secara pasif.
2. Belajar secara individual
3. Pembelajaran sangat abstrak dan teoritis
4. Guru hanya sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran
5. Interaksi di antara siswa kurang 1. Dapat merangsang peserta didik
untuk lebih kreatif
2. Membangkitkan rasa ingin tahu siswa.
3. Dalam Proses pembelajaran siswa akan menjadi aktif
4. Proses pembelajaran menjadi lebih menarik.
5. Siswa memiliki kesempatan untuk membandingkan antara teori (dugaan) dengan kenyataan.
6. Belajar secara berkelompok
Hasil Belajar Hasil Belajar
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian ini telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan. Pada penelitian ini, penulis menggunakan hipotesis asosiasif. Jawaban sementara terhadap rumusan masalah asosiasif yaitu yang menanyakan menanyakan pengaruh variabel X terhadap variabel Y. penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:
Ha : Terdapat Pengaruh strategi pembelajaran predict-observe-explain (POE) terhadap hasil belajar biologi siswa di SMA Negeri 16 Kabupaten Tebo.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat Dan Alokasi Waktu Penelitian
Tempat penelitian dilaksanakan di SMA N 16 Kabupaten Tebo dengan waktu penelitian pada semester genap bulan Februari 2018 sampai dengan bulan April 2018 tahun pelajaran 2017/2018. Alasan dipilihnya lokasi ini karena dari hasil wawancara dengan guru bidang studi Biologi di SMA N16 Kabupaten Tebo bahwa di Sekolah tersebut belum pernah guru Biologi menggunakan strategi predict-observe-explain (POE)didalam proses pembelajaran. Selain itu, peneliti ingin mencoba menerapkan strategi predict-observe-explain (POE)lebih relevan sehingga dapat memaksimalkan hasil belajar siswa.
B. Metode Dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan metode penelitian yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen dan pendekatan kuantitatif. “penelitian kuantitatif dinamakan metode tradisional. Metode ini sebagai metode ilmiah karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yang kongkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional, dan sistematis”. (Sugiyono, 2013: 7).
2. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah Postest-Only Control Design
Dalam Postest-Only Control Design ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R). kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok I, dan kelompok II, hasil pretest yang baik bila nilai kelompok eksperimen tidak berbeda secara signifikan. Pengaruh perlakuan adalah (O2- O1)-O4-O3). (Sugiono, 2010: 112-113).
R O₁ X O₂
R O₃ O₄
C. Populasi dan Tekhnik Pengambilan Sampel 1. Populasi
Menurut Sugiono (2013) “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” (hlm. 80)
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Suharsimi Arikunto, 2010, hlm.
80). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA N 16 Kabupaten Tebo yang berjumlah 72siswa yang terdiri dari 3 kelas.Untuk lebih jelas lagi perhatikan pada tabel 3.1 sebagai berikut.
Tabel 3.1
No Kelas Jenis kelamin Jumlah
Laki –laki Perempuan
1 Kelas X IPA 1 10 15 25
2 Kelas X IPA 2 8 17 25
3 Kelas X IPA 3 7 15 22
Keterangan: Dokumentasi SMA N 16 Kabupaten Tebo.
2. Teknik Pengambilan Sampel
Menurut Iskandar (2008,hlm:69) Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil secara respresentatif atau mewakili populasi yang bersangkutan atau bagian kecil yang diamati. Sampel merupakan elemen yang jumlahnya lebih sedikit dari jumlah elemen populasi. Teknik pengumpulan sampel dalam penelitian ini diambil dengan mengunakan Cluster Random Sampling.
Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misal penduduk dari suatu negara, propinsi atau kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana yang akan dijadikan sumber data, maka pengambilan sampelnya berdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan.
Tabel 3.2
No Kelas Jenis kelamin Jumlah
Laki –laki Perempuan
1 Kelas X IPA 1 10 15 25
2 Kelas X IPA 2 8 17 25
JUMLAH 18 32 50
Sampel penelitian siswa kelas X SMA N 16 kabupaten Tebo.
D. Instrumen Penelitian
Instrument yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan tes. Tes adalah suatu pernyataan, tugas, atau seperangkat tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi, yang setiap butir pertanyaan mempunyai jawaban, dan memberikan implikasi bahwa setiap butir tes menuntut setiap jawaban dari orang yang di tes (Hamzah B. Uno, 2011: 71).
Tes adalah merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.
Untuk mengerjakan tes tergantung dari petunjuk yang diberikan misalnya: melingkari salah satu huruf di depan pilihan jawaban, menerangkan, mencoret jawaban yang salah, melakukan tugas atau suruhan, menjawab secara lisan, dan sebagainya (Suharmi Arikunto, 2007: 53).
1. Hasil belajar (Y) a. Definisi konseptual
Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku yang diinginkan pada diri siswa, tingkah laku sebagai hasil belajar mencakup bidang kognitif, efektif, dan psikomotorik. Hasilbelajar juga merupakan pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap, apresiasi, kemampuan, dan keterampilan.Hasil belajar merupakan perubahan keseluruhan dari sisi pengetahuan, keterampilan dan sikap siswa yang tidak dapat dipisahkan karena
ketiga hal tersebut merupakan hasil akhir dari proses pembelajaran yang dilakukan siswa.
b. Definisi operasional
Hasil belajar dapat diartikan sebagai sesuatu yang diperoleh dari berbagai pengalaman dan proses belajar. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar biologi siswa kelas X di SMA Negeri 16 Kabupaten Tebo dalam ranah kognitif. Hasil belajar biologi siswa dilihat dari kemampuan pemahaman siswa setelah selesai proses pembelajaran. Dan hasil belajar biologi siswa diperoleh melalui tes pilihan ganda yang dibuat dengan 5 pilihan jawaban yang terdiri dari 4 jawaban salah dan 1 jawaban benar.
Soal-soal tersebut dibuat berdasarkan kopetensi dasar dan dijabarkan menjadi indikator-indikator pencapaian pembelajaran materi keanekaragaman hayati. Dari soal-soal tersebut maka akan diperoleh hasil belajar biologi siswa. Namun sebelum tes dilakukan atau diberikan kepada siswa maka terlebih dahulu soal harus melalui beberapa tes yaitu uji validitas, reabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda.Skor yang diperoleh yang diperoleh dari hasil belajar biologi siswa berupa angka (nilai) setelah mengalami proses pembelajaran dengan menggunakan strategi predict-observe-explain (POE) dan yang tidak menggunakan strategi predict-observe-explain (POE) di kelas X SMA Negeri 16 Kabupaten Tebo. Kemudian di evaluasi dengan menggunakan soal-soal yang valid dan berbentuk pilihan ganda.
2. Strategi predict-observe-explain (X) a. Definisi konseptual
Teori Piaget konstruktivisme dipandang erat kaitannya dengan POE (Predict- Observe-Explain) hal ini dikarenakan siswa akan secara aktif mengkonstruksi pemahamannya sendiri maupun secara sosial, bukan sebagai proses di mana gagasan guru dipindahkan kepada siswa. Menurut Paul Suparno(2007), secara garis besar prinsip kontruktivisme adalah sebagai berikut:1. Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri, baik secara personal maupun secara sosial, 2.Pengetahuantidak
dipindahkan dari guru ke siswa, kecuali hanya dengan keaktifan siswa itu sendiri untuk bernalar, 3.Siswa aktif mengkonstruksi secara terus menerus, sehingga terjadi perubahan konsep menuju ke konsep yang lebih rinci, lengkap serta sesuai dengan konsep ilmiah.
Pembelajaran dengan strategi POE ini menggunakan 3 langkah utama, yaitu:
1) Prediction (prediksi)
Prediksi suatu proses membuat dugaan terhadap suatu peristiwa. Dalam membuat dugaan, siswa akan diminta guru memberikan alasan dari dugaannya, yaitu mengapa ia memilih prediksi tersebut. Pada proses ini siswa diberikan kebebasan seluas-luasanya untuk menyusun dugaan dengan alasannya, guru tidak membatasi pemikiran siswa sehingga banyak gagasan dan konsep muncul dari pemikiran siswa, karena semakin banyak dugaan yang muncul dari pemikiran siswa, guru akan dapat mengerti bagaimana konsep dan pemikiran siswa tentang persoalan yang diajukan.
Prediksi yang dibuat siswa tidak dibatasi oleh guru, sehingga guru juga dapat mengerti miskonsepsi apa yang banyak terjadi pada diri siswa. Hal ini penting bagi guru dalam membantu siswa untuk membangun konsep yang benar.
Miskonsepsi siswa yang dibangun atas dasar akal sehat pada umumnya sangat kuat mengendap dan sulit diubah dalam proses pembelajaran menjadi konsep ilmiah. Untuk mengubah ini maka perlu dirancang suatu proses pembelajaran yang melibatkan adannya konflik kognitif dengan siswa diajak untuk mengamati. Jadi dalam tahap strategi POE yaitu siswa akan di ajak memprediksi atau memberi dugaan dari suatu permasalahan yang diberikan guru, harapannya siswa akan mengalami konflik kogniitif pada tahap ini.
Dugaan yang diberikan siswa, guru akan tahu miskonsepsi yang diberikan siswa agar miskonsepsi berubah menjadi konsep ilmiah.
2) Observation (observasi atau pengamatan)
Observasi merupakan keterampilan ilmiah yang mendasar. Siswa dalam melakukan observasi menggunakan semua indra. Tahap ini siswa diajak untuk
mengamati, tujuannya yaitu untuk menguji kebenaran prediksi yang mereka sampaikan. Siswa mengamati apa yang terjadi, yang terpenting dalam langkah ini adalah konfirmasi atas prediksi mereka.
Tahap pertama setelah konflik kognitif terjadi, tahap selanjutnya yaitu membuktikan dugaannya dengan melakukan suatu ekspeimen yang diharapkan akan ada proses ketidakseimbangan antara konsep yang baru dihayati dengan miskonsep yang dibawa dari luar (dibangun atas dasar akal sehat).
3) Explanation (eksplanasi)
Eksplanasi yaitu pemberian penjelasan terutama tentang kesesuaian antara dugaan dengan hasil pengamatan pada tahap observasi. Apabila hasil prediksi tersebut sesuai dengan hasil observasi dan setelah mereka memperoleh penjelasan tentang kebenaran prediksinya, maka siswa semakin yakin akan konsepnya. Akan tetapi, jika dugaannya tidak tepat maka siswa dapat mencari penjelasan tentang ketidak tepatan prediksinya.Siswa akan mengalami perubahan konsep dari konsep yang tidak benar menjadi benar. Disini, siswa dapat belajar dari kesalahan, dan biasanya belajar dari kesalahan tidak akan mudah dilupakan.
b. Definisi operasional
Berdasarkan teori konseptual di atas maka dapat ditarik suatu kesimpulan strategi predict-observe-explain (POE) adalah strategi yang memiliki tiga tahapan dimana pada tahapan pertama siswa memprediksi suatu masalah yang diberikan oleh guru dengan mengembangkan hasil pemikiran awal yang telah dimiliki oleh dirinya sendiri, dan kemudian mereka mengobservasi dan melaksanakan percobaan untuk membuktikan ramalan atau prediksi awal mereka, lalu menjelaskan didepan kelas apa yang telah mereka prediksi tentang masalah tersebut dan bagaimana kebenarannya apakah sesuai atau tidak dengan prediksi awalnya. Kemudian guru membantu meluruskan, mendefinisikan masalah yang telah diberikan terkait materi pembelajaran yang sedang dipelajari.
4) Kisi – kisi Instrumen
Tabel 3.3 Kisi-kisi soal dalam penilaian hasil belajar
Variabel Dimensi Butir Soal Jumlah
Hasil Belajar
Mengetahui 1,3,2,14,15 5
Memahami 5,8,10,11,12,13 6
Penerapan 4,7,9 3
Menganalisis 6,17,18 3
Sintesi 19,16 2
Evaluasi 20, 1
Jumlah 20
5) Kalibrasi Instrumen
Dari hasil uji coba dilakukan analisis soal. Analisis soal antara lain bertujuan untuk mengadakan identifikasi soal-soal yang baik, cukup dan soal-soal yang jelek.
Dengan analisis soal dapat memperoleh informasi tentang kejelekan sebuah soal dan
“petunjuk” untuk mengadakan perbaikan.Analisis yang dimaksud adalah:
a. Uji Validitas
Menurut Arikunto (2006, hal.168) Validasi adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen.Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.
Untuk mengukur validitas dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rumus product moment sebagai berikut:
R11
√
(Arikunto. 2006, hal. 170) Dimana:
r = Koefesien korelasi person
∑xy = Jumlah skor kali skor x dan y
∑x = Jumlah skor x
∑y = Jumlah skor y
∑x2 = Jumlah kuadrat x
∑y2 = Jumlah kuadrat y N = Jumlah responden
b. Uji Reliabilitas
Menurut Suharsimi Arikunto (2006,hlm:178) Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.
Untuk menentukan indeks reliabilitas tes digunakan rumus KR 20 yaitu:
r11=
(Suharsimi Arikunto,2006,hlm:180) Keterangan:
r11= Koefisien Reliabilitas soal secara keseluruhan r11 di peroleh dengan memakai rumus:
r
√
(Suharsimi Arikunto, 2006,hlm:170)
b. Indeks Kesukaran Atau Proporsi (P)
Angka indeks kesukaran item dapat diperoleh dengan rumus : P =
Dimana:
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswayang menjawab soal dengan betul JS= jumlah seluruh siswa peserta tes
Menurut ketentuan yang sering diikuti, taraf kesukaran sering diklasifikasikan sebagai berikut :
1) Soal dengan P 0,00-0,30 adalah soal sukar 2) Soal dengan P 0,30-0,70 adalah soal sedang 3) Soal dengan P 0.70-1,00 adalah soal mudah
a. Daya Pembeda (DP)
Menurut Suharsimi Arikunto (2010,hlm:385) Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah.
Rumus yang digunakan adalah:
D = – = - Dimana:
D=Diskriminatory power (angka indeks diskriminasi item)
=Banyaknya peserta kelompok atas
=Banyaknya peserta kelompok bawah
=Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar
=Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar
= Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
=Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Menurut Arikunto lebih lanjut butir-butir soal yang baik adalah soal yang mempunyai data pembeda 0,4 sampai 0,7 dan Arikunto mengklarifikasikan daya pembeda sebagai berikut :
D = 0,00 – 0,20 : Jelek D = 0,20 – 0,40 : Cukup D = 0,40 – 0,70 : Baik D = 0,70 – 1,00 : Baik sekali E. Teknik Analisis Data
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah sampel terdistribusi normal atau tidak, uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji liliefors karena sampel dalam peneitian ini adalah sampel kecil yang kurang dari 30 orang.
L0 ( hitung) = F Z
 
i S Z 
iKeterangan:
( )
o hitung
L = Statistik uji metode liliefors ( )i
F Z = Nilai Z tabel ( )i
S Z = Frekuensi kumulatif nyata Klasifikasi Uji Normalitas :
Jika Lo L tabel berarti hasil belajar berdistribusi normal.
Jika LoLtabel berarti hasil belajar berdistribusi tidak normal.
Dengan taraf nyata 0, 05 (Sudjana, 2005, hlm. 466)
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk melihat apakah kedua sampel mempunyai varian yang homogenitas atau tidak. Uji homogen menggunakan varians besar dan varian kecil.
Bandingkan dengan nilai dengan nilai α = 0.05 derajat kebebasan (db)
= n – 1, dengan kriteria pengujian sebagai berikut:
Jika fhitung ≥ f tabel,tidak homogen
Jika fhitung≤ f tabel, homogen (Sugiyono,2013,hlm:199).
3. Uji “t” tes
Untuk sampel besar yang tidak saling berhubungan, maka untuk pengujian hipotesis digunakan uji test t.
Rumus yang digunakan adalah :
to =
2 1
2 1
SEm M - M
m
Jika to lebih kecil dari pada tt maka hipotesis nihil diterima atau disetujui, sebaliknya hipotesis alternative ditolak. Berarti bahwa perbedaan antara variabel I dan variabel II itu bukanlah perbedaan yang berarti, atau bukan perbedaan yang signifikan (Anas Sudijono,2011,hlm:314).
4. Hipotesis Statistik
Karena dalam penelitian ini peneliti menggunakan sampel maka hipotesis statistik digunakan dalam penelitian ini.
Secara statistik hipotesis di nyatakan sebagai berikut
Ha : Artinya apabila thitung> ttabel, terdapat pengaruh yang positif antara Strategi predict-observe-explain(POE) dengn hasil belajar siswa.
Ho : Artinya apabila thitung< ttabel, tidak terdapat pengaruh yang positif antara strategipredict-observe-explain (POE) dengan hasil belajar siswa.
Keterangan :
Ha =Hipotesis alternatif Ho =Hipotesis nihil
= StrategiPredict-observe=explain (POE) O = Hasil belajar
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Proses pembelajaran Biologi di SMAN 16 Kabupaten Tebopada kelas X IPA dilaksanakan 2 kali tatap muka dalam semiggu, alokasi waktu 2 x 45 menit setiap tatap muka.Sebelumnya guru mata pelajaran biologi di kelas X IPA sudah memberi materi Keanekaragaman hayati kepada siswa hanya dengan menggunakan metode ceramah, lalu siswa diberi soalpilihan ganda kemudian diberi perlakuan yaitu pembelajaran melalui strategi pembelajaran predict-observe-explain (POE)sebanyak tiga kali pertemuan, Proses permbelajaran tersebut berjalan dengan baik. Setelah pembahasan pada materi keanekaragaman hayati berakhir maka peneliti mengadakan post-test dalam bentuk soal pilihan Ganda dengan 20 pertanyaan yang telah di uji cobakan validitasnya, soal yang vailid semua. Lebih jelasnya lihat pada (lampiran 3).
Sampel yang di gunakan adalah siswa Kelas X IPA SMAN 16 Kabupaten Tebo yang yang terdiri dari tiga kelas yaitu Kelas X IPA 1, Kelas X IPA 2 dan Kelas X IPA3. Kelas X IPA 1 digunakan sebagai eksperimen (proses pembelajaran yang dilakukan dengan strategi pembelajaran predict-observe-explain (POE))dan kelas X IPA 2 sebagai kelas kontrol (proses pembelajaran menggunakan strategiKonvensional). Sedangkan kelas X IPA 3yang di jadikan sebagai kelas uji validasi soal.
1. Skor Nilai hasil belajar Siswa di Kelas Eksperimen
Skor hasil belajar siswa yang menggunakan strategi pembelajaran predict-observe- explain (POE)pada proses pembelajaran di kelas X IPA 1 maka di dapat hasil belajar Biologi siswa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada(lampiran). Berdasarkan nilai yang di peroleh, maka dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi berikut:
Tabel 4.1 : Distribusi frekuensi skor baku
No Kelas Interval F X X1 f Xi fXi2 Fka Fkb
1 90 – 95 5 92,5 2 10 20 5 25
2 84 – 89 3 86,5 1 3 3 8 20
3 78 – 83 5 80,5 0 0 0 13 17
4 72 – 77 5 74,5 -1 -5 5 18 12
5 66 – 71 3 68,5 -2 -6 12 21 7
6 60 – 65 4 62,5 -3 -12 36 25 4
N=25 ∑fi= -10 ∑fXi2=76
Dari tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa banyaknya siswa yaitu 25 siswa. Selang kelas nilai yang paling banyak diperoleh siswa adalah 90-95, 78-83, dan 72-77 sebanyak 5 siswa.
Sedangkan kelas nilai yang paling sedikit diperoleh siswa adalah 84-89, dan 66-71 sebanyak 3 siswa.
Gambar 4.1 Grafik Histogram Skor hasil belajar Siswa Kelas Eksperimen
Dari grafik 4.1 di atas dapat dilihat hasil belajar biologi siswa menggunakan strategi pembelajaran predict-observe-explain (POE). Berdasarkan hasil perhitungan yang tercantum pada lampiran hasil persentase di peroleh 6 kelas interval. Kelas pertama dengan Kriteria skor 90-95 terdapat5 orang siswa dari 25 jumlah seluruh siswa (frekuensi). Kelas kedua 84- 89 terdapat 3 orang siswa. Kelas ketiga 78-83 terdapat 5 orang siswa. Kelas keempat 72-77
0 1 2 3 4 5 6
92,5 86,5 80,5 74,5 68,5 62,5
Frekunsi
Nilai Tengah
Distribusi Frekunsi skor Hasil Belajar Siswa pada kelas eksperimen
terdapat 5 orang siswa. Kelas kelima 66-71 terdapat 3 orang siswa. Kelas keenam 60-65 terdapat 5 orang siswa. Untuk lebih jelas lagi dapat dilihat pada lampiran.
Berdasarkan hasil perhitungan dari analisa data yang peneliti lakukan setelah proses pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran predict-observe-explain (POE) pada kelas eksperimen di peroleh data sebagai berikut:
Tabel IV.2 Distribusi frekuensi skor baku variable X
No Ukuran Penetapan Hasil belajar menggunakan strategi pembelajaran predict-observe-explain (POE)
1 Nilai tertinggi 95
2 Nilai terendah 60
3 Range 36
4 Mean 78,1
5 Median 78,1
6 Modus 81,25
7 Standar deviasi 10,182
Dari tabel 4.2 dapat dilihat hasil belajar biologi siswa menggunakan strategi pembelajaran predict-observe-explain (POE)dengan nilai tertinggi 95, dan nilai terendah 60.
Untuk nilai rata-rata (mean) 78,1, nilai median78,1 dan hasil nilai standar deviasi 10,182.
Untuk lebih jelasnya lihat pada lampiran.
2. Skor Hasil Belajar Siswa di kelas Kontrol
Skor hasil belajar siswa yang tidak menggunakan strategi pembelajaran predict- observe-explain (POE) di kelas X IPA 2 maka didapat nilai hasil belajar Biologi siswa.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada (lampiran). Berdasarkan nilai yang diperoleh, maka dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi berikut:
Tabel IV.3Distribusi frekuensi skor baku
No Kelas Interval F X X1 f Xi fXi2 Fka Fkb
1 80–83 6 81.5 2 12 24 6 25
2 76–79 0 77.5 1 0 0 6 0
3 72–75 5 73.5 0 0 0 11 19
4 68–71 5 69.5 -1 -5 5 16 14
5 64–67 5 65.5 -2 -10 20 21 9
6 60-63 4 61.5 -3 -12 36 25 4
N=25 ∑fi= -15 ∑fXi2
=85
Dari tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa banyaknya siswa yaitu 25 siswa. Selang kelas nilai yang paling banyak diperoleh siswa adalah 80-83, sebanyak 6 siswa. Sedangkan kelas nilai yang paling sedikit diperoleh siswa adalah 76-79 sebanyak 0 siswa.
Persentase hasil belajar siswa yang tidak menggunakan strategi pembelajaran predict- observe-explain (POE)dapat dilihat pada grafik berikut.
Gambar 4.2 Grafik Histogram Skor hasil belajar Siswa Kelas Kontrol 0
1 2 3 4 5 6 7
81,5 77,5 73,5 69,5 65,5 61,5
Frekunsi
Nilai Tengah
Distribusi Frekunsi skor Hasil Belajar Siswa Pada kelas Kontrol