• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI IMPLEMENTASI ECO-TECH PADA BANGUNAN DIGITAL WORKING SPACE DI BSD CITY, TANGERANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "STUDI IMPLEMENTASI ECO-TECH PADA BANGUNAN DIGITAL WORKING SPACE DI BSD CITY, TANGERANG"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

AISYAH JASMINE SHAFIRA.

184

STUDI IMPLEMENTASI ECO-TECH PADA BANGUNAN DIGITAL WORKING SPACE DI BSD CITY, TANGERANG

ECO-TECH IMPLEMENTATION STUDY ON DIGITAL WORKING SPACE BUILDING IN BSD CITY, TANGERANG

Aisyah Jasmine Shafira¹, Indartoyo², Sri Novianthi P.³

¹²³

Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perancangan,Universitas Trisakti Email:

¹

aisyah05217008@std.trisakti.ac.id,

²

indartoyo@trisakti.ac.id,

³

srinovianthi@trisakti.ac.id ABSTRAK

Digital working space merupakan tempat untuk berkolaborasi antar komunitas dan perusahaan yang masih merintis. Di Indonesia, bangunan Digital working space diperlukan sebagai penunjang pertumbuhan ekonomi digital dan kreatif yang semakin pesat, dan salah satu lokasi yang menjadi tempat pembangunannya berada di BSD City. Di zaman sekarang ini tidak hanya dibutuhkan bangunan yang menarik untuk dilihat tetapi bagaimana suatu bangunan yang akan bertahan dan tidak menimbulkan kerusakan lingkungan untuk jangka waktu yang panjang. Oleh karena itu penulis bermaksud untuk mengimplementasikan pendekatan Eco-tech pada bangunan Digital working space untuk mewujudkan bangunan berkelanjutan yang ramah terhadap lingkungan sekitarnya. Penulis menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan menggunakan studi literatur untuk mendalami pendekatan desain Eco-tech. Dari hasil studi ini didapatkan bahwa aplikasi penerapan aspek-aspek Eco-tech dapat diterapkan ke bangunan Digital working space diantaranya, bentuk dan orientasi bangunan yang dipengaruhi oleh arah mata angin dan matahari pada tapak, menggunakan material yang dapat mengurangi radiasi panas ke dalam bangunan seperti double glass sehingga bangunan dapat mengurangi energi untuk penghawaan buatan (AC), desain bukaan pada bangunan untuk mengoptimalisasi sirkulasi penghawaan alami, dan desain ruang terbuka serta akses yang mudah dan nyaman untuk para pengguna bangunan.

Kata kunci: Digital Working Space, Eco-tech, BSD City

ABSTRACT

Digital working space is a place to collaborate between communities and companies that are still pioneering. In Indonesia, Digital working space building is needed to support the rapid growth of the digital and creative economy, and one of the locations where the development is located in BSD City.

In this day and age it takes not only interesting buildings to see but how a building will survive and not cause environmental damage for a long period of time. Therefore the author intends to implement eco- tech approach on Digital working space building to realize sustainable buildings that are friendly to the surrounding environment. The author uses descriptive qualitative methods using literature studies to explore eco-tech design approaches. From the results of this study, it was obtained that the application of Eco-tech aspects can be applied to digital working space buildings, among others, the shape and orientation of buildings affected by the direction of the wind and sun on the site, using materials that can reduce heat radiation into buildings such as double glass so that buildings can reduce energy for artificial air conditioning, the design of openings in buildings to optimize the circulation of natural air conditioning , and open space design as well as easy and convenient access for building users.

Keywords: Digital Working Space, Eco-tech, BSD City

(2)

AISYAH JASMINE SHAFIRA.

185 A. PENDAHULUAN

A.1 LATAR BELAKANG

Digital Working Space adalah proyek ruang kerja yang akan dirancang di daerah BSD City.

Untuk pengertian dari ‘Digital’ pada Digital working space sendiri yaitu menjelaskan lokasi dari coworking space yang terletak di kawasan Digital HUB. Oleh karena itu dapat disimpulkan yaitu Digital working space adalah coworking space yang terdapat di kawasan Digital HUB.

Luas tapak sebesar kurang lebih 20.150 hektar dengan KDB yang diperbolehkan sebesar 50%, oleh karena itu luas dasar bangunan yang diperbolehkan untuk dibangun maksimal sebesar 10.075 m², Garis sempadan bangunan (GSB);

7,5m, dan Koefisien Lantai Bangunan (KLB) sebesar 4.

Konsep yang diterapkan pada bangunan berpengaruh terhadap lingkungan sekitar, dan juga akan ada pengaruh yang diberikan untuk jangka panjang terhadap lingkungan sekitar. Oleh karena itu diperlukan pendekatan Eco-tech sebagai konsep dalam mendesain bangunan. Tujuannya agar terciptanya bangunan Digital working space dan kantor sewa yang bertahan untuk jangka panjang dan tidak membawa pengaruh buruk terhadap lingkungan sekitar. Diharapkan tulisan ini dapat bermanfaat sebagai acuan dalam menciptakan suatu bangunan yang berkelanjutan.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana Tema Eco-tech dapat sesuai dan diterapkan pada digital working Space yang merupakan bangunan dengan sistem kerja yang sudah mengikuti perkembangan zaman dan harus memberikan kenyaman bagi semua pengguna pada Digital Working Space. Dari studi ini penulis bermaksud untuk menerapkan pendekatan Eco- tech yang nyaman dan berkelanjutan untuk para pengguna pada bagunan Digital working space.

B. STUDI PUSTAKA B. 1 CO-WORKING SPACE

Co-working Space adalah wujud baru dari perkantoran atau biasa disebut rental office, yang mengembangkan cara bekerja menjadi lebih fleksibel (Utami V.K., 2017). Istilah Co-working sendiri berarti tempat berinteraksinya orang- orang yang bekerja untuk saling sharing banyak hal seperti ilmu, pengalaman dan informasi. Tujuan utama dari adanya co-working space adalah tidak hanya sekedar menyewakan suatu ruangan, tetapi juga sebagai wadah untuk berkolaborasi dan para pengguna dapat menghasilkan dan mengembangkan ide – ide baru (Anis Uzzaman, 2016).

Potensi perkembangan Co-working space di Indonesia makin meningkat, pertumbuhan serta permintaan pada sektor Co-working space semakin meningkat (Mutiara, 2019). Co-working space semakin digemari karena difasilitasi dengan fasilitas yang nyaman dan memadai bagi para penggunanya untuk berinteraksi, networking maupun yang bergerak dibidang dunia maya.

Sistem digital sangat terasa untuk memicu kreativitas melalui kegiatan crowd sourcing maupun pitching (DR. Robertus Tang Herman, SE., 2020)

B. 2 ECO-TECH

Eco-Tech Architecture merupakan sesuatu konsep gabungan teknologi dan ekologi (Kent et al., 2020). Eco-tech merupakan metode perancangan yang menyelaraskan lingkungan tentang efisiensi terhadap energi, pengolahan terhadap lahan dan tatanan arsitektur (Nurrohman

& Parliana, 2016). Konsep ramah terhadap lingkungan juga bagian dari high- tech Architecture dan ekologi arsitektur (Slessor, 1997).

i. Ciri-ciri bangunan yang menerapkan konsep Eco-tech, antara lain (Slessor, 1997):

a. Struktur yang terekspos dan konstruksi bangunan yang terintegrasi terhadap lingkungan sekitar;

(3)

AISYAH JASMINE SHAFIRA.

186 b. penggunaan material yang ramah akan

lingkungan dan mempunyai masa pakai untuk jangka panjang;

c. penerapan sistem penghawaan alami pada bangunan dengan memanfaatkan desain bangunan dan pengolahan udara untuk dijadikan sistem penghawaan;

d. pemanfaatan pencahayaan alami pada bangunan dengan desain dan material sebagai salah satu bentuk penghematan energi;

ii. Berikut 6 prinsip Eco-Tech (Slessor, 1997):

a. Making Connection, b. Energy Matters, c. Sculpting With Light, d. Structure Expression, e. Urban Response, f. Civic Symbolism,

C. METODE PENELITIAN

Pada penelitian ini menerapkan metode studi literatur untuk mendalami pendekatan Eco-tech.

Studi literatur didapatkan dari berbagai sumber diantaranya, dari jurnal, e-book, dan internet. Studi yang dilakukan terkait dengan penerapan aspek Eco-tech atau desain yang dirasa cocok untuk diterapkan ke bangunan Digital Working Space di BSD City. Studi observasi juga diperlukan untuk menganalisa kondisi tapak yang ada di BSD City dan mempertimbangkan aspek terhadap arah angin dan iklim yang ada disana.

D. HASIL PEMBAHASAN D.1 MAKING CONNECTION

Penerapan Making Connection pada bangunan berupa connection bridge dan plaza utama yang menghubungkan kedua bangunan tersebut.

Connection Bridge sebagai efisiensi para pengguna karena terdapat fasilitas yang tidak dimiliki oleh salah satu massa bangunan dan fasilitas tersebut bersifat terbuka untuk umum, sedangkan plaza utama berfungsi sebagai pusat interaksi sosial antar kedua pengguna bangunan

agar tidak terjadi kesenjangan bagi para pengguna.

Plaza utama tersebut juga di fasilitasi dengan tempat-tempat untuk bekerja dan berdiskusi antar para pengguna. Hal ini merupakan salah satu hal yang membedakan coworking space dari pada kantor-kantor kerja yang lainnya yaitu, dimanapun pengguna berada mereka dapat bekerja dengan nyaman.

Dari plaza utama ini juga para pengguna bangunan dapat mengakses setiap titik yang ada di Digital Working space.

D. 2 ENERGY MATTERS

Penerapan aspek energy matters bisa dilihat dari desain bangunan ataupun fasilitas yang diberikan pada bangunan. Pada Digital Working Space ini ada dua penerapan Energy matters pada bangunan tersebut. Yang Penerapan cross ventilation dan pemanfaatan energi yaitu panel surya. Cross ventilation sendiri merupakan sistem yang meletakan masing masing bukaaan dalam keadaan berhadapan, sehingga terjadinya proses pertukaran udara dari dalam bangunan keluar (Sudiarta, 2016)

Gambar 1.Connection Bridge (Sumber: dokumen Pribadi)

Gambar 2.Plaza Utama (Sumber: Dokumen Pribadi)

(4)

AISYAH JASMINE SHAFIRA.

187 Pada lantai 4 massa bangunan kedua terdapat

lantai yang bersifat semi outdoor, di setiap sisi bangunan terdapat bukaan agar memungkinkan terjadinya cross ventilation pada lantai tersebut.

Sebagai safety untuk para pengguna yang berada di lantai tersebut, setiap bukaan diberi jendela atau pintu yang bersifat flexible untuk dibuka dan ditutup pada waktu waktu tertentu, seperti hujan atau terpaan angin dengan intensitas yang tinggi

Keempat gambar yang ada diatas ini merupakan, bukaan yang ada di setiap sisi bangunan.

Energi surya sebagai sumber energi yang tidak terbatas dan sering digunakan sebagai energi cadangan atau alternative yang bisa diubah menjadi energi listrik di suatu bangunan (Purwoto, 2018). Oleh karena itu penulis menggunakan panel surya sebagai aspek penerapan dari Energy matters. Hal ini juga untuk mengatasi atau solusi dari kenaikan harga listrik konvensional serta dapat menghemat tagihan dari biaya listrik, dan dapat dialokasikan dana dari penghematan listrik ke kebutuhan lainnya.

D.3 SCULPTING WITH LIGHT

Penerapan aspek Sculpting With light yaitu merupakan pemanfaatan pencahayaan alami sebagai penerangan alami pada bangunan. Hal ini juga merupakan dari pemanfaatan energi atau penghematan energi pada bangunan. Pemanfaatan pencahayaan alami pada Co-working Space juga selain untuk penghematan energi, hal ini juga bertujuan untuk membunuh kuman yang terdapat di dalam bangunan (Kintari et al., 2020).

Penerapan yang dapat dilihat pada banguann yaitu penggunaan skylight dan material kaca pada bangunan.

Gambar 3. Cross Ventilation (Sumber: Dokumen Pribadi)

Gambar 8. Panel Surya (Sumber: Dokumen Pribadi)

Gambar 4. Sisi Utara Bukaan (Sumber: Dokumen Pribadi)

Gambar 5. Sisi Selatan Bukaan (Sumber: Dokumen Pribadi)

Gambar 6.Sisi Barat Bukaan (Sumber: Dokumen Pribadi)

Gambar 7. Atap Bangunan (Sumber: Dokumen Pribadi)

(5)

AISYAH JASMINE SHAFIRA.

188 Penggunaan material kaca curtain wall dan

diselubungi oleh material double glass untuk mengurangi radiasi panas matahari yang berlebihan, Ruangan yang terkena pencahayaan alami antara lain seperti, ruang komunal dan playground. Pada Digital working space ini bukaan kaca berorientasi ke plaza utama dan pada massa bangunan pertama terdapat ramp sebagai transportasi vertikal yang terletak tepat dibalik bukaan kaca.

Skylight pada kedua bangunan terdapat tepat diatas void yang mengarahkan langsung ke lobby lantai dasar.

D.4 STRUCTURE EXPRESSION

Penerapan pada structure expression terdapat pada fasad bangunan yang merupakan baja berjenis H. Beam 400 pada selubung bangunan dan dilapisi Hot dip Galvanize untuk menghindari karat pada baja. Ikatan baja untuk estetika hanya berupa ikatan angin dan merupakan baja sekunder, baja sekunder dan baja utama mempunyai ukuran yang berbeda .

Terdapat kolom yang terlihat pada lantai dasar bangunan dengan ukuran 80 cm dengan jarak antar kolom sebesar 10 meter.

D.5 URBAN RESPONSE

Bentuk kedua massa mengikuti bentuk atau pola pada tapak, analisa memperhatikan arah angin dan matahari yaitu, sisi memanjang kedua massa terdapat pada sisi utara dan selatan bangunan, sedangkan sisi terpendek massa terdapat pada barat dan utara bangunan untuk meminimalisir pencahayaan dengan intensitas tinggi ke dalam bangunan.

D.6 CIVIC SYMBOLISM

Bentuk bangunan berbeda dari bangunan lain yang ada di kawasan tersebut tepatnya pada Gambar 9. Sisi Timur Bukaan

(Sumber: Dokumen Pribadi)

Gambar 10. Atap Bangunan (Sumber: Dokumen Pribadi)

Gambar 11. Tampak atas bangunan (Sumber: Dokumen Pribadi)

Gambar 12. Kolom pada bangunan (Sumber: Dokumen Pribadi)

Gambar 13. Arah angin (Sumber: Dokumen Pribadi)

Gambar 14. Arah Matahari (Sumber: Dokumen Pribadi)

(6)

AISYAH JASMINE SHAFIRA.

189 apartemen yang berada di depan Digital HUB

dikarenakan kawasan Digital HUB yang merupakan kawasan kosong dan masih masuk dalam rencana pembangunan.

E. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat ditarik dari pembahasan diatas yaitu, penerapan aspek-aspek Eco-tech dapat dilihat dari desain-desain yang terbentuk di bangunan antara lain: terciptanya connection bridge sebagai penerapan aspek making connection untuk efisiensi pengguna bangunan, proses cross ventilation di dalam bangunan merupakan penerapan aspek Energy matters dengan cara memberi bukaan di setiap sisi bangunan, penggunaan material double glass sebagai pencahayaan alami dan juga mengurangi radiasi panas ke dalam bangunan yang merupakan aspek dari sculpting with light, serta mengurangi penggunaan penghawaan buatan (AC), struktur bangunan yang terekspos seperti ikatan baja dan kolom pada lantai dasar merupakan penerapan dari aspek Structure expression, dan bentuk massa bangunan serta orientasi massa bangunan yang dipengaruhi aspek alam dan lingkungan sekitar merupakan penerapan dari urban response dan civic symbolism.

F. UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terimakasih kepada bapak Ir. Indartoyo, MSA dan ibu Sri Novianthi Pratiwi, S.Pd., MT sebagai dosen pembimbing tugas akhir yang terlah membimbing saya selama proses berlangsung, serta kedua orang tua saya yang selalu memberikan dukungan kepada saya.

G. DAFTAR PUSTAKA

Anis Uzzaman. (2016). Startup Pedia.

Penerbit Bentang.

DR. Robertus Tang Herman, SE., M. (2020).

Budaya Digital. Www.Binus.Ac.Id.

https://binus.ac.id/malang/2020/07/buday a-digital/

Kent, Modelİnde, & Tasarimi, M. (2020).

Desain Interior Dalam Model Eco-Tech.

98–115.

Kintari, A., Hadiansyah, M. N., & Liritantri, W. (2020). Penerapan Karakteristik Milenial sebagai Work-Life-Balance dalam Perancangan Fasilitas dan Elemen Interior Point Lab Co-Working Space.

Jurnal Desain Interior, 5(2), 63.

https://doi.org/10.12962/j12345678.v5i2.

7424

Mutiara, N. (2019). JustCo Nilai Pasar Coworking Space Indonesia Makin

Menarik. Bisnis.Com.

https://ekonomi.bisnis.com/read/2019050 9/47/920364/justco-nilai-pasar-

coworking-space-indonesia-makin- menarik

Nurrohman, M., & Parliana, D. (2016).

Penerapan Tema Eco-Technic pada Rusunami Wargi Bandung. 1–12.

Purwoto, B. H. (2018). Efisiensi Penggunaan Panel Surya Sebagai Sumber Energi Alternatif. Emitor: Jurnal Teknik Elektro, 18(01), 10–14.

https://doi.org/10.23917/emitor.v18i01.6 251

Slessor, C. (1997). Eco-tech : sustainable architecture and high technology.

Thames and Hudson.

Sudiarta, I. N. (2016). Penghawaan Alami.

Universitas Udayana, 1–24.

Utami V.K. (2017). Coworking space di kota yogyakarta. E-Journal.Universitas Atma Jaya Yogyakarta., 1–10.

Gambar 15. Perspektif kawasan (Sumber: Dokumen Pribadi)

Gambar

Gambar 1.Connection Bridge   (Sumber: dokumen Pribadi)
Gambar 3. Cross Ventilation  (Sumber: Dokumen Pribadi)
Gambar 10.  Atap Bangunan   (Sumber: Dokumen Pribadi)
Gambar 15.  Perspektif kawasan   (Sumber: Dokumen Pribadi)

Referensi

Dokumen terkait

Hidrokel yang terjadi pada bayi baru lahir dapat disebabkan karena : (1) belum sempurnanya penutupan prosesus vaginalis sehingga terjadi aliran cairan peritoneum ke prosesus

RTK GNSS -vastaanottimeen nähden edulliseen, korkeintaan noin 2500 euron myyntihintaan anturin pitäisi ratkaista mahdollisimman moni edellä esitetyistä, yksi- ja

Unatoč konstatiranoj bespredmetnosti tih raspra- va, Gračanin se ipak upušta u pokušaj razrješavanja pitanja naseljavanja ostrogot- skih federata u Panonijama (str. Autor je

Berbagai arah kebijakan pembangunan daerah tersebut akan dilaksanakan melalui pendekatan pokok, yaitu (1) memantapkan otonomi daerah dalam pelaksanaan tugas-tugas

Adla Nur Shofa: Ada empat cara yang dapat dilakukan untuk memulai suatu usaha atau memasuki dunia usaha yaitu: Merintis usaha baru, Membeli Perusahaan yang sudah

Desain mekanisme pengujian regulator Sistem penguncian pada regulator tipe tekan, adalah dengan menekan regulator pada katup yang ada pada tabung dengan gaya

Secara umum audit keselamatan jalan dapat diartikan sebagai upaya dalam menanggulangi kecelakaan yang terjadi di jalan raya (Road Crash), yang tidak hanya

Artikel ini tidak ditulis untuk tujuan berdebat dengan siapapun, melainkan untuk menampilkan klaim keilahian Yesus sedapat mungkin dalam kata-kataNya sendiri (in His.. Jelas