• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH GAYA HIDUP DAN PERSEPSI KUALITAS TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONEANDROID MEREK VIVO (Studi Pada Masyarakat Kota Medan) SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH GAYA HIDUP DAN PERSEPSI KUALITAS TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONEANDROID MEREK VIVO (Studi Pada Masyarakat Kota Medan) SKRIPSI"

Copied!
113
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH GAYA HIDUP DAN PERSEPSI KUALITAS TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONEANDROID MEREK VIVO

(Studi Pada Masyarakat Kota Medan)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan pada Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Disusun Oleh :

RENA JUMEINA HASIBUAN 140907064

PROGRAM STUDI ILMU ADMNISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2018

(2)

ABSTRAK

PENGARUH GAYA HIDUP DAN PERSEPSI KUALITAS TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE ANDROID MEREK VIVO

(Studi Pada Masyarakat Kota Medan)

Nama : Rena Jumeina Hasibuan

NIM : 140907064

Program Studi : Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Dosen Pembimbing : Selwendri S.Sos, M.Si

Smartphone Android yang menawarkan berbagai macam kelebihan seperti fitur, kecanggihan, dan kualitas yang berbeda- beda. Saat ini Smartphone Android merek Vivo merupakan jenis telepon genggam yang paling banyak dipakai kalangan masyarakat Kota Medan. Selain itu gaya hidup, persepsi kualitas produk akan mempengaruhi konsumen dalam melakukan keputusan pembelian karena dengan adanya persepsi kualitas produk tertentu akan mempengaruhi konsumen untuk melakukan perbandingan antara Smartphone Android satu dengan yang lainnya.

Penelitian ini dilakukan untuk meneliti pengaruh gaya hidup, dan persepsi kualitas terhadap keputusan pembelian Smartphone Android merek Vivo pada masyarakat Kota Medan. Dilatar belakangi karena perkembangan teknologi Smartphone semakin canggih di Indonesia. Penelitian ini menggunakan 96 responden sebagai sampel penelitian dan teknik penentuan sampel menggunakan metode probability sampling, Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis kuantitatif yaitu meliputi uji validitas, uji reliabilitas, uji asumsi klasik, analisis regresi linier berganda, pengujian hipotesis melalui uji-t, uji F, dan uji koefisien determinasi (uji R2).

Data yang telah memenuhi uji valditas, uji reliabilitas, dan uji asumsi klasik diolah dengan menggunakan software SPSS versi 23, sehingga menghasilkan persamaan regresi sebagai berikut:

Y = 24,465 + 0-,078 X1 + 0, 423X2

Dimana variabel keputusan Pembelian (Y), pengaruh gaya hidup (X1), persepsi kualitas (X2).

Pengujian hipotesis uji-t dan uji F menunjukkan bahwa tidak adanya pengaruh positif dan signifikan gaya hidup terhadap keputusan pembelian , persepsi kualitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Uji koefisien determinasi (R2) yang terlihat pada R Square sebesar 0,151 menunjukkan bahwa 15,1% menggunakan keputusan pembelian pada Smartphone Android merek Vivo di Kota Medan. dapat dijelaskan oleh variabel pengaruh gaya hidup dan persepsi kualitas sisanya 79,9 % dapat dijelaskan oleh variabel-variabel yang tidak diteliti pada penelitian ini.

Kata kunci: Pengaruh Gaya Hidup, Persepsi Kualitas, Keputusan Pembelian

(3)

ABSTRACT

THE EFFECT OF LIFE STYLE AND QUALITY PERCEPTION ON DECISION OF SMARTPHONE ANDROID PURCHASE VIVO BRAND

(Study In Medan City Society)

Name :Rena Jumeina Hasibuan

NIM :140907064

Departement : Business Administration Faculty : Political and Social Science Advisor : Selwendri, S.Sos, M.Si

Android Smartphone that offers a variety of advantages such as features, sophistication, and quality are different. Currently Android Smartphone Vivo brand is a type of mobile phone most widely used among the people of Medan. Besides the lifestyle, the perception of product quality will affect consumers in making purchasing decisions because with the perception of certain product quality will affect consumers to make a comparison between Android Smartphone with each other.

This study was conducted to examine the influence of lifestyle, and the perception of quality to the buying decision of Android Vivo brand Smartphone to the people of Medan City. Background due to the increasingly sophisticated development of Smartphone technology in Indonesia. This research use 96 responden as sample of research and technique of determination of sample by using probability sampling method. Data analysis method used is quantitative analysis method that is validity test, reliability test, classical assumption test, multiple linear regression analysis, hypothesis test through t-test, F test, and test of coefficient of determination (test R2).

Data that has met the test of valdity, reliability test, and classical assumption test is processed by using software SPSS version 23, so as to produce regression equation as follows:

Y = 24.465 + 0-,078 X1 + 0, 423X2

Where is the decision variable Purchase (Y), lifestyle influence (X1), perception of quality (X2). T-test hypothesis test and F test show that there is no positive influence and significant lifestyle to purchase decision, quality perception have positive and significant effect to purchasing decision. The determination coefficient test (R2) seen at R Square of 0.151 indicates that 15.1% uses purchase decisions on the Vivo Android brand Smartphone in Medan City. can be explained by the variable of lifestyle influence and perception of the quality of the rest 79,9% can be explained by the variable not examined in this research.

Keywords: Effect of Lifestyle, Quality Perception, Purchase Decision

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT, karena atas berkah dan rahmat dan karunianya akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi saya yang berjudul“Pengaruh Gaya Hidup dan Persepsi Kualitas Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Android Merek Vivo (Studi Pada Masyarakat Kota Medan)”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada program studi Ilmu Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Peneliti mengucapkan terima kasih kepada yang teristimewa, kedua orangtua penulis Bapak Maga Hasibuan dan IbuRosmawati Situmorang, atas didikan, kasih sayang, kesabaran, serta doa dan dukungan yang diberikan kepada peneliti.

Selama masa perkuliahan masa perkuliahan hingga penulisan skripsi ini peneliti telah banyak mendapat bimbingan, saran, motivasi, serta doa dari berbagai pihak. Oleh Karena itu, pada kesempatan ini peneliti menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu:

1. Bapak Prof. Dr. Muryanto Amin, M.Si selaku Dekan FISIP USU

2. Bapak M.Arifin Nasution, S.Sos, M.S.P selaku W. Dekan II FISIP USU 3. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA selaku Ketua Program Studi Ilmu

Administrasi Bisnis FISIP USU

4. Ibu Dr. Beti Nasution, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis FISIP USU.

5. Bapak Selwendri S.Sos, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, saran, dan masukan selama penulisan skripsi ini.

6. Kak Siswati. S.Sos, M.SP dan Bang Farid selaku staff pegawai Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis FISIP USU yang berperan dan membantu penulis selama masa perkuliahan dan penyusunan skripsi ini.

7. Seluruh Staff Pengajar Ilmu Administrasi Bisnis FISIP USU yang selama ini telah memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis.

8. Kakak saya Fitri Gusri yanti Hasibuan, dan abang saya Irga Rahmadoni Hasibuan serta adik sipudan saya Rizky Rahmadoni Hasibuan yang telah memberikan saya semangat dan motivasi

(5)

10. Teman yang selalu memberikan dukungan selama proses penulisan skripsi ini Mulia putri Terimakasih atas waktu yang diberikan dan masukan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

11. Teman-teman seperjuangan kelas B Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis FISIP USU.

12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah dengan tulus ikhlas memberikan doa dan dukungan hingga dapat terselesainya skripsi ini.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini tidak sempurna, masih banyak kekurangan baik dari isi maupun penyajiannya.Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, Mei 2018 Peneliti,

RENA JUMEINA HASIBUAN

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. RumusanMasalah ... 5

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

1.4. Manfaat Penelitan... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1Pengertian Gaya Hidup ... 7

2.1.1Gaya Hidup ... 7

2.1.2Hubungan Gaya Hidup terhadap keputusan pembelian ... 11

2.1.3 Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Keputusan Pembelian ... 11

2.2Persepsi Kualitas ... 11

2.2.1Defenisi Persepsi ... 11

2.2.2Defenisi Persepsi Kualitas ... 12

2.2.3Dimensi Persepsi Kualitas ... 13

2.2.4Membangun Persepsi Kualitas yang Kuat ... 14

2.3. Keputusan Pembelian ... 15

2.3.1 Tahap Pengambilan Keputusan ... 17

2.4Kerangka Berfikir ... 21

2.5Penelitian Terdahulu ... 21

BAB III METODE PENELITIAN ... 25

3.1Bentuk Penelitian ... 25

3.2Lokasi Penelitan ... 25

3.3Populasi dan Sampel ... 25

3.3.1Populasi ... 25

3.3.2Sampel ... 26

3.4HipotesisPenelitian ... 28

3.5Defenisi Konsep ... 29

3.6Defenisi Operasional ... 30

3.7Metode Pengumpulan Data ... 31

3.7.1Pengumpulan Data Primer ... 31

3.7.2Pengumpulan Data Skunder ... 32

3.8. Instrumen Penelitian ... 32

3.8.1 Skala Pengukuran Penelitian ... 32

(7)

3.8.2Uji Validitas ... 33

3.8.3 Uji Reabilitas ... 33

3.9Uji AsumsiKlasik ... 34

3.9.2.1Uji Normalitas ... 34

3.9.2.2Uji Multikolinearitas ... 34

3.9.2.3Uji Hetetokedastisitas ... 34

3.10 Uji Regrasi Linear Berganda ... 34

3.11 Koefisien Determinasi (R2) ... 34

3.12 Uji T (Persial) ... 36

3.13 Uji F Simultan ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 37

4.1 Deskripsi Objek Penelitian ... 37

4.1.1. Sejarah Singkat Penelitian ... 37

4.1.2. Logo Perusahaan ... 38

4.1.3. Visi dan Misi Perusahaan ... 39

4.2 Penyajian Data ... 40

4.2.1 Distribusi Jawaban Responden ... 40

4.2.2.1 Variabel Pengaruh Gaya Hidup (X1) ... 44

4.2.2.2 Variabel Persepsi Kualitas (X2) ... 49

4.2.2.3 Variabel Keputusan Pembelian ... 54

4.3 Metode Analisis Data ... 54

4.3.1 Uji Instrumen ... 59

4.3.1.1 Uji Validitas ... 61

4.3.1.2 Uji Reliabilitas ... 62

4.3.2 Uji Asumsi Klasik ... 64

4.3.2.1 Uji Normalitas ... 64

4.3.2.2 Uji Multikolonieritas ... 67

4.3.2.3 Uji Heteroskedastitas ... 69

4.3.3 Uji Analisis Persamaan Regresi Berganda ... 69

4.3.4 Uji Koefisien Determinasi (Uji R2) ... 69

4.3.5 Uji Hipotesis ... 60

4.3.5.1 Uji T (Persial) ... 71

4.3.5.2 Uji F (Simultan) ... 73

4.4 Pembahasan ... 74

4.4.1 Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Keputusan Pembelian ... 75

4.4.2 Pengaruh Persepsi Kualitas Terhadap Keputusan Pembelian ... 76

4.4.3 Pengaruh Gaya Hidup dan Persepsi Kualitas Terhadap Keputusan Pembelian ... 76

BAB V PENUTUPAN ... 77

5.1 Kesimpulan ... 77

5.2 Saran ... 78

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Penjualan Smartphone ... 4

Tabel 3.1 Pembagian Custer Sampling ... 27

Tabel 3.2 Defenisi Operasional ... 30

Tabel 3.3 Instrumen Skala Likert ... 32

Tabel 4.1 Identitas Responden Jenis Kelamin ... 40

Tabel 4.2 Identitas Responden Umur ... 41

Tabel 4.3 Identitas Responden Pekerjaan ... 41

Tabel 4.4 Identitas Responden Pendidikan ... 43

Tabel 4.5 Identitas Responden Pendapatan ... 44

Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Responden Menggunakan Alat Telekomunikasi Jenis Smartphone ... 45

Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Responden Menggunakan Smartphone Android Merek Vivo Untuk Menunjang Aktivitas ... 45

Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Responden Tertarik Membeli Smartphone Android Merek Vivo Karena Banyak Yang Menggunakan ... 46

Tabel 4.9 Distribusi Jawaban Responden Tertarik Membeli Smartphone Android Merek Vivo Karena Sesuai Dengan Gaya Hidup ... 47

Tabel 4.10 Distribusi Jawaban Responden Desain Smartphone Android Merek Vivo Mengikuti Tren/Perkembangan Zaman ... 47

Tabel 4.11 Distribusi Jawaban Responden Tentang Spesifikasi Smartphone Android Merek Vivo Mengikuti Trend/Perkembangan Zaman ... 48

Tabel 4.12 Distribusi Jawaban Responden Tentang Fitur Smartphone Android Merek Vivo Mengikuti Trend/Perkembangan Zaman ... 49

Tabel 4.13 Distribusi Jawaban Responden Kinerja Produk Smartphone Android Merek Vivo Sangat Baik... 50

Tabel 4.14 Distribusi Jawaban Responden Smartphone Android Merek Vivo Memberikan Garansi Selama 1 Tahun Terhadap Prodaknya ... 50

Tabel 4.15 Distribusi Jawaban Responden Service Center Smartphone Android Merek Vivo Terdapat Di Kota- Kota Seluruh Indonesia ... 51

Tabel 4.16 Distribusi Jawaban Responden Menggunakan Produk Smartphone Karena Memiliki Ketahanan Yang Baik ... 52

Tabel 4.17 Distribusi Jawaban Responden Sejak Awal Diluncurkan Hingga Kini Memiliki Kinerja Yang Bagus ... 52

Tabel 4.18 Distribusi Jawaban Responden Memilih Smartphone Android Merek Vivo Menggunakan Camera Depan Yang Canggih ... 53

Tabel 4.19 Distribusi Jawaban Responden Membeli Produk Smartphone Android Merek Vivo Memiliki Spesifikasi Tinggi dan Uji Qualty Control ... 54 Tabel 4.20 Distribusi Jawaban Responden Membutuhkan Smartphone

(9)

Android Merek Vivo Untuk Menunjang Aktiftas Saya ... 55

Tabel 4.21 Distribusi Jawaban Responden Mencari Informasi Tentang Smartphone Android Merek Vivo Dari Keluarga/Teman ... 56

Tabel 4.22 Distribusi Jawaban Responden Mencari Informasi Tentang Smartphone Android Merek Vivo Dari Internet Dan Toko Handphone ... 56

Tabel 4.23 Distribusi Jawaban Responden Smartphone Android Merek Vivo Sesuai Dengan Kebutuhan ... 57

Tabel 4.24 Distribusi Jawaban Responden Membandingakan Smartphone Android Merek Vivo Dengan Produk Sejenis ... 57

Tabel 4.25 Distribusi Jawaban Responden Membeli Smartphone Merek Vivo Dengan Kesadaran Diri Tanpa Paksaan ... 58

Tabel 4.26 Distribusi Jawaban Responden Merasa Puas Dengan Smartphone Android Merek Vivo ... 59

Tabel 4.27 Distribusi Jawaban Responden Akan Merekomendasikan Smartphone Android Merek Vivo Kepada Keluarga/Teman... 59

Tabel 4.28 Uji Validitas Variabel Gaya Hidup (X1) ... 61

Tabel 4.29 Uji Validitas Variabel Persepsi Kualitas (X2) ... 62

Tabel 4.30 Uji Validitas Variabel Keputusan pembelian (Y) ... 62

Tabel 4.31 Uji Reliabilitas Variabel Gaya Hidup (X1) ... 63

Tabel 4.32 Uji Reliabilitas Variabel Persepsi Kualitas (X2) ... 64

Tabel 4.33 Uji Reliabilitas Variabel Keputusan Pembelian (Y) ... 64

Tabel 4.34 Hasil Uji Normalitas Kolmogrov-Smirnov ... 67

Tabel 4.35 Hasil Uji Multi kolinieritas ... 68

Tabel 4.36 Koefisien Regresi Linear Berganda ... 70

Tabel 4.37 Koefisien Determinasi (R2) ... 72

Tabel 4.38 Hasil Uji T (Persial) ... 73

Tabel 4.39 Hasil Uji F (Simultan) ... 75

(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir ... 20

Gambar 4.1 Logo Perusahaan ... 38

Gambar 4.2 Logo Boneka Perusahaan ... 39

Gambar 4.3 Unit Smartphone Android Merek Vivo ... 39

Gambar 4.4 Histogram Uji Normalitas ... 64

Gambar 4.5 Norma P-Plot Uji Normalitas ... 66

Gambar 4.6 Grafik Scantter Plot ... 69

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penilitian

Lampiran 2 Frekuensi Jawaban Responden Lampiran 3 Hasil Output SPSS

Lampiran 4 Surat Permohonan Pengajuan Judul Skripsi Lampiran 5 Berita Acara Seminar

Lampiran 6 Daftar Hadir Peserta Seminar Proposal Lampiran 7 Lembar Nilai Seminar Proposal

Lampiran 8 Kartu Kendali Bimbingan Lampiran 9 Sertifikat TOEFL

x

(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Smartphone telah menjadi gaya hidup karena saat ini menjadi pilihan penting dalam kehidupan masyarakat, Smartphone sendiri juga mengalami begitu banyak perubahan yang semakin canggih. Lajunya pertumbuhan teknologimembuat perusahaan Smartphone dalam mencari ide baru, Oleh karena itu perusahaan dituntut agar menciptakan Smartphone yang lebih kreatif yang diinginkan konsumen, yaitu dengan memenuhi dan mempermudah segala aktivitas orang itu sendiri. Smartphone bukan hanya menjadi tren semua kalangan bahkan Smartphone sendiri juga mulai menjadi gaya hidup dari anak-anak, remaja hingga orang tua.Selain itu banyaknya produk Smartphone yang masuk dipasar untuk dijual membuat para konsumen melakukan banyak pertimbangan. salah satunya mencari kepraktisan dan kecepatan Smartphone tersebut. bagi beberapa pengguna Smartphone bukan hanya sekadar ingin pertukaran informasi tetapi juga bisa menggunakan aktifitas bisnis online. karena transaksi jual beli online juga menjadi tren dimsyarakat.

Gaya hidup secara luas diidentifikasikan sebagai cara hidup yang diidentifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka (aktivitas) apa yang mereka anggap penting dalam lingkungannya (ketertarikan), dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga dunia sekitarnya. hal ini dijelaskan oleh Boyd, et al (2000:221) yang menyatakan bahwa dua orang denganusia, pendapatan, pendidikan dan bahkan pekerja yang sama tidak perlu

(13)

menjalain kehidupan dengan cara yang sama. bahkan mereka bisa mereka bisa memiliki opini, minat, dan aktivitas yang berbeda.

Menurut Setiadi (2010:148), gaya hidup didefenisikan sebagai cara hidup yang didefenisikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka, apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka dan juga dunia sekitarnya. Gaya hidup suatu masyarakat akan berbeda dari masyarakat lainnya, bahkan dari masa kemasa gaya hidup suatu individu dan kelompok masyarakat tertentu akan bergerak dinamis.

Minat manusia dalam berbagai barang dipengaruhi oleh gaya hidupnya dan barang yang mereka neli mencerminkan gaya hidup tersebut.

Menurut Darmadai, dkk. (2001:96) Persepsi konsumen terhadap kualitas keseluruhan dari suatu produk atau jasa dapat menentukan nilai dari produk atau jasa tersebut berpengaruh secara langsung kepada keputusan pembelian konsumen dan loyalitas mereka terhadap merek.Menurut Kotler dan Keller (2009:214) faktor yang mempengaruhi prilaku konsumen adalah faktor budaya, faktor sosial, pribadi, dan psikologis. sebagian faktor-faktor tersebut tidak diperhatikan oleh pemasar tetepi sebenarnya harus diperhitungkan untuk mengetahui seberapa jauh faktor-faktor prilaku konsumen tersebut mempengaruhi pembelian konsumen.

Faktor fisikologis meliputi motivasi, persepsi, pengetahuan, keyakinan, dan sikap (Setiadi, 2003:15).

Salah satu dari gaya hidup dan persepsi kualitas terhadap keputusan pembelian cenderung memperlihatkan pola perilaku yang berbeda. termasuk membeli produk dan merek yang berbeda dan menggunakannya secara berbeda.

oleh karena itu sebagaian mereka gaya hidup itu ditentukan oleh pendidikan, pendapatan, rumah tangga, pekerjaan, dan jenis produk yang dibeli untuk

(14)

memainkan peran meraka. Salah satu Smartphone yang banyak diminati oleh masyarakat kota Medan untuk kebutuhan gaya hidup adalah SmartphoneAndroid merek vivo, Smartphone tersebut mampu menciptakan teknologi yang saat ini dibutukan konsumen,pentingnya peranan merek dalam proses pengambilan keputusan konsumen membuat para perusahaan menempatkan merek sebagai salah satu aset perusahaan yang paling penting. sikap peneilaian sesorang tentang hadirnya Smartphone dengan cara penilaian evaluative yaitu harga, yang bervariasi setiap lapisan masyarakat, Aplikasi, kualitas bentuk dan fitur, Salah satu produk yang sekarang sedang diminati masyarakat kota Medan adalah SmartphoneAndroid merek Vivo.serta dilengkapi dengan kamera selfie hingga 20 MP dimana pada jamannya masyarakat lagi gemar selfie, kemudian vasilitas juga dilengkapi Aplikasi yang Canggih dengan cara mengunduh atau membayar.

Pengaruh gaya hidup masyarakat yang semakin tinggi juga merupakan salah satu pengaruh bagi masyarakat untuk mempertimbangkan keputusan pembelian terhadap suatu produk.terutama masyarakat kota medan dengan gaya hidup tinggi cenderung lebih berhati-hati dalam memutuskan produk apa yang akan mereka beli. Masyarakat kota medan melakukan penelitian menggunakan Variabel keputusan pembelian karena banyak nya produk SmartphoneAndroid merek lain yang beredar, masyarakat kota medan memilih Smartphone Android merek Vivo untuk mengikuti perkembangan jaman perlunya berbagai pertimbangan bagi masyarakat dalam melakukan keputusan pembelian khususnya masyarakat kota medan.

(15)

SmartphoneAndroid merek vivo adalah salah satu perusahaan terkemuka di China yang memproduksi Smartphone dan Tablet berbasis Android.

SmartphoneAndroid merek Vivo tersebut berdiri pada tahun 2009 di Cina.

Smartphone merek Vivo berhasil menduduki tiga tahun berturut menjadiposisi tiga besar di Dunia. daftar perusahaan Smartphone dengan pertumbuhan tertinggi pada tahun 2017 (www.vivotrend.com) diakses pada 1 November 2017.

Pada tahun 2017 SmartphoneAndroid merek Vivo menjadi pemimpin nomor ke tiga pasar di industri Smartphone penjelasan lebih jelas dapat dilihat pada data table berikutini:

Tabel 1.1.

Data penjualan SmartphoneAndroidKota Medan 2013-2017

Tahun Vivo Oppo Samsung Apple Xiaomi

2013 2% 3% 13,4% 12% 3%

2014 4% 5% 14,4% 7,8% 6%

2015 16,1% 15% 21,5% 14,8% 16,1%

2016 13,2% 13% 23,3% 11,8% 9,5%

Mei- 2017

23,6% 23,5% 26,7% 20,3% 7,1%

Sumber: Data diolah peneliti idc research (www.gatgetren.com) 2017 Dari pemaparan data diatas dapat dikatakan bahwa tingkat penjualan Smartphone dapat berubah setiap tahunnya,Berbagai kesuksesan tersebut tidak mudah diperoleh oleh perusahaan Smartphone Android merekVivo, Perusahanan tersebut mampu merebut hati konsumen dan menjadi smartphone nomor tiga yang paling diburu setelah Samsung dan Apple.

(16)

Berdasarkan uraian diatas yang telah diuraikan penulis tertarik untuk menelitidengan judul “Pengaruh Gaya Hidup dan Persepsi Kualitas Terhadap Keputusan Smartphone Android Merek Vivo

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka dapat disampaikan permasalah sebagai berikut :

1. Apakah gaya hidup berpengaruh terhadap keputusan pembelian smartphoneAndroid Merek Vivo?

2. Apakah persepsi kualitas berpengaruh terhadap keputusan pembelian Smaertphone Android merek Vivo?

3. Apakah pengaruh gaya hidup dan persepsi kualitas berpengaruh terhadap keputusan pembelian smartphone Android merek vivo?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh gaya hidup terhadap keputusan pembelian smartphoneAndroid merek Vivo.

2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh persepsikualitas terhadap keputusan pembelian smartphoneAndroid merek Vivo.

3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh gaya hidup dan persepsi kualitas terhadap keputusan pembelian smartphoneAndroidmerek Vivo.

(17)

1.4. Manfaat Penelitan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka manfaat penelitian ini adalah : 1. Bagi Penulis

Penelitian ini bertujuan untuk menambah pengetahuan khususnya yang berhubungan dengan analisis pengaruh gaya hidup seseorang terhadap keputusan pembelian.

2. Bagi Perusahaan

Penelitian ini dapat diharapkan sebagai bahan masukan bagi perusahaan di dalam memecahkan masalah, sehingga dapat memperhatikan faktor-faktor yang dimiliki oleh produk yang mereka tawarkan

3. Bagi Program Ilmu Administrasi Bisnis

Penelitian ini diharapkan menjadi daftar keputusan yang berguna di jurusan serta memberikan informasi tambahan yang berguna bagi mahasiswa/I dalam melakukan penelitian dengan objek maupun masalah yang sama dan dikembangkan di masa yang akan datang.

(18)

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1.Pengertian Gaya Hidup 2.1.1. Gaya Hidup

Gaya hidup secara luas didefenisikan sebagai cara hidup yang diidentifikasikan oleh bagaimana seseorang menghabiskan waktu mereka (aktivitas), apa yang mereka anggap penting dilingkungannya (ketertarikan) dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga dunia disekitanya (pendapat). Gaya hidup suatu masyarakat yang lainnya. Bahkan dari masa ke masa gaya hidup suatu individu dan kelompok masyarakat tertentu akan bergerak dinamis.

Gaya hidup pada dasarnya merupakan suatu prilaku yang mencerminkan masalah apa yang sebenarnya ada di alam pikir pelanggan yang cenderung berbaur dengan berbagai hal yang terkait dengan masalah emosi dan psikologis konsumen. Gaya hidup adalah konsep yang lebih kontemporer, lebih komprehensif, dan lebih berguna daripada kepribadian. Karena alasan ini, perhatian yang besar harus dicurahkan pada upaya memahami konsepsi atau kata yang disebut gaya hidup, bagaimana gaya hidup diukur, dan bagaimana gaya hidup digunakan.

Menurut Kotler (2005:210), Gaya hidup secara luas didefeniskan sebagai pola hidup seseorang di dunia yang terungkap pada aktifitas, minat dan opininya.

Gaya hidup dipahami sebagai sebuah karakteristik seseorang secara kasat mata, yang menandai sistem nilai, serta sikap terhadap diri sendiri dan lingkungannya.

(19)

Gaya hidup merupakan hasil kombinasi dan totalitas cara, tata, kebiasaan, pilihan, serta objek-objek yang mendukungknya, dalam pelaksanaan dilandasi oleh sistem nilai atau sistem kepercayaan tertentu. Sachari (2007:73),

Gaya hidup (Life style) pada prinsipnya adalah bagaimana seseorang menghabiskan waktu dan uangnya. Ada orang yang senang mencari hiburan bersama kawankawannya, ada yang senang menyendiri, ada yang bepergian bersama keluarga, berbelanja, melakukan aktivitas yang dinamis, dan ada pula yang memiliki dan waktu luang dan uang berlebih untuk kegiatan sosial- keagamaan.

Gaya hidup dapat mempengaruhi perilaku seseorang dan akhirnya menentukan pilihan-pilihan konsumsi seseorang. Memahami kepribadian tidaklah lengkap jika tidak memahami konsep gaya hidup. Gaya hidup adalah konsep yang lebih baru dan lebih mudah terukur dibandingkan kepribadian. Gaya hidup didefinisikan sebagai pola di mana orang hidup dan menggunakan uang dan waktunya. Gaya hidup mencerminkan pola konsumsi yang menggambarkan pilihan seseorang bagaimana ia menggunakan waktu dan uangnya. Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa gaya hidup lebih menggambarkan perilaku seseorang, yaitu bagaimana ia hidup, menggunakan uangnya dan memanfaatkan waktu yang dimilikinya.

Menurut Sustina (2002:145), Gaya hidup secara luas didefenisikan sebagai cara hidup yang di identifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka (aktivitas), apa yang mereka anggap penting dalam lingkungannya (ketertarikan), dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga

(20)

dunia disekitarnya (pendapat). “Gaya hidup diidentifikasikan sebagai pola di mana oranghidup dan mengahabiskan waktu serta uangnya.

Secara sederhana gaya hidup (lifestyle) didefinisikan sebagai „bagaimana seseorang hidup (how one live)‟, termasuk bagaimana seseorang mengg unakan uangnya, bagaimana ia mengalokasikan waktunya, dan sebagainya. Jadi, gaya hidup berbeda dari kepribadian yang memandang konsumen dari perspektif internal. Psikografik amat diminati oleh praktisi pemasaran maupun peneliti konsumen karena psikografik memberikan profil yang jelas tentang segmensegmen konsumen.

Oleh sebab itu, terapannya menjelaskan bahwa gaya hidup seringkali digambarkan kegiatan, minat dan opini dari seseorang dengan activities,interests,and opinion (AIO) banyak digunakan untuk keperluan segmenting, positioning, dan repositioning, serta kegiatan-kegiatan promosional yang spesifik. Gaya hidup konsumen adalah ekspresi ke luar dari nilai-nilai dan kebutuhan-kebutuhan konsumen. Dalam menggambarkan gaya hidup konsumen, dapat dilihat bagaimana mereka hidup dan mengekspresikan nilai-nilai yang dianutnya untuk memuaskan kebutuhannya.

Gaya hidup konsumen dapat berubah, akan tetapi perubahan ini bukan disebabkan oleh berubahnya kebutuhan. Kebutuhan pada umumnya, tetap seumur hidup, setelah sebelumnya dibentuk di masa kecil. Perubahan itu terjadi karena nilai-nilai yang dianut konsumen dapat berubah akibat pengaruh lingkungan.4 Konsep gaya hidup konsumen cukup berbeda dengan kepribadian.

Gaya hidup menunjukkan bagaimana orang hidup, bagaimana mereka membelanjakan uangnya, dan bagaimana mereka mengalokasikan waktu mereka.

(21)

Oleh karenanya, hal ini berhubungan dengan tindakan dan perilaku sejak lahir, berbeda dengan kepribadian, yang menggambarkan konsumen dari perspektif yang lebih internal yaitu, “karakteristik pola berpikir, perasaan, dan memandang konsumen”.

Gaya hidup mencerminkan pola konsumsi yang menggambarkan pilihan seseorang yaitu bagaimana ia menggunakan waktu dan uang. Dari beberapa dapat disimpulkan bahwa gaya hidup lebih menggambarkan perilaku seseorang, yaitu bagaimana mereka hidup, menggunakan uangnya dan memanfaatkan waktu yang dimilikinya (Sumarwan:56), Sumarwan (2007:57) menjelaskan bahwa gaya hidup seringkali digambarkandengan kegiatan, minat dan opini dari seseorangAIO (activities, interests, and opinion) yaitu sebagai berikut :

a. Aktifitas (Activity)

Activity atau aktifitas meminta kepada konsumen untuk mengidentifikasikan apa yang mereka lakukan.

b. Ketertarikan (Insert)

Insert merupakan faktor pribadi konsumen dalam mempengaruhi proses pengambilan keputusan. Setiap perusahaan dituntut untuk memahami minat dan hasrat para pelanggannya.

c. Pendapat (Opinion)

Menyelidiki pandangan dan perasaan mengenai topik-topik peristiwa dunia, trend yang sedang marak. Opinion merupakan pendapat dari setiap konsumen yang berasal dari pribadi.

(22)

2.1.2. Hubungan Gaya Hidup Terhadap Keputusan Pembelian

Menurut Assael (2001:382) bahwa gaya hidup dapat berpengaruh pada pembelian, perubahan kebiasaan, citarasa, serta perilaku pembelian konsumen.

Pengaruh promosi yang bagus juga menjadikankonsumen mengenal dan ada rasa penasaran terhadap produk. Kualitas Produk meupakana hal yang sangat perlu diperhatikan oleh perusahaan, karena kualitas produk yang baik akan memberikan kepuasan konsumen. Hal ini juga disebabkan oleh perilaku konsumen yang selalu menginginkan produk yang terbaik dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas produk yang baik ini akan memberikan kepercayaan.

2.1.3. Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Keputusan Pembelian

Lifestyle (gaya hidup) merupakan konsep yang sangat penting dalam menganalisis tingkah laku gaya hidup pasar sasaran. Gaya hidup dimulai dengan mengidentifikasikan tingkah laku (behavivor), tentang minat, hasrat, dan pendapat para pasar sasaran.Kasali (2005:225) menyatakan bahwa “Gaya hidup akan mempengaruhi keinginan seseorang untuk berperilaku dan akhirnya menentukan pilihan-pilihan konsumsi baran”

2.2. Persepsi Kualitas

Menurut setiadi (2003:159) persepsi merupakan suatu yang timbul akibat adanya sensasi, dimana pengertian sensasi adalah aktivitas merasakan atau penyebab keadaan emosi yang menggembirakan. sensasi dapat didefenisikan juga sebagai tanggapan yang cepat dari indera penerima kita terhadap stimuli dasar seperti cahaya, warna, dan suara. Fernnadewi (2008:42) mendefinisakan persepsi sebagai proses dimana berbagai stimuli dipilih, diorganisir, dan diinterpretasi menjadi informasi yang bermakna. Sedangkan Webster dalam Setiadi (2003:160)

(23)

mendefenisikan persepsi adalah proses bagaiman stimuli-stimuli itu diseleksi, diorganisasi, dan diinterprestasikan. dari defenisi tersebut diatas, penulis menyimpulkan persepsi adalah hasil stimuli yang diterima sehingga menimbulkan suatu sensasi.

2.2.1. Defenisi Persepsi Kualitas

Tjiptono (2005:40) mengatakan bahwa Perceived quality merupakan penilaian pelanggan terhadap keunggulan atau superioritas produk secara keseluruhan. oleh sebab itu, Perceived quality didasarkan pada evalyasi subyektif konsumen (bukan manager atau pakar) terhadap kualitas produk. Durianto (2004:96) mengemukakan bahwa persepsi kualitas dapat didefenisikan sebagai persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan produk.

Menurut Simamora dalam Pane dan Rini (2011:119) Persepsi kualitas (perceived quality) yang dimaksud adalah persepsi pelanggan terhadap kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan ditinjau dari funginya secara relatif dengan produk-produk lain.

Sedangkan menurut Ferrinadewi (2008:172) perceived quality adalah bagaimana keunggulan produk secara keseluruhan didasarkan pada evaluasi subyektif konsumen. Dari beberapa defenisi atas dapat disimpulkan bahwa perceived quality adalah penilaian pelanggan terhadap kualitas produk secara keseluruhan. Persepsi pelanggan akan melibatkan apa yang penting bagi pelanggan karena setiap pelanggan memiliki kepentingan yang berbeda terhadap produk atau jasa.

(24)

2.2.2. Dimensi Persepsi Kualitas

Menurut David A.Garvin dalam Durianto, Sugiato, dan Sitinjak (2004:pp.98-99), dimensi persepsi kualitas dibagi menjadi enam,yaitu :

1. Kinerja : melibatkan berbagai karakteristik operasional utama yang dipertimbangkan pelanggan dalam membeli barang, misalnya karakteristik operasional mobil adalah kecepatan, akselerasi, sistem kemudi, serta kenyaman. karena faktor kepentingan pelanggan berbeda atu sama lain, seringkali pelanggan mempunyai sikap yang berbeda dalam menilai kinerja.

kecepatan akan diberi nilai tinggi oleh sebagian pelanggan, namun dinilai rendah oleh sebagian pelanggan lain yang lebih mementingkan kenyamanan.

2. Pelayanan : mencerminkan kemampuan memberikan pelayanan pada produk tersebut, Misalnya mobil merek tertentu menyediakan pelayanan kerusakan atau service mobil 24 jam diseluruh mobil.

3. Ketahanan : mencerminkan umur ekonomis dari produk tersebut, Misalkan mobil merek tersebut yang memposisikan dirinya sebagai mobil yang tahan lama waktu telah berumur 12 tahun tetapi masih berfungsi.

4. Kehandalan : konsistensi dan kinerja yang dihasilkan suatu produk dari suatu pembelian ke pembelian berikutnya.

5. karekteristik : bagian tambahan dari produk (fitur), sebagai remote control sebuah video, atau tape deck. Penambahan ini biasanya digunakan sebagai pembeda yang penting ketika dua merek produk terlihat hampir sama.

Bagian-bagian tambahan ini memberikan perkenalan bahwa perusahaan memahami kebutuhan pelanggannya yang dinamis sesuai perkembangan.

(25)

6. Kesesuaian dengan Spesifikasi : merupakan pandangan mengenai kualitas proses manafaktur (tidak ada cacat produk) sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan dan teruji. Misalnyasebuah mobil ada kelas tertentu dengan spesifikasi yang telah ditentukan seperti jenis dan kekuatan mesin, pintu, material untuk pintu mobil, dan ban.

2.2.3. Membangun Persepsi Kualitas yang Kuat

Sedemikan pentingnya peran persepsi kualitas bagi suatu merek sehingga upaya membangun persepsi kualitas yang kuat harus dapat merebut dan menaklukkan pasar disetiap kategori produk. Membangun persepsi kualitas harus diikuti peningkatan kualitas nyata dari produknya karena akan sia-sia meyakinkan pelanggan bahhwa kualitas merek produknya adalah tinggi bilamana kenyataan menunjukkan kebalikanny. Hal ini karena pelanggan yang pada tahapan awal memutuskan untuk membeli produk karena persepsi kualitasnya, pada gilirannya akan sampai pada tahapan evaluasi yang menhantarkan pada rasa puas atau tidak.

(Durianto, Sugiarto, dan Sitinjak, 2004:103).

Menerut Askerdalam Durianto, Sugiarto, dan Sitinjak (2004:104) terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membangun perceived quality, Seperti :

1). Komitmen terhadap Kualitas

Perusahaan harus mempunyai komitmen terhadap kualitas serta memelihara kualitas bukan hanya basa-basi tetap tercermin dalam tindakan.

2). Budaya KualitasKomitmenkualitas harus terefleksi dalam budaya perusahaan, norma perilakunya, dan nilai-nilai. Jika perusahaan dihadapkan kepada pilihan kualitas dan biaya maka kualitas yang harus dimenangkan.

(26)

3). Informasi masukan dari pelanggan

Pada akhirnya dalam membangun persepsi kualitas, pelangganlah yang mendefinisikan kualitas. Seringkali para pemimpin keliru dalam memperkirakan apa yang dianggap penting oleh pelanggannya. Untuk mesin cuci, misalnya para pemimpin memperkirakan bahwa proses pencucuan dan tambahan aksesoris lainnya adalah hal yang dipedulikan pelanggan, padahal mereka lebih peduli pada aspek kemudahan membersihkan dan penampilan mesin.

4). Sasaran /Standar yang jelas :

Sasaran kualitas harus jelas dan tidak terlalu umum karena sasaran kualitas yang terlalu umum cenderung menjadi tidak bermanfaat. Kualitas juga harus memiliki standar yang jelas, dapat dipahami, dan diprioritaskan. Terlalu banyak sasaran tanpa priroritas sama saja dengan tidak mempunyai sasaran yang fokus yang pada akhirnya akan membahayakan kelangsungan perusahaan itu sendiri.

5). Kembangkan karyawan yang berninisiatif

Karyawan harus dimotivasi dan diizinkan berinisiatif serta dilibatkan dalam mencari solusi masalah yang dihadapi dengan pemikiran yang kreatif dan inovatif. Karyawan juga secara aktif dilibatkan dalam pengendalikan kualitas pelayanan.

2.3. Keputusan Pembelian

Padaumumnyakeputusanpembeliankonsumenadalahmembelimerekyangpal ingdisukai, tetapi dua faktor bisa berada antara niat dan keputusan pembelian.

Faktor pertama adalah

(27)

oranglain.Pengambilankeputusanpembeliankonsumenadalahprosespengintegrasian yang

mengkombinasikanpengetahuanuntukmengevalusiduaataulebihperilakualternative dan memilihsalahsatudiantaranya.

Keputusanpembeliankonsumenmerupakantitiksuatu

pembeliandariprosesevaluasi(Winardi,2010:15).Keputusanpembelianmerupakansi kap seseorang untuk membeli atau menggunakan suatu produk baik berupa barang

atau jasa yang telah diyakiniakanmemuaskandirinyadankesediaanmenanggungresikoyangmungkin

ditimbulkannya

Kotler dan Armstrong (2008) dalam penelitian Margiyanto(2013),keputusanpembelianadalah

tahapdalamprosespengambilankeputusan pembeliandimanakonsumenbenar- benarmembeli.Pengambilankeputusanmerupakan

suatukegiatanindividuyangsecaralangsung

terlibatdalammendapatkandanmempergunakan barang yang ditawarkan. Dalam

penelitian Awaliyah (2010), keputusan pembelianmerupakansalahsatubentukperilaku konsumendalammenggunakanatau

mengkonsumsisuatuproduk.Konsumendalam

mengambilkeputusanuntukmembeliatau memakai suatu produk akan melalui sebuah proses di mana proses tersebut merupakan gambaran dari bagaimanakonsumenmenganalisisberbagai

macammasukanuntukmengambilkeputusan dalam melakukan pembelian.

(28)

DalampenelitianHabibi(2013),adapun

indicatorvariablekeputusanpembeliansebagai berikut : a. Kebutuhan tentang produk

Kebutuhantentangprodukadalahkebutuhan

konsumenterhadapsuatubarangataujasa yangdiharapkandansesuaidenganyang diinginkan.

Penentuanpembeliansesuaidengan Kebutuhan penentuanpembeliansesuaidengan kebutuhanadalahsikapyangdilakukan

konsumendalammenentukankebutuhanapa yangdiinginkandengancaramencari informasi tentang produk yang diinginkan.

b. Penentuan keputusan Pembelian

Penentuankeputusanpembelianadalahsikap

konsumendalammenentukkanbarangatau produk yang diinginkan dengan cara membeli barang tersebut.

c. Perasaan setelah membeli

Perasaansetelahmembeliadalahperasaan konsumenterhadapprodukataubarangyang

dibelinyadenganrasapuasataumembelinya secara berulang-ulang.

2.3.1. Tahapan Pengembilan Keputusan

Menurut Kotler (2005:252) ada lima tahapan yang dilalui oleh konsumen dalam mengambil keputusan untuk membeli produk, yaitu:

1. Pengenalan Masalah

Dalam masalah ini ada pengakuan konsumen bahwa mereka membutuhkan sesuatu, Tahapan ini diamati pembeli pada saat ada kebutuhan ,

(29)

pembeli menyadari antar kondisi sesungguhnya dengan kondisi yang diinginkannya. Tahap pengenalan masalah ini berupa desakan yang membangkitkan tindakan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan. kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal maupun eksternal.

2. Pencarian Informasi

Jika minat seseorang akan informasi telah timbul, maka dorongan untuk mencari informasi akan menjadi semakin kuat. seorang konsumen akan terdorong kebutuhannya, mungkin akan mencari informasi lebih lanjut. jika dorongan konsumen tersebut kuat dan produk itu berada didekatnya, mungkin konsumen akan langsung membelinya, Jika tidak, Kebutuhan konsumen ini hanya akan menjadi ingatan saja. Konsumen dapat memperoleh informasi tersebut dari beberapa sumber. Salah satu kunci bagi pemasar adalah sumber-sumber informasi utama yang dipertimbangkan oleh konsumen dan pengaruh relatif dari masing- masing sumber-sumber informasi utama yang dipertimbangkan oleh konsumen ini dapat dibagi menjadi kedalam empat kelompok, yaitu ;

a. Sumber Pribadi, seperti keluarga dan teman.

b. Sumber Komersil, seperti iklan dan wiraniaga.

c. Sumber Publik, seperti media masa, organisasi, penentu peringkat konsumen d. Sumber pengalaman, seperti penanganan, pengkajian, dan pemakaian produk.

3. Evaluasi Alternatif

Setelah konsumen mendapatkan cukup informasi mengenai produk maka tahapan berikutnyaadalah mengevaluasi alternatif-alternatif yan ada. Tidak ada proses evaluasi tunggal sederhana yang digunakan oleh semua konsumen atau oleh satu konsumen dalam stu situasi pembelian. Para konsumen memiliki sifat

(30)

yang berbeda-beda dalam memandang atribut –atribut yang dianggap relavan dan penting. Ada beberapa proses evaluasi konsumen yaitu;

a. Konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk

b. Konsumen berusaha memenuhi suatu kebutuhanKonsumen memandang setiap produk sebagai kumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda- beda dalam memberikan manfaat yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan itu.

4. Keputusan Pembelian

Pada tahapan evaluasi konsumen membentuk preferensi terhadap merek- merek yang terdapat pada perangkat pilihan. Konsumen mungkin juga akan membentuk niat untuk membeli merek yang paling disukai. Namun terdapat dua faktor yang mempengaruhi niat membeli dan keputusan pembelian, yaitu;

a. Sikap orang lain, yaitu sejauhmana sikap orang lain mengurangi alternatif yang telah ditentukan oleh seorang konsumen. Hal ini bergantung pada intensitas sikap negatif orang lain tersebut terhadap alternatif pilihan konsumen, serta motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang laintersebut.

b. Faktor situasi yang tidak terantispasi yang dapat muncul dan mengubah niat pembeli.

5. Perilaku pasca pembelian

Setelah melakukan pembelian konsumen akan mengalami tingkat kepuasan ata ketidakpuasan. tugas pemasar tidak berakhir saat produk tersebut dibeli, tetapi

(31)

berlanjut pada periode setelah pembelian, dan pemakaian produk sesudah pembelian, dan pemakaian produk setalah pasca pembelian. Kepuasan pembeli merupakan fungsi dari seberapa dekat harapan pembeli atas suatu produk dengan kinerja yang dirasakan pembeli atas produk tersebut. jika kinerja produk lebih rendah dari pada harapan, pelanggan akan kecewa, jika ternyata sesuai harapan, pelanggan akan puas, dan jika mlebihi harapan, pelanggan akn sangat puas.

Pihak-pihak yang Terlibat dalam Keputusan Pembelian

Ada lima peran yang dimainkan orang dalam suatu keputusan pembelian:

1). Pencetus, seseorang yang pertama kali mengusulkan gagasan untuk membeli suatu produk atau jasa.

2). Pemberi Pengaruh, seseorang yang pandangan atau sarannya mempengaruhi keputusan.

3). Pengambil Keputusan, seseorang yang mengambil keputsan untuk setiap komponen keputusan – apakah membeli, tidak membeli, bagaimana membeli, dan di mana akan membeli.

4). Pembeli, seseorang yang melakukan pembelian yang sesungguhnya.

5). Pemakai, seseorang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk atau jasayang bersangkutan.

2.4.Kerangka Pemikiran

Variabel-variabel yang telah dikelompokkan dalam tinjau pustaka akan dibentuk menjadi skema kerangka berfikir sebagai berikut:

(32)

Gambar2.1 Kerangaka Berfikir

Sumber: Diolah oleh Peneliti, 2017

Dari tabel diatas dapat diperoleh fokus utama adalah terpengaruh gaya hidup dan persepsi kualitas sebagai variable dan keputusan pembelian sebagai variable terkait.

2.5. Penelitian Terdahulu

Beberapa Penelitian sebelumnya akan digunakan sebagai bahan referensi dan perbandingan dalam penelitian diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Arinda Putri Oktaviani (2013) dengan Penelitian PENGARUH GAYA HIDUP DAN PERSEPSI KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE ANDROID MEREK SAMSUNG (StudiPadaMahasiswaS1 ManajemenAngkatan2012- 2014UniversitasNegeriSurabaya). Penelitian ini menggunakan purvosive sampling, Penelitian bermaksud dari purposive penelitian menentukan sendiri sampel yang diambil karena ada pertimbangan tertentu. dan teknik analisis data regresi linier berganda serta kuesioner sebagai alat pengumpulan data responden yang kemudian diolah dengan bantuan program statistik SPSS for windows

H3 Pengaruh Gaya

Hidup (X1)

H1

Keputusan Pembelian (Y) Persepsi

Kualitas (X2) H2

(33)

dengan jumlah sampel 161 oang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tidak adanya pengaruhsignifikan dari gaya hidup sementara persepsi kualitas terdapat pengaruh terhadap keputusan pembelian smartphoneandroid merek Samsung (studi pada mahasiswa S 1 manajemen angkatan 2012-2014 Universitas Negeri Surabaya). sebesar 62,6% dan sisanya 37,4% dipengaruhi oleh variabel lainnya di luar penelitian ini. Diketahui bahwa variabel gaya hidup (X1) memberikan pengaruh sebesar 56,8% dan variabel persepsi kualitas produk (X2) memberikan pengaruh

2. Raditya Anjana (2013) dengan penelitan PENGARUH GAYA HIDUP TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN IPHONE KEPUTUSAN (pada Mahasiswa Komunikasi Pemasaran Universitas Bina Nusantara(Periode Maret- Mei 2013)Penelitian inimenggunakan tiga dimensi untuk menggambarkan variabel gaya hidup (X), Hasilpenelitian yangdicapaiadalahadanyapengaruhantaragayahidupterhadap

keputusanpembelianiphonecukup signifikan antara gaya hidup dengan keputusan pembelian iphone. Penelitian ini menggunakan tiga dimensi untuk menggambarkan variabel gaya hidup (X), yaitu aktivitas, minat, dan opini.

Sedangkan untuk variabel keputusan pembelian (Y) menggunakan lima dimensi, yaitu pengenalan kebutuhan, pengenalan kebutuhan, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pascapembelian. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menyebarkan kuesioner kepada 100 responden dengan metode insidental sampling.

Penyebaran kuesioner dilakukan kepada responden di lingkungan Universitas Bina nusantara. Analisis dalam penelitian ini menggunakan uji

(34)

validitas, uji reliabilitas, uji normalitas, uji korelasi, uji F, dan uji regresi linear sederhana, dengan menggunakan SPSS 17. Hasil penelitian yang dicapai adalah adanya pengaruh antara gaya hidup terhadap keputusan pembelian iphone sebesar 16,6%. (M) dan mempunyai hubungan yang cukup signifikan antara gaya hidup dengan keputusan pembelian iphone. (RA)

3. Laila Suci (2013) dengan Penelitian PENGARUH GAYA HIDUP DAN PERSEPSI KUALITAS TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE SAMSUNG ( pada mahasiswa/i Universitas Muslim Nusantara) penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian smartphone merek Samsung pada mahasiswa Universitas Muslim Nusantara. Gaya Hidup (X1), Persepsi Kualitas (X2), dan Keputusan Pembelian (Y) Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kausal, menggunakan teknik penarikan sampel Purposive Sampling, dengan jumlah sampel 100 responden. Metode analisis yang digunakan yaitu Analisis Regresi Linear Berganda dengan menggunakan bantuan dari program komputer SPSS for Windows Release16,0.Ujihipotesis. yang digunakan mempunyai taraf signifikansi α = 0,05 dan untuk uji reliabilitas menggunakan nilai koefisien croanbach alpha dengan nilai batas koefisien α = 0,60 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan bauran pemasaran berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian, dengan nilai sig 0,000.

Secara parsial dengan standar α = 0,05 signifikan terhadap keputusan pembelian dengan nilai sig masing-masing sebesar 0,007, 0,000. 0,012, dan 0,000. Keempat variabel ini berpengaruh sebesar 0,876 atau 87,6% terhadap keputusan pembelian sedangkan sisanya sebesar 12,4% dipengaruhi oleh variabel lain.

(35)

87,6% terhadap keputusan pembelian sedangkan sisanya sebesar 12,4%

dipengaruhi oleh variabel lain.

4. Milly Lingkan Mokoagouw (2016) dengan Penelitian PENGARUH GAYA HIDUP, HARGA, KUALITAS TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN HANDPHONE SAMSUNG ( Di Mobile IT Center Manado, Fakultas Ekonomi dan Bisnis), Gaya hidup (Aktivitas (X1), Ketertarikan (X2) danOpini(X3) konsumen terhadap keputusan pembelian(Y) handphone merek blackberry di kotaSungai penuhpenelitian menggunakan metode kuantitatif dengan menyebarkan kuesioner kepada 218 responden, Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang membeli smartphone samsung di samsung Mobile IT Center Mando Tinggi rendahnya reabilitas secara empiris ditunjukkan oleh koefisien reliabilitas, yang besarnya antara 0,00 hingga 1,00.

Reliabilitas dalam penelitian ini dibantu dengan program SPSS. Gaya hidup Harga Kualitas Produk. = 6.340 Adjusted R Square = 0.497 Multiple R (r) = 0.710F hitung = 73.687 Sig. F = 0,00. Hasil penelitian yang dicapai adalah adanya pengruh gaya hidup terhadap keputusan pembelian handphone Samsung sebesar 18,2% dan hubungan nya signifikan terhadap variabel dependen.

5. Edia Satria (2013) dengan Penelitan PENELITAN PENGARUH GAYA HIDUP TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN HANDPHONE MEREK BLACBERRY (Di Kota Sungai Penuh Jambi) jumlah sampel 100 responden,Penelitian ini menggunakan tiga dimensi untuk menggambarkan variabel gaya hidup (X), yaitu

(36)

aktivitas, minat, dan opini. Sedangkan untuk variabel keputusan pembelian (Y) .Hasil dari penelitian ini adalah secara bersama-sama variabel (Indevenden) Aktifitas, ketertarikan dan opini berpengaruh signifikan terhadap terhadap variabeldependen.yang digunakan mempunyai taraf signifikansi α = 0,05 dan untuk uji reliabilitas menggunakan nilai koefisien croanbach alpha dengan nilai batas koefisien α = 0,60 Perbandingan besarnya angka taraf signifikan hitung dengan taraf signifikan juga menyatakan hal yang sama yaitu angka signifikan hitung sebesar 0,001 < angka taraf signifikan sebesar 0,05. Nilai F (beta) adalah sebesar 6.350 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,001 atau lebih kecil dari 0,05 simultan pengaruh gaya hidup berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian, dengan nilai sig. variabel ini berpengaruh sebesar 0,876 atau 87,6% terhadap keputusan pembelian sedangkan sisanya sebesar 25,5%.

(37)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan pendekatan asosiatif.Instrument pengumpul data yang dapat digunakan dalam metode penelitian kuantitatif seperti angket, daftar wawancara dan lainnya, tidak harus diri peneliti sendiri (Azuar Juliandi, 2013) Pendekatan asosiatif ini mengkaji bagaimana keterkaitan atau hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.

Penelitian metode asosiatif adalah penelitian yang bersifat hubungan antara dua variabel atau lebih yaitu pengaruh gaya hidup (X1) dan persepsi kualitas (X2) dengan variable independent yaitu keputusan pembelian (Y).Pemasalahan dalam penelitian kuantitatif dapat ditemukan di awal penelitian sehingga bersifat sebagai hipotesis.Pendekatan asosiatif memerlukan hipotesis atau dugaan terhadap hubungan antara variabel tersebut. Hipotesis disusun karena adanya teori yang telah dilaksanakan.

3.2.Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi Penelitian ini akan dilakukan di Kota Medan,Sumatera Utara. Dan waktu penelitian dimulai dari bulan April hingga Mei 2018.

3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi merupakan totalitas dari seluruh unsur yang ada dalam sebuah wilayah penelitian (Juliandi, 2013:54). Adapun yang menjadi populasi dalam

(38)

penelitian ini adalah masyarakat Kota Medan. yang pernah membeli HandphoneSmartphoneAndroid MerekVivo yang jumlah populasinya tidak diketahui

3.3.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karaktersitik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono,2012:116). sampel menggunakan pengambilan sampel probability dengan artian pengambilan sampel yang memberi peluang yang sama bagi setiap unsur populasi untuk dipilih menjadi sampel.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan cluster sampling, yaitu teknik yang digunakan jika sumber data atau populasi sangat luas misalnya penduduk suatu provinsi, kabupaten, atau kota. Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini menggunakan rumus Lemeshow, hal ini dikarenakan jumlah populasi tidak diketahui. Berikut rumus Lamesshow

d = alpha (0,10) atau sampling error = 10%

Melalui rumus di atas, maka jumlah sampel yang akan diambil adalah:

n = 𝑧𝑧2 𝑝𝑝(1 − 𝑝𝑝) 𝑑𝑑2

n = 1,962 0,5(1 − 0,5) 0,12

n = 3,8416 . 0,25 0,01 n = 96,04 = 96

Berdasarkan rumus maka n yang didapatkan adalah 96 responden sehingga pada penelitian ini setidaknya penulis harus mengambil data sampel sekurang – kurangnya sejumlah 96 orang. Dalam pengambilan sampel dengan teknik cluster

(39)

disebar akan dibagi ke dalam 21 kecamatan tersebut, berikut rincian pembagian wilayah sampel.

Tabel 3.1.

Pembagian Cluster Sampling

Nama Wilayah

Jumlah Sampel

Persentase (%)

Medan Tuntungan 4 4,1

Medan Johor 5 5,2

Medan Amplas 5 5,2

Medan Denai 5 5,2

Medan Area 5 5,2

Medan Kota 5 5,2

Medan Maimun 5 5,2

Medan Polonia 5 5,2

Medan Baru 5 5,2

Medan Selayang 4 4,1

Medang Sunggal 4 4,1

Medan Helvetia 5 5,2

Medan Petisah 4 4,1

Medan Barat 5 5,2

Medan Timur 4 4,1

Medan Perjuangan 4 4,1

(40)

Medan Tembung 4 4,1

Medan Deli 5 5,2

Medan Labuhan 4 4,1

Medan Marelan 5 5,2

Medan Belawan 4 4,1

Total 96 100

Sumber: Penulis (2017)

3.4. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah peneliti, oleh karena itu rumusan masalah peneliti biasanya disusun dalam bentuk kaliamt pertanyaan (Sugiyono, 2012:93). Adapun Hipotesis peneliti ini yaitu:

H1 : Terdapat pengaruh antara gaya hidup secara parsial dan signifikan terhadap keputusan pembelian smartphone Android merek Vivo

H2 : Terdapat pengaruh antara persepsi kualitas secara parsial dan signifikan terhadap keputusan pembelian smartphone Android merek Vivo

H3 : Terdapat pengaruh antara gaya hidup dan persepsi kualitas secara simultan dan signifikan terhadap keputusan pembelian smartphone android merek Vivo.

(41)

3.5. Defenisi Konsep

Defenisi Konsep dalam penelitian ini adalah : 1. Gaya Hidup

Menurut Sustina (2002:145), Gaya hidup secara luas didefenisikan sebagai cara hidup yang di identifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka (aktivitas), apa yang mereka anggap penting dalam lingkungannya (ketertarikan), dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga dunia disekitarnya (pendapat). “Gaya hidup diidentifikasikan sebagai pola di mana orang hidup dan mengahabiskan waktu serta uangnya.

2. Persepsi Kualitas

Menurut setiadi (2003:159) persepsi merupakan suatu yang timbul akibat adanya sensasi, dimana pengertian sensasi adalah aktivitas merasakan atau penyebab keadaan emosi yang menggembirakan.

sensasi dapat didefenisikan juga sebagai tanggapan yang cepat dari indera penerima kita terhadap stimuli dasar seperti cahaya, warna, dan suara.

3. Keputusan Pembelian

Menurut Winardi (2010:15) Pengambilan keputusan pembelian konsumen adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevalusi dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih salah satu diantaranya. Keputusan pembelian konsumen merupakan titik suatu pembelian dari proses evaluasi

(42)

3.6.Defenisi Operasional

Variabel diukur dalam rangka memudahkan pelaksanakan penelitian dilapangan, sehingga memerlukan operasionalisasi dari masing-masing konsep yang digunakan dalam menggambarkan perilaku atau gejala yang dapat diamati dengan kata-kata yang dapat diuji dan diketahui kebenarannya. Adapun definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai beriku:

Tabel 3.2 Defenisi Operasional

No. Variabel Defenisi Variabel Indikator Skala 1. Variabel

bebas (X1), Pengaruh

Gaya Hidup

Gaya hidup adalah perilaku seseorang yang ditunjukkan dalam aktivitas, minat dan opini khususnya yang berkaitan dengan citra diri untuk merefleksikan status sosialnya.

1.Aktifitas (Activity) 2.Ketertarikan (Interest) 3.Pendapat (Opinion)

Likert

2. Variabel

bebas (X2) Persepsi

Kualitas

persepsi merupakan suatu yang timbul akibat adanya sensasi, dimana pengertian sensasi adalah aktivitas merasakan atau penyebab keadaan emosi yang menggembirakan. sensasi dapat

1.Kinerja 2.Pelayanan 3.Ketahanan 4.Kehandalan 5.karekteristk 6.Kesesuaian

Likert

(43)

didefenisikan juga sebagai tanggapan yang cepat dari indera penerima kita terhadap stimuli dasar seperti cahaya, warna, dan suara.

dengan spesifikasi

3. Variabel

terikat (Y) Keputusan

Pembelian

Pengambilan keputusan pembelian konsumen adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikanpengetahua n untuk mengevalusi dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih salah satu diantaranya. Keputusan pembelian konsumen merupakan titik suatu pembelian dari proses evaluasi

1. Pengenalan masalah 2. Pencarian

Informasi 3. Evaluasi

Alternatif 4. Keputusan

pembelian

5. Perilaku pasca pembelian

Likert

3.7. Metode Pengumpulan Data 3.7.1. Pengumpulan Data Primer

Metode pengumpulan data primer dalam penelitian ini yaitu data yang diperoleh dengan melakukan penelitian secara langsung ke lokasi penelitian seuai dengan masalah yang diteliti yang dapat dilakukan dengan menyebarkan

(44)

kuesioner kepada sampel penelitian. Alat bantu ini digunakan untuk mendapatkan jawaban dari para responden yang telah ditetapkan.

3.7.2. Pengumpulan Data Sekunder

Pengumpulan data sekunder dalam penelitian ini dilakukan dengan studi kepustakaan untuk mendapatkan data-data tertulis yang berkaitan dengan penelitian melalui buku-buku, dokumen-dokumen, penelitian terdahulu, hingga internet.

3.8. Instrumen Penelitian

3.8.1 Skala Pengukuran Penelitian

Instrument dalam penelitian menggunakan hasil data dari kuisioner.

Pengukuran variabel dalam penelitian menggunakan sakala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indicator variabel. Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor:

Tabel 3.3

Instrumen Skala Likert

Keterangan Skor

Sangat Setuju (SS) 5

Setuju (S) 4

Netral (N) 3

Tidak Setuju (TS) 2

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sumber: Penulis (2017)

(45)

Dalam penghitungan dalam tabel 3.2, peneliti tidak menggunakan

“netral” sebagai pilihan dalam menjawab kuesioner, dengan alasan bahwa jawaban “netral” merupakan hal yang dapat menyebabkan bias dalam menganalisis data – data kuesioner.

3.8.2. Uji Validitas

Untuk menguji apakah instrumen yang digunakan, dalam hal ini angket memenuhi persyaratan validitas, pada dasarnya digunakan korelasi Pearson. Cara analisisnya dengan cara menghitung koefisien korelasi antara masing-masing nilai pada nomor pertanyaan dengan nilai total dari nomor pertanyaan tersebut. Selanjutnya koefisien korelasi yang diperoleh r masih harus diuji signifikansinya bisa menggunakan uji t atau membandingkannya dengan r tabel. Adapun kriteria dalam menentukan validitas suatu kuisioner adalah sebagai berikut:

Bila t hitung > dari t tabel atau r hitung > dari r tabel, maka nomor pertanyaan tersebut valid.

3.8.3. Uji Reliabilitas

Perlu diketahui bahwa yang diuji kehandalannya hanyalah nomor penyataan yang sahih saja. Metode yang biasa digunakan untuk uji kehandalan adalah teknik ukur ulang dan teknik sekali ulur. Teknik sekali ukur terdiri atas teknik genap gasal, belah tengah, belah Acak, Kuder Richardson, teknik Hoyd, dan Alpha Cronbach. Dalam penelitian ini akan dilakukan dengan Teknik Alpha Cronbach. Adapun cara menentukan kriteria reliabilitas, yaitu:

1. Jika nilai koefisien reliabilitas (alpha) > 0,60 maka dapat disimpulkan bahwa instrument tersebut memiliki relibialitas yang baik

(46)

2. Jika nilai koefisien reliabilitas (alpha) < 0,60 maka dapat disimpulkan bahwa instrument tersebut memiliki relibialitas yang tidak baik

3.9. Uji Asumsi Klasik 3.9.1. Uji Normalitas

Pengujian normlaitas untuk menguji data variabel bebas (X1) dan (X2) dengan variabel terikat (Y) pada persamaan regresi yang dihasilkan, apakah berdistribusi normal atau berdistribusi tidak normal.

3.9.2. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas ini digunakan untuk mengukur tingkat keeratan hubungan atau pengaruh antar variabel bebas tersebut melalui besaran koefisien korelasi (r).

3.9.3. Uji Heteroskedastisitas

Persamaan regresi berganda perlu diuji mengenai sama atau tidak varians dari residual dari observasi yang satu dengan observasi lainnya. Jika residual mempunyai varians yang sama, disebut dengan homokedastisitas dan jika varian tidak sama disebut dengan heteroskedastisitas. Persamaan regresi yang baik jika tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.10. Uji Regresi Linier Berganda

Penelitian ini menggunakan uji linier berganda, dalam penelitian ini variabel bebas (X) yaitu pengaruh gaya hidup (X1) dan persepsi kualitas (X2).

Sedangkan variabel terikat yaitu keputusan pembelian (Y). dengan begitu, rumus persamaan regresi linier berganda yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

(47)

𝑌𝑌 = 𝑎𝑎 + 𝑏𝑏1𝑋𝑋1+ 𝑏𝑏2𝑋𝑋2

Keterangan:

Y = Keputusan pembelian

a = Konstanta dari keputusan regresi

𝑏𝑏1 = koefisien regresi variabel X1 (Pengaruh Gaya Hidup) 𝑏𝑏2 = Koefisien regresi variabel X2 (Persepsi Kualitas ) 𝑋𝑋1 = Pengaruh Gaya Hidup

𝑋𝑋2 = Persepsi Kualitas

3.11 Koefisien Determinasi (𝑹𝑹𝟐𝟐)

Tujuan Analisis ini adalah untuk mnghitung besarnya pengaruh variabel indpeneden dengan menggunakan software statistik. Variabel independen yaitu Pengaruh Gaya Hidup (X1) dan Persepsi Kualitas (X2) terhadap variabel dependen yaitu Keputusan pembelian (Y). jika koefisioen determinasi semakin besar menunjukkan semakin baik variabel bebas (X1) dan (X2) mempengaruhi (Y). Jika sebaliknya, semakin rendah, maka tingkat pengaruh variabel bebas adalah kecil.

3.12 Uji T (Parsial)

Uji ini digunakan untuk mengetahui signifikansi dari pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara individual/parsial dan menganggap variabel dependen konstan.

𝑡𝑡ℎ𝑖𝑖𝑡𝑡𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖 = 𝑏𝑏𝑖𝑖 𝑆𝑆𝑏𝑏𝑖𝑖

(48)

𝑏𝑏𝑖𝑖= Koefisien regresi 𝑆𝑆𝑏𝑏𝑖𝑖= Standart Error

Dengan menggunakan tingkat keyakinan alpha (α) sebesar 10%

dan derajat kebebasan (n-2). Kemudian dibandingkan antara thitung dengan ttabel maka:

a. Apabila nilai thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima b. Apabila nilai thitung < ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak

3.13 Uji F (Simultan)

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji F dan uji t. uji F digunakan untuk mengetahui signifikansi pengaruh variabel – variabel independen secara Bersama – sama (simultan) terhadap variabel dependen.

𝐹𝐹ℎ𝑖𝑖𝑡𝑡𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖 = 𝑅𝑅2/𝑘𝑘

(1 − 𝑅𝑅2)/(𝑖𝑖 − 𝑘𝑘 − 1) Dimana:

k = jumlah variabel independent n = jumlah anggota sampel 𝑅𝑅2= keofisien korelasi ganda

Pembuktian ini dilakukan dengan mengamati Fhitung pada alpha (α) 10%

:

a. Apabila nilai Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima b. Apabila nilai Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak

(49)

BAB IV PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Objek Penelitian

4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Vivo mobile comunication adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang elektronika terkemuka di China yang memproduksi Smartphone dan Tablet berbasis Android. Vivo adalah Sebuah merek smartphone yang fokus memperkenalkan kualitas suara sempurna dan fotografi dengan teknologi yang mutakhir, selain itu Vivo mengembangkan produk yang dinamis dan bergaya muda serta elegan. Vivo mengembangkan dan memproduksi smartphone, aksesoris smartphone, perangkat lunak dan layanan online.

Vivo di dirikan pada tahun 2009, Vivo dengan cepat meluas ke pasar di India dan Asia Tenggara. sejak tahun 2014 smartphone Android merek Vivo sudah mulai dikenal masyarakat Indonesia. Produk kamera smartphone Android merek Vivo juga merupakan salah satu keunggulan yang paling di utamakan oleh perusahaan. Selanjutnya pada tahun 2015 nama Smartphone Android merek Vivo sukses memasuki ke dalam 10 besar vendor Smartphone dunia dengan market Share 2,7 %, Dengan dibekali tim research dan development yang sangat handal yang terletak di Shenzhen dan Nanjing. kemudian pada awal tahun 2016 Smartphone Android merek Vivo semakin berjaya dan berhasil menduduki peringkat ke lima di Indonesia setelah merek Samsung, Apple, Huawei, dan Oppo.

(50)

Nama smartphone Android merek Vivo semakin dikenal oleh masyarakat luas. Di tahun 2017 smartphone Android merek Vivo tersebut juga mampu bersaing dipasar dan mampu menjadi posisi ketiga di Indonesia setelah merek Samsung, Apple. S martphone Android merek Vivo memproduksi 14,3 juta unit Smartphone dengan mencatat pertumbuhan 123,8% pertahun ditambah dengan market share 4,3 %. Dan di tahun 2018 smartphone android merek Vivo juga mempromosikan merek atau produk dengan cara bekerja sama pada ajang olahraga besar piala dunia. FIFA Word Cup merupakan ajang olahraga di dunia, Vivo menggunakan ini untuk iklan dan melaju ke pasar global.

4.1.2. Logo Perusahaan

Gambar 4.1Logo Perusahaan

Sumber: www.smartphonevivo.co.id./diakses 11april2018

(51)

Gambar 4.2.

Logo Boneka perusahaan

Sumber: www.logobonekavivo.co.id/diakses 11april2018

Gambar 4.3

Unit Smart phone android merek Vivo

Sumber: www.gambarsmartphonevivoterbaru.co.id/diaksese25mei2018

Gambar

Tabel 3.2  Defenisi Operasional
Gambar 4.1Logo Perusahaan
Tabel identitas Responden Pekerjaan
Tabel Identitas Responden Pendidikan
+6

Referensi

Dokumen terkait

Besarnya sumbangan/kontribusi sektor tersier dan sekunder terutama keempat sektor tersebut diatas sesuai dengan kondisi riil yang dapat kita amati antara lain karena

• Mengetahui penghematan biaya dengan menekan waktu siklus kerja pada alat berat menggunakan pola pemuatan double stopping

Hasil penelitian menunjukkan bahwa keunggulan bersaing di Desa Banjasari dapat dilihat dari 4 dimensi yaitu cakupan segmen berupa kemasan besek dan mika, cakupan vertikal

17 Jika penulis tarik keterangan Abdul Wahab Khalaf pada ranah jual beli bawang merah yang menggunakan taksiran langkah kaki maka jual beli ini meskipun dalam hukum

Atrofi papil bukan merupakan penyakit akan tetapi merupakan tanda akan kondisi yang berpotensi serius, keadaan ini merupakan proses akhir dari suatu proses yang terjadi di

(dalam Argyle, 2001) yang melakukan meta- analysis terhadap 56 penelitian di Amerika dan menemukan indeks korelasi antara religiusitas dan kesejahteraan secara umum sebesar

Penemuan kajian menunjukkan sistem ini berpotensi digunakan mengikut garis panduan yang telah ditetapkan oleh Jabatan Perancangan Bandar dan Desa (JPBD) dengan

Pola asuh otoriter dapat mengarahkan siswa pada perilaku bullying , ini dibuktikan dengan beberapa penelitian, seperti penelitian yang dilakukan Bowers dkk (Krahe, 2005)