• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan seseorang untuk mentesuaikan diri dengan lungkungan (Pieter dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan seseorang untuk mentesuaikan diri dengan lungkungan (Pieter dan"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Adaptasi Stress

Adaptasi adalah proses penyesuaian diri seseorang yang berlangsung terus menerus untuk memenuhi segala kebutuhanya dengan tetap memelihara hubungan yang harmonis pada situasi lungkunganya. Proses adaptasi dibutuhkan kemampuan seseorang untuk mentesuaikan diri dengan lungkungan (Pieter dan Herrie,2010). Model Adaptasi Stuart (2014) mengintegrasikan beberapa model aspek sebagai suatu penerapan pengetahuan pada praktik klinis . Model ini di dasarkan pada lima asumsi teoriris meliputi

2.1.1 Sifat alamiah diatur dalam hirarki sosial

Asumsi pertama dari model adaptasi stress Stuart adalah bahwa alam diatur dalam dalam suatu hirarki sosial dari unit tersederhana hingga yang paling kompleks. Tiap tingkat hirarki merupakan suatu kesatuan yang terorganisir tiap tingkat adalah bagian dari semua tingkat yang lain, jadi tidak ada yang terisolasi.

Dengan demikian individu adalah bagian dari keluarga, kelompok, komunitas, masyarakat, dan lingkungan yang lebih besar. Material dan informasi mengalir lintas tingkatan, dan tiap tingkat dipengaruhi oleh yang lain.

2.1.2 Biologis, Psikologis, Sosial Budaya, Legal, Etik, Kebijakan dan Advokasi Asumsi kedua dari model pola asuhan keperawatan diberikan dalam konteks biologis, psikologis, sosial budaya, legal, etik,kebijakan dan advokasi.

Landasan teoritis dan praktik keperawatan kesehatan jiwa bertolak dari ilmu

(2)

keperawatan, ilmu perilaku, sosial, dan biologis.Kisaran teori yang digunakan oleh perawat kesehatan jiwa mencakup keperawatan, psikologi perkembangan, neurobiologi, farmakologi, psikopatologi, ekonomi, pembelajaran sosiobudaya, organisasi, legal, etik, interpersonal, kelompok, keluarga dan lingkungan.

2.1.3 Kesehatan atau penyakit dan adaptif dan maladaptif

Asumsi ketiga dari model adalah sehat atau sakit dan adaptasi atau maladaptasi merupakan dua rentang yang berbeda meliputi yang pertama rentang sehat atau sakit berasal dari pandangan dunia medis dan rentang adaptasi atau maladaptasi berasal dari pandangan dunia keperawatan.

Ini berarti bahwa seseorang secara medis didiagnosis sakit bisa beradaptasi dengan baik terhadap penyakit. Respon adaptif koping digunakan oleh mereka yang mengalami penyakit fisik atau gangguan jiwa, sebaliknya seseoranng tanpa didiagnosis sakit secara medis mungkin mempunyai respon koping yang cenderung maladaptif .Dua rentang ini mencerminkan sifat komplementari dari model praktik keperawatan dan medis.

Menurut Nasir dan Muthit (2011) penggolongan dibagi menjadi dua yaitu mekanisme koping adaptif merupakan mekanisme yang mendukung fungsi integrasi, pertumbuhan belajar dan mencapai tujuan. Kategorinya adalah berbicara dengan orang lain, memecahkan masalah secara efektif, memiliki persepsi luas dan dapat menerima dujungan dari orang lain.

Mekanisme koping maladaptif merupakan mekanisme koping yang menghambatnya integrasi, memecah pertumbuhan, menurunkan otonomi dan cenderung melakukan perilaku merusak melakukan aktifitas yang kurang sehat seperti alkohol dan obat- obatan, tidak mampu menyelesaikan masalah dan tidak mampu berpikir.

(3)

2.1.4 Prevensi, tritmen dan pemulihan

Asumsi ke empat yaitu model mencangkup pencengahan, tritmen, dan pemulihan dengan menguraikan empat tahap asuhan keperawatan asuhan keperawatan jiwa meliputi krisis, akut, mempertahankan kesehatan dan promosi kesehatan.Untuk setiap tahapan tritmen model menyarankan tujuan tritmen, suatu fokus pengkajian keperawatan, sifat tindakan, dan hasil asuhan keperawatan yang diharapkan.Oleh karena itu untuk mencakup rentang asuhan secara keseluruhan maka dapat mengarahkan praktik keperawatan di tatanan rumah sakit, komunitas dan rumah.

2.1.5 Proses keperawatan dan standar asuhan serta kerja professional perawatan kesehatan jiwa

Asumsi kelima dari model adaptasi adalah berbasis penggunaan proses keperawatan dan standar asuhan serta kinerja professional perawat kesehatan jiwa.

Asuhan keperawatan kesehatan jiwa yang diberikan meliputi pengkajian, diagnosis, identifikasi hasil, perencanaan dan evalusi. Tiap langkah proses merupakan hal yang penting dan perawat bertanggung jawab penuh untuk semua tindakan keperawatan yang dimplementasikandan diberlakukan dalam peran keperawatan profesional.

Model adaptasi stress Stuart (2014) dan asuhan keperawatan kesehatan jiwa memandang perilaku manusia dari perspektif holistic yang mengintegrasikan aspek biologis, psikologis, dan sosial budaya dalam asuhan keperawatan. Sifat holistik dari praktik keperawatan kesehatan jiwa memeriksa semua aspek individu, keluarga, komunitas dan lingkungan.

(4)

2.2 Faktor penyebab stress 2.2.1 Faktor Predisposisi

Faktor predisposisi merupakan faktor resiko dan protektif yang mempengaruhi jenis dan jumlah sumber yang dapat digunakan untuk mengatasi stress.Faktor predisposisi tersebut terdiri dari aspek biologis, psikologis dan sosial budaya.

2.2.2 Stressor Presipitasi

Stresor presipitasi adalah stimulus yang menantang , mengancam, atau menuntut individu. Mereka memerlukan energi tambahan dan mengakibatkan suatu ketegangan dn stres. Stresor ini bersifat biologis, psikologis, dan sosial budaya.Stimulus ini berasal dari lingkungan internal atau lingkungan eksternal manusia.Mengkaji waktu stressor yang mencakup kejadian stressor, berapa lama seseorang terpapar pada stressor dan seberapa sering stressor yang dialami individu tersebut. Faktor terakhir adalah jumlah stressor yang yang dialami individu dalam masa tertentu karena kejadian yang menimbulkan stress mungkin lebih sulit diatasi apabila terjadi pada beberapa kali dalam waktu yang berdekatan.

2.2.3 Peristiwa kehidupan yang menimbulkan stress

Hubungan antara peristiwa peristiwa kehidupan yang menimbulkan stress dengan penyebab, onset, sekuensi, dan akibat dari gangguan kesehatan jiwa telah menjadi fokus banyak penelitian. Fokus pada sifat kejadian dan jumlah perubahan yang diperlukan . Ada tiga cara untuk menkategorikan peristiwa kehidupan.

(5)

1. Melalui kegiatan sosial. Hal ini meliputi krisis keluarga, pekerjaan, pendidikan sosial, kesehatan, financial, legal, atau komunitas.

2. Melalui lahan sosial. Pueristiws ini di definisikan sebagai pintu masuk dan keluar.Pintu masuk adalah pengenalanorang baru dalam lahan sosial individu sedangkan pintu keluar adalah pemberangkatan orang yang berarti dari lahan sosial seseorang.

3. Melalui keinginan sosial. Dalam norma sosial, peristiwa dapat dipanhdang secara umum sebagai suatu yang diinginkan seperti promosi, pertunangan, dan pernikahan atau secara umum tidak menyenangkan yaitu seperti kematian, masalah dalam financial, dipecat dan perceraian.

Sulit untuk menentukan peran peran pasti yang oleh peristiwa yang memicu stress, oleh karena itu lebih baik memikirkan tentang peristiwa kehidupan yang menimbulkan stress dalam suatu rentang yang dapat mempengaruhi perkembangan gangguan kesehatan jiwa. Pada ujung rentang mereka berperan sebagai pemicu yang mempresipitasi penyakit pada seseorang yang berpotensi akan mengalami gangguan untuk satu alasan tertentu. Pada ujung rentang yang lain peristiwa kehidupan yang menimbulkan stress dapat membuat seseorang lebih rentan, mengurangi resistensi dan sumber koping individu, sehingga membuat seseorang akan lebih mudah menggalami distress atau gangguan jiwa.

Ketegangan dan kesulitan hidup dapat dialami dalam kehidupan sehari – hari dapat memberikan pengaruh lebih besar pada suasana hati dan kesehatan seseorang dari pada kemalangan yang lebih besar.Stres juga dapat timbul dari masalah atau ketegangan dalam keluarga yang terus berlangsung, ketidakpuasan kerja, dan kesepian.

Ketegangan kehidupan demikian sering terjadi dalam empat hal yaitu :

(6)

1. Konflik dalam perkawinan

2. Isu terkait orang tua yang merawat remaja, anak dan dewasa muda 3. Keadaan ekonomi dalam keluarga

4. Ketidakpuasan dengan tugas ataupun pekerjaan

Kesulitan dapat menimbulkan iritasi, frustasi atau distress yang terjadi pada kehidupan sehari hari.Hal ini dapat mencakup ketidaksepakatan, kekecewaan, dan kejadian yang tidak menyenangkan.Penilaian terhadap stressor adalah suatu evaluasi tentang kemaknaan suatu peristiwa terkait dengan kesejahteraan seseorang.Stresor mengandung makna, intensitas, dan interpretasi yang unik dan bermakna yang diberikan kepada orang yang beresiko

Menurut Wahjono,Senot Imam (2010) menyatakan bahwa terdapat veberapa faktor yang dapat menimbulkab stress yaitu yang pertama adalah faktor lingkungan karena terdapat ketidakpastian dalam ekonomi, politik, penggunaan tekhnologi dan ketidakpastian keamanan.

Kedua yaitu faktor organisasi meliputi banyaknya tuntutan pekerjaan, tuntutan peran yang diberikan pada seseorabg sebagai fungsi dalam peran tersebut, tuntutan antar pribadi yang timbul karena kurangnya dukungan sosial dan buruknya hubungan antar individu, struktur organisasi yang menentukan tingkatan yang mengakibatkan aturan yang berlebihan dan kurangnya partisipasi individu.

Ketiga adalah faktor individu yang meliputi persoalan keluarga, masalah ekonomi, dan keadaan kepribadian bawaan. Karena setiap individu memiliki tingkatan stress yang berbeda meskipun diasumsikan berada dalam faktor

pebdorobg stress yang sama.

(7)

2.3 Penilaian terhadap stressor

Respon Kognitif merupakan respon penting dari model adaptasi stress ( Monat dan Lazarus (Hasan 2008)Faktor kognitif berperan penting dalam memainkan peran sentral adaptasi.Faktor faktor yang dianggap dapat menimbulkan stress, pilihan koping yang dilakukan, dan reaksi emosional, fisiologis, perilaku dan sosial.Penilaian kognitif memediasi secara fisiologis antara manusia dan lingkungan pada saat menghadapi stress.Kondisi ini berarti bahwa kerusakan atau potensi kerusakan dari suatu situasi ditentukan berdasar pemahaman seseorang tentang suatu situasi yang dapat membahayakan serta ketersediaan sumber yang dimiliki seseorang untuk menetralisir atau mentoleransi bahaya. Tiga jenis respons kognitif terhadap stress adalah sebagai berikut yaitu :

1. Bahaya atau kehilangan yang sudah terjadi

2. Ancaman tentang antisipasi bahaya atau bahaya yang akan terjadi

3. Tantangan yang lebih berfokus pasa potensi pertumbuhan atau penguasaan daripada resiko yang mungkin terjadi.

Persepsi tentang tantangan berperan penting pada kekuatan, beban psikologis atau ketahanan terhadap stress. Orang yang mampu bertahan dan kuat tidak mudah untuk sakit sebagai akibat dari peristiwa kehidupan yang menimbulkan stress (Alim et al, 2008). Karakteristik orang yang mampu bertahan dan kuat sebagai berikut :

1. Komitmen: kemampuan yang melibatkan diri sendiri pada apa yang dilakukanya.

2. Tantangan : keyakinan yang berubah terhadap stabilitas yang diharapkan dalam kehidupan, maka suatu kejadian dilihat lebih dari stimulus bukan ancaman.

(8)

3. Kontrol : kecenderungan untuk merasakan dan meyakini bahwa manusia mengendalikan peristiwa bukan merasa putus asa dalam menghadapi masalah dalam kehidupan.

Menurut Lazarus respon Afektif adalah suatu perasaan yang muncul . Pada penilaian stressor, respon afektif yang utama adalah perasaan gembira, sedih, takut, marah, menerima, tidak percaya, antisipasi atau takjub.Emosi juga diuraikan menurut jenis, lama dan intensitas karakteristik yang berubah setiap saat dan sebagai dampak dari kejadian. Penghayatan, optimis, dan sikap positif dalam menghadapi peristiwa kehidupan dan mengrahkan pada perasaan sejahtera yang lebih besar dan bahkan mungkin kehidupan yang lebih panjang

Respon Fisiologis merefleksikan interaksi dan beberapa akses neuroendokrin yang melibatkan pertumbuhan hormon prolaktin, hormone adrenokortikotropik, hormone luteinizing, hormon stimulasi tiroid, hormon stimulasi folikel, vassopresin, oksitosin, insylin, epineprin, norepineprin, dan berbagai neurotransmitter lain di otak. Respon fisiologis fight or fligt menstimulasi divisi simpetetik system syaraf ottonom dan meningkatkan aktivitas aksis pituitari adrenal.Sebagai tambahan, telah dibuktikan bahwa stress mempengaruhi system kekebalan tubuh sehingga mempengaruhi kemampuan seseorang untuk melawan penyakit.

Respon perilaku sebagai hasil dari respon fisiologi dan emosional, begitu juga analisis kognitif dari suatu situasi yang dapat menimbulkan stress.menguraikan empat fase respon perilaku individu terhadap peristiwa yang menimbulkan stress :

(9)

1. Fase satu adalah perilaku yang mengubah lingkungan yang menimbulkan stress atau kemungkinan individu menghindarinya.

2. Fase dua adalah perilaku yang megubah lingkungan eksternal dan hasilnya.

3. Fase tiga adalah perilaku intrapsikik yang berguna untuk mempertahankan suasana emosi yang tidak menyenangkan

4. Fase empat adalah perilaku intrapsikik yang membantu seseorang untuk memahami kejadian melalui peyesuaian internal.

Respon sosial yang mungkin ditampilkan terhadap stress dan penyakit cukup banyak dan dibagi menjadi tiga aktifitas (Mechanic, 1997) :

1. Mencari makna, individu mencari informasi tentang masalah mereka hal ini diperlukan untuk menyiapkan strategi koping. Karena hanya dengan memiliki pandangan tentang apa yang terjadi, seseorang dapat merespon dengan tepat.

2. Atribusi sosial, dimana seseorang mencoba untuk mengidentifikasi faktor yang berkontribusi pada situasi. Klien yang melihat masalah mereka sebagai akibat dari pengabaian mereka sendiri yang kemungkinan menghambat penggunaan koping yang tepat. Mereka cenderung melihat masalah mereka sebagai tanda dari kegagalan pribadi mereka dan menyalahkan diri sendiri serta berperilaku pasif, positif, dan menarik diri.

3. Perbandingan sosial, dimana seseorang membandingkan keterampilan dan kapasitas dengan orang lain yang mempunyai masalah yang sama.

Pengkajian diri seseorang sangat tergantung pada hal yang mereka bandingkan.Hasilnya adalah evalusi terhadap kebutuhan dukungan dari jaringan sosial atau sistem dukungan. Faktor predisposisi seperti usia,

(10)

tingkat perkembangan, latar belakang budaya, serta karakteristik stressor presipitasi, menentukan kebutuhan yang dipersepsikan untuk dukungan sosial.

2.4 Mekanisme Koping

2.4.1 Definisi mekanisme koping

Kemampuan koping diperlukan setiap manusia untuk mampu bertahan hidup dalam lingkungan yang selalu berubah dengan cepat. Koping adalah proses pemecahan dimana seseorang mempergunakanya untuk mengelola kondisi stress.

Derajat stress ditentukan oleh perbandingan apa yang terjadi (sumber stressor) orang akan sadar atau tidak sadar untuk mengatasi situasi tersebut.

(Smeltzer,2001)

Koping merupakan proses yang dilalui oleh individu dalam menyesuaikan situasi stress. Koping dipandang suatu usaha untuk mengatasi situasi yang menekan namun koping bukan merupakan suatu usaha untuk menguasai seluruh situasi yang menekan karena tidak semua situasi telah dikuasai. Koping yang efektif adalah koping yang membantu seseorang untuk mentoleransi dan menerima situasi yang menekan dan tidak memperdulikan tekanan yang tidak dapat dikuasainya( Rasmun, 2004)

Koping keluarga merujuk pada analisa tingkat kelompok keluarga, koping keluarga di definisikan sebagai respon yang positif sesuai dengan masalah, afektif, persepsi, dan respon perilaku yang digunakan keluarga dan subsistemya untuk memecahkan suatu masalah atau mengurangi adanya stress. Respon perilaku atau koping keluarga merupakan tindakan pengenalan yang digunakan keluarga, sedangkan pola dan strategi koping adalah respon sama yang membentuk set – set

(11)

homogen. Strategi koping keluarga berkembang dan berubah dari waktu ke waktu, sebagai respon terhadap tuntutan tuntutan ataupun stressor yang sedang dialami.

Mekanisme koping merupakan cara yang digunakan individu dan keluarga untuk menyelesaikan masalah mengatasi perubahan perilaku dan kognitif. Koping dibagi menjadi 2 yaitu adaptif dan maladaptif.Bentuk koping adaptif yaitu menghadapi masalah ini dengan regimen terapeutik dimana klien membutuhkan pola pengaturan pengobatan yang terprogram untuk memaksimalkan pemberian terapi pada pasien gangguan jiwa.Bentuk koping non adaptif yaitu apabila regimen terapeutik dimana pola pemberian dan pengaturan pengobatan yang tidak terprogram sehingga pemberian terapi tidak maksimal. (Herdman,2012).

Mekanisme koping adalah upaya yang digunakan untuk mengatasi stress termasuk upaya untuk menyelesaikan masalah dan digunakan sebagai alat untuk melindungi diri. (Stuart, 2013). Mekanisme koping adalah suatu yang disadari yang telah dilakukan seorang individu untuk menggurangi stress dan kecemasan.

(Obrein,Kennedy dan Ballard, 2008). Pengkajian mekanisme koping dilakukan untuk menilai respon emosi terhadap penyakitataupun perubahan yang dialami oleh seseorang di dalam keluarga ataupun masyarakat serta respond dan pengaruhnya dalam kehidupan sehari – hari baik di lingkungan keluarga ataupun di masyarakat. (Muttaqin, 2008)

2.4.2 Jenis mekanisme koping

Mekanisme koping adalah semua upaya yang diarahkan untuk mengelola stress yang dapat bersifat konstruktif dan destruktif. Tiga jenis utama mekanisme koping yaitu :

(12)

1. Mekanisme koping berfokus pada masalah , yaitu melibatkan tugas dan upaya langsung untuk mengurangurangi adanya ancaman. Contoh meliputi negosiasi,konfrontasi dan mencari saran.

2. Mekanisme koping berfokus pada kognitif diantara seseorang mencoba untuk mengendalikan makna suatu masalah lalu menetralisirnya. Contoh melalui perbandingan positif, ketidaktahuan selektif, subsitusi penghargaan, dan devaluasi objek yang diinginkan.

3 Mekanisme koping berfokus pada emosi dimana diorientasi untuk mengurangi distress emosional. Contoh meliputi penggunaan mekanisme pertahanan eg, seperti denial, suspense, atau proyeksi.

Mekanisme koping besifat kontruksif ketika ansietas digunakan sebagai tanda peringatan dan individu menerimanya sebagai tantangan untuk menyelesaikan masalah.Mekanisme koping yang destuktif mematikan peringatan ansietas dan tidak menyelesaikan konflik dean mungkin menggunakan mekanime koping yang menghindari resolusi. Mekanisme koping menurut (Sudden dan Stuart,2014) adalah sebagai berikut

1. Mekanisme koping adaptif merupakan mekanisme koping yang mendukung fungsi integrasi, pertumbuhan, belajar, dan mencapai tujuan. Kategorinya adalah berbicara dengan orang lain, memecahkan masalah secara efektif, teknik relaksasi, latihan seimbang,dan aktifitas konstruktif.

2. Mekanisme koping maladaptif merupakan mekanisme koping yang mendukung system integrasi , memecah pertumbuhan, menurunkan otonomi, dan cenderung menguasai lingkungan. Kategirinya adalah makan berlebihan, atau tidak makan, bekerja berlebihan dan menghindar.

(13)

Mekanisme koping di bagi mebjadi 2 tipe (Juniati,2017) yaitu mekanisme kopin berfokus pada masalah (problemfocusedcoping) meliputi usaha untuk memperbaiki sua usi tua si dengan membuat perubahan atau mengambil tindakan dan usaha untuk mengatasi ancaman pada dirinya, yang kedua yaitu mekanisme koping yang berfokus pada emosi (emotional focusedcoping) adalah usaha yang dilakukan untuk mengurangi distressemosional. Koping ini dilakukan bilain dividu tidak dapat mengubah kondisi penuh stres sindividu cenderung mengatur emosinya.

2.5 Sumber Koping

Sumber koping merupakan strategi yang membantu menentukan apa yang dilakukan apa yang beresiko. Sumber koping adalah faktor pelindung, hal yang termasuk sumber koping adalah asset financial atau kemampuan ekonomi, kemampuan dan keterampilan , dukungan sosial, dan motivasi serta gabungan semua tingkat hirarki sosial keluarga, kelompok dan masyarakat sangat penting dalam model ini. Sumber koping lain meliputi kesehatan dan energi, dukungan spiritual, keyakinan positif, keterampilan penyelesaian masalah, dan keterampilan sosial, sumber materi dan serta kesehatan fisik.

1. Keyakinan spiritual dapat berguna sebagai sumber harapan dan dapat mempertahankan upaya koping seseorang dalam menghadapi suatu yang tidak diharapkan.

2. Keterampilan menyelesaikan masalah meliputi mencari informasi, mengidentifikasi masalah, mempepertimbangkan alternatif dan meimplementasikan dalam rencana tindakan.

(14)

3. Keterampilan sosial membantu menyelesaikan masalah dengan melibatkan orang lain, meningkatkan kemungkinan untuk bekerjasama dengan orang lain, meningkatkan kemungkinan untuk bekerjasama yang melibatkan orang lain, memperoleh dukungan atau support dari orang lain, dan dapat memberikan individu control sosial yang besar.

4. Modal material merujuk pada uang dan barang serta layanan dapat dibeli menggunakan uang . Umumnya sumber dana sangat meningkatkan kemampuan seseorang untuk memilih koping pada hampir semua situasi yang menimbulkan stress.

5. Pengetahuan dan inteligensi merupakan sumber koping yang memungkinkan seseorang mengidentifikasi berbagai cara yang berbeda untuk mengatasi stress yang tengah dialaminya.

6. Identitas ego yang kuat, komitmen pada jaringan sosial, stabilitas budaya, system nilai dan keyakinan yang stabil, serta orientasi kesehatan yang bersifat preventif merupakan sumber koping yang lainya.

Sumber koping lain meliputi kesehatan dan energi dukungan spiritual, keyakinan positif, keterampilan penyelesaian masalah dan keterampilan sosial, sumber materi dan kesehatan fisik.Sumber koping terdiri dari keterampilan mengatasi masalah, kesehatan dan energi yang dimuliki, keterampilan bersosial, sumber kekayaan, kepercayaan positif, dan dukungan sosial.( Lazarus dan Folkman, 2008)

Sumber koping internal terdiri dari kemampuan keluarga yang menyatu sehingga menjadi kohesif dan terintegrasi.Integrasi keluarga memerlukan pengontrolan dari subsistem lewat ikatan kesatuan.Keluarga yang paling sukses

(15)

menghadapi masalah mereka adalah keluarga yang terintegrasi dengan baik, diman anggota anggota keluarga memiliki tanggung jawab yang kuat terhadap kelompok dan tujuan kolektifnya.Satu sumber koping lainya adalah fleksibilitas peran yang mampu memodikasi peran peran keluarga saat dibutuhkan.

Sumber koping eksternal berhubungan dengan penggunaan system pendukung sosial oleh keluarga dalam memandan sumber sumber eksternal ini, jelas bahwa keluarga berbeda dari satu dan yang lain dalam hal sejauh mana mereka mampu memperoleh persetujuan dan lingkungan mereka untuk memenuhi kebutuhan terhadap informasi, barang, dan pelayanan. Seringkali sumber finansial dan pengetahuan untuk mendapatkan bantuan kurang.Keluarga harus mampu mengurangi beban tuntutanya. Hal ini dilakukan lewat aturan batas batasan keluarga tanpa kemampuan yang memadai untuk mengamankan ketaatan terhadap lingkungan melalui pengaturan efektif dari batasan keluarga dan membawanya ke dalam masukan yang diperlukan keluarga, lebih dari resikonya.

2.5.1 Sumber koping dibagi menjadi dua faktor yaitu :

1. Faktor internal yang meliputi : Kesehatan dan energi, system kepercayaan seseorang termasuk kepercayaan eksistensial ( iman, kepercayaan, dan agama) , komitmen atau tujuan hidup (property motivasional ), perasaan seseorang seperti harga diri , kontrol, dan kemahiran, keterampilan pemecahan masalah, keterampilan sosial ( kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi pada orang lain).

2. Faktor eksternal yang meliputi : Dukungan sosial dan sumber material.

Menurut Cobb dukungan sosial sebagai rasa memiliki informasi terhadap

(16)

seseorang atau lebih dengan tiga kategori yaitu : dukungan emosional dimana seseorang merasa dicintai, dukungan harga diri berupa pengakuan dari seseorang atas kemampuan yang dimiliki, perasaan memiliki dan dimiliki dalam sebuah kelompok.

Menurut model adaptasi stress Stuart (2014) respon individu terhadap stress berdasarkan faktor pedisposisi, sifat stressor, persepsi terhadap suatu situasi, dan analisis sumber koping dan mekanisme koping .Respon koping klien dievaluasi dalam suatu rentang adaptasi atau maladaptasi.

1. Respon yang mendukung fungsi terintegrasi dianggap sebagai respon adaptif. Respon tersebut mengarahkan pada pertumbuhan, pembelajaran, dan pencapaian tujuan.

2. Respon yang menghambat fungsi integrasi dianggap sebagai respon maladaptif .Respon tersebut mencegah pertumbuhan, mengurami otonomi, dan menghalangi penguasaan terhadap lingkungan.

2.6 Konsep keluarga 2.6.1 Definisi keluarga

Keluarga adalah lingkungan sosial yang sangat dekat hubunganya dengan seseorang, dikeluarga seseorang dibesarkan, berinteraksi satu dengan yang lain.

Dibentuknya nilai dan pola pemikiran dan kebiasaanya dan berfungsi sebagai saksi segenap budaya luar dan mediasi hubungan abak dan lingkunganya

Keluarga adalah sekumpulan orang yang yang di hubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial dari tiap anggota keluarga.

(17)

Keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan utama bagi perkembangan individu, karena sejak kecil anak tumbuh dan berkembang di lingkungan keluarga.Karena itulah peranan orang tua menjadi sangat penting baik itu langsung atau ridak langsung

2.6.2 Jenis keluarga

Jenis jenis keluarga dapat dibagi menjadi beberapa jenis yaitu : 1. Traditional

Secara traditional dibagi menjadi dua yaitu yang pertama keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak yang diperoleh dari keturunan atau adopsi. Yang kedua adalah keluarga besar yang terdiri dari keluarga inti ditambah dengan anggota keluarga lain yang masih memiliki hubungan darah.

2. Modern

Secara modern maka penggolongan keluarga selain diatas adalah yang pertama adalah traditional nuclear adalah keluarga inti yaitu ayah, ibu dan anak tinggal dalam satu rumah di tetapkan oleh sanksi legal dalam suatu ikatan pernikahan.Yang kedua adalah Rescontituted nuclear yaitu pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali suami atau istri tinggal dalam satu rumah dengan anaknya baik dari bawaan dari pernikahan lama ataupun dari pernikahan baru.

Yang ketiga adalah single parent yaitu satu orang tua yang disebabkan oleh perceraian atau kematian pasanganya.Anaknya bisa tinggal dirumah ataupun diluar rumah.Yang keempat adalah Commuter

(18)

merried yaitu suami istri atau keduanya tinggal secara terpisah dengan jarak tertentu.Keduanya saling mencari waktu tertentu.

Yang kelima adalah Communal yaitu sayu rumah terdiri dari orang tua dan keturunanya didalam datu kesatuan keluarga dan setiap individu menikah dengan yang lain dan semua adalah orang tua dari anak anak.

Yang keenam adalah Unmerried parent and child yaitu seorang ibun dan anak dimana perkawinan tidaklah dikehendaki atau anak adopsi.

2.6.3 Fungsi Keluarga

Secara umum menurut Friedman keluarga adalah yang pertama adalah sebagai berikut :

1. Fungsi afektif adalah funngsi keluarga yang utama yaitu untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarganya berhubungan dengan orang lain.

2. Fungsi sosialisasi adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak unruk kehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain.

3. Fungsi reproduksi adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga keturunan dalam keluarga.

4. Fungsi ekonomi adalah keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

5. Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan yaitu fungsi yang digunakan untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi.

(19)

2.6.4 Peran keluarga

Peran keluarga adalah tingkah laku spesifik yang diharapkan oleh seseorang dalam konteks keluarga.Peranan keluarga menggambarkan perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.Peran individu dalam keluarga di dasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat. Setiap anggota keluarga memiliki peran yaitu sebagai berikut :

1. Ayah sebagai pemimpin keluarga mempunyai peran di keluarga yaitu mencari nafkah, pendidik, pelindung atau pengayom dalam keluarga, pemberi rasa aman dalam keluarga, dan juga sebagai anggota masyarakat sosial tertentu.

2. Ibu sebagai penggurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak, pelindung dalam keluarga, dan juga sebagai pencari nafkah tambahan keluarga, dan juga sebagai anggota dalam msyarakat sosial tertentu.

3. Anak sebagai pelaku psikososial sesuai perkembangan fisik, sosial, mental dan spiritual

Referensi

Dokumen terkait

Ojek Syari hadir di latar belakangi banyaknya pelecehan seksual yang terjadi di transportasi umum terhadap perempuan namun berdasarkan survei Kompas.com dan Inside.id

Dalam penelitian ini untuk melihat pengaruh laba akuntansi dan arus kas operasi sebagai variabel x ( independent variable ) terhadap harga saham... sebagai variabel

%ada kea#!lan sebelu# 40 #!nggu dengan #as! ada s!sa tert!nggal dala# uterus!. Dala#

1) Cita-cita merupakan ungkapan dari dalam pikiran manusia. Kalau keinginan untuk berperikehidupan yang berkecukupan ternyata dirumuskan dalam Pancasila dan UUD 1945,

Pembuluh ini mirip dengan pembuluh vena, hanya lebih banyak katupnya dan bagian ujungnya terbuka, dibedakan menjadi dua, yaitu pembuluh limfa kanan dan pembuluh limfa kiri. –

Pemberian beberapa jenis zat pengatur tumbuh pada menunjukkan pengaruh yang berbeda tidak nyata terhadap jumlah daun baru muncul setek pucuk jeruk kacang.. Rata-rata persentase

Tugas Akhir ini penulis susun untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh sebutan Vokasi Ahli Madya (A.Md.) dalam bidang ilmu perpustakaan di Program D3 Perpustakaan Fakultas

- Biaya Pemisahan Biji dan Fuli Biaya yang diukur berdasarkan tingkat upah yang berlaku dikali dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk melakukan kegiatan