46 BAB IV
HASIL
Penelitian tentang hubungan stres kerja dan keluhan muskuloskeletal terhadap produktivitas kerja pada tenaga kerja bagian penjahitan di CV SAA Tawangsari Sukoharjo bertujuan untuk mengetahui tingkat stres kerja dan keluhan muskuloskeletal yang dialami pekerja serta produktivitas kerja dari setiap pekerja dalam satu hari apakah mencapai target atau tidak pada bagian penjahitan. Berikut adalah gambaran umum perusahaan dan hasil penelitian di CV SAA Tawangsari Sukoharjo:
A. Gambaran Umum Perusahaan
CV Surya Alam Abadi (SAA) Garment merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri tekstil yang berada di Sukoharjo serta memiliki cabang di Nglorog Tawangsari dan di Telukan Grogol. Pada awalnya nama perusahaan ini adalah Sabda Alam Abadi sebelum berganti dengan nama yang sekarang. Perusahaan ini berdiri sejak 25 Januari 2011 dengan status perusahaan Comanditair Venootschap (CV).
CV Surya Alam Abadi (SAA) di seluruh cabang memiliki jumlah pekerja sebanyak 466 karyawan yang terdiri dari 12 staf, 378 penjahit dan helper, 8 operator cutting, 26 operator packing, 14 supervisor sewing, 21 orang di quality control, 4 orang cleaning service, dab 3 orang penjaga malam. Pekerjaan yang dilakukan di CV SAA Tawangsari berupa cutting, making or sewing dan finishing, dan terdapat 180 orang pekerja, dengan 90 pekerja sewing dengan 30
orang pekerja yang membantu pekerjaan di bagian ini, dan sisanya adalah di bagian cutting dan finishing. Jam kerja di CV SAA Tawangsari Sukoharjo dimulai pukul 08.00 – 16.00 WIB.
Pekerja making or sewing (penjahitan) bekerja dalam kondisi duduk dengan kursi dan meja yang telah disediakan oleh pemilik, karena ukuran tubuh pekerja berbeda-beda namun kondisi kursi dan meja dengan ukuran yang sama membuat posisi kerja tidak nyaman. Sedangkan, pekerja helper di penjahitan, pekerja cutting atau bagian pemotongan bahan dan pekerja finishing bekerja dalam kondisi berdiri.
B. Hasil Penelitian 1. Analisis Univariat
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 48 responden dengan menggunakan formulir karakteristik responden, kuisioner stres kerja, kuesioner keluhan muskuloskeletal dan lembar produktivitas kerja didapatkan hasil sebagai berikut:
a. Karakteristik Responden
Karakteristik responden meliputi umur, jenis kelamin, merokok dan trauma.
Karakteristik responden semua berjenis kelamin perempuan, berusia antara 17- 35 tahun, tidak merokok dan tidak pernah mengalami trauma tulang dan otot.
Data umur dan masa kerja responden berdasarkan hasil penelitian sebagai berikut:
Tabel 4.1 Tendensi Karakteristik Responden
No Kategori N Minimum Maksimum Mean Std. Deviasi
1) Umur ( tahun ) 48 17 35 26.46 5.683
2) Masa Kerja (tahun) 48 1 5 2.83 1.226
Sumber: Data Primer, 2018
Berdasarkan data tendensi karakteristik responden pada tabel 4.1 tersebut diketahui responden usia paling muda yang bekerja di bagian penjahitan CV SAA yang menjadi subyek penelitian ini adalah 17 tahun dengan rata-rata usia responden 26.46 tahun. Data karakteristik reponden yang berupa masa kerja hasil pada tabel 4.1 menunjukkan dari 48 responden yang bekerja di CV SAA Tawangsari Sukoharjo masa kerja paling muda adalah 1 tahun dan rata-rata masa kerja seluruh responden adalah 2.83 tahun.
b. Stres Kerja
Pengambilan data stres kerja dilakukan pada awal minggu yang diambil pada Hari Senin dan akhir minggu yang diambil pada Hari Sabtu. Data variabel stres kerja hasil penelitian yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Stres Kerja pada Awal dan Akhir Minggu
No. Kategori Frekuensi
N = 48
Persentase (%) 1) Stres Kerja Awal Minggu
Rendah 3 6.25
Sedang 32 66.67
Tinggi 13 27.08
2) Stres Kerja Akhir Minggu
Rendah 3 6.25
Sedang 30 62.50
Tinggi 15 31.25
Sumber: Data Primer, 2018
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Rata – rata Stres Kerja pada Awal dan Akhir Minggu
Kategori Frekuensi
N = 48
Persentase (%) Stres Kerja Awal dan Akhir
Minggu
Rendah 1 2.08
Sedang 36 75
Tinggi 11 22.9
Sumber: Data Primer
Responden yang mengalami stres kerja pada awal minggu mayoritas mengalami stres kerja kategori sedang sebanyak 32 orang dari 48 responden.
Hasil pengukuran stres kerja pada akhir minggu mayoritas responden yang mengalami stres kerja kategori sedang sebanyak 30 orang. Rata-rata stres kerja pada awal - akhir minggu yang dialami responden, mayoritas mengalami stres kerja kategori sedang sebanyak 36 orang dan hanya ada satu orang yang mengalami stres kerja kategori rendah.
c. Keluhan Muskuloskeletal
Pengambilan data keluhan muskuloskeletal dilakukan pada awal minggu yang diambil pada Hari Senin dan akhir minggu yang diambil pada Hari Sabtu.
Data variabel keluhan muskuloskeletal hasil penelitian yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Keluhan Muskuloskeletal pada Awal dan Akhir Minggu
No. Kategori Frekuensi
N = 48
Persentase (%) 1) Keluhan Muskuloskeletal Awal Minggu
Rendah 21 43.8
Sedang 22 45.8
Tinggi 5 10.4
2) Keluhan Muskuloskeletal Akhir Minggu
Rendah 10 20.8
Sedang 29 60.4
Tinggi 9 18.8
Sumber: Data Primer, 2018
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Rata – rata Keluhan Muskuloskeletal pada Awal dan Akhir Minggu
Kategori Frekuensi
N = 48
Persentase (%) Keluhan Muskuloskeletal Awal
dan Akhir Minggu
Rendah 13 27.08
bersambung
Sedang 31 64.58
Tinggi 4 8.33
Sumber: Data Primer
Pada awal minggu mayoritas responden mengalami keluhan muskuloskeletal kategori sedang sebanyak 22 orang. Responden yang mengalami keluhan muskuloskeletal pada akhir minggu mayoritas mengalami keluhan pada kategori sedang sebanyak 29 orang. Dan, secara rata – rata keluhan muskuloskeletal responden pada awal dan akhir minggu mayoritas reponden mengalami keluhan pada kategori sedang sebanyak 31 orang dari 48 responden.
d. Produktivitas Kerja
Data variabel produktivitas kerja hasil penelitian sebagai berikut:
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Produktivitas Kerja pada Awal dan Akhir Minggu
No. Kategori Frekuensi
N = 48
Persentase (%) 1) Produktivitas Kerja Awal Minggu
Tercapai 44 8.33
Tidak tercapai 4 91.67
2) Produktivitas Kerja Akhir Minggu
Tercapai 21 43.75
Tidak tercapai 27 56.25
Sumber: Data Primer, 2018
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Rata – rata Produktivitas Kerja pada Awal - Akhir Minggu
Kategori Frekuensi
N = 48
Persentase (%) Produktivitas Kerja Awal–Akhir Minggu
Tercapai 28 58.33
Tidak tercapai 20 41.67
Sumber: Data Primer
Pengambilan data produktivitas kerja dilakukan pada awal minggu yang diambil pada Hari Senin dan akhir minggu yang diambil pada Hari Sabtu. Rata- rata produktivitas kerja pada awal-akhir minggu dihitung dari hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat dan Sabtu. Produktivitas kerja dihitung berdasarkan jumlah pakaian yang harus dijadikan dalam satu hari kerja, dan pada saat penelitian target jumlah pakaian yang sudah ditentukan oleh perusahaan dan harus dapat dibuat oleh responden adalah sebanyak 11 potong baju per hari. Jumlah pakaian yang harus dapat dibuat oleh responden pada saat penelitian dalam satu minggu kerja adalah 66 buah dengan jumlah responden adalah 48 orang, sehingga produktivitas kerja yang harus dicapai per pekerja agar mencapai target adalah 1,375. Produktivitas kerja awal minggu responden yang tidak dapat mecapai target sebanyak 4 orang dari 44 responden. Produktivitas kerja responden pada akhir minggu yang tidak dapat mencapai target sebanyak 21 orang dari 48 responden. Rata-rata produktivitas kerja awal – akhir minggu pada responden yang tidak mencapai target sebanyak 20 orang dari 48 responden.
2. Analisis Bivariat
a. Hasil uji bivariat stres kerja dengan produktivitas kerja
Tabel 4.8 Uji korelasi Stres Kerja dengan Produktivitas Kerja Produktivitas Kerja
Total P value rs
Tidak Mencapai
Target
Mencapai Target
Stres Kerja Rendah 0 1 1
Sedang 16 20 36 0.000 -0.618
Tinggi 4 7 11
Total 20 28 48
Sumber: Data Primer, 2018
Dari tabel 4.8 dapat diketahui mayoritas responden yang tidak dapat mencapai target produktivitas kerja mengalami stres kerja kategori sedang sebanyak 16 orang dan 4 orang mengalami stres kerja kategori tinggi dari total 48 responden penelitian. Hasil uji hubungan menggunakan korelasi Spearman antara stres kerja dengan produktivitas kerja pada tabel 4.8
menunjukkan nilai p = 0.000 (p<0,05) yang artinya terdapat hubungan yang signifikan antara dua variabel yang uji ini, serta menghasilkan kekuatan korelasi yang kuat dengan nilai r = 0.618 dengan arah yang negatif. Arti dari korelasi ini adalah semakin responden mengalami stres kerja maka produktivitas kerja akan semakin menurun, begitu pula sebaliknya.
b. Hasil uji bivariat keluhan muskuloskeletal dengan produktivitas kerja Tabel 4.9 Uji Korelasi Keluhan Muskuloskeletal dengan Produktivitas Kerja
Produktivitas Kerja
Total P value rs
Tidak Mencapai
Target
Mencapai Target Keluhan
muskuloskeletal
Rendah 6 7 13
Sedang 12 19 31
Tinggi 2 2 4 0.000 -0.529
Total 20 28 48
Sumber: Data Primer, 2018
Dari tabel 4.9 dapat diketahui bahwa mayoritas responden yang tidak dapat mencapai target produktivitas kerja mengalami keluhan muskuloskeletal kategori kategori sedang terdapat 13 orang dari 48 responden.
Dari data uji korelasi Spearman, korelasi keluhan muskuloskeletal dengan produktivitas kerja pada tabel 4.8 yang signifikan dengan nilai p = 0.004 (p<0,05) hal ini menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara
kedua variabel, dan rata - rata produktivitas kerja di CV SAA menghasilkan nilai r = 0,529 yang berarti korelasi kedua variabel sedang dengan arah yang negatif. Arti dari arah korelasi uji hubungan kedua variabel tersebut adalah semakin pekerja mengalami keluhan muskuloskeletal maka produktivitas kerjanya akan semakin menurun.
3. Uji Multivariat
Hubungan stres kerja dan keluhan muskuloskeletal perlu diketahui kekuatan mana yang paling berpengaruh pada produktivitas kerja dilakukan uji multivariat regresi logistik dengan SPSS versi 23.0 dengan syarat kedua variabel pada analisis bivariat harus mempunyai p < 0.25. Tujuan dari uji statistik ini adalah untuk mengetahui kekuatan hubungan variabel bebas stres kerja dan keluhan muskuloskeletal yang paling berpengaruh pada variabel terikat produktivitas kerja. Dalam analisis multivariat ini di uji dengan regresi logistik ordinal.
Tabel 4.10 Hasil Analisis Regresi Logistik
Estimate df p EXP (B)
Stres Kerja 2.137 1 0.038 8.47
Keluhan Muskuskeletal
0.761 1 0.000 2.14
Sumber : Data Primer, 2018
Berdasarkan tabel 4.10 tersebut diketahui bahwa keluhan muskuloskeletal yang paling berpengaruh pada produktivitas kerja, dapat dilihat pada p value keluhan muskuloskeletal lebih signifikan dibandingkan dengan stres kerja.
Keluhan muskuloskeletal berpengaruh paling besar pada produktivitas kerja karena nilai signifikansi p = 0,000 sedangkan nilai p stres kerja adalah 0,038.
Dari nilai EXP (B) diketahui bahwa stres kerja dengan kategori sedang 8.47 kali
lebih besar berpengaruh pada produktivitas kerja dengan nilai estimate 2.137 dan keluhan muskuloskeletal kategori sedang lebih besar 2.14 kali berpengaruh pada produktivitas kerja dengan nilai estimate 0.716.