• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI AKSI PERUBAHAN KINERJA ORGANISASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "IMPLEMENTASI AKSI PERUBAHAN KINERJA ORGANISASI"

Copied!
151
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI AKSI PERUBAHAN KINERJA ORGANISASI

PEMETAAN NILAI ASET PROPERTI BERBASIS BIDANG MENUJU ONE VALUE POLICY

DI KABUPATEN MIMIKA

Nama : Pantoan K.P.H. Tambunan, SST NIP : 19771205 199803 1 0002

Jabatan : Kepala Kantor Pertanahan

Satuan Kerja : Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Mimika

PELATIHAN KEPEMIMPINAN ADMINISTRATOR PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/

BADAN PERTANAHAN NASIONAL

TAHUN 2022

(2)

ii

LEMBAR PERSETUJUAN

Rancangan Aksi Perubahan diajukan oleh : Nama : Pantoan K.P.H. Tambunan, SST No. Absen : 40

NIP : 19771205 199803 1 002 Jabatan : Kepala Kantor Pertanahan

Pelatihan : Pelatihan Kepemimpinan Adminsitrator Angkatan : I

Unit Kerja : Kantor Pertanahan Kabupaten Mimika

Judul Rancangan Aksi Perubahan :

PEMETAAN NILAI ASET PROPERTI BERBASIS BINDANG MENUJU ONE VALUE POLICY

DI KABUPATEN MIMIKA.

Telah diseminarkan dan diterima sebagai salah satu persyaratan Pelatihan Kepemimpinan Administrator untuk selanjutnya

diimplementasikan aksi perubahan pada saat off class mulai tanggal 23 Maret 2022.

COACH : MENTOR :

Drs. Agus Jatmiko, S.H., M.M.

NIP. 19600810 198203 1 002 John Wiclif Aufa, A.Ptnh

19700801 199003 1 001

(3)

iii

LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan Aksi Perubahan (LAP) Kinerja Organisasi dengan judul : PEMETAAN NILAI ASET PROPERTI BERBASIS BINDANG

MENUJU ONE VALUE POLICY DI KABUPATEN MIMIKA

Yang diajukan oleh Peserta Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) Tahun 2022 :

Nama : Pantoan K.P.H. Tambunan, SST NIP : 19771205 199803 1 002

Jabatan : Kepala Kantor Pertanahan

Unit Kerja : Kantor Pertanahan Kabupaten Mimika

Disetujui dan dinyatakan layak untuk disajikan dalam Seminar Laporan Aksi Perubahan (LAP) Kinerja Organisasi sebagai salah satu syarat kelulusan pada Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) Tahun 2022 yang diselenggarakan oleh Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional pada hari Rabu, 8 Juni 2022.

MENYETUJUI :

Bogor, 8 Juni 2022 Mentor :

Jayapura, 8 Juni 2022 Coach :

John Wiclif Aufa, A.Ptnh

19700801 199003 1 001 Drs. Agus Jatmiko, S.H., M.M.

NIP. 19600810 198203 1 002

(4)

iv KATA PENGANTAR

Laporan Aksi Perubahan yang berjudul “Pemetaan Nilai Aset Properti Berbasis Bidang Menuju One Value Policy Di Kabupaten Mimika” ini adalah uraian lengkap dari hasil implementasi aksi perubahan yang telah dirancang dan lulus seminar pada tanggal 23 Maret 2022 yang lalu. Selama 2 (dua) bulan lebih Peserta dengan bantuan Tim Efektif telah bekerja keras untuk mengimplementasikan rancanagn itu agar mencapai target/tujuan jangka pendek yang telah ditetapkan sebelumnya.

Banyak tantangan yang harus dihadapi dalam implementasi aksi perubahan ini, namun Peserta dan Tim Efektif pantang menyerah untuk mewujudkannya. Dan pada akhirnya, hasil tak pernah mengkhianati usaha. Semua kerja keras Peserta dan Tim Efektif telah terbayar lunas dengan terselesaikannya seluruh tahap kegiatan pada milestone jangka pendek, meskipun tidak sempurna dalam hal ketepatan timeschedulenya.

Bukan hanya itu, keberlangsungan aksi perubahan inipun telah terjamin setidaknya selama 5 (lima) tahun ke depan yang ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama antara Bupati Mimika dengan Peserta selaku Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Mimika.

Keberhasilan Aksi Perubahan Kinerja Organisasi ini tentunya bukanlah hasil kerja keras Peserta sendiri, melainkan kolaborasi dan bantuan semua stakeholders yang terlibat secara aktif. Oleh karena itu, dengan penuh ketulusan, Peserta mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bupati Mimika, Bapak Eltinus Omlaeng, S.E., M.H., yang telah

memberikan dukungan penuh Aksi Perubahan ini dengan

menandatangani Perjanjian Kerja Sama antara Pemerintah Kabupaten

Mimika dan Kantor Pertanahan Kabupaten Mimika;

(5)

v 2. Sekretaris Daerah Kabupaten Mimika, Bapak Michael R. Gomar,

S.STP, M.Si, yang telah begitu ringan tangannya membantu Peserta untuk mengupayakan penganggaran biaya bagi Aksi Perubahan ini sekaligus memuluskan terlaksananya penandatanganan Perjanjian Kerja Sama antara Pemerintah Kabupaten Mimika dengan Kantor Pertanahan Kabupaten Mimia;

3. Kepala Pusat Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kementerian ATR/BPN, Bapak Dr. Agustyarsyah, S.Si.T, S.H., M.P. dan seluruh jajarannya yang telah bekerja keras tanpa kenal lelah untuk menyelenggarakan Pelatihan Kepemimpinan Administrator ini dan menyiapkan segala fasilitas pendukungnya;

4. Bapak Drs. Agus Sujatmiko, S.H., M.M., selaku Coach dari Peserta, yang secara intensif telah membimbing Peserta untuk menyusun dan mematangkan Implementasi Aksi Perubahan ini maupun dalam penyusunan laporannya;

5. Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Provinsi Papua, Bapak John Wiclif Aufa, A.Ptnh, selaku atasan langsung dan mentor Peserta yang telah menyediakan waktu dan pikirannya yang sangat berharga untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan Rancangan Aksi Perubahan ini maupun implementasinya nanti;

6. Seluruh Widyaiswara yang telah membekali Peserta dengan ilmu terbaik untuk menjadi Pejabat Administrator yang handal melalui pelatihan ini;

7. Seluruh stakeholders di Kabupaten Mimika yang telah berkolaborasi dengan Peserta untuk mewujudkan milestone jangka pendek rancangan aksi perubahan ini;

8. Seluruh anggota Tim Efektif sekaligus jajaran Peserta di Kantor

Pertanahan Kabupaten Mimika yang telah bekerja keras dan bersinergi

membantu Peserta untuk mengimplementasikan rancangan aksi

perubahan ini;

(6)

vi 9. Seluruh rekan peserta latih PKA Angkatan I Tahun 2002 yang menjadi teman diskusi dalam setiap materi pelatihan dan penyusunan Rancangan Aksi Perubahan ini.

Mengutip ujar-ujar orang bijak : “Tak Ada Gading Yang tak Retak”, Peserta menyadari sepenuhnya bahwa Laporan ini bukanlah sesuatu yang tanpa kesalahan, bahkan masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang membangun dari Sidang Pembaca sangat diharapkan untuk menyempurnakan isi laporan ini maupun pengembangannya di kemudian hari.

Akhir kata, sambil mengucapkan syukur ke hadirat Tuhan Tang Maha Esa, Peserta mempersembahkan Laporan Implementasi Aksi Perubahan berjudul Pemetaan Nilai Aset Properti Berbasis Bidang Menuju One Value Policy di Kabupaten Mimika ini kepada Sidang Pembaca. Semoga bermanfaat!

Timika, 6 Juni 2022 Peserta,

Pantoan K.P.H. Tambunan, SST

(7)

vii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN RANCANGAN AKSI PERUBAHAN (RAP) ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN LAPORAN AKSI PERUBAHAN (LAP) ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ... 6

C. Manfaat ... 7

BAB II PROFIL KINERJA ORGANISASI ... 8

A. Tugas dan Fungsi Orgamisasi ... 8

1. Tugas dan Fungsi Instansi (Kanwil) ... 8

2. Tugas dan Fungsi Unit Kerja (Kantah) ... 9

3. Uraian Kinerja Saat Ini ... 10

4. Area Bermasalah ... 13

B. Sumber Daya Organisai ... 17

1. Sumber Daya Manusia (SDM) ... 17

2. Sarana dan Prasarana Operasional ... 18

3. Anggaran Biaya ... 19

BAB III ANALISIS MASALAH ... 20

A. Identifikasi Masalah Pada Area Tugas dan Fungsi Yang Bermasalah ... 20

B. Penetapan Masalah Utama ... 20

C. Alternatif Solusi ... 22

D. Analisis Kelayakan Inovasi ... 24

BAB IV STRATEGI PENYELESAIAN MASALAH ... 25

A. Terobosan Inovasi ... 25

B. Tahapan Kegiatan ... 25

C. Pemanfaatan Sumber Daya ... 27

D. Manajemen Risiko ... 31

BAB V LAPORAN AKSI PERUBAHAN ... 32

A. Deskripsi Proses Kepemimpinan ... 32

1. Membangun Integritas dan Akuntabilitas Kinerja Organisasi ... 32

2. Pengelolaan Budaya Kerja ... 34

3. Membangun Jejaring dan Kolaborasi ... 36

B. Deskripsi Hasil Kepemimpinan ... 37

1. Capaian dalam Perbaikan Kinerja Organisasi ... 37

2. Manfaat Aksi Perubahan ... 49

C. Keberlanjutan Aksi Perubahan ... 49

(8)

viii

BAB VI PENUTUP ... 51

A. Kesimpulan ... 51

B. Saran ... 52

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR PUSTAKA ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

(9)

ix DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Capaian Kinerja Tahun 2021 ... 10

Tabel 2 : Area Bermasalah Dalam Pelaksanan Tugas dan Fungsi ... 13

Tabel 3 : Jumlah ASN (PNS dan PPNPN) pada Tahun 2022 ... 17

Tabel 4 : Rincian Sarana dan Prasarana Operasional Tahun 2022 ... 18

Tabel 5 : Analisis USG untuk Penetapan Masalah Utama ... 21

Tabel 6 : Tahapan Kegiatan pada Milestone Jangka Pendek ... 26

Tabel 7 : Tahapan Kegiatan pada Milestone Jangka Menengah ... 26

Tabel 8 : Tahapan Kegiatan pada Milestone Jangka Panjang ... 27

Tabel 9 : Identifikasi Satkeholders ... 28

(10)

x DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Peta Zona Nilai Tanah (ZNT) Kabupaten Mimika

updating Tahun 2021 ... 2

Gambar 2 : Desa Lengkap hasil kegiatan PTSL sebanyak 5 (lima) kelurahan yang telah siap untuk Pemetaan Nilai Aset Properti ... 5

Gambar 3 : Grafik ASN Kantor Pertanahan Kabupaten Mimika berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 17

Gambar 4 : Grafik Jumlah PNS Kantor Pertanahan Kabupaten Mimika berdasarkan Golongan Ruang ... 18

Gambar 5 : Diagram Fishbone untuk menguraikan Penyebab Masalah ... 22

Gambar 6 : Kanvas Inovasi ... 24

Gambar 7 : Diagram Kuadaran Stakeholders ... 29

Gambar 8 : Peta Jejaring Kerja/Networking Map ... 30

Gambar 9 : Penerbitan SK Tim Efektif dengan tadatangan elektronik ... 35

Gambar 10 : Peta Kerja dari Peta Pendaftaran Digital ... 35

Gambar 11 : Pengarahan kepada Tim Efektif ... 38

Gambar 12 : Rapat Tim Efektif untuk penentuan Lokus Kegiatan ... 39

Gambar 13 : Collecting Data Awal (Data Spasial) ... 40

Gambar 14 : Collecting Data Awal (Data Tekstual) ... 40

Gambar 15 : Koordinasi dan Konsultasi dengan Kakanwil BPN Provinsi Papua selaku Mentor ... 41

Gambar 16 : Koordinasi dan Konsultasi dengan Direktur Penilaian Tanah Kementerian ATR/BPN ... 41

Gambar 17 : Konsultasi dengan Kepala Bidang Pengadaan Tanah dan Pengembangan Pertanahan Kanwil BPN Provinsi Papua ... 42

Gambar 18 : Sosialisasi Sporadis dan Koordinasi dengan Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Pemukiman, dan Pertanahan Kabupaten Mimika ... 42

Gambar 19 : Sosialisasi Sporadis dan Koordinasi dengan Kepala Bank Negara Indonesia Cabang Timika ... 42

Gambar 20 : Sosialisasi sistematis dan diskusi dengan stakeholders ... 43

Gambar 21 : Memanfaatkan Kunjungan Kerja Komisi B (Ekonomi dan Keuangan) DPRD Kabupaten Mimika untuk Sosialisasi ... 44

Gambar 22 : Perbandingan layout Informasi Nilai Tanah (existing) dan Informasi Nilai Aset Properti (simulasi) ... 45

Gambar 23 : Proposal Kegiatan, KAK, dan RAB ... 46

Gambar 24 : Perjanjian Kerja Sama yang ditandatangani Bupati Mimika Dan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Mimika ... 47

Gambar 25 : Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama ... 48

(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Informasi Nilai Tanah atau Nilai Aset Properti adalah salah satu jenis layanan informasi yang berlaku di Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (selanjutnya disingkat menjadi Kementerian ATR/BPN) sebagaimana diatur dalam Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 1 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan dan Pengaturan Pertanahan serta Peraturan Pemerintah Nomor 128 Tahun 2015 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional. Namun, hingga saat ini, Kementerian ATR/BPN hanya melaksanakan layanan informasi Nilai Tanah, belum sampai pada Nilai Aset Properti (dalam hal ini adalah tanah dan bangunan di atas tanah, disebut juga sebagai real estat). Pemetaan nilai tanahnya pun masih dalam bentuk Zona, belum sampai pada satuan bidang. Penilaian setiap Zona pada umumnya ditentukan berdasarkan adjusment dari 3 (tiga) sampel bidang tanah, hal mana mengandung kemungkinan bias informasi nilai tanah yang cukup tinggi, apalagi bila pengambilan sampel itu tidak dilakukan secara cermat dan objektif.

Informasi Nilai Tanah yang berbasis Zona ini sesungguhnya mengandung beberapa kelemahan, antara lain :

1. Kurang memberi keadilan kepada masyarakat dalam hal penetapan pajak (PPh, BPHTB, dan PBB) maupun penentuan tarif PNBP, sebab ada kemungkinan “orang kaya bayar kecil” dan “orang miskin bayar besar” ketika penetapan zona nilai tanahnya kurang akurat.

2. Terdapat potential loss penerimaan pajak atas tanah dan PNBP untuk

layanan pertanahan karena penetapan zona nilai tanahnya yang

kurang akurat sesuai dengan nilai riil aset properti pada masing-

masing bidang.

(12)

2 3. Belum dapat dijadikan acuan dalam penentuan PBB, BPHTB, PPh, dan nilai agunan kredit (Hak Tanggungan) karena belum menggambarkan nilai aset properti secara keseluruhan (yang dinilai hanya tanah).

Kementerian ATR/BPN melalui Direktorat Penilaian Tanah sebenarnya telah berusaha untuk mengatasi kelemahan penilaian tanah berbasis zona di atas dengan meningkatkannya menjadi penilaian tanah berbasis bidang tanah (Peta Nilai Bidang Tanah). Kegiatan ini telah diujicobakan pada beberapa daerah sejak tahun 2020. Namun, Peta Nilai Bidang Tanah masih tetap berorientasi pada nilai tanah saja, belum sampai pada Nilai Aset Properti dalam defenisi real estat, yaitu “tanah secara fisik dan benda yang dibangun oleh manusia yang menjadi satu kesatuan dengan tanahnya” (KEPI & SPI Edisi VII Tahun 2018).

Kementerian ATR/BPN ternyata masih membatasi dirinya untuk mengurusi tanah dalam defenisi permukaan bumi dengan azas pemisahan horisontal, belum dalam defenisi real estat.

Gambar 1 : Peta Zona Nilai Tanah (ZNT) Kabupaten Mimika updating Tahun 2021

(13)

3 Pembatasan ini sebenarnya mejadi tidak relevan jika dikaitkan dengan kewenangan kelembagaan Kementerian ATR/BPN untuk mengatur tanah dalam konsep ruang. Undang-Undang Pokok Agraria sendiri menyatakan bahwa hak-hak atas tanah memberikan wewenang kepada pemegang haknya untuk mempergunakan tanah yang bersangkutan demikian pula tubuh bumi dan air serta ruang yang ada di atasnya, sekedar diperlukan untuk kepentingan yang langsung berhubungan dengan penggunaan tanah itu (UUPA Pasal 4). Jika Kementerian ATR/BPN berwenang mengatur hak atas tanah dan ruang, maka semestinya berwenang pula untuk menentukan nilai tanah dan benda-benda properti di atasnya (dalam batasan real estat) sebagai manifestasi tanah dalam konsep ruang.

Konsep tanah sebagai ruang juga sudah diperkenalkan oleh Kementerian ATR/BPN melalui 3D Chadastre yang diujicobakan pada tahun 2021 oleh Direktorat Pengukuran dan Pemetaan Kadastral pada beberapa lokus, khususnya dalam pelaksanaan pendaftaran tanah bagi satuan rumah susun. Hal ini adalah salah satu contoh nyata yang membuktikan bahwa tanah dan bangunan di atasnya (sebagai wujud penggunaan tanah dan pemanfaatan ruang) adalah dua entitas (tanah dan bangunan) dalam kesatuan konsep, yaitu tanah dalam konsep ruang.

Dalam konsep 3D Chadastre ini, asas pemisahan horisontal telah dikecualikan.

Isu lain yang berkenaan dengan penilaian aset properti adalah

“ambiguitas” nilai aset properti itu sendiri. Nilai aset properti, khususnya tanah, berbeda-beda ketika dinilai oleh intansi dan untuk keperluan yang berbeda, misalnya :

1. Nilai Perolehan Tanah (NPT) yang diterbitkan oleh Kementerian

ATR/BPN melalui layanan informasi nilai tanah berdasarkan Peta

Zona Nilai Tanah untuk keperluan penentuan tarif PNBP layanan

pertanahan;

(14)

4 2. Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) yang diterbitkan oleh Badan Pendapatan Daerah Kabupaten/Kota untuk keperluan penetapan Pajak Bumi dan Bangunan Perkotaan dan Perdesaan (PBB-P2) dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB);

3. Nilai Agunan yang diterbitkan oleh Penilai Publik untuk keperluan penentuan nilai aset properti (real estat) sebagai jaminan kredit perbankan;

4. Nilai Appraisal yang diterbitkan oleh Appraiser untuk keperluan penentuan nilai ganti kerugian fisik aset properti dalam rangka pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum.

Ambiguitas nilai aset properti ini akan menjadi masalah tersendiri ketika diperhadapkan pada kepentingan atau kegiatan ekonomi yang berbeda pada obyek hak yang sama. Misalnya, aset properti yang dinilai untuk kepentingan agunan kredit ternyata lebih tinggi dari nilai appraisal untuk kepentingan ganti kerugian fisik Pengadaan Tanah, besar kemungkinan subyek hak akan menolak nilai appraisal. Demikian pula jika NJOP lebih tinggi dari NPT atau sebaliknya pada objek yang sama, akan timbul resistensi dari masyarakat dalam pemenuhan kewajiban pajak dan/atau PNBP. Ambiguitas ini tentunya dapat diselesaikan melalui Kebijakan Satu Nilai (One Value Policy).

Meskipun hingga saat ini belum ada regulasi yang secara eksplisit

memberikan kewenangan kepada Kementerian ATR/BPN untuk

melakukan penilaian bangunan, setidaknya Kementerian ATR/BPN dapat

berkolaborasi dengan lembaga lain yang diberikan kewenangan untuk

itu, misalnya MAPPI (Masyarakat Profesi Penilai Indonesia), untuk

menggabungkan data hasil penilaian tanah (kewenangan Kementerian

ATR/BPN) dan data hasil penilaian bangunan (kewenangan lembaga lain),

menjadi sebuah nilai aset properti yang utuh dalam bentuk Peta Nilai Aset

Properti berbasis bidang. Dengan demikian, maka informasi nilai aset

properti yang telah utuh dan lengkap itu, dapat secara langsung

digunakan oleh berbagai stakeholder sesuai dengan kepentingan dan

kebutuhannya masing-masing.

(15)

5 Dengan kolaborasi itu, diharapkan penilaian tanah tidak lagi berdasarkan zona, dan penilaian bangunan tidak lagi dilakukan secara parsial, bahkan informasi nilai aset properti tersedia setiap saat pada seluruh area yang telah ter-cover dalam Peta Pendaftaran Tanah. Jika pekerjaan pendaftaran tanah pertama kali di seluruh wilayah Indonesia akan selesai pada tahun 2024 dan menghasilkan Peta Pendaftaran Tanah yang meng-cover seluruh wilayah Indonesia sebagaimana rencana strategi Kementerian ATR/BPN sampai dengan tahun 2024, maka pekerjaan selanjutnya adalah melengkapi informasi nilai aset properti pada setiap bidang yang telah terpetakan dalam Peta Pendaftaran Tanah itu.

Berangkat dari uraian di atas, maka Peta ZNT, bahkan Peta Nilai Bidang Tanah, yang menjadi produk unggulan Kementerian ATR/BPN, masih memiliki kekurangan yang perlu dilengkapi melalui sebuah kolaborasi agar memberikan manfaat yang lebih besar. Gagasan tentang kolaborasi itulah yang penulis tuangkan dalam sebuah Aksi Perubahan inovatif yang diberi judul “Pemetaan Nilai Aset Properti Berbasis Bidang Menuju One Value Policy Di Kabupaten Mimika.”

Gambar 2 : Desa Lengkap hasil kegiatan PTSL di Kabupaten Mimika sebanyak 5 (lima)

kelurahan yang telah siap untuk dilakukan Pemetaan Nilai Aset Properti.

(16)

6 Agar tidak menimbulkan kesalahan persepsi, perlu ditegaskan pembatasan masalah dalam aksi perubahan ini, yaitu :

1. nilai aset properti yang menjadi pokok bahasan dibatasi dalam defenisi real estat, yaitu nilai tanah dan bangunan yang berdiri di atasnya sebagai suatu kesatuan properti fisik, bukan dalam defenisi real property (hubungan hukum dalam penguasaan real estat yang bernilai kekayaan) ataupun personal property (pemilikan atas benda berwujud dan tidak berwujud yang bernilai kekayaan);

2. penilaian bangunan tidak dilakukan oleh unsur Kementerian ATR/BPN, melainkan oleh unsur MAPPI (Masyarakat Profesi Penilai Indonesia) ataupun lembaga lain yang berwenang untuk menilai bagunan sesuai regulasi yang ada saat ini;

3. pemetaan nilai aset properti adalah menggabungkan nilai tanah berbasis bidang yang dihasilkan unsur Kementerian ATR/BPN dengan data sekunder maupun data primer nilai bangunan yang dihasilkan oleh unsur MAPPI;

4. semua bidang tanah yang menjadi obyek kegiatan pemetaan nilai aset properti berbasis bidang adalah bidang tanah yang telah dipetakan dalam Peta Pendaftaran Tanah.

B. Tujuan

Karena keterbatasan waktu dan sumber daya yang tersedia dalam masa implementasi aksi perubahan, maka tujuan aksi perubahan ini dibagi menjadi 3 (tiga) milestone, yaitu :

1. Jangka Pendek : Menuangkan konsep aksi perubahan dalam bentuk Proposal Kegiatan dan RAB, Sosialisasi dan Koordinasi Stakeholders, dan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama.

2. Jangka Menengah : Melaksanakan Aksi Perubahan berdasarkan

ketersediaan anggaran, termasuk transfer

knowledge untuk peningkatan kompetensi

SDM melalui pelatihan/workshop, sekaligus

pengusulan updating Aplikasi KKP, aplikasi

Pentabit, dan website bumi.atrbpn.go.id untuk

layanan informasi Nilai Aset Properti Berbasis

Bidang.

(17)

7 3. Jangka Panjang : Pemanfaatan Nilai Aset Properti untuk multi purpose menuju One Value Policy (Kebijakan Satu Nilai) di Kabupaten Mimika.

C. Manfaat

Manfaat yang dapat diperoleh dari hasil aksi perubahan ini adalah sebagai berikut :

a. Manfaat internal :

a. Memberi nilai tambah kelembagaan Kementerian ATR/BPN dalam bentuk pengembangan pelayanan dan kerja sama, termasuk inisiasi kebijakan satu nilai (one value policy) secara nasional.

b. Meningkatnya potensi penerimaan PNBP dari layanan informasi nilai tanah/aset properti.

c. Meningkatnya angka kepuasan masyarakat atas pelayanan pertanahan melalui penyediaan informasi nilai tanah/aset properti yang lebih akurat dan terpercaya.

b. Manfaat eksternal :

(1). Meningkatnya potensi Pendapatan Asli Daerah melalui Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan Bea Perolehan Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).

(2). Meningkatnya potensi Pendapatan Negara melalui Pajak Penghasilan (PPh) yang berasal dari peralihan hak atas tanah dan bangunan.

(3). Dapat dijadikan standar tunggal nilai aset properti oleh seluruh stakeholder untuk berbagai kepentingan/tujuan (multi purpose).

(4). Meningkatnya rasa keadilan masyarakat dalam pembayaran Pajak

atas tanah dan tarif PNBP atas pelayanan pertanahan.

(18)

8 BAB II

PROFIL KINERJA ORGANISASI

Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan adalah perpanjangan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional di Provinsi dan Kabupaten/Kota. Berdasarkan Peraturan Menteri Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 17 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan, tugas dan fungsinya adalah : A. Tugas dan Fungsi Organisasi

1. Tugas dan Fungsi Instansi (Kantor Wilayah)

Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Papua instansi vertikal Kementerian Agraria dan Tata Ruang di Provinsi Papua yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional melalui Sekretaris Jenderal yang bertugas melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Badan Pertanahan Nasional dalam wilayah Provinsi Papua.

Dalam pelaksanaan tugasnya itu, Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Papua menyelenggarakan fungsi :

a. pengoordinasian, pembinaan, dan pelaksanaan penyusunan rencana, program, anggaran dan pelaporan Kantor Wilayah dan Kantor Pertanahan di wilayah Provinsi Papua;

b. pengoodinasian, pembinaan, dan pelaksanaan survei dan

pemetaan pertanahan, penetapan hak dan pendaftaran tanah,

redistribusi tanah, pemberdayaan tanah masyarakat,

penatagunaan tanah, penataan tanah sesuai rencana tata ruang,

dan penataan wilayah pesisir, pulau-pulau kecil, perbatasan dan

wilayah tertentu, pengadaan tanah, pencadangan tanah,

konsolidasi tanah, pengembangan pertanahan, pemanfaatan

tanah, penilaian tanah dan ekonomi pertanahan, pengendalian dan

penertiban penguasaan dan pemilikan tanah, serta penggunaan

dan pemanfaatan tanah sesuai rencana tata ruang, penanganan

dan pencegahan sengketa dan konflik serta penanganan perkara

pertanahan;

(19)

9 c. pengoordinasian dan pelaksanaan reformasi birokrasi, penyelesaian tindak lanjut pengaduan dan temuan hasil pengawasan;

d. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan kegiatan pertanahan di Kantor Wilayah Provinsi Papua dan Kantor Pertanahan di wilayah Provinsi Papua; dan

e. pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi Kantor Wilayah Provinsi Papua dan pengoordinasian tugas dan pembinaan administrasi pada Kantor Pertanahan di wilayah Provinsi Papua.

2. Tugas dan Fungsi Unit Kerja (Kantor Pertanahan)

Kantor Pertanahan Kabupaten Mimika adalah instansi vertikal Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional di Kabupaten Mimika yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional melalui Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Papua.

Dalam pelaksanaan tugasnya itu, Kantor Pertanahan Kabupaten Mimika menyelenggarakan fungsi :

a. penyusunan rencana, program, anggaran dan pelaporan;

b. pelaksanaan survei dan pemetaan;

c. pelaksanaan penetapan hak dan pendaftaran tanah;

d. pelaksanaan penataan dan pemberdayaan;

e. pelaksanaan pengadaan tanah dan pengembangan pertanahan;

f. pelaksanaan pengendalian dan penanganan sengketa pertanahan;

g. pelaksanaan modernisasi pelayanan pertanahan berbasis elektronik;

h. pelaksanaan reformasi birokrasi dan penanganan pengaduan; dan i. pelaksanaan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh

unit organisasi Kantor Pertanahan Kabupaten Mimika.

(20)

10 3. Uraian Kinerja Saat Ini

Berdasarkan Laporan Kinerja Tahun 2021, dapat disajikan data capaian kinerja Kantor Pertanahan Kabupaten Mimika berdasarkan sasaran kinerja yang ditetapkan melalui Rencana Strategis :

Tabel 1 : Capaian Kinerja Tahun 2021

No. Sasaran Kegiatan/Indikator Kegiatan Target Realisasi Capaian 1. Terlaksananya dukungan

manajemen dan tugas teknis lainnya di daerah

Indeks Akuntabilitas Kinerja/Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)

75,37 73,03 96,90

Indeks Akuntabilitas Kinerja Anggaran

(IKPA) 97,50 98,56 101,09

Indeks profesionalitas Aparatur Sipil

Negara 50,00 51,33 102,66

Indeks Maturitas SPIP 2,75 n/a n/a

Persentase integritas pelayanan publik di

bidang pertanahan dan tata ruang 70,00 n/a n/a Persentase capaian kinerja hasil

pengawasan 80,00 100,00 125,00

Persentase terpenuhinya layanan

perkantoran 100,00 100,00 100,00

Persentase pengelolaan tindak lanjut

pengaduan masyarakat 100,00 100,00 100,00

Persentase layanan permohonan

informasi public 100,00 100,00 100,00

Persentase pelaksanaan 4 (empat) metode

strategi komunikasi publik 100,00 75,00 75,00

2. Tersedianya informasi bidang tanah dan ruang

Cakupan luas bidang tanah terpetakan

tervalidasi 47,16 47,16 100,00

Jumlah Desa/Kelurahan Lengkap dan Informasi untuk Menunjang Penanganan Sengketa, Permasalahan dan

Pengendalian Pemanfaatan Ruang

16,67 16,67 100,00

3. Terwujudnya pengaturan dan

penetapan hak atas tanah ruang atas

(21)

11 No. Sasaran Kegiatan/Indikator Kegiatan Target Realisasi Capaian

dan ruang bawah untuk badan hukum dan perorangan

Jumlah bidang tanah badan hukum dan

perorangan yang ditetapkan 145 180 124,14

4. Terwujudnya pengaturan dan

penetapan hak atas tanah ruang atas dan ruang bawah untuk instansi pemerintah, BUMN dan BUMD Jumlah bidang tanah instansi pemerintah, BUMN dan BUMD yang ditetapkan

10 15 150,00

5. Terlaksananya pendaftaran tanah dan pendaftaran ruang bawah tanah dan ruang atas tanah yang berkepastian hukum dan berbasis elektronik Jumlah bidang tanah dan ruang yang

terdaftar 1136 1195 105,19

6. Terwujudnya Ketersediaan Lahan dalam Rangka Pengurangan Tuna Lahan dan Meningkatnya Produktifitas

Penguasaan, Pemilikan dan Pemanfaatan Tanah (P4T)

Jumlah Data dan Informasi Spasial yang Berbasis Wilayah Dalam Rangka

Menunjang Penyelenggaraan Reforma Agraria

- - -

7. Terdistribusinya tanah objek reforma agrarian

Jumlah Bidang Tanah Yang Diredistribusi - - - 8. Terwujudnya Akses Reform dalam

Reforma Agraria

Persentase jumlah kepala keluarga

penerima akses reform 100,00 100,00 100,00

9. Terwujudnya ketersediaan tanah bagi pembangunan

Realisasi Luas Tanah yang disediakan bagi pembangunan untuk Kepentingan Umum dan Kepentingan Lainnya

- - -

10. Tersedianya informasi nilai tanah,

ekonomi pertanahan dan lisensi penilai

tanah

(22)

12 No. Sasaran Kegiatan/Indikator Kegiatan Target Realisasi Capaian

Peningkatan cakupan informasi nilai

tanah dan ekonomi pertanahan 8,99 8,99 100,00 Persentase Peta Nilai Tanah yang

dimanfaatkan 100,00 100,00 100,00

11. Terwujudnya bidang-bidang tanah yang tertata pada lokasi konsolidasi tanah dan peningkatan nilai tanah pada lokasi konsolidasi tanah dan pengembangan pertanahan

Peningkatan nilai tanah pada lokasi konsolidasi tanah dan pengembangan pertanahan

- - -

Realisasi bidang tanah yang ditata di

lokasi konsolidasi tanah - - -

Tingkat keikutsertaan jumlah peserta

konsolidasi tanah - - -

Persentase luas sumbangan tanah konsolidasi tanah dalam penyediaan tanah untuk pembangunan

- - -

12. Terkendalinya hak atas tanah/ dasar penguasaan tanah, alih fungsi lahan, wilayah pesisir, pulau-pulau kecil, perbatasan dan wilayah tertentu

Rasio Peningkatan Produktifitas P4T Hasil Hak Atas Tanah/Dasar Penguasaan Atas Tanah, Alih Fungsi Lahan, Wilayah Pesisir, Pulau-pulau Kecil, Perbatasan dan Wilayah Tertentu

- - -

13. Terciptanya Pemahaman yang Sama dalam Masyarakat Mengenai

Pertanahan dan Ruang

Penurunan pengaduan masyarakat atas permasalahan sengketa, konflik dan perkara pertanahan

20,00 n/a

14. Terselesaikannya sengketa pertanahan Jumlah penyelesaian penanganan

sengketa pertanahan 2 2 100,00

15. Terselesaikannya penanganan perkara pertanahan

Jumlah penyelesaian penanganan

perkara pertanahan 1 2 150,00

(23)

13 4. Area Bermasalah

Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Pertanahan, selalu saja terdapat kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Kesenjangan itu disebut sebagai area bermasalah yang perlu diberikan penanganan khusus oleh pejabat yang berkompeten. Pada Kantor Pertanahan Kabupaten Mimika juga terdapat area bermasalah yang dapat menghambat pencapaian kinerja sesuai dengan harapan. Area bermasalah tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

Tabel 2 : Area Bermasalah Dalam Pelaksanan Tugas dan Fungsi

No. Tugas dan fungsi Kepala Kantor Masalah Unit Organisasi

Pelaksana 1. penyusunan

rencana, program,

anggaran dan

pelaporan

a. Sulitnya menyusun Rencana Aksi Tahunan yang lengkap dan detail berdasarkan Rencana Aksi dari setiap seksi.

b. Proses Revisi DIPA yang panjang dan lama serta tidak adaptif terhadap kondisi riil lapangan.

Sub Bagian Tata Usaha

2. pelaksanaan survei dan pemetaan

a. Belum seluruhnya data pertanahan terentri, terdigitalisasi dan tervalidasi.

b. Kesenjangan yang cukup tinggi antara ketersediaan SDM dengan volume kegiatan menyebabkan tunggakan pekerjaan.

c. Lemahnya pengamanan data dan warkah.

d. Rendahnya kesadaran

masyarakat untuk

menguasai dan mengelola tanahnya secara fisik serta memelihara batas bidang tanahnya.

Seksi Survei dan Pemetaan

3. pelaksanaan

penetapan hak dan pendaftaran tanah.

a. Belum seluruhnya data pertanahan terentri, terdigitalisasi dan tervalidasi.

Seksi

Penetapan Hak dan

Pendaftaran

(24)

14 No. Tugas dan fungsi

Kepala Kantor Masalah Unit

Organisasi Pelaksana b. Kesenjangan yang cukup

tinggi antara ketersediaan SDM dengan volume kegiatan menyebabkan tunggakan pekerjaan.

c. Lemahnya pengamanan data dan warkah.

d. Buku Tanah hilang atau

sulit ditemukan

menghambat kegiatan pemeliharaan data.

e. Kurangnya pemahaman dan penguasaan petugas front office dan back office pada jenis layanan pemeliharaan data.

4. pelaksanaan

penataan dan

pemberdayaan

a. Belum tersedianya peta RDTR Kabupaten.

b. Kurang optimalnya dukungan Pemkab terkait GTRA.

c. Terhambatnya layanan KKPR karena Dinas PTSP

ybelum mampu

menjalankan sistem dan aplikasi yang menjadi kewenangannya.

Seksi Penataan dan

Pemberdayaan

5. pelaksanaan

pengadaan tanah dan pengembangan pertanahan

a. Sulitnya mencari objek kegiatan Konsolidasi Tanah di Kabupaten Mimika.

b. Tidak tersedianya standar baku atau petunjuk pelaksanaan/ petunjuk tenis yang dapat dijadikan

pedoman dalam

pelaksanaan Pengadaan Tanah Skala Kecil (sampai dengan 5 Hektar) di Kabupaten Mimika.

Seksi Pengadaan

Tanah dan

Pengembangan

Pertanahan

(25)

15 No. Tugas dan fungsi

Kepala Kantor Masalah Unit

Organisasi Pelaksana c. Minimnya pemahaman

tentang peraturan

Pengadaan Tanah yang dimiliki oleh SDM di lingkungan Pemerintah Kabupaten Mimika.

d. Coverage Area Peta Zona Nilai Tanah belum mencakup seluruh wilayah Kabupaten Mimika.

e. Belum tersedianya informasi nilai aset properti berbasis bidang yang dapat dijadikan acuan tunggal untuk berbagai kepentingan penilaian aset properti (multi purpose) di Kabupaten Mimika.

6. pelaksanaan pengendalian dan penanganan sengketa pertanahan

a. Belum optimalnya

koordinasi dengan

lembaga peradilan dan Aparat Penegak Hukum lainnya dalam penanganan sengketa, konflik, dan perkara pertanahan.

b. Tidak tersedianya anggaran mediasi pada DIPA.

c. Tingginya volume pengaduan sengketa dan konflik pertanahan dibandingkan dengan ketersediaan SDM.

d. Sulitnya mengumpulkan data dan warkah yang diperlukan sebagai alat bukti di pengadilan dalam penanganan perkara pertanahan.

Seksi

Pengendalian dan

Penanganan

Sengketa

(26)

16 No. Tugas dan fungsi

Kepala Kantor Masalah Unit

Organisasi Pelaksana e. Resistensi masyarakat

adat dalam penanganan sengketa, konflik, dan perkara pertanahan yang

menggunakan hukum

positif.

7. pelaksanaan modernisasi pelayanan

pertanahan berbasis elektronik

a. Masih rendahnya

persentase data siap elektronik.

b. Belum adanya kesamaan persepsi dengan lembaga

peradilan tentang

penggunaan data eletronik sebagai bukti dalam persidangan.

c. Rendahnya pemahaman

masyarakat dalam

penggunaan aplikasi data elektronik dan website.

d. Rendahnya coverage area layanan internet di Kabupaten Mimika.

Semua Seksi

8. pelaksanaan

reformasi birokrasi dan penanganan pengaduan

a. Belum optimalnya

komunikasi dan kerjasama dengan Ombudsman RI di Kabupaten Mimika.

b. Nilai-nilai Melayani, Profesional, dan Terpercaya belum tertanam penuh pada seluruh ASN.

c. Belum efektifnya

pelaksanaan tugas Tim Pengelola Reformasi Birokrasi dan Penanganan Pengaduanyang telah dibentuk.

Semua Seksi

(27)

17 B. Sumber Daya Organisasi

Kantor Pertanahan Kabupaten Mimika memiliki sumber daya sebagai berikut :

1. Sumber Daya Manusia (SDM)

Ketersediaan SDM di Kantor Pertanahan Kabupaten Mimika dapat digambarkan dalam beberapa tabel dan gambar di bawah ini :

Tabel 3 : Jumlah ASN (PNS dan PPNPN) pada Tahun 2022

No Subbagian/Seksi Total

PNS PPNPN Jumlah

1 Subbagian Tata Usaha 6 17 23

2 Seksi Survei dan Pemetaan 6 6 12

3 Seksi Penetapan Hak dan Pendaftaran 4 8 12 4 Seksi Penataan dan Pemberdayaan 3 0 3 5 Seksi Pengadaan Tanah dan

Pengembangan

3 3 6

6 Seksi Pengendalian dan Penanganan Sengketa

2 2 4

Total 24 36 60

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0

0 0 0 0 0 0

11 1

8 1

1

2 7

2 1 1

2 1 7

2 1 2

5 3

1 1

Column1 SD SMP SMA D1 D2 D3 D4 S1 S2 S3

Gambar 3 : Grafik ASN Kantor Pertanahan Kabupaten Mimika

berdasarkan Tingkat Pendidikan

(28)

18

a b c d

2 1 1 1

9

3 3

2 1

I II III IV

2. Sarana dan Prasarana Operasional

Ketersediaan sarana dan prasarana operasional pada Kantor Pertanahan Kabupaten Mimika dapat diuraikan pada tabel berikut :

Tabel 4 : Rincian Sarana dan Prasarana Operasional Tahun 2022 Gambar 4 : Grafik Jumlah PNS Kantor Pertanahan Kabupaten

Mimika berdasarkan Golongan Ruang.

(29)

19 3. Anggaran Biaya

Dalam DIPA Kantor Pertanahan Kabupaten Mimika Tahun 2022 tersedia anggaran sebesar Rp. 7.253.528.000 (Tujuh milyar dua ratus lima puluh tiga juta lima rauts dua puluh delapan ribu rupiah)

yang terbagi atas sumber belanja Rupiah Murni sebesar Rp 5.522. 930.000,- (Lima milyar lima ratus dua puluh dua juta

sembilan ratus tiga puluh ribu rupiah) dan PNBP sebesar Rp. 1.730.598.000,- (Satu milyar tujuh ratus tiga puluh juta lima

ratus sembilan puluh delapan ribu rupiah).

(30)

20 BAB III

ANALISIS MASALAH

A. Identifikasi Masalah Pada Area Tugas Dan Fungsi Yang Bermasalah Pada Tugas dan Fungsi pelaksanaan pengadaan tanah dan pengembangan pertanahan di Kantor Pertanahan Kabupaten Mimika, dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut :

1. Sulitnya mencari objek kegiatan Konsolidasi Tanah di Kabupaten Mimika;

2. Tidak tersedianya standar baku atau petunjuk pelaksanaan/

petunjuk tenis yang dapat dijadikan pedoman dalam pelaksanaan Pengadaan Tanah Skala Kecil (sampai dengan 5 Hektar) di Kabupaten Mimika;

3. Minimnya pemahaman tentang peraturan Pengadaan Tanah yang dimiliki oleh SDM di lingkungan Pemerintah Kabupaten Mimika;

4. Coverage Area Peta Zona Nilai Tanah belum mencakup seluruh wilayah Kabupaten Mimika;

5. Belum tersedianya informasi nilai aset properti berbasis bidang yang dapat dijadikan acuan tunggal untuk berbagai kepentingan penilaian aset properti (multi purpose) di Kabupaten Mimika.

B. Penetapan Masalah Utama

Beberapa masalah yang telah diidentifikasikan di atas, dapat ditentukan

Masalah Utama melalui alat analisis USG (Urgency-Serious-Growth) di

bawah ini :

(31)

21 Tabel 5 : Analisis USG untuk Penetapan Masalah Utama

No. Permasalahan Nilai

Total Ran- king

U S G

1. Sulitnya mencari objek kegiatan Konsolidasi Tanah di Kabupaten Mimika.

3 3 2 8 V

2. Tidak tersedianya standar baku atau petunjuk pelaksanaan/

petunjuk tenis yang dapat dijadikan pedoman dalam pelaksanaan Pengadaan Tanah Skala Kecil (sampai dengan 5 Hektar) di Kabupaten Mimika.

3 4 4 11 II

3. Minimnya pemahaman tentang peraturan Pengadaan Tanah yang dimiliki oleh SDM di lingkungan Pemerintah Kabupaten Mimika.

3 3 3 9 IV

4. Coverage Area Peta Zona Nilai Tanah belum mencakup seluruh wilayah Kabupaten Mimika.

4 3 3 10 III

5. Belum tersedianya informasi nilai aset properti berbasis bidang yang dapat dijadikan acuan tunggal untuk berbagai kepentingan (multi purpose) di Kabupaten Mimika.

4 4 4 12 I

Keterangan Skala Likert : 5 = Sangat

4 = Lebih cukup 3 = Cukup 2 = Kurang 1 = Kurang sekali

Urgensi = mendesak/gawat Serius = waktu

Growth = menyangkut dampak/keadaan menjadi lebih buruk

Setelah Masalah Utama berhasil ditetapkan melalui alat analisis USG,

dapat diurai penyebab masalah “belum tersedianya informasi nilai aset

properti berbasis bidang yang dapat dijadikan acuan tunggal untuk

berbagai kepentingan penilaian aset properti (multi purpose) di Kabupaten

Mimika” yang digambarkan dalam diagram fishbone berikut ini :

(32)

22

C. Alternatif Solusi

Masalah-masalah yang diuraikan pada diagram fishbone pada sub bab Penetapan Masalah Utama di atas dapat diberikan alternatif solusi sebagai berikut :

1. Man : Mengusulkan kegiatan Pelatihan/Workshop Pemetaan Nilai Aset Properti dengan mengundang pelatih/mentor dari Direktorat Penilaian Tanah Kementerian ATR/BPN dan Masyarakat Profesi Penilai Tanah (MAPPI) yang diikuti oleh peserta pelatihan/workshop dari unsur Kantor Pertanahan Kabupaten Mimika dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Mimika yang memiliki interest penilaian aset properti dan/atau mengusulkan penerimaan CPNS/PPNPN yang mempunyai latar belakang pendidikan Penilaian Aset Properti.

Belum tersedia Informasi Nilai Aset Properti yang Tunggal dan Multi Pupose

Gambar 5 : Diagram Fishbone untuk menguraikan Penyebab Masalah C a u s e s o f P r o b l e m

Problem :

(33)

23 2. Money : Mengajukan proposal kegiatan dan draft Perjanjian Kerja Sama untuk pendanaan dan pelaksanaan kegiatan Pemetaan Nilai Aset Properti Berbasis Bidang kepada Pemerintah Kabupaten Mimika melalui Badan Pendapatan Daerah ataupun OPD terkait lainnya.

3. Machine : Mengusulkan penambahan menu atau tools layanan informasi nilai aset properti dengan penambahan isi informasi yang lebih luas dan lengkap dari layanan informasi nilai tanah yang telah berjalan selama ini (misalnya dengan menambahkan foto obyek aset prooperti pada lay out/print out informasi).

4. Material : Mengadakan Citra Satelit Resolusi Tinggi atau Foto Udara hasil rekaman drone dengan resolusi temporer 1 tahun ke bawah dan/atau mengajukan permohonan penyediaannya secara gratis kepada Badan Informasi Geospasial (BIG) dan Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN).

5. Methode : Mengusulkan penerbitan Petunjuk Teknis/Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pemetaan Nilai Aset Properti dan regulasi baru tentang pemanfaatan Peta Nilai Aset Properti Berbasis Bidang melalui Peraturan Pemerintah, Peraturan Menteri ATR/BPN, maupun Peraturan Daerah, dan/atau revisi Peraturan Pemerintah Nomor 128 Tahun 2015.

6. Market : Mengusulkan peningkatan kapasitas, menu, tools &

utilities pada situs bhumi.atrbpn.go.id yang dirilis oleh

Pusdatin Kementerian ATR/BPN, ataupun pembuatan

aplikasi lainnya yang bersifat marketing, agar dapat

digunakan untuk “menjual” layanan informasi Nilai

Aset Properti ataupun informasi lainnya.

(34)

24 D. Analisis Kelayakan Inovasi

Gagasan inovasi atau improvement yang dituangkan dalam bentuk rancangan aksi perubahan perlu diuji terlebih dahulu kelayakannya agar aksi perubahan yang terbangun olehnya tidak berakhir dengan kesia- siaan ataupun putus di tengah jalan pada saat implementasinya. Berikut ini adalah analisis kelayakan inovasi terhadap rancangan aksi perubahan berjudul “Pemetaan Nilai Aset Properti Berbasis Bidang Menuju One Value Policy Di Kantor Pertanahan Kabupaten Mimika” dengan menggunakan Kanvas Inovasi sebagai berikut :

Mitra Kerja Kegiatan Utama Nilai Yang Ditawarkan

Hubungan

Klien Target

1. Bupati 2. Sekda 3. KPK 4. Bapenda 5. OPD terkait

lainnya 6. KPP Pratama 7. Perbankan 8. PPAT/Notaris 9. Camat 10. Lurah 11. Masyarakat

1. Pelatihan/

Workshop 2. Pemetaan Nilai

Aset Properti Berbasis Bidang

1. Peningkatan Kompetensi SDM/Transfer Konowledge 2. Peningkatan

PNBP dan Pajak Tanah 3. Pemenuhan

kebutuhan informasi untuk multi purpose

1. Promotors 2. Latens 3. Defenders 4. Aphatetic

I. Jangka Pendek : Proposal & RAB,

Sosialisai/Koordinasi, dan Perjanjian Kerja Sama II. Jangka Menengah :

Pelatihan/Workshop, Pemetaan Nilai Aset Properti Berbasis Bidang, dan updating aplikasi.

III. Jangka Panjang : Layanan Informasi Nilai Aset Properti,

Pemanfaatan Peta Nilai Aset Properti, dan Regulasi One Value Policy.

Sumber Daya : 1. SDM Kantah

dan Pemda;

2. DIPA Kantah dan APBD 3. Sarpras Kantah

dan Pemda

Unsur Biaya Imbalan Mitigasi Resiko

1. Rapat Koordinasi : DIPA Kantah 2. Pelatihan/ Workshop : Hibah dari

Pemkab Mimika

3. Pengumpulan dan Pengolahan Data : Hibah dari Pemkab Mimika

1. Honor Pengajar

2. Honor Pelaksana Kegiatan 3. Honor Narasumber

Rapat/Koordinasi/Sosialisasi

1. Sosialisasi terpadu 2. Surat Edaran/Juknis

Sementara/Template Biaya 3. PKS Jangka

Menengah/Panjang Legalitas Akuntabilitas Sustainabilitas 1. PP 128 Tahun 2015

2. PerKBPN 1 Tahun 2010

3. Perda PBB dan Perda BPHTB Kab.

Mimika

Penggunaan keuangan Negara menghasilkan output, outcome,

dan impact yang jelas, terukur, dan akuntabel.

Pemanfaatan Peta Nilai Aset Properti secara luas dan multi purpose menuju One Value

Policy

Gambar 6 : Kanvas Inovasi

(35)

25 BAB IV

STRATEGI PENYELESAIAN MASALAH

A. Terobosan Inovasi

Kualitas sebuah Aksi Perubahan sangat ditentukan oleh seberapa besar dan kuatnya terobosan inovasi yang dapat dilakukan melalui implementasi Aksi Perubahan itu. Berikut ini adalah beberapa terobosan inovasi yang dapat dilakukan melalui Aksi Perubahan ini:

1. Penyelenggaraan pelatihan/workshop Pemetaan Nilai Aset Properti Berbasis Bidang di Kabupaten Mimika guna peningkatan Kompetensi SDM Pemerintah Kabupaten Mimika dan Kantor Pertanahan Kabupaten Mimika di bidang penilaian aset properti (real estat).

2. Pelaksanaan Pemetaan Nilai Aset Properti Berbasis Bidang di Kabupaten Mimika secara kolaboratif antara Kantor Pertanahan Kabupaten Mimika, Pemerintah Kabupaten Mimika, dan Profesional Penilai Publik (contoh : MAPPI).

3. Pengusulan penambahan menu layanan informasi Nilai Aset Properti Berbasis Bidang pada aplikasi KKP ke Pusdatin Kementerian ATR dan aplikasi marketing nilai aset properti yang dapat meningkatkan PNBP dari layanan informasi.

4. Pengusulan rumus penghitungan tarif layanan pertanahan yang baru dengan Nilai Aset Properti sebagai salah satu komponennya guna peningkatan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) layanan pertanahan selain layanan informasi nilai tanah/aset properti.

B. Tahapan Kegiatan

Untuk melaksanakan terobosan inovasi/improvement sebagaimana yang

telah diuraikan pada sub bab sebelumnya, Aksi Perubahan ini akan

diselenggarakan dalam 3 (tiga) tahap kegiatan sesuai dengan

milestonenya, yaitu :

(36)

26 1. Jangka Pendek

Tabel 6 : Tahapan Kegiatan pada Milestone Jangka Pendek

No. Kegiatan

Waktu Pelaksanaan Kegiatan (Bulan/Minggu ke-)

Eviden Sumber Biaya

April Mei

I II III IV I II III IV 1. Pembentukan Tim

Efektif SK Kakantah tentang

Susunan Tim Efektif Pelaksana Kegiatan

Mandiri

2. Penentuan Lokus Kegiatan (Desa Lengkap Hasil PTSL)

SK Kakantah untuk

Penetapan Lokasi

Mandiri

3. Collecting data awal Peta Sebaran Bidang

Tanah dan Daftar Nominatif Subyek Hak pada Lokus Kegiatan

Mandiri

4. Sosialisasi dan Koordinasi dengan Stakeholders

Notulen dan Daftar Hadir

DIPA Kantah

5. Penyusunan dan Pengajuan Proposal Kegiatan

Dokumen Proposal Kegiatan berisi KAK dan RAB

DIPA Kantah

6. Penyusunan dan Penandatangan Perjanjian Kerja Sama

Dokumen Perjanjian Kerja Sama

DIPA Kantah

2. Jangka Menengah

Tabel 7 : Tahapan Kegiatan pada Milestone Jangka Menengah

No. Kegiatan

Waktu Pelaksanaan

Kegiatan

Eviden Sumber Biaya 1. Pengadaan Barang dan Jasa

Juni 2022 s/d Juni 2023 (12 bulan)

Dokumen Pengadaan Barang dan Jasa

APBD 2. Pelatihan/Workshop oleh

Direktorat Penilaian Tanah dan Ekonomi Pertanahan dan MAPPI

Dokumentasi Kegiatan Pelatihan/Workshop, SPPD, Daftar

Nominatif Honor, dll.

APBD

3. Pembuatan Peta Kerja Peta dan Daftar APBD

4. Sosialisasi Terpadu di Lokus Kegiatan

Notulen dan Daftar Hadir

APBD 5. Pengumpulan Data Lapangan Peta dan Daftar APBD 6. Pengolahan Data Lapangan

dan Pembuatan Peta Nilai Aset Properti Berbasis Bidang

Peta dan Daftar APBD

7. Pelaporan Laporan Akhir

Pelaksanaan Kegiatan

APBD

(37)

27 3. Jangka Panjang

Tabel 8 : Tahapan Kegiatan pada Milestone Jangka Panjang

No. Kegiatan

Waktu Pelaksanaan

Kegiatan

Eviden Sumber

Biaya 1. Pengusulan penyusunan

regulasi tentang Pemanfaatan Peta Nilai Aset Properti melalui Permen ATR/BPN dan Perda Kabupaten Mimika.

Tahun 2023 s/d 2025 (2 tahun)

Surat, rekomendasi, dan draft peraturan.

Mandiri

2. Pengusulan updating aplikasi KKP, aplikasi Pentabit, dan situs bumi.atrbpn.go.id.

Surat, rekomendasi, dan draft SOP dan alur kegiatan.

Mandiri

3. Pemanfaatan Peta Nilai Aset Properti Berbasis Bidang secara luas dan multi purpose menuju One Value Policy.

Laporan Penerimaan Negara dan Daerah melalui layanan informasi nilai aset properti.

Mandiri

C. Pemanfaatan Sumber Daya 1. Tim Efektif

Untuk mewujudkan Aksi Perubahan ini, akan dibentuk Tim Efektif dari internal Kantor Pertanahan Kabupaten Mimika sebagai berikut : a. Project Leader : Kakantah Kabupaten Mimika

b. Penanggung jawab : Kakanwil BPN Provinsi Papua c. Tim Efektif

1) Kepala Seksi Pengadaan Tanah dan Pengembangan Pertanahan, berperan sebagai Koordinator Bidang Humas, dibantu oleh 3 (tiga) orang ASN Kantah Kab. Mimika;

2) Kepala Sub Bagian Tata Usaha, berperan sebagai Koordinator Bidang Administrasi dan Keuangan, dibantu oleh 3 (tiga) orang ASN Kantah Kab. Mimika;

3) Kepala Seksi Survei dan Pemetaan, berperan sebagai Koordinator Bidang Pengelola Data Spasial, dibantu oleh 5 (lima) orang ASN Kantah Kab. Mimika;

4) Kepala Seksi Penetapan Hak dan Pendaftaran, berperan sebagai

Koordinator Bidang Pengelola Data Tekstual, dibantu oleh 3

(tiga) orang ASN Kantah Kab. Mimika.

(38)

28 2. Pemetaan Stakeholders

Dalam rancangan Aksi Perubahan ini dapat diidentifikasikan beberapa stakeholder internal dan eksternal yang akan terlibat secara langsung maupun tidak langsung, yaitu :

Tabel 9 : Identifikasi Stakeholders

No. Nama

Stakeholder Jabatan Stakeholder

Posisi Peran Nilai Int Ext Int Ext

1. Kanwil BPN Provinsi

Papua Kakanwil +

2. Kantor Pertanahan

Kabupaten Mimika Tim Efektif +

3. Direktorat Penilaian Tanah Kementerian ATR/BPN

Direktur

Penilaian Tanah (selaku pengajar dan supervisor)

+

4. Pusdatin Kementerian

ATR/BPN Kapusdatin +

5. Pemerintah Kabupaten

Mimika Bupati +

6. Pemerintah Kabupaten

Mimika Sekretaris

Daerah +

7. Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda)

Kepala Badan

+

8. Badan Pendapatan

Daerah (Bapenda) Kepala Badan +

9. Dinas Perumahan, Kawasan Pemukiman, dan Pertanahan (DPKP)

Kepala Dinas

+

10. Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Dinas PUPR)

Kepala Dinas

+

11. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD)

Kepala Badan

+

12. Masyarakat Profesi Penilai Indonesia (MAPPI)

Anggota MAPPI

(selaku pengajar) +

13. Kantor Pelayanan Pajak

Pratama (KPP) Kepala Kantor ±

14. Perbankan Kepala Cabang ±

15. Ikatan PPAT (IPPAT) Ketua Pengda

IPPAT ±

16. Ikatan Notaris (INI) Ketua Pengda INI ±

17. Pemerintah Distrik Kepala Distrik +

18. Pemerintah

Kelurahan/Desa Lurah +

19. Masyarakat Warga Kelurahan

Lokus Kegiatan +

(39)

29 Keterangan :

• Posisi Internal : Berada di dalam lingkungan organisasi Project Leader (Kementerian ATR/BPN)

• Posisi Eksternal : Berada di luar lingkungan organisasi Project Leader (Instansi Eksternal)

• Peran Internal : Berperan langsung dalam Aksi Perubahan

• Peran Eksternal : Berperan tidak langsung dalam Aksi Perubahan

• Nilai + : Berpengaruh positif dalam Aksi Perubahan

• Nilai - : Berpengaruh negatif dalam Aksi Perubahan

• Nilai ± : Berpengaruh netral dalam Aksi Perubahan

Setelah semua stakeholder teridentifikasi, langkah selanjutnya adalah memetakannya dalam diagram kuadran sebagai berikut :

Keterangan :

Promotors = Kepentingannya tinggi dan Pengaruhnya besar Latens = Kepentingannya rendah namun Pengaruhnya besar Defender = Kepentingannya tinggi namun Pengaruhnya kecil Aphatetic = Kepentingannya rendah dan pengaruhnya kecil

• Tim Efektif (Kantah)

• Bupati

• Sekda

• Bapenda

• Direktorat Penilaian Tanah

Tinggi

Rendah

• Kakanwil

• Pusdatin

• MAPPI

• Bappeda

• BPKAD

• Dinas Perumahan, Kawasan Pemukiman, dan Pertanahan

• Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

• PPAT

• Notaris

• KPP Pratama

• Perbankan

• Kepala Distrik

• Lurah

• Masyarakat

T i n g g i R

e n d a h

Gambar 7 : Diagram Kuadran Stakeholders

(40)

30 Stakeholders yang telah dipetakan dalam diagram kuadran dapat digambarkan hubungan kerjanya dengan Project Leader dalam bentuk Peta Jejaring Kerja/Networking Map sebagai berikut :

Keterangan :

Stake Holder Pengaruh dan

Kepentingan Dukungan Internal 1 - 2 : Rendah + : Mendukung Eksternal 3 - 5 : Sedang ± : Netral Garis Komando 6 - 8 : Tinggi - : Kurang

Mendukung Garis Koordinasi 9 - 10 : Sangat Tinggi

Pemerintah Kabupaten :

• Bupati

• Sekda Kakanwil

Kapusdatin

Direktur

Penilaian Tanah Ka. Bapenda

Project Leader

Ka. Bappeda MAPPI

Ka. DPKP Ka. KPP

Ka. BPKAD PPAT

+9 +8 +8 +6 +4

+4 +4

+7

+7

±4

±4

+9

±4

Notaris +2

Tim Efektif 1. Kasi IV dan 3 ASN 2. KTU dan 3 ASN 3. Kasi I dan 5 ASN 4. Kasi II dan 3 ASN

Ka. Distrik +2

+3 Lurah

Masyarakat

Gambar 8 : Peta Jejaring Kerja/Networking Map Perbankan

±4

(41)

31 D. Manajemen Risiko

Risiko adalah ketidakpastian yang dapat mempengaruhi sasaran atau pencapaian tujuan. Aksi Perubahan ini pun tak lepas dari kemungkinan terjadinya risiko. Oleh karena itu, perlu diprediksi risiko yang akan muncul dan alternatif mitigasinya sebagaimana uraian di bawah ini : 1. Risiko yang mungkin muncul :

a. Resistensi masyarakat atas penilaian aset propertinya karena khawatir beban kewajiban pajak menjadi lebih besar.

b. Tidak tersedia Petunjuk Teknis dan Template Biaya Satuan Kegiatan Pemetaan Nilai Aset Properti (real estat) karena belum pernah dilaksanakan sebelumnya oleh Kementerian ATR/BPN maupun Pemerintah Kabupaten Mimika.

c. Keberlanjutan kegiatan karena penganggaran yang tidak konsisten oleh Pemerintah Kabupaten Mimika di masa yang akan datang.

2. Mitigasi Risiko :

a. Sosialisasi Terpadu kepada masyarakat oleh semua stakeholder, termasuk perbankan.

b. Koordinasi intensif antara Project Leader dengan Kementerian ATR/BPN Cq. Direktorat Penilaian Tanah dan Ekonomi Pertanahan untuk mendapatkan Petunjuk Pelaksanaan yang dapat diberlakukan sementara dalam pelaksanaan Aksi Perubahan ini.

c. Pembuatan PKS antara Kementerian ATR/BPN Cq. Kantor

Pertanahan Kabupaten Mimika dengan Pemerintah Kabupaten

Mimika dengan jangka waktu kerja sama yang relatif panjang

(minimal 3 tahun).

(42)

32 BAB V

LAPORAN AKSI PERUBAHAN

A. Deksripsi Proses Kepemimpinan

Proses Kepemimpinan Peserta dalam implementasi Aksi Perubahan Kinerja Organisasi pada tahap jangka pendek ini dapat dideskripsikan sebagai berikut :

1. Membangun Integritas dan Akuntabilitas Kinerja Organisasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, integritas didefenisikan sebagai “mutu, sifat, dan keadaan yang menggambarkan kesatuan yang utuh, sehingga memiliki potensi dan kemampuan memancarkan kewibawaan dan kejujuran”. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) juga memiliki defenisi mengenai integritas, sebagaimana dicantumkan dalam Kamus Kompetensi Perilaku KPK. Dalam kamus tersebut, integritas adalah “bertindak secara konsisten antara dengan apa yang dikatakan dengan tingkah lakunya sesuai nilai-nilai yang dianut (nilai-nilai dapat berasal dari nilai kode etik di tempat dia bekerja, nilai masyarakat, atau nilai moral pribadi)”.

Mardiasmo mendefenisikan akuntabilitas sebagai bentuk kewajiban dalam mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya melalui suatu media pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodik (Mardiasmo, 2006).

Dikaitkan dengan Implentasi Aksi Perubahan Kinerja Organisasi yang

diselenggarakan Peserta dalam lingkup organisasinya, maka

integritas dan akuntabilitas adalah 2 (dua) hal pokok yang harus

dibangun dalam menyelenggarakan Aksi Perubahan itu. Melayani,

Profesional, dan Terpercaya, sebagai nilai-nilai integritas Kementerian

Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional harus tercermin

dalam implementasi Aksi Perubahan yang berjudul Pemetaan Nilai

(43)

33 Aset Properti Berbasis Bidang Menuju One Value Policy di Kabupaten Mimika ini.

a. Melayani : Kegiatan Pemetaan Nilai Aset Properti Berbasis Bidang Menuju One Value Policy di Kabupaten Mimika ini merupakan bagian dari pelayanan Kantor Pertanahan Kabupaten Mimika kepada Masyarakat, Pemerintah, maupun pihak-pihak lain yang membutuhkan informasi nilai aset properti yang akurat, mutakhir, dan handal, baik untuk kepentingan transaksi ekonomi tanah, kepentingan perpajakan dan penerimaan negara, maupun kepentingan lainnya yang membutuhkan informasi nilai aset properti.

b. Profesional : Kegiatan Pemetaan Nilai Aset Properti Berbasis Bidang Menuju One Value Policy di Kabupaten Mimika ini harus dilakukan secara profesional oleh lembaga/instansi yang kredibel, misalnya Kementerian Agraia dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional dan Masyarakat Profesi Penilai Indonesia (MAPPI).

c. Terpercaya : Informasi Nilai Aset Properti yang dihasilkan melali implementasi Aksi Perubahan ini merupakan informasi yang terpercaya sehingga menghapuskan ambiguitas nilai aset properti di tengah masyarakat.

Implementasi Aksi Perubahan Kinerja Organisasi yang berjudul

Pemetaan Nilai Aset Properti Berbasis Bidang Menuju One Value

Policy ini telah disetujui pembiyaannya oleh Pemerintah Kabupaten

Mimika yang ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Kerja

Sama antara Bupati Mimika dengan Kepala Kantor Pertanahan

Kabupaten Mimika. Pembiayaan itu akan dilaksanakan melalui

Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Perubahan Kabupaten

Referensi

Dokumen terkait

Pada cover album bagian dalam ini pada sisi kirinya menggunakan ilustrasi gambar butho ijo yang sedang memakan korbannya membuat tampilan sisi dalam cover terlihat kuat,

Media yang digunakan untuk proses Rapid Sand Filter tersusun dari pasir silica alami, anthrasit, atau pasir garnet yang memiliki variasi ukuran, bentuk dan

Dalam penelitian ini verifikasi hasil model dilakukan terhadap elevasi pasang surut, suhu permukaan dan suhu vertikal serta verifikasi pola arus permukaan yang diperoleh dari

Sarana kesehatan dengan Kemampuan Pelayanan Gawat Darurat Pada tabel 49 menunjukkan sarana kesehatan dengan kemampuan Pelayanan Gawat Darurat selama tahun 2012 sebesar

Dari kegiatan penelitian rancang bangun rangkaian pengkondisi sinyal untuk sensor nitrat amperometrik ini, dapat diperoleh simpulan bahwa pembuatan rangkaian pengkondisi sinyal

Para dosen dan rekan-rekan penulis di Program Studi Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muria Kudus yang telah banyak memberikan bantuan

Metabisulfit (mg/kg) Keterangan 2 5 6 7 10 12 13 0 0 0 0 0 0 0 Memenuhi standar Memenuhi standar Memenuhi standar Memenuhi standar Memenuhi standar Memenuhi standar Memenuhi

Pada masa revolusi, pemugaran bukan hanya terhenti, akan tetapi yang lebih parah adalah dokumen dan arsip-arsip penting lainnya sebagian musnah akibat perang.