Penulis : M. Nazir Abdullah Editor & Layout : Arief Akbar
KISAH SUKSES
PROGRAM KOTAKU
KABUPATEN ACEH TENGGARA PERIODE TAHUN 2018 - 2021
PROGRAM KOTA TANPA KUMUH (KOTAKU)
DAFTAR ISI
Kisah Sukses
Daftar Isi | I
1. Perencanaan yang matang penentu tingkat Investasi dalam
pananganan Kumuh. | 1 2. KOTAKU Mendorong Kolaborasi untuk
mempercepat
Pembangunan di Kute Ujung Barat. | 4 3. Solidaritas LKM -
SEHATI Pulihkan Pinjaman Ekonomi Bergulir – Perapat Titi Panjang, Kecamatan Babussalam. | 6 4.Usaha Ibu Samsiah kembali bangkit, paska terlepas dari tengkulak|9 5. Harapan dan Semangat Baru Masyarakat Lawe Sigala Barat. |11
6. Pinjaman Dana Bergulir Untuk Penghidupan
Masyarakat Berbasis Komunitas. |13
7. Kegiatan Dana Desa Mengubah Wajah Desa. |14 8. Sukses BKM Syuhada dalam Mediasi Kolaborasi Perencanaan
Di Tahun 2020. |16
9. Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat
Hasil Kolaborasi Seluruh Stakeholder
Di Kute Perapat Sepakat. |18 10. Cash For Work Tahun 2021. |20
11. Apresiasi Masyarakat dan Pembangunan Kualitas
Infrastruktur Program
KOTAKUK Kabupaten Aceh Tenggara. |21
Perencanaan yang matang penentu tingkat Investasi dalam pananganan
Kumuh
Program KOTAKU (Kota Tanpa Kumuh) adalah program yang dilaksanakan secara nasional di 271 kabupaten/kota di 34 Propinsi yang menjadi “platform”
atau basis penanganan permukiman kumuh yang mengintegrasikan berbagai sumber daya dan sumber pendanaan, termasuk dari pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, donor, swasta, masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya
Program Kotaku berada di bawah naungan Ditjen Cipta Karya, target program dengan pola “100-0-100”
untuk pencapaian 100 Persen akses air minum, 0 persen kawasan kumuh dan 100 persen akses sanitasi yang layak pada 2019.
Dalam pencapaian target program terlebih dahulu menyajikan profil baseline dari masing-masing Desa sebagai sebagai dasar untuk menentukan tujuh indikator kawasan kumuh. Ketujuh indikator itu meliputi Kondisi Bangunan, Jalan Lingkungan, Drainase Lingkungan, Penyediaan Air Bersih/Minum, Pengelolaan Persampahan, Pengelolaan Limbah, Pengamanan Kebakaran dan Ruang Terbuka Publik.
Untuk mendapatkan data baseline di tingkatan desa membentuk tim perencana partisipatif yang bertugas secara sukarela menjadi panitia di desa untuk mendapatkan data baseline yang akurat.
Adapun metode yang dilakukan dalam mendapatkan data baseline yaitu : FGD : Digunakan pada saat penggalian data awal di tingkat desa/kelurahan yang melibatkan segenap unsur masyarakat di desa/kelurahan tersebut. FGD lebih detil juga akan dilakukan di tingkat basis (komunitas terkecil) untuk menggali data utama. Adapun Keluaran yang diharapkan : Rekapitulasi data 100-0-100 rumah tangga dan Rekapitulasi data 100-0-100 lingkungan
Survey Data Tingkat Basis/RT : Survey masalah 100-0-100 rumah tangga dan Survey masalah 100-0-100 lingkungan. Adapun keluaran yang diharapkan dari survey ini yaitu : Rekapitulasi data 100-0-100 rumah tangga dan Rekapitulasi data 100-0-100 lingkungan.
Observasi Lapangan (Transek) : Tujuannya untuk mendapatkan informasi kondisi persoalan permukiman dan potensi yang ada terutama untuk melakukan cek dan ricek hasil FGD basis. Adapun Keluaran yang diharapkan dari observasi ini yaitu : Data permasalahan permukiman dan rinciannya di lokasi setempat. Peta tematik permasalahan permukiman dan Baseline data
Penyusunan profil 100-0-100 berdasarkan data dan informasi hasil rekap konsolidasi data tingkat desa/kelurahan. Penyusunan indikasi kegiatan khusus di kawasan prioritas (terdelineasi) dengan terlebih dahulu melihat dokumen perencanaan yang sudah ada (RPJM des/RKP
konsolidasi atau uji publik ditingkat desa sehingga menghasilkan dokumen yang akan diserahkan ke pemerintah kota. “Dengan data itu nantinya menjadi modal pemda dalam melaksanakan pencapaian peningkatan kawasan permukiman,” pungkasnya. Dan untuk Penyusunan Documen RP2KPKP Nantinya. dimana dokumen ini akan dususun oleh Pokja PKP Aceh Tenggara
Menyusun kegiatan untuk pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh bagi lingkup desa/kelurahan dalam rangka pencapaian visi. (Peta rencana , matrik program dan kegiatan) selama 5 tahun. Tahap keenam Menyusun pemograman dan kegiatan pencegahan dan peningakatan kualitas permukiman kumuh selama 1 tahun
“ KOTAKU Mendorong Kolaborasi untuk
mempercepat Pembangunadi Kute Ujung Barat”
Kute/Desa Ujung Barat terletak di kecamatan babussalam, Kabupaten Aceh Tenggara, Provinsi Aceh yang berdekatan dengan Pusat kota Kabupaten Aceh Tenggara yaitu Kutacane, Pada tahun 2017 Kute/Desa Ujung Barat mendapatkan dana Islamic Development
Bank (IDB) untuk
pembangunan IPAL Komunal Perencanaan pembangunan IPAL Komunal tersebut berjalan sesuai dengan perencanaan yang mana masyarakat Kute/Desa Ujung Barat begitu sangat menerima program SANIMAS, antusias masyarakat mulai dari Musyawarah sosialisasi, pembentukan KSM, pembebasan lahan, sampai dengan aturan bersama pemanfaat dan pemelihara.
ita-cita menjadi salah satu desa yang aman, nyaman dan tentram, itulah dalam hal kenyamanan Pemerintah Kute/Desa Ujung Barat membuat satu perencanaa untuk memberantas kumuh melalui pengecatan seluruh permukiman dan fasilitas umum yang ada di desa.
Pengecatan seluruh permukiman desa tidak terlepas dari salah satu prioritas pembangunan desa melalui musyawarah desa, dan awal ide pengecatan sebenarnya diadopsi dari contoh kampung warna-warni yang ada di pulau jawa yang telah direncanakan melalui Program KOTAKU, sehingga dari dasar itupula Kute/Desa Ujung Barat mulai memikirkan dan memasukan Kensep Kute/Desa warni-warni menjadi salah satu prioritas yang ada didalam RKPK tahunan kute.
Harapan bagi masyarakat Kute/Desa Ujung Barat nantinya ialah dapat menjadikan kampung nyaman, bersih dan bisa menjadi salah satu objek wisata karna keunikanya dan menjadikan pendapatan bagi pemuda/pemudi dan warga umumnya yang dapat memasarkan hasil dari kerajinan tangan atau home industry yang ada di desa
Kute Perapat Titi Panjang Kecamatan Babussalam merupakan salah satu Kute penerima manfaat dari Program KOTAKU , dengan jumlah penduduk sebanyak lebih kurang 990 jiwa dan penduduk miskin sebanyak 181 KK miskin versi data terakhir Februari 2018.
Mata pencarian masyarakat Kute Perapat Titi Panjang lebih di dominasi oleh sektor Perkebunan, Perkantoran dan Perdagangan. Pelaksanaan Program KOTAKU di Kute Perapat Titi Panjang dimulai pada tahun 2010. Sejak awal pelaksanaan program KOTAKU masyarakat sangat antusias dan aktif dalam membantu pelaksanaan siklus, sehingga terbentuklah Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM), Sekretariat dan UP-UP. Lembaga ini dibentuk dengan tujuan sebagai ujung tombak dan sebagai motor penggerak dalam penanggulangan kemiskinan dan meningkatkan permasalahan ekonomi di kelurahan.
Program KOTAKU mengawal ekonomi bergulir, yang bertujuan sebagai modal penambahan usaha miskin dan juga diharapkan sebagai modal pendukung kesejahteran masyarakat miskin. KSM terbentuk berdasarkan kebutuhan dan kepentingan yang sama yang terdiri dari beberapa orang tentunya tanpa ada unsur paksaan. KSM mempunyai aturan dasar yaitu : 1.
Pertemuan Rutin 2. Tabungan Rutin 3. Pencatatan Rutin 4. Pinjaman Kelompok, dan 5. pengembalian pinjaman.
Konsep pinjaman bergulir di program ini tidak boleh diberikan kepada perorangan, tapi harus berkelompok, yang biasa disebut Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM). KSM terbentuk berdasarkan kebutuhan dan kepentingan yang sama dari beberapa orang, bersama-sama diwujudkan karena kesadaran masyarakat itu sendiri tanpa ada unsur paksaan. KSM mempunyai aturan-aturan yang disepakati bersama, dengan membuat rapat pembentukan KSM yang ditandatangani oleh semua anggota KSM dalam berita acara. Koordinator LKM Sehati mengatakan, proses kemacetan dana ekonomi bergulir disebabkan oleh pembentukan KSM yang kurang efektif dalam pemberian pinjaman, dan kurangnya kesadaran dari masyarakat untuk membayar.
Kondisi sekarang ini, seluruh KSM mengalami tunggakan.
Ini didasarkan dari kurang adanya kesadaran masyarakat untuk membayar setoran setiap bulannya dengan berbagai alasan, Untuk itu, LKM Sehati terus melakukan kerjasama dengan berbagai pihak untuk mencari solusi. Oleh karena itu, LKM Sehati Kute Perapat Titi Panjang Mengundang Perangkat untuk mencari solusi dari permasalahan tersebut, di dalam rapat Pencarian Solusi dalam Menangani Pinjaman Bermasalah yang juga dihadiri oleh Fasilitator dan juga tokoh masyarakat, seperti tokoh perempuan, perangkat Kute dan anggota LKM dan juga tokoh Masyarakat.
Dalam rapat tersebut menghasilkan beberapa rencana kerja dan solusi yaitu Pengulu Kute Perapat Titi Panjang akan memanggil 3 KSM-KSM yang masih menuggak, UPK, dan koordinator LKM sebelumnya yang mengetahui akar permasalahan penyebab terjadinya tunggakan dan kemudian akan dievaluasi, dan kepada juru tangih UPK akan mendapatkan penambahan personil serta didukung dengan surat penagihan yang sah mengetahui Pengulu Kute Perapat Titi Panjang Rencana ini ditempuh demi meningkatkan tingkat pengembalian setiap bulannya.
USAHA IBU SAMSIAH KEMBALI BANGKIT, PASKA TERLEPAS DARI TENGKULAK
Desa Perapat sepakat merupakan desa yang usaha masyarakatnya memiliki usaha yang cukup beragam mulai dari pedagang, jasa, petani, pekebun dan peternakan. Hal ini menunjukkan masyarakatnya cukup gigih dalam berusaha, supaya tidak sulit dalam mengakses dana untuk modal usaha.
Ibu Samsiah merupakan seorang pedagang klontong + Kede kopi yang terletak di desa Perapat Sepakat Dusun Lawe Paloh dan memulai usaha sejak tahun 2008. Awal mula usaha yang dibangun Ibu Samsiah adalah coba-coba dengan modal usaha yang minim.
Menurut Ibu Samsiah usaha klontong itu merupakan usaha yang mudah, gampang dan mengeluarkan modal yang sedikit. Setelah dijalani oleh Ibu Samsiah ternyata usaha tersebut membutuhkan modal yang banyak sehingga membuat usaha Ibu Samsiah menjadi terhambat. Pada akhirnya Ibu Samsiah mencari pinjaman modal usaha untuk membangkitkan usahanya yang sedang terpuruk dengan mencoba meminjam modal kepada salah satu makelar tanah Ekh.. Ternyata bunga yang ditawarkan terlalu besar membuat Ibu Samsiah menjadi dilema. Dan pada akhirnya Ibu Samsiah mendapatkan informasi mengenai adanya pinjaman dana bergulir dari Program PNPM Mandiri Perkotaan, bergegaslah Ibu Samsiah berkonsultasi dengan UPK/LKM Muliye terkait pinjaman modal usaha tersebut.
Setelah dijelaskan oleh UPK/LKM Muliye dan Ibu Samsiah dinyatakan telah memenuhi syarat dan akhirnya Ibu Samsiah mendapatkan modal usaha tersebut mulai dari Rp. 500.000,- hingga mendapatkan dana PPMK (Peningkatan Penghidupan Masyarakat yang berKelanjutan) sebesar Rp.5.000.000,- hingga sekarang. Usahanya yang dulu terpuruk yang diakibatkan karna kekurangan modal dan pada akhirnya dapat bangkit kembali seperti “USAHA BANGKIT DARI MATI SURI” setelah mendapatkan bantuan modal dari UPK.
Pada awal tahun 2020 Program KOTAKU Masuk ke kelurahan Lawe Sigala Barat Kabupaten Aceh Tenggara sesuai Surat Keputusan (SK) Kumuh dari Bupati Aceh Tenggara Nomor : 640/270/2014 dengan luas wilayah kumuh 29,41 Ha dan menjadi dasar pendampingan Program KOTAKU untuk pencegahan dan pengurangan kumuh di lokasi tersebut.
sosialisasi awal dilakukan melalui berbagai kegiatan, berbagai media dari tingkat Kabupaten/Kota hingga ke tingkat lingkungan dengan target sebanyak mungkin warga kota tahu dan memahami pencegahan dan penanganan kumuh serta tujuan program KOTAKU
Proses Pemilihan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Lawe Sigala Barat melalui proses Door to Door/rumah ke rumah panitia di dampingi oleh kepala dusun masing – masing yng pasti tetap mengacu pada protocol covid-19 yaitu saling menjaga jarak minimal 1m, mengunakan masker dan setelah berinteraksi/bersentuhan dengan benda-benda harus mencuci tangan dengan sabun
Masyarakat sangat antusias terhadap PEMILU BKM walaupun dalam seluruh aktifitas dalam pengawasan tim gugustugas covid setempat, walaupun Permukiman berada sekitar pasar kecamatan lawe sigala-gala, tetapi mereka meluangkan waktu mereka untuk ikut serta memilih Anggota BKM untuk dapat membantu kesejahteraan kelurahan Lawe Sigala Barat Walaupun ada beberapa masyarakat bertanya kenapa dilakukan rumah kerumah lalu fasilitator menjelaskan dan masyarakat pun mengerti dan mengikuti
Perhitungan suara PEMILU BKM pada tiap-tiap dusun disaksikan langsung oleh Pengulu kute lawe sigala barat, walaupun keadaan pengulu sakit-sakitan tetapi beliau ingin ikut serta dan menjadi saksi dalam perhitungan suara Pemilu BKM di tiap dusun karena harapan pengulu nantinya BKM yang terpilih dapat bekerja sama dengan pengulu dan aparatur kelurahan dalam membangun serta menata permukiman lawe sigala barat dengan baik dan sesuai Prosedur
“Pinjaman Dana Bergulir Untuk Penghidupan Masyarakat Berbasis Komunitas”
Adanya program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) di desa Kutacane Lama telah banyak membawa perubahan dalam masyarakat. Baik dalam perbaikan lingkungan hidup maupun ekonomi masyarakat.
Adanya BKM sebagai lembaga perwakilan masyarakat yang berfungsi sebagai pengelola atau wadah dari program-program KOTAKU ini sangat membantu masyarakat dalam merasakan secara nyata bantuan pendanaan yang telah diberikan pemerintah.
Melalui BKM lah Pinjaman Dana Bergulir PPMK dari pemerintah disalurkan, baik untuk kegiatan
Untuk kegiatan ekonomi yang paling utama adalah disalurkan sebagai pinjaman bergulir bagi warga kurang mampu yang ditujukan untuk melakukan suatu usaha sebagai wujud perbaikan hidup. Seperti halnya di desa Kutacane Lama,
Diantara warga-warga tersebut ada yang sudah memiliki usaha, sehingga maksud dari pengajuan pinjamannya adalah sebagai modal usaha agar mereka
bisa mendapatkan
penghasilan untuk membiayai kehidupan. Pinjaman pada UPK- BKM Madani sebesar Rp 5.000.000,- per orang di gunakan Sebagai Modal
“KEGIATAN DANA DESA MENGUBAH WAJAH DESA”
Kute Kampung Melayu Gabungan, pada kegiatan dana desa tahun anggaran 2019, BKM Madina sepakat yang di fasilitasi Fasilitator KOTAKU dalam perencanaan kegiatan dana Desa, untuk mengubah wajah permukiman desa agar hilang Kumuh, akan tetapi sempat ada penolakan dari pengulu Kute Kampung melayu gabungan yang tak sesuai dengan Peraturan desa, yang melibatkan lembaga BKM dan fasilitator KOTAKU, sempat hilang semangat dari BKM Madina Sepakat untuk membantu perencanaan dana Desa. Tetapi Fasilitator KOTAKU tidak akan patah semangat dalam mendorong BKM untuk terus melakukan niat baik ke desa, BKM Madina Sepakat terus mencari cara agar dapat membantu desa dalam penanganan kumuh dan merubah wajah
Fasilitator KOTAKU terus memfasilitasi BKM Madina Sepakat dan melakukan segala upaya untuk mengavodkasi pengulu dan Pihak kecamatan Babussalam agar lembaga BKM dapat terlibat atau membantu perencanaan Desa Kampung Melayu Gabungan.
Sesuai dengan rekomendasi Undang-Undang itu yang BKM dan Fasilitator sodorkan ke pihak Kecamatan dan Pengulu Desa Kampung Melayu Gabungan, maka dengan sangat antusias Pengulu untuk segera melibatkan BKM Madina sepakat serta meminta tolong kepada tim Fasilitator KOTAKU untuk dapat memfasilitasi dan mendampingi Pihak BKM dan Pihak Kaur Desa.
Desa dalam perencanaan kegiatan dengan mengusung tema “Desa warna warni” yang mendata rumah yang tidak tercat dan kondisi kegiatan yang tidak terawat dan indah, ini semua direncanakan untuk di perbaiki dan di perindah. Dari hasil pendataan itu BKM dan Aparatur desa merancang konsep yang telah di rencanakan.
“SUKSES BKM SYUHADA DALAM MEDIASI KOLABORASI PERENCANAAN
DI TAHUN 2020”
Pada pertengahan tahun 2019 tepatnya di bulan Juli, BKM Syuhada desa Kutarih yang mengkoordinir Bapak Jaya Sentosa dalam pertemuan anggota BKM Syuhada dengan Pengulu serta di hadiri oleh Fasilitator Program KOTAKU, dalam membahas tentang BKM terlibat dalam Perencanaan di tahun Anggaran 2020 dari Dana Desa, baik perencanaan pendataan dan rencana usulan dalam Penanganan Kumuh di desa Kutarih dapat di Anggarkan dana desa untuk BKM Syuhada
Rencana ini sendiri tidak dengan begitu mudah di terima oleh Pengulu desa Kutarih bapak Rasidun SKD, SE.
Pengulu meminta konsep dan proposal rencana tersebut yang di usulkan oleh BKM Syuhada agar dapat di musyawarahkan di tingkat Aparatur Desa, BPK dan mengkoordinasikan rencana tersebut dengan pihak Kecamatan Babussalam Kabupaten Aceh Tenggara, agar tidak bertentangan dengan Undang-Undang Desa dalam penyelenggaraan Dana Desa.
Acara MUSREMBANG Desa Kutarih yang usulan kegiatan banyak dalam penanganan Kumuh 7 indikator antara lain persampahan, drainase dan Jaringan jalan pendukung ekonomi masyarakat misalkan rabat beton yang memudahkan masyarakat melansir hasil Panen Jagung.
Pengulu Menjelaskan terkait keterlibatan BKM Syuhada dalam tim 11 Acara Musrembang Desa Kutarih Tahun 2019Selain itu di umumkan tim 11 yang melibatkan BKM Syuhada terkait pengumuman tersebut ada penolakan dari tokoh masyarakat dan masyarakat, akan tetapi dengan memberi penjelasan langsung oleh Pengulu Kutarih bapak Rasidun SKD, SE bahwa dengan keterlibatan BKM Syuhada dapat lebih mempermudahkan Aparatur dalam Perencanaan pembangunan Desa kedepannya dalam peningkatan ekonomi masyarakat dan Penanganan kumuh di permukiman masyarakat.
“KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT HASIL KOLABORASI SELURUH STAKEHOLDER
DI KUTE PERAPAT SEPAKAT”
Kute Perapat Sepakat merupakan Salah Satu Desa di Kecamatan Babussalam Kabupaten Aceh Tenggara Propinsi Aceh. Kute Perapat Sepakat memiliki luas wilayah 1030 km2 yang terbagi menjadi 4 Lingkungan, yaitu Dusun Bancang, Dusun Lawe Paluh, Dusun Buluh Duri, Dusun Khambung. Proses pemberdayaan tidak terjadi dengan sendirinya, tetapi dengan keikutsertaan dan partisipasi masyarakat sehingga dapat berdaya guna. Agar pemberdayaan berlangsung dan berhasil tidak hanya diperlukan partisipasi dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi saja, akan tetapi kita harus membangun manusianya pula supaya mampu menyesuaikan pikiran dan tindakannya dengan perkembangan yang terjadi dan memiliki rasa tanggung jawab serta ikut memelihara hasil-hasil atau upaya yang telah dilaksanakan. Adanya kelembagaan BKM
juga menjadi wadah untuk melibatkan masyarakat dalam segala hal dalam pelaksanaan kegiatan yang ada didesa dan akan mempermudah pemerintah desa untuk mengkoordinir masyakat dalam suata kegiatan yang akan
Oleh karena itu pembangunan di Desa/kute Perapat Sepakat menitik beratkan ada pemberdayaan masyarakat, dengan mengikutkan sertakan kelembagaan BKM masuk dalam perencanaan pembagunanyang bertujuan untuk mensuskseskan kegiatan yang ada di desa perapat sepakat berupa pembangunan di berbagai bidang kehidupan masyarakat dan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dengan menggali potensi yang dimilikinya.
Dengan adanya Pemberdayaan masyarakat di Desa Perapat Sepakat akan Mewakili aspirasi masyarakat dalam pembangunan di segala aspek. Program- program yang direncanakan dalam pembangunan Desa harus menyentuh secara langsung kepentingan masyarakat Desa Perapat Sepakat.
Karena Peran masyarakat desa Perapat Sepakat yang Begitu maksimal. Pelaksanaan pembangunan desa Perapat Sepakat bukan semata-mata tanggung jawab pemerintah desa, melainkan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat Desa.
Dengan kata lain pembangunan desa Perapat Sepakat mengutamakan kepada prinsip kewajiban yang seimbang dan serasi antara pemerintah dan masyarakat, dimana pemerintah memberikan bimbingan, pengarahan, bantuan dan fasilitas yang diperlukan. Sedangkan masyarakat memberikan partisipasinya dalam proses pembangunan pemberdayaan masyarakat diDesa.
CASH FOR WORK TAHUN 2021
Kegiatan ini merupakan upaya mitigasi terhadap COVID-19 oleh Kementrian PUPR dengan memberikan penghasilan tambahan untuk kelompok berpenghasilan rendah melalui skema Padat Karya Tunai (PKT) atau Cash for Work (CFW).
• Memberikan bantuan tunai dalam bentuk upah tenaga kerja kepada masyarakat terdampak Covid-19 yang mengalami Putus Hubungan Kerja (PHK) dan masyarakat yang mengalami penurunan/kehilangan pendapatan;
• Memulihkan perekonomian masyarakat untuk mempercepat pemulihan kondisi sosial dan ekonomi paska covid-19, khususnya di perkotaan;
• Membantu Pemerintah dalam upaya pemulihan ekonomi nasional dan meningkatkan daya beli masyarakat terdampak Covid-19; dan
• Terpeliharanya dan berfungsinya aset infrastruktur melalui pemeliharaan dan perbaikan yang dibangun program KOTAKU maupun Program Infrastruktur Berbasis Masyarakat (IBM) lain melalui swakelola masyarakat (BKM/LKM)
APRESIASI MASYARAKAT DAN PEMBANGUNAN KUALITAS INFRASTRUKTUR PROGRAM KOTA KU
ACEH TENGGARA
Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) adalah program untuk membangun sistem yang terpadu untuk penanganan permukiman kumuh, dimana pemerintah daerah memimpin dan berkolaborasi dengan para pemangku kepentingan dalam perencanaan maupun implementasinya, serta mengedepankan partisipasi masyarakat menurut pengamat teknik aceh tenggara Alamsyah Putra ST Program KOTAKU merupakan program pemerintah yang mengendepankan prinsip transparansi dan akuntabel dalam pelaksanaan kegiatannya yang mengandung arti bahwa siapapun bisa melakukan monitoring terhadap pelaksanaan kegiatan pembangunan infrastruktur yang difasilitasi Program KOTAKU baik unsur pemerintah, masyarakat dan kelompok lainnya ujar.
Kita ketahui bersama bahwa tujuan umum program ini adalah untuk meningkatkan akses terhadap infrastruktur dan pelayanan dasar di permukiman kumuh perkotaan untuk mendukung perwujudan permukiman perkotaan yang layak huni, produktif, dan berkelanjutan.
Dalam tujuan umum tersebut terkandung dua maksud. Pertama, memperbaiki akses masyarakat terhadap infrastruktur dan fasilitas pelayanan di permukiman kumuh perkotaan. Kedua adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di perkotaan melalui pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh yang berbasis masyarakat dan partisipasi pemerintah daerah
Alamsyah Putra ST
Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) adalah program untuk membangun sistem yang terpadu untuk penanganan permukiman kumuh, dimana pemerintah daerah memimpin dan berkolaborasi dengan para pemangku kepentingan dalam perencanaan maupun implementasinya, serta mengedepankan partisipasi masyarakat menurut pengamat teknik aceh tenggara alamsyah putra ST Program KOTAKU merupakan program pemerintah yang mengendepankan prinsip transparansi dan akuntabel dalam pelaksanaan kegiatannya yang mengandung arti bahwa siapapun bisa melakukan monitoring terhadap pelaksanaan kegiatan pembangunan infrastruktur yang difasilitasi Program KOTAKU baik unsur pemerintah, masyarakat dan kelompok lainnya ujar beliau saat di temui di kediamannya desa kuning 2 kec bambel kab aceh tenggara
Kedua adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di perkotaan melalui pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh yang berbasis masyarakat dan partisipasi pemerintah daerah selanjutnya muhammad nazir abdullah S.H berharap kedepannya program2 khususnya di dalam pembangunan infrastruktur dalam pemukiman kumuh perkotaan bisa teratasi sehingga mempermudah akses dan tercapaikan kesejahtraan masyarakat sesuai dengan permen pupr no 14 tahun 2018 tentang Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh ujar beliau kepada media kejarfakta.co aceh tenggara.