• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSIDING SEMINAR NASIONAL TEKNIK SIPIL XII-2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PROSIDING SEMINAR NASIONAL TEKNIK SIPIL XII-2016"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PROSIDING

SEMINAR NASIONAL TEKNIK SIPIL XII-2016

Contribution of Civil Engineering Toward Building Sustainable City

Editor & Reviewer :

Dr.techn. Pujo Aji, S.T. M.T.; Budi Suswanto, S.T. M.T. Ph.D.;

Endah Wahyuni, S.T. M.Sc. Ph.D.; Ir. Ervina Ahyudanari, M.E. Ph.D.;

Dr. Ir. Hitapriya S., M.Eng.; Dr. Ir. Wasis Wardoyo, M.Sc.;

Dr.techn. Umboro Lasminto, S.T. M.Sc.; Ir. I Putu Artama Wiguna, M.T. Ph.D.;

Tri Joko Wahyu adi, S.T. M.T. Ph.D.; Prof. Ir. Noor Endah, M.Sc. Ph.D.;

Prof. Ir. Indrasurya B. Mochtar, M.Sc. Ph.D.

PROGRAM PASCASARJANA DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER (ITS)

SUKOLILO, SURABAYA, 60111

(3)

SUSUNAN PANITIA

Pelindung : Dekan FTSP-ITS

Ketua Jurusan Teknik Sipil FTSP-ITS Sekjur I Teknik Sipil FTSP-ITS Sekjur II Teknik Sipil FTSP-ITS

Ketua : Prof.Ir. Indrasurya B. Mochtar, M.Sc.,Ph.D.

Wakil Ketua : Endah Wahyuni, ST, M.Sc., Ph.D.

Bendahara : Dr.techn.Umboro Lasminto, ST., M.Sc.

Debby Lusy F.T.H, SE.

Sekretaris : Putu Tantri Kumala Sari, ST.,MT.

Danayanti Azmi Dewi Nusantara, ST.,MT.

Sie Dana : Budi Rahardjo, ST.MT.

Prof.Dr.Ir. Triwulan, DEA.

Ir.Faimun, M.Sc.,Ph.D.

Ir.Retno Indryani, MS.

Ir. Hera Widyastuti, MT., PhD.

Prof.Dr.Ir. Nadjadji Anwar, MSc.

Tri Joko Wahyu Adi, ST., MT., PhD.

Sie Editor & Reviewer : Dr.techn. Pujo Aji, ST., MT.

Budi Suswanto, ST., MT., PhD.

Endah Wahyuni, ST., MSc., PhD.

Ir. Ervina Ahyudanari, ME., PhD.

Dr.Ir. Hitapriya Suprajitno, M.Eng.

Sie Naskah :

Dr.Ir. Wasis Wardoyo,M.Sc.

Dr.techn. Umboro Lasminto, ST., MSc.

Ir. Putu Artama Wiguna, MT., PhD.

Tri Joko Wahyu Adi, ST., MT., PhD.

Prof.Ir. Noor Endah, MSc., PhD.

Prof.Ir. Indrasurya B. Mochtar, MSc., PhD.

Ir. Wahju Herijanto, MT.

Moch. Bagus Anshori, ST., MT.

Cahyono Bintang Nurcahyo, ST., MT.

Dr. Yudhi Lastiasih, ST., MT.

Dwi Prasetya, ST., MT., MSc.

Sie Publikasi & Dokumentasi : Istiar, ST.,MT.

Dimas W.L. Pamungkas, S.Kom.

Sie Konsumsi : Ir. Hera Widyastuti, MT., PhD.

Endang Trismiati, Amd.

Ria Wardani

Sie Persidangan : Dr.Ir. Edijatno, DEA.

Yusroniya Eka Putri, ST., MT.

Sie Perlengkapan : Agus Sumanto

Samudji Djunarko

Sie Transportasi / Akomodasi : Catur Arif P.,ST.,M.Eng.

A.A.Gde Kartika.,ST.,M.Sc.

Fauzi Suroto

Kesekretariatan & Pembantu Umum : Cahya Buana, ST., MT.

Susanti.,ST.

Prita Indira, ST.

Robin

Wisang Adji Rasmana

(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... VII SUSUNAN PANITIA ... IX DAFTAR ISI ... XI

MANAJEMEN PROYEK KONSTRUKSI

ANALISIS TINGKAT PEMAHAMAN PEKERJA TERHADAP PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DI PROYEK KONSTRUKSI ... 2

Anton Soekiman dan Nurcita Utami Putri2

REVIEW REGULASI DAN KEBIJAKAN SISTEM MANAJEMEN

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) DI INDONESIA ... 12

Yusuf Latief 1, Firdaus Ali 2, Akhmad Suraji 3, Rosmariani Arifuddin 4, Yelna Yustiary 5

ANALISIS GAYA MANAJER PROYEK DALAM BERNEGOSIASI (STUDI KASUS: METODE NEGOSIASI UNTUK KELANCARAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PROYEK BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT TINGGI DI SURABAYA) ... 26

Happy Silvana Anggraeni1

IDENTIFIKASI RISIKO PROYEK EPC BANGUNAN ANJUNGAN LEPAS PANTAI DI LAUT JAWA ... 36

Manlian Ronald. A. Simanjuntak dan Rajiv

MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENENTUAN BESARAN MARK UP HARGA PENAWARAN PADA LELANG PROYEK KONSTRUKSI ... 48

Cahyono Bintang Nurcahyo1, Christiono Utomo2, dan Qurrotus Sofiyah3

PEMODELAN KERJASAMA SUBKONTRAKTOR – KONTRAKTOR

DENGAN PENDEKATAN FUZZY GAME THEORY ... 59

Hardian Dwi Susanto

MODEL PREDIKSI KESEHATAN STRUKTUR JEMBATAN BERBASIS JARINGAN BAYESIAN ... 69

Agung Budi Broto1 dan Tri Joko Wahyuadi2

ANALISIS PENYEBAB RISIKO SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN PASIF ARSITEKTONIS BANGUNAN GEDUNG MIX USED DI LIPPO KARAWACI 80

Manlian Ronald. A. Simanjuntak1 dan Leonardus Agung

MANAJEMEN ASET INFRASTRUKTUR

ANALISIS PENGGUNAAN LAHAN TERTINGGI DAN TERBAIK PADA LAHAN ASET DITJEN PENATAAN RUANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DI JALAN KRAMAT 1 KEBAYORAN LAMA JAKARTA SELATAN 93

Achmad Syafii 1, I Putu Artama Wiguna 2

(5)

PERSEPSI INSINYUR TENTANG KELAYAKAN INFRASTRUKTUR DI

KALIMANTAN TIMUR ... 108

Peter F Kaming1, Ferianto Raharjo2, Jessi Wan3

ANALISIS POLA PERGERAKAN ANTAR ZONA KABUPATEN/ KOTA MENGGUNAKAN DATA TELEPON SELULER (STUDI KASUS: PROVINSI BALI) ... 121

Revy Safitri1

STRATEGI PENGELOLAAN ASET BALAI PELATIHAN KONSTRUKSI DAN PERALATAN JAKARTA UNTUK OPTIMALISASI PELAYANAN PUBLIK 129

Boma Rizkiko1, Hitapriya Suprayitno2, Putu Artama Wiguna 2

EVALUASI PEMENUHAN KEBUTUHAN RUMAH SEDERHANA UNTUK MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH ... 137

Slamet Warsito1 dan Jati Utomo Dwi Hatmoko2

FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PELAKSANAAN PROYEK-

PROYEK INFRASTRUKTUR PINJAMAN LUAR NEGERI ... 145

Ayu Hasyyati dan Tri Joko Wahyu Adi2

IDENTIFIKASI KERUSAKAN ASET IRIGASI TINGKAT SALURAN TERSIER PADA DAERAH IRIGASI BISSUA BERBASIS SISTEM INFORMASI

GEOGRAFIS (SIG) ... 154

Abdul Rivai Suleman 1

MANAJEMEN REKAYASA TRANSPORTASI

ANALISIS MODEL KARAKTERISTIK LALU LINTAS PERLINTASAN SEBIDANG JALAN RAYA DENGAN REL KERETA API (STUDI KASUS : JALAN URIP SUMOHARJO WAY HALIM BANDAR LAMPUNG) ... 164

Weka Indra Dharmawan1 dan Tirta Jurizal2

OPTIMALISASI SIMPANG MOH. HATTA – JENDRAL SUDIRMAN – CUT NYAK DIEN KOTA PALU ... 180

Rahmatang Rahman 1), Taslim Bahar 2), Mashuri 3)

STUDI PENERAPAN SISTEM JALAN SATU ARAH DI KOTA PALU ... 194

Ratnasari Ramlan1

PENGARUH KLORIDA TERHADAP KUALITAS ASPAL EMULSI YANG MENGGUNAKAN EKSTRAKSI ASPAL BUTON ALAM ... 201

Israil1, M.W. Tjaronge2, Nur Ali3, dan Rudy Djamaluddin4

PERBANDINGAN NILAI DEFLEKSI DAN REGANGAN HASIL ANALISIS SOFTWARE EVERSTRESSFE TERHADAP HASIL PENGUJIAN

LABORATORIUM MULTILAYER ASPAL PAVEMENT ... 210

Firdaus Chairuddin

PERILAKU TEGANGAN DAN REGANGAN PERKERASAN PORUS BUTON GRANULAR ASPAL AKIBAT PENUAAN BUATAN DI LABORATORIUM . 221

Mohammad Rizal M. Wihardi Tjaronge2 Nur Ali3 Taslim Bahar4

(6)

FAKTOR-FAKTOR KINERJA GREEN TERMINAL FAKTOR MALANG YANG BERKELANJUTAN DAN RAMAH LINGKUNGAN ... 231

Agung Sedayu1

A BASIC FRAMEWORK FOR REGARDING A TRANSPORTATION SYSTEM ... 240

Hitapriya Suprayitno1

TATA KOTA

KAJIAN EFEKTIVITAS PEMANFAATAN TERMINAL WAWOTOBI

KABUPATEN KONAWE DITINJAU DARI DAMPAK PENGELOLAAN ... 251

Rudi Azisdan Asrul2

PERENCANAAN KORIDOR WISATA BAHARI BERBASIS POTENSI DAN AKSESIBILITAS KAWASAN PERKOTAAN DI KABUPATEN BUTON UTARA ... 261

Tiqa Resky Hado1

MANAJEMEN REKAYASA SUMBER AIR

ANALISA KARAKTERISTIK CURAH HUJAN DI KOTA BANDAR LAMPUNG ... 272

Susilowati1 dan Ilyas Sadad2

EVALUASI SEBARAN STASIUN HUJAN MELALUI RASIONALISASI METODE KAGAN PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI-SUNGAI BESAR

KABUPATEN BANYUWANGI ... 284

Zulis Erwanto1, Yuni Ulfiyati2, Dadang Dwi P.3, dan Siti Hadiyati4

SEDIMENTASI PADA SUNGAI DAN LAHAN BENDUNG SESAOT

KABUPATEN LOMBOK BARAT ... 296

I.B. Giri Putra 1, Yusron Saadi 2, Agus Suroso 3

PENGARUH LUBANG RESAPAN TERHADAP LAJU INFILTRASI AIR

HUJAN DENGAN METODE HORTON ... 305

Bismi Annisa

ANALISA DAN PEMETAAN KONSENTRASI KHLOROFIL DI PERAIRAN PANTAI UTARA GRESIK BERBASIS NILAI PH, SALINITAS DAN

TEMPERATUR PERMUKAAN LAUT ... 314

Hendrata Wibisana1

MODEL PENATAAN RUANG KAWASAN DAS BERBASIS KONSERVASI (STUDI KASUS DAS BANGO KOTA MALANG) ... 321

Warsito1, Azizah Rachmawati2

PEMETAAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR DI KOTA

TASIKMALAYA DENGAN SISTEM DATABASE BERBASIS GIS ... 334

Yusep Ramdani 1 dan Empung2

(7)

LINGKUNGAN

PENGARUH VARIASI SUSUNAN KOMBINASI ARANG AKTIF CANGKANG KELAPA SAWIT DAN TATAL KAYU TERHADAP KEMAMPUAN

PENURUANAN KADAR SALINITAS, KESADAHAN, DAN TDS PADA SUMUR GALI ... 346

Natalina1 dan Agus Suyanti2

KAJIAN PENYUSUNAN UKL DAN UPL PADA PROYEK PEMBANGUNAN BENDUNGAN LAMBUK TABANAN………..355

I Made Tapa Yasa1, I Made Anom Santiana2, I Made Sastra Wibawa3, I Wayan Suasira4

REKAYASA STRUKTUR

ANALISA TEKNIS DAN EFISIENSI WAKTU STRUKTUR SLAB ON PILE DENGAN MENGGUNAKAN METODE PRECAST HALF-SLAB (STUDI KASUS PEMBANGUNAN JEMBATAN PERAWANG) ... 363

Mahadi Kurniawan1

STUDI EKSPERIMEN SERANGAN SULFAT PADA MATERIAL BERBAHAN SEMEN DAN PEMODELAN MEKANISME PEMBENGKAKAN ... 376

Ahmad Basshofi Habieb dan Endah Wahyuni2

PENGEMBANGAN PERANGKAT KERAS PENUJANG SOFTWARE

STRUCTRAL HEALTH MONITORING SYSTEM (SHMS) BERBASIS SHORT MESSAGE SERVICE ... 386

Junaidi Abduloh1 dan Data Iranata2

OPTIMASI STRUKTUR JACKET PLATFORM DENGAN KENDALA KEHANDALAN TERHADAP FATIGUE PADA JOINT MENGGUNAKAN METODE GENETIC ALGORITHM (GA) ... 396

Augusta Adha1

TEKNOLOGI BETON DAN BAHAN

PENGARUH PENAMBAHAN BUBUK CANGKANG TELUR SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI SEMEN TERHADAP KUAT TEKAN PADA BATAKO ... 406

Lilis Indrianidan Desy Triana 2

PEMANFAATAN LIMBAH KARET SEBAGAI UNSUR TAMBAHAN PADA PEMBUATAN PAPAN TERHADAP DAYA SERAP AIR ... 415

Devi Oktarina1 dan Eryani Natalia2

PERANAN DIAMETER MAKSIMUM AGREGAT TERHADAP KINERJA FRAKTUR BETON NORMAL POLA BUKAAN TARIK TUNGGAL ... 419

Agnes H. Patty dan Wahiddin2

PRILAKU LENTUR BALOK BETON BERTULANG STYROGRAVEL ... 427

Soerjandani PM, Utari Khatulistini2 dan Andaryati3

(8)

KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BELAH BETON RINGAN DARI ALWA DENGAN PENAMBAHAN SERAT KARPET ... 434

Yanuar Haryanto1 dan Gathot Heri Sudibyo2

GEOTEKNIK

PERILAKU KERUNTUHAN TANAH JENUH YANG MENGALAMI

TEGANGAN AIR PORI NEGATIF PADA TANAH TERGANGGU ... 443

Paksitya Purnama Putra, Indarto 2, dan M. Farid Ma’ruf 3

PERBANDINGAN HASIL UJI LABORATORIUM SPECIFIC SURFACE AREA TANAH BERBUTIR HALUS DENGAN METODE DOLINAR DAN SKRABL 453

Budijanto Widjaja dan Claudia Benadette Inkiriwang2

KUAT GESER DAN MODULUS TERKEKANG PADA TANAH KARANG MUKTI DAN BENTONITE YANG DIKOMPAKSI ... 459

Budijanto Widjaja1 dan Syenite Geolafenzi Andra2

PENGARUH KONTAMINASI LOGAM BERAT PADA SEDIMEN HASIL PEKERJAAN PENGERUKAN SEBAGAI MATERIAL BARU DALAM

PEKERJAAN PEMBANGUNAN JALAN. ... 468

Ernesto Silitonga

PEMETAAN KAPASITAS DUKUNG TANAH BERDASARKAN DATA SONDIR DI WILAYAH KABUPATEN BONE BOLANGO PROVINSI

GORONTALO ... 479

Hardianto Suman, Fadly Achmad2 dan Marike Machmud3

STABILITAS TIMBUNAN RUNWAY BANDAR UDARA BARU TANA-

TORAJA SULAWESI ... 489

Musta’in Arif, Yudhi Lastiasih2 dan Herman Wahyudi3

PENGARUH BENTUK PENAMPANG TIANG TERHADAP JUMLAH TIANG DALAM GRUP PILE UNTUK PERENCANAAN PONDASI PADA TANAH LEMPUNG BERDASAR DATA CPT SURABAYA ... 499

Isnaniati1

STUDI PENGARUH KONSTRUKSI TUNNEL PADA PENURUNAN PERMUKAAN TANAH (STUDI KASUS TUNNEL MRT, DUKUH ATAS,

JAKARTA) ... 508

Turyadi1 dan Rahardjo P. P2

(9)

IDENTIFIKASI KERUSAKAN ASET IRIGASI TINGKAT SALURAN TERSIER PADA DAERAH IRIGASI BISSUA

BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)

Abdul Rivai Suleman 1

1 Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Ujung Pandang, email: [email protected]

ABSTRAK

Rusaknya salah satu bangunan-bangunan irigasi akan mempengaruhi kinerja sistem yang ada, sehingga mengakibatkan efisiensi dan efektifitas irigasi menjadi menurun. Bendung Bissua adalah salah satu bendung di Sulawesi Selatan yang yang mengaliri sekitar 10.785 Ha petak sawah dengan kapasitas pengambilan 25 m3/det. Terganggungnya saluran irigasi di daerah ini baik saluran primer, saluran sekunder, maupun saluran tersier dapat berdampak pada penurunan produksi pertanian dan berimplikasi negatif terhadap pendapatan petani. Penelitian ini berlokasi di titik B.Bi5 atau tepatnya pada saluran tersier Bi 5 (Kiri) Daerah Irigasi Bissua, Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa dan bertujuan memberikan informasi serta sebagai salah satu sumber data untuk merumuskan kebijakan dalam menata jaringan irigasi dan lingkungan masyarakat setempat. Penelitian ini berbasis sistem informasi geografis (SIG) dimana hasil dari penelitian ini berupa data dalam software seperti Map Source, ArcGIS dan Google Earts. Untuk mengidentifikasi kerusakan jaringan irigasi tersier dilakukan survey dengan menggunakan GPS , kemudian mengambil koordinat, dimensi kerusakan serta foto pada titik kerusakan. Berdasarkan Peraturan Menteri Pekejaan Umum Republik Indonesia, No. 32 tahun 2007, diperoleh tingkat kerusakan untuk saluran tersier Bi 5 (Kiri) dengan persentase kerusakan 7,84 % dikategorikan dalam kondisi baik (tingkat kerusakan <10%).

Kata kunci: bendung bissua, saluran tersier, sistem informasi geografis.

1. PENDAHULUAN

Infrastruktur irigasi merupakan faktor pendukung utama dalam rangka peningkatan kesejahteran petani khususnya melalui sektor pertanian.Hal tersebut dapat tercapai jika infrastruktur irigasi berfungsi secara optimal. Kondisi fisik infrastruktur tersebut haruslah tetap dipertahankan fungsinya sehingga optimalisasi fungsi tetap dapat dipertahankan. Tercapainya optimalisai fungsi tidak dapat dipisahkan dari sistem pengelolaan aset irigasi yang baik, melalui pengelolaan aset irigasi yang sistematis, diharapkan nantinya akan menghasilkan suatu produk/output sebagai acuan dalam rangka pengoptimalisasian infrastruktur irigasi melalui kegiatan peningkatan /rehabilitasi. Pada prinsipnya pengelolaan aset irigasi adalah proses pengelolaan yang terstruktur sebagai bahan perencanaan, pemeliharaan, pendanaan sistem irigasi guna mencapai tingkat pelayanan yang optimal dan berkelanjutan bagi pemakai air irigasi dan pengguna jaringan irigasi [1].

Secara umum air merupakan salah satu faktor penentu dalam proses produksi pertanian, oleh karena itu investasi irigasi menjadi sangat penting dan strategis dalam rangka penyediaan air untuk pertanian. Dalam memenuhi kebutuhan air untuk berbagai keperluan usaha tani, kapasitas air untuk irigasi harus diberikan dalam jumlah, waktu, dan mutu yang tepat, jika hal tersebut tidak terpenuhi maka tanaman akan terganggu pertumbuhannya yang pada gilirannya akan mempengaruhi produksi pertanian [2].

(10)

Terganggunya atau rusaknya salah satu bangunan-bangunan irigasi akan mempengaruhi kinerja sistem yang ada, sehingga mengakibatkan efisiensi dan efektifitas irigasi menjadi menurun. Kerusakan ini disebabkan oleh faktor alam dan kelalaian manusia.

Apabila kondisi ini dibiarkan terus dan tidak segera diatasi, maka akan berdampak terhadap penurunan produksi pertanian yang diharapkan, dan berimplikasi negatif terhadap kondisi pendapatan petani [3].

Menurunnya daya dukung lingkungan akibat banjir, terbatasnya peran masyarakat dalam operasioanl dan pemeliharaan jaringan irigasi memaksa kita untuk dapat lebih arif dan bijak dalam mengembangkan, mendayagunakan, dan menjaga fungsi sumber daya air baik dari aspek pengelolaan (demand/user) maupun dari aspek supply tanpa mengurangi sasaran produktivitas output [2].

Pengembangan lahan sangat tergantung dari ketersediaan air irigasi, sehingga dibutuhkan data tentang kondisi jaringan irigasi dan informasi terkait yang diperlukan.

Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini bertujuan mengidentifikasi kerusakan aset irigasi tingkat saluran tersier berbasis sistem informasi geografis (SIG) untuk mendukung kebutuhan data sehingga fungsi dari jaringan irigasi dapat maksimal.

2. TINJAUAN PUSTAKA

Penilaian Kondisi Komponen Aset Irigasi

Peraturan Menteri PU Nomor : 32/PRT/M/2007 menilai persentase kerusakan aset irigasi ke dalam empat kriteria kerusakan, yaitu [4]:

1. Kondisi baik, jika tingkat kerusakan < 10% dari kondisi awal bangunan/saluran;

2. Kondisi rusak ringan, jika tingkat kerusakan 10%-20% dari kondisi awal bangunan/saluran;

3. Kondisi rusak sedang, jika tingkat kerusakan 21%-40% dari kondisi awal bangunan/saluran;

4. Kondisi rusak berat, jika tingkat kerusakan >40% dari kondisi awal bangunan/saluran.

Sistem Informasi Geografis (SIG)

SIG adalah sistem informasi yang berbasis data spasial geografis yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi - informasi geografis. Keutamaan SIG dengan menggunakan system digital atau computer antara lain : (1) memperkecil kesalahan manusia; (2) kemampuan memanggil; (3) menggabungkan tumpang susun; dan (4) memperbaharui data dengan memperhatikan perubahan lingkungan, data statistik dan area yang nampak. SIG memiliki perbedaan mendasar dari sistem informasi yang lainnya yaitu kemampuannya untuk mengintegrasikan setiap data yang berkaitan secara spasial dan data atributnya. Sub sistem yang mendukug SIG ada sebanyak 3 buah, yaitu geodatabase, geoprocessing, dan geovisualization yang masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda [5].

Global Positioning System (GPS)

GPS atau Global Positioning System merupakan sebuah alat atau suatu sistem navigasi yang memanfaatkan satelit dan dapat digunakan untuk menginformasikan penggunanya dimana dia berada (secara global) dipermukaan bumi yang berbasiskan satelit Untuk dapat mengetahui posisi seseorang maka diperlukan alat yang diberi nama GPS reciever

(11)

yang berfungsi untuk menerima sinyal yang dikirim dari satelit GPS. Data dikirim dari satelit berupa sinyal radio dengan data digital. Satelit yang mengitari bumi pada orbit pendek ini terdiri dari 24 susunan satelit, dengan 21 satelit aktif dan tiga buah satelit sebagai cadangan. Dengan susunan orbit tertentu, maka satelit GPS bisa diterima di seluruh permukaan bumi dengan penampakan antara empat sampai delapan buah satelit.

GPS dapat memberikan informasi posisi dan waktu dengan ketelitian sangat tinggi [6].

3. METODE PENELITIAN

Lokasi dan waktu penelitian

Penelitian dilakukan di D.I. Bissua di titik B.Bi 5. atau tepatnya pada saluran tersier Bi 5 (Kiri), Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa. Waktu penelitian dilakukan selama tiga bulan dari bulan Juni 2015 sampai dengan bulan Agustus 2015.

Alat dan software yang digunakan 1. Alat survey lapangan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a) Kendaraan

b) GPS Garmin GPSMap 78s c) Meteran

d) Kamera

e) APD (Alat Pelindung Diri) 2. Software pengolahan data

Adapun software / aplikasi komputer yang digunakan adalah:

a) Microsoft Word 2010 b) ArcGis 10.1

c) Mapsource d) Google Earth

Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini meliputi pengumpulan data, survey lapangan, analisis data sampai dengan pembuatan sistim informasi geografis.

Adapun prosedur penelitian adalah sebagai berikut : 1. Tahap I : Persiapan / pendahuluan meliputi :

a) Permohonan perizinan secara tertulis kepada instansi pengelola irigasi.

b) Suvey / peninjauan lapangan.

2. Tahap II : Pengambilan data Primer terdiri dari :

a) Penelusuran di sepanjang saluran tersier irigasi Bissua dari titik B.Bi 3 sampai di titik B.Bi 7 dan menandai setiap kerusakan dengan menggunakan GPS Geodetik R10.

b) Merekam serta mengambil foto sebagai dokumentasi penelitian disetiap titik kerusakan.

c) Pengukuran terhadap dimensi kerusakan.

3. Tahap III pengumpulan data primer dan data sekunder 4. Tahap IV pengolahan data.

(12)

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Berdasarkan hasil yang diproleh, baik data primer (hasil pengukuran kordinat dan panjang kerusakan saluran tersier pada petak tersier Bi 5 D.I. Bissua) maupun data sekunder (Skema Jaringan Irigasi D.I. Bissua) diperoleh hasil berupa data spasial dan data atribut, sebagai berikut;

1. Data Spasial

Data spasial ini berupa hasil tracking saluran tersier Bi 5 D.I. Bissua menggunakan GPS diinput pada software Map Source. Adapun hasil trackingnya dapat dilihat pada Gambar-1, sebagai berikut :

Gambar 1: Hasil track pada software map source 2. Data Atribut

Tabel 1: Hasil Pengukuran Koordinat dan Panjang Kerusakan Saluran Tersier Bi 5 (Kiri) pada Petak Tersier Bi 5 D.I. Bissua

No Nama Keterangan

Position Panjang

Kerusakan (m) Zona

UTM x y

1 Saluran Tersier Bi 5 (Kiri) BBI 1 50 M -5.30211 119.53521 - 2 Saluran Tersier Bi 5 (Kiri) BBI 2 50 M -5.30353 119.51677 - 3 Saluran Tersier Bi 5 (Kiri) BBI 3 50 M -5.30310 119.51578 - 4 Saluran Tersier Bi 5 (Kiri) BBI 4 50 M -5.29812 119.50609 - 5 Saluran Tersier Bi 5 (Kiri) BBI 5 50 M -5.29753 119.49660 - 6 Saluran Tersier Bi 5 (Kiri) R 1 50 M -5.29863 119.49620 20 7 Saluran Tersier Bi 5 (Kiri) R 2 Kanan 50 M -5.29918 119.49601 10 8 Saluran Tersier Bi 5 (Kiri) R 3 Kanan 50 M -5.29977 119.49673 1 9 Saluran Tersier Bi 5 (Kiri) R 4 Kiri 50 M -5.29993 119.49694 1.70 10 Saluran Tersier Bi 5 (Kiri) R 5 Kiri 50 M -5.30033 119.49675 2.60 11 Saluran Tersier Bi 5 (Kiri) R 6 Kiri 50 M -5.30118 119.49602 1 12 Saluran Tersier Bi 5 (Kiri) R 7 Kiri 50 M -5.29105 119.49047 11.60

LOKASI PENELITIAN

(13)

13 Saluran Tersier Bi 5 (Kiri) R 8 Kiri 50 M -5.30140 119.49588 0.6 14 Saluran Tersier Bi 5 (Kiri) R 9 Kiri 50 M -5.30141 119.49586 2.9 15 Saluran Tersier Bi 5 (Kiri) R 10 Kiri 50 M -5.30146 119.49582 0.7 16 Saluran Tersier Bi 5 (Kiri) R 11 Kanan 50 M -5.30149 119.49578 1.1 17 Saluran Tersier Bi 5 (Kiri) R 12 Kiri 50 M -5.30154 119.49572 2.6 18 Saluran Tersier Bi 5 (Kiri) R 13 Kiri 50 M -5.30160 119.49527 1.49 19 Saluran Tersier Bi 5 (Kiri) R 14 Kiri 50 M -5.30170 119.49498 4.4 20 Saluran Tersier Bi 5 (Kiri) R 15 Kanan 50 M -5.30179 119.49490 1.2 21 Saluran Tersier Bi 5 (Kiri) R 16 Kiri 50 M -5.30204 119.49481 1 22 Saluran Tersier Bi 5 (Kiri) R 17 Kiri 50 M -5.30206 119.49481 0.5 23 Saluran Tersier Bi 5 (Kiri) R 18 Kiri 50 M -5.30223 119.49471 1.98 24 Saluran Tersier Bi 5 (Kiri) R 19 Kanan 50 M -5.30238 119.49463 0.4 25 Saluran Tersier Bi 5 (Kiri) R 20 Kanan 50 M -5.30242 119.49459 1.1 26 Saluran Tersier Bi 5 (Kiri) R 21 50 M -5.30244 119.49460 5.5 27 Saluran Tersier Bi 5 (Kiri) R 22 Kiri 50 M -5.30308 119.49424 2.4 28 Saluran Tersier Bi 5 (Kiri) R 23 50 M -5.30318 119.49418 12.4 29 Saluran Tersier Bi 5 (Kiri) R 24 50 M -5.30308 119.49403 6.5 30 Saluran Tersier Bi 5 (Kiri) R 25 Kiri 50 M -5.30288 119.49378 0.6 31 Saluran Tersier Bi 5 (Kiri) R 26 Kanan 50 M -5.30286 119.49374 1.74 32 Saluran Tersier Bi 5 (Kiri) R 27 Kiri 50 M -5.30281 119.49364 1.6 33 Saluran Tersier Bi 5 (Kiri) R 28 Kiri 50 M -5.30275 119.49354 0.7 34 Saluran Tersier Bi 5 (Kiri) R 29 Kiri 50 M -5.30275 119.49353 0.9 35 Saluran Tersier Bi 5 (Kiri) R 30 Kiri 50 M -5.30287 119.49349 0.5 36 Saluran Tersier Bi 5 (Kiri) R 31 Kiri 50 M -5.30296 119.49343 0.7 37 Saluran Tersier Bi 5 (Kiri) R 32 Kanan 50 M -5.30292 119.49339 0.7 38 Saluran Tersier Bi 5 (Kiri) R 33 Kiri 50 M -5.30290 119.49338 2.5 39 Saluran Tersier Bi 5 (Kiri) R 34 Kiri 50 M -5.30287 119.49333 2.5

Tabel 2: Hasil Identifikasi Kerusakan Saluran Tersier Bi 5 (Kiri) pada Petak Tersier Bi 5 D.I. Bissua

No Nama Keterangan

Panjang Kerusakan

(m)

Luas (m2)

Volume Kerukan (m3)

Status Kerusakan

1 Saluran Tersier Bi 5 (Kiri) BBI 1 - - - -

2 Saluran Tersier Bi 5 (Kiri) BBI 2 - - - -

3 Saluran Tersier Bi 5 (Kiri) BBI 3 - - - -

4 Saluran Tersier Bi 5 (Kiri) BBI 4 - - - -

5 Saluran Tersier Bi 5 (Kiri) BBI 5 - - - -

6 Saluran Tersier Bi 5 (Kiri) R 1 20 0.1050 2.1000 Rusak Ringan 7 Saluran Tersier Bi 5 (Kiri) R 2 Kanan 10 0.1050 1.0500 Rusak Berat 8 Saluran Tersier Bi 5 (Kiri) R 3 Kanan 1 0.1050 0.1050 Rusak Berat 9 Saluran Tersier Bi 5 (Kiri) R 4 Kiri 1.70 0.1050 0.1785 Rusak Ringan 10 Saluran Tersier Bi 5 (Kiri) R 5 Kiri 2.60 0.1050 0.2730 Rusak Ringan 11 Saluran Tersier Bi 5 (Kiri) R 6 Kiri 1 0.1050 0.1050 Rusak Berat

(14)

12 Saluran Tersier Bi 5 (Kiri) R 7 Kiri 11.60 0.1050 1.2180 Rusak Ringan 13 Saluran Tersier Bi 5 (Kiri) R 8 Kiri 0.6 0.1050 0.0630 Rusak Ringan 14 Saluran Tersier Bi 5 (Kiri) R 9 Kiri 2.9 0.1050 0.3045 Rusak Sedang 15 Saluran Tersier Bi 5 (Kiri) R 10 Kiri 0.7 0.0900 0.0630 Rusak Ringan 16 Saluran Tersier Bi 5 (Kiri) R 11 Kanan 1.1 0.0900 0.0990 Rusak Ringan 17 Saluran Tersier Bi 5 (Kiri) R 12 Kiri 2.6 0.0900 0.2340 Rusak Ringan 18 Saluran Tersier Bi 5 (Kiri) R 13 Kiri 1.49 0.1111 0.1655 Rusak Ringan 19 Saluran Tersier Bi 5 (Kiri) R 14 Kiri 4.4 0.1111 0.4888 Rusak Ringan 20 Saluran Tersier Bi 5 (Kiri) R 15 Kanan 1.2 0.1111 0.1333 Rusak Berat 21 Saluran Tersier Bi 5 (Kiri) R 16 Kiri 1 0.1111 0.1111 Rusak Berat 22 Saluran Tersier Bi 5 (Kiri) R 17 Kiri 0.5 0.1111 0.0556 Rusak Ringan 23 Saluran Tersier Bi 5 (Kiri) R 18 Kiri 1.98 0.1111 0.2200 Rusak Ringan 24 Saluran Tersier Bi 5 (Kiri) R 19 Kanan 0.4 0.1111 0.0444 Rusak Ringan 25 Saluran Tersier Bi 5 (Kiri) R 20 Kanan 1.1 0.1111 0.1222 Rusak Berat 26 Saluran Tersier Bi 5 (Kiri) R 21 5.5 0.1111 0.6111 Rusak Ringan 27 Saluran Tersier Bi 5 (Kiri) R 22 Kiri 2.4 0.1349 0.3238 Rusak Ringan 28 Saluran Tersier Bi 5 (Kiri) R 23 12.4 0.1349 1.6728 Rusak Berat 29 Saluran Tersier Bi 5 (Kiri) R 24 6.5 0.1349 0.8769 Rusak Berat 30 Saluran Tersier Bi 5 (Kiri) R 25 Kiri 0.6 0.1349 0.0809 Rusak Ringan 31 Saluran Tersier Bi 5 (Kiri) R 26 Kanan 1.74 0.1349 0.2347 Rusak Ringan 32 Saluran Tersier Bi 5 (Kiri) R 27 Kiri 1.6 0.1349 0.2158 Rusak Berat 33 Saluran Tersier Bi 5 (Kiri) R 28 Kiri 0.7 0.1349 0.0944 Rusak Ringan 34 Saluran Tersier Bi 5 (Kiri) R 29 Kiri 0.9 0.1349 0.1214 Rusak Ringan 35 Saluran Tersier Bi 5 (Kiri) R 30 Kiri 0.5 0.1349 0.0675 Rusak Ringan 36 Saluran Tersier Bi 5 (Kiri) R 31 Kiri 0.7 0.1349 0.0944 Rusak Ringan 37 Saluran Tersier Bi 5 (Kiri) R 32 Kanan 0.7 0.1349 0.0944 Rusak Ringan 38 Saluran Tersier Bi 5 (Kiri) R 33 Kiri 2.5 0.1349 0.3373 Rusak Berat 39 Saluran Tersier Bi 5 (Kiri) R 34 Kiri 2.5 0.1349 0.3373 Rusak Ringan

Berdasarkan hasil pengolahan dan perhitungan data pada D.I. Bissua di saluran tersier Bi 5 (Kiri) dengan panjang saluran tersier yang diperoleh, dapat dilihat pada tebel 3, sedangkan persentase tingkat kerusakan saluran tersier Bi 5 (kiri) dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3: Panjang Saluran

Nama saluran Panjang saluran

Saluran tersier Bi 5 (kiri) 1114.64 m

(15)

Tabel 4: Persentase tingkat kerusakan saluran tersier Bi 5 (kiri) D.I. Bissua

No Tingkat Kerusakan

Persentase Saluran Tersier Bi 5 (Kiri) ( % ) Panjang kerusakan tiap saluran

Panjang total saluran

x 100%

1 Baik 92.158

2 Rusak Ringan 3.545

3 Rusak Sedang -

4 Rusak Berat 3.185

5 Rusak Total 1.112

Data-data atribut berupa; peta digital, data GPS, dan data hasil penginderaan jauh serta data hasil survey lapangan yang telah dianalisa, diolah dalam Software ArcGis.

Gambar 2: Peta hasil identifikasi kerusakan

Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, baik berupa foto atau data pendukung lainnya diinput pada software sistem informasi geografis (SIG) yang telah di install.

Berikut ini adalah cara untuk melihat hasil data akhir yang dimasukkan kedalam software, adalah sebagai berikut;

1. Menjalankan program ArcGis

2. Klik icon Add Data pada folder connection pilih folder dimana Shapefile yang ingin di masukkan tersimpan, klik Add, lalu pilih Shapefile yang diinginkan.

3. Untuk menambahkan informasi, klik kanan pada nama Layer, pilih Open Atributte Table. ada Gambar-3.

LOKASI PENELITIAN

(16)

Gambar 3: Tampilan layar ketika melakukan Open Atributte Table

Mengaktifkan salah satu layer, klik icon HTML Popup, selanjutnya klik pada titik untuk memunculkan informasi (foto, jenis kerusakan, biaya, dan lain-lain), seperti yang ditunjukkan pada Gambar-4 sebagai berikut.

Gambar 4: Tampilan foto dari software

Dari hasil penelitian ini, dapat diuraikan kondisi dari saluran tersier Bi 5 ki D.I Bissua, sebagai berikut :

Pada saluran tersier Bi 5 ki D.I Bissua, luas area yang dialiri yaitu 49.60 Ha dengan kebutuhan air 44.96 liter/det. Berdasarkan pada tabel 4, ada beberapa titik yang

mengalami kerusakan, baik rusak berat maupun rusak ringan. Jika dipersentasikan maka jumlah rusak total yaitu sebesar 1,112 %, rusak berat 3,185 %, rusak sedang 0%, rusak ringan 3,545% dan kondisi baik 92,158%, masalah utama pada saluran satu ini adalah banyaknya kerusakan yang diakibatkan oleh masyarakat yang melakukan penyadapan air irigasi pada bagian yang tidak diizinkan.

(17)

5. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil yang diperoleh seperti yang diuraikan dalam pembahasan, maka dapat ditarik dalam kesimpulan sebagai berikut;

1. Untuk mengidentifikasi kerusakan jaringan irigasi tersier titik B.Bi 5, tepatnya pada saluran tersier Bi 5 (Kiri) D.I. Bissua dilakukan survey dengan menggunakan GPS, kemudian mengambil koordinat, dimensi kerusakan serta foto pada titik kerusakan.

2. Penyusunan System Informasi Geografis ( SIG ) digunakan beberapa software seperti Map Source, ArcGis, dan Google Earth. Data-data yang diinput kedalam software adalah data spasial berupa data hasil tracking menggunakan GPS dan data berupa foto serta data pendukung lainnya.

3. Berdasarkan Permen PU No. 32 tahun 2007, tingkat kerusakan untuk saluran tersier B.Bi 5 (Kiri) dengan persentase kerusakan 7,84 % dapat dikategorikan kondisi baik ( tingkat kerusakan <10% ).

6. DAFTAR PUSTAKA

1. Kodoatie, Robert J dan Sjarief, Roestam (2008) Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu. Penerbit Andi, Yogyakarta.

2. Anonim (2010) Pelatihan Desain Prasarana Irigasi TA 2010, Balai Besar Diklat Mekanisasi Pertanian, Direktorat Jenderal Lahan dan Air, Departemen Pertanian.

3. Anonim (2014) Pedoman Teknis Pengembangan Jaringan Irigasi, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Kementerian Pertanian

4. Hernanda, Heru (2013) Kajian Penilaian Kondisi dan Keberfungsian Komponen Aset Berbasis AHP Dalam Penetapan Urutan Prioritas Pengelolaan Aset Irigasi Bendung-Kabupaten Jember. Journal (10) Ketepatan Fungsi Aset, pp 1-12

5. Prahasta, Eddy (2001) Konsep-konsep sistem informasi geografis, Informatika, Bandung.

6. Maulana, Imam (2014) Pengukuran GPS Geodetik dan Terrestial Laser (tls) Untuk Pembangunan Rel Kereta Api Biru di Menteng Jaya Jakarta, Universitas Pendidikan Indonesia, Jakarta.

Gambar

Gambar 1: Hasil track  pada software map source  2.  Data Atribut
Tabel 4: Persentase tingkat kerusakan saluran tersier Bi 5 (kiri) D.I. Bissua
Gambar 3: Tampilan layar ketika melakukan Open Atributte Table

Referensi

Dokumen terkait

Nilai lokal terendah adalah variabel A.6 dan B.2 yaitu pemberian bonus berupa bonus langsung dan adanya target/standar dalam melakukan pekerjaan. Kedua hasil tersebut tersebut

Pada Halaman ini user dapat melihat lokasi aset bangunan pada peta yang ditandai dengan poligon, serta dapat melihat informasi terkait dengan aset tersebut yaitu dengan klik pada

Pembuatan Sistem Informasi Management User, Management Praktikum dan Registrasi Praktikum Berbasis Website di Jurusan Teknik Informatika Institut Teknologi Adhi Tama

Hal ini dikarenakan pada kolom yang di concrete jacketing tanpa sengkang, inti kolom tidak ada yang menahan saat diberikan tekanan dan bersifat getas dikarenakan

Sedangkan untuk sedimentasi dikatakan bahwa sedimentasi dari tahun ke tahun sangat tinggi ini disebabkan karena material longsor dan banjir yang terbawa ke danau,

Project Management Institute (2004) menjelaskan bahwa dalam bidang manajemen proyek, simulasi Monte Carlo digunakan untuk menghitung atau mengiterasi biaya dan waktu

Hasil penelitian dengan mengoptimasi penjadwalan menggunakan Repetitive Scheduling Method (RSM), maka dapat disimpulkan bahwa: waktu yang dibutuhkan dalam

Pembuatan Sistem Informasi Management User, Management Praktikum dan Registrasi Praktikum Berbasis Website di Jurusan Teknik Informatika Institut Teknologi Adhi Tama