• Tidak ada hasil yang ditemukan

USM SKRIPSI. Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dan Syarat-Syarat Guna Menyelesaikan Program Studi Stara 1 Ilmu Hukum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "USM SKRIPSI. Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dan Syarat-Syarat Guna Menyelesaikan Program Studi Stara 1 Ilmu Hukum"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

i USM

IMPLEMENTASI PEMILIHAN PERANGKAT DESA DI KABUPATEN DEMAK BERDASARKAN PERDA KABUPATEN DEMAK NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dan Syarat-Syarat Guna Menyelesaikan

Program Studi Stara 1 Ilmu Hukum

Disusun Oleh : Nama : Mulyana Nim : A.131.15.0189

UNIVERSITAS SEMARANG FAKULTAS HUKUM

SEMARANG 2019

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

v

DUKUMENTASI PERPUSTAKAAN

FAKULTAS ILMU HUKUM UNIVERSITAS SEMARANG

Perpustakaan Fakultas Ilmu Hukum Universitas Semarang dengan ini menerangkan, bahwa skripsi dibawah dengan keterangan sebagai berikut dengan Judul :

IMPLEMENTASI PEMILIHAN PERANGKAT DESA DI KABUPATEN DEMAK BERDASARKAN PERDA KABUPATEN DEMAK NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

Oleh : Nama : Mulyana Nim : A.131.15.0189

Telah didokumentasikan dengan nomor : ...

diperpustakaan Fakultas Ilmu Hukum Universitas Semarang untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Semarang, _____________________

Bagian Administrasi Perpustakaan Fakultas Ilmu Hukum Universitas Semarang

( ... )

(7)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya kepada penulis. Sehingga berkat karunianya, penulis dapat menyelesaikan penulisan penyusunan skripsi ini dengan judul : “ Implementasi Pemilihan Perangkat Desa Di Kabupaten Demak Berdasarkan Perda Kabupaten Demak Nomor 1 Tahun 2018 Tentang Pengangkatan Dan Pemberhentian Perangkat Desa ”.

Penulis menyadari bahwa penulisan penyusunan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan, bimbingan, dukungan, dan doa dari berbagai pihak, sejak awal masa perkuliahan hingga akhir penulisan ini. Oleh karena itu Penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih penulis kepada seluruh pihak yang telah ikhlas membantu penulis dengan berbagai cara sehingga Penulis dapat menjalani masa perkuliahan di Fakultas Hukum Universitas Semarang dengan baik dan lancar hingga menyelesaikan penulisan ini.

Sehubungan dengan penulisan penyusunan skripsi ini, penulis tidak lupa menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Andy Krisdasusila, S.E., M.M. Selaku Rektor Universitas Semarang yang memberi dan menjadi motivasi bagi saya dalam menuntut ilmu di Universitas Semarang.

2. Ibu B. Rini Heryanti, S.H., M.H. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Hukum Universitas Semarang. Terima kasih atas ilmu yang telah diberikan kepada saya dan banyak mahasiswa khususnya mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Semarang.

(8)

vii

3. Bapak Muhammad Iftar Arya Putra, S.H., M.H. Selaku dosen wali yang telah memberikan banyak arahan dan masukan serta dengan sabar membimbing dan mengajari saya.

4. Bapak A. Heru Nuswanto, SH., MH. Selaku Dosen Pembimbing I dalam penulisan penyusunan skripsi ini. Terima kasih atas arahan judul akan topik dan pembahasan dalam proposal penelitian ini. Atas saran-sarannya juga penulis dapat membuat pola pikir yang lebih tepat dalam menyusun materi proposal penelitian ini.

5. Bapak Dr. Amri P. Sihotang, S.S., S.H., M.Hum. Selaku Dosen Pembimbing II dalam penulisan penyusunan skripsi ini. Terima kasih telah meluangklan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan penulis sehingga penulisan penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan.

6. Terima kasih kepada sahabat saya “ Jazuli Mukti “ sebagai sekretaris desa, “ Ernawati “ sebagai bayan, dan “ Amin “ sebagai pejabat pamong desa di desa Karangasem Kabupaten Demak. Serta saudara “ Ahmad Muklis dan Irham“ sebagai mantan peserta seleksi perangkat desa dari desa Perampelan Kabupaten Demak. Terima kasih atas sesi wawancaranya dan beberapa data yang telah diberikan mengenai apa yang penulis sedang teliti.

7. Kedua orang tua penulis, ayahanda “Syarief Hidayatullah“ dan ibunda

“Sumarni“. Istriku tercinta “Umi Fatimah“ dan anakku yang terkasih

“Muhammad Kenzie Alfatih“. Kakakku yang kubanggakan “Suyatnak“

dan adikku tersayang “Suyatmi“. Keluargaku yang ku banggakan “M.

Sapuwan, Sugiono, Muslih, A. Ghofur, A. Aris, Eko Agus Yusuf ” Serta

(9)
(10)

ix

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“ Kesempatan untuk menemukan kekuatan yang lebih baik dalam diri kita muncul ketika hidup terlihat sangat menantang. Ketika kamu terhimpit janganlah menjerit, jangan berkeluh kesah dan merasa resah, seakan kamu sudah putus asa. Berdoalah dengan keyakinan dan mintalah jalan keluar, bukalah mata dan mulailah mencari “.

# Joseph Campbell

Saya persembahkan Skripsi ini kepada : Yang terkasih dan tersayang :

• Ayahanda “ Syarief Hidayatullah “ ;

• Ibunda “ Sumarni “ ;

• Istriku tercinta “ Umi Fatimah “ ;

• anakku yang terkasih “ Muhammad Kenzie Alfatih “.

• Kakakku yang ku banggakan “ Suyatnak”

• dan adikku tersayang “ Suyatmi ”

(11)

x ABSTRAK

Pengangkatan perangkat desa dilakukan secara langsung guna membentuk pemerintahan desa yang professional, efisien, dan efektif terbuka serta bertanggung jawab. Jenis / tipe panelitian yuridis empiris, spesifikasi deskriptif analitis, metode pengumpulan data lapangan dan kepustakaan yang meliputi bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, metode analisis kualitatif. Implementasi pemilihan Perangkat Desa adalah Penjaringan serangkaian kegiatan menerima berkas pendaftaran dan meneliti persyaratan administrasi bakal calon Perangkat Desa, sedangkan penyaringan dalam bentuk seleksi untuk menentukan calon Perangkat Desa yang dilakukan bagi pendaftar yang dinyatakan lolos seleksi administrasi / penjaringan. Kendala dalam pemilihan Perangkat Desa adalah kedisiplinan, kreatifitas dan kemampuan, tanggung jawab, serta kerjasama antara sesama Aparatur Desa dan Tim dalam pemilihan Perangkat Desa.

Upaya memberi pelatihan dan memupuk tingkat kesadaran para calon Perangkat Desa untuk memahami arti penting kedisiplinan. Berkembangnya kreativitas serta inovasi yang harus dimiliki dalam membuat program pembangunan, pemerintahan, kesejahteraan masyarakat dan lain sebagainya dapat mendukung pelayanan untuk meningkatkan derajat kehidupan masyarakat.

Kata Kunci : Implementasi, Pemilihan, Perangkat Desa.

ABSTRACT

Appointment of village officials is carried out directly to form a village government that is professional, efficient, and effective, open and responsible. Types / types of juridical empirical research, analytical descriptive specifications, methods of field data collection and literature covering primary legal materials and secondary legal materials, qualitative analysis methods. Implementation of the selection of Village Devices is the Selection of a series of activities to receive the registration file and examine the administrative requirements of prospective Village Devices, while screening in the form of selection to determine candidates for Village Devices conducted for applicants who have passed the administrative / networking selection. Constraints in the selection of Village Tools are discipline, creativity and ability, responsibility, and collaboration between Village Apparatus and Teams in the selection of Village Devices. Efforts to provide training and foster the level of awareness of prospective Village Devices to understand the importance of discipline. The development of creativity and innovation that must be possessed in making development programs, government, public welfare and so on can support services to improve the lives of the people.

Keywords : Implementation, Election, Village Devices.

(12)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……….. i

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ………. ii

HALAMAN PENGESAHAN MEMPERBANYAK ……… iii

HALAMAN PENGESAHAN UJIAN ………. iv

DUKUMENTASI PERPUSTAKAAN ……… v

KATA PENGANTAR ……… vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ……….. ix

ABSTRAK ……….. x

DAFTAR ISI ……….. xi

BAB I : PENDAHULUAN ………. 1

A. Latar Belakang Penelitian ……… 1

B. Rumusan Masalah ……….. 8

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ……… 8

D. Keaslian Penelitian ………. 10

E. Sistematika Penulisan ………. 13

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ……… 14

A. Tentang Pemerintah Desa ………. 14

B. Struktur Kelembagaan Dan Pemerintah Desa ………… 23

C. Tentang Pemilihan Perangkat Desa ……….. 31

BAB III : METODE PENELITIAN ……….. 39

A. Jenis / Tipe Penelitian ……….. 40

B. Spesifikasi Penelitian ………. 40

C. Metode Penentuan Sampel ……… 41

(13)

xii

D. Metode Pengumpulan Data ……… 42

E. Metode Analisis Data ………. 44

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………….. 46

A. Implementasi Pemilihan Perangkat Desa Di Kabupaten Demak Berdasarkan Perda Kabupaten Demak Nomor 1 Tahun 2018 Tentang Pengangkatan Dan Pemberhentian Perangkat Desa. 46 B. Kendala-Kendala Dalam Pemilihan Perangkat Desa Di Kabupaten Demak Berdasarkan Perda Kabupaten Demak Nomor 1 Tahun 2018 Tentang Pengangkatan Dan Pemberhentian Perangkat Desa ………. 57

C. Upaya Atas Kendala Dalam Pemilihan Perangkat Desa Di Kabupaten Demak Berdasarkan Perda Kabupaten Demak Nomor 1 Tahun 2018 Tentang Pengangkatan Dan Pemberhentian Perangkat Desa ………. 62

BAB V : PENUTUP ……….. 66

A. Simpulan ……… 66

B. Saran ……….. 69 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(14)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang penelitian

Penjelasan mengenai desa dalam Perda Kabupaten Demak Nomor 1 Tahun 2018 telah menggambarkan bentuk keseriusan Pemerintah Kabupaten untuk membangun dan memperhatikan seluruh wilayahnya dari desa, dijelaskan bahwa desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal-usul, dan hak yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Demokrasi dianggap sebagai sistem pemerintahan yang dijalankan melalui proses pemilihan yang dilakukan secara jujur dan terbuka, dimana seluruh kelompok yang ikut bertarung siap menerima hasilnya sebagai suatu realitas yang harus dihormati dan dihargai oleh semua pihak, dikarenakan Indonesia merupakan negara hukum yang salah satunya ditandai oleh diakuinya Hak Asasi Manusia (HAM) sebagai perwujudan dari negara hukum. Dalam berbangsa dan bernegara, demokrasi adalah sistem pemerintahan yang diterapkan dalam sebuah negara berdasarkan aspirasi rakyat, atau dapat dikatakan juga sebagai pemerintah dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat, begitulah pengertian demokrasi secara umum. 1

_______________________

1 Imam Mahdi, Hukum Tata Negara Indonesia, ( Yogyakarta : Teras Pres, 2011 ), halaman 203.

(15)

2

Di dalam satuan pemerintah terendah atau yang disebut dengan desa yaitu suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat termasuk kesatuan masyarakat hukum didalamnya yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah langsung di bawah Camat dan berhak menyelenggarakan pemerintahannya sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Menurut Wahjudin Sumpeno, secara historis desa merupakan cikal bakal terbentuknya masyarakat politik dan pemerintahan jauh sebelum negara Indonesia terbentuk. Sejarah perkembangan desa di Indonesia telah mengalami perjalanan yang sangat panjang, bahkan lebih tua dari Republik Indonesia itu sendiri. Sebelum masa kolonial, di berbagai daerah telah dikenal kelompok masyarakat yang bermukim di suatu wilayah atau daerah tertentu dengan ikatan kekerabatan atau keturunan. Pola pemukiman berdasarkan keturunan atau ikatan emosional kekerabatan berkembang terus baik dalam ukuran maupun jumlah yang membentuk kesatuan pemukiman. 2

Desa telah memiliki struktur kelembagaan yang mapan dan dihormati serta dilestarikan oleh masyarakat desa yang bersangkutan, dengan keadaan desa baik sebagai lembaga pemerintahan maupun sebagai entitas dalam kesatuan masyarakat hukum adat menjadi sangat penting dan strategis.

Sebagai lembaga pemerintahan, desa merupakan ujung tombak pemberian layanan kepada masyarakat, dan sebagai entitas kesatuan masyarakat hukum, desa merupakan basis sistem kemasyarakatan bangsa Indonesia yang sangat kokoh sehingga menjadi landasan yang paling mendasar untuk pengembangan politik, ekonomi, sosial-budaya yang stabil dan dinamis.

_______________________

2 Nurman, Strategi Pembangunan Daerah, ( Jakarta : PT Rajawali Pers, 2015 ), halaman 225.

(16)

3

Landasan filosofis atas lahirnya Perda Kabupaten Demak Nomor 1 Tahun 2018 Tentang Pengangkatan Dan Pemberhentian Perangkat Desa didasarkan kepada pertimbangan bahwa desa memiliki hak asal-usul dan hak tradisional dalam mengatur kepentingan masyarakat setempat dan berperan mewujudkan cita-cita kemerdekaan berdasarkan UUD 1945.

Secara yuridis, Perda Kabupaten Demak Nomor 1 Tahun 2018 lahir berdasarkan amanah Pasal 18B ayat (2) UUD 1945 yang menyebutkan bahwa negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia yang diatur dalam undang-undang.

Pengangkatan perangkat desa dilakukan secara langsung guna membentuk pemerintahan desa yang professional, efisien, dan efektif terbuka serta bertanggung jawab. Peraturan tentang desa bertujuan untuk mengangkat desa pada posisi yang terhormat dalam ketatanegaraan Republik Indonesia karena pengaturan desa akan menentukan format desa yang tepat sesuai dengan keragaman lokal. Penguatan kemandirian desa melalui peraturan tentang desa sebenarnya juga menempatkan desa sebagai subjek pemerintahan dan pembangunannya dari bawah. 3

Persyaratan calon perangkat desa merupakan elemen penting dalam suatu proses penyelengaraan pemerintahan desa, karena merupakan tolak ukur calon perangkat dalam suatu desa. Maka dengan keluarnya Putusan _______________________

3 Youla C. Sajangbati, Penyelenggaraan Pemerintahan Desa berdasarkan Undang- Undnag Nomor 6 Tahun 2014, ( Jurnal : Lex Administratum Vol. III / No.2 / April / 2015 / pdf. ), halaman 25.

(17)

4

Mahkamah Konstitusi Nomor 128/PUU-XIII/2015, membuat konsep pengangkatan perangkat desa dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 83 Tahun 2015 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa, dan Peraturan Daerah Tentang pengangkatan dan pemberhentian perangkat desa, menjadi tidak berlaku lagi.

Berdasarkan dari semua peraturan perundang-undangan yang telah disebutkan diatas, di dalam Pasal 1 ayat 19 Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Demak Nomor 1 Tahun 2018 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa menyebutkan bahwa Calon Perangkat Desa adalah Calon yang telah memenuhi persyaratan dan ditetapkan oleh Tim sebagai Calon Perangkat Desa. Di dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Pasal 50 huruf (c) disebutkan bahwa persyaratan pencalonan perangkat desa ialah terdaftar sebagai penduduk dan bertempat tinggal di desa setempat dan paling kurang 1 (satu) tahun sebelum pendaftaran.

Dalam setiap proses dan dinamika pembangunan desa khususnya di Kabupaten Demak, tentunya ada hasil yang telah dikerjakan diharap dapat menyelesaikan permasalahan yang ada di setiap desa. Dengan adanya pelimpahan kewenangan dan hak penuh terhadap desa melalui Perda Kabupaten Demak Nomor 1 Tahun 2018 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa, diharapkan seluruh desa yang ada di Kabupaten Demak mampu membangun kemandirian dan kesejahteraan

(18)

5

masyarakat desa. Di Dalam Perda Kabupaten Demak, telah diatur sedemikian rupa terkait bagaimana peran dan fungsi serta partisipasi aparatur pemerintah desa maupun masyarakat untuk mewujudkan kemajuan dan kemandirian di setiap desa di seluruh kabupaten. Tidak hanya itu, kapasitas dari elemen pemerintahan desa maupun masyarakat juga menjadi tolok ukur dari kemajuan desa.

HM. Natsir, selaku Bupati Kabupaten Demak mengatakan bahwa, sangat diharapkan setiap desa yang berada di wilayah Kabupaten Demak memiliki aparatur pemerintah dan perangkat desa yang mempunyai kapasitas mumpuni dibidangnya masing-masing, artinya kemampuan menguasai tugas dan tanggung jawab yang di emban oleh aparatur dan perangkat desa serta kemampuan melihat maupun menafsirkan peluang yang bisa dicapai untuk kemajuan desa.

Permasalahan yang banyak terjadi di Desa bahkan mencakup keseluruhan pinggiran kota atau kabupaten adalah kurangnya kompetensi yang dimiliki oleh aparatur pemerintah Desa. 4

Kesulitan yang terjadi mengenai kapasitas maupun kompetensi yang dimiliki oleh perangkat desa yang ada di sebagian maupun kebanyakan daerah yang ada Kabupaten Demak adalah bagaimana pelaksanaan seleksi perangkat desa yang ada di setiap desa, karena tidak sedikit masyarakat desa yang ingin dan mengikuti seleksi untuk menjadi perangkat desa, bahkan banyak masalah yang terjadi saat proses seleksi perangkat desa, misalnya banyak masyarakat yang mengikuti proses seleksi tetapi tidak memiliki latar belakang maupun kapasitas dibidangnya.

Berbagai permasalahan dalam proses seleksi perangkat desa di Kabupaten Demak yaitu adanya warga yang mengadu terkait adanya rekayasa dalam proses Penjaringan dan Penyaringan Perangkat Desa (P3D) _______________________

4 Kendala Dalam Proses Pemilihan Perangkat Desa Di Kabupaten Demak ( http//:

tribunnews. com / 2018 / 11 / 27 / html. ), diakses pada tanggal 15 Februari 2019.

(19)

6

ditempatnya. Berbagai cara dilakukan untuk memuluskan kecurangan dalam pelaksanaan seleksi perangkat desa yang dilakukan panitia pelaksana. Serta adanya dugaan jual beli jabatan perangkat desa dengan tujuan untuk menguatkan posisi Kepala Desa pada Pemilihan Kepala Desa yang akan mendatang. Persoalan seperti ini sedikit sulit untuk dibawa ke ranah hukum, mengingat bukti-bukti yang sangat sulit dibuktikan dan mudah terselubung dengan rupiah serta kecurangan yang sudah tersistem sedemikian rupa.

Berbagai kecurangan terjadi dalam pelaksanaan seleksi perangkat desa di Kabupaten Demak yaitu mulai dari penggunaan rekomendasi dari oknum yang berkuasa disuatu desa hingga pembelian jabatan perangkat desa dengan rupiah atau money politic, untuk menguatkan posisi Kepala Desa yang akan dan sedang menjabat, serta persiapan untuk menghadapi pemilihan Kepala Desa pada periode dimasa yang akan datang. Pada intinya adalah bertujuan untuk memperoleh kekuasaan.

Jazuli Mukti, selaku sekretaris desa di Desa Karangasem Kecamatan Sayung Kabupaten Demak mengatakan bahwa, pernah terjadi kejanggalan dalam pelaksanaan seleksi perangkat desa hingga mantan peserta seleksi pernah mendatangi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) untuk mempertanyakan prosedur yang seharusnya dalam seleksi yang tidak sesuai dengan Peraturan Bupati Nomor 36 Tahun 2016 tentang Susunan Organisasi, kedudukan, tugas dan fungsi serta tata kerja sekretariat daerah Kabupaten Demak. 5

Permasalahan di beberapa desa di seluruh Kabupaten Demak adalah bahwa masyarakat belum begitu memahami peraturan yang baru mengenai pengisian perangkat desa, terlebih dukuh (Kepala Dusun) harus melalui seleksi bukan pemilihan secara langsung oleh masyarakat, sehingga perlu _______________________

5 Wawancara dengan Jazuli Mukti, selaku sekretaris desa di desa Karangasem Kabupaten Demak pada tanggal 29 Februari 2019.

(20)

7

adanya sosialisasi oleh pemerintah desa kepada masyarakat baik itu melalui Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 83 Tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa, serta Perda Kabupaten Demak Nomor 1 Tahun 2018 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa.

Peraturan Bupati Nomor 9 Tahun 2019 tentang perubahan atas Peraturan Bupati Demak Nomor 36 Tahun 2016 tentang Susunan Organisasi, Kedudukan, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Sekretariat Daerah Kabupaten Demak, telah menjelaskan bagaimana proses pelaksanaan seleksi perangkat, mulai dari Pembentukan Panitia Pelaksana Seleksi, Penjaringan, Penyaringan, hingga Pelantikan dan Serah Terima Jabatan Perangkat Desa. Apabila masih terjadi kekeliruan maupun kendala dalam pelaksanaan seleksi perangkat desa, menjadi pertanyaan bagi masyarakat dan refleksi bagi panitia pelaksana maupun unsur-unsur yang terlibat di dalamnya.

Ahmad Muklis, selaku Mantan peserta seleksi perangkat desa dari desa Perampelan Kabupaten Demak, mengatakan bahwa berbagai kasus yang terjadi sebenarnya menggambarkan permasalahan utama bahwa kualitas sumber daya manusia sebagai perangkat desa yang masih rendah, adanya beberapa kasus pergantian kepala desa maupun pergantian perangkat desa tanpa melalui seleksi dan adanya berbagai kasus seleksi yang dilakukan tapi penuh kecurangan dengan politik uang maupun nepotisme. Selain itu, masyarakat juga belum begitu memahami peraturan yang baru mengenai pengisian perangkat desa, terlebih dukuh (Kepala Dusun) harus melalui seleksi bukan pemilihan secara langsung oleh masyarakat, sehingga perlu adanya sosialisasi oleh pemerintah Kabupaten Demak kepada seluruh masyarakat. 6

_______________________

6 Wawancara dengan Ahmad Muklis, mantan peserta seleksi perangkat desa dari desa Perampelan Kabupaten Demak pada tanggal 25 Februari 2019.

(21)

8

Penelitian ini menjadi penting untuk dilakukan karena kaitannya dengan ilmu Pemerintahan untuk mengetahui persoalan dalam pelaksanaan rekrutmen perangkat desa. Bertitik tolak dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka dalam penelitian ini penulis mengambil judul tentang “ Implementasi Pemilihan Perangkat Desa Di Kabupaten Demak Berdasarkan Perda Kabupaten Demak Nomor 1 Tahun 2018 Tentang Pengangkatan Dan Pemberhentian Perangkat Desa “.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka penulis merumuskan beberapa permasalahan yang akan dibahas sebagai berikut :

1. Bagaimanakah implementasi dalam pemilihan Perangkat Desa di Kabupaten Demak berdasarkan Perda Kabupaten Demak No. 1 Tahun 2018 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa ?

2. Apasaja kendala-kendala dalam pemilihan Perangkat Desa di Kabupaten Demak berdasarkan Perda Kabupaten Demak No. 1 Tahun 2018 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa ?

3. Bagaimanakah upaya mengatasi kendala dalam pemilihan Perangkat Desa di Kabupaten Demak berdasarkan Perda Kabupaten Demak No. 1 Tahun 2018 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa ?

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

Tujuan utama yang hendak dicapai peneliti dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut :

(22)

9

1. Untuk mengetahui implementasi dalam pemilihan Perangkat Desa di Kabupaten Demak berdasarkan Perda Kabupaten Demak No. 1 Tahun 2018 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa.

2. Untuk mengetahui kendala-kendala dalam pemilihan Perangkat Desa di Kabupaten Demak berdasarkan Perda Kabupaten Demak No. 1 Tahun 2018 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa.

3. Untuk mengetahui upaya mengatasi kendala dalam pemilihan Perangkat Desa di Kabupaten Demak berdasarkan Perda Kabupaten Demak No. 1 Tahun 2018 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa.

Manfaat penelitian diharapkan dapat dipergunakan baik secara teoritis maupun praktis.

1. Manfaat Teoritis :

a. Dapat memberikan sumbangan dan masukan pemikiran di bidang ilmu pengetahuan hukum, khususnya mengenai pemilihan Perangkat Desa di Kabupaten Demak berdasarkan Perda Kabupaten Demak No. 1 Tahun 2018 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa.

b. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan khasanah pengetahuan di bidang hukum khususnya dalam pemilihan Perangkat Desa di Kabupaten Demak berdasarkan Perda Kabupaten Demak No.

1 Tahun 2018 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa.

(23)

10 2. Manfaat Praktis :

a. Bagi Mahasiswa, sebagai masukan dan referensi kepada mahasiswa baik secara hukum mengenai pemilihan Perangkat Desa di Kabupaten Demak berdasarkan Perda Kabupaten Demak No. 1 Tahun 2018 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa.

b. Bagi Pemerintah, dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada kalangan Lembaga Pemerintah, Institusi Peradilan termasuk Aparatur Penegak Hukum lainnya dalam rangka menerapkan dan menegakkan undang-undang dalam pemilihan Perangkat Desa di Kabupaten Demak berdasarkan Perda Kabupaten Demak No. 1 Tahun 2018 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa.

c. Bagi Masyarakat, dapat mengetahui prosedur dan tatacara dalam pemilihan Perangkat Desa di Kabupaten Demak berdasarkan Perda Kabupaten Demak No. 1 Tahun 2018 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa.

D. Keaslian Penelitian

Dalam penelitian ini penulis mengambil topik : “ Implementasi Pemilihan Perangkat Desa Di Kabupaten Demak Berdasarkan Perda Kabupaten Demak Nomor 1 Tahun 2018 Tentang Pengangkatan Dan Pemberhentian Perangkat Desa “. Berdasarkan hasil penelusuran yang Penulis lakukan terdapat penulisan yang serupa secara karakteristik, namun

(24)

11

meskipun hampir sama tetap terdapat perbedaan. Adapun Karya Ilmiah yang hampir serupa di maksud adalah sebagai berikut :

1. Pelaksanaan Rekrutmen Perangkat Desa Di Kabupaten Kulon Progo ( Yohanes Meigelheis / Nim : 14520102 / Program Studi Ilmu Pemerintahan Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa “APMD”

Yogyakarta 2018 ), dengan rumusan masalah sebagai berikut :

a. Bagaimana Pelaksanaan Rekrutmen Perangkat Desa di Kabupaten Kulon Progo, Khususnya di Desa Gotakan ?

b. Apa Kendala yang dihadapi dalam Pelaksanaan Rekrutmen Perangkat Desa di Desa Gotakan ?

2. Aktualisasi Nilai Demokrasi dalam Perekrutan dan Penjaringan Perangkat Desa ( Burhanudin Mukhamad Faturahman / Nim : 0341- 553737 / Program Pascasarjana Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya 2018 ), dengan rumusan masalah sebagai berikut :

a. Apasaja Nilai-Nilai Demokrasi dalam Perekrutan Perangkat Desa ? b. Bagaimanakah Manifestasi Nilai Demokrasi di Desa Tiremenggal ? 3. Pengangkatan Perangkat Desa Perspektif Siyasah : Studi Pasal 6 Ayat (2)

Perda Klaten Nomor 10 Tahun 2006 Tentang Pengangkatan Dan Pemberhentian Perangkat Desa ( Rohmat Muhibullah / Nim : 12370020 / Fakultas Syari’ah Dan Hukum Universitas Islam Sunan Kalijaga Yogjakarta 2016 ), dengan rumusan masalah sebagai berikut :

a. Bagaimana implementasi sistem pengangkatan Perangkat Desa yang terjadi di Kabupaten Klaten ?

(25)

12

b. Bagaimana pandangan Siyasah tentang sistem pengangkatan Perangkat Desa yang di tunjau dari Pasal 6 Ayat (2) Perda Klaten Nomor 10 Tahun 2006 ?

4. Pengaruh Rekruitmen Perangkat Desa Terhadap Kinerja Perangkat Desa Di Desa Andapraja Kecamatan Rajadesa Kabupaten Ciamis ( Rose Siti Badriah / Nim : 33542016 / Fakultas Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Galuh Ciamis 2016 ), dengan rumusan masalah sebagai berikut :

a. Bagaimana rekruitmen perangkat desa di Desa Andapraja Kecamatan Rajadesa Kabupaten Ciamis ?

b. Bagaimana kinerja perangkat desa di Desa Andapraja Kecamatan Rajadesa Kabupaten Ciamis ?

c. Bagaimana pengaruh rekruitmen perangkat desa terhadap kinerja perangkat desa di Desa Andapraja Kecamatan Rajadesa Kabupaten Ciamis?

5. Pengangkatan Perangkat Desa Dalam Pandangan Hukum Islam Dan Undang-Undang Nomer 6 Tentang Desa : Study di Pekon Negeriagung, Kecamatan Talang Pandang, Kabupaten Tanggamus ( Salman Alfarezi / Nim : 1321020033 / Fakultas Syari’ah Dan Hukum Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung 2017 ), dengan rumusan masalah :

a. Bagaimana pelaksanaan pengangkatan Perangkat Desa di Pekon Negeriagung Talang Pandang ?

b. Bagaimana pandangan hukum Islam tentang pengangkatan Perangkat Desa di Pekon Negeriagung Talang Pandang ?

(26)

13 E. Sistematika Penulisan

BAB I : Pendahuluan, pada bab ini diuraikan tentang latar belakang penelitian, rumusan permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian, keaslian penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II : Tinjauan Pustaka, pada bab ini berisi tentang pemerintah desa, tentang pelayanan publik, dan struktur kelembagaan dan pemerintah desa.

BAB III : Metode Penelitian, metode penelitian terdiri dari jenis / tipe panelitian yang menggunakan yuridis empiris, spesifikasi penelitian menggunakan deskriptif analitis, metode pengumpulan data menggunakan teknik pengumpulan data penelitian lapangan dan penelitian kepustakaan yang meliputi bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, metode analisis datanya menggunakan analisis kualitatif.

BAB IV : Hasil Penelitian Dan Pembahasan, uraian mengenai persyaratan dan prosedur dalam pemilihan Perangkat Desa di Kabupaten Demak, kendala-kendala dalam pemilihan Perangkat Desa di Kabupaten Demak, serta upaya atas kendala dalam pemilihan Perangkat Desa di Kabupaten Demak berdasarkan Perda Kabupaten Demak No. 1 Tahun 2018 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa.

BAB V : Penutup, simpulan dari hasil penelitian, dan saran-saran.

(27)

14 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pemerintah Desa

Perkataan desa hanya dipakai di Jawa, Madura, Bali. Perkataan dusun dipakai di Sumatera Selatan, di Maluku orang mengenal nama dusun-dati.

Di Batak perkataan dusun dipakai buat nama pedukuhan, di Aceh orang memakai gampong dan meunasah buat daerah hukum yang paling bawah.

Di Batak, daerah hukum setingkat desa diberi nama kutam uta, atau huta.

Daerah hukum Minangkabau diberi nama nagari, di Sumatera Timur daerah hukum yang paling bawah ialah suku, di Sumatera Selatan (Korintji, Palembang, Bengkulu) nama daerah hukumnya disebut dusun dan daerah gabungan dinamakan mendapo atau marga. 7

Adapun yang dinamakan desa ialah suatu kesatuan hukum, dimana bertempat tinggal suatu masyarakat yang berkuasa mengadakan pemerintahan sendiri. Desa terjadi hanya satu tempat kediaman masyarakat saja, ataupun terjadi dari satu induk desa dan beberapa tempat kediaman sebagian dari masyarakat hukum yang terpisah yang merupakan kesatuan- kesatuan tempat tinggal sendiri, kesatuan-kesatuan mana dinamakan pedukuhan, ampean, kampong, cantilan, beserta tanah pertanian, tanah perikanan darat, tanah hutan dan tanah belukar.

_______________________

7 Ni’matul Huda, Dinamika ketatanegaraan Indonesia dalam putusan Mahkamah Konstitusi , ( Yogyakarta : FH UII Prees, 2011 ), halaman 34.

(28)

15

Berdasarkan Pasal 1 ayat 7 Perda Kabupaten Demak Nomor 1 Tahun 2018 Tentang Pengangkatan Dan Pemberhentian Perangkat Desa, desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pemerintah Desa adalah kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.

Menurut H.A.W. Widjaja dalam bukunya “Otonomi Desa”

Pemerintahan Desa diartikan sebagai Penyelenggaraan Pemerintahan Desa yang merupakan subsistem dalam sistem penyelenggaraan Pemerintah, sehingga desa memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakatnya. Kepala Desa bertanggung jawab kepada Badan Permusyawaratan Desa dan menyampaikan laporan pelaksanaan tersebut kepada Bupati. 8

Tugas, wewenang dan kewajiban Kepala Desa menurut Bupati Nomor 9 Tahun 2019 tentang perubahan atas Peraturan Bupati Demak Nomor 36 Tahun 2016 tentang Susunan Organisasi, Kedudukan, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Sekretariat Daerah Kabupaten Demak bahwa kepala desa mempunyai tugas yaitu :

_______________________

8 H.A.W. Widjaja, Otonomi Desa, Cetakan Ke III ( Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2013 ), halaman 3.

(29)

16 1. Menyelenggarakan urusan pemerintahan, 2. Menyelenggarakan urusan pembangunan, dan 3. Menyelenggarakan urusan kemasyarakatan.

Kewenangan Desa mencakup :

a) Kewenangan yang sudah ada berdasarkan hak asal usul desa, b) Kewenangan yang telah ditetapkan oleh peraturan perundang-

undangan yang berlaku dan belum dilaksanakan oleh daerah dan pemerintah, serta

c) Tugas pembantuan dari pemerintah propinsi atau pemerintah kabupaten. 9

Kewenangan desa yang diatur berdasarkan :

a) Keputusan Menteri Dalam Negeri tentang pedoman umum kewenangan Desa,

b) Penetapan bentuk dan susunan organisasi pembentukan desa, c) Pencalonan dan pemilihan serta penetapan kepala desa,

d) Pencalonan, pemilihan dan pengangkatan serta penetapan perangkat desa, serta

e) Pembentukan dan penetapan lembaga kemasyarakatan, penetapan dan pembentukan BPD (Badan Perwakilan Desa). 10

Dalam melaksanakan tugasnya, menurut Peraturan Bupati Nomor 9 Tahun 2019 tentang Susunan Organisasi, Kedudukan, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Sekretariat Daerah Kabupaten Demak, kepala desa mempunyai wewenang yaitu sebagai berikut :

1. Memimpin penyelenggaraan pemerintahan Desa berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama BPD (Badan Permusyawaratan Daerah),

2. Mengajukan rancangan peraturan desa,

3. Menetapkan peraturan desa yang telah mendapatkan persetujuan bersama dari BPD,

_______________________

9 Op.Cit., halaman 5.

10 Ibid.

(30)

17

4. Menyusun dan mengajukan rancangan mengenai APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa) untuk dibahas dan ditetapkan bersama BPD,

5. Membina kehidupan masyarakat desa, 6. Membina perekonomian desa,

7. Mengkoordinasikan pembangunan desa secara partisipatif,

8. Mewakili desanya di dalam dan di luar pengadilan dan dapat menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan perundang- undangan, dan

9. Melaksanakan wewenang lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dalam melaksanaka tugas dan wewenangnya, kepala desa mempunyai kewajiban yaitu sebagai berikut :

1. Memegang teguh dan mengamalkan pancasila, melaksanakan undang- undang dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia,

2. Meningkatkan kesejahteraan rakyat,

3. Memelihara ketenteraman dan ketertiban masyarakat, 4. Melaksanakan kehidupan demokrasi,

5. Melaksanakan prinsip tata pemerintahan desa yang bersih dan bebas kolusi, korupsi dan nepotisme,

6. Menjalin hubungan kerja dengan seluruh mitra kerja pemerintahan desa,

(31)

18

7. Mentaati dan menegakkan seluruh ketentuan peraturan perundang- undangan yang berlaku,

8. Menyelenggarakan administrasi pemerintahan yang baik, 9. Melaksanakan dan mempertanggungjawabkan keuangan desa, 10. Melaksanakan urusan yang menjadi kewenangan desa, 11. Mendamaikan perselisihan masyarakat di desa, 12. Mengembangkan pendapatan masyarakat desa,

13. Membina, mengayomi dan melestarikan nilai-nilai sosial dan adat istiadat,

14. Memberdayakan masyarakat dan kelembagaan di desa, serta

15. Mengembangkan potensi sumber daya alam dan melestarikan lingkungan.

Sifat-sifat desa ada 4 (empat), antara lain sebagai berikut :

a) Hubungan-hubungan sosial yang ada di desa terbangun dari pergaulan sosial secara personal antara sesama penduduk desa yang telah berlangsung sejak lama. Bahkan, banyaknya desa-desa di Indonesia yang usianya jauh lebih tua dari usia Negara Kesatuan Republik Indonesia, menandai bahwa hubungan-hubungan sosial tersebut telah terbentuk sejak lama.

b) Hubungan desa dengan ruang juga berlangsung dengan intensitas yang sanagat tinggi. Bagi desa tanah dan ruang yang mereka tinggali bukan semata-mata ruang mati yang dapat ditinggalkan sewaktu-waktu atau diolah dan diuangkan (dijual) dengan sesuka hati. Dari model semacam itulah muncul kearifan lokal (local wisdom) yang teraktualisasi dalam bentuk-bentuk tindakan ramah lingkungan masyarakat desa, penghargaan terhadap tanah, udara, dan air.

c) Kehidupan desa bukan berlangsung sebagai kumpulan manusia yang berhubungan secara kontraktual dan formal, melainkan sekumpulan manusia yang memiliki pengalaman bersama, sekaligus digerakkan oleh tradisi yang terbentuk dalam lintas sejarah, dan terikat pada ruang. Setiap desa memiliki adat-istiadat, sistem kelembagaan politik tradisional yang berbeda-beda dan sejerahnya masing-masing. Misalnya, banyak desa yang masih mempergunakan trah atau keturunan sebagai rujukan penilaian siapa yang layak menjadi kepala desa.

(32)

19

d) Solidaritas yang terbentuk di desa biasanya bersifat mekanis yang kental dengan nuansa kolektivitas. Dalam bentuk solidaritas semacam itu, masyarakat desa menjadi kategori subyektif tersendiri yang diikat oleh rasa kebersamaan dan saling topang. 11

Pada masa Hindia Belanda, pemerintahan diatur berbeda antara di Jawa dan luar Jawa. Di Jawa diatur dalam Inlandsegemeente Ordonantie (IGO), sedangkan di luar Jawa diatur dalam Inlandsegemeente Ordonantie voor Buiten Gewesten (IGOB). Ketentuan ini hanya mengatur mengenai organisasi desa, karena desa sebagai pemerintah asli telah ada jauh dari saat pengaturan IGO atau IGOB. 12

Pada tahun 1965 Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1965 tentang Desapraja sebagai bentuk peralihan untuk mempercepat terwujudnya daerah tingkat III di seluruh wilayah Republik Indonesia. Undang-undang ini untuk menggantikan IGO dan IGOB, tetapi pada perjalanannya Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1965 tersebut belum sempat diterapkan karena terjadi gerakan 30 S PKI. Kemudian di keluarkan Tap MPRS No. XXI/MPRS/1966, tanggal 5 Juli 1966 untuk menunda berlakunya Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1965. Kemudian lahir Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1969 tentang pernyataan tidak berlakunya berbagai undang-undang dan peraturan pemerintah pengganti undang- undang, maka Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1965 dinyatakan tidak berlaku lagi. 13

_______________________

11 Naeni Amanulloh, Demokratisasi Desa, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia, ( Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2015 ) , halaman 13.

12 Pemerintahan Desa, ( https:// massofa. wordpress. com / 2018 / 04 / 03 / html. ), diakses terakhir pada 20 Oktober 2018.

13 Proses Pemilihan Kepala Desa, ( http:// ros-sharon. blogspot. co. id / 2016 / 11 / makalah. html.), diakses terakhir tanggal 20 Oktober 2018.

(33)

20

Pada Orde Baru lahir Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa, secara substantif Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1979 menempatkan Kepala Desa bukanlah pemimpin masyarakat desa, melainkan sebagai kepanjangan tangan pemerintah desa yang digunakan untuk mengendalikan penduduk dan tanah desa. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1979 menegaskan bahwa kepala desa dipilih oleh rakyat melalui demokrasi langsung.

Berkaitan dengan kedudukan desa, maka dapat dilihat dalam Pasal 18 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 menyatakan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah provinsi dan daerah provinsi, dan itu dibagi atas kabupaten dan kota yang tiap provinsi, kabupaten, kota itu mempunya pemerinthan daerah yang diatur dengan undang-undang. Selanjutnya Pasal 18B ayat (2) UUD 1945 menyatakn bahwa negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat serta hak-hak tradisonalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia yang diatur dalam undang-undang.

Pada tahun 1999, Undang-Undang Dasar Tahun 1945 mengalami amandemen termasuk Pasal 18, setelah amandemen UUD 1945, Undang- Undang Nomor 22 Tahun 1999 diganti dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Kedudukan desa di dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 desa adalah sebagai kesatuan masyarakat hukum adat. Di dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

(34)

21

ini berusaha mengembalikan konsep dan bentuk desa seperti asal usulnya yang tidak ada di dalam Undang-Undang Nomor 5 tahun 1979.

Munculnya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 pada era reformasi menggambarkan semangat reformasi di segala aspek kehidupan bernegara, berlangsung secara cepat, sehingga pada akhirnya dirasakan ada substansi atau praktek penyelanggaraannya yang kurang sesuai dengan jiwa dan semangat demokrasi dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dalam undang-undang ini juga mengatur tentang pemerintahan desa, terdapat perubahan, namun tidak terlalu signifikan, perbedaan yang ada hanya bersifat teknis, sehingga tidak menimbulkan perubahan yang prinsipil, diantaranya adalah :

1. Desa dirumuskan sebagai kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat-itiadat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan NKRI.

2. Desa yang semula ditentukan hanya ada di daerah kabupaten, kemudian juga bisa ada di daerah perkotaan.

3. Badan Perwakilan Desa diubah menjadi Badan Permusyawaratan Desa.

4. Desa boleh membuat lembaga yang bisa memberikan keuntungan material / financial yang merupakan badan usaha milik desa, serta

5. Masa jabatan kepala desa dan badan perwakilan desa yang semula-mula 5 (lima) tahun diubah menjadi 6 (enam) tahun. 14

_______________________

14 Mashuri Maschab, Politik Pemerintahan Desa Di Indonesia, ( Yogyakarta : PolGov, Fisipol UGM, 2013 ), halaman 147.

(35)

22

Desa dan Desa adat yang menjalankan dua fungsi yaitu fungsi pemerintahan (local self government) dan mengurus urusan masyarakat setempat sesuai dengan hak asal-usul dan hak tradisional (self governing community). Kedudukan administrasi pemeritah desa yang berada di bawah pemerintahan Kabupaten atau Kota (local self governmen) tidak menghilangkan hak dan kewenangan desa sebagai kesatuan masyarakat hukum adat untuk mengurus urusan masyarakat sesuai dengan asal-usul dan adat istiadat yang masih hidup (self governing community). Oleh karena itu, dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 juga mengatur kewenangan urusan masyarakat sesuai dengan asal-usul dan adat istiadat yang masih hidup (self governing community).

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014, maka pemerintah Desa secara administratif berada di bawah pemerintahan Kabupaten atau Kota (local self government). Namun tetap memiliki hak dan kewenangan khusus untuk mengurus urusan masyarakat sesuai dengan hak asal-usul dan adat istiadat yang masih hidup. Kewenangan khusus untuk mengurus urusan masyarakat sesuai dengan asal-usul dan adat istiadat yang masih hidup inilah yang akan membedakan desa dan kelurahan.

Selanjutnya di dalam penjelasan umum angka 2 huruf (b) ayat (1) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014, ketentuan dalam Pasal 5 Undang- Undang Nomor 6 Tahun 2014 yang menyatakan bahwa desa berkedudukan di wilayah Kabupaten / kota tersebut diperkuat dengan asas rekognisi, yaitu pengakuan terhadap hak asal-usul. Dalam hal ini berarti desa diakui keberadaannya oleh negara sebagai suatu organisasi pemerintahan yang

(36)

23

sudah ada dan dilakukan dalam kesatuan masyarakat adat sebelum lahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sebagai kesatuan masyarakat adat, desa diakui keberadaannya oleh negara sebagai satuan pemerintahan yang paling kecil dan terlibat bagi terbentuknya negara, sehingga desa dibiarkan tumbuh dan berkembang di luar susunan negara. Desa mempunyai kedudukan yang sederajat dan sama pentingnya dengan kesatuan pemerintahan seperti kabupaten dan kota. Kesederajatan ini mengandung makna, bahwa kesatuan masyarakat hukum atau sebutan nama lainya berhak atas segala perlakuan dan diberi kesempatan berkembang sebagai subsistem Negara Kesatuan Republik Indonesia, dengan tetap berada pada prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia. 15

Dalam perspektif hukum, lahirnya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 adalah pergulatan politik yang panjang, sekaligus pergulatan pemikiran untuk menjadikan desa sebagai basis pembangunan kualitas kehidupan. Tarik ulur utama perdebatan tentang desa adalah permasalahan kewenangannya, apakah tersentralisasi atau desentralisasi. Kelahiran Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 sangat erat kaitanya dengan komoditas politik. Terlepas dari pertarungan politik dalam Pemilu 2014, lahirnya undang-undang ini menjadikan masyarakat desa merasa lega karena telah mendapat payung hukum yang lebih kuat.

B. Struktur Kelembagaan Dan Pemerintah Desa 1. Struktur Kelembagaan Desa

Alat-alat perlengkapan desa menurut Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1965 terdiri dari kepala desapraja, badan permusyawaratan desapraja, pamong desapraja, panitera desapraja, petugas desapraja, dan _______________________

15 Iis Mardeli, Kedudukan Desa Dalam Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia, ( Tesis : Magister Ilmu Hukum Atmajaya Yogykarta, 2018 ), halaman 18.

(37)

24

badan pertimbangan desapraja. Sedangkan menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1979 terdiri dari kepala desa, lembaga permusyawaratan desa dan perangkat desa yang terdiri dari sekretaris desa dan kepala- kepala dusun. Dari kedua undang-undang ini terlihat adanya perbedaan dalam nama dan jumlah alat-alat perlengkapan desa yang ada. Apabila diteliti lebih jauh bukan hanya nama dan jumlah itu saja yang berbeda.

Hal ini dapat dimaklumi, karena desapraja menurut Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1965 merupakan suatu daerah (otonom), sedangkan desa menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1979 merupakan suatu wilayah (administratif). 16

Di dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1974 dinyatakan bahwa pemerintah desa adalah pemerintah desa dan lembaga musyawarah desa. Kepala dasa dipilih secara langsung oleh rakyat melalui pemilihan kepala desa (Pilkades). Kepala desa tidak bertangggung jawab kepada yang memilih (rakyat) tetapi kepada bupati melalui camat. Sistem pertanggungjawaban yang demikian itu dipandang kurang demokratis karena cenderung berorientasi ke atas, akibatnya pemerintah desa kurang memperoleh dukungan atau legitimasi dari warga masyarakat, seharusnya kepala desa bertanggungjawab kepada rakyat yang memilihnya, yakni melalui Lembaga Musyawarah Desa.

Dalam melaksanakan tugasnya pemerintah desa dan pemerintah kelurahan dibantu oleh perangkat desa dan perangkat kelurahan. Kepala

_______________________

16 Ni’matul Huda, Dinamika ketatanegaraan Indonesia dalam putusan Mahkamah Konstitusi , ( Yogyakarta : FH UII Prees, 2011 ), halaman 161.

(38)

25

desa dan kepala kelurahan sebagai orang pertama yang mengemban tugas dan kewajiban yang berat, karena ia adalah penyelenggara dan penanggung jawab utama di bidang pemerintahan, pembangunan, kemasyarakatan, dan urusan pemerintahan umum termasuk pembinaan ketentraman serta ketertiban. 17

Lembaga Musyawarah Desa adalah lembaga permusyawaratan atau permufakatan yang keanggotaannya terdiri atas kepala-kepala dusun, dan dipimpin oleh lembaga-lembaga kemasyarakatan serta pemuka-pemuka masyarakat didesa yang bersangkutan. Dengan kata lain, Lembaga Musyawarah Desa adalah wadah pertisipasi masyarakat dalam ikut serta mengatur, merumuskan serta memutuskan segala putusan-putusan didesa, dan mengawasi jalannya pemerintahan desa yang dilakukan oleh kepala desa dan aparatur desa. Lembaga Musyawarah Desa dapat diibaratkan sebagai tempat menampung aspirasi warga masyarakat desa setempat, jadi semacam lembaga perwakilan rakyat desa. Konstruksi yang demikian sangat dipengaruhi oleh sistem politik orde baru yang cenderung sentralistik, serta memudahkan pemerintah pusat melakukan campur tangan terhadap daerah maupun desa. 18

2. Organisasi Pemerintah Desa

Organisasi dapat diartikan sebagai penentuan dan pemerincian segala aktivitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan, penglompokan aktivitas-aktivitas, menetapkan siapa yang akan melaksanakan aktivitas

_______________________

17 Ibid., halaman 162.

18 Ibid., halaman 163.

(39)

26

tersebut yang masing-masing ada yang mengepalainya dan pelimpahan atas wewenangnya untuk malaksanakan aktivitas, dengan lain kata fungsi organisasi mencakup seluruh aktivitas dan hubungan wewenang tersebut.

Didalam usaha penyusunan organisasi pemerintahan desa harus diperhatikan prinsip-prinsip organisasi yaitu adanya unsur-unsur pimpinan, pembantu pimpinan, serta palaksana.

Struktur organisasi biasanya dituangkan dalam suatu bagan atau struktur organisasi. Dalam usaha menyusun struktur organisasi pemerintah desa, maka ketiga unsur diatas menjadi inti umum bagi setiap organisasi pemerintahan desa. Pengembangan pada unsur pimpinan, misalnya bahwa yang menjadi pimpinan adalah pemerintah desa yang terdiri dari Kepala Desa, dan Lembaga Musyawarah Desa.

Pengembangan pada unsur pembantu atau staff ialah dengan mengangkat seseorang sekretaris serta kepala-kepala urusan. Maka struktur organisasi pemerintahan desa menjadi sebagai berikut : 19

_______________________

19 Bayu Surianingrat, Desa dan Kelurahan Menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1979, ( http:// bkd. jakarta. go. id / 2018 / 03 / 25 / artikel / html.), diakses pada tanggal 25 Januari 2019.

Kepala Desa / Lembaga Musyawarah Desa

Sekretaris Kepala Urusan 1 Kepala Urusan 2 Kepala Urusan 3 Kepala Urusan 4 Kepala Dusun 1

Kepala Dusun 2 Kepala Dusun 3 Kepala Dusun 4

(40)

27

a) Dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1979 :

a. Pemerintah Desa terdiri atas Kepala Desa dan Lembaga Musyawarah Desa ;

b. Pemerintah Desa dalampelaksanaan tugasnya dibantu oleh perangkat ;

c. Perangkat Desa terdiri atas Sekretaris Desa dan Kepala Dusun ; d. Susunan organisasi dan tata kerja pemerintahan desa dan perangkat

desa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (3) diatur dengan peraturan Daerah sesuai dengan pedoman yang ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri ; dan

e. Peraturan Daerah yang dimaksud dengan ayat (4) baru berlaku sesudah ada pengesahan dari pejabat yang berwenang.

b) Susunan Organisasi Pemerintah Desa :

a. Pemerintah Desa terdiri atas Kepala Desa dan Lembaga Musyawarah Desa, serta

b. Pemerintah Desa dibantu oleh Sekretaris Desa dan Kepala Dusun.

3. Perangkat Desa

Dalam menjalankan suatu pemerintahan desa, perangkat desa sangat diperlukan dalam menjalankan susunan dan tata kelola pemerintahan di suatu desa. Perangkat desa terdiri atas :

a). Sekretaris Desa

Sekretariat desa adalah unsur staf yang membantu kepala desa dalam menjalankan hak, wewenang dan kewajiban pimpinan pemerintahan desa. Sekretaris desa diangkat dan diberhentikan oleh

(41)

28

Bupati atau Walikotamadya kepala daerah tingkat II setelah mendengar pertimbangan camat atas usul kepala desa dan sesudah mendengar pertimbangan Lembaga Musyawarah Desa. Kepala-kepala urusan diangkat dan diberhentikan oleh Camat atas nama Bupati atau Walikotamadya Kepala Daerah tingkat II atas usul kepala desa.

Syarat-syarat pengangkatan dan pemberhentian sekretaris desa dan kepala-kepala urusan diatur dalam peraturan daerah sesuai dengan pedoman yang ditetapkan oleh Mentri Dalam Negeri. 20

Sekretaris desa terdiri dari Sekretaris desa dan kepala-kepala urusan, dan dipimpin oleh sekretaris desa. Jika jabatan sekretaris desa itu lowong, kepala desa mengajukan calon kepada kepala daerah tingkat II melalui Camat. Kepala desa terlebih dahulu harus mendengar pertimbangan Lembaga Musyawarah Desa. Camat memberi pertimbangan terhadap usul kepala desa yang berwenang mengangkat dan memberhentikan Sekretaris Desa adalah Bupati atau Waikotamadya Kepala Daerah tingkat II.

Untuk keprluan itu pemerintah daerah tingkat II harus membuat peraturan daerah tentang syarat-syarat pengangkatan dan pemberhentian sekretaris desa dan kepala urusan, sesuai dengan pedoman yang ditetapkan oleh Mentri Dalam Negeri. Pedoman termaksud terutama mengenai syarat-syarat pengangkatan dan pemberhentian sekretaris desa dan kepala urusan, antara lain :

_______________________

20 C.S.T. Kansil, Desa Kita Dalam Peraturan Tata Pemerintahan Desa, Cetakan Ke-VII, ( Jakarta Timur : Ghalia Indonesia, 2014 ), halaman 48.

(42)

29 1). Syarat-syarat calon,

2). Tata cara pengangkatan, 3). Pemberhentian, dan 4). Dan lain sebagainya. 21 b). Kepala Dusun

Untuk memperlancar jalannya pemerintahan desa dalam desa dibentuk dusun yang dikepalai oleh kepala dusun sesuai dengan pedoman yang ditetapkan oleh Mentri Dalam Negeri mengenai pembentukan dusun dalam desa, dan ditetapkan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1) Faktor manusia atau jumlah penduduk, faktor alam, faktor letak dan faktor sosial budaya termasuk adat-istiadat.

2) Faktor-faktor obyektif lainnya seperti penguasaan wilayah, dan pelayanan.

Jumlah penduduk hendaknya tidak terlampau sedikit dan tidak pula terlampau banyak, tetapi cukup dalam jangkauan pelayanan kepala dusun. Demikian pula luas wilayahnya harus seimbang dengan daya mampu kepala dusun dalam melaksanakan tugasnya sebagai unsur pelaksana dari pemerintah desa. Kepala dusun tidak mempunyai pembantu, ia adalah satu-satunya pelaksana pemerintahan desa di dusunnya. Tidak ada ketentuan tentang banyaknya dusun dalam satu desa, yang menjadi ukuran adalah terselenggaranya pemerintahan desa dengan efisien, termasuk usaha pembangunan.

_____________

21 Bayu Surianingrat, Op.Cit.. halaman 62.

(43)

30

Kepala Desa, sekretaris desa dan stafnya beserta kepla dusun dalam kata sehari-hari disebut pamong desa. Sesuai dengan Peraturan Mentri Dalam Negeri Nomor 84 Tahun 2015 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa, sekretris desa di desa mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagai berikut :

1) Melaksanakan urusan ketatausahaan seperti tata naskah, administrasi surat menyurat, arsip, dan ekspedisi.

2) Melaksanakan urusan umum seperti penataan administrasi perangkat desa, penyediaan prasarana perangkat desa dan kantor, penyiapan rapat, pengadministrasian aset, inventarisasi, perjalanan dinas, dan pelayanan umum.

3) Melaksanakan urusan keuangan seperti pengurusan administrasi keuangan, administrasi sumber-sumber pendapatan dan pengeluaran, verifikasi administrasi keuangan, dan admnistrasi penghasilan kepala desa, perangkat desa, BPD, dan lembaga pemerintahan desa lainnya.

4) Melaksanakan urusan perencanaan seperti menyusun rencana anggaran pendapatan dan belanja desa, menginventarisir data-data dalam rangka pembangunan, melakukan monitoring dan evaluasi program, serta penyusunan laporan. 22

_______________________

22 Bayu Surianingrat, Penjabaran Tentang Peraturan Mentri Dalam Nergri No. 84 Tahun 2015 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa. ( http:// bkd.

jakarta. go. id / 2018 / 03 / 25 / artikel / html.), diakses pada tanggal 25 Januari 2019.

(44)

31 C. Pemilihan Perangkat Desa

Proses rekrutmen merupakan cara memanajemen karyawan atau pegawai dalam sebuah organisasi agar dapat menjalankan sebuah organisasi secara efektif. Secara teoritis, unsur manajemen meliputi man, money, methods, materials, machine, market. Unsur manusia sebagai penggerak utama organisasi atau lembaga yang harus melalui proses seleksi terlebih dahulu sehingga dikenal manajemen kepegawaian.

Karyawan atau pegawai adalah aset utama atau pelaku utama yang menjadi perencana, pembuat keputusan dan pelaku aktif dari organisasi.

Mereka memiliki pikiran, keinginan, perasaan, status, latar belakang pendidikan, usia, dan jenis kelamin yang heterogen. Mereka bukanlah mesin, uang, dan material yang sifatnya pasif dan dapat diatur sepenuhnya dalam mendukung tercapainya tujuan. Kemampuan dan keterampilan pegawai belum menjamin produktivitas kerja yang baik jika moral kerja dan kedisiplinannya rendah. Mereka dapat dikatakan bermanfaat mendukung terwujudnya tujuan jika mereka berkeinginan tinggi untuk berprestasi.

Kualitas dan kuantitas pegawai harus sesuai dengan kebutuhan agar menunjang tercapainya tujuan secara efektif dan efisien. Penempatan tenaga kerja juga harus tepat sesuai dengan kapasitasnya. Dengan demikian, gairah kerja dan kedisiplinannya akan lebih baik serta efektif menunjang terwujudnya tujuan organisasi. Oleh karena itu, pengadaan karyawan atau pegawai harus didasarkan pada prinsip “apa” baru “siapa”. Apa artinya menetapkan terlebih dahulu pekerjaan-pekerjaannya berdasarkan uraian pekerjaan (job description). Siapa artinya mencari pegawai yang tepat untuk

(45)

32

menduduki jabatan tersebut berdasarkan spesifikasi pekerjaan (job specification).

Pengadaan pegawai berdasarkan “siapa” kemudian “apa”, menimbulkan ketidakcocokan atau mismanajemen dalam penempatan.

Penempatan pegawai yang jauh di luar kemampuannya mengakibatkan moral kerja, semangat kerja dan kedisiplinan menjadi rendah. Adapun proses rekrutmen pegawai (Utami, 2015:30-31), yaitu : 23

1. Peramalan kebutuhan tenaga kerja ; 2. Penarikan (recruitment) ;

3. Seleksi (selection) ; dan

4. Penempatan, orientasi, dan induksi karyawan atau pegawai.

Perekrutan pegawai hendaknya dilakukan dengan baik dan benar sehingga pegawai yang diterima sesuai dengan kebutuhan pekerjaan yang akan dilakukan. Keterlibatan partisipasi masyarakat luas sangatlah penting terhadap dalam proses rekrutmen perangkat desa sebagai wujud dari kehidupan demokrasi.

Sukamtim, rekrutmen adalah serentetan kegiatan oleh organisasi untuk menarik calon pegawai yang memiliki kemampuan dan sikap yang dibutuhkan dalam mencapai tujuan. Selanjutnya, istilah rekrut berarti serentetan kegiatan atau rangkaian kegiatan dan proses sah untuk mendapatkan orang-orang yang tepat dalam jumlah yang cukup. Jadi rekrutmen adalah sebuah proses dalam mendapatkan sejumlah orang dengan kriteria tertentu untuk menghasilkan kualitas tertentu pula di bidang kemampuannya untuk bekerja di organisasi atau lembaga yang menyediakan fasilitas perekrutan. 24

_______________________

23 Utami, Pengaruh Rekruitmen Perangkat Desa Terhadap Kinerja Perangkat Pemerintah Desa di Kecamatan Randudongkal Kabupaten Pemalang, ( Skripsi : Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas Pancasakti Tegal, 2015 ), halaman 30.

24 Sukamti, Manajemen Personalia Dalam Menentukan Sumberdaya Manusia, Cetakan Ke-III, ( Jakarta : P2IPTK, Dikti Depdikbud, 2010 ), halaman 23.

(46)

33

Proses rekrutmen perangkat Desa di Kabupaten Demak sendiri telah diatur dalam Peraturan Bupati Demak Nomor 9 Tahun 2019 Tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Demak Nomor 36 Tahun 2016 Tentang Susunan Organisasi, Kedudukan, Tugas Dan Fungsi Serta Tata Kerja Sekretariat Daerah Kabupaten Demak Pasal 9 ayat 1 yaitu masyarakat yang dapat diangkat menjadi Perangkat Desa adalah penduduk desa setempat Warga Negara Republik Indonesia yang :

1. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa ;

2. Setia kepada Pancasila sebagai Dasar Negara, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Pemerintah ;

3. Berusia paling rendah 20 (dua puluh) tahun dan paling tinggi 60 (enam puluh) tahun, dibuktikan dengan Akta kelahiran atau alat keterangan pembuktian kelahiran yang lain, terhitung pada saat penutupan pendaftaran ;

4. Berpendidikan paling rendah Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama atau sederajat, yang dibuktikan dengan ijazah atau Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) pendidikan formal dari tingkat dasar sampai dengan ijazah atau STTB terakhir yang dilegalisir oleh pejabat yang berwenang ;

5. Bersedia bertempat tinggal tetap di Desa setempat ;

6. Bertempat tinggal di wilayah kerjanya, bagi Calon Kepala Dusun ;

7. Sehat jasmani dan rohani, dibuktikan dengan surat keterangan dokter dari Rumah Sakit Pemerintah atau Puskesmas setempat ;

(47)

34

8. Berkelakuan baik, dibuktikan dengan surat keterangan catatan kepolisian atau keterangan lain dari Kepolisian Sektor setempat ;

9. Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana kejahatan yang ancaman pidananya minimal 5 tahun penjara berdasarkan keputusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap yang dibuktikan dengan surat pernyataan ; dan

10. Terdaftar sebagai penduduk desa setempat paling sedikit 2 (dua) tahun terakhir berturut-turut, dibuktikan dengan Kartu tanda Penduduk (KTP) atau Kartu Keluarga (KK), kecuali bagi putra desa.

Dengan dilaksanakannya proses rekrutmen perangkat Desa di Kabupaten Demak maka dibentuk tim Penjaringan dan Penyaringan Perangkat Desa (P3D) dengan tugas sebagaimana Pasal 12 Peraturan Daerah Kabupaten Demak Nomor 1 Tahun 2018 Tentang Pengangkatan Dan Pemberhentian Perangkat Desa yakni :

1. Menyusun jadwal kegiatan ;

2. Mengelola anggaran secara efisien, efektif, transparan dan akuntabel serta 3. Menyusun tata tertib sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

4. Kemudian, melaksanakan sosialisasi lowongan perangkat desa kepada masyarakat ;

5. Melaksanakan penjaringan atau pendaftaran bakal calon perangkat desa ; 6. Melaksanakan penyaringan atau ujian seleksi calon perangkat desa dan

menyiapkan tempat ujian calon perangkat desa.

7. Selanjutnya, melaksanakan penilaian hasil ujian calon perangkat desa ;

(48)

35

8. Melaksanakan tertib administrasi pelaksanaan penjaringan dan penyaringan perangkat desa ;

9. Menyampaikan laporan kepada kepala desa untuk setiap tahapan pelaksanaan penjaringan dan penyaringan perangkat desa disertai berita acara dan menyampaikan informasi kepada masyarakat ;

10. Memperlakukan bakal calon perangkat desa secara adil dan setara ; 11. Melaksanakan tahapan pelaksanaan penjaringan dan penyaringan

perangkat desa tepat waktu ; dan

12. Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran kepada Kepala Desa.

Berdemokrasi bisa kita pahami sebagai konsep yang memiliki ruang lingkup cukup luas. Jika dilihat dari keadaan faktualnya, demokrasi di Indonesia masih berjalan sebagai proses di mana secara substansial keseimbangan berbagai unsur masyarakat baik partai, lembaga antar pemerintah, organisasi masyarakat menjadi tema yang menarik untuk dikaji.

Sehingga apapun bentuknya, fenomena demokrasi di Indonesia baik di tingkat pusat hingga tingkat daerah sangat menarik untuk dibicarakan. Demi kelestarian demokrasi diperlukan sebuah kesepakatan dari rakyat mengenai makna demokrasi itu sendiri dari segi mekanisme kerja demokrasi dan kegunaan demokrasi bagi kehidupan. Kekuatan demokrasi berasal dari kehendak rakyat sendiri bertujuan untuk mencapai kebaikan bersama sehingga persoalan demokrasi berkaitan dengan persoalan terakomodirnya atau keterwakilan kehendak rakyat itu sendiri.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) menghasilkan media pembelajaran fisika berupa modul berbasis inkuiri terbimbing pada pokok bahasan getaran, gelombang, bunyi, cahaya dan alat-alat

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengaruh Pertumbuhan

Seiring kemajuan zaman, saat ini industri musik di Indonesia berkembang sangat pesat. Dengan hasil yang menjanjikan dari industri tersebut, maka satu - persatu band baru

Yang dimaksud objek wisata pedesaan adalah suatu desa yang mempunyai potensi besar dalam sektor pariwisata sehingga layak untuk dijadikan dan dikembangkan menjadi daya

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan data Google Trends dapat menghasilkan prediksi yang lebih baik dibandingkan model lain yang tidak

Hukum Pajak, yang juga disebut hukum fiskal, adalah keseluruhan dari peraturan – peraturan yang meliputi wewenang pemerintah untuk mengambil kekayaan seseorang dan

Penyebaran suara pada ruangan ini dapat dikatakan buruk, karena suara yang didengar oleh pendengar yang duduk di belakang lebih kecil dibandingkan dengan

Hasil penelitian partisipasi petani padi dalam program lembaga distribusi pangan masyarakat (LDPM) di Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba, terdapat 3 sub