• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUKU%20ETIKA%20PROFESI DEFRIMAN%20DJAFRI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BUKU%20ETIKA%20PROFESI DEFRIMAN%20DJAFRI"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

ETIKA

PROFESI

(2)

Daftar

Isi

KataPengantar DaftarIsi

Kontributor

BAB1 Falsafahdan Kode Etik Kedokteran 1

Pendahuluan 1

FalsafahEtika 4

Etika ProfesiKedokteran 7

Sumpah Dokter 12

KodeEtik Kedokteran 14

PelanggaranEtikaKedokteran 18

Kepustakaan 21

BAB2 Etika KedokteranGigi 25

Pendahuluan 25

KodeEtik Kedokteran Gigi Indonesia 26

Penutup 37

Kepustakaan 38

BAB 3 Etika Profesi Bidan 39

Pendahuluan 39

KodeEtikBidan 40

Kepustakaan 46

(3)

BAB4 Spirit Caring SebagaiLandasanEtika

Keperawatan 47

Pendahuluan 47

Kedudukan Etikapada Profesi Keperawatan 49

Caring SebagaiBagian Perwujudan Etika

Profesi 49

Penutup 56

Kepustakaan 56

BAB 5 EtikaProfesi Apoteker 59

Pendahuluan 59

PrinsipDasarDidalam Etika Profesi 60

EtikaProfesiApoteker 60

KodeEtikApoteker Indonesia 64 Kewajiban Apoteker terhadap Sejawat

Petugas Kesehatan Lain 72

Kesimpulan 75

Kepustakaan 75

BAB6 EtikaProfesiKesehatanMasyarakat 77

Pendahuluan 77

KodeEtikProfesi Kesehatan Masyarakat 79

Kesimpulan 84

Kepustakaan 85

BAB7 TantanganKodeEtik Kesehatan

Masyarakat 87

LatarBelakang 87

Pentingnya

K(

Prinsip

Praktil

Tujuanadanya

Kode EtikKesi

Dokumen

Hide

Prinsip

EtikInc

Penelitian

Kese

Kesimpulan

Kepustakaan B.AB8

EtikaProfesi

K

Pendahuluan

Etimologi

danEj

Standar Profesi

S

Ruang Lingkup

k

KodeEtikSanitai

Lingkungan

Indoi

Kepustakaan B.AB9 Etika

Profesi

Giz

Pendahuluan

Prinsip-Prinsip

Ko

KodeEtikAhliGi;

Kesimpulan

Lndeks

Tentang Editor

x

(4)

idasanEtika

47

47

fesiKeperawatan 49

wujudanEtika

49 56 56 59 59

ka

Profesi

60

60

:esia 64

dap Sejawat

72

75

75

Masyarakat

.

77

77

itanMasyarakat 79

84

85

lesehatan

87 87

PentingnyaKode EtikKesehatanMasyarakat 89

Prinsip Praktik EtikaKesehatanMasyarakat 91

Tujuan adanya Kode Etik 95

KodeEtik Kesehatan Masyarakat Merupakan

DokumenHidup 95

Prinsip Etik Individu 97

Penelitian Kesehatan Masyarakat 100

Kesimpulan 100

Kepustakaan 102

BAB 8 Etika Profesi KesehatanLingkungan 105

Pendahuluan 105

EtimologidanEpistimologi Etika 107

StandarProfesi Sanitarian 109

RuangLingkupKompetensi Sanitarian 117

KodeEtik Sanitarian/AhliKesehatan

LingkunganIndonesia 125

Kepustakaan 132

BAB9 Etika Profesi Gizi 135

Pendahuluan 135

Prinsip-Prinsip Kode Etik 136

KodeEtikAhliGizi 138

Kesimpulan 143

Indeks 145

Tentang Editor 151

(5)

Kontributor

Prof. Dr. dr. Eryati Darwin, PA (K), Dosen, Guru Besar, Fakultas Kedokteran Univesitas Andalas (FK-Unand) Padang, Ketua Majelis Kehormatan Etika Kedokteran(MKEK) IDIWilayah SumateraBarat.

Dr. dr. Hardisman, MHID, DrPH, Dosen, Lektor Kepala, Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (FK-Unand) Padang, Bagian Kedokteran Komunitas &

Bagian Pendidikan Kedokteran.

Dr. Drg. Nila Kasuma, M.Biomed, Dosen Fakultas KedokteranGigi, UniversitasAndalas(FKG-Unand).

Bd. Fitrayeni, SKM,M.Biomed,DosenProgramStudi Ilmu Kebidanan, Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang.

Dr. Yulastri Arif, M.Kep, Dossen Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Andalas Padang

(FKep-Unand).

Prof. Dr. Dachriyanus, Apt, Dosen, Guru Besar,

FakultasFarmasi, UniversitasAndalas Padang.

Defriman Djafri, SKM, MKM, Ph.D,DosenFakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat UniversitasAndalas

(FKM-Unand).

Sri Siswati, SKM, M.Kes, Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas (FKM-Unand).
(6)

EtikaProfesiKesehatan

BAB 6

Etika

Profesi Kesehatan Masyarakat

DefrimanDjafri, SKM, MKM, Ph.D

Pendahuluan

Perkembangan kesehatan masyarakat saat ini telah

mengantar kepada sebuah paradigma baru. Secara mendasar

terjadinya pergeseran dari pelayanan medis (medical care) ke

pemeliharaan kesehatan (health care) sehingga setiap upaya penanggulangan masalah kesehatan lebih menonjolkan aspek peningkatan {promotive) dan pencegahan (preventive) dibanding pengobatan (curative); pergeseran dari program terpilah-pilah

(fragmentedprogram) keprogramterpadu (integratedprogram) yaitu lebih berpijakpada menyehatkan keluargadanmasyarakat ;

pergeserandarikeinginan(need) kekebutuhan (demand).

Kesehatan masyarakat sebagai ilmu dan seni untuk

mencegah penyakit memperpanjang hidup dan meningkatkan kesehatan melaluiupayabersama masyarakat secaraterorganisir untuk sanitasi lingkungan, pemberantasan penyakit, pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan sebagainya, mengandung makna bahwaaspek preventif danpromotifadalah lebihpenting

dari pada kuratif dalam rangka peningkatan status kesehatan masyarakat(Winslow, 1920).

Secara keilmuan, ilmu kesehatan masyarakat merupakan kombinasi dari ilmupengetahuan, keterampilan, moral dan etika,

(7)

EtikaProfesiKesehatan

yang diarahkan pada upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan individu dan masyarakat memperpanjang hidup

melaluitindakan kolektif,atautindakan sosial,untuk mencegah

penyakitdanmemenuhi kebutuhan nienyeluruh dalam kesehatan, dengan menggunakan srategi pemberdayaan masyarakat untuk hidup sehat secara mandiri.Ruang lingkup ilmu kesehatan masyarakat diantaranya meliputi: Epidemiologi, Biostatistik, Kesehatan Lingkungan, Pendidikan Kesehatan dan Perilaku, Administrasi Kesehatan Masyarakat, Gizi Masyarakat, Kesehatan

dan Keselamatan Kerja, Kesehatan Reproduksi, dan Sistem

InformasiKesehatan.

Peningkatan derajat kesehatan masyarakat tidak terlepas dalam bentuk intervensi yang dilakukan untuk pencegahan penyakit. Populasi menjadi fokus yang utama dalam kesehatan

masyarakat dibandingkan dengan individu(kedokteran/medis)

(Kass, 2001). Mengingat fokus berbasis pada populasi,

bagaimanapun, kesehatan masyarakat terus menghadapi dilema

mengenai tingkat capaian dan sasaran pekerjaan profesional kesehatan masyarakat.Perspektif kebebasan individu dengan

cara-caraetissangatmenyulitkan danmerepotkan ketikaprogram

penganggulan dijalankanatauditerapkandipopulasi.Olehkarena

itu perlu upaya untuk mengartikulasikan etika kesehatan masyarakat dan menerapkan prinsip bioetika yang relevan bagi kesehatanmasyarakat.

Etika kesehatan masyarakatdapat dibedakandari

bentuk-bentuk yang jauh-lebih terkenal dari etika berakar dalam

biomedis dan tradisi etikadalamprofesi kesehatan(Hann, 2010).

Interkasi antara individu dan komunitas/kelompok, merupakan

tanggung jawab secara kolektif dan bersifat umum. Tumpang

78

EtikaProfesi Kesehatan

lindih antara

nilai-nilai

dalam kesehatan masyarakat dan

biomedis, penekanan dan perbedaan secara kontras pada

prespektif

yangdisimpulkandengantabel 1(C1HR-1PPH,2012)

Tabel 1.PerbandinganPendekatanKesehatanMasyarakat

Karakteristik Kesehatan Masyarakat Biomedis Fokus Perspektif Masalah Populasi Komunitas/Kelompok Determinan Sosial Individu Perorangan Tanggungjawab individu Pemecahan/fokus SistemPraktik Pengambilan

keputusanindividu

atauperwakilan

andPublicHealth(CIHR 1PPH),2012.

Penekanan etika pada masyarakat, kelompok dan

kolektif,isu-isu dalam etika kesehatan masyarakat

memerlukan

penggunaan

konsepdan

prinsip-prinsip

yang belumtentuberakar pada kekhawatiran individu. Karena merupakan perhatian pada kepentinganbersama.Individudan kelompok dapatmemperkuat

dimensi kebersamaan dan

keterkaitan

terhadap kesehatan masyarakat.

Kode

Etik Profesi Kesehatan Masyarakat

Etika Kesehatan Masyarakat merupakan dimensi dari

Bioetika, sebagaimana halnya etika

biomedik

dan etika

79

(8)

Etika

ProfesiKesehatan

keperawatan dan lainnya. Etika normatif mengacu kepada

penerapan

dari

teori etika, prinsip moral,atauaturan-aturan pada

situasi

khusus

atau

undang-undang.

Bioetika adalah penerapan

dari teori etika dan prinsip moral pada kehidupan dan

pekerjaan/profesi.

Pendidikan

profesi perlu

didukung

oleh body

of

knowledge yaitu garapan ilmu tertentu(owfo/ogy), metodologi ilmu

(epistemology),

dan pemanfaatan ilmu

(axiology). Pendidikan

profesi diperoleh melalui pendidikan terarah, terencana,

terus

menerus dan

berjenjang.

Di samping itu pekerjaanprofesidiatur melalui kode etik profesi,sementara itu dalam kode etik profesi

ada pula pasal-pasal yang mengatur kehidupan profesi. Untuk

mengatur

kehidupan

profesi dan hal-hal yang berhubungan

dengan peningkatan pengetahuan dan ketrampilan profesi maka

setiap profesimemilikiwadah profesi.

Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) sebagai wadah profesi

kesehatan

masyarakat, ahli kesehatan masyarakat merupakan mereka yang berpendidikan sarjana

atau

sarjana muda

kesehatan

masyarakat atau pasca sarjana lainnya yang

berpengalaman/penguasaan

ilmu dalam bidang kesehatan masyarakat

sekurang-kurangnya

lima tahun. Kode etik profesi

kesehatan

masyarakat diuraikan pada diuraikan dalam bab-bab

dan pasa-pasal sebagai berikut(1AKM1,2013):

Kewajiban

Umum

Kewajiban Umum (Bab I) kode etik kesehatan masyarakatdijabarkan dalam 5 pasal, yaitu:

80

EtikaProfesiKesehatan

Pasal 1: Setiap profesi kesehatan

masyarakat

harus menjunjung tinggi, menghayati, dan

mengamalkan

etika profesikesehatan masyarakat.

Pasal 2: Dalam

melaksanakan

tugas dan fungsinya

profesi kesehatan masyarakat lebih mementingkan

kepentinganumumdaripada kepentingan

pribadi.

Pasal 3: Dalam

melaksanakan

tugas dan fungsinya,

hendaknya menggunakan prinsip

efektifitas-efisiensi

dan mengutamakar. penggunaanteknologitepatguna.

Pasal4: Dalammelaksanakantugasdanfungsinya, tidak

boleh

membeda-bedakan

masyarakatatas

pertimbangan-pertimbanganagama,suku, golongan,

sosial

politik, dan sebagainya.

Pasal5: Hak Anggota, Dalam

melaksanakan

fungsi dan

tugasnyahanyamelaksanakan profesidankeahliannya.

KewajibanterhadapMasyarakat

Kewajiban terhadap masyarakat (Bab II)

terdiri

dari 8

pasal, dari pasal6hinggapasal 13.

Pasal 6: Dalammelaksanakantugasdanfungsinya, selalu

berorientasi kepada masyarakat sebagai satu kesatuan

yang tidak terlepas dari aspek sosial, ekonomi, politik, psikologis dan budaya.

Pasal 7: Dalammelaksanakantugasdanfungsinya, harus

mengutamakan pembinaan kesehatan yang menyangkut

orangbanyak.

Pasal 8: Dalammelaksanakantugasdan fungsinya,harus

mengutamakanpemerataan dan keadilan.

]L

(9)

EtikaProfesi Kesehatan

Pasal9: Dalam pembinaan kesehatan masyarakat harus

menggunakan pendekatan menyeluruh, multidisiplin dan

lintassektoralsertamementingkanusaha-usahapromotif,

preventif, protektifdan pembinaankesehatan.

Pasal 10: Upaya pembinaan kesehatan masyarakat

hendaknya didasarkan kepada

fakta-fakta

ilmiah yang diperolehdarikajian-kajianataupenelitian-penelitian.

Pasal 11: Dalam Pembinaan kesehatan masyarakat, hendaknya mendasarkan kepada prosedur dan langkah—

langkah yangprofesionalyang telah diuji melalui

kajian-kajianilmiah.

Pasal 12: Dalam menjalankantugasdan fungsinya harus bertanggung jawab dalam melindungi, memlihara dan meningkatkan kesehatanpenduduk.

Pasal 13: Dalam menjalankantugasdanfungsinya harus

berdasarkan antisipasi ke depan, baik dan menyangkut masalah kesehatan maupun masalah lain yang

berhubunganataumempengaruhikesehatanpenduduk.

Kewajiban Terhadap

Profesi

Kesehatan Lain dan

Profesi

di

LuarBidangKesehatan

Kewajiban teradap profesi kesehatan lain atau profesi

lainnya merupakan Bab-Ill dari kode etik kesehatanmasyarakat.

Bab-Illini terdiri dari2 pasal,yaitu"

Pasal 14: Dalam melakukantugas dan fungsinya, harus

bekerjasama dalam salingmenghormati dengan anggota

profesi lain, tanpa dipengaruhi oleh pertimbangan-pertimbangan keyakinan, agama, suku, golongan, dan

sebagainya.

82

I

Etika Profesi Kesehatan

Pasal 15: Dalam melakukan tugas dan fungsinya

bersama-sama denganprofesilain, hendaknya berpegang pada

prinsip-prinsip:

kemitraan, kepemimpinan, pengambilanprakarsa dan kepeloporan.

Kewajiban Terhadap Profesinya

Kewajiban terhadap profesi tennasuk pada Bab-IV dari

kode etik kesehatanmasyarakat.Secara rinci daoat dilihat:

Pasal 16: Ahli Kesehatan masyarakat hendaknya bersikap proaktifdan tidak menunggu dalam mengatasi masalah.

Pasal 17: Ahli kesehatan masyarakat hendaknya senantiasa memelihara dan meningkatkan profesi

kesehatanmasyarakat.

Pasal 18: Ahli kesehatan masyarakat hendaknya senantiasa berkomunikasi, membagi pengalaman dan

saling membantu di antara anggota profesi kesehatan masyarakat.

Kewajiban terhadapDiriSendiri

Kewajiban terhadap diri sendiri dituangkan sebagai kode etik kesehatan masyarakat Bab-V, yang terdiri dari 20 pasal,

yaitu:

Pasal 19: Profesi Kesehatan masyarakat harus

memeliharakesehatannya agardapat melaksanakantugas

danprofesinya dengan baik.

Pasal20:Ahlikesehatanmasyarakat senantiasa berusaha untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya
(10)

Etika Profesi Kesehatan

sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Penutup

Bab penutupkode etikkesehatanmasyarakatmerupakan janjiatauikrar untukmentaatietika profesi(pasal 21):

Pasal 21: Setiap anggota profesi kesehatan masyarakat

dalammelaksanakantugasnya sehari-hariharusberusaha

dengan sungguh-sungguh memegang teguh kode etik

kesehatanmasyarakatIndonesiaini.

Kesimpulan

Profesi kesehatan masyarakat harus dapat meyakinkan masyarakat terhadap integritas mereka dalam menjalankan profesinya. Begitu juga sebaliknya, masyarakat harus merasa

yakin bahwaprofesi kesehatan masyarakat mampu memberikan solusi, usulan,

langkah-langkah

dalam pencegahan dan pengendalianpenyakitmelaiuicara-promotifdanpreventifsesuai

kebutuhan,etika,normayang ada dimasyarakat.

Palingpentingbahwaprofesikesehatanmasyarakatdapat

miliki kepercayaan di masyarakat, pekerjaan yang sedang dilakukan atas namasendiri secara professional.Olehkarenaitu, profesikesehatanmasyarakatdapat dipercayadandapatmembela

apa yang mereka percaya, dengan tujuan untuk mewujudkan

keadilansosialdanmeingkatkanderajatkesehatanmasyarakat.

84

Etika ProfesiKesehatan

Kepustakaan

Canadian Institutesof Health Research-Institute ofPopulation

and Public Health (CIHR-IPPH) (2012). Populationand

Public HealthEthics:Cases

from

Research, Policy, and Practice,Toronto: University ofTorontoJointCentrefor

Bioethics; Available from:

http://www.jointcentreforbioethics.ca/pubIications/docum

ents/Population-and-Public-Health-Ethics-Casebook-ENGLISH.pdf.

Hann,A. (2010) Publichealth ethics andpractice,New York: ThePolicyPress.

Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) (2013) Kode Etik

Profesi

Kesehatan Masyarakat Indonesia, Jakarta: PP IAKMI.

Kass N.E. (2001) 'An ethics framework for public health',

AmericanJournal

of

PublicHealth, 91(11):1776-82. Winslow, C.E. (1920) 'The untilled fields of public health',

Science,51(1306):23-33

.

(11)

mr.

ittf unsur

Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah

kesejahteraan yangharus diwujudkansesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia

yaituuntuk memeliharadan meningkatkan derajatkesehatanyangparipurna dan merata.Untukmemelihara dan meningkatkan kesehatan tersebut perludilakukan

bermacam kegiatan mulai dari mencegah dan mengobati penyakit, serta

memulihkankesehatanbaik peroranganataupunkelompokataupunmasyarakat.

Untukmenjalankan fungsi kegiatan pelayanankesehatanitu, di Indonesia saat ini terdapat 29 organisasi profesi kesehatan; mulai dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) hinggaAsosiasi RefraksiOptisien. Semua profesitersebut dalam

menjalankan profesinya,pengemban profesi telahmempunyaikode etikprofesi yang harus dipedomani. Meskioun struktur dan filosofi etik profesi di bidang

kesehatanumumnyatidak jauh berbeda,namundalam kodeetik setiapprofesi terdapat ketentuan yangmemuat tentangkewajibanumum,kewajiban terhadap pasien, kewajiban terhadaptemansejawat dan kewajiban terhadap dirisendiri

yanglebih spesifik untuk profesinya masing-masing.

Sudah selayaknya, setiap profesiberbuat dan bertindakdalam kerangka

etika profesi mengacu kepada kode etik profesinya tersebut. Dengan

mengamalkan kode etik profesi dalam memberikan pelayanan kesehatan

kemungkinan berbenturan dengan konsumen (pasien/ klien) dapat dihindari.

Begitu juga konflik intradan antarprofesidapat dicegah. Dalam kerangka itulah

buku ini hadirdihadapan pembaca,yang ditujukan bagisegenapprofesi kesehatan. Namun tentunya,tidaktertutup peluang bagisiapa sajayangingin mengetahui landasan etika profesikesehatan.

Bekerjasamadengan

FakultasKedokteranUniversitasAndalas(FK-Unand)Padang

Penerbit Deepublish(CV BUDI UTAMA)

Jl. Elang6No.3,Drono, Sardonoharjo,Ngaglik, Sleman Jl. Kaliurang Km 9,3 Yogyakarta55581

Telp/Fax: (0274) 4533427

Email : deepublish@ymail.com

Q|PenerbitDeepublish www.deepublish.co.id @deepublisher

Etika Profesi ISBN bD22ADEE0-4

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pembagian harta gono- gini atau harta bersama setelah terjadi perceraian dan seberapa pentingnya perjanjian

Metode yang digunakan adalah Automatic Repeat reQuest (ARQ), atau dikenal juga sebagai Automatic Repeat Query, adalah sebuah motode error correction untuk transmisi data

Holcim Indonesia Tbk merupakan satu-satunya perusahaan yang diprediksi mengalami masalah keuangan dihitung dengan metode Altman Z-Score dengan hasil tahun 2014 berada pada

 Bil Anggota Kawasan Nama Jabatan Trk Cabutan No1. 28678 BESERAH NOR SUJILAWATI

Rendahnya populasi mangsa (dengan jumlah total 86 ekor) pada kanopi tanaman jeruk (Affandi 2007) menyebabkan tungau predator yang bersifat generalis mencari mangsa alternatif

MENTERI PERHUBUNGAN, MENTERI/ PIMPINAN LEMBAGA TERKAIT, GUBERNUR, BUPATI/WALIKOTA, DAN PENYEDIA JASA TRANSPORTASI WAJIB MENEMPATKAN SDM YANG MEMILIKI KOMPETENSI

Berdasarkan dari kerangka pemikiran yang telah diuraikan dan tujuan dari penelitian, maka penulis mengambil suatu hipotesis yang akan diuji kebenarannya sebagai berikut :

Dampak terbesar dari tujuan tergantung pada seberapa besar peningkatan gaji, promosi, dan penghargaan yang didasarkan pada pemenuhan tujuan.Karyawan yang dapat mencapai tujuan