• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sifat Mekanis Komposit Berpenguat Serat Tapis Kelapa Sebagai Bahan Alternatif Bumbung Gender Wayang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sifat Mekanis Komposit Berpenguat Serat Tapis Kelapa Sebagai Bahan Alternatif Bumbung Gender Wayang."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Prosiding Konferensi N

Prof

Pr

Pro

Dra. Ida A

Prof

Prof.

Prof. Ir

Prof.

Prof.Ir. IA Dwi Gi

Ir. IN Ar

Dr.

Hak Cipta @ 2013 oleh KNEP I

Dilarang mereproduksi dan m

media apapun tanpa seijin Juru

Dipublikasikan dan didistr

Udayana, Kampus Bukit Jim

i

IS

nsi Nasional Engineering Perhotela

27 – 28 Juni, 2013

Ketua Editor

Dr. Ir. I K. G. Sugita, MT.

Editor Pelaksana

Ainul Ghurri, S.T., M.T., Ph.D.

I Made Gatot Karohika, S.T., M.T.

I Ketut Adi Atmika, S.T., M.T.

I G. Teddy Prananda, ST., MT.

Dr. I Made Parwata, ST., MT.

Penyunting Ahli

Prof.Dr. Tjok Gd. Tirta Nindhia (UNUD)

Prof.Dr. ING Antara M.Eng. (UNUD)

Prof.Dr.Ir. IGB Wijaya Kusuma (UNUD)

Prof Johny Wahyuadi M, DEA (UI)

Fauzun, S.T., M.T., Ph.D. (UGM)

Ida Ayu Suryasih, M.Par .(Pariwisata,UNUD)

Prof. Dr. Kuncoro Diharjo, ST,MT. (UNS)

Dr Sularjoko (UNDIP)

Dr Caturwati (UNTIRTA)

rof.Dr.Ing. Mulyadi Bur (Sekjen BKSTM)

f. Ir. I Nyoman Sutantra M.Sc., Ph.D. (ITS)

rof.Ir. ING Wardana, M.Eng., Ph.D. (UB)

i Giriantari, MEng.Sc., Ph.D. (Teknik Elektro, UNU

N Arya Thanaya, ME, Ph.D. (T. Sipil, UNUD)

Dr. Ir. I Wayan Surata, MErg (UNUD)

EP IV – 2013 Jurusan Teknik Mesin – Universitas

mendistribusi bagian dari publikasi ini dalam

Jurusan Teknik Mesin – Universitas Udayana.

distribusikan oleh Jurusan Teknik Mesin

it Jimbaran, Bali 80362, Indonesia.

ISSN 2338 - 414X

telan IV – 2013

UNUD)

sitas Udayana.

alam bentuk maupun

(3)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

berkat rahmatNya acara Konferensi Engineering Perhotelan IV (KNEP-IV) bisa

terselenggara dengan sukses pada tanggal 27-28 Juni 2013 di Bali. KNEP-IV ini

diselenggarakan oleh jurusan Teknik Mesin Universitas Udayana dalam rangkaian

kegiatan BKFT ke 48 dan Dies Natalis ke 51 Universitas Udayana, didukung oleh

Badan Kerjasama Teknik Mesin (BKSTM) seluruh Indonesia.

KNEP IV – 2013 ini merupakan forum untuk mendiskusikan dan

mengkomunikasikan hasil-hasil penelitian terkini engineering dalam konteks

perhotelan; dan topik-topik pendukung lain dalam lingkup Teknik Mesin. Disamping

itu untuk meningkatkan kerja sama dengan organisasi profesi engineering perhotelan.

Hasil yang dihapakan adalah meningkatnya mutu riset-riset yang akan dilakukan,

meningkatnya daya kompetisi untuk mendapatkan grant penelitian, hubungan yang

baik inter akademisi dan antara akademisi dengan praktisi.

Konferensi ini mengangkat beberapa Grup topik yang meliputi:

1.

Engineering perhotelan (EP)

: manajemen dan optimasi energi, manajemen

air, AC dan Chiller, pompa, perpipaan, maintenance, elektrikal, sistem

pengamanan, boiler, building service, bangunan hemat energi, dll.

2.

Konversi energi (KE)

: Perpindahan panas, mekanika fluida, termodinamika,

sumber energi alternatif.

3.

Teknik

dan

manajemen

manufaktur

(TMM)

: proses permesinan,

pembentukan, fabrikasi, sistem manufaktur, CAD-CAM, otomasi industri,

sistem pengontrolan.

4.

Teknologi, pengujian dan pengembangan material (TPPM)

: Korosi,

pengelasan, pengecoran, polimer dan komposit, analisis kegagalan.

5.

Bidang umum (BU)

: pendidikan Teknik Mesin, metode pengajaran, kebijakan

energi, pengelolaan dampak lingkungan.

Adapun jumlah artikel yang dipresentasikan dalam konferensi ini adalah

sebanyak 87 makalah yang mencakup ke lima topik di atas.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Keynote speaker, para akademisi,

peneliti, praktisi dan professional di bidang perhotelan yang telah mengirimkan

artikelnya, serta semua pihak yang meliputi panitia pengarah, panitia pelaksana,

scientific committee dan sponsor yang telah terlibat dan membantu terselenggaranya

kegiatan ini dengan sukses.

Denpasar, Bali 28 Juni 2013

(4)

iii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar

ii

Daftar Isi

iii

Makalah KNEP IV - 2013

iii

Grup Engineering Perhotelan

EP02

Studi perencanaan atap panel surya di hotel The Royale Krakatau Cilegon - Zawahar Islamy, Agung Sudrajad.

1

EP04

Aplikasi teknologi radio frequency identification (RFID) pada sistem monitoring kehadiran karyawan terintegrasi dengan teknologi informasi (TI) - N.M.A.E.D. Wirastuti, IGAK Diafari Djuni

5

Grup konversi energi

KE01

Kaji eksperimental penurunan tekanan air dalam filter pasir aktif - Toto Supriyono, Herry Sonawan, Rizal A. P.

13

KE02

Koefisien Perpindahan Panas dan Kerugian Jatuh Tekanan Aliran di dalam Pipa - Rr. Sri Poernomo Sari, T. Aswinsyah Hassan, D. Saputra, R. Malau

21

KE03

Pengaruh variasi pembebanan terhadap efisiensi ideal dan aktual trubin gas unit Y.Z pada PLTGU X - Yusvardi Yusuf, Santoso Budi, dan Ian Hardiyanto

27

KE04

Metoda pengukuran performansi pengujian turbin angin di terowongan angin - Subagyo

33

KE05

Studi Eksperimental Medan Aliran Hilir Dibelakang Internal Flow Double Skewed Wall Cyclone (IFC2SW) - Gede Widayana, Herman Sasongko

37

KE06

analisa performa mesin dengan biodiesel terbuat dari virgin coconut oil pada mesin diesel -

Annisa Bhikuning

43

KE07

Pengaruh bentuk mur pengunci impeller terhadap karakteristik pompa sentrifugal tipe aliran radial - Allo Sarira Pongsapan, Syamsul Arifin, Syukri Himran, Hafrison Salamba

49

KE08

Studi eksperimental pemanfaatan temperatur gas buang dari kendaran bermotor roda dua untuk pemanas kotak makanan pada layanan pesan antar (delivery service box) - Ismail Thamrin, Surya Hadi

59

KE09

Analisa karakteristik kebisingan yang ditimbulkan oleh rem drum kendaraan bermotor -

Zulkarnain

(5)

iv

KE11

Frekuensi pola aliran Vortex disekitar geometri dek jembatan - Subagyo

71

KE12

Peningkatan Kinerja Sepeda Motor 4 Tak Dengan Menambahkan Bubble Water Injection Pada Ruang Bakar Motor - NK. Caturwati

79

KE13

Studi karakteristik bahan bakar solar emulsi air - Agung Sudrajad, Ahmad Gofur.

85

KE14

Studi kemampuan tanaman rumah dalam penyerapan panas matahari untuk mengatasi panas local - Ahmad Syuhada dan Dharma Dawood

89

KE15

Waktu Ekstraksi Polutan Formaldehyde oleh Ventilasi Mekanik Aliran Sederhana, Bagian Kamar Tidur 1 untuk Rumah Tinggal dengan Menggunakan Simulasi untuk Kondisi Cuaca Perancis dan Indonesia - Dwinanto, Erni Listijorini

97

KE16

Analysis of rewetting time and temperature distributions during cooling process in vertical rectangular narrow channel - IGN. Bagus Catrawedarma, Indarto, Mulya Juarsa

103

KE17

Pemanfaatan energi angin pantai Anyer sebagai pembangkit listrik skala kecil – Erwin, Slamet Wiyono,Andri nofa

109

KE18

Simulasi numerik pemisahan aliran dingin-panas di dalam tabung vortex - Radi Suradi K, Sugianto

115

KE19

Karakterisasi sifat biolistrik lengkeng diamond river (dimocarpus longan) tambulampot terhadap perbedaan cuaca hujan dan tidak hujan - Hamdan Akbar Notonegoro, Rina Lusiani, Najmi Firdaus

123

Ke20

Pengujian nozzle flow meter sederhana dengan variasi rasio diameter - Ainul Ghurri, AA Adhi Suryawan dan IG Teddy Prananda Surya

129

KE21

Analisis performansi kolektor surya terkonsentrasi menggunakan receiver berbentuk silinder -

Ketut Astawa, I Ketut Gede Wirawan, I Made Budiana Putra

137

KE22

The influence of compression ratio to performance of four stroke engine with used arak bali as a fuel - IGK. Sukadana, IKG. Wirawan

145

KE23

Study eksperimental geometri sirif kondensor terhadap unjuk kerja refrigerator - IGA Kade Suriadi, IGK. Sukadana

153

KE24

Pengaruh Besar Butiran Biji Jarak Dan Arang Sekam Padi Pada Briket Dengan Perekat Kanji Dan Tanah Liat Terhadap Kadar Air, Nilai Kalor Dan Laju Pembakarannya - Panca Sunu Pamungkas , I Wayan Joniarta, Made Wijana

(6)

v

KE25

Pengaruh Penggunaan Cdi Standard Dangan Programmable Cdi terhadap Performance Sepeda Motor Empat Langkah 100 Cc - I GNP Tenaya, I GK Sukadana, Hendra Cipta

167

KE26

Kecepatan Api Laminar Pada Pembakaran Premixed Minyak Jatropha - I.K.G. Wirawan,I.N.G. Wardana, Rudy Soenoko, Slamet Wahyudi

175

KE27

Studi gasifikasi downdraft berbahan bakar biomasa - I Nyoman Suprapta Winaya, Made Sucipta, Nur Khotim Romadan

181

KE28

Evaluasi Sistem Pompa Booster

(Studi Kasus : di PDAM Kota Denpasar) - Made Suarda, I Putu Yasa

189

Grup Teknik dan Manajemen Manufaktur

TMM01

Redesain traktor capung meningkatkan kesehatan dan kepuasan petani di Subak Teba Mengwi Badung - I Ketut Widana

199

TMM02

Proses bubut pada berbagai jenis kayu untuk furniture - Rusnaldy, Achmad Widodo, Norman Iskandar, Berkah Fajar T.K

205

TMM03

Analisa kinerja traksi transmisi standar dan modifikasi pada berbagai kondisi jalan dengan kendaraan Suzuki Escudo 2.0 - Ketut Gunawan, I.N. Sutantra

211

TMM04

Analisa Stabilitas Kendaraan Dalam Rangka Meningkatkan Keamanan dan Kenyamanan Pengendara - Kadek Rihendra Dantes, I.N. Sutantra

219

TMM06

Pengaruh Perubahan Bentuk Bead Panel Kendaraan terhadap Frekuensi Alamiah pada Kondisi Batas Bebas-bebas - Sukanto I Made Miasa, R. Soekrisno

227

TMM07

Kaji Teoritik dan Eksperimental Defleksi Balok Dengan Penampang Yang Tidak Seragam - Mukhtar Rahman, Hammada Abbas, Ivonne Fredrika Yunita Polii

233

TMM08

Mesin pengasah batu permata - M. Yusuf dan Made Anom Santiana

241

TMM09

Online monitoring keausan cutting tool menggunakan audio signal - Ahmad Atif Fikri dan Muslim Mahardika, Teguh Pudji Purwanto, Andi Sudiarso, Herianto

247

TMM10

Pendekatan baru penentuan kemudahan proses m-EDM dengan menggunakan analisis dimensional teorema Buchingham π - Nidia Lestari dan Muslim Mahardika

(7)

vi

TMM11

Identifikasi, pemodelan dan kompensasi ketidaktelitian pada konstruksi mesin CNC milling mini 5-axis tipe tilt – rotary table - Eri Yulius Elvys, Herianto, Subarmono

259

TMM12

Analisa bentuk profil dan dimensi supporting profile terhadap defleksi dan tegangan pada base kondensor unit - Purna Anugraha Suarsana , Ahmad Hanif Firdaus, Ismi Choirotin, Moch. Agus Choiron

265

TMM13

Simulasi 2D dan 3D pada proses multi-pass equal channel angular pressing (ECAP) - Khairul Anam, Moch. Agus Choiron

273

TMM14

Pemodelan hyper elastic material untuk pengembangan desain baru gasket karet - Fikrul Akbar Alamsyah, Moch. Agus Choiron

279

TMM15

Analisa lebar kontak dan tegangan kontak untuk pengembangan desain gasket tipis - Moch. Agus Choiron, Avita Ayu Permanasari, I Made Gatot Karohika

285

TMM16

Analisis kekuatan struktur pallet menggunakan metode elemen hingga - Tria Mariz Arief, Sugianto

291

TMM17

Analisa kekuatan desain meja kursi lipat dengan simulasi computer - Jatmoko Awali, Dicky Adi Tyagita, dan Moch. Agus choiron

299

TMM19

Perancangan trolli barang yang ergonomis dan efisien untuk pramuniaga pertokoan Glodok Jakarta - I Wayan Sukania, Silvi Ariyanti, Ivan Wibowo

305

TMM20

Proses produksi pembuatan kapal layar phinisi untuk meminimalkan waktu produksi dengan model pert ( programming evaluation dan review technique ) - dirgahayu lantara

311

TMM21

karakteristik traksi dan kinerja transmisi pada sistem gear transmission dan gearless transmission - A.A.I.A. Sri Komaladewi, I Ketut Adi Atmika

319

TMM22

analisis sistem pengapian : distributor ignition system dan distributorless ignition system sebagai upaya meningkatkan kualitas pembakaran - Liza Rusdiyana, Bambang Sampurno, Syamsul hadi, I.N. Sutantra

325

TMM23

the dexterous of smooth motion for a three fingered robot gripper – Wayan Widhiada, S.S.Douglasand J.B.Gomm

333

TMM24

Teknologi Tepat Guna Peralatan Sterilisasi Baglog untuk Meningkatkan Kualitas Produk Jamur Tiram pada UKM Jamur Tiram Pacet Mojokerto - Liza Rusdiyana, Eddy Widiyono, Suhariyanto

(8)

vii

TMM25

Aplikasi Electronic Control MODULE (ECM) pada pengendalian emisi gas buang - I Ketut Adi Atmika

349

Grup Teknologi, Pengujian dan Pengembangan Material

TPPM01

Pengaruh perlakuan quench temper 600oC ,640oC, 690oC dan pengelasan terhadap sifat mekanik dan struktur mikro baja perkakas untuk aplikasi mold dan dies - Abdul Azis

355

TPPM02

Analisis karakteristik getaran pada balok jepit bebas yang terbuat dari material komposit serat bamboo - Hammada Abbas dan Mukhtar Rahman

361

TPPM03

Penerapan metode sentrifugal pada proses pengecoran produk komponen otomotif dalam rangka peningkatan fasilitas praktikum di Laboratorium Bahan dan Metalurgi Polban - Waluyo M Bintoro, Undiana B, dan Duddy YP

369

TPPM04

Kekuatan tarik komposit matrik polimer berpenguat serat alam bambu gigantochloa apus jenis anyaman diamond braid dan plain weave - Sofyan Djamil, Sobron Y Lubis, dan Hartono

377

TPPM05

Analisis perubahan laju korosi dan kekerasan pada pipa baja ASTM A53 akibat tegangan dalam dengan metode C-ring - Johannes Leonard

385

TPPM06

Pengaruh proses penghalusan butir dengan metode pengerolan panas terkontrol dan pengerolan dingin-anil terhadap struktur mikro baja SCM 445 - I Gusti Bagus Eka Nitiya

389

TPPM07

Penambahan cil pada desain sistem saluran (gating system) low pressure die casting (LDPC) untuk mereduksi kebocoran akibat hole pada produk kran hotel dengan simulasi Procast V2008 -

Muhammad Fitrullah, Koswara, dan Ricky Parmonangan

395

TPPM08

Analisis J-Integral dengan ADVENTURE System - Irsyadi Yani

405

TPPM09

Aplikasi Multichart Diagram Dalam Desain Dan Manufaktur Tungku Pengecoran Kuningan CuZn30 Menggunakan Bahan Bakar Briket Batubara Kalori Rendah - Diah Kusuma Pratiwi

411

TPPM10

Seal performance of centrifugal pump mechanical seals - Cokorda Prapti Mahandari, Ariyanto

419

TPPM11

Pengaruh komposisi larutan, variasi arus dan waktu proses pelapisan Chrome pada plastik ABS terhadap kekerasannya - Ahmad Zohari, Kusmono, Soekrisno

425

TPPM12

Pengaruh Perlakuan Alkali pada Kekuatan Tarik Serat Kenaf - Henny Pratiwi, R. Soekrisno, Harini Sosiati

(9)

viii

TPPM13

Peningkatan kekuatan tekan dan impak material rotan dengan proses laminasi resin epoksi -

Agustinus P.Irawan, Frans J. Daywin, Fanando, Tommy A.

433

TPPM14

Perancangan dan pembuatan cetakan sampel multi komposisi untuk aplikasi blok rem komposit kereta api - Agus Triono, IGN Wiratmaja Puja, Satryo Soemantri B., Aditianto R.

437

TPPM16

Sifat mekanik dan struktur mikro paduan cu-sn bahan genta dengan metode investment casting – I Made Gatot Karohika, I Nym Gde Antara.

441

TPPM17

Sifat Mekanis Komposit Berpenguat Serat Tapis Kelapa Sebagai Bahan Alternatif Bumbung Gender Wayang - I Putu Lokantara, Ngakan Putu Gede Suardana, I Made Gatot Karohika

449

TPPM18

Pengaruh Komposisi Penguat SiC Wisker dan Al2O3 pada Aluminium Matrix Composite (AMC) terhadap Kekerasan Setelah Proses Sintering - Ketut Suarsana, Rudy Soenoko, Agus Suprapto, Anindito Purnowidodo, Putu Wijaya Sunu

459

TPPM19

Karakterisasi serbuk hasil produksimenggunakan metode atomisasi - M. Halim Asiri

465

TPPM20

identifikasi unsur utama penyusun permukaan bahan baja ringan dengan laser-induced breakdown spectroscopy (libs) - Hery Suyanto

473

TPPM21

Karakteristik kekuatan bending komposit polyester diperkuat serat pandan wangi dengan filler serbuk gergaji kayu 5% - Nasmi Herlina Sari, IGNK Yudhyadi, Emmy Dyah S

477

TPPM22

Analisa kekuatan impact komposit serat pandan wangi-polyester dengan filler serbuk gergaji kayu - IGNK Yudhyadi, Nasmi Herlina Sari

487

TPPM23

Distribusi Kekerasan Baja AISI 1045 Akibat Pemberian Proses Pack Carburizing dengan Media Karburasi Arang Batok Kelapa dan Arang Tulang Sapi - Dewa Ngakan Ketut Putra Negara, I Ketut Gde Sugita, I Dewa Made Kirshna Muku

495

TPPM24

uji fourier transform infrared spectroscopy tentang pengaruh perlakuan naoh dan koh pada serat arenga pinnata - Nitya Santhiarsa,Eko Marsyahyo, Achmad Assad Sonief, Pratikto

503

TPPM25

Keausan cylinder liner blok mesin kendaraan roda dua akibat beban kontak ring piston - I Made Widiyarta, Tjok Gde Tirta Nindhia dan Arif Widyanto

513

TPPM26

Analisis kegagalan Korosi Pada Tangki Penyimpan Air Panas Terbuat Dari Baja Nirkarat - Tjokorda Gde Tirta Nindhia, I Putu Widya Semara , I Wayan Putra Adnyana, I Putu Gede Artana

(10)

ix

TPPM27

Kekuatan Tarik dan Lentur Komposit Berpenguat Serat Bambu Orientasi Acak yang Dicetak dengan Teknik Hand Lay-Up - I Wayan Surata, I Putu Lokantara, Adhika Rakhmatullah

523

TPPM28

Fenomena beating padagamelan Bali sebagai local genius akustik musik tradisionalBali. -

I Ketut Gede Sugita, I Made Kartawan

529

TPPM29

Karakteristik sifat tarik dan mode patahan komposit polimer dengan penguat serat sabut kelapa -

I Made Astika, I Putu Lokantara, I Made Gatot Karohika dan I Gusti Komang Dwijana

535

TPPM30

Penerapan model ergo termal injektor udara pembakaran dapat mempercepat proses peleburan perunggu serta mengurangi kadar polutan pada perajin gamelan Bali di desa Tihingan –

Priambadi,Si Putu Gede Gunawan Tista

543

TPPM31

Sifat tarik komposit unsaturated polyester serat sisal local - NPG. Suardana, I Made Astika , Ikhsan Dwi Gusmanto

549

Grup Bidang Umum

BU01

Analisis profesionalisme lulusan Program Studi Teknik Mesin Politeknik Negeri Bali yang bekerja pada industry - Made Anom Santiana dan M. Yusuf

555

BU02

Tingkat Pencemaran Udara Pada Areal Parkir Bawah Tanah

Di Kota Denpasar - Cok Istri Putri Kusuma Kencanawati dan AAIA Sri Kumala Dewi

561

BU03

Penerapan desain sistem pembelajaran melalui model contextual teaching learning (CTL) untuk meningkatkan kualitas dan efektifitas pembelajaran mata kuliah fisika dasar II - I Made Dwi Budiana Penindra, I Gede Teddy Prananda Surya

565

BU04

Pengembangan media pembelajaran berbasis komputer guna meningkatkan pemahaman mahasiswa pada mata kuliah aljabar linier – I Made Gatot Karohika dan I Gusti Ngurah Putu Tenaya

571

BU05

Pembelajaran Ilmu Metrologi Industri Dengan Student Centered Learning Dan Multimedia - I Gede Putu Agus Suryawan

577

(11)

Prosiding Konferensi Nasional Engineering Hotel IV, Universitas Udayana, Bali, 27-28 Juni 2013

449

Sifat mekanis komposit berpenguat serat tapis kelapa sebagai bahan alternatif

bumbung gender wayang

I Putu Lokantara, Ngakan Putu Gede Suardana, I Made Gatot Karohika

Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Udayana, Denpasar, Indonesia lokantara_santri@yahoo.com

Abstrak

Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan bahan pengganti bambu untuk bumbung gender wayang. Bahan penelitian adalah serat tapis kelapa berukuran 5 mm, 10 mm dan 15 mm yang diberi perlakuan NaOH selama 2 jam, polyester jenis Yukalac 157 BQTN, hardener jenis MEKPO, dan Gliserin. Spesimen uji komposit dibuat dengan teknik Hand lay-up. Fraksi volume serat 20%, 25%, 30%, Uji impact standar ASTM D256, Uji Three Point Bending standar ASTM D790, Uji Tarik standar ASTM D3039.

Hasil penelitian uji bending tidak terlihat trend yang jelas pada panjang serat 5 mm, 10 mm, 15 mm dan fraksi volume 20%, 25%, 30%, terhadap kekuatan lenturnya. Secara statistik tidak terlihat ada pengaruh yang significant dari variasi fraksi serat dan panjang serat terhadap kekuatan lentur komposit. Spesimen bambu memiliki kekuatan lentur dua setengah kali lebih tinggi dibandingkan komposit. Pada pengujian tarik terlihat trend kekuatan tarik yang meningkat seiring meningkatnya fraksi volume serat maupun panjang serat. Tegangan tarik tertinggi pada komposit dengan panjang serat 15 mm dengan fraksi volume 30% sebesar 25,75 MPa. Kekuatan tarik komposit tiga kali lebih rendah dibandingkan kekuatan tarik bambu. Hal ini disebabkan karena serat-serat yang teratur dan panjang pada bambu mampu menahan beban yang lebih baik dibandingkan dengan komposit. Hasil Uji impact komposit menunjukkan trend peningkatan kekuatan impact seiring dengan bertambahnya fraksi volume serat dan panjang serat. Kekuatan impact tertinggi pada komposit dengan panjang serat 15 mm dengan fraksi volume 30% sebesar 0.0255 Nm/mm2. Dibandingkan dengan bahan bambu yang memiliki kekuatan impact 0.0246 Nm/mm2, kekuatan impact komposit dengan komposisi panjang serat 15 mm dan fraksi volume 30% sudah dapat mengimbangi kekuatan impact dari bambu. Hal ini merupakan indikasi yang berguna untuk penelitian berikutnya dimana bambu yang mengalami beban impact bisa digantikan materialnya dengan menggunakan komposit dengan komposisi fraksi volume serat 30% dan panjang serat 15 mm.

Kata kunci: gender, komposit, fraksi volume, uji tarik, uji bending, uji impact

1. Pendahuluan

Gender biasa digunakan sebagai pada kegiatan seperti pernikahan, upacara tiga bulanan, juga digunakan mengiringi pertunjukan wayang kulit. Saat ini wisatawan banyak yang tertarik mempelajari alat musik ini. Bumbu yang digunakan sebagai bahan gender merupakan bambu khusus yang dipilih sehingga dapat menghasilkan nada yang baik. Bambu adalah bahan alami yang memiliki sifat yang mudah menyerap uap air dan perubahan suhu, sehingga mudah retak, mengkerut atau mengembang serta menjadi tempat bagi serangga sejenis ngengat yang mengakibatkan rusaknya bumbung sehingga mengurangi kualitas suara gender yang dihasilkan.

Penggunaan serat alami sebagai penguat komposit merupakan terobosan penting dalam menggeser penggunaan serat sintetis ataupun bahan logam lainnya yang dari segi ekonomisnya jauh lebih mahal. Penggunaan serat alam memiliki beberapa keunggulan seperti memiliki spesifikasi kekuatan dan modulus yang baik, murah dari segi ekonomi, massa jenis lebih rendah, proses pengolahan yang lebih sederhana, jumlahnya

melimpah, tidak mengganggu pernafasan serta lebih aman untuk lingkungan[1]

Para peneliti di bidang material juga sudah mencoba menggunakan komposit berpenguat serat alam yakni menggunakan komposit berpenguat serat limbah pisang sebagai bahan interior otomotif dan pesawat terbang. Penelitian lain menyebutkan bahwa limbah serat sawit memiliki kekuatan dan regangan tarik yang lebih besar daripada matrik polyester dan treatment Alkali (NaOH 5%) pada serat alami meningkatkan kristanilitas, yang disebabkan oleh hilangnya lignin, lapisan lilin dan kotoran lainnya pada permukaan serat[2]. Keunggulan-keunggulan yang dimiliki oleh komposit berpenguat serat alam juga memberikan inspirasi untuk melakukan penelitian pada serat tapis kelapa. Serat tapis kelapa sekarang ini banyak dikembangkan untuk berbagai macam keperluan dari bahan baku industri karpet, jok dan dashboard mobil, kasur dan masih banyak lagi. Penelitian komposit polyester dengan penguat serat tapis kelapa panjang 10 mm dengan perendaman NaOH 5% selama 2 jam, 4jam, dan 6 jam. Kekuatan tarik dan bending tertinggi diperoleh pada komposit pada perendaman selama 2 jam yaitu masing-masing 58.8 Mpa dan 125.98 Mpa[3]. Penelitian komposit poliester berpenguat serat tapis lembaran diperoleh hasil bahwa kekuatan tarik dan lentur tertinggi dicapai oleh komposit dengan perlakuan

serat 4 jam yaitu masing-masing 48.49 MPa dan 109.07 Mpa, sedangkan untuk serat yang di-chop kekuatan tarik

dan lentur maksimum (58.8 MPa dan 125.98 MPa.) diperoleh pada perendaman serat 2 jam[4].

Sehingga dari latar belakang diatas maka akan diteliti komposit poliester berpenguat serat tapis kelapa sebagai alternatif untuk pengganti bumbung bambu gender. Penelitian tahun I adalah untuk menentukan

(12)

Prosiding KNEP IV 2013

• ISSN 2338 - 414X

450

ini digunakan serat tapis kelapa di-chop dengan panjang 5 mm, 10 mm, 15 mm dengan fraksi volume 20%, 25%, 30% dan diberi perlakuan NaOH.

2. Metodologi Penelitian

2.1. Bahan dan Alat

a. Bahan

 Tapis kelapa

 Bahan untuk matrik adalah Polyester(UPRs) jenis Yukalac 157 BQTN.

 Hardener metil etil keton peroxide jenis MEKPO, .

 Bahan kimia untuk perlakuan terhadap Tapis kelapa adalah NaOH 5%.

 Pelapis (coating) untuk memberikan lapisan pada cetakan agar material benda kerja tidak lengket dengan cetakan.

b. Alat-alat

 Cetakan spesimen uji yang terbuat dari kaca dengan ukuran lubang dalam adalah 300 mm x 300 mm.

 Cetakan aluminium untuk pembuatan bungbung komposit.

 Mesin pemotong spesimen

 Gunting untuk memotong Tapis kelapa, sarung tangan.

 Alat uji bending (three point bending), alat uji impact, alat uji tarik

2.2. Langkah penelitian Pembuatan Komposit

 Tapis Kelapa dikeringkan secara alami untuk menghilangkan kadar air.

 Bersihkan tapis kelapa dari kotoran ataupun getah yang masih menempel untuk memudahkan

proses pemisahan serat.

 Pisahkan tapis kelapa hingga menjadi serat-serat terpisah.

 Potong tapis kelapa yang sudah dipisah-pisah masing-masing berukuran 5, 10 dan 15 mm secara

memanjang dan cari fraksi volumenya 20%, 25%, 30%

 Rebus serat tapis yang sudah dipotong pada temperatur 1000 C selama 1 jam untuk

menghilangkan debu dan kotoran yang melekat pada serat tapis.

 Bilas dengan air bersih agar serat menjadi bersih, kemudian keringkan dalam oven selama 12 jam

pada temperatur 700 C

 Rendam masing-masing tapis kelapa yang telah dipotong-potong tersebut ke dalam zat kimia 5%

NaOH selama 2 jam kemudian bilas dengan air sampai bersih.

 Kemudian keringkan kembali potongan serat tapis kelapa di dalam oven selama 12 jam pada suhu

700 C.

 Lapisi cetakan kaca dengan Gliserin agar resin tidak melekat pada cetakan, ratakan dengan tisu untuk menipiskan lapisan Gliserin.

 Tempatkan bingkai cetakan sesuai dengan tebal komposit yang akan dibuat

 Campurkan resin dengan 1% hardener dalam gelas ukur yang disediakan dan catat volume

campuran setiap penuangan.

 Campuran polyester-hardener dituangkan secara uniform sebagai lapisan pertama ke dalam

cetakan, dan lapisan kedua yaitu tapis kelapa diletakkan di atas lapisan pertama. Lapisan kedua

dari campuran polyester ditambahkan sampai mendekati ketebalan yang diinginkan.

 Cetakan yang telah berisi komposit dimasukkan kedalam Vacuum Dessicator sampai tekanan -60

cmHg (Suardana, 2006). Tujuannya untuk menghilangkan gelembung-gelembung udara dan uap air yang terperangkap pada komposit.

 Keluarkan cetakan dari Vacuum Dessicator dan keringkan, setelah benar-benar kering keluarkan komposit dari cetakan.

 Spesimen di Post curing dengan suhu 600 C selama 1 jam untuk memperbaiki cross linking antara

matrik dan seratnya

 Pengamatan Bentuk Fisik Komposit, komposit yang berhasil dicetak, diamati apakah spesimen uji

melengkung. Spesimen uji yang akan digunakan adalah spesimen uji yang tidak melengkung.

Persiapan pengujian mekanis

(13)

Prosiding Konferensi Nasional Engineering Hotel IV, Universitas Udayana, Bali, 27-28 Juni 2013

451

3. Hasil dan pembahasan

3.1. Hasil Perhitungan Uji Impact

Pengujian Impact dilakukan di Laboratorium Logam Jurusan Teknik Mesin Universitas Gajah Mada

Jogjakarta. Berdasarkan pengujian Impact yang telah dilakukan, didapatkan data seperti ditunjukkan pada tabel

3.1

Tabel 3.1 Kekuatan Impact Komposit

Perlakuan Serat Fraksi Volume Bambu NaOH 20% 25% 30%

0.007777550 0.015500031 0.015487836

Panjang Serat 0.011627321 0.015487836 0.011631911

5 mm 0.007779092 0.015484790 0.011625023

0.011625023 0.011636476 0.023227185

0.015472607 0.011634184 0.015487836

Rata-rata 0.010856319 0.013948663 0.015491958

0.011645646 0.027098383 0.015515302

Panjang Serat 0.011634184 0.011634184 0.023231754

10 mm 0.019359795 0.015500031 0.023231754

0.015484790 0.019359795 0.023227185

0.015496992 0.015496992 0.015527528

Rata-rata 0.014724282 0.017817877 0.020146705

0.019359795 0.027098383 0.027103713

Panjang Serat 0.023231754 0.011636476 0.027125054

15 mm 0.011636476 0.027103713 0.030969580

0.015503095 0.027077062 0.019378869

0.023227185 0.023250047 0.023250047

Rata-rata 0.018591661 0.023233136 0.025565452

Bambu 0.0215385 0.0230769 0.0261538 0.0246154 0.0276923

Rata-rata 0.024615

Berdasarkan data di atas, dapat dibuat grafik hubungan antara kekuatan Impact dengan variasi panjang

serat dan variasi fraksi volume serat serta dibandingkan dengan bamboo

Gambar 3.1 Grafik Pengaruh variasi panjang serat dan Fraksi volume terhadap kekuatan Impact komposit

3.2. Pembahasan Uji Impact

Dari Gambar 3.1 terlihat bahwa ada trend peningkatan kekuatan impact seiring dengan bertambahnya fraksi volume serat dan bertambahnya panjang serat. Dari Pengujian dan perhitungan data maka didapatkan nilai

kekuatan impact tertinggi pada komposit dengan panjang serat 15 mm dengan fraksi volume 30% sebesar

0

0.005

0.01

0.015

0.02

0.025

0.03

20%

25%

30%

bambu

K

e

ku

a

ta

n

I

m

p

a

ct

(

Nm

/m

m

2

)

Variasi Fraksi Volume Serat

Grafik variasi fraksi volume serat dan panjang serat

terhadap kekuatan impact

5 mm

10 mm

15 mm

(14)

Prosiding KNEP IV 2013

• ISSN 2338 - 414X

452

0.0255Nm/mm2 Sedangkan panjang serat 5 mm dengan fraksi volume 20% didapat nilai kekuatan impact terkecil

sebesar 0.0108 Nm/mm2, dan nilai kekuatan impact dengan panjang serat 10 mm dengan fraksi volume 30%

sebesar 0.0201 Nm/mm2. Dari Gambar 3.1. diatas juga terlihat bahwa kekuatan impact komposit dengan

komposisi panjang serat 15 mm dan fraksi volume 30% sudah dapat mengimbangi kekuatan impact dari bambu. Hal ini menunjukkan indikasi yang berguna untuk penelitian berikutnya dimana bambu yang mengalami beban impact bisa digantikan materialnya dengan menggunakan komposit dengan komposisi fraksi volume serat 30% dan panjang serat 15 mm.

3.3. Hasil Foto Mikro

Berdasarkan Gambar 3.2 terdapat interaksi antara matrik dan serat masih cukup besar berpengaruh terhadap kekuatan impact komposit serat tapis kelapa. dimana terlihat pullout yang disebabkan kerapuhan matrik

yang menyebabkan serat terlepas, rapuhnya matrik disebabkan campuran resin dan catalis kurang sempurna dan pada saat pengadukan yang kurang merata, serta terdapatnya void. dan terlihat juga guratan-guratan matrik (matriks flow) yang masih banyak pada permukaan patahan yang memiliki pengaruh juga terhadap kekuatan

impact komposit tersebut. dan terdapat crack deflection yang disebabkan karena posisi serat pada permukaan patahan miring mengikuti daerah patahan.

Komposit (Ia) PS 5. F 20% Komposit (IIb) PS 10. FV 20%

Komposit (IIIc) PS 15. FV 20%

Gambar 3.2 Foto Mikro pada komposit dengan nilai terkecil dengan pembesaran 10x pada stereo microscope

Pada Gambar 3.3 terdapat perbedaan dimana komposit dengan panjang serat 5 mm dengan fraksi 30% permukaan patahannya tampak lebih gelap yang artinya sudah semakin sedikit terjadinya interaksi antara serat dan matrik terhadap pembebanan pada uji impact, walaupun masih terlihat ada pullout dan matrik flow yang terjadi, kecil pengaruhnya karena jumlah serat dan luas permukaan retakan sudah mengecil. Pada Gambar 3.2 pada komposit dengan kekuatan impact terkecil di daerah patahan terlihat juga partikel-partikel kecil yang menempel pada matrik yang berbentuk seperti pecahan-pecahan kecil, ini diakibatkan karena di daerah yang mengalami pecahan-pecahan kecil masih kebayankan catalis yang disebabkan kurang merata campuran dan saat pengadukan antara resin dengan katalis.

3.3.Uji Bending

Hasil Perhitungan

Pullout

Pullout

Crack Deflection

Crack Deflection

Matriks flow

Crack Deflection

(15)

Prosiding Konferensi Nasional Engineering Hotel IV, Universitas Udayana, Bali, 27-28 Juni 2013

453

Pengujian bending dilakukan di Laboratorium Logam Jurusan Teknik Mesin Universitas Gajah Mada

Jogjakarta. Berdasarkan pengujian Bending yang telah dilakukan, didapatkan data seperti ditunjukkan pada tabel 3.2

Gambar 3.4 Dimensi Spesimen Uji Lentur

Sumber : ( ASTM D790 – 03 )

Tabel 3.2 Tegangan Lentur Komposit

Fraksi Volume Serat Bambu 20% 25% 30%

(Mpa) (Mpa) (Mpa) (MPa)

Panjang Serat 5 mm

56.176 38.802 48.647

46.910 40.539 36.485

45.751 47.489 45.172

42.277 41.698 45.172

37.644 29.536 32.431

Rata-rata 45.751 39.613 41.582

Panjang Serat 10 mm

43.435 38.223 37.644

77.025 28.957 69.496

56.755 39.381 42.856

50.385 34.169 51.543

50.385 55.597 59.072

Rata-rata 55.597 39.265 52.122

Panjang Serat 15 mm

47.489 56.755 40.539

25.482 56.755 52.701

72.971 71.233 43.435

41.698 42.856 45.751

33.011 42.856 49.226

Rata-rata 44.130 54.091 46.331

130.56378

129.6378

131.02677

131.48976

130.10079

Rata-rata 130.5638

100

64

(16)

Prosiding KNEP IV 2013

• ISSN 2338 - 414X

454

Gambar 3.5. Grafik Hubungan Fraksi Volume Serat Terhadap Tegangan Lentur

Pembahasan Uji Lentur

Penelitian sebelumnya yang telah dilakukan (Hariyanto 2009) disimpulkan bahwa kekuatan tarik dan kekuatan impact dipengaruhi oleh fraksi volume serat, semakin tinggi fraksi volume serat maka semakin tinggi pula kekuatannya. Tetapi pada penelitian kali ini tidak terlihat trend yang jelas dari panjang serat 5 mm, 10 mm, 15 mm dan fraksi volume 20%, 25%, 30%, terhadap kekuatan lenturnya.

Kekuatan lentur pada masing-masing fraksi volume serat cenderung merata tetapi dengan panjang serat yang berbeda-beda. Pada fraksi volume 20 % kekuatan lentur tertinggi pada panjang serat 10 mm, pada fraksi volume 25 % kekuatan lentur tertinggi pada panjang serat 15 mm, pada fraksi volume 30 % kekuatan lentur tertinggi pada panjang serat 10 mm. Pada penelitian ini secara statistik tidak terlihat ada pengaruh yang significant dari variasi fraksi serat dan panjang serat terhadap kekuatan lentur komposit.

Dari gambar 5.5 diatas terlihat dengan jelas bahwa specimen bambu memiliki kekuatan lentur dua setengah kali lebih tinggi dibandingkan komposit. Penurunan kekuatan lentur yang terjadi kemungkinan disebabkan kekosongan pada rongga-rongga matrik serta posisi serat yang mengalami Crack deflection pada daerah pembebanan yang mengakibatkan komposit tidak mampu menahan beban. Kemungkinan kedua karena

penggelembungan lembaran komposit tapis kelapa yang mengakibatkan adanya voids. Voids pada suatu material

komposit akan sangat mengurangi kekuatan material tersebut, begitu juga dengan daerah yang kaya matrik karena tidak adanya penguatan pada daerah tersebut.

3.3. Uji Tarik

Pengujian Tarik dilakukan di Laboratorium Logam Jurusan Teknik Mesin Universitas Gajah Mada Jogjakarta.

Gambar 3.7. Dimensi Spesimen Uji Tarik

Sumber : (ASTM D 3039)

Tabel 3.4.Tegangan Tarik Komposit (dalam MPa)

0

20

40

60

80

100

120

140

20%

25%

30%

bambu

K

e

ku

a

ta

n

Be

n

d

in

g

(

M

P

a

)

Variasi Fraksi Volume Serat

Grafik variasi volume serat dan panjang serat terhadap

kekuatan bending

5 mm

10 mm

15 mm

(17)

Prosiding Konferensi Nasional Engineering Hotel IV, Universitas Udayana, Bali, 27-28 Juni 2013

455

Fraksi volume serat Bambu

20% 25% 30%

Panjang serat 5 mm

13.48 18.25 20.28

14.70 14.20 22.47

10.48 18.11 20.44

13.58 16.97 20.12

16.47 18.90 20.97

RATA-RATA 13.74 17.29 20.85

Panjang serat 10 mm

17.37 18.61 23.14

15.98 19.18 24.15

5.53 19.32 21.97

17.34 24.65 21.80

23.46 19.47 19.82

RATA-RATA 15.94 20.25 22.18

Panjang serat 15 mm

17.24 16.22 26.16

17.10 22.64 24.65

15.72 22.30 27.05

16.60 24.10 24.65

20.28 22.64 26.26

RATA-RATA 17.39 21.58 25.75

78.36

75.13 80.93 79.14 77.14

RATA-RATA 78.14

Berdasarkan data di atas, dapat dibuat grafik hubungan antara tegangan tarik dengan variasi panjang

serat dan fraksi volume.

Gambar 3.8. Grafik pengaruh variasi panjang serat dan fraksi volume terhadap tegangan tarik

Dari Gambar 3.8 terlihat trend kekuatan tarik yang meningkat seiring meningkatnya fraksi volume serat maupun panjang serat. Dari data yang ada pada penelitian ini didapatkan nilai tegangan tarik tertinggi

pada komposit dengan panjang serat 15 mm dengan fraksi volume 30% sebesar 25,75MPa. Sedangkan panjang

serat 5 mm dengan fraksi volume 20% didapat nilai tegangan tarik terkecil sebesar 13,74 Mpa. Dibandingkan dengan bambu kekuatan tarik komposit tiga kali lebih rendah. Hal ini disebabkan karena pada bambu serat-seratnya teratur dan panjang yang mampu menahan beban yang lebih baik dibandingkan dengan komposit. Pada komposit, orientasi serat dibuat acak agar mampu menahan beban tarik yang lebih merata kearah memanjang dan arah melebar.

0

20

40

60

80

100

5 mm

10 mm

15 mm

bambu

Kek

u

at

an

T

ar

ik

(MP

a)

Variasi Fraksi Volume Serat

Grafik Variasi Fraksi Volume Serat dan Panjang

Serat Terhadap Kekuatan Tarik

20%

25%

30%

(18)

Prosiding KNEP IV 2013

• ISSN 2338 - 414X

456

Hasil Foto Mikro

Komposit 5 mm - 20% Komposit 15 mm - 20%

Gambar 3.9. Foto Mikro pada komposit dengan nilai terkecil dengan pembesaran 10x pada stereo microscope

Dari gambar 3.9 diatas dengan hasil nilai terkecil rata – rata terlihat pada fraksi volume 20% baik pada

panjang 5 mm,10 mm,15 mm dimana masih banyak adanya matrik flow yang disebabkan tidak adanya serat di

daerah matrik yang menyebabkan saat menerima pembebanan komposit menjadi rapuh dan mudah patah, terjadinya matrik flow tersebut diakibatkan karena kurang meratanya penaburan serat pada saat pencetakan komposit. Sedangkan sumber patahannya terlihat disebabkan karena adanya crack deflection yang disebabkan karena posisi serat pada permukaan patahan miring mengikuti daerah patahan yang mengakibatkan retakan akan mengikuti alur dari posisi serat yang miring.

Pullout yang diakibatkan karena ikatan antara serat dengan matrik tidak kuat, sehingga serat terlepas dari ikatan matrik, debonding terjadi karena terlepasnya serat dari matrik yang menyebabkan terbentuknya lubang pada matrik.

4. Kesimpulan dan Saran

4.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa;

Trend peningkatan kekuatan impact seiring dengan bertambahnya fraksi volume serat dan

bertambahnya panjang serat. Dari Pengujian dan perhitungan data maka didapatkan nilai kekuatan impact

tertinggi pada komposit dengan panjang serat 15 mm dengan fraksi volume 30% sebesar 0.0255 Nm/mm2

Sedangkan panjang serat 5 mm dengan fraksi volume 20% didapat nilai kekuatan impact terkecil sebesar 0.0108 Nm/mm2, dan nilai kekuatan impact dengan panjang serat 10 mm dengan fraksi volume 30% sebesar 0.0201

Nm/mm2. Dibandingkan dengan bahan bambu, kekuatan impact komposit dengan komposisi panjang serat 15

mm dan fraksi volume 30% sudah dapat mengimbangi kekuatan impact dari bambu. Hal ini menunjukkan indikasi yang berguna untuk penelitian berikutnya dimana bambu yang mengalami beban impact bisa digantikan materialnya dengan menggunakan komposit dengan komposisi fraksi volume serat 30% dan panjang serat 15 mm.

Pada penelitian uji bending tidak terlihat trend yang jelas dari panjang serat 5 mm, 10 mm, 15 mm dan fraksi volume 20%, 25%, 30%, terhadap kekuatan lenturnya.

Kekuatan lentur pada masing-masing fraksi volume serat cenderung merata tetapi dengan panjang serat yang berbeda-beda. Pada fraksi volume 20 % kekuatan lentur tertinggi pada panjang serat 10 mm, pada fraksi volume 25 % kekuatan lentur tertinggi pada panjang serat 15 mm, pada fraksi volume 30 % kekuatan lentur tertinggi pada panjang serat 10 mm. Pada penelitian ini secara statistik tidak terlihat ada pengaruh yang significant dari variasi fraksi serat dan panjang serat terhadap kekuatan lentur komposit. Specimen bambu memiliki kekuatan lentur dua setengah kali lebih tinggi dibandingkan komposit. Penurunan kekuatan lentur yang terjadi kemungkinan disebabkan kekosongan pada rongga-rongga matrik serta posisi serat yang mengalami Crack deflection pada daerah pembebanan yang mengakibatkan komposit tidak mampu menahan beban. Kemungkinan kedua karena

penggelembungan lembaran komposit tapis kelapa yang mengakibatkan adanya voids. Voids pada suatu material

komposit akan sangat mengurangi kekuatan material tersebut, begitu juga dengan daerah yang kaya matrik karena tidak adanya penguatan pada daerah tersebut.

Pada pengujian tarik terlihat trend kekuatan tarik yang meningkat seiring meningkatnya fraksi volume serat maupun panjang serat. Dari data yang ada pada penelitian ini didapatkan nilai tegangan tarik tertinggi

pada komposit dengan panjang serat 15 mm dengan fraksi volume 30% sebesar 25,75MPa. Sedangkan panjang

serat 5 mm dengan fraksi volume 20% didapat nilai tegangan tarik terkecil sebesar 13,74 Mpa. Dibandingkan

Crack Deflection

Matriks flow

Matriks flow

Pullout

Crack Deflection

(19)

Prosiding Konferensi Nasional Engineering Hotel IV, Universitas Udayana, Bali, 27-28 Juni 2013

457

dengan bambu kekuatan tarik komposit tiga kali lebih rendah. Hal ini

disebabkan karena pada bambu serat-seratnya teratur dan panjang yang mampu menahan beban yang lebih baik dibandingkan dengan komposit. Pada komposit, orientasi serat dibuat acak agar mampu menahan beban tarik yang lebih merata kearah memanjang dan arah melebar.

4.2. Saran

Dari segi sifat mekanis terlihat bahwa baik kekuatan tarik, tegangan bending (lentur), bambu lebih tinggi dibandingkan dengan komposit. Tetapi kalau dilihat dari uji impact komposit dengan panjang serat 15 mm dan fraksi volume 30% sudah dapat mengimbangi kekuatan impact bambu. Hal ini menjadi indikator yang baik sebagai langkah untuk membuat bumbung komposit gender wayang, mengingat dalam operasionalnya bumbung gamelan sangat kecil menerima beban tarik, bending. Tetapi dalam proses pengerjaannya cukup rawan dengan beban impact. Disamping itu pula perlu dilakukan pengujian absorpsi (penyerapan) suara terhadap material komposit yang nantinya dibandingkan dengan bambu.

Ucapan Terima Kasih

Terima kasih kepada LPPM Universitas Udayana yang membiayai penelitian ini dari Dana DIPA, PNBP Universitas Udayana Tahun Anggaran 2011 Dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penelitian Nomor : 21.28/ UN14/LPPM/Kontrak/2012 Tanggal 16 Mei 2012

Daftar Pustaka

[1]

Dhakal, H.N, Z.Y.Zhang, M.O.W Richardson,”Effect of water absorption on the mechanical properties of hemp fibre reinforced unsaturated polyester composites”, Elsevier , Composite Science and Technology,

(2006)

[2]

Jamasri, Diharjo, K, Handiko, G. W., Studi Perlakuan Alkali Terhadap Sifat Tarik Komposit Limbah Serat

Sawit – Polyester, Prosiding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin IV, Universitas Udayana, Bali.(2005)

[3]

Suardana, N P G, Dwidiani Ni Made, (2007), Analisa Kekuatan Tarik Dan Lentur Komposit Polyester Serat

Tapis Kelapa Orientasi Acak Dengan Variasi Waktu Perlakuan NaOH.

[4]

NPG Suardana dan Cok Putri, Kekuatan tarik polyester/tapis kelapa akibat perendaman air, Proceeding seminar Senamm 07 UI Jakarta, (2007)

[5]

ASTM AMERICAN SOCIETY FOR TESTING AND MATERIALS, Copyright © 2004, West Conshohocken,

PA. All rights reserved Heywood J.

[6]

Sharifah H Aziz and Martin P. Ansell, “The effect of alkalization and fibre alignment on the mechanical and thermal properties of kenaf and hemp bast fiber composites: Part 1 – polyester resin matrix”, Composites

science and technology 64, Scincedirect.com, (2003) 1219-1230Toukourou M.M., Gakwaya A., Yazdani A.

[7]

Mohan Rao, K.M., and Mohana Rao, K., “Extraction and tensile properties of natural fibers: Vakka, date and bamboo”, Elsevier, Composite structures (2005).

[8]

Nagaoka, Tsutomu., “Long natural fiber pellet : Its properties, applications and manufacturing process”,

Mechanical and engineering company Kobe steel Co. LTD, Proceding of Korea-Japan workshop on natural fibers and wood Polyesterstics composites, Korea 2005.

[9]

Mwaikambo, L.Y., Ansell, M.P., “Hemp fibre reinforced cashew nut shell liquid composites”, Composites

Science and Technology 63 (2003) 1297-1305.

[10]

Brahmakumar, M., Pavithran, C., and Pillai, R.M.,”Coconut fiber reinforced polyethylene composites such as effect of natural waxy surface layer of the fiber on fiber or matrix interfacial bonding and strength of composites”, Elsevier , Composite Science and Technology, 65 (2005) pp. 563-569

[11]

Gonzalez, A. Valadez, J.M. Carvantes-Uc, R.Olayo, P.J.Herrera-Franco, “Effect of fiber Surface Treatment

on the fiber-matrix bond strength of natural fiber reinforced composites”, Elsevier, Composites part B 30

(20)

Gambar

Grafik variasi fraksi volume serat dan panjang serat
Gambar 3.2  Foto Mikro pada komposit dengan nilai terkecil dengan pembesaran 10x pada stereo microscope
Tabel 3.2  Tegangan Lentur  Komposit
Grafik variasi volume serat dan  panjang serat terhadap
+3

Referensi

Dokumen terkait

Peneletian ini bertujuan untuk meningkatkan daya ikat antara serat dengan matrik dengan menggunakan perlakuan alkali, yaitu dengan melakukan perendaman serat bulu kambing

Pada penelitian pendahuluan, Nugraha, dkk (2005) melakukan perlakuan kimia serat alam ramie ( Boehmeria Nivea ) yang menun- jukkan kekuatan tarik serat dapat ditingkatkan sehingga

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bahan komposit ramah lingkungan dengan penguat serat ampas tebu dan matrik asam polilaktat, mengetahui kekuatan tarik dan modulus

Sehingga pada penelitian kali ini menyelidiki tentang pengaruh perlakuan NaOH serat rambut terhadap peningkatan kekuatan tarik bahan komposit berpenguat serat pilus

Dari Gambar 11 menunjukkan bahwa kekuatan bending komposit hibrid polyester yang diperkuat serat buah lontar dan serat kaca mengalami penurunan kekuatan bending seiring dengan

Hasil perlakuan terhadap serat batang waru sebagai penguat material komposit polyester dapat digunakan sebagai acuan dalam menentukan alternatif bahan baku pembuatan

Hasil dari penelitian komposit serat tangkai ilalang menunjukkan bahwa, kekuatan bending yang paling optimal pada fraksi volume 40% (serat) dan 60% (matrik) yaitu dengan

Hal ini disebabkan karena dengan semakin banyak serat dan semakin panjang serat yang digunakan dalam komposit maka ikatan antara matrik dan serat akan semakin banyak sehingga