• Tidak ada hasil yang ditemukan

Potensi Dan Profil Wisatawan Solo Menari 2013 bab 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Potensi Dan Profil Wisatawan Solo Menari 2013 bab 1"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

membuat terkesima dengan beragam atraksi warisan budaya Jawa kuno yang

dimiliki. Di Solo wisatawan yang datang dapat melihat keraton, mengunjungi

pasar tadisional, berbelanja batik dan kerajinan yang berkualitas, melihat atraksi

tarian solo yang penuh keagungan, wayang kulit, kuliner yang lezat, dan tentunya

berkomunikasi langsung dengan masyarakatnya yang ramah. Kota Solo atau

disebut juga Surakarta adalah kota kuno yang dibangun Paku Buwana II. Riwayat

kota ini tidak bisa lepas dari sejarah Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat

yang merupakan penerus Kerajaan Mataram Islam.

Solo dikenal sebagai salah satu pusat dan inti dari kebudayaan Jawa karena

secara tradisional merupakan salah satu pusat politik dan pengembangan tradisi

Jawa. Kemakmuran wilayah ini sejak abad ke-19 telah mendorong

berkembangnya berbagai literatur berbahasa Jawa, tarian, makanan, pakaian,

arsitektur, dan beragam hasil budaya indah lainnya. Bila disandingkan dengan

Yogyakarta maka tampak seolah adanya “emulasi” dan “kontes” kultural antara

Surakarta dan Yogyakarta. Tidaklah mengherankan kemudian melahirkan apa

yang dikenal sebagai "gaya Surakarta" dan "gaya Yogyakarta" baik itu dalam

busana, tarian, wayang, pengolahan batik, gamelan, dan bentuk budaya lainnya.

Masyarakat Solo pandai memelihara budaya lokalnya. Oleh karena itu, tidaklah

(2)

commit to user

mengherankan bila bahasa Jawa dari Solo digunakan sebagai standar bahasa Jawa

nasional. Tarian daerah Bedhaya dan Srimpi masih dilestarikan di Keraton Solo.

Batik terkenal yang berasal dari Solo yaitu Batik Keris dan Batik Danarhadi.

Penduduk Solo memang bangga dengan batik, bahkan label kota Solo selain 'Solo,

The Spirit of Java' juga dikenal julukan “The City of Batik”. Biasanya wisatawan

yang berlibur ke Jogja juga akan singgah di Solo, atau sebaliknya.

(http://www.indonesia.travel/id/destination/456/solo-surakarta, diakses pada

tanggal 15 April 2013).

Bagi wisatawan, berwisata bukan hanya mengunjungi tempat-tempat yang

indah seperti halnya pantai, pegunungan, wisata belanja, wisata budaya, maupun

wisata kuliner. Namun, banyak dari masyarakat Indonesia yang melakukan wisata

ke suatu tempat karena ada kegiatan atau event yang menarik atau unik yang

jarang ditemui ditempat asal wisatawan yang berkunjung ke suatu objek wisata.

Tari masih sangat terpelihara di kota Solo. Terpeliharanya seni tari di kota Solo

dapat dilihat dari banyaknya kegiatan atau acara kota Solo yang mempertunjukkan

seni tari sebagai hiburan. Sejarah tari sendiripun tak lepas dari kota Solo sebagai

lahirnya kesenian seni tari. Tari yang sering disebut juga ”beksa”, kata “beksa”

berarti “ambeg” dan “esa”, kata tersebut mempunyai maksud dan pengertian

bahwa orang yang akan menari haruslah benar-benar menuju satu tujuan, yaitu

menyatu jiwanya dengan pengungkapan wujud gerak yang luluh. Seni tari adalah

ungkapan yang disalurkan / diekspresikan melalui gerak-gerak organ tubuh yang

ritmis, indah mengandung kesusilaan dan selaras dengan gending sebagai

iringannya. Seni tari yang merupakan bagian budaya bangsa sebenarnya sudah

(3)

commit to user

berkembang. Bahkan tari tidak dapat dilepaskan dengan kepentingan upacara adat

sebagai sarana persembahan.

Tari mengalami kejayaan yang berangkat dari kerajaan Kediri, Singosari,

Majapahit khususnya pada pemerintahan Raja Hayam Wuruk. Surakarta

merupakan pusat seni tari. Sumber utamanya terdapat di Keraton Surakarta dan di

Pura Mangkunegaran. Dari kedua tempat inilah kemudian meluas ke daerah

Surakarta seluruhnya dan akhirnya meluas lagi hingga meliputi daerah Jawa

Tengah, terus sampai jauh di luar Jawa Tengah. Seni tari yang berpusat di Kraton

Surakarta itu sudah ada sejak berdirinya Kraton Surakarta dan telah mempunyai

ahli-ahli yang dapat dipertanggungjawabkan. Tokoh-tokoh tersebut umumnya

masih keluarga Sri Susuhunan atau kerabat kraton yang berkedudukan. Seni tari

yang berpusat di Kraton Surakarta itu kemudian terkenal dengan Tari Gaya

Surakarta. (http://lesprivattari.wordpress.com/, diakses pada tanggal 5 Maret

2013).

Selain kesenian tradisional, masyarakat kota Solo sering juga mengadakan

festival dan perayaan berbasis kebudayaan yang hampir dilaksanakan setiap tahun

sekali. Festival atau perayaan tersebut menjadi salah satu daya tarik atau magnet

agar para wisatawan berkunjung ke Kota Surakarta. Beberapa perayaan atau

festival pelaksanaannya berdasarkan penanggalan tahun Jawa seperti Kirab

Pusaka 1 Suro, Sekaten, Grebeg Sudira, Mahesa Lawung, dan ada juga perayaan

atau event yang sengaja diadakan untuk memperingati suatu hari tertentu, salah

satunya adalah Solo Menari yang dilakukan selama 24 jam. Solo menari ini

(4)

commit to user

Kota Solo karena Kota Solo merupakan pusat seni tari di Indonesia dan khususnya

pulau Jawa.

Salah satu event dikota Solo yang menarik adalah Solo Menari, kegiatan

ini diselenggarakan untuk memperingati hari Tari sedunia yang jatuh setiap

tanggal 29 April. Kegiatan ini diikuti oleh beribu penari yang berasal dari

berbagai daerah di Indonesia bahkan ada yang berasal dari Italy, malaysia, dan

Singapura. Kegiatan menari 24 jam di sepanjang jalan utama Kota Solo ini bukan

hanya menyedot perhatian masyarakat kota Solo saja tetapi wisatawan domestik

maupun mancanegara untuk datang ke Solo. Daya tarik wisata minat khusus

festival/ perayaan yang disertai dengan kebudayaan itulah yang menjadi daya tarik

para wisatawan baik yang berasal dari Kota Solo maupun dari luar Kota Solo.

Banyak dari wisatawan yang datang ke festival/ perayaan solo Menari dengan

motif dan tujuan yang berbeda, selain itu wisatawan yang berkunjung ke festival/

perayaan solo Menari mempunyai profil yang berbeda pula.

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas dan untuk lebih

mengetahui potensi yang dimiliki festival/perayaan Solo Menari dan profil

wisatawan yang ada, maka diangkatlah hal ini sebagai bahan tugas akhir dengan

judul “Potensi dan Profil Wisatawan Solo Menari 2013”.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah di atas maka masalah pokok yang akan di

teliti adalah:

(5)

commit to user

2. Bagaimana prosesi Solo Menari tahun 2013 ?

3. Bagaimana potensi dan profil wisatawan event Solo Menari 2013 ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui mengapa event Solo Menari 2013 diselenggarakan.

2. Untuk mengetahui bagaimana prosesi Solo Menari pada tahun 2013.

3. Untuk mengetahui potensi dan profil wisatawan event Solo Menari 2013.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk memberikan informasiprofil wisatawan yang berkunjung ke event

Solo Menari, dan memberikan informasi yang berguna dalam mengambil

kebijakan kepariwisataan yang ada di kota Solo.

2. Diharapkan karya ini dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca,

dan dapat menjadi referensi buku-buku tugas akhir di labtour DII UPW

FSSR-UNS.

3. Menjadi syarat kelulusan dari D3 Usaha Perjalanan Wisata, Fakultas

Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

E. Kajian Pustaka

Pengembangan pariwisata Indonesia menggunakan konsepsi pariwisata

budaya yang dirumuskan dalam Undang-Undang Pariwisata Nomor 09 Tahun

(6)

commit to user

memperluas dan meratakan kesempatan berusaha dan lapangan kerja, mendorong

pembangunan daerah, memperbesar pendapatan nasional dalam rangka

meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat serta memupuk rasa cinta

tanah air, memperkaya kebudayaan nasional, dan memantapkan pembinaannya

dalam rangka memperkukuh jati diri bangsa dan mempererat persahabatan antar

bangsa”.

Pariwisata budaya sebagai suatu kebijaksanaan pengembangan

kepariwisataan di Indonesia menekankan pada penampilan unsur-unsur budaya

sebagai aset utama untuk menarik wisatawan berkunjung ke obyek wisata

Indonesia. Hal ini tidak berarti bahwa aspek-aspek lainnya akan ditinggalkan

seperti keindahan alam, pantai dan pemandangan, flora dan fauna termasuk

kehidupan bawah laut , olah raga, serta jenis hiburan lainnya.

Unsur-unsur budaya memiliki manfaat yang amat penting antara lain :

untuk mempromosikan kepariwisataan secara umum baik dalam maupun luar

negeri, produk seni budaya akan menyiapkan lapangan kerja dan meningkatkan

penghasilan masyarakat, penampilan seni dan budaya selain menarik perhatian

wisatawan juga meningkatkan pemberdayaan seni dan budaya, penampilan seni

dan budaya dapat meningkatkan pemeliharaan dan manajemen museum, galeri

dan monumen- monumen seni budaya lainnya, dana yang dihasilkan dengan

penjualan produk seni dan budaya bisa meningkatkan taraf hidup masyarakat, dan

sentuhan dengan seni dan budaya lain meningkatkan harkat, kehormatan dan

pemahaman tentang arti kemanusiaan.

Menurut buku karangan I Ketut Suwena dan I Gst Widyatmaja yang

(7)

commit to user

pengertian pariwisata secara etimologi berasal dari bahasa sansekerta yang terdiri

atas dua kata yaitu pari dan wisata. Pari berarti “banyak” atau “traveling”,

sedangkan wisata berarti “pergi” atau “bepergian”. Atas dasar itu, maka kata

pariwisata seharusnya diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan bekali-kali

atau berputar-putar, dari suatu tempat ke tempat lain, yang dalam bahasa inggris

disebut dengan kata “tour”, sedangkan untuk pengertian jamak kata

“kepariwisataan” dapat digunakan kata “tourisme” atau “tourism”.

Definisi pariwisata belum ada suatu kejelasan dan kesepakatan dari pakar,

berikut beberapa penjelasan dari sudut pandang masing-masing pakar :

1. Herman V. Schulalard (1910), kepariwisataan merupakan sejumlah

kegiatan, terutama yang ada kaitannya dengan masuknya, adanya

pendiaman dan bergeraknya orang-orang asing keluar masuk suatu kota,

daerah atau Negara.

2. E. Guyer Freuler, Pariwisata dalam arti modern merupakan fenomena dari

jaman sekarang yang didasarkan atas kebutuhan akan kesehatan dan

pergantian hawa, penilaian yang sadar dan menumbuhkan kecintaan yang

disebabkan oleh pergaulan berbagai bangsa dan kelas masyarakat.

3. Salah Wahab, pariwisata itu merupakan suatu aktivitas manusia yang

dilakukan secara sadar yang mendapat pelayanan secara bergantian di

antara oaran-orang dalam suatu Negara itu sendiri (di luar negeri),

meliputi pendiaman orang-orang dari daerah lain (daerah tertentu), suatu

Negara atau benua untuk sementara waktu dalam mencari kepuasan yang

beraneka ragam dan berbeda dengan apa yang dialaminya dimana ia

(8)

commit to user

4. Menurut UU No. 10/2009 tentang kepariwisataan, yang dimaksud dengan

pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung oleh

berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha,

pemerintah, dan pemerintah daerah.

Dari beberapa pendapat tersebut apa yang menjadi ciri dari perjalanan

pariwisata itu adalah sama atau dapat disamakan (walau cara mengemukakannya

agak berbeda-beda), yaitu dalam pengertian kepariwisataan terdapat beberapa

faktor penting yaitu :

a. Perjalanan itu dilakukan sementara waktu.

b. Perjalanan itu dilakukan dari suatu tempat ketempat lain.

c. Perjalanan itu harus selalu dikaitkan dengan pertamasyaan atau

rekreasi.

d. Orang yang melakukan perjalanan tersebut tidak mencari nafkah di

tempat yang dikunjunginya dan semata-mata sebagai konsumen di

tempat tersebut.

Orang melakukan perjalanan untuk memperoleh berbagai tujuan dan

memuaskan bermacam-macam keinginan. Di samping itu, untuk keperluan

perencanaan dan pengembangan kepariwisataan itu sendiri, perlu pula dibedakan

antara pariwisata dengan jenis pariwisata lainnya, sehingga jenis dan macam

pariwisata yang dikembangkan akan dapat berwujud seperti yang diharapkan dari

kepariwisataan itu.

Wisatawan memang sangat beragam, tua-muda, kaya-miskin,

asing-domestik, berpengalaman maupun tidak, semua ingin berwisata dengan keinginan

(9)

commit to user

dibedakan berdasarkan karakteristik perjalanannya (trip descriptor) dan

karakteristik wisatawannya (tourist descriptor).

a. Trip Descriptor, Wisatawan dibagi ke dalam kelompok-kelompok

berdasarkan jenis perjalanan yang dilakukannya. Secara umum jenis

perjalanan dibedakan menjadi : perjalanan rekreasi, mengunjungi

teman/keluarga (VFR = visiting friends and relatives), perjalanan bisnis

dan kelompok perjalanan lainnya (Seaton & Bennet, 1996). Smith (1995)

menambahkan jenis perjalanan untuk kesehatan dan keagamaan di luar

kelompok lainnya. Lebih lanjut jenis-jenis perjalanan ini juga dapat

dibedakan lagi berdasarkan lama perjalanan, jarak yang ditempuh, waktu

melakukan perjalanan tersebut, jenis akomodasi atau transportasi yang

digunakan dalam perjalanan, pengorganisasian perjalanan, besar

pengeluaran dan lain-lain.

b. Tourist Descriptor, memfokuskan pada wisatawannya, biasanya

digambarkan dengan “who wants what, why, when, where and how

much?”.

Untuk menjelaskan hal-hal tersebut digunakan beberapa karakteristik

diantaranya adalah sebgai berikut :

1. Karakteristik Sosio-Demografis

Karakteristik sosio-demografis menjawab pertanyaan “who wants

what”. Pembagian berdasarkan karakteristik ini paling sering

dilakukan untuk kepentingan analisa pariwisata, perencanaan, dan

pemasaran, karena sangat jelas definisinya dan relative mudah

(10)

sosio-commit to user

demografis diantaranya adalah jenis kelamin, umur, status

perkawinan, tingkat pendidikan, pekerjaan, kelas sosial, ukuran

keluiarga atau jumlah anggota keluarga dan lain-lain yang

dielaborasi dari karakteristik tersebut.

2. Karakteristik Geografis

Karakteristik Geografis membagi wisatawan berdasrakan lokasi

tempat tinggalnya, biasanya dibedakan menjadi desa-kota, provinsi,

maupun Negara asalnya. Pembagian ini lebih lanjut dapat pula

dikelompokkan berdasarkan ukuran (size) kota tempat tinggal (kota

kecil, menengah, besar/metropolitan), kepadatan penduduk di kota

tersebut dan lain-lain.

3. Karakteristik psikografis

Karakteristik ini membagi wisatawan ke dalam

kelompok-kelompok berdasarkan kelas sosial, life-style dan karakteristik

personal. Wisatawan wisatawan dalam kelompok demografis yang

sama mungkin memiliki profil psikografis yang sangat berbeda.

Beragamnya karakteristik dan latar belakang wisatawan

menyebabkan beragamnya keinginan dan kebutuhan mereka akan

suatu produk wisata.(catatan kuliah semester 5, “analisis profi

wisatawan”)

Pengelompokkan-pengelompokkan wisatawan dapat memberi informasi

mengenai alasan setiap kelompok mengunjungi objek wisata yang berbeda, berapa

besar ukuran kelompok tersebut, pola pengeluaran setiap kelompok,

(11)

commit to user

terhadap perubahan harga produk wisata, serta respon kelompok terhadap

berbagai bentuk iklan produk wisata. Lebih lanjut, pengetahuan mengenai

wisatawan sangat diperlukan dalam merencanakan produk wisata yang sesuai

dengan keinginan kelompok pasar tertentu, temask merencanakan strategi

pemasaran yang tepat bagi kelompok pasar tersebut. (Ketut Suwena, 2000 :43).

Happy Marpaung dalam bukunya yang berjudul Pengetahuan

Kepariwisataan tahun terbit 2000 yang isinya menyebutkan bahwa Profil

wisatawan merupakan karakteristik spesifik dari jenis-jenis wisatawan yang

berbeda yang berhubungan erat dengan kebiasaan, permintaan dan kebutuhan

mereka dalam melakukan perjalanan. Berdasarkan karakteristiknya, beberapa

profil wisatawan dikategorikan sebagai berikut : kebangsaan, umur, jenis kelamin

dan status, kelompok sosio ekonomi, konvensi dan konferensi.

a. Kebangsaan

Kebangsaan merupakan kategori penting karena setiap bangsa mempunyai

karakteristik wisatawan yang berbeda-beda dari cara pola berpikir, bertingkah

laku, kepercayaan, kebudayaan, life style, dan kesukan terhadap atraksi wisata

yang mereka inginkan.

b. Umur, jenis kelamin dan status

Umur, jenis kelamin dan status termasuk dalam kategori karakteristik

sosio-demografis wisatawan.Hal ini sangat berpengaruh terhadapa wisatawan

pada saat melakukan perjalanan wisata. Karakteristik tersebut dapat di bagi

sebagai berikut :

(12)

commit to user

Wisatawan remaja sangat umum di Indonesia dewasa ini.remaja biasanya

melakukan perjalanan sendiri, mengatur perjalanannya sendiri dan menetap

dalam jangka waktu yang cukup panjang, menggunakan hari libur.

Permintaaan akan fasilitas dan pelayanan sangat fleksibel dan sederhana

dan murah, minatnya berbeda-beda, ada yang tertarik pada kebudayaan,

rekreasi atau pemandangan alam, beberapa wisatawan remaja menetap dalam

jangka waktu yang lama untuk mempelajari kesenian, tarian dan musik lokal,

sering seenaknya dalam berpakaian dan bertingkah laku, permasalahan yang

sering kali timbul dari wisatawan remaja adalah pengaruh yang buruk dari

tingkah laku wisatawan remaja dari luar negeri.

2) Wisatawan Usia Lanjut

Harus memperhatikan kondisi fisik dalam perencanaan perjalanan wisata

dan tidak merencanakan perjalanan yang melelahkan, sering mengunjungi

tempat yang sama lebih dari satu kali untuk lebih memahami, menginginkan

fasilitas dan pelayanan yang nyaman. Harus mendapatkan pelayanan yang

baik, Lebih suka duduk di bangku depan bis, konsep mengenai usia sangat

sensitive, beberapa wisatawan usia lanjut tidak suka dianggap tua tetapi ada

juga yang tidak berkeberatan.

3) Jenis kelamin

Minat dan kebutuhan wisatawan pria hampir sama dengan wanita,

biasanya tidak mengharapkan fasilitas dan pelayanan kelas satu, tetapi lebih

membutuhkan kenyamanan pada saat berwisata, suka belanja barang-barang

yang mereka inginkan dan kadang-kadang berbelanja melampui batas.

(13)

commit to user

F. Metode Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di Sekertariatan Solo Menari yeng

terletak di kampus ISI Surakarta tepatnya di Gedung Teater Besar lantai

basement, sepanjang jalan utama kota Solo yaitu Jl. Slamet Riyadi yaitu, Loji

Gandrung, Plaza Sriwedari, Solo Grand Mall, Solo Square, Solo Paragon, dan

kampus ISI yaitu, Teater Kapal ISI Solo, Teater Humardani ISI Solo, Taman

Eden ISI Solo, Pendapa ISI Solo, Gedung Teater Besar ISI Solo dan Parkir

Teater Kecil- Teater Besar.

2. Teknik Pengumpulan Data

Dalam melakukan pengumpulan data akan menggunakan beberapa teknik

pengumpulan data, yaitu :

a. Wawancara

wawancara merupakan proses interaksi dan komunikasi antara

pengumpul redaksi data dengan koresponden. Wawancara dapat diartikan

sebagai cara mengumpulkan data dengan bertanya langsung kepada

responden, dan jawaban-jawaban di catat atau direkam dengan alat perekam.

(Endar sugiarto dan Kusmayadi, 2000, 83). Metode wawancara disebut juga

dengan interview dalam hal ini dijadikan sebagai cara pengumpulan data yang

dilakukan melalui percakapan antaran peneliti dengan subjek penelitian atau

informan. Peneliti menyusun terlebih dahulu pedoman wawancara yang berisi

garis-garis besar pertanyaan tentang permasalahan yang akan diteliti.

Pemilihan narasumber yang dianggap lebih tahu dan di percaya mengetahui

(14)

commit to user

dengan Tubagus Mulyadi, S.Kar., M.Hum, sebagai panitia Solo Menari 2013

yaitu sebagai Bendahara, dan Eko Supendi, S.Kar., M.Sn, sebagai panitia

Solo Menari 2013 yaitu sebagai ketua bidang pergelaran.

b. Observasi

Observasi adalah cara pengumpulan data dengan menggunakan jalan

mengamati, meneliti atau mengukur kejadian yang sedang berlangsung.

Dengan cara ini data yang diperoleh adalah data faktual dan aktual, dalam

artian data yang dikumpulkan diperoleh pada saat peristiwa berlangsung.

(Endar sugiarto dan Kusmayadi, 2000, 84).

c. Angket

Angket adalah cara mengumpulkan data dengan mengirimkan daftar

pertanyaan untuk diisi sendiri. Angket sendiri mengacu pada kumpulan dari

pertanyaan yang diajukan scara tertulis kepada koresponden dan jawaban

yang diperoleh juga dalam bentuk tertulis. Alat bantu dengan cara angket ini

adalah kuesioner. (Endar sugiarto dan Kusmayadi, 2000, 84).

d. Studi Pustaka

Studi Pustaka yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

mengumpulkan bahan-bahan yang relevan meliputi literature, referensi

maupun buku-buku yang mendukung penelitian. Studi pustaka merupakan

data pendukung yang dapat digunakan sebagai bahan acuan pembahasan

permasalahan dalam penelitian baik segi instansi terkait maupun yang lain

melalui buku-buku untuk mendapatkan informasi secara menyeluruh.

(15)

commit to user

Bab I merupakan pendahuluan yang menjabarkan tentang latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka,

metode penelitian, teknik analisis data serta sistematika penulisan.

Bab II menjabarkan tentang gambaran umum kota Solo , daya tarik wisata

yang dimiliki Kota Solo, serta penyelenggaraan event Solo Menari.

Bab III menjabarkan mengenai profil wisatawan, tujuan dan motif

wisatawan,serta potensi wisata dalam event Solo Menari 2013.

Bab IV menjabarkan mengenai kesimpulan dan saran dan semua

Referensi

Dokumen terkait

Kontemporer , Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia...

Sampel yang diambil sejumlah 38 orang kasus (mengalami hipertensi) dan 38 orang kontrol (tidak mengalami hipertensi). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini

Chow, Ven Te., 1985, Hidrologi Saluran Terbuka, Penerbit Erlangga, Jakarta 3.. Das, B.M., 1994, Mekanika Tanah (Prinsip-prinsip Rekayasa

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah

Pre-event element missing in post-event due to damage (structural hole) or mis/no matches in 3D point generation: In contrast to the above scenario, if the

Kenyataan yang terjadi di SMAN 14 Gowa yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara dengan salah satu peserta didik bernama Muhammad Iqbal kelas XI IPS 2

Khusus di Pemerintahan daerah Kota Padang yang menjalankan program BKKBN ini adalah Dinas Pemberdayaan Perempuan , Perlindungan anak, pengendalian penduduk dan keluarga

Fungsi dari Satlantas pada tingkat Polres, termasuk Polrestabes tersebut adalah sebagaimana diatur dalam Pasal 59 ayat (3) Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor