NASKAH PUBLIKASI
TUGAS AKHIR
ANALISIS BUCKLING TERHADAP TABUNG PLAT TIPIS
MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA
Makalah Seminar Tugas Akhir ini disusun sebagai syarat untuk mengikuti Ujian Tugas Akhir Pada Jurusan teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Disusun oleh: YUSUF BAKHTIAR
NIM : D200100001
Pembimbing: Ir. Bibit Sugito, MT.
JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
ANALISIS BUCKLING TERHADAP TABUNG PLAT TIPIS
MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA
Yusuf Bakhtiar
Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A Yani Tromol Pos 1 Pabelan, Kartasura.
Email :yusufbakhtiarrr@gmail.com
Abstraksi
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh rangka dengan beberapa elemen terhadap Velocity yang terjadi pada proses buckling dan mengetahui pengaruh rangka dengan elemen 3388 dengan mendapatkan velocity yang berbeda beda terhadap tegangan regangan.
Metode penelitian yang digunakan berupa pengujian buckling atau tekuk berupa simulasi dengan software berbasis metode elemen hingga. Bentuk benda yang di desain terdiri dari Thin Cylinder dengan dimensi (120x40x0.2) mm3 bersifat Deformable atau Fleksible dan Punch dengan ketentuan bersifat Rigid.
Pada rangka atau thin cylinder variasi jumlah mesh / elemen 2945, 3260, 3388, 4455 dan 4936 dengan velocity 75 pada waktu 1 second. kemudian dengan variasi Velocity 70, 75, 80, 85 dan 90 dengan jumlah elemen / mesh 3388 dan waktu 1 second. Sebagai pertimbangan ketelitian spesifikasi bahan material dari bahan Alluminium dengan density material : 2770 kg/m3, Modulus Elastisitas (E) : 7.1E+10 dan Poisson Ratio (v) : 0.33
Hasil yang diperoleh pada nilai tegangan tertinggi sebagai berikut : Jumlah Elemen 2945 = 4.3663x108Pa, Elemen 3260 = 5.1174x108Pa, Elemen 3388 = 5.2875x108Pa, Elemen 4455 = 4.5531x108Pa, Elemen4936 = 3.8710x108Pa
Hasil Tegangan dan Regangandengan beberapa Velocity sebagai berikut ; Velocity 70 = 8.2777x108Pa dan -0.5122, Velocity 75 = 5.2875x108Pa dan -4015, Velocity 80 = 5.3169x108Pa dan -0.5122, Velocity 85 = 4.0110x108Pa dan -0.3889, Velocity 90 = 4.8473x108Pa dan -0.5037
PENDAHULUAN
Sebagian besar struktur yang memiliki dimensi langsing atau tipis dan mengalami tegangan tekanakan mengalami masalah instabiltas tekuk atau buckling. Buckling merupakan suatu proses dimana suatu struktur tidak mampu mempertahankan bentuk aslinya, sedemikian rupa berubah
bentuk dalam rangkamenemukan
keseimbangan baru. Konsekuensi
buckling pada dasarnya adalah masalah geometrik dasar, dimana terjadi lendutan besar sehingga akan mengubah bentuk struktur. Fenomena tekuk atau buckling dapat terjadi pada sebuah kolom, lateral buckling balok, pelat dan cangkang (shell).
Peristiwa buckling dapat terjadi
pada batang langsing yang
mendapatkan tekanan aksial. Batang plat tipis adalah batang yang mempunyai perbandingan panjang dan jari-jari girasi penampang yang besar.
Analisis bucklingmerupakan
teknik yang digunakan untuk
menghitung beban buckling, beban kritis pada struktur yang menjadikan kondisi tidak stabil dan ragam buckling
(mode shape), karateristik bentuk yang berhubungan dengan respon
struktur yang yang mengalami
buckling.
Ada dua teknik analisis
bucklingbuckling untuk memprediksi beban buckling dan ragam struktur
buckling, yaitu analisis
nonlinearbuckling dan analisa eigenvalue linear buckling.
Metode analisis instabilitas secara umum ada dua jenis yaitu
bifurcation (eigenvalue, linear)
bucklingdan snapthrough (nonlinear)
buckling. Pada metode pertama, analisis bifurcationbuckling, beban kritis buckling di analisis pada titik bifurkasi dari idealisasi struktur
elasticlinear dengan penyelesaian masalah nilai eigen. Meskipun analisis pendekatan dengan nilai eigen ini hasilnya tidak konservatif akan tetapi karena lebih cepat
metode ini digunakan sebagai
pendekatan awal. Sedangkan
metode kedua, snapthrough
(nonlinear) buckling, biasanya lebih akurat dengan teknik analisis
nonlinear. Pada analisis
nonlinearsnapthroughbuckling
struktur dianalisis terhadap beban yang meningkat secara gradual tahap demi tahap sampai beban batas.
BATASAN MASALAH
Dalam penelitian ini diberikan batasan batasan masalah agar tidak terjadi meluasnya permasalahan yaitu sebagai berikut:
1. Analisis dan simulasi dilakukan dengan software ANSYS 15
2. Desain Punch (100x100x5) mm3 3. Desain Rangka 3D (t : 120 mm
dan r : 20mm) 4. Desain ThinSilinder
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam proses silmulasi buckling ini sebagai berikut:
1. Mengetahui fenomena buckling
pada model silinder.
2. Mengetahui parameter –
parameter analisis pada FEM
yang berpengaruh terhadap
buckling.
TINJAUAN PUSTAKA
Sutrisno.(2011), Suatu kontruksi bangunan, terutama pada kontruksi yang terbuat dari beton, baja atau keduanya tidak lepas dari elemen elemen plat, kolom maupun balok
kolom. Masing masing elemen
baik tekan atau normal sehingga terjadi tegangan normal. Akibat gaya normal tersebut terjadi deformasi berupa pemendekan akibat gaya normal tekan dan bertambah panjang akibat gaya normal tarik, jika semua ini masih dalam batas batas yang diijinkan maka konstruksi ini akan stabil.
http://riosinaga55.blog.com/2011 /05/18/backling-tekukan/Sebagian besar struktur yang memiliki dimensi langsing atau tipis dan mengalami tegangan tekan akan mengalami masalah instabiltas tekuk atau
buckling. Buckling merupakan suatu proses dimana suatu struktur tidak
mampu mempertahankan bentuk
aslinya, sedemikian rupa berubah bentuk dalam rangka menemukan
keseimbangan baru. Konsekuensi
buckling pada dasarnya adalah masalah geometrik dasar, dimana terjadi lendutan besar sehingga akan mengubah bentuk struktur. Fenomena tekuk atau buckling dapat terjadi pada sebuah kolom, lateral buckling balok, pelat dan cangkang (shell).Peristiwa
buckling dapat terjadi pada batang langsing yang mendapatkan tekanan aksial. Batang plat tipis adalah batang
yang mempunyai perbandingan
panjang dan jari-jari girasi penampang yang besar.
Dishong.(2003) Pokok Teknologi
Struktur untuk Konstruksi dan
Arsitektur. Buckling merupakan suatu jenis dari kegagalan struktur yang terjadi pada struktur kolom atau juga berbentuk tiang. Hal ini terjadi akibat pembebanan secara aksial pada struktur tersebut, jika suatu tiang yang tipis diberi tekanan maka tiang tersebut akan membengkok dan terdeteksi secara lateral sehingga dapat dikatakan struktur tersebut
mengalami Buckling. Dengan
bertambahnya beban aksial pada struktur kolommaka defleksi lateral
juga akan bertambah dan pada akhirnya kolom akan benar benar terdeformasi plastis.
Hutton. (2004)Fundamental Of Finite Elemen Analysis. Metode elemen hingga adalah teknik yang
digunakan untuk memperoleh
pendekatan solusi permasalahan nilai batas di dalam rancang bangun teknik.Metode elemen hingga adalah dasar dari perhitungan numerik yang dilakukan oleh bahasa program di perangkat lunak computer.
LANDASAN TEORI Pengertian Buckling
Buckling merupakan suatu jenis dari kegagalan struktur yang terjadi pada struktur kolom atau juga berbentuk tiang. Hal ini terjadi akibat pembebanan secara aksial pada struktur tersebut, jika suatu tiang yang tipis diberi tekanan maka tiang tersebut akan membengkok dan terdeteksi secara lateral sehingga dapat dikatakan struktur tersebut
mengalami Buckling. Dengan
bertambahnya beban aksial pada struktur kolommaka defleksi lateral juga akan bertambah dan pada akhirnya kolom akan benar benar terdeformasi plastis.
Silinder atau komponen
berdinding tipis di bawah compressive stress rentan terhadap buckling. Euler Bucklingdimana anggota subyek long slender dengan gaya tekan bergerak lateral kearah kekuatan seperti gambar. Gaya dan juga Velocity diperlukan untuk sebuah buckling.
Solusi teoritis Euler akan
Gambar 1. Gambar Buckling karena ketidakstabilan struktur.
Material mengalami Buckling atau peruban bentuk (deformasi) karena ketidakstabilan struktur akibat pembebanan yang diterima. Suatu tumpuan juga mempengaruhi sebuah proses Buckling.
Pendekatan dengan Metode Elemen Hingga digunakan sebagai pendekatan numeric sebagai peristiwa yang terjadi pada elemen logam dan non logam. Komputasi numerik dapat
dimodelkan diantaranya dengan
program ANSYS. Program ini mampu menganalisa proses Buckling dengan
sangat baik dibanding dengan
program – program yang lainya.
Eksperimen dengan analisa program ANSYS memberikan hasil yang mendekati sama. Atau mungkin
dapat dikatakan sama karena
perbedaanya tidak berarti. Maka
software pemprogaman computer
dengan ANSYS adalah software yang sesuai untuk menganalisa rangka.
Metode elemen hingga adalah
teknik yang digunakan untuk
memperoleh pendekatan solusi
permasalahan nilai batas di dalam rancang bangun teknik.
Metode elemen hingga adalah dasar dari perhitungan numerik yang dilakukan oleh bahasa program di perangkat lunak komputer.
Teori Tegangan dan Regangan
1. Tegangan
Tegangan adalah besaran
pengukuran intensitas gaya atau reaksi yang timbul persatuan luas. Tegangan menurut Marciniak (2002)
dibedakan menjadi dua yaitu,
Engineeringstress dan Truestress.
Engineeringstress dapat dirumuskan sebagai berikut:
Sedangkan true stress adalah
tegangan hasil pengukuran intensitas gaya reaksi yang dibagi dengan luas permukaan sebenarnya. True stress
dapat dihitung dengan:
σ =
Tegangan normal dianggap positif jika menimbulkan suatu tarikan (tensile)
dan dianggap negatif jika
menimbulkan penekanan
(compression).
2. Regangan
Regangan didefinisikan sebagai
perubahan panjang material dibagi panjang awal akibat gaya gaya tarik ataupun gaya tekan pada material. Apabila suatu spesimen struktur material diikat pada jepitan mesin penguji dan bahan serta pertambahan panjang spesifikasi diamati serempak, maka dapat digambarkan pengamatan
pada grafik dimana koordinat
menyatakan beban dan absis
Hubungan tegangan dan regangan tidak lagi linier pada saat material mencapai pada batasan fase sifat plastis.
Menurut Marciniak (2002) regangan
dibedakan menjadi dua, yaitu
Engineering strain dan true strain. Engineering strain adalah regangan yang dihitung menurut dimensi benda aslinya (panjang awal).Sehingga untuk mengetahui besarnya regangan yang terjadi adalah dengan membagi
perpanjangan dengan panjang
semula.
εeng =
Dimana :
εeng = Engineering strain
= Perubahan panjang (mm)
= Panjang mula-mula (mm) = Panjang setelah diberi gaya (mm)
True strain regangan yang dihitung secara bertahap (increment strain),
dimana regangan dihitung pada
kondisi dimensi benda saat itu (sebenarnya) dan bukan dihitung berdasarkan panjang awal dimensi benda. Maka persamaan regangan untuk true strain adalah:
ε = Dimana
ε = True strain
3. Deformasi
Deformasi atau perubahan bentuk yang terjadi apabila bahan dikenai
gaya. Selama proses deformasi
berlangsung bahan menyerap energi sebagai akibat gayanya yang bekerja. Sebesar apapun gaya yang bekerja pada bahan, bahan akan mengalami
perubahan bentuk dan dimensi.
Perubahan bentuk secara fisik pada benda dibagi menjadi dua, yaitu deformasi plastis dan deformasi elastis.
Penambahan pada bahan yang telah mengalami kekuatan tertinggi tidak dapat dilakukan, karena pada kondisi
ini bahan telah mengalami deformasi total. Jika beban total diberikan maka regangan akan bertambah dimana
material seakan menguat yang
disebut dengan penguatan regangan (strain hardening) yang selanjutnya benda akan mengalami putus pada kekuatan patah (singe 1995).
Hubungan tegangan regangan dapat dituliskan sebagai berikut :
E = E = Modulus Elastisitas
Pada awal pembebanan akan terjadi deformasi elastis sampai pada kondisi
tertentu bahan akan mengalami
deformasi plastis. Pada awal
pembebanan bahan dibawah
kekuatan luluh bahan akan kembali ke bentuk semula, hal ini dikarenakan sifat elastis bahan. Peningkatan beban melebihi kekuatan luluh (yield point) yang dimiliki plat akan
mengakibatkan aliran deformasi
METODE PENELITIAN Diagram Alir Penelitian
Dilakukan Juga Pengujian
aktual untuk membandingkan hasil
simulasi dengan pengujian
dilapangan.
Alat dan Bahan
1 Alat uji tekan
Gambar 2. Alat Uji Tekan 2 Thin Cylinder
Gambar 3.Aluminium Thin Cylinder
Engineering data, Material dll
Model, Set up, Solution: Clamp, velocity, Fixed support, stress, strais dll.
Running Program Ansys 15
Hasil dan kesimpulan
Selesai Mulai
Persiapan dan studi literatur
Pembuatan DesainAnsys Thin Silinder (Geometry) 120mmx40mmx0,2mm
TIDAK
Proses Meshing / Jumlah Elemen 2945, 3260, 3388,
4455 dan 4936.
Proses Velocity dengan 70, 75, 80,
85 dan 90 m/s.
Velocity 75 m/s
Mesh 3388
Simulasi software berbasis FEM
Pembuatan Thin Silinder (Geometry) 120mmx40mmx0,2mm
Engineering data, Material dll
Simulasi software berbasis FEM
Deformasi
2 rad/min (0.0008 m/s)
Kriteria Optimal
METODOLOGI PENELITIAN
Gambaran Permasalahan
Pada simulasi buckling ini
langkah yang dilakukan yaitu
membuat model rangka dan punch, kemudian melakukan simulasi dengan variasi jumlah elemen, selamjutnya dilakukan studi konvergensi dengan melakukan meshing untuk jumlah elemen yang berbeda beda sampai konvergensi terpenuhi dan metode
Velocity pada punch atau penekan. Hasil simulasi dapat dilihat nilai tegangan regangan, deformasi dan
buckling yang terjadi.
Permodelan pengujian
Gambar 4.Assembly bentuk pengujian
1. Punch
Punch adalah benda yang
berfungsi memberikan pembebanan pada material uji Aluminium dan bersifat rigid. Dengan geometri yang telah ditentukan yaitu (100x100) mm2
2. Rangka
Rangka yang akan di uji dalam permodelan yang berjenis deformable
atau fleksibel berdiameter: 40mm panjang: 120mm dan tebal: 0,2mm. Model rangka diberikan properties material sebagai berikut:
Material : Aluminium
Density Material : 2770 kg/m3 Modulus elastisitas : 7.1E+10 Poisson ratio : 0.33
3. fixed support
Berfungsi menahan beban yang diterima pada material aluminium di bagian bawah. Dengan geometri
(80x80) mm2 dengan ketebalan
10mm. seperti gambar 6 dibawah
Perbandingan hasil Pemprogaman software berbasis FEM Ansys 15.0 dengan Pengujian Aktual di Lapangan.
Pengujian dilakukan dengan
property material dan geometry yang sama dengan Ansys 15. Pengujian menggunakan Software Ansys yang dilakukan di Labkom Fakutas Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah
Surakarta, dengan spesifikasi
Komputer sesuai spesifikasi minimal software.Sementara untuk pengujian Aktual dilakukan pada Laboratorium Teknik Sipil.
Dengan tujuan, Membandingkan dua hasil output data dari Program Ansys Workbench dengan Pengujian Aktual di Lapangan.
1
2
Gambar 5. Thin cylinder uji actual dan alat mesin tekan pada lab Sipil.
Gambar 6.Hasil Pengujian yang dilakukan pada Lab.Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Surakarta dengan Ansys per stepnya.
Dengan Melakukan Pengamatan terhadap dua hasil pengujian yang dilakukan, yaitu dengan Simulasi pada Ansys Workbench dan Pengujian yang dilakukan pada Laboratorium
Teknik Sipil Universitas
Muhammadiyah Surakarta.Diketahui bahwasanya kedua hasil pengujian mempunyai hasil Deformasi yang mendekati walaupun tidak sebaik dari Simulasi Ansys 15.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Simulasi Dan Pembahasan Visualisasi proses buckling tekuk
Visualisasi proses buckling
(tekuk) dengan ANSYS Workbench
(a)
(b)
1. Simulasi buckling pada rangka dengan elemen / mesh 2945, 3260,3388, 4455, dan 4936.
Simulasi dari penelitian dan pengamatan yang dilakukan adalah gerakan impact (benturan) pada arah aksial dari masing masing rangka dengan element 2945, 3260, 3388, 4455 dan 4936 dengan bantuan
Ansys Workbench 15. Simulasi
dilakukan dengan menekan
menggunakan beban pada rangka
yang deformable atau fleksible
dengan benda yang rigid, dengan bahan deformable kerangka dapat diteliti deformasinya dan dengan bahan yang rigid tidak akan berubah bentuk saat dilakuakan pengujian
impact.
Besarnya deformasi yang terjadi oleh rangka dari hasil simulasi saat dipengaruhi oleh kecepatan dan masa dan energi kinetic yang terjadi dasar dari analisisa uji tekan yang dilakukan. Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja, sedangkan kerja adalah gaya dikalikan jarak, dari sini bisa diambil pengertian bahwa gaya yang bekerja adalah gaya luar yang
dipengaruhi oleh jarak dan
kecepatanya. Sedangkan gaya dalam (internal work) akan mempengaruhi besarnya energi dalam yang diterima tabung tipis selama terjadinya
benturan. Energi dalam adalah
(internalenergy) dipengaruhi oleh besarnya deformasi yang dialami material, deformasi disini diartikan sebagai perpindahan yang dialami tabung tipis.
Pada simulasi akan ditunjukan
besarnya gaya impact dan tegangan yang terjadi pada rangka, dimana rangka tersebut akan diambil 5 elemen yang mengalami energi kritis.
Simulasi benturan atau impact
dilakukan dengan memberikan
steptime 1 dan velocity pada punch
atau penekan adalah 75 m/s. daerah
rangka yang mengalami buckling
dapat dilihat dan besarnya energi kinetik, energy regangan, tegangan-regangan dan gaya tumbuk (impact) yang dialami oleh rangka dapat diketahui dari grafik yang ditunjukkan oleh output.
Rangka dengan jumlah elemen 2945
Visualisasi tegangan pada
Buckling dengan jumlah elemen 2945
pada stepbuckling, frame
ke-1.Steptime 1 second. Pada frame ini menunjukkan visualisasi tegangan tertinggi pada proses buckling.
Gambar 8. Visualisasi distribusi tegangan elemen 2945
Pada gambar.8 ditunjukkan tegangan maksimum 4.3663x108 Pa.
Rangka dengan jumlah elemen 3260
Visualisasi tegangan pada
Buckling dengan jumlah elemen 3260
pada stepbuckling, frame
Gambar 9. Visualisasi distribusi tegangan elemen 3260
Pada gambar.9 ditunjukkan tegangan maksimum 5.1174x108 Pa. Ditunjukkan dengan panah warna merah.
Rangka dengan jumlah elemen 3388
Visualisasi tegangan pada
Buckling dengan jumlah elemen 3388
pada stepbuckling, frame
ke-1.Steptime 1 second. Pada frame ini menunjukkan visualisasi tegangan tertinggi pada proses buckling.
Gambar 10. Visualisasi distribusi tegangan elemen 3388
Pada gambar.10 ditunjukkan tegangan maksimum 5.28758 Pa. Ditunjukkan dengan panah warna merah.
Rangka dengan jumlah elemen 4455
Visualisasi tegangan pada
Buckling dengan jumlah elemen 4455
pada stepbuckling, frame
ke-1.Steptime 1 second. Pada frame ini menunjukkan visualisasi tegangan tertinggi pada proses buckling.
Gambar 11. Visualisasi distribusi tegangan elemen 4455
Pada gambar.11 ditunjukkan
tegangan maksimum 4.5331x108
Pa.Ditunjukkan dengan panah warna merah.
Rangka dengan jumlah elemen 4936
Visualisasi tegangan pada
Buckling dengan jumlah elemen 4956
pada stepbuckling, frame
ke-1.Steptime 1 second. Pada frame ini menunjukkan visualisasi tegangan tertinggi pada proses buckling.
Gambar 12 Visualisasi distribusi tegangan elemen 4936
Pada gambar.12 ditunjukkan
tegangan maksimum 3.8710x108
Grafik 1 Hubungan antara tegangan dengan jumlah elemen
Visualisasi proses buckling pada rangka elemen 3388 dengan
velocity 70, 75, 80, 85 dan 90 m/s. 2. Simulasi buckling (tekuk) pada rangka elemen 3388 dengan
velocity 70 m/s
Simulasi buckling (tekuk) pada rangka elemen 3388 dengan velocity 70 m/s mengakibatkan rangka akan
mengalami tekukan sehingga
mengalami deformasi atau perubahan bentuk.
Gambar 13 Visualisasi distribusi tegangan velocity 70 m/s
Dari gambar.13 diperoleh nilai tegangan maksimal 8.277x108 Pa. dan Regangan -0.5112.
Grafik 2 hubungan antara tegangan-regangan dengan velocity 70 m/s
Simulasi buckling (tekuk) pada rangka elemen 3388 dengan
velocity 75 m/s
Simulasi buckling (tekuk) pada rangka elemen 3388 dengan velocity
75 m/s mengakibatkan rangka akan
mengalami tekukan sehingga
mengalami deformasi atau perubahan bentuk.
Gambar 14 Visualisasi distribusi tegangan velocity 75 m/s
Dari gambar.14 diperoleh nilai tegangan maksimal 5.2875x108 Pa. dan Regangan -0.4015
Simulasi buckling (tekuk) pada rangka elemen 3388 dengan
velocity 80 m/s
Simulasi buckling (tekuk) pada rangka elemen 3388 dengan velocity 80 m/s mengakibatkan rangka akan
mengalami tekukan sehingga
mengalami deformasi atau perubahan bentuk.
Gambar 14 Visualisasi distribusi tegangan velocity 80 m/s
Dari gambar.14 diperoleh nilai tegangan maksimal 5.3169x108 Pa. dan Regangan -0.5122
Grafik 4 hubungan antara tegangan-regangan dengan velocity 80 m/s
Simulasi buckling (tekuk) pada rangka elemen 3388 dengan
velocity 85 m/s
Simulasi buckling (tekuk) pada rangka elemen 3388 dengan velocity
85 m/s mengakibatkan rangka akan
mengalami tekukan sehingga
mengalami deformasi atau perubahan bentuk.
Gambar 14 Visualisasi distribusi tegangan velocity 85 m/s
Dari gambar.14 diperoleh nilai tegangan maksimal 4.0118 Pa. dan Regangan -0.3889
Grafik 5 hubungan antara tegangan-regangan dengan velocity 85 m/s
Simulasi buckling (tekuk) pada rangka elemen 3388 dengan
velocity 90 m/s
Simulasi buckling (tekuk) pada rangka elemen 3388 dengan velocity
90 m/s mengakibatkan rangka akan
mengalami tekukan sehingga
Gambar 20 Visualisasi distribusi tegangan velocity 90 m/s
Dari gambar.15 diperoleh nilai tegangan maksimal 4.84738 Pa. dan Regangan -0.50372
Grafik 6 hubungan antara tegangan-regangan dengan velocity 90 m/s
Hubungan antara besarnya
velocity dengan tegangan maksimal pada simulasi Ansys 15.
Pada simulasi Buckling (tekuk) dengan variasi velocity yang berbeda yaitu 70, 75, 80, 85 dan 90 m/s dengan jumlah elemen 3388 dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi
velocity yang diberikan, maka
deformasi yang terjadi pada material semakin tinggi. Sehingga rangka yang mula mula lurus berubah menjadi menekuk dan panjang rangka berubah
menjadi pendek.Seperti yang
ditunjukkan pada gambar.
Kesimpulan
1. Fenomena Buckling pelat
berhasil dilakukan dengan software Ansys. Pada simulasi Buckling (tekuk) dengan variasi velocity yang berbeda yaitu 70, 75, 80, 85 dan 90 m/s dengan jumlah elemen 3388, semakin tinggi velocity yang diberikan, maka deformasi yang terjadi pada material semakin tinggi, Sehingga rangka yang mula mula lurus berubah menjadi menekuk.
2. Parameter yang berpengaruh
pada FEM dengansoftware Ansys adalah ukuran mesh dan velocity, semakin tinggi Velocitynya, beban maksimal yang mampu ditahan oleh material semakin rendah, karena ada unsur kejutan yang mempengaruhi titik simetrisnya dan semakin sedikit
jumlah elemen atau mesh maka
DAFTAR PUSTAKA
Bakir (2005), Simulasi Buckling dan Collapse Menggunakan software Metode Elemen Hingga. Tugas Akhir S-1. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.
Bourke, M.A, Beyerlein, I. J, 2003, Finite Element Analysys of the Plastic Deformasi Zone and Working Load in Equal Chanenel of Abgular Extrution, Journal of Material Processing Technology, NM 87545, USA.
Dishong.(2003) Pokok Teknologi Struktur untuk Konstruksi dan Arsitektur. Department Of ConstructionManagement Louisiana State University.
Hutton. (2004)Fundamental Of Finite Elemen Analysis, International Edition Newyork.
Popov, E.P., 1986, Mekanika Teknik, Edisi kedua Erlangga, Jakarta.