• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING UNTUK MENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI PECAHAN KELAS V MI BILINGUAL AL-ISLAM SUKOMORO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING UNTUK MENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI PECAHAN KELAS V MI BILINGUAL AL-ISLAM SUKOMORO"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING UNTUK MENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI PECAHAN KELAS V

MI BILINGUAL AL-ISLAM SUKOMORO

Lutfi Nafi’ah

Pendidikan Profesi Guru, IAIN Palangka Raya Email : lutfinafiah03541@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini dilaksanakan karena masih banyak siswa yang belum menyukai pembelajaran matematika khususnya materi Penjumlahan Penyebut Berbeda. Berdasarkan hasil latihan soal matematika siswa kelas V MI Bilingual Al-Islam pada materi Penjumlahan Pecahan Penyebut Berbeda menunjukkan hasil yang masih relatif rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa Kelas V MI Bilingual Al-Islam Sukomoro pada pelajaran Matematika materi Penjumlahan Pecahan Penyebut Berbeda.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus, setiap pertemuan terdiri atas tahap perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V MI Bilingual Al-Islam Sukomoro tahun pelajaran 2022/2023 yang berjumlah 12 siswa. Penerapan Model Cooperative Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dari segi ketuntasan belajar siklus I diketahui siswa yang tuntas belajar yaitu 66,67% .Sedangkan pada akhir siklus II siswa yang tuntas mencapai 100%.

Dapat dinyatakan bahwa penerapan Model Cooperative Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Penjumlahan Pecahanan Penyebut Berbeda.

Kata Kunci : Model Cooperative Learning, Hasil Belajar, Pecahan

PENDAHULUAN

Mata pelajaran Matematika mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Tetapi kenyataan yang ada di lapangan menunjukkan bahwa hasil belajar Matematika berada di tingkat bawah dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya. Usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya pendidikan matematika telah lama

(2)

dilaksanakan. Namun keluhan tentang kesulitan belajar matematika masih banyak dijumpai.

Pengamatan peneliti, masih banyak siswa yang belum menyukai pembelajaran matematika khususnya materi Penjumlahan Penyebut Berbeda.

Berdasarkan hasil latihan soal matematika siswa kelas V MI Bilingual Al-Islam pada materi Penjumlahan Pecahan Penyebut Berbeda menunjukkan hasil yang masih relatif rendah. Data hasil nilai harian masih belum mencapai hasil yang memuaskan karena masih ada sebagian siswa yang mempunyai nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). KKM untuk mata pelajaran Matematika di kelas V MI Bilingual Al-Islam adalah 75.

Penyampaian materi dalam pembelajaran matematika dapat menggunakan bermacam- macam model pembelajaran agar dapat diterima siswa dengan baik. Semua model pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangan. Salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat dikembangkan adalah model Cooperative Learning.

Model Cooperative Learning merupakan suatu aktivitas pembelajaran dengan menggunakan sistem kerja kelompok dalam menyelesaikan tugas.

Tujuan utama model Cooperative Learning adalah agar siswa dapat belajar berkelompok dengan saling menghargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk menyampaikan pendapatnya. Banyak manfaat yang dirasakan siswa dengan model Cooperative Learning. Peneliti menggunakan model Cooperative Learning karena model ini dianggap mampu meningkatkan keaktifan siswa dalam proses belajar dan dapat meningkatkan keterampilan menghitung dengan cara sering berlatih dan bertukar pendapat bersama teman dalam kelompok.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti malakukan penelitian dengan mengangkat judul “ Penerapan Model Cooperative Learning untuk Meningkatan Hasil Belajar Materi Pecahan Kelas V MI Bilingual Al- Islam Sukomoro”.

Tujuan Penelitian ini yaitu : (1) Untuk mengetahui penerapan model Cooperative Learning pada Materi Penjumlahan Pecahan Penyebut Berbeda di MI Bilingual Al-Islam Sukomoro. (2) Untuk mengetahui penerapan model Cooperative learning dalam meningkatkan hasil belajar Materi Penjumlahan Pecahan Penyebut Berbeda di MI Bilingual Al-Islam Sukomoro.

Belajar merupakan hal yang sangat kompleks, sehingga sulit untuk mengatakan dengan pasti apakah sebenarnya belajar itu. Belajar merupakan hal yang sangat penting sekali. Guru memahami sebaik-baiknya tentang proses belajar siswa, agar dapat memberikan bimbingan dan menyediakan lingkungan belajar yang tepat dan serasi bagi siswa. Menurut Slameto (2010:2). “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.

(3)

Menurut Oemar Hamalik (2003:36). “Belajar adalah merupakan suatu proses suatu kegiatan dan bukan suatu tujuan”. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari pada itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, merupakan perubahan kelakuan, belajar juga diartikan sebagai suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan“. W.S Winkel (1991:36) menjelaskan, bahwa

“Belajar adalah semua aktivitas mental/ psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan- perubahan dalam pengetahuan, ketrampilan dan nilai- sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas”.

Menurut Rusmono (2017) menyatakan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku individu yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan pisikomotorik. Perubahan perilaku tersebut diperoleh setelah siswa menyelesaikan program pembelajarannya melalui interaksi dengan berbagai sumber belajar dan lingkungan belajar. “hasil belajar merupakan perilaku yang dapat diamati dan menunjukan kemampuan yang dimiliki seseorang.

Kemampuan siswa yang merupakan perubahan perilaku sebagai hasil belajar itu dapat diklasifikasikan dalam dimensi-dimensi tertentu” (Ahiri 2017, hal 18).

Cooperative Learning adalah aktivitas pembelajaran kelompok yang diorganisir oleh satu prinsip bahwa pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi secara sosial di antara kelompok-kelompok pembelajaran yang di dalamnya, setiap pembelajar bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri serta didorong untuk meningkatkan pembelajaran anggota kelompok yang lain (Roger, dkk dalam Huda, 2015, hlm. 29). Cooperative Learning merupakan kegiatan pembelajaran dengan cara berkolompok untuk bekerja sama saling membantu mengkonstruksi konsep, menyelesaikan persoalan, atau inkuiri (Syaifurahman & Ujiati, 2013, hlm. 75).

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di MI Bilingual Al-Islam Sukomoro Kabupaten Nganjuk. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember semester ganjil Tahun Pelajaran 2022/2023. Sebagai subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V MI Bilingual Al- Islam Sukomoro dan materi Matematika yang digunakan adalah Penjumlahan Pecahan Penyebut Berbeda.

Teknik pengumpulan data serta instrumen yang digunakan selama pelaksanaan penelitian tindakan kelas secara ringkas adalah (1) Observasi:

metode observasi (pengamatan) digunakan untuk memantau berbagai aspek pelaksanaan penelitian tindakan kelas. Instrumen yang digunakan meliputi lembar observasi kegiatan peserta didik serta Lembar Kegiatan Peserta didik (LKS). (2) Metode Tes: metode tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar

(4)

peserta didik sebelum dan sesudah mengikuti penelitian tindakan. Instrumen yang digunakan berupa soal berbentuk essay.

Indikator Kinerja penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan penelitian ini, dapat diketahui persentase siswa yang memenuhi KKM. KKM untuk mata pelajaran Matematika di MI Bilingual Al-Islam adalah 75. Penelitian Tindakan Kelas ini dinyatakan berhasil jika tingkat keefektifan pembelajaran mencapai 75% dan hasil belajar mencapai 75% dari jumlah siswa pada mata pelajaran Matematika materi Penjumlahan Pecahan Penyebut Berbeda.

Teknik analisis data pada penelitian ini secara kualitatif dan kuantitatif.

Data yang dianalisis secara kualitatif adalah situasi pembelajaran saat dikenai tindakan diamati dengan menggunakan lembar observasi berupa lembar checklist. Sedangkan data yang dianalisis secara kuantitatif adalah hasil Belajar Matematika tes evaluasi tentang Penjumlahan Pecahan Penyebut Berbeda.

Tahap-tahap pelaksanaan penelitian tindakan kelas dalam tiap siklusnya dapat dilihat melalui gambar berikut:

Model Spiral dari Kemmis dan Taggart (Kasbollah K., 1999:70) Pelaksanaan setiap siklus sesuai dengan 4 tahap tersebut: (1) Perencanaan: mengadakan penelitian awal untuk mengidentifikasi permasalahan yang perlu segera diatasi dalam tahap ini peneliti melakukan observasi pada proses pembelajaran terhadap siswa kelas V dan guru kelas V.

Membuat lembar observasi bagi guru dan siswa untuk melihat proses pembelajaran dengan menerapkan medel Cooperative Learning. Lembar observasi tentang kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran. Membuat Lembar Kerja Peserta Didik tentang Penjumlahan Pecahan Penyebut Berbeda. (2) Pelaksanaan: pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan tindakan yang telah dirumuskan pada RPP dalam situasi yang aktual, meliputi

(5)

kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. (3) Observasi: pada tahap Observasi dan Evaluasi, Observasi dilakukan terhadap pelaksanaan model Cooperative Learning di kelas pada saat pembelajaran berlangsung. (4) Refleksi:

pada tahap ini yang harus dilakukan mencatat hasil observasi, mengevaluasi hasil observasi, menganalisis hasil pembelajaran, mencatat kelemahan- kelemahan untuk dijadikan bahan penyusunan perancangan siklus berikutnya sampai tujuan penelitian tercapai.

HASIL PENELITIAN

Penggunaan model Cooperative Learning telah dilakukan dua siklus dalam dua kali pertemuan. Penelitian yang dilakukan melalui dua siklus ini untuk mengetahui apakah penerapan model Cooperative Learning dapat meningkatkan hasil belajar materi penjumlahan pecahan penyebut berbeda siswa kelas V MI Bilingual Al-Islam. Penggunaan model Cooperative Learning pada pembelajaran terlihat sangat bermanfaat dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa menjadi lebih baik lagi. Pemilihan model Cooperative Learning merupakan salah satu hal yang memberikan peranan dalam proses pembelajaran.

Hasil observasi menunjukkan peningkatan kategori aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran dari siklus I ke siklus II. Hal ini menandakan bahwa penerapan model Cooperative Learning telah memberikan pengaruh yang positif terhadap peningkatan hasil aktivitas belajar peserta didik menjadi lebih baik. Secara keseluruhan penerapan model Cooperative Learning telah dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Matematika siswa kelas V MI Bilingual Al-Islam dengan baik. Peningkatan keaktifan siswa kelas V dalam pembelajaran Matematika karena adanya perubahan aktivitas guru dalam proses pembelajaran dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I ketika proses pembelajaran guru tidak menggunakan alat peraga sedangkan dalam siklus II guru menggunakan alat peraga. Hal ini ternyata berbengaruh pada tingkat keberhasilan penerapan model Cooperative Learning pada materi penjumlahan pecahan dengan penyebut berbeda.

Penggunaan alat peraga ini mendukung proses pembelajaran Cooperative Learning dimana siswa lebih memahami materi tersebut sehingga hasil belajar siswa kelas V MI Bilingual Al-Islam lebih meningkat. Dengan demikian penerapan model Cooperative Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V pada materi Penjumlahan Pecahan Penyebut Berbeda.

Terbukti sesuai dengan teori Belajar menurut Slameto (2010:2) menyatakan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

(6)

dan Hasil Belajar Menurut Rusmono (2017) menyatakan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku individu yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan pisikomotorik. Perubahan perilaku tersebut diperoleh setelah siswa menyelesaikan program pembelajarannya melalui interaksi dengan berbagai sumber belajar dan lingkungan belajar.

Peningkatan hasil belajar siswa berdasarkan hasil Pra Siklus, siklus I dan siklus II sebagai berikut :

Dari data grafik diatas, maka dapat dilihat peningkatan dari pra siklus, siklus I dan siklus II. Hasil pra siklus rata-rata yang diperoleh yaitu 69,00.

Siklus I diketahui nilai rata-rata yang diperoleh yaitu 79,33 dan pada siklus ke II rata-rata yang diperoleh yaitu 90,00 terjadi peningkatan rata-rata sebesar 10,67. Dari segi ketuntasan belajar siklus satu diketahui peserta didik yang tuntas belajar yaitu 66,67% sedangkan pada siklus kedua peserta didik yang tuntas belajar mencapai 100%. Dapat dinyatakan peningkatan ketuntasan belajar dari siklus satu ke siklus kedua sangat signifikan. Hal ini diperkuat oleh penelitian terdahulu yang dilaksanakan oleh Putri Suci El Mahanani (2021) yang menyimpulkan bahwa berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh bahwa hasil belajar siswa kelas 3 SDN Tambakrejo Gurah Kediri cukup tinggi setelah diterapkan metode Cooperative Learning. Hasil penelitian ini menunjukkan peningkatan hasil belajar yang cukup signifikan dari dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I nilai rata-rata siswa dalam Pemahaman Materi adalah 66,45(58,06%), siklus II lebih mencapai menjadi 80,64(83,87%).

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tentang perbaikan pembelajaran pada Mata Pelajaran Matematika yang masing-masing terdiri dari 2 siklus, serta melakukan pengamatan pada kegiatan tersebut, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

(7)

(1) Model Cooperative Learning pada Mata Pelajaran Matematika materi Penjumlahan Pecahan Penyebut Berbeda Kelas V MI Bilingual Al-Islam di setiap siklus menunjukan perubahan yang positif. Terbukti dengan keaktifan dan keterlibatan dari siswa baik secara fisik, mental, emosional dan kemampuan intelektual dan proses pembelajaran pada setiap siklus berjalan efektif. (2) Hasil belajar siswa pada Mata Pelajaran Matematika materi Penjumlahan Pecahan Penyebut Berbeda Kelas V MI Bilingual Al-Islam Sukomoro setelah menggunakan model Cooperative Learning menunjukan peningkatan hasil yang baik pada akhir siklus. Prestasi ini terlihat dari hasil belajar siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) dengan bobot 75 mencapai 100%.

Dapat dinyatakan bahwa penerapan model Cooperative Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Penjumlahan Pecahanan Penyebut Berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Hamalik Oemar. Dr. (2003). Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.

Wingnkel. W.S (1984) Psikologi Pendidikan Dan Evaluasi Balajar. Jakarta : Gramedia.

Arikunto, Suharsimi. Dr. prof (2006) Prosedur Penilaian Edisi Revisi VI Cetak Ke 12. Jakarta : Rineka Cipta.

Sudjana, Nana. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.

Remaja Rosdikarya.

Gamal Thabroni Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning).

Artikel

https://serupa.id/model-pembelajaran-kooperatif-cooperative-learning/

Huda, Miftahul. (2015). Model-model Pengajaran dan Pembelajaran: Isu-Isu Metodis dan Paradigmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Huda, Miftahul. (2015). Cooperative Learning: Metode, Teknik, Struktur, dan Model Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Syaifurahman & Ujiati, T. (2013). Manajemen dalam Pembelajaran. Jakarta Barat: PT Indeks.

Rusman. (2018). Model-model Pembelajaran Mengembangkan rofesionalisme Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Warsono & Hariyanto. (2014). Pembelajaran Aktif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

(8)

Hamdayama, Jumanta. (2016). Metodologi Pengajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Suprijono, Agus. (2015). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kasbolah, Kasiani. (1999). Penelitian Tindakan Kelas. Depdikbud: Jakarta.

http://www.pgsdblog.com/2017/11/karakteristik-siswa-anak-kelas-v-sd.html.

Referensi

Dokumen terkait

Furthermore, women with low education level had 86% greater risk of (pre-)eclampsia (RRa=1.86, P=0.005), while middle education level had 72% greater risk of

[r]

[r]

Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan model persamaan laju pengeringan pada produk jamur tiram, mengetahui rasio rehidrasi produk jamur tiram, serta untuk

Data penderita hipertensi pada lansia bulan Januari sampai dengan Desember

Dari 4 hasil penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu, belum ada yang membahas mengenai kekerasan simbolik dalam iklan politik televisi yang akan

Pada akhir PLPG dilakukan uji kompetensi yang meliputi uji tulis dan uji kinerja (ujian praktik). Ujian tulis bertujuan untuk mengungkap kompetensi profesional dan

Delay (latency) berdasarkan node juga dapat digambarkan dalam grafik pada Gambar 4.7 berdasarkan node dengan ukuran file yang berbeda.. Kinerja tiap node mendukung