EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM PEMBELAJARAN PPKN PADA MURID
KELAS VI SD NEGERI LABBAKKANG KECAMATAN BAJENG KABUPATEN GOWA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar
RISKA AULIA DIRWANSAH 105401127818
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
2022
i
EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM PEMBELAJARAN PPKN PADA MURID
KELAS VI SD NEGERI LABBAKKANG KECAMATAN BAJENG KABUPATEN GOWA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar
RISKA AULIA DIRWANSAH 105401127818
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
2022
iv
v
vi
MOTO DAN PERSEMBAHAN
“Kunci untuk bahagia adalah mempunyai mimpi,
Kunci untuk sukses adalah membuat mimpi menjadi nyata, Kesuksesan datang dari kita
Yang memiliki mimpi yang lebih besar Dari rasa takut yang kita punya”
Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang tuaku, saudara dan keluarga besarku sebagai tanda baktiku atas segala
tetes keringat, doamu, kasih sayang, pengorbanan serta
perjuanganmu untukku meraih kesuksesan
dan mencapai cita-citaku.
vii ABSTRAK
Riska Aulia Dirwansah, 2022. Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Group Investigation (GI) dalam Pembelajaran PPKn pada Murid Kelas VI SD Negeri Labbakkang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Jumiati Nur sebagai pembimbing I dan Rismawati sebagai pembimbing II.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penerapan model pembelajaran Group Investigation (GI) dalam pembelajaran PPKn pada murid kelas VI SD Negeri Labbakkang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Desain penelitian yang digunakan adalah One Group Pretest-Posttest yaitu sebuah penelitian yang dilakukan dengan menggunakan tes awal dan tes akhir. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VI dengan jumlah siswa 24. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan cara Sampling Purposive. Instrumen penelitian yang digunakan adalah Pretest, Posttest, dan lembar observasi.
Data yang terkumpul pada penelitian ini dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif dan inferensial. Setelah menganalisis data, penulis menemukan bahwa sebelum diterapkannya model pembelajaran Group Investigation (GI) aktivitas dan hasil belajar murid sangat rendah yaitu aktivitas murid memperoleh hasil 15 dari skor maksimal 30 dengan persentase 50%
sedangkan rata-rata Pretest hasil belajar murid memperoleh 56,2.
Selanjutnya skor perolehan hasil observasi aktivitas murid setelah Posttest memperoleh skor 29 dari skor maksimal 30 dengan persentase 97% sedangkan rata- rata nilai Posttest hasil belajar murid adalah 89,3. Dapat diketahui bahwa nilai thitung
sebesar 4,681. Dengan frekuensi (dk) sebesar 24 – 1 = 23. Pada taraf signifikan 5%
diperoleh ttabel = 2,069. Oleh karena itu thitung > ttabel pada taraf signifikan 5%. Maka hipotesis H0 ditolak dan hipotesis H1 diterima, yang berarti terdapat efektivitas pada penerapan model pembelajaran Group Investigation (GI) dalam pembelajaran PPKn pada murid kelas VI SD Negeri Labbakkang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.
Kata Kunci : Model Pembelajaran Group Investigation (GI), Hasil Belajar PPKn.
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Group Investigation (GI) dalam Pembelajaran PPKn pada Murid Kelas VI SD Negeri Labbakkang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa”. Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari kesempurnaan. Akan tetapi, berkat pertolongan dan petunjuk dari Allah SWT dan bantuan berbagai pihak, akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
Tiada jalan tanpa rintangan, tiada puncak tanpa tanjakan, tiada kesuksesan tanpa perjuangan. Dengan kesungguhan dan keyakinan terus melangkah, akhirnya penulis sampai pada titik penyelesaian skripsi ini. Namun, semua ini tidak lepas dari uluran tangan dari berbagai pihak baik melalui dukungan, arahan, bimbingan serta bantuan moril dan materil.
Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada kedua orang tuaku Ayahanda Dirwan dan Ibunda Darmawati yang senantiasa memberikan harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan doa tulus kepada penulis. Seluruh keluarga besar atas segala pengorbanan, dukungan dan doa restu yang telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa
yang diberikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan akhirat.
Begitu pula penghargaan yang setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih penulis sampaikan dengan hormat kepada :
1. Prof. Dr. H. Ambo Asse, M,Ag. Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.
2. Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Aliem Bahri, S.Pd., M.Pd. Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Dra. Jumiati Nur, M.Pd Pembimbing I dan Rismawati, S.Pd., M.Pd pembimbing II yang telah meluangkan waktunya disela kesibukan beliau untuk mengarahkan dan membimbing penulis dalam penyusunan skripsi penelitian sampai tahap penyelesaian.
5. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu atas bimbingan, arahan, dan jasa-jasa yang tak ternilai harganya kepada penulis.
6. Nurbaeti, S.Pd.SD, Kepala Sekolah SD Negeri Labbakkang dan Nurcaya, S.Pd, Guru wali kelas VI SD Negeri Labbakkang yang telah menerima dan memberi kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.
7. Siswa-siswi kelas VI SD Negeri Labbakkang atas segala bantuan dan kerjasamanya yang baik selama penulis melaksanakan penelitian.
8. Saudaraku Ryan Hidayatullah yang telah memberikan doa dan dukungan kepada penulis baik berupa moril maupun materil selama penyusunan skripsi ini.
9. Teman-teman seperjuangan angakatan 2018 di Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah bersama-sama berusaha keras dan penuh semangat dalam menjalani studi.
10. Teman-teman dan sahabat seperjuanganku Kurniawati.M, Nadhifa Khairunnisa, dan Putri Suci Ramadhani. Penulis mengucapkan banyak terima kasih atas kebersamaan, dukungan, kenangan, dan motivasi yang diberikan.
11. Semua pihak yang tidak bisa dituliskan namanya satu persatu namun tak mengurangi rasa terima kasih penulis kepada mereka.
Hanya Allah SWT yang dapat memberikan imbalan yang setimpal.
Semoga aktivitas kita senantiasa bernilai ibadah di sisi-Nya. Sebagai manusia biasa yang tak luput dari kesalahan, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritikan yang bersifat membangun dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan karya ini. Semoga karya sederhana yang penulis tulis ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin..
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh
Makassar, Juni 2022
Penulis
xi DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii
SURAT PERNYATAAN ... iv
SURAT PERJANJIAN ... v
MOTO DAN PERSEMBAHAN ... vi
ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 5 Halaman
BAB II KAJIAN TEORI ... 7
A. Kajian Teori ... 7
1. Pengertian Efektivitas ... 7
2. Pembelajaran PPKn ... 8
a. Pengertian PPKn ... 8
b. Hakikat PPKn ... 9
c. Fungsi dan Tujuan PPKn ... 10
3. Model Pembelajaran Group Investigation (GI) ... 11
a. Pengertian Model Pembelajaran Group Investigation (GI) ... 11
b. Ciri-Ciri Pembelajaran Group Investigation ... 12
c. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Group Investigation (GI) ... 13
d. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Group Investigation . 14 B. Kerangka Pikir ... 15
C. Hasil Penelitian Relevan ... 16
D. Hipotesis Penelitian ... 18
BAB III METODE PENELITIAN ... 19
A. Jenis Penelitian ... 19
B. Lokasi Penelitian ... 19
C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 19
D. Desain Penelitian ... 21
E. Variabel Penelitian ... 21
F. Definisi Operasional Variabel ... 22
G. Prosedur Penelitian... 22
H. Instrumen Penelitian... 23
I. Teknik Pengumpulan Data ... 24
J. Teknik Analisis Data ... 25
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 30
A. Hasil Penelitian ... 30
B. Pembahasan ... 49
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 53
A. Simpulan ... 53
B. Saran ... 54
DAFTAR PUSTAKA ... 55 LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
xiv
DAFTAR TABEL
3.1 Tabel Populasi SD Negeri Labbakkang ... 20
3.2 Tabel Sampel Murid Kelas VI ... 20
3.3 Desain Penelitian ... 21
3.4 Kategori Standar Hasil Belajar yang Diterapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional ... 26
3.5 Kategori Standar Ketuntasan Hasil Belajar PKn Murid SD Negeri Labbakkang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa ... 26
4.1 Hasil Obsevasi (Pretest) Aktivitas Murid ... 30
4.2 Hasil Observasi (Posttest) Aktivitas Murid ... 32
4.3 Skor Nilai Pretest Murid Kelas VI SD Negeri Labbakkang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa ... 34
4.4 Perhitungan Untuk Mencari Rata-Rata (Mean) Nilai Pretest Murid ... 36
4.5 Tingkat Hasil Belajar Pretest ... 38
4.6 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar PPKn Murid ... 39
4.7 Skor Nilai Posttest ... 40
4.8 Perhitungan Untuk Mencari Rata-Rata (Mean) Nilai Posttest ... 42
4.9 Tingkat Hasil Belajar Posttest ... 43
4.10 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar PPKn Murid ... 44
4.11 Analisis Nilai Pretest dan Posttest ... 45
Tabel Halaman
xv
2.1 Bagan Kerangka Pikir ... 16 3.1 Defenisi Operasional Variabel ... 22
Gambar Halaman
xvi
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 59
2. Lembar Soal Pretest dan Jawaban ... 67
3. Lembar Soal Posttest dan Jawaban ... 70
4. Daftar Hadir Murid ... 73
5. Lembar Observasi Pretest Aktivitas Murid ... 75
6. Lembar Observasi Posttest Aktivitas Murid ... 77
7. Lembar Penilaian Hasil Belajar Pretest Murid... 79
8. Lembar Penilaian Hasil Belajar Posttest Murid ... 81
9. Lembar SPSS (Pretest, Posttest, Uji Normalitas) ... 83
10. Lampiran Tabel Uji t ... 85
11. Hasil Kerja Pretest Murid... 86
12. Hasil Kerja Posttest Murid ... 88
13. Dokumentasi ... 90
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan memiliki peran yang sangat penting untuk meningkatkan kemajuan bangsa khusunya di Indonesia. Pendidikan adalah usaha dan pembinaan yang secara berkesinambungan dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidup seseorang. Menurut Undang-Undang No.20 Tahun 2003 “Pendidikan adalah usaha sadar atau terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang dibutuhkan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara”.
Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang dapat membentuk dan mengembangkan kepribadian murid untuk mampu melaksanakan Hak dan Kewajiban, tanggung jawab, peningkatan kesadaran dalam berbangsa dan bernegara. Menurut Permendiknas No. 22 Tahun 2006 mengatakan bahwa Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan bertujuan mengembangkan potensi diri peserta didik untuk dapat berpikir kritis, rasional, bertanggung jawab, dan menumbuhkan jiwa nasionalisme yang mampu menanggapi isu-isu kewarganegaraan.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran yang memegang peran penting di sekolah seperti membentuk nilai sikap
dan moral pada diri murid disekolah, sehingga akan mempengaruhi pembentukan kepribadian murid untuk menjadi warga negara yang baik. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan ini seharusnya mampu membangun bangsa Indonesia yang berpotensi dan berkarakter. Namun, selama ini mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan belum mampu membangun karakter peserta didik yang akan menjadi penerus bangsa sehingga tidak dapat dipungkiri terjadi krisis karakter. Hal ini dibuktikan dengan banyak tindakan kejahatan dan kriminal yang dilakukan oleh pemuda dan warga masyarakat. Data dari Badan Narkotika Nasional (BNN) menunjukkan bahwa pengguna narkoba di Indonesia semakin hari semakin meningkat. Dimana pada tahun 2021 jumlah pengguna narkoba di Indonesia semakin meningkat dari tahun sebelumnya sebanyak 3,66 juta jiwa (Antara, 2022).
Contoh lain dari tindakan kriminal yang dilakukan oleh para pemuda khususnya peserta didik yang akan menjadi penerus bangsa ialah kasus bentrok antar mahasiswa yang disebabkan oleh persoalan suku, ras, dan agama (Widiatmaka, 2016).
Melihat situasi yang sedemikian memprihatikan ini, maka kualitas Pendidikan di Indonesia khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) harus ditingkatkan. Pendidikan harus dilaksanakan sebaik mungkin dengan memperbaiki faktor-faktor yang menunjang kualitas Pendidikan kita. Adapun faktor-faktor yang menunjang kualitas Pendidikan seperti guru, murid, dan proses pembelajarannya.
Proses pembelajaran merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang kualitas Pendidikan. Proses pembelajaran ini ialah suatu proses yang dijalankan oleh murid yang kemudian mendapat bimbingan dari seorang guru. Dalam proses
pembelajaran, murid disebut sebagai objek dan guru sebagai figur sentral Pendidikan yang dapat memacu dan meningkatkan proses pembelajaran untuk tercapainya tujuan yang diharapkan.
Dalam proses pembelajaran terdapat beberapa kendala yang dapat menghambat proses belajar mengajar. Diantaranya, karena kecenderungan guru menggunakan ceramah maka terdapat beberapa siswa yang tidak fokus dalam proses kegiatan belajar mengajar dan merasa tidak tertarik untuk mengikuti proses belajar mengajar. Hal ini diakibatkan karena proses kegiatan pembelajaran sangat monoton, berkesan tegang dan kurangnya variasi serta proses belajar yang bersifat satu arah (Setiawan, 2016).
Berdasarkan observasi awal sebelum penelitian yaitu pada tanggal 19 Januari 2022, ditemukan masalah terkait proses belajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yaitu, murid sibuk dengan aktivitasnya masing-masing pada saat pembelajaran sedang berlangsung, murid mudah merasa bosan, dan terdapat beberapa murid yang asik mengobrol dengan teman sebangkunya yang menyebabkan murid kurang konsentrasi serta kurangnya keaktifan dan antusias murid pada saat mengikuti pembelajaran. Dengan adanya kendala dalam proses pembelajaran maka proses pembelajaran didalam kelas menjadi pasif dan monoton yang menghasilkan rendahnya hasil belajar dan rendahnya daya serap siswa terhadap materi pelajaran.
Adanya kendala dalam proses pembelajaran khususnya pada mata pelajaran PPKn yang telah diuraikan diatas menjadi salah satu penungjang terjadinya pemerosotan nilai sikap dan moral masyarakat. Sehubung dengan hal
tersebut, diperlukan model pembelajaran yang dapat menghilangkan kendala- kendala yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung untuk memperoleh hasil yang diharapkan. Dengan demikian guru harus memberikan model pembelajaran yang dapat menjadikan proses pembelajaran menjadi lebih efektif.
Salah satunya dengan menerapkan model pembelajaran Group Investigatian (GI) dalam proses pembelajaran.
Group Investigation (GI) merupakan salah satu model pembelajaran yang memfokuskan dan menekankan pada keaktifan murid baik secara individu maupun kelompok. Model pembelajaran ini akan membangun pengetahuan murid dalam memecahkan suatu masalah secara berkelompok. Model pembelajaran GI ini juga merupakan model pembelajaran yang bersifat fleksibal dapat digunakan pada semua mata pelajaran.
Model pembelajaran Group Investigation (GI) ini menurut Iriansa (2016) hasil penelitiannya menunjukkan bahwa hasil belajar matematika murid dapat meningkat dengan menerapkan model pembelajaran Group Investigation (GI).
Sedangkan menurut Setiawan (2016) mangatakan bahwa hasil penelitiannya menunjukkan bahwa dengan menerapkan metode Group Investigation dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar murid terhadap pembelajaran IPS.
Berdasarkan latar belakang masalah yang disampaikan dan temuan masalah yang dihadapi oleh peneliti terdahulu, maka peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Group Investigation (GI) dalam pembelajaran PPKn pada murid kelas VI SD Negeri Labbakkang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana efektivitas penerapan model pembelajaran Group Investigation (GI) dalam pembelajaran PPKn pada murid kelas VI SD Negeri Labbakkang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa?”
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas,maka tujuan penelitian ini adalah
“untuk mengetahui efektivitas penerapan model pembelajaran Group Investigation (GI) dalam pembelajaran PPKn pada murid kelas VI SD Negeri Labbakkang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa”.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilaksanakan di kelas VI SD Negeri Labbakkang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa ini diharapkan bermanfaat bagi semua pihak terkait, manfaat tersebut adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk dijadikan bahan acuan dan referensi pada peneliti selanjutnya khususnya dibidang Pendidikan Guru Sekolah Dasar mengenai efektivitas penerapan Group Investigation (GI) dalam pembelajaran PPKn pada murid kelas VI SD Negeri Labbakkang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.
2. Manfaat praktis a. Bagi peneliti
Bagi peneliti dapat dijadikan sarana dalam meningkatkan pengetahuan metode penelitian dan sarana menerapkan langsung teori-teori yang sudah didapatkan dan dipelajari.
b. Bagi guru
Bagi guru dapat dijadikan sebagai masukan untuk menggunakan model pembelajaran Group Investigation (GI) dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar murid.
c. Bagi Murid
Bagi murid, dengan penerapan Group Investigation (GI) ini diharapkan dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar PPKn murid.
d. Bagi Sekolah
Bagi sekolah, Model pembelajaran Group Investigation (GI) dapat dijadikan bahan pertimbangan sekaligus masukan dalam mengembangkan dan meningkatkan mutu pembelajaran khususnya mata pelajaran PPKn.
7
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Pengertian Efektivitas
Secara umum efektivitas adalah sebuah ukuran keberhasilan dari hasil yang telah dicapai. Efektivitas ialah suatu hal yang sangat penting dalam dunia pendidikan dimana efektivitas menjadi sebuah tingkatan pencapaian untuk tujuan pembelajaran. Menurut B Hermawan (2019: 22) menyatakan bahwa efektifitas adalah keberhasilan dari sebuah usaha yang memiliki sebuah proses yang menekankan pada hasil akhir.
Efektivitas adalah proses keberhasilan interaksi antara guru dengan murid dalam suatu proses pembelajaran demi tercapainya tujuan yang diharapkan.
Pembelajaran dikatakan efektif apabila seluruh komponen pembelajaran yang ada didalam berfungsi dan berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan. Efektivitas pembelajaran dapat dilihat dari proses pembelajaran yang berlangsung, respon dan penguasaan konsep murid selama proses belajar berlangsung.
Menurut Alie, dkk. (2015: 41) menyatakan dalam bukunya bahwa efektivitas merupakan sebuah taraf pencapaian suatu tujuan tertentu yang dapat diartikan dari segi hasil, usaha, jumlah, serta ketepatan waktu yang dilakukan sesuai dengan prosedur dan ukuran-ukuran tertentu.
Untuk mencapai keefektivitasan pada sebuah pembelajaran, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhinya. Menurut Endang Multiyatiningsih (2011:
213) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi suatu efektivitas pembelajaran diantaranya seperti adanya hubungan timbal balik antara siswa dengan murid dalam
sebuah proses pembelajaran. Selain hubungan timbal balik, sarana dan prasarana serta lingkungan sekolah atau suasana pembelajaran juga merupakan hal sangat penting dan perlu diperhatikan dalam menunjang keefektivan pembelajaran.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa efektivitas pembelajaran merupakan suatu hasil pencapaian dari sebuah proses dan usaha yang dilakukan pendidik untuk tercapainya tujuan yang diharapkan.
2. Pembelajaran PPKn a. Pengertian PPKn
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan merupakan salah satu pembelajaran yang menjadi tempat wahana dalam mengembangkan nilai-nilai dan moral bangsa Indonesia yang dapat dilestarikan dalam bentuk perilaku kehidupan sehari-hari baik sebagai individu, masyarakat maupun sebagai warga negara.
Menurut Permendiknas No.22 Tahun 2006 Mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang mampu melaksanakan kewajiban dan hak-haknya sebagai warga negara yang baik dan berkarakter sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945.
Menurut Magdalena, dkk. (2020: 420) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan adalah Pendidikan yang berkaitan dengan nilai-nilai dan hak serta kewajiban suatu warga negara untuk mewujudkan tujuan dan cita- cita bangsa. Pendidikan kewarganegaraan merupakan hal yang sangat penting untuk diterapkan dari usia sejak dini untuk menciptakan sebuah penerus bangsa yang bertanggung jawab dan bermoral.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) merupakan sebuah media pembelajaran yang mengarahkan peserta didik untuk menjadi
kepribadian yang bermoral, beradab, dan bertanggung jawab dalam mejalankan hak dan kewajiban sebagai warga negara sesuai ketentuan dan pedoman Pancasila dan UUD 1945.
b. Hakikat PPKn
Sejarah Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan di Indonesia dimulai pada tahun 1957. Mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan ini resmi masuk kedalam kurikulum sekolah Indonesia pada tahun 1968, ruang lingkup materinya mencakup sejarah Indonesia, civics dan geografi yang menjadi materi dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
Menurut Darmadi (2010) menyatakan dalam bukunya bahwa pada kurikulum tahun 1975, nama Pendidikan kewarganegaraan diubah oleh kementrian Pendidikan dan kebudayaan Indonesia menjadi Pendidikan moral Pancasila (PMP). Namun mata pelajaran PMP ini kemudian diubah Kembali pada tahun 1994 menjadi mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Pendidikan kewarganegaraan (PPKn) yang dimana hal ini dilakukan untuk mengakomodasi perintah UU No.2 tahun 1989. Kemudian pada masa reformasi PPKn diubah Kembali menjadi Pendidikan kewarganegaraan (PKn).
Hakikat PPKn di sekolah dasar ialah sebagai program studi Pendidikan yang berdasarkan pada nilai-nilai Pancasila yang dimana bertujuan untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa yang diharapkan menjadi jati diri untuk membentuk perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Pelajaran PPKn adalah pelajaran yang didalamnya terdapat pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosial, budaya, Bahasa, usia, dan suku bangsa, dimana memfokuskan pada
pembentukan warga negara yang mampu memahami hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia seperti yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.
c. Fungsi dan Tujuan PPKn 1) Fungsi PPKn
Mata pelajaran PPKn mempunyai fungsi sebagai sarana dalam membentuk peserta didik menjadi warga negara yang mampu memahami hak-hak dan kewajibannya sebagai warga negara Indonesia yang baik sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran sosial dan kenegaraan yang memiliki fungsi yang sangat esensial untuk meningkatkan kualitas manusia khususnya bagi peserta didik.
Sedangkan menurut Hikmah Hijriah Tul (2019: 28) menjelaskan bahwa Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) memiliki beberapa fungsi, diantaranya:
a) Membantu generasi muda memperoleh pemahaman cita-cita nasional ataupun tujuan negara.
b) Dapat mengambil keputusan-keputusan yang bertanggung jawab dalam menyelesaikan masalah pribadi, masyarakat, dan negara.
c) Dapat mengapresiasikan cita-cita nasional dan membuat keputusan- keputusan yang cerdas.
d) Wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang setia kepda bangsa dan negara Indonesia sesuai amanat Pancasila dan UUD NKRI 1945.
2) Tujuan PPKn
Tujuan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan adalah untuk memberikan wawasasan yang luas dan menigkatkan kualitas hidup bangsa Indonesia baik dalam sikap, perilaku, serta tanggung jawab dalam menjalani hak dan kewajiban sebagai bangsa Indonesia.
Menurut Depdiknas (2006: 201) terdapat beberapa tujuan pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, diantaranya :
1. Bertujuan untuk memberikan kompetensi berpikir kritis, rasional serta kreatif dalam menanggapi isi yang berkaitan dengan Kewarganegaraan.
2. Membantu dalam segi partisipasi secara cerdas dan bertanggung jawab dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
3. Mengembangkan sifat positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter bangsa Indonesia.
4. Dapat berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam peraturan dunia secara langsung dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
Tujuan dari pembelajaran PPKn ialah meningkatkan pastisipasi dan tanggung jawab setiap individu baik dalam kehidupan politik, bermasyarakat dan bernegara.
3. Model Pembelajaran Group Investigation (GI)
a. Pengertian Model Pembelajaran Group Investigation (GI)
Group Investigation merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif.
Model pembelajaran Group Investigation merupakan suatu model pembelajaran yang dilakukan dalam bentuk kelompok dimana model pembelajaran ini membutuhkan Kerjasama dari antar individu. Model
investigasi kelompok ini menurut Hamdani (2011: 90) menjelaskan bahwa model pembelajaran ini merupakan model pembelajaran yang sangat kompleks, dimana pada tahap perencanaan pembelajaran dan penentuan topik murid turut terlibat didalamnya.
Menurut Rusman, Mafun (2010: 222) model pembelajaran Group Investigation adalah kegiatan model pembelajaran yang bisa dilakukan oleh guru dalam menumbuh kembangkan keaktifan serta kekreatifitasan murid baik secara individu maupun kelompok. Sedangkan menurut B Hermawan (2019:
31) Group Investigation (GI) adalah kegiatan belajar mengajar secara berkelompok yang topik pembelajarannya ditentukan oleh guru yang kemudian dibagikan kepada setiap kelompok untuk dipecahkan masalahnya.
Model pembelajaran Group Investigation melibatkan murid dalam setiap rangkaian pembelajaran mulai dari perencanaan, baik penentuan topik dan bagaimana cara mempelajarinya melalui investigasi. Dalam pembelajaran Group Investigation guru berperan sebagai fasilitator dan motivator, dimana guru aktif mengamati dan memantau aktivitas murid dalam mengerjakan tugas dan menyelesaikan masalah dalam kelompok.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulakan bahwa model Group Investigation ini merupakan model pembelajaran yang membagi murid kedalam kelompok heterogen dan mendiskusikan suatu materi tertentu yang kemudian hasil diskusi materi tersebut dipresentasikan.
b. Ciri-Ciri Pembelajaran Group Investigation (GI)
Menurut Killen dalam buku Aunurrahman (2009: 152-153) menjelaskan terdapat beberapa ciri-ciri dari model pembelajaran Group Investigation sebagai suatu model pendekatan pembelajaran diantaranya:
1) Murid belajar dalam bentuk kelompok-kelompok kecil.
2) Pada kegiatan pembelajaran murid fokus dalam menjawab pertanyaan- pertanyaan yang telah diberikan atau dirumuskan.
3) Dalam kegiatan pembelajaran murid akan diberikan kesempatan untuk mencari, menganalisis dan menarik kesimpulan.
4) Murid akan diberikan kesempatan menggunkan pendekatan apa saja pada proses pembelajaran berlangsung.
5) Hasil dari tugas yang diberikan akan dipertukarkan dengan seluruh murid yang ada dikelas.
c. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Group Investigation Menurut Rakhmawati Anna (2019: 18-19) terdapat kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Group Investigation (GI) diantaranya sebagai berikut :
1) Kelebihan
a) Menciptakan suasana belajar yang semangat, dan aktif, b) Murid mampu memecahkan masalah dan menanganinya, c) Dapat meningkatkan kerja sama antar murid,
d) Murid dapat belajar berkomunikasi dengan baik, e) Murid dapat belajar menghargai pendapat orang lain.
2) Kekurangan
a) Sedikitnya materi yang diberikan pada satu kali pertemuan,
b) Tidak semua topik cocok dengan model pembelajaran Group Investigation,
c) Diskusi kelompok biasanya kurang berjalan efektif.
d. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Group Investigation (GI)
Menurut (Novianti Bernadetha, 2008:25) terdapat beberapa Langkah- langkah pelaksanaan model pembelajaran Group Investigation diantaranya : 1) Seleksi topik
Murid memilih subtopik yang akan dipelajari, biasanya ditentukan oleh guru. Selanjutnya para murid dikelompokkan kedalam kelompok heterogen yang terdiri dari 2-6 murid.
2) Merencanakan Kerjasama
Murid dan guru merencanakan prosedur pembelajaran, tugas dan tujuan umum sesuai dengan subtopik yang dipilih.
3) Implementasi
Para murid melaksanakan rencana yang telah mereka susun pada Langkah kedua. Pada kegiatan ini hendaknya melibatkan berbagai aktivitas dan keterampilan dengan berbagai variasi yang luas.
4) Analisis dan sintesis
Para murid menganalisis dan mensintesis informasi yang diperoleh pada Langkah sebelumnya dan merencanakan cara meringkas materi dan penyajiannya secara menarik didepan kelas.
5) Penyajian hasil akhir
Setiap kelompok menyajikan hasil akhir dari kelompoknya dan dipresentasikan didepan kelas.
6) Evaluasi
Guru dan murid melakukan evaluasi terkait semua konstribusi tiap kelompok. Evaluasi ini dapat berupa penilaian individu maupun kelompok.
B. Kerangka Pikir
Kegiatan pembelajaran di kelas VI SD Negeri Labbakkang khususnya pada mata pelajaran PPKn masih terbilang kurang efektif, terdapat kendala-kendala dalam proses pembelajarannya seperti murid mudah merasa bosan dan terdapat murid yang asik mengobrol dengan teman sebangkunya yang menyebabkan murid kurang konsetrasi dan proses pembelajaran yang didominasi oleh guru dengan menggunakan metode ceramah sehingga pembelajaran didalam kelas menjadi pasif, monoton, dan bersifat satu arah yang menghasilkan rendahnya hasil belajar murid dan rendahnya daya serap murid terhadap materi pelajaran.
Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru dalam mengubah suasana belajar menjadi lebih efektif ialah dengan menerapkan model pembelajaran Group Investigation (GI) agar suasana kelas menjadi lebih efektif. Model pembelajaran Group Investigation (GI) merupakan model pembelajaran yang dapat memberikan kesempatan kepada murid untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran. Berikut adalah bagan kerangka pikir :
C. Hasil Penelitian Relevan
Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan masalah yang diteliti oleh peneliti mengenai penerapan model pembelajaran Group Investigation (GI), antara lain:
1. B Hermawan (2019) dengan judul “Efektivitas pembelajaran matematika melalui penerapan model kooperatif tipe Group Investigation (GI) pada murid
Pembelajaran PPKn di kelas VI SD Negeri Labbakkang, Kecamatan Bajeng, Kabupaten,
Gowa
Model pembelajaran Group Investigation (GI)
Posttest Pretest
Analisis
Efektivitas Model Pembelajaran Group
Investigation (GI)
Gambar 2.1. Bagan Kerangka Pikir
kelas VIII SMP Negeri 36 Bulukumba”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran Group Investigation pada mata pelajaran matematika sangat efektif diterapkan dengan pemerolehan nilai diatas nilak KKM.
2. Iriansa Muhammad Takdir (2016) dengan judul “Efektivitas penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) terhadap mata pelajaran matematika pada murid kelas V SD Negeri 4 padoang-padoang kecamatan pangkajene Kabupaten pangkep”. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa hasil belajar matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) dapat dikatakan efektif.
3. Setiawan Muhammad Mulki Adhim Wahyu (2016) dengan judul “Penerapan metode Group Investigation (GI) untuk meningkatkan hasil belajar IPS pada murid kelas IV SDN Jeru 01 Kecamatan Turen Kabupaten Malang”. Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa penerapan metode Group Investigation (GI) dapat meningkatkan hasil belajar pada murid kelas IV SDN Jeru 01.
Berdasarkan penelitian yang telah diuraikan sebelumnya bahwa model pembelajran Group Investigation efektif diterapkan pada proses pembelajaran, sehingga peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian untuk mengetahui efektivitas penerapan pembelajaran Group Investigation (GI) dalam pembelajaran PPKn pada murid kelas VI SD Negeri Labbakkang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa dengan menggunakan kelompok eksperimen tanpa kelompok penbanding untuk mengetahui hasil dari penelitian tersebut.
D. Hipotesis Penelitian
Menurut Sugiyono (2016 : 224) Hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka hipotesis penelitian ini ialah sebagai berikut:
1. Ho: “Tidak terdapat efektivitas penerapan model pembelajaran Group Investigation (GI) pada mata pelajaran PPKn murid kelas VI SD Negeri Labbakkang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa”.
2. H1: “Terdapat efektivitas penerapan model pembelajaran Group Investigation (GI) terhadap pembelajaran PPKn kelas VI SD Negeri Labbakkang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa”.
19 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono (2018: 166) metode eksperimen merupakan metode yang digunakan untuk mengetahui efektivitas variabel independen (perlakuan) terhadap dependen (hasil) dalam kondisi yang terkendalikan. Dalam penelitian ini digunakan desain pra- eksperimen karena hanya melibatkan satu kelas sebagai kelas eksperimen yang dilaksanakan tanpa adanya kelompok pendamping.
B. Lokasi Penelitian
Lokasi pada penelitian ini adalah SD Negeri Labbakkang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa. Waktu penelitian ini akan dilaksanakan pada tanggal 17 Mei – 31 Mei 2022.
C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi
Populasi merupakan jumlah keseluruhan dari objek/subjek tertentu yang ditetapkan oleh peneliti. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh murid SD Negeri Labbakkang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa yang terdiri :
20
Tabel 3.1. Tabel Populasi SD Negeri Labbakkang
No Kelas
Jenis Kelamin
Jumlah Perempuan Laki-Laki
1 I 12 10 22
2 II 12 9 21
3 III 12 16 28
4 IV 17 15 32
5 V 10 10 20
6 VI 18 6 24
Jumlah Murid 147
Sumber : Data Sekolah SD Negeri Labbakkang 2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari jumlah populasi yang ditetapkan oleh peneliti. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah kelas VI sebanyak 24 siswa.
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sampling purposive yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Peneliti mengampil sampel pada kelas VI karena pada kelas tinggi sudah mampu memahami pembelajaran dengan baik dengan menerapkan model pembelajaran Group Investigation.
Tabel 3.2. Tabel Sampel Murid Kelas VI
No Kelas Jenis Kelamin
Jumlah Keterangan Perempuan Laki-Laki
1 VI 18 6 24 Kelas Eksperimen
Sumber : Data Sekolah SD Negeri Labbakkang
D. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah One Group Pretest-Posttest Design. Desain penelitian ini digunakan untuk mendapatkan hasil perlakuan secara akurat karena dapat membandingkan hasil awal sebelum diberikan perlakuan.
Model desain ini digambarkan sebagai berikut :
Tabel 3.3. Desain Penelitian
Sebelum Perlakuan Setelah
O1 X O2
(Sumber : Sugiyono, 2018: 171)
E. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang menjadi objek yang akan diamati oleh peneliti dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dari judul penelitian ini, terdapat dua variabel yaitu :
1. Variabel independen (Variabel bebas)
Variabel independen merupakan variabel yang menjelaskan atau yang mempengaruhi variabel yang lain/terikat.
2. Variabel dependen (Variabel terikat)
Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau disebabkan oleh variabel lain.
F. Defenisi Operasional Variabel
Terdapat dua variabel dalam penelitian ini yaitu variabel Independen (bebas) dan variabel dependen (terikat).
1. Variabel independen (Variabel bebas)
Adapun variabel bebas dalam penelitian ini adalah “Model pembelajaran Group Investigation (GI)”
2. Variabel Dependen (Variabel terikat)
Adapun variabel terikat dalam penelitian ini adalah “ Hasil belajar PPKn murid kelas VI SD Negeri Labbakkang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa”.
Gambar 3.1 Definisi Operasional Variabel Keterangan :
X : Model Belajar (Variabel Bebas) Y : Hasil Belajar (Variabel Terikat)
G. Prosedur Penelitian
Prosedur pelaksanaan penelitiaan yang akan dilakukan oleh peneliti ialah sebagai berikut :
1. Tahap persiapan
X Y
a. Melakukan konsultasi bimbingan kepada dosen pembimbing sebelum melakukan penelitian.
b. Melakukan observasi awal disekolah untuk melihat keadaan siswa dan sekolah.
c. Mempersiapkan perangkat pembelajaran PPKn yang berhubungan dengan materi pelajaran.
2. Tahap pelaksanaan
a. Memberikan Pretest mata pelajaran PPKn kepada murid dalam bentuk essai untuk mengetahui kemampuan awal murid kelas VI.
b. Memberikan perlakuan yaitu model pembelajaran Group Investigation (GI) pada mata pelajaran PPKn.
c. Memberikan Posttest dalam bentuk essai untuk mengevaluasi hasil penerapan perlakuan Group Investigation (GI) pada mata pelajaran PPKn.
3. Tahap analisis data yaitu tahap pengumpulan dan pengolahan data setelah pelaksanaan penelitian.
4. Tahap penyusunan laporan hasil penelitian.
H. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan untuk memperoleh dan mengumpulkan data penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah :
1. Tes
Instrument yang dilakukan pada penelitian ini adalah tes. Dimana tes digunakan untuk memperoleh informasi kemampuan siswa sebelum diberikan
perlakuan (Pretest) dan setelah diberikan perlakuan (Posttest) pada mata pelajaran PPKn.
2. Lembar Observasi
Lembar observasi ini digunakan dalam penelitian untuk mengamati dan mencatat aktivitas siswa sebelum dan sesudah pemberian perlakuan secara langsung.
I. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan suatu aktivitas yang dilakukan oleh peneliti untuk menyaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Adapun Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dan observasi. Berikut ini Langkah-langkah pengumpulan data yang akan dilakukan :
1. Tes
Tes merupakan Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini. Teknik pengumpulan data ini terbagi menjadi dua yaitu tes awal (Pretest) dan tes akhir (Posttest). Pretest pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui kemampuan murid sebelum diberikan treatment (Perlakuan) menggunakan model pembelajaran Group Investigation (GI) sedangkan Posttest pada penelitian ini digunakan sebagai teknik pengumpulan data untuk memperoleh hasil belajar siswa setelah diberikan treatment.
2. Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini. Dimana observasi ini digunakan untuk memperoleh data dari hasil pengamatan aktivitas siswa sebelum dan sesudah pemberian perlakuan secara langsung.
J. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah proses penyusunan data yang diperoleh dalam penelitian seperti dari hasil tes dan observasi , catatan lapangan dan bahan-bahan lainnya. Berdasarkan tujuan dari penelitian yang telah dikemukakan diatas, maka Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik deskriptif dan inferensial.
1. Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara mengambarkan data yang telah terkumpul seperti data rendahnya hasil belajar PPKn murid SD Negeri Labbakkang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.
Kriteria yang digunakan untuk menentukan nilai murid yaitu berdasarkan pada teknik kategorisasi standar hasil belajar yang ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional yang dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.4 Kategori Standar Hasil Belajar yang Ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional
No. Nilai Kategori
1 89 – 100 Sangat Tinggi
2 79 – 89 Tinggi
3 70 – 79 Sedang
4 59 – 69 Rendah
5 0 – 59 Sangat Rendah
Sumber : Departemen Pendidikan Nasional (Ayu Lestari: 2014) Kriteria seorang murid yang tuntas adalah murid yang memiliki nilai minimal 70 sesuai dengan nilai KKM yang telah ditetapkan disekolah. Adapun kategori ketuntasan hasil belajar PPKn pada murid kelas VI sesuai dengan nilai KKM yang ditetapkan oleh pihak sekolah SD Negeri Labbakkang, sebagai berikut :
Tabel 3.5 Kategori Standar Ketuntasan Hasil Belajar PPKn Murid SD Negeri Labbakkang Kecamatan Bajeng Kabupaten
Gowa
Nilai Kategori Ketuntasan Belajar
70 ≤ × ˂ 100 Tuntas
0 ≤ × ˂ 69 Tidak Tuntas
(Sumber : SD Negeri Labbakkang)
Adapun ketuntasan belajar klasikal dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
Ketentuan Belajar Klasikal = 𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑠𝑘𝑜𝑟 ≥70
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑀𝑢𝑟𝑖𝑑 x 100
2. Analisis Statistik Inferensial
Analisis statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis penelitian yang telah ditetapkan oleh peneliti. Dalam penelitian ini uji yang akan digunakan adalah uji signifikan (Uji-t). Permasalahan yang akan diujikan ialah perbedaan hasil belajar Pretest dan Posttest.
Berikut ini adalah Langkah-langkah yang digunakan dalam uji singnifikan (Uji-t) :
1. Membuat tabel penolong untuk mencari nilai t
2. Menghitung nilai mean dari perbedaan pretest dan posttest, dengan rumus :
Md =
∑ 𝑑𝑁
Keterangan :
Md : Mean dari pretest dan posttest
∑ 𝑑 : Jumlah dari hasil perkalian antara masing-masing skor
N : Subjek pada sampel
3. Menghitung jumlah kuadrat deviasi dengan persamaan :
∑ 𝑿𝟐𝒅 = ∑ 𝒅 −(∑ 𝒅)𝟐 𝑵 Keterangan :
∑𝑋2d : Jumlah kuadrat deviasi
∑d2 : Jumlah kuadrat masing-masing subjek
N : Subjek pada sampel 4. Menghitung nilai db, dengan persamaan :
db = N-1
Keterangan :
N : Subjek pada sampel 5. Menghitung nilai t :
t =
𝑴𝒅√ ∑ 𝑿𝟐𝒅
𝑵 (𝑵−𝟏)
Keterangan :
Md : Rata-rata (M) dari deviasi (d) antara pretest dan posttest 1. : Bilangan tetap
Xd : Perbedaan deviasi dengan rata-rata deviasi N : Subjek pada sampel
6. Membuat kesimpulan dan hasil penelitian H1 diterima apabila t-hitung > t-tabel Ho diterima apabila t-hitung ˂ t-tabel
Jika t-hitung > t-tabel maka Ho ditolak dan H1 diterima, dimana dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Group Investigation efektif dalam pembelajaran PPKn murid kelas VI SD Negeri Labbakkang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.
Jika t-hitung ˂ t-tabel maka H1 ditolak dan Ho diterima, dimana dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Group Investigation (GI) tidak efektik
dalam pembelajaran PPKn pada murid kelas VI SD Negeri Labbakkang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.
Mencari t tabel dapat menggunakan tabel distribusi dengan taraf signifikan α-0,05 dan db = N-1.
30 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Observasi
a. Deskripsi Hasil Observasi (Pretest) Aktivitas Murid Sebelum Menggunakan Model Pembelajaran Group Investigation (GI) dalam Pembelajaran PPKn pada Murid Kelas VI SD Negeri Labbakkang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa
Kegiatan observasi yang dilakukan peneliti bertujuan untuk melihat secara langsung situasi dan keadaan murid sebelum dan setelah diberikan perlakuan, khususnya di kelas VI SD Negeri Labbakkang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa. Yang dimana, observasi ini melihat langsung proses aktivitas belajar mengajar murid sebelum (Pretest) dan sesudah (Posttest) diterapkannya model pembelajaran Group Investigation (GI). Berdasarkan hasil observasi peneliti terhadap aktivitas murid sebelum diterapkannya model pembelajaran Group Investigation (GI) (Pretest) dapat dilihat melalui tabel dibawah ini:
Tabel 4.1 Hasil Observasi (Pretest) Aktivitas Murid
No Aspek Pengamatan Keterangan
1 2 3 4 5
1 Antusias murid dalam
mengikuti pelajaran
2 Keaktifan murid dalam proses
belajar mengajar
3 Pemahaman murid tentang isi
materi pelajaran
4
Murid aktif dalam memberikan jawaban jika guru mengajukan pertanyaan
5 Murid mengajukan pertanyaan
pada saat proses pembelajaran
6
Antusias murid tanpa menggunakan model pembelajaran Group Investigation (GI)
Skor Maksimal 30
Jumlah Skor Perolehan 15
Persentase 50%
Keterangan : 1 = Kurang 2 = Cukup 3 = Sedang 4 = Baik
5 = Sangat Baik
Berdasarkan tabel hasil observasi (Pretest) aktivitas murid sebelum diterapkannya model pembelajaran Group Investigation (GI) dapat disimpulkan bahwa aktivitas murid pada saat proses pembelajaran berlangsung belum cukup aktif. Hal tersebut dapat dilihat dari pemerolehan skor hasil observasi aktivitas murid yang hanya mencapai 15 dari nilai maksimal 30 dengan persentase keaktifan murid yaitu 50%. Penyebab dari rendahnya aktivitas murid pada saat proses
pembelajaran berlangsung disebabkan karena masih banyaknya siswa yang sibuk dengan aktivitasnya masing-masing dan proses belajar mengajar didalam kelas berlangsung secara monoton. Hal tersebutlah yang menjadi pengaruh rendahnya aktivitas murid pada saat proses belajar berlangsung.
b. Deskripsi Hasil Observasi (Posttest) Aktivitas Murid Setelah Diterapkannya Model Pembelajaran Group Investigation (GI) dalam Pembelajaran PPKn pada Murid Kelas VI SD Negeri Labbakkang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa
Kegiatan observasi (Posttest) aktivitas murid dilaksanakan setelah diterapkannya model pembelajaran Group Investigation (GI). Hal ini, bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil observasi aktivitas murid sebelum dan sesudah diterapkannya model pembelajaran Group Investigation (GI). Data hasil observasi (Posttest) aktivitas murid dapat dilihat melalui tabel berikut ini:
Tabel 4.2 Hasil Observasi (Posttest) Aktivitas Murid
No Aspek Pengamatan Keterangan
1 2 3 4 5
1 Antusias murid dalam
mengikuti pelajaran
2 Keaktifan murid dalam proses
belajar mengajar
3 Pemahaman murid tentang isi
materi pelajaran
4
Murid aktif dalam memberikan jawaban jika guru mengajukan pertanyaan
5 Murid mengajukan pertanyaan
pada saat proses pembelajaran
6
Antusias murid menggunakan model pembelajaran Group Investigation (GI)
Skor Maksimal 30
Jumlah Skor Perolehan 29
Persentase 97%
Keterangan : 1 = Kurang 2 = Cukup 3 = Sedang 4 = Baik
5 = Sangat Baik
Berdasarkan data hasil pengamatan observasi (Posttest) aktivitas murid pada saat proses pembelajaran memperoleh jumlah skor yang sangat tinggi yaitu 29 dari jumlah maksimal 30 dengan persentase 97%, artinya berdasarkan hasil data tersebut aktivitas murid setelah diterapkannya model pembelajaran Group Investigation (GI) meningkat dan sangat aktif. Hal tersebut dapat dilihat dari persentase perbandingan hasil observasi Pretes dan Posttest, yang dimana hasil persentase Pretest berjumlah 50% dan hasil persentase observasi Posttest yaitu 97%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa dengan diterapkannya model pembelajaran Group
Investigation (GI) dapat meningkatkan aktivitas belajar murid pada saat proses pembelajaran berlangsung. Dengan kata lain penerapan model pembelajaran Group Investigation (GI) sangat efektif diterapkan untuk meningkatkan aktivitas belajar murid khususnya pada mata pelajaran PPKn.
2. Tes
a. Deskripsi Hasil Pretest Murid Sebelum Menggunakan Model Pembelajaran Group Investigation (GI) dalam Pembelajaran PPKn pada Murid Kelas VI SD Negeri Labbakkang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti di SD Negeri Labbakkang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa yang dimana dimulai pada tanggal 17 Mei – 31 Mei 2022, memperoleh data penelitian hasil belajar PPKn Murid kelas VI melalui instrument tes. Adapun analisis statistik deskriptif pada nilai hasil Pretest yang diberikan sebelum diberikannya perlakuan (Treatment) di kelas VI SD Negeri Labbakkang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.3 Skor Nilai Pretest Murid Kelas VI SD Negeri Labbakkang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa
No. Inisial Responden Nilai Pretest
1 NH 60
2 MR 50
3 FA 60
4 MAR 50
5 SS 70
6 NM 60
7 AS 60
8 IR 50
9 IP 50
10 MA 55
11 S 55
12 NA 65
13 SN 50
14 ZAF 60
15 HAL 60
16 SL 55
17 NZR 50
18 RAP 60
19 NF 60
20 M 50
21 RA 45
22 RI 55
23 SK 60
24 NFS 60
Sumber : Hasil Olah Data
Tabel 4.3 diatas merupakan nilai Pretest murid kelas VI yang berjumlah 24 murid. Nilai tersebut didapatkan dari hasil pemberian tes berupa soal Pretest dalam bentuk essay dengan 5 butir soal. Berdasarkan tabel 4.3 terkait hasil Pretest murid kelas VI dapat dilihat, bahwa perolehan nilai murid mulai dari nilai terendah yaitu 45 dan nilai tertinggi yaitu 70. Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai Pretest murid cukup rendah dan berada dibawah nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditetapkan oleh sekolah yaitu 70 untuk mencapai kriteria tuntas. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, penyebab murid memperoleh nilai dibawah nilai KKM karena murid cenderung sibuk dengan aktivitasnya masing-masing, kurangnya konsentrasi belajar murid pada saat mengikuti proses belajar berlansung dan suasana kelas yang monoton. Beberapa penyebab tersebut menyebabkan hasil belajar Pretest murid sangat rendah dan berada dibawah nilai KKM.
Untuk mengetahui nilai rata-rata murid, maka peneliti mencari nilai rata- rata (mean) dari hasil nilai Pretest murid kelas VI SD Negeri Labbakkang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa yang dapat dilihat melalui tabel dibawah ini:
Tabel 4.4 Perhitungan untuk Mencari Rata-Rata (Mean) Nilai Pretest Murid
X F X.F
45 1 45
50 7 350
55 4 220
60 10 600
65 1 65
70 1 70
Jumlah 24 1.350
Sumber : Hasil Olah Data
Keterangan :
X : Hasil Belajar F : Frekuensi
Dapat dilihat dari data hasil Pretest pada tabel 4.4 diatas dapat diketahui bahwa nilai dari ∑fx = 1.350 sedangkan nilai dari N sebanyak 24. Maka dari data tersebut dapat diperoleh nilai rata-rata (Mean) sebagai berikut:
𝑥̅
=
∑𝑖𝑘=
1𝑓𝑥𝑖
𝑁
= 1.350 24
= 56,2
Dari perhitungan rata-rata hasil belajar PPKn murid kelas VI SD Negeri Labbakkang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa sebelum menerapkan model pembelajaran Group Investigation (GI) yaitu 56,2. Setelah mengetahui hasil nilai rata-rata murid maka selanjutnya adalah memasukkan data hasil belajar kedalam kategori standar hasil belajar murid yang ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional, maka kategori standar hasil belajar murid sebelum
diberikannya model pembelajaran Group Investigation (GI) dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.5 Tingkat Hasil Belajar Pretest
No. Skor Kriteria Frekuensi Persentase
1 89 – 100 Sangat Tinggi - 0,00%
2 79 – 89 Tinggi - 0,00%
3 70 – 79 Sedang 1 4,2%
4 59 – 69 Rendah 11 45,8%
5 0 – 59 Sangat Rendah 12 50%
Jumlah 24 100%
Sumber : Hasil Olah Data
Berdasarkan tabel data diatas, maka dapat dilihat dan dismpulkan bahwa hasil belajar PPKn murid kelas VI SD Negeri Labbakkang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa pada tahap pelaksanaan Pretest dikategorikan sangat rendah, dimana pada kategori sangat rendah sebanyak 50%, kategori rendah sebanyak 45,8%, kategori sedang sebanyak 4,2%, dan kategori tinggi dan sangat tinggi memiliki persentase 0,00%. Melihat hasil persentase yang ada maka dapat dikatakan bahwa hasil belajar PPKn murid sebelum penerapan model pembelajaran Group Investigation (GI) sangat rendah.
Tabel 4.6 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar PPkn Murid
Persentase Skor Kategori Frekuensi Persentase
70 – 100 Tuntas 1 4,2%
0 – 69 Tidak Tuntas 23 95,8%
Jumlah 24 100%
Sumber : Hasil Olah Data
Dari tabel 4.6 diatas dapat dilihat bahwa hasil belajar PPKn murid kelas VI SD Negeri Labbakkang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa belum memenuhi Kriteria ketuntasan hasil belajar klasikal yang telah ditentukan oleh sekolah, karena hanya 1 dari 24 murid yang berhasil mencapai kategori tuntas.
b. Deskripsi Hasil Posttest Setelah Menggunakan Model Pembelajaran Group Investigation (GI) terhadap Hasil Belajar PPKn Murid Kelas VI SD
Negeri Labbakkang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.
Sebelum pemberian soal tes Posttest, terlebih dahulu diberikan treatment (Perlakuan) pada saat proses penelitian berlangsung yaitu, penerapan model pembelajaran Group Investigation (GI) pada murid kelas VI SD Negeri Labbakkang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa pada mata pelajaran PPKn.
Pada penerapan model pembelajaran Group Investigation ini, murid dibagi kedalam kelompok kecil yang kemudian diberikan sebuah subtopik pembelajaran yang akan mereka bahas disetiap kelompok, yang dimana kegiatan ini murid akan mengumpulkan informasi, menganalisis dan membuat kesimpulan sendiri yang kemudian didiskusikan dan dipresentasikan didepan kelas sebagai bentuk penyajian hasil akhir.
Setelah penelitian berlangsung yaitu dengan menerapkan model pembelajaran Group Investigation (GI) pada murid kelas VI SD Negeri Labbakkang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat perubahan dari hasil belajar murid. Yang dimana perubahan tersebut dapat dilihat setelah diberikannya Posttest berupa instrument tes essay sebanyak 5 butir soal. Data perubahan tersebut dapat dilihat melalui hasil perolehan skor murid pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.7 Skor Nilai Posttest
No. Inisial Responden Nilai Posttest
1 NH 85
2 MR 90
3 FA 100
4 MAR 90
5 SS 95
6 NM 80
7 AS 85
8 IR 85
9 IP 90
10 MA 95
11 S 90
12 NA 100
13 SN 85
14 ZAF 80
15 HAL 100
16 SL 90
17 NZR 95
18 RAP 95
19 NF 85
20 M 90
21 RA 80
22 RI 90
23 SK 80
24 NFS 90
Sumber : Hasil Olah Data
Dapat dilihat pada tabel diatas yang menunjukkan hasil perolehan nilai skor murid setelah diberikannya Posttest dengan pemberian soal sebanyak 5 butir soal essay. Yang dimana soal tersebut diberikan kepada murid kelas VI setelah diberikannya penerapan model pembelajaran Group Investigation (GI) pada saat pembelajaran berlangsung.
Hasil perolehan nilai Posttest murid ini dapat dilihat pada tabel 4.7 yang dimana nilai tersebut apabila dibandingkan dengan nilai Pretest sebelumnya sangat jauh berbeda. Dimana pada perolehan nilai murid setelah Posttest ini mengalami peningkatan yang sangat tinggi dan mencapai nilai KKM yaitu 70 dengan kategori tuntas, yang dimana nilai paling rendah yang diperoleh oleh murid yaitu 80 dan nilai tertinggi adalah 100. Hal tersebut disebabkan karena sebelum melakukan kegiatan Posttest, kegiatan proses belajar murid diterapkan model pembelajaran Group Investigation (GI), yang dimana model
pembelajaran ini merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang berbentuk kelompok dan dapat digunakan oleh guru untuk menumbuh kembangkan keaktifan serta kekreatifan murid baik secara individu maupun kelompok.
Dengan diterapkannya model pembelajaran Group Investigation ini, maka masalah terkait proses pembelajaran murid kelas VI SD Negeri Labbakkang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa sebelum Posttest dapat diatasi. Dan dilihat dari hasil nilai Posttest murid ini dapat dikatakan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran Group Investigation proses belajar dikelas mengalami peningkatan hasil belajar.
Setelah didapatkannya hasil skor perolehan nilai murid setalah melakukan kegiatan Posttest maka nilai tersebut dapat dirata-ratakan, dengan cara melihat tabel dibawah ini:
Tabel 4.8 Perhitungan untuk Mencari Rata-Rata (Mean) Nilai Posttest
X F X.F
80 4 320
85 5 425
90 8 720
95 4 380
100 3 300
Jumlah 24 2.145
Sumber : Hasil Olah Data
Keterangan :
X : Hasil Belajar F : Frekuensi
Dari data hasil posttest diatas maka dapat diketahui nilai rata-rata dari ∑fx
= 2.145 dengan nilai N berjumlah 24, yang kemudian dapat diperoleh nilai rata- rata (mean) sebagai berikut:
𝑥̅
=
∑𝑖𝑘=
1𝑓𝑥𝑖
𝑁
= 2.145 24
= 89,3
Dapat dilihat pada perhitungan diatas, dimana diperoleh nilai rata-rata dari skor hasil Posttest setelah diterapkannya model pembelajaran Group Investigation (GI) yaitu 89,3. Adapun nilai dari skor Posttest dapat dikategorikan kedalam pedoman standar hasil belajar murid yang telah ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional pada tabel berikut ini:
Tabel 4.9 Tingkat Hasil Belajar Posttest
No. Skor Kriteria Frekuensi Persentase
1 89 – 100 Sangat Tinggi 15 62,5%
2 79 – 89 Tinggi 9 37,5%
3 70 – 79 Sedang - 0,00%
4 59 – 69 Rendah - 0,00%
5 0 – 59 Sangat Rendah - 0,00%
Jumlah 24 100%
Berdasarkan tabel data diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar PPKn murid pada tahap Posttest dengan menerapkan model pembelajaran Group Investigation (GI) dapat dikategorikan sangat tinggi, yaitu 62,5% masuk dalam kategori sangat tinggi, 37,5% berada dalam kategori tinggi, sedangkan kategori sedang, rendah dan sangat rendah sebanyak 0,00%. Melihat hasil persentase dari data hasil Posttest murid maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar PPKn murid Kelas VI SD Negeri Labbakkang setelah diterapkan model pembelajaran Group Investigation (GI) tinggi.
Tabel 4.10 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar PPKn Murid
Persentase Skor Kategori Frekuensi Persentase
70 – 100 Tuntas 24 100%
0 – 69 Tidak Tuntas - 0,00%
Jumlah 24 100%
Sumber : Hasil Olah Data
Tabel diatas menunjukkan bahwa ketuntasan hasil belajar murid dapat disimpulkan telah mencapai 100% tuntas menurut kriteria ketuntasan hasil belajar yang dimana telah ditetapkan oleh sekolah dan peneliti dalam penelitian ini.
Sumber : Hasil Olah Data
c. Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Group Investigation (GI) Terhadap Hasil Belajar Murid PPKn Kelas VI SD Negeri Labbakkang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa
Sesuai dengan hipotesis dalam penelitian ini yaitu “Terdapat efektivitas penerapan model pembelajaran Group Investigation (GI) terhadap pembelajaran PPKn Kelas VI SD Negeri Labbakkang Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa”. Maka teknik yang digunakan dalam penelitian ini untuk menguji hipotesis tersebut adalah teknik statistik inferensial dengan menggunakan uji-t.
Tabel 4.11 Analisis Nilai Pretest dan Posttest
No T1(Pretest) T2 (Posttest) d=T2-T1 d2
1 60 85 25 625
2 50 90 40 1600
3 60 100 40 1600
4 50 90 40 1600
5 70 95 25 625
6 60 80 20 400
7 60 85 25 625
8 50 85 35 1225
9 50 90 40 1600
10 55 95 40 1600
11 55 90 35 1225