• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN IDDAH DI MASYARAKAT PEDESAAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM(Studi Kasus di Desa Pancakarya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENERAPAN IDDAH DI MASYARAKAT PEDESAAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM(Studi Kasus di Desa Pancakarya "

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Negeri Kiai Haji Ahmad Shiddiq Jember untuk memenuhi salah satu persyaratan

memperoleh gelar Sarjana Hukum (S.H) Fakultas Syariah

Jurusan Hukum Islam

Program Studi Hukum Keluarga Islam

Oleh:

RIZA AINUN KHOLIFAH NIM.S20181060

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER

FAKULTAS SYARIAH

DESEMBER 2022

(2)

ii

PENERAPAN IDDAH DI MASYARAKAT PEDESAAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM(Studi Kasus di Desa Pancakarya

Kecamatan Ajung Kabupaten Jember)

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Negeri Kiai Haji Ahmad Shiddiq Jember untuk memenuhi salah satu persyaratan

memperoleh gelar Sarjana Hukum (S.H) Fakultas Syariah

Jurusan Hukum Islam

Program Studi Hukum Keluarga Islam

Oleh:

Riza Ainun Kholifah NIM.S20181060

Dosen Pembimbing

Fathor Rahman, S.H.I., M.Sy.

NIP. 198406052018010001

(3)

iii

PENERAPAN IDDAH DI MASYARAKAT PEDESAAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Studi Kasus di Desa

Pancakarya Kecamatan Ajung Kabupaten Jember)

SKRIPSI

telah diuji dan ditrima untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Hukum (S.H)

Fakultas Syariah

Program Studi Hukum Keluarga Hari : Senin

Tanggal : 12 Desember 2022 Tim Penguji

Ketua

Dr. Abdul Wahab, S.H.I., M.H.I NIP. 19840112 201503 1 003

Sekretaris

H. Rohmad Agus Solihin, S.H.I., M.H.

NIP.19820822 200910 1 002

Anggota :

1. Dr. Sri Lumatus Sa’adah, M.H.I. ( ) 2. Fathor Rohman, S.H.I., M.Sy. ( )

Mengetahui, Dekan Fakultas Syariah

Prof. Dr. Muhammad Noor Harisudin, M. Fil.I NIP. 19780925 200501 1 002

(4)

iv MOTTO









































Artinya: Dan bagi tiap-tiap ummat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu ( al- Baqoroh ayat 148)

Endang Hendra et al., AL-Quran dan Terjemahan. (Bandung: PT Cordoba Internasional Indonesia, 2017). 17.

(5)

v

PERSEMBAHAN

Dengan rasa syukur yang sangat besar atas nikmat Allah SWT hasil karya penelitian ini bisa terselesaikan seperti harapan penulis dan keluarga. Skripsi ini dipersembahakan kepada orang tua yang selalu menjadi penyemangat terdepan dalam perjalanan pendidikan penulis yakni Aba Ahmad Roidi dan Umi Siti Kholifah. Juga kepada kakak (Muhammad Lutfi Riadi) dan adik (Muhammad Syarif Hasan Ubaidillah) yang selalu menjadi pendukung terbaik di setiap langkah penulis dalam pendidikan yang dipilih.

Jember, 1 November 2022

Penulis

(6)

vi

KATA PENGANTAR









Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah subhanahu wa ta‘ala yang selalu melimpahkan rahmatnya yang tiada tara sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas dan kewajiban sebagai seorang mahasiswa dengan menyelesaikan skripsi dengan baik. Solawat dan salam selalu tercurahkan kepada junjungan kita nabi akhir zaman, Nabi Muhammad SAW sebagai penuntun umat menuju jalan yang benar.

Dengan rasa bahagia tiada henti, terselesaikan penyusunan skripsi yang berjudul: PENERAPAN IDDAH DI MASYARAKAT PEDESAAN DALAM PERSPEKTIF (STUDI KASUS DI DESA PANCAKARYA KECAMATAN AJUNG KABUPATEN JEMBER) tersebut, merupakan hasil karya dari penulis yang masih banyak terdapat kesulitan dalam penyelesaian karena terbatasnya kemampuan dan masih sangat jauh dari kata sempurna. Maka dari itu penulis sangat membuka lebar kritik dan saran dari pembaca dan penulis terima dengan senang hati jika memang mendukung dalam penyempurnaan penyusunan skripsi ini.

Bimbingan, motivasi, bantuan serta arahan dari semua pihak yang membuat penulis yakin bahwa skripsi ini akan selesai meskipun mengalami hambatan-hambatan dan penuh dengan ketabahan sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan baik. Oleh karena itu, tidaklah berlebihan jika disampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:

(7)

vii

1. Bapak Prof. Dr. Babun Suharto, S.E, M.M, Selaku Rektor Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.

2. Bapak Prof. Dr. Noor Harisuddin, M.Fill. I, Selaku Dekan Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.

3. Ibu Dr. Busriyanti, M.Ag selaku Ketua Jurusan Ahwal As-Syakhsiyah Universitas Islam Negeri Kyai Haji Achmad Siddiq Jember.

4. Bapak Fathor Rahman, S.Hi, M.Sy, Selaku Dosen Pembimbing Skripsi . 5. Bapak Dr. H. Hamam, M.H.I selaku Dosen Pembimbing Akademik.

6. Bapak Dr. Abdul Wahab, M.H.I., Bapak H. Rohmad Agus Solihin, S.H.I., M.H., dan Ibu Dr. Sri Lumatus Sa‘adah, M.H.I. selaku tim penguji sidang skripsi yang telah dilaksanakan pada tanggal 12 Desember 2022

Akhirnya, kritik dan saran yang selalu dinanti penulis untuk menambah pengetahuan dan wawasan serta menyempurnakan skripsi ini semoga dapat memberikan manfaat khususnya bagi penulis dan juga pembaca yang budiman.

Jember 1 November 2022, Penulis

Riza Ainun Kholifah S20181060

(8)

viii ABSTRAK

Riza Ainun Kholifah,2022 : Penerapan Iddah Di Masyarakat Pedesaan Perspektif Hukum Islam (Studi kasus di Desa Pancakarya Kecamatan Ajung Kabupaten Jember)

Kata kunci : Penerapan Iddah, Masyarakat Pedesaan, Hukum Islam

Salah satu cabang hukum yang ada dalam hukum pernikahan adalah hukum iddah.

Hukum iddah adalah sebuah aturan hukum yang dibebankan kepada wanita yang baru mengalami putusnya pernikahan sebab talak atau kematian suami dengan kurun waktu dan batasan yang telah ditentukan. Hukum iddah sendiri di masyarakat Desa Pancakarya saat ini mengalami perubahan bentuk keefektifan dalam penerapannya. Tingkat ketaatan hukum dalam menerapkan iddah terpengaruh oleh minimnya pengetahuan dan kesadaran hukum.

Dalam kajian hukum Islam terdapat cabang ilmu yakni ilmu Ushul Fiqih. Salah satu yang menjadi cabang studi Ushul Fiqh adalah urf. Dalam penelitian mengenai penerapan iddah ini menggunakan pisau analisa urf karna urf sendiri merupakan sumber hukum ikhtilaf yang secara spesifik menilai hukum dari kebiasaan yang ada di tengah masyarakat.

Focus penelitian dalam skripsi ini terbagi menjadi dua bagian yaitu :1)Bagaimana ketaatan dalam penerapan hukum iddah masyarakat pedesaan di Desa Pancakarya Kecamatan Ajung Kabupaten Jember ? 2)apa faktor ketidaktaatan mu‘taddah? 3)Bagaimana perspektif urf mengenai penerapan hukum iddah masyarakat pedesaan di Desa Pancakarya Kecamatan Ajung Kabupaten Jember. dari focus penelitian tersebut penelitian ini memiliki tujuan yaitu untuk memahami bagaimana ketaatan penerapan iddah oleh masyarakat pedesaan di Desa Pancakarya Kecamatan Ajung Kabupaten Jember, untuk mengatahui faktor ketidaktaatan mu‘taddah dan untuk menganalisis mengenai penerapan iddah masyarakat pedesaan di Desa Pancakarya Kecamatan Ajung dari kacamata perspektif urf.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian empiris untuk mengkaji efektifitas keberlangsungan hukum di tengah masyarakat. Teknik pengumpulan data yang digunkaan berupa wawancara, observasi, serta dokumentasi.

Dari hasil analisis yang telah dilakukan peneliti dapat menyimpulkan bahwa 1) Ketaatan penerapan iddah di masyarakat pedesaan Desa Pancakarya ternilai minim.

Ketaatan masyarakat bisa dilihat dari bentuk penerapan iddah yang bermacam-macam beserta alasannya. Mu‘taddah menjalani iddah tidak memahami masa panjang iddah secara pasti dan tidak menerapkan ihdad dan tetap keluar rumah bukan dengan tujuan yang penting . namun bagi mu‘taddah yang mengathui hukum serta memiliki sikap taat hukum, mereka tetap menjalani iddah sesuai prosedurnya meskipun sesekali harus mengabaikan sebab alasan tertentu.2) Latar belakang atau faktor minimnya ketaatan adalah kurangnya pemahaman terhadap hukum iddah sendiri oleh mu‟taddah, minimnya kesadaran hukum serta kurang ketatnya penyebaran ketentuan hukum dari pihak yang mengerti hukum. 3.)Jika dilihat dari kacamata urf maka penerapan tersebut dapat dikatagorikan sebagai urf fi‟li dengan kualitas urf fasid (kebiasaan yang tidak boleh diikuti)

(9)

x

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Konteks Penelitian ... 1

B. Fokus Penelitian ... 11

C. Tujuan Penelitian ... 11

D. Manfaat Penelitian ... 11

E. Definisi Istilah ... 12

F. Sistematika Pembahasan... 14

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN ... 16

A. Kajian Terdahulu ... 16

B. Kerangka teori ... 25

1. Urf ... 25

2. Iddah ... 29

BAB III METODE PENELITIAN ... 41

(10)

xi

A. Pendekatan Penelitian ... 41

B. Lokasi Penelitian ... 42

C. Subjek Penelitian ... 42

D. Teknik Pengumpulan data ... 43

E. TeknisAnalisis Data ... 45

F. Keabsahan Data ... 46

G. Tahap – Tahap Penelitian ... 46

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS . ... 48

A. Gambaran Objek Penelitian ... 48

1. Gambaran Umum Desa Pancakarya Kecamatan Ajung ... 48

2. Biodata Informan ... 51

B. Penyajian Data... 53

1. Ketaatan Dalam Menjalankan Hukum Iddah oleh Masyarakat Pedesaan di Desa Pancakarya Kecamatan Ajung Kabupaten Jember ... 53

2. Faktor Ketidaktaatan Mu‘taddah apada hukum iddah ... 58

3. Perspektif Urf Mengenai Penerapan Iddah Masyarakat Pedesaan di Desa Pancakarya Kecamatan Ajung Kabupaten Jember ... 63

C. Pembahasan Temuan ... 66

1. Ketaatan Dalam menjalankan Hukum Iddah oleh Masyarakat Pedesaan di Desa Pancakarya Kecamatan Ajung Kabupaten Jember ... 66

(11)

xii

2. Faktor Ketidaktaatan Mu‘taddah pada Hukum Iddah ... 71

3. Perspektif Urf Mengenai Penerapan Iddah Masyarakat Pedesaan di Desa Pancakarya Kecamatan Ajung Kabupaten Jember ... 72

BAB V PENUTUP ... 75

A. Kesimpulan ... 75

B. Saran-saran ... 76

DAFTAR PUSTAKA ... 77 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(12)

xiii

DAFTAR TABEL No Uraian

2.1 Tabel persamaan dan perbedaan dengan penelitian terdahulu ... 22 4.1 Tabel rincian luas tanah Desa Pancakarya ... 50 4.2Tabel kepengurusan pemerintah Desa Pancakarya Kecamatan

Ajung Kabupaten Jember ... 51 4.3 Tabel jumlah data perceraian sepanjang 2021-2022 ... 53

(13)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian

Dalam setiap perilaku manusia terdapat suatu hukum yang melekat agar kehidupan manusia bisa tertata lebih rapi dan baik. Hukum tersebut berasal dari Tuhan yang disyariatkan pada umat manusia agar mereka mendapat kebahagiaan dan ketentraman dalam hidupnya.1 Fungsi keberadaan hukum tercantum dalam surah al- Nisa‘ ayat 105 yang berbunyi























Artinya : ― Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu dapat menetapkan hukum kepada manusia dengan apayang telah Allah wahyukan kepadamu‖

Dalam agama Islama, hukum Islam bersumber dari al-Quran dan al- Sunnah. Di dalam sumber hukum tersebut tercantum segala hukum baik mengenai persolan-persoalan ibadah, muamalah dan jinayah, baik yang secara rinci atau masih global sehingga masih butuh penfasiran dengan menggunakan ijma‘, qiyas, istihsan, maslahah mursalah dan metodologi pengambilan hukum lainnya.

Untuk mengetahui hukum yang melekat pada aktifitas Islam tentang halal, haram, mubah, makruh, dan sunnahnya terdapat suatu kajian ilmu yang

1 Dede Rosyada, Hukum Islam Dan Pranata Sosial, (Jakarta: PT Raja Grofindo, 1996) 13.

(14)

2

disebut ilmu fiqih.2 Ilmu fiqih sendiri adalah suatu kajian ilmu yang berisi tentang hukum-hukum amaliyah seorang mukallaf. Seperti yang dikemukakan oleh pengikut Imam Syafi‘i

ةيليصفتلا اهتلدا نم طبنتسلما ينفلكلما لاعفاب قلعتت تيلا ةيعرشلا ماكحلأا ينبي يذلا ملعلا

Artinya: ―Ilmu yang menerangkan segala hukum agama yang berhubungan perbuatan para mukallaf yang dikeluarkan dari dalil-dalil tafsili‖3 Dalam kajian ilmu fiqh sendiri terdapat dua objek kajian yaitu:4 1. Hukum yang bersifat amaliyah

2. Dalil terinci baik dari al-Quran dan al-Sunnah yang bisa menjadi rujukan untuk beberapa kejadian yang muncul.

Sedangkan untuk ruang lingkup pembahasan ilmu fiqih sendiri yaitu mencakup masalah ibadaha, muamalah, jinayah, siyasah, serta ahwal syakhsiyah.5

Dalam kajian masalah ahwal syakhsiyah memiliki ruang lingkup pembahasan yang secara spesifik membahas tentang beberapa ketentuan ikatan kekeluargaan atau perkawinan.6 Dalam bahasa lain, kajian mengenai ikatan perkawinan dalam fiqih tercantum dalam bab munakahat .

Perkawinan adalah akad yang sangat kuat atau mitsaqon golidzan untuk mentaati perintah Allah dan pelaksanaannya dinilai sebagai suatu

2 Dede Rosyada, ,5.

3 Saifuddin Mujtaba, Ilmu Fiqh Sebuah Pengantar, (Mangli Jember: STAIN Jember Press, 2013), 4.

4 Dede Rosyada, Hukum Islam Dan Pranata Sosial,4.

5 Dede Rosyada, 65.

6 Dede Rosyada, 75.

(15)

ibadah.7 Akad pada perkawinan adalah sebuah pintu untuk ibadah-ibadah lain setelahnya, karnanya perkawinan adalah suatu hal yang sakral, di mana agama dan perundang-undangan Negara telah mengatur sedemikian rincinya mengenai hal-hal yang bersangkutan dengan perkawinan. Dari segi aturan agama dan aturan hukum positif di Indonesia, perkawinan telah diatur dari proses pelaksanaan perkawinan, pra perkawinan, sampai pasca perkawinan mengenai hal-hal yang akan terjadi sampai setelah terjadinya ikatan perkawinan antara 2 insan. Beberapa contoh hal pra perkawinan yang diatur dalam hukum islam maupun hukum positif adalah syarat-syarat dan khitbah, sedangkan perihal pasca perkawinan mengenai hal-hal yang bersangkutan atau termasuk akibat dari terjalinnya ikatan pernikahan, seperti hak dan kewajiban suami, istri, serta anak, masalah mawaris, bahkan keadaan istri ketika setelah ditinggal suami baik karna dicerai maupun meninggalnya suami masih mendapatkan perhatian hukum.

Yang artinya menghitung, yaitu di mana seorang perempuan menghitung hari-harinya dan masa bersihnya setelah ditinggal suami secara sah.8 Dengan keberadaan aturan yang sangat detail terhadap apapun yang bersangkutan dengan akad pernikahan, akad pernikahan tersebut dipandang sebagai akad yang memiliki keistimewaan sendiri karna begitu sangat memuliakan para pelakunya bahkan sampai mereka berada dititik putusnya ikatan pernikahan itu sendiri.

7 Tim Redaksi Nuansa Aulia, Kompilasi Hukum Islam (Bandung:CV Nuansa Aulia 2015), 2.

8 Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah jilid 8, Terjemahan Muhammad Tolib.( Bandung: PT Alma‘arif 2020), 150.

(16)

4

Keadaan istri yang ditinggalkan suami baik karna kematian suami ataupun sebab talak mengharuskan seorang perempuan menjalankan masa iddah. Dalam buku Fikih Sunnah jilid 8 terjemahan kitab fiqhussunnah karya Sayyid Sabiq mengartikan bahwa iddah berasal dari adad yang artinya menghitung, 9 maksut dari arti tersbut adalah waktu seorang wanita menghitung hari-harinya dan masa bersihnya setelah ditinggal suami atau putusnya ikatan perkawinan. Dengan adanya aturan hukum iddah dalam hukum Islam hususnya dalam fiqh munakahat, membuat semakin jelas bahwa akad perkawinan merupakan yang sangat istimewa sehingga pelaku dalam akad perkawinan selalu mendapatkan perlindungan hukum bahkan sampai saat dia mengalami putusnya perkawinan. Dasar hukum berlakunya hukum Iddah tercantum dalam al-Quran ayat 228 yaitu:











Artinya: ―Dan perempuan yang tertalak hendaklah ia menahan diri tiga kali quru‘‖.10

Masa iddah terdiri dari beberapa macam, yakni sesuai keadaan istri ketika ditinggal suami yaitu:11

1. Iddah istri yang berhaid 2. Iddah istri yang mati haid 3. Iddah istri yang kematian suami 4. Iddah istri yang hamil

9 Sayyid Sabiq, 150.

10 Endang Hendra et al., Al-Quran dan Terjamahan, 36.

11 Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah Jilid 8¸Terjemahan Muhammad Tolib,151

(17)

Empat macam tersebut memiliki rincian menyesuaikan keadaan istri apakah sudah atau belum disetubuhi.

Keberadaan hukum iddah sendiri memiliki manfaat serta hikmah antara lain:12

1. Mengetahui bersihnya rahim

2. Member kesempatan untuk kembali 3. Menjunjung tinggi masalah perkawinan

Dengan adanya manfaat yang begitu baik, maka selayaknya hukum iddah bisa dijadikan sebagai ruang waktu dalam merenungi akan kesalahan di atas kegagalan menjaga ikatan mitsaqon gholidzon. Dari penjelasan tersebut maka wanita yang sedang menjalani masa iddah harus berkabung.13 Iffah Muzammil dalam karya bukunya Fikih Munakahat Hukum Pernikahan Dalam Islam memberikan beberapa hukum yang berlaku bagi mu‟taddah selama masa Iddah selain menghitung hari masa iddah, yaitu:14

1. Tidak boleh menerima pinangan 2. Tidak boleh menikah

3. Tidak boleh keluar rumah 4. Berhak mendapatkan nafkah 5. Ihdad (berhias diri)

Namun saat ini dalam menerapkan hukum iddah sendiri menjadi salah satu problematika dari sebuah kesalahpahaman di tengah masyarakat pedesaan.

12 Sayyid Sabiq, 151

13 Sayyid Sabiq, 171

14 Iffah Muzammil, Fikih Munakahat Hukum Perkawinan Dalam Islam, (Tangerang: Tira Smart 2019), 217.

(18)

6

Masyarakat pedesaan adalah masyarakat yang memiliki hubungan sosial yang sangat erat karna biasanya antara warga yang satu dengan yang lain memiliki hubungan kekeluargaan. Salah satu karakteristik masyarakat desa yaitu memiliki interaksi yang sangat intensif, di mana komunikasi antar personal menjadi hal yang tumbuh dengan baik di tengah masyarakat, karnanya solidaritas sosial juga tumbuh di tengah persamaan social, budaya, dan tujuan hidup.15 Tradisi lokal masyarakat desa juga dinilai masih terjaga kuat dengan diturunkannya dan diajarkannya tradisi tersebut pada generasi- generasinya, sehingga saat ini masih banyak tindakan-tindakan atau aktifitas yang dilakukan para generasi muda desa adalah merupakan sebuah kebiasaan dari orang tua yang mereka jaga dan ikuti. Namun dalam pandangan psikologi suatu karakter masyarakat seringkali terbentuk dari pengaruh lingkungan yang ada, 16 termasuk karakter kebiasaan masyarakat pedesaan yang mulai terpengaruh kehidupan modernisasi pada zaman ini. Kebiasaan-kebiasaan yang tumbuh di tengah masyarakat lambat laun menjadi satu kepercayaan sehingga dinilai sebagai perilaku yang harus atau bisa diikuti. Keadaan tersebut berangkat dari karakteristik masyarakat pedesaan berupa social informal yaitu suatu hubungan antar manusia yang terbentuk tanpa adanya kontrak social dan terbentuk sebab pertemuan yang berulang kali17.

15 https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/10/140000069/tata-sosial-masyarakat- desa?page=al diakses pada kamis, 21 juli 2022 jam 11.29

16 Tontowi et al, ―Penerapan Masa Iddah (Studi kasus Kawasan pantura)‖ Jurnal Kajian Hukum Islam,2338-3801

17 M.Husen, ―Budaya Dan Karakteristik masyarakat Pedesaan‖ Aceh anthropological jurnal vol.5 no.2, Oktober 2021.

(19)

Masyarakat Desa Pancakarya Kecamatan Ajung Kabupaten Jember merupakan masyarakat pedesaan yang memiliki kultur oral tradition sangat kuat, di mana beberapa tradisi masih dijaga dengan baik seperti sikap manut kyai dalam hal aktifitas sehari-hari, namun seiring perubahan masa muncul beberapa perubahan atau kebiasaan baru dan kemudian dijadikan sebuah kebiasaan yang mulai diyakini dan diikuti. Salah satu faktor perubahan tersebut bisa berasal dari dalam diri masyarakat sendiri seperti kurangnya kesadaran ataupun akibat faktor luar seperti kurangnya komunikasi dan modernisasi.

Di Desa Pancakarya Kecamatan Ajung Kabupaten Jember penulis menemukan beberapa masalah yang tumbuh di tengah masyarakat. Salah satunya yaitu ketika sebagian penduduk kaum wanita masih saling mempertanyakan hal-hal yang bersangkutan dengan hukum wanita yang sedang menjalani iddah, tentang hal yang boleh dan dilarang bagi wanita iddah. Kebanyakan dari mereka kurang kontekstual atau bahkan tidak tau bagaimana ketentuan yang dibebankan pada wanita iddah, sehingga tak sedikit dari mereka yang saling menyalahkan sikap wanita iddah atau mu‟taddah sendiri yang tidak memahami ketentuan hukum yang harus dijalani di masa berlakunya iddah. Dari realita kehidupan mu‘taddah di Desa Pancakarya, beberapa mu‘taddah bersikap selayaknya wanita biasanya (sedang tidak menjalani iddah), aktifitas-aktifitas yang dilakukan tidak mengalami perubahan dari sebelum dan ketika menjadi mu‘taddah. Beberapa contoh aktifitas yang seharusnya tidak dilakukan mu‟taddah adalah:

(20)

8

1. Keluar rumah tanpa ada kepentingan 2. Memunculkan keadaan diri di social media 3. Berhias diri di luar rumah

Hal tersebut memunculkan tanda tanya apakah mereka tidak memiliki pengetahuan tentang iddah atau sedang mengabaikan hukum iddah sendiri.

pada kenyataanya, warga Desa Pancakarya bukanlah warga dengan lingkungan yang sepi atau jauh dari ilmu. Banyak musholla-musholla yang mengajarkan ilmu agama dan beberapa organisasi keagamaan yang mendukung. Namun beberapa masyarakat masih belum mengetahui secara pasti adanya beberapa hukum termasuk ibadah, namun disisi lain ada sikap kurang patuh pada hukum atau kurang merealisasikan ilmu bagi mereka yang pada dasarnya sudah memiliki pengetahuan.

Faktor timbulnya problem di atas adalah kurangnya wadah edukasi bagi masyarakat setempat secara khusus menangani perihal hukum-hukum ibadah sehari-hari. Sedangkan majlis pengajian yang diadakan di hari-hari tertentu seringkali membahas hal yang umum seperti hikmah dari sebuah hari istimewa maupun hikmah menjalani sebuah ibadah.. Saat menjalani iddah seharusnya lebih dulu mengetahui hukum-hukum mengenai iddah baik dari hukum Islam, karna iddah merupakan salah satu hal penting dan wajib bagi wanita yang baru saja mengalami putusnya pernikahan sehingga sangat perlu mereka untuk tahu shohih fasidnya urf yang mereka jalani saat sedang menjalani iddah, supaya ibadah yang dijalani tidak sampai melanggar aturan yang sebenarnya.

(21)

Dalam hukum Islam selain mengenal ilmu fiqh ( hukum praktis) juga mengenal ilmu ushul fiqih yang keberadaannya sebagai wadah proses menemukan hukum.18 Dalam penelitian ini memilih urf (salah satu cabang ilmu dalam ushul fiqh) sebagai pisau analisa untuk mengetahui keselarasan betuk penerapan iddah ditengah masyarakat Desa Pancakarya dengan hukum fiqh. Pemilihan urf sebagai pisau analisa karna urf sendiri merupakan cabang ilmu yang secara spesifik melihat hukum dari kebiasaan yang hidup di tengah masyarakat.

Dalam ilmu ushul fiqih, kebiasaan suatu golongan yang mentradisi sehingga dinilai sebagai suatu hukum diistilahkan dengan urf. Urf adalah salah satu sumber hukum Islam yang tidak disepakati oleh sebagaian ulama, dalam artian sumber hukum ini masih menjadi ikhtilaf dikalangan ulama, sumber hukum yang ikhtilaf sendiri ada karna suatu kejelasan hukum tidak dapat ditemukan dalam al-Quran, Sunnah, Ijma‘, dan Qiyas.19 Menurut ulama ushul fiqh, urf yang sah adalah suatu kebiasaan yang tidak melanggar syariatnya, artinya urf yang telah menyeleweng dari syariat atau biasa disebut urf fasid dianggap adat yang tidak boleh dijalankan atau diikuti. Urf sendiri bisa menjadi sumber hukum karna bertopang pada kaidah fiqih berupa

ةداعلا ةمكمح

Artinya: ―Kebiasaan itu bisa menjadi sebuah hukum‖20

18 Bahrudin, Ilmu Ushul Fiqh, (Bandar Lampung:CV Anugrah utama Raharja 2019), 10.

19 Syafi‘i Karim, Fiqih Ushul Fiqih. (Bandung: CV Pustaka Setia 2001),79.

20 Duski Ibrahim, AL-Qowa‟id Al-Fiqhiyah (Kaidah-kaidah Fiqih), (Palembang: Nur Fikri 2019) .90.

(22)

10

Kebiasaan yang ada di Desa Pancakarya yang bersangkutan dengan penerapan iddah adalah beberapa aktifitas-aktifitas yang telah disebutkan di atas, di mana aktifitas tersebut menjadi perilaku yang dinilai kaprah sebab sudah sering terlihat.

Dari konteks penelitian tersebut, peneliti tertarik untuk lebih lanjut meneliti penerapan iddah oleh masyarakat Desa Pancakarya Kecamatan Ajung yang dikemas dalam judul “Penerapan Hukum Iddah Di Masyarakat Pedesaan Dalam Perspektif Hukum Islam (Studi Kasus di Desa Pancakarya Kecamatan Ajung Kabupaten Jember”. Penelitian ini dilakukan untuk memahami bentuk penerapan iddah di Desa Pancakarya yang ditinjau dari kacamat Hukum Islam serta alasan beberapa adanya bentuk penerapan yang ada. Dalam proses penelitian di samping mencari suatu jawaban juga bisa memberi ruang edukasi terhadap masyarakat mengenai konsep iddah dan Hukum Islam yang boleh dijalani. Sehingga mengurangi info simpang siur mengenai ketentuan beban untuk wanita iddah. Selain itu wanita yang sedang menjalani iddah bisa lebih pintar memutuskan tindakan yang akan dijalaninya selama masa iddah agar sesuai dengan aturan iddah dan bisa membedakan shohih fasidnya kebiasaan-kebiasaan yang ada. Dari beberapa penelitian yang membahas iddah, seperti penelitian yang dilakukan oleh Miftahul Maulidiya dalam skripsi ―Keluar Rumah Bagi Wanita Karir Pada Masa Iddah Wafat Menurut Imam Syafi‘I dan Imam Syamsuddin As Sarkasi (Studi kasus di Kecamatan Tanjung Balai Kabupaten Asahan)‖

peneliti belum menemukan yang secara spesifik membahas penerapan iddah di

(23)

masyarakat pedesaan ditinjau dari perspektif urf khususnya di Desa Pancakarya Kecamatan Ajung Kabupaten Jember. Adanya penelitian ini diharapkan bisa menambah bahan refrensi praktisi hukum khususnya yang meneliti praktik hukum mengenai sosial dan budaya di tengah masyarakat.

B. Fokus Penelitian

Berangkat dari uraian konteks penelitian di atas maka terdapat fokus penelitian yang dapat diambil oleh peneliti, yaitu:

1. Bagaimana ketaatan dalam menjalankan hukum iddah masyarakat pedesaan di Desa Pancakarya Kecamatan Ajung Kabupaten Jember?

2. Apa faktor mu‘taddah tidak melakukan ketentuan mu‘taddah?

3. Bagaimana perspektif urf mengenai penerapan hukum iddah masyarakat pedesaan di Desa Pancakarya Kecamatan Ajung Kabupaten Jember?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk memahami bagaimana tingkat ketaatan masyarakat pedesaan di Desa Pancakarya Kecamatan Ajung Kabupaten Jember pada hukum iddah.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab ketidaktaatan masyarakat Desa Pancakarya pada hukum iddah.

3. Untuk menganalisis mengenai penerapan iddah masyarakat pedesaan di Desa Pancakarya Kecamatan Ajung dari kacamata perspektif urf.

D. Manfaat Penelitian

Adapaun manfaat yang didapat dari penelitian ini adalah:

(24)

12

1. Secara teoritis, penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan masyarakat umum khususnya masyarakat Desa Pancakarya Kecamatan Ajung Kabupaten Jember serta akademisi dan praktisi hukum mengenai hukum iddah serta pandangan hukum Islam terhadap ketaatan masyarakat pada penerapan iddah yang telah berjalan di masyarakat Desa Pancakarya Kecamatan Ajung.

2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan bisa mejadi rujukan penelitian oleh peneliti lain dan memberikan kontribusi pemikiran mengenai hukum islam khususnya mengenai iddah dalam hukum islam di lingkungan Fakultas Syariah khususnya dan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri maupun Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta pada umumnya.

E. Definisi Istilah

Untuk menghindari kesalahpahaman mengenai maksut dari permasalahan yang ada, maka penulis akan menjelaskan beberapa istilah dalam pembahasan ini:

1. Penerapan atau implementasi memiliki makna suatu kegiatan yang dilakukan dengan suatu perencanaan yang mengacu pada satu aturan demi mencapai tujuan tertentu. 21 Dalam pelaksanaan suatu penerapan diharapkan bisa menguji suatu kegiatan atau kebijakan yang telah disusun.

21 https://www.suara.com/news.2021/02.09/175201/apa-itu-implementasi-tujuan-dan- contoh-penerapannya?page=all diakses pada 4 oktober 2021. 15:15

(25)

2. Iddah, asal kata iddah adalah adad yang berarti menghitung.22 Dalam ilmu fiqh munakahat kata iddah digunakan untuk sebuah nama bagi masa lamanya menunggu seorang wanita setelah ditinggal suaminya, dan tidak diperbolehkan untuk menikah.23

3. Masyarakat Pedesaan, masyarakat adalah hubungan antar manusia atau sekelompok manusia yang hidup dalam satu lingkungan tertentu. 24 Pedesaan adalah kawasan permukiman penduduk yang sangat dipengaruhi oleh kondisi tradisi, tanah,iklim, dan air sebagai syarat pentingnya untuk mewujudkan pola kehidupan yang agraris. 25 Masyarakat pedesaan diartikan sebagai sekelompok manusia yang bermukim bersama di tempat yang sangat dipengaruhi iklim, tanah,dan air selain itu sistem budaya dan sosialnya juga mempengaruhi pencaharian yang ada. Karateristik masyarakat pedesaan yaitu kehidupannya kental dan dekat tradisi yang ada, sehingga dinilai sebagai masyarakat yang tradisional yaitu masyarakat yang lebih dikuasai oleh adat istiadat.

4. Perspektif, kata perspektif yang digunakan dalam judul adalah perspektif yang kognitif, memiliki arti sudud pandangan manusia dalam memilih opini, kepercayaan atau yang lainnya.26

5. Hukum Islam , berasal dari dua kata yakni al-hukmu dan islam. Al-hukmu dalam bahasa arab berarti aturan. Menurut Rohidin yang mengutip dari

22 Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah Jilid 8¸Terjemahan Muhammad Tolib, 150.

23 Sayyid Sabiq, 150.

24 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan nasional, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia,(Jakarta:Tim Redaksi kamus Bhasa Indonesia 2008) .227.

25 https://kbbi.kemdikbud.go.id diakses padatanggal 20 Juli 2022.

26 https://kbbi.kemdikbud.go.id diakses pada tanggal 24 agustus 2021 jam 17.17.

(26)

14

buku hukum islam karya AlFayumi member makna lafadz al-hukmu dengan arti menentukan. Sedangkan Islam diartikan sebagai sebuah ketundukan atau penyerahan diri.27namun dalam konteks ini Islam sendiri merupakan salah satu agama yang diturunkan oleh Allah. Dari dua makna tersebut dapat disimpulkan bahwa hukum Islam berarti berarti suatu ketentuan (aturan) yang berasal dri agama Islam

F. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan atau bisa disebut pertanggungjawaban sistematik adalah suatu uraian logis secara sistematis mengenai susunan bab dan sub bab untuk menjawab setiap uraian dari sebuah permasalahan yang dikemukakan. 28 Fungsi adanya sistematika pembahasan ini adalah mempermudah pembaca dalam pemahaman dari setiap point-point yang disampaikan dalam skripsi ini. Adapaun sistematika pembahasan penelitiannya adalah:

Bab I adalah bab awal yang berisikan pendahuluan, dalam bab ini berisikan pembahasan mengenai konteks penelitian, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah, serta sistematika pembahasan.

Bab II merupakan kajian pustaka dimana di dalamnya memaparkan mengenai penelitian terdahulu serta kajian teori yang berkaitan dengan masalah yang diteliti yaitu mengenai Penerapan Iddah Masyarakat Pedesaan Dalam Perspektif Urf.

27 Rohidin, Pengantar Hukum Islam, 2.

28 Jonaedi Efendi dan Johnny Ibrahim, Metode Penelitian Hukum Normatif dan Empiris.

173.

(27)

Bab III menyajikan metode penelitian yang menjelaskan mengenai pendekatan dan jenis penelitian yang dilakukan, lokasi penelitian, subyek penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data, keabsahan data, serta tahapan penelitian.

Bab IV menjelaskan mengenai penyajian data dan analisis, dalam bab ini memaparkan mengenai gambaran obyek penelitian, penyajian data dan analisi, serta pembahasan temuan terkait hal yang diteliti.

Bab V adalah bab terahir sebagai penutup, bab ini memaparkan mengenai kesimpulan jawaban dari fokus penelitian secara diskriptif sehingga dapat dipahami gambaran hasil penelitian yang diperoleh. Selain itu dalam bab penutup juga disajikan saran-saran sebagai bentuk rekomendasi dari peneliti.

Selanjutnya diakhiri dengan daftar pustaka serta lampiran pendukung lainnya untuk memnuhi kelengkapan data penelitian.

(28)

16 BAB II

KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Penelitian Terdahulu

Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan penelitian terdahulu melalui kajian kepustakaan, hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa belum adanya penelitian terdahulu yang sejenis dengan yang diteliti.

Mengenai masa iddah, banyak peneliti terdahulu yang sudah membahasnya, namun memiliki beberapa objek atau sudud pandang yang berbeda, sehingga guna adanya kajian pustaka mengenai penelitian dahulu untuk mengetahui perbedaan dan persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini. Beberapa hasil penelitian dengan topik iddah adalah:

1. Skripsi yang ditulis oleh Rofiatun Azizah tahun 2018, mahasiswa Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri Metro yang berjudul Pemenuhan Hak-Hak Dan Kewajiban Istri Pada Masa Iddah (Studi Kasus di Desa Telogorejo Kecamatan Batanghari Lampung Timur).29 Skripsi ini diperuntukkan untuk memaparkan mengenai pemenuhan hak-hak istri pada masa iddah. Ada beberapa pembahasan dalam penelitian ini, yakni pengertian iddah, jenis-jenis iddah, hikmah dari menjalankan iddah, dan hak-hak wanita ketika sedang menajlani iddah. Persamaan penelitian yang dilakukan Rofiatun Azizah dengan peneliti terletak pada topic utamanya yaitu iddah, namun penelitian Rofiatun Azizah memfokuskan pada pemenuhan hak-hak wanita di masa iddah. Penelitian field research yang

29 Rofiatun Azizah, ―Pemenuhan Hak-hak dan Kewajiban Istri Pada Masa Iddah Studi Kasus di Desa Telogorejo Kecamatan Batanghari Lampung Timur‖ (Skripsi IAIN Metro 2018).

(29)

bersifat diskriptif ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pemenuhan hak-hak wanita saat menjalani iddah. Adanya penelitian ini, Rofiatun Azizah berharap penelitiannya bisa menjadi sumber rujukan untuk penelitian sejenis selanjutnya dan bisa menjadi bahan masukan untuk masyarakat khususnya masyarakat Desa Telogorejo Kecamatan Batanghari, Kabupaten Lampung tentang pelaksanaan iddah.

2. Skripsi hasil karya Miftahul Maulidiya pada tahun 2019, mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sumatra Utara dengan judul Keluar Rumah Bagi Wanita Karir Pada Masa Iddah Wafat Menurut Imam Asy Syafi’I Dan Imam Syamsuddin Sarkhasi (Sudi Kasus Di Kecamatan Tanjung Balai Kabupaten Asahan)30. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sosiologi empiris dan komparatif. Penelitian ini membahas tentang pendapat Imam Syafi‘I dan Imam As Sarkhasi terhadap sikap seorang wanita karir yang masih dalam masa iddah dan tetap keluar rumah. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan pendapat antara Imam As Syafi‘I dan Imam As Sarkhasi mengenai perilaku wanita iddah yang demikian, selain itu penenliti bisa mengetahui serta memberi informasi pada pembaca tentang bagaimana praktik penerapan iddah di Kecamatan Tanjung Balai Kabupaten Asahan. Penelitian ini memiliki persamaan dari segi jenis metode penelitian serta fokus materi penelitian, namun penelitian lebih

30 Miftahul Maulidiyah. ―Keluar Rumah Bagi Wanita Karir Pada Masa Iddah Wafat Menurut Imam Asy Syafi‘i Dan Imam Syamsuddin Sarkhasi (Studi Kasus Di Kecamatan Tanjung Balai Kabupaten Asahan)‘‘ (Skripsi Universitas Islam Negeri Sumatra Utara, 2019).

(30)

18

memfokuskan pada penerapan iddah sebab kematian suami saja dan lebih memfokuskan pada pendapat dua Imam saja ( Imam As Syafi‘I dan Imam As Sarkhasi)

3. skripsi hasil penelitian Utia Fitriyani pada tahun 2020, mahasiswa Program Studi Hukum Keluarga Islam Jurusan Ilmu-Ilmu Syariah Fakultas Institut Agama Islam Negeri Purwokerto dengan judul Tingkat Kepatuhan Dan Pemahaman Perempuan Yang Bercerai Terhadap Persoalan Iddah (Studi Kasus Di Desa Planjan Kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap).31 Penelitian ini memnggunakan jenis penelitian lapangan atau field research di mana sumber penelitian didapat dari lingkungan

masyarakat tempat lokasi penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan iddah di Desa Planjan Kecamatan Kesugihan dan mengetahui presentasi tingkat kepatuhan serta pemahan wanita iddah pada hukum iddah sendiri. Dari penjelasan tersebut, penelitian yang dilakukan oleh Utia Fitriyani ini memiliki persamaan dari segi pembahasan yaitu mengenai penerapan iddah sehingga juga menggunakan metode penelitian lapangan, namun lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Planjan Kecamatan Cilacap, selain itu penelitian bentuk penerapan iddah yang dilakukan tidak ditinjau dari kacamata urf.

4. Tesis hasil karya Nasrullah pada tahun 2018, mahasiswa Program Magister Al-Ahwal Al-Syakhsiyah Pascasarjana Universitas Islam Negeri

31 Utia Fitriyani. ―Tingkat Kepatuhan Dan Pemahaman Perempuan Yang Bercerai Terhadap Persoalan Iddah (Studi Kasus Di Desa Planjan Kecamatan Kesugian Kabupaten Cilacap)‖ (Skripsi Institut Agama Islam Negeri Purwokerto,2020).

(31)

Maulana Malik Ibrahim Malang dengan judul Praktik Iddah Karena Cerai Mati Perspektif Maslahah Al-Thufi (Studi Kasus Kecamatan Pakuniran Kabupaten Probolinggo). 32 Tesis ini membahas secara lengkap iddah dan ihdad serta menganalisis praktik penerapan iddah di Kecamatan Pakuniran dengan perspektif maslahah al-Thufi. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan. Dalam penyajian data peneliti uraian naratif karna dinilai lebih praktis untuk mengetahui praktik iddah karna cerai mati di Desa Pakuniran. Peneliti menggunakan perspektik masalahah at-Thufi dalam menganalisis hasil penelitian praktik iddahnya.

5. Skripsi yang ditulis oleh Ahmad Husennafarin pada tahun 2018, mahasiswa Jurusan Hukum Keluarga Islam Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negari (IAIN) Palangkaraya dengan judul Keharusan Istri Tinggal Di Rumah Pada Masa Iddah Talak Raj’i (Renterpretasi Q.S at-Talaq [65]:1 Perspektif Hermeneutika Fazlur Rahman).33 Penelitian ini membahas tentang kewajiban sikap istri yang sedang menjalani masa iddah karna ditalak raj‘i yang diharuskan untuk menetap di rumah dengan merujuk pada penafsiran surah at-talaq ayat 1. Topic penelitian ini memiliki persamaan dengan penulis yakni mengenai sikap seharusnya sikap istri saat menjalani iddah, namun penelitian Ahmad Hussennafarin

32 Nasrullah. ―Praktik Iddah Karena Cerai Mati Perspektif Maslahah Al-Thufi (Studi Kasus Kecamatan Pakuniran Kabupaten Probolinggo)‖ (Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, 2018).

33 Ahmad HusennaFarin, ―Keharusan Iistri Tinggal Di Rumah Pada Masa Iddah Talak Raj‘I (Renterpretasi QS At-Talak (65):1 Perspektif Hermeneutika Fazlur Rahman ‖ (Skripsi IAIN Palangkaraya 2018).

(32)

20

memfokuskan pada wanita yang ditalak raj‘i saja serta menggunakan acuan pada penafsiran surah at-talaq ayat 1. Dalam menyelesaikan penelitiannya, Ahmad menggunakan metode penelitian kajian kepustakan (library research) yang bersifat deskriptif analisis, mengambil data dari

beberapa buku yang relevan dan menggambarkan permasalan secara deskriptif atau rinci dalam hasil penelitian, Ahmad menjelaskan tujuan dibuatkannya penelitian tersebut adalah untuk memberi pengetahuan mengenai makna keharusan seorang wanita menunggu di rumah saat menjalani iddah talak raj‘i.

6. Jurnal hasil karya Tontowi, H. Hamim, dan Munib dari Universitas Sunan Giri Surabaya dengan judul Penerapan Masa Iddah (Studi Kasus Kawasan Pantura).34 Dalam jurnal ini dijelaskan mengenai perbedaan keadaan sumberdaya alam masyarakat pesisir dan masyarakat agraris. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh para peneliti, dijelaskan bahwa penerapan iddah di Kawasan Pantura tidak sesuai dengan aturan yang ada.

Salah satu alasannya adalah keadaan para wanita yang minim pendidikan serta keadaan sekitar yang tidak mendukung dalam penerapan iddah sendiri. Penelitian ini selain memiliki titik focus pada bab iddah seorang wanita juga sama-sama menggunakan metode penelitian lapangan hanya saja berbeda lokasi penelitian. Selain itu hasil penelitian yang dilakukan oleh Tontowi dkk tidak menganalisis penerapan iddah dari segi urf.

34 Tontowi et al, Universitas Sunan Giri Surabaya ―Penerapan Masa Iddah (Studi Kasus Kawasan Pantura)‖Jurnal Hajian Hukium Islam)2338-3081.

(33)

7. Skripsi hasil penelitian Achmad Haqiqi pada tahun 2020 mahasiswa Fakultas ushuluddin Adab Dan Humaniora Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember dengan judul penelitian Living Quran Peran Dan Persepsi Tokoh Masyarakat dalam Pelaksanaan Iddah di Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember.35 Penenlitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penenlitian lapangan dengan menggunakan paradigm humanis atau disebut penelitian kualitatif fenomenologi dimana dalam pelaksanaannya menggunakan teknik observasi, wawancara, serta dokumentasi. Tujuan penelitian ini untuk mendiskripsikan peran tokoh masyarakat pada penerapan iddah di masyarakat Ledokombo serta mendiskripsikan bagaimana pendapat mereka tentang bentuk penerapan iddah yang ada di Ledokombo. Penelitian yang dilakukan oleh Achmad Haqiqi memiliki persamaan dengan penenlitian ini dari segi penggunaan metode serta focus utama pembahasan yakni mengenai penenrapan iddah di Kabupaten jember, hanya saja penenlitian Achmad Haqiqi di peruntukkan untuk masyarakat Ledokombo saja serta dalam rumusan masalah tidak menganalisis penerapan iddah dari kacamata urf seperti penelitian yang dilakukan penenliti saat ini.

35 Achmad Haqiqi . ―Penelitian Living Quran Peran Dan Persepsi Tokoh Masyarakat Dalam Pelaksanaan Iddah Di Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember‖ (Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember, 2020).

(34)

22

Tabel 2.1

Persamaan dan Perbedaan dengan Penelitian Terdahulu No Judul

Penelitian

Peneliti Persamaan Perbedaan

1 Pemenuha

n hak-

hakdan kewajiban Istri pada masa iddah (studi kasus di Desa Telogorejo Kecamatan Batanghari Lampung Timur)

Rofiatun Azizah (mahasiswa Institut islam Negeri Metro)

1. Topic utama penelitian berupa masa iddah

2. Penelitian ini menggunkaan metode empiris (penelitian lapangan)

1. Selain membahas tentang

kewajiban istri pada masa iddah,

penelitian juga membahas tentang hak- hak bagi wanita yang sedang iddah 2. Lokasi

penelitian di Desa

Telogorejo Kecamatan Batanghari lampung Timur 2 Keluar

Rumah Bagi Wanita Karir Pada Masa Iddah Wafat Menurut Imam Asy Syafi‘I Dan Imam Syamsuddi n Sarkhasi (Sudi Kasus Di Kecamatan Tanjung Balai Kabupaten Asahan).

Miftahul Maulidiya pada tahun 2019,

mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sumatra Utara

1. Topic pembahasan utama adalah masalah

penerapan iddah 2. Metode

penelitian juga berupa

sosiologi empiris 3. Bertujuan

untuk mengetahu praktik penerapan iddah

1. Penelitian ini hanya berfokus pada wanita iddah sebab kematian suami 2. Hasil

penelitian ini dilihat dari pandangan

Imam As

Syafi‘I dan

Imam As

sarkhasi 3. Lokasi

penelitian ini berada di Kecamatan Tanjung Balai Kabupaten Asahan

3 Tingkat Utia 1. Topic 1. Lokasi

(35)

Kepatuhan Dan Pemahama n

Perempuan Yang Bercerai Terhadap Persoalan Iddah (Studi Kasus Di Desa Planjan Kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap).

Fitriyani pada tahun 2020,

mahasiswa Program Studi Hukum Keluarga Islam Jurusan Ilmu-Ilmu Syariah Fakultas Institut Agama Islam Negeri Purwokerto

pembahasan berupa penerapan iddah di tengah masyarakat 2. Menggunakan

metode penelitian empiris (penelitian lapangan)

penelitian di Desa Planjan Kabupaten Kesugihan 2. Hasil

penelitian penerapan iddah tidak ditinjau dari kacamata urf

4 Praktik Iddah Karena Cerai Mati Perspektif Maslahah Al-Thufi (Studi Kasus Kecamatan Pakuniran Kabupaten Probolingg o)

Nasrullah, mahasiswa Program Magister Al- Ahwal Al- Syakhsiyah Pascasarjana Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

1. Topic utama penelitian berupa bab iddah

2. Sama-sama merupakan penelitian lapangan

1. Lokasi

penelitian ini berada di Kecamatan Pakuniran Kabupaten Probolinggo 2. Penelitian ini

berfokus pada pembahasan masa iddah wanita cerai mati

3. Peneliti menganalisis hasil

penelitiannya dengan perspektif maslahah al- Thufi

5 Keharusan istri tinggal dirumah pada masa iddah talak raj‘I

Ahmad Husennafari n

(mahasiswa Institut Agama Islam

1. Topic utama penelitian berupa materi masa iddah 2. Juga bertjuan

untuk memberi pemehaman

1. Penelitian ini menggunakan metode kajian kepustakaan 2. Memfokuskan

pada masalah iddah talak

(36)

24

(renterpret asi Q.S at- Talaq [65]:1 perspektif hermeneuti ka Fazlur Rahman)

Palangkaray a)

terhadap wanita iddah bagaiamana seharusnya sikap yang diambil ketika masih dalam masa iddah

raj‘i dan berpacu pada surah at-Talaq ayat 1

3. Meneliti

meninjau dari perspektif hermeneutika fazlur Rahman 6 Penerapan

Masa Iddah (Studi Kasus Kawasan Pantura).

Tontowi, H.

Hamim, dan Munib dari Universitas Sunan Giri Surabaya

1. Memiliki topic materi utama yaitu bab iddah 2. Sama-sama

menggunakan metode penilitian lapangan

1. Penenlitian bertempat di kawasan Pantura 2. Hasil

penelitian tidak dianalisis menurut perspektif urf 7 Living

Quran Peran Dan Persepsi Tokoh Masyaraka t dalam Pelaksanaa n Iddah di Kecamatan Ledokomb o

Kabupaten Jember.

Achmad Haqiqi pada tahun 2020 mahasiswa Fakultas ushuluddin Adab Dan Humaniora Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember

1. Memiliki topic materi utama yaitu bab iddah 2. Menggunakan

metode penelitian lapangan

1. Lokasi penenlitian berada di Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember

2. Maksut tujuan penelitian condong pada mencari

persepdi tokoh masyrakat pada penenrapan iddah di Kecamatan Ledokombo

(37)

B. Kajian Teori

Kajian teoritis atau biasa disebut tinjauan pustaka adalah pisau analisis terhadap pemecahan permasalahan yang sedang diteliti.36 Kajian teori memuat uraian sistematis mengenai teori yang relevan dengan fakta hukum yang ada ataupun dengan hasil penelitian sebelumnya. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa teori yaitu:

1. Urf

Urf dalam bahasa arab berasal dari kata

فِرْعَ ي - َفَرَع

yang berarti

kebiasaan.37 Secara terminolgi adalah

لعف وأ لوق نم وتايح في ويلع راسو هداتعاو عمتلمجا وفلَأ ام

Artinya: Sesuatu yang tidak asing lagi bagi satu masyarakat karna telah menjadi kebiasaan dan menyatu dengan kehidupan mereka baik berupa perbuatan dan perkataan.

Urf adalah salah satu bagian dari beberapa dalil-dalil hukum yang

tidak disepakati oleh ulama, namun keabsahan urf untuk dijadikan landasan hukum memiliki dasar dari firman Allah dalam surat al-A‘raf ayat 7, yaitu:

















Artinya: “Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh”.38

36 Jonaedi Efendi dan Johnny Ibrahim, Metode Penelitian Hukum Normatif dan Empiris, 176.

37 Ahmad Warson Munawwir, Almunawwir Kamus Arab-Indonesia (Surabaya: Pustaka Progresif 1997) ,920.

(38)

26

Kata al-urf dalam ayat tersebut bermakna sesuatu yang baik dan harus dikerjakan oleh manusia, para ulama sepakat mengartikan bahwa maksut tersebut adalah hal baik yang biasa dilakukan oleh masyarakat. 39 Mazhab yang dikenal banyak menggunakan urf adalah kalangan Hanafiyah dan kalangan Malikiyah, lalu diikuti oleh kalangan Hanabilah dan kalangan Syafiiyah.40

Ketika urf dimaknai dengan kebiasaan, maka urf bisa dinilai sejajar dengan kata al-„adah atau adat istiadat sebab ‗adah bermakna perilaku masyarakat yang selalu terjadi. 41 Muhammad Abu Zahrah menjelaskan dalam karyanya Ushul Fiqih bahwa urf adalah salah satu sumber hukum dari ilmu Ushul Fiqih yang diserap dari sabda Nabi Muhammad SAW 42

نسح رما للها دنع وهف انسح نوملسلما هار ام

Artinya: “Apa yang dipandang baik kaum muslimin, maka menurut Allah pun digolongkan sebagai perkara yang baik”

Dari hadist ini dapat diartikan bahwa sebuah perilaku yang mentradisi dan mengandung hal baik maka hal tersebut juga dipandang baik oleh Allah. Para ulama menyatakan bahwa apabila urf (kebiasan) yang tumbuh di tengah masyarakat bertentangan dengan al-Quran dan

38 Endang Hendra et al., Al-Quran dan Terjamahan (Bandung: PT Cordoba Internasional Indonesia 2017) . 151.

39 Iffah Muzammil, Fikih Munakahat Hukum Pernikahan Dalam Islam , 142.

40 Iffah Muzammil, 142.

41 Dewi Wulansari. Hukum Adat Indonesia Suatu Pengantar, (Bandung: PT Refika Aditama 2018 ) , l 1.

42 Muhammad Abu Zahra, Ushul Fiqih, terjemahan Saefullah Ma‘sum et al (Jakarta: PT Pustaka Firdaus 1994), 417.

(39)

Sunnah maka urf tersebut mardud (ditolak) karna pada dasarnya urf adalah sumber istinbath hukum yang digunakan apabila dalam nash dan sunnah tidak ditemukan jawabannya, 43 dari penjelasan tersebut bisa dipahami urf adalah bagian dari kaidah al-adah al-muhakkamah dimana kaidah tersebut mengisyaratkan bahwa adat bisa menjadikan sebagai bahan dasar dalam penetapan hukum jika dalam nash tidak ditemukan.44 Mengenai bentuknya urf dibagi 2 macam yaitu45:

a. Al-urf al-qaliyah, adalah suatu kebiasaan yang dianut satu masyarakat

yang berupa perkataan, seperti kata lahm (daging) yang tidak diperuntukkan untuk ikan, atau dalam bahasa Madura kata jukok (ikan) yang tidak hanya diperuntukkan untuk ikan saja, melainkan segala lauk pauk seperti daging, tahu, dan tempe.

b. Al-urf al-fi‟liyah, adalah suatu kebiasaan masyarakat yang berupa

perbuatan, seperti dalam akad jual beli, secara hukum syara‘ saat melakukan jual beli harus ada sighot yang jelas, namun kebiasaan mayoritas masyarakat sekarang saat akad tidak melafadzkan sighot dengan jelas, namun langsung melakukan transaksi sesuai harganya.

Penggunaan urf sebagai sumber hukum dengan catatan tidak boleh bertentangan dengan nash dan sunnah dikarnkaan kedatangan syariat bukan untuk dimaksutkan pada hal yang mafasid sehingga segala kegiatan yang mengantarkan pada mafsadat tidak boleh dipergunakan atau

43 Muhammad Abu Zahra, 418.

44 Fathurrohman Azhari, Qawaid Fiqhiyyah Muamalah, (Banjarmasin:Lembaga Pemberdayaan Kualitas Ummat, 2015),120.

45 Moh Bahrudin, Ilmu Ushul Fiqh , 67.

(40)

28

dijalankan. Dari uraian tersebut jika ditinjau dari tingkat kualitasnya, maka urf dibagi menjadi 2 macam, yaitu:46

a. Urf shohih, adalah urf yang bisa dipandang sebagai salah satu sumber pokok hukum islam. Baharudin juga menjelaskan bahwa urf shohih adalah suatu kebiasaan masyarakat yang tidak menyalahi syara‘, tidak mengahalalkan yang haram, tidak mengharamkan yang halal, dan tidak membatalkan yang wajib.47 Contoh kebiasaan yang tidak menyalahi syara‘ dan mayoritas dilakukan oleh masyarakat sekarang dalam proses perkawinan adalah ketika pihak laki-laki memberi beberapa benda atau yang lain sebagai bentuk hadiah yang diserahkan pada pihak wanita di luar mahar yang diberikan, kebiasaan ini tentu tidak mengakibatkan kerusakan pada aturan perkawinan secara agama maupun di mata negara.

b. Urf fasid, yaitu urf yang tidak bisa diterima karna bertentangan dengan nash.baharuddin menjelaskan urf fasid adalah suatu kebiasaan masyarakat yang menyalahi syara‘, seperti menghalalkan yang haram atau membatalkan yang wajib. 48Salah satu contoh bentuk kebiasaan (adah) ini adalah ketika orang tua memberi ijin atau mengharuskan anaknya yang sudah dipinang untuk melakukan beberapa hal yang sah dilakukan oleh suami istri. Salah satu kebiasaan fasid yang saat ini masih banyak dilakukan adalah menambah harta dengan cara berjudi.

46 Muhammad Abu Zahra, Ushul Fiqih, terjemahan Saefullah Ma‘sum et al, 418

47 Moh Bahrudin, Ilmu Ushul Fiqh , 67.

48 Moh Bahrudin, 67.

(41)

Muhammad Abu Zahra menguraikan bahwa urf shohih terbagi menjadi 2 macam yaitu:49

a. Al-urf al-„am (adat kebiasaan umum), kebiasaan mayoritas ini berlaku di beberapa negara dalam satu masa, seperti kebiasaan saat kita menyewa kamar mandi umum dengan tanpa mengucapkan akad sewa serta menentukan berapa lama harus menggunakan kamar mandi tersebut.

b. Al-urf al-khas (adat kebiasaan khusus), yaitu kebiasaan yang terjadi di suatu golongan tertentu saja, seperti tradisi yasin malam jumat yang hanya dilakukan di daerah beberapa daerah jawa saja dan hanya penganut agama Islam saja.

2. Iddah

Secara etimologi iddah bermakna hitungan50 maksutnya hitungan untuk perempuang menghitung masa sucinya. Sedangkan makna secara terminologi dalam hukum fiqih munakahat Sayyid Sabiq memaknai iddah adalah suatu nama untuk masa tunggu perempuan menunggu tidak bolehnya melakukan pernikahan lagi setelah suaminya meninggal ataupun setelah ditalak oleh suaminya.51 Pelaksanaan iddah sudah berjalan sejak jaman jahiliyah, dan saat islam datang iddah tetap diberlakukan karna dianggap mengandung banyak manfaat dan kebaikan, para ulama sepakat bahwa menjalankan iddah bagi wanita yang telah ditinggal suaminya

49 Muhammad Abu Zahra, Ushul Fiqih, terjemahan Saefullah Ma‘sum et al, 418

50 Satria Efendi M.Zein, Ushul fiqh, 205.

51 Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah Jilid 8¸Terjemahan Muhammad Tolib, 150.

(42)

30

hukumnya wajib, keputusan ulama ini berdasarkan firman Allah di surah al-Baqarah ayat 228:











Artinya: ―Dan perempuan yang tertalak hendaklah ia menahan diri tiga kali quru‘‖.52

Setiap dibuatkannya hukum pasti memiliki tujuan maslahah tersendiri, termasuk dibuatnya ketentuan iddah. Dalam buku Fikih Sunnah terjemahan dari kitab Fiqhussunnah karya Sayyid Sabiq, memaparkan beberapa hikmah dari adanya tujuan dalam iddah adalah:53

a. Untuk mengetahui bersihnya rahim perempuan

b. Member kesempatan pada suami istri yang berpisah untuk kembali kepada kehidupan semula

c. Menjunjung tinggi masalah perkawinan

d. Kebaikan perkawinan tidak dapat terwujud sebelum kedua suami istri sam-sama hidup lama dalam ikatan akadnya.

Selain itu Amiur Nuruddin dan Azhari Akmal juga mmberi penjelasan mengenai beberapa tujuan diwajibkannya masa iddah yaitu:54 a. Memberi waktu senggang untuk berfikir jernih agar bisa kembali

kepada kehidupan semula, jika suami istri mengangggap itu hal yang terbaik.

52 Endang Hendra et al., Al-Quran dan Terjamahan.. 36.

53 Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah Jilid 8¸Terjemahan Muhammad Tolib, 151.

54 Amir Nuruddin dan Azhari Akmal Taringan, Hukum Perdata Islam Di Indonesia:Studi Kritis Perkembangan Hukum Islam dari Fiqih, UU No 1/1974 sampai KHI, (Jakarta;Kencana Prenada Media Group,2006),244.

(43)

b. Untuk mengetahui bersihnya rahim seorang wanita, agar tidak tercampur antara keturunan seorang dengan yang lain

c. Untuk memuliakan masalah perkawinan yang sangat sacral, agar dapat mengimpun orang-orang yang arif dengan pemikiran bijaksana, jika tidak diberikan kesempatan untuk mereka berfikir panjang saa saja seperti anak kecil yangs sedang bermain.

Manfaat utama dari iddah adalah membersihkan rahim, karna jika seorang wanita hamil dengan laki-laki barunya dalam keadaan rahim belum bersih, maka akan terjadi bergabungnya 2 keturunan, dan itu akan memberi akibat negative pada status anak yang dilahirkannya.

Mengenai permulaan masa iddah, dalam hukum fiqih iddah dimulai55 sejak jatuhnya talak untuk seorang wanita dan setelah kematian suami, seperti yang diuraikan oleh Sayyid Sabiq memaknai iddah adalah suatu nama untuk masa tunggu perempuan menunggu tidak bolehnya melakukan pernikahan lagi setelah suaminya meninggal ataupun setelah ditalak oleh suaminya.56

Dalam menjalani hukum iddah terbagi menjadi 4 macam iddah dengan keadaan mu‘taddah yang berbeda yaitu:57.

a. Iddah istri yang berhaid, yaitu tiga kali haid b. Iddah istri yang mati haid, yaitu tiga bulan

c. Iddah istri kematian suami, yaitu empat bulan sepuluh hari

55 Samsul Arifin, ―Persepsi Masyarakat Tentang Hitungan Iddah Dalam Persepktif Hukum Islam Dan Kompilasi Hukum Islam‖, Universitas Bondowoso Indoensia, 5-6.

56 Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah Jilid 8¸Terjemahan Muhammad Tolib, 150.

57 Sayyid Sabiq, 151.

(44)

32

d. Iddah istri hamil, yaitu sampai melahirkan

Selain pengelompokan oleh Sayyid Sabiq seperti di atas, macam- macam pelaku iddah secara lebih rinci menurut alasan wanita mengalami putusnya pernikahan dapat dikelompokkan menjadi 2 macam, yaitu : a. Wanita yang putus pernikahnnya sebab talak atau perceraian

1) Iddah istri yang berhaid, adalah istri yang putus pernikahannya

sebab talak sedang ia masih dalam masa aktif berhaid dan ia sudah dikumpuli. Masa iddahnya adalah tiga kali suci atau tiga kali haid, dasar penetapannya ada dalam firman Allah:











 

Artinya: ―Dan perempuan yang tertalak hendaklah ia menahan diri tiga kali quru‘‖ (al-Baqarah:228)58

Dalam penafsirat ayat di atas,pada lafadz ءورق ulama memiliki perbedaan makna, yakni ada yang memaknai dengan kata suci dan ada yang memaknai dengan haid. Adapun ulama yang berpendapat dengan makna suci adalah Imam Maliki, Imam Syafi‘i,serta salah satu riwayat dari Imam Hanbali, 59 alasan pemaknaan lafadz

ءورق

dengan makna suci adalah dengan adanya

satu hadist dari Aisyah RA yang menjelaskan bahwa makna ءارقلأا adalah bermakna suci.

58 Endang Hendra et al., Al-Quran dan Terjamahan,36

59 Iffah Muzammil, Fiqih Munakahat Hukum Pernikahan Dalam Islam, 207.

(45)

ةصق في كلام وجرخأ }راهطلأا ءارقلأا انمإ{ : تلاق اهنع للها يضر ةشئاع نعو حيحص دنسب

Artinya: ―Disebut dari ‗Aisyah ra. yang telah mengatakan pengertian quru‘ itu tiada lain hanyalah masa suci‘

diriwayatkan oleh Malik Ahmad, dan nasai dalam sebuah kisah yang shohih‖.60

Adapun ulama yang berpendapat bermakna haid adalah Imam Hanafi dan dan terdapat di salah satu riwayat Hanbali61, beberapa alasan mereka memaknai quru‘ dengan haid adalah karna iddah disyariatkan untuk membersihkan rahim sementara yang

memebersihkan rahim adalah haid bukan suci. Alasan lain adalah ketika seseorang yang sudah tidak mengalami haid baik menaupause ataupun wanita yang belum baliq (kecil) maka masa iddah nya dibedakan, artinya hitungan bulan iddah menempati

haid. 62 Dalam sebuah hadist dijelaskan bahwa masa iddah dijalankan selama hitungan masa haid, yaitu:

رمأ{ تلاق اهنع للها يضر وشئاع نعو نبا هاور }ضيح ثلاثب دتعت نأ ةريرب ت

زلولعم ونكل تاقث وتاورو وجام

Artinya: ‗Aisyah ra telah menceritakan bahwa barirah diperintahkan untuk menjalani iddahnya selama tiga kali haid.hadist riwayat Ibnu Majjah, para perawinya berpredikat tsiqqah, namun pedikat hadistnya lemah.63

60 Al Hafidz Ibnu Hajar Al Asqolani, Bulugul Marom, Terjemahan.Hamim Thohari Ibnu Dailami., 397.

61Iffah Muzammil, Fiqih Munakahat Hukum Pernikahan Dalam Islam, 208.

62 Iffah Muzammil, 210.

63 Al Hafidz Ibnu Hajar Al Asqolani, Bulugul Marom, Terjemahan.Hamim Thohari Ibnu Dailami., 393.

Referensi

Dokumen terkait

5 Legközelebb Toronyi merészkedik, amikor megjegyzi, hogy a későbbiekben az ilyen ábrázolások általában a család tevékenységi körére vonatkoztak, azt illetően viszont,

Dari beberapa peraturan penting terhubung dengan peraturan perwaqafan tanah milik yang telah dikemukakan baik peraturan perundang- undangan yang langsung maupun

Ada hubungan yang signifikan antara tingkat konsumsi energi, tingkat konsumsi protein, dan frekuensi periksa kehamilan dengan pertambahan berat badan ibu hamil trimester

Dari fakta-fakta hukum yang terungkap di persidangan maka dapatlah disimpulkan bahwa terdakwa ini telah melakukan perbuatan pembelaan terpaksa yang melampaui batas,

Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui kombinasi pupuk organik, asam humat, dan mikoriza terhadap tingkat infeksi mikoriza pada perakaran tanaman cabai dan

DGDODKSHQ\DNLWJLQMDONURQLNVWDGLXPOLPD 'L 3URYLQVL .DOLPDQWDQ %DUDW NDVXV GLDEHWHV PHOLWXV PHQHPSDWL XUXWDQ NHGXD SHQHPXDQ NDVXV VHWHODK KLSHUWHQVL VHEDJDL SHQ\DNLW WLGDN

Hubungan antara Pengajaran dengan Kesadaran Mahasiswa terhadap Hak dan Kewajibannya ebagai Warga negara (Kelompok Kontrol) ... Hubungan antara Pengajaran dengan

memandang bahwa hanya agamanya lah yang paling benar, sehingga menganggap agama lain salah dan sesat. Biasanya, cara pemahaman terhadap ajaran agama paradigma ini, lebih