• Tidak ada hasil yang ditemukan

Vol. 5 – No. 2, year (2021), page 890-897

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Vol. 5 – No. 2, year (2021), page 890-897"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

| ISSN 2548-8201 (Print) | 2580-0469) (Online) |

Pengaruh Ice Breaking Berbasis Media Poster terhadap Minat Belajar pada Siswa Kelas III SDN 187 Inpres Dengilau Kabupaten Takalar

Nur Syam1, Syamsunardi 2

1 (Universitas Islam Makassar)

2 (Universitas Negeri Makassar)

*E-mail: nursyam.dty@uim-makassar.ac.id

Receive: 03/08/2021 Accepted: 20/09/2021 Published: 01/10/2021 Abstrak

Pengaruh ice breaking berbasis media poster terhadap minat belajar pada siswa kelas III SDN 187 Inpres Dengilau Kabupaten Takalar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh ice breaking berbasis media poster terhadap minat belajar siswa. Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan true-eksperimen design jenis pretest-posttest kontrol group design. Dengan subjek penelitian adalah siswa kelas III SDN 187 Inpres Dengilau Kabupaten Takalar sebanyak 40 orang siswa yang terdiri dari 20 orang kelas kontrol dan 20 orang kelas eksperimen pada tahun pelajaran 2021/2022 semester ganjil. Pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, angket dan dokumentasi. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa pada kelas eksperimen di peroleh rata-rata pretest sebesar 70,81 dan posttest sebesar 80,76. Sedangkan pada kelas kontrol di peroleh rata-rata pretest 66,93 dan posttest sebesar 73,06. Jadi minat belajar siswa yang di ajarkan dengan model ice breaking berbasis media poster lebih baik dari pada minat belajar siswa yang di ajarkan dengan metode ceramah di kelas III SDN 187 Inpres Dengilau Kabupaten Takalar.

Kata kunci: ice breaking berbasis media poster, minat belajar Abstract

The influence of ice breaking model-based poster media toward learning interest of the third grade students of SDN 187 Inpres Dengilau Kabupaten Takalar. This research aims to find out the influence of ice breaking-based media posters on students' learning interests. The research method used by the researchers is quantitative research using true-experiment design with type pretest-posttest control group design. The subject of this research is the third-grade students of SDN 187 Inpres Dengilau Kabupaten Takalar. It consists of 40 students with 20 students of control class and 20 students of experimental class in academic year 2021/2022. The data collection of this research uses observations, interviews, questionnaires and documentation. From the results of the research, it showed that the experimental class obtained an average of 70.81 and posttest of 80.76. While the control class obtained an average pre-test 66.93 and post-test of 73.06. Therefore, the students’ learning interest who are taught by using the ice breaking model based-poster media is better than the students’ learning interest who are taught by lecturing method in the third-grade students of SDN 187 Inpres Dengilau Kabupaten Takalar.

Keywords: Ice breaking model based-poster media, students’ learning interest.

(2)

Pendahuluan

Pendidikan menurut adalah proses mendidik atau melakukan suatu kegiatan yang mengandung proses komunikasi pendidikan antara yang mendidik dan yang dididik. Melalui masukan-masukan kepada peserta didik yang secara sadar akan dicerna oleh jiwa, akal maupun raganya sehingga pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik), dan sikap (afektif) sesuai dengan yang ditujukan oleh pendidikan tersebut. Tujuan pendidikan yang baik adalah pendidikan yang tidak hanya mempersiapkan para siswanya untuk suatu profesi atau jabatan, tetapi untuk menyelesaikan masalah-masalah yang di hadapinya dalam kehidupan sehari- hari.

Pembelajaran merupakan salah satu proses yang sangat berpengaruh terhadap hasil belajar dan perubahan tingkah laku.

Pembelajaran akan berjalan dengan baik dan lancar apabila siswa tertarik pada apa yang sedang dipelajari. Ketertarikan siswa akan materi yang dipelajari akan menimbulkan minat belajar siswa dalam mempelajari materi yang sedang di ajarkan.

Ice breaking dapat diberikan pada awal pembelajaran untuk menyiapkan minat belajar siswa, atau disela-sela pembelajaran untuk menghilangkan kejenuhan dan meningkatkan konsentrasi kembali siswa dan bahkan dapat diberikan diakhir pembelajaran untuk mengakhiri kegiatan dengan penuh suka cita (Sunarto, 2012). Ice breaking adalah peralihan situasi dari yang membosankan, membuat mengantuk, menjenuhkan, dan tegang menjadi rileks, bersemangat, tidak membuat mengantuk, serta ada perhatian dan ada rasa senang untuk mendengarkan atau melihat orang yang berbicara di depan kelas atau ruangan pertemuan Ice breaking merupakan cara tepat untuk menciptakan suasana kondusif. “Penyatuan” pola pikir dan pola tindak ke satu titik perhatian adalah yang bisa membuat suasana menjadi terkondisi untuk dinamis dan

fokus. Ice Breaking dapat mengembalikan konsentrasi dan minat belajar siswa yang mempengaruhi hasil belajar nya.

(Anggraini, 2018). Ice breaking dapat dilakukan dengan menyajikan permainan berupa lelucon, variasi tepuk tangan, bernyanyi, bermain dan sebagainya. Model ice breaker merupakan cara yang digunakan untuk mencairkan suasana yang kurang kondusif. Dengan demikian, konsentrasi dan perhatian siswa menjadi terfokus kembali (Alawiyah, 2019; Pratama et al., 2021).

Media merupakan sesuatu yang bersifat meyakinkan pesan dan dapat meyakinkan pikiran, perasaan dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar pada dirinya. Poster adalah karya seni atau desain grafis yang memuat komposisi gambar dan huruf di atas kertas berukuran besar. Poster juga di artikan sebagai selembaran kertas cetak yang di desain untuk di tempelkan di dinding atau permukaan datar lain nya. Poster memadukan teks dan gambar yang di sertai dengan multi pewarnaan. Namun demikian terdapat pula poster yang seluruh nya gambar atau seluruhnya teks tergantung dari pesan yang ingin di sampaikan.

(Yaumi, 2018).

Minat belajar adalah kecenderungan atau rasa ingin tahu individu dalam belajar.

Minat belajar adalah proses atau aktivitas yang di lakukan seseorang yang membuat siswa memiliki ketertarikan dengan seseuatu ketika proses belajar mengajar.

Minat timbul tidak secara tiba-tiba atau spontan, melainkan timbul akibat dari partisipasi, pengalaman, kebiasaan pada waktu belajar atau bekerja. Jadi jelas bahwa minat akan selalu terkait dengan persoalan kebutuhan dan keinginan. Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyeluruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar

(3)

minat. Sehingga minat siswa yang terjadi di kelas masih ada yang menyimpang dari pengertian minat yang seharusnya. (Kamal, 2016).

Berdasarkan permasalahan diatas maka model pembelajaran ice breaking berbasis media poster sangatlah mendukung dalam proses pembelajaran dan minat belajar siswa. Pembelajaran dengan menggunakan metode ice breaking berbasis media poster mampu meningkatkan minat belajar siswa sehingga siswa akan aktif dalam proses pembelajaran. Dengan minat belajar yang tinggi, maka menjadikan siswa tekun menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan, menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah, senang bekerja mandiri dapat mempertahankan pendapatnya, senang mencari dan memecahkan masalah.

Membangkitkan minat belajar siswa merupakan tugas guru. Guru harus benar- benar bisa menguasai semua keterampilan yang berhubungan dengan pelajaran.

Keterampilan ini sangat mempengaruhi minat belajar siswa, jika guru tidak dapat menguasai keterampilan-keterampilan maka siswa akan merasa bosan dan jenuh dalam proses kegiatan pembelajaran.

Adapun kelebihan dari Ice Breaking berbasis Media poster yaitu membuat waktu panjang terasa cepat, membawa dampak menyenangkan, membuat suasana kompak dan menyatu. dalam proses pembelajaran kelas III di SDN 187 Inpres Dengilau Kabupaten Takalar selama ini, guru terlihat sangat kurang berinovasi dalam menggunakan media-media yang dapat meningkatkan minat belajar siswa.

Sehingga siswa sering terlihat jenuh, bosan, tidak nyaman, bahkan kelas menjadi sangat rebut. Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk meneliti, apakah ice breaking berbasis media poster dapat berpengaruh terhadap minat belajar siswa kelas III SDN 187 Inpres Dengilau Kabupaten Takalar.

Metode Penelitian Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian kuantitatif.

Penelitian kuantitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang dapat dicapai (di peroleh) dengan menggunakan prosedur-prosedur statistic atau cara-cara lain dari kuantifikasi (pengukuran). (Wiratna, 2014).

Dalam penelitian ini penulis menggunakan true-eksperimen design jenis pretest-posttest control group design. True Experimental Design terdapat dua bentuk yaitu posttest-only control design dan pretest- posttest control group design. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah true- eksperimen design dan menggunakan model pretest-posttest control group design.

(Sugiono, 2018).

Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi sampel penelitian adalah siswa kelas III SDN 187 Inpres Dengilau Kabupaten Takalar yang terdiri 40 orang siswa pada tahun pelajaran 2021/2022 semester ganjil.

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 187 Inpres Dengilau Kabupaten Takalar Tahun Ajaran 2021/2022. Pemilihan sekolah ini untuk meningkatkan minat belajar siswa di sekolah tersebut. Peneltian ini dilaksanakan 3 minggu pada semester I (ganjil), yaitu pada bulan Agustus Tahun Pelajaran 2021/2022.

Teknik Pengumpulan Data Penelitian

Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Observasi, Wawancara, Angket, Dokumentasi.

Observasi adalah melakukan teknik pengumpulan data, dimana peneliti melakukan pengamatan secara langsung ke

(4)

objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang di lakukan. Observasi sebagai alat pengumpul data banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku atau proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat di amati baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan. Wawancara adalah percakapan antara dua orang atau lebih dan berlangsung antara narasumber dan pewawancara. Tujuan dari wawancara adalah untuk mendapatkan informasi yang tepat dari narasumber yang terpercaya.

Kuisioner/angket merupakan teknik pengumpulan data yang di lakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada para responden untuk di jawab. Kuisioner merupakan instrument pengumpulan data yang efesien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan di ukur dan tahu apa yang bisa di harapkan dari pada responden. Dokumen merupakan Intrument yang mencatat, menerima suatu laporan yang telah tersedia. Dokumentasi adalah sebuah cara yang di lakukan untuk penyediaan dokumen dokumen dengan menggunakan bukri yang akurat dari pencatatan sumber- sumber informasi khusus dari karangan atau tulisan, wasiat buku,undang-undang dan sebagainya.

Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul, peneliti melakukan pengolahan dan analisis data yang di peroleh agar dapat di gunakan untuk menjawab rumusan masalah yang di ajukan. Adapun tahap-tahapnya adalah sebagai berikut :

1. Tahap Pertama (pengelolaan data)

Langkah-langkah yang yang di lakukan dalam pengolaan data yang di peroleh agar dapat di gunakan untuk menjawab rumusan masalah yang di ajukan. Adapun tahap- tahapnya adalah sebagai berikut :

a. Pengklasifikasi data

Pengklasifikasi data di lakukan dengan menggolongkan aneka ragam jawaban ke dalam kategori-kategori yang jumlah nya lebih

terbatas. Pengklasifikasi kategori tersebut penyusunannya harus di buat berdasarkan kriteria tunggal yaitu setiap kategori harus di buat lengkap, tidak satupun jawaban responden yang tidek mendapat tempat dan kategori yang satu dengan yang lain nya tindak tumpang tindih

b. Editing

Memeriksa kembali data yang telah masuk ke responden mana yang relevan dan mana yang tidak relevan. jadi editing adalah pekerjaan mengoreksi atau melakukan pengecekan. Angket di tarik kembali serta di periksa apakah setiap pertanyaan sudah di jawab, seandainya sudah di jawab apakah sudah benar.

c. Koding

Koding yaitu pemberian tanda, symbol atau kode bagi tiap-tiap data yang termaksud dalam kategori yang sama, dalam penelitian ini sedang di sesuaikan dengan variabel penelitian dengan kode.

d. Skoring

Yaitu memberikan angka pada lembar jawaban angket tiap subjek skor dari tiap item atau pertanyaan pada angket ditentukan sesuai dengan perangkap option (pilihan)

e. Tabulasi

Data-data dari hasil penelitian yang di peroleh di golongkan kategori jawabannya berdasarkan variabel dan sub-sub variabel yang di teliti kemudian di masukan ke dalam table. Tabulasi dalam pengolahan data adalah usaha penyajian data yang di lakukan dengan bentuk table. Pengolahan yang berbentu tabel ini biasanya mengarah kepada analisa kuantitatif, pengolahan data yang berbentuk tabel ini dapat berbentuk tabel distribusi frekuensi maupun dapat berbentuk tabel silang.

2. Uji Prasyarat Analisis a. Pengujian normalitas data

Penggunaan statistik parametris di gunakan dengan asumsi bahwa data setiap variabel penelitian yang akan di analisis membentuk distribusi normal. Maka dari itu sebelum melakukan uji hipotesis, terlebih dahulukan di lakukan uji normalitas data.

(5)

b. Uji Homogenitas

Uji Homogenitas di lakukan untuk menegtahui apakah data dalam variabel X dan Y bersifat homogeny atau tidak. Untuk menguji homogenitas data di lakukan dengan menggunakan program SPSS 2.0, variabel di katakana homogeny apabila nilai signifikan >

0,05, maka di katakana bahwa varian dari dua atau lebih kelompok populasi data adalah tisak sama. Berikut hasil uji normalitas data pretsest dan posttest kelas eksperimen dan kontrol.

c. Uji Hipotesis

Uji hipotesis ini menggunakan uji-t. uji-t di gunakan untuk mengetahui ada pengaruh atau tidak ada pengaruh yang signifikan dan melalui tes soal yang di berikan di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hipotesis alternative atau H1 yang di ajukan adalah “ada pengaruh ice breaking dan media gambar terhasap minat belajar siswa” Ho yang di ajukan adalah “tidak ada pengaruh ice breaking dan media poster terhadap minat belajar siswa”.

Hasil Penelitian

Pada Bagian ini peneliti akan mendeskripsikan tujuan penelitian yaitu, gambaran ice breaking berbasis media poster terhadap minat belajar siswa kelas III SDN 187 Inpres Dengilau Kabupaten Takalar.

a. Tahap Awal

Penelitian ini di lakukan dengan tujuan untuk mengetahui adanya pengaruh ice breaking dan media poster terhadap minat belajar siswa kelas III SDN 187 Inpres Dengilau Kabupaten Takalar. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, dimana peneliti terlebih dahulu mengambil data awal siswa dari guru wali kelas. Setelah itu peneliti memberikan pretest angket kepada siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen untuk di isi sebelum di berikan perlakuan ice breaking berbasis media poster pada kelas Eksperimen.

b. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini kelas eksperimen akan di berikan perlakuan metode ice breaking berbasis media poster pada pembelajaran tematik tentang menyayangi tumbuhan dan hewan. Hal- hal yang perlu di siapkan sebelum di lakukannya perlakuan adalah peneliti mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk materi yang akan di pelajari oleh siswa lalu peneliti melakukan konsultasi terhadap wali kelas III SDN 187 Inpres Dengilau Kabupaten Takalar. Setelah itu peneliti menyiapkan media poster yang akan di gunakan saat proses belajar mengajar.

Saat pelaksanaan pembelajaran peneliti menjelaskan menggunakan media poster agar siswa lebih mudah untuk memahami isi materi, lalu di sela-sela pembelajaran peneliti memberikan games kepada siswa agar siswa tidak merasa bosan, jenuh dan membuat fokus mereka hanya ke peneliti. Saat proses pembelajaran berlangsung peneliti melakukan observasi di kelas eksperimen maupun di kelas kontrol.

Observasi ini di lakukan untuk mengetahui apakah pembelajaran telah sesuai dengan langkah awal yang telah di rencanakan. Dan wali kelas pun melakukan observasi terhadap peneliti untuk melihat apakah peneliti melaksanakan proses belajar mengajar dengan baik.

c. Tahap Penutup

Setelah proses pembelajaran berakhir peneliti memberikan postest angket untuk mengetahui apakah ada pengaruh dari perlakuan yang telah di berikan pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Lalu Peneliti membandingkan nilai pretest angket dan posttest pada kelas eksperimen yang telah

(6)

di beri perlakuan menggunakan metode ice breaking dan media poster lalu pada kelas kontrol yang tidak di berikan perlakuan dimana pembelajaran nya menggunakan metode ceramah. Dalam metode ini peneliti memberikan tes angket yang terdiri dari 20 butir pernyataan yang terkait dengan pelaksanaan pembelajaran. Penelitian di laksanakan selama 6 kali pertemuan.

Penelitian ini di lakukan di SDN 187 Inpres Dengilau Kabupaten Takalar dengan mengambil populasi di kelas III yang berjumlah 40 siswa-siswi dan peneliti mengambil sampel 20 orang siswa sebagai kelas eksperimen dan 20 orang siswa sebagai

kelas kontrol. Peneliti mengambil sampel menggunakan sampel acak sistematis.

Adapun pengaruh ice breaking terhadap minat belajar siswa yaitu tidak merasa bosan dengan proses pembelajaran, tidak merasa ngantuk, dan lebih semangat mengerjakan tugas. Sedangkan pengaruh media poster terhadap minat belajar yaitu menarik perhatian siswa, mudah nya siswa memahami materi pembelajaran dan membuat siswa fokus pada satu titik.

Setelah siswa mengumpulkan seluruh data dan peneliti langsung melakukan analisis data.

Berdasarkan data tersebut peneliti dapat mengetahui minat belajar siswa dari pengisian angket pretest dan posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, maka dapat di lihat dari hasil nilai di bawah ini :

Tabel 4.5 Daftar Nilai Angket Pretest dan Postest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

No. Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Pretest Posttest Pretest Postest

1 68,75 86,25 67,5 70

2 70 81,25 72,5 75

3 72,5 70 73,75 78,75

4 62,5 78,75 56,25 62,5

5 65 76,25 62,5 81,25

6 68,75 73,75 75 83,75

7 61,25 82,5 81,25 73,75

8 56,25 92,75 77,5 76,25

9 87,5 88,75 50 65

10 73,75 87,5 52,5 63,75

11 70 62,5 48,75 70

12 58,75 67,5 60 73,75

13 61,25 92,5 57,5 67,5

14 70 90 70 90

15 86,26 63,75 68,75 68,75

16 78,75 86,25 76,25 76,25

17 77,5 82,5 65 71,25

18 80 77,5 60 58,75

19 71,25 95 82,5 81,25

20 76,25 80 81,25 73,75

Setelah di lakukan pretest pada kelas eksperimen di peroleh nilai minimum 56,25, nilai maksimum 87,5 dan rata-rata nilai siswa

adalah 70,81. Sedangkan postest pada kelas eksperimen di peroleh nilai minimum 62,5, nilai maksimum 95 dan rata-rata nilai siswa adalah 80,76.

(7)

Pada kelas kontrol setelah di lakukan pretest di peroleh nilai minimum 48,75, dan nilai miksimum 82,5, dan rata-rata nilai siswa adalah 66,93. Sedangkan postest di peroleh minimum 58,75, nilai maksimum 93,75 dan rata-rata nilai siswa adalah .73,06.

Pembahasan

Penelitian ini menelaah tentang pengaruh ice breaking berbasis media poster terhadap minat belajar siswa kelas III SDN 187 Inpres Dengilau Kabupaten Takalar. Penelitian di laksanakan pada bulan Agustus dengan standar kompetensi, kompetensi dasar serta materi yang sama antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Penelitian ini menggunakan desain true eksperimen design jenis pretest-postest kontrol group.

Minat belajar merupakan faktor utama yang menentukan pembelajaran yang telah di lakukan apakah berhasil atau tidak. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi minat belajar beberapa di antaranya ada faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri dan juga berasal dari lingkungan belajarnya. Dalam penelitian ini ingin mengetahui apakah minat dapat di tingkatkan melalui media yang di gunakan guru dan juga merupakan selingan yang berupa ice breaking di tengah pelajaran.

Dalam hal ini peneliti mengambil media poster sebagai media pembelajaran dan juga lagu sebagai ice breaking. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelas eksperimen di peroleh rata-rata pretest sebesar 70,81 dan posttest sebesar 80,76. Sedangkan pada kelas kontrol di peroleh rata-rata pretest 66,93 dan posttest sebesar 73,06. Untuk mengetahui minat belajar siswa peneliti menyelesaikan masalah dengan menyebar angket kepada siswa kelas III ( kelas eksperimen) sebelum dan sesudah menggunakan motode ice breaking dan media poster.

Pada pengolahan data minat belajar pada awalnya dilakukan uji normalitas data menggunakan uji Kolmogorov-Smirnow IBM SPSS verrsi 20.0 for window. Kriteria pengujian jika nilai signifikansi (sig.)> 0,05 maka data penelitian berdistribusi normal. Sebaliknya, jika nilai signifikansi (sig.) < 0,05 maka data penelitian tidak berdistribusi normal. Dari hasil pengujian, di ketahui bahwa nilai signifikansi Asymp sig. (2-tailed) pada kelas eksperimen sebesar 0,949 > 0,05 maka dapat dikatakan data berdistribusi normal. Dan pada kelas kontrol di ketahui bahwa nilai signifikansi Asymp sig. (2-tailed) sebesar 0,997 > 0,05 maka dapat di katakan data berdistribusi normal.

Kemudian dilakukan uji homogenitas untuk melihat perbandingan nilai signifikansi hasil perhitungan dengan α yang telah di tetapkan yaitu 0,05. Berdasarkan hasil perhitungan “Test of Homogenity of Variences” di ketahui nilai signifikansi (sig) pada pretest kelas eksperimen dan kontrol 0,545 > 0,05. Dan pada postest kelas kontrol nilai di ketahui 0,066 > 0,05. Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa data yang di peroleh dari kelas eksperimen dan kontrol berdistribusi normal. Untuk menguji perbedaan signifikansi minat belajar siswa, maka digunakan uji-t (pengujian hipotesis), dimana hasil pretest akan di bandingkan dengan hasil posttest.

Pada taraf signifikansi = 0,05/2 = 0,025 dan derajat kebebasan N-2 = 20 dari distribusi t dengan cara interpolasi di peroleh di peroleh t tabel = 2,100. Kriteria pengambilan keputusan jika nilai t hitung lebih besar > dari t tabel maka ada pengaruh ice breaking dan media poster (X) terdapat minat belajar siswa (Y). Sebalik nya, jika nilai t hitung lebih kecil <

dari t tabel maka tidak ada pengaruh ice breaking dan media postesr (X) tergadap minat belajar siswa (Y).

(8)

Berdasarkan tabel output “Test of Homogenity of Variances” di peroleh t hitung = 2,798 dan t tabel = 2,100 atau t hitung > t tabel.

Dengan demikian H0 di tolak sedangkan H1 di terima pada taraf signifikan = 0,05. Jadi minat belajar siswa yang di ajarkan dengan model ice breaking berbasis media poster lebih baik dari pada minat belajar siswa yang di ajarkan dengan metode ceramah di kelas III SDN 187 Inpres Dengilau Kabupaten Takalar.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat di simpulkan bahwa:

1. Gambaran penggunaan media pembelajaran ice breaking berbasis media poster terhadap minat belajar siswa kelas III SDN 187 Inpres Dengilau Kabupaten Takalar dilihat dari hasil lembar observasi kegiatan dengan menggunakan ice beaking dan media poster. Pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan ice braking dan media poster dapat di katakan baik. Hal ini di lihat dari keaktifan siswa pada saat proses pembelajaran dan juga dilihat dari keterlaksanaan aspek yang di amati di lembar observasi pembelajaran dengan menggunakan metode ice breaking berbasis media poster yang di peroleh nilai 53,84 %, 61,53 %, 76,92 %, 84,61 %, 92,30 %.

2. Penggunaan ice breaking berbasis media poster berpengaruh terhadap minat belajar siswa kelas III SDN 187 Inpres Dengilau Kabupaten Takalar. Hal ini dapat di lihat dari nilai Sig. (2-tailed) < 0,05, di ketahui ada perbedaan yang cukup signifikan antara minat belajar siswa kelas ksperimen dan kelas control. Minat belajar siswa pada kelas eksperimen berada pada kategori baik. Dapat di lihat dari rata-rata (mean) pretest mengalami pengingkatan yang ketika diberikan posttest. nilai rata-rata pretest eksperimen 70,81 dan pada pretest kontrol 66,93 lalu

rata-rata pada posttest eksperimen 80,76 dan pada posttest kontrol 73,06. Pengaruh media pembelajaran belajarnya menyenangkan. Sehingga siswa minat dalam belajar dan akan meningkatkan hasil belajar siswa

Daftar Pustaka

[1] Adi Soenarno. 2005. Ice Breaker Permainan atraktif-Edukatif, Yogyakarta: Andi offset

[2] Anggraini Reni. 2018. Pengaruh Teknik Pembelajaran Ice Breaking Terhadap Motivasi Belajar Pada Mata Pelajaran Ipa Kelas III MI Masyariqul Anwar 4 Suka Bumi Bandar Lampung. Skipsi.

FTIK Universitas Islam, Lampung

[3] Kamal Jam’an. 2016. Efektifitas Penggunaan Media Poster Dalam Peningkatan Minat Belajar Sisa Kelas IV Pada Mata Pelajaran Ipa di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Tabedak. Skipsi.

UIN Raden fatah Palembang.

[4] Marzatifa, dkk. 2021. Ice Breaking:

Implementasi, Manfaat dan Kendalanya untuk Meningkatkan Konsentrasi Belajar Siswa. Jurnal ilmiah Pendidikan MI/SD 6 (2). 162-171.

[5] Muhammad Yaumi. 2018. Media dan Teknologi Pembelajaran. Jakarta:

Prenadamrdia Group.

[6] Pangaribuan, W. 2012. Metode Pendidikan Berkarakter oleh Ayah pada Anak untuk Keberhasilan Anak di Sekolah dan di Pekerjaan. Jurnal Pendidikan 5(1). 103-115

[7] Pratama, H., Maduretno, T. W., & Yusro, A. C. (2021). Online Learning Solution:

Ice Breaking Application to Increase Student Motivation. Journal of Educational Science and Technology (EST), 7(1), 117–125.

(9)

https://doi.org/10.26858/est.v7i1.192 89

[8] Sugiono. 2017. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif , R&D, Alfabeta, Bandung

[9] Sunarto. (2012). Ice Breaker dalam Pembelajaran Aktif. Surakarta:

Cakrawala Media.

[10] Suyarti, 2014. Pengaruh Ice Breaking Terhadap Motivasi Belajar Kimia Siswa Kelas X Semester 2 di SMA Negeri 10 Yogyakarta. Skipsi. Yokyakarta : UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

[11] V. Wiratna Sujarweni. 2014. Metodologi Penelitian Lengkap,Praktis, dan Mudah Dipahami. Yogyakarta : PT. Pustaka Baru

Referensi

Dokumen terkait

Kelainan yang terjadi adalah kelainan pertumbuhan dimana terjadi defek atau lubang dari bagian infundibulum septum intraventrikular (sekat antara rongga ventrikel) dengan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan mempelajari pendapat masyarakat, kasus-kasus konflik gajah yang terjadi dan informasi dari pihak pemerintah, maka

PENERAPAN METODE QUANTUM LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN HUKUM GERAK DI KELAS X-4.. SMA

Wilayah rekomendasi rencana jalur kabel laut ditentukan berdasarkan hasil penyajian data hidro-oseanografi seperti data bathimetri yang digunakan untuk menganalisa bentuk

Kebijakan pengendalian pemotongan sapi betina produktif melalui pengembangan kelembagaan yang tepat oleh Pemda, penurunan mortalitas anak dengan tidak digembalakan

Pemerintah Republik Indonesia dengan mengingat ketentuan-ke- tentuan jang tertjantum dalam pasal 5, akan memberikan kepada para petugas dan supplier keleluasaan

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa eksperimen pengukuran faktor kualitas akustik resonator menjadi relatif murah dan mudah dengan memanfaatkan

1) Membantu Dekan dalam memimpin pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. 2) Menyusun rencana dan program kerja Fakultas bidang pendidikan,