• Tidak ada hasil yang ditemukan

Preferensi Petani dalam Pemasaran Digital Cabai Merah di Kecamatan Tarogong Kaler Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Preferensi Petani dalam Pemasaran Digital Cabai Merah di Kecamatan Tarogong Kaler Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

PREFERENSI PETANI

DALAM PEMASARAN DIGITAL CABAI MERAH DI KECAMATAN TAROGONG KALER

KABUPATEN GARUT PROVINSI JAWA BARAT

LAPORAN TUGAS AKHIR

FERNANDO PRATAMA SIMANJUNTAK 020118017

PROGRAM STUDI

PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2022

(2)

ii

PREFERENSI PETANI

DALAM PEMASARAN DIGITAL CABAI MERAH DI KECAMATAN TAROGONG KALER

KABUPATEN GARUT PROVINSI JAWA BARAT

FERNANDO PRATAMA SIMANJUNTAK 020118017

Laporan Tugas Akhir

Sebagai salah satu syarat memperoleh sebutan gelar profesional Sarjana Terapan Pertanian (S.Tr.P)

pada Program Studi Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan

PROGRAM STUDI

PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN

BOGOR

2022

(3)

iii

LEMBAR PERSETUJUAN PENGUJI

(4)

iv

HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR

(5)

v

SURAT PERNYATAAN

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia- Nya sehingga laporan ini dapat diselesaikan dengan baik. Judul dari laporan ini adalah Preferensi Petani dalam Pemasaran Digital Cabai Merah di Kecamatan Tarogong Kaler Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat yang akan dilaksanakan pada tahun 2022.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Neni Musyarofah, SP., M.Si sebagai Dosen Pembimbing I dan Dr. Lukman Effendy, M.Si sebagai Dosen Pembimbing II yang telah banyak memberi saran dan bimbingan. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada orang tua, keluarga serta seluruh rekan seperjuangan, atas do’a dan dukungan materil.

Penulis menyadari dalam penyusunan laporan ini masih adanya kekurangan, maka dari itu kritik dan saran yang bersifat membangun penulis harapkan dalam menyempurnakan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan digunakan sebagai pegangan dalam melaksanakan Tugas Akhir.

Bogor, Februari 2022

Penulis

(7)

vii

LEMBAR PERSEMBAHAN

Puji syukur dengan segala rahmat dan karunia-Mu penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang telah dilaksanakan berjalan dengan baik. Karena saya yakin dalam setiap langkah dan perbuatan seseorang Engkau selalu terlibat di dalamnya ya Robbi.

Selanjutnya saya persembahkan karya tulis ini untuk kedua orang tua.

Terima kasih telah merawat, medidik, mendukung dan mendo’akan serta tidak pernah lelah dalam mencari nafkah untuk kebutuhan keluarga serta menyekolahkan anak sematawangnya terlebih selalu mendukung dalam setiap langkah untuk mencapai cita-cita yang saya impikan. Terimakasih sudah membesarkan anakmu dengan penuh keikhlasan dan ketulusan.

Terimakasih untuk rekan-rekan kelompok tugas akhir, seluruh rekan asrama Dewi Sri 2, teman seperjuangan Colocasia esculenta, adik Gloriosa superba, kamar 10, yang telah sedia mendo’akan, mendukung serta berbagi kebahagiaan dan pengalaman hidup sehingga tugas akhir ini selesai dilaksanakan. Semoga semua yang telah kita lewati menjadi memori indah di kemudian hari serta semua kebaikan kalian menjadi ladang amal ibadah dikemudian hari.

Serta terima kasih kepada seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah berperan dalam mengantarkan saya menjadi seorang sarjana terapan pertanian. Semoga Allah senantiasa memberkahi setiap langkah kalian.

(8)

viii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Sei Silau Kecamatan Buntu Pane Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara pada tanggal 16 Februari 2001 dari pasangan orang tua Bapak Timbul Simanjuntak dan Ibu Rotua Pulungan. Pendidikan Sekolah Dasar (SD) ditempuh di Sekolah Dasar Negeri 013875 dan lulus pada tahun 2012, kemudian lanjut tingkat pertama (SLTP) di Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sei Suka lulus pada tahun 2015, dan Sekolah Lanjut Tingkatan Atas (SLTA) di Sekolah Menengah Atas (SMA) di Sekolah Menengah Atas 1 Sei Suka dan lulus pada tahun 2018. pada tahun 2018, penulis mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan program DIV Beasiswa Kementrian pertanian di Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor pada program studi penyuluhan pertanian berkelanjutan.

Selama menempuh pendidikan di perguruan tinggi penulis aktif di beberapa bidang kegiatan mahasiswa seperti Resimen Mahasiswa (Menwa) dan menjadi wakil komandan tingkat kelas.

(9)

ix

ABSTRAK

FERNANDO PRATAMA SIMANJUNTAK. Preferensi Petani dalam Pemasaran Digital Cabai Merah di Kecamatan Tarogong Kaler Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat. Dibimbing oleh NENI MUSYAROFAH dan LUKMAN EFFENDY.

Kegiatan pemasaran merupakan suatu rangkaian kegiatan yang terjadi dalam proses mengalirkan barang dan jasa dari sentra produksi ke sentra konsumsi guna memenuhi kebutuhan dan kepuasan bagi konsumen serta memberikan keuntungan bagi produsen. Hal tersebut menunjukkan bahwa peranan pemasaran sangat penting dalam rangka meningkatkan nilai guna bentuk, nilai guna waktu, nilai guna tempat dan nilai guna hak milik dari suatu barang dan jasa secara umum dan juga pada komoditas pertanian. Pengkajian ini dilakukan untuk mendeskripsikan, menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh, serta menentukan strategi peningkatan preferensi petani dalam pemasaran cabai merah melalui media digital. Kajian ini dilaksanakan pada tanggal 15 Maret sampai 15 Juni 2022 yang berlokasi di Kecamatan Tarogong Kaler Kabupaten Garut, dengan jumlah responden sebanyak 60 orang. Data diolah menggunakan analisis deskriptif dan analisis regresi linear berganda. Hasil menunjukkan bahwa variabel fungsi kelompok tani, faktor eksternal dan faktor pendukung memiliki pengaruh terhadap preferensi petani dengan hasil R Square 0,663 yang diartikan bahwa variabel bebas memengaruhi variabel tetap sebesar 66,3 %. Strategi peningkatan preferensi dilakukan dengan memaksimalkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap preferensi petani dalam digital pemasaran cabai merah berupa whatsapp dan facebook, salah satunya melalui kegiatan penyuluhan terkait materi Good Handling Practices, pemasaran melalui media sosial, dan pengemasan produk dengan menggunakan metode ceramah, diskusi dan demonstrasi cara yang diperkuat dengan media power point dan alat peraga (smartphone).

Kata Kunci: Preferensi, Pemasaran, Media Sosial.

(10)

x

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Rumusan Masalah ... 3

Tujuan ... 3

Manfaat ... 3

TINJAUAN PUSTAKA Preferensi ... 4

Faktor-faktor yang Memengaruhi Preferensi ... 4

Digital Marketing ... 6

Cabai Merah (Capsicum annum L.) ... 8

Pengertian Pemasaran ... 8

Fungsi Kelompok Tani ... 10

Penyuluhan Pertanian ... 11

Peran Penyuluh Pertanian ... 11

Kerangka Berpikir ... 11

Hipotesis ... 12

METODE PELAKSANAAN Waktu dan Tempat... 13

Data dan Pengumpulan Data ... 13

Populasi dan Sampel ... 14

Instrumen ... 16

Uji Validitas ... 19

Uji Reabilitas ... 20

Pengumpulan dan Analisis Data ... 21

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil ... 24

Pembahasan ... 39

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan ... 45

Saran ... 45

DAFTAR PUSTAKA ... 46

LAMPIRAN ... 49

(11)

xi

DAFTAR TABEL

1 Populasi pengkajian ... 14

2 Sampel pengkajian ... 16

3 Kisi-kisi instrumen fungsi kelompok tani ... 17

4 Kisi-kisi instrumen faktor eksternal ... 18

5 Kisi-kisi instrumen faktor pendukung ... 18

6 Kisi-kisi instrumen preferensi petani ... 19

7 Jumlah luas areal komoditas tanaman hortikultura tahun 2022 ... 25

8 Fungsi kelompok tani ... 26

9 Faktor Eksternal ... 28

10 Faktor Pendukung ... 30

11 Preferensi Petani ... 32

12 Uji Kolmogorov-Smirnov ... 34

13 Multikolineearitis ... 35

14 Hasil uji autokorelasi ... 35

15 hasil uji regresi linear berganda ... 36

16 Uji F varian terikat preferensi ... 38

17 Analisis deskriptif indikator pada preferensi ... 42

18 Rancangan kegiatan penyuluhan ... 43

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka berpikir preferensi petani dalam pemasaran digital cabai ... 12

2 Kelas belajar ... 26

3 Wahana kerjasama ... 27

4 Unit produksi ... 28

5 Peran penyuluh ... 29

6 Sarana dan prasarana ... 29

7 Pengalaman usaha tani ... 30

8 Dukungan lembaga ... 31

9 Akses informasi ... 31

10 Adanya peran media... 32

11 Kelengkapan ... 33

12 Transitivitas ... 33

13 Kontinuitas ... 34

14 Faktor yang memengaruhi preferensi pemasaran digital ... 39

15 Model strategi peningkatan preferensi pemasaran digital cabai ... 41

(12)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

1 Uji validitas ... 49

2 Uji reliabilitas ... 50

3 Tabulasi Data ... 51

4 Kuesioner ... 56

5 Pelaksanaan kegiatan penyuluhan ... 61

6 Uji Asumsi Klasik ... 67

7 Media Penyuluhan ... 70

8 Dokumentasi ... 72

(13)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Cabai merah (Capsicum annuum L.) adalah merupakan jenis tanaman hortikultura yang dibudidayakan secara komersial, kandungan gizi yang cukup lengkap, nilai ekonomis tinggi dan baik untuk konsumsi rumah tangga maupun untuk keperluan industri makanan menjadi keunggulan komoditas ini. Suhu rata- rata yang sesuai dalam budidaya cabai merah yaitu kisaran suhu antara 21oC–27oC (Setiadi 2003).

Cabai merah merupakan sayuran buah yang memiliki peluang bisnis yang baik, dengan besarnya kebutuhan dalam maupun luar negeri membuat cabai merah menjadi komoditas yang menjanjikan bagi para petani. Permintaan cabai merah yang tinggi untuk kebutuhan bumbu masakan, industri, dan obat-obatan potensi baik untuk mendapatkan keuntungan yang tinggi. Petani memperoleh keuntungan besar ketika harga cabai merah mengalami lonjakan harga yang tinggi. Keuntungan dari budidaya cabai merah dapat lebih tinggi dibandingkan dengan budidaya sayuran lainnya. Cabai merah kini menjadi komoditas ekspor yang menjanjikan. Hama dan penyakit, produktivitas buah yang rendah dan waktu panen yang lama, serta proses kegiatan pemasaran yang belum maksimal dan menjadi kendala bagi petani cabai.

Memasuki era digital yang dimana penggunaannya hampir menyentuh seluruh aspek kehidupan serta aspek pertanian. Pebisnis yang tidak bisa dan tertinggal informasi tentang pemasaran digital akan tertinggal semakin jauh, demikian pula pebisnis dalam bidang pertanian harus tetap tanggap dan dapat memanfaatkan teknologi dengan baik.

Kondisi petani di Indonesia memiliki keprihatinan besar terkait dengan bisnis usaha pertanian yang dijalankan. Harga produk pertanian dan kebutuhan pokok terus mengalami peningkatan. Sedangkan di sisi lain petani sebagai produsen mendapatkan harga jual yang rendah dan tentu saja sangat merugikan petani.

Tengkulang menjadi ketergantungan bagi banyaknya petani disebabkan rantai distribusi yang panjang yang menjadi penyebab rendahnya harga jual di

(14)

2

tingkat petani. Bahkan karena kondisi tertentu petani terpaksa menjual hasil pertaniannya sebelum panen tiba dengan menjual ke lembaga tataniaga atau pedagang yang terlibat dalam proses distribusi sehingga harga jual bagi konsumen akhir cukup tinggi. Pemanfaatan teknologi informasi untuk mendukung kegiatan pemasaran dimana era internet dan media sosial sudah membudaya di kehidupan sosial masyarakat Indonesia namun, saat ini belum banyak petani yang menerapkannya (Intan et al. 2019).

Pemanfaatan dalam menggunakan teknologi informasi untuk meningkatkan pemasaran dari hasil pertanian menunjukkan bahwa lebih dari 55,56 persen hasil pertanian petani sudah dibeli oleh para tengkulak sebelum waktu panen. Apabila hasil dari panenen petani yang dirugikan karena hasil tanaman dibeli langsung oleh tengkulak dikarenakan petani yang tidak mengetahui informasi penjualan pemasaran (Yuantari et al. 2016).

Pemasaran adalah salah satu subsistem penting dari sistem agribisnis.

Dalam rangka untuk peningkatan nilai guna bentuk, waktu, tempat dan hak milik dari suatu barang dan jasa secara umum, dan juga pada komoditas pertanian peranan pemasaran sangat penting. Kegiatan dalam mengalirkan barang dan jasa merupakan suatu rangkaian dari sentra produksi ke sentra konsumsi guna memenuhi kebutuhan dan memberikan kepuasan bagi konsumen serta memberikan keuntungan bagi produsen. Sistem pemasaran cabai merah juga sangat berpengaruh terhadap kenaikan ataupun penurunan produktivitas cabai merah. Oleh karena itu, penting dilaksanakan kajian terkait preferensi petani dalam pemasaran cabai merah melalui pemasaran digital agar pendapatan petani meningkat.

(15)

3

Rumusan Masalah

1. Bagaimana preferensi petani dalam pemasaran digital cabai merah di Kecamatan Tarogong Kaler?

2. Faktor-faktor apa saja yang dapat memengaruhi preferensi petani dalam pemasaran digital cabai merah di Kecamatan Tarogong Kaler?

3. Bagaimana strategi penyuluhan yang tepat untuk meningkatkan preferensi petani dalam pemasaran digital cabai merah di Kecamatan Tarogong Kaler?

Tujuan

1. Mendeskripsikan preferensi petani dalam pemasaran digital cabai merah di Kecamatan Tarogong Kaler.

2. Menganalisis faktor-faktor yang dapat berpengaruh terhadap preferensi petani dalam pemasaran digital cabai merah di Kecamatan Tarogong Kaler.

3. Menentukan strategi yang tepat untuk meningkatkan preferensi petani dalam pemasaran digital cabai merah di Kecamatan Tarogong Kaler.

Manfaat

1. Pengkajian ini memberikan informasi faktual bidang penyuluhan dan agribisnis untuk merumuskan kebijakan dalam rangka pembinaan dan peningkatan keteranpilan pemasaran dalam pemasaran digital.

2. Pengkajian ini dapat menjadi bahan evaluasi serta pertimbangan penentuan arah kebijakan dalam pelaksanaan penyuluhan pertanian.

(16)

4

TINJAUAN PUSTAKA

Preferensi

Kecenderungan ialah pilihan antara suka atau tidak sukanya seseorang terhadap suatu produk barang ataupun jasa yang akan digunakan dalam artian preferensi. Kotler (2012) perasaan yang ada seperti emosional dan kecenderungan bertindak melalui objek atau ide yang berpendapat bahwa preferensi diartikan sebagai sikap konsumen terhadap produk barang dan jasa sebagai evaluasi dari sifat kognitif seseorang, preferensi tumbuh setelah mengendap dan melekatnya persepsi seseorang.

Saleh dan Wahab (2004) mendefinisikan preferensi sebagai suatu kecenderungan dalam memberikan perhatian yang ada kepada orang atau aktifitas dengan situasi yang menjadi objek dari minat disertai dengan perasaan yang senang ataupun puas dan bertindak terhadap orang.

Faktor-faktor yang Memengaruhi Preferensi

Faktor yang memengaruhi preferensi menurut Lilien et al. (2015), yaitu atribut, kepentingan, pengalaman dan kepuasan. Adapun faktor tersebut dijelaskan sebagai berikut:

1. Atribut

Setiap individu memiliki suatu persepsi yang berbeda mengenai atribut yang relevan dengan mempunyai kepentingan untuk melihat produk sebagai sekumpulan atribut.

2. Kepentingan

Tingkat kepentingan memiliki penekanan yang berbeda dalam menilai atribut yang memiliki tingkat kepentingan berdeda dalam hal tertinggi sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masing-masing.

3. Pengalaman

Kepuasan dalam membeli atau menggunakan produk dan jasa akan dirasakan individu jika terus menggunakan merek dan produk atau jasa tersebut, sehingga individu akan mengambil keputusan untuk memilih.

(17)

5 4. Kepuasan

Keberagam kepuasan akan sesuai dengan perbedaan atribut yang ditampilkan suatu produk jika individu merasakan kepuasan.

Perilaku atau preferensi masyarakat menurut Kotler dan Amstrong (2004) dipengaruhi oleh:

1. Faktor budaya

Budaya adalah sebab yang menjadi dasar dari keinginan serta perilaku manusia dengan hasil proses belajar. Sebagian besar seseorang belajar mengenai nilai persepsi, keinginan dan perilaku yang dapat memengaruhi preferensi yaitu pada saat tumbuh dalam lingkungan masyarakat.

2. Faktor sosial

Perilaku individu atau masyarakat dalam kelompok kecil, keluarga, peran sosial, dan status yang melingkupi individu atau masyarakat dipengaruhi oleh faktor sosial.

3. Faktor pribadi

Setiap individu dapat dipengaruhi oleh umur, pekerjaan, tingkat pendapatan, gaya hidup, dan kepribadian.

4. Faktor sikap dan keyakinan

Sikap diartikan sebagai suatu dalam penilaian individu terhadap suka atau tidak suka, perasaan, emosi pada objek ataupun ide.

Faktor yang memengaruhi preferensi atau kecenderungan terhadap suatu produk dan jasa menurut Setiadi (2013) sebagai berikut:

1. Faktor-faktor dari kebudayaan meliputi faktor kebudayaan, subbudaya, dan kelas sosial.

2. Faktor-faktor sosial meliputi kelompok referensi, keluarga, peran dan status.

3. Faktor pribadi meliputi faktor umur dan tahapan dalam siklus hidup, pekerjaan, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri.

4. Faktor psikologis meliputi motivasi, persepsi, proses belajar, dan kepercayaan serta sikap.

(18)

6

Asumsi dasar preferensi konsumen menurut Kotler (2002):

1) Lengkap (Completeness)

Dengan selera yang sama, konsumen akan mendapatkan kepuasan yang sama dari kedua pengertian tersebut. Preferensi ini menghasilkan dua kombinasi, A dan B. Misalnya, konsumen mungkin lebih suka A daripada B, lebih suka B daripada A, atau memiliki preferensi yang sama untuk kedua opsi. Konsumen dapat memilih nasi karena lebih enak daripada roti.

2) Transitip (Transitivity)

Transitif menekankan konsistensi konsumen. Jika konsumen lebih menyukai Z daripada Q, dan Q daripada V, maka ia juga lebih menyukai Z daripada V.

3) Banyak lebih baik daripada sedikit

Konsumen selalu lebih suka banyak barang daripada kurang jadi tidak mudah untuk menyenangkan konsumen.

4) Tingkat substitusi marginal menurun

Ketika konsumen mendapatkan lebih banyak barang X, jumlah barang Y yang dikorbankan untuk mendapatkan barang X semakin semakin rendah.

Digital Marketing

Internet merupakan media yang diciptakan secara digital yang dalam hal ini menggunakan media pemasaran sebagai sarana untuk menciptakan, mengkomunikasikan, menawarkan dan bertukar nilai dengan konsumen atau masyarakat. Kehidupan internet sangat memudahkan dalam mencari informasi yang di butuhkan dan membeli barang melalui media internet. Melalui pertukaran penawaran, Internet telah menjadi alat penting bagi perusahaan dan pebisnis yang ada di era digital saat ini. sedang (Muljono 2018). Dengan kata lain, pemasaran digital adalah metode pemasaran yang menyampaikan merek perusahaan melalui media digital.

Kelompok dalam pemasaran seperti konsumen yang menggunakan pemasaran digital seperti platform di internet selain pemasaran digital sebagai pemasaran produk atau layanan di internet menggunakan pemasaran i-

(19)

7

web, online, e-marketing atau kegiatan pemasaran e-commerce untuk dapat menjangkau orang-orang (Hamawan 2012).

Hermawan (2012) menyebutkan terdapat dua manfaat digital marketing yaitu:

1. Pemasaran dengan biayanya yang relatif murah menggunakan digital marketing serta mudah menjangkau calon konsumen. Digital marketing memungkinkan konsumen dalam memeriksa kemudian membandingkan produk satu dengan yang lainnya agar lebih nyaman.

2. Digital marketing juga mampu menyimpan data secara akurat yang dibutuhkan oleh perusahaan agar muatan informasi yang besar dalam penggunaan digital marketing yang menyediakan informasi yang besar dengan begitu luas dibandingkan media konvensional seperti media cetak, radio dan televisi.

Peran digital marketing menjadi hal penting sesuai perkembangan teknologi digital, perpaduan antara komunikasi elektronik maupun konvensional mengembangkan rencana untuk menarik pelanggan serta mengarahkannnya (Dave 2009). Pemanfaatkan digital marketing terutama melalui media sosial sebagai pebisnis dapat memberikan cara dan langkah memperbanyak jaringan konsumen dalam memasarkan produknya agar pelaku bisnis dapat meningkatkan keunggulan dalam persaingannya.

Media digital mempunyai saluran dengan salah satu teknik berkomunikasi secara digital yang dapat dimanfaatkan perusahaan dalam mempromosikan produk melalui media internet salah satunya dengan situs web yang bertujuan untuk menarik dan memengaruhi pelanggan untuk melakukan transaksi pembelian Dalam pelaksanaan digital marketing pelaku bisnis harus mengkaji berbagai teknik pemasaran secara digital oleh suatu perusahaan dengan memanfaatkan komunikasi digital yang merupakan bagian dari strategi komunikasi bisnis online untuk melaksanakan suatu perencanaan.

Dave (2015) menyebutkan saluran media digital dengan sosial media marketing, ialah kategori penting dalam pemasaran digital yang melibatkan dan mendorong suatu perusahaan dengan memanfaatkan media sosial seperti facebook, twitter, instagram, youtube, situs penerbit, blog dan forum. Social media marketing merupakan strategi dalam aktivitas pemasaran.

(20)

8

Cabai Merah (Capsicum annum L.)

Cabai merah termasuk dalam famili Solanaceae (Solanaceae) dan mudah tumbuh baik di dataran rendah maupun dataran tinggi. Cabai rawit kaya akan vitamin A dan C dan mengandung minyak esensial capsicin, yang bertanggung jawab atas rasa pedasnya. Cabai merah termasuk dalam buah dan tanaman dari genus Capsicum. Cabai merah dapat digolongkan sebagai sayuran atau rempah- rempah. Di Asia Tenggara, cabai pedas sangat populer sebagai penambah cita rasa makanan.Waktu terbaik menanam cabai adalah pada akhir musim hujan.Sangat cocok ditanam di tanah tanpa tanah, dan pH tanah yang ideal adalah sekitar 5-6. . (Tjahjadi 1991).

Cabai merah yang beredar di pasaran dengan dua jenis, cabai merah besar dan cabai merah keriting, cabai merah besar berbentuk bulat, cabai merah besar berbentuk segi empat dan lurus, cabai merah keriting panjang dan menggulung, Memiliki rasa yang relatif lebih pedas dibandingkan cabai merah besar namun, teknik budidaya kedua varietas cabai ini relatif sama. Cabai merah memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan harga yang terjangkau, buahnya panjang dan runcing, hijau saat muda, dan merah saat tua. (Wlandari 2011).

Pengertian Pemasaran

Individu dan kelompok memenuhi kebutuhan dan keinginannya melalui penciptaan, penyediaan, dan pertukaran produk yang bernilai dalam kegiatannya yang dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial, budaya, politik, ekonomi, dan manajerial (Simamora 2003).

Simamora (2003) menyatakan bahwa pemasaran bukan hanya sekedar iklan atau bentuk promosi lainnya. Namun, terus-menerus ditargetkan oleh pemasaran produk yang berbeda setiap hari. Untuk memahami pentingnya pemasaran, pertama-tama kita harus memahami beberapa konsep inti dari kebutuhan, keinginan dan permintaan, produk, nilai dan kepuasan, pertukaran, transaksi dan hubungan, pasar.

(21)

9

Hanafie (2010) menyebutkan ada tiga fungsi pemasaran diantaranya:

1. Fungsi pertukaran (exchange function)

Penetapan harga merupakan bagian dari kegiatan fungsi pertukaran, dengan mempertimbangkan bentuk pasar dan persaingan yang terjadi. Pihak-pihak yang terlibat dalam fungsi pemasaran adalah pedagang (broker) dan agen yang menerima komisi untuk mencocokkan pembeli dan penjual. Fungsi pertukaran memiliki dua komponen upaya membeli dan menjual.

2. Fungsi fisik

Fungsi pemasaran agar pembeli dapat untuk menaikkan kegunaan tempat, waktu, dan bentuk agar memperoleh barang atau jasa yang diinginkan. Contoh fungsi fisik yaitu, pengangkutan, penyimpanan, dan pemerosesan.

3. Fungsi penyediaan sarana

Mengembangkan rencana pemasaran yang matang untuk memberikan kemampuan untuk merespon proses pemasaran memerlukan informasi pasar, manajemen risiko, standarisasi dan klasifikasi kualitas, dan kemampuan pembeli, penjual, forwarder dan prosesor untuk Ini melibatkan beberapa hal, seperti sebagai dana untuk memungkinkan kami memenuhi kewajiban dana.

Tingkat produktivitas suatu sistem pemasaran ditentukan oleh efisiensi dan efektivitas semua aktivitas fungsional sistem pemasaran, yang menentukan kinerja operasi dan proses. Sistem pemasaran disebut juga sebagai saluran pemasaran atau saluran penjualan. Sistem pemasaran hasil pertanian adalah suatu kesatuan rangkaian lembaga pemasaran yang menjalankan fungsi pemasaran dengan memperlancar aliran hasil pertanian dari produsen primer ke konsumen akhir untuk memperlancar aliran uang. Dalam sistem komoditas, nilai produk diciptakan oleh kegiatan produksi distributor dari tangan produsen asli. (Faqih 2003).

(22)

10

Fungsi Kelompok Tani

Kelas Belajar

Kegiatan berupa peningkatan kemampuan menganalisis pasar serta peluang usaha untuk menganalisis potensi wilayah dalam rangka peningkatan perilaku petani Fungsi kelompok tani sebagai kelas belajar memiliki kemampuan sebagai penguatan kelompok (Anwarudin 2017).

Wahana Kerjasama

Melalui wahana berupa kerjasama diharapkan pertanian menjadi lebih efisien dapat meningkatkan kemampuan menghadapi ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan, serta bekerja sama dengan petani lainnya dan penyuluh untuk menjalankan kepentingan lainnya dalam memastikan petani memiliki akses input baik.. (Nazaruddin dan Anwarudin 2019).

Unit Produksi

Kementan (2016) menyebutkan ciri-ciri kelompok tani yang siap untuk mengembangkan produksi antara lain: (a) sudah benar-benar serasi, (b) usaha yang sudah berjalan dan seluruh anggota sudah menguasai aspek teknis dalam mengelola usaha yang akan dikembangkan tersebut, (c) anggota kelompok dapat dikembangkan mencapai skala ekonomi melalui masing-masing usaha yang dijalankan, (d) usaha yang dijlankan harus memenuhi standar (sesuai peraturan yang berlaku), (e) anggota kelompok memiliki kesiapan untuk meningkatkan usahanya, (f) peluang pasar yang lebih luas tempat produk tersebut dijual dan tersedia, (g) keuntungan usaha sudah dibuktikan dengan analisa usaha, dan (h) memiliki modal usaha yang tercukupi. Dalam meningkatkan pengelolaan usaha tani secara komersial dan melaksanakan kegiatan simpan pinjam untuk modal usaha diperlukan fungsi kelompok tani sebagai unit produksi (Anwarudin 2017).

(23)

11

Penyuluhan Pertanian

Mardikanto (2009) menyatakan Penyuluhan pertanian bertujuan agar dapat terwujudnya perbaikan dalam teknis pertanian seperti bertani, usaha tani, dan kehidupan masyarakatnya Penyuluhan dapat diartikan sebagai proses perubahan sosial, ekonomi dan politik, dalam pemberdayaan dan penguatan masyarakat melalui proses pembelajaran kolektif partisipatif sehingga terjadi perubahan perilaku seiring dengan proses pembangunan dan Mewujudkan kehidupan yang selalu berubah. Berkelanjutan, kuat, mandiri, dan kaya dengan berkelanjutan.

Peran Penyuluh Pertanian

Fachiya et al. (2016) menyatakan Peran penyuluh tidak hanya memperkenalkan petani pada teknologi, tetapi juga meningkatkan kemampuan mereka untuk menjalankan bisnis mereka secara mandiri. peran penyuluh memainkan peran kunci dalam memperkenalkan inovasi pertanian kepada petani. lembaga pertanian berperan dalam proses membuat teknologi tersedia bagi petani. Kinerja penyuluh pertanian lapangan serta kemauan dan kemampuan mereka dapat mempengaruhi cepat atau lambatnya proses adopsi teknologi bagi petani tergantung pada proses penerapan pada petani (Yuliarmi 2006).

Kerangka Berpikir

Berdasarkan latar belakang permasalahan dan tujuan pengkajian maka pola penyusunan kerangka berpikir yang digunakan yaitu: (1) fungsi kelompok tani sebagai variabel (X1) dengan indikator kelas belajar, wahana belajar dan unit produksi. Faktor eksternal sebagai variabel (X2), meliputi peran penyuluh, sarana dan prasarana serta pengalam usaha tani. Faktor pendukung sebagai variabel (X3), meliputi dukungan kelembagaan, akses informasi, peran penyuluh pertanian dan adanya peran media. Preferensi (kecenderungan) petani terhadap pemasaran digital pada usaha tani cabai sebagai variabel (Y), yang meliputi kelengkapan (Y1.1), transitivitas (Y1.2), dan kontinuitas (Y1.3).

(24)

12

Adapun kerangka berpikir preferensi petani dalam pemasaran digital cabai tersaji pada Gambar 2.

Gambar 1 Kerangka berpikir preferensi petani dalam pemasaran digital cabai

Hipotesis

H0: Preferensi petani (Y) diduga tidak memiliki pengaruh terhadap fungsi kelompok tani (X1), faktor eksternal (X2), dan faktor pendukung (X3).

Fungsi kelompok tani meliputi indikator kelas belajar (X1.1), wahana kerjasama (X1.2), dan Unit produksi (X1.3). Faktor eksternal (X2) meliputi indikator peran penyuluh(X2.1), sarana dan Prasarana(X2.2), serta Pengalaman usaha tani(X2.3). Faktor pendukung (X3) meliputi indikator Dukungan Kelembagaan (X3.1), Akses Informasi (X3.2) dan Adanya Peran Media (X3.3).

H1 : Preferensi petani (Y) diduga memiliki pengaruh dengan fungsi kelompok tani (X1), faktor eksternal (X2), dan Faktor pendukung (X3).

Fungsi Kelompok Tani (X1) X1.1 Kelas Belajar

X1.2 Wahana Kerja sama X1.3 Unit Produksi

Faktor External (X2):

X2.1 Peran Penyuluh X2.2 Sarana dan Prasarana X2.3 Pengalaman Usaha

Tani

Faktor Pendukung (X3):

X3.1 Dukungan Kelembagaan X3.2 Akses Informasi X3.3 Adanya Peran Media

Preferensi Petani dalam Pemasaran Cabai Merah Melalui Digital Marketing (Y)

- Kelengkapan - Transitivitas - Kontinuitas

Sedang

Rendah Tinggi

Penyuluhan

(25)

13

METODE PELAKSANAAN

Waktu dan Tempat

Tugas Akhir (TA) dilaksanakan pada tanggal 15 Maret sampai dengan 15 Juni tahun 2022. Adapun lokasi tugas akhir berada di Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat.

Data dan Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam kajian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer dalam pengkajian ini diperoleh secara langsung dari petani yang telah ditetapkan menjadi responden, tokoh masyarakat dan juga penyuluh wilayah binaan. Data sekunder yang akan diperoleh secara tidak langsung melalui instansi atau lembaga yang akan berkaitan dengan pengkajian dilapangan. Berikut merupakan contoh data sekunder, yaitu: monografi Kecamatan Tarogong Kaler, Rencana Kerja Tahunan Penyuluh (RKTP) dan dokumentasi lainnya.

Pengumpulan data pada pelaksanaan kajian ini menggunakan metode sebagai berikut:

1. Observasi dengan kegiatan pengumpulan data dan melakukan pengamatan secara langsung terhadap objek pengkajian.

2. Penyebaran dan pengisian kuesioner dengan pengumpulan data dan menggunakan instrumen berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis di dalam kuesioner yang berkaitan dengan masalah kajian yang diberikan kepada petani yang menjadi sampel dalam kajian.

3. Wawancara dengan teknik pengumpulan data dalam cara tanya jawab secara langsung dengan petani yang menjadi sampel dalam kajian.

(26)

14

Populasi dan Sampel

Karakteristik yang ditetapkan oleh peneliti agar dapat dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya dari Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas (Sugiyono 2019). Adapun populasi dalam pelaksanaan Tugas Akhir ini adalah petani cabai yang tersebar di Kecamatan Tarogong kaler serta tergabung dalam kelompok tani. Penentuan populasi menggunakan teknik Purposive sampling, dimana berdasarkan atas suatu pertimbangan tertentu untuk mengambil sampel seperti sifat-sifat populasi ataupun ciri yang sudah diketahui sebelum pengambilan.

Dalam suatu pengkajian penentuan populasi dan sampel merupakan hal utama yang harus dilakukan. Arikunto (2006) menyatakan populasi adalah keseluruhan objek pengkajian, sedangkan Sampel adalah sebagian dari populasi yang akan diteliti.

Populasi

Petani cabai yang berada di Desa Jati, Rancabango dan Sukawangi Kecamatan Tarogong Kaler tergolong cukup banyak, yaitu mencapai 341 orang petani yang diperoleh dari enam kelompok tani cabai. Masing-masing desa dipilih dua kelompok tani, yang memiliki rentan usia 20-60 tahun, dan membudidayakan cabai, sehingga diperoleh jumlah populasi pengkajian sebanyak 150 orang petani (RDK dan RDKK Kecamatan Tarogong Kaler 2022). Jumlah populasi pada masing-masing kelompok tani dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Populasi pengkajian petani cabai

No Nama Kelompok tani Populasi

1 Jati Jati Mas 28

Genteng 27

2 Rancabango Sari Bumi 20

Silih Asih 25

3 Sukawangi Anugrah Tani 27

Subur Makmur 23

Jumlah populasi 150

Sumber : Programa Kecamatan Tarogong Kaler 2022

Tabel 1 menunjukkan jumlah populasi terbanyak pada pengkajian ini terdapat di kelompok tani Jati Mas yaitu sebanyak 28 petani, sedangkan jumlah populasi paling sedikit terdapat di kelompok tani Sari Bumi yaitu sebanyak 20 petani.

(27)

15 Sampel

Dalam pengkajian ini, unit analisis yang digunakan adalah individu.

Responden akan ditanyain sesuai dengan kuesioner yang telah disusun sebelumnya serta memberikan keterangan tentang dirinya dan kegiatan yang akan dilaksanakannya terkait dengan usaha tani cabai yang dijalankan. Teknik pemilihan responden menggunakan teknik Systematic Random Sampling, yaitu metode pengambilan sampel secara acak sistematis menggunakan interval dalam memilih sampel pengkajian. Pengambilan sampel secara acak sistematis ini dilakukan dengan menggunakan software Microsoft Excel. Jumlah sampel petani dari usaha tani cabai ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut :

n = 1+( N x eN 2) Keterangan : n

N e

: Jumlah sampel : Jumlah populasi : Presisi/eror (10%)

Dengan persentase eror 10 persen sesuai dengan jumlah sampel yang dibutuhkan dalam pengkajian dilapangan yaitu:

n = 150

1 + (150 x 0,12)= 150

1 + (150 x 0,01)=150

2,5 = 56,52

Berdasarkan hasil perhitungan diatas didapatkan jumlah sampel pada pengkajian ini adalah sebanyak 56,52 petani namun untuk memudahkan perhitungan maka dibulatkan menjadi 60 petani. Selanjutnya untuk penentuan sampel dari masing-masing kelompoktani akan dilakukan secara proporsional dengan menggunakan rumus Rubin and Luck, sebagai berikut:

Keterangan : ni Nk N n

: Jumlah sampel masing-masing kelompoktani : Jumlah populasi masing-masing kelompoktani : Jumlah total populasi

: Jumlah sampel dari populasi

(28)

16

Berikut adalah jumlah sampel perkelompok tani berdasarkan rumus Rubin and Luck tersaji pada Tabel 2.

Tabel 2 Sampel pengkajian

No Nama kelompok tani Perhitungan Jumlah sampel (pembulatan)

1 Jati Mas 25 / 150 x 60 = 10 10

2 Genteng 27 / 150 x 60 = 10,8 11

3 Sari Bumi 27 / 150 x 60 = 10,8 11

4 Silih Asih 28 / 150 x 60 = 11 11

5 Anugrah Tani 20 / 150 x 60 = 8 8

6 Subur Makmur 23 / 150 x 60 = 9,2 9

Jumlah sampel 60

Berdasarkan hasil perhitungan Tabel 2 diperoleh proporsi sampel yang berbeda pada tiap-tiap kelompok tani. Sampel dipilih berdasarkan kriteria yaitu petani aktif yang telah mendapatkan diseminasi teknologi budidaya tanaman cabai dan memiliki media informasi elektronik berbasis internet.

Instrumen

Instrumen adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur atau menilai suatu pengkajian. Pengukuran tersebut didasarkan atas pemahaman tentang variabel, indikator dan parameter yang telah disusun sesuai dengan arah pengkajian dilakukan. pengkajian ini terdiri atas variabel ciri-ciri individu, kompetensi, dukungan eksternal dan kapasitas petani berusaha tani cabai. Skala pengukuran yang digunakan adalah interval yang diberi numerik antara 1–4, dimana nilai terendah adalah 1 dan nilai tertinggi adalah 4 dengan ketentuan sebagai berikut :

Nilai 4 : Sangat berperan/ sangat tersedia/ sangat sesuai/ sangat mudah/

sangat tahu/ sangat setuju/ sangat terampil/ sangat baik/ sangat terjangkau/ sangat menerapkan/ sangat bermanfaat/ sangat mampu.

Nilai 3 : Berperan/ tersedia/ sesuai/ mudah/ tahu/ setuju/ terampil/ baik/

terjangkau/ menerapkan/ bermanfaat/ mampu.

Nilai 2 : Kurang berperan/ kurang tersedia/ kurang sesuai/ kurang mudah/

kurang tahu/ kurang setuju/ kurang terampil/ kurang baik/ kurang terjangkau/ kurang menerapkan/ kurang bermanfaat/ kurang mampu.

(29)

17

Nilai 1 : Tidak berperan/ tidak tersedia/ tidak sesuai/ tidak mudah/ tidak tahu/ tidak setuju/ tidak terampil/ tidak baik/ tidak terjangkau/

tidak menerapkan/ tidak bermanfaat/ tidak mampu.

Rincian mengenai kisi-kisi instrumen fungsi kelompok tani tersaji pada Tabel 3.

Tabel 3 Kisi-kisi instrumen fungsi kelompok tani

Variabel Indikator Parameter Skala pengukuran

Kelas belajar (X1.1)

1. Mengikuti proses perencanaan kegiatan kelompok tani 2. Mengikuti kegiatan

pembelajaran kelompok tani 3. Adanya jadwal pertemuan

khusus

4. Menyediakan sumber- sumber informasi pertanian

5. Ada tidaknya mitra dengan pasar

Interval (1-4)

Fungsi kelompok tani (X1)

Wahana kerjasama (X1.2)

1. Bekerjasama dengan pihak pasar

2. Bekerjasama dengan petani atau kelompok tani lain 3. Bekerjasama dengan kios

saprotan

4. Mempermudah akses modal 5. Kelompok menciptakan

suasana keterbukaan terhadap anggota.

Interval (1-4)

Produksi (X1.3)

1. Kelompok membuat jadwal tanam

2. Kelompok menyediakan alat mesin pertanian

3. Mengembangkan teknologi untuk meningkatkan hasil 4. Merencanakan usahatani 5. Keterlibatan anggota

kelompok menilai usahatani

Interval (1-4)

(30)

18

Tabel 4 Kisi-kisi instrumen faktor eksternal

Variabel Indikator Parameter Skala pengukuran

Faktor eksternal (X2)

Peran penyuluh (X2.1)

1. Materi penyuluhan 2. Media penyuluhan 3. Metode penyuluhan 4. Intensitas penyuluhan 5. Peran penyuluh

Interval (1-4)

Sarana dan prasarana (X2.2)

1. Ketersediaan alat elektronik berupa smartphone

2. Ketersediaan tempat pembelian kuota internet

3. Ketersediaan sinyal jaringan provider

Interval (1-4)

Lama usaha

tani (X2.3) 1. Lama dalam melakukan usaha tani

Interval (1-4)

Tabel 5 Kisi-kisi instrumen faktor pendukung

Variabel Indikator Parameter Skala pengukuran

Faktor pendukung (X3)

Dukungan kelembagaan (X3.1)

1. Kesediaan lembaga dalam mendampingi kemitraan

2. Kemudahan dalam akses

kemitraan Interval (1-4)

Akses informasi (X3.2)

1. Kemudahan anggota

kelompoktani dalam mengakses informasi mengenai pemasaran digital

Interval (1-4)

Adanya peran media (X3.3)

1. Tersedianya Media Bagi Kelompok Tani dalam mengakses informasi Pemasaran melalui digital

Interval (1-4)

(31)

19

Tabel 6 Kisi-kisi instrumen preferensi petani

Variabel Indikator Parameter Skala

pengukuran

Preferensi petani (Y)

Kelengkapan (Y1.1)

1. Pengetahuan, sikap dan

keterampilan petani tentang cara mengakses informasi dalam berusaha tani cabai menggunakan internet.

2. Pengetahuan, sikap dan keterampilan petani tentang aplikasi dan sumber (website) informasi yang dibutuhkan 3. Pengetahuan, sikap dan

keterampilan petani tentang media sosial sebagai media pertukaran informasi

Interval (1-4)

Transitivitas (Y1.2)

1. Kecenderungan responden terhadap penggunaan digital marketing:

Media Sosial Aplikasi

Interval (1-4)

Kontinuitas (Y1.3)

1. Frekuensi menyebarkan informasi teknologi 2. Cara penyebaran informasi

teknologi

Interval (1-4)

Uji Validitas

Uji validitas adalah uji yang digunakan untuk menunjukkan sejauh mana alat ukur yang digunakan dalam suatu mengukur apa yang diukur. Ghozali (2009) menyatakan bahwa uji validitas digunakan untuk mengukur sah, atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.

Uji validitas dilakukan sebagai salah satu prosedur untuk memastikan apakah kuesioner yang dipakai untuk mengukur variabel penelitian valid atau tidak, dengan langkah sebagai berikut:

1. Membagikan kuesioner berisi butir-butir pertanyaan pada 15 responden diluar populasi/sampel.

2. Setelah kuesioner dijawab oleh responden, data yang diperoleh akan diolah di komputer menggunakan perangkat lunak Statistical Package for the Social Sciences (SPSS) versi 24 dan menggunakan formula analisa korelasi pearson.

(32)

20

3. Interpretasi kriteria keputusan dalam uji validitas berdasarkan product moment, nilai r tabel untuk 15 responden dan nilai validitas diatas 0,30 adalah nilai yang didapat diterima dalam analisis faktor. Sugiyono (2008) menyatakan bila korelasi faktor tersebut positif dan lebih besar dari 0,30 maka faktor tersebut merupakan construct yang kuat, namun jika nilai lebih kecil dari 0,30 maka dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut tidak valid, sehingga harus diperbaiki atau dibuang. Hasil uji validitas dari 15 responden didapatkan r hitung lebih besar dari r tabel dimana r tabel bernilai 0,550. Berdasarkan uji validitas.

Uji Reabilitas

Uji reabilitas adalah uji statistik yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana kuesioner yang digunakan tersebut reliable (dapat dipercaya) atau tidak.

Pengukuran pada waktu yang berbeda pada kelompok subyek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, dengan langkah berikut:

1. Langkah uji reabilitas yang akan dilakukan sebagai berikut: membagi kuesioner berisi butir-butir pertanyaan pada 15 responden.

2. Setelah kuesioner dijawab oleh responden, data yang diperoleh akan diolah dikomputer menggunakan perangkat lunak SPSS 24 dengan menggunakan formula koefisien alpha (Croanbach’s alpha).

3. Kriteria keputusan uji dengan melihat hasil analisis pada output SPSS yaitu melihat nilai Croanbach’s alpha keseluruhan instrumen. Instrumen memiliki tingkat reabilitas tinggi jika nilai reabilitas instrumen yang diperoleh.

(33)

21

Data hasil tersebut diolah dengan menggunakan Ms. Excel pada komputer dengan menggunakan formula koefisien alpha (Cronbach alpha).

Rumus Cronbach alpha adalah sebagai berikut:

Keterangan:

ri : Reabilitas instrumen

k : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑ Si : Jumlah varians butir St : Varians total

Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan nilai reabilitas 0,978 yang artinya kuesioner tersebut dikatakan reliable.

Pengumpulan dan Analisis Data Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan berdasarkan persepsi responden terhadap variabel yang digunakan. Sumber data primer adalah sumber data yang secara langsung memberikan data, dan data sekunder adalah sumber yang tidak memberikan data secara langsung, seperti melalui orang dan dokumen lainnya.

Data primer untuk penelitian ini diperoleh secara langsung dari petani yang mengakses informasi pertanian melalui media elektronik dan pendamping di daerah binaan. Data sekunder diperoleh secara tidak langsung melalui lembaga atau instansi yang terkait dengan penelitian ini. Berikut ini adalah contoh data sekunder. yaitu, Program Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kabupaten Tarogong Kaler, Rencana Kerja Tahunan Penyuluh (RKTP) dan dokumen lainnya.

(34)

22

Teknik pengumpulan data pada pelaksanaan kajian ini menggunakan metode sebagai berikut:

1. Observasi, yaitu kegiatan pengumpulan data dengan cara mengamati secara langsung suatu objek penelitian.

2. Penyebaran dan pengisian kuesioner,, artinya kuesioner tersebut digunakan untuk mengumpulkan data berupa pertanyaan tertulis terkait masalah survei yang diberikan kepada petani sampel survei.

3. Wawancara, yaitu teknik tanya jawab langsung dengan petani sampel penelitian.

Analisis Data

Analisis data adalah proses mengkaji data secara sistematis dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumen dengan cara mengorganisasikannya ke dalam kategori-kategori, membaginya menjadi unit-unit, mensintesiskannya, menempatkannya ke dalam pola-pola, dan menyeleksi mana yang penting dan mana yang tidak. dan pencocokan. Menyelidiki dan menarik kesimpulan sehingga baik diri sendiri maupun orang lain dapat dengan mudah memahaminya.

(Sugiyono 2017).

Analisis data yang digunakan dalam pengkajian ini adalah analisis deskriptif, analisis regresi linear berganda.

1. Analisis Deskriptif

Digunakan untuk mendeskripsikan tingkat preferensi petani dalam penerapan pemasaran secara digital marketing. Analisis deskriptif bertujuan untuk mengubah sekumpulan data yang masih berupa data mentah menjadi bentuk yang lebih mudah dipahami, yaitu berbentuk informasi yang lebih ringkas.

2. Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel-variabel yang diteliti. Fungsi Kelompok tani (X1) Faktor eksternal (X2) dan Faktor Pendukung (X3) terhadap variabel Preferensi Petani (Y).

(35)

23

Persamaan regresi yang dipakai adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2017):

Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 Keterangan:

Y = Preferensi petani a = Nilai tetap

b1X1 = Koefisien regresi dari variable X1 (Fungsi Kelompok Tani) b2X2 = Koefisien regresi dari variable X2 (Faktor eksternal)

b3X3 = Koefisien regresi dari variable X3 (Faktor Pendukung) 3. Formulasi Analisis Deskriptif dan Analisis Linear Berganda

Strategi yang dilakukan untuk meningkatkan preferensi petani dalam pemanfaatan pemasaran digital pada usaha tani cabai di Kecamatan Tarogong Kaler dilakukan dengan analisis deskriptif. Strategi tersebut mengacu pada hasil pengkajian faktor-faktor yang memengaruhi. Tujuan dari analisis ini yaitu untuk mengetahui indikator yang terendah. Jika indikator terendah tersebut telah diketahui, selanjutnya indikator tersebut akan ditetapkan sebagai materi penyuluhan yang akan disampaikan.

(36)

24

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Keragaan Wilayah

Gambar 2 Peta Wilayah Kecamatan Tarogong Kaler

Wilayah BPP Kecamatan Tarogong Kaler secara geografis terletak di wilayah utara kabupaten Garut dengan luas wilayah 3.781,10 ha yang terdiri dari dua belas Desa dan satu Kelurahan. BPP Kecamatan Tarogong Kaler memilki potensi wilayah yang baik dalam bidang pertanian dan komoditi perkebunan terutama tembakau. Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Tarogong Kaler Kabupaten Garut yang terdiri dari 12 Desa dan satu Kelurahan telah dibagi habis menjadi wilayah binaan (WILBIN) desa, meliputi yaitu 12 desa dan satu Kelurahan yang terdiri dari 36 Kedusunan 145 RW dan 503 RT.

Kecamatan Tarogong Kaler terletak dibagian utara dari kabupaten Garut dengan batas-batas wilayah sebagi berikut:

- Sebelah utara berbatasan dengan kecamatan Banyuresmi dan Leles - Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Tarogong Kidul - Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Banyuresmi - Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Samarang

(37)

25

Luas binaan Balai Penyuluhan Pertanian, (BPP) Kecamatan Tarogong Kaler adalah 3.781,10 yang terdiri dari laha non pertanian 921,40 ha, dan lahan pertanian sawah 847,828 ha lahan darat 1.899,70 ha.

Keadaan Pertanian

Data luas areal dan produktivitas pertanian hortikultura yang terdapat di walayah Kecamatan Tarogong Kaler dapat dilihat dari Tabel 7.

Tabel 7 Jumlah luas areal komoditas tanaman hortikultura tahun 2022 Subsektor Komoditi

Luas Tanam

( Ha )

Luas Panen

( Ha )

Produktivita s ( Ton/Ha )

Jumlah Produksi

( Ton) Hortikultura Cabai Rawit

Cabai Keriting Cabai Besar Bawang Merah Tomat

Bawang Daun Kacang Merah Kacang Panjang Terung Hijau Terung Ungu Kembang Kol Petcay Buncis Mentimun Sawi Kangkung Bayam Jeruk Siam

30 50 50 46 50 93 80 30 7 5 18 10 13 29 8 15 10 7

30 50 50 46 50 93 80 30 7 5 18 10 13 29 8 15 10 7

11 12 10,5

8,3 22 14 7,0 11,9

7,7 50 12 25,2 12,5 16,6 18 12,4

9 15,2

330 600 525 381,8 11000 1302

560 357 53,9 250 216 252 162 415 98 186

90 106,4 Sumber : BPP Kecematan Tarogong Kaler 2022

Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat bahwa mayoritas petani di wilayah Kecamatan Tarogong Kaler membudidayakan komoditas cabai dan tomat. Tahun 2022 produksi cabai di Kecamatan Tarogong Kaler sebesar 33,5 ton/ha, dengan luasan area mencapai 130 ha. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa cabai merah merupakan komoditas yang potensial untuk dikembangkan.

Pemasaran dan Kemitraan

Kecamatan Tarogong Kaler memiliki potensi yang sangat baik untuk pemasaran hasil produksi dari semua komoditas, mengingat Kecamatan Tarogong Kaler merupakan salah satu sentra pemasaran hasil dan didukung oleh konsumen yang cukup potensial. Kendala yang terjadi pada kegiatan pemasaran hasil

(38)

26

pertanian ialah terjadinya fluktuasi harga karena belum adanya perlindungan dari pemerintah yang menjamin pasar komoditas cabai. Beberapa komoditas di Kecamatan Tarogong Kaler telah memasuki beberapa pasar lokal dan juga kabupaten.

Kecamatan Tarogong Kaler memproduksi terutama padi, jagung, palawija sayuran, dan lain-lain. Komoditas yang beragam dari Kecamatan Tarogong Kaler baik dalam kualitas maupun kuantitasnya telah memasuki beberapa segmen pasar lokal maupun kabupaten.

Analisis deskriptif 1. Fungsi kelompok tani

Nuryanti dan Swastika (2016) menyatakan kelompok tani merupakan wadah kerjasama bagi petani yang melibatkan petani dengan pengelolaan usahatani, pemasaran hasil dan penguatan modal kerja. Peneliti mendeskripsikan fungsi kelompok tani dibagi menjadi tiga kategori yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Preferensi petani cabai dalam penggunaan media sosial sebagai sarana pemasaran dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8 Fungsi kelompok tani

No Sub variable Kategori (%)

Rendah Sedang Tinggi

1 Kelas belajar 11,67 61,67 26,67

2 Wahana kerjasama 6,67 68,33 25,00

3 Unit produksi 13,33 61,67 25,00

Sumber : Data diolah penulis 2022

Gambar 2 Kelas belajar

12%

61%

27%

Kelas Belajar

Rendah Sedang Tinggi

(39)

27

Tabel 8 menunjukkan hasil analisis deskriptif sebesar 61,67 persen responden menilai indikator kelas belajar terhadap preferensi petani berada pada kategori sedang artinya fungsi kelompok tani belum maksimal sebagai wadah belajar bagi anggota untuk meningkatkan perilaku petani dalam mengakses pemasaran melalui media sosial marketing. Petani di Kecamatan Tarogong kaler masih beranggapan bahwa fungsi kelompok tani sebagai kelas belajar cukup dimaknai dengan datang saat pada pertemuan saja padahal jauh dari itu kelas belajar harus memberikan peningkatan kapasitas petani. Senada dengan penelitian Effendy dan Apriani (2018) menyatakan kelas belajar masih belum memaknai kelompok tani sebagai kelas belajar, sehingga tujuan pembentukan kelompok meningkatkan kemampuan petani belum maksimal.

Gambar 3 Wahana kerjasama

Hasil analisis deskriptif sebesar 68,33 persen responden menilai indikator wahana kerjasama terhadap preferensi petani berada pada kategori sedang, disayangkan persepsi petani mengenai fungsi kelompok tani sebagai wahana kerjasama yang diharapkan menjadikan usahatani anggotanya lebih efisien dan meningatkan keuntungan berubah menjadi persepsi baru bahwa kelompok tani sebagai tempat menerima bantuan dari pemerintah. Dalam perkembangannya program pemerintah untuk petani disalurkan melalui gapoktan atau kelompok tani, sehingga kelompok tani cenderung menjadi organisasi formal, yang akibatnya mengalami pergeseran dari kelompok sosial menjadi kelompok tugas (Nuryanti dan Swastika 2016).

7%

68%

25%

Wahana Kerjasama

Rendah Sedang Tinggi

(40)

28

Gambar 4 Unit produksi

Hasil analisis deskriptif sebesar 61,67 persen responden menilai indikator unit produksi terhadap preferensi petani berada pada kategori sedang, hal ini didasarkan pada kesadaran petani mengenai keberadaan kelompok tani yang merupakan satu kesatuan usaha yang dikembangkan untuk mencapai taraf ekonomi yang lebih baik tidak berjalan dengan semestinya. Selaras dengan Effendy dan Apriani (2018) yang menyatakan dukungan formal, non formal, lokasi strategis dan prasarana yang cukup lengkap tidak sepenuhnya dapat memengaruhi produktivitas.

2. Faktor eksternal

Faktor eksternal yang memengaruhi deskriptif pada preferensi petani cabai dalam penggunaan media sosial sebagai sarana pemasaran dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9 Faktor eksternal

No Sub variabel Kategori (%)

Rendah Sedang Tinggi

1 Peran penyuluh 6,67 65,00 28,33

2 Sarana dan prasana 1,67 75,00 23,33

3 Pengalaman usaha tani 13,33 58,33 28,33

Sumber : Data diolah penulis 2022

13.33

61.67 25

Unit Produksi

Rendah Sedang Tinggi

(41)

29

Gambar 5 Peran penyuluh

Tabel 9 menunjukan hasil analisis deskriptif sebesar 65,00 persen responden menilai indikator peran penyuluh terhadap preferensi petani berada pada kategori sedang, peran penyuluh berpengaruh sedang terhadap pemasaran cabai merah melalui media sosial marketing di Kecamatan Tarogong Kaler.

Hal ini tidak sejalan dengan penelitian A’yunin et al. (2020) yang berpendapat bahwa penyuluh sudah mampu melaksanakan tugasnya dengan baik serta turut mengambil peran dalam kegiatan pertanian yang dilakukan petani.

Gambar 6 Sarana dan prasarana

Hasil analisis deskriptif Tabel 9 sebesar 75,00 persen responden menilai indikator sarana dan prasarana terhadap preferensi petani berada pada kategori sedang. Hal ini dikarenakan masih kurang optimalnya penerapan yang dilakukan petani dalam memanfaatkan sarana dan prasarana yang sudah ada.

Hal ini tidak sejalan dengan penelitian A’yunin et al. (2020) menyatakan sarana dan prasarana yang tersedia terutama dalam pengendalian hama dan penyakit dirasa cukup menunjang kegiatan usaha tani.

7%

65%

28%

Peran Penyuluh

Rendah Sedang Tinggi

2%

75%

23%

Sarana dan Prasarana

Rendah Sedang Tinggi

(42)

30

Gambar 7 Pengalaman usaha tani

Hasil analisis deskriptif sebesar 58,33 persen responden menilai indikator pengalaman usaha tani terhadap preferensi petani berada pada kategori sedang, berdasarkan jawaban dari petani responden pengalaman usaha tani cukup untuk memengaruhi petani terhadap pemasaran cabai merah melalui media sosial di Kecamatan Tarogong kaler. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian A’yunin et al. (2020) yang menyatakan pengalaman usaha tani menunjukkan seberapa lama petani telah melaksanakan dan menggeluti usaha di bidang pertanian.

Demikian hal ini melekat pada pemahaman secara teoritis dan pelaksanaan praktek budidaya, terutama dalam mengendalikan hama dan penyakit serta penggunaan pestisida yang biasa dilakukan petani.

3. Faktor Pendukung

Faktor pendukung yang memengaruhi deskriptif pada preferensi petani cabai dalam penggunaan media sosial sebagai sarana pemasaran dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10 Faktor pendukung

No Sub variabel Kategori (%)

Rendah Sedang Tinggi

1 Dukungan Lembaga 10,00 65,00 25,00

2 Akses Informasi 11,67 61,67 26,67

3 Adanya Peran Media 13,33 48,33 38,33

Sumber : Data diolah penulis 2022

13.33

58.33 28.33

Pengalaman Usaha Tani

Rendah Sedang Tinggi

(43)

31

Gambar 8 Dukungan lembaga

Tabel 10 menunjukkan hasil analisis deskriptif sebesar 65,00 persen responden menilai indikator dukungan kelembagaan terhadap preferensi petani berada pada kategori sedang. Dukungan kelembagaan cukup banyak seperti pemberian sosialisasi terkait informasi media sosial cabai merah di Kecamatan Tarogong Kaler. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian Gunawan (2019) yang berpendapat bahwa semua hasil panen petani organik harus dijual kepada kelompok atau gapoktan, yang mana mereka berperan dalam mencari akses pasar sehingga produknya dapat terjual secara teratur dan berkelanjutan.

Gambar 9 Akses informasi

Hasil analisis deskriptif sebesar 61,67 persen responden menilai indikator akses informasi terhadap preferensi petani berada pada kategori sedang. Akses informasi cukup memadai untuk mendukung anggota kelompoktani mendapatkan informasi terkait pemasaran usahatani cabai di Kecamatan Tarogong Kaler. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian Gunawan (2019) berpendapat bahwa petani mudah dalam mengakses sumber informasi pertanian, baik yang berasal dari sesama petani maupun penyuluh. Interaksi

10%

65%

25%

Dukungan Lembaga

Rendah Sedang Tinggi

12%

61%

27%

Akses Informasi

Rendah Sedang Tinggi

(44)

32

saling tukar menukar informasi antar petani berjalan dengan baik, dimana penyuluh memberikan informasi kepada petani dengan baik, meskipun media massa belum dimanfaatkan sepenunya oleh petani.

Gambar 10 Adanya peran media

Hasil analisis deskriptif sebesar 48,33 persen responden menilai indikator adanya peran media terhadap preferensi petani berada pada kategori sedang indikator adanya peran media seperti media sosial antara lain seperti whatsapp dan facebook pada usahatani cabai merah, cukup mendukung terhadap petani sebagai salah satu metode pemasaran usahatani cabai merah di Kecamatan Tarogong kaler. Komunikasi antara penyuluh dengan petani seringkali terbatas pada petani yang telah berhasil, yang mana penyebaran terhadap petani lain dilakukan melalui proses interaksi antara petani. Oleh karena itu penyebaran sosialisasi mengenai kemitraan melalui teman, tetangga atau pemimpin informal adalah yang paling banyak terjadi. Hal ini sejalan dengan penelitian oleh Purnaningsih et al. (2006) yang menyatakan interaksi antara penyuluh dengan petani biasanya terbatas pada petani-petani yang berhasil di suatu komunitas, dan penyebaran ke petani lain dilakukan melalui proses interaksi antar petani, baik melalui ketua poktan ataupun pengurus poktan.

Tabel 11 Preferensi Petani

No Sub variabel Kategori (%)

Rendah Sedang Tinggi

1 Kelengkapan 13,33 66,67 20,00

2 Transitivitas 6,67 71,67 21,67

3 Kontinuitas 1,67 5,00 93,33

Sumber : data diolah penulis 2022

13.33

48.33 38.33

Adanya Peran Media

Rendah Sedang Tinggi

(45)

33

Gambar 11 Kelengkapan

Indikator kelengkapan pada Tabel 11 menunjukkan bahwa 66,67 persen responden menjawab dengan kategori sedang, indikator kelengkapan ini ditunjukkan untuk melakukan pemasaran pada usahatani cabai merah yang dilakukan seperti yang telah petani lainnya lakukan cukup menjadi penunjang dalam preferensi anggota kelompok tani.

Gambar 12 Transitivitas

Indikator transivitas menunjukkan nilai 71,67 persen menjawab sedang Tabel 11, berdasarkan jawaban petani responden indikator transivitas seperti anggapan masyarakat cukup menunjang dalam preferensi anggota kelompok tani terhadap kemitraan pada usahatani cabai merah.

13%

67%

20%

Kelengkapan

Rendah Sedang Tinggi

7%

71%

22%

Transitivitas

Rendah Sedang Tinggi

Referensi

Dokumen terkait

Peneliti menyimpulkan bahwa Transportasi Online dalam era industri saat ini berkembang dengan begitu cepat dan pesat dimulai dengan munculnya Uber pada tahun 2014, hampir tidak

yangTelah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah yangTelah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah yangTelah menciptakan kamu dari seorang

Garut Provinsi Jawa Barat, dengan banyak sampel masing- masing kabupaten sebanyak 50 sampel rumah tangga petani bawang merah. Maksud dan tujuan survei produktivitas bawang merah

Arsitektur Komponen Dasar Android Terinspirasi dari Teknologi Internet Mashup, Bagian dalam sebuah aplikasi dapat digunakan oleh aplikasi lainnya, bahkan dapat

Dengan pengolahan tanah meja kristalisasi yang baik sebagaimana cara diatas akan dapat meningkatkan kualitas garam yang diperoleh.. Penggunaan teknologi baru

Ridwan Radjab, M.Si.. Army

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan terhadap seratus sepuluh orang responden, baik petani sayuran maupun petani jagung didapatkan hasil bahwa preferensi petani

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini untuk menjaring data primer adalah Kuesioner atau daftar pertanyaan dan dibantu dengan pedoman wawancara (intervew