• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD INPRES PAJJAIANG II KOTA MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD INPRES PAJJAIANG II KOTA MAKASSAR"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

MUSFIRA 4514103030

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BOSOWA MAKASSAR 2018

(2)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd)

oleh MUSFIRA 4514103030

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BOSOWA MAKASSAR 2018

(3)
(4)

i

Siswa Kelas V SD Inpres Pajjaiang II Makassar” beserta seluruh isinya benar- benar karya saya sendiri, bukan karya hasil plagiat. Saya siap menanggung resiko/sanksi apabila ternyata ditemukan adanya perbuatan tercela yang melanggar etika keilmuan dalam karya saya ini, termasuk adanya klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Makassar, 31 Agustus 2018 Yang membuat pernyataan

Musfira

(5)

ii Persembahan

Karya ini kupersembahkan untuk kedua orang tuaku, dan untuk orang-orang yang telah membantu dan mendukung saya selama ini.

(6)

iii

Dr. Sundari Hamid, S.Pd., M.Si dan Jaja Jamaluddin, S.Pd., M.Si)

Jenis penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yaitu memberikan soal pretest kemudian memberikan treatmen berupa model pembelajaran course review horay setelah itu diberikan posttest kepada siswa dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran course review horay Terhadap hasil belajar matematika siswa kelas V SD Inpres Pajjaiang II Kota Makassar memiliki pengaruh atau tidak terhadap hasil belajar. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas V-A sebanyak 30 orang. Penelitian dilakasanan sebanyak 4 kali pertemuan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dan observasi yang dianalisis dengan statistik inferensial. Data yang diperoleh dianalisis juga dengan menggunakan Paired Sample t-Test.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh model pembelajaran course review horay terhadap hasil belajar matematika pada siswa kelas V SD Inpres Pajjaiang II Makassar. Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil analisis Paired Sample t-Test. Di peroleh perbedaan yang signifikan pada hasil belajar pada mata pelajaran matematika sebelum dan sesudah diberikan perlakuan berupa penggunaan model course review horay. Jika nilai , sedangkan nilai , . Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model course review horay terhadap hasil belajar matematika siswa kelas V SD Inpres Pajjaiang II Makassar.

Kata kunci :Course Review Horay, hasil belajar matematika siswa

(7)

iv menyelesaikan skripsi ini sebagai tugas akhir.

Terselesainya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak sehingga dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa hormat penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak mungkin terwujud tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak oleh karena itu penulis menyampaikan rasa haru dan terima kasih yang tidak terhingga kepada yang mulia ayahanda Muktamar dan ibunda Muminang selaku orang tua penulis yang selalu membimbing, memotivasi, dan menyertai dengan doa selama melaksanakan pendidikan dan ucapan terima kasih kepada Dr. Sundari Hamid, S.Pd, M.Si selaku pembimbing I dan Jaja jamaluddin S.Pd,. M.Si selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan arahan dengan tulus ikhlas sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Ir. H. Muhammad Saleh Pallu, M,Eng. Sebagai Rektor Universitas Bosowa Makassar yang telah menfasilitasi sarana dan prasaranan sehingga kami dapat menyelesaikan perkuliahan dengan baik sampai selesai.

2. Dr. Asdar, S.Pd , M.Pd . sebagai Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bosowa Makassar yang telah menfasilitasi perkuliahan dan memberikan pelayanan yang maksimal.

3. Hj. St. Haliyah Batau, S.S., M.Hum dan . sebagai wakil dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bosowa yang telah memberikan pelayanan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan studi.

(8)

sehingga kami dapat menyelesaikan studi.

5. Susalti Nur Arsyad, S.Pd, M.Pd. Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, yang telah banyak memberikan bimbingan, motivasi, dan petunjuk-petunjuk dalam tahap penyelesaian, serta memberikan pelayanan maksimal sesuai dengan kebutuhan peneliti.

6. St. Muriati, S.Pd, M.Pd. sebagai Penasehat Akademis yang telah memberikan bimbingan dan arahan .

7. Seluruh Guru dan staf tata usaha SD Inpres Pajjaiang II Makassar, yang telah banyak membantu selama peneliti melakukan penelitian.

8. Lembaga internal BEM FKIP, HIMA PGSD Unibos yang telah memberikan motivasi, dukungan dan bantuan berupa pikiran terhadap penulis sehingga dapat mencapai tahap akhir.

9. Teman- teman dari Sokola Kaki Langit yang telah mendidik dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. BSW squad ( Della pratiwi, Febriani Raturussang, Jumratunnisa, Ernanda aslan, Hastuti, Andi Irma asyaratun ), Bosowa Squad ( Kristian Victoria Ika, Selfy yusug, Widya eka puspita, Vita thana maretna, Veronica pallallo dan Simson Try Saputra), Pangkep squad ( Riski amalia, Mutiara Rezky, Henny hardiyanti, Annisa Fitriyanti, Nur ulfa Nurman, Herwin dan Fauzul Adhien). sahabat dari kecilku ( firdayani dan Revita ayu dia). Serta teman- teman KKN Bapangi Squad.

11. Serta Kakanda Andry Achdia, S.Pd, Kakanda Mohammad Riza, Kakanda Yusran Sultan S.Pd, Hans Ediyanto Bolang S.Pd, Irfan Taib S.Pd , Simsong Try Saputra S.Pd, Irwan Rahwan S.Pd, Wahyuni S.Pd, Gidion Sassu S.Pd,

(9)

12. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu. Terima kasih dukungan dan Doanya.

Atas bantuan dari berbagai pihak, penulis hanya dapat memanjatkan doa kehadirat Allah SWT, Semoga segala bantuan yang telah diberikan mendapat pahala. Dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua, Amin ya Robbal Alamin.

Makassar, 31 Agustus 2018 Penulis

Musfira

(10)

vii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ...i

MOTTO ...ii

ABSTRAK...iii

KATA PENGANTAR...iv

DAFTAR ISI ...vii

DAFTAR TABEL...ix

DAFTAR GAMBAR ...x

DAFTAR LAMPIRAN...xi

BAB I PENDAHULUAN...1

A.Latar Belakang ...1

B.Rumusan Masalah ...5

C. Tujuan Masalah ...5

D. Manfaat Penelitian ...6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR ...7

A. Kajian Tentang Model Pembelajaran ...7

1. Pengertian Model Pembelajaran...7

2. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif ...8

3. Model Pembelajaran Course Review Horay ...11

B. Kajian Tentang Hasil Belajar ...14

1. Pengertian Belajar ...14

2. Prinsip-prinsip Belajar ...15

3. Pengertian Hasil Belajar ...15

(11)

1. Pengertian Pembelajaran Matematika ...18

2. Tujuan Pembelajaran Matematika ...19

3. Materi Belajar Matematika ...21

D. Kerangka Pikir...23

E. Hipotesis ...23

BAB III METODE PENELITIAN ...26

A. Jenis Penelitian ...27

B. Lokasi Penelitian ...27

C. Variabel dan Desain Penelitian ...27

D. Definisi Operasional ...29

E. Populasi dan Sampel ...30

F. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data...30

G. Instrument Penelitian...32

H. Teknik Pengumpulan Data ...36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...39

A. Hasil Penelitian ...39

B. Pembahasan ...44

BAB V PENUTUP ...46

A. Kesimpulan ...46

B. Saran ...47

DAFTAR PUSTAKA ...48

(12)
(13)

Tabel 3.2 Pemberian skor ...34

Tabel 4.1 Hasil uji tingkat kesukaran item soal pilihan ganda ...39

Tabel 4.2 Hasil daya beda item soal pilihan ganda ...40

Tabel 4.5 Uji Normalitas ...42

Tabel 4.6 Uji Hipotesis ...43

(14)
(15)

Lampiran 2 : Lembar soal pretest...55

Lampiran 3 : Lembar Observasi ...61

Lampiran 4 : Tabel nilai-nilai dalam distributir t ...63

Lampiran 5 : Rencana Pembelajaran ...64

Lampiran 6 : Rencana Pembelajaran ...68

Lampiran 7 : Rencana Pembelajaran ...72

Lampiran 8 : Daftar hadir siswa...76

Lampiran 9 : Daftar nilai pretest dan posttest ...77

Lampiran 10 : Analisis stastik inferensial...78

Lampiran 11: Dokumentasi...85

(16)

1

Pendidikan terdiri dari kata didik yang mendapat awalan “pen” dan “an”

yang berarti hal atau cara mendidik. (WJS. Poerwadaminta, 1991:250). Istilah pendidikan berasal dari bahasa Yunani, yaitu paedagogie yang berarti bimbingan yang di berikan kepada anak. (Peter salim, 1993:267 dan Moh.

Athiyah al-Abrasyi, 1997:22). Dengan demikian pendidikan lebih tepat diartikan sebagai proses pembinaan dan bimbingan yang dilakukan seseorang secara terus-menerus kepada anak didik untuk mencapai tujuan pendidikan. Proses pendidikan merupakan perjalanan yang tak pernah terhenti sepanjang hidup manusia dan merupakan hal yang sangat signifikan dalam kehidupan manusia.

Sebagaimana yang terdapat pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 37 Ayat 1 yang menyatakan bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat: pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan social, seni dan budaya, pendidikan jasmani dan olahraga, keterampilan/kejuruan, muatan lokal ( Undang – undang Sistem Pendidikan Nasional). Pernyataan pada undang – undang tersebut semakin memperkuat bahwa pelajaran matematika wajib diajarkan pada setiap sekolah.

Belajar matematika merupakan suatu syarat cukup untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya. Karena dengan belajar matematika , kita

(17)

akan belajar bernalar secara kritis, kreatif, dan aktif. Namun dalam kenyataan yang ada sekarang , penguasaan matematika baik di sekolah dasar selalu menjadi permasalahan yang besar.

Pitajeng (2006), menyatakan bahwa banyak orang yang tidak menyukai matematika, termasuk anak – anak yang masih duduk dibangku sekolah dasar (SD) dan madrasa ibtidaiyah (MI). Sebagian orang menganggap bahwa matematika sulit dipelajari, tidak menyenangkan, membosankan, dan menakutkan. Anggapan ini menyebabkan sebagian orang untuk enggan untuk belajar matematika. Sikap ini tentunya akan membuat hasil belajar mereka rendah sehingga prestasi belajar mereka semakin merosot.

Rendahnya hasil belajar matematika disebabkan oleh beberapa faktor, salah satu faktor tersebut adalah adalah kurangnya motivasi belajar siswa terhadap matematika. Selain dari faktor tersebut ialah suasana pembelajaran yang kurang menyenangkan. Terkait dengan hal itu, guru dituntut untuk bisa menciptakan model pembelajaran matematika yang menarik bagi siswa agar pembelajaran matematika tidak terkesan menakutkan dan siswa tidak jenuh dengan pembelajaran matematika serta bias termotivasi untuk belajar.

Pada hakikatnya pembelajaran matematika yang diberikan pada siswa SD sangatlah mudah dan sederhana. Tetapi tidaklah boleh dipandang sepele karena materi matematika SD merupakan studi objek abstak yang memuat tentang konsep – konsep yang mendasar dan penting. Konsep – konsep dalam

(18)

matematika merupakan suatu rangkaian sebab – akibat, suatu konsep disusun berdasarkan konsep – konsep sebelumnya dan akan menjadi dasar bagi konsep – konsep selanjutnya (Antonius, 2006). Jadi tidaklah mengherankan bila seorang guru akan merasa bahwa mengajar matematika itu merupakan tugas yang berat, karena amat sulit menanamkan pengertian-pengertian yang abstark dan formal itu kepada siswa.

Adapun faktor yang membuat hasil belajar matematika siswa rendah diantaranya ialah kurangnya motivasi belajar siswa terhadap matematika.

Selain dari faktor tersebut ialah susasana pembelajaran yang monoton atau kurang menyenangkan sehingga minat belajar siswa menjadi rendah . Terkait dengan hal itu, guru dituntut untuk bisa menciptakan model pembelajaran matematika yang menarik bagi siswa agar proses pembelajaran matematika menarik bagi siswa dan pembelajaran matematika tidak terkesan menakutkan dan siswa tidak jenuh dengan pembelajaran matematika serta bisa termotivasi untuk belajar.

Melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran matematika sangatlah penting karena dalam matematika banyak kegiatan pemecahan masalah yang menuntut keaktifan dan kreatifitas siswa. Jika proses pembelajaran melibatkan siswa secara aktif akan membuat siswa lebih lama untuk mengingat pelajaran tersebut. Guru harus menyusun metode pembelajaran yang bervariasi sehingga siswa tertarik dan semangat untuk belajar matematika. Metode yang menarik minat belajar siswa serta keaktifan siswa ialah melibatkan siswa secara

(19)

kelompok. Pembelajaran secara kelompok dapa meningkatkan siswa dalam berpikir kritis, kreatif, dan menumbuhkan rasa social yang tinggi. Adapun model yang dimaksud adalah model pembelajar kooperatif tipe course review horay.

Course Review Horay merupakan model pembelajaran yang mendorong

siswa secara aktif dalam mengikuti prose pembelajaran. Model ini lebih menekankan pada pemahaman materi yang diajarkan guru dengan menyelesaikan soal – soal.

Pada proses pembelajaran Course Review Horey akan melibatkan lebih banyak aktifitas belajar siswa dan berpusat pada siswa. Guru dalam proses pembelajaran hanya bertindak sebagai penyampai informasi, fasilitator dan pembimbing. Suasana belajar dan interaksi yang menyenangkan membuat siswa akan lebih menikmati proses pembelajaran sehingga siswa tidak mudah bosan untuk mengikuti kegiatan proses pembelajaran. Hal ini dapat menumbuhkan minat dan perhatian siswa dalam mempelajari matematika yang pada akhirnya dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.

Padahasil observasi yang telah dilakukan pada tanggal 16 Maret 2018 di SD Inpres Pajjaiang II Makassar menunjukkan bahwa hasil belajar matematika rendah. Hal ini dilihat dari nilai harian pada mata pelajaran matematika yang dicatat oleh guru kelas VA. Dari hasil observasi awal di Kelas VA , 70% siswa mendapatkan nilai tugas matematika di bawah KKM, 20 % siswa ada yang tidak

(20)

mengumpulkan tugas matematikanya dan 10% siswa lainnya berhasil mendapatkan nilai di atas KKM.

Peneliti menganggap penting untuk melakukan penelitian terkait dengan pengaruh metode pembelajaran course review horay terhadap hasil belajar matematika siswa kelas V SD Inpres Pajjaiang II Makassar.

Menyadari akan manfaat model pembelajaran Course Review Horay (CRH) dalam proses pembelajaran dan melihat kenyataan bahwa model

pembelajaran Course Review Horay (CRH) belum banyak digunakan, maka perlu diadakan penelitian untuk mengetahui lebih lanjut pengaruh penggunaan model pembelajaran Course Review Horay (CRH) terhadap hasil belajar siswa khususnya di mata pelajaran matematika .

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitan ini adalah Apakah ada pengaruh penggunaan model course review horay terhadap hasil belajar matematika siswa kelas V SD Inpres Pajjaiang II

Makassar?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin dicapai yaitu untuk Mengetahui pengaruh model course review horay terhadap hasi belajar matematika kelas V SD Inpres Pajjaiang II Makassar

(21)

D. Manfaat penelitian

a. Manfaat Teoritis

1) Bagi akademisi / lembaga pendidikan, khususnya Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar menjadi bahan informasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan.

2) Bagi peneliti, sebagai ajang latihan dan menambah wawasan pengetahuan tentang kegiatan yang bersifat ilmiah dan sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang ingin mengkaji permasalahan yang relevan.

b. Manfaat Praktis

Bagi siswa diharapkan dengan berhasilnya penelitian ini. siswa diharapkan dapat mengikuti pembelajaran dengan semangat dan motivasi yang tinggi sehingga hasil belajarnya dapat meningkat

(22)

7 A. Kajian Tentang Model Pembelajaran 1. Pengertian Model Pembelajaran

Model pembelajaran merupakan salah satu komponen penting dalam pembelajaran. Model pembelajaran yang efektif dan sangat membantu dalam proses pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran akan lebih mudah tercapai. Selain itu, model pembelajaran juga dapat memberikan informasi di dalam proses pembelajaran. Joyce & Weil berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran dikelas atau yang lain (Rusman, 2012:133).

Menurut Komalasari, model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan wadah atau bungkus dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran (Komalasari, 2010:57). Hal ini sejalan dengan soekamto yang mengemukakan maksud dari model pembelajaran sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu,

(23)

dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas pembelajaran (Trianto, 2009:22).

Berdasarkan pendapat ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau kerangka pembelajaran yang akan digunakan oleh guru selama proses pembelajaran agar tercapainya pengajaran yang bermakna bagi siswa sehingga tujuan belajar dapat tercapai.

2. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Ada beberapa istilah untuk menyebut pembelajaran berbasis sosial yaitu pembelajaran kooperatif dan pembelajaran kolaboratif. Panitz membedakan kedua hal tersebut. Menurut Rusman, pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan

bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen (Rusman, 2012:202).

Menurut Woolfolk, pembelajaran kooperatif adalah suatu pengaturan yang memungkinkan para siswa bekerja sama dalam suatu kelompok campuran dengan kecakapan yang berbeda-beda dan akan memperoleh penghargaan jika kelompoknya mencapai suatu keberhasilan (Warsono, 2013:49).

(24)

Menurut Eggen dan Kauchak menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu kelompok strategi pengajaran yang melibatkan para siswa secara kolaboratif untuk mencapai tujuan bersama (Warsono, 2013:49).

Berdasarkan pendapat ahli di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang melibatkan sejumlah kelompok kecil siswa yang bekerja sama dan belajar bersama secara interaktif serta saling membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Keberhasilan pembelajaran bergantung dari individu dalam kelompok.

Agar tujuan pembelajaran kooperatif tercapai guru harus menerapkan unsur-unsur kepada siswa. Menurut Rusman (2012:208) unsur-unsur dalam pembelajaran kooperatif,adalah:

1. Siswa dalam kelompoknya harus beranggapan bahwa mereka hidup sepenanggungan bersama.

2. Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu dalam kelompoknya,seperti milik sendiri.

3. Siswa haruslah melihat bahwa mereka semua anggota dalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama.

4. Siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya.

(25)

5. Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan hadiah maupun penghargaan yang juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok.

6. Siswa membagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.

7. Siswa diminta mempertanggung jawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

Dari unsur-unsur di atas dapat disimpulkan bahwa setiap siswa harus bertanggung jawab terhadap kelompoknya, saling membantu terhadap anggota kelompok, bersama-sama saling memberi gagasan, ide, dan pemecahan masalah agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Menurut Arends (Trianto, 2009:62) ciri-ciri pembelajaran kooperatif sebagai berikut :

1. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajar.

2. Kelompok dibentuk dari siswa yang mempunyai kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.

3. Bila memungkinkan, anggota kelompok berasal dari ras, budaya suku, jenis kelamin yang beragam.

4. Penghargaan lebih berorientasi kepada kelompok dari pada individu.

(26)

Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif memberikan peluang kepada siswa yang memiliki latar belakang dan kondisi yang berbeda untuk bekerja saling bergantung satu sama lain atas tugas-tugas bersama sehingga mereka belajar untuk menghargai satu sama lain meskipun mereka berbeda ras, budaya, kelas sosial maupun kemampuan. Sehingga mendorong terciptanya suatu kemungkinan yang lebih besar untuk melakukan komunikasi dan interaksi antar anggota kelompok.

Adapun beberapa bentuk pembelajaran kooperatif menurut Suprijono (2013:89) sebagai berikut : “Jigsaw, Think-Pair-Share (TPS), Number Head Together (NHT), Group Investigation (GI), Two Stay Two Stray, Make a Match, Inside-Outside-Circle, Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC), Talking Stick, Picture and Picture, Snowball Throwing, Tebak Kata, Student Facilitator and Explaining (SPE), Course Review Horay (CRH), Cooperative Script, Student Teams-Achievement Division (STAD), Artikulasi, Time Token Arends 1998, dan Explicit Instruction”.

Dari beberapa model pembelajaran kooperatif di atas menunjukkan bahwa

model pembelajaran course review horay (CRH) merupakan salah satu bentuk pembelajaran kooperatif

3. Model Pembelajaran Course Riview Horay a. Definisi Course Riview Horay

Model pembelajaran Course Review Horay merupakan model pembelajaran yang dapat menciptakan susasana kelas menjadi meriah dan menyenangkan karena setiap siswa tersebut di wajibkan berteriak “hore!” atau yel-yel lainnya yang disepakati.

(27)

Model pembelajaran course review horay juga merupakan suatu metode pembelajaran dengan pengujian pemahaman siswa menggunakan soal dimana jawaban soal dituliskan pada kartu atau kotak yang telah dilengkapi nomor dan untuk siswa atau kelompok yang mendapatkan jawaban atau tanda dari jawaban yang benar terlebih dahulu harus langsung berteriak “horay” atau menyanyikan yel-yel kelompoknya. Pembelajaran Course Review Horay , merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yaitu kegiatan belajar mengajar dengan carga pengelompokkan siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil

b. Keunggulan dan kelemahan Model Course Review Horay Keunggulan:

1) Pembelajarannya menarik dan mendorong siswa untuk dapat terjun kedalamnya

2) Pembelajarannya tidak monoton karena diselingi sedikit hiburan sehingga suasana tidak menegangkan

3) Siswa lebih semangat belajar karena suasana pembelajaran berlangsung menyenangkan

4) Melatih kerja sama antar siswa didalam kelas Kelemahan:

1) Siswa aktif dan pasif disamakan nilainya 2) Adanya peluang curang

Agar Pembelajaran model course review horay lebih menarik dan dapat meminimalkan kelemahan kelemahan yang ada, siswa dibagi ke dalam

(28)

beberapa kelompok kecil. Guru membuat kotak sejumlah yang diberi nomor, guru membantu menjelaskan pada masing-masing kelompok jika ada yang kurang dimengerti. Guru tetap mengontrol kondisi siswa agar tidak mengganggu proses pembelajaran yang lain.

c. Langkah-langkah Pembelajaran Model Course Review Horay

Adapun langkah-langkah yang harus diikuti dalam pelaksanaan Model Course Riview Horay (CRH) :

1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai

2) Guru menyajikan atau mendemonstrasikan materi sesuai topik dengan tanya jawab

3) Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok

4) Untuk menguji pemahaman siswa disuruh membuat kartu atau kotak sesuai dengan kebutuhan dan diisi dengan nomor yang ditentukan guru 5) Guru membaca soal secara acak dan siswa menuliskan jawabannya

didalam kartu atau kotak yang nomornya disebutkan guru

6) Setelah pembacaan soal dan jawaban siswa telah ditulis didalam kartu atau kotak,guru dan siswa mendiskusikan soal yang telah diberikan tadi 7) Bagi yang benar,siswa memberi tanda chek list (√) dan langsung

berteriak horay atau menyanyikan yel-yelnya

8) Nilai siswa dihitung dari jawaban yang benar dan banyak yang banyak berteriak horay

(29)

9) Guru memberikan reward pada yang memperoleh nilai tinggi atau yang bnayak memperoleh horay

10) Penutup

B. Kajian Tentang Hasil Belajar 1. Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep,pemahaman,atau pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang terjadinya perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam berpikir,merasa,maupun dalam bertindak.

Belajar menurut pandangan R.Gagne (1989) mengemukakan bahwa:

Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses di mana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dua konsep ini menjadi terpadu dalam satu kegiatan di mana terjadi interaksi antara guru dengan siswa, serta siswa dengan siswa pada saat pembelajaran berlangsung.

Adapun menurut Burton dalam Usman dan Setiawati (1993:4) mengemukakan bahwa: Belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu lain dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka mampu berinteraksi dengan lingkungannya.

(30)

Sementara pengertian belajar menurut W.S. Winkel (2002) mengemukakan bahwa: Belajar adalah suatu aktivitas mental yang berlangsung dalam interaksi aktif antara seseorang dengan lingkungan, dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap bersifat relatif konstan dan berbekas.

2. Prinsip-Prinsip Belajar

Di dalam tugas melaksanakan proses belajar mengajar,seorang guru perlu memerhatikan beberapa prinsip belajar berikut (Soekamto dan Winataputra,1997)

a. Apa pun yang dipelajari siswa, dialah yang harus belajar, bukan orang lain. Untuk itu, siswalah yang harus bertindak aktif.

b. Setiap siswa belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya.

c. Siswa akan dapat belajar dengan baik bila mendapat penguatan langsung pada setiap langkah yang dilakukan selama proses belajar.

d. Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan siswa akan membuat proses belajar lebih berarti

e. Motivasi belajar siswa akan lebih meningkat apabila ia diberi tanggung jawab dan kepercayaan penuh atas belajarnya

3. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik sebagai hasil dari kegiatan belajar.Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar

(31)

siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar,karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperolah suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan intruksional, biasanya guru menetapkan tujuan belajar. Anak yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional.

Sebagaimana dikemukakan oleh sunal (1993:94), bahwa evaluasi merupakan proses penggunaan informasi untuk membuat pertimbangan seberapa efektif suatu program telah memenuhi kebutuhan siswa. Dengan demikian, penilian hasil belajar siswa mencakup segala hal yang dipelajari di sekolah, baik itu menyangkut pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang berkaitan dengan mata pelajaran yang diberikan kepada siswa.

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil belajar

Hasil belajar juga sering disebut prestasi belajar yang diperoleh dari proses belajar yang terungkap melalui evaluasi belajar. Dalam proses pembelajaran di sekolah, guru selalu mengharapkan agar siswa-siswanya dapat mencapai hasil yang maksimal. Namun dalam kenyataannya tidak semua siswa dapat seperti yang diharapkan, sebab ada beberapa faktor yang mempengaruhinya.

Wasliman (2007:158) menyebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ada dua macam, yaitu:

(32)

1) Faktor internal : faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri peserta didik, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal ini meliputi: kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, Kebiasaan belajar serta kondisi fisik dan kesehatan.

2) Faktor eksternal : faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Keadaan keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Keluarga yang morat-marit keadaan ekonominya, pertengkaran suami istri, perhatian orang tua yang kurang terhadap ananya, serta kebiasaan sehari-hari berperilaku yang kurang baik dari orang tua dalam kehidupan sehari-hari berpengaruh dalam hasil belajar peserta didik.

Ahmadi (Darmadji, 2007) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, antara lain:

1) Faktor endogen, yakni faktor yang datang dari diri sendiri. Faktor ini meliputi: faktor biologis (faktor yang bersifat jasmaniah) di antaranya kesehatan dan cacat badan. Faktor psikologis berupa intelegensi, perhatian, minat, bakat, dan emosi.

2) Faktor eksogen, yakni faktor yang datang dari luar diri. Faktor ini meliputi:

lingkungan keluarga (orang tua, suasana rumah dan ekonomi keluarga).

Di samping itu ada juga faktor lingkungan masyarakat (media dan teman

(33)

bergaul, corak kehidupan tetangga, kegiatan/kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat). Faktor eksogen yang lain adalah lingkungan sekolah yang meliputi pembelajaran yang kurang baik, hubungan guru dan siswa yang kurang harmonis, bahan pelajaran yang terlalu tinggi, alat peraga yang tidak lengkap, jam pelajaran yang tidak efektif serta pendekatan metode pembelajaran yang tidak tepat.

Menurut Ruseffendi (1991:7) mengatakan yang mempengaruhi hasil belajar yaitu: kecerdasan, kesiapan anak, bakat anak, kemauan belajar, minat anak, model penyajian materi, pribadi dan sikap guru, suasana belajar, kompetensi guru, dan kondisi masyarakat. Karena itu model penyajian materi yang diyakini dapat meningkatkan hasil belajar siswa yaitu menggunakan model pembelajara course review horay.

Model course review horay banyak memberikan kesempatan murid untuk aktif berdiskusi dan menumbuhkan semangat dalam menjawab soal yang diberikan sehingga memungkinkan hasil belajarnya lebih baik. Pembelajaran yang memberikan pengalaman pada anak akan memberikan hasil belajar yang lebih baik daripada hanya sekadar mendengarkan.

C. Kajian Tentang Pembelajaran Matematika 1. Pembelajaran Matematika

Pembelajarn matematika adalah suatu proses belajar mengajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir siswa yang

(34)

dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi matematika.Dalam proses pembelajaran matematika,baik guru maupun siswa bersama-sama menjadi pelaku terlaksananya tujuan pembelajaran, tujuan pembelajaran ini akan mencapai hasil yang maksimal apabila pembelajaran berjalan secara efektif.

Menurut Wragg (1997),pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang memudahkan siswa untuk mempelajarinya sesuatu yang bermanfaat, seperti fakta, keterampilan, nilai, konsep, dan bagaimana hidup serasi dengan sesama, atau suatu hasil belajar yang diinginkan. Dengan demikian , diketahui bahwa proses pembelajaran bukan sekedar transfer ilmu dari guru ke siswa, melainkan suatu proses kegiatan, yaitu terjadi interaksi antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa, dan siswa dengan lingkungannya.

Pada hakikatnya , matematika tidak terlepas dari kehidupan sehari- hari,dalam arti matematika memiliki kegunaan yang praktis dalam arti matematika memiliki kegunaan dalam kehidupan sehari-hari. Semua masalah kehidupan yang membutuhkan pemecahan secara cermat dan teliti mau tidak mau harus berpaling kepada matematika.

2. Tujuan Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar

Tujuan pembelajaran matematika di sekolah dasar adalah agar siswa mampu dan terampil menggunakan matematika. Selain itu juga, dengan

(35)

pembelajaran matematika dapat memberikan tekanan penataran nalar penerapan matematika.

Secara khusus , tujuan pembelajaran matematika disekolah dasar, sebagaimana yang disajikan oleh Depdiknas, sebagai berikut :

1. Memahami konsep matematika,menjelaskan keterkaitan antarkonse, dan mengaplikasikan konsep atau algoritme.

2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam generalisasi,menyusun bukti atau menjelaskan gagasan dan pertanyaan matematika.

3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika,menyelesaikan model, dan menafsir solusi yang diperoleh.

4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau media lain untuk menjelaskan keadaan atau masalah

5. Memiliki sikap menghargai penggunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari.

Untuk mencapai tujuan pembelajaran mata pelajaran matematika tersebut,seorang guru hendaknya dapat menciptakan kondisi dan situasi pembelajaran yang memungkinkan siswa aktif membentuk, menemukan, dan mengembangkan pengetahuannya. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Piaget,

(36)

bahwa pengetahuan atau pemahaman siswa ditentukan, dibentuk, dan dikembangkan oleh siswa itu sendiri.

3. Materi Belajar Matematika Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan a. Penjumlahan dan pengurangan dua pecahan berpenyebut sama

Penjumlahan dan pengurangan dua pecahan yang berpenyebut sama, pengerjaannya dilakukan dengan cara menjumlahkan atau mengurangkan pembilangnya, sedangkan penyebutnya tetap.

Contoh:

2

5+15 =2+15 = 35 4535=15

b. Penjumlahan dan pengurangan dua pecahan berpenyebut tidak sama Penjumlahan dan pengurangan dua pecahan yang berpenyebut tidak sama, pengerjaannya dilakukan dengan cara menyamakan penyebutnya terlebih dahulu. Selanjutnya pembilangnya dijumlahkan ataupun dikurangkan.

Untuk menyamakan penyebut, menggunakan KPK dari kedua penyebut pecahan tersebut.

Contoh:

2

9+47 =1463+3663= 14+3663 =5063 2314 =128123 = 8−312 =125 KPK dari 9 dan 7 adalah 63. KPK dari 3 dan 4 adalah 12.

c. Penjumlahan dan pengurangan tiga pecahan berurutan

(37)

Penjumlahan dan pengurangan tiga pecahan berurutan, pengerjaanya dilakukan dengan cara menyamakan penyebut ketiga pecahan terlebih dahulu.

Selanjutnya pembilangnya dijumlahkan ataupun dikurangkan.

Contoh:

3 4+5

8+1 2= 6

8+5 8+4

8=6 + 5 + 4

8 =15

8 = 17 8 KPK dari 4,8 dan 2 adalah 8.

23 4−2

3−4 6= 11

4 −2 3−4

6=33 12− 8

12− 8

12=33 − 8 − 8

12 = 17

12= 1 5 12 KPK dari 4,3 dan 6 adalah 12.

d. Penjumlahan dua pecahan campuran Perhatikan contoh berikut.

214+32 6 = ⋯ jawab ∶

ubahlah kedua penyebut dengan KPK dari 4 dan 6, yaitu 12.

214 = 49 x 33= 2123

36 2 = 206 𝑥22= 3124

Hasil penjumlahan pecahan tersebut dapat ditentukan dengan cara berikut ini.

214+36 2 = 2123 + 3124

= (2 +3 ) +( 3+412 ) = 5 + 127 = 5 127

(38)

f. Masalah yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan pecahan

Contoh:

Irma memiliki 145 meter pita merah, 34 meter pita biru, dan 312 meter pita kuning.

Berapa meter panjang seluruh pita Irma?

Jawab:

Masalah penjumlahan

Panjang pita = 145+34+ 312= 95+34+72 =3620+1520+7020= 12120 = 6201 Jadi, panjang seluruh pita Irma adalah 6201 meter.

Ibu mempunyai telur 412 kg. Digunakan untuk membuat kue 114 kg. Berapa kg telur yang masih tersisa sekarang?

Jawab:

Masalah pengurangan

Banyak telur = 412− 114= 9254=18454=134 = 314 Jadi, telur yang masih tersisa sekarang adalah 314 kg.

D. Kerangka Pikir

Mata pelajaran matematika adalah mata pelajaran yang berisi materi – materi yang mentutut siswa untuk berpikir dalam mencari atau memecahkan masalah untuk memperoleh jawaban. Terkait hal tersebut banyak siswa yang

(39)

merasa tidak minat untuk belajar matematika karena memaksa mereka untuk berpikir. Sehingga hasil belajar diperoleh rendah.

Model pembelajaran Course Review Horay tepat untuk digunakan pada mata pelajaran matematika karena dapat memotivasi siswa dalam memecahkan masalah. Model pembelajaran ini dapat menciptakan suasana pelajaran yang meriah, menyenangkan, menarik, dan mendorong semangat belajar, sehingga siswa lebih mudah untuk memahami materi yang disampaikan oleh guru. Penyajian materi dalam model pembelajaran ini dengan cara membagi siswa dalam kelompok kemudian siswa menuliskan nomor dalam kotak, guru membacakan soal yang nomornya dipilih acak, siswa yang mempunyai nomor sama dengan nomor soal yang dibacakan guru berhak menjawab, jika jawaban benar diberi skor dan siswa menyambutnya dengan yel hore atau yang lainnya. Dengan kegiatan diskusi, siswa dengan demikian kegiatan belajar mengajar menggunkan model pembelajaran Course Review Horay berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas V.

(40)

Skema kerangka pikir

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir Mata Pelajaran Matematika

Treatment: Model pembelajaran course reveiw horay

Treatment

Hasil Belajar Matematika

Pretest

Posttest

(41)

E. Hipotesis

1. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas dapat dikemukakan bahwa hipotesis penelitian ini sebagai berikut :

H0 :Tidak Terdapat perbedaan hasil belajar sebelum dan sesudah di terapkan model pembelajaran course review horay pada siswa kelas V SD Inpres Pajjaiang II Makassar.

H1 : Terdapat perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah diterapkan modelpembelajaran course review horay pada siswa kelas V SD Inpres Pajjaiang II Makassar.

H0 = µ1 = µ2

H1 = µ1 ≠ µ

Keterangan:

H0 = Hipotesis awal µ0 = Rata-rata kelompok sebelum perlakuan H1 = Hipotesis Kerja µ1 = Rata-rata kelompok setelah perlakuan

(42)

(43)

27 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran course review horay dalam proses pembelajaran. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen.

Jenis ini dipilih karena peneliti akan memberikan treatment berupa model pembelajaran course review horay terhadap kelas yang akan diberikan eksperimen

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan di laksanakan di SD Inpres Pajjaing II Makassar yang terletak di Kel. Laikang dan Kec. Biringkanaya

C. Variabel dan Desain Penelitian

1. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut, sifat, atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah varibel bebas dan variabel terikat.

Variabel bebas (independen) merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (dependen).

(44)

Variabel terikat merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas Sugiyono (2016: 39). Pada penelitian ini, yang menjadi variabel bebas (X) adalah Model Course Review Horay, sedangkan variabel terikat (Y) adalah hasil belajar matematika kelas V.

2. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah rencana dan struktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti akan dapat memperoleh jawaban untuk pertanyaan – pertanyaan penelitiannya. Jenis desain penelitian yang digunakan peneliti adalah Pre-Eksperimental Design yaitu One-Group Pretest-Postest Design. Dalam desain ini, sebelum perlakuan diberikan terlebih dahulu

diberikan pretest (tes awal) dan di akhir pembelajaran sampel diberi posttest (tes akhir). Desain ini digunakan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai yaitu ingin mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah di terapkan model pembelajaran Course Review Horay. Desain ini dapat digambarkan seperti berikut:

Keterangan :

O1 = nilai pretest (sebelum diberi diklat) O2 = nilai posttest (setelah diberi diklat)

X = perlakuan dengan eksperimen yaitu dengan menggunakan model pembelajaran course review horay.

O

1

X O

2

(45)

D. Definisi Operasional Variabel

1. Model pembelajaran Course Review Horay

Model pembelajaran Course Review Horay adalah model pembelajaran yang dapat memotivasi siswa karena model pembelajaran ini dapat menciptakan suasana pelajaran yang meriah, menyenangkan, menarik, dan mendorong semangat belajar siswa. Penyajian materi pada model pembelajaran ini yaitu dengan membagi siswa dalam beberapa kelompok, kemudian siswa menuliskan nomor dalam kotak sesuai keinginan siswa.

Selanjutnya guru memberikan soal yang secara acak, kemudian siswa diberikan kesempatan untuk menjawab soal yang telah diberikan. Jika setiap kelompok menjawaban soal dengan benar maka siswa pada kelompok tersebut berhak memberi ceklis pada kotak yang telah diberi nomor lalu mengatakan

‘horey’ atau yel – yel lainnya.

2. Hasil Belajar Matematika

Hasil belajar matematika adalah hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa dalam mempelajari mata pelajaran matematika yang dapat diukur dengan menggunakan pretest dan posttes dalam bentuk soal pilihan ganda. Sedangkan cakupan materi pelajaran matematika terbatas pada pokok bahasan bangun ruang, materi ini diambil berdasarkan kesepakatan degan guru kelas.

(46)

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Sugiyono (2016: 80) menyatakan “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V yang berjumlah 106 orang di SD Inpres Pajjaiang II Makassar

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Porpusive Sampling. Porpusive Sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Sampel dalam penelitian ini yaitu siswa kelas VA yang berjumlah 40 orang di SD Inpres Pajjaiang II Makassar

F. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam memperoleh data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Tes

Arikunto (2010: 223) mengatakan bahwa “tes merupakan metode yang digunakan untuk mengukur kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi”.

(47)

Metode tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui kemampuan kognitif siswa dengan memperoleh data hasil belajar kemampuan siswa dalam mencapai kompetensi. Tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pretest dan posttes dalam bentuk soal pilihan ganda. diamana pretest diberikan terlebih dahulu sebelum memberikan perlakuan pada siswa, sedangkan posstest diberikan kepada siswa setelah diberikan perlakuan atau setelah menggunakan model pembelajaran.

b. Observasi

Pelaksanaan observasi dilakukan oleh peneliti dan guru pada saat pembelajaran berlangsung. Observasi dimaksudkan untuk mengetahui tingkah laku siswa dan guru selama proses pembelajaran. Observasi terhadap siswa dilakukan untuk mengetahui aktivitas belajar siswa dan observasi terhadap guru dilakukan untuk mengetahui performansi guru selama proses pembelajaran dengan model pembelajaran. Observasi guru dilakukan oleh guru mitra dengan menggunakan instrumen penelitian.

(48)

2. Prosedur Pengumpulan Data

Adapun prosedur pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Pretest

Kegiatan pretest dilakukan sebelum treatment dengan tujuan mengetahui kemampuan dan hasil belajar matematika siswa sebelum diberikan tindakan baik pada kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol.

b. Pemberian Treatment

Pemberian treatment berupa kegiatan proses belajar mengajar yang menggunakan model pembelajaran course review horay dilaksanakan di kelas eksperimen, sedangkan di kelas kontrol dilaksanakan pembelajaran tanpa memberikan treatment.

c. Posttest

Pada tahap ini, siswa diberikan sejumlah soal yang terstruktur untuk membandingkan hasil belajar matematika siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal-soal tes. Instrumen soal-soal tes yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam mata pelajaran matematika, soal-soal tes yang digunakan untuk

(49)

mengukur hasil belajar siswa dalam mata pelajaran matematika siswa kelas V SD Pajjaiang II Makassar adalah soal-soal tes pilihan ganda dan essay.

Tabel 3.1 Kisi -Kisi Soal Mata Pelajaran Matematika Kelas V Semester II

Kompetensi Dasar

Materi Indikator Bentuk

soal

Nomor Soal 5.2

Menjumlahka n dan

mengurangka n berbagai bentuk pecahan

Operasi hitung pecahan

1. Siswa dapat menentukan hasil penjumlahan bilangan pecahan

Pilihan ganda

Uraian 1, 2, 10, 11, dan 12 4

2. Siswa dapat menentukan hasil pengurangan bilangan pecahan

Pilihan ganda Uraian

4, 8, 9, 13 dan

14 5

3. Siswa dapat menentukan hasil operasi hitung penjumlahan dan pengurangan sampai 3 bilangan pecahan

Pilihan ganda Uraian

3, 6, 15, 16, dan 17 1

4. Siswa dapat menjumlahkan dan

Pilihan ganda

19 dan 20

(50)

mengurangkan pecahan dari bilangan asli

Uraian

2, 3 5. Siswa dapat

menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan

Pilihan ganda Uraian

5, 7, dan 18 1 dan 2

Tabel 3.2 Pemberian skor nilai

Skor nilai

Pilihan Ganda Jumlah jawaban yang benar di kali 10

a. Analisis Instrumen Soal 1. Tingkat kesukaran soal

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi siswa untuk memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk

(51)

mencoba lagi karena di luar jangkauannya. (Daryanto, 2001 : 181). Untuk mencari tingkat indeks kesukaran (P) dengan rumus

Keterangan :

P = Indeks kesukaran

B = Jumlah siswa yang menjawab soal dengan benar JS = Jumlah siswa peserta test

Kriteria untuk mengetahui tingkat kesukaran item soal adalah : Soal P = 0.00 - 0,30 termasuk soal sulit

Soal P = 0,30 – 0,70 termasuk soal sedang Soal P = 0,70 – 1,00 termasuk soal mudah

Soal yang baik memiliki taraf kesukaran 0,30 – 0,70 (Arikunto, 2005:208 2. Daya pembeda

Daya beda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara

siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). (Daryanto, 2001 : 183).

Keterangan:

D = Daya beda butir soal

JA = Banyaknya peserta kelompok atas JB = Banyaknya peserta kelompok bawah

BA = Banyaknya peserta dari kelompok atas yang menjawab soal dengan benar

BB = Banyaknya peserta dari kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar

Kriteria untuk mengetahui daya beda butir soal adalah:

(52)

Jika D = 0,00 – 0,20 adalah item yang jelek

Jika D = 0,20 – 0,40 adalah item yang cukup

Jika D = 0,40 – 0,70 adalah item yang baik

Jika D = 0,70 – 1,00 adalah item yang baik sekali

Soal yang baik memiliki daya beda 0,4 – 0,70 (Arikunto, 2005:213)

H. Teknik Analisis Data

1. Analisis Statistik Inferensial

Analisis statistic inferensial adalah teknil analisis data yang digunakan untuk menguji kebenaran suatu hipotesisyang telah dirumuska

a. Uji Normalitas Data

b. Uji normalitas data dimaksud apakah data yang digunakan terdistribusi normal atau tidak dengan taraf signifikan α = 0,05.

Untuk pengujian tersebut digunakan persamaan Chi-kuadrat, yaitu:

c. x2 = ∑𝑘𝑖=1 (𝑜𝑖−𝐸𝑖) 𝐸𝑖 2 d. keterangan:

e. x2 = Chi-kuadrat

f. k = banyak kelas interval g. Oi = frekuensi pengamatan h. Ei = frekuensi harapan

(53)

i. Uji Hipotesis

Untuk melihat perbedaan hasil tes sebelum dan setelah diterapkan Metode Pembelajaran Course Review Horay maka data dianalisis dengan menggunakan Paired Sample t-Test. Analisis Paired-sample t-Test merupakan prosedur yang digunakan untuk membandingkan rata-rata dua variabel dalam satu group. Artinya analisis ini berguna untuk melakukan pengujian terhadap satu sampel yang mendapatkan suatu treatment yang kemudian akan dibandingkan rata-rata dari sampel tersebut antara sebelum dan sesudah treatment. Dalam mencari besar t hitung sebelum dan sesudah perlakuan maka dgunakan rumus berikut (Sugiyono, 2016:197):

Keterangan:

t = niai hitung x̅1 = rata-rata sebelum perlakuan x̅2 = rata-rata setelah perlakuan

s1 = simpangan baku sebelum perlakuan s2 = simpangan baku setelah perlakuan n1 = jumlah sampel sebelum perlakuan n2= jumlah sampel setelah perlakuan

r = nilai korelasi sebelum dan setelah perlakuan









 

2 2 1

2 2 2 1 hitung

n 2 n

+n n

x - t x

2 1 1

2 1

s r s

s s

=

(54)

Kemudian, untuk menentukan hipotesis yang terpilih sebelumnya ditentukan terlebih dahulu ttabel nya. Untuk paired-sample t-Test nilai df (degree of freedom) nya adalah jumlah sampel dikurangi satu atau n-2. Jika thitung >

ttablemaka H0 diterima.

(55)

39

Dari hasil penelitian ini yang dilakukan terhadap 30 siswa mengenai pengaruh model Course Review Horay terhadap hasil belajar Matematika siswa kelas V SD Inpres Pajjaiang II Makassar, sebelum diberikan perlakuan yaitu pretest dan setelah diberikan perlakuan yaitu postest, maka dari hasilnya dapat di bandingkan. Berikut ini akan dijelaskan hasil penelitian dengan analisis infrensial untuk menguji hipotesis penelitian tentang ada atau tidaknya pengaruh penggunaan model Course Review Horay terhadap hasil belajar Matematika siswa kelas V SD Inpres Pajjaiang II Makassar.

1. Uji Tingkat Kesukaran

Untuk mengetahui tingkat kesukaran, Adapun soal yang diuji sebanyak 20 soal pilihan ganda yang diuji ke 20 siswa, hasil analisis tingkat kesukaran butir soal dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 4.1

Hasil Uji Tingkat Kesukaran Item Soal Pilihan Ganda No

.

Tingkat kesukaran keterangan

1 0,85 Mudah

2 0,85 Mudah

3 0,75 Mudah

4 0,65 Sedang

5 0,6 Sedang

6 0,85 Mudah

7 0,7 Mudah

8 0,55 Sedang

9 0,65 Sedang

(56)

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa terdapat 8 soal dengan kategori mudah dengan tingkat kesukaran > 0.70, kemudian 12 soal dengan kategori sedang dengan tingkat kesukaran 0.30 ≤ P ≤ 0.70, pada item soal pilihan ganda Soal yang baik memiliki taraf kesukaran 0.30-0.70 (Arikunto, 2005:208)

2. Daya Pembeda

Uji daya beda pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapajauh hasil belajar yang membedakan antara peserta didik berkemampuantinggi dan peserta didik yang berkemampuan rendah. Adapun hasil analisis daya beda butir soal tes hasil belajar dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel 4.3

Hasil Daya Beda Item Soal Pilihan Ganda

10 0,65 Sedang

11 0,5 Sedang

12 0,6 Sedang

13 0,5 Sedang

14 0,6 Sedang

15 0,65 Sedang

16 0,6 Sedang

17 0,65 Sedang

18 0,7 Mudah

19 0,8 Mudah

20 0,75 Mudah

No Daya beda Keterangan

1 0,18 Jelek

2 0,21 Cukup

3 0,29 Cukup

4 0,41 Baik

5 0,08 Jelek

6 0,18 Jelek

7 0,09 Jelek

8 0,71 Baik sekali

(57)

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa terdapat 4 soal dengan kategori baik sekali dengan nilai daya beda 0.70-1.00, 4 soal dengan kategori baik dengan nilai daya beda 0.40-0.70, 5 soal dengan kategori cukup dengan nilai daya beda 0.20-0.40, kemudian 7 soal dengan kategori jelek dengan nilai daya beda 0.00-0.20.. Hasil analisis nilai daya beda di dapatkan dari proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar dibagi dengan banyaknya peserta kelompok atas, kemudian dikurang dengan proporsi peserta kelompok atas yang menjawab salah dibagi dengan banyaknya peserta kelompok bawah. Dari semua kategori daya beda yang terdapat pada 20 soal pilihan ganda di dapatkan dari hasil analisis yang menunjukkan seberapa jauh hasil belajar antara peserta didik berkemampuan tinggi dan peserta didik yang berkemampuan rendah.

9 0,38 Cukup

10 0,76 Baik sekali

11 0,59 Baik

12 0,08 Jelek

13 0,20 Jelek

14 0,71 Baik sekali

15 0,38 Cukup

16 0,65 Baik

17 0,38 Cukup

18 0,09 Jelek

19 0,55 Baik

20 0,82 Baik sekali

(58)

3. Hasil Analisis Statistik Inferensial a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas dalam penelitian ini digunakan untuk menganalisis data berdistribusi normal atau tidak Jika data yang diperoleh berdistribusi normal, maka akan dilanjutkan dengan pengujian hipotesis. Untuk uji normalitas dapat dilihat pejelasannya dibawah ini.

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Data

Berdasarkan pembahasan Tabel 4.5 untuk hasil analisis uji normalitas data dengan menggunakan uji Chi-kuadrat, untuk kelas yang diberi perlakuan dengan mata pelajaran Matematika dengan menggunakan model course review horay diperoleh nilai 𝑥2ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 sebesar 7,97 sedangkan nilai 𝑥2𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 pada taraf signifikan (α) = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = k - 1 = 6 – 1 = 5, diperoleh 𝑥2(1−𝛼)(𝑑𝑘)= 𝑥2(0,95)(5) = 7.97 𝑥2ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 𝑥2𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 yaitu 7.97 11,1. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data kelas yang diberikan perlakuan atau menggunakan model course review horay dengan pelajaran matematika berdistribusi normal karena 𝑥2ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 𝑥2𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙.

Karakteristik Hasil postest

Keterangan

𝑥2ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 7,97

Berdistribusi normal

𝑥2𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 11,1

N 30

Taraf signifikasi 0,05

(59)

b. Uji Hipotesis b. Uji hipotesis

Uji hipotesis digunakan untuk melihat tes sebelum dan sesudah menggunakan model course reveiw horray apakah ada pengaruh atau tidak.

Berdasrkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil belajar pada mata pelajaran matematika sebelum dan sesudah diberikan perlakuan berupa penggunaan model course review horay. Jika nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔= 8,8 sedangkan nilai 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙= 2,042 pada taraf signifikan α = 0,05 dengan 30. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model course review horay terhadap hasil belajar matematika siswa kelas V SD Inpres Pajjaiang II Makassar.

Tabel 4.6 Uji Hipotesis

karakteristik pretset postest

Rata-rata 4,36 73,8

Standar deviasi 2,1 12,9

thitung 8,8 8,8

ttabel 2,042 2,042

Kesimpulan maka H1diterima dan Ho ditolak

(60)

B. Pembahasan

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Berdaskan dari tujuan penelitian, maka jenis pendekatan ini merupakan bentuk pre-experimental dengan jenis one-group pretest-postest Design yang bertujuan untuk mengkaji pengaruh penggunaan model

pembelajaran Course Review Horay terhadap hasil belajar matematika kelas V.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tes berupa soal pilihan ganda, untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum dan setelah diberikan perlakuan.

Sebelum memberikan perlakuan siswa diberikan pretest untuk mengetahui pengetahuan awal siswa. Setelah itu, dilakukan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran course review horay. Selanjutnya siswa diberikan postest untuk mengetahui hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika setelah menggunakan model pembelajaran course review horay . Berdasarkan analisis yang dilakukan diketahuai bahwa hasil pretest pada mata pelajaran matematika berada pada kategori rendah dengan nilai rata-rata siswa 4,36. Sedangkan hasil postest hasil belajar siswa memperoleh nilai rata-rata dengan kategori tinggi dengan rata-rata 73,8.

Hasil pengujian paired sample t-test diketahui bahwa nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔= 8,8 sedangkan nilai 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙= 2,042 pada taraf signifikan α = 0,05 dengan 30. Maka dari itu thitung 8,8 > ttabel 2.042. Maka dapat disimpulkan bahwa 𝐻0 ditolak dan 𝐻1 diterima, atau terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar pretest

(61)

dan postest. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran course review horay berpengaruh pada mata pelajaran matematika.

Model pembelajaran yang digunakan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Banyak model pembelajaran yang menyediakan metode inovatif yang mampu membuat siswa lebih aktif dalam belajar, salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif. (Huda, 2015) mengungkapkan bahwa pembelajaran kooperatif mengacu pada metode pembelajaran dimana siswa bekerja 103 sama dalam kelompok kecil dan saling membantu dalam belajar.

Salah satu model dalam pembelajaran kooperatif adalah Course Review Horay (CRH). Course Review Horay adalah metode pembelajaran yang dapat menciptakan suasana kelas menjadi meriah dan menyenangkan, karna setiap siswa yang dapat menjawab wajib berteriak “horee”.

Metode ini bertujuan untuk menguji pemahaman siswa dalam menjawab soal, selain itu metode ini juga membantu dalam memahami konsep dengan baik melalui diskusi kelompok. Implementasi dari metode ini adalah dilakukannya pembagia kelompok dengan anggota masing-masing kelompok minimal 5 siswa, setiap kelompok akan menjawab kuis kelompok dengan menuliskan jawabannya pada kotak-kotak yang telah mereka tentukan. Guru dan siswa kemudian membahas jawaban soal kuis kelompok bersama-sama, kelompok yang menjawab benar memberikan tanda checklist pada kotak jawaban. Kelompok yang berhasil membuat tanda checklist secara garis lurus baik itu horisontal, vertikal maupun diagonal berteriak “hore”.

(62)
(63)

46 A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terkait dengan pengaruh model pembelajaran Course Review Horay terhadap hasi belajar matematika siswa kelas V SD Inpres Pajjaiang II Makassar maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Hasil belajar matematika pada pretest siswa kelas V sebelum menggunakan model pembelajaran Course Review Horay berada pada kategori cukup. Sedangkan hasil belajar matematika siswa pada posttest kelas V setelah menggunakan model pembelajaran Course Review Horay berada pada ketogori rendah . Nilai rata – rata yang diperoleh siswa setelah menggunakan model pembelajaran Course Review Horay telah mencapai KKM dengan nilai KKM yang ditetapkan .

2. Terdapat pengaruh model pembelajaran Course Review Horay terhadap hasil belajar matematika siswa kelas V. Hal ini dibuktikan dengan hasil analisis uji normalitas dan hipotesis

Referensi

Dokumen terkait

pelaksanaan pembelajaran fisika berbasis HOTS berada pada kategori sedang (TS). Berdasarkan hasil observasi pembelajaran beberapa aspek HOTS sudah muncul tetapi

dampak aktivitas jasmani (sepakbola dan boxing) terhadap kepercayaan diri dengan HIV positif di rumah cemara bandung.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

“Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan terhadap Audit Report Lag (Studi Empiris pada Perusahaan Non-financial yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun

Website Band Bondan Prakoso & Fade2Black dibangun menggunakan visualisasi multimedia Visual Studio.Net 2005 dengan teknologi Ajax serta menggunakan software pendukung

Pada kesempatan itu, tokoh si Hutan (Indra Bangsawan) masuk ke istana menghadap Raja Kabir dengan membawa air susu harimau beranak muda. Akan tetapi, tokoh ini berpura-pura

Pokja Barang/Jasa Konsultansi dan Jasa Lainnya pada Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Aceh Barat Daya akan melakukan klarifikasi dan/atau verifikasi kepada penerbit

38 Oleh karena itu, filsafat tidak hanya menjadi sebuah wacana pemikiran, namun sejatinya telah menjadi satu identitas dari sekian produk pandangan hidup yang memberikan

[r]