• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONDISI SOSIAL BUDAYA KAITANNYA DENGAN PENDIDIKAN ANAK PADA MASYARAKAT NELAYAN DI DESA PERLIS KECAMATAN BRANDAN BARAT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KONDISI SOSIAL BUDAYA KAITANNYA DENGAN PENDIDIKAN ANAK PADA MASYARAKAT NELAYAN DI DESA PERLIS KECAMATAN BRANDAN BARAT."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

KONDISI SOSIAL BUDAYA KAITANNYA DENGAN

PENDIDIKAN ANAK PADA MASYARAKAT

NELAYAN DI DESA PERLIS KECAMATAN

BRANDAN BARAT

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh Robi Suhendra NIM. 308322051

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

ABSTRAK

Robi Suhenora, 308322051 Konoisi Sosial Buoaya Kaitannya Dengan Penoioikan Anak Paoa Masyarakat Nelayan Di Desa Perlis Kecamatan Branoan Barat, Skrifsi: Meoan, Fakultas Ilmu Sosial. Jurusan Penoioikan Antropologi, Universitas Negeri Meoan 2012.

Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui perspektif masyarakat nelayan terhadap pendidikan anak di desa Perlis kecamatan Brandan Barat, kondisi sosial budaya masyarakat nelayan kaitannya dengan pendidikan anak di desa Perlis kecamatan Brandan barat, dan keadaan sosial ekonomi masyarakat nelayan di desa Perlis kecamatan Brandan Barat. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Adapun alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara observasi, angket dan wawancara. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang bekerja sebagai nelayan, sampel yang digunakan adalah 50 orang, yang ditetapkan dengan sampling purposived . Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan Angket, wawancara dan obsevasi lapangan. Hasil penelitian yang dilakukan penulis tentang kondisi sosial masyarakat nelayan kaitannya dengan pendidikan anak pada masyarakat nelayan di desa Perlis kecamatan Brandan Barat, dapat disimpulkan yaitu karena masyarakat kurang mengerti dan memahami arti dari pendidikan didalam fikirannya, rendah tingkat pendapatan keluarga, Keadaan sosial budaya masyarakat nelayan.

(5)

DAFTAR ISI

3. Lingkungan pendidikan masyarakat nelayan... 12

4. Lingkungan sosial budaya masyarakat nelayan... 15

5. Sosial ekonomi masyarakat nelayan... 16

6. Tingkat pendidikan masyarakat nelayan... 18

7. Kerangka berfikir... 19

(6)

2. Iklim dan curah hujan... 27

3. Keadaan penduduk... 28

4. Komposisi penduduk menurut mata pencaharian... 30

5. Komposisi penduduk menurut tingkat pendidikan berdasarkan jenis kelamin... 32

6. Komposisi penduduk menurut agama... 34

7. Komposisi penduduk menurut etnis... 35

8. Sarana dan prasarana... 36

9. Komposisi penduduk menurut tingkat pendidikan... 36

B. TASIL PENELITIAN DAN PEMBATASANHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH i8 1. TASIL PENELITIANHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH i8 1.1 Perspektif masyarakat nelayan terhadap pendidikan formal anak – anaknyaHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH i8 1.1.1. Usia Responden... 39

1.1.2. Tingkat Pendidikan Formal Responden... 40

1.1.3. Pekerjaan Responden... 41

1.1.4. Tingkat Pendapatan Responden... 41

1.2 Kondisi sosial budaya dan kaitannya dengan pendidikan anak pada masyarakat nelayan44 1.2.1. Pandangan responden bah5a pada zaman modern saat ini anak – anak 5ajib mendapatkan pendidikan di sekolah sampai ke perguruan tinggi... 46

1.2.2. Pandangan responden bah5a dengan menyekolahkan anak ke jenjang ang lebih tinggi dapat menaikkan martabat keluarga dan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik... 48

1.2.3. Pandangan responden terhadap anak tidak sekolah dan membantu bapak/ibu bekerja untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga... 49

1.2.4. Pandangan responden bah5a dengan menyekolahkan anak ke jenjang yang lebih tinggi akan membuat masa depan anak lebih baik dari anak yang tidak sekolah... 49

(7)

1.2.6. Pandangan responden tentang anak – anak lebih baik

sekolah dan tidak membantu bapak bekerja

untuk memenuhi kebutuhan ekonomi... 52

1.3 Sosial ekonomi keluarga nelayan di desa Perlis

kecamatan Brandan BaratHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH 5i

2. PEMBATASANHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH 55

2.1.1. Perspektif Masyarakat Nelayan Terhadap Pendidikan Anak

Di Desa Perlis Kecamatan Brandan Barat... 56

2.1.2. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Nelayan Dan Kaitannya

Dengan Pendidikan Anak Di Desa Perlis

Kecamatan Brandan Barat... 59

2.1.3. Keadaan Sosial Ekonomi Keluarga Nelayan Di Desa Perlis

Kecamatan Brandan Barat... 65

BAB VHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH 67 KESIMPULAN DAN SARANHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH 67

A. KESIMPULANHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH 68 B. SARANHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH 68

(8)

DAFTAR GAMBAR

Talaman

Gambar 1.1 Anak yang lagi bekerja membersihkan jaring penangkap ikan... 62

Gambar 1.2 Peneliti bersama lurah desa Pelis, se5aktu menunjukkan

surat izin penelitian... 70

Gambar 1.3 Peneliti berfoto dengan Kepala Desa Perlis Kecamatan

Brandan Barat... 70

Gambar 1.4 Lingkungan tempat bermain anak di perahu, dua orang anak lagi

memancing dan tidak sekolah... 70

Gambar 1.5 Alat transformasi masyarakat ke kota Berandan, foto sis5i – sis5i

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Talaman

1. Penggunaan Lahan di Desa Perlis... 27

2. Komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin... 28

3. Komposisi penduduk perlis berdasarkan usia... 29

4. Mata pencarian masyarakat nelayan berdasarkan jenis kelamin... 31

5. Tingkat pendidikan masyarakat nelayan berdasarkan usia dan jenis kelamin... 33

6. Agama/aliran kepercayaan... 34

7. Komposisi penduduk menurut etnik tahun 2011... 35

8. Sarana pendidikan... 36

9. Sarana transportasi... 37

10. Usia responden... 39

11. Tingkat pendidikan formal responden... 40

12. Tingkat pendapatan responden... 42

13. Pengaruh pendapatan orang tua terhadap pendidikan anak... 43

14. Anak – anak 5ajib mendapatkan Pendidikan di sekolah sampai perguruan tinggi... 45

15. Menyekolahkan anak ke jenjang yang lebih tinggi dapat menaikkan martabat keluarga dan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik... 46

16. Anak tidak sekolah dan membantu bapak/ibu bekerja untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga... 48

17. Menyekolahkan anak ke jenjang yang lebih tinggi akan membuat masa depan anak lebih baik dari anak yang tidak sekolah... 49

18. Sekolah itu cuman menghabiskan uang... 51

(10)

BABBI

PENDAHULUAN

A. LatarBBelakangBMasalah

Setiap bangsa dimanapun berada memiliki kebudayaan. Kebudayaan adalah

berkat akal budi manusia yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan jasmani dan

rohani. Kebudayaan mencangkup komplek ided gagasand nilai-nilaid norma-norma dan

sebagainya komplek aktivitas atau tindakan pola hidup masyarakat dan benda-benda

hasil karya manusia.

Di Indonesiad kebudayaan telah ada sejak manusia purba dizaman prasejarah.

Pada zaman itud masyarakat memiliki sistem nilai. Nilai-nilai budaya yang termasuk

pengetahuand mata pencarian dan peralatan hidup. Desa Perlis merupakan salah satu

desa yang terletak di wilayah Indonesia yang keberadaan desa Perlis tersebut berada

di kecamatan Brandan Barat kabupaten Langkat Propinsi Sumatera Utarad mayoritas

masyarakatnya beragama islam dan etnis yang mendominan daerah tersebut adalah

etnis melayud disamping ada etnis minoritas yaitu Acehd Batakd Niasd Minangd Sundad

Jawa dan Banjar. Pertumbuhan penduduk di desa ini sangat pesat walaupun program

keluarga berencana sudah dilaksanakan. Sebagian besar masyarakat desa ini mata

pencarian sebagai nelayan. Nelayan adalah istilah bagi orang-orang yang

sehari-harinya bekerja menangkap ikan. Sebagian besar dari nelayan ini hanya sebagai

seorang pelautd yang penghasilannya hanya cukup dipergunakan untuk memenuhi

(11)

Anak nelayan diajak berlayar dan ikut melaut oleh orang tua atau pamannyad

sehingga diantara mereka putus sekolah. Kini harus dipahami bahwa kehidupan

nelayan memerlukan perhatian. Tantangan yang terbesar adalah membangun

kehidupan nelayan untuk meningkatkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan

kesejahterannya. Karena berbekal ilmu pengetahuan yang cukup akan mengangkat

harkat dan martabat kehidupan masyarakat nelayan maupun masyarakat lainnya yang

terkait dengan sumber daya kelautan dan pesisir. Pendidikan orang tua yang hanya

tamat sekolah dasar apalagi tidak tamat sekolah dasard hal ini sangat berpengaruh

terhadap cara berpikir orang tua untuk menyekolahkan anaknyad dan cara pandangan

orang tua tentu tidak sejauh dan seluas orang tua yang berpendidikan lebih tinggi.

Menurut Simanjuntak (2010:1)d masyarakat yang tersebar luas di daerah

Sumatera Utara bahwa orang melayud terutama yang tinggal di pesisir pantaid

tergolong penduduk yang malasd lamband dan tidak berorentasi masa depan .

Pendapat dari teori tersebut memberi pandangan bahwa faktor sosial budaya

masyarakat melayu yang tinggal di pesisir yang bekerja sebagai nelayand lamban

dalam berorentasi masa depan terutama masalah pendidikan.

Pada masa seperti sekarang ini pendidikan merupakan suatu kebutuhan

primerd dimana dalam memasuki era globalisasi seperti sekarang ini pendidikan

sangatlah penting peranannya. Dapat dilihat saat ini sebagian besar masyarakat yang

tinggal di kota Pangkalan Berandan baik itu suku Melayud Jawad Batak dan Acehd

(12)

mendapatkan pendidikan. Perbandingan tampak anak-anak berebut untuk

mendapatkan sekolahd kalau tidak dapat sekolah negeri mereka sekolah di yayasan

swastad semua untuk memperoleh pendidikan setinggi-tingginya.

Dan anak-anak sekolah yang tinggal di kota Pangkalan Berandan berlomba

untuk dapat mengenyam pendidikan setinggi mungkin untuk mengejar teknologi

yang semakin canggih. Tetapi di desa Perlis kecamatan Brandan barat masyarakat

tidak dapat mengenyam pendidikan secara layakd baik dari strata tingkat dasar sampai

jenjang yang lebih tinggi. Selain itu juga ada sebagian masyarakat yang sudah

mengenyam pendidikan dasar namun pada akhinya putus sekolah juga.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan masyarakat tidak dapat mengenyam

pendidikan atau yang putus sekolah seperti diantaranya keterbatasan dana pendidikan

karena kesulitan ekonomid kurangnya niat seseorang untuk mengenyam pendidikand

kurangnya fasilitas pendidikan di desa Perlis Kecamatan Brandan barat dan selain itu

karena adanya faktor lingkungan ( pergaulan ).

Seperti yang dituangkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 pada

salah satu butir yang tercantum bunyinya dijelaskan bahwa adanya pencerdasan

kehidupan bangsad jadi sekarang sikap pemerintah dan masyarakat harus dapat

menyikapi hal tesebutd karena secara tidak langsung orang yang tidak mengenyam

pendidikan formal akan dekat dengan kebodohan dan kemiskinan. Dampak

(13)

berpendidikan sangatlah berbeda dengan orang yang berpendidikan. Masyarakat

nelayan yang tidak berpendidikan untuk mencari atau melamar pekerjaan kesulitan.

Dan dari sisi mental mereka yang tidak mengenyam pendidikan akan merasa malu

dan minder untuk berkompetisi dengan orang yang mengenyam pendidikan. Pada

akhirnya mereka akan tersisih karena ketrbatasan mereka tersebut.

Jadi secara garis besar pendidikan itu sangat penting untuk menunjang karir

dan cita-cita di masa depan. Selain itu dapat merubah pola atau karakter hidup

didalam bermasyarakatd berbangsa dan bernegara. Kalau dilihat anak putus sekolah

tentunya tidak akan terlepas dari beberapa hal yang mempengaruhi sehingga tidak

dapat menyelesaikan sekolahd wajar saja terjadi karena anak dihadapkan oleh

beberapa kendalad baik yang datang dari diri sendiri maupun yang datang dari luar

diri anak yaitu lingkungan. Hal itu memberi daya tarik tersendiri bagi peneliti untuk

mengkaji lebih lanjut apa yang menyebabkan dominannya anak-anak putus sekolah di

desa Perlis kecamatan Brandan barat . Maka dari itu peneliti mengambil judul

penelitian “kondisiB BSosialBBudayaB BKaitannyaBDenganBPendidikanBAnakBPadaB

(14)

B. IdentifikasiBMasalah

1. Pengaruh sosial budaya terhadap pendidikan anak pada masyarakat nelayan di

desa Perlis kecamatan Brandan Barat

2. perspektif masyarakat nelayan terhadap pendidikan anak di desa Perlis

kecamatan Brandan barat

3. kondisi sosial budaya kaitannya dengan pendidikan anak masyarakat nelayan

di desa Perlis Kecamatan Brandan barat

4. Dukungan orang tua terhadap pendidikan anak

5. Pengaruh lingkungan sosial terhadap pendidikan anak di desa Perlis

kecamatan Brandan Barat

6. Kondisi sosial ekonomi keluarga nelayan di desa Perlis kecamatan Brandan

Barat.

7. Latar belakang pendidikan orang tua yang rendah di desa Perlis kecamatan

Brandan Barat.

C. PembatasanBMasalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatasd perlu dibatasi masalah dalam

penelitian ini adalah “ Kondisi sosial budaya Kaitannya Dengan Pendidikan Anak

(15)

D. RumusanBMasalah

Dengan pembatasan masalah diatas maka yang menjadi rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana perspektif masyarakat nelayan terhadap pendidikan anak

di desa Perlis kecamatan Brandan Barat ?

2. Bagaimana keadaan sosial ekonomi masyarakat nelayan di desa Perlis

kecamatan Brandan Barat?

3. Bagaimana kondisi sosial budaya masyarakat nelayan dan kaitannya

dengan pendidikan anak di desa Perlis kecamatan Brandan barat?

E. TujuanBPenelitian

Adapun tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui perspektif masyarakat nelayan terhadap

pendidikan anak di desa Perlis kecamatan Brandan Barat

2. Untuk mengetahui keadaan sosial ekonomi masyarakat nelayan di desa

Perlis kecamatan Brandan Barat.

3. Untuk mengetahui kondisi sosial budaya masyarakat nelayan

kaitannya dengan pendidikan anak di desa Perlis kecamatan Brandan

(16)

F. ManfaatBPenelitian

1. Memberikan motivasi kepada masyarakat nelayan di desa Perlis

kecamatan Brandan Barat untuk melanjutkan pendidikan anak ke tingkat

yang lebih tinggi.

2. Memberi pengetahuan kepada masyarakat khususnya masyarakat nelayan

mengenai mamfaat pendidikan bagi anak.

3. Memberi masukan bagi peneliti yang akan mengkaji permasalahan yang

sama.

(17)

BABBV

KESIMPULANBDANBSARAN

A.BKESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Perspektif Nelayan terhadap pendidikan anak Desa Perlis Kecamatan Brandan

Barat. Nelayan Desa Perlis Kecamatan Brandan barat memandanng bahwasanya

pendidikan bagi anak itu sangat penting untuk masa depan , agar tidak ketinggalan

zaman. Selain untuk masa depan anak para nelayan mengatakan bahwasanya mereka

tidak menginginkan anaknya kelak bekerja sebagai seorang nelayan seperti orang

tuannya, karena ekonomi mereka yang pas-pasan membuat nelayan di desa Perlis

kurang memperhatikan pendidikan anaknya.

2. Ada beberapa faktor yang membuat persfektif nelayan terhadap pendidikan

anaknya rendah tingkat pendapatan keluarga. Keadaan ekonomi keluarga erat

hubungannya dengan pendidikan anak. penduduk Desa Perlis Kecamatan Brandan

barat Mayoritas bekerja sebagai nelayan yang penghasilannya tidak menentu.

Sehingga mereka kesulitan untuk membiayai pendidikan anak dari hasil kerjanya

sebagai nelayan. Akibatnya sebagian besar anak-anak nelayan yang tidak dapat

(18)

3. Rendahnya pendidikan kepala keluarga juga mempengaruhi persfektif masyarakat

nelayan terhadap pendidikan anaknya, suksesnya pendidikan anak, khususnya dalam

persfektif orang tua terhadap pendidikan anak, karena dengan pendidikan orang tua

yang cukup/ memadai maka akan membantu memotivasi, dan dorongan terhadap

pendidikan anak.

4. Lingkungan Sosial budaya Dalam kehidupan bermasyarakat, lingkungan tempat

tinggal seseorang itu akan membawa pengaruh terhadap pola tingkah laku, cara

berfikir/pandangan serta kebiasaan seseorang terhadap sesuatu. Hal ini terjadi di Desa

Perlis yang mayoritas mata pencahariannya sebagai nelayan. Sebagian besar diantara

anak-anak yang tidak melanjutkan sekolah terutama anak laki-lakinya, karena

bekerja membantu orang tuanya mencari nafkah di laut. Kondisi sosial budaya yang

melatih anaknya bekerja dan membantu orang tuanya dilaut membuat anak-anak

(19)

B.BSARANB

1. Diharapkan kepada pemerintah daerah , hendaklah selalu mengupayakan

meningkatkan pengetahuan masyarakat baik pengetahuan umum maupun

pengetahuan agama, karena dengan pengetahuan yang cukup pembinaan dan

kesadaran masyarakat dalam berbagai hal akan dapat teratasi.

2. Dalam kaitannya dengan pendidikan anak, diharapkan kepada orang tua untuk

selalu memberikan bimbingan dan pengawasan terhadap perkembangan pendidikan

anak. Upaya diatas diharapkan agar tidak putus asa untuk selalu diberikan, hal ini

demi terwujudnya kepribadian anak yang baik.

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Azhari, Ichwan dan syaiful Safri (editor), 2009, Jejak Sejarah dan Kebudayaan

Melayu di Sumatera Utara. Medan : Cipta Mandiri

Bakar, Rosdiana A. 2008. Pendidikan Suatu Pengantar, Medan : Citapustaka Media.

Damsar , 2002. Sosiologi Ekonomi, Jakarta :grafindo.

Goode, Willian J. 1995. Sosiologi Keluarga. Terj. Lailahanoum, Jakarta: Bumi Aksara

Koentjaraningrat. 2002. Pengantar ilmu Antropologi, Jakarta : Rineka Cipta.

Lamry, Salleh, Muhammad, 1996, Mereka Yang Terpinggir Orang Melayu di

Sumatera. Malaysia : Pusat Teknologi Pendidikan Universitas Kebangsaan

Malaysia.

Meleong, lexy J, 2004, metode penelitian kualitatif, Bandung : PT.Remaja Rosdakarya.

Mansyur, M. Khalil. Sosiologi Masyarakat Kota dan Desa, Surabaya : Usaha Nasional Indonesia.

Nasution, S. 1983. Sosiologi Pendidikan, bandung : Jemmars.

Pidarta, Made. 2000. Landasan Kependidikan, Jakarta : Rineka Cipta.

Purwanti, Pudji. 2010. Model Ekonomi Rumah Tangga Nelayan Skala Kecil. Malang : Universitas Brawijaya.

Sagala, H. Syaiful. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung : Alfbeta.

Simanjuntak, Bungaran Antonius. 2010. Melayu Pesisir dan Batak Pegunungan ( Orientasi Nilai Budaya ), Jakarta : Obor Indonesia.

Simanjuntak, Bungaran Antonius dan Sosrodihardjo, S. 2009. Metode Penelitian Sosial. Medan : Bina Media.

Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya.

(21)

Soekanto, Soerjono. 2002. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada

Sugiono, 2009. Metode Penelitian Pendidikan. CV. Alfabeta

Tirtarahardja, umar dan La sulo, S. L. 2005 Pengantar pendidikan, Jakarta : Rineka cipta.

Muda, 2006 . kamus besar bahasa Indonesia, Jakarta : PT. Balai Pustaka.

Hanum, Hafizah, 2012, Perubahan Pola Asuh Etnik Melayu Di Desa Serapuh Asli Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat, Tesis : UNIMED

Imron Manan, 2008. Diktat pengantar pendidikan UNIMED

Diktat Buku Pedoman Penulisan Skripsi Dan Proposal Penelitian Mahasiswa

Program Studi Pendidikan Sejarah UNIMED

http wwww lingkungan masyarakat nelayan com. Diakses 10 maret 2012 jam 19.30 wib

http kondisi sosial ekonomi massyarakat nelayan com Diakses 15 maret 2012 jam 19.30 wib

http www faktor-faktor penyebab anak tidak sekolah com Diakses 20 maret 2012 jam 19.30 wib

Gambar

Gambar 1.1 Anak yang lagi bekerja membersihkan jaring penangkap ikan...................

Referensi

Dokumen terkait

FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA MASYARAKAT NELAYAN DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

penelitian Dampak Keberadaan Dusun Bambu Terhadap Kondisi Sosial. Ekonomi Masyarakat di Desa Kertawangi

Penelitian ini berjudul “Pengaruh Keberadaan Industri terhadap Kondisi Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat (Studi di Kawasan Industri Desa Lagadar Kecamatan

Mengidentifikasi dan menganalisis ada atau tidaknya perbedaan kondisi sosial dan ekonomi yang terjadi pada masyarakat Desa Langensari Kecamatan Lembang Kabupaten

Kehidupan sosial budaya masyarakat nelayan miskin Muarareja secara teoritis berkaitan dengan perilaku ekonomi. Kehidupan masyarakat nelayan tergantung dari pendapatan di laut

Maka dari itu perlakuan ataupun perilaku orang tua terhadap anak nelayan di Desa Perlis merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak,

Hasil penelitian ini yaitu masyarakat nelayan Desa Pengalihan Kecamatan Keritang memahami tentang ikhtiar dan tawakal yakni sebagai upaya untuk mendapatkan hasil

Penelitian yang dilakukan mengenai Persepsi Masyarakat Nelayan tentang pentingnya pendidikan formal 12 tahun di Desa Kedungrejo Kecamatan Muncar Kabupaten Banyuwangi