• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN ASPEK KOGNITIF PADA BUKU TEKS MATEMATIKA SMP KELAS IX Tinjauan Aspek Kognitif Pada Buku Teks Matematika SMP Kelas IX.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TINJAUAN ASPEK KOGNITIF PADA BUKU TEKS MATEMATIKA SMP KELAS IX Tinjauan Aspek Kognitif Pada Buku Teks Matematika SMP Kelas IX."

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

NASKAH PUBLIKASI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Guna Memenuhi Derajat Sarjana S-1

Pendidikan Matematika

Diajukan oleh:

AGUS PRIHANTORO

A 410 080 334

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)

TINJAUAN ASPEK KOGNITIF PADA BUKU TEKS MATEMATIKA SMP KELAS IX

Oleh:

Agus Prihantoro1, Sumardi2, Masduki3

1

Mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP UMS, prihan495p@yahoo.com

2

Staf Pengajar UMS Surakarta, s_mardi15@yahoo.co.id

3

Staf Pengajar UMS Surakarta, masduki918@yahoo.co.id

ABSTRACT

This research aimed to determine the extent of distribution of the cognitive demand of the junior high school mathematics books. The research analyze each test item in cognitive demand by using Survey of Enacted Curiculum (SEC). SEC divide cognitive demand into 5 level, they are: memorrize, Perform Procedure, Demonstrate Understanding, Conjecture/ Generalize/ Prove, dan Solve Non-Routine Problems. The results of this research is the "Belajar Matematika Aktif dan Menyenangkan untuk Kelas IX SMP/ MTs” book have 5.2% of memorize, 69.6% of perform precedure, demonstrate understanding by 20.9%, conjecture/generalizw/prove 3.5% and solve non-routine problems by 0.9%. The "Matematika Bermakana IX" book have 2.4% of memorize, perform precedure for 57.1%, 27.4% of demonstrate understanding, conjecture/generalizw/prove by 9.5% and solve non-routine problems by 3,6%. Percentage cognitive demanf of the "Seribu Pena Matematika untuk SMP/MTs Kelas IX” book is 3.1% of memorize, 57.8% of perform precedure, demonstrate understanding by 32.5%, conjecture/generalizw/prove by 4.1% and solve non-routine problems by 2.2%. It can be concluded that the majority of the books are perform precedure, while conjecture/ generalize/prove and solve non-routine problems are lacking. All three books are less train students in critical thinking a nd creative because most item at low level of cognitive demand.

Keyword : Cognitive Demand, Textbook, Survey of Enacted Curriculum (SEC)

(4)

1 1. PENDAHULUAN

Matematika memegang peranan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga siswa dituntut untuk menguasai mata pelajaran matematika dengan baik. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 menyebutkan bahwa mata pelajaran matematika mempunyai tujuan agar siswa mempunyai kemampuan dan keahlian berupa: 1) memahami konsep matematika, 2) menggunakan penalaran dan sifat dalam menjelaskan gagasan matematika, 3) memecahkan masalah matematika, 4) mengkomunikasikan gagasan, 5) menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan.

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kegiatan proses sistem pembelajaran, diantaranya faktor guru, faktor siswa, sarana dan prasarana, serta faktor lingkungan. Sarana pembelajaran yang berperan dalam proses pembelajaran adalah buku. Buku merupakan komponen dalam proses kegiatan belajar mengajar. Permen Nomor 2 Tahun 2008 menyatakan bahwa buku teks adalah buku acuan wajib untuk digunakan di satuan pendidikan yang memuat materi pembelajaran disusun berdasarkan standar nasional pendidikan. Buku pelajaran mempunyai pengaruh yang kuat dalam memberikan pengalaman belajar siswa.

(5)

Yamin (2009: 30) menyatakan bahwa apabila semua tingkat pada kawasan kognitif sudah dapat diterapkan secara merata dan terus menerus di setiap kegiatan pengajaran dan pelatihan, maka kualitas pendidikan yang dihasilkan tentu akan lebih baik. Menurut Yunengsih (2007), Surveys of Enacted Curriculum (SEC) membagi tingkat berfikir ranah kognitif dalam 5 tingkatan yaitu: Memorize, Perform procedure, Demonstrate understanding, Conjecture/ Generalize/ Prove dan Solve non-routine problems/ make connection. Semakin tinggi tingkatan yang dikuasai siswa maka semakin tinggi pula kemampuan siswa dalam pemecahan masalah.

Dari pernyataan di atas tentunya diperlukan analisis yang lebih mendalam mengenai faktor-faktor yang harus dipertimbangkan guru matematika SMP dalam memilih buku pelajaran sebagai bahan mengajar di kelas. Sehingga diharapkan nantinya dalam pembelajaran, buku tersebut dapat mengasah kemampuan siswa sehingga dapat berfikir kreatif dan inovatif serta dapat memenuhi tujuan pendidikan dengan maksimal.

Metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif karena analisis datanya non-statistik yaitu untuk mengetahui sejauh mana ketercapaian aspek kognitif pada buku teks. Sedangkan metode pengumpulan data yang digunakan dengan observasi tiap sampel soal.

Berdasarkan uraian di atas penelitian ini bertujuan untuk memetakan soal pada buku teks matematika kelas IX SMP yang ditinjau dari tingkatan aspek kognitif.

2. METODE PENELITIAN

Metode penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif karena mendiskripsikan sejauh mana ketercapaian aspek kognitif pada buku. Penelitian kualitatif adalah pendekatan penelitian yang mendiskripsikan kenyataan secara benar, berdasarkan teknik pengumpulan dan analisis data yang relevan yang didapat dari situasi yang alamiah (Satori, D dan Aan, 2011: 25).

(6)

3

Menyenangkan untuk Kelas IX SMP/MTs” karangan Wahyudin Djumanta dan Dwi Susanti, “Matematika Bermakna IX” karangan Idris Harta dan “Seribu Pena Matematika Untuk SMP/Mts Kelas IX” karangan M.Cholik Adinawa dan Sugijono; 2) Penentuan soal yang diteliti yaitu soal-soal uji kompetensi pada tiap bab; 3) Penggunaan data, bahwa data akan dianalisis untuk dipetakan kedalam aspek kognitif.

Analisis data dilakukan dengan menggunakan Surveys Enacted of Curriculum (SEC) sebagai instrumen atau alat ukur ketercapaian aspek kognitif. Survei ini dikembangkan oleh The Council of Chief State Schoo Officers (CCSSO) bermitra dengan Andrew Porter dan John Smithson dari Wisconsin Center for Education Research (WCER) di Amerika Serikat. Surveys Enacted of Curriculum (SEC) membagi aspek kognitif ke dalam 5 tingkatan yaitu: memorize (mengingat), perform procedure (menampilkan prosedur perhitungan), demonstrate understanding (mendemonstrasikan konsep), conjecture/ generalize/ prove (pembuktian), dan solve non-routine problem (menyelesaikan persoalan non rutin). Data hasil penelitian tersebut ditulis dalam bentuk tabel agar lebih mudah di analisis untuk memnentukan komparasi ketiga buku tersebut.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil data penelitian, berikut hasil analisis dari ketiga buku teks tersebut. Hasil dari analisis soal uji kompetensi pada buku “Belajar Matematika Aktif dan Menyenangkan untuk Kelas IX SMP/MTs” terhadap aspek kognitif menurut SEC diperoleh Tabel 5.1 berikut.

Tabel 5.1 Distribui Aspek Kognitif pada Buku “Belajar Matematika Aktif dan Menyenangkan untuk Kelas IX SMP/MTs”

Apek Kognitif

M P D C S

Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %

6 5,2 80 69,6 24 20,9 4 3,5 1 0,9

(7)

Gambar 5.1 Diagram Distribui Aspek Kognitif pada Buku “Belajar Matematika Aktif dan Menyenangkan untuk Kelas IX SMP/MTs”

Dari Gambar 5.1 terlihat dengan jelas bahwa distribusi aspek kognitif pada buku “Belajar Matematika Aktif dan Menyenangkan untuk Kelas IX SMP/MTs” tersebar dengan rasio yang tidak seimbang. Pada buku tersebut soal yang berada pada tingkat memorize (M) sebesar 5,20%. Sementara soal yang berada pada level perform procedures (P ) sangat banyak atau mendominasi lebih dari 50% dari soal-soal pada buku tersebut. Sedangkan soal yang berada pada tingkat demonstrate understanding (D) sebesar 20,9%. Soal-soal yang berada pada level Conjecture/Generalize/Prove (C) mempunyai persentase yang lebih kecil dari demonstrate understanding (D) yaitu 3,50%. Sedangkan soal yang berada pada tingkat solve non routine problem memiliki persentase paling rendah dari tingkat yang lain yaitu sebesar 0,9%.

Hasil dari analisis soal uji kompetensi pada buku “Matematika Bermakna IX” terhadap aspek kognitif menurut SEC (Survey fo Enacted Curiculum) diperoleh Tabel 5.2 berikut.

0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% 50.00% 60.00% 70.00%

M P

D C

S 5.20%

69.60%

20.90%

3.50%

(8)

5

Tabel 5.2 Distribui Aspek Kognitif pada Buku “Matematika Bermakna IX”

Apek Kognitif

M P D C S

Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %

2 2,4 48 57,1 23 27,4 8 9,5 3 3,6

Dari data pada Tabel 5.2 kemudian data di ubah ke dalam diagram batang pada Gambar 5.2 berikut.

Gambar 5.2 Diagram Distribui Aspek Kognitif pada Buku “Matematika Bermakna IX”

Dari Gambar 5.2 terlihat dengan jelas bahwa distribusi aspek kognitif pada buku “Matematika Bermakna IX” perbandingan antar aspek lebih baik dari buku sebelumnya tetapi rasio tetap belum seimbang. Pada buku tersebut soal yang berada pada tingkat memorize (M) sebesar 2,4% dan merupakan persentase terkecil dibanding yang lainnya. Sementara soal yang berada pada level perform procedures (P ) masih mendominasi bahkan lebih dari setengah dari soal-soal pada buku tersebut yaitu sebesar 57,1%. Soal yang berada pada tingkat demonstrate understanding (D,) Conjecture/Generalize/P rove (C) dan solve non routine problem berturut-turut sebesar 27,4%, 9,5%, 3,6%.

0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% 50.00% 60.00%

M P

D C

S 2.40%

57.10%

27.40%

9.50%

(9)

Hasil dari analisis soal uji kompetensi pada buku “Seribu Pena Matematika Untuk SMP/Mts Kelas IX” terhadap aspek kognitif menurut SEC (Survey of Enacted Curiculum) diperoleh Tabel 5.3 berikut.

Tabel 5.3 Distribui Aspek Kognitif pada Buku “Seribu Pena Matematika Untuk SMP/Mts Kelas IX”

Apek Kognitif

M P D C S

Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %

10 3,1 185 57,8 105 32,5 13 4,1 7 2,2

Dari data pada Tabel 5.3 di atas, kemudian data tersebut diubah ke dalam diagram batang pada Gambar 5.3 berikut.

Gambar 5.3 Diagram Distribui Aspek Kognitif pada Buku “Seribu Pena Matematika Untuk SMP/Mts Kelas IX”

Dari Gambar 5.3 terlihat dengan jelas bahwa distribusi aspek kognitif pada buku “Seribu Pena Matematika Untuk SMP/Mts Kelas IX” belum merata. Pada buku tersebut soal yang berada pada tingkat memorize (M) sebesar 3,1%. Sementara soal yang berada pada level perform procedures (P ) juga masih mendominasi yakni sebesar 57,8%. Soal yang berada pada tingkat demonstrate

0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% 50.00% 60.00%

M P

D C

S 3.10%

57.80%

32.50%

4.10%

(10)

7

understanding (D), Conjecture/Generalize/P rove (C) dan solve non routine problem(S) berturut-turutsebesar 32,5%, 4,1% dan 2,2%.

Dari hasil analisis soal uji kompetensi dari ketiga buku berikut tabel rekapitulasi distribusi aspek kognitif ketiga buku tersebut.

Tabel 5.4 Rekapitulasi Aspek Kognitif pada Ketiga Buku

Buku

Apek Kognitif

M P D C S

Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Belajar Matematika Aktif

dan Menyenangkan untuk Kelas IX SMP/MTs

6 5,2 80 69,6 24 20,9 4 3,5 1 0,9

Matematika Bermakna IX 2 2,4 48 57,1 23 27,4 8 9,5 3 3,6 Seribu Pena Matematika

Untuk SMP/Mts Kelas IX 10 3,1 185 57,8 105 32,5 13 4,1 7 2,2

Data dalam Tabel 5.4tersebut diubah dalam bentuk diagram batang pada Gambar 5.4 berikut.

Gambar 5.4 Distribusi aspek kognitif pada Ketiga Buku Penelitian

Gambar 5.4 menunjukkan perbedaan tingkat distribusi aspek kognitif pada buku yang diteliti. Dari ketiga buku tersebut memiliki persamaan yakni sebagian

M P D C S

Matematika Aktif dan

Menyenangkan 5.20% 69.60% 20.90% 3.50% 0.90%

Matematika Bermakna 2.40% 57.10% 27.40% 9.50% 3.60%

Seribu Pena Matematika 3.10% 57.80% 32.50% 4.10% 2.20%

(11)

besar soalnya masuk pada tingkat perform procedure. Hanya saja soal buku “Belajar Matematika Aktif dan Menyenangkan untuk Kelas IX SMP/MTs“ paling banyak jika dibandingkan dengan 2 buku lainya. Sedangkan buku “Matematika Bermakna IX” dan “Seribu Pena Matematika Untuk SMP/Mts Kelas IX” mempunyai persentase yang sama.

Pada tingkat memorize buku karangan Wahyudin Djumanta dan Dwi Susanti ini memiliki persentase soal terbanyak yaitu 5,2%. Sedangkan buku karangan Idris Harta mempunyai persentase soal terendah yaitu hanya 2,4%.

Pada tingkat demonstrate understanding (mendemonstrasikan konsep), buku “Seribu Pena Matematika Untuk SMP/Mts Kelas IX” mempunyai persentase soal terbanyak sebesar 32,5%. Sedangkan buku “Belajar Matematika Aktif dan Menyenangkan untuk Kelas IX SMP/MTs” memiliki persentase terendah hanya berkisar 20,9%. Sedangkan Pada tingkatan Conjecture/ Generalize/ Prove (pembuktian), buku karangan Idris Harta yang berjudul “Matematika Bermakna IX” memiliki soal persentase soal terbanyak sebesar 9,5%. Sedangkan yang memiliki soal tingkat Conjecture/ Generalize/ Prove (pembuktian) paling sedikit adalah buku “Belajar Matematika Aktif dan Menyenangkan untuk Kelas IX SMP/MTs” karangan Wahyudin Djumanta dan Dwi Susanti, yaitu 3,5%.

Pada tingkatan solve non-routine problem (menyelesaikan persoalan non rutin), buku karangan Idris Harta yang berjudul ‘’Matematika Bermakna IX” memiliki persentase soal terbanyak yaitu 3,6%. Sedangkan yang memiliki soal tingkat solve non-routine problem (menyelesaikan persoalan non rutin) paling sedikit adalah buku “Belajar Matematika Aktif dan Menyenangkan untuk Kelas IX SMP/MTs” karangan Wahyudin Djumanta dan Dwi Susanti sebesar 0,9%.

Persentase distribusi aspsek kognitif pada buku “Belajar Matematika Aktif dan Menyenangkan untuk Kelas IX SMP/MTs” menunjukkan bahwa soal terbanyak pada tingkatan perform procedure. Sedangkan soal dengan persentase terendah adalah solve non routin problem. Data tersebut menunjukkan bahwa buku ini melatih tentang perhitungan. Tingginya persentase tingkat perform

procedure menunjukkan bahwa buku ini menguatkan siswa dalam konsep

(12)

9

problem menunjukkan bahwa buku karangan Wahyudin Djumanta dan Dwi

Susanti ini kurang menguji siswa dalam berfikir kreatif.

Persentase distribusi aspek kognitif pada buku “Matematika Bermakna IX” terbanyak pada perform precedure. Buku ini masih banyak menguji siswa dalam perhitungan karena tingginya level perform precedure. Persentase tingkatan conjecture dan solve non routin problem masih terlalu sedikit sehingga kurang mampu melatih siswa berfikir kreatif. Akan tetapi buku karangan Idris Harta ini lebih baik dibanding 2 buku lainnya, karena memiliki persentase conjecture dan solve non routin problem paling tinggi.

Persentase aspek kognitif pada buku “Seribu Pena Matematika Untuk SMP/ MTs Kelas IX” didominasi pada tingkat perform precedure. Sama dengan kedua buku lainnya buku karangan M.Cholik Adinawa dan Sugijono ini kebanyakan menguji siswa dalam perhitungan. Porsi untuk tingkat conjecture/ generalizw/ prove dan solve non routine problem masih sangat sedikit, sehingga kurang melatih dan menguji siswa dalam berfikit kreatif.

Ketiga buku matematika tersebut memiliki persamaan yaitu kebanyakan soal didominasi oleh tingkat perform precedure dan sangat minimnya persentase tingkat kognitif yang lainnya. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Yunengsih (2008) yang menyimpulkan bahwa kebanyakan soal UN 2005/2006 dan 2006/2007 berada pada tingkat perform precedure. Dalam penelitiannya menyatakan UN 2005/2006 dan 2006/2007 belum memenuhi standar penilaian aspek kognitif yang telah ditetapkan karena tidak adanya soal tingkat conjecture/ generalizw/ prove dan solve non routine problem.

(13)

pembagian porsi tingkatan aspek kognitif yang seimbang. Pembelajaran matematika tidak sekedar belajar konsep perhitungan akan tetapi perlunya peningkatan kemampuan siswa dalam pemahaman atau penalaran untuk mengasah logika siswa. Peserta didik dibiasakan untuk memecahkan soal kompleks atau penalaran layaknya tingkat kognitif conjecture/ generalizw/ prove

dan solve non routine. Sehingga diharapkan siswa dapat memecahkan

permasalahannya dengan berfikir penalaran dan logika tanpa mementingkan egonya sendiri.

4. SIMPULAN

Komparasi ketiga buku terhadap aspek kognitif yakni:

a. Pada tingkat memorize buku “Belajar Matematika Aktif dan Menyenangkan untuk Kelas IX SMP/MTs“memiliki persentase soal terbanyak yaitu 5,2%. Sedangkan buku “Matematika Bermakna IX” merupakan buku dengan persentase soal terendah yaitu hanya 2,4%.

b. Pada tingkat perform procedure buku “Belajar Matematika Aktif dan Menyenangkan untuk Kelas IX SMP/MTs“ memiliki persentase soal paling banyak yaitu sebesar 69,6%. Sedangkan buku “Matematika Bermakna IX” merupakan persentase soal terendah sebesar 57,1%.

c. Pada tingkat demonstrate understanding (mendemonstrasikan konsep), buku “Seribu Pena Matematika Untuk SMP/Mts Kelas IX Jilid 1” karangan M.Cholik Adinawa dan Sugijono mempunyai persentase soal terbanyak yaitu 32,5%. Sedangkan buku “Belajar Matematika Aktif dan Menyenangkan untuk Kelas IX SMP/MTs” memiliki persentase terendah hanya berkisar 20,9%. d. Pada tingkatan Conjecture/ Generalize/ Prove (pembuktian), buku karangan

Idris Harta yang berjudul “Matematika Bermakna IX” memiliki soal persentase soal terbanyak yiatu 9,5%. Sedangkan yang memiliki soal tingkat Conjecture/ Generalize/ Prove (pembuktian) paling sedikit adalah buku “Belajar Matematika Aktif dan Menyenangkan untuk Kelas IX SMP/MTs” karangan Wahyudin Djumanta dan Dwi Susanti, sebesar 3,5%.

(14)

11

memiliki persentase soal terbanyak yaitu 3,6%. Sedangkan yang memiliki soal paling sedikit adalah buku “Belajar Matematika Aktif dan Menyenangkan untuk Kelas IX SMP/MTs” karangan Wahyudin Djumanta dan Dwi Susanti sebesar 0,9%.

Ketiga buku “Belajar Matematika Aktif dan Menyenangkan untuk Kelas IX SMP/MTs”, ‘’Matematika Bermakna IX” dan “Seribu Pena Matematika Untuk SMP/Mts Kelas IX” mempunyai kemiripan yaitu tinggi persentase soal pada tingkaat perform precedure. Ketiga buku tersebut kebanyakan soalnya berupa perhitungan sesuai dengan rumus matematika atau soal pada tingkat perform precedure. Ketiga buku tersebut belum dapat melatih siswa berfikir kritis dan kreatif karena soal-soal yang berada pada tingkat berfikir menengan ke atas atau soal pada level conjecture/generalize/prove dan solve non routine problem masih sangat sedikit.

5. DAFTAR PUSTAKA

Adinawan, M. C. dan Sugijono. 2008. Seribu Pena Matematika untuk SMP/ MTs Kelas IX. Jakarta: Erlangga.

Harta, Idris. 2006. Matematika Bermakna IX. Surakarta: Mediatama

Lai, Yiu Chi. 2011. “Designing Information and Communication Technology Textbooks for Senior Secondary Students: A Case Study in Hong Kong”. The International journal of the Book. 8, (3), 33-50.

Satori, D dan Aan Komariah. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Susanti, D dan Wahyudin Djumanta. 2008. Belajar Matematika Aktif dan

Menyenangkan untuk Kelas IX SMP/MTs. Online. Tersedia di:

http://bse.depdiknas.go.id. Diakses tanggal 3 Juli 2009.

Tuhusetya, Sawali. 2011. Daya Serap Terendah Soal UN Bahasa Indonesia SMP 2011. Online. Tesedia di:http://sawali.info/2011/12/24/daya-serap-terendah-soal-un-bahasa-indonesia-smp-2011.html. Diakses tanggal 2 Februari 2012.

Yamin, Martinis. 2009. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta: Gaung Persada Press.

Yunengsih, Yuyun dkk. 2008. Ujian Nasional: Dapatkah Menjadi Tolak Ukur Standar Nasional Pendidikan? (Hasil Kajian Ujian Nasional Matematika

pada Sekolah Menengah Pertama). Jakarta: Putera Sampoerna

Gambar

Gambar 5.1 Diagram Distribui Aspek Kognitif pada Buku “Belajar
Tabel 5.2 Distribui Aspek Kognitif pada Buku “Matematika
Tabel 5.3 Distribui Aspek Kognitif pada Buku “Seribu Pena
Gambar 5.4 Distribusi aspek kognitif pada Ketiga Buku Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

a) Preparat isiran akar, batang, dan daun Nerium oleander dapat dibuat menggunakan metode non embedding dengan zat warna safranin. Pewarnaan dengan zat

hubungan antara usia penyapihan terhadap status gizi pada anak usia 6-24 bulan di. Kelurahan Malangjiwan,

Gambar 4.1 Hubungan antara putaran poros dengan amplitudo getaran pada arah axial, tekanan pengereman 0,6 bar

Dalam rangka pelakanaan Anggaran Tahun 2011 Dinas Kependudukan dan pencatatan sipil, beralamat Kompleks Panorama lndah sindeka salak, mengumumkan secara terbuka

El-Sedy and Siksek [ 1 ] showed that there exist arbitrarily long finite sequences of consecutive happy numbers (i.e., 2-power 10-happy numbers).. In many cases, it is

Penelitian ini berjudul “Analisis pergeseran struktur perekonomian dan penentuan sektor unggulan atas dasar penyerapan tenaga kerja di kabupaten Magelang tahun 2006

However, based on interviews with children participants, parents, and observations of their behavior with fellow participants, the verbal communication also became

Krismeiningsih, 462011083, Tingkat Kebugaran Jasmani Perokok Pada Mahasiswa Program Studi Keperawatan dan PJKR Tahun Angkatan 2013, Skripsi, Fakultas Ilmu Kesehatan