Pikiran
Rakyat
o
Selasa.
Rabu456 7
20 21 22
OMar OApr OMei
o
Kamis0
Jumat
8
G)
10 1123 24 25 26
OJun OJul 0 Ags
o
Sabtu
0
Minggu12 13 14 15 16
27 28 29 30 31
.
Sep0
Okt0
Nov0
DesPengawasan
Bank
Oleh ALDRIN HERWANY
U
NTUK kesekian
kali-nya kita tersentak
de-ngan
berita-berita
yang munculsekitarperbankan
di Indonesia, tersentak dalam
artian negatif dan menyentuh
dasar rasa keadilan. Bank
Cen-tury beserta otoritas moneter,
dalam hal ini Bank Indonesia
bersama-sa,ma
Departemen
Keuangan mewakili
pemerin-tah, kembali ke habitat lama
denganbefperilaku
"salingme-nyalahkan" dan tidak sedikit
pun merasa "bersalah".
Untuk mencari akar
perma-salahannya, mari kita lihat
se-dikit. sejarah dari sistem
ke-uangan .di Indonesia yang
se-pintas terlihat sengaja
dicipta-kan untUkmemberi celah. Dua
fungsi dan peran BI, pertama
adalah menjaga stabilitas
mo-neter dan yang kedua adalah
memelihara stabilitas sistem
keuangan.Selanjutnya,marl
10-ta fokus pada fungsi BI yang
kedua di mana fungsi
peng-awasan merupakan hal yang
palingpokokdalam
memeliha-ra stabilitas sistem keuangan,
khususnya perbankan.
Perta-ny.aannya, sudah optirilalkah
fungsipengawasantersebut?
Jawabannya aengan mudah
dapat ditebak oleh mahasiswa
S1Fakultas Ekonomiatau para
bankir yang sudah pernah
be-kerja dibank.
Mekanismepeng-awasandan regulasisarna
seka-Iibelum optimal
sehinggasebe-I,larnya permasalahan Bank
CenturykuDcinyaterletak pada
fungsi bank sentral yang tetap
keukeuh
ingin
mempertahan-kan fungsi pengawasan bank,
jumlah sumber daya manusia
yangtidak
memadaidibanding-kan denganjumlah bank
beser-ta
cabang-cabangnya yang
mencapai ribuan, belum lagi
fungsi kontrol internal dari
bank-bank yang memang
be-lum memadai. Pengalaman
sa-ya sebagaibankir mengatakan,
alangkahmudahnyamembobol
sebuah bank meskipun bank
tersebut adalahbank yangsarat
akan fungsipengawasan.
Wacana pemisahan fungsi
pengawasanbank sudah
meng-gelinding sejak krisis 1998, di
mana para
pengambilkeputus-an beserta kritikus dpengambilkeputus-an
prakti-si bank mendesak agar BI
ha-nya mengurus moneter saja
-
dan melepas fungsipengawas-an. Kekhawatiranrasionalisasi,
hilangnyajabatan,
berkurang-nyajarlngan(nenvor~ng)ke~
ja, dan lainnya merupakan
hal-hal yang membuat BI tetap
bertahan dan tetap berusaha
untuk melobi DPR serta
peja-bat-pejabaLpemerintahan
de-ngan sangat gencar. Alhasil,
fungsipengawasan diputuskan
tetap menjadi bagian
wewe-nang BI. Sebagai gantinya,
di-bentuklah
lembaga-lembaga
dan perusahaan baru dari
Per-usahaan !.~ngelolaAset
(ganti-nya BPPN), LPS (Lembaga Penjamin Simpanan), dan lain-nya, yang tetnyata tidak sesuai dengan tujuan khusus dalam rangka menjaga stabilitas sis-tern keuangan.
}(asus Bantuan Likuiditas
Bank Indonesia (BLBI) jilid
dua atau bisa disebut jilid kese-kian kembali beraksi. BI beser-ta pihak-pihak terkait berargu-men bahwa risiko yang ditim-bulkan jika Bank Century dili-kuidasi adalah berjenis "siste-mik", namun masih segar di ingatan kita bahwa kasus seru-.pa melibatkan bank IF! ternya-ta tidaklah berdampak seperti yang dibayangkan. Kita harus lebihjeIi untuk menilai"bahwa
akibat yang ditimbulkan dari
risiko "sistemik" biasanya ber-dampak jangka panjang, dan tentu sebelumnya harus dilaku-kan hitung-hitungan yang lebih akurat. Oleh karena itu, perlu definisi yang jelas serta dapat diuji apakah penutupan sebuah bank akan berdampak sistemik atau tidak.
Solusi yang bisa ditawarkan adalah BI harus segera mele-paskan fungsi pengawasan dan memberikan fu.J}gsitersebut de-ngan lembaga pengawas bank khusus, tentu saja SDM yang direkrut nantinya bukan man-tan bankir yang bermasalah. Contoh kongkret adalah BPPN yang tugasnya mi:mgawasibank "sakit", tidak berhasil. Bagaima-na mau berhasil, toh
orang-orang yang direkrut adalah
mantan bankir yang bank tem-~Dat ia bekerja
sebeluIIl!!Y.a§J},.-UU
K lip i n 9
Hum QsUn
p Qd 2009
dah dilikuidasi. Bah~*n, saya "tercengang" ketika ~berapa
rekan saya yang sam~sama di
bank dulu sudah berg~'I!>ung
de-ngan BPPN. Padahal,j~as- jelas
mereka terlibat pelJgucuran
kredit yang pada akhi,l(nyater-golong macet. Kalau s)Jdah be-gitu, sudah bisa ditebaU:kualitas SDM BPPM yangjustjfU tugas-nxa mengurus bank yWlgsakit. BPPN dinyatakan seb'Kgailem-baga yang gagal me~embali-kan aset-aset bank teiJikuidasi. Sudah bisa ditebak kol4!
Uangbailout 6,7 trijlun rupi-ah sudrupi-ah bisa menjaW modal dasar pemerintah un1W<mem-bentuk lemb~a pengaWasbank. Jadi, tidak ada alasan ltfgipeme-rintah tidak punya ua.pg. Bah-kan, disinyalir bahwaitang
un-tuk menutupi kerugj~n Bank
Century lebih besar dariyang di-perkirakan. Pen~is
Uerpenda-pat"uang tersebut m~pu
me-rekrut dan melatih SPM-SDM barn yang khusus
untW<meng-awasi bank di Indon~
sehing-ga lebih "teliti", lebil},"berani" dan lebih mampu bekftja keras.
Jika lembaga petlgawasan
bank baru dapat terbW1tUk,ti-dak ada alasan lagi k~angan SDM karena banyakjtya bank
beserta.cabang yang akan
di-awasi. Kita tidak
ingi1),Jagitiba-tiba terkejut dengan .ya
ka-sus bank yang akan <tUikuidasi atau ditolong, dan harJta omong kosong yang menyatal$1 bahwa "kita baru tahu bah't~ bank X
mengalami masalah b~".
Ju-jur saja, para bankir sJ.(dahtabu
§~jak a\V~L~~pan selJV.ahbank- -'---~---
---mulai bermasalah. KW;usBank Century sebenarnya sj.fdahdike, tabui sejak awal danJianya
"ke-beranianlah" yang mampu
mengatasi masalah t~ebut. Ar-tinya, kasus Bank CeRtury sebe-narnya: sudah diket$ui banyak pihak, namun mereijiJ..tidak
be-rani mengambil tin4~an. Jika
sudah demikian, ki1a mau
bi-lang apa?***
\
PenuZis,
dosen Fakultas
Ekonomi Unpad, wengamat
perbankan dan pa$ar modal,
kandidat doktor
darn,Interna-tional Islamic Univarsity
Ma-laysia(IIUM).
__ ___