v Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK
Pajak merupakan sumber utama penerimaan dari dalam negeri yang akan digunakan untuk membiayai pembangunan. Penerimaan negara yang bersumber dari sektor perpajakan berperan sangat penting terutama pada masa pemulihan keadaan ekonomi. Mengingat begitu besarnya peranan dari pajak sebagai sumber penerimaan negara maka perlu untuk diamankan dan ditingkatkan, baik melalui intentifikasi pemungutan pajak maupun ekstentifikasi Wajib Pajak. Maka, selayaknya Kantor Pelayanan Pajak melengkapi dirinya dengan struktur
pengendalian yang baik. Masalah yang dibahas dalam penulisan skripsi ini adalah “Peranan Struktur Pengendalian Internal terhadap Efektivitas Penerimaan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan”.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana struktur
pengendalian internal berpengaruh terhadap penerimaan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan, yang dilakukan pada KPP Pratama Bojonagara Bandung.
Metode penelitian yang dipakai dalam penulisan skripsi ini adalah dengan metode deskriptif analitis yaitu metode yang berusaha mengumpulkan,
menyajikan, serta menganalisa fakta sehingga diperoleh gambaran yang cukup jelas mengenai objek yang diteliti dan menghasilkan suatu kesimpulan. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan studi kepustakaan dan studi lapangan. Dalam skripsi ini, penulis telah mengambil hipotesis sebagai berikut:
vi
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK. . . i
KATA PENGANTAR. . . ii
DAFTAR ISI. . . v
DAFTAR TABEL. . . . . . . . . . . x
DAFTAR LAMPIRAN. . . xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian. . . 1
1.2 Identifikasi Masalah. . . 5
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian. . . 5
1.4 Kegunaan Penelitian. . . 5
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis. . . . 6
1.6 Metode Penelitian. . . . 9
1.7 Lokasi Penelitian. . . . 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peranan. . . . 13
2.2 Pengertian Pengendalian. . . 13
2.2.1 Pengertian Pengendalian Intern. . . 14
2.2.2 Tujuan Pengendalian Intern. . . 15
vii
Universitas Kristen Maranatha
2.2.4 Keefektifan Pengendalian Intern. . . 18
2.2.5 Keterbatasan Pengendalian Intern. . . 19
2.3 Pengertian Pajak. . . . 21
2.3.1 Definisi Pajak. . . 21
2.3.2 Fungsi Pajak. . . 23
2.3.3 Pengelompok Pajak. . . 23
2.3.4 Asas Pemungutan Pajak. . . 25
2.3.5 Sistem Pemungutan Pajak. . . 26
2.3.6 Syarat Pemungutan Pajak. . . 27
2.3.7 Stelsel Pajak. . . 29
2.3.8 Timbul dan Hapusnya Utang Pajak. . . 30
2.3.9 Hambatan Pemungutan Pajak. . . 31
2.4 Pajak Penghasilan. . . 32
2.4.1 Subjek Pajak Penghasilan. . . 33
2.4.2 Objek Pajak Penghasilan. . . 36
2.5 Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan. . . . 41
2.5.1 Subjek Pajak Penghasilan Badan. . . 41
2.5.2 Objek Pajak Penghasilan Badan. . . 42
2.5.3 Tarif Pajak Penghasilan Badan. . . 46
BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian. . . 48
viii
Universitas Kristen Maranatha 3.1.2 Kedudukan, Tugas, dan Fungsi KPP Pratama
Bandung Bojonagara. . . 52
3.1.3 Struktur Organisasi KPP Paratama. . . 53
3.1.4 Struktur Organisasi KPP Pratama Bandung Bojonagara. . 57
3.2 Metode Penelitian. . . 58
3.2.1 Pengumpulan Data. . . 58
3.2.2 Tehnik Pengumpulan Data. . . 59
3.2.3 Rancangan Analisis Pengujian Hipotesis . . . 60
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Tata Cara Pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) / Pembayaran dan Pelaporan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan di KPP Pratama Bandung Bojonagara. . . 63
4.1.1 Pendafatran Wajib Pajak Badan. . . 63
4.1.2 Pembayaran Pajak. . . .. . . 67
4.1.2.1 Proses Pencatatan Penerimaan Pajak Penghasilan Badan. . . 68
4.1.3 Pelaporan SPT (Surat Pemberitahuan). . . 69
4.1.3.1 SPT Masa. . . . . . 70
4.1.3.2 SPT Tahunan. . . 73
ix
Universitas Kristen Maranatha Efektivitas Penerimaan Pajak Penghasilan Wajib
Pajak Badan di KPP Pratama Bojonagara. . . 80 4.2.2 Data-data Penerimaan Pajak Penghasilan Wajib Pajak
Badan Pada KPP Pratama Bojonagara. . . 86 4.2.3 Perhitungan Statistik. . . . . . 88 4.2.4 Kelemahan-kelemahan Yang Ditemukan dalam
Struktur Pengendalian Internal KPP dalam Rangka Pengamanan Penerimaan Pajak Penghasilan Wajib
Pajak Badan. . . . . . 90
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan. . . . 93 5.2 Saran. . . . 94
x
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR TABEL
Hal.
Tabel 2.1 Kelompok Laporan Penghasilan Kena Pajak dan
Tarif Pajak. . . 47 Tabel 4.1 Perbandingan Total Realisasi Tahun 2006 dan 2007. . . .86 Tabel 4.2 Rencana dan Realisasi Penerimaan PPh Pasal 25/29
Badan KPP Pratama Bandung Bojonagara Tahun 2006. . . 86 Tabel 4.3 Rencana dan Realisasi Penerimaan PPh Pasal 25/29
xi
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR LAMPIRAN
y Flow Chart Penerimaan Pajak
y SPT Tahunan Wajib Pajak Badan
y SSP PPh Badan
y Berita Acara Bimbingan
FLOW CHART PENERIMAAN PAJAK Wajib Pajak Kantor Pert bendaharaan
Kas Negara
Tata usaha penerimaan & Restitusi
dan Rekonsilirasi Tata usaha perpajakan Penerimaan &
Keberatan Tempat pelayanan terpadu KANTOR PELAYANAN PAJAK
Pph Badan I Pph Badan II Penagihan
z ISI DENGAN HURUF CETAK / DIKETIK
z ISI DENGAN BENAR, LENGKAP DAN JELAS SESUAI PETUNJUK PENGISIAN
N P W P :
NAMA WAJIB PAJAK :
ALAMAT :
KELURAHAN / KECAMATAN : KOTA / KODE POS :
NEGARA DOMISILI : KANTOR PUSAT (Khusus BUT)
JENIS USAHA : KLU :
PEMBUKUAN / LAPORAN KEUANGAN : DIAUDIT TIDAK DIAUDIT OPINI AKUNTAN :
NAMA KANTOR AKUNTAN PUBLIK : N P W P AKUNTAN PUBLIK :
NAMA KANTOR KONSULTAN PAJAK : N P W P KONSULTAN PAJAK :
PENGHASILAN PENGHASILAN NETO FISKAL
KENA PAJAK (Diisi dari Formulir 1771-I Nomor 6 Kolom 3) ………¾
KOMPENSASI KERUGIAN (Diisi dari Lampiran Khusus 2A) ………¾
PENGHASILAN KENA PAJAK (1-2) ……...…..……….………..……¾
PPh TERUTANG PPh YANG TERUTANG (Tarif PPh Ps. 17 X Angka 3) ……..………..………..………… ¾
PENGEMBALIAN / PENGURANGAN KREDIT PAJAK LN
(PPh Ps. 24) YANG TELAH DIPERHITUNGKAN TAHUN LALU ………. ¾
JUMLAH PPh YANG TERUTANG (4 + 5) …..……….………..………¾
KREDIT PAJAK PPh DITANGGUNG PEMERINTAH (Proyek Bantuan LN) ……..………..………..……… ¾
a. KREDIT PAJAK DALAM NEGERI
(Diisi dari Formulir 1771-III) ……….………..…....………..………..………¾ b. KREDIT PAJAK LUAR NEGERI
(Diisi dari Lampiran Khusus 7A) ……….………..………..………..………¾
JUMLAH ( a + b ) ……...………..….………¾
a. PPh YANG HARUS DIBAYAR SENDIRI
b. PPh YANG LEBIH DIPOTONG / DIPUNGUT
PPh YANG DIBAYAR SENDIRI
a. PPh Ps. 25 BULANAN ….……..………..………..………..…¾
PPh YANG KURANG DIBAYAR PADA ANGKA 11.a. DISETOR TANGGAL ………
NO. FAKS : ………
DEPARTEMEN KEUANGAN R I
z BERI TANDA “X” DALAM (KOTAK) YANG SESUAI
: - - - -
-:
:
terutangnya Pajak
: / / / /
Ruang Validasi Kantor Penerima Pembayaran
………
Diterima oleh Kantor Penerima Pembayaran
Nama Jelas : ………
………
Beri tanda silang pada salah satu kolom bulan untuk masa yang berkenaan
Diisi sesuai Nomor Ketetapan : STP, SKPKB, SKPKBT
Des
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt
F.2.0.32.01
Nomor Ketetapan
Tanggal ……….
……….
Diisi sesuai buku petunjuk pengisian
Jumlah Pembayaran
Diisi sesuai dengan Nomor Pokok Wajib Pajak yang dimiliki
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus-menerus
dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat
baik materiil maupun spiritual. Untuk dapat merealisasikan tujuan tersebut perlu
pemahaman tentang pembiayaan pembangunan. Pembangunan Nasional yang
dilaksanakan oleh Indonesia selama ini merupakan upaya pembangunan yang
berkesinambungan dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur
berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Guna mencapai
pembangunan yang adil dan merata bagi seluruh masyarakat Indonesia,
pelaksanaan pembangunan harus senantiasa memperhatikan keserasian,
keselarasan, dan kesinambungan berbagai unsur pembangunan termasuk di
dalamnya adalah bidang perpajakan.
Di negara-negara hukum segala sesuatu harus ditetapkan dalam
undang-undang. Seperti di Indonesia pemungutan pajak diatur dalam pasal 23A
Amandemen Undang-undang Dasar 1945 bahwa pajak dan pungutan lain yang
bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dengan undang-undang. Atas
dasar undang-undang dimaksudkan bahwa pajak merupakan peralihan kekayaan
dari masyarakat ke pemerintah, untuk membiayai pengeluaran negara dengan
tidak mendapatkan kontraprestasi yang langsung.
2
Menurut Mohammad Zain, (“Manajemen Perpajakan”, 2003:15)
jenis-jenis dari pajak diantaranya, yaitu:
1. Pajak Negara
- Pajak Penghasilan
- Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas
Barang Mewah (PPN & PPnBM)
- Pajak Bumi dan Bangunan
- Bea Materai
- Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
- Penerimaan Negara yang berasal dari Migas (Pajak dan Royalti)
2. Pajak Daerah
a. Daerah Tingkat I
- Pajak Kendaraan Bermotor
- Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
b. Daerah Tingkat II
- Pajak Hotel dan Restoran
- Pajak Hiburan
- Pajak Reklame
- Pajak Penerangan Jalan
- Pajak Pengambilan dan Pengolahan Bahan Galian Golongan “C”
- Pajak Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan
c. Retribusi Daerah
- Retribusi Jasa Umum
- Retribusi Jasa Usaha
- Retribusi Periziznan Tertentu
3. Bea dan Cukai
a. Bea
3
- Bea Masuk
- Bea Keluar
- Bea Balik Nama
b. Cukai
- Cukai Tembakau
- Cukai Rokok
- Cukai Gula
- Cukai Alkohol
- Cukai Minuman Keras
Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan Dalam Negeri. Melalui
analisis penyeimbangan, penerimaan, dan pengeluaran negara dapat direncanakan
jumlah pajak yang akan dibebankan pada masyarakat sebagai Wajib Pajak.
Mekanisme perpajakan adalah salah satu cara pemerintah untuk memobilisasi
sumber daya guna menjamin berlangsungnya pemerintahan dan program-program
pembangunan yang dijalankannya. Penerimaan pajak yang optimal menjadi
sumber pembiayaan pembangunan nasional yang adil dan merata. Keberhasilan
pembangunan dalam hal ini sangat ditunjang dengan besarnya dana yang dapat
dikumpulkan melalui PPh, yang tergantung pada efektif atau tidaknya
pelaksanaan pemungutannya itu sendiri. Salah satu cara untuk mengefektifkan
pelaksanaan pemungutan PPh melalui struktur pengendalian internal.
Struktur pengendalian internal terdiri dari lingkungan, sistem akuntansi,
dan prosedur pengendalian yang diciptakan untuk memberikan jaminan yang
memadai agar tujuan organisasi tercapai. Pengendalian dilakukan untuk menjamin
aktivitas yang dilakukan sesuai dengan apa yang telah ditetapkan organisasi. Dari
uraian diatas, penulis akan menentapkan acuan hanya pada prosedur pengendalian
4
saja. Untuk itu agar pelaksanaan pengendalian dapat berjalan dengan baik, maka
tujuan dari pengendalian internal harus dijalankan untuk melindungi aktiva atau
asset negara yang salah satunya diperoleh dari penerimaan PPh, menjamin
keakuratan dan keandalan data dari PPh, meningkatkan efisiensi seluruh operasi
untuk meningkatkan pendapatan negara.
Keberadaan lembaga yang memfasilitasi Wajib Pajak (WP) untuk
memenuhi kewajibannya dalam membayar pajak menjadi penting untuk
memudahkan pelaksanaan peningkatan penerimaan negara. Kantor Pelayanan
Pajak (KPP) menjadi sarana yang harus dijalankan dan diawasi dengan baik.
Struktur dan proses kerja yang dijalankan oleh KPP harus dapat menunjang tujuan
akhir yang diharapkan oleh negara, yaitu memperoleh penerimaan seoptimal
mungkin. Disamping itu KPP pun harus dapat melayani Wajib Pajak, sehingga
Wajib Pajak dapat menikmati hak-haknya. Kantor Pelayanan Pajak harus dapat
menjembatani antara pemenuhan kewajiban-kewajiban Wajib Pajak terhadap
negara dan pemenuhan hak-hak yang dimiliki oleh Wajib Pajak. Dalam
pelaksanaannya perlu ditekankan adanya transfaransi dan kepatuhan hukum
bersama sehingga penerimaan pajak menjadi optimal.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian yang dilakukan pada Kantor Pelayanan Pajak dengan judul “Peranan
Struktur Pengendalian Internal Terhadap Efektivitas Penerimaan Pajak
Penghasilan Wajib Pajak Badan” (Studi kasus pada Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Bandung Bojonagara).
5
1.2 Identifikasi Masalah
Bertitik tolak dari uraian tersebut di atas, dalam penelitian ini penulis
merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah dalam Kantor Pelayanan Pajak terdapat Struktur Pengendalian Internal
dan dijalankan dengan baik?
2. Sejauh mana peranan Struktur Pengendalain Internal dalam rangka penerimaan
terhadap Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan?
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud penelitian ini adalah untuk memperoleh data yang akan dijadikan bahan
penulisan skripsi dan tujuannya adalah untuk menberikan jawaban dari identifikasi
masalah yang dikemukakan sebelumnya, yaitu:
1. Untuk mengetahui apakah dalam Kantor Pelayanan Pajak terdapat struktur
pengendalian internal dan dijalankan dengan baik..
2. Untuk mengetahui sejauh mana peranan struktur pengendalian internal dalam
rangka penerimaan terhadap Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan.
1.4 Kegunaan Penelitian
Hasil dari penelitian yang penulis lakukan ini, diharapkan dapat memberikan
manfaat bagi berbagai pihak, diantaranya:
1. Penulis
6
Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman yang berharga untuk
meningkatkan pemahaman mengenai perpajakan dan untuk memenuhi salah satu
syarat dalam menempuh ujian sidang sarjana Strata 1 di Fakultas Ekonomi
Universitas Kristen Maranatha.
2. Kantor Pelayanan pajak
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam
proses pengendalian internal dan untuk meningkatkan kinerja yang seoptimal
mungkin demi menunjang peningkatan penerimaan Pajak Penghasilan Wajib
Pajak Badan.
3. Pihak Lain yang Membutuhkan
Memberikan gambaran mengenai pengendalian internal yang ada di Kantor
Pelayanan Pajak, sehingga diharapkan dapat menambah serta lebih memperjelas
lagi tentang aktivitas Kantor Pelayanan Pajak khususnya aktiva penerimaan Pajak
Penghasilan, dengan demikian dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk
membayar pajak.
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
Perpajakan di Indonesia telah mengalami beberapa kali perubahan demi
menyesuaikan dengan kondisi yang ada, sesuai dengan arah dan Tujuan Pembangunan
Nasional serta Kebijakan Pemerintah dalam PJP Tahap II yang antara lain berbunyi
“Sistem perpajakan terus disempurnakan, pemungutan pajak diintensifkan dan aparat
perpajakan harus makin mampu dan bersih”.
7
Menurut Waluyo dan Wirawan B. Ilyas, dalam buku “Perpajakan
Indonesia”, (2003:24) ciri-ciri dari sistem pemungutan pajak adalah:
1. Pemungutan pajak merupakan perwujudan dari pengabdian dan peran serta Wajib
Pajak untuk secara langsung dan bersama-sama melaksanakan kewajiban
perpajakan dengan yang diperlukan untuk pembiayaan negara dan pembangunan
nasional;
2. Tanggung jawab atas kewajiban pelaksanaan pemungutan pajak sebagai
pencerminan kewajiban di bidang perpajakan berada pada anggota masyarakat
Wajib Pajak sendiri. Pemerintah dalam hal ini aparat perpajakan, sesuai dengan
fungsinya berkewajiban melakukan pembinaan, pelayanan, dan pengawasan
terhadap pemenuhan kewajiban perpajakan berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan;
3. Anggota masyarakat Wajib Pajak diberi kepercayaan untuk dapat melaksanakan
kegotongroyongan nasional melalui sistem menghitung, memperhitungkan,
membayar, dan melaporkan sendiri pajak yang terutang (self assessment system),
sehingga melalui sistem ini administrasi perpajakan diharapkan dapat
dilaksanakan dengan rapi, terkendali, sederhana, dan mudah untuk dipahami oleh
anggota masyarakat Wajib Pajak. Sistem ini bertujuan untuk melatih Wajib Pajak
untuk jujur dan memiliki sikap kesadaran yang tinggi untuk membayar pajak.
Dengan karakteristik sistem pemungutan pajak tersebut, maka Kantor
Pelayanan Pajak sebagai wadah pemenuhan kewajiban perpajakan, menjadi
penting kepatuhan hukum dan transparansinya. Kantor Pelayanan Pajak harus
8
dapat melengkapi dirinya dengan melaksanakan pengendalian internal yang baik
untuk mengawasi dan melindungi penerimaan pajak. Hal ini untuk menunjang
penerimaan negara yang salah satu sumber utamanya yaitu pajak.
Dari segi ekonomi, pajak merupakan pemindahan sumber daya dari sektor
privat (perusahaan) ke sektor publik. Pemindahan sumber daya tersebut akan
mempengaruhi daya beli (purchasing power) atau kemampuan belanja (spending
power) dari sektor privat. Agar tidak terjadi gangguan yang serius terhadap
jalannya perusahaan, maka pemenuhan kewajiban perpajakan harus dikelola
dengan baik.
Pengendalian internal meliputi struktur organisasi dan semua cara-cara
serta alat-alat yang dikoordinasikan yang digunakan dalam perusahaan dengan
tujuan untuk menjaga keamanan harta milik organisasi/perusahaan, memeriksa
ketelitian dan kebenaran data akuntansi, memajukan efisiensi di dalam operasi
dan membantu menjaga dipatuhinya kebijakan manajemen yang telah ditetapkan
terlebih dahulu.
Menurut Nugroho Widjajanto (“Sistem Informasi Akuntansi” 2001:18)
pengertian pengendalian intern (internal control) yaitu :
“Suatu sistem pengendalian yang meliputi struktur organisasi beserta semua metode dan ukuran yang ditetapkan dalam perusahaan dengan tujuan untuk:
- Mengamankan aktiva perusahaan,
- Mengecek kecermatan dan ketelitian data akuntansi,
- Meningkatkan efisiensi, dan
- Mendorong agar kebijakan manajemen dipatuhi oleh segenap jajaran
organisasi.
9
Pengendalian intern bertujuan untuk menjaga integritas informasi
akuntansi, melindungi aktiva perusahaan terhadap kecurangan, pemborosan, dan
pencurian yang dilakukan oleh pihak di dalam maupun di luar organisasi atau
perusahaan. Selain itu, pengendalian intern juga harus dapat memudahkan
pelacakan kesalahan baik disengaja ataupun tidak. Oleh karena itu, untuk
melancarkan penerimaan pajak dibutuhkan adanya proses pengendalian yang
dapat memberikan kepastian bahwa pajak telah dipungut dan
dipertanggungjawabkan dengan semestinya. Hal ini juga bertujuan untuk
meminimalisasi kesalahan dan penyelewengan yang mungkin terjadi.
Dengan pemikiran tersebut, maka pengendalian internal dalam Kantor
Pelayanan Pajak harus diperhatikan sejauh mana hubungan antara pengendalian
intern dengan efektifitas penerimaan pajak dalam Kantor Pelayanan Pajak,
bagaimana pengendalian internal yang terdapat dalam KPP tersebut, serta
performa pelayanan pajak dalam KPP tersebut. Dengan adanya pengendalian
internal diharapkan penerimaan yang diperoleh sesuai dengan yang dianggarkan.
Berdasarkan hal tersebut maka penulis dapat merumuskan hipotesis penelitian
sebagai berikut “Terdapat Hubungan yang Signifikan antara Struktur
Pengendalian Internal Terhadap Efektivitas Penerimaan Pajak PenghasilanWajib
Pajak Badan”.
1.6 Metode Penelitian
Metode penelitian adalah langkah-langkah kerja yang harus dilakukan
dalam melakukan suatu penelitian. Tujuannya adalah untuk menemukan jawaban
10
dari bahan penelitian dalam lingkungan kerja. Dalam penyusunan proposal ini,
metode yang digunakan yaitu metode penelitian deskriptif analitis, yaitu metode
yang berusaha mengumpulkan, menyajikan serta menganalisi data sehingga dapat
digambarkan dengan jelas mengenai objek yang diteliti sehingga menghasilkan
suatu kesimpulan.
Adapun tehnik yang digunakan dalam memperoleh data yaitu:
1. Penelitian Lapangan (Field Research)
Yaitu pengumpulan data primer secara langsung dengan mengadakan
penelitian terhadap objek yang sedang diteliti dengan cara melaksanakan
prosedur:
a. Observasi
Yaitu pengumpulan data primer secara langsung terhadap aktivitas
organisasi yang sedang diteliti dan hal-hal lain yang berhubungan
dengan permasalahan.
b. Wawancara
Yaitu pengumpulan data dengan pihak-pihak yang berwenang untuk
mendapatkan gambaran secara umum mengenai organisasi dan
masalah-masalah khusus yang sedang diteliti untuk mendapatkan data
yang objektif dengan penelitian.
c. Dokumentasi
Yaitu tehnik pengumpulan data dengan mengumpulkan bahan-bahan
yang diperlukan sehubungan dengan penelitian berupa
11
peraturan, pedoman-pedoman, brosur serta formulir-formulir yang
digunakan di Kantor Pelayanan Pajak Bojonagara.
2. Penelitian kepustakaan (Library Research)
Yaitu pengumpulan data dengan mempelajari dan membaca
literatur-literatur serta tulisan-tulisan yang berhubungan dengan masalah yang
diteliti, untuk memperoleh bahan-bahan yang akan dijadikan landasan
pemikiran teoritis di dalam melihat dan membahas kenyataan yang
ditemui dalam penelitian lapangan.
Berdasarkan judul skripsi yang penulis pilih yaitu “Peranan Struktur
Pengendalian Internal Terhadap Efektivitas Penerimaan Pajak Penghasilan Wajib
Pajak Badan”, maka terdapat dua variabel yaitu:
1. Varibel Bebas (Independent Variable)
Variabel bebas adalah variabel yang akan mempengaruhi variabel lain.
Sesuai hipotesis diatas, yang menjadi variabel bebas adalah “Struktur
Pengendalian Internal Yang Memadai”, karena variabel ini tidak
tergantung pada variabel lain dan dapat mempengaruhi penerimaan Pajak
Penghasilan Wajib Pajak Badan.
2. Variabel Tidak Bebas (Dependent Variable)
Variabel tidak bebas adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel
lainnya. Sesuai hipotesis diatas, yang menjadi variabel tidak bebas adalah
“Penerimaan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan”, karena
Penerimaan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan dapat ditunjang dengan
Struktur Pengendalian Internal yang memadai.
12
1.7 Lokasi Penelitian
Objek yang dijadikan penulis sebagai lokasi penelitian untuk mendapatkan
data adalah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Bojonagara di Jalan Asia
Afrika No. 114 Bandung.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan yang penulis lakukan pada
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Bojonagara, serta didukung oleh
teori, data yang ada, serta pembahasan pada bab sebelumnya, maka penulis dapat
menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengendalian intern yang telah dilakukan oleh KPP Pratama Bandung
Bojonagara cukup memadai, ini dapat dilihat dari: adanya pemisahan
fungsi yang telah dilaksanakan berdasarkan tugas masing-masing,
adanya prosedur otoritas yang jelas, pengendaliam fisik terhadap
aktiva dan catatan, adanya dokumen dan catatan yang memadai serta
pengecekan independen atas pelaksanaan pada KPP Pratama Bandung
Bojonagara yang merupakan struktur pengendalian internal yang telah
dilaksanakan dengan baik.
2. Sistem Pengendalian Internal mempunyai pengaruh terhadap
efektivitas penerimaan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan, hal
tersebut dapat dilihat dari pengujian statistik yang dilakukan penulis.
Dari hasil pengujian diperoleh sebagai berikut:
t hitung 3,493 > t tabel level of significance 0,05 df = 23 = 2,069 yang
berarti, terdapat perbedaan signifikan antara struktur pengendalian
internal terhadap penerimaan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan.
94
Dapat disimpulkan bahwa upaya peningkatan penerimaan Pajak
Penghasilan Badan telah dilaksanakan, struktur pengendalain interal
pada KPP Pratama Bandung Bojonagara dinilai cukup memadai
walaupun penerimaan pajak belum melampaui rencana anggaran
penerimaan pajak. Penurunan penerimaan pajak tahun 2006 ke tahun
2007 dipengaruhi oleh adanya perpindahan WP ke KPP Madya.
5.2 Saran
Beberapa saran yang dapat disampaikan untuk mendukung efektivitas
penerimaan pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan di Kantor Palayanan Pajak
Pratama Bandung Bojonagara adalah:
1. Untuk mempercepat perolehan informasi agar dapat digunakan untuk
keperluan lain, maka bisa menggunakan sistem on-line dari bank ke KPP
masing-masing, agar bisa mengolah data lebih akurat. Sistem on-line
tersebut juga diharapakan dapat memperkecil kurang akuratnya data yang
diperoleh.
2. Pembinaan aparatur perpajakan agar bertindak jujur, disiplin, dan tegas
dalam melaksanakan tugasnya untuk menghindari kebocoran dalam
penerimaan pajak.
3. Memperbanyak penyuluhan perpajakan sehingga masyarakat bisa lebih
memahami perpajakan dan mengubah pandangan negatif dari masyarakat
tentang perpajakan.
95
4. Fungsi Kantor Penyuluhan Pajak sebagai sumber informasi perpajakan,
hendaknya ditingkatkan efektivitasnya dalam memberikan informasi
kepada masyarakat agar kesadaran Wajib Pajak untuk membayar pajak.
5. Mengontrol kekerapan pertemuan aparat perpajakan dengan Wajib Pajak
yang sama secara terus menerus, atau melakukan mutasi internal, untuk
menghindari ketidakobjektifan yang bisa menimbulkan praktik suap.
DAFTAR PUSTAKA
Arens, A. Alvin, Elder, J. Randal, dan Beasley S. Mark, 2001, Edisi ke 9, Auditing dan Pelayanan Verifikasi, PT. Intermas, Indonesia.
Komarudin, 1994, Edisi ke-2, Ensiklopedia Manajemen, Bumi Angkasa, Jakarta.
A. Douglas, Lind; Mason D. Robert D. Mason; Marchal G.William, 2000, Edisi ke-3. Bassic Statistics for Business and Economic. McGraw Hill Book Co, Singapore.
Mardiasmo, 2003, Edisi Revisi, Perpajakan, Penerbit Andi, Jogyakarta.
Zain, Mohammad, 2003, Manajemen Perpajakan, Salemba Empat, Jakarta.
Widjajanto, Nugroho, 2001, Sistem Informasi Akuntansi, Erlangga, Jakarta.
Soekanto, Soerjono, 1999, Edisi ke-4, Sosiologi Suatu Pengantar, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Tuanakotta M. Theodorus, 1982, Edisi ke-3, Auditing: Petunjuk Pemeriksaan
Akuntan Publik, Fakultas Ekonomi Indonesia, Jakarta.
Ilyas, B. Wirawan, dan Waluyo, 2003, Perpajakan Indonesia, Salemba Empat, Jakarta.
IAI, 2001, Edisi 1, Standar Profesional Akuntan Publik Per 1 Januari 2001, Salemba Empat, Jakarta.
96 Universitas Kristen Maranatha