ABSTRAK
TINGKAT MOTIVASI BELAJAR SISWA (Studi Deskriptif pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 18 Surakarta Tahun Ajaran 2016/2017
dan Implikasinya terhadap Usulan Topik-topik Bimbingan Belajar)
Veronika Agnes Kusumaning Ayu
Universitas Sanata Dharma
2016
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang tingkat motivasi belajar siswa kelas VIII SMP N 18 Surakarta tahun ajaran 2016/2017 dan membuat usulan topik-topik bimbingan belajar yang sesuai untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
Instrumen penelitian ini adalah kuesioner motivasi belajar siswa. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan metode survey. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII yang berjumlah 206 siswa. Kuesioner terdiri dari 40 item yang memuat 6 aspek motivasi belajar yaitu adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya harapan dan cita-cita masa depan, adanya penghargaan dalam belajar, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, dan adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan peserta didik dapat belajar dengan baik. Teknik analisis data yang digunakan adalah pengkategorisasian menurut Azwar yang disusun berdasarkan model kategori jenjang (ordinal). Kategori ini terbagi menjadi 5 yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada 40 (22,9%) siswa yang memiliki motivasi belajar sangat tinggi, 105 (60%)siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi, dan 30 (17,1%) siswa yang memiliki motivasi belajar sedang. Berdasarkan hasil capaian skor item, ada 12 (30%) item yang skornya “sangat tinggi, 22 (55%) item yang skornya “tinggi”, dan 5 (12,5%) item yang skornya
“rendah”. Item yang capaian skornya sedang dan rendah dijadikan sebagai pedoman pembuatan usulan topik bimbingan belajar.
ABSTRACT
THE LEVEL OF STUDENTS' LEARNING MOTIVATION (A Descriptive Study of 8th Grade Students of SMP Negeri 18 Surakarta
2016/2017 and The Implication on The Proposal of Tutoring Topics)
Veronika Agnes Kusumaning Ayu
Sanata Dharma University
2016
The aims of this research are to gain an overview of the level of students learning motivation among the 8th grade students of SMP N 18 Surakarta 2016/2017 and to propose appropriate topics to improve students' learning motivation.
The instrument used for this research is questionnaire of students' motivation. This research is quantitative descriptive survey method. The subject in this research is 206 of 8th grade students. The questionnaire consists of 40 items which include 6 aspects of learning motivation, i.e passion and desire to be succesful, the urge and need in learning, the hopes and ideals for the future, the reward in learning, the interesting activity in learning, and the conducive environment for learning. The data analysis technique used for this research is the categorization by Azwar, which is arranged based on the ordinal category. This category is divided into 5 categories, namely very high, high, medium, low, and very low.
The result shows that there are 40 students (22.9%) who have very high motivation in learning, 105 students (60%) who have high motivation in learning, and 30 students (17,1%) who have medium learning motivation. Based on the result of item scores, there are 12 (30%) "very high" items, 22 (55%) "high" items, and 5 (12.5%) "low" items. The items which are in medium and low categories are used as the guidelines for making the proposal of tutoring topics.
TINGKAT MOTIVASI BELAJAR SISWA (Studi Deskriptif pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 18 Surakarta Tahun Ajaran 2016/2017
dan Implikasinya terhadap Usulan Topik-topik Bimbingan Belajar)
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Progam Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh:
Veronika Agnes Kusumaning Ayu
121114041
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iii
MOTTO
“Mencoba tidak cukup sekali saja, akan tetapi harus
dilakukan terus menerus karena dengan mencoba
kita dapat mengetahui seberapa jauh kemampuan
yang kita miliki”
(anonim)
“Jika tidak ada perjuangan, maka tidak ada
kemajuan”
(Frederick Douglas)
“Tidak ada
keberhasilan tanpa kesungguhan, dan
tidak ada kesungguhan tanpa kesabaran”
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada:
Tuhan Yesus Kristus
Bapak Ibu Ignatius Rudjito selaku orangtua.
Kakak dan adik Markus Hariyanto serta saudara saya lainnya. Pacar Saya, Antonius Prasetyadi
Teman-teman Prodi Bimbingan dan Konseling angkatan 2012 Teman-teman Kos Luna: Theresia Kumala W, Rizky Dian
vi ABSTRAK
TINGKAT MOTIVASI BELAJAR SISWA (Studi Deskriptif pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 18 Surakarta Tahun Ajaran 2016/2017
dan Implikasinya terhadap Usulan Topik-topik Bimbingan Belajar)
Veronika Agnes Kusumaning Ayu
Universitas Sanata Dharma
2016
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang tingkat motivasi belajar siswa kelas VIII SMP N 18 Surakarta tahun ajaran 2016/2017 dan membuat usulan topik-topik bimbingan belajar yang sesuai untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
Instrumen penelitian ini adalah kuesioner motivasi belajar siswa. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan metode survey. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII yang berjumlah 206 siswa. Kuesioner terdiri dari 40 item yang memuat 6 aspek motivasi belajar yaitu adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya harapan dan cita-cita masa depan, adanya penghargaan dalam belajar, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, dan adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan peserta didik dapat belajar dengan baik. Teknik analisis data yang digunakan adalah pengkategorisasian menurut Azwar yang disusun berdasarkan model kategori jenjang (ordinal). Kategori ini terbagi menjadi 5 yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada 40 (22,9%) siswa yang memiliki motivasi belajar sangat tinggi, 105 (60%)siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi, dan 30 (17,1%) siswa yang memiliki motivasi belajar sedang. Berdasarkan hasil capaian skor item, ada 12 (30%) item yang skornya “sangat tinggi, 22 (55%) item yang skornya “tinggi”, dan 5 (12,5%) item yang skornya “rendah”. Item yang capaian skornya sedang dan rendah dijadikan sebagai pedoman pembuatan usulan topik bimbingan belajar.
vii ABSTRACT
THE LEVEL OF STUDENTS' LEARNING MOTIVATION (A Descriptive Study of 8th Grade Students of SMP Negeri 18 Surakarta
2016/2017 and The Implication on The Proposal of Tutoring Topics)
Veronika Agnes Kusumaning Ayu
Sanata Dharma University
2016
The aims of this research are to gain an overview of the level of students learning motivation among the 8th grade students of SMP N 18 Surakarta 2016/2017 and to propose appropriate topics to improve students' learning motivation.
The instrument used for this research is questionnaire of students' motivation. This research is quantitative descriptive survey method. The subject in this research is 206 of 8th grade students. The questionnaire consists of 40 items which include 6 aspects of learning motivation, i.e passion and desire to be succesful, the urge and need in learning, the hopes and ideals for the future, the reward in learning, the interesting activity in learning, and the conducive environment for learning. The data analysis technique used for this research is the categorization by Azwar, which is arranged based on the ordinal category. This category is divided into 5 categories, namely very high, high, medium, low, and very low.
The result shows that there are 40 students (22.9%) who have very high motivation in learning, 105 students (60%) who have high motivation in learning, and 30 students (17,1%) who have medium learning motivation. Based on the result of item scores, there are 12 (30%) "very high" items, 22 (55%) "high" items, and 5 (12.5%) "low" items. The items which are in medium and low categories are used as the guidelines for making the proposal of tutoring topics.
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, atas berkat yang diberikan dalam kelancaran penulisan skripsi ini. Skripsi ini disusun sebagai tugas akhir yang menjadi syarat kelulusan dan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bimbingan Konseling. Banyak hal baru yang telah diperoleh penulis selama proses penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang bersangkutan. Oleh karena itu penulis berterima
kasih kepada:
1. Dr. Gendon Barus, M.Si. sebagai Ketua Progam Studi Bimbingan dan
Konseling yang telah memberikan dukungannya dalam penyelesaian skripsi ini.
2. Prias Hayu Purbaning Tyas, M.Pd. sebagai dosen pembimbing skripsi
yang selalu mengarahkan dan memberikan dukungan serta dorongan kepada saya selama proses bimbingan skripsi.
3. Seluruh Dosen Progam Studi Bimbingan dan Konseling yang selalu
memberikan semangat dalam penyelesaian skripsi ini.
4. Tarno, S.Pd,M.Pd. sebagai kepala sekolah SMP N 18 Surakarta yang telah
mengijinkan dilaksanakannya penelitian ini.
5. Ibu Sri Hartini,S.Pd dan Ibu E.Sri Utami P, S.Psi sebagai guru BK
disekolah yang bersedia memberikan informasi yang dibutuhkan peneliti.
6. Semua Guru SMP N 18 Surakarta yang selalu memberikan informasi serta
dukungan agar skripsi ini terselesaikan.
7. Bapak Ibu Ignatius Rudjito selaku orangtua penulis yang senantiasa
memberikan doa dan dukungan demi kelancaran penyelesaian skripsi ini.
8. Kakak, adik serta saudara saya lainnya yang selalu mendukung dan
membantu untuk kelancaran penulisan skripsi.
9. Antonius Prasetyadi sebagai pacar penulis yang selalu memberikan
ix
10.Teman-teman angkatan 2012 Prodi Bimbingan dan Konseling yang telah
memberikan bantuan dan dukungan selama proses penyelesaian skripsi ini.
11.Semua teman Kos Luna terutama Theresia Kumala W, Rizky Dian
Wulandari, Agatha Henry, dan Kresentia Nita yang selalu memberikan semangat untuk penulis.
12.Siswa kelas VIII SMP N 18 Surakarta yang telah berkerja sama dengan baik selama penelitian dilakukan.
13.Untuk semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah
x DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……… i
HALAMAN PENGESAHAN………... ii
MOTTO……… iii
PERSEMBAHAN………. iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……….. v
ABSTRAK………... vi
ABSTRACT………. vii
KATA PENGANTAR……….. viii
DAFTAR ISI……… ix
DAFTAR TABEL……… xiii
DAFTAR GAMBAR……… xiv
DAFTAR LAMPIRAN ……….... xv
BAB I. PENDAHULUAN……… 1
A. Latar Belakang Masalah……….. 1
B. Identifikasi Masalah……… 4
C. Pembatasan Masalah……… 5
D. Rumusan Masalah……… 5
E. Tujuan Penelitian………. 5
F. Manfaat Penelitian………... 6
G. Definisi Operasional……… 7
BAB II. KAJIAN PUSTAKA………. 8
A. Hakikat Motivasi Belajar………... 8
1. Pengertian Motivasi………... 8
2. Pengertian Belajar……… 9
3. Pengertian Motivasi Belajar……… 10
4. Jenis-jenis Motivasi Belajar……… 11
5. Aspek-aspek Motivasi Belajar……… 12
xi
7. Fungsi Motivasi……….. 18
8. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar……. 20
B. Hakikat Remaja dan Aktivitasnya Belajarnya……….. 22
1. Pengertian Remaja……….. 22
2. Tugas Perkembangan Remaja………. 24
3. Upaya Peningkatan Motivasi Belajar……….. 27
C. Bimbingan Belajar………. 28
1. Pengertian Bimbingan Belajar……… 28
2. Tujuan Bimbingan Belajar………. 29
3. Prinsip-prinsip Pelaksanaan Bimbingan Belajar………… 30
4. Strategi Bimbingan Belajar……… 31
D. Kajian Penelitian yang Relevan ………. 32
E. Kerangka Berpikir……… 32
BAB III. METODE PENELITIAN………. 34
A. Jenis Penelitian……… 34
B. Subyek Penelitian……… 35
C. Tempat dan Waktu Penelitian………... 35
D. Instrument Pengumpulan Data………. 36
E. Validitas dan Realibilitas Instrumen………... 37
F. Teknik Analisis Data………. 42
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………... 47
A. Hasil Penelitian……….. 47
1. Tingkat Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP N 18 Surakarta Tahun Ajaran 2016/2017………. 47
2. Penggolongan Skor Item Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP N 18 Surakarta Tahun Ajaran 2016/2017………….. 48
B. Pembahasan………... 51
1. Deskripsi Tingkat Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP N 18 Surakarta Tahun Ajaran 2016/2017……… 51
xii
C. Usulan Topik Bimbingan Belajar……….. 57
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ……… 59
A. Kesimpulan……… 59
B. Keterbatasan Penelitian………... 60
C. Saran……… 60
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1: Jumlah Subyek Penelitian……….... 35
Tabel 2: Jadwal Pengumpulan Data Siswa Kelas VIII SMP N 18 Surakarta Tahun Ajaran 2016/2017………. 35
Tabel 3: Kisi-kisi Kuesioner Uji Coba Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP N 18 Surakarta Tahun Ajaran 2016/2017.……….…….….. 37
Tabel 4: Hasil Analisis Validitas ………... 39
Tabel 5: Kisi-kisi Kuesioner Motivasi Belajar Siswa SMP N 18 Surakarta Tahun Ajaran 2016/2017 (FINAL)……….. 40
Tabel 6: Kriteria Guilford……….. 41
Tabel 7: Hasil Koefisien Reliabilitas Kuesioner……… 42
Tabel 8: Norma Kategorisasi……….. 43
Tabel 9: Kategorisasi Tingkat Motivasi Belajar Siswa………... 45
Tabel 10: Kategorisasi Tingkat Capaian Skor motivasi Belajar……… 46
Tabel 11: Tingkat Motivasi Belajar Siswa……….. 47
Tabel 12: Penggolongan Skor Item………49
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1: Tingkat Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP N18 Surakarta Tahun Ajaran2016/2017…... 48 Gambar 2: Jumlah Perhitungan Skor Item Kuisioner Motivasi Belajar Siswa
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Hasil Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Uji
Coba………... 66
Lampiran 2: Hasil Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Final Kuisioner Siswa (Final)……….. 70
Lampiran 3: Kuesioner Siswa……….. 73
Lampiran 4: Hasil Skoring……… 77
1 BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas latar belakang masalah, identifikasi masalah,
pembatasan masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan definisi istilah.
A. Latar Belakang Masalah
Kegiatan belajar merupakan kewajiban utama bagi siswa yang
dapat dilakukan di sekolah maupun di rumah. Menurut Suyono dan
Hariyanto (2012:9), belajar adalah suatu aktivitas atau proses untuk
memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki
perilaku, sikap dan mengokohkan kepribadian. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi kegiatan belajar, salah satunya adalah motivasi.
Setiap siswa memiliki motivasi untuk belajar. Motivasi belajar
dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa
yang menimbulkan kegiatan belajar. Motivasi dapat muncul dari dalam
diri siswa, namun juga dapat muncul karena adanya pengaruh dari luar diri
siswa. Motivasi belajar ini sangat diperlukan bagi siswa dalam kegiatan
belajar mengajar di sekolah.
Motivasi belajar tidak lepas dari hasil belajar siswa di sekolah.
Hasil belajar siswa dapat meningkat apabila siswa memiliki motivasi
belajar yang tinggi. Siswa yang memiliki intelegensi tinggi pun bisa jadi
gagal dalam prestasi belajarnya karena tidak memiliki motivasi belajar.
dalam dirinya, namun menumbuhkan motivasi belajar siswa bukanlah hal
yang mudah. Sebagian dari mereka belum menyadari akan pentingnya
motivasi belajar bagi diri sendiri. Sehingga hal tersebut membuat orang
tua dan guru berusaha membantu siswa dalam meningkatkan motivasi
belajarnya.
Dalam penelitian ini, peneliti mengambil subjek siswa Sekolah
Menengah Pertama (SMP) kelas VIII. Siswa SMP termasuk dalam
kategori remaja awal. King (2012:188) mengatakan bahwa masa remaja
(adolescence) adalah masa perkembangan yang merupakan masa transisi
dari anak-anak menuju dewasa. Masa ini disebut juga dengan masa
pubertas. Siswa yang berada pada masa pubertas berada pada usia antara
12 tahun hingga 15 tahun. Masa pubertas ini ditandai dengan sejumlah
ciri-ciri atau perubahan yang dialami pada siswa. Perubahan tersebut
meliputi perubahan fisik, kognitif, dan sosio-emosional. Selain itu, dalam
masa remaja, siswa memiliki tugas perkembangan yang perlu dilakukan.
Salah satu tugas perkembangannya yaitu mencapai kematangan
intelektual. Siswa yang belum memiliki motivasi belajar dapat dikatakan
belum mampu mencapai kematangan intelektual.
Peneliti melakukan penelitian di SMP Negeri 18 Surakarta dengan
subjek siswa kelas VIII tahun ajaran 2016/2017. Jumlah siswa yang
menjadi subjek penelitian sebanyak 175 siswa. Pada tanggal 6 januari
2016, peneliti berkunjung ke SMP Negeri 18 Surakarta untuk mengamati
oleh salah satu guru yang memang sudah memahami karakter siswa di
sekolah tersebut. Dari hasil pengamatan, peneliti melihat bahwa sebagian
siswa kurang berminat dalam mengikuti pelajaran di kelas. Pada saat
proses belajar mengajar berlangsung, beberapa siswa ada yang berbicara
sendiri, tidur, bermain, dan melakukan hal lain diluar pelajarannya. Hal
tersebut dapat menjadi indikasi rendahnya motivasi belajar siswa.
Prestasi belajar sebagian siswa kelas VIII SMP N 18 Surakarta
juga cenderung rendah atau kurang baik. Hal tersebut dilihat dari nilai
rapor siswa pada saat kelas VII yang menunjukkan ada beberapa nilai
siswa yang berada dibawah KKM. Selain siswa yang nilainya kurang baik,
adapula siswa yang nilainya baik. Siswa yang nilai akademiknya baik
pasti memiliki motivasi belajar dalam dirinya. Motivasi tersebut muncul
dapat dikarenakan siswa merasa senang dan bersemangat bisa melanjutkan
sekolah ke jenjang SMP. Semangat siswa tersebut mampu memacu siswa
untuk belajar lebih giat lagi.
Motivasi belajar siswa dapat dipengaruhi oleh status sosialnya
dalam kehidupan masyarakat. Sebagian siswa SMP Negeri 18 Surakarta
berasal dari keluarga golongan warga miskin (GAKIN), sehingga siswa
yang tergolong dalam GAKIN ini akan dibebaskan dari biaya sekolah. Hal
itu juga dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa karena sebagian dari
mereka berpikiran bahwa sekolah mereka gratis sehingga mereka
menyepelekan pelajaran di kelas. Selain itu sebagian siswa tinggal di
kesulitan untuk belajar. Lokasi tempat tinggal siswa yang dekat dengan
Tempat Pembuangan Sampah (TPS), rel kereta, dan lokasi lain yang
kurang memadai membuat siswa kurang nyaman dalam belajar.
Tinggi rendahnya motivasi belajar siswa tidak lepas dari peran
orang tua dalam mendampingi siswa belajar. Mayoritas orangtua siswa
tidak memiliki keterampilan untuk membantu anaknya belajar. Hal
tersebut menyebabkan siswa bingung karena tidak ada yang membantunya
belajar di rumah. Apabila orangtua mampu membantu anaknya dalam
belajar maka anak akan lebih bersemangat dalam belajar ataupun
mengerjakan tugas sekolah. Selain itu ada juga orang tua siswa yang
terlalu sibuk dengan pekerjaannya sehingga kurang memiliki waktu
mendampingi anaknya belajar. Hal ini berpengaruh pada motivasi belajar
siswa dan akan berpengaruh pula terhadap prestasi siswa di sekolah.
Berdasarkan informasi yang diterima serta pengamatan yang
dilakukan oleh peneliti, maka peneliti beranggapan bahwa perlu diadakan
penelitian yang berkaitan dengan motivasi belajar siswa, sehingga dapat
diketahui seberapa tinggi tingkat motivasi belajar siswa.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat diidentifikasikan
beberapa masalah sebagai berikut:
1. Ada indikasi bahwa motivasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 18
2. Minat belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 18 Surakarta tahun ajaran
2016/2017 rendah.
3. Motivasi belajar siswa yang rendah mempengaruhi prestasi belajar
atau nilai akademiknya.
4. Kondisi lingkungan siswa membuat siswa merasa kurang nyaman
dalam belajar.
5. Kurangnya dukungan orangtua membuat semangat belajar siswa
rendah.
C. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini, fokus kajian diarahkan untuk menjawab
masalah yang termuat pada butir nomer 1 yaitu mengenai motivasi belajar
siswa kelas VIII SMP Negeri 18 Surakarta tahun ajaran 2016/2017.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, maka
permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Seberapa tinggi tingkat motivasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri
18 Surakarta tahun ajaran 2016/2017?
2. Item kuesioner motivasi belajar mana yang capaian skornya
teridentifikasi sedang dan rendah, untuk diusulkan sebagai topik
bimbingan belajar yang sesuai dalam meningkatkan motivasi belajar
E. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah, tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan tinggi atau rendahnya motivasi belajar pada siswa
kelas VIII SMP Negeri 18 Surakarta tahun ajaran 2016/2017.
2. Mengidentifikasi item-item kuesioner motivasi belajar yang capaian
skornya sedang dan rendah sebagai usulan topik bimbingan belajar
yang sesuai dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini sebagai sumbangan ilmu pengetahuan dan
menambah wawasan dalam bidang bimbingan dan konseling.
2. Manfaat praktis
a. Bagi siswa
Siswa dapat menggunakan penelitian ini untuk mengetahui
seberapa tinggi motivasi belajar mereka.
b. Bagi Kepala Sekolah
Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh sekolah sebagai
informasi mengenai motivasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri
c. Bagi guru
Guru dapat lebih memahami siswa yang memiliki motivasi
rendah dan mencari solusi untuk membantu mengembangkan siswa
dalam meningkatkan motivasinya.
d. Bagi peneliti
Dapat menambah pengalaman dan wawasan peneliti dalam
mengetahui informasi mengenai motivasi belajar siswa.
G. Definisi Istilah
Berikut ini dirumuskan definisi berbagai istilah seputar judul
penelitian:
1. Motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada
siswa-siswa untuk belajar sehingga dapat memperoleh prestasi atau hasil
belajar yang baik.
2. Masa remaja adalah periode transisi perkembangan antara masa
kanak-kanak dengan masa dewasa, yang melibatkan perubahan-perubahan
biologis, kognitif, dan sosio-emosional.
3. Bimbingan Belajar adalah bimbingan dalam hal menemukan cara
belajar yang tepat, dalam memilih progam studi yang sesuai dan dalam
mengatasi kesukaran yang timbul berkaitan dengan tuntutan-tuntutan
8 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Bab ini membahas mengenai teori motivasi belajar, hakikat remaja dan
aktivitas belajarnya, bimbingan belajar, kajian penelitian yang relevan, dan
kerangka berpikir.
A. Hakikat Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai
kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan
individu tersebut bertindak atau berbuat. Motif tidak dapat diamati
secara langsung, tetapi dapat diinterpretasikan dalam tingkah lakunya,
berupa rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenaga munculnya
suatu tingkah laku tertentu (Uno, 2007:3). Menurut Djiwandono
(2006:329) motivasi berasal dari bahasa latin yaitu motivatum. Kata
motivatum menunjuk pada alasan tertentu mengapa sesuatu itu
bergerak.
Motivasi juga dapat dikatakan sebagai daya penggerak yang
telah menjadi aktif (Winkel, 1983:27). Aunurrahman (2012:114)
menggungkapkan bahwa motivasi merupakan tenaga pendorong bagi
seseorang agar memiliki energi atau kekuatan melakukan sesuatu
dengan penuh semangat. Motivasi sebagai suatu kekuatan yang
mampu mengubah energi dalam diri seseorang dalam bentuk aktivitas
mengatakan bahwa motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam
pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif dan reaksi
untuk mencapai tujuan.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan
bahwa motivasi adalah daya penggerak atau dorongan yang berasal
dari dalam diri (internal) seseorang maupun dari luar (eksternal) untuk
melakukan kegiatan demi mencapai tujuan tertentu.
2. Pengertian Belajar
Uno (Uno, 2007:22) menjelaskan bahwa belajar adalah suatu
proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman
individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Dalam
pengertian luas, belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psiko-fisik
menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam arti
sempit, belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu
pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya
kepribadian yang utuh (Sardiman, 2008:20-21).
Menurut Suyono dan Hariyanto (2012:9), belajar adalah suatu
aktivitas atau proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan
keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap dan mengokohkan
kepribadian. Winkel (2012) berpendapat bahwa belajar pada manusia
merupakan suatu proses psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif
perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, ketrampilan, nilai-sikap,
yang bersikap konstan atau menetap. Perubahan-perubahan itu dapat
berupa penyempurnaan terhadap hal yang sudah dipelajari.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan
bahwa belajar adalah proses seseorang dalam memahami pengetahuan
baru sehingga mengalami perubahan dari yang tidak tau menjadi tau.
3. Pengertian Motivasi Belajar
Uno (2007:23) motivasi dan belajar merupakan dua hal yang
saling mempengaruhi. Sardiman (2007:75) mengatakan bahwa
motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual.
Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa
senang, dan semangat untuk belajar. Motivasi belajar adalah
keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan
kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar
dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar itu, maka tujuan
yang dikehendaki siswa tercapai (Winkel, 1983:27). Menurut Clayton
Alderfer (dalam Nashar, 2004:42), Motivasi belajar adalah
kecenderungan siswa dalam melakukan kegiatan belajar yang
didorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi atau hasil belajar sebaik
mungkin.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
(internal) maupun dari luar (eksternal) untuk memahami pengetahuan
baru.
4. Jenis-jenis Motivasi Belajar
a. Motivasi intrinsik
Motivasi intrinsik adalah dorongan dari dalam individu
untuk melakukan suatu aktivitas (Anurrahman, 2012:115).
Menurut Hamalik (2007:162), motivasi intrinsik adalah motivasi
yang hidup dalam diri siswa dan berguna dalam situasi belajar
yang fungsional. Dalam hal ini pujian atau hadiah tidak diperlukan
karena hadiah tersebut tidak mempengaruhi siswa belajar. motivasi
instriksi mengacu paada faktor-faktor dari dalam. Kebanyakan
teori pendidikan modern mengambil motivasi intrinsik sebagai
pendorong bagi aktivitas dalam pengajaran dan dalam pemecahan
soal (Davies, 1987:216).
Sardiman (2008: 89) mengatakan bahwa yang dimaksud
dengan motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif
atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam
diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
Sebagai contoh konkret, seorang siswa yang melakukan kegiatan
belajar karena betul-betul ingin mendapatkan pengetahuan, nilai
atau keterampilan agar dapat berubah tingkah lakunya secara
b. Motivasi ekstrinsik
Menurut Hamalik (2007:163), motivasi ekstrinsik adalah
motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi
belajar, seperti angka, hadiah, persaingan, lingkungan keluarga,
dan lain-lain. motivasi ekstrinsik ini tetap diperlukan disekolah,
sebab tidak semua yang diajarkan di sekolah tidak semua menarik
minat siswa atau sesuai kebutuhan siswa. Sardiman (2008:91)
berpendapat bahwa motivasi ekstrinsik merupakan motif-motif
yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar.
Motivasi eksternal adalah dorongan yang berasal dari luar
diri individu. Misalnya Tono seorang murid sekolah dasar,
berusaha belajar dengan sungguh-sungguh untuk mendapatkan
nilai matematika karena orang tuanya menjanjikan akan
memberikan hadiah bilamana ia mendapatkan nilai yang tinggi
pada mata pelajaran tersebut (Aunurrahman, 2012:116).
5. Aspek-aspek Motivasi Belajar
Menurut Uno (2007:23), motivasi belajar terbagi menjadi 2
yaitu dorongan internal (motivasi intrinsik) dan dorongan eksternal
(motivasi ekstrinsik). Jenis motivasi belajar tersebut akan digunakan
sebagai aspek dalam pembuatan instrumen. Uno mengungkapkan
ada beberapa indikator yang mendukung motivasi belajar, yaitu
sebagai berikut:
a. Dorongan internal
1) Adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil
Siswa yang memiliki motivasi belajar ditandai dengan
adanya hasrat dan keinginan yang kuat dalam diri siswa untuk
memperoleh prestasi yang baik di sekolah. Prestasi belajar
siswa dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam menguasai
materi pelajaran dan memperoleh nilai yang tinggi dalam hasil
belajarnya. Selain itu siswa juga akan terlibat aktif di kelas saat
kegiatan belajar berlangsung. Siswa yang memiliki motivasi
belajar akan berusaha semaksimal mungkin untuk memperoleh
keberhasilan belajarnya.
Penjelasan tersebut didukung oleh pendapat Djamarah
yang menggungkapkan bahwa hasrat untuk belajar berarti pada
diri anak didik itu memang ada motivasi untuk belajar,
sehingga sudah barang tentu hasilnya akan lebih baik daripada
anak didik yang tak berhasrat untuk belajar (Djamarah,
2011:166).
2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
Motivasi belajar yang dimiliki siswa ditandai dengan
dorongan dalam diri atau minat siswa terhadap kegiatan belajar
di sekolah. siswa yang berminat dalam pelajaran akan
sehingga siswa menganggap bahwa belajar merupakan suatu
kebutuhan bukan hanya suatu kewajiban.
Menurut Djamarah (2011:154) motivasi berhubungan
erat dengan kebutuhan dalam belajar. Kebutuhan yang tak bisa
dihindari oleh anak didik adalah keinginan untuk menguasai
sejumlah ilmu pengetahuan oleh karena itulah anak didik
belajar. Sardiman (1998:93) juga mengungkapkan bahwa
motivasi muncul karena adanya kebutuhan, begitu juga dengan
minat sehingga tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi
yang pokok.
3) Adanya harapan dan cita-cita masa depan.
Siswa yang memiliki motivasi belajar ditandai dengan
adanya harapan serta cita-cita siswa di masa depan. Siswa
memiliki gambaran dan tujuan yang jelas mengenai masa
depannya. Selain itu siswa juga memiliki harapan yang tinggi
agar cita-cita nya dapat tercapai. Harapan yang dimiliki siswa
tersebut dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa.
Sardiman (1998:89) menggungkapkan bahwa siswa
yang memiliki motivasi instrinsik akan memiliki tujuan
menjadi orang yang terdidik, yang berpengetahuan, yang ahli
dalam bidang studi tertentu. Satu-satunya jalan untuk menuju
ke tujuan yang ingin dicapai ialah belajar, tanpa belajar tidak
b. Dorongan eksternal
1) Adanya penghargaan dalam belajar
Dalam hal menumbuhkan motivasi belajar dalam diri
siswa, salah satu hal yang dapat dilakukan oleh guru atau orang
tua yaitu memberikan penghargaan atas keberhasilan belajar
siswa. Penghargaan tersebut dapat berupa hadian kecil maupun
pujian bagi siswa. Dengan penghargaan tersebut siswa akan
merasa bahwa apa yang dilakukannya benar sehingga akan
dilakukan lagi.
Djamarah (2011:160) berpendapat bahwa hadiah adalah
memberikan sesuatu kepada orang lain sebagai penghargaan
atau kenang-kenangan/cinderamata. Dalam dunia pendidikan,
hadiah bisa dijadikan sebagai alat motivasi. Hadiah dapat
diberikan kepada anak yang berprestasi tinggi, ranking satu,
dan lain sebagainya. Selain itu Djamarah juga mengungkapkan
bahwa pujian yang diucapkan pada waktu yang tepat dapat
dijadikan sebagai alat motivasi. Pujian adalah bentuk
reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi
yang baik (Djamarah, 2011:164).
2) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.
Menumbuhkan motivasi belajar siswa tidaklah mudah.
Siswa perlu diberikan kegiatan yang baru dan menarik dalam
tersebut siswa merasa senang dan semakin bersemangat dalam
belajar.
Surya (2004:53), menjelaskan bahwa guru dituntut
untuk mampu meningkatkan kualitas belajar peserta didik
dalam bentuk kegiatan belajar yang sedemikian rupa dapat
menghasilkan pribadi yang mandiri. Merode pengajaran yang
bervariasi dapat membuat siswa lebih senang dan bersemangat
dalam belajar, sehingga dapat memberikan hasil pembelajaran
yang lebih baik.
3) Adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga
memungkinkan peserta didik dapat belajar dengan baik.
Dalam menumbuhkan motivasi belajar siswa diperlukan
dukungan dari luar yaitu lingkungan. Siswa membutuhkan
kondentrasi dalam belajar sehingga lingkungan belajar yang
nyaman dan kondusif harus diutamakan. Selain itu kelengkapan
yang mendukung proses belajar baik di sekolah maupun
dirumah juga dapat mempengaruhi siswa dalam belajar.
Reid (2009:23) menegaskan Lingkungan berpotensi
memberi dampak besar pada pembelajaran, namun preferensi
terhadap lingkungan sangat individual dan sangat bergantung
pada gaya belajar seseorang. Selain itu penting kita membantu
individu menemukan lingkungan belajar terbaiknya. Surya
lingkungan yang dapat menunjang bagi proses
pembelajaran-pengajaran secara efektif. Proses pembelajaran akan
berlangsung efektif pula apabila ditunjang dengan sarana yang
baik.
6. Karakteristik Siswa yang Memiliki Motivasi
Menurut Sardiman (2007, 83) motivasi yang ada pada setiap
diri orang itu memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Tekun dalam menghadapi tugas
Individu yang tekun akan mampu bekerja terus-menerus dalam
waktu yang lama dan tidak berhenti sebelum selesai.
b. Ulet menghadapi kesulitan
Individu yang ulet memiliki sifat tidak lekas putus asa, tidak
memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin
dan tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya.
c. Mempunyai minat terhadap macam-macam masalah
Seseorang yang memiliki minat berbagai macam masalah berarti
mempunyai keinginan yang besar untuk menyelesaikan masalah
tersebut.
d. Perasaan senang saat bekerja
Individu yang merasa senang saat bekerja akan memilki inisiatif
dalam melakukam sesuatu, mampu mengambil keputusan dan
e. Bosan pada tugas yang sifatnya rutin
Individu yang mudah bosan pada tugas yang sifatnya rutin tidak
menyukai pekerjaan yang sifatnya berulang-ulang atau rutin, tetapi
lebih menyukai pekerjaan yang sifatnya inovasi atau mengalami
perubahan dengan mencari kreatifitas.
f. Dapat mempertahankan pendapatnya
Jika individu sudah merasa yakin terhadap suatu hal dengan
menggunakan pikiran secara rasional dan dapat diterima serta
masuk akal, maka individu tersebut pasti akan berusaha untuk
mempertahankan pendapatnya dalam setiap situasi.
g. Tidak mudah melepas hal yang diyakini
Sesuatu yang menjadi keyakinan hidup dalam diri individu, apapun
bentuk keyakinan itu tidak dengan mudah dilepaskan, karena
segala sesuatunya telah menjadi pedoman hidup bagi individu
tersebut.
h. Senang mencari dan memecahkan masalah belajar
Individu suka mencari tantangan atau segala sesuatunya yang
membuat dirinya tertantang dan suka menyelesaikan masalah
terhadap berbagai jenis permasalahan dengan pikiran yang kritis.
7. Fungsi Motivasi
Menurut (Djamarah, 2011:157; Sardiman, 2007:85), fungsi
a. Motivasi sebagai pendorong perbuatan
Pada mulanya anak didik tidak ada hasrat untuk belajar,
tetapi karena ada sesuatu yang dicari munculah minatnya untuk
belajar. sesuatu yang akan dicari itu dalam rangka untuk
memuaskan rasa ingin tahunya dari sesuatu yang akan dipelajari.
Sesuatu yang belum diketahui itu akhirnya mendorong anak didik
untuk belajar dalam rangka mencari tahu.
Anak didik pun mengambil sikap seiring dengan minat
terhadap suatu objek. Disini anak didik mempunyai keyakinan
dan pendirian tentang apa yang seharusnya dilakukan untuk
mencari tahu tentang sesuatu. Sikap itulah yang mendasari dan
mendorong ke arah sejumlah perbuatan dalam belajar. jadi
motivasi yang berfungsi sebagai pendorong ini mempengaruhi
sikap apa yang seharusnya anak didik ambil dalam rangka belajar.
b. Motivasi sebagai penggerak perbuatan
Dorongan psikologis yang muncul dari diri anak didik
merupakan suatu kekuatan yang kemudian dapat berubah dalam
bentuk gerakan psikofisik. Disini anak didik sudah melakukan
aktivitas belajar dengan segenap jiwa. Peserta didik memiliki
tujuan dalam belajar. Motivasi dapat memberikan arah dan
kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
c. Motivasi sebagai pengarah perbuatan
Anak didik yang mempunyai motivasi dapat menyeleksi
mana perbuatan yang harus dilakukan dan mana perbuatan yang
diabaikan. Seseorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan
harapan dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan
tidak akan menghabiskan waktunya untuk bermain kaertu atau
membaca komik, sebab tidak serasi dengan tujuan.
8. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009:97), Faktor-faktor yang
mempengaruhi motivasi belajar adalah:
a. Cita-cita atau aspirasi siswa
Motivasi belajar tampak pada keinginan anak sejak kecil seperti
keinginan belajar berjalan, makan makanan lezat, dapat membaca,
dapat bernyanyi, dsb. Keberhasilan mencapai keinginan tersebut
menumbuhkan kemauan bergiat, bahkan dikemudian hari
menimbulkan cita-cita dalam kehidupan. Cita-cita akan
memperkuat motivasi belajar instrinsik maupun ekstrinsik, sebab
tercapainya cita-cita akan mewujudkan aktualisasi diri.
b. Kemampuan siswa
Keinginan anak perlu dibarengi dengan kemauan atau kecakapan
dalam mencapainya. Contohnya keinginan membaca anak perlu
dibarengi dengan kemampuan dalam mengucapkan kata. Apabila
anak untuk bisa membaca akan terpenuhi. Sehingga keberhasilan
itu dapat memuaskan dan mendorong anak untuk rajin membaca.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa kemampuan akan
memperkuat motivasi siswa untuk melakukan tugas-tugas
perkembangan.
c. Kondisi siswa
Kondisi siswa ini meliputi jasmani dan rohani mempengaruhi
motivasi belajar. sebagai contoh seorang anak yang sedang sakit,
lapar dan marah-marah akan menggangu perhatian belajarnya.
Sebaliknya anak yan sehat dan merasa gembira akan lebih mudah
dalam memusatkan perhatian pada pelajaran.
d. Kondisi lingkungan siswa
Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan temapt
tinggal, pergaulan sebaya, dan kehidupan bermasyarakat. Sebagai
anggota masyarakat maka siswa dapat terpengaruh oleh lingkungan
sekitar. Apabila lingkungan aman, tenteram, tertib, dan indah maka
semangat dan motivasi belajar mudah diperkuat.
e. Unsur-unsur dinamis dalam belajar
Lingkungan siswa yang berupa lingkungan alam, lingkungan
tempat tinggal, dan pergaulan juga mengalami perubahan.
Lingkungan budaya siswa yang berupa surat kabar, radio, majalah
dan film juga semakin mengjangkau siswa. Kesemua lingkungan
f. Upaya guru dalam membelajarkan siswa
Upaya pembelajaran guru terjadi di sekolah dan diluar sekolah.
Upaya pembelajaran disekolah meliputi menyelenggarakan tata
tertib, membina disiplin belajar dalam tiap kesempatan seperti
pemanfaatan waktu dan pemeliharaan fasilitas sekolah, membina
belajar tertib pergaulan, dan membina tertib lingkungan sekolah.
B. Hakekat Remaja dan Aktivitas Belajarnya
1. Pengertian Remaja
Istilah remaja berasal dari bahasa latin “adolescence” yang berarti
tumbuh menjadi dewasa atau dalam perkembangan menjadi dewasa
(Desmita, 2006:189). Menurut Santrock (2007:20), masa remaja
sebagai periode transisi perkembangan antara masa kanak-kanak
dengan masa dewasa, yang melibatkan perubahan-perubahan biologis,
kognitif, dan sosio-emosional.
Masa remaja terbagi menjadi 3:
a. Remaja awal (12-15 tahun)
Masa remaja awal kurang lebih berlangsung di masa
sekolah menengah pertama atau sekolah menengah akhir dan
perubahan pubertas terbesar terjadi pada masa ini (Santrock,
2007:21). Yusuf dan Sugandhi (2011:106) berpendapat bahwa
pada masa ini terjadi perubahan jasmani yang cepat, yaitu dengan
mulai tumbuhnya ciri-ciri keremajaan yang yang terkait dengan
pada anak wanita dan mimpi basah pada remaja pria) dan ciri
sekunder (tumbuh kumis, jakun, dan bulu-bulu halus di sekitar
kemaluan pada remaja pria dan membesarnya payudara,
membesarnya pinggul dan muncul bulu-bulu disekitar kemaluan
untuk anak wanita).
Selain itu menurut Yusuf (2010:26), masa remaja awal
biasanya berlangsung dalam waktu yang relatif singkat. Masa ini
sering disebut masa negatif. Secara garis besar sifat-sifat negatif
tersebut dapat diringkas yaitu negatif dalam prestasi, baik prestasi
jasmani maupun prestasi mental, negatif dalam sikap sosial, baik
dalam bentuk menarik diri dalam masyarakat maupun dalam
bentuk agresif terhadap masyarakat.
b. Remaja madya (15-18 tahun)
Menurut Yusuf (2010:26), pada masa ini mulai tumbuh
dalam diri remaja dorongan untuk hidup, kebutuhan akan adanya
teman yang dapat memahami dan menolongnya, teman yang dapat
turut merasakan suka dan dukanya.
c. Remaja akhir (19-22 tahun)
Menurut Yusuf (2010:27), setelah remaja dapat menetukan
pendirian hidupnya, pada dasarnya telah mencapailah masa remaja
akhir dan telah terpenuhilah tugas-tugas perkembangan masa
remaja, yaitu menemukan pendirian hidup dan masuklah individu
Berdasarkan teori tersebut, subjek dari penelitian ini tergolong
dalam remaja awal. Hal tersebut dikarenakan subjek berada pada masa
sekolah menengah pertama (SMP). Selain itu prestasi sebagian siswa
yang rendah juga dapat dikategorikan dalam remaja awal.
2. Tugas Perkembangan Remaja
Menurut Yusuf dan Sugandhi (2011:16), Tugas perkembangan
remaja diuraikan sebagai berikut:
a. Mencapai kematangan dalam beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa
b. Mencapai kematangan berperilaku etis.
c. Mencapai kematangan emosi.
d. Mencapai kematangan intelektual.
e. Memiliki kesadaran tanggung jawab sosial.
f. Mencapai kematangan hubungan dengan teman sebaya.
g. Memiliki kemandirian perilaku ekonomis.
h. Mencapai kematangan dalam pilihan karir.
i. Mencapai kematangan dalam kesiapan diri untuk menikah dan
hidup berkeluarga (khususnya remaja akhir).
Menurut Supriatna (2011: 55), tugas perkembangan siswa SMP
adalah sebagai berikut:
a. Landasan kehidupan religious (keimanan dan ketakwaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa)
2) Belajar agama
3) Sabar
4) Syukur
b. Landasan perilaku etis (etika)
1) Menyayangi orang lain
2) Rendah hati
3) Kejujuran
4) Disiplin
c. Kematangan emosional (kemandirian dalam hal emosional)
1) Suasana emosional menghadapi kekecewaan
2) Suasana emosional dalam interaksi sosial
3) Suasana emosional menghadapi ancaman
d. Kematangan intelektual
1) Berpikir kritis
2) Membuat keputusan
3) Musyawarah (demokratis)
4) Memahami hak dan kewajiban siswa
e. Memiliki kesadaran akan tanggung jawabnya
1) Berpartisipasi dalam kegiatan sosial di sekolah
2) Berpartisipasi dalam kegiatan sosial di masyarakat
3) Menolong orang lain
4) Menjalin persahabatan dengan teman.
1) Berpenampilan sesuai dengan jenis kelamin sendiri
2) Mempelajari peranan pria atau wanita di masyarakat
3) Menjalani kehidupan sebagai layaknya pria atau wanita
g. Penerimaan diri dan pengembangannya
1) Keadaan fisik
2) Bakat (kemampuan khusus)
3) Sifat
4) Prestasi
h. Kemandirian perilaku ekonomi
1) Menabung
2) Mengatur uang
3) Bekerja keras (bersungguh-sungguh)
4) Mengatur waktu
i. Wawasan dan persiapan karir
1) Informasi sekolah lanjutan
2) Informasi kursus
3) Informasi syarat-syarat pekerjaan
4) Kegiatan ekstra kurikuler yang mendukung pekerjaan
j. Kematangan hubungan dengan teman sebaya
1) Bekerja sama
2) Hubungan antarpribadi
3) Berperan dalam kelompok
Berdasarkan tugas perkembangan diatas, subjek penelitian
belum memenuhi tugas perkembangan dalam hal mencapai kematangan
intelektual. Hal tersebut dikarenakan sebagian siswa diindikasikan
belum memiliki motivasi belajar sehingga prestasinya rendah.
3. Upaya-upaya Peningkatan Motivasi Belajar
Dimyati & Mudjiono (2009: 95) berpendapat bahwa dalam rangka
mengupayakam agar motivasi belajar siswa tinggi, seorang guru
hendaknya melakukan upaya-upaya berikut:
a. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan
hambatan yang dialaminya.
b. Meminta kesempatan kepada orang tua siswa agar memberikan
kesempatan kepada siswa untuk beraktualisasidiri dalam belajar.
c. Memanfaatkan unsur-unsur lingkungan yang mendorong belajar.
d. Menggunakan waktu secara tertib, penguat dan suasana gembira
terpusat pada perilaku belajar.
e. Merangsang siswa dengan penguat member rasa percaya diri
bahwa ia dapat mengatasi segala hambatan dan pasti berhasil.
f. Guru mengoptimalkan pemanfaatan pengalaman dan kemampuan
siswa.
C. Bimbingan Belajar
1. Pengertian Bimbingan Belajar
Bimbingan dapat diterjemahkan dalam bahas inggris yaitu
“Guidance” yang berasal dari kata “guide”. Guide memiliki berbagai
macam arti yaitu menunjukkan jalan, memimpin, menuntun, memberi
petunjuk, mengatur, mengarahkan, dan memberikan nasehat (winkel
& Sri Hastuti, 2012:27). Menurut Crow&Crow (Prayitno & Amti,
2004:94) berpendapat bahwa bantuan yang diberikan oleh seseorang,
laki-laki atau perempuan, yang memiliki kepribadian yang memadai
dan terlatih dengan baik kepada individu-individu setiap usia untuk
membantunya mengatur kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan
pandangan hidupnya sendiri, membuat keputusannya sendiri, dan
menanggung bebannya sendiri. Menurut Winkel & Sri Hastuti
(2012:113), ragam bimbingan terbagi menjadi 3 yaitu:
1. Bimbingan karir
2. Bimbingan akademik atau belajar
3. Bimbingan pribadi sosial.
Dalam materi ini akan lebih fokus mengenai bimbingan akademik
atau bimbingan belajar.
Bimbingan belajar yaitu bimbingan yang diarahkan untuk
membantu para individu dalam menghadapi dan menyelesaikan
masalah-masalah akademik (Nurihsan, 2014:15). Yang termasuk
jurusan, cara belajar, penyelesaian tugas-tugas, motivasi belajar,
konsentrasi belajar, perencanaan pendidikan lanjutan, dan lain-lain.
Menurut Winkel & Sri Hastuti (2012:115), bimbingan belajar ialah
bimbingan dalam hal menemukan cara belajar yang tepat, dalam
memilih progam studi yang sesuai dan dalam mengatasi kesukaran
yang timbul berkaitan dengan tuntutan-tuntutan belajar di suatu
instansi pendidikan.
2. Tujuan Bimbingan Belajar
Menurut Ahmadi & Supriyono (2013: 111) tujuan pelayanan
bimbingan belajar adalah sebagai berikut:
a. Mencarikan cara-cara belajar yang efisien dan efektif bagi seorang
anak atau kelompok anak.
b. Menunjukkan cara-cara mempelajari sesuai dan mengunakan
buku pelajaran.
c. Memberikan informasi (saran dan petunjuk) bagi yang
memanfaatkan perpustakaan.
d. Membuat tugas sekolah dan mempersiapkan diri dalam ulangan
dan ujian.
e. Memilih suatu bidang studi (mayor dan minor) sesuai dengan
bakat, minat, kecerdasan, cita-cita, dan kondisi fisik atau
kesehatannya.
f. Menunjukkan cara-cara menghadapi kesulitan dalam bidang studi
g. Menentukan pembagian waktu dan perencanaan jadwal
belajarnya.
h. Memilih pelajaran tambahan baik yang berhubungan dengan
pelajaran di sekolah maupun untuk penembangan bakat dan
kariernya di masa depan.
3. Prinsip-prinsip Pelaksanaan Bimbingan Belajar
Menurut Sukmadinata (2005: 241), prinsip bimbingan belajar
adalah sebagai berikut:
a. Bimbingan belajar diberikan kepada semua siswa. Semua siswa
baik yang pandai, cukup, ataupun kurang membutuhkan
bimbingan dari guru, sebab secara potensial semua siswa bisa
mempunyai masalah. Masalah yang dihadapi oleh siswa pandai
berbeda dengan siswa cukup dan juga siswa kurang.
b. Sebelum memberikan bantuan, guru terlebih dahulu harus
berusaha memahami kesulitan yang dihadapi siswa, meneliti
faktor-faktor yang melatarbelakangi kesulitan tersebut.
c. Bimbingan belajar yang diberikan guru hendaknya disesuaikan
dengan masalah serta faktor-faktor yang melatarbelakanginya.
d. Bimbingan belajar hendaknya menggunakan teknik yang
bervariasi. Hal tersebut dikarenakan adanya perbedaan pada setiap
siswa, perbedaan jenis dan kerumitan masalah yang dihadapi
e. Dalam memberikan bimbingan belajar hendaknya guru bekerja
sama denan staf sekolah yang lain. Bimbingan belajar merupakan
tanggung jawab semua guru serta staf sekolah lainnya.
f. Bimbingan belajar dapat diberikan dalam situasi belajar di kelas
ataupun diluar sekolah. Bimbingan belajar diberikan pada saat
pelajaran berlangsung yaitu saat mengerjakan tugas-tugas atau
latihan, saat diskusi kelas, praktikum dll. Bimbingan juga dapat
diberikan diluar pelajaran.
4. Strategi Bimbingan Belajar
Menurut Tohirin (2007: 131), layanan bimbingan belajar dapat
dilakukan dengan beberapa hal berikut:
a. Orientasi kepada para siswa (khususnya siswa baru) tentang tujuan
institusional, isi kurikulum pembelajaran, struktur organisasi
sekolah, cara-cara belajar yang tepat, dan lain-lain.
b. Penyadaran kembali secara berkala tentang cara belajar yang tepat
selama mengikuti pelajaran di sekolah maupun di rumah baik
secara individual maupun kelompok.
c. Bantuan dalam memilih jurusan atau progam studi yang sesuai,
memilih kegiatan-kegiatan non-akademik yang menunjang usaha
belajar dan memilih progam studi lanjutan untuk tingkat
pendidikan yang lebih tinggi.
d. Pengumpulan data siswa yang berkenaan dengan kemampuan
e. Bantuan dalam mengatasi kesulitan-kesulitan belajar seperti
kurang mampu menyusun dan menaati jadwal belajar dirumah,
kurang siap menghadapi ulangan, kurang menguasai cara belajar
yang tepat, dan lain-lain.
f. Membentuk kelompok-kelompok belajar dan mengatur
kegiatan-kegiatan belajar kelompok supaya belajar secara efektif dan
efisien.
D. Kajian yang Relevan
Penelitian dengan topik motivasi belajar sebelumnya pernah diteliti
oleh Putri (2014) dengan judul deskripsi motivasi belajar siswa kelas VIII
SMP Negeri 2 Blado Batang tahun ajaran 2013/2014 dan implikasinya
terhadap bimbingan belajar. penelitian ini dilakukan pada tahun 2014
dengan menggunakan subyek siswa SMP kelas VIII yang berjumlah 95
siswa yang terbagi menjadi 4 kelas. Instrumen yang digunakan oleh
peneliti adalah kuisioner. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah
13% atau sebanyak 12 siswa miliki motivasi tinggi, 56% atau sebanyak 53
siswa memiliki motivasi cukup tinggi, dan 31% atau sebanyak 30 siswa
memiliki motivas rendah.
E. Kerangka Berpikir
Masalah motivasi belajar yang dialami siswa memang sering
terjadi di kalangan masyarakat. Motivasi belajar ini dapat dipengaruhi oleh
dorongan internal dan dorongan eksternal. Dorongan internal terdiri dari
kebutuhan dalam belajar, dan adanya harapan dan cita-cita masa depan.
Dorongan eksternal terdiri dari adanya penghargaan dalam belajar, adanya
kegiatan yang menarik dalam belajar, dan adanya lingkungan belajar yang
kondusif sehingga memungkinkan peserta siswa dapat belajar dengan baik.
Apabila motivasi belajar siswa tinggi maka nilai pelajaran atau
prestasi yang didapat pasti juga akan baik. Namun jika motivasi siswa
rendah maka nilai pelajaran atau prestasi yang didapat juga kurang baik.
Dari permasalahan tersebut maka peneliti ingin melihat seberapa tinggi
tingkat motivasi siswa kelas VIII di SMP Negeri 18 Surakarta dan topik
34 BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini berisi uraian mengenai metode penelitian, yaitu mengenai jenis
penelitian, subyek penelitian, tempat dan waktu penelitian, jenis dan teknik
pengumpulan data, validitas dan reliabilitas instrumen, serta teknik analisis
data.
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan
metode survey. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dirancang
untuk memperoleh informasi tentang status gejala pada saat penelitian
dilakukan (Furchan, 2007: 447). Metode Survey adalah metode yang
digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah,
tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya
dengan mengedarkan kuisioner, test, atau wawancara (Sugiyono, 2013:12).
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui gambaran mengenai tingkat
motivasi siswa kelas VIII SMP Negeri 18 Surakarta.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP N 18 Surakarta
tahun ajaran 2016/2017 yang berjumlah 175 siswa. Rincian subjek
Tabel 1
Jumlah subjek penelitian
Kelas Jumlah siswa
VIII A 21
VIII B 28
VIII C 19
VIII E 22
VIII F 30
VIII G 28
VIII H 27
Total 175
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni-Agustus 2016 di SMP
N 18 Surakarta. Pengumpulan data dilakukan pada bulan agustus. Berikut
disajikan tabel jadwal pengumpulan data:
Tabel 2
Jadwal Pengumpulan Data Siswa Kelas VIII SMP N 18 Surakarta
Tahun Ajaran 2016/2017 Kelas Hari/tanggal Jumlah siswa
yang hadir
Jumlah siswa yang tidak hadir
8A Sabtu, 13 agustus 2016 21 7
8B Kamis, 11 agustus 2016 28 2
8C Sabtu, 13 agustus 2016 19 11
8E Sabtu, 13 agustus 2016 22 8
8F Rabu, 10 agustus 2016 30 0
8G Kamis, 11 agustus 2016 28 2
8H Rabu, 10 agustus 2016 27 1
D. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan kuesioner (angket). Menurut Sugiyono (2013:199)
kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya. Jenis kuesioner yang digunakan adalah
kuesioner tertutup, artinya responden tinggal memilih alterntif jawaban
yang sesuai (Tanireja dan Mustafidah, 2011:44).
Peneliti menggunakan kuesioner dengan model skala Likert
dimana responden diminta untuk memilih salah satu alternatif jawaban
dengan memberi tanda checklist (√). Alternatif jawaban yang disediakan
yaitu SS (Sangat Sesuai), S (Sesuai), TS (Tidak Sesuai) dan STS (Sangat
Tidak Sesuai). Dalam kuesioner motivasi belajar, item-item yang dibuat
bersifat favourable (positif) yang menunjukkan adanya motivasi belajar
siswa dan unfavorable (negatif) yang menunjukkan tidak adanya motivasi
belajar siswa.
Pemberian skor untuk item favorable (positif), yaitu untuk jawaban
SS (Sangat Sesuai) diberi skor 4, S (Sesuai) diberi skor 3, TS (Tidak
Sesuai) diberi skor 2 dan STS (Sangat Tidak Sesuai) diberi skor 1.
Sedangkan pemberian untuk item unfavorable (negatif), yaitu untuk
jawaban SS (Sangat Sesuai) diberi skor 1, S (Sesuai) diberi skor 2, TS
(Tidak Sesuai) diberi skor 3 dan STS (Sangat Tidak Sesuai) diberi skor 4.
siswa, sebaliknya semakin rendah jumlah skor siswa maka semakin rendah
motivasi belajar siswa.
Berikut kisi-kisi instrumen penelitian yang di uji coba:
Tabel 3
Kisi-kisi Kuesioner Uji Coba Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 18 Surakarta Tahun 2016/2017
Aspek-aspek Indikator Item
Favorable
Siswa memiliki dorongan dan kebutuhan dalam belajar.
Adanya penghargaan dalam belajar siswa.
34,35,36 37,38 5
Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar siswa.
39,40,41,42,43, 44
45,46,47 9
Adanya lingkungan belajar
yang kondusif sehingga
memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik.
53,54,55,56 48,49,50,51,52
,57,58,59,60
13
Jumlah 30 30 60
E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen
1. Validitas
Menurut Arikunto (Taniredja & Mustafidah, 2011:42) validitas
adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrumen. Validitas suatu instrumen selalu
bergantung kepada situasi dan tujuan khusus penggunaan instrumen
sesuai dengan apa yang diukur yaitu tingkat motivasi belajar siswa.
Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi
(content validity). Menurut Azwar (2011:45), validitas isi merupakan
validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan
analisis rasional atau lewat professional judgment. Validitas isi
menunjuk pada sejauh mana instrumen tersebut mencerminkan isi
yang dikehendaki (Furchan, 2007:295).
Instrumen penelitian disusun sedemikian rupa oleh peneliti dan
kemudian dikonsultasikan kepada dosen pembimbing dan guru
Bimbingan dan Konseling SMP Negeri 18 Surakarta yaitu Ibu
Elisabet, S.Psi. Setelah itu, instrumen penelitian di uji cobakan pada
siswa kelas VIII D SMP Negeri 18 Surakarta. Uji coba dilaksanakan
pada hari selasa, 19 juli 2016 pada pukul 08.35-09.15 WIB.
Setelah melakukan uji coba kuesioner, peneliti menganalisis
hasil validitas dengan menggunakan progam SPSS (Statistic Package
for Sosial Science) versi 18.0. Kriteria validitas menggunakan patokan
0,30. Jika koefisien korelasinya ≥ 0,30, maka item yang bersangkutan
dinyatakan valid. Sedangkan, jika koefisien korelasinya ≥ 0,30, maka
item yang bersangkutan dinyatakan tidak valid. Berdasarkan hasil
perhitungan statistik dari 60 item yang di uji cobakan, diperoleh 35
Hasil analisis Validitas dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4
Hasil Analisis Validitas Instrumen
Berdasarkan tabel 3, item yang valid berjumlah 35 dan item
yang tidak valid berjumlah 25. Semua item yang valid akan digunakan
dalam kuesioner penelitian final. Sedangkan item yang tidak valid
tidak digunakan. Jumlah semua item dalam kuesioner penelitian final
adalah 40 item yang terdiri dari 35 item yang valid dan 5 item yang
ditambahkan serta diperbaiki kembali. Hasil perhitungan uji validitas
dapat dilihat pada lampiran 1.
Aspek-aspek
Indikator Jumlah item Nomor item
Valid Tidak Siswa memiliki dorongan dan
kebutuhan dalam belajar.
Adanya penghargaan dalam
belajar siswa.
3 2 34,37,38 35,36
Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar siswa.
6 3 40,42,44,
45,46,47
39,41, 43 Adanya lingkungan belajar yang
kondusif sehingga
memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik.
Berikut Kisi-kisi kuesioner motivasi belajar final :
Tabel 5
Kisi-kisi Kuesioner Motivasi Belajar Siswa SMP N 18 Surakarta Tahun Ajaran 2016/2017 (FINAL)
Aspek-aspek Indikator Item
Favorable
Siswa memiliki dorongan dan kebutuhan dalam belajar.
Adanya penghargaan dalam belajar siswa.
23, 25 24, 26, 27 5
Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar siswa.
28, 29, 30 31, 32, 33 6
Adanya lingkungan belajar
yang kondusif sehingga
memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik.
36, 37, 38 34, 35, 39, 40 7
Jumlah 18 22 40
Item yang diganti dan ditambahkan ada 5 yaitu pada nomer 21
(saya memiliki cita-cita yang jelas dan sesuai dengan keinginan saya) ,
22 (saya masih ragu akan cita-cita saya), 25 (saya menjadi
bersemangat dalam belajar untuk mendapatkan nilai tambahan dari
guru), 27 (saya berusaha mendapatkan nilai baik agar mendapatkan
hadiah dari orangtua saya.), dan 38 (lingkungan rumah saya yang
bersih dan tenang membuat saya merasa nyaman belajar di rumah).
Instrument atau kuisioner motivasi belajar siswa dapat dilihat pada
2. Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa sesuatu
instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Taniredja &
Mustafidah, 2011:43). Sudjana (Taniredja & Mustafidah, 2011:43)
memberikan definisi bahwa reliabilitas alat penilaian adalah ketepatan
atau keajekan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Artinya
kapan pun alat penilaian tersebut akan digunakan akan memberikan
hasil yang relatif sama. Menurut Furchan (2007: 310), reliabilitas
suatu alat ukur adalah derajat keajegan alat tersebut dalam mengukur
apa saja yang diukurnya. Sifat ini penting dalam segala jenis
pengukurannya.
Masidjo (1995) memaparkan pengelompokan kualifikasi
koefisien korelasi sebagai berikut:
Tabel 6
Kriteria Guilford
Koefesien Korelasi Kualifikasi
0,91-1,00 Sangat tinggi
0,71-0,90 Tinggi
0,41-0,70 Cukup
0,21-0,20 Rendah