• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat motivasi belajar siswa : studi deskriptif pada siswa kelas VIII SMP Negeri 18 Surakarta tahun ajaran 2016/2017 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan belajar.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tingkat motivasi belajar siswa : studi deskriptif pada siswa kelas VIII SMP Negeri 18 Surakarta tahun ajaran 2016/2017 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan belajar."

Copied!
108
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

TINGKAT MOTIVASI BELAJAR SISWA (Studi Deskriptif pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 18 Surakarta Tahun Ajaran 2016/2017

dan Implikasinya terhadap Usulan Topik-topik Bimbingan Belajar)

Veronika Agnes Kusumaning Ayu

Universitas Sanata Dharma

2016

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang tingkat motivasi belajar siswa kelas VIII SMP N 18 Surakarta tahun ajaran 2016/2017 dan membuat usulan topik-topik bimbingan belajar yang sesuai untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.

Instrumen penelitian ini adalah kuesioner motivasi belajar siswa. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan metode survey. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII yang berjumlah 206 siswa. Kuesioner terdiri dari 40 item yang memuat 6 aspek motivasi belajar yaitu adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya harapan dan cita-cita masa depan, adanya penghargaan dalam belajar, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, dan adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan peserta didik dapat belajar dengan baik. Teknik analisis data yang digunakan adalah pengkategorisasian menurut Azwar yang disusun berdasarkan model kategori jenjang (ordinal). Kategori ini terbagi menjadi 5 yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada 40 (22,9%) siswa yang memiliki motivasi belajar sangat tinggi, 105 (60%)siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi, dan 30 (17,1%) siswa yang memiliki motivasi belajar sedang. Berdasarkan hasil capaian skor item, ada 12 (30%) item yang skornya “sangat tinggi, 22 (55%) item yang skornya “tinggi”, dan 5 (12,5%) item yang skornya

“rendah”. Item yang capaian skornya sedang dan rendah dijadikan sebagai pedoman pembuatan usulan topik bimbingan belajar.

(2)

ABSTRACT

THE LEVEL OF STUDENTS' LEARNING MOTIVATION (A Descriptive Study of 8th Grade Students of SMP Negeri 18 Surakarta

2016/2017 and The Implication on The Proposal of Tutoring Topics)

Veronika Agnes Kusumaning Ayu

Sanata Dharma University

2016

The aims of this research are to gain an overview of the level of students learning motivation among the 8th grade students of SMP N 18 Surakarta 2016/2017 and to propose appropriate topics to improve students' learning motivation.

The instrument used for this research is questionnaire of students' motivation. This research is quantitative descriptive survey method. The subject in this research is 206 of 8th grade students. The questionnaire consists of 40 items which include 6 aspects of learning motivation, i.e passion and desire to be succesful, the urge and need in learning, the hopes and ideals for the future, the reward in learning, the interesting activity in learning, and the conducive environment for learning. The data analysis technique used for this research is the categorization by Azwar, which is arranged based on the ordinal category. This category is divided into 5 categories, namely very high, high, medium, low, and very low.

The result shows that there are 40 students (22.9%) who have very high motivation in learning, 105 students (60%) who have high motivation in learning, and 30 students (17,1%) who have medium learning motivation. Based on the result of item scores, there are 12 (30%) "very high" items, 22 (55%) "high" items, and 5 (12.5%) "low" items. The items which are in medium and low categories are used as the guidelines for making the proposal of tutoring topics.

(3)

TINGKAT MOTIVASI BELAJAR SISWA (Studi Deskriptif pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 18 Surakarta Tahun Ajaran 2016/2017

dan Implikasinya terhadap Usulan Topik-topik Bimbingan Belajar)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Progam Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:

Veronika Agnes Kusumaning Ayu

121114041

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)
(5)
(6)

iii

MOTTO

“Mencoba tidak cukup sekali saja, akan tetapi harus

dilakukan terus menerus karena dengan mencoba

kita dapat mengetahui seberapa jauh kemampuan

yang kita miliki”

(anonim)

“Jika tidak ada perjuangan, maka tidak ada

kemajuan”

(Frederick Douglas)

“Tidak ada

keberhasilan tanpa kesungguhan, dan

tidak ada kesungguhan tanpa kesabaran”

(7)

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

Tuhan Yesus Kristus

Bapak Ibu Ignatius Rudjito selaku orangtua.

Kakak dan adik Markus Hariyanto serta saudara saya lainnya. Pacar Saya, Antonius Prasetyadi

Teman-teman Prodi Bimbingan dan Konseling angkatan 2012 Teman-teman Kos Luna: Theresia Kumala W, Rizky Dian

(8)
(9)
(10)

vi ABSTRAK

TINGKAT MOTIVASI BELAJAR SISWA (Studi Deskriptif pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 18 Surakarta Tahun Ajaran 2016/2017

dan Implikasinya terhadap Usulan Topik-topik Bimbingan Belajar)

Veronika Agnes Kusumaning Ayu

Universitas Sanata Dharma

2016

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang tingkat motivasi belajar siswa kelas VIII SMP N 18 Surakarta tahun ajaran 2016/2017 dan membuat usulan topik-topik bimbingan belajar yang sesuai untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.

Instrumen penelitian ini adalah kuesioner motivasi belajar siswa. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan metode survey. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII yang berjumlah 206 siswa. Kuesioner terdiri dari 40 item yang memuat 6 aspek motivasi belajar yaitu adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya harapan dan cita-cita masa depan, adanya penghargaan dalam belajar, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, dan adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan peserta didik dapat belajar dengan baik. Teknik analisis data yang digunakan adalah pengkategorisasian menurut Azwar yang disusun berdasarkan model kategori jenjang (ordinal). Kategori ini terbagi menjadi 5 yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada 40 (22,9%) siswa yang memiliki motivasi belajar sangat tinggi, 105 (60%)siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi, dan 30 (17,1%) siswa yang memiliki motivasi belajar sedang. Berdasarkan hasil capaian skor item, ada 12 (30%) item yang skornya “sangat tinggi, 22 (55%) item yang skornya “tinggi”, dan 5 (12,5%) item yang skornya “rendah”. Item yang capaian skornya sedang dan rendah dijadikan sebagai pedoman pembuatan usulan topik bimbingan belajar.

(11)

vii ABSTRACT

THE LEVEL OF STUDENTS' LEARNING MOTIVATION (A Descriptive Study of 8th Grade Students of SMP Negeri 18 Surakarta

2016/2017 and The Implication on The Proposal of Tutoring Topics)

Veronika Agnes Kusumaning Ayu

Sanata Dharma University

2016

The aims of this research are to gain an overview of the level of students learning motivation among the 8th grade students of SMP N 18 Surakarta 2016/2017 and to propose appropriate topics to improve students' learning motivation.

The instrument used for this research is questionnaire of students' motivation. This research is quantitative descriptive survey method. The subject in this research is 206 of 8th grade students. The questionnaire consists of 40 items which include 6 aspects of learning motivation, i.e passion and desire to be succesful, the urge and need in learning, the hopes and ideals for the future, the reward in learning, the interesting activity in learning, and the conducive environment for learning. The data analysis technique used for this research is the categorization by Azwar, which is arranged based on the ordinal category. This category is divided into 5 categories, namely very high, high, medium, low, and very low.

The result shows that there are 40 students (22.9%) who have very high motivation in learning, 105 students (60%) who have high motivation in learning, and 30 students (17,1%) who have medium learning motivation. Based on the result of item scores, there are 12 (30%) "very high" items, 22 (55%) "high" items, and 5 (12.5%) "low" items. The items which are in medium and low categories are used as the guidelines for making the proposal of tutoring topics.

(12)

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, atas berkat yang diberikan dalam kelancaran penulisan skripsi ini. Skripsi ini disusun sebagai tugas akhir yang menjadi syarat kelulusan dan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bimbingan Konseling. Banyak hal baru yang telah diperoleh penulis selama proses penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang bersangkutan. Oleh karena itu penulis berterima

kasih kepada:

1. Dr. Gendon Barus, M.Si. sebagai Ketua Progam Studi Bimbingan dan

Konseling yang telah memberikan dukungannya dalam penyelesaian skripsi ini.

2. Prias Hayu Purbaning Tyas, M.Pd. sebagai dosen pembimbing skripsi

yang selalu mengarahkan dan memberikan dukungan serta dorongan kepada saya selama proses bimbingan skripsi.

3. Seluruh Dosen Progam Studi Bimbingan dan Konseling yang selalu

memberikan semangat dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Tarno, S.Pd,M.Pd. sebagai kepala sekolah SMP N 18 Surakarta yang telah

mengijinkan dilaksanakannya penelitian ini.

5. Ibu Sri Hartini,S.Pd dan Ibu E.Sri Utami P, S.Psi sebagai guru BK

disekolah yang bersedia memberikan informasi yang dibutuhkan peneliti.

6. Semua Guru SMP N 18 Surakarta yang selalu memberikan informasi serta

dukungan agar skripsi ini terselesaikan.

7. Bapak Ibu Ignatius Rudjito selaku orangtua penulis yang senantiasa

memberikan doa dan dukungan demi kelancaran penyelesaian skripsi ini.

8. Kakak, adik serta saudara saya lainnya yang selalu mendukung dan

membantu untuk kelancaran penulisan skripsi.

9. Antonius Prasetyadi sebagai pacar penulis yang selalu memberikan

(13)

ix

10.Teman-teman angkatan 2012 Prodi Bimbingan dan Konseling yang telah

memberikan bantuan dan dukungan selama proses penyelesaian skripsi ini.

11.Semua teman Kos Luna terutama Theresia Kumala W, Rizky Dian

Wulandari, Agatha Henry, dan Kresentia Nita yang selalu memberikan semangat untuk penulis.

12.Siswa kelas VIII SMP N 18 Surakarta yang telah berkerja sama dengan baik selama penelitian dilakukan.

13.Untuk semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah

(14)

x DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……… i

HALAMAN PENGESAHAN………... ii

MOTTO……… iii

PERSEMBAHAN………. iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……….. v

ABSTRAK………... vi

ABSTRACT………. vii

KATA PENGANTAR……….. viii

DAFTAR ISI……… ix

DAFTAR TABEL……… xiii

DAFTAR GAMBAR……… xiv

DAFTAR LAMPIRAN ……….... xv

BAB I. PENDAHULUAN……… 1

A. Latar Belakang Masalah……….. 1

B. Identifikasi Masalah……… 4

C. Pembatasan Masalah……… 5

D. Rumusan Masalah……… 5

E. Tujuan Penelitian………. 5

F. Manfaat Penelitian………... 6

G. Definisi Operasional……… 7

BAB II. KAJIAN PUSTAKA………. 8

A. Hakikat Motivasi Belajar………... 8

1. Pengertian Motivasi………... 8

2. Pengertian Belajar……… 9

3. Pengertian Motivasi Belajar……… 10

4. Jenis-jenis Motivasi Belajar……… 11

5. Aspek-aspek Motivasi Belajar……… 12

(15)

xi

7. Fungsi Motivasi……….. 18

8. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar……. 20

B. Hakikat Remaja dan Aktivitasnya Belajarnya……….. 22

1. Pengertian Remaja……….. 22

2. Tugas Perkembangan Remaja………. 24

3. Upaya Peningkatan Motivasi Belajar……….. 27

C. Bimbingan Belajar………. 28

1. Pengertian Bimbingan Belajar……… 28

2. Tujuan Bimbingan Belajar………. 29

3. Prinsip-prinsip Pelaksanaan Bimbingan Belajar………… 30

4. Strategi Bimbingan Belajar……… 31

D. Kajian Penelitian yang Relevan ………. 32

E. Kerangka Berpikir……… 32

BAB III. METODE PENELITIAN………. 34

A. Jenis Penelitian……… 34

B. Subyek Penelitian……… 35

C. Tempat dan Waktu Penelitian………... 35

D. Instrument Pengumpulan Data………. 36

E. Validitas dan Realibilitas Instrumen………... 37

F. Teknik Analisis Data………. 42

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………... 47

A. Hasil Penelitian……….. 47

1. Tingkat Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP N 18 Surakarta Tahun Ajaran 2016/2017………. 47

2. Penggolongan Skor Item Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP N 18 Surakarta Tahun Ajaran 2016/2017………….. 48

B. Pembahasan………... 51

1. Deskripsi Tingkat Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP N 18 Surakarta Tahun Ajaran 2016/2017……… 51

(16)

xii

C. Usulan Topik Bimbingan Belajar……….. 57

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ……… 59

A. Kesimpulan……… 59

B. Keterbatasan Penelitian………... 60

C. Saran……… 60

(17)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1: Jumlah Subyek Penelitian……….... 35

Tabel 2: Jadwal Pengumpulan Data Siswa Kelas VIII SMP N 18 Surakarta Tahun Ajaran 2016/2017………. 35

Tabel 3: Kisi-kisi Kuesioner Uji Coba Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP N 18 Surakarta Tahun Ajaran 2016/2017.……….…….….. 37

Tabel 4: Hasil Analisis Validitas ………... 39

Tabel 5: Kisi-kisi Kuesioner Motivasi Belajar Siswa SMP N 18 Surakarta Tahun Ajaran 2016/2017 (FINAL)……….. 40

Tabel 6: Kriteria Guilford……….. 41

Tabel 7: Hasil Koefisien Reliabilitas Kuesioner……… 42

Tabel 8: Norma Kategorisasi……….. 43

Tabel 9: Kategorisasi Tingkat Motivasi Belajar Siswa………... 45

Tabel 10: Kategorisasi Tingkat Capaian Skor motivasi Belajar……… 46

Tabel 11: Tingkat Motivasi Belajar Siswa……….. 47

Tabel 12: Penggolongan Skor Item………49

(18)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1: Tingkat Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP N18 Surakarta Tahun Ajaran2016/2017…... 48 Gambar 2: Jumlah Perhitungan Skor Item Kuisioner Motivasi Belajar Siswa

(19)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Hasil Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Uji

Coba………... 66

Lampiran 2: Hasil Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Final Kuisioner Siswa (Final)……….. 70

Lampiran 3: Kuesioner Siswa……….. 73

Lampiran 4: Hasil Skoring……… 77

(20)

1 BAB I PENDAHULUAN

Bab ini membahas latar belakang masalah, identifikasi masalah,

pembatasan masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, dan definisi istilah.

A. Latar Belakang Masalah

Kegiatan belajar merupakan kewajiban utama bagi siswa yang

dapat dilakukan di sekolah maupun di rumah. Menurut Suyono dan

Hariyanto (2012:9), belajar adalah suatu aktivitas atau proses untuk

memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki

perilaku, sikap dan mengokohkan kepribadian. Ada beberapa faktor yang

mempengaruhi kegiatan belajar, salah satunya adalah motivasi.

Setiap siswa memiliki motivasi untuk belajar. Motivasi belajar

dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa

yang menimbulkan kegiatan belajar. Motivasi dapat muncul dari dalam

diri siswa, namun juga dapat muncul karena adanya pengaruh dari luar diri

siswa. Motivasi belajar ini sangat diperlukan bagi siswa dalam kegiatan

belajar mengajar di sekolah.

Motivasi belajar tidak lepas dari hasil belajar siswa di sekolah.

Hasil belajar siswa dapat meningkat apabila siswa memiliki motivasi

belajar yang tinggi. Siswa yang memiliki intelegensi tinggi pun bisa jadi

gagal dalam prestasi belajarnya karena tidak memiliki motivasi belajar.

(21)

dalam dirinya, namun menumbuhkan motivasi belajar siswa bukanlah hal

yang mudah. Sebagian dari mereka belum menyadari akan pentingnya

motivasi belajar bagi diri sendiri. Sehingga hal tersebut membuat orang

tua dan guru berusaha membantu siswa dalam meningkatkan motivasi

belajarnya.

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil subjek siswa Sekolah

Menengah Pertama (SMP) kelas VIII. Siswa SMP termasuk dalam

kategori remaja awal. King (2012:188) mengatakan bahwa masa remaja

(adolescence) adalah masa perkembangan yang merupakan masa transisi

dari anak-anak menuju dewasa. Masa ini disebut juga dengan masa

pubertas. Siswa yang berada pada masa pubertas berada pada usia antara

12 tahun hingga 15 tahun. Masa pubertas ini ditandai dengan sejumlah

ciri-ciri atau perubahan yang dialami pada siswa. Perubahan tersebut

meliputi perubahan fisik, kognitif, dan sosio-emosional. Selain itu, dalam

masa remaja, siswa memiliki tugas perkembangan yang perlu dilakukan.

Salah satu tugas perkembangannya yaitu mencapai kematangan

intelektual. Siswa yang belum memiliki motivasi belajar dapat dikatakan

belum mampu mencapai kematangan intelektual.

Peneliti melakukan penelitian di SMP Negeri 18 Surakarta dengan

subjek siswa kelas VIII tahun ajaran 2016/2017. Jumlah siswa yang

menjadi subjek penelitian sebanyak 175 siswa. Pada tanggal 6 januari

2016, peneliti berkunjung ke SMP Negeri 18 Surakarta untuk mengamati

(22)

oleh salah satu guru yang memang sudah memahami karakter siswa di

sekolah tersebut. Dari hasil pengamatan, peneliti melihat bahwa sebagian

siswa kurang berminat dalam mengikuti pelajaran di kelas. Pada saat

proses belajar mengajar berlangsung, beberapa siswa ada yang berbicara

sendiri, tidur, bermain, dan melakukan hal lain diluar pelajarannya. Hal

tersebut dapat menjadi indikasi rendahnya motivasi belajar siswa.

Prestasi belajar sebagian siswa kelas VIII SMP N 18 Surakarta

juga cenderung rendah atau kurang baik. Hal tersebut dilihat dari nilai

rapor siswa pada saat kelas VII yang menunjukkan ada beberapa nilai

siswa yang berada dibawah KKM. Selain siswa yang nilainya kurang baik,

adapula siswa yang nilainya baik. Siswa yang nilai akademiknya baik

pasti memiliki motivasi belajar dalam dirinya. Motivasi tersebut muncul

dapat dikarenakan siswa merasa senang dan bersemangat bisa melanjutkan

sekolah ke jenjang SMP. Semangat siswa tersebut mampu memacu siswa

untuk belajar lebih giat lagi.

Motivasi belajar siswa dapat dipengaruhi oleh status sosialnya

dalam kehidupan masyarakat. Sebagian siswa SMP Negeri 18 Surakarta

berasal dari keluarga golongan warga miskin (GAKIN), sehingga siswa

yang tergolong dalam GAKIN ini akan dibebaskan dari biaya sekolah. Hal

itu juga dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa karena sebagian dari

mereka berpikiran bahwa sekolah mereka gratis sehingga mereka

menyepelekan pelajaran di kelas. Selain itu sebagian siswa tinggal di

(23)

kesulitan untuk belajar. Lokasi tempat tinggal siswa yang dekat dengan

Tempat Pembuangan Sampah (TPS), rel kereta, dan lokasi lain yang

kurang memadai membuat siswa kurang nyaman dalam belajar.

Tinggi rendahnya motivasi belajar siswa tidak lepas dari peran

orang tua dalam mendampingi siswa belajar. Mayoritas orangtua siswa

tidak memiliki keterampilan untuk membantu anaknya belajar. Hal

tersebut menyebabkan siswa bingung karena tidak ada yang membantunya

belajar di rumah. Apabila orangtua mampu membantu anaknya dalam

belajar maka anak akan lebih bersemangat dalam belajar ataupun

mengerjakan tugas sekolah. Selain itu ada juga orang tua siswa yang

terlalu sibuk dengan pekerjaannya sehingga kurang memiliki waktu

mendampingi anaknya belajar. Hal ini berpengaruh pada motivasi belajar

siswa dan akan berpengaruh pula terhadap prestasi siswa di sekolah.

Berdasarkan informasi yang diterima serta pengamatan yang

dilakukan oleh peneliti, maka peneliti beranggapan bahwa perlu diadakan

penelitian yang berkaitan dengan motivasi belajar siswa, sehingga dapat

diketahui seberapa tinggi tingkat motivasi belajar siswa.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat diidentifikasikan

beberapa masalah sebagai berikut:

1. Ada indikasi bahwa motivasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 18

(24)

2. Minat belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 18 Surakarta tahun ajaran

2016/2017 rendah.

3. Motivasi belajar siswa yang rendah mempengaruhi prestasi belajar

atau nilai akademiknya.

4. Kondisi lingkungan siswa membuat siswa merasa kurang nyaman

dalam belajar.

5. Kurangnya dukungan orangtua membuat semangat belajar siswa

rendah.

C. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini, fokus kajian diarahkan untuk menjawab

masalah yang termuat pada butir nomer 1 yaitu mengenai motivasi belajar

siswa kelas VIII SMP Negeri 18 Surakarta tahun ajaran 2016/2017.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, maka

permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Seberapa tinggi tingkat motivasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri

18 Surakarta tahun ajaran 2016/2017?

2. Item kuesioner motivasi belajar mana yang capaian skornya

teridentifikasi sedang dan rendah, untuk diusulkan sebagai topik

bimbingan belajar yang sesuai dalam meningkatkan motivasi belajar

(25)

E. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah, tujuan dari penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan tinggi atau rendahnya motivasi belajar pada siswa

kelas VIII SMP Negeri 18 Surakarta tahun ajaran 2016/2017.

2. Mengidentifikasi item-item kuesioner motivasi belajar yang capaian

skornya sedang dan rendah sebagai usulan topik bimbingan belajar

yang sesuai dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini sebagai sumbangan ilmu pengetahuan dan

menambah wawasan dalam bidang bimbingan dan konseling.

2. Manfaat praktis

a. Bagi siswa

Siswa dapat menggunakan penelitian ini untuk mengetahui

seberapa tinggi motivasi belajar mereka.

b. Bagi Kepala Sekolah

Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh sekolah sebagai

informasi mengenai motivasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri

(26)

c. Bagi guru

Guru dapat lebih memahami siswa yang memiliki motivasi

rendah dan mencari solusi untuk membantu mengembangkan siswa

dalam meningkatkan motivasinya.

d. Bagi peneliti

Dapat menambah pengalaman dan wawasan peneliti dalam

mengetahui informasi mengenai motivasi belajar siswa.

G. Definisi Istilah

Berikut ini dirumuskan definisi berbagai istilah seputar judul

penelitian:

1. Motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada

siswa-siswa untuk belajar sehingga dapat memperoleh prestasi atau hasil

belajar yang baik.

2. Masa remaja adalah periode transisi perkembangan antara masa

kanak-kanak dengan masa dewasa, yang melibatkan perubahan-perubahan

biologis, kognitif, dan sosio-emosional.

3. Bimbingan Belajar adalah bimbingan dalam hal menemukan cara

belajar yang tepat, dalam memilih progam studi yang sesuai dan dalam

mengatasi kesukaran yang timbul berkaitan dengan tuntutan-tuntutan

(27)

8 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Bab ini membahas mengenai teori motivasi belajar, hakikat remaja dan

aktivitas belajarnya, bimbingan belajar, kajian penelitian yang relevan, dan

kerangka berpikir.

A. Hakikat Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi

Motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai

kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan

individu tersebut bertindak atau berbuat. Motif tidak dapat diamati

secara langsung, tetapi dapat diinterpretasikan dalam tingkah lakunya,

berupa rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenaga munculnya

suatu tingkah laku tertentu (Uno, 2007:3). Menurut Djiwandono

(2006:329) motivasi berasal dari bahasa latin yaitu motivatum. Kata

motivatum menunjuk pada alasan tertentu mengapa sesuatu itu

bergerak.

Motivasi juga dapat dikatakan sebagai daya penggerak yang

telah menjadi aktif (Winkel, 1983:27). Aunurrahman (2012:114)

menggungkapkan bahwa motivasi merupakan tenaga pendorong bagi

seseorang agar memiliki energi atau kekuatan melakukan sesuatu

dengan penuh semangat. Motivasi sebagai suatu kekuatan yang

mampu mengubah energi dalam diri seseorang dalam bentuk aktivitas

(28)

mengatakan bahwa motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam

pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif dan reaksi

untuk mencapai tujuan.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan

bahwa motivasi adalah daya penggerak atau dorongan yang berasal

dari dalam diri (internal) seseorang maupun dari luar (eksternal) untuk

melakukan kegiatan demi mencapai tujuan tertentu.

2. Pengertian Belajar

Uno (Uno, 2007:22) menjelaskan bahwa belajar adalah suatu

proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman

individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Dalam

pengertian luas, belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psiko-fisik

menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam arti

sempit, belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu

pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya

kepribadian yang utuh (Sardiman, 2008:20-21).

Menurut Suyono dan Hariyanto (2012:9), belajar adalah suatu

aktivitas atau proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan

keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap dan mengokohkan

kepribadian. Winkel (2012) berpendapat bahwa belajar pada manusia

merupakan suatu proses psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif

(29)

perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, ketrampilan, nilai-sikap,

yang bersikap konstan atau menetap. Perubahan-perubahan itu dapat

berupa penyempurnaan terhadap hal yang sudah dipelajari.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan

bahwa belajar adalah proses seseorang dalam memahami pengetahuan

baru sehingga mengalami perubahan dari yang tidak tau menjadi tau.

3. Pengertian Motivasi Belajar

Uno (2007:23) motivasi dan belajar merupakan dua hal yang

saling mempengaruhi. Sardiman (2007:75) mengatakan bahwa

motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual.

Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa

senang, dan semangat untuk belajar. Motivasi belajar adalah

keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan

kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar

dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar itu, maka tujuan

yang dikehendaki siswa tercapai (Winkel, 1983:27). Menurut Clayton

Alderfer (dalam Nashar, 2004:42), Motivasi belajar adalah

kecenderungan siswa dalam melakukan kegiatan belajar yang

didorong oleh hasrat untuk mencapai prestasi atau hasil belajar sebaik

mungkin.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa

(30)

(internal) maupun dari luar (eksternal) untuk memahami pengetahuan

baru.

4. Jenis-jenis Motivasi Belajar

a. Motivasi intrinsik

Motivasi intrinsik adalah dorongan dari dalam individu

untuk melakukan suatu aktivitas (Anurrahman, 2012:115).

Menurut Hamalik (2007:162), motivasi intrinsik adalah motivasi

yang hidup dalam diri siswa dan berguna dalam situasi belajar

yang fungsional. Dalam hal ini pujian atau hadiah tidak diperlukan

karena hadiah tersebut tidak mempengaruhi siswa belajar. motivasi

instriksi mengacu paada faktor-faktor dari dalam. Kebanyakan

teori pendidikan modern mengambil motivasi intrinsik sebagai

pendorong bagi aktivitas dalam pengajaran dan dalam pemecahan

soal (Davies, 1987:216).

Sardiman (2008: 89) mengatakan bahwa yang dimaksud

dengan motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif

atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam

diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.

Sebagai contoh konkret, seorang siswa yang melakukan kegiatan

belajar karena betul-betul ingin mendapatkan pengetahuan, nilai

atau keterampilan agar dapat berubah tingkah lakunya secara

(31)

b. Motivasi ekstrinsik

Menurut Hamalik (2007:163), motivasi ekstrinsik adalah

motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi

belajar, seperti angka, hadiah, persaingan, lingkungan keluarga,

dan lain-lain. motivasi ekstrinsik ini tetap diperlukan disekolah,

sebab tidak semua yang diajarkan di sekolah tidak semua menarik

minat siswa atau sesuai kebutuhan siswa. Sardiman (2008:91)

berpendapat bahwa motivasi ekstrinsik merupakan motif-motif

yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar.

Motivasi eksternal adalah dorongan yang berasal dari luar

diri individu. Misalnya Tono seorang murid sekolah dasar,

berusaha belajar dengan sungguh-sungguh untuk mendapatkan

nilai matematika karena orang tuanya menjanjikan akan

memberikan hadiah bilamana ia mendapatkan nilai yang tinggi

pada mata pelajaran tersebut (Aunurrahman, 2012:116).

5. Aspek-aspek Motivasi Belajar

Menurut Uno (2007:23), motivasi belajar terbagi menjadi 2

yaitu dorongan internal (motivasi intrinsik) dan dorongan eksternal

(motivasi ekstrinsik). Jenis motivasi belajar tersebut akan digunakan

sebagai aspek dalam pembuatan instrumen. Uno mengungkapkan

ada beberapa indikator yang mendukung motivasi belajar, yaitu

sebagai berikut:

(32)

a. Dorongan internal

1) Adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil

Siswa yang memiliki motivasi belajar ditandai dengan

adanya hasrat dan keinginan yang kuat dalam diri siswa untuk

memperoleh prestasi yang baik di sekolah. Prestasi belajar

siswa dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam menguasai

materi pelajaran dan memperoleh nilai yang tinggi dalam hasil

belajarnya. Selain itu siswa juga akan terlibat aktif di kelas saat

kegiatan belajar berlangsung. Siswa yang memiliki motivasi

belajar akan berusaha semaksimal mungkin untuk memperoleh

keberhasilan belajarnya.

Penjelasan tersebut didukung oleh pendapat Djamarah

yang menggungkapkan bahwa hasrat untuk belajar berarti pada

diri anak didik itu memang ada motivasi untuk belajar,

sehingga sudah barang tentu hasilnya akan lebih baik daripada

anak didik yang tak berhasrat untuk belajar (Djamarah,

2011:166).

2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar

Motivasi belajar yang dimiliki siswa ditandai dengan

dorongan dalam diri atau minat siswa terhadap kegiatan belajar

di sekolah. siswa yang berminat dalam pelajaran akan

(33)

sehingga siswa menganggap bahwa belajar merupakan suatu

kebutuhan bukan hanya suatu kewajiban.

Menurut Djamarah (2011:154) motivasi berhubungan

erat dengan kebutuhan dalam belajar. Kebutuhan yang tak bisa

dihindari oleh anak didik adalah keinginan untuk menguasai

sejumlah ilmu pengetahuan oleh karena itulah anak didik

belajar. Sardiman (1998:93) juga mengungkapkan bahwa

motivasi muncul karena adanya kebutuhan, begitu juga dengan

minat sehingga tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi

yang pokok.

3) Adanya harapan dan cita-cita masa depan.

Siswa yang memiliki motivasi belajar ditandai dengan

adanya harapan serta cita-cita siswa di masa depan. Siswa

memiliki gambaran dan tujuan yang jelas mengenai masa

depannya. Selain itu siswa juga memiliki harapan yang tinggi

agar cita-cita nya dapat tercapai. Harapan yang dimiliki siswa

tersebut dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa.

Sardiman (1998:89) menggungkapkan bahwa siswa

yang memiliki motivasi instrinsik akan memiliki tujuan

menjadi orang yang terdidik, yang berpengetahuan, yang ahli

dalam bidang studi tertentu. Satu-satunya jalan untuk menuju

ke tujuan yang ingin dicapai ialah belajar, tanpa belajar tidak

(34)

b. Dorongan eksternal

1) Adanya penghargaan dalam belajar

Dalam hal menumbuhkan motivasi belajar dalam diri

siswa, salah satu hal yang dapat dilakukan oleh guru atau orang

tua yaitu memberikan penghargaan atas keberhasilan belajar

siswa. Penghargaan tersebut dapat berupa hadian kecil maupun

pujian bagi siswa. Dengan penghargaan tersebut siswa akan

merasa bahwa apa yang dilakukannya benar sehingga akan

dilakukan lagi.

Djamarah (2011:160) berpendapat bahwa hadiah adalah

memberikan sesuatu kepada orang lain sebagai penghargaan

atau kenang-kenangan/cinderamata. Dalam dunia pendidikan,

hadiah bisa dijadikan sebagai alat motivasi. Hadiah dapat

diberikan kepada anak yang berprestasi tinggi, ranking satu,

dan lain sebagainya. Selain itu Djamarah juga mengungkapkan

bahwa pujian yang diucapkan pada waktu yang tepat dapat

dijadikan sebagai alat motivasi. Pujian adalah bentuk

reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi

yang baik (Djamarah, 2011:164).

2) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.

Menumbuhkan motivasi belajar siswa tidaklah mudah.

Siswa perlu diberikan kegiatan yang baru dan menarik dalam

(35)

tersebut siswa merasa senang dan semakin bersemangat dalam

belajar.

Surya (2004:53), menjelaskan bahwa guru dituntut

untuk mampu meningkatkan kualitas belajar peserta didik

dalam bentuk kegiatan belajar yang sedemikian rupa dapat

menghasilkan pribadi yang mandiri. Merode pengajaran yang

bervariasi dapat membuat siswa lebih senang dan bersemangat

dalam belajar, sehingga dapat memberikan hasil pembelajaran

yang lebih baik.

3) Adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga

memungkinkan peserta didik dapat belajar dengan baik.

Dalam menumbuhkan motivasi belajar siswa diperlukan

dukungan dari luar yaitu lingkungan. Siswa membutuhkan

kondentrasi dalam belajar sehingga lingkungan belajar yang

nyaman dan kondusif harus diutamakan. Selain itu kelengkapan

yang mendukung proses belajar baik di sekolah maupun

dirumah juga dapat mempengaruhi siswa dalam belajar.

Reid (2009:23) menegaskan Lingkungan berpotensi

memberi dampak besar pada pembelajaran, namun preferensi

terhadap lingkungan sangat individual dan sangat bergantung

pada gaya belajar seseorang. Selain itu penting kita membantu

individu menemukan lingkungan belajar terbaiknya. Surya

(36)

lingkungan yang dapat menunjang bagi proses

pembelajaran-pengajaran secara efektif. Proses pembelajaran akan

berlangsung efektif pula apabila ditunjang dengan sarana yang

baik.

6. Karakteristik Siswa yang Memiliki Motivasi

Menurut Sardiman (2007, 83) motivasi yang ada pada setiap

diri orang itu memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Tekun dalam menghadapi tugas

Individu yang tekun akan mampu bekerja terus-menerus dalam

waktu yang lama dan tidak berhenti sebelum selesai.

b. Ulet menghadapi kesulitan

Individu yang ulet memiliki sifat tidak lekas putus asa, tidak

memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin

dan tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya.

c. Mempunyai minat terhadap macam-macam masalah

Seseorang yang memiliki minat berbagai macam masalah berarti

mempunyai keinginan yang besar untuk menyelesaikan masalah

tersebut.

d. Perasaan senang saat bekerja

Individu yang merasa senang saat bekerja akan memilki inisiatif

dalam melakukam sesuatu, mampu mengambil keputusan dan

(37)

e. Bosan pada tugas yang sifatnya rutin

Individu yang mudah bosan pada tugas yang sifatnya rutin tidak

menyukai pekerjaan yang sifatnya berulang-ulang atau rutin, tetapi

lebih menyukai pekerjaan yang sifatnya inovasi atau mengalami

perubahan dengan mencari kreatifitas.

f. Dapat mempertahankan pendapatnya

Jika individu sudah merasa yakin terhadap suatu hal dengan

menggunakan pikiran secara rasional dan dapat diterima serta

masuk akal, maka individu tersebut pasti akan berusaha untuk

mempertahankan pendapatnya dalam setiap situasi.

g. Tidak mudah melepas hal yang diyakini

Sesuatu yang menjadi keyakinan hidup dalam diri individu, apapun

bentuk keyakinan itu tidak dengan mudah dilepaskan, karena

segala sesuatunya telah menjadi pedoman hidup bagi individu

tersebut.

h. Senang mencari dan memecahkan masalah belajar

Individu suka mencari tantangan atau segala sesuatunya yang

membuat dirinya tertantang dan suka menyelesaikan masalah

terhadap berbagai jenis permasalahan dengan pikiran yang kritis.

7. Fungsi Motivasi

Menurut (Djamarah, 2011:157; Sardiman, 2007:85), fungsi

(38)

a. Motivasi sebagai pendorong perbuatan

Pada mulanya anak didik tidak ada hasrat untuk belajar,

tetapi karena ada sesuatu yang dicari munculah minatnya untuk

belajar. sesuatu yang akan dicari itu dalam rangka untuk

memuaskan rasa ingin tahunya dari sesuatu yang akan dipelajari.

Sesuatu yang belum diketahui itu akhirnya mendorong anak didik

untuk belajar dalam rangka mencari tahu.

Anak didik pun mengambil sikap seiring dengan minat

terhadap suatu objek. Disini anak didik mempunyai keyakinan

dan pendirian tentang apa yang seharusnya dilakukan untuk

mencari tahu tentang sesuatu. Sikap itulah yang mendasari dan

mendorong ke arah sejumlah perbuatan dalam belajar. jadi

motivasi yang berfungsi sebagai pendorong ini mempengaruhi

sikap apa yang seharusnya anak didik ambil dalam rangka belajar.

b. Motivasi sebagai penggerak perbuatan

Dorongan psikologis yang muncul dari diri anak didik

merupakan suatu kekuatan yang kemudian dapat berubah dalam

bentuk gerakan psikofisik. Disini anak didik sudah melakukan

aktivitas belajar dengan segenap jiwa. Peserta didik memiliki

tujuan dalam belajar. Motivasi dapat memberikan arah dan

kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

(39)

c. Motivasi sebagai pengarah perbuatan

Anak didik yang mempunyai motivasi dapat menyeleksi

mana perbuatan yang harus dilakukan dan mana perbuatan yang

diabaikan. Seseorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan

harapan dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan

tidak akan menghabiskan waktunya untuk bermain kaertu atau

membaca komik, sebab tidak serasi dengan tujuan.

8. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009:97), Faktor-faktor yang

mempengaruhi motivasi belajar adalah:

a. Cita-cita atau aspirasi siswa

Motivasi belajar tampak pada keinginan anak sejak kecil seperti

keinginan belajar berjalan, makan makanan lezat, dapat membaca,

dapat bernyanyi, dsb. Keberhasilan mencapai keinginan tersebut

menumbuhkan kemauan bergiat, bahkan dikemudian hari

menimbulkan cita-cita dalam kehidupan. Cita-cita akan

memperkuat motivasi belajar instrinsik maupun ekstrinsik, sebab

tercapainya cita-cita akan mewujudkan aktualisasi diri.

b. Kemampuan siswa

Keinginan anak perlu dibarengi dengan kemauan atau kecakapan

dalam mencapainya. Contohnya keinginan membaca anak perlu

dibarengi dengan kemampuan dalam mengucapkan kata. Apabila

(40)

anak untuk bisa membaca akan terpenuhi. Sehingga keberhasilan

itu dapat memuaskan dan mendorong anak untuk rajin membaca.

Secara singkat dapat dikatakan bahwa kemampuan akan

memperkuat motivasi siswa untuk melakukan tugas-tugas

perkembangan.

c. Kondisi siswa

Kondisi siswa ini meliputi jasmani dan rohani mempengaruhi

motivasi belajar. sebagai contoh seorang anak yang sedang sakit,

lapar dan marah-marah akan menggangu perhatian belajarnya.

Sebaliknya anak yan sehat dan merasa gembira akan lebih mudah

dalam memusatkan perhatian pada pelajaran.

d. Kondisi lingkungan siswa

Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan temapt

tinggal, pergaulan sebaya, dan kehidupan bermasyarakat. Sebagai

anggota masyarakat maka siswa dapat terpengaruh oleh lingkungan

sekitar. Apabila lingkungan aman, tenteram, tertib, dan indah maka

semangat dan motivasi belajar mudah diperkuat.

e. Unsur-unsur dinamis dalam belajar

Lingkungan siswa yang berupa lingkungan alam, lingkungan

tempat tinggal, dan pergaulan juga mengalami perubahan.

Lingkungan budaya siswa yang berupa surat kabar, radio, majalah

dan film juga semakin mengjangkau siswa. Kesemua lingkungan

(41)

f. Upaya guru dalam membelajarkan siswa

Upaya pembelajaran guru terjadi di sekolah dan diluar sekolah.

Upaya pembelajaran disekolah meliputi menyelenggarakan tata

tertib, membina disiplin belajar dalam tiap kesempatan seperti

pemanfaatan waktu dan pemeliharaan fasilitas sekolah, membina

belajar tertib pergaulan, dan membina tertib lingkungan sekolah.

B. Hakekat Remaja dan Aktivitas Belajarnya

1. Pengertian Remaja

Istilah remaja berasal dari bahasa latin “adolescence” yang berarti

tumbuh menjadi dewasa atau dalam perkembangan menjadi dewasa

(Desmita, 2006:189). Menurut Santrock (2007:20), masa remaja

sebagai periode transisi perkembangan antara masa kanak-kanak

dengan masa dewasa, yang melibatkan perubahan-perubahan biologis,

kognitif, dan sosio-emosional.

Masa remaja terbagi menjadi 3:

a. Remaja awal (12-15 tahun)

Masa remaja awal kurang lebih berlangsung di masa

sekolah menengah pertama atau sekolah menengah akhir dan

perubahan pubertas terbesar terjadi pada masa ini (Santrock,

2007:21). Yusuf dan Sugandhi (2011:106) berpendapat bahwa

pada masa ini terjadi perubahan jasmani yang cepat, yaitu dengan

mulai tumbuhnya ciri-ciri keremajaan yang yang terkait dengan

(42)

pada anak wanita dan mimpi basah pada remaja pria) dan ciri

sekunder (tumbuh kumis, jakun, dan bulu-bulu halus di sekitar

kemaluan pada remaja pria dan membesarnya payudara,

membesarnya pinggul dan muncul bulu-bulu disekitar kemaluan

untuk anak wanita).

Selain itu menurut Yusuf (2010:26), masa remaja awal

biasanya berlangsung dalam waktu yang relatif singkat. Masa ini

sering disebut masa negatif. Secara garis besar sifat-sifat negatif

tersebut dapat diringkas yaitu negatif dalam prestasi, baik prestasi

jasmani maupun prestasi mental, negatif dalam sikap sosial, baik

dalam bentuk menarik diri dalam masyarakat maupun dalam

bentuk agresif terhadap masyarakat.

b. Remaja madya (15-18 tahun)

Menurut Yusuf (2010:26), pada masa ini mulai tumbuh

dalam diri remaja dorongan untuk hidup, kebutuhan akan adanya

teman yang dapat memahami dan menolongnya, teman yang dapat

turut merasakan suka dan dukanya.

c. Remaja akhir (19-22 tahun)

Menurut Yusuf (2010:27), setelah remaja dapat menetukan

pendirian hidupnya, pada dasarnya telah mencapailah masa remaja

akhir dan telah terpenuhilah tugas-tugas perkembangan masa

remaja, yaitu menemukan pendirian hidup dan masuklah individu

(43)

Berdasarkan teori tersebut, subjek dari penelitian ini tergolong

dalam remaja awal. Hal tersebut dikarenakan subjek berada pada masa

sekolah menengah pertama (SMP). Selain itu prestasi sebagian siswa

yang rendah juga dapat dikategorikan dalam remaja awal.

2. Tugas Perkembangan Remaja

Menurut Yusuf dan Sugandhi (2011:16), Tugas perkembangan

remaja diuraikan sebagai berikut:

a. Mencapai kematangan dalam beriman dan bertakwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa

b. Mencapai kematangan berperilaku etis.

c. Mencapai kematangan emosi.

d. Mencapai kematangan intelektual.

e. Memiliki kesadaran tanggung jawab sosial.

f. Mencapai kematangan hubungan dengan teman sebaya.

g. Memiliki kemandirian perilaku ekonomis.

h. Mencapai kematangan dalam pilihan karir.

i. Mencapai kematangan dalam kesiapan diri untuk menikah dan

hidup berkeluarga (khususnya remaja akhir).

Menurut Supriatna (2011: 55), tugas perkembangan siswa SMP

adalah sebagai berikut:

a. Landasan kehidupan religious (keimanan dan ketakwaan kepada

Tuhan Yang Maha Esa)

(44)

2) Belajar agama

3) Sabar

4) Syukur

b. Landasan perilaku etis (etika)

1) Menyayangi orang lain

2) Rendah hati

3) Kejujuran

4) Disiplin

c. Kematangan emosional (kemandirian dalam hal emosional)

1) Suasana emosional menghadapi kekecewaan

2) Suasana emosional dalam interaksi sosial

3) Suasana emosional menghadapi ancaman

d. Kematangan intelektual

1) Berpikir kritis

2) Membuat keputusan

3) Musyawarah (demokratis)

4) Memahami hak dan kewajiban siswa

e. Memiliki kesadaran akan tanggung jawabnya

1) Berpartisipasi dalam kegiatan sosial di sekolah

2) Berpartisipasi dalam kegiatan sosial di masyarakat

3) Menolong orang lain

4) Menjalin persahabatan dengan teman.

(45)

1) Berpenampilan sesuai dengan jenis kelamin sendiri

2) Mempelajari peranan pria atau wanita di masyarakat

3) Menjalani kehidupan sebagai layaknya pria atau wanita

g. Penerimaan diri dan pengembangannya

1) Keadaan fisik

2) Bakat (kemampuan khusus)

3) Sifat

4) Prestasi

h. Kemandirian perilaku ekonomi

1) Menabung

2) Mengatur uang

3) Bekerja keras (bersungguh-sungguh)

4) Mengatur waktu

i. Wawasan dan persiapan karir

1) Informasi sekolah lanjutan

2) Informasi kursus

3) Informasi syarat-syarat pekerjaan

4) Kegiatan ekstra kurikuler yang mendukung pekerjaan

j. Kematangan hubungan dengan teman sebaya

1) Bekerja sama

2) Hubungan antarpribadi

3) Berperan dalam kelompok

(46)

Berdasarkan tugas perkembangan diatas, subjek penelitian

belum memenuhi tugas perkembangan dalam hal mencapai kematangan

intelektual. Hal tersebut dikarenakan sebagian siswa diindikasikan

belum memiliki motivasi belajar sehingga prestasinya rendah.

3. Upaya-upaya Peningkatan Motivasi Belajar

Dimyati & Mudjiono (2009: 95) berpendapat bahwa dalam rangka

mengupayakam agar motivasi belajar siswa tinggi, seorang guru

hendaknya melakukan upaya-upaya berikut:

a. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan

hambatan yang dialaminya.

b. Meminta kesempatan kepada orang tua siswa agar memberikan

kesempatan kepada siswa untuk beraktualisasidiri dalam belajar.

c. Memanfaatkan unsur-unsur lingkungan yang mendorong belajar.

d. Menggunakan waktu secara tertib, penguat dan suasana gembira

terpusat pada perilaku belajar.

e. Merangsang siswa dengan penguat member rasa percaya diri

bahwa ia dapat mengatasi segala hambatan dan pasti berhasil.

f. Guru mengoptimalkan pemanfaatan pengalaman dan kemampuan

siswa.

(47)

C. Bimbingan Belajar

1. Pengertian Bimbingan Belajar

Bimbingan dapat diterjemahkan dalam bahas inggris yaitu

Guidance” yang berasal dari kata “guide. Guide memiliki berbagai

macam arti yaitu menunjukkan jalan, memimpin, menuntun, memberi

petunjuk, mengatur, mengarahkan, dan memberikan nasehat (winkel

& Sri Hastuti, 2012:27). Menurut Crow&Crow (Prayitno & Amti,

2004:94) berpendapat bahwa bantuan yang diberikan oleh seseorang,

laki-laki atau perempuan, yang memiliki kepribadian yang memadai

dan terlatih dengan baik kepada individu-individu setiap usia untuk

membantunya mengatur kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan

pandangan hidupnya sendiri, membuat keputusannya sendiri, dan

menanggung bebannya sendiri. Menurut Winkel & Sri Hastuti

(2012:113), ragam bimbingan terbagi menjadi 3 yaitu:

1. Bimbingan karir

2. Bimbingan akademik atau belajar

3. Bimbingan pribadi sosial.

Dalam materi ini akan lebih fokus mengenai bimbingan akademik

atau bimbingan belajar.

Bimbingan belajar yaitu bimbingan yang diarahkan untuk

membantu para individu dalam menghadapi dan menyelesaikan

masalah-masalah akademik (Nurihsan, 2014:15). Yang termasuk

(48)

jurusan, cara belajar, penyelesaian tugas-tugas, motivasi belajar,

konsentrasi belajar, perencanaan pendidikan lanjutan, dan lain-lain.

Menurut Winkel & Sri Hastuti (2012:115), bimbingan belajar ialah

bimbingan dalam hal menemukan cara belajar yang tepat, dalam

memilih progam studi yang sesuai dan dalam mengatasi kesukaran

yang timbul berkaitan dengan tuntutan-tuntutan belajar di suatu

instansi pendidikan.

2. Tujuan Bimbingan Belajar

Menurut Ahmadi & Supriyono (2013: 111) tujuan pelayanan

bimbingan belajar adalah sebagai berikut:

a. Mencarikan cara-cara belajar yang efisien dan efektif bagi seorang

anak atau kelompok anak.

b. Menunjukkan cara-cara mempelajari sesuai dan mengunakan

buku pelajaran.

c. Memberikan informasi (saran dan petunjuk) bagi yang

memanfaatkan perpustakaan.

d. Membuat tugas sekolah dan mempersiapkan diri dalam ulangan

dan ujian.

e. Memilih suatu bidang studi (mayor dan minor) sesuai dengan

bakat, minat, kecerdasan, cita-cita, dan kondisi fisik atau

kesehatannya.

f. Menunjukkan cara-cara menghadapi kesulitan dalam bidang studi

(49)

g. Menentukan pembagian waktu dan perencanaan jadwal

belajarnya.

h. Memilih pelajaran tambahan baik yang berhubungan dengan

pelajaran di sekolah maupun untuk penembangan bakat dan

kariernya di masa depan.

3. Prinsip-prinsip Pelaksanaan Bimbingan Belajar

Menurut Sukmadinata (2005: 241), prinsip bimbingan belajar

adalah sebagai berikut:

a. Bimbingan belajar diberikan kepada semua siswa. Semua siswa

baik yang pandai, cukup, ataupun kurang membutuhkan

bimbingan dari guru, sebab secara potensial semua siswa bisa

mempunyai masalah. Masalah yang dihadapi oleh siswa pandai

berbeda dengan siswa cukup dan juga siswa kurang.

b. Sebelum memberikan bantuan, guru terlebih dahulu harus

berusaha memahami kesulitan yang dihadapi siswa, meneliti

faktor-faktor yang melatarbelakangi kesulitan tersebut.

c. Bimbingan belajar yang diberikan guru hendaknya disesuaikan

dengan masalah serta faktor-faktor yang melatarbelakanginya.

d. Bimbingan belajar hendaknya menggunakan teknik yang

bervariasi. Hal tersebut dikarenakan adanya perbedaan pada setiap

siswa, perbedaan jenis dan kerumitan masalah yang dihadapi

(50)

e. Dalam memberikan bimbingan belajar hendaknya guru bekerja

sama denan staf sekolah yang lain. Bimbingan belajar merupakan

tanggung jawab semua guru serta staf sekolah lainnya.

f. Bimbingan belajar dapat diberikan dalam situasi belajar di kelas

ataupun diluar sekolah. Bimbingan belajar diberikan pada saat

pelajaran berlangsung yaitu saat mengerjakan tugas-tugas atau

latihan, saat diskusi kelas, praktikum dll. Bimbingan juga dapat

diberikan diluar pelajaran.

4. Strategi Bimbingan Belajar

Menurut Tohirin (2007: 131), layanan bimbingan belajar dapat

dilakukan dengan beberapa hal berikut:

a. Orientasi kepada para siswa (khususnya siswa baru) tentang tujuan

institusional, isi kurikulum pembelajaran, struktur organisasi

sekolah, cara-cara belajar yang tepat, dan lain-lain.

b. Penyadaran kembali secara berkala tentang cara belajar yang tepat

selama mengikuti pelajaran di sekolah maupun di rumah baik

secara individual maupun kelompok.

c. Bantuan dalam memilih jurusan atau progam studi yang sesuai,

memilih kegiatan-kegiatan non-akademik yang menunjang usaha

belajar dan memilih progam studi lanjutan untuk tingkat

pendidikan yang lebih tinggi.

d. Pengumpulan data siswa yang berkenaan dengan kemampuan

(51)

e. Bantuan dalam mengatasi kesulitan-kesulitan belajar seperti

kurang mampu menyusun dan menaati jadwal belajar dirumah,

kurang siap menghadapi ulangan, kurang menguasai cara belajar

yang tepat, dan lain-lain.

f. Membentuk kelompok-kelompok belajar dan mengatur

kegiatan-kegiatan belajar kelompok supaya belajar secara efektif dan

efisien.

D. Kajian yang Relevan

Penelitian dengan topik motivasi belajar sebelumnya pernah diteliti

oleh Putri (2014) dengan judul deskripsi motivasi belajar siswa kelas VIII

SMP Negeri 2 Blado Batang tahun ajaran 2013/2014 dan implikasinya

terhadap bimbingan belajar. penelitian ini dilakukan pada tahun 2014

dengan menggunakan subyek siswa SMP kelas VIII yang berjumlah 95

siswa yang terbagi menjadi 4 kelas. Instrumen yang digunakan oleh

peneliti adalah kuisioner. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah

13% atau sebanyak 12 siswa miliki motivasi tinggi, 56% atau sebanyak 53

siswa memiliki motivasi cukup tinggi, dan 31% atau sebanyak 30 siswa

memiliki motivas rendah.

E. Kerangka Berpikir

Masalah motivasi belajar yang dialami siswa memang sering

terjadi di kalangan masyarakat. Motivasi belajar ini dapat dipengaruhi oleh

dorongan internal dan dorongan eksternal. Dorongan internal terdiri dari

(52)

kebutuhan dalam belajar, dan adanya harapan dan cita-cita masa depan.

Dorongan eksternal terdiri dari adanya penghargaan dalam belajar, adanya

kegiatan yang menarik dalam belajar, dan adanya lingkungan belajar yang

kondusif sehingga memungkinkan peserta siswa dapat belajar dengan baik.

Apabila motivasi belajar siswa tinggi maka nilai pelajaran atau

prestasi yang didapat pasti juga akan baik. Namun jika motivasi siswa

rendah maka nilai pelajaran atau prestasi yang didapat juga kurang baik.

Dari permasalahan tersebut maka peneliti ingin melihat seberapa tinggi

tingkat motivasi siswa kelas VIII di SMP Negeri 18 Surakarta dan topik

(53)

34 BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini berisi uraian mengenai metode penelitian, yaitu mengenai jenis

penelitian, subyek penelitian, tempat dan waktu penelitian, jenis dan teknik

pengumpulan data, validitas dan reliabilitas instrumen, serta teknik analisis

data.

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan

metode survey. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dirancang

untuk memperoleh informasi tentang status gejala pada saat penelitian

dilakukan (Furchan, 2007: 447). Metode Survey adalah metode yang

digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah,

tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya

dengan mengedarkan kuisioner, test, atau wawancara (Sugiyono, 2013:12).

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui gambaran mengenai tingkat

motivasi siswa kelas VIII SMP Negeri 18 Surakarta.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP N 18 Surakarta

tahun ajaran 2016/2017 yang berjumlah 175 siswa. Rincian subjek

(54)

Tabel 1

Jumlah subjek penelitian

Kelas Jumlah siswa

VIII A 21

VIII B 28

VIII C 19

VIII E 22

VIII F 30

VIII G 28

VIII H 27

Total 175

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni-Agustus 2016 di SMP

N 18 Surakarta. Pengumpulan data dilakukan pada bulan agustus. Berikut

disajikan tabel jadwal pengumpulan data:

Tabel 2

Jadwal Pengumpulan Data Siswa Kelas VIII SMP N 18 Surakarta

Tahun Ajaran 2016/2017 Kelas Hari/tanggal Jumlah siswa

yang hadir

Jumlah siswa yang tidak hadir

8A Sabtu, 13 agustus 2016 21 7

8B Kamis, 11 agustus 2016 28 2

8C Sabtu, 13 agustus 2016 19 11

8E Sabtu, 13 agustus 2016 22 8

8F Rabu, 10 agustus 2016 30 0

8G Kamis, 11 agustus 2016 28 2

8H Rabu, 10 agustus 2016 27 1

(55)

D. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan kuesioner (angket). Menurut Sugiyono (2013:199)

kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya. Jenis kuesioner yang digunakan adalah

kuesioner tertutup, artinya responden tinggal memilih alterntif jawaban

yang sesuai (Tanireja dan Mustafidah, 2011:44).

Peneliti menggunakan kuesioner dengan model skala Likert

dimana responden diminta untuk memilih salah satu alternatif jawaban

dengan memberi tanda checklist (√). Alternatif jawaban yang disediakan

yaitu SS (Sangat Sesuai), S (Sesuai), TS (Tidak Sesuai) dan STS (Sangat

Tidak Sesuai). Dalam kuesioner motivasi belajar, item-item yang dibuat

bersifat favourable (positif) yang menunjukkan adanya motivasi belajar

siswa dan unfavorable (negatif) yang menunjukkan tidak adanya motivasi

belajar siswa.

Pemberian skor untuk item favorable (positif), yaitu untuk jawaban

SS (Sangat Sesuai) diberi skor 4, S (Sesuai) diberi skor 3, TS (Tidak

Sesuai) diberi skor 2 dan STS (Sangat Tidak Sesuai) diberi skor 1.

Sedangkan pemberian untuk item unfavorable (negatif), yaitu untuk

jawaban SS (Sangat Sesuai) diberi skor 1, S (Sesuai) diberi skor 2, TS

(Tidak Sesuai) diberi skor 3 dan STS (Sangat Tidak Sesuai) diberi skor 4.

(56)

siswa, sebaliknya semakin rendah jumlah skor siswa maka semakin rendah

motivasi belajar siswa.

Berikut kisi-kisi instrumen penelitian yang di uji coba:

Tabel 3

Kisi-kisi Kuesioner Uji Coba Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 18 Surakarta Tahun 2016/2017

Aspek-aspek Indikator Item

Favorable

Siswa memiliki dorongan dan kebutuhan dalam belajar.

Adanya penghargaan dalam belajar siswa.

34,35,36 37,38 5

Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar siswa.

39,40,41,42,43, 44

45,46,47 9

Adanya lingkungan belajar

yang kondusif sehingga

memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik.

53,54,55,56 48,49,50,51,52

,57,58,59,60

13

Jumlah 30 30 60

E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

1. Validitas

Menurut Arikunto (Taniredja & Mustafidah, 2011:42) validitas

adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau

kesahihan suatu instrumen. Validitas suatu instrumen selalu

bergantung kepada situasi dan tujuan khusus penggunaan instrumen

(57)

sesuai dengan apa yang diukur yaitu tingkat motivasi belajar siswa.

Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi

(content validity). Menurut Azwar (2011:45), validitas isi merupakan

validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan

analisis rasional atau lewat professional judgment. Validitas isi

menunjuk pada sejauh mana instrumen tersebut mencerminkan isi

yang dikehendaki (Furchan, 2007:295).

Instrumen penelitian disusun sedemikian rupa oleh peneliti dan

kemudian dikonsultasikan kepada dosen pembimbing dan guru

Bimbingan dan Konseling SMP Negeri 18 Surakarta yaitu Ibu

Elisabet, S.Psi. Setelah itu, instrumen penelitian di uji cobakan pada

siswa kelas VIII D SMP Negeri 18 Surakarta. Uji coba dilaksanakan

pada hari selasa, 19 juli 2016 pada pukul 08.35-09.15 WIB.

Setelah melakukan uji coba kuesioner, peneliti menganalisis

hasil validitas dengan menggunakan progam SPSS (Statistic Package

for Sosial Science) versi 18.0. Kriteria validitas menggunakan patokan

0,30. Jika koefisien korelasinya ≥ 0,30, maka item yang bersangkutan

dinyatakan valid. Sedangkan, jika koefisien korelasinya ≥ 0,30, maka

item yang bersangkutan dinyatakan tidak valid. Berdasarkan hasil

perhitungan statistik dari 60 item yang di uji cobakan, diperoleh 35

(58)

Hasil analisis Validitas dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4

Hasil Analisis Validitas Instrumen

Berdasarkan tabel 3, item yang valid berjumlah 35 dan item

yang tidak valid berjumlah 25. Semua item yang valid akan digunakan

dalam kuesioner penelitian final. Sedangkan item yang tidak valid

tidak digunakan. Jumlah semua item dalam kuesioner penelitian final

adalah 40 item yang terdiri dari 35 item yang valid dan 5 item yang

ditambahkan serta diperbaiki kembali. Hasil perhitungan uji validitas

dapat dilihat pada lampiran 1.

Aspek-aspek

Indikator Jumlah item Nomor item

Valid Tidak Siswa memiliki dorongan dan

kebutuhan dalam belajar.

Adanya penghargaan dalam

belajar siswa.

3 2 34,37,38 35,36

Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar siswa.

6 3 40,42,44,

45,46,47

39,41, 43 Adanya lingkungan belajar yang

kondusif sehingga

memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik.

(59)

Berikut Kisi-kisi kuesioner motivasi belajar final :

Tabel 5

Kisi-kisi Kuesioner Motivasi Belajar Siswa SMP N 18 Surakarta Tahun Ajaran 2016/2017 (FINAL)

Aspek-aspek Indikator Item

Favorable

Siswa memiliki dorongan dan kebutuhan dalam belajar.

Adanya penghargaan dalam belajar siswa.

23, 25 24, 26, 27 5

Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar siswa.

28, 29, 30 31, 32, 33 6

Adanya lingkungan belajar

yang kondusif sehingga

memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik.

36, 37, 38 34, 35, 39, 40 7

Jumlah 18 22 40

Item yang diganti dan ditambahkan ada 5 yaitu pada nomer 21

(saya memiliki cita-cita yang jelas dan sesuai dengan keinginan saya) ,

22 (saya masih ragu akan cita-cita saya), 25 (saya menjadi

bersemangat dalam belajar untuk mendapatkan nilai tambahan dari

guru), 27 (saya berusaha mendapatkan nilai baik agar mendapatkan

hadiah dari orangtua saya.), dan 38 (lingkungan rumah saya yang

bersih dan tenang membuat saya merasa nyaman belajar di rumah).

Instrument atau kuisioner motivasi belajar siswa dapat dilihat pada

(60)

2. Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa sesuatu

instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat

pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Taniredja &

Mustafidah, 2011:43). Sudjana (Taniredja & Mustafidah, 2011:43)

memberikan definisi bahwa reliabilitas alat penilaian adalah ketepatan

atau keajekan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Artinya

kapan pun alat penilaian tersebut akan digunakan akan memberikan

hasil yang relatif sama. Menurut Furchan (2007: 310), reliabilitas

suatu alat ukur adalah derajat keajegan alat tersebut dalam mengukur

apa saja yang diukurnya. Sifat ini penting dalam segala jenis

pengukurannya.

Masidjo (1995) memaparkan pengelompokan kualifikasi

koefisien korelasi sebagai berikut:

Tabel 6

Kriteria Guilford

Koefesien Korelasi Kualifikasi

0,91-1,00 Sangat tinggi

0,71-0,90 Tinggi

0,41-0,70 Cukup

0,21-0,20 Rendah

Gambar

Gambar 2: Jumlah Perhitungan Skor Item Kuisioner Motivasi Belajar Siswa
Tabel 1 Jumlah subjek penelitian
Tabel 3 Kisi-kisi Kuesioner Uji Coba Motivasi Belajar Siswa
Tabel 4
+7

Referensi

Dokumen terkait

S., “Filterless class D amplifiers: power efficiency and power dissipation”, IET Citcuits Devices Syst., 2010, Vol.. S., “Filterless class D amplifiers: power efficiency and

Pada kegiatan tatap muka ke-3 (TM-3), peserta akan melaporkan hasil pembelajaran Guru Pembelajar moda daring mulai dari awal hingga akhir dengan membawa

Moajeno

Volume air yang tersedia untuk mengencerkan beban limbah dan membawanya keluar dapat dihitung dengan mengalikan luas wilayah perairan gosong Semak Daun dengan selisih antara

Merupakan pajak penghasilan dalam tahun berjalan yang dipungut oleh bendahara pemerintah baik pusat maupun swasta berkenaan dengan pembayaran atas penyerahan

Dengan merujuk pada hasil dari 4 (empat) grafik tersebut dapat ditemukan bahwa dengan perubahan pada porsi bobot beberapa komponen serta mengganti rasio BOPO dengan

Penelitian ini membahas tentang faktor-faktor pemilik bangunan tidak mengurus izin mendirikan bangunan di Kota Bukittinggi. Data yang digunakan yaitu data primer dan data

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama R.I, menyatakan bahwa lembaga di bawah ini telah melakukan updating data Pendidikan Islam (EMIS) Periode Semester GENAP