• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA MODAL PEMBELAJARAN SAVI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA MODAL PEMBELAJARAN SAVI."

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

A. Latar Belakang Masalah ...

B. Rumusan Masalah ...

C. Tujuan Penelitian ...

D. Manfaat Penelitian ...

E. Definisi Operasional ...

1

7

8

9

10

BAB II PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA MODEL

PEMBELAJARAN SAVI (SOMATIC, AUDITORY, VISUAL,

INTELEKTUAL) DALAM MATA PELAJARAN TEKNOLOGI

INFORMASI DAN KOMUNIKASI

A. Belajar dan Pembelajaran... B. Hasil Belajar... 1. Pengertian Hasil Belajar ...

12

14

(2)

2. Klasifikasi Kemampuan Hasil Belajar ... C. Model Pembelajaran... D. Model Pembelajaran SAVI ... 1. Pengertian ... 2. Ciri-Ciri Pembelajaran SAVI ...

3. Fungsi ...

4. Komponen ...

5. Kaitan Model Pembelajaran SAVI dengan Mata Pelajaran TIK ...

E. Media Pembelajaran ... 1. Pengertian Media Pembelajaran... 2. Kegunaan Media Pembelajaran... 3. Multimedia Interaktif ... 4. Model Tutorial... a. Pengertian Program Tutorial ... b. Tujuan Model Tutorial ... c. Langkah-Langkah Model Tutorial ... F. Hipotesis Penelitian ...

15

BAB III METODE PENELITIAN

A.Metode dan Desain Penelitian………... 1. Metode Penelitian ... 2. Desain Penelitan ... B.Populasi dan Sampel Penelitan……….………...

35

35

36

(3)

1. Populasi Penelitian ... 2. Sampel Penelitian ... C.Teknik Pengumpulan Data …………... 1. Alat Pengumpul Data ... 2. Tahapan Penyusunan ... D.Pengembangan Instrumen………... E. Teknik Analisis Data ………... F. Prosedur Penelitian ...

37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Hasil Ujicoba Instrumen ..………... 1. Uji Validitas ... 2. Uji Reliabilitas ... 3. Tingkat Kesukaran ... 4. Daya Beda ... B.Deskripsi Hasil Penelitian………..…... 1. Pelaksanaan Penelitian ... 2. Data Hasil Penelitian ... C.Pengujian Hipotesis ..………... 1. Uji Normalitas ... 2. Uji Homogenitas... 3. Uji Hipotesis ... D.Pembahasan Hasil Penelitian ..………...

(4)

1. Pembahasan Rumusan Masalah Pertama ... 2. Pembahasan Rumusan Masalah Kedua ... 3. Pembahasan Rumusan Masalah Ketiga ... 4. Pembahasan Rumusan Masalah Umum ... E. Deskripsi Pelaksanaan Penggunaan Multimedia Interaktif melalui Model

Pembelajaran SAVI (Somatic, Auditory, Visual, Intelektual)...

84

85

87

88

90

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ...

B. Saran ...

93

95

(5)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3. 1 Hubungan Antar Variabel...

Tabel 3. 2 Desain Penelitian Randomized Control Group Pretest-

Posttest Design... ...

Tabel 3. 3 Kriteria Validitas Tes... Tabel 3. 4 Interperetasi Reliabilitas ……..…...……... Tabel 3. 5 Interperetasi Tingkat Kesukaran………... Tabel 3. 6 Interperetasi Daya Pembeda Instrumen Tes...…... Tabel 4. 1 Validitas Alat Ukur ...……... Tabel 4. 2 Reliabilitas Instrumen... Tabel 4. 3 Persentase Tingkat Kesukaran

Instrumen………... Tabel 4. 4 Pengelompokan Instrumen Yang

(6)

Tabel 4. 8 Gain Aspek Penerapan ... Tabel 4. 9 Gain Keseluruhan atau Total ... Tabel 4. 10 Uji Normalitas Gain Total Kelompok Eksperimen dan

Kelompok Kontrol ... Tabel 4. 11 Uji Normalitas Gain Aspek Pengetahuan Kelompok

Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... Tabel 4. 12 Uji Normalitas Gain Aspek Pemahaman Kelompok

Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... Tabel 4. 13 Uji Normalitas Gain Aspek Penerapan Kelompok

Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... Tabel 4. 14 Uji Homogenitas Kelompok Eksperimen dan Kelompok

Kontrol ... Tabel 4. 15 Uji Homogenitas Aspek Pengetahuan ... Tabel 4. 16 Uji Homogenitas Aspek Pemahaman ... Tabel 4. 17 Uji Homogenitas Aspek Penerapan ... Tabel 4. 18 Uji Hipotesis Umum ... Tabel 4. 19 Uji Hipotesis Aspek Pengetahuan ... Tabel 4. 20 Uji Hipotesis Aspek Pemahaman ... Tabel 4. 21 Uji Hipotesis Aspek Penerapan ...

(7)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 4. 1 Rata-Rata Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok

Kontrol... Gambar 4. 2 Rata-Rata Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok

Kontrol...……... Gambar 4.3 Rata-Rata Keseluruhan ...

59

(8)

DAFTAR BAGAN

(9)
(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Belajar menunjukkan kepada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai penerima pelajaran (siswa), sedangkan mengajar menunjukkan kepada apa yang harus dilakukan oleh seorang guru yang menjadi pengajar. Jadi belajar mengajar merupakan proses interaksi antara guru dan siswa pada saat proses pengajaran. Proses pengajaran akan berhasil selain ditentukan oleh kemampuan guru dalam menentukan model dan alat yang digunakan dalam pengajaran, juga ditentukan oleh minat belajar siswa.

(11)

siswa, tetapi juga menyangkut tindakan dan kegiatan yang dilakukan agar mendapatkan hasil yang lebih baik. Salah satu proses pembelajaran yang menekankan tindakan dan kegiatan adalah dengan menggunakan model atau metode pembelajaran. Model pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru.

(12)

waktu mengajar. Variasi metode mengakibatkan penyajian bahan pelajaran lebih menarik perhatian siswa, mudah diterima siswa, dan kelas menjadi hidup, metode penyajian yang selalu sama akan membosankan siswa. Oleh karena itu, agar siswa tidak merasa bosan dengan materi yang kurang dipahami dan bergaya monoton maka pada pembelajaran teknologi informasi dan komunikasi di sekolah perlu dicobakan dengan menggunakan multimedia interaktif melalui model pembelajaran SAVI (Somatic, Auditory,

Visual, Intelektual) dapat membuat siswa lebih memahami materi yang

(13)

individu lain dengan menyadari bahwa orang belajar dengan cara-cara yang berbeda.

Pada siswa kelas VII semester 1 terdapat materi cara mengaktifkan dan mematikan komputer. Terkadang motivasi belajar siswa menjadi menurun karena mengalami kebosanan dalam proses belajar mengajar. Serta hasil belajar siswa pun menurun. Dengan menggunakan multimedia interaktif melalui model pembelajaran SAVI diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Komputer sebagai media akan lebih banyak membantu siswa menemukan hal-hal baru yang lebih menarik pada model pembelajaran SAVI dibandingkan dengan cara-cara konvensional yang lebih berpusat pada guru. Walaupun sudah kita ketahui bersama, bahwa cara-cara belajar dan mengajar, serta pemerolehan informasi pembelajaran tiap individu berbeda.

Pembelajaran TIK seharusnya menjadi kegiatan yang dapat membuat siswa menarik dan mudah diingat, seperti melihat, mendengarkan, mempraktekkan serta memecahkan masalah dalam proses pembelajaran. Sebagaimana penelitian Vernon Magnesen, dari Universitas Texas tentang ingatan dalam Dewi pitaloka (2010) mengemukakan bahwa “ingatan yang dilakukan dengan membaca sebanyak 20%, mendengar 30%, melihat sebanyak 40%, mengucap sebanyak 50%, melakukan sebanyak 60%, dan melihat, mengucap, mendengar, dan melakukan sebanyak 90%.” Dengan

(14)

belajar siswa, apalagi dengan melihat, mengucapkan, mendengarkan, dan melakukan sangat meningkatkan hasil belajar siswa. Sehingga diharapkan dengan kegiatan melihat, mengucapkan, mendengarkan dan melakukan yang terdapat pada model pembelajaran SAVI dengan menggunakan multimedia interaktif dapat meningkatkan daya ingat siswa sehingga hasil yang diperoleh akan maksimal.

Model pembelajaran SAVI. Bobbi De Porter, dkk (2005), dalam bukunya Quantum Learning, mengemukakan tiga modalitas belajar yang dimiliki seseorang. Ketiga modalitas tersebut adalah modalitas visual, modalitas auditoral, dan modalitas kinistetik (somatis). Pelajar visual belajar melalui apa yang mereka lihat, pelajar auditorial melakukan melalui apa yang mereka dengar, dan pelajaran kinestetik belajar lewat gerak dan sentuhan. Dave Meier (2000), menambahkan satu lagi gaya belajar intelektual. Gaya belajar intelektual bercirikan sebagai pemikir. Pembelajar menggunakan kecerdasan untuk merenungkan suatu pengalaman dan menciptakan hubungan, makna, rencana, dan nilai dari pengalaman tersebut. “ Intelektual” adalah bagian diri yang merenung, mencipta, memecahkan

masalah, dan membangun makna. Itulah sarana yang digunakan pikiran untuk mengubah pengalaman menjadi pengetahuan, pengetahuan menjadi pemahaman, dan pemahaman menjadi kearifan.

(15)

yang maksimal diperlukan suatu alat. Salah satunya yaitu menggunakan multimedia interaktif yang mana merupakan suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk diproses selanjutnya. Multimedia interaktif menyampaikan materi dengan menggunakan banyak media seperti teks, gambar, animasi, video, suara dan lainnya. Multimedia interaktif ini merupakan perwujudan kegiatan auditory, visual, intelektual dan somatic yang ada pada model pembelajaran SAVI.

(16)

Salah satu upaya untuk meningkatkan motivasi dan fokus belajar, sehingga akan meningkatkan hasil belajar siswa ialah dengan penggunaan media. Penggunaan media pembelajaran memungkinkan terciptanya pembelajaran yang efektif dan efisien, karena sebagaimana kita ketahui media bermanfaaat untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa, dengan menggunakan media bahan pelajaran juga menjadi lebih jelas dan mudah dipahami oleh siswa, selain itu media juga memberikan variasi dalam pembelajaran sehingga siswa tidak merasa bosan, terlebih jika pembelajaran tersebut menggunakan komputer sebagai medianya.

Dengan demikian penyampaian materi dengan menggunakan multimedia interaktif melalui model pembelajaran SAVI ini, diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran TIK.

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian,

dengan judul “Penggunaan Multimedia Interaktif pada Model Pembelajaran

SAVI (Somatic, Auditory, Visual, Intelektual) dalam Mata Pelajaran

Teknologi Informasi dan Komunikasi (Studi kuasi eksperimen di SMPN 44 Bandung)”.

B. Rumusan Masalah

(17)

mengaktifkan dan mematikan komputer antara siswa yang belajar menggunakan multimedia interaktif melalui model pembelajaran SAVI

(Somatic, Auditory, Visual, Intelektual) dengan siswa yang belajar

menggunakan media presentasi. Dengan rumusan masalah khusus sebagai berikut :

1. Bagaimana perbedaan kemampuan siswa aspek pengetahuan tentang materi prosedur mengaktifkan dan mematikan komputer antara siswa yang belajar menggunakan multimedia interaktif melalui model pembelajaran

SAVI dengan siswa yang belajar menggunakan media presentasi?

2. Bagaimana perbedaan kemampuan siswa aspek pemahaman tentang materi prosedur mengaktifkan dan mematikan komputer antara siswa yang belajar menggunakan multimedia interaktif melalui model pembelajaran SAVI dengan siswa yang belajar menggunakan media presentasi?

3. Bagaimana perbedaan kemampuan siswa aspek penerapan tentang materi prosedur mengaktifkan dan mematikan komputer antara siswa yang belajar menggunakan multimedia interaktif melalui model pembelajaran SAVI dengan siswa yang belajar menggunakan media presentasi?

C. Tujuan Penelitian

(18)

menggunakan multimedia interaktif melalui model pembelajaran SAVI

(Somatic, Auditory, Visual, Intelektual) dengan siswa yang belajar dengan

menggunakan media presentasi. Dengan tujuan penelitian khusus adalah sebagai berikut :

1. Untuk menemukan bukti-bukti nyata (empirik) perbedaan kemampuan siswa aspek pengetahuan tentang materi prosedur mengaktifkan dan mematikan komputer antara siswa yang belajar menggunakan multimedia interaktif melalui model pembelajaran SAVI dengan siswa yang belajar menggunakan media presentasi.

2. Untuk menemukan bukti-bukti nyata (empirik) perbedaan kemampuan siswa aspek pemahaman tentang materi prosedur mengaktifkan dan mematikan komputer antara siswa yang belajar menggunakan multimedia interaktif melalui model pembelajaran SAVI dengan siswa yang belajar menggunakan media presentasi.

3. Untuk menemukan bukti-bukti nyata (empirik) perbedaan kemampuan siswa aspek penerapan tentang materi prosedur mengaktifkan dan mematikan komputer antara siswa yang belajar menggunakan multimedia interaktif melalui model pembelajaran SAVI dengan siswa yang belajar menggunakan media presentasi.

D. Manfaat Penelitian

(19)

a. Bagi Peneliti :

Sebagai suatu pembelajaran. Karena pada penelitian ini, peneliti dapat mengaplikasikan segala pengetahuan yang didapat selama perkuliahan maupun di luar perkuliahan

b. Bagi Guru :

(i) Sebagai bahan pertimbangan dan sumber data bagi guru dalam merumuskan model pembelajaran dan media pembelajaran terbaik untuk siswanya.

(ii)Memperluas wawasan mengenai model dan media pembelajaran teknologi informasi dan komunikasi dengan menggunakan multimedia interaktif melalui model pembelajaran SAVI pada materi mengaktifkan dan mematikan komputer.

c. Bagi siswa :

Meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses belajar siswa dengan multimedia interaktif melalui model pembelajaran SAVI. d. Bagi Sekolah :

Memiliki referensi baru tentang teknik pembelajaran yang diharapkan meningkatkan kualitas pembelajaran teknologi informasi dan komunikasi.

(20)

Untuk menghindari adanya salah pemaknaan dari setiap istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka secara operasional istilah-istilah tersebut didefinisikan seperti berikut:

1. Multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna sehingga dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya. Contoh multimedia interaktif adalah : multimedia pembelajaran interaktif, aplikasi game, dll.

2. Model pembelajaran SAVI (Somatic, Auditory, Visual, Intelektual) adalah suatu model pembelajaran yang menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas intelektual dan penggunaan semua indera yang dapat berpengaruh besar pada pembelajaran atau model pembelajaran yang menggabungkan kemampuan bergerak, melihat, mendengar, dan pemecahan masalah dalam melaksanakan pembelajaran.

3. Hasil belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa yang telah mengikuti proses belajar mengajar.

(21)
(22)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (Quasi Experiment). Menurut Syaodih (2011:59), bahwa : Metode eksperimen semu (Quasi Experiment) pada dasarnya sama dengan ekperimen murni, bedanya adalah dalam pengontrolan variabel. Pengontrolannya hanya dilakukan terhadap satu variabel saja, yaitu variabel yang dipandang saling dominan.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah multimedia interaktif pada model pembelajaran SAVI (Somatic, Auditory, Visual, Intelektual) dilaksanakan pada kelas eksperimen dan media presentasi dilaksanakan pada kelas kontrol , sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa pada ranah kognitif yaitu aspek pengetahuan konsep, pemahaman konsep dan penerapan konsep.

Perbedaan kemampuan siswa aspek pengetahuan (Y1)

X1Y1 X2Y1

Perbedaan kemampuan siswa aspek pemahaman (Y2)

X1Y2 X2Y2

Perbedaan kemampuan siswa aspek penerapan (Y3)

(23)

2. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Randomized Pretest-Posttest Control Group Design. Dengan menggunakan

desain ini subyek penelitian dibagi dalam dua kelas/kelompok, satu kelas sebagai kelas eksperimen dan satu kelompok lagi sebagai kelompok kontrol yang dipilih secara acak dan mendapat perlakuan yang berbeda. Kelas eksperimen akan diberi perlakuan dengan menggunakan multimedia interaktif melalui model pembelajaran SAVI (Somatic, Auditory, Visual, Intelektual) sedangkan kelas kontrol menggunakan media presentasi.

Tabel 3.2

Desain Penelitian Randomized Control Group Pretest-Posttest Design

D

(Syaodih, 2011: 207)

Dengan:

O1 = Pretest (tes awal) untuk mengetahui prestasi belajar awal

siswa sebelum diberi perlakuan (kelas eksperimen dan kelas kontrol).

O2 = Posttest (tes akhir) untuk mengetahui prestasi belajar siswa

setelah diberi perlakuan (kelas eksperimen dan kelas kontrol).

Kelompok Pre test Treatment Post test

Eksperimen O1 X O2

(24)

X = Pemberian perlakuan terhadap kelas eksperimen dengan menggunakan multimedia interaktif melalui model pembelajaran SAVI (Somatic, Auditory, Visual, Intelektual).

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas, obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006:55). Berdasarkan pada pendapat tersebut di atas, maka populasi penelitian ini adalah siswa kelas VII di SMP Negeri 44 Bandung.

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2011:81). Penentuan sampel dari suatu populasi disebut penarikan sampel atau “sampling” (Nana syaodih,

2011:251). Cara penarikan sampel dalam penelitian ini adalah probability sampling yaitu memberikan peluang yang sama bagi semua populasi untuk dijadikan sampel, dengan teknik penarikan sampel kelas atau cluster

random sampling, karena dalam cluster random sampling dilakukan dengan

(25)

Pada penelitian ini siswa yang diambil sebagai sampel adalah siswa kelas VII SMPN 44 Bandung, sebagai kelas eksperimen yaitu kelas VII-F dan kelas kontrol yaitu kelas VII-E.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang dilakukan untuk memperoleh data yang mendukung pencapaian tujuan penelitian. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan ialah tes dan lembar observasi.

1. Alat pengumpul data

a. Tes

Menurut Arikuto (2010:30), “tes adalah penilaian yang komprehensif terhadap seorang individu atau keseluruhan usaha evaluasi program”. Dalam penelitian ini, instrumen tes yang digunakan adalah tes tertulis (paper and

pencil test) yaitu tes hasil belajar berupa soal pilihan ganda yang dibuat

berdasarkan indikator hasil belajar (C1, C2, dan C3). b. Lembar Observasi

(26)

terlaksana atau tidaknya multimedia interaktif melalui model pembelajaran SAVI (Somatic, Auditory, Visual, Intelektual). Lembar observasi ini diberikan kepada observer yang terdiri dari guru mata pelajaran TIK di tempat penelitian dan rekanan mahasiswa. Lembar observasi ini diisi ketika pembelajaran di dalam kelas sedang berlangsung.

2. Tahapan Penyusunan

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu:

a. Tahap Persiapan

1) Melakukan studi lapangan / studi pendahuluan. 2) Merumuskan masalah penelitian.

3) Melakukan studi literatur. 4) Menyusun proposal penelitian.

5) Menghubungi pembimbing untuk proses bimbingan.

6) Membuat dan menyusun perangkat pembelajaran serta instrumen penelitian.

7) Mengkonsultasikan multimedia interaktif melalui model pembelajaran SAVI (Somatic, Auditory, Visual, Intelektual) dan instrumen kepada dosen.

(27)

9) Menganalisis hasil uji coba instrumen penelitian, kemudian menentukan soal yang layak untuk dijadikan insrumen penelitian.

b. Tahap Pelaksanaan

1) Memberikan tes awal (pretest) untuk mengukur prestasi belajar siswa sebelum diberi perlakuan baik untuk kelas eksperimen maupun kelas kontrol.

2) Memberikan perlakuan yaitu dengan cara penggunaan multimedia interaktif melalui model pembelajaran SAVI (Somatic, Auditory, Visual, Intelektual) dan pembelajaran yang biasa digunakan yaitu ceramah dan demontrasi.

3) Memberikan tes akhir (posttest) kepada sampel penelitian untuk mengetahui hasil belajar siswa.

4) Pengisian lembar observasi (oleh observer). c. Tahap Akhir

1) Mengolah dan menganalisis data penelitian.

(28)

3) Memberikan kesimpulan dan saran berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengolahan data.

D. Pengembangan Instrumen

Pengembangan instrumen lebih banyak dilakukan terhadap instrumen tes. Sebelum instrumen tes digunakan dalam penelitian, terlebih dahulu penulis mengujicobakan instrumen tersebut kepada siswa yang telah memperoleh materi yang akan diujicobakan. Data hasil uji coba tes dianalisis untuk mendapatkan keterangan apakah instrumen tersebut layak atau tidak digunakan dalam penelitian. Berikut dipaparkan analisis-analisis yang digunakan untuk mengetahui layak atau tidaknya instrumen tes penelitian.

a. Analisis Validitas

Validitas tes adalah tingkat keabsahan atau ketepatan suatu tes (Arikunto, 2010:65). Tes yang valid (absah = sah) adalah tes yang benar-benar mengukur apa yang hendak diukur. Untuk mengetahui validitas butir soal dari suatu tes dapat menggunakan suatu teknik korelasi product momen seperti yang dikemukakan oleh Pearson yang dirumuskan sebagai berikut:

  

(29)

X = Skor siswa tiap butir soal Y = Skor total tiap siswa uji coba

N = Jumlah siswa

Harga koefisien korelasi yang didapat, diinterpretasikan dengan menggunakan tolak ukur sebagai berikut :

Tabel 3.3 Kriteria Validitas Tes

Rentang Kriteria

<1,00 Sangat Tinggi

xy

<0,20 Sangat Rendah

(Arikunto, 2010:75)

b. Analisis Reliabilitas

(30)

Reliabilitas adalah tingkat keajegan (konsistensi) suatu tes, yakni sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang ajeg atau tidak berubah-ubah (Arikunto, 2010:87). Tes yang reliable adalah tes yang menghasilkan skor yang tidak berubah-ubah ketika diteskan pada situasi yang berbeda. Nilai reliabilitas dapat ditentukan dengan menentukan koefisien reliabilitas. Teknik yang digunakan untuk menentukan reliabilitas adalah dengan menggunakan metode belah dua (split-half method) ganjil genap karena instrumen yang digunakan berupa soal pilihan ganda. Pada saat pemberian skor, tes dibelah menjadi dua sehingga tiap siswa memperoleh dua macam skor, yakni skor yang diperoleh dari soal-soal yang bernomor ganjil dan skor yang diperoleh dari soal – soal yang bernomor genap. Selanjutnya skor ganjil dikorelasikan dengan skor genap, hasilnya adalah koefesien korelasi rnn. Koefisien korelasi ganjil – genap tersebut

dikoreksi sehingga menjadi koefesien reliabilitas tes, dengan menggunakan rumus Spearman – Brown :

rnn =

2�1.2

1+ �−1 �1.2

(Zainal Arifin, 2009:261) Keterangan :

rnn = koefisien korelasi ganjil – genap

(31)

Untuk menentukan koefisien korelasi ganjil - genap digunakan teknik korelasi “Pearson’s Product Moment” yang dikemukakan oleh Pearson,

yaitu :

rxy = koefesien korelasi ganjil - genap

N = jumlah peserta tes

X = Skor siswa menjawab benar bernomor ganjil

Y = Skor siswa yang menjawab benar bernomor genap

Tabel 3.4

Interpretasi Reliabilitas

Koefisien Korelasi Kriteria reliabilitas

(32)

0,21  r  0,40 Rendah 0,00  r  0,20 sangat rendah

c. Analisis Tingkat Kesukaran

Analisis tingkat kesukaran dimaksudkan untuk mengetahui apakah soal tersebut tergolong mudah atau sukar. Bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran (Arikunto, 2010:207). Untuk menghitung tingkat kesukaran digunakan rumus :

P = � ��

(Arikunto, 2010:208) Keterangan :

P = indeks kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul

JS = jumlah seluruh siswa peserta tes

Untuk menginterpretasikan tingkat kesukaran tiap item soal tiap tahap dilakukan dengan interpretasi berikut ini :

Tabel 3.5

Interpretasi Tingkat Kesukaran

Nilai TK Interpretasi

1,00 – 0,30 Sukar

(33)

0,30 – 0,70 Sedang 0,70 – 1,00 Mudah

(Arikunto, 2010:210)

d. Analisis Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah (Arikunto, 2010:211).

Untuk menghitung daya pembeda tiap item soal terlebih dahulu menentukan skor total siswa dari siswa yang memperoleh skor tinggi ke rendah. Kemudian dibagi dua menjadi kelompok atas dan kelompok bawah. Kemudian menghitung daya pembeda dengan menggunakan rumus :

��= (�� − ��)

(Zainal Arifin, 2009:273) Keterangan:

DP = Daya pembeda.

WL = Jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok bawah. WH = Jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok atas. n = 27% x N

(34)

Tabel 3.6

Interpretasi Daya Pembeda Instrumen Tes

Nilai DP Interpretasi

0,40 – up Very good items.

0,30 – 0,39 Reasonably good.

0,20 – 0,29 Marginal items.

Below – 0,19 Poor items.

(Zainal Arifin, 2009: 274)

E. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini antara lain data nilai tes, yaitu data nilai tes hasil belajar pada ranah kognitif dan data lembar observasi. Dari data-data tersebut, data skor hasil belajar pada ranah kognitif digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa sedangkan data observasi keterlaksanaan multimedia interaktif melalui model pembelajaran SAVI (Somatic, Auditory, Visual, Intelektual) digunakan sebagai gambaran kegiatan guru selama proses pembelajaran berlangsung. Pengolahan data kuantitatif dilakukan dengan menggunakan uji statistik terhadap data skor

pretest, posttest dan indeks gain.

(35)

1) Data Tes

Pengolahan data untuk mengukur hasil belajar pada ranah kognitif dilakukan terhadap skor pretest dan posttest. Dari data skor pretest dan

posttest tersebut, diperoleh nilai gain yang akan menunjukkan adanya

perbedaan atau tidak adanya perbedaan hasil belajar pada ranah kognitif setelah diterapkan multimedia interaktif melalui model pembelajaran SAVI (Somatic, Auditory, Visual, Intelektual). Selanjutnya dari gain tersebut kita bisa mengetahui gain ternormalisasi pada pembelajaran sehingga diketahui keefektifan penggunaan multimedia interaktif melalui model pembelajaran SAVI (Somatic, Auditory, Visual, Intelektual) terhadap hasil belajar pada ranah kognitif siswa.

Adapun langkah–langkah dalam melakukan uji statistik data hasil tes adalah sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data tersebut berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Pada penelitian ini, uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan program pengolah data SPSS 16 melalui uji normalitas one sample

Kolmogorov Smirnov. Jika data berasal dari populasi yang

(36)

Kriteria pengambilan keputusan dari uji normalitas adalah jika nilai sig. atau signifikan < 0,05 distribusi adalah tidak normal, dan jika nilai sig. atau signifikan > 0,05 maka distribusi adalah normal. (Santoso, 2003:168 dalam Cindy Nurwulan, 2011:102).

b. Uji Homogenitas Varians

Uji homogenitas varians dilakukan untuk mengetahui apakah variansi populasi data yang diuji memiliki variansi yang homogen atau tidak. Pada penelitian ini, uji homogenitas menggunakan program pengolah data SPSS 16 dengan uji Levene (Levene Test).

Kriteria pengujiannya adalah apabila signifikansi < α (0,05)

maka data tersebut homogen dan jika signifikansi < α (0,05) maka

data tersebut tidak homogen. (Santoso, 2003:168 dalam Cindy Nurwulan 2011:102).

c. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan rumus uji-t

independent dua arah (t-test independent) untuk melihat perbedaan

(37)

keseluruhan ataupun setiap aspek (aspek pengetahuan, pemahaman dan penerapan).

Hipotesis model statistik adalah : H0 : μ1= μ2

H1 : μ1≠ μ2

Dengan kriteria pengujian adalah :

Jika - ttabel < thitung < + ttabel maka H0 diterima dan H1 ditolak.

Ketentuan untuk mencari t tabel adalah taraf signifikansi α = 0,05,

db= n1 + n2 -2 .

2) Data non tes (Lembar Observasi)

(38)

F. Prosedur Penelitian

Prosedur dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam bagan berikut :

Populasi

Sampel

X Y

Pemilihan Bahan Produksi Media Penilaian Media Evaluasi Media

Uji Coba Instrumen Instrumen

PBM menggunakan Multimedia Interaktif melalui

Model Pembelajaran SAVI (Kleas Eksperimen)

PBM menggunakan

Media Presentasi (Kelas Kontrol)

X Kelompok Eksperimen pre-test post-test

Y Kelompok Kontrol pre-test post-test

(39)

Bagan 3.1 Prosedur Penelitian

Secara lebih jelas prosedur penelitian yang ditempuh dijabarkan dalam langkah-langkah sebagai berikut :

1. Menetapkan subjek penelitian yang berasal dari populasi yaitu siswa SMPN 44 Bandung.

2. Melakukan studi literatur.

3. Menetapkan pokok bahasan yang akan digunakan untuk penelitian. 4. Membuat dan mengembangkan multimedia interaktif.

5. Menyusun satuan mata pelajaran TIK dengan pokok bahasan yang telah ditentukan.

6. Menyusun instrumen penelitian berbentuk tes sebanyak 30 item berbentuk tes objektif pilihan ganda.

7. Melakukan eksperimen.

(40)

b. Memberikan pre-test kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

c. Memberikan perlakukan kepada kelompok eksperimen dan kepada kelompok kontrol.

d. Memberikan post-test kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontroll.

8. Pengolahan hasil penelitian.

9. Membuat penafsiran dan kesimpulan dari hasil penelitian berdasarkan hipotesis.

(41)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis data yang telah dilaksanakan, maka dapat diperoleh simpulan dari penelitian adalah sebagai berikut :

Simpulan umum :

Terdapat perbedaan kemampuan siswa pada ranah kognitif tentang materi prosedur mengaktifkan dan mematikan komputer antara siswa yang belajar menggunakan multimedia interaktif melalui model pembelajaran

SAVI (Somatic, Auditory, Visual, Intelektual) dengan siswa yang belajar

menggunakan media presentasi. Simpulan khusus :

Secara lebih khusus, kesimpulan di atas dapat diuraikan sebagai berikut:

(42)
(43)

dimengerti dan menjelaskan kembali materi pelajaran dengan kata-kata sendiri (Auditory).

2. Penggunaan multimedia interaktif melalui model pembelajaran SAVI lebih baik dari pada menggunakan media presentasi dalam aspek pemahaman tentang materi prosedur mengaktifkan dan mematikan komputer karena pengunaan multimedia interaktif melalui model pembelajaran SAVI siswa mempelajari materi dengan berulang-ulang dalam satu pertemuan, seperti pada saat siswa menjawab soal latihan (Intelektual), apabila jawaban siswa salah maka siswa harus kembai kepada materi sebelumnya.

3. Penggunaan multimedia interaktif melalui model pembelajaran SAVI lebih baik dari pada menggunakan media presentasi dalam aspek penerapan tentang materi prosedur mengaktifkan dan mematikan komputer karena penggunaan multimedia interaktif melalui model pembelajaran SAVI siswa diminta langsung mempraktekkan posisi duduk serta langkah-langkah mengaktifkan dan mematikan komputer sesuai dengan prosedur (Somatic), setelah melihat gambar atau video yang sudah ditayangkan pada multimedia interaktif (Visual).

(44)

interaktif melalui model pembelajaran SAVI lebih baik dari pada siswa yang menggunakan media presentasi. Hal tersebut dapat dilihat dari perolehan hasil belajar siswa kelas eksperimen yang menggunakan multimedia interaktif melalui model pembelajaran SAVI lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang menggunakan media presentasi yang biasa digunakan oleh guru pada kelas kontrol.

B. Saran

1. Bagi siswa

Adanya pembelajaran yang dilakukan secara bervariasi merupakan stimulus yang baik bagi siswa dalam pembelajaran menggunakan multimedia interaktif melalui model pembelajaran SAVI ini diharapkan siswa dapat memanfaatkan media pembelajaran komputer agar termotivasi dalam mengikuti pembelajaran sehingga siswa lebih mempunyai ketertarikan tersendiri dalam pelajaran TIK. 2. Bagi guru

(45)

komunikasi. Dan dapat digunakan sebagai alternatif media dalam mengajar sehingga dapat meningkatkan hasil dan motivasi belajar siswa.

3. Bagi kepala sekolah

Kepala sekolah sebagai pengambil keputusan diharapkan dapat memberikan perhatian terhadap penggunaan metode-metode baru dalam proses pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan kualitas proses belajar mengajar di sekolah, seperti menggunakan multimedia interaktif melalui model pembelajaran SAVI.

4. Bagi peniliti selanjutnya

(46)

Arifin, Z. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. Arikunto,S. (2010). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Aunurrahman. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Darmawan, D. (2007). Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Arum Mandiri Press. Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:

Gramedia.

DePorter , D. dan Hernacki, M. (1999). Quantum Learning. Bandung: Kaifa. Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Green, Timothy D and Brown, Abbie. (1968). Multimedia Projects in the Classroom. California: Corwin Press.

Hadi, Nur. (2008). “Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran”. Makalah pada Diklat Guru SMK Muhammdiyah 3, Klaten.

Hamalik, Oemar. (2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hasrul. (2010). “Langkah-Langkah Pengembangan Pembelajaran Multimedia Interaktif”. Jurnal MEDTEK, Volume 2, Nomor 1.

Ifzanul. (2009). Teori belajar behavioristik [Online]. Tersedia : http://ifzanul.blogspot.com/2009/12/teori-belajar-behaviouristik.html [04 Desember 2012]

Joyce, Bruce, dkk. (2009). Models of Teaching (Model-Model Pengajaran). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kismiati, dkk. (2010). Dunia Teknologi Informasi dan Komunikasi. Pusat Perbukuan Kementrian Pendidikan Nasional.

Lia Kuswayatno, dkk. (2006). Mahir Berkomputer (TIK untuk KeLas VII SMP). Bandung: Grafindo.

(47)
(48)

Indonesia.

Nandi. (2006). ”Penggunaan Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran Geografi di Persekolahan”. Jurnal “GEA” Jurusan Pendidikan Geografi Vol. 6,No.1.

Nurwulan, Cindy. (2011). Penggunaan Computer Assisted Instruction (CAI) pada Mata

Pelajaran Bahasa Sunda terhadap Hasil Belajar Siswa di Sekolah Dasar Kelas V.

Skripsi Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Pitaloka, Dewi. (2011). Pengaruh pendekata Somatic, Auditory, Visual, Intelektual

(SAVI)terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi. Skripsi Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan FIP UPI Bandung:

tidak diterbitkan.

Prasetyo, M. Hasan. (2011). Penggunaan Model Pembelajaran SAVI dalam Mata Pelajaran

Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Kemampuan Kognitif Siswa. Skripsi Ilmu Komputer FPMIPA UPI Bandung: tidak

diterbitkan.

Putri, Ayu Aprilia. (2011). Penggunaan Computer Based Instruction (CBI) Multimodel

dalam Pembelajaran Saind di Sekolah Dasar (Studi Quasi Eksperimen Penggunaan CBI Multimodel terhadap Siswa Kelas V SD Assalam Bandung). Skripsi Jurusan

Kurikulum dan Teknologi Pendidikan FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Risal, M. (2011). Penggunaan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam mengajarkan materi pelajaran TIK [Online]. Tersedia : http://www.artikelbagus.com/2011/06/penggunaan-pendekatan-pembelajaran.html [02 Oktober 2012]

Roebyarto. (2008). Pendekatan SAVI. [Online]. Tersedia:http: http://roebyarto.multiply.com/journal/item/21/PENDEKATAN-SAVI. [21 September 2012].

Rusman. (2009). Manajemen Kurikulum. Jakarta: Rajawali Pers.

Rusman.Model-Model Pembelajaran Berbasis Komputer. [Online]. Tersedia:http://rusmantp.wordpress.com. [24 September 2012].

Saefudin, U. (2008). Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

(49)

Suryosubroto,B. (2002). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta. Syaodih, N. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Syaripudin, T dan Kurniasih. (2009). Pedagogik Teoritis Sistematis. Bandung: Percikan Ilmu. Tsabitta, Harne. (2012). Metode Pembelajaran SAVI. [Online]. Tersedia:http://

http://har91.blogspot.com/2012/05/metode-pembelajaran-savi.html#. [23 September 2012].

Gambar

Gambar 4. 1 Rata-Rata Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok
Tabel 3.1 Hubungan antar variabel
Tabel 3.2 Penelitian Randomized Control Group Pretest-Posttest Design
Tabel 3.3 Kriteria Validitas Tes
+4

Referensi

Dokumen terkait

Instrumen tes, digunakan sebagai instrumen untuk memperoleh data hasil belajar siswa melalui tes pada tiap akhir siklus pembelajaran.. Validitas Data

BG dalam berkomunikasi menggunakan verbal, isyarat dan tidak menggunakan Alat Bantu Dengar (ABD). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes praktik dan tes

Karena desain ini dapat membandingkan keadaan sebelum diberi perlakuan dengan keadaan setelah diberi perlakuan, sehingga hasil yang didapat lebih akurat, akan

Dari data penelitian yang diperoleh, maka hasil tes sebelum dan setelah diberikan perlakuan akan dibandingkan untuk melihat apakah ada pengaruh yang

Deskripsi Data Hasil Belajar Kelas Eksperimen II Berdasarkan hasil penelitian kelas X IPA 6 sebelum diberi perlakuan (pre test) dengan menggunakan media modul

Pengumpulan data dalam pene- litian ini menggunakan instrumen tes pemahaman konsep matematis yang dilakukan sebelum dan setelah siswa mengikuti pembelajaran dengan model

Analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif, yaitu untuk membandingkan nilai tes sebelum perbaikan, setelah siklus I dan setelah siklus II. Perbandingan hasil

yang dimaksud adalah tes lisan sebelum dan setelah penerapan metode inquiry yang diberikan kepada murid sebelum dan sesudah perlakuan, ini dimaksud untuk memperoleh data atau informasi