• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Active Learning untuk Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa dan Hasil Belajar IPS pada Siswa Kelas 5 SDN Lopait 01Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Active Learning untuk Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa dan Hasil Belajar IPS pada Siswa Kelas 5 SDN Lopait 01Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

38

Pada setting dan karakteristik subjek penelitian ini akan dijelaskan mengenai setting tempat, setting waktu, dan karakteristik subjek penelitian. Pada setting tempat akan menjelaskan tempat atau lokasi dilaksanakannya penelitian. Pada setting waktu akan menjelaskan tentang penentuan waktu, dan untuk setting karakteristik subjek penelitian akan menjelaskan kondisi siswa kelas 5 yang dijadikan sebagai subjek penelitian pada penelitian ini.

3.1.1 Setting Tempat Penelitian

Pada penelitian tindakan kelas ini di lakukan di kelas 5 SDN Lopait 01. Lokasi sekolah SDN Lopait 01 ini berada di tengah-tengah tempat tinggal penduduk yang cukup padat. Sekolah ini menjadi sekolah yang sangat strategis karena keberadaannya tersebut. Berjarak kurang lebih 1 KM dari jalan raya Salatiga-Tuntang.

3.1.2 Setting Waktu Penelitian

(2)

Tabel 3.1

Jadwal Kegiatan Penelitian

No. Kegiatan Sept-Jan Februari Maret April

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 PPK

2

SIKLUS I P

T O R

3

SIKLUS II P

T O R 4. pelaporan

Keterangan tabel:

PPK : Penyusunan proposal kegiatan P : Perencanaan

T : Tindakan O : Obeservasi R : Refleksi

3.1.3 Karakteristik Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 5 SDN Lopait 01 semester II tahun pelajaran 2017/2018. Dengan berjumlah 27 siswa, terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Rata-rata umur dari siswa kelas 5 berkisar antara 11-12 tahun. Pada dasarnya perkembangan anak pada umur 11-12 tahun adalah masa-masa anak dimana mereka dilatih kemandiriaannya dalam belajar agar kelak tidak kaget dengan keadaan sekitar yang mengharuskan belajar berbasis teknologi yang modern pada masanya.

3.2 Variabel Penelitian

(3)

Adapun yang mendefinisikan variabel sebagai karakteristik dari orang, objek atau gejala yang memiliki nilai yang berbeda-beda (Slameto, 2015:195). Dalam penelitian ini variabel penelitiannya adalah sebagai berikut:

3.2.1 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari hingga diperoleh informasi, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2010: 60). Menurut Sugiono (2010: 61) macam-macam variabel dalam penelitian dapat dibedakan sebagai berikut:

a. Variabel independen : variabel ini sering disebut dengan variabel stimulus, prediktor, antecendent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Dalam hal ini yang menjadi variabel terikat (Y) yaitu kemandirian belajar dan hasil belajar IPS.

b. Variabel dependen : sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa indonesia sering disebut variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (X) yaitu model pembelajaran Active Learning.

3.2.2 Definisi Operasional

(4)

sendiri. Untuk mengetahui kemampuan belajar siswa dilakukan sebuah tes. Penggunaan model pembelajaran Active Learning tipe Card Sort akan mempengaruhi hasil belajar siswa.

3.3 Prosedur Penelitian

Desain penelitian tindakan yang di pakai pada penelitian ini adalah model menurut Kemmis dan Mc Taggart yang meliputi perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi (observing), refleksi (reflecting). Menurut Kemmis dan Mc Taggart (Wijaya dan Dedi, 2010: 21) penelitian tindakan dapat dipandang sebagai suatu siklus spiral.

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan dalam 2 siklus dan melalui 4 tahap yakni perencanaan (planning), Tindakan (Acting), Observasi (Observing), Refleksi (reflecting).

SIKLUS I

1. Perencanaan

Perencanaan yang dilakukan peneliti adalah mempersiapkan semua tindakan yang akan dilakukan di tempat penelitian untuk meningkatkan kemandirian dan hasil belajar IPS siswa dengan menggunakan model pembelajaran Active Learning tipe Card Sort. Kegiatan yang akan dilakukan pada tahap perencanaan tindakan yaitu sebagai berikut:

a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan KD 2.1 Mendeskripsikan perjuangan para to-Koh pejuangpada penjajah Belanda dan Jepang.

b. Mempersiapkan materi pembelajaran yang sesuai dan tepat. c. Mempersiapkan materi pembelajaran yang sesuai dan tepat.

d. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan dalam pelaksanaan tindakan.

(5)

2. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

Penerapan tindakan pada tahap ini yaitu penerapan isi dari tahap perencanaan dengan cara guru melaksanakan rancangan yang telah direncanakan. Pada tahap pelaksanaan tindakan dilakukan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat dengan menggunakan model pembelajaran Active Learning tipe Card Sort. Pada tahap ini dilaksanakan sebanyak 6 x 35 menit. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran IPS kelas 5 sebagai berikut:

Pada awal pertemuan meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Mengenai kegiatan awal meliputi pemberian apersespi, menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan di laksanakan. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan inti (1) guru memberikan arahan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa, (2) siswa menjalankan tugas sesuai dengan arahan yang telah diberikan oleh guru, (3) siswa berkumpul dengan kelompok masing-masing untuk mendiskusikan materi yang diperoleh, (4) perwakilan kelompok maju kedepan untuk mempresentasikan apa yang telah mereka diskusikan, (5) siswa diberi penguatan jawaban atas diskusi yang telah dipresentasikan, (6) siswa dan guru membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari.

Kegiatan penutup yaitu guru memberikan penghargaan atas partisipasi aktif semua siswa ketika melakukan semua kegiatan di kelas. Guru menindak lanjuti kegiatan berupa pemberian tugas. Guru memberikan motivasi agar siswa senantiasa belajar dengan sungguh-sungguh, pelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa.

(6)

kedepan untuk mempresentasikan apa yang telah mereka diskusikan dan menyelaraskan dengan gambar yang telah mereka bawa mengenai materi yang telah mereka dapatkan, (5) siswa diberi penguatan jawaban atas diskusi yang telah dipresentasikan, (6) siswa dan guru membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari.

Kegiatan penutup yaitu guru memberikan penghargaan atas partisipasi aktif semua siswa ketika melakukan semua kegiatandi kelas. Guru memberikan tindak lanjut berupa pemberian tugas mempelajari kembali materi yang telah dipelajari. Guru memberikan sedikit motivasi untuk senantiasa belajar dengan sungguh-sungguh, guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa.

Pertemuan ketiga yang terdiri dari kegiatan awal, inti, dan akhir. Pada kegiatan awal guru memberikan apersepsi serta melakukan tanya jawab sebagai upaya mengingatkan siswa pada materi yang telah mereka pelajari. Guru menyampaikan cara mengerjakan tes formatif dan memberikan sedikit motivasi untuk mengerjakan tes dengan sungguh-sungguh. Pada kegiatan inti (1) siswa menerima lembar soal dan jawaban dari guru, (2) siswa serentak mngerjakan tes sesuai waktu yang telah ditentukan siswa, (3) bagi siswa yang telah selesai mengerjakan tes harap menunggu temannya yang belum selesai mnegerjakannya, (4) siswa dan guru bersama-sama mencocokan jawaban dari tes formatif yang telah dilakukan.

Kegiatan akhir guru memberikan reward bagi siswa yang mendapatkan nilai terbaik. Guru memberikan motivasi untuk belajar lebih giat lagi. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa.

(7)

3. Refleksi

Pada tahap refleksi ini dilakukan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilaksanakan. Refleksi bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan baik secara proses maupun hasil. Kegiatan ini dilakukan oleh guru pengajar, guru kolaborator (observer) dan perwakilan beberapa siswa secara bersamaan. Berdasarkan apa yang telah didapatkan pada tahap observasi dilakukan refleksi untuk melakukan penilaian proses yang terjadi selama pemberian tindakan, masalah yang muncul, dan segala hal yang berkaitan dengan tindakan yang dilakukan. Guru sebagai pelaksana pembelajar menceritakan pengalamannya selama pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Dari perwakilan siswa diminta untuk memberikan komentar dari pembelajaran yang sudah dilakukan oleh siswa.

Kegiatan refleksi tidak terfokus pada guru pengajar saja melainkan mencakup semua aspek pembelajaran yang dilakukan, seperti siswa dan lingkungan. Kegiatan refleksi kemudian di evaluasi bila perlu membuat daftar permasalahan yang terjadi pada saat siklus 1 untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan dari pelaksanaan tindakan kemudian menyimpulkannya. Simpulan tersebut digunakan untuk penyempurnaan pelaksanaan tindakan pada siklus 2.

SIKLUS II

1. Perencanaan

a. Permasalahan diidentifikasi dan dirumuskan berdasarkan refleksi pada siklus I.

b. Menyusun kembali RPP untuk materi yang selanjutnya, soal tes hasil belajar dan sarana pembelajarannya.

c. Menyiapkan keperluan pembelajaran yang mendukung dalam siklus II. d. Menyiapkan angket kemandiriann belajar IPS siswa.

2. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

(8)

Pada awal pertemuan meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Untuk kegiatan awal meliputi pemberian apersespi, menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan di laksanakan. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan inti (1) guru memberikan arahan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa, (2) siswa menjalankan tugas sesuai dengan arahan yang telah diberikan oleh guru, (3) siswa berkumpul dengan kelompok masing-masing untuk mendiskusikan materi yang diperoleh, (4) Guru memberikan gambar pendukung materi yang mereka dapatkan, (5) perwakilan kelompok maju kedepan untuk mempresentasikan apa yang telah mereka diskusikan, (6) siswa diberi penguatan jawaban atas diskusi yang telah dipresentasikan, (7) siswa dan guru membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari.

Kegiatan penutup yaitu guru memberikan penghargaan atas partisipasi aktif semua siswa ketika melakukan semua kegiatandi kelas. Guru memberikan tindak lanjut berupa pemberian tugas. Guru memberikan sedikit motivasi untuk senantiasa belajar dengan sungguh-sungguh, guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa. Pertemuan kedua kegiatannya berupa kegiatan awal, inti dan akhir. Kegiatan awal meliputi pemberian apersepsi, menyampaikan tujuan kegiatan pelajaran yang akan dilakukan. Kegiatan inti yang akan dilakukan meliputi (1) mendengarkan penjelasan dari guru mengenai kegiatan yang akan dilakukan, (2) siswa melaksanakan kegiatan yang telah dijelaskan guru, (3) siswa berkumpul dengan kelompok masing-masing untuk mendiskusikan materi yang diperoleh, (4) perwakilan kelompok maju kedepan untuk mempresentasikan apa yang telah mereka diskusikan (5) siswa diberi penguatan jawaban atas diskusi yang telah dipresentasikan, (6) siswa dan guru membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari.

(9)

untuk senantiasa belajar dengan sungguh-sungguh, guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa.

Pertemuan ketiga yang terdiri dari kegiatan awal, inti, dan akhir. Pada kegiatan awal guru memberikan apersepsi serta melakukan tanya jawab sebagai upaya mengingatkan siswa pada materi yang telah mereka pelajari. Guru menyampaikan cara mengerjakan tes formatif dan memberikan sedikit motivasi untuk mengerjakan tes dengan sungguh-sungguh. Pada kegiatan inti (1) siswa menerima lembar soal dan jawaban dari guru, (2) siswa serentak mngerjakan tes sesuai waktu yang telah ditentukan siswa, (3) bagi siswa yang telah selesai mengerjakan tes harap menunggu temannya yang belum selesai mnegerjakannya, (4) siswa dan guru bersama-sama mencocokan jawaban dari tes formatif yang telah dilakukan.

Kegiatan akhir guru memberikanreward bagi siswa yang mendapatkan nilai terbaik. Guru memberikan motivasi untuk belajar lebih giat lagi. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa.

Tahapan Observasi juga dilangsungkan pengamatan terhadap siswa dengan mencatat semua hal yang terkait dengan perilaku kemandirian (tidak tergantung orang lain, percaya diri, mengkontrol diri, motivasi, tanggung jawab, inisiatif belajar, sumber relevan, evaluasi) belajar IPS siswa selama proses pembelajaran di kelas.

3. Refleksi

(10)

3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

3.4.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data pada penelitian ini dalam meningkatkan proses pembelajaran khususnya pada kemandirian belajar dan hasil belajar IPS kelas 5 di SDN Lopait 01, yaitu sebagai berikut:

a. Tes

Tes adalah untuk mengetahui pengetahuan, kemampuan, bakat, dan kepribadian seseorang (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Jadi tes yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model pembelajaran Active Learning tipe Card Sort. Tes ini di lakukan pada saat siklus I pertemuan ketiga dan pada siklus II pertemuan ke tiga.

b. Non Tes

Teknik nontes merupakan teknik penngumpulan data yang sifatnya mengukur penampilan diri atau aktivitas dengan memberikan respon secara objektif dan jujur sesuai dengan hasil pengamatan yang di lakukan (Purwanto, 2013:63). Pada teknik non tes ini dilakukan untuk menilai karakteristik, sikap, maupun kepribadian. Dalam teknik nontes ini berupa observasi, dokumentasi, dan pemberian agket kemandirian belajar IPS.

a) Observasi

Observasi atau pengamatan yaitu aktivitas pencatatan fenomena yang dilakukan secara sistematis (Slameto, 2015:232). Pada penelitian ini observasi dilakukan guna menganalisis kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Active Learning tipe Card Sort yang akan dilaksanakan pada siklus I dan siklus II di SDN Lopait 01.

b) Dokumentasi

(11)

c) Angket kemandirian belajar IPS

Angket ini diberikan kepada siswa diawal penelitian dan setelah penelitian selesai pada akhir siklus II. Sebelum angket diberikan, peneliti membuat kisi-kisi dan butir-butir pernyataan mengenai kemandirian belajar IPS siswa, kemudian diuji validitasnya secara konten yaitu diperiksa dan disahkan oleh dosen pembimbing sebagai instrumen penelitian.

3.4.2 Instrument Penelitian Data

Instrumen penilaian data dilakukan untuk mengukur kemampuan belajar setiap siswa. Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengunakan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, sistematis, sehingga, lebih mudah diolah (Arikunto, 2006:160). Menurut Sugiono (2011:148), instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.Dengan adanya penilaian dapat diketahui berhasil atau tidaknya pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran Active Learning tipe Card Sort.

Dokumen yang dipakai adalah lembar kisi-kisi tes soal evaluasi siklus I, kisi-kisi tes soal evaluasi siklus II, lembar observasi guru, lembar observasi siswa, dan angket kemandirian belajar IPS.

a. Kisi-kisi Tes Soal Evaluasi Siklus I dan Siklus II Tabel 3.2

Kisi-kisi Tes Soal Evaluasi Siklus I Standar

Kompetensi

Kompetensi

Dasar Indikator

Nomer Item Jumlah Item

(12)
(13)

Tabel 3.3

Kisi-kisi Tes Soal Evaluasi Siklus II Standar

Kompetensi

Kompetensi Dasar

Indikator Nomer Item Jumlah Item

(14)

para

b. Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru Tabel 3.4

Kisi-kisi Observasi Guru

Variabel Aspek Indikator No.

1. Kegiatan Awal -Guru membuka pelajaran -Guru melakukan apersepsi

-Guru memberikan motivasi

-Penyampaian kompetensi

(tujuan ) yang akan di capai

1

2

3

4

4

2. Kegiatan Inti

Penyajian Kelas -Menumbuhkan partisipasi aktif

siswa

-Menjelaskan kegiatan

pembelajaran

-Membagi tugas kepada siswa

(langkah CS 1) -Pemanfaatan media

pembelajaran Kelompok dan kerja

kelompok

-Mengawasi jalannya

pelaksanaan tugas berlangsung

(langkah CS 2)

-Memberikan arahan dalam

masing-masing kelompok

dalam berdiskusi.

(langkah CS 3)

-Memberikan perhatian pada

kelompok yang kurang

9

10

11

(15)

memahami materi.

-Mengawasi jalannya diskusi.

12

Presentasi Kelas -Mengatur jalannya presentasi

(langkah CS 4)

-Memberikan kesempatan untuk

memberikan umpan balik

kepada kelompok lain.

(langkah CS 5)

-Memberi penguatan materi.

(langkah CS 6)

-Pemberian skor masing-masing

kelompok.

3. Kegiatan Akhir -Membimbing siswa

menyimpulkan materi yang

telah di pelajari.

-Memberikan tindak lanjut.

-Menutup pembelajaran dengan

salam.

c. Kisi-kisi Lembar Observasi Siswa Tabel 3.5

Kisi-kisi Observasi Aktivitas Siswa

Variabel Aspek Indikator No.

1. Kegiatan Awal

Pra Pembelajaran

-Mengikuti apersepsi

-Memperhatikan penyampaian

tujuan pembelajaran

1

2

2

2. Kegiatan Inti

Penyajian Kelas -Menanggapi penjelasan dari

guru.

-Memanfaatkan media

3

4

(16)

pembelajaran.

(langkah CS 1) Pembentukan

Kelompok dan kerja kelompok

-Melaksanakan pemberian tugas

dalam kelompok

(langkah CS 2)

-Bekerjasama dengan kelompok

meneliti tugas yang telah

diberikan.

(langkah CS 3)

-Melakukan diskusi dalam

kelompok mengenai materi

yang akan dipresentasikan.

(langkah CS 4)

5

6

7

3

Presentasi Kelas -Melakukan presentasi.

-Menanggapi umpan balik dari

kelompok presentasi.

(langkah CS 5)

-Menerima penguatan materi

dalam presentasi yang telah

dilakukan.

3. Kegiatan Akhir - Menyimpulkan materi yang telah di pelajari.

-Menerima pemberian tindak

lanjut.

12

13

2

Jumlah 13

d. Kisi-kisi Angket Kemandirian Belajar IPS Tabel 3.6

Kisi-kisi Angket Kemandirian Belajar IPS

No. Aspek Indikator No. Item Jumlah

Item Favorable Unfavorable

1. Tidak Tergantung Orang Lain

-Belajar dengan

caranya sendiri.

(17)

-Mengerjakan soal

latihan tanpa

menunggu

temannya

mengerjakan.

-Belajar atas

kemauan sendiri.

2. Percaya Diri -Menjawab

pertanyaan

dengan percaya

diri.

-Percaya pada

kemampuannya

sendiri.

-Mampu

menyeleseikan

masalah sendiri.

8,14,15,16,17 9,10,11,12,13, 18

11

3. Mengkontrol Diri -Berusaha

meningkatkan

prestasi belajar

IPS.

-Dapat menerima

saran dan kritik

terhadap

pekerjaannya.

-Meneliti

pekerjaannya

setelah selesai

dikerjakan.

(18)

4. Motivasi -Bersemangat saat

mempresentasika

n hasil

pekerjaannya.

-Mempunyai

semangat dalam

belajar.

-Antusias saat

mengikuti

pembelajaran.

28,29,33 27,30,31,32 7

5. Tanggung Jawab -Menepati jam

belajar.

-Mengumpulkan

tugas tepat

waktu.

-Mengikuti

pembelajaran

dengan

sungguh-sungguh.

-Membuat jadwal

belajar.

34,37,39,40,43 ,44,45

35,36,38,42,46 13

6. Inisiatif Belajar -Inisiatif dalam

belajar.

47,48,49 50 4

7. Sumber Relevan -Menggunakan

sumber belajar

yang relevan.

51,52 53 3

8. Evaluasi -Meninjau

kembali

pembelajaran

yang telah

dilaksanakan.

54 55 2

(19)

3.5 Indikator Kinerja

Penelitian tindakan kelas dengan penggunaan model pembelajaran Active Learning tipe Card Sort diharapkan siswa dapat memiliki kemandirian dalam belajar yang tercermin dari tidak tergantung orang lain, percaya diri, mengkontrol diri, motivasi, tanggung jawab, inisiatif belajar, sumber relevan serta dapat mengevaluasi dalam mengikuti proses belajar sesuai dengann indikator keberhasilan belajar yang telah ditetapkan. Selain itu kemandirian ini dapat bermanfaat dalam meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas 5 SDN Lopait 01 minimal 80% siswa mencapai nilai KKM yaitu 66 dalam mata pelajaran IPS.

3.5.1 Uji Validitas

a. Validasi Instrumen Soal

Instrumen yang akan divaliditas yaitu berupa soal selanjutnya digunakan untuk pengumpulan data yang sebelumnya di konsultasikan kepada pakar guna melihat apakah instrument tersebut valid atau tidak.

Menurut Sugiyono (2011: 173) “valid berarti instrumen tersebut dapat

dipergunakan untuk mengukur yang seharusnya diukur dan instrument valid berarti alat ukur yang dipergunakan untuk memperoleh data (mengukur) bahwa itu valid. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS For Windows Version 20. Penelitian ini menggunakan teori Azwar (2013: 147) “bahwa koefisien validitas yang besarnya berkisar antara 0,30 sampai dengan 0,50 telah dapat memberikan kontribusi yang

baik terhadap efisiensi suatu lembaga pembelajaran”. Jadi setelah soal

diuji cobakan dan dianalisis dengan menggunakan SPSS for Windows Version 20instrumen yang dapat digunakan adalah instrument yang mempunyai validitas>0,30.

Selanjutnya dalam penelitian ini peneliti menggunakan cara bivariate pearson. Analisis item ini dengan menghitung korelasi tersebut

(20)

n sebesar 28 dan nilai df sebesar 26 dengan tingkat signifikan 0.05 maka diperoleh r tabel = 0,374. Kemudian hasil dari r tabel = 0,374 dibandingkan dengan r hitung menggunakan pengujian korelasi bivariate. Jika r hitung > r tabel maka item dinyatakan valid, namun jika r hitung < r tabel maka item tersebut dinyatakan tidak valid. Uji validitas dilakukan di SDN Lopait 01 pada kelas 6 yang jumlah siswanya sebanyak 28 siswa. Di siklus 1 dan siklus 2 masing-masing terdapat 60 soal yang diujikan, 50 soal pilihan ganda dan esay 10. Hasil dari uji validitas adalah sebagai berikut:

Tabel 3.7

Hasil Uji Validitas Instrumen Siklus I

No. Indikator 1. Menceritakan

sebab jatuhnya

(21)

3 Menceritakan

4 Menceritakan pendudukan

Hasil Uji Validitas Instrumen Siklus II

No. Indikator

Nomor Soal Sebelum

Uji Validitas Instrumen

Pilihan 1. Menjelaskan

beberapa

(22)

kemerdekaan.

3 Mengidentifik asi beberapa tokoh dalam mempersiapka

n

kemerdekaan.

25,27,29,31 ,33,35,37,3 9,41,43,45,

47,49

6,7,8 25,27,33,3 7,47,49

29,31,35, 39,41,43, 45

7,8 6

4 Menunjukkan sikap

menghargai jasa para tokoh dalam mempersiapka n

kemerdekaan.

26,28,30,32 ,34,36,38,4 0,42,44,46,

48,50

9,10 28,30,34,3 8,42,46,48

,50

26,32,36, 40,44

10 9

b. Validitas (Angket Kemandirian Belajar IPS Siswa)

Analisis validitas angket yaitu yang dimaksudkan untuk mengetahui instrumen yang dapat digunakan untuk mengumpukan data. Cara menghitung validitas angket ialah dengan cara menghitung koefisien korelasi skor pada tiap pernyataan tersebut dengan jumlah skor lainnya. Penelitian ini menggunakan uji validitas product moment yang disampaikan oleh Pearson (Arikunto, 2009:72), dengan rumus yang digunakan untuk validitas tiap item soal sebagai berikut:

(23)

bivariate pearson. Analisis item ini dengan menghitung korelasi

tersebut dibandingkan dengan nilai tabel α=5%, df= n-2, dimana n menunjukan total data yang digunakan. Maka df=28-2=26, penelitian ini menggunakan n sebesar 28 dan nilai df sebesar 26 dengan tingkat signifikan 0.05 maka diperoleh r tabel = 0,374. Kemudian hasil dari r tabel = 0,374 dibandingkan dengan r hitung menggunakan pengujian korelasi bivariate. Jika r hitung > r tabel maka item dinyatakan valid, namun jika r hitung < r tabel maka item tersebut dinyatakan tidak valid. Uji validitas dilakukan di SDN Lopait 01 pada kelas 6 yang jumlah siswanya sebanyak 28 siswa, terdapat 55 pernyataan yang diujikan. Setelah melakukan uji validitas angket kemandirian belajar di SD N Lopait 01 pada siswa kelas 6 peneliti mendapatkan 30 pernyataan yang dinyatakan valid.

Tabel 3.9

Hasil Uji Validitas Angket

No Aspek Indikator No. Item

-Belajar dengan

caranya sendiri.

-Mengerjakan soal

(24)

menyeleseikan

prestasi belajar IPS.

-Dapat menerima

saran dan kritik

terhadap

-Bersemangat saat

mempresentasikan

hasil pekerjaannya.

-Mempunyai

semangat dalam

belajar.

-Antusias saat

mengikuti

tugas tepat waktu.

-Mengikuti

pembelajaran

dengan

sungguh-sungguh.

-Membuat jadwal

belajar.

-Inisiatif dalam

(25)

7. Sumbe r Releva n

-Menggunakan

sumber belajar yang

relevan.

51, 52

52 51 53 53 - 2

8. Evalua si

-Meninjau kembali

pembelajaran yang

telah dilaksanakan.

54 54 - 55 55 - 2

Jumlah 30

Keterangan tabel: F : Favorable U : Unfavorable TV : Tidak Valid V : Valid

Berdasarkan tabel diatas yang dinyatakan valid pernyataan favorable dan unfavorable berjumlah 30 pernyataan yang nantinya dipergunakan untuk mengukur kemandirian belajar siswa.

3.5.2 Uji Reliabilitas

Menurut Sugiyono (2010: 173) “instrumen yang reliable ialah instrument yang apabila dipergunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, dapat menghasilkan data yang sama”. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS for windows version 20.Penelitian ini menggunakan teori Azwar (2012: 98) jika suatu koefisien reabilitas yang tingginya hanya 0,60 hanya menampakkan variasi eror

semata. Azwar juga menambahkan “sedangkan untuk tes yang digunakan

di kelas oleh para guru hendaknya paling tidak memiliki koefisien reliabilitas 0,70 atau lebih. Jadi penelitian ini untuk mengetahui tingkat reabilitas instrument atau chronchobas alphas kurang dari 0,06 adalah kurang baik, 0,7 dapat diterima dan diatas 0,8 adalah baik.

(26)

Tabel 3.10

Rentang Indeks Reliabilitas

Azwar (2012:98)

No. Cronbach’s Alpha Indeks N of Item Interpretasi

1. 0,800 – 1,000 Sangat reliabel

2. 0,600 – 0,800 Reliabel

3. 0, 400 – 0,600 Cukup reliabel

4. 0,200 – 0,400 Agak reliabel

5. 0,200 Kurang reliabel

Tabel 3.11

Hasil Uji Reliabilitas pada Siklus 1 pilihan ganda

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items

,895 28

Esayy Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

,640 8

Tabel 3.12

Hasil Uji Reliabilitas pada Siklus 2 pilihan ganda

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

,915 26

Esay Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

,689 7

Tabel 3.13

Hasil Uji Reliabilitas Angket

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

(27)

3.6 Teknik Analisis Data

a. Tes

Analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif, yaitu untuk membandingkan nilai tes sebelum perbaikan, setelah siklus I dan setelah siklus II. Perbandingan hasil belajar pada siklus I dan siklus II digunakan untuk mengetahui peningkatan yang terjadi setelah menggunakan model pembelajara Active Learning tipe Card Sort yang dilaksanakan pada siklus I dan siklus II. Pada saat perhitungan analisis hasil belajar IPS dilakukan dengan m enghitung presentase ketuntasan belajar IPS secara keseluruhan dan menghitung rata-rata hasil belajar IPS. KKM yang ditentukan dalam penelitian ini dengan persetujuan guru kolaborator pada mata pelajaran IPS adalah >66, jadi dengan cara demikian dapat diketahui siapa yang tuntas dan yang belum tuntas dalam belajar.

Nantinya semua penghitungan mengenai hasil belajar IPS siswa menggunakan bantuan SPSS for windows version 20. Berdasarkan hasil skor presentase yang didapat, maka kriteria dari hasil belajar IPS menggunakan model pembelajaran Active Learning tipe Card Sort dapat di jabarkan menjadi lima kriteria.Secara keseluruhan kriteria hasil obsevasinya adalah sebagai berikut:

Tabel 3.14 Kriteria hasil belajar Saur Tampubolon (2014:214)

Kriteria Rentang

Sangat rendah 1% - 20%

Rendah 21% - 40%

Sedang 41% - 60%

Tinggi 61% - 80%

Sangat tinggi 81% - 100%

b. Non tes

a) Observasi

(28)

Aspek yang diamati nantinya pada guru berupa 20 tindakan sedangkan siswa berupa 13 tindakan. Hasil skor yang diperoleh kemudian dijumlahkan lalu dipresentasekan dengan cara membagi jumlah skor yang diperoleh dengan skor ideal kemudian dikalikan 100% (Nana Sudjana, 2005:133).

Perolehan penghitungan skor dapat dirumuskan dengan rumus di bawah ini:

Presentase = skor yang diperoleh x 100 Skor ideal

Presentase selanjutnya dikategorikan dengan klasifikasi berdasarkan penghitungan rumus interval kelas sebagai berikut:

Tabel 3.15

Rentang Presentase Observasi Guru dan Siswa Suharsimi Arikunto (2007:18)

Kategori Prersentase

Baik Sekali 80% - 100%

Baik 60% - 80%

Cukup 40% - 60%

Kurang 20% - 40%

Kurang Sekali 0% - 20% b) Dokumentasi

Dokumentasi hanya bersifat sebagai pelengkap penelitian. Sebagai bukti bahwa telah benar-benar melakukan penelitian.

c) Angket

(29)

dapat mengetahui kemampuan afektif yang dimiliki siswa, untuk angket penilaian dapat dilakukan menggunakan perolehan skor. Untuk mengetauhi Skor jawaban angket dapat menggunakan Skala Likert yang biasa digunakan oleh peneliti menghitung skor angket. Hal ini sejalan dengan pendapat Sugiono (2014:93) Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.

Angket kemandirian belajar disini terdiri dari 55 pernyataan yaitu berupa 28 pernyataan yang bernilai positif (+) dan 27 pernyataan yang bernilai (-). Dalam setiap pernyataan terdiri dari 4 alternatif pilihan jawaban yaitu:

SL : Selalu JR : Jarang

SR : Sering TP : Tidak pernah

Pedoman penskoran angket kemandirian belajar siswa dapat di nyatakan positif jika pernyataan tersebut sesuai apa yang diharapkan dari indikator dan disetiap pernyataan sudah ditetapkan disetiap indikatornya mana yang bernilai positif dan negatif. Pedoman penskorannya adalah sebagai berikut:

Tabel 3.16

Pedoman penskoran Angket Kemandirian Belajar Siswa Sugiono (2014:94)

Jenis

pernyataan SL SR JR TP

Skor Positif 4 3 2 1

Negatif 1 2 3 4

Berdasarkan pedoman penskoran yang telah dibuat, kemudian dihitung jumlah skor tiap butir pernyataan. Menghitung rata-rata presentase dari lembar angket kemandirian belajar siswa diamati dari setiap siklus, presentase perhitungan dari lembar angket dapat dihitung menggunakan bantuan SPSS for windows version 20.

(30)

Tabel 3.17

Kategori Lembar Angket Kemandirian Belajar Siswa Suharsimi Arikunto (2007:18)

Kategori Prersentase

Baik Sekali 80% - 100%

Baik 60% - 80%

Cukup 40% - 60%

Kurang 20% - 40%

Kurang Sekali 0% - 20%

Gambar

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian
Tabel 3.2 Kisi-kisi Tes Soal Evaluasi Siklus I
Tabel 3.3 Kisi-kisi Tes Soal Evaluasi Siklus II
Tabel 3.4 Kisi-kisi Observasi Guru
+7

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 08/D/HK/2017 Tentang Ujian Sekolah Berstandar Nasional Pada Pendidikan Dasar

Dari hasil penelitia lanjut usia yang memiliki pasangan hidup mengalami sebagian besar tingkat kesepiannya adalah tingkat kesepian rendah 24 orang (60%) dan pada lanjut

Ekonomi Manajerial adalah penerapan dari teori ekonomi (mikroekonomi dan makroekonomi) dan peralatan analisis ilmu keputusan (matematika ekonomi dan ekonometri)

Waktu kunjungan pertama ibu hamil (K1) dengan umur kehamilan kurang dari 12 minggu berdasarkan sarana dan prasarana yang tersedia di pelayanan kesehatan Puskesmas Kepil

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 68 Tahun 2014 tentang Peran Guru Teknologi Informasi dan Komunikasi dan Guru Keterampilan

Interactive use of performance measurement systems and the organization’s customers-focused strategy: the mediating role of organizational learning, Problems and Perspectives

Jumlah sarana distribusi di Kabupaten Tanah Bumbu dan Kabupaten Kotabaru pada tahun 2019 berjumlah 1035 (seribu tiga puluh lima) sarana, yang terdiri dari 3 (tiga) sarana

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Penerapan Model Cooperative Learning Metode Question Student Have Dalam Meningkatkan Aktifitas Belajar Siswa Pada