No.Daftar FPIPS:1355/UN.40.2.6.1/PL/2012
IMPLEMENTASI PEMBIASAAN ṢALĀT ḌUḤĀ DALAM RANGKA PEMBINAAN AKHLAK SISWA DI SMPN 1 PATROL KECAMATAN
PATROL KABUPATEN INDRAMAYU
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Ilmu Pendidikan Agama Islam
oleh
Rina Puspita Sari
0801078
PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
IMPLEMENTASI PEMBIASAAN SOLAT DUHA
DALAM RANGKA PEMBINAAN AKHLAK
SISWA DI SMPN 1 PATROL KECAMATAN
PATROL KABUPATEN INDRAMAYU
Oleh Rina Puspita Sari
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© Rina Puspita sari 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
April 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
LEMBAR PENGESAHAN SKIRPSI
RINA PUSPITA SARI
0801078
IMPLEMETASI PEMBIASAAN SOLAT DUHA DALAM
RANGKA PEMBINAAN AKHLAK SISWA DI SMPN 1
PATROL KECAMATAN PATROLKABUPATEN
INDRAMAYU
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:
PEMBIMBING I
Dr. Edi Suresma, S.Pd, M.Ag
Nip.196011241988031001
Pembimbing II
Dr. H. Aceng Kosasih, M.ag
Nip. 196509171990011001
Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam
Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Universitas Pendidikan Indonesia
Mengetahui
Ketua Prodi
Rina Puspita Sari, 2014
Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
ABSTRAK………i
ABSTRACT……….ii
UCAPAN TERIMA KASIH………..iii
KATA PENGANTAR……….v
DAFTAR ISI………...vi
PEDOMAN TRANSLITERASI……….ix
DAFTAR TABEL………x
DAFTAR RALAT………..xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian………..………..………1
B. Rumusan Penelitian……….………..…………..6
C. Tujuan Penelitian……….……….………...6
D. Manfaat Penelitian……….……….……...7
E. Ruang Lingkup Penelitian………...…..…...7
F. Definisi Operasional………....8
G. Sistematika Penelitian………10
BAB II KAJIAN TEORI TENTANG PEMBIASAAN ṢAL T ḌU Ā DAN AKHLAK A. Pembiasaan Ṣal t Ḍu 1. Pengertian pembiasaan...………..………11
2. Metode Pembiasaan Ṣal t Ḍu ...………...14
3. Urgensi Pembiasaan Ṣal t Ḍu …...………...17
4. Tata Cara Pelaksanaan Ṣal t Ḍu ...………...21
Rina Puspita Sari, 2014
Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. AKHLAK
1. Pengertian Akhlak………...27
2. Pendekatan Akhlak.…….………30
3. Ruang Lingkup Akhlak….………...31
a. Akhlak Terhadap Allāh SWT……….31
b. Akhlak Terhadap Diri Sendiri………35
c. Akhlak Terhadap Keluarga………37
d. Akhlak Terhadap Guru………..40
e. Akhlak Terhadap Teman………44
4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Akhlak.…………..……….47
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian………..………49
B. Pendekatan Penelitian………...……….50
C. Lokasi Dan Subjek Penelitian……..…..………...52
D. Instrumen Penelitian …………..………53
E. Tekhnik Pengumpulan Data………...53
F. Tahap-Tahap Penelitian………..………...56
G. Validitas Dan Reliabilitas Hasil Penelitian………58
H. Analisis Data………..58
I. Tahap Penulisan Laporan Penelitian...………...60
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Hasil Penelitian………..…62
1. Profil Sekolah SMPN 1 Patrol……….62
a. Letak Dan Keadaan Geografis SMPN 1 Patrol……….62
Rina Puspita Sari, 2014
Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Struktur Organisasi SMPN 1 Patrol………...64
d. Keadaan Guru dan Karyawan di SMPN 1 Patrol………..66
e. Data Sarana dan Prasarana di SMPN 1 Patrol………...73
2. Bentuk-Bentuk Metode Pembiasaan Yang Diterapkan di SMPN 1 Patrol……… 76
3. Implementasi Pembiasaan Ṣal t Ḍu ...………..78
a. Perencanaan Pembiasaan Ṣal t Ḍu ..……….78
b. Pelaksanaan Pembiasaan Ṣal t Ḍu ..……….80
c. Evaluasi Pembiasaan Ṣal t Ḍu ...………...82
4. Akhlak Siswa di SMPN 1 Patrol………..84
5. Dampak Pembiasaan Ṣal t Ḍu Terhadap Akhlak Siswa di SMPN 1 Patrol……….96
a. Dampak Akhlak siswa Terhadap Allāh SWT………..…..96
b. Dampak Akhlak siswa Terhadap Diri Sendiri………...100
c. Dampak Akhlak siswa Terhadap Keluarga……….102
d. Dampak Akhlak siswa Terhadap Guru dan Teman…………...103
B. Pembahasan Penelitian ………....104
1. Temuan Penelitian………..104
2. Pembahasaan Hasil Penelitian………106
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan………..…117
B. Rekomendasi………...123
DAFTAR PUSTAKA……….124
RIWAYAT HIDUP………127
Rina Puspita Sari, 2014
Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu
Rina Puspita Sari, 2014
Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul:“Implementasi Pembiasaan alāt uḥā Dalam Rangka Pembinaan Akhlak Siswa Di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu”.
Penelitian ini dilatar belakangi bahwa Departemen Pendidikan Nasional telah menghasilkan Kurikulum 2004 yang berbasis pada kompetensi. Bebagai perangkat telah disiapkan sebagai persiapan pelaksanaanya. Salah satu perangkatnya adalah Kerangka Dasar Kurikulum 2004, yang didalamnya telah diatur tentang struktur Kurikulum untuk jenjang SD/MI, SMP/MTS dan SMA/MA. Untuk jenjang SMP/MTS kelas VII s/d IX program pembiasaan tersebut mendapat alokasi waktu selama 2 jam perminggu. Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk perbaikan pendidikan adalah membangun kultur akhlak mulia di kalangan siswa. Kultur akhlak mulia dapat diartikan sebagai kualitas kehidupan yang tumbuh dan berkembang berdasarkan spirit dan nilai-nilai akhlak mulia yang menghiasi sikap dan perilaku manusia dalam pengabdian hidupnya sehari-hari. Pengabdian ini tercermin dalam dua hubungan manusia, yakni hubungan dengan
Sang Pencipta, Allāh SWT, dan hubungan dengan sesama manusia, bahkan dalam berhubungan
dengan alam sekitarnya. Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk perbaikan pendidikan adalah penelitian tentang implementasi pembiasaan alāt uḥā dalam rangka pembinaan akhlak siswa di sekolah seperti yang diterapkan di SMPN 1 Patrol.
Permasalahan dalam penelitian ini yaitu siswa enggan untuk melaksanakan alāt uḥā karena waktu pelaksanaanya pagi hari dimana waktu pagi berbenturan dengan aktifitas dan kegiatan yang dilakukan sehari-hari. Rumusan masalah yang timbul dari permasalahan diatas yaitu bagaimana pembiasaan alāt uḥā dalam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol? Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan implementasi pembiasaan alāt
uḥā dalam rangka pembinaan akhlak siswa yang dilakukan di SMPN 1 Patrol.
Metode penelitian yang digunakan yaitu dengan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Tekhnik pengumpulan data yang dilakukan peneliti dengan menggunakan tekhnik wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Peneliti juga melakukan analisis data yang terdiri dari tiga tahapan yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.
Hasil penelitian selama meneliti di SMPN 1 Patrol yaitu diperoleh perencanaan alāt uḥā, pelaksanaan alāt uḥā dilakukan setiap hari jum’at dimulai satu jam pelajaran sekitar pukul
07.00-08.00 WIB kemudian dilakukan evaluasi akhir kegiatan dengan membuat pelaporan kegiatan kepada kepala sekolah. Dampak akhlak siswa setelah melakukan pembiasaan alāt
uḥā diantaranya siswa tertanam sikap ikhlas dalam melaksanakan setiap kegiatan, tawakal, disiplin, menanamkan kebersihan, persaudaraan, persamaan dan rasa syukur terhadap nikmat
dari Allāh SWT.
Kata Kunci : Akhlak, alāt uḥā, implementasi, pembiasaan. i
Rina Puspita Sari, 2014
Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
This research is titled: “The implementation of uḥā prayer to improve the best students attitude of SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu”.
Department of Nation education purpose curriculum 2004 whics based of competence. One of this part is the best structure of curriculum 2004. It consist of structure of curriculum 2004 grade SD/MI, SMP/MTS and SMA/MA. The first to third grade of SMP/MTS class VII-IX given time 2 hours/week. One of way to increase behaviour of the best students attitude. It means quality of life that grows based of spirit value, the best behaviour attitude implementation. The implementation of this, we can do in habitual action like relation us God comunication, social comunication and nature by the implementation of uḥā prayer. Students do the uḥā prayer
rarely, because they don’t have much time to do it in daily. So, how to increase and improve the
students doing uḥā prayer? The purpose from this research to describe implementation of uḥā prayer to improve the best students attitude of SMPN 1 Patrol.
The term is to describe implementation of uḥā prayer, the method of research is descriptive and qualitative method, collect the data, interview, observation. There are 3 parts to collect the data, reduction, explanation, and verification.
Implementation of uḥā prayer in SMPN 1 Patrol is done on Friday at 07.00-08.00 and must be report leader school. The impaced of students when prayer uḥā is shape they sincere in every activity, resignation, discipline, cleanliness, relationship, similarity, and be attracted to comfort Allah SWT.
Keywords : Attitude, uḥā prayer, implementation, behaviour
Rina Puspita Sari, 2014
Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG PENELITIAN
Menurut Muchtar (2005: 8) manusia diciptakan Allāh SWT dengan
sempurna dan memiliki kelebihan dari makhluk lainnya salah satunya yaitu
manusia dianugrahi akal. Dengan akal itulah manusia dapat memiliki ilmu.
Dengan akal itulah manusia dapat membedakan mana yang baik dan mana yang
tidak. Dengan akal itulah manusia dapat membedakan mana yang benar dan
mana yang salah.
Melalui pendidikan manusia dapat tumbuh dan berkembang secara wajar
dan sempurna sehingga dia melaksanakan tugas sebagai manusia. Pendidikan
dapat mengubah manusia dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari tidak baik
menjadi baik. Pendidikan mengubah semuanya. Begitu penting pendidikan dalam Islām sehingga merupakan suatu kewajiban bagi seseorang. Hal ini berdasarkan ḥadīś redaksi (Effendi, 2006).
Rasūlullāh SAW bersabda :
Pendidikan pada hakikatnya merupakan kasih sayang Allāh yang diturunkan kepada segenap makhluk terutama manusia. Dengan kasih
sayangnyalah suatu proses pendidikan berjalan dengan baik.
Keberimanan seseorang seluruhnya diukur oleh hal-hal yang bersifat
akhlaki, termasuk alāt, sebab seseorang yang melakukan alāt dengan makna
yang sebenarnya akan efektif untuk merealisasikan
tanhā„anilfakhsyā‟iwalmunkar, dimana dengannya akan tercipta masyarakat
Rina Puspita Sari, 2014
Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
metode pembiasaan, meskipun pada awalnya anak didik menolak atau terpaksa
melakukan suatu perbuatan atau akhlak yang baik, tetapi setelah lama
dipraktekkan secara terus-menerus dibiasakan akhirnya anak mendapatkan
akhlak mulia.
Kedudukan şalāt dalam agama Islām sebagai ibadah yang menempati posisi penting yang tidak dapat digantikan oleh ibadah apa pun juga, şalāt merupakan tiang agama yang tidak akan dapat tegak kecuali dengan şalāt. Şalāt adalah ibadah yang pertama kali diwajibkan oleh Allāh Swt kepada hamba-Nya,
perintah kewajibannya disampaikan langsung oleh Allāh SWT melalui dialog dengan Rasūl-Nya pada malam Mi‟raj. Şalāt juga merupakan amalan yang mula -mula akan dihisab (Ar-Rahbawi, 2001: xii).
Secara filosofis, ibadah dalam Islām tidak semata-mata bertujuan untuk menyembah Allāh SWT. Sebab, disembah atau tidak disembah, Allāh SWT tetaplah Allāh SWT. Esensi ketuhanan Allāh SWT tidak pernah berkurang sedikit pun apabila manusia dan seluruh makhluk di jagat raya ini tidak
menyembah-Nya. Ibadah merupakan upaya mendekatkan diri kepada Allāh
SWT. Allāh SWT adalah eksistensi Yang Maha Suci yang tidak dapat didekati
kecuali oleh yang suci. Diakui oleh para ulama dan para peneliti atau pakar,
bahwa salah satu ibadah yang sangat penting dalam Islām adalah şalāt. alāt
memiliki kedudukan istimewa baik dilihat dari cara memperoleh perintahnya
yang dilakukan secara langsung, kedudukan alāt itu sendiri dalam agama
maupun dampak atau fadilahnya.
Djalaludin dalam Hariyanto (2003: xix) menjelaskan, bahwa şalāt adalah
suatu kegiatan fisik dan mental-spiritual yang memberikan makna baik bagi hubungan dengan Allāh Swt, hubungan dengan sesama manusia, dan hubungan dengan diri sendiri.
Dengan demikian, menurut Al-Mahfani (2008: 30), şalāt merupakan
Rina Puspita Sari, 2014
Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sepenuh hati karena Allāh SWT, akan menumbuhkan sensasi kenikmatan tersendiri.
Ibadah şalāt dalam garis besarnya, dibagi kepada dua jenis, yaitu:
pertama, şalāt yang difar ukan, dinamai şalāt maktubah; dan yang kedua, şalāt
yang tidak difar ukan, dinamai şalāt sunah (Ash-Shiddieqy, 2001: 287).
Şalāt sunah ialah şalāt yang dianjurkan kepada orang mukallaf untuk mengerjakannya sebagai tambahan bagi şalāt far u, tetapi tidak diharuskan. Ia
disyariatkan untuk menambal kekurangan yang mungkin terjadi pada şalāt-şalāt
far u disamping karena şalāt itu mengandung keutamaan yang tidak terdapat
pada ibadah-ibadah lain. Şalāt sunah tersebut terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
pertama, şalāt-şalāt sunah yang tidak disunatkan berjamaah, seperti: şalāt sunah Rawatib, şalāt sunah witir (kecuali pada bulan Ramadhan), şalāt sunah uḥā, şalāt sunah taḥiyyat al-masjid, şalāt tasbih, şalāt istikharah, sunah Hajat, sunah Taubah, sunah Tahajud, dan şalāt sunah Mutlak. Dan kedua, şalāt sunah yang
disunatkan berjamaah, seperti: alāt sunah „Idul fitri, alāt sunah „Idul „Adḥā, alāt sunah Kusuf (gerhana matahari), alāt sunah Kusuf (gerhana bulan), alāt sunah Istisqa‟, dan alāt sunah Tarawīh
Şalāt uḥāmerupakan salah satu di antara şalāt-şalāt sunah yang sangat dianjurkan oleh Rasūlullāh SAW. Banyak penjelasan para ulama, bahkan keterangan Rasūlullāh SAW yang menyebutkan berbagai keutamaan dan keistimewaan şalāt uḥā bagi mereka yang melaksanakannya (Alim, 2008: 63).
Şalāt merupakan rukun Islām yang kedua. Şalāt juga merupakan ibadah yang teramat penting bagi umat muslim dan tidak boleh diabaikan begitu saja
meski dalam keadaan seperti apapun. Rasūlullāh mengibaratkan alāt sebagai
tiang agama. Tanpa ada tiang maka bangunan akan roboh, tanpa alāt agama
akan runtuh. Oleh karena itu sudah menjadi kewajiban seorang muslim untuk
melakukan alāt. Bila tidak bisa tata caranya maka dia waib mempelajarinya
Rina Puspita Sari, 2014
Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Didalam Surah A - uḥāAllāh SWT bersumpah dengan waktu uḥā dan waktu malam:“Demi waktu matahari sepenggalahan naik, dan demi malam
apabila telah sunyi” (QS. A - uḥā [93]: 1-2). Pernahkah terlintas dalam benak kita mengapa Allāh SWT sampai bersumpah pada kedua waktu itu? Beberapa ahli tafsir berpendapat bahwa kedua waktu itu adalah waktu yang paling utama.
Dari dalil tersebut terlintas keinginan penulis untuk lebih memahami tentang
alāt uḥā.
Pada waktu itulah Allāh SWT sangat memperhatikan hamba-Nya yang paling giat mendekatkan diri kepada-Nya. Ditengah malam yang sunyi, dimana
orang-orang sedang tidur nyenyak tetapi hamba Allāh yang pintar mengambil
kesempatan disaat itu dengan bermujahadah melawan kantuk dan dinginnya
malam dan air wu ū‟, bangun untuk menghadap Khaliqnya, tidak lain hanya
untuk mendekatkan diri kepadanya (Syihabuddin, 2012).
Demikian juga dengan waktu uḥā, dimana orang-orang sibuk dengan
kehidupan duniawinya dan mereka yang tahu pasti akan meninggalkannya
sebentar untuk kembali mengingat Allāh SWT, sebagaimana yang dikatakan
oleh sahabat Zaid bin Arqam ra ketika beliau melihat orang-orang yang sedang
melaksanakan alāt uḥā: “Ingatlah, sesungguhnya mereka telah mengetahui
bahwa alāt itu dilain saat ini lebih utama”. Sesungguhnya Rasūlullāh SAW
bersabda: “ alāt uḥā itu ( alātul awwabīn) alāt orang yang kembali kepada
Allāh, setelah orang-orang mulai lupa dan sibuk bekerja, yaitu pada waktu anak-anak unta bangun karena mulai panas tempat berbaringnya” (HR Muslim)
(Effendi, 2006).
Lantas bagaimana tidak senang Allāh SWT dengan seorang hamba yang
Rina Puspita Sari, 2014
Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
“beruntung” bagi hambanya yang suka mendekatkan diri kepadanya. Dan satu hal yang perlu kita ingat bahwa rejeki itu bukan hanya bentuknya materi atau
uang belaka. Tetapi lebih dalam dari itu, segala sesuatu yang diberikan kepada
kita yang berdampak kebaikan kepada kehidupan kita didunia dan diakhirat
adalah rejeki. Dan puncak dari segala rejeki itu adalah kedekatan kepada Allāh
SWT dan tentu kalau berbicara ganjaran yaitu kenikmatan puncak yang paling
akhir adalah syurga. Oleh karena itu para ulama mengajarkan kita untuk berdo‟a
tentang rejeki ketika selesai alāt uḥā. Jadi salah satu fadilah (keutamaan) dari
alāt uḥā itu adalah sarana jalan untuk memohon limpahan rejeki dari Allāh SWT (Syihabuddin, 2012).
Tetapi yang lebih dalam dari itu lagi adalah alāt uḥā ini adalah salah amalan yang disukai Rasūlullah SAW beserta para sahabatnya (sunnah), sebagaimana anjuran Beliau yang disampaikan oleh Abū Hurairah ra: “Kekasihku Rasulūllāh SAW telah berwasiat kepadaku dengan puasa tiga hari setiap bulan, dua raka‟at uḥādan witir sebelum tidur” (Bukhari, Muslim, Abu Dawud) (Amiruddin, A, 2009: 42).
Kalaulah tidak khawatir jika umatnya menganggap alāt uḥā ini wajib hukumnya maka Rasūlullah SAW tidak akan pernah meninggalkannya. Para orang alim, awliya dan ulama sangatlah menjaga alāt uḥānya sebagaimana
yang dikatakan oleh Imam Syafi‟i:”Tidak ada alasan bagi seorang mukmin
untuk tidak melakukan alāt uḥā”. Hal ini sudah jelas dikarenakan oleh
seorang mukmin sangat apik dan giat untuk mendekatkan diri kepada Tuhannya”
(Syihabuddin, 2012).
Jadi tidak ada alasan lagi bagi kita sebagai seorang muslim yang mempunyai tujuan hidup untuk mendapatkan riḏa-Nya meninggalkan alāt uḥā
karena kesibukan duniawi kita kecuali karena kelalaian dan kebodohan kita
Rina Puspita Sari, 2014
Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
anjuran Beliau yang disampaikan oleh Abū Hurairah ra: ”Kekasihku Rasūlullāh SAW telah berwasiat kepadaku dengan puasa tiga hari setiap bulan, dua raka‟at uḥā dan witir sebelum tidur” (Bukhari, Muslim dan Abu Dawud) (Amiruddin,
A, 2009: 42).
Oleh karena itu, peneliti tertarik dan merasa perlu mengadakan
penelitian dengan judul:
“Implementasi Pembiasaan Şalāt uḥā Dalam Rangka Pembinaan Akhlak
Siswa Di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu.
B. RUMUSAN PENELITIAN
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan permasalahan pokok sebagai berikut: “Bagaimana Implementasi Pembiasaan
alāt uḥā Dalam Rangka Pembinaan Akhlak Siswa di SMPN 1 Patrol
Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu?”. Dari masalah pokok tersebut dapat
dijabarkan menjadi beberapa sub masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana implementasi pembiasaan alāt uḥā di SMPN 1 Patrol?
2. Bagaimana Akhlak siswa di SMPN 1 Patrol?
3. Bagaimana dampak implementasi pembiasaan alāt uḥā dalam pembinaan
akhlak siswa di SMPN 1 Patrol?
C. TUJUAN PENELITIAN
Sesuai dengan permasalahan di atas, maka yang menjadi tujuan pokok
penelitian ini adalah mengetahui Implementasi Pembiasaan alāt uḥā Dalam
Rangka Pembinaan Akhlak Siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol
Kabupaten Indramayu. Sedangkan secara khusus tujuan yang ingin diperoleh
dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui:
Rina Puspita Sari, 2014
Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Akhlak siswa di SMPN 1 Patrol.
3. Dampak implementasi pembiasaan alāt uḥā terhadap akhlak siswa di
SMPN 1 Patrol.
D. MANFAAT PENELITIAN
Dalam penelitian ini didapat beberapa manfaat diantaranya yaitu:
1. Memeberi informasi kepada para pendidik mengenai implementasi
pembiasaan alāt uḥā dalam pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol.
2. Penelitian ini dapat menjadi tambahan referensi dan memberikan kontribusi
pada pengembangan teori mengenai alāt uḥā dalam pembinaan akhlak
Untuk memahami skripsi ini maka peneliti perlu membatasi ruang
lingkup penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Ruang Lingkup Materi
Permasalahan pokok yang menjadi kajian pokok dalam penelitian ini adalah
terdapat variabel independen (variabel X) dan variabel dependen (variabel
Y). Variabel independen adalah implementasi pembiasaan alāt uḥā
meliputi perencanaan, proses dan hasil dari pembiasaan alāt uḥā. Dan
variabel dependen adalah jenis-jenis akhlak seperti akhlak kepada Allāh
SWT, akhlak kepada diri sendiri, akhlak kepada keluarga, dan akhlak kepada
Guru dan teman.
2. Ruang Lingkup Subjek
Ruang lingkup subjek dalam penelitian ini yaitu di SMPN 1 Patrol.
Rina Puspita Sari, 2014
Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Adapun ruang lingkup lokasi penelitian yaitu terletak di Jalan Raya
Patrol, Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu.
4. Ruang Lingkup Waktu
Ruang lingkup waktu dalam penelitian ini yaitu tahun 2012.
F. DEFINISI OPERASIONAL
Definisi operasional dimaksudkan sebagai upaya penjelasan tentang
variabel-variabel penelitian, sesuai dengan konsep dan konteks dari setting
penelitian yang merujuk pada judul penelitian ini. Sehingga konsep tersebut
dapat diamati dan dapat diukur.
Agar tidak terjadi kesalahpahaman dan kekeliruan dalam memahami
konsep dan konteks permasalahan dalam penelitian ini, maka peneliti akan
menjelaskan beberapa istilah yang terdapat pada judul penelitian, yaitu:
1. Implementasi
Implementasi dalam kamus Bahasa Indonesia diartikan dengan
penerapan atau pelaksanaan, penerapan merupakan kemampuan
menggunakan materi yang telah dipelajari ke dalam situasi kongkret atau
nyata. Kata implementasi bermuara pada aktifitas adanya aksi, tindakan atau
mekanisme suatu sistem yang dilaksanakan dengan terencana dan dilakukan
secara sungguh-sungguh. Dalam hal ini peneliti memfokuskan pada
mekanisme penerapan pembelajaran mulai dari perencanaan, prosedur
pelaksanaan, dan proses evaluasi dengan identifikasi berbagai hambatan yang
ada dalam pelaksanaannya (Poerwadarminta, 2007: 150).
2. Pembiasaan alāt uḥā
Pembiasaan berasal dari kata “biasa” yang berarti sebagai sedia kala, sebagai yang sudah-sudah, tidak menyalahi adat atau tidak aneh. Dengan adanya prefix “pe” dan suffiks “an” menunjukkan arti proses. Sehingga pembiasaan dapat diartikan dengan proses membuat sesuatu atau seseorang
Rina Puspita Sari, 2014
Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
alāt uḥā adalah alāt sunah yang dikerjakan pada pagi hari, dimulai ketika matahari naik sepenggalah atau setelah terbit matahari (sekitar jam
07.00 WIB) sampai sebelum masuk waktu zuhur ketika matahari belum naik
pada posisi tengah-tengah (Al-Mahfani, 2008:11).
3. Implementasi pembiasaan alāt uḥā menurut peneliti yaitu dapat
disimpulkan bahwa pelaksanaan alāt sunah uḥā ( alāt sunah yang
dilakukan ketika matahari belum naik pada posisi tengah-tengah sekitar jam
07.00 WIB) dengan proses terus-menerus sehingga melakukan alāt uḥā
menjadi biasa atau terbiasa.
4. Akhlak Siswa
Imam Al-Ghazali mengemukakan, bahwa akhlak adalah suatu sifat yang
tertanam dalam jiwa yang daripadanya timbul perbuatan-perbuatan dengan
mudah, dengan tidak memerlukan pertimbangan pikiran terlebih dahulu.
Sedangkan Ahmad Amin menjelaskan bahwa akhlak adalah adatul iradah
atau kehendak yang dibiasakan (Mustofa, 2005:12).
Menurut Muchtar (2005: 157) peserta didik adalah orang yang menuntut
ilmu dilembaga pendidikan, bisa disebut juga sebagai murid, santri atau mahasiswa. Betapa islām mewajibkan dan memuliakan orang-orang yang menuntut ilmu.
Jadi, menurut peneliti dapat disimpulkan akhlak siswa yaitu perangai
atau tingkah laku atau suatu sifat yang tertanam peserta didik/siswa yang
daripadanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tidak
memerlukan pertimbangan pikiran (lebih dahulu) dalam kehidupan
Rina Puspita Sari, 2014
Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
G. SISTEMATIKA PENELITIAN
Untuk mempermudah penyusunan dan pemahaman dalam Penelitian
skripsi nanti, maka peneliti membuat sistematika penelitian sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan yang berisi latar belakang penelitian, rumusan
penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian,
definisi operasional dan sistematika penelitian.
BAB II Memuat kajian teori yang meliputi pembiasaan alāt uḥā dan
akhlak.
BAB III Memaparkan metode penelitian, pendekatan penelitian, lokasi
dan subjek penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data,
tahap-tahap penelitian, validitas dan reliabilitas data, analisis data dan tahap-tahap penulisan
laporan penelitian.
BAB IV Mendeskripsikan hasil penelitian untuk menjawab pertanyaan
dari permasalahan yang telah peneliti rumuskan. Pada bab ini juga dituliskan
analisis yang telah dideskripsikan dari hasil penelitian.
BAB V Berisikan kesimpulan dan rekomendasi peneliti dari hasil
penelitian yaitu implementasi pembiasaan alāt uḥā dalam rangka pembinaan
akhlak siswa. Pada akhir penelitian akan disertakan lampiran yang menurut
Rina Puspita Sari, 2014
Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu
Rina Puspita Sari, 2014
Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. METODE PENELITIAN
Arikunto (2010: 100) mengatakan bahwa:
Metode adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data. “Cara” menunjuk pada sesuatu yang abstrak, tidak dapat
diwujudkan dalam benda yang kasat mata, tetapi hanya dapat dipertontonkan penggunaannya.
Penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu,
tetapi hanya menggambarkan “apa adanya” tentang sesuatu variabel, gejala atau
keadaan. Memang adakalanya dalam penelitian ingin juga membuktikan dugaan
tetapi tidak terlalu lazim. Yang umum adalah bahwa penelitian deskriptif tidak
dimaksudkan untuk menguji hipotesis (Arikunto, 2010: 234).
Sukmadinata (2007:74) mengungkapkan bahwa:
Rina Puspita Sari, 2014
Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Metode yang digunakan peneliti yaitu menggunakan metode deskriptif.
Metode ini dipilih karena peneliti bermaksud untuk mendapatkan gambaran
secara sistematis, faktual, akurat mengenai implementasi pembiasaan ṣalāt ḍuḥā dalam rangka pembinaan akhlak siswa, kemudian dilakukan analisis dan
interpretasi dalam bentuk kesimpulan dan rekomendasi. Mengingat tujuan
utama dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan implementasi
pembiasaan ṣalāt ḍuḥā dalam rangka pembinaan akhlak siswa yang diterapkan di SMPN 1 Patrol Indramayu. Oleh karena itu, penelitian ini tergolong pada
penelitian deskriptif.
Dalam penelitian ini, penulis menyampaikan gambaran objek penelitian
sesuai yang ada di lapangan yaitu menggambarkan mengenai implementasi
pembiasaan ṣalāt ḍuḥā dalam rangka pembinaan akhlak siswa yang diterapkan di SMPN 1 Patrol Indramayu. Peneliti mengamati seluruh aktifitas mulai dari
perencanaan pembiasaan ṣalāt ḍuḥā, program dalam pembiasaan ṣalāt ḍuḥā, proses pembiasaan yang diciptakan dalam pembinaan akhlak siswa, evaluasi
yang dilakukan dalam pembiasaan ṣalāt ḍuḥā, dan hasil dari pembiasaan ṣalāt ḍuḥā dalam pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Indramayu.
B. PENDEKATAN PENELITIAN
Adapun pendekatan penelitian yang dilakukan peneliti untuk memperoeh
data yang diperlukan di SMPN 1 Patrol Indramayu yaitu dengan menggunakan
pendekatan kualitatif.
Hariwijaya (2008: 51) mengatakan bahwa:
Rina Puspita Sari, 2014
Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pengumpulan data, desain penelitian, dan alat-alat analisis serta hal-hal yang dianggap perlu dalam penelitian harus tersedia. Metode penelitian dianggap paling penting dalam menilai kualitas hasil penelitian. Keabsahan suatu penelitian ditentukan oleh metode penelitian.
Sebagaimana dikutip oleh Moleong (2002: 3), mendefinisikan “pendekatan
kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati”.
Sebagaimana (Yuswadi, 2005: 18) bahwa sifat dari penelitian kualitatif yaitu
mencari makna dari suatu fakta atau fenomena, maka kesungguhan seorang
peneliti dituntut ketika melakukan suatu observasi atau pengamatan di lapangan.
Seorang peneliti dalam penelitian kualitatif merupakan “instrument utama”
dalam proses pengumpulan data melalui pengamatan. Dalam penelitian kualitatif
seorang peneliti harus mampu melakukan proses imajinasi, berpikir secara
abstrak, dan bahkan jika memungkinkan dapat menghayati dan merasakan
fenomena yang terjadi di lapangan.
Sukmadinata (2007:94) menjelaskan penelitian kualitatif ditujukan untuk
memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut atau perspektif partisipan.
Partisipan adalah orang-orang yang diajak berwawancara, diobservasi, diminta
memberikan data, pendapat, pemikiran, persepsinya. Pemahaman diperoleh
melalui analisis berbagai keterkaitan dari partisipan dan melalui penguraian
“pemaknaan partisipan‟tentang situasi-situasi dan peristiwa-peristiwa. Pemaknaan partisipan meliputi perasaan, keyakinan, ide-ide, pemikiran dan
kegiatan dari partisipan.
Penelitian ini bersifat deskriptif yang memberi gambaran secermat mungkin
mengenai suatu individu, keadaan, gejala, atau kelompok tertentu, dalam
penelitian ini untuk mengetahui informasi tentang metode pembiasaan yang
Rina Puspita Sari, 2014
Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif,
yang berusaha memahami dan menafsirkan makna suatu peristiwa interaksi
tingkah–laku manusia dalam situasi tertentu menurut perspektif peneliti sendiri.
Pendekatan ini digunakan karena data yang diperoleh adalah data deskriptif yang
berupa kata-kata tertulis dan lisan dari orang-orang serta berupa perilaku yang
diamati.
C. LOKASI DAN SUBJEK PENELITIAN
Lokasi dalam penelitian ini adalah tempat berlangsungnya penelitian
yakni di SMPN 1 Patrol, tepatnya berada di jalan raya Patrol, kecamatan
Patrol, kabupaten Indramayu.
Menurut Moleong (2002: 90) Informan adalah orang yang dimanfaatkan
untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian.
Untuk menentukan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik
berdasarkan tujuan-tujuan tertentu (purposive sampling), dengan cara bola
salju (snow ball) yaitu menelusuri terus data yang dibutuhkan untuk
menjawab pertanyaan yang ada.
Informan dalam penelitian ini dibedakan menjadi :
a. Informan kunci (key informan)
Informan kunci dalam penelitian ini adalah guru agama Islam, terutama
bidang Aqidah, Ibadah, dan Akhlak.
b. Informan pendukung
Informan pendukung dalam penelitian ini terdiri dari :
1. Kepala Sekolah
2. Guru BP
3. Sebagian siswa kelas 3G (6 siswa) dan 3E (4 siswa)
Adapun subjek penelitian adalah:
1. Kepala Sekolah SMPN 1 Patrol
Rina Puspita Sari, 2014
Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Siswa-siswi SMPN 1 Patrol ada 10 siswa
4. Orang tua siswa-siswi SMPN 1 Patrol ada 2 orang
D. INSTRUMEN PENELITIAN
Dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrumen atau alat penelitian
adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai instrumen juga harus
“divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang
selanjutnya terjun ke lapangan. Validasi terhadap peneliti sebagai instrumen
meliputi validasi terhadap pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan
wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki obyek
penelitian, baik secara akademik maupun logistiknya. Yang melakukan validasi
adalah peneliti semdiri, penguasaan teori dan wawasan terhadap bidang yang
diteliti, serta kesiapan dan bekal memasuki lapangan (Sugiyono, 2011: 222).
Menurut Nasution yang dikutip Sugiyono (2010: 306) mengatakan bahwa:
Dalam penelitian kualitatif tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai intrumen penelitian utama. Alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatunya masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya.
E. TEKHNIK PENGUMPULAN DATA
Tekhnik pengumpulan data yang dilakukan peneliti selama proses meneliti
di lapangan menggunakan tiga tekhnik diantaranya adalah:
Rina Puspita Sari, 2014
Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menurut Margono (2004: 165), “wawancara adalah alat pengumpul
informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan dan
dijawab secara lisan pula”.
Hariwijaya (2008: 64) menjelaskan, wawancara dapat dilakukan melalui
tatap muka (face to face) maupun menggunakan telepon. Wawancara
dipergunakan sebagai cara untuk memperoleh data dengan jalan mengadakan
wawancara dengan narasumber atau responden.
Berdasarkan strukturnya, pada penelitian kualitatif ada dua jenis wawancara.
Pertama, wawancara relatif tertutup. Pada wawancara dengan format ini,
pertanyaan-pertanyaan difokuskan pada topik-topik khusus atau umum. Panduan
wawancara dibuat cukup rinci. Pewawancara pun bekerja, sebagian besar
dipandu oleh item-item yang dibuatnya meskipun tetap terbuka berfikir
divergen. Kedua, wawancara yang terbuka. Pada wawancara ini, peneliti
memberikan kebebasan diri dan mendorongnya untuk berbicara secara luas dan
mendalam. Pada wawancara dengan format terbuka, subyek penelitian lebih kuat
pengaruhnya dalam menentukan isi wawancara (Danim, 2002: 132).
Menurut Fathoni (2006 : 105) bahwa hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
wawancara diantaranya adalah:
a. Menjalani hubungan baik dengan yang akan diwawancarai serta
menjelaskan maksud dari wawancara yang akan dilakukan dengan harapan
dapat mengungkapkan sebanyak mungkin data yang ingin digali.
b. Menyampaikan pernyataan yang tercantum dalam kuesoner yang disusun
secara sistematikan.
c. Mencatat semua jawaban lisan yang diberikan oleh responden / informan
secara teliti, efisien dan efektif dengan memperhatikan maksud yang
tersirat dalam jawaban itu.
Rina Puspita Sari, 2014
Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menurut Margono (2004:158), “observasi adalah pengamatan dan pencatatan
yang sistematis terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian”.
Subagyo (2004: 63), menjelaskan bahwa observasi adalah pengamatan yang
dilakukan secara sengaja, sistematis mengenai fenomena sosial dengan
gejala-gejala psikis untuk kemudian dilakukan pencatatan. Observasi sebagai alat
pengumpulan data dapat dilakukan secara spontan, dapat pula dengan daftar
isian yang telah disiapkan.
Sedangkan Sugiono dalam Hariwijaya (2008: 63) „observasi merupakan
suatu proses komplek, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis
dan psikologis‟. Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.
Lebih lanjut Nawawi (1995: 100) menyatakan bahwa, Observasi ini
langsung dilakukan terhadap obyek di tempat terjadi atau berlangsungnya
peristiwa, sehingga observer berada bersama obyek yang diselidiki.
Dengan teknik observasi pertisipatif, peneliti harus banyak memainkan peran
selayaknya yang dilakukan oleh subyek penelitian, pada situasi yang sama atau
berbeda. Pada saat tercipta hubungan baik antara peneliti dan subyek, peneliti
bisa berperan serta dalam kegiatan-kegiatan subyek itu. Kemudian peneliti bisa
menarik diri lagi dari peran sertanya sehingga ia tidak kehilangan tujuan
utamanya. Peneliti yang terlalu terlibat atau berperan serta akan larut dalam
pekerjaan subyek penelitian, bisa kehilangan tujuan ut amanya (Danim, 2002:
124).
Untuk mengungkap data dan informasi mengenai implementasi pembiasaan
ṣalāt ḍuḥā dalam rangka pembinaan akhlak siswa, peneliti menggunakan teknik wawancara karena dalam penelitiannya menggunakan pendekatan kualitatif
Rina Puspita Sari, 2014
Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
implementasi atau penerapan pembiasaan ṣalāt ḍuḥā dalam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol tersebut.
3. Studi Dokumentasi
Sukmadinata (2007 : 221) menjelaskan bahwa studi dokumentasi merupakan suatu
teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen,
baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik.
Fathoni (2006: 112) menambahkan bahwa “studi dokumentasi ialah teknik pengumpulan data dengan mempelajari catatan-catatan mengenai data pribadi responden”.
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen
bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.
Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan,
ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar,
misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk
karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film, dan
lain-lain. Studi dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode
observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif (Sugiyono, 2011 : 240).
Metode dokumentasi adalah teknik pengambilan data yang diperoleh melalui
dokumen-dokumen. Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang:
1. Kondisi dan gambaran umum tentang SMPN 1 Patrol Indramayu.
2. Keadaan guru, karyawan, dan siswa.
3. Sarana dan prasarana sekolah.
Rina Puspita Sari, 2014
Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penelitian mengenai Implementasi Pembiasaan ṣalāt ḍuḥa dalam rangka
pembinaan akhlak siswa dilakukan melalui tiga tahapan melalui prosedur yang
telah ditetapkan oleh Universitas Pendidika Indonesia (UPI). Adapun
tahap-tahap penelitian kualitatif menurut Bogdan yang dikutip oleh Suwandi (2008:24)
yaitu tahap pra lapangan, tahap kegiatan lapangan, dan tahap analisis data.
Tahapan-tahapan dari penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pra Penelitian
Pada tahapan ini terdapat beberapa kegiatan yang dimulai dengan
menemukan masalah yang akan diteliti, kemudian menyusun rancangan
penelitian dengan membuat proposal skripsi. Setelah proposal disetujui,
peneliti mengurus perizinan kepada pihak-pihak yang berwenang
memberikan izin bagi pelaksanaan penelitian diantaranya yaitu mengajukan
surat perizinan kepada pihak universitas untuk diserahkan kepada pihak
sekolah. Kemudian peneliti menjajaki dan menilai keadaan lapangan sebagai
pra penelitian yang ditujukan untuk mengetahui gambaran umum mengenai
masalah yang akan diteliti.
2. Kegiatan Lapangan
Pada tahap ini peneliti sudah mendapat gambaran dan fokus
permasalahan lebih jelas, sehingga dapat menggali data secara spesifik. Data
yang telah diperoleh dari hasil observasi, wawancara serta studi dokumentasi
kemudian dikumpulkan sesuai dengan fokus permasalahan penelitian dan
tujuan penelitian yang telah dirumuskan. Pengumpulan data-data dilakukan
dengan teknik observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Jika dalam
tahap pra lapangan wawancara masih bersifat umum dan terbuka, maka pada
tahap ini wawancara dilakukan lebih berstruktur untuk memperoleh
informasi lebih mendalam.
3. Tahap Member Check
Tahap ini merupakan tahap pengecekan ulang dari data-data dan
Rina Puspita Sari, 2014
Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menguji kebenaran dan kesesuaian informasi yang telah dituangkan dalam
bentuk laporan yang bersifat naratif. Pengecekan ini dilakukan dengan cara
data-data yang sudah diperoleh melalui wawancara, observasi serta studi
dokumentasi disusun kembali untuk selanjutnya dilaporkan dan diperiksa
oleh pihak-pihak yang menjadi sumber data tersebut, apabila dirasakan ada
kekurangan atau kesalahan terhadap data yang diperoleh, maka akan
dilakukan koreksi atau penambahan bila dianggap perlu.
G. VALIDITAS DAN RELIABILITAS HASIL PENELITIAN
Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan valid apabila
tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang
sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Namun perlu diketahui dalam
penelitian kualitatif, kebenaran realitas data itu bersifat jamak dan tergantung
pada kemampuan peneliti mengkonstruksi fenomena yang diamati, serta
dibentuk dalam diri seseorang sebagai hasil proses mental tiap individu dengan
berbagai latar belakangnya”(Sugiyono, 2010:365). Lebih lanjut lagi penjelasan dalam penelitian sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan.
Reliabilitas penelitian ini akan sangat bergantung kepada kemungkinan
adanya pihak-pihak lain yang melakukan penelitian yang sama dengan hasil
yang sama pula. Untuk menjaga konsistensi dan kebenaran dari hasil penelitian,
peneliti melakukan langkah-langkah untuk menjaga konsistensi dan kebenaran
hasil penelitian yang dilakukan oleh manusia. Dalam menjaga kredibilitas hasil
penelitian, peneliti melakukan audit trail, artinya dapat dikonfirmasikan dengan
jejak yang dapat diukur dengan melakukan pemeriksaan guna meyakinkan
Rina Puspita Sari, 2014
Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
H. ANALISIS DATA
Proses analisis data ini peneliti lakukan secara terus menerus, bersamaan
dengan pengumpulan data dan kemudian dilanjutkan setelah pengumpulan data
dilakukan.
Di dalam melakukan analisis data peneliti mengacu kepada tahapan yang
dijelaskan Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2008: 246), “yang terdiri dari
tiga tahapan yaitu: reduksi data (data reduction), penyajian data (data display)
dan penarikan kesimpulan atau verifikasi (conclusion drawing verivication)”.
Tiga tahapan tersebut yaitu sebagai berikut:
1. Reduksi Data (data reduction)
Pada tahap ini, data yang diperoleh dari lokasi penelitian (data lapangan)
dituangkan dalam uraian atau laporan yang lengkap dan terinci. Laporan
lapangan oleh peneliti akan direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal yang
pokok, difokuskan pada hal-hal yang penting kemudian dicari tema atau
polanya dengan cara: diedit atau disunting, yaitu diperiksa atau dilakukan
pengecekan tentang kebenaran responden yang menjawab, kelengkapannya,
apakah ada jawaban yang tidak sesuai atau tidak konsisten. Kemudian,
dilakukan coding atau pengkodean, yaitu pemberian tanda atau simbol atau
kode bagi tiap-tiap jawaban yang termasuk dalam ketegori yang sama. Dan
selanjutnya, tabulasi atau pentabelan, yaitu jawaban-jawaban yang serupa
dikelompokkan dalam suatu tabel. Reduksi data ini dilakukan secara terus
menerus selama proses penelitian berlangsung.
2. Penyajian Data (data display)
Penyajian data atau display data dimaksudkan untuk memudahkan
Rina Puspita Sari, 2014
Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tertentu dari penelitian. Dengan kata lain merupakan pengorganisasian data
ke dalam bentuk tertentu sehingga kelihatan dengan sosoknya lebih utuh.
3. Penarikan Kesimpulan (Verifikasi)
Dalam penelitian kualitatif, penarikan kesimpulan dilakukan secara terus
menerus sepanjang proses penelitian berlangsung. Sejak awal memasuki
lapangan dan selama proses pengumpulan data, peneliti berusaha untuk
menganalisis dan mencari makna dari data yang dikumpulkan yaitu dengan
cara mencari pola, tema, hubungan persamaan, hal-hal yang sering timbul,
hipotesis dan sebagainya yang dituangkan dalam kesimpulan yang masih
bersifat tentatif, akan tetapi dengan bertambahnya data melalui proses
verifikasi secara terus menerus. Dengan kata lain, setiap kesimpulan
senantiasa terus dilakukan verifikasi selama penelitian berlangsung yang
melibatkan interpretasi peneliti.
I. TAHAP PENULISAN LAPORAN PENELITIAN
Setelah penelitian dilakukan maka tahap selanjutnya adalah pembuatan
laporan hasil penelitian dalam bentuk tertulis. Laporan hasil penelitian
merupakan bentuk pertanggungjawaban dari penelitian yang dilakukan
dengan maksud untuk mendokumentasikan secara sistematis segala proses
dan hasil penelitian yang telah dilakukan.
Hasil penelitian diperoleh dengan melakukan wawancara, observasi dan
dokumen sekolah. Berhubung banyaknya informan dan berbagai macam
informasi maka peneliti membuat singkatan teerhadap wawancara kepada
informan dan berbagai macam observasi dilingkungan sekolah maupun
diluar ligkungan sekolah. Yaitu sebagai berikut:
1. Observasi
a. Observasi lapangan = (OL)
Rina Puspita Sari, 2014
Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Observasi Sekolah = (OS)
2. Wawancara
a. Wawancara Kepala Sekolah = (WKS)
b. Wawancara Guru = (WG)
d. Wawancara Orang Tua Siswa = (WO)
- Ibu Oniyah = (WO1)
- Ibu Kimah = (WO2)
3. Sumber Dokumentasi = (SD)
- Profil Sekolah = (SD1)
Rina Puspita Sari, 2014
Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu
Rina Puspita Sari, 2014
Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Bab terakhir ini berisikan uraian kesimpulan penelitian yang telah
dilakukan. Selain itu diajukan beberapa rekomendasi yang telah berpedoman
pada hasil penelitian untuk pengembangan lebih lanjut lagi. Rekomendasi ini
disampaikan kepada pihak-pihak yang terkait dan para peneliti yang akan
mendalami dari sisi lain.
A. KESIMPULAN
Salah satu bukti cinta dan belas kasih Rasūlullāh SAW terhadap
umatnya adalah Beliau menganjurkan dan memberi teladan dalam
menjalankan şalāt sunnah kepada kita sebagai tambahan dalam beribadah
dan mendekatkan diri kepada Allāh SWT. Anjuran dan teladan ini tidak
lain kecuali agar mereka memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.
Rasūlullāh SAW ingin menyelamatkan umatnya dari
kerusakan-kerusakan dalam kehidupan dan agar mereka sampai kepada posisi
puncak keimanan.
alāt sunnah disyariatkan kepada umat Islam, tidak lain agar orang
mukmin semakin dekat kepada Allāh, karena ia merupakan salah satu
dari pemberian Tuhan yang sangat besar Nilainya. Diantara şalāt- şalāt
sunnah yang disyariatkan dalam Islam adalah alāt ḍuḥā, yaitu alāt
sunnah yang terdiri dari dua rakaat atau lebih, sebanyak-banyaknya dua
belas rakaat, ketika waktu ḍuḥā, yakni ketika waktu naiknya matahari
setinggi tombak atau kira-kira jam 8 atau jam 9 hingga tergekincirnya
matahari.
Meskipun alāt ḍuḥā waktunya dikerjakan bersamaan pada waktu
umumnya orang-orang sedang bekerja di waktu pagi, namun alāt ḍuḥā
Rina Puspita Sari, 2014
Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sebaliknya, alāt ḍuḥā merupakan salah satu kunci tercapainya prestasi
dalam kerja. Sebab dalam islam tidak ada satupun syariat yang dapat
membuat kerugian, tapi malah menguntungkan. Hal ini tergantung diri
kita sendiri. Mampu atau tidakkah kita menyelami hikmah yang ada di
dalamnya.
Namun yang pasti Allāh SWT telah menyatakan dalam firman-Nya
bahwa : ”Orang-orang yang mengingat Allāh sambil berdiri atau duduk
atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang
penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): ” Ya Tuhan kami, tiadalah
Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha suci engkau, maka
peliharalah kami dari siksa neraka ( Q.S.: Al-Imran [3]: 191)
Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data yang telah
dipaparkan pada bab sebelumnya, serta hasil analisis peneliti pada
pembahasan dapat dikemukakan kesimpulan. Adapun kesimpulan yang
diperoleh dari data penelitian di SMPN 1 Patrol yaitu sebagai berikut:
1. Implementasi pembiasaan alāt ḍuḥā dari hasil penelitian didapat
program, pelaksanaan dan hasil evaluasi alāt ḍuḥā adapun
pemaparannya sebagai berikut:
a. Munculnya program pembiasaan alāt ḍuḥā dilatarbalakangi karena
himbauan dari pemerintah daerah (PEMDA) untuk menerapkan alāt
ḍuḥā, dan dilatarbelakangi agar siswa lebih produktif dalam
memanfaatkan waktu untuk beribadah. Oleh karena itu, pembiasaan
alāt ḍuḥā ini selain bertujuan untuk pembinaan akhlak siswa, baik akhlak terhadap Allāh SWT maupun terhadap sesama manusia.
Selain itu, juga bertujuan untuk melatih siswa dalam memanfaatkan
Rina Puspita Sari, 2014
Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Pembiasaan alāt ḍuḥā dilaksanakan satu kali dalam seminggu, yaitu
pada hari jum’at. alāt ḍuḥā dimulai pada pukul 07.00-08.00 WIB.
Kegiatan ini dilaksanakan dengan cara sendiri-sendiri (munfarid)
minimal empat raka’at. Setelah alāt ḍuḥa selesai kemudian
membaca do’a oleh Guru dan diikuti oleh siswa.
c. Evaluasi alāt ḍuḥā yang terdapat di SMPN 1 Patrol yaitu suatu
tolak ukur yang dapat diambil dari pelaksanaan alāt ḍuḥā hal ini
bahwa evaluasi dari pembiasaan alāt ḍuḥā yaitu terwujudnya siswa
yang beriman dan bertaqwa serta menghiasi pribadi dengan akhlak
mulia.
2. Akhlak siswa SMPN 1 Patrol
Ada beberapa bentuk pembiasaan yang diterapkan oleh pihak
sekolah sebagai usaha untuk menumbuhkembangkan nilai-nilai akhlak
dan ketaqwaan terhadap Allāh SWT. Diantara bentuk kegiatan
pembiasaan yang diterapkan di SMPN 1 Patrol adalah sebagai berikut:
a. Berjabat tangan dan mengucapkan salam sewaktu bertemu teman,
guru, maupun karyawan.
b. Melakukan tadarus/membaca Al-Qurān sebelum pelajaran dimulai
c. Melaksanakan pesantren kilat bagi siswa di bulan Ramadan
d. Mewajibkan semua warga sekolah putera-puteri berpakaian muslim/
muslimah setiap hari
e. Melaksanakan peringatan-peringatan hari besar agama Islam dengan
melibatkan semua warga sekolah
f. Mewajibkan membaca doa saat mulai pelajaran dan akhir pelajaran.
Dengan terinternalisasinya nilai-nilai ajaran Islam maka dapat
membentuk generasi muda atau peserta didik yang berkepribadian
Rina Puspita Sari, 2014
Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dapat diinternalisasikan kepada para siswa melalui metode pembiasaan
yang diterapkan di SMPN 1 Patrol:
1) Ikhlas
Ikhlas adalah sikap batin dalam segala perbuatan bahwa apa yang
dilakukan semata-mata hanya untuk mendapatkan riḍa dari Allāh
SWT.
2) Tawakal
Tawakkal adalah sikap pasrah kepada Allāh SWT bahwa sesuatu
yang terjadi adalah kehendaknya. Manusia hanya wajib berdo'a dan
berusaha.
3) Disiplin
Disiplin adalah ketaatan dan kepatuhan seorang anak didik
terhadap aturan atau tata-tertib yang dijalankan oleh suatu lembaga
atau sekolah dan mengandung sanksi di dalamnya sebagai sesuatu
yang biasa.
4) Kebersihan
Kebersihan adalah sesuatu yang tidak mengandung najis dan
kotoran, atau sesuatu yang dapat merusak pandangan mata.
5) Persaudaraan
Persaudaraan (Ukhuwah) adalah semangat persaudaraan bahwa
setiap muslim adalah bersaudara. Sehingga untuk mewujudkan hal
tersebut di SMPN 1 Patrol diterapkan program "3S", yaitu saling
senyum, salam dan sapa di antara sesama warga sekolah, di antara
guru, karyawan, dan peserta didik.
Rina Puspita Sari, 2014
Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Persamaan (al-musawah) adalah pandangan bahwa sesama
manusia adalah sama, tanpa memandang jenis kelamin, kebangsaan,
ras, status sosial, dan lain-lain. Hal yang membedakan di antara
sesama manusia adalah tingkat ketaqwaannya di hadapan Allāh
SWT.
7) Syukur.
Syukur adalah sikap penuh terima kasih pada Allah SWT atas
segala karunia dan nikmat yang telah diberikan-Nya.
3. Dampak Akhlak Siswa SMPN 1 Patrol
Adapun dampak akhlak siswa di SMPN 1 Patrol setelah
melaksanakan pembiasaan alāt ḍuḥā yaitu:
a. Akhlak terhadap Allāh SWT
1) Siswa cukup mampu menerapkan rasa syukur atas segala nikmat
Allāh SWT baik melalui ucapan dengan membaca hamdalah
maupun perbuatan.
2) Siswa terlatih supaya tawakal, tetap berusaha dan belajar dengan
Sgiat dan rajin secara maksimal untuk memperoleh hasil yang
lebh baik lagi, baik di rumah maupun di sekolah.
3) Dengan penerapan pembiasaan siswa dapat meningkatkan sifat
keihklasan yaitu melalui amal jariyah untuk berinfak di sekolah
setiap hari senin, rabu dan jum’at yang mereka keluarkan dari
uang saku dan mereka lakukan tanpa paksaan dari orang lain
melainkan karena Allāh SWT.
Rina Puspita Sari, 2014
Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1) Siswa mampu menghiasi diri dengan akhlak mulia seperti
menerapkan adab kesopanan, ramah terhadap semua orang, baik
dengan perkataan maupun perbuatan.
2) Dengan adanya pembiasaan alāt ḍuḥā siswa dapat mengontrol
emosi atau amarah mereka, selain itu juga pikiran dan hati siswa
juga menjadi tenang sehingga akan memperlancar proses belajar.
3) Dengan pembiasaan alāt ḍuḥā tertanamnya sifat sabar,
menghindarkan hati dari bisikan setan serta berkeinginan diri
untuk meningkatkan ibadah kepada Allāh SWT.
c. Akhlak terhadap keluarga
1) Dengan adanya pembiasaan alāt ḍuḥā siswa dapat
meningkatkan ibadah şalāt kepada Allāh Swt seperti alāt sunah
ḍuḥā di rumah serta menanamkan sifat berbakti kepada kedua
orang tua baik perbuatan maupun ucapan.
2) Dengan adanya implementasi pembiasaan alāt ḍuḥā siswa
terlatih untuk selalu berdo’a memohon ampunan kepada Allāh
Swt agar semua dosa dan pengharapan orang tua terkabul.
3) Dengan adanya implementasi pembiasaan alāt ḍuḥā siswa
berbicara dengan orang tua dengan perkataan yang lemah lembut
dan bersikap sopan santun dihadapan kedua orang tua.
d. Akhlak dilingkungan sekolah yaitu terhadap Guru dan teman
1) Pembiasaan alāt ḍuḥā di SMPN 1 Patrol dapat menumbuhkan
rasa kasih sayang dan mempererat tali silaturahmi hubungan
antara siswa dan Guru.
2) Implementasi pembiasaan alāt ḍuḥā memberi pengaruh yaitu
Rina Puspita Sari, 2014
Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengajak kepada kebaikan yang berdampak terhadap akhlāk
terpuji.
B. REKOMENDASI
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka ada beberapa rekomendasi yang
perlu peneliti sampaikan selama peneliti mengamati di SMPN 1 Patrol,
diantaranya:
1. Setelah ditetapkan dan diterapkan program pembiasaan alāt ḍuḥā, maka
alangkah baiknya apabila kegiatan ini tetap dipertahankan dan
dikembangkan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya.
2. Dalam pelaksanaannya, hendaknya kegiatan alāt ḍuḥā ini dilaksanakan
secara bersama-sama oleh siswa dan semua dewan guru.
3. Diharapkan para dewan guru selalu memberi motivasi dan semangat
kepada siswa dalam melaksanakan kegiatan alāt ḍuḥā, sehingga tidak
ada unsur paksaan dalam diri siswa untuk mengikuti kegiatan ini.
4. Sebaiknya para dewan guru memberi suri tauladan kepada siswa, baik
berupa perkataan maupun perbuatan.
5. Rekomendasi bagi siswa-siswi SMPN 1 Patrol hendaknya ketika sudah
diperingati melaksanakan alāt ḍuḥā bergegas berkumpul dihalaman
Rina Puspita Sari, 2014
Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6. Rekomendasi bagi siswa-siswi SMPN 1 Patrol ketika sudah terbiasa