• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI PEMBIASAAN ṢALĀT ḌUḤĀ DALAM RANGKA PEMBINAAN AKHLAK SISWA DI SMPN 1 PATROL KECAMATAN PATROL KABUPATEN INDRAMAYU.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI PEMBIASAAN ṢALĀT ḌUḤĀ DALAM RANGKA PEMBINAAN AKHLAK SISWA DI SMPN 1 PATROL KECAMATAN PATROL KABUPATEN INDRAMAYU."

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

No.Daftar FPIPS:1355/UN.40.2.6.1/PL/2012

IMPLEMENTASI PEMBIASAAN ṢALĀT UĀ DALAM RANGKA PEMBINAAN AKHLAK SISWA DI SMPN 1 PATROL KECAMATAN

PATROL KABUPATEN INDRAMAYU

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Ilmu Pendidikan Agama Islam

oleh

Rina Puspita Sari

0801078

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

IMPLEMENTASI PEMBIASAAN SOLAT DUHA

DALAM RANGKA PEMBINAAN AKHLAK

SISWA DI SMPN 1 PATROL KECAMATAN

PATROL KABUPATEN INDRAMAYU

Oleh Rina Puspita Sari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Rina Puspita sari 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

April 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)
(4)

LEMBAR PENGESAHAN SKIRPSI

RINA PUSPITA SARI

0801078

IMPLEMETASI PEMBIASAAN SOLAT DUHA DALAM

RANGKA PEMBINAAN AKHLAK SISWA DI SMPN 1

PATROL KECAMATAN PATROLKABUPATEN

INDRAMAYU

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

PEMBIMBING I

Dr. Edi Suresma, S.Pd, M.Ag

Nip.196011241988031001

Pembimbing II

Dr. H. Aceng Kosasih, M.ag

Nip. 196509171990011001

Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam

Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Universitas Pendidikan Indonesia

Mengetahui

Ketua Prodi

(5)

Rina Puspita Sari, 2014

Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK………i

ABSTRACT……….ii

UCAPAN TERIMA KASIH………..iii

KATA PENGANTAR……….v

DAFTAR ISI………...vi

PEDOMAN TRANSLITERASI……….ix

DAFTAR TABEL………x

DAFTAR RALAT………..xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian………..………..………1

B. Rumusan Penelitian……….………..…………..6

C. Tujuan Penelitian……….……….………...6

D. Manfaat Penelitian……….……….……...7

E. Ruang Lingkup Penelitian………...…..…...7

F. Definisi Operasional………....8

G. Sistematika Penelitian………10

BAB II KAJIAN TEORI TENTANG PEMBIASAAN ṢAL T U Ā DAN AKHLAK A. Pembiasaan Ṣal t u 1. Pengertian pembiasaan...………..………11

2. Metode Pembiasaan Ṣal t u ...………...14

3. Urgensi Pembiasaan Ṣal t u …...………...17

4. Tata Cara Pelaksanaan Ṣal t u ...………...21

(6)

Rina Puspita Sari, 2014

Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. AKHLAK

1. Pengertian Akhlak………...27

2. Pendekatan Akhlak.…….………30

3. Ruang Lingkup Akhlak….………...31

a. Akhlak Terhadap Allāh SWT……….31

b. Akhlak Terhadap Diri Sendiri………35

c. Akhlak Terhadap Keluarga………37

d. Akhlak Terhadap Guru………..40

e. Akhlak Terhadap Teman………44

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Akhlak.…………..……….47

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian………..………49

B. Pendekatan Penelitian………...……….50

C. Lokasi Dan Subjek Penelitian……..…..………...52

D. Instrumen Penelitian …………..………53

E. Tekhnik Pengumpulan Data………...53

F. Tahap-Tahap Penelitian………..………...56

G. Validitas Dan Reliabilitas Hasil Penelitian………58

H. Analisis Data………..58

I. Tahap Penulisan Laporan Penelitian...………...60

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Hasil Penelitian………..…62

1. Profil Sekolah SMPN 1 Patrol……….62

a. Letak Dan Keadaan Geografis SMPN 1 Patrol……….62

(7)

Rina Puspita Sari, 2014

Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Struktur Organisasi SMPN 1 Patrol………...64

d. Keadaan Guru dan Karyawan di SMPN 1 Patrol………..66

e. Data Sarana dan Prasarana di SMPN 1 Patrol………...73

2. Bentuk-Bentuk Metode Pembiasaan Yang Diterapkan di SMPN 1 Patrol……… 76

3. Implementasi Pembiasaan Ṣal t u ...………..78

a. Perencanaan Pembiasaan Ṣal t u ..……….78

b. Pelaksanaan Pembiasaan Ṣal t u ..……….80

c. Evaluasi Pembiasaan Ṣal t u ...………...82

4. Akhlak Siswa di SMPN 1 Patrol………..84

5. Dampak Pembiasaan Ṣal t u Terhadap Akhlak Siswa di SMPN 1 Patrol……….96

a. Dampak Akhlak siswa Terhadap Allāh SWT………..…..96

b. Dampak Akhlak siswa Terhadap Diri Sendiri………...100

c. Dampak Akhlak siswa Terhadap Keluarga……….102

d. Dampak Akhlak siswa Terhadap Guru dan Teman…………...103

B. Pembahasan Penelitian ………....104

1. Temuan Penelitian………..104

2. Pembahasaan Hasil Penelitian………106

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan………..…117

B. Rekomendasi………...123

DAFTAR PUSTAKA……….124

RIWAYAT HIDUP………127

(8)

Rina Puspita Sari, 2014

Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu

(9)

Rina Puspita Sari, 2014

Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul:“Implementasi Pembiasaan alāt uḥā Dalam Rangka Pembinaan Akhlak Siswa Di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu”.

Penelitian ini dilatar belakangi bahwa Departemen Pendidikan Nasional telah menghasilkan Kurikulum 2004 yang berbasis pada kompetensi. Bebagai perangkat telah disiapkan sebagai persiapan pelaksanaanya. Salah satu perangkatnya adalah Kerangka Dasar Kurikulum 2004, yang didalamnya telah diatur tentang struktur Kurikulum untuk jenjang SD/MI, SMP/MTS dan SMA/MA. Untuk jenjang SMP/MTS kelas VII s/d IX program pembiasaan tersebut mendapat alokasi waktu selama 2 jam perminggu. Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk perbaikan pendidikan adalah membangun kultur akhlak mulia di kalangan siswa. Kultur akhlak mulia dapat diartikan sebagai kualitas kehidupan yang tumbuh dan berkembang berdasarkan spirit dan nilai-nilai akhlak mulia yang menghiasi sikap dan perilaku manusia dalam pengabdian hidupnya sehari-hari. Pengabdian ini tercermin dalam dua hubungan manusia, yakni hubungan dengan

Sang Pencipta, Allāh SWT, dan hubungan dengan sesama manusia, bahkan dalam berhubungan

dengan alam sekitarnya. Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk perbaikan pendidikan adalah penelitian tentang implementasi pembiasaan alāt uā dalam rangka pembinaan akhlak siswa di sekolah seperti yang diterapkan di SMPN 1 Patrol.

Permasalahan dalam penelitian ini yaitu siswa enggan untuk melaksanakan alāt uā karena waktu pelaksanaanya pagi hari dimana waktu pagi berbenturan dengan aktifitas dan kegiatan yang dilakukan sehari-hari. Rumusan masalah yang timbul dari permasalahan diatas yaitu bagaimana pembiasaan alāt uḥā dalam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol? Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan implementasi pembiasaan alāt

uā dalam rangka pembinaan akhlak siswa yang dilakukan di SMPN 1 Patrol.

Metode penelitian yang digunakan yaitu dengan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Tekhnik pengumpulan data yang dilakukan peneliti dengan menggunakan tekhnik wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Peneliti juga melakukan analisis data yang terdiri dari tiga tahapan yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.

Hasil penelitian selama meneliti di SMPN 1 Patrol yaitu diperoleh perencanaan alāt uā, pelaksanaan alāt uā dilakukan setiap hari jum’at dimulai satu jam pelajaran sekitar pukul

07.00-08.00 WIB kemudian dilakukan evaluasi akhir kegiatan dengan membuat pelaporan kegiatan kepada kepala sekolah. Dampak akhlak siswa setelah melakukan pembiasaan alāt

uā diantaranya siswa tertanam sikap ikhlas dalam melaksanakan setiap kegiatan, tawakal, disiplin, menanamkan kebersihan, persaudaraan, persamaan dan rasa syukur terhadap nikmat

dari Allāh SWT.

Kata Kunci : Akhlak, alāt uā, implementasi, pembiasaan. i

(10)

Rina Puspita Sari, 2014

Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

This research is titled: “The implementation of uā prayer to improve the best students attitude of SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu”.

Department of Nation education purpose curriculum 2004 whics based of competence. One of this part is the best structure of curriculum 2004. It consist of structure of curriculum 2004 grade SD/MI, SMP/MTS and SMA/MA. The first to third grade of SMP/MTS class VII-IX given time 2 hours/week. One of way to increase behaviour of the best students attitude. It means quality of life that grows based of spirit value, the best behaviour attitude implementation. The implementation of this, we can do in habitual action like relation us God comunication, social comunication and nature by the implementation of uḥā prayer. Students do the uḥā prayer

rarely, because they don’t have much time to do it in daily. So, how to increase and improve the

students doing uḥā prayer? The purpose from this research to describe implementation of uḥā prayer to improve the best students attitude of SMPN 1 Patrol.

The term is to describe implementation of uḥā prayer, the method of research is descriptive and qualitative method, collect the data, interview, observation. There are 3 parts to collect the data, reduction, explanation, and verification.

Implementation of uḥā prayer in SMPN 1 Patrol is done on Friday at 07.00-08.00 and must be report leader school. The impaced of students when prayer uḥā is shape they sincere in every activity, resignation, discipline, cleanliness, relationship, similarity, and be attracted to comfort Allah SWT.

Keywords : Attitude, uā prayer, implementation, behaviour

(11)

Rina Puspita Sari, 2014

Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

Menurut Muchtar (2005: 8) manusia diciptakan Allāh SWT dengan

sempurna dan memiliki kelebihan dari makhluk lainnya salah satunya yaitu

manusia dianugrahi akal. Dengan akal itulah manusia dapat memiliki ilmu.

Dengan akal itulah manusia dapat membedakan mana yang baik dan mana yang

tidak. Dengan akal itulah manusia dapat membedakan mana yang benar dan

mana yang salah.

Melalui pendidikan manusia dapat tumbuh dan berkembang secara wajar

dan sempurna sehingga dia melaksanakan tugas sebagai manusia. Pendidikan

dapat mengubah manusia dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari tidak baik

menjadi baik. Pendidikan mengubah semuanya. Begitu penting pendidikan dalam Islām sehingga merupakan suatu kewajiban bagi seseorang. Hal ini berdasarkan ḥadīś redaksi (Effendi, 2006).

Rasūlullāh SAW bersabda :

Pendidikan pada hakikatnya merupakan kasih sayang Allāh yang diturunkan kepada segenap makhluk terutama manusia. Dengan kasih

sayangnyalah suatu proses pendidikan berjalan dengan baik.

Keberimanan seseorang seluruhnya diukur oleh hal-hal yang bersifat

akhlaki, termasuk alāt, sebab seseorang yang melakukan alāt dengan makna

yang sebenarnya akan efektif untuk merealisasikan

tanhā„anilfakhsyā‟iwalmunkar, dimana dengannya akan tercipta masyarakat

(12)

Rina Puspita Sari, 2014

Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

metode pembiasaan, meskipun pada awalnya anak didik menolak atau terpaksa

melakukan suatu perbuatan atau akhlak yang baik, tetapi setelah lama

dipraktekkan secara terus-menerus dibiasakan akhirnya anak mendapatkan

akhlak mulia.

Kedudukan şalāt dalam agama Islām sebagai ibadah yang menempati posisi penting yang tidak dapat digantikan oleh ibadah apa pun juga, şalāt merupakan tiang agama yang tidak akan dapat tegak kecuali dengan şalāt. Şalāt adalah ibadah yang pertama kali diwajibkan oleh Allāh Swt kepada hamba-Nya,

perintah kewajibannya disampaikan langsung oleh Allāh SWT melalui dialog dengan Rasūl-Nya pada malam Mi‟raj. Şalāt juga merupakan amalan yang mula -mula akan dihisab (Ar-Rahbawi, 2001: xii).

Secara filosofis, ibadah dalam Islām tidak semata-mata bertujuan untuk menyembah Allāh SWT. Sebab, disembah atau tidak disembah, Allāh SWT tetaplah Allāh SWT. Esensi ketuhanan Allāh SWT tidak pernah berkurang sedikit pun apabila manusia dan seluruh makhluk di jagat raya ini tidak

menyembah-Nya. Ibadah merupakan upaya mendekatkan diri kepada Allāh

SWT. Allāh SWT adalah eksistensi Yang Maha Suci yang tidak dapat didekati

kecuali oleh yang suci. Diakui oleh para ulama dan para peneliti atau pakar,

bahwa salah satu ibadah yang sangat penting dalam Islām adalah şalāt. alāt

memiliki kedudukan istimewa baik dilihat dari cara memperoleh perintahnya

yang dilakukan secara langsung, kedudukan alāt itu sendiri dalam agama

maupun dampak atau fadilahnya.

Djalaludin dalam Hariyanto (2003: xix) menjelaskan, bahwa şalāt adalah

suatu kegiatan fisik dan mental-spiritual yang memberikan makna baik bagi hubungan dengan Allāh Swt, hubungan dengan sesama manusia, dan hubungan dengan diri sendiri.

Dengan demikian, menurut Al-Mahfani (2008: 30), şalāt merupakan

(13)

Rina Puspita Sari, 2014

Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sepenuh hati karena Allāh SWT, akan menumbuhkan sensasi kenikmatan tersendiri.

Ibadah şalāt dalam garis besarnya, dibagi kepada dua jenis, yaitu:

pertama, şalāt yang difar ukan, dinamai şalāt maktubah; dan yang kedua, şalāt

yang tidak difar ukan, dinamai şalāt sunah (Ash-Shiddieqy, 2001: 287).

Şalāt sunah ialah şalāt yang dianjurkan kepada orang mukallaf untuk mengerjakannya sebagai tambahan bagi şalāt far u, tetapi tidak diharuskan. Ia

disyariatkan untuk menambal kekurangan yang mungkin terjadi pada şalāt-şalāt

far u disamping karena şalāt itu mengandung keutamaan yang tidak terdapat

pada ibadah-ibadah lain. Şalāt sunah tersebut terbagi menjadi dua bagian, yaitu:

pertama, şalāt-şalāt sunah yang tidak disunatkan berjamaah, seperti: şalāt sunah Rawatib, şalāt sunah witir (kecuali pada bulan Ramadhan), şalāt sunah uā, şalāt sunah taḥiyyat al-masjid, şalāt tasbih, şalāt istikharah, sunah Hajat, sunah Taubah, sunah Tahajud, dan şalāt sunah Mutlak. Dan kedua, şalāt sunah yang

disunatkan berjamaah, seperti: alāt sunah „Idul fitri, alāt sunah „Idul „Adḥā, alāt sunah Kusuf (gerhana matahari), alāt sunah Kusuf (gerhana bulan), alāt sunah Istisqa‟, dan alāt sunah Tarawīh

Şalāt uḥāmerupakan salah satu di antara şalāt-şalāt sunah yang sangat dianjurkan oleh Rasūlullāh SAW. Banyak penjelasan para ulama, bahkan keterangan Rasūlullāh SAW yang menyebutkan berbagai keutamaan dan keistimewaan şalāt uā bagi mereka yang melaksanakannya (Alim, 2008: 63).

Şalāt merupakan rukun Islām yang kedua. Şalāt juga merupakan ibadah yang teramat penting bagi umat muslim dan tidak boleh diabaikan begitu saja

meski dalam keadaan seperti apapun. Rasūlullāh mengibaratkan alāt sebagai

tiang agama. Tanpa ada tiang maka bangunan akan roboh, tanpa alāt agama

akan runtuh. Oleh karena itu sudah menjadi kewajiban seorang muslim untuk

melakukan alāt. Bila tidak bisa tata caranya maka dia waib mempelajarinya

(14)

Rina Puspita Sari, 2014

Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Didalam Surah A - uḥāAllāh SWT bersumpah dengan waktu uḥā dan waktu malam:“Demi waktu matahari sepenggalahan naik, dan demi malam

apabila telah sunyi” (QS. A - uḥā [93]: 1-2). Pernahkah terlintas dalam benak kita mengapa Allāh SWT sampai bersumpah pada kedua waktu itu? Beberapa ahli tafsir berpendapat bahwa kedua waktu itu adalah waktu yang paling utama.

Dari dalil tersebut terlintas keinginan penulis untuk lebih memahami tentang

alāt uā.

Pada waktu itulah Allāh SWT sangat memperhatikan hamba-Nya yang paling giat mendekatkan diri kepada-Nya. Ditengah malam yang sunyi, dimana

orang-orang sedang tidur nyenyak tetapi hamba Allāh yang pintar mengambil

kesempatan disaat itu dengan bermujahadah melawan kantuk dan dinginnya

malam dan air wu ū‟, bangun untuk menghadap Khaliqnya, tidak lain hanya

untuk mendekatkan diri kepadanya (Syihabuddin, 2012).

Demikian juga dengan waktu uā, dimana orang-orang sibuk dengan

kehidupan duniawinya dan mereka yang tahu pasti akan meninggalkannya

sebentar untuk kembali mengingat Allāh SWT, sebagaimana yang dikatakan

oleh sahabat Zaid bin Arqam ra ketika beliau melihat orang-orang yang sedang

melaksanakan alāt uā: “Ingatlah, sesungguhnya mereka telah mengetahui

bahwa alāt itu dilain saat ini lebih utama”. Sesungguhnya Rasūlullāh SAW

bersabda: “ alāt uā itu ( alātul awwabīn) alāt orang yang kembali kepada

Allāh, setelah orang-orang mulai lupa dan sibuk bekerja, yaitu pada waktu anak-anak unta bangun karena mulai panas tempat berbaringnya” (HR Muslim)

(Effendi, 2006).

Lantas bagaimana tidak senang Allāh SWT dengan seorang hamba yang

(15)

Rina Puspita Sari, 2014

Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

“beruntung” bagi hambanya yang suka mendekatkan diri kepadanya. Dan satu hal yang perlu kita ingat bahwa rejeki itu bukan hanya bentuknya materi atau

uang belaka. Tetapi lebih dalam dari itu, segala sesuatu yang diberikan kepada

kita yang berdampak kebaikan kepada kehidupan kita didunia dan diakhirat

adalah rejeki. Dan puncak dari segala rejeki itu adalah kedekatan kepada Allāh

SWT dan tentu kalau berbicara ganjaran yaitu kenikmatan puncak yang paling

akhir adalah syurga. Oleh karena itu para ulama mengajarkan kita untuk berdo‟a

tentang rejeki ketika selesai alāt uā. Jadi salah satu fadilah (keutamaan) dari

alāt uḥā itu adalah sarana jalan untuk memohon limpahan rejeki dari Allāh SWT (Syihabuddin, 2012).

Tetapi yang lebih dalam dari itu lagi adalah alāt uḥā ini adalah salah amalan yang disukai Rasūlullah SAW beserta para sahabatnya (sunnah), sebagaimana anjuran Beliau yang disampaikan oleh Abū Hurairah ra: “Kekasihku Rasulūllāh SAW telah berwasiat kepadaku dengan puasa tiga hari setiap bulan, dua raka‟at uḥādan witir sebelum tidur” (Bukhari, Muslim, Abu Dawud) (Amiruddin, A, 2009: 42).

Kalaulah tidak khawatir jika umatnya menganggap alāt uḥā ini wajib hukumnya maka Rasūlullah SAW tidak akan pernah meninggalkannya. Para orang alim, awliya dan ulama sangatlah menjaga alāt uḥānya sebagaimana

yang dikatakan oleh Imam Syafi‟i:”Tidak ada alasan bagi seorang mukmin

untuk tidak melakukan alāt uā”. Hal ini sudah jelas dikarenakan oleh

seorang mukmin sangat apik dan giat untuk mendekatkan diri kepada Tuhannya”

(Syihabuddin, 2012).

Jadi tidak ada alasan lagi bagi kita sebagai seorang muslim yang mempunyai tujuan hidup untuk mendapatkan riḏa-Nya meninggalkan alāt uā

karena kesibukan duniawi kita kecuali karena kelalaian dan kebodohan kita

(16)

Rina Puspita Sari, 2014

Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

anjuran Beliau yang disampaikan oleh Abū Hurairah ra: ”Kekasihku Rasūlullāh SAW telah berwasiat kepadaku dengan puasa tiga hari setiap bulan, dua raka‟at uḥā dan witir sebelum tidur” (Bukhari, Muslim dan Abu Dawud) (Amiruddin,

A, 2009: 42).

Oleh karena itu, peneliti tertarik dan merasa perlu mengadakan

penelitian dengan judul:

“Implementasi Pembiasaan Şalāt uā Dalam Rangka Pembinaan Akhlak

Siswa Di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu.

B. RUMUSAN PENELITIAN

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan permasalahan pokok sebagai berikut: “Bagaimana Implementasi Pembiasaan

alāt uā Dalam Rangka Pembinaan Akhlak Siswa di SMPN 1 Patrol

Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu?”. Dari masalah pokok tersebut dapat

dijabarkan menjadi beberapa sub masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana implementasi pembiasaan alāt uā di SMPN 1 Patrol?

2. Bagaimana Akhlak siswa di SMPN 1 Patrol?

3. Bagaimana dampak implementasi pembiasaan alāt uḥā dalam pembinaan

akhlak siswa di SMPN 1 Patrol?

C. TUJUAN PENELITIAN

Sesuai dengan permasalahan di atas, maka yang menjadi tujuan pokok

penelitian ini adalah mengetahui Implementasi Pembiasaan alāt uḥā Dalam

Rangka Pembinaan Akhlak Siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol

Kabupaten Indramayu. Sedangkan secara khusus tujuan yang ingin diperoleh

dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui:

(17)

Rina Puspita Sari, 2014

Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Akhlak siswa di SMPN 1 Patrol.

3. Dampak implementasi pembiasaan alāt uḥā terhadap akhlak siswa di

SMPN 1 Patrol.

D. MANFAAT PENELITIAN

Dalam penelitian ini didapat beberapa manfaat diantaranya yaitu:

1. Memeberi informasi kepada para pendidik mengenai implementasi

pembiasaan alāt uḥā dalam pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol.

2. Penelitian ini dapat menjadi tambahan referensi dan memberikan kontribusi

pada pengembangan teori mengenai alāt uḥā dalam pembinaan akhlak

Untuk memahami skripsi ini maka peneliti perlu membatasi ruang

lingkup penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Ruang Lingkup Materi

Permasalahan pokok yang menjadi kajian pokok dalam penelitian ini adalah

terdapat variabel independen (variabel X) dan variabel dependen (variabel

Y). Variabel independen adalah implementasi pembiasaan alāt uḥā

meliputi perencanaan, proses dan hasil dari pembiasaan alāt uā. Dan

variabel dependen adalah jenis-jenis akhlak seperti akhlak kepada Allāh

SWT, akhlak kepada diri sendiri, akhlak kepada keluarga, dan akhlak kepada

Guru dan teman.

2. Ruang Lingkup Subjek

Ruang lingkup subjek dalam penelitian ini yaitu di SMPN 1 Patrol.

(18)

Rina Puspita Sari, 2014

Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun ruang lingkup lokasi penelitian yaitu terletak di Jalan Raya

Patrol, Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu.

4. Ruang Lingkup Waktu

Ruang lingkup waktu dalam penelitian ini yaitu tahun 2012.

F. DEFINISI OPERASIONAL

Definisi operasional dimaksudkan sebagai upaya penjelasan tentang

variabel-variabel penelitian, sesuai dengan konsep dan konteks dari setting

penelitian yang merujuk pada judul penelitian ini. Sehingga konsep tersebut

dapat diamati dan dapat diukur.

Agar tidak terjadi kesalahpahaman dan kekeliruan dalam memahami

konsep dan konteks permasalahan dalam penelitian ini, maka peneliti akan

menjelaskan beberapa istilah yang terdapat pada judul penelitian, yaitu:

1. Implementasi

Implementasi dalam kamus Bahasa Indonesia diartikan dengan

penerapan atau pelaksanaan, penerapan merupakan kemampuan

menggunakan materi yang telah dipelajari ke dalam situasi kongkret atau

nyata. Kata implementasi bermuara pada aktifitas adanya aksi, tindakan atau

mekanisme suatu sistem yang dilaksanakan dengan terencana dan dilakukan

secara sungguh-sungguh. Dalam hal ini peneliti memfokuskan pada

mekanisme penerapan pembelajaran mulai dari perencanaan, prosedur

pelaksanaan, dan proses evaluasi dengan identifikasi berbagai hambatan yang

ada dalam pelaksanaannya (Poerwadarminta, 2007: 150).

2. Pembiasaan alāt uā

Pembiasaan berasal dari kata “biasa” yang berarti sebagai sedia kala, sebagai yang sudah-sudah, tidak menyalahi adat atau tidak aneh. Dengan adanya prefix “pe” dan suffiks “an” menunjukkan arti proses. Sehingga pembiasaan dapat diartikan dengan proses membuat sesuatu atau seseorang

(19)

Rina Puspita Sari, 2014

Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

alāt uḥā adalah alāt sunah yang dikerjakan pada pagi hari, dimulai ketika matahari naik sepenggalah atau setelah terbit matahari (sekitar jam

07.00 WIB) sampai sebelum masuk waktu zuhur ketika matahari belum naik

pada posisi tengah-tengah (Al-Mahfani, 2008:11).

3. Implementasi pembiasaan alāt uḥā menurut peneliti yaitu dapat

disimpulkan bahwa pelaksanaan alāt sunah uā ( alāt sunah yang

dilakukan ketika matahari belum naik pada posisi tengah-tengah sekitar jam

07.00 WIB) dengan proses terus-menerus sehingga melakukan alāt uā

menjadi biasa atau terbiasa.

4. Akhlak Siswa

Imam Al-Ghazali mengemukakan, bahwa akhlak adalah suatu sifat yang

tertanam dalam jiwa yang daripadanya timbul perbuatan-perbuatan dengan

mudah, dengan tidak memerlukan pertimbangan pikiran terlebih dahulu.

Sedangkan Ahmad Amin menjelaskan bahwa akhlak adalah adatul iradah

atau kehendak yang dibiasakan (Mustofa, 2005:12).

Menurut Muchtar (2005: 157) peserta didik adalah orang yang menuntut

ilmu dilembaga pendidikan, bisa disebut juga sebagai murid, santri atau mahasiswa. Betapa islām mewajibkan dan memuliakan orang-orang yang menuntut ilmu.

Jadi, menurut peneliti dapat disimpulkan akhlak siswa yaitu perangai

atau tingkah laku atau suatu sifat yang tertanam peserta didik/siswa yang

daripadanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tidak

memerlukan pertimbangan pikiran (lebih dahulu) dalam kehidupan

(20)

Rina Puspita Sari, 2014

Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

G. SISTEMATIKA PENELITIAN

Untuk mempermudah penyusunan dan pemahaman dalam Penelitian

skripsi nanti, maka peneliti membuat sistematika penelitian sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan yang berisi latar belakang penelitian, rumusan

penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian,

definisi operasional dan sistematika penelitian.

BAB II Memuat kajian teori yang meliputi pembiasaan alāt uā dan

akhlak.

BAB III Memaparkan metode penelitian, pendekatan penelitian, lokasi

dan subjek penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data,

tahap-tahap penelitian, validitas dan reliabilitas data, analisis data dan tahap-tahap penulisan

laporan penelitian.

BAB IV Mendeskripsikan hasil penelitian untuk menjawab pertanyaan

dari permasalahan yang telah peneliti rumuskan. Pada bab ini juga dituliskan

analisis yang telah dideskripsikan dari hasil penelitian.

BAB V Berisikan kesimpulan dan rekomendasi peneliti dari hasil

penelitian yaitu implementasi pembiasaan alāt uḥā dalam rangka pembinaan

akhlak siswa. Pada akhir penelitian akan disertakan lampiran yang menurut

(21)

Rina Puspita Sari, 2014

Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu

(22)

Rina Puspita Sari, 2014

Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. METODE PENELITIAN

Arikunto (2010: 100) mengatakan bahwa:

Metode adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk

mengumpulkan data. “Cara” menunjuk pada sesuatu yang abstrak, tidak dapat

diwujudkan dalam benda yang kasat mata, tetapi hanya dapat dipertontonkan penggunaannya.

Penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu,

tetapi hanya menggambarkan “apa adanya” tentang sesuatu variabel, gejala atau

keadaan. Memang adakalanya dalam penelitian ingin juga membuktikan dugaan

tetapi tidak terlalu lazim. Yang umum adalah bahwa penelitian deskriptif tidak

dimaksudkan untuk menguji hipotesis (Arikunto, 2010: 234).

Sukmadinata (2007:74) mengungkapkan bahwa:

(23)

Rina Puspita Sari, 2014

Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Metode yang digunakan peneliti yaitu menggunakan metode deskriptif.

Metode ini dipilih karena peneliti bermaksud untuk mendapatkan gambaran

secara sistematis, faktual, akurat mengenai implementasi pembiasaan ṣalāt ḍuḥā dalam rangka pembinaan akhlak siswa, kemudian dilakukan analisis dan

interpretasi dalam bentuk kesimpulan dan rekomendasi. Mengingat tujuan

utama dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan implementasi

pembiasaan alāt ḍuḥā dalam rangka pembinaan akhlak siswa yang diterapkan di SMPN 1 Patrol Indramayu. Oleh karena itu, penelitian ini tergolong pada

penelitian deskriptif.

Dalam penelitian ini, penulis menyampaikan gambaran objek penelitian

sesuai yang ada di lapangan yaitu menggambarkan mengenai implementasi

pembiasaan ṣalāt ḍuḥā dalam rangka pembinaan akhlak siswa yang diterapkan di SMPN 1 Patrol Indramayu. Peneliti mengamati seluruh aktifitas mulai dari

perencanaan pembiasaan ṣalāt ḍuḥā, program dalam pembiasaan ṣalāt ḍuḥā, proses pembiasaan yang diciptakan dalam pembinaan akhlak siswa, evaluasi

yang dilakukan dalam pembiasaan ṣalāt ḍuḥā, dan hasil dari pembiasaan alāt ḍuḥā dalam pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Indramayu.

B. PENDEKATAN PENELITIAN

Adapun pendekatan penelitian yang dilakukan peneliti untuk memperoeh

data yang diperlukan di SMPN 1 Patrol Indramayu yaitu dengan menggunakan

pendekatan kualitatif.

Hariwijaya (2008: 51) mengatakan bahwa:

(24)

Rina Puspita Sari, 2014

Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengumpulan data, desain penelitian, dan alat-alat analisis serta hal-hal yang dianggap perlu dalam penelitian harus tersedia. Metode penelitian dianggap paling penting dalam menilai kualitas hasil penelitian. Keabsahan suatu penelitian ditentukan oleh metode penelitian.

Sebagaimana dikutip oleh Moleong (2002: 3), mendefinisikan “pendekatan

kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati”.

Sebagaimana (Yuswadi, 2005: 18) bahwa sifat dari penelitian kualitatif yaitu

mencari makna dari suatu fakta atau fenomena, maka kesungguhan seorang

peneliti dituntut ketika melakukan suatu observasi atau pengamatan di lapangan.

Seorang peneliti dalam penelitian kualitatif merupakan “instrument utama”

dalam proses pengumpulan data melalui pengamatan. Dalam penelitian kualitatif

seorang peneliti harus mampu melakukan proses imajinasi, berpikir secara

abstrak, dan bahkan jika memungkinkan dapat menghayati dan merasakan

fenomena yang terjadi di lapangan.

Sukmadinata (2007:94) menjelaskan penelitian kualitatif ditujukan untuk

memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut atau perspektif partisipan.

Partisipan adalah orang-orang yang diajak berwawancara, diobservasi, diminta

memberikan data, pendapat, pemikiran, persepsinya. Pemahaman diperoleh

melalui analisis berbagai keterkaitan dari partisipan dan melalui penguraian

“pemaknaan partisipan‟tentang situasi-situasi dan peristiwa-peristiwa. Pemaknaan partisipan meliputi perasaan, keyakinan, ide-ide, pemikiran dan

kegiatan dari partisipan.

Penelitian ini bersifat deskriptif yang memberi gambaran secermat mungkin

mengenai suatu individu, keadaan, gejala, atau kelompok tertentu, dalam

penelitian ini untuk mengetahui informasi tentang metode pembiasaan yang

(25)

Rina Puspita Sari, 2014

Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif,

yang berusaha memahami dan menafsirkan makna suatu peristiwa interaksi

tingkah–laku manusia dalam situasi tertentu menurut perspektif peneliti sendiri.

Pendekatan ini digunakan karena data yang diperoleh adalah data deskriptif yang

berupa kata-kata tertulis dan lisan dari orang-orang serta berupa perilaku yang

diamati.

C. LOKASI DAN SUBJEK PENELITIAN

Lokasi dalam penelitian ini adalah tempat berlangsungnya penelitian

yakni di SMPN 1 Patrol, tepatnya berada di jalan raya Patrol, kecamatan

Patrol, kabupaten Indramayu.

Menurut Moleong (2002: 90) Informan adalah orang yang dimanfaatkan

untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian.

Untuk menentukan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik

berdasarkan tujuan-tujuan tertentu (purposive sampling), dengan cara bola

salju (snow ball) yaitu menelusuri terus data yang dibutuhkan untuk

menjawab pertanyaan yang ada.

Informan dalam penelitian ini dibedakan menjadi :

a. Informan kunci (key informan)

Informan kunci dalam penelitian ini adalah guru agama Islam, terutama

bidang Aqidah, Ibadah, dan Akhlak.

b. Informan pendukung

Informan pendukung dalam penelitian ini terdiri dari :

1. Kepala Sekolah

2. Guru BP

3. Sebagian siswa kelas 3G (6 siswa) dan 3E (4 siswa)

Adapun subjek penelitian adalah:

1. Kepala Sekolah SMPN 1 Patrol

(26)

Rina Puspita Sari, 2014

Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Siswa-siswi SMPN 1 Patrol ada 10 siswa

4. Orang tua siswa-siswi SMPN 1 Patrol ada 2 orang

D. INSTRUMEN PENELITIAN

Dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrumen atau alat penelitian

adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai instrumen juga harus

“divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang

selanjutnya terjun ke lapangan. Validasi terhadap peneliti sebagai instrumen

meliputi validasi terhadap pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan

wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki obyek

penelitian, baik secara akademik maupun logistiknya. Yang melakukan validasi

adalah peneliti semdiri, penguasaan teori dan wawasan terhadap bidang yang

diteliti, serta kesiapan dan bekal memasuki lapangan (Sugiyono, 2011: 222).

Menurut Nasution yang dikutip Sugiyono (2010: 306) mengatakan bahwa:

Dalam penelitian kualitatif tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai intrumen penelitian utama. Alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatunya masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya.

E. TEKHNIK PENGUMPULAN DATA

Tekhnik pengumpulan data yang dilakukan peneliti selama proses meneliti

di lapangan menggunakan tiga tekhnik diantaranya adalah:

(27)

Rina Puspita Sari, 2014

Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Margono (2004: 165), “wawancara adalah alat pengumpul

informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan dan

dijawab secara lisan pula”.

Hariwijaya (2008: 64) menjelaskan, wawancara dapat dilakukan melalui

tatap muka (face to face) maupun menggunakan telepon. Wawancara

dipergunakan sebagai cara untuk memperoleh data dengan jalan mengadakan

wawancara dengan narasumber atau responden.

Berdasarkan strukturnya, pada penelitian kualitatif ada dua jenis wawancara.

Pertama, wawancara relatif tertutup. Pada wawancara dengan format ini,

pertanyaan-pertanyaan difokuskan pada topik-topik khusus atau umum. Panduan

wawancara dibuat cukup rinci. Pewawancara pun bekerja, sebagian besar

dipandu oleh item-item yang dibuatnya meskipun tetap terbuka berfikir

divergen. Kedua, wawancara yang terbuka. Pada wawancara ini, peneliti

memberikan kebebasan diri dan mendorongnya untuk berbicara secara luas dan

mendalam. Pada wawancara dengan format terbuka, subyek penelitian lebih kuat

pengaruhnya dalam menentukan isi wawancara (Danim, 2002: 132).

Menurut Fathoni (2006 : 105) bahwa hal-hal yang perlu diperhatikan dalam

wawancara diantaranya adalah:

a. Menjalani hubungan baik dengan yang akan diwawancarai serta

menjelaskan maksud dari wawancara yang akan dilakukan dengan harapan

dapat mengungkapkan sebanyak mungkin data yang ingin digali.

b. Menyampaikan pernyataan yang tercantum dalam kuesoner yang disusun

secara sistematikan.

c. Mencatat semua jawaban lisan yang diberikan oleh responden / informan

secara teliti, efisien dan efektif dengan memperhatikan maksud yang

tersirat dalam jawaban itu.

(28)

Rina Puspita Sari, 2014

Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Margono (2004:158), “observasi adalah pengamatan dan pencatatan

yang sistematis terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian”.

Subagyo (2004: 63), menjelaskan bahwa observasi adalah pengamatan yang

dilakukan secara sengaja, sistematis mengenai fenomena sosial dengan

gejala-gejala psikis untuk kemudian dilakukan pencatatan. Observasi sebagai alat

pengumpulan data dapat dilakukan secara spontan, dapat pula dengan daftar

isian yang telah disiapkan.

Sedangkan Sugiono dalam Hariwijaya (2008: 63) „observasi merupakan

suatu proses komplek, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis

dan psikologis‟. Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.

Lebih lanjut Nawawi (1995: 100) menyatakan bahwa, Observasi ini

langsung dilakukan terhadap obyek di tempat terjadi atau berlangsungnya

peristiwa, sehingga observer berada bersama obyek yang diselidiki.

Dengan teknik observasi pertisipatif, peneliti harus banyak memainkan peran

selayaknya yang dilakukan oleh subyek penelitian, pada situasi yang sama atau

berbeda. Pada saat tercipta hubungan baik antara peneliti dan subyek, peneliti

bisa berperan serta dalam kegiatan-kegiatan subyek itu. Kemudian peneliti bisa

menarik diri lagi dari peran sertanya sehingga ia tidak kehilangan tujuan

utamanya. Peneliti yang terlalu terlibat atau berperan serta akan larut dalam

pekerjaan subyek penelitian, bisa kehilangan tujuan ut amanya (Danim, 2002:

124).

Untuk mengungkap data dan informasi mengenai implementasi pembiasaan

alāt ḍuḥā dalam rangka pembinaan akhlak siswa, peneliti menggunakan teknik wawancara karena dalam penelitiannya menggunakan pendekatan kualitatif

(29)

Rina Puspita Sari, 2014

Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

implementasi atau penerapan pembiasaan ṣalāt ḍuḥā dalam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol tersebut.

3. Studi Dokumentasi

Sukmadinata (2007 : 221) menjelaskan bahwa studi dokumentasi merupakan suatu

teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen,

baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik.

Fathoni (2006: 112) menambahkan bahwa “studi dokumentasi ialah teknik pengumpulan data dengan mempelajari catatan-catatan mengenai data pribadi responden”.

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen

bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.

Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan,

ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar,

misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk

karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film, dan

lain-lain. Studi dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode

observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif (Sugiyono, 2011 : 240).

Metode dokumentasi adalah teknik pengambilan data yang diperoleh melalui

dokumen-dokumen. Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang:

1. Kondisi dan gambaran umum tentang SMPN 1 Patrol Indramayu.

2. Keadaan guru, karyawan, dan siswa.

3. Sarana dan prasarana sekolah.

(30)

Rina Puspita Sari, 2014

Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian mengenai Implementasi Pembiasaan ṣalāt ḍuḥa dalam rangka

pembinaan akhlak siswa dilakukan melalui tiga tahapan melalui prosedur yang

telah ditetapkan oleh Universitas Pendidika Indonesia (UPI). Adapun

tahap-tahap penelitian kualitatif menurut Bogdan yang dikutip oleh Suwandi (2008:24)

yaitu tahap pra lapangan, tahap kegiatan lapangan, dan tahap analisis data.

Tahapan-tahapan dari penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pra Penelitian

Pada tahapan ini terdapat beberapa kegiatan yang dimulai dengan

menemukan masalah yang akan diteliti, kemudian menyusun rancangan

penelitian dengan membuat proposal skripsi. Setelah proposal disetujui,

peneliti mengurus perizinan kepada pihak-pihak yang berwenang

memberikan izin bagi pelaksanaan penelitian diantaranya yaitu mengajukan

surat perizinan kepada pihak universitas untuk diserahkan kepada pihak

sekolah. Kemudian peneliti menjajaki dan menilai keadaan lapangan sebagai

pra penelitian yang ditujukan untuk mengetahui gambaran umum mengenai

masalah yang akan diteliti.

2. Kegiatan Lapangan

Pada tahap ini peneliti sudah mendapat gambaran dan fokus

permasalahan lebih jelas, sehingga dapat menggali data secara spesifik. Data

yang telah diperoleh dari hasil observasi, wawancara serta studi dokumentasi

kemudian dikumpulkan sesuai dengan fokus permasalahan penelitian dan

tujuan penelitian yang telah dirumuskan. Pengumpulan data-data dilakukan

dengan teknik observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Jika dalam

tahap pra lapangan wawancara masih bersifat umum dan terbuka, maka pada

tahap ini wawancara dilakukan lebih berstruktur untuk memperoleh

informasi lebih mendalam.

3. Tahap Member Check

Tahap ini merupakan tahap pengecekan ulang dari data-data dan

(31)

Rina Puspita Sari, 2014

Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menguji kebenaran dan kesesuaian informasi yang telah dituangkan dalam

bentuk laporan yang bersifat naratif. Pengecekan ini dilakukan dengan cara

data-data yang sudah diperoleh melalui wawancara, observasi serta studi

dokumentasi disusun kembali untuk selanjutnya dilaporkan dan diperiksa

oleh pihak-pihak yang menjadi sumber data tersebut, apabila dirasakan ada

kekurangan atau kesalahan terhadap data yang diperoleh, maka akan

dilakukan koreksi atau penambahan bila dianggap perlu.

G. VALIDITAS DAN RELIABILITAS HASIL PENELITIAN

Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan valid apabila

tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang

sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Namun perlu diketahui dalam

penelitian kualitatif, kebenaran realitas data itu bersifat jamak dan tergantung

pada kemampuan peneliti mengkonstruksi fenomena yang diamati, serta

dibentuk dalam diri seseorang sebagai hasil proses mental tiap individu dengan

berbagai latar belakangnya”(Sugiyono, 2010:365). Lebih lanjut lagi penjelasan dalam penelitian sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan.

Reliabilitas penelitian ini akan sangat bergantung kepada kemungkinan

adanya pihak-pihak lain yang melakukan penelitian yang sama dengan hasil

yang sama pula. Untuk menjaga konsistensi dan kebenaran dari hasil penelitian,

peneliti melakukan langkah-langkah untuk menjaga konsistensi dan kebenaran

hasil penelitian yang dilakukan oleh manusia. Dalam menjaga kredibilitas hasil

penelitian, peneliti melakukan audit trail, artinya dapat dikonfirmasikan dengan

jejak yang dapat diukur dengan melakukan pemeriksaan guna meyakinkan

(32)

Rina Puspita Sari, 2014

Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

H. ANALISIS DATA

Proses analisis data ini peneliti lakukan secara terus menerus, bersamaan

dengan pengumpulan data dan kemudian dilanjutkan setelah pengumpulan data

dilakukan.

Di dalam melakukan analisis data peneliti mengacu kepada tahapan yang

dijelaskan Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2008: 246), “yang terdiri dari

tiga tahapan yaitu: reduksi data (data reduction), penyajian data (data display)

dan penarikan kesimpulan atau verifikasi (conclusion drawing verivication)”.

Tiga tahapan tersebut yaitu sebagai berikut:

1. Reduksi Data (data reduction)

Pada tahap ini, data yang diperoleh dari lokasi penelitian (data lapangan)

dituangkan dalam uraian atau laporan yang lengkap dan terinci. Laporan

lapangan oleh peneliti akan direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal yang

pokok, difokuskan pada hal-hal yang penting kemudian dicari tema atau

polanya dengan cara: diedit atau disunting, yaitu diperiksa atau dilakukan

pengecekan tentang kebenaran responden yang menjawab, kelengkapannya,

apakah ada jawaban yang tidak sesuai atau tidak konsisten. Kemudian,

dilakukan coding atau pengkodean, yaitu pemberian tanda atau simbol atau

kode bagi tiap-tiap jawaban yang termasuk dalam ketegori yang sama. Dan

selanjutnya, tabulasi atau pentabelan, yaitu jawaban-jawaban yang serupa

dikelompokkan dalam suatu tabel. Reduksi data ini dilakukan secara terus

menerus selama proses penelitian berlangsung.

2. Penyajian Data (data display)

Penyajian data atau display data dimaksudkan untuk memudahkan

(33)

Rina Puspita Sari, 2014

Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tertentu dari penelitian. Dengan kata lain merupakan pengorganisasian data

ke dalam bentuk tertentu sehingga kelihatan dengan sosoknya lebih utuh.

3. Penarikan Kesimpulan (Verifikasi)

Dalam penelitian kualitatif, penarikan kesimpulan dilakukan secara terus

menerus sepanjang proses penelitian berlangsung. Sejak awal memasuki

lapangan dan selama proses pengumpulan data, peneliti berusaha untuk

menganalisis dan mencari makna dari data yang dikumpulkan yaitu dengan

cara mencari pola, tema, hubungan persamaan, hal-hal yang sering timbul,

hipotesis dan sebagainya yang dituangkan dalam kesimpulan yang masih

bersifat tentatif, akan tetapi dengan bertambahnya data melalui proses

verifikasi secara terus menerus. Dengan kata lain, setiap kesimpulan

senantiasa terus dilakukan verifikasi selama penelitian berlangsung yang

melibatkan interpretasi peneliti.

I. TAHAP PENULISAN LAPORAN PENELITIAN

Setelah penelitian dilakukan maka tahap selanjutnya adalah pembuatan

laporan hasil penelitian dalam bentuk tertulis. Laporan hasil penelitian

merupakan bentuk pertanggungjawaban dari penelitian yang dilakukan

dengan maksud untuk mendokumentasikan secara sistematis segala proses

dan hasil penelitian yang telah dilakukan.

Hasil penelitian diperoleh dengan melakukan wawancara, observasi dan

dokumen sekolah. Berhubung banyaknya informan dan berbagai macam

informasi maka peneliti membuat singkatan teerhadap wawancara kepada

informan dan berbagai macam observasi dilingkungan sekolah maupun

diluar ligkungan sekolah. Yaitu sebagai berikut:

1. Observasi

a. Observasi lapangan = (OL)

(34)

Rina Puspita Sari, 2014

Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Observasi Sekolah = (OS)

2. Wawancara

a. Wawancara Kepala Sekolah = (WKS)

b. Wawancara Guru = (WG)

d. Wawancara Orang Tua Siswa = (WO)

- Ibu Oniyah = (WO1)

- Ibu Kimah = (WO2)

3. Sumber Dokumentasi = (SD)

- Profil Sekolah = (SD1)

(35)

Rina Puspita Sari, 2014

Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu

(36)

Rina Puspita Sari, 2014

Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab terakhir ini berisikan uraian kesimpulan penelitian yang telah

dilakukan. Selain itu diajukan beberapa rekomendasi yang telah berpedoman

pada hasil penelitian untuk pengembangan lebih lanjut lagi. Rekomendasi ini

disampaikan kepada pihak-pihak yang terkait dan para peneliti yang akan

mendalami dari sisi lain.

A. KESIMPULAN

Salah satu bukti cinta dan belas kasih Rasūlullāh SAW terhadap

umatnya adalah Beliau menganjurkan dan memberi teladan dalam

menjalankan şalāt sunnah kepada kita sebagai tambahan dalam beribadah

dan mendekatkan diri kepada Allāh SWT. Anjuran dan teladan ini tidak

lain kecuali agar mereka memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.

Rasūlullāh SAW ingin menyelamatkan umatnya dari

kerusakan-kerusakan dalam kehidupan dan agar mereka sampai kepada posisi

puncak keimanan.

alāt sunnah disyariatkan kepada umat Islam, tidak lain agar orang

mukmin semakin dekat kepada Allāh, karena ia merupakan salah satu

dari pemberian Tuhan yang sangat besar Nilainya. Diantara şalāt- şalāt

sunnah yang disyariatkan dalam Islam adalah alāt ḍuḥā, yaitu alāt

sunnah yang terdiri dari dua rakaat atau lebih, sebanyak-banyaknya dua

belas rakaat, ketika waktu ḍuḥā, yakni ketika waktu naiknya matahari

setinggi tombak atau kira-kira jam 8 atau jam 9 hingga tergekincirnya

matahari.

Meskipun alāt ḍuḥā waktunya dikerjakan bersamaan pada waktu

umumnya orang-orang sedang bekerja di waktu pagi, namun alāt ḍuḥā

(37)

Rina Puspita Sari, 2014

Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sebaliknya, alāt ḍuḥā merupakan salah satu kunci tercapainya prestasi

dalam kerja. Sebab dalam islam tidak ada satupun syariat yang dapat

membuat kerugian, tapi malah menguntungkan. Hal ini tergantung diri

kita sendiri. Mampu atau tidakkah kita menyelami hikmah yang ada di

dalamnya.

Namun yang pasti Allāh SWT telah menyatakan dalam firman-Nya

bahwa : ”Orang-orang yang mengingat Allāh sambil berdiri atau duduk

atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang

penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): ” Ya Tuhan kami, tiadalah

Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha suci engkau, maka

peliharalah kami dari siksa neraka ( Q.S.: Al-Imran [3]: 191)

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data yang telah

dipaparkan pada bab sebelumnya, serta hasil analisis peneliti pada

pembahasan dapat dikemukakan kesimpulan. Adapun kesimpulan yang

diperoleh dari data penelitian di SMPN 1 Patrol yaitu sebagai berikut:

1. Implementasi pembiasaan alāt ḍuḥā dari hasil penelitian didapat

program, pelaksanaan dan hasil evaluasi alāt ḍuḥā adapun

pemaparannya sebagai berikut:

a. Munculnya program pembiasaan alāt ḍuḥā dilatarbalakangi karena

himbauan dari pemerintah daerah (PEMDA) untuk menerapkan alāt

ḍuḥā, dan dilatarbelakangi agar siswa lebih produktif dalam

memanfaatkan waktu untuk beribadah. Oleh karena itu, pembiasaan

alāt ḍuḥā ini selain bertujuan untuk pembinaan akhlak siswa, baik akhlak terhadap Allāh SWT maupun terhadap sesama manusia.

Selain itu, juga bertujuan untuk melatih siswa dalam memanfaatkan

(38)

Rina Puspita Sari, 2014

Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Pembiasaan alāt ḍuḥā dilaksanakan satu kali dalam seminggu, yaitu

pada hari jum’at. alāt ḍuḥā dimulai pada pukul 07.00-08.00 WIB.

Kegiatan ini dilaksanakan dengan cara sendiri-sendiri (munfarid)

minimal empat raka’at. Setelah alāt ua selesai kemudian

membaca do’a oleh Guru dan diikuti oleh siswa.

c. Evaluasi alāt uḥā yang terdapat di SMPN 1 Patrol yaitu suatu

tolak ukur yang dapat diambil dari pelaksanaan alāt ḍuḥā hal ini

bahwa evaluasi dari pembiasaan alāt ḍuḥā yaitu terwujudnya siswa

yang beriman dan bertaqwa serta menghiasi pribadi dengan akhlak

mulia.

2. Akhlak siswa SMPN 1 Patrol

Ada beberapa bentuk pembiasaan yang diterapkan oleh pihak

sekolah sebagai usaha untuk menumbuhkembangkan nilai-nilai akhlak

dan ketaqwaan terhadap Allāh SWT. Diantara bentuk kegiatan

pembiasaan yang diterapkan di SMPN 1 Patrol adalah sebagai berikut:

a. Berjabat tangan dan mengucapkan salam sewaktu bertemu teman,

guru, maupun karyawan.

b. Melakukan tadarus/membaca Al-Qurān sebelum pelajaran dimulai

c. Melaksanakan pesantren kilat bagi siswa di bulan Ramadan

d. Mewajibkan semua warga sekolah putera-puteri berpakaian muslim/

muslimah setiap hari

e. Melaksanakan peringatan-peringatan hari besar agama Islam dengan

melibatkan semua warga sekolah

f. Mewajibkan membaca doa saat mulai pelajaran dan akhir pelajaran.

Dengan terinternalisasinya nilai-nilai ajaran Islam maka dapat

membentuk generasi muda atau peserta didik yang berkepribadian

(39)

Rina Puspita Sari, 2014

Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dapat diinternalisasikan kepada para siswa melalui metode pembiasaan

yang diterapkan di SMPN 1 Patrol:

1) Ikhlas

Ikhlas adalah sikap batin dalam segala perbuatan bahwa apa yang

dilakukan semata-mata hanya untuk mendapatkan riḍa dari Allāh

SWT.

2) Tawakal

Tawakkal adalah sikap pasrah kepada Allāh SWT bahwa sesuatu

yang terjadi adalah kehendaknya. Manusia hanya wajib berdo'a dan

berusaha.

3) Disiplin

Disiplin adalah ketaatan dan kepatuhan seorang anak didik

terhadap aturan atau tata-tertib yang dijalankan oleh suatu lembaga

atau sekolah dan mengandung sanksi di dalamnya sebagai sesuatu

yang biasa.

4) Kebersihan

Kebersihan adalah sesuatu yang tidak mengandung najis dan

kotoran, atau sesuatu yang dapat merusak pandangan mata.

5) Persaudaraan

Persaudaraan (Ukhuwah) adalah semangat persaudaraan bahwa

setiap muslim adalah bersaudara. Sehingga untuk mewujudkan hal

tersebut di SMPN 1 Patrol diterapkan program "3S", yaitu saling

senyum, salam dan sapa di antara sesama warga sekolah, di antara

guru, karyawan, dan peserta didik.

(40)

Rina Puspita Sari, 2014

Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Persamaan (al-musawah) adalah pandangan bahwa sesama

manusia adalah sama, tanpa memandang jenis kelamin, kebangsaan,

ras, status sosial, dan lain-lain. Hal yang membedakan di antara

sesama manusia adalah tingkat ketaqwaannya di hadapan Allāh

SWT.

7) Syukur.

Syukur adalah sikap penuh terima kasih pada Allah SWT atas

segala karunia dan nikmat yang telah diberikan-Nya.

3. Dampak Akhlak Siswa SMPN 1 Patrol

Adapun dampak akhlak siswa di SMPN 1 Patrol setelah

melaksanakan pembiasaan alāt ḍuḥā yaitu:

a. Akhlak terhadap Allāh SWT

1) Siswa cukup mampu menerapkan rasa syukur atas segala nikmat

Allāh SWT baik melalui ucapan dengan membaca hamdalah

maupun perbuatan.

2) Siswa terlatih supaya tawakal, tetap berusaha dan belajar dengan

Sgiat dan rajin secara maksimal untuk memperoleh hasil yang

lebh baik lagi, baik di rumah maupun di sekolah.

3) Dengan penerapan pembiasaan siswa dapat meningkatkan sifat

keihklasan yaitu melalui amal jariyah untuk berinfak di sekolah

setiap hari senin, rabu dan jum’at yang mereka keluarkan dari

uang saku dan mereka lakukan tanpa paksaan dari orang lain

melainkan karena Allāh SWT.

(41)

Rina Puspita Sari, 2014

Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Siswa mampu menghiasi diri dengan akhlak mulia seperti

menerapkan adab kesopanan, ramah terhadap semua orang, baik

dengan perkataan maupun perbuatan.

2) Dengan adanya pembiasaan alāt ḍuḥā siswa dapat mengontrol

emosi atau amarah mereka, selain itu juga pikiran dan hati siswa

juga menjadi tenang sehingga akan memperlancar proses belajar.

3) Dengan pembiasaan alāt ḍuḥā tertanamnya sifat sabar,

menghindarkan hati dari bisikan setan serta berkeinginan diri

untuk meningkatkan ibadah kepada Allāh SWT.

c. Akhlak terhadap keluarga

1) Dengan adanya pembiasaan alāt uḥā siswa dapat

meningkatkan ibadah şalāt kepada Allāh Swt seperti alāt sunah

ḍuḥā di rumah serta menanamkan sifat berbakti kepada kedua

orang tua baik perbuatan maupun ucapan.

2) Dengan adanya implementasi pembiasaan alāt ḍuḥā siswa

terlatih untuk selalu berdo’a memohon ampunan kepada Allāh

Swt agar semua dosa dan pengharapan orang tua terkabul.

3) Dengan adanya implementasi pembiasaan alāt ḍuḥā siswa

berbicara dengan orang tua dengan perkataan yang lemah lembut

dan bersikap sopan santun dihadapan kedua orang tua.

d. Akhlak dilingkungan sekolah yaitu terhadap Guru dan teman

1) Pembiasaan alāt ḍuḥā di SMPN 1 Patrol dapat menumbuhkan

rasa kasih sayang dan mempererat tali silaturahmi hubungan

antara siswa dan Guru.

2) Implementasi pembiasaan alāt ḍuḥā memberi pengaruh yaitu

(42)

Rina Puspita Sari, 2014

Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengajak kepada kebaikan yang berdampak terhadap akhlāk

terpuji.

B. REKOMENDASI

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka ada beberapa rekomendasi yang

perlu peneliti sampaikan selama peneliti mengamati di SMPN 1 Patrol,

diantaranya:

1. Setelah ditetapkan dan diterapkan program pembiasaan alāt ḍuḥā, maka

alangkah baiknya apabila kegiatan ini tetap dipertahankan dan

dikembangkan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan

sebelumnya.

2. Dalam pelaksanaannya, hendaknya kegiatan alāt ḍuḥā ini dilaksanakan

secara bersama-sama oleh siswa dan semua dewan guru.

3. Diharapkan para dewan guru selalu memberi motivasi dan semangat

kepada siswa dalam melaksanakan kegiatan alāt ḍuḥā, sehingga tidak

ada unsur paksaan dalam diri siswa untuk mengikuti kegiatan ini.

4. Sebaiknya para dewan guru memberi suri tauladan kepada siswa, baik

berupa perkataan maupun perbuatan.

5. Rekomendasi bagi siswa-siswi SMPN 1 Patrol hendaknya ketika sudah

diperingati melaksanakan alāt ḍuḥā bergegas berkumpul dihalaman

(43)

Rina Puspita Sari, 2014

Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6. Rekomendasi bagi siswa-siswi SMPN 1 Patrol ketika sudah terbiasa

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu satu cara untuk dapat mengatasi permasalahan, terutama kegagalan impelementasi teknologi informasi tersebut adalah dengan melakukan pengembangan model

Teknik Kimia adalah untuk menghasilkan lulusan yang berkualifikasi yang memiliki integritas ilmiah, bersifat terbuka, tanggap terhadap perkembangan ilmu, teknologi

(studi eksperimen pada siswa kelas x sman 1 losarang dengan materi pokok bank, lembaga keuangan bukan bank, dan otoritas jasa keuangan. Universitas Pendidikan Indonesia |

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa Indomaret ( Gamal Abdul Nasir ) Margonda Depok, Jawa Barat, dilihat dari 5 ( lima ) dimensi kualitas pelayanan Philip Kotler ( 2002 :

Sehubungan dengan makin kompleksnya perawatan intensif neonatus, bayi baru lahir kurang bulan dan yang lahir dengan berat badan kurang akan dapat tetap hidup dan dapat bertahan lebih

[r]

”Salah satu alternatif pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman konsep ekonomi siswa dan penerapan sistem belajar yang berpusat pada siswa adalah dengan menerapkan

Universitas Sumatera