• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DENGAN PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA Peningkatan Pemahaman Konsep Matematika dengan Penerapan Pembelajaran Matematika Berbasis Konstruktivisme (PTK) pada Siswa Kelas X Jurusan Teknik Otomotif SMK Muhammadiyah 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DENGAN PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA Peningkatan Pemahaman Konsep Matematika dengan Penerapan Pembelajaran Matematika Berbasis Konstruktivisme (PTK) pada Siswa Kelas X Jurusan Teknik Otomotif SMK Muhammadiyah 1"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DENGAN PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA

BERBASIS KONSTRUKTIVISME

(PTK di Kelas XB Teknik Otomotif SMK Muhammadiyah 1 Boyolali Tahun Ajaran 2013/2014)

NASKAH PUBLIKASI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Guna Mencapai Derajat

Sarjana S-1

Program Studi Pendidikan Matematika

 

GUNAWAN A 410 100 267

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DENGAN PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS

KONSTRUKTIVISME  

Oleh: Gunawan1 dan Sri Sutarni2

1

Mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP UMS, surya_sunrise@rocketmail.com

2

Staf Pengajar UMS Surakarta, s_sutarni@ymail.com

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika dengan penerapan pembelajaran berbasis konstruktivisme. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri atas dua siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa dan guru matematika kelas X B Teknik Otomotif SMK Muhammadiyah 1 Boyolali tahun 2013/ 2014. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, catatan lapangan, tes, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan metode alur yang terdiri dari tiga alur yaitu proses analisis data, penyajian data, dan verifikasi data. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematika, hal ini dapat dilihat dari: 1) kemampuan mengaplikasikan rumus, sebelum tindakan 33,33% dan setelah tindakan meningkat menjadi 100%, 2) kemampuan memecahkan masalah yang berkaitan dengan konsep matematika, sebelum tindakan 33,33% dan setelah tindakan meningkat menjadi 83,33%, 3) kemampuan mengajukan pertanyaan dan tanggapan kepada guru, sebelum tindakan 22,22% dan setelah tindakan meningkat menjadi 66,67% dan 4) kemampuan membuat kesimpulan, sebelum tindakan 27,78% dan setelah tindakan meningkat menjadi 72,22%. Penelitian ini menyimpulkan bahwa dengan penerapan pembelajran berbasis konstruktivisme dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kelas X B Teknik Otomotif SMK Muhammadiyah 1 Boyolali pada pokok bahasan Program Linear.

(4)

I. PENDAHULUAN

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan

teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan

mengembangkan daya pikir manusia. Sebagai bukti bahwa matematika

mempunyai peranan penting adalah pelajaran matematika diberikan kepada semua

jenjang pendidikan mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi.

Mengingat pentingnya peranan matematika ini, upaya untuk

meningkatkan sistem pengajaran matematika selalu menjadi perhatian,

khususnya bagi pemerintah dan ahli pendidikan matematika. Salah satu

upaya nyata yang telah dilakukan pemerintah terlihat pada penyempurnaan

kurikulum matematika. Ditetapkannya Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun

2007 tentang Standar Nasional Pendidikan membawa implikasi terhadap sistem

dan penyelenggaraan pendidikan termasuk pengembangan dan pelaksanaan

kurikulum. Kebijakan pemerintah tersebut mengamanatkan kepada setiap satuan

pendidikan dasar dan menengah untuk mengembangkan Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP).  Menurut Depdiknas (2006), Salah satu tujuan

Kurikulum KTSP pelajaran matematika yaitu agar peserta didik memiliki

kemampuan memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep

dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan

(5)

Memahami konsep merupakan kemampuan siswa dalam melakukan

prosedur (algoritma) secara luwes, akurat, efisien dan tepat (Asep Jihad dan Abdul

Haris dalam Dwi Retnowati dan Budi Murtiyasa, 2013: 15). Fokus pada hakikat

pembelajaran matematika adalah pemahaman konsep. Jika siswa akan mempelajari

konsep yang baru, maka siswa harus menguasai konsep yang mendasari konsep

tersebut. Hal tersebut dikarenakan konsep-konsep dalam matematika tersusun

secara sistematis, hirarkis, dan logis mulai dari sederhana sampai kompleks.

Hasil observasi yang diperoleh dari hasil kerja siswa kelas X B Teknik

otomitif semester genap SMK Muhammadiyah 1 Boyolali tahun 2013/2014

bervariasi. Diperoleh data bahwa tingkat pemahaman konsep matematika siswa

ditinjau dari : 1) Kemampuan siswa mengaplikasikan rumus atau konsep 33,33%,

2) Kemampuan siswa mengajukan pertanyaan dan tanggapan kepada guru 22,22%,

3) Kemampuan siswa dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan konsep

matematika 33,33%, 4) Kemampuan siswa dalam membuat kesimpulan 27,78%.

Dari data tersebut menunjukkan bahwa tingkat pemahaman siswa dalam belajar

matematika masih rendah.

Driver and Bell dalam Suyono dan Hariyanto (2011:106) mengemukakan

bahwa karakteristik pembelajaran konstruktivisme sebagai berikut, (i) siswa tidak

dipandang sebagai sesuatu yang pasif melainkan memiliki tujuan, (ii) belajar harus

mempertimbangkan seoptimal mungkin proses keterlibatan siswa, (iii)

pengetahuan bukan sesuatu yang datang dari luar, melainkan dikonstruksi secara

(6)

melibatkan pengaturan situasi lingkungan belajar, dan (v) kurikulum bukanlah

sekadar hal dipelajari, melainkan seperangkat pembelajaran, materi dan sumber.

Berdasarkan uraian di atas tentang permasalahan dalam pemahaman

konsep matematika, maka peneliti akan melakukan penelitian tentang penerapan

pembelajaran matematika beracuan konstruktivisme yang diharapkan dapat

meningkatkan pemahaman konsep matematika pada siswa yang dilakukan di SMK

Muhammadiyah 1 Boyolali.

II. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu

peningkatan pemahaman konsep matematika dengan penerapan pembelajaran

berbasis konstruktivisme yang dilakukan secara kolaborasi antara guru matematika

dan peneliti.

Pada penelitian ditentukan tujuan penelitian, permasalahan penelitian, dan

rencana tindakan. Pada tahap ini guru dan peneliti dapat bekerja sama

merencanakan pembelajaran yang tepat bagi siswa. Perencanaan ini ditujukan agar

kelemahan praktek pembelajaran yang ada dapat diatasi. Dalam tahap ini peneliti

dapat memberikan alternatif penyelesaian yang baik bagi guru, dan menyusunnya

dalam tindakan proses belajar mengajar.

Perencanaan tersebut disusun dan dilaksanakan oleh guru melalui tindakan

kelas dengan partisipasi dan peran aktif siswa. Dalam pelaksanaan tersebut,

(7)

dengan guru pada saat refleksi. Dari sinilah guru akan mengetahui kekurangan –

kekurangan yang ada di kelas selama guru mengajar, sehingga perencanaan dapat

disusun lagi untuk mengatasi kekurangan tersebut. Selanjutnya dilakukan

perencanaan lagi untuk mendapat hasil pembelajaran yang lebih baik dan tidak

mengulang kembali dampak negatif dari tindakan kelas yang telah diambil

sebelumnya.

Penelitian tindakan ditandai dengan adanya perbaikan terus menerus

sehingga tercapainya sasaran dari penelitian tersebut. Perbaikan tersebut dilakukan

pada setiap siklus yang dirancang oleh peneliti. PTK bercirikan perbaikan terus

menerus sehingga kepuasan peneliti menjadi tolak ukur berhasilnya siklus – siklus

tersebut.

III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan tindakan kelas yang akan dilakukan guru dan peneliti

dilaksanakan di SMK Muhammadiyah 1 Boyolali dengan menggunakan metode

penerapan model pembelajaran matematika berbasis konstruktivisme. Pelaksanaan

proses pembelajaran tersebut dibagi menjadi 2 siklus.

Siklus I Pembelajaran di kelas dimulai dengan salam pembuka, mencatat

kehadiran siswa. Siswa diberikan motivasi tentang pentingnya mempelajari materi

Program linear, tujuan pembelajaran serta guru memberikan buku materi tentang

program linear kepada siswa.

Sebelum pembelajaran dimulai, guru mengenalkan proses pembelajaran

(8)

matematika berbasis konstruktivisme. Guru menerangkan materi tentang program

linear serta memberikan contoh soal pada siswa. Dalam menyampaikan materi,

peneliti mengarahkan siswa agar siswa dapat memahami bagaimana cara

menggambar grafik himpunan penyelesaian, memahami model matematika dari

soal cerita dan menentukan suatu daerah himpunan penyelesaian. Sehingga siswa

seolah-olah dapat menemukan sendiri rumus-rumus untuk menyelesaiakn masalah

tersebut. Dalam pembelajaran siswa diberikan kesempatan untuk aktif bertannya

dan mengerjakan contoh-contoh soal yang diberikan ke depan kelas. Setelah

penyampaian materi selesai, masing-masing individu diberi latihan-latihan yang

telah disediakan oleh peneliti dan meminta siswa untuk mengerjakannya. Siswa

dapat mengerjakan soal yang ada dan dapat bertanya kepada teman lain dalam satu

kelas. Peneliti berperan sebagai fasilitator dan peninjau keadaan berlangsungnya

pembelajaran di kelas. Bersama-sama dengan siswa guru membahas soal-soal

yang belum terselesaikan kemudian membuat kesimpulan tentang materi yang

telah dipelajari.

Di akhir pelajaran pertemuan, siswa diberikan pekerjaan rumah sebagai

tugas individu kemudian membuat refleksi tentang pembelajaran yang telah

dilakukan. Siswa bersama peneliti membahas soal yang belum dimengerti

kemudian membuat kesimpulan tentang materi terkait. Selanjutnya di akhir

pertemuan kedua siswa diberikan post test untuk mengetahui keberhasilan siswa

(9)

Siklus II, Pertama guru menyiapkan segala sesuatu yang akan digunakan

dalam kegiatan pembelajaran, kemuadian guru mengucapkan salam dan

menanyakan kehadiran siswa. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan

pembelajaran dan gambaran kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan serta

memotivasi siswa yang berkaitan dengan pentingnya mempelajari materi yang

akan dipelajari.

Kegiatan selanjutnya guru bersama siswa membahas PR dari pertemuan

sebelumnya. Setelah itu guru membentuk kelompok yang beranggotakan 4 – 5

siswa secara heterogen berdasar hasil siklus I. Tiap siswa dalam kelompok

mendapatkan lembar kegiatan yang berisi materi dan latihan soal yang telah

disiapkan guru. Guru menjelaskan materi tentang cara menentukan nilai optimum

dari system pertidaksamaan linear disertai dengan contoh soal. Siswa diberikan

kesempatan untuk menanyakan materi yang belum mereka pahami. Setelah siswa

paham tentang materi yang telah dijelaskan, siswa diminta untuk mengerjakan soal

kelompok. Tiap – tiap kelompok mendiskusikan soal kerja kelompok dan guru

memfasilitasi dalam kegiatan diskusi. Beberapa siswa menuliskan jawaban mereka

di depan kelas dan siswa dari kelompok lain menanggapi. Siswa diberikan

kesempatan bertanya materi yang belum dipahami. Setelah tanya jawab selesai dan

siswa sudah paham, guru memberikan soal mandiri (tes individu). Pada siklus II

ini peningkatan setiap indikator dengan menggunakan penerapan model

(10)

0.00%

Sebelum Tindakan Siklus I Siklus II

Banyak Siswa

Grafik

 

Peningkatan

 

Kemampuan

 

Pemahaman

 

Konsep

 

Matematika

 

Kemampuan siswa mengaplikasikan rumus

Kemampuan siswa dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan konsep matematika

Kemampuan siswa

mengajukan pertanyaan dan tanggapan kepada guru

Tabel 3.1

Peningkatan pemahaman konsep

No Indikator Sebelum

Tindakan

Siklus I Siklus II

1. Kemampuan siswa mengaplikasikan rumus

2. Kemampuan siswa dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan konsep matematika

3. Kemampuan siswa mengajukan pertanyaan dan tanggapan kepada guru

4. Kemampuan siswa membuat kesimpulan

Peningkatan Pemahaman Konsep Matematika dengan Penerapan

(11)

IV. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, PTK yang dilakukan

secara kolaborasi antara peneliti dan guru matematika di kelas XB Teknik otomotif

semester genap SMK Muhammadiyah 1 Boyolali dapat disimpulkan bahwa

dengan menerapkan pembelajaran berbasis konstruktivisme dapat meningkatkan

pemahaman konsep matematika pada siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari

tercapainya indikator yaitu.

1. Kemampuan siswa mengaplikasikan rumus

Pada kondisi awal sebelum dilakukan tindakan, siswa yang

mampu mengaplikasikan rumus sebanyak 6 siswa (33,33%), Pada

putaran I siswa yang mampu mengaplikasikan rumus sebanyak 11

siswa (61,11%), pada putaran II siswa yang mampu mengaplikasikan

rumus sebanyak 18 siswa (100%).

2. Kemampuan siswa dalam memecahkan masalah yang berkaitan

dengan konsep matematika

Pada kondisi awal sebelum dilakukan tindakan, siswa yang

mampu memecahkan masalah yang berkaitan dengan konsep sebanyak

6 siswa (33,33%), pada putaran I siswa yang mampu memecahkan

masalah yang berkaitan dengan konsep sebanyak 10 siswa (55,55%),

pada putaran II siswa yang mampu memecahkan masalah yang

(12)

3. Kemampuan siswa mengajukan pertanyaan kepada guru

Pada kondisi awal sebelum dilakukan tindakan, siswa yang

mampu mengajukan pertanyaan kepada guru sebanyak 4 siswa

(22,22%), pada putaran I siswa yang mampu mengajukan pertanyaan

kepada guru sebanyak 8 siswa (44,44%), pada putaran II siswa yang

mampu mengajukan pertanyaan kepada guru sebanyak 12 siswa

(66,67%).

4. Kemampuan siswa membuat kesimpulan

Pada kondisi awal sebelum dilakukan tindakan, siswa yang

mampu mengajukan membuat kesimpulan sebanyak 5 siswa (27,78%),

pada putaran I siswa yang mampu membuat kesimpulan sebanyak 8

siswa (44,44%), pada putaran II siswa yang mampu membuat

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Jihad, Asep dkk. (2013) “Memahami konsep merupakan kemampuan siswa dalam

melakukan prosedur (algoritma) secara luwes, akurat, efisien dan tepat”.

Komalasari, Kokom. 2013. Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi.

Bandung: Refika Aditama

Retnowati, Dwi Dan Budi Murtiyasa (2013) “Upaya Meningkatkan Pemahaman

Konsep dan Disposisi Matematis Menggunakan Model Pembelajaran

Gambar

Gambar 3.1 Peningkatan Pemahaman Konsep Matematika dengan Penerapan

Referensi

Dokumen terkait

(2) The reading skill of the students who have high interest is significantly different from that of those who have low interest and (3) There is an interaction

The results of this research can enrich creativity literature in education and help primary English teachers to be knowledgeable, discover, and develop their

Pada hari ini, Jumat tanggal 15 Januari 2OL5, saya yang dengan Keputusan Rektor Universitas Negeri Malang Nomor t4.L.32lUN32lKP/20L5 tanggal 14 Januari z}l,s,

3 Metode pengelasan yang digunakan adalah MIG dengan perlakuan preheating sebelum dilakukan pengelasan. Sedangkan bahan penelitian yang digunakan adalah cast wheel

Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juni 2012 ini ialah komponen bioaktif, dengan judul Kajian Stabilitas Komponen Volatil dan

[r]

[r]

Perkembangan permukiman Kampung Assegaf yang awalnya memusat dengan pola permukiman bentuk memanjang pada garis sungai kemudian berkembang menyebar dengan bentuk memanjang