• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR ISI. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Manfaat...7

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAFTAR ISI. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Manfaat...7"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

viii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

DAFTAR SINGKATAN ... xiii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... .1

1.2 Rumusan Masalah ... .5

1.3 Tujuan ... .6

1.4 Manfaat ... .7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Hipertensi ... .9

2.2 Etiologi Hipertensi ... .9

2.3 Patofisiologi ... .10

2.4 Jenis – Jenis Hipertensi ... .11

2.5 Tanda dan Gejala Hipertensi ... .11

2.6 Klasifikasi Hipertensi ... .11

2.7 Penatalaksanaan Hipertensi ... .12

2.8 Komplikasi Hipertensi ... 13

(2)

ix BAB 3 KERANGKA KONSEP

3.1 Kerangka Konsep... 18

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional... 19

3.3 Hipotesis Penelitian ... 22

BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian ... 25

4.2 Kerangka Kerja ... 25

4.3 Tempat dan Waktu Penelitian ... 27

4.4 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling Penelitian ... 27

4.5 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ... 29

4.6 Pengolahan dan Analisis Data ... 37

BAB 5 PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian ... 41

5.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 54

5.3 Keterbatasan Penelitian ... 61

BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN 6.1 Simpulan ... 62

6.2 Saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(3)

x ABSTRAK

Keberhasilan upaya pembangunan kesehatan dapat diukur dengan meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH). Peningkatan UHH berdampak pada pergeseran pola penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit degeneratif seperti hipertensi. Di Indonesia, hipertensi merupakan masalah serius, selain karena prevalensinya tinggi, juga penyakit yang diakibatkan sangat fatal seperti penyakit jantung, stroke, dan gagal ginjal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap angka kejadian hipertensi di Dusun Padukaha Kelod Desa Bunga Mekar Kecamatan Nusa Penida Kabupaten Klungkung. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan menggunakan pendekatan cross sectional. Jumlah responden 110 sampel. Penelitian ini menggunakan teknik non probability dengan teknik purposive sampling. Analisis data secara bivariat dan multivariat dengan metode regresi logistik menggunakan program komputer. Faktor faktor yang terbukti sebagai faktor risiko hipertensi adalah usia (p=0,03; OR=2,94 dan CI=1,14-7,58), keturunan (p=0,00; OR=0,69 dan CI= 0,02-0,22), merokok dengan kategori perokok berat (p= 0,00; OR= 7,86 dan CI= 2,75-22,40), minum alkohol dengan kategori sering (p= 0,03; OR= 3,37 dan CI= 1,16-9,76), konsumsi makanan asin dengan kategori jarang (p=0,03; OR= 0,03 dan CI= 0,01-0,74), dan aktivitas fisik berat (p= 0,00; OR= 5,60 dan CI= 1,79-17,50). Faktor-faktor yang terbukti sebagai faktor risiko hipertensi adalah usia, keturunan, merokok dengan kategori perokok berat, minum alkohol, konsumsi makanan asin dengan kategori jarang, dan aktivitas fisik. Faktor-faktor yang tidak terbukti sebagai faktor risiko hipertensi adalah diet, jenis kelamin dan faktor stress. Berdasarkan hasil diatas, disarankan kepada perawat agar memberikan edukasi kepada masyarakat terkait faktor risiko kejadian hipertensi untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Kata kunci : Faktor risiko, Hipertensi

(4)

xi ABSTRACT

The index of health development success can be measured by increase in life expectancy. The increase in life expectancy will result in changes of a shift in patterns of infectious diseases to degenerative diseases such hypertention. In Indonesia, hypertention is a serious health condition because of its high prevalence and in addition it can cause increase in the risk of heart attack, stroke, and kidney problems. This study was conducted to analyze the prevalence factors associated with hypertention in Dusun Padukaha Kelod Desa Bunga Mekar, District of Nusa Penida, Klungkung Regency. This study is an observational analysis research with cross sectional approach. 110 respondents were selected by purposive sampling. Data was analyzed in bivariate and multivariate with logistic regression method using computer program. Risk factors have been proven to increase hypertention are age (p=0,03; OR=2,94 and CI=1,14-7,58), heredity (p=0,00; OR=0,69 and CI= 0,02-0,22), a heavy smoker (p= 0,00; OR= 7,86 and CI= 2,75-22,40), a heavy drinker (p= 0,03; OR= 3,37 and CI= 1,16-9,76), rare category of salty foods consumption (p=0,03; OR= 0,03 and CI= 0,01-0,74), and heavy physical activity (p= 0,00; OR= 5,60 dan CI= 1,79-17,50). It can be concluded that proven risk factors for hypertention were age, heredity, a heavy smoker, a heavy drinker, rare category of salty foods consumption, and heavy physical activity. Unproven risk factor of hypertention were diet, gender dan stress factor. Based on the above results, it is suggested to the nurse to give education and related risk factors of hypertension to improve public health.

Keyword : Hypertension, Risk Factor

(5)

xii BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Umur harapan hidup (UHH) merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan upaya pembangunan kesehatan. Pada tahun 1983 UHH penduduk Indonesia sebesar 58 tahun dan tahun 1988 meningkat menjadi 63 tahun. Proporsi penduduk Indonesia umur 55 tahun ke atas pada tahun 1980 sebesar 7,7% dari seluruh populasi, pada tahun 2000 meningkat menjadi 9,37% dan tahun 2010 proporsi tersebut akan meningkat menjadi 12%, serta UHH meningkat menjadi 65-70 tahun (Sugiharto, 2007). Di Bali khususnya umur harapan hidup penduduk tahun 2009-2010 mengalami peningkatan dari 70,67 menjadi 70,72 (1%) (Depkes 2010). Dengan meningkatnya umur harapan hidup yang mempengaruhi kondisi demografi akan berdampak terjadinya transisi epidemiologi (Rajab, 2008).

Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 dan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 dan 2001, tampak bahwa selama 12 tahun (1995-2007) telah terjadi transisi epidemiologi dimana kematian karena penyakit tidak menular (PTM) semakin meningkat, sedangkan kematian karena penyakit menular semakin menurun. Salah satu PTM yang menjadi masalah kesehatan yang sangat serius saat ini adalah hipertensi yang disebut sebagai the silent killer (Rahajeng & Tuminah, 2009).

Hipertensi merupakan salah satu gangguan kardiovaskuler yang sering dialami oleh masyarakat. Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat (Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, 2014). Berdasarkan tekanan diastolik, hipertensi sering digolongkan ke dalam tiga kategori, yaitu hipertensi ringan dengan tekanan diastolik 95-104 mmHg, hipertensi sedang dengan tekanan diastolik 105-114 mmHg, dan hipertensi berat dengan tekanan diastolik lebih dari 115 mmHg (Guyton & Hall, 2007).

(6)

xiii

Banyak faktor yang dapat memperbesar risiko atau kecenderungan seseorang menderita hipertensi, diantaranya umur, jenis kelamin, suku, genetik serta faktor obesitas, stres, konsumsi garam, merokok, dan konsumsi alkohol. Beberapa faktor yang mungkin berpengaruh terhadap timbulnya hipertensi biasanya tidak berdiri sendiri, tetapi secara bersama-sama sesuai dengan teori mozaik pada hipertensi esensial (Guyton & Hall, 2007). Teori tersebut menjelaskan bahwa terjadinya hipertensi disebabkan oleh beberapa faktor yang saling mempengaruhi, dimana faktor utama yang berperan dalam patofisiologi adalah faktor genetik dan paling sedikit tiga faktor lingkungan yaitu asupan garam,stres dan obesitas (Sugiharto, 2007). Beberapa faktor penyebab dapat dihindari dalam penanganan hipertensi seperti faktor lingkungan. Faktor genetik sendiri tidak dapat dihindari, maka dari itu individu perlu mendapatkan penatalaksanaan dalam perawatan penyakit hipertensi (Rahajeng & Tuminan, 2009).

Penatalaksanaan hipertensi dapat dilakukan dengan terapi farmakologi maupun non farmakologi. Penanganan hipertensi secara farmakologi memiliki efek samping yang bermacam-macam tergantung pada jenis obat yang digunakan dan seringkali memerlukan dua atau lebih obat antihipertensi untuk mencapai target tekanan darah yang diinginkan (Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik, 2006). Penatalaksanaan nonfarmakologi merupakan pengobatan tanpa obat-obatan yang diterapkan pada hipertensi, dengan cara ini penurunan tekanan darah diupayakan melalui pencegahan dengan menjalani pola hidup sehat. Pada penderita hipertensi yang mengalami kelebihan berat badan dianjurkan untuk menurunkan berat badannya sampai batas ideal dengan cara membatasi makan dan mengurangi makanan berlemak, mengurangi penggunaan garam, menghentikan pemakaian alkohol dan narkoba, hidup dengan pola yang sehat, istirahat yang cukup, berhenti merokok, mengelola stres, melakukan olahraga yang tidak terlalu berat secara teratur (Susilo & Wulandari, 2011). Upaya penatalaksanaan penyakit hipertensi merupakan tindakan dalam pencegahan dari segala komplikasi yang dapat muncul akibat hipertensi yang tidak terkontrol.

(7)

xiv

Hipertensi dapat mengakibatkan berbagai komplikasi terhadap penyakit lain, bahkan penyebab timbulnya penyakit jantung, ginjal, dan stroke. Hipertensi yang tidak terkontrol dapat menimbulkan kerusakan pada organ, dan menyebabkan serangan jantung, stroke, gangguan ginjal, serta kebutaan. Dari beberapa penelitian dilaporkan bahwa penyakit hipertensi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan peluang tujuh kali lebih besar terkena stroke, enam kali lebih besar terkena congestive heart failure, dan tiga kali lebih besar terkena serangan jantung (Rahajeng & Tuminan, 2009).

American Heart Association (AHA) (2008) menyatakan bahwa hampir satu milyar orang atau satu dari empat orang dewasa mengalami hipertensi di dunia. Di Indonesia jumlah penderita hipertensi diperkirakan mencapai 15 juta orang dengan 90% diantaranya merupakan hipertensi karena keturunan (AHA, 2008). Berdasarkan jumlah tersebut hanya 4% yang merupakan hipertensi terkontrol, 50% diantaranya bahkan tidak menyadari sebagai penderita hipertensi sehingga cenderung menjadi hipertensi berat karena tidak menghindari dan tidak mengetahui faktor risikonya (Martiningsih, 2011). Penelitian yang dilakukan oleh Rahajeng dan Tumirah (2011) menunjukkan prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 32,2%, sedangkan prevalensi hipertensi berdasarkan diagnosis oleh tenaga kesehatan dan atau riwayat minum obat hanya 7,7% atau hanya 24,2% dari kasus hipertensi di masyarakat. Data Riset Kesehatan Dasar Provinsi Bali (2013) menyebutkan bahwa jumlah pasien hipertensi essensial (primer) di Bali sebanyak 0,2%. Jumlah pasien hipertensi ensensial (primer) di Kabupaten Klungkung sebanyak 0,3%.

Beberapa hasil penelitian menjelaskan pengaruh faktor-faktor seperti umur, jenis kelamin, merokok, minuman beralkohol, dan asupan natrium terhadap tekanan darah. Hasil penelitian Anggara dan Prayitno (2013) jenis kelamin tidak berhubungan dengan tekanan darah sedangkan umur, pendidikan, pekerjaan, obesitas, merokok, konsumsi alkohol, olahraga, asupan natrium, dan asupan kalium berhubungan dengan tekanan darah. Pada penelitian ini yang mengalami hipertensi sebagian besar pada umur ≥40 tahun, responden yang merokok,

(8)

xv

pengkonsumsi alkohol, obesitas, dan responden yang tidak bekerja. Menurut hasil penelitian Sigarlaki (2006) jenis kelamin, faktor stress, faktor makanan berhubungan dengan hipertensi.

Kecamatan Nusa Penida merupakan salah satu kecamatan yang memiliki wilayah laut terbesar di Kabupaten Klungkung. Salah satu Dusun dari Kecamatan Nusa Penida Kabupaten Klungkung yang terkenal dengan hasil lautnya adalah Dusun Pundukaha Kelod. Dusun Pundukaha Kelod merupakan dusun terdiri dari lima banjar yang berada di ujung barat Pulau Nusa Penida, yang wilayahnya merupakan pesisir pantai perairan Laut Badung dengan Pulau Bali. Dusun Pundukaha Kelod terkenal dengan produksi lautnya yang cukup tinggi dan sebagian besar masyarakatnya berprofesi sebagai nelayan. Hasil laut yang diperoleh selain untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga juga ada yang dijual keluar daerah. Hasil laut tersebut merupakan makanan yang hampir setiap hari dikonsumsi masyarakat di Dusun Pundukaha Kelod sebagai lauk pauk, mereka mengolah hasil laut tersebut dengan cara diasap dan digoreng, akan tetapi yang sering dilakukan pada masyarakat di Dusun Pundukaha Kelod yaitu dengan pengasinan ikan/ikan diberi garam kemudian di jemur, karena cara ini lebih praktis dan bisa bertahan lama. Selain itu merokok dan minum alkohol merupakan kebiasaan yang sering dilakukan oleh masyarakat di Dusun Pundukaha Kelod.

Berdasarkan data di Puskesmas I Nusa Penida Kecamatan Nusa Penida Kabupaten Klungkung pada tahun 2014 menyatakan bahwa penyakit tertinggi di wilayah tersebut adalah hipertensi. Hasil pemeriksaan yang dilakukan masyarakat Nusa Penida tahun 2014 ke Puskesmas 1 Nusa Penida menyebutkan bahwa penderita hipertensi tertinggi berada di Dusun Pundukaha Kelod dengan jumlah penderita sebanyak 96 orang, Banjar Karangdawa jumlah penderita hipertensi sebanyak 14 orang, Banjar Penangkitan jumlah penderita hipertensi sebanyak 12 orang, Banjar Pikat jumlah penderita hipertensi sebanyak 27 orang, Banjar Gelagah jumlah penderita hipertensi 22 orang dan Banjar Pundukaha Kelod jumlah penderita hipertensi sebanyak 31 orang. Sedangkan jumlah penderita hipertensi di Dusun Pundukaha Kaja sebanyak 18 orang.

(9)

xvi

Berdasarankan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di Dusun Pundukaha Kelod Desa Bunga Mekar diperoleh data bahwa enam orang dari sepuluh orang yang dilakukan satu kali pengukuran tekanan darah memiliki tekanan darah yang tinggi dengan rata-rata tekanan darah sistolik 160 mmHg. Pada hasil pengkajian terhadap salah satu keluarga yang menderita hipertensi di daerah Dusun Pundukaha Kelod Desa Bunga Mekar Kecamatan Nusa Penida, didapatkan bahwa sebagian besar anggota keluarganya menderita hipertensi.

Berdasarkan penjelasan latar belakang di atas, maka perlu dilakukan kajian data dalam bentuk survei terkait paparan faktor risiko hipertensi, sekaligus mengetahui tingkatan prevalensi dan distribusi masing-masing faktor risiko. Selain itu mengingat adanya perbedaan hasil penelitian terdahulu dan pentingnya mengetahui penyebab terjadinya hipertensi dalam menentukan penatalaksanaannya maka peneliti tertarik untuk meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian hipertensi di Dusun Pundukaha Kelod Desa Bunga Mekar Kecamatan Nusa Penida.

1.2 Rumus Masalah

1.2.1 Pernyataan Masalah

Berbagai faktor dapat menjadi penyebab timbulnya masalah kesehatan hipertensi di Dusun Pundukaha Kelod Desa Bunga Mekar Kecamatan Nusa Penida Kabupaten Klungkung, diantaranya yaitu faktor keturunan atau faktor genetik, faktor konsumsi makanan harian, faktor aktivitas fisik, faktor merokok, faktor minum kopi, dan faktor minum alkohol.

1.2.2 Pertanyaan Penelitian

Dari pernyataan di atas dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut: “Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi angka kejadian hipertensi di Dusun Padukaha Kelod Desa Bunga Mekar Kecamatan Nusa Penida Kabupaten Klungkung”

(10)

xvii 1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap angka kejadian hipertensi di Dusun Padukaha Kelod Desa Bunga Mekar Kecamatan Nusa Penida Kabupaten Klungkung.

1.3.2 Tujuan Khusus

a) Membuktikan bahwa umur sebagai faktor risiko terjadinya hipertensi di Dusun Padukaha Kelod Desa Bunga Mekar Kecamatan Nusa Penida Kabupaten Klungkung

b) Membuktikan bahwa jenis kelamin sebagai faktor risiko terjadinya hipertensi di Dusun Padukaha Kelod Desa Bunga Mekar Kecamatan Nusa Penida Kabupaten Klungkung

c) Membuktikan bahwa keturunan sebagai faktor resiko terjadinya hipertensi di Dusun Pundukaha Kelod Desa Bunga Mekar Kecamatan Nusa Penida Kabupaten Klungkung.

d) Membuktikan bahwa minum alkohol sebagai faktor risiko terjadinya hipertensi di Dusun Padukaha Kelod Desa Bunga Mekar Kecamatan Nusa Penida Kabupaten Klungkung

e) Membuktikan bahwa kebiasaan merokok sebagai faktor risiko terjadinya hipertensi di Dusun Padukaha Kelod Desa Bunga Mekar Kecamatan Nusa Penida Kabupaten Klungkung

f) Membuktikan bahwa kebiasaan mengkonsumsi makan makanan asin sebagai faktor risiko terjadinya hipertensi di Dusun Padukaha Kelod Desa Bunga Kecamatan Mekar Nusa Penida Kabupaten Klungkung g) Membuktikan bahwa diet sebagai faktor risiko terjadinya hipertesi di

Dusun Pundukaha Kelod Desa Bunga Mekar Kecamatan Nusa Penida Kabupaten Klungkung

h) Membuktikan bahwa faktor stres sebagai faktor resiko terjadinya hipertensi di Dusun Pundukaha Kelod Desa Bunga Mekar Kecamatan Nusa Penida Kabupaten Klungkung

(11)

xviii

i) Membuktikan bahwa beban fisik sebagai faktor resiko terjadinya hipertensi di Dusun Pundukaha Kelod Desa Bunga Mekar Kecamatan Nusa Penida Kabupaten Klungkung

j) Membuktikan bahwa obesitas sebagai faktor resiko terjadinya hipertensi di Dusun Pundukaha Kelod Desa Bunga Mekar Kecamatan Nusa Penida.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Praktis

a) Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menyediakan informasi bagi keluarga atau masyarakat terkait faktor-faktor yang dapat mempengaruhi angka kejadian hipertensi di Dusun Padukaha Kelod Desa Bunga Mekar Kecamatan Nusa Penida Kabupaten Klungkung. b) Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat sebagai masukan untuk

bahan referensi dalam pengambilan keputusan program pencegahan dan pengendalian hipertensi bagi instansi terkait dan petugas kesehatan di Dusun Padukaha Kelod Desa Bunga Mekar Kecamatan Nusa Penida Kabupaten Klungkung.

1.4.2 Manfaat Teoritis

a) Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi bagi para petugas kesehatan terkait faktor-faktor yang dapat mempengaruhi angka kejadian hipertensi.

b) Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memperjelas pemahaman dan pengetahuan masyarakat dan petugas kesehatan mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi angka kejadian hipertensi.

Referensi

Dokumen terkait

Sikap afektif konsumen mempengaruhi niat beli konsumen, Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Peter & Olson, (2007:146) yang

Seperti halnya penerapan ICT berdasarkan sarana dan prasarana (infrastruktur) yang ada di Museum Angkut, dimana penerapan ICT ini bertujuan untuk mempermudah

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pola asuh orang tua terhadap keberhasilan toilet training pada anak autis di Pusat Layanan Autis Kota

Penyusunan tugas akhir ini merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh oleh setiap mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro dalam

Fungsi manajemen yang dapat diterapkan di dalam pengelolaan perpustakaan madrasah salah satunya adalah fungsi yang dikemukakan oleh Iskandar (2016:11-39)

P (Participants) P1 dalam dialog tersebut adalah Lorna yang sedang berbicara pada P2 yaitu James... 145 No

Atas dasar penelitian dan pemeriksaan secara seksama terhadap berkas yang diterima Mahkamah Pelayaran dalam Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP),

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang digunakan mengukur apa yang perlu diukur. Suatu alat ukur yang validitasnya tinggi akan mempunyai tingkat kesalahan