• Tidak ada hasil yang ditemukan

Seri Manajemen Sumberdaya Keluarga 19_Setahun Pandemi, Bagaimana Dampaknya Terhadap Keluarga Indonesia?

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Seri Manajemen Sumberdaya Keluarga 19_Setahun Pandemi, Bagaimana Dampaknya Terhadap Keluarga Indonesia?"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Seri Manajemen Sumberdaya Keluarga

19_Setahun Pandemi, Bagaimana Dampaknya Terhadap Keluarga Indonesia?

Setahun Pandemi, Bagaimana Dampaknya Terhadap Keluarga Indonesia?

Pandemi Covid-19 yang tak Kunjung Usai dan dampaknya terhadap Indonesia

Virus Corona pertama kali ditemukan pada Desember 2019 di Wuhan, China. Pada Maret 2020 tepatnya Senin, 2 Maret 2020, Coronavirus disease-19 secara resmi dinyatakan teridentifikasi di Indonesia dan semenjak itu menyebar cepat ke berbagai wilayah. Pertambahan kasus Covid-19 hingga saat ini mencapai ribuan kasus terkena positif corona dan sekitar seribu orang meninggal dunia.  Virus Covid-19 adalah virus yang menyerang sistem pernapasan yang disebabkan oleh SARS- CoV-2, salah satu jenis coronavirus. Virus Corona bisa menyebabkan

gangguan ringan seperti, demam, batuk, infeksi paru-paru berat, gangguan pada sistem pernapasan, hingga kematian. Virus ini bisa menyerang siapa saja, seperti lansia, orang dewasa, anak-anak, dan bayi, termasuk ibu hamil dan ibu menyusui.

Umumnya yang terkena virus corona adalah orang yang mempunyai penyakit bawaan. Pandemi Covid-19 menyebabkan berbagai dampak di berbagai sektor kehidupan, seperti sektor ekonomi, budaya, sosial, digital, dan sebagainya.

Semenjak pertama kali menyebar di Indonesia, pandemi Covid-19 telah

memberikan dampak negatif pada berbagai sektor. Salah satunya adalah pada perekonomian masyarakat Indonesia. Semenjak adanya pandemi pusat perkantoran harus menghentikan pelayanannya, omset bisnis banyak menurun, pendapatan menurun, daya beli menurun, dan hutang meroket. Tidak hanya itu, sekolah yang selama ini menjalankan proses pembelajaran juga harus ditutup.

Di dalam rumah tangga keluarga, terdapat dampak positif dengan diterapkan 

(2)

sistem kebijakan tersebut, seperti mempunyai banyak waktu bersama keluarga dan saling mengenal dan berbincang satu sama lain secara mendalam. Sehingga dapat meningkatkan komunikasi dan keharmonisan keluarga. Lalu di dalam keluarga menerapkan pola hidup bersih dan sehat seperti rajin mencuci tangan, mencuci kaki, makan-makanan bergizi, minum vitamin, dan rajin berolahraga. Dalam Sektor Digital, pengguna internet mengalami peningkatan yang sangat signifikan, namun dengan diterapkan kebijakan WFH dan SFH banyak orang yang sadar akan

teknologi, dan belajar tentang dunia digital.

PSBB, WFH, SFH dijadikan solusi dalam menanggulangi penyebaran Covid-19

Pemerintah pun tidak tinggal diam untuk menanggulangi penyebaran Covid-19.

Berbagai kebijakan  diterapkan agar Covid-19 tidak semakin menyebar dan menginfeksi lebih banyak masyarakat Indonesia. Selain itu, kebijakan yang

diterapkan juga harus dapat memulihkan kondisi negara semenjak terdampak oleh pandemi. Salah satu langkah yang diambil oleh pemerintah adalah dengan

menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020 oleh Presiden Jokowi pada bulan maret tahun 2020 menjadi penanda penetapan pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Indonesia. Pembatasan sosial berskala besar (PSBB) sendiri diterapkan oleh pemerintah sebagai pilihan lain dari lockdown secara total agar antara

pencegahan penyebaran Covid-19 dan juga aktivitas masyarakat di berbagai sektor dapat tetap berjalan secara beriringan.

Dengan diberlakukannya PSBB masyarakat dihimbau untuk membatasi

kegiatan-kegiatan yang dilakukan diluar rumah dan kegiatan yang memungkinkan mereka dapat bertemu langsung dengan orang lain. Hal ini termasuk membatasi pekerjaan di luar rumah. Akan tetapi pada prakteknya, dengan diterapkannya PSBB masyarakat cenderung mengalami penurunan jam kerja yang kemudian berdampak pendapatan mereka. Salah satunya adalah yang dialami oleh XYZ  (25 tahun) yang keluarganya mengandalkan sektor perdagangan sebagai sumber penghasilan.

Menurutnya, setelah diterapkannya PSBB, terjadi penurunan pendapatan pada usaha di bidang perdagangan milik keluarganya karena terjadi penurunan jumlah pembeli. Penurunan jumlah pembeli ini terjadi karena usaha yang dijalankan oleh keluarga XYZ  berpusat di DKI Jakarta sedangkan konsumen mereka biasanya

(3)

datang dari daerah di luar DKI Jakarta.  XYZ  menambahkan, dengan adanya PSBB para pembeli ini mengalami kesulitan untuk datang langsung ke DKI Jakarta karena pembatasan yang ditetapkan.

Langkah lain yang diambil oleh pemerintah untuk mencegah penyebaran Covid-19 adalah dengan memberlakukan kebijakan work from home (WFH) dan school from home (SFH). Dengan diberlakukannya WFH, pekerjaan yang biasanya dilakukan langsung di kantor berubah menjadi dilakukan di rumah. Sama seperti WFH, dengan diberlakukannya kebijakan SFH kegiatan belajar mengajar yang biasanya dilakukan di sekolah ataupun universitas berubah menjadi dilaksanakan di rumah. Namun, pelaksanaan WFH dan SFH juga memunculkan masalah baru di dalam masyarakat.

Terutama berkaitan dengan fasilitas seperti penggunaan teknologi dan juga rasa jenuh yang muncul akibat terlalu lama di rumah. Mrs. XTH yang saat ini sedang menjalankan WFH menuturkan bahwa dengan adanya kebijakan WFH ini, Ia dan keluarga cenderung lebih mudah merasa jenuh karena lebih banyak kegiatan dilakukan di rumah. Selain merasa jenuh, Ia menambahkan bahwa pandemi juga cenderung meningkatkan kecemasannya.

Akibat Pandemi, alokasi waktu bersama keluarga meningkat

Pandemi ternyata tidak hanya memberikan dampak negatif pada berbagai sektor kehidupan masyarakat. Adanya upaya pemerintah untuk memutus rantai

penyebaran Covid-19 membuat pemerintah akhirnya menerapkan berbagai kebijakan yang bertujuan agar segala aktivitas diusahakan dilaksanakan dari rumah. Sebut saja kebijakan work from home dan school from home yang

akhir-akhir ini menjadi sebuah budaya dan kebiasaan baru di dalam masyarakat. 

Dengan adanya  work from home dan school from home, segala aktivitas pekerjaan dan pendidikan yang selama ini dilakukan di kantor dan sekolah berubah menjadi dilakukan di rumah.  Hal ini berpengaruh pada alokasi waktu bersama keluarga.

Beberapa responden sempat diwawancarai mengenai kondisi alokasi waktu untuk keluarga ketika sebelum dan selama pandemi Covid-19. Beberapa responden menyatakan bahwa alokasi waktu bersama dengan keluarga di masa pandemi

Covid-19 lebih banyak dibandingkan dengan sebelum pandemi Covid-19. Salah satu

(4)

responden yang bernama Ibu X (44 tahun) yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga mengungkapkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terkait dengan alokasi waktu bersama keluarga antara sebelum dan selama pandemi Covid-19. Ibu X mengatakan bahwa ketika sebelum terjadi pandemi Covid-19, aktivitas bersama dengan keluarga sering dilakukan dengan jalan-jalan bersama, nonton

bioskop,berenang, berkunjung ke rumah saudara, makan di luar bersama keluarga, dan mengunjungi tempat wisata. Hal tersebut dilakukan hanya ketika suami dari Ibu X ada waktu khususnya hari libur, karena Ibu X mengaku bahwa sebelum pandemi Covid-19 suami beliau sering kerja lembur sehingga jarang berada di rumah. Selain itu, anak-anak yang sibuk bermain dan mengikuti les juga intensitas bersama dengan keluarga cukup tersita sebelum terjadi pandemi Covid-19.

Keadaan berbeda terjadi ketika pandemi Covid-19. Kebijakan pemerintah yang mengharuskan masyarakat bekerja dan belajar dari rumah membuat waktu setiap anggota keluarga lebih banyak di rumah. Ibu X mengungkapkan bahwa ketika pandemi Covid-19 lebih banyak waktu yang digunakan bersama dengan keluarga.

Berbagai aktivitas di rumah, seperti bercanda bersama anak-anak, memasak bareng bersama keluarga, bersih-bersih bersama di rumah, dan berkebun. Selain itu, Ibu X juga menjelaskan bahwa ketika pandemi Covid-19 pendampingan

terhadap proses pembelajaran anak-anak juga lebih besar. Bahkan, suami Ibu X juga menyempatkan waktu untuk mengajari anak-anaknya belajar. Untuk alokasi pembagian waktu mendampingi anak-anak, Ibu X mengatakan bahwa Beliau mendampingi anak belajar mulai dari pukul 7 pagi hingga pukul 2 siang. Pandemi Covid-19 tidak semuanya berdampak negatif terhadap kehidupan masyarakat terutama masyarakat Indonesia.

Salah satu dampak positif dari pandemi adalah bertambahnya waktu untuk bercengkrama bersama dengan keluarga untuk menambah kedekatan dan

keharmonisan di antara anggota keluarga, sama seperti yang telah diungkapkan oleh salah satu ibu rumah tangga yaitu Ibu X yang mengaku bahwa ketika pandemi Covid-19 terdapat lebih banyak waktu bersama dengan keluarga dan proses

pemantauan terhadap perkembangan anak juga semakin terkontrol dengan baik.

“Nah, sebenarnya dengan adanya pandemi Covid-19 ini yang bisa kita syukuri sih jadi lebih banyak waktu bersama di rumah. Ya cuma itu nambah kerjaan baru harus ngajarin anak sama tagihan listrik jadi naik hehe...” ungkapnya.

 __________________________________________________________________________________

(5)

A YEAR OF PANDEMIC, HOW DOES IT IMPACT ON INDONESIAN FAMILY?

The never ending Covid-19 pandemic and its impact on Indonesi

Corona virus was first discovered in December 2019 in Wuhan, China. In March 2020, to be exact, Monday, March 2, 2020, the Coronavirus disease-19 was officially identified in Indonesia and has since spread rapidly to various regions. The increase in Covid-19 cases to date has reached thousands of positive cases of corona and around a thousand people have died. The Covid-19 virus is a virus that attacks the respiratory system caused by SARS-CoV-2, a type of coronavirus. Coronavirus can cause minor disturbances such as fever, cough, severe lung infections, disorders of the respiratory system, and even death. This virus can attack anyone, such as the elderly, adults, children, and infants, including pregnant women and breastfeeding mothers. Generally, those affected by the coronavirus are people who have

congenital diseases. The Covid-19 pandemic causes various impacts in various sectors of life, such as the economic, cultural, social, digital, and so on.

Since it first spread in Indonesia, the Covid-19 pandemic has had a negative impact on various sectors. One of them is the Indonesian economy. Since the pandemic, office centers have had to stop their services, business turnover has decreased a lot, income has decreased, purchasing power has decreased, and debt has

skyrocketed. Not only that, schools that have been running the learning process must also be closed.

Within the family household, there are positive impacts with the implementation of this policy system, such as having a lot of time with family and getting to know each other, and talking to each other in-depth. So that it can improve communication and family harmony. Then in the family apply a clean and healthy lifestyle such as

diligently washing hands, washing feet, eating nutritious foods, taking vitamins, and diligently exercising. In the Digital Sector, internet users have experienced a very significant increase, but with the implementation of the WFH and SFH policies, many people are aware of technology and learn about the digital world.

(6)

PSBB, WFH, SFH are used as solutions in tackling the spread of Covid-19

The government has not remained silent in tackling the spread of Covid-19. Various policies have been implemented to prevent Covid-19 from spreading and infecting more Indonesians. In addition, the policies implemented must also be able to restore the country's condition since it was affected by the pandemic. One of the steps taken by the government is to implement large-scale social restrictions

(PSBB). The enactment of Government Regulation Number 21 of 2020 by President Jokowi in March 2020 marked the stipulation of the implementation of large-scale social restrictions (PSBB) in Indonesia. Large-scale social restrictions (PSBB) have been implemented by the government as another option for a total lockdown so that the prevention of the spread of Covid-19 and community activities in various sectors can continue to go hand in hand.

With the enactment of the PSBB, the community is encouraged to limit activities carried out outside the home and activities that allow them to meet face-to-face with other people. This includes limiting work outside the home. However, in practice, with the implementation of the PSBB, people tend to experience a decrease in working hours which then affects their income. One of them is

experienced by XYZ (25 years) whose family relies on the trade sector as a source of income. According to him, after the implementation of the PSBB, there was a decline in income for his family-owned trading business due to a decrease in the number of buyers. This decrease in the number of buyers occurs because the business run by XYZ's family is based in DKI Jakarta, while their consumers usually come from areas outside DKI Jakarta. XYZ added, with the PSBB, these buyers had difficulty coming directly to DKI Jakarta because of the restrictions set.

Another step taken by the government to prevent the spread of Covid-19 is to enforce work from home (WFH) and school from home (SFH) policies. With the enactment of WFH, work that is usually done directly in the office has turned into being done at home. Just like WFH, with the enactment of the SFH policy, teaching and learning activities that are usually carried out at schools or universities have turned into being carried out at home. However, the implementation of WFH and SFH also raises new problems in the community. Especially related to facilities such as the use of technology and also the feeling of boredom that arises due to being at home for too long. XTH, who is currently running WFH, said that with this WFH

policy, she and her family tend to feel bored more easily because more activities are carried out at home. In addition to feeling bored, he added that the pandemic also tends to increase his anxiety.

(7)

Due to the pandemic, the time allocation with the family has increased

The pandemic does not only have a negative impact on various sectors of people's lives. The government's efforts to break the chain of the spread of Covid-19 made the government finally implement various policies aimed at making all activities carried out from home. Call it the work from home and school from home policies which have recently become a new culture and habit in society. With the existence of work from home and school from home, all work and educational activities that had been carried out in the office and school turned into being carried out at home.

This affects the allocation of time with family.

Several respondents were interviewed about the condition of time allocation for families before and during the Covid-19 pandemic. Several respondents stated that the allocation of time together with family during the Covid-19 pandemic was more than before the Covid-19 pandemic. One of the respondents, Mrs. X (44 years old) who works as a housewife, revealed that there were significant differences related to the allocation of time with family between before and during the Covid-19

pandemic. Ibu Istari said that before the Covid-19 pandemic, activities with family were often done by going for a walk together, watching movies, swimming, visiting relatives, eating out with family, and visiting tourist attractions. This is only done when Mrs. Istari's husband has time, especially holidays because Mrs. X admitted that before the Covid-19 pandemic his husband often worked overtime so he was rarely at home. In addition, children who are busy playing and taking lessons also have enough intensity with their families before the Covid-19 pandemic occurred.

Things were different during the Covid-19 pandemic. Government policies that require people to work and study from home make each family member more time at home. Mrs. X revealed that during the Covid-19 pandemic, she spent more time with her family. Various activities at home, such as joking with children, cooking together with family, cleaning together at home, and gardening. In addition, Mrs. X also explained that during the Covid-19 pandemic, the assistance for the children's learning process was also greater. In fact, Mrs. X's husband also takes the time to teach his children to learn. For the allocation of time allocation for accompanying the children, Ibu Istari said that she accompanied the children to study from 7 am to 2 pm. Not all of the Covid-19 pandemic has a negative impact on people's lives, especially the people of Indonesia.

One of the positive impacts of the pandemic is the increase in time to chat with

(8)

family to increase the closeness and harmony among family members, as has been expressed by one of the housewives, Mrs. X who admitted that during the Covid-19 pandemic there was more time together with the family and the process of

monitoring the child's development is also getting better controlled. "Well, actually with the Covid-19 pandemic, what we can be grateful for is that we spend more time together at home. Yes, it just adds a new job, you have to teach children the same as the electricity bill, so it goes up hehe…” she said.

Sumber Sitasi :

Amelia, S., Dharma, S., Novianti, S., Salsabil, S., Alawi, T.D.P., Rohman, T., Simanjuntak, M. (2021). Setahun Pandemi, Bagaimana Dampaknya Terhadap Keluarga Indonesia?.  Seri Kuliah Manajemen Sumberdaya Keluarga. Bogor:

Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia IPB.

Referensi

Dokumen terkait

Taman Santap Rumah Kayu mampu mendiferensiasikan restorannya melalui lingkungan fisik yang unik, selain itu pelayanan yang baik dan kualitas makanan yang diberikan juga

Berangkat dari penjabaran masalah diatas maka peneliti akan melakukan penelitian tentang “Analisis Bahan Kimia Obat dalam Sediaan Jamu Cair Pegal Linu Tanpa Merek

KBIH NU dalam menyelenggarakan pelayanan bimbingan ibadah haji telah menjalankan fungsi manajemen dengan baik, hal ini terbukti dengan adanya struktur organisasi

Pengujian sistem secara keseluruhan pada sistem auto ball press kapas dengan memilih mode auto terlebih dahulu dan setelah satu kali proses selesai maka sistem

IKU "Persentase Perbaikan Tata Ketota Manajemen Risiko dan Pengendatian Intern PengeloLaan Korporasi" dengan target outcome Tahun 2016 sebesar 100%. Reatisasi outcome

Kondisi pandemi COVID-19 ini memaksa keluarga untuk melakukan adaptasi pengelolaan dan manajemen keuangan keluarga dengan menyelaraskan sumber daya yang dimiliki, pengeluaran,

Selain itu, banyaknya waktu untuk mengobrol dengan anak membuat orang tua bisa menyisipkan ilmu-ilmu kebaikan dari agama sebagai salah satu langkah menanamkan nilai spiritual pada

Selain mengatur keuangan, cara lain untuk mempertahankan perekonomian keluarga di tengah kondisi yang tidak menentu ini, mempersiapkan tabungan darurat dan investasi juga bisa