• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MEDIA INFOGRAFIK PADA MATERI PERLAWANAN RAKYAT MALUKU UNTUK PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN MEDIA INFOGRAFIK PADA MATERI PERLAWANAN RAKYAT MALUKU UNTUK PEMBELAJARAN SEJARAH INDONESIA DI SMA SKRIPSI"

Copied!
182
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGEMBANGAN MEDIA INFOGRAFIK PADA MATERI PERLAWANAN RAKYAT MALUKU UNTUK PEMBELAJARAN

SEJARAH INDONESIA DI SMA SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Sejarah

Oleh : Viktorianus Eidil

161314039

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus atas berkat serta kasih karunia-Nya kepada saya.

2. Orang tua saya yang sangat mengasihi dan mencintai saya: Ibu Celestina yang selalu memberikan semangat serta doa demi kelancaran skripsi saya. 3. Abang dan kakak saya yang selalu memberikan motivasi untuk terus

mengerjakan skripsi saya.

4. Teman dan sahabat-sahabat saya yang telah membantu dalam menyusun skripsi.

(5)

v MOTTO

“Marilah kepada-Ku, semua yang lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan”.

(Matius 11:28)

“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu”.

(6)
(7)
(8)

viii ABSTRAK

PENGEMBANGAN MEDIA INFOGRAFIK PADA MATERI PERLAWANAN RAKYAT MALUKU UNTUK PEMBELAJARAN

SEJARAH INDONESIA DI SMA Viktorianus Eidil

Universitas Sanata Dharma 2020

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media infografik yang layak digunakan untuk pembelajaran Sejarah Indonesia pada materi Perlawanan Rakyat Maluku untuk SMA kelas XI.

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian pengembangan level 1 dengan tahapan menurut Borg and Gall. Maka ada tiga langkah yang dilakukan, pertama penelitian dan pengumpulan informasi, kedua perancangan, dan ketiga pengembangan rancangan produk awal. Tahapan uji internal mencakup validasi oleh ahli materi, validasi oleh ahli media, dan validasi oleh praktisi (guru). Metode pengumpulan data dilakukan menggunakan angket dan studi pustaka. Teknik analisis data dilakukan dengan secara kuantitatif dan kualitatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa media infografik yang dikembangkan layak untuk digunakan sebagai media pembelajaran Sejarah Indonesia kelas XI SMA. Hal ini tampak dari hasil validasi materi termasuk dalam kriteria “baik” dengan rerata skor 4,0, hasil validasi media termasuk dalam kriteria “sangat baik” dengan rerata skor 4,4, dan hasil validasi oleh praktisi (guru) termasuk dalam kriteria “baik” dengan rerata skor 3,9.

Kata Kunci: Media Infografik, Perlawanan Rakyat Maluku, Pembelajaran Sejarah Indonesia.

(9)

ix ABSTRACT

MATERIAL DEVELOPMENT OF INFOGRAPHIC MEDIA ON THE MALUKU PEOPLE'S RESISTANCE FOR THE LEARNING OF

INDONESIAN HISTORY IN HIGH SCHOOLS Viktorianus Eidil

Sanata Dharma University 2020

This research is intended to develop infographic media that is suitable to be used for learning Indonesian History on the topic of Maluku People's Resistance for high school students of grade XI.

In this study, the method used was level 1 development research. According to Borg and Gall there are three steps that must be done in research,i.e. firstly, research and information gathering; secondly, designing and thirdly, initial product design development. Stages of internal testing include validation by material experts, validation by media experts, and validation by practitioners (teachers). The data collection method was carried out using a questionnaire and literature study, and the data analysis stage was carried out using quantitative and qualitative techniques.

The results of this study indicate that the infographics media developed are feasible to be used as learning media for studying History of Indonesian in the eleventh grade of high school. The validation for materials is “good” at a score of 4.0, the media validation is “excellent” at 4.4, and validation from practitioners (teacher) is “good” at 3.9.

Keywords: Infographic Media, Maluku People Resistance, Indonesian History Learning.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan kasih-Nya, skripsi yang berjudul “Pengembangan Media Infografik Pada Materi Perlawanan Rakyat Maluku Untuk Pembelajaran Sejarah Indonesia Di SMA” dapat diselesaikan oleh penulis. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Drs. Yohanes Rasul Subakti, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Ibu Brigida Intan Printina, M.Pd., selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, sekaligus sebagai Dosen Pembimbing II dan Dosen Pembimbing Akademik yang turut membimbing peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Hendra Kurniawan, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing I yang telah membimbing penulis selama proses penyusunan skripsi ini.

6. Para dosen Prodi Pendidikan Sejarah yang sudah memberikan banyak ilmu pengetahuan dan nilai-nilai kehidupan untuk penulis.

(11)

xi

7. Bapak Heri Priyatmoko, M.A., Bapak Andreas Erwin Prasetya, M.Pd., Bapak Agus Tony Widodo, S.Pd., Ibu Alexia Dea Ariyanti, S.Pd., dan Ibu Agatha Cristhy, S.Pd., yang telah membantu dalam memvalidasi produk.

8. Pak Agus, selaku staff sekretariat Program Studi Pendidikan Sejarah yang selalu sabar dalam memberikan pelayanan administrasi kepada penulis. 9. Orang tua tercinta, yaitu Ibu Celestina yang telah memberikan doa, semangat,

dan dukungan.

10. Abang dan kakak yang selalu memberikan dukungan berupa motivasi kepada penulis dalam menyusun skripsi.

11. Teman-teman (Deus J., Suardin H., dan Lucius P.) yang sudah mau berjuang bersama dalam menyelesaikan skripsi ini.

12. Teman-teman angkatan 2016 dari Pendidikan Sejarah yang kurang lebih 4 tahun sudah mau berdinamika bersama dengan penulis.

13. Semua pihak yang telah memberikan dukungan, bimbingan, bantuan serta motivasi kepada penulis.

(12)

xii

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi banyak orang.

Yogyakarta, 3 Februari 2021 Penulis,

(13)

xiii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xix

DAFTAR LAMPIRAN ... xxiv

BAB I: PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Batasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Spesifikasi Produk yang Diharapkan ... 6

(14)

xiv

BAB II: KAJIAN PUSTAKA ... 9

A. Kajian Teori ... 9

1. Media Pembelajaran ... 9

2. Infografik ... 20

3. Pembelajaran Sejarah ... 26

4. Perlawanan Rakyat Maluku ... 31

B. Penelitian yang Relevan ... 35

C. Kerangka Pikir ... 38

BAB III: METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ... 40

A. Jenis Penelitian ... 40

B. Prosedur Penelitian dan Pengembangan ... 41

C. Uji Internal ... 44

1. Desain Uji Internal ... 44

2. Subjek Uji Internal ... 45

D. Teknik Pengumpulan Data ... 45

1. Angket ... 45

2. Studi Pustaka ... 47

E. Teknik Analisis Data ... 48

1. Data Kuantitatif ... 48

2. Data Kualitatif ... 49

BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN ... 50

A. Analisis Kebutuhan ... 50

B. Hasil Pengembangan ... 51

1. Deskripsi Desain Produk Awal ... 51

2. Uji Internal oleh Ahli Materi... 60

a) Deskripsi Data Validasi oleh Ahli Materi ... 60

b) Revisi 1 ... 64

3. Uji Internal oleh Ahli Media ... 69

(15)

xv

b) Revisi 2 ... 73

4. Uji Internal oleh Praktisi (Guru) ... 80

a) Deskripsi Data Validasi oleh Guru I ... 80

b) Deskripsi Data Validasi oleh Guru II ... 86

c) Deskripsi Data Validasi oleh Guru III ... 91

d) Revisi Akhir ... 98

5. Deskripsi Desain Produk Akhir ... 114

C. Pembahasan ... 124 BAB V: PENUTUP ... 130 A. Kesimpulan ... 130 B. Implikasi ... 131 C. Rekomendasi ... 132 DAFTAR PUSTAKA ... 134 LAMPIRAN ... 136

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tebel 1: Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Uji Materi ... 46

Tabel 2: Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Uji Media ... 46

Tabel 3: Tabel Skala Lima Berdasarkan Penilaian Acuan Patokan (PAP) ... 48

Tabel 4: Hasil Penilaian Produk Infografik pada Aspek Isi oleh Ahli Materi ... 61

Tabel 5: Hasil Penilaian Produk Infografik pada Aspek Pembelajaran oleh Ahli Materi ... 62

Tabel 6: Rekapitulasi Penilaian Produk Infografik oleh Ahli Materi... 63

Tabel 7: Hasil Penilaian Produk Infografik pada Aspek Tampilan oleh Ahli Media ... 70

Tabel 8: Hasil Penilaian Produk Infografik pada Aspek Penyajian oleh Ahli Media ... 70

Tabel 9: Hasil Penilaian Produk Infografik pada Aspek Kebahasaan oleh Ahli Media ... 71

Tabel 10: Rekapitulasi Hasil Penilaian Produk Infografik oleh Ahli Media ... 72

Tabel 11: Saran Perbaikan oleh Ahli Media ... 73

Tabel 12: Hasil Uji Internal Produk Infografik pada Aspek Isi oleh Bapak Agus ... 81

Tabel 13: Hasil Uji Internal Produk Infografik pada Aspek Pembelajaran oleh Bapak Agus ... 82

Tabel 14: Hasil Uji Internal Produk Infografik pada Aspek Tampilan oleh Bapak Agus ... 82

Tabel 15: Hasil Uji Internal Produk Infografik pada Aspek Penyajian oleh Bapak Agus ... 83

(17)

xvii

Tabel 16: Hasil Uji Internal Produk Infografik pada Aspek Kebahasaan oleh Bapak Agus ... 84 Tabel 17: Rekapitulasi Uji Internal oleh Guru I dalam Aspek Isi, Aspek

Pembelajaran, Aspek Tampilan, Aspek Penyajian, dan Aspek Kebahasaan... 84 Tabel 18: Saran Perbaikan oleh Guru I ... 86 Tabel 19: Hasil Uji Internal Produk Infografik pada Aspek Isi oleh Ibu Dea ... 86 Tabel 20: Hasil Uji Internal Produk Infografik pada Aspek Pembelajaran oleh

Ibu Dea ... 87 Tabel 21: Hasil Uji Internal Produk Infografik pada Aspek Tampilan oleh Ibu

Dea ... 88 Tabel 22: Hasil Uji Internal Produk Infografik pada Aspek Penyajian oleh Ibu

Dea ... 88 Tabel 23: Hasil Uji Internal Produk Infografik pada Aspek Kebahasaan oleh Ibu

Dea ... 89 Tabel 24: Rekapitulasi Uji Internal oleh Guru II dalam Aspek Isi, Aspek

Pembelajaran, Aspek Tampilan, Aspek Penyajian, dan Aspek Kebahasaan... 90 Tabel 25: Saran Perbaikan oleh Guru II ... 91 Tabel 26: Hasil Uji Internal Produk Infografik pada Aspek Isi oleh Ibu Agatha ... 92 Tabel 27: Hasil Uji Internal Produk Infografik pada Aspek Pembelajaran oleh

Ibu Agatha ... 93 Tabel 28: Hasil Uji Internal Produk Infografik pada Aspek Tampilan oleh Ibu

(18)

xviii

Tabel 29: Hasil Uji Internal Produk Infografik pada Aspek Penyajian oleh Ibu Agatha ... 94 Tabel 30: Hasil Uji Internal Produk Infografik pada Aspek Kebahasaan oleh Ibu

Agatha ... 95 Tabel 31: Rekapitulasi Uji Internal oleh Guru III dalam Aspek Isi, Aspek

Pembelajaran, Aspek Tampilan, Aspek Penyajian, dan Aspek Kebahasaan... 95 Tabel 32: Saran Perbaikan oleh Guru III ... 97 Tabel 33: Rekapitulasi Uji Internal Produk Infografik oleh Guru I, II, dan III ... 97

(19)

xix

DAFTAR GAMBAR

Gambar I: Kerucut Edgar Dale ... 18

Gambar II: Bagan Kerangka Pikir ... 39

Gambar III: Langkah-Langkah Penelitian R&D Level 1 ... 40

Gambar IV: Tahap Borg and Gall ... 43

Gambar V: Tampilan Produk Awal Bagian Judul Infografik ... 52

Gambar VI: Tampilan (Slide 1) Materi Kronologis Perlawanan ... 53

Gambar VII: Tampilan (Slide 2) Materi Kronologis Perlawanan ... 54

Gambar VIII: Tampilan (Slide 3) Materi Kronologis Perlawanan ... 54

Gambar IX: Tampilan Materi Perjanjian-Perjanjian ... 55

Gambar X: Tampilan (Slide 1) Materi Benteng-Benteng Pertahanan ... 56

Gambar XI: Tampilan (Slide 2) Materi Benteng-Benteng Pertahanan ... 56

Gambar XII: Tampilan (Slide 3) Materi Benteng-Benteng Pertahanan ... 57

Gambar XIII: Tampilan (Slide 4) Materi Benteng-Benteng Pertahanan ... 57

Gambar XIV: Tampilan (Slide 5) Materi Benteng-Benteng Pertahanan ... 58

Gambar XV: Tampilan (Slide 1) Materi Kapitan Pattimura ... 59

Gambar XVI: Tampilan (Slide 2) Materi Kapitan Pattimura ... 59

Gambar XVII: Tampilan Materi Christina Martha Tiahahu ... 60

Gambar XVIII: Tampilan Produk Awal Bagian Christina Martha Tiahahu ... 65

Gambar XIX: Tampilan Revisi Bagian Christina Martha Tiahahu ... 65

(20)

xx

Gambar XXI: Tampilan Revisi Bagian Kronologis Perlawanan ... 66

Gambar XXII: Tampilan Produk Awal Bagian Perjanjian-Perjanjian ... 67

Gambar XXIII: Tampilan Revisi Bagian Perjanjian-Perjanjian ... 67

Gambar XXIV: Tampilan Produk Awal Bagian Benteng-Benteng Pertahanan ... 68

Gambar XXV: Tampilan Revisi Bagian Benteng-Benteng Pertahanan ... 68

Gambar XXVI: Tampilan Produk Awal Bagian Judul Infografik ... 74

Gambar XXVII: Tampilan Produk Revisi Bagian Judul Infografik ... 75

Gambar XXVIII: Tampilan Produk Awal Bagian Kronologis Perlawanan ... 75

Gambar XXIX: Tampilan Produk Revisi Bagian Kronologis Perlawanan... 76

Gambar XXX: Tampilan Produk Awal Bagian Perjanjian-Perjanjian ... 76

Gambar XXXI: Tampilan Produk Revisi Bagian Perjanjian-Perjanjian ... 77

Gambar XXXII: Tampilan Produk Awal Bagian Benteng-Benteng Pertahanan ... 77

Gambar XXXIII: Tampilan Produk Revisi Bagian Benteng-Benteng Pertahanan .... 78

Gambar XXXIV: Tampilan Produk Awal Bagian Kapitan Pattimura ... 78

Gambar XXXV: Tampilan Produk Revisi Bagian Kapitan Pattimura ... 79

Gambar XXXVI: Tampilan Produk Awal Bagian Christina Martha Tiahahu ... 79

Gambar XXXVII: Tampilan Produk Revisi Bagian Christina Martha Tiahahu ... 80

Gambar XXXVIII: Tampilan (Slide 1) Produk Awal Bagian Kronologis Perlawanan ... 101

Gambar XXXIX: Tampilan (Slide 2) Produk Awal Bagian Kronologis Perlawanan ... 102

(21)

xxi

Gambar XL: Tampilan (Slide 3) Produk Awal Bagian Kronologis

Perlawanan ... 102 Gambar XLI: Tampilan (Slide 1) Produk Revisi Bagian Kronologis

Perlawanan ... 103 Gambar XLII: Tampilan (Slide 2) Produk Revisi Bagian Kronologis

Perlawanan ... 103 Gambar XLIII: Tampilan (Slide 3) Produk Revisi Bagian Kronologis

Perlawanan ... 104 Gambar XLIV: Tampilan Produk Awal Bagian Perjanjian-Perjanjian ... 104 Gambar XLV: Tampilan (Slide 1) Produk Revisi Bagian

Perjanjian-Perjanjian ... 105 Gambar XLVI: Tampilan (Slide 2) Produk Revisi Bagian

Perjanjian-Perjanjian ... 105 Gambar XLVII: Tampilan (Slide 1) Produk Awal Bagian Benteng-Benteng

Pertahanan ... 106 Gambar XLVIII: Tampilan (Slide 2) Produk Awal Bagian Benteng-Benteng

Pertahanan ... 106 Gambar XLIX: Tampilan (Slide 3) Produk Awal Bagian Benteng-Benteng

Pertahanan ... 107 Gambar L: Tampilan (Slide 4) Produk Awal Bagian Benteng-Benteng

Pertahanan ... 107 Gambar LI: Tampilan (Slide 5) Produk Awal Bagian Benteng-Benteng

Pertahanan ... 108 Gambar LII: Tampilan (Slide 1) Produk Revisi Bagian Benteng-Benteng

(22)

xxii

Gambar LIII: Tampilan (Slide 2) Produk Revisi Bagian Benteng-Benteng

Pertahanan ... 109 Gambar LIV: Tampilan (Slide 3) Produk Revisi Bagian Benteng-Benteng

Pertahanan ... 109 Gambar LV: Tampilan (Slide 4) Produk Revisi Bagian Benteng-Benteng

Pertahanan ... 110 Gambar LVI: Tampilan (Slide 5) Produk Revisi Bagian Benteng-Benteng

Pertahanan ... 110 Gambar LVII: Tampilan (Slide 1) Produk Awal Bagian Kapitan Pattimura ... 111 Gambar LVIII: Tampilan (Slide 2) Produk Awal Bagian Kapitan Pattimura ... 111 Gambar LIX: Tampilan (Slide 1) Produk Revisi Bagian Kapitan Pattimura ... 112 Gambar LX: Tampilan (Slide 2) Produk Revisi Bagian Kapitan Pattimura ... 112 Gambar LXI: Tampilan Produk Awal Bagian Christina Martha Tiahahu ... 113 Gambar LXII: Tampilan Produk Revisi Bagian Christina Martha Tiahahu ... 113 Gambar LXIII: Tampilan Produk Akhir Bagian Judul Infografik ... 115 Gambar LXIV: Tampilan (Slide 1) Produk Akhir Bagian Kronologis

Perlawanan ... 116 Gambar LXV: Tampilan (Slide 2) Produk Akhir Bagian Kronologis

Perlawanan ... 116 Gambar LXVI: Tampilan (Slide 3) Produk Akhir Bagian Kronologis

Perlawanan ... 117 Gambar LXVII: Tampilan (Slide 1) Produk Akhir Bagian Perjanjian-Peranjian ... 118 Gambar LXVIII: Tampilan (Slide 2) Produk Akhir Bagian

(23)

xxiii

Gambar LXIX: Tampilan (Slide 1) Produk Akhir Bagian Benteng-Benteng

Pertahanan ... 119 Gambar LXX: Tampilan (Slide 2) Produk Akhir Bagian Benteng-Benteng

Pertahanan ... 120 Gambar LXXI: Tampilan (Slide 3) Produk Akhir Bagian Benteng-Benteng

Pertahanan ... 120 Gambar LXXII: Tampilan (Slide 4) Produk Akhir Bagian Benteng-Benteng

Pertahanan ... 121 Gambar LXXIII: Tampilan (Slide 5) Produk Akhir Bagian Benteng-Benteng

Pertahanan ... 121 Gambar LXXIV: Tampilan (Slide 1) Produk Akhir Bagian Kapitan Pattimura ... 122 Gambar LXXV: Tampilan (Slide 2) Produk Akhir Bagian Kapitan Pattimura ... 123 Gambar LXXVI: Tampilan Produk Akhir Bagian Christina Martha Tiahahu ... 124 Gambar LXXVII: Tampilan Tangkapan Layar Media Infografik Dalam

(24)

xxiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Jadwal Penelitian ... 136 Lampiran 2: Tangkapan Layar Akun Instagram ... 137 Lampiran 3: Keterangan dan Konversi Nilai Skala Lima ... 138 Lampiran 4: Silabus ... 140 Lampiran 5: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 142

(25)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Banyak siswa SMA yang beranggapan bahwa sejarah adalah pelajaran menghafal tanggal dan nama belaka. Materi yang diajarkan juga terlalu banyak. Hal ini menjadikan pelajaran sejarah tidak disukai oleh sebagaian besar siswa. Sesungguhnya, hampir seluruh pelajaran mewajibkan siswa untuk menghafal. Seperti halnya pelajaran kimia yang mengharuskan siswa menghafal rumus atau simbol zat-zat kimia. Tidak ada masalah jika siswa yang menghafalkannya akan mendalami sains dan teknik. Namun, mengapa pelajaran menghafal sejarah seperti beban besar bagi kebanyakan siswa? Barangkali karena menghafal tanggal dan nama dalam sejarah tidak banyak bersentuhan dengan kehidupan mereka setelah ujian1. Sejarah harusnya bisa menanamkan semangat juang anak-anak untuk berjuang meraih impiannya. Guru bisa mengajarkan tentang Gajah Mada mengenai semangat juangnya dalam mempersatukan Nusantara.

Sejarah harus ditanamkan mulai sejak dini baik di dalam lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Untuk lebih jelasnya persoalan ini, kita masuk ke dalam lingkungan sekolah di mana sejarah menjadi salah satu mata pelajaran yang diajarkan. Untuk tingkat SD, sejarah dapat dibicarakan dengan maksud untuk menanamkan rasa cinta kepada perjuangan, pahlawan, tanah air, dan bangsa. Untuk SMP, sejarah

1 tirto.id, Mengapa Pelajaran Sejarah Tidak Menyenangkan, (online), diakses melalui https://tirto.id/mengapa-pelajaran-sejarah-tak-disukai-bUc2 pada tanggal l5 Mei 2020, pukul 11.25 WIB.

(26)

diberikan dengan menggunakan pendekatan etis. Kepada siswa harus ditanamkan pengertian bahwa mereka hidup bersama dengan orang, masyarakat, dan kebudayaan lain, baik dulu maupun yang sekarang, dan diharapkan mereka yang sudah lulus SMP selain mencintai perjuangan, pahlawan, tanah air, dan bangsa, mereka juga tidak canggung dalam pergaulan dengan masyarakat. Kemudian kepada anak SMA, sejarah harus diberikan secara kritis. Mereka diharapkan sudah dapat berpikir mengapa sesuatu terjadi, apa sebenarnya yang telah terjadi, dan ke mana arah kejadian-kejadian itu2.

Orang tidak akan belajar sejarah, jika tidak ada manfaatnya. Kenyataannya sejarah terus ditulis orang di seluruh peradaban dan di sepanjang waktu, dan ini cukup membuktikan bahwa sejarah itu perlu. Pentingnya pembelajaran sejarah itu, maka guru harus mampu menjadikan pelajaran sejarah sebagai pelajaran yang menyenangkan, asik, dan tidak membosankan sehingga dapat memotivasi siswa dalam belajar sejarah. Pembelajaran yang diterapkan dengan metode dan media yang baik dapat memberikan pemahaman tentang sejarah. Pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila siswa dapat terlibat secara aktif, baik fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran. Seorang guru harus mampu memahami dan menguasai berbagai macam metode pembelajaran agar terwujudnya suatu proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Namun kenyataan yang terjadi saat ini dalam proses belajar dan mengajar tidak

(27)

sesuai dengan apa yang diharapkan. Hal ini mengakibatkan banyak siswa yang melakukan aktivitasnya sendiri misalnya: siswa mengobrol dengan teman yang lain, dan siswa keluar masuk kelas saat pembelajaran sehingga tidak mendengarkan guru yang sedang mengajar.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya pemanfaatannya dalam proses pembelajaran. Hal ini menuntut guru untuk mampu menggunakan alat-alat yang telah disediakan oleh sekolah. Diharapkan juga guru menggunakan alat-alat yang ramah lingkungan, murah, dan efisien. Untuk menunjang proses pembelajaran di kelas guru harus mampu menciptakan media pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa terkhusus dalam pembelajaran sejarah.

Sadiman mengemukakan, bahwa media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan3. Dijelaskan pula oleh Raharjo, bahwa media adalah wadah dari pesan yang oleh sumbernya ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut4. Materi yang diterima adalah pesan instruksional, sedangkan tujuan yang dicapai adalah tercapainya proses belajar. Gerlach dan Ely mengatakan, apabila dipahami secara garis besar, maka media adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun suatu kondisi atau membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap5. Dari beberapa uraian

3

Cecep Kustandi, Bambang Sutjipto, Media Pembelajaran; Manual dan Digital, Bogor: Ghalia Indonesia, 2011, hlm. 7.

4 Ibid., hlm. 7. 5 Ibid., hlm. 7.

(28)

tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat yang membantu suatu proses belajar mengajar agar pesan yang disampaikan menjadi lebih jelas dan mudah dipahami sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Banyaknya bentuk-bentuk media tersebut, maka diharuskan guru dapat memilih media pembelajaran yang tepat untuk menunjang proses pembelajaran.

Sekarang ini, sedang tren yang namanya media visual yang kekinian yaitu infografik. Media infografik ini sudah mulai banyak digunakan oleh penyedia informasi diantaranya tirto.id dan historia.id yang merupakan sebuah situs berita, artikel, opini dalam bentuk infografik. Media infografik memiliki konsep yaitu memadukan informasi yang detail, up to date, berisi gambar atau grafik sehingga media infografik sangat efisien dalam menyampaikan suatu informasi kepada pembaca. Dalam proses pembelajaran di kelas, media infografik bisa digunakan untuk menunjang proses pembelajaran. Perpaduan informasi yang dilengkapi gambar atau grafik menjadikan materi yang disampaikan menjadi lebih ringkas dan efektif.

Menurut peneliti, media infografik cocok diterapkan pada pembelajaran ini sehingga peneliti ingin mengembangkan produk dengan judul “Pengembangan Media Infografik Pada Materi Perlawanan Rakyat Maluku Untuk Pembelajaran Sejarah Indonesia di SMA”. Dari pengembangan produk ini, peneliti berharap siswa dapat lebih muda dalam memahami materi pembelajaran sejarah yang disampaikan oleh guru,

(29)

sehingga proses belajar dan mengajar dapat berjalan dengan baik serta tujuannya tercapai.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang telah disampaikan di atas, maka peneliti mengidentifikasi masalah yang ada sebagai berikut:

1. Kurangnya pemahaman peserta didik tentang pentingnya mempelajari sejarah baik itu di masa sekarang dan masa yang akan datang.

2. Minimnya media pembelajaran sejarah yang efektif khususnya pada pembelajaran sejarah SMA kelas XI sehingga sebagian besar peserta didik tidak menyukai pelajaran sejarah karena membosankan dan sulit.

3. Media yang digunakan dalam pembelajaran harus mengikuti perkembangan zaman.

C. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, penulis membatasi pengembangan media infografik pada pembelajaran sejarah SMA kelas XI pada KD 3.1 Menganalisis proses masuk dan perkembangan penjajahan bangsa Eropa (Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris) ke Indonesia, khususnya dalam materi Perlawanan Rakyat Maluku.

(30)

D. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

Bagaimana Media Infografik yang layak digunakan sebagai media pembelajaran sejarah SMA kelas XI pada materi Perlawanan Rakyat Maluku ?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditentukan, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah mengembangkan Media Infografik yang layak digunakan sebagai media pembelajaran sejarah SMA kelas XI pada materi Perlawanan Rakyat Maluku.

F. Spesifikasi Produk yang Diharapkan

Spesifikasi produk yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Media pembelajaran sejarah berbentuk infografik yang disajikan dalam platform instagram.

2. Media yang dikembangkan pada KD 3.1 Menganalisis proses masuk dan perkembangan penjajahan bangsa Eropa (Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris) ke Indonesia, khususnya dalam materi Perlawanan Rakyat Maluku SMA kelas XI

(31)

3. Lebih mengakomodasikan hal-hal yang baru sehingga dapat menambah wawasan.

4. Media berukuran resolusi 1080 x 1080 piksel

G. Manfaat

Manfaat hasil penelitian pengembangan media infografik diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai penunjang dalam pengembangan ilmu pengetahuan terkhusus pada pembelajaran sejarah SMA kelas XI pada materi Perlawanan Rakyat Maluku. 2. Manfaat Praktis

a. Bagi Sekolah

Penelitian media infografik ini diharapkan dapat membantu sekolah dalam melengkapi sumber belajar sekaligus menyediakan media pembelajaran yang efektif.

b. Bagi Guru

Dengan adanya media infografik ini dapat mempermudah guru dalam menyampaikan materi serta menyajikan pembelajaran sejarah yang lebih menarik kepada peserta didik.

(32)

c. Bagi Siswa

Penelitian ini memberikan pengalaman yang baru kepada peserta didik dan membantu belajar sehingga dapat memahami pelajaran sejarah dan memaknainya.

d. Bagi Peneliti

Diharapkan melalui penelitian ini, maka peneliti mendapatkan pengalaman yang baru dan berkesan dalam membuat suatu media yang kreatif dan inovatif sehingga dalam proses pembelajaran dapat lebih efektif terkhusus dalam pelajaran sejarah.

e. Bagi Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma

Diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya.

(33)

9 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori

1. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era modern ini mengharuskan guru untuk mampu memanfaatkannya dalam proses pembelajaran. Guru harus mampu menciptakan media pembelajaran yang efektif agar dapat menunjang proses pembelajaran.

Istilah media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari medium yang berarti perantara atau pengantar6. Sadiman mengemukakan bahwa media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan7. Dijelaskan pula oleh Raharjo, bahwa media adalah wadah dari pesan yang oleh sumbernya ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut8. Materi yang diterima adalah pesan instruksional, sedangkan tujuan yang dicapai adalah tercapainya proses belajar. Gerlach dan Ely mengatakan, apabila dipahami secara garis besar, maka media adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun suatu kondisi atau

6

Nunuk Suryani, dkk, Media Pembelajaran Inovatif dan Pengembangannya: Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2018, hlm. 2.

7 Cecep Kustandi, Bambang Sutjipto, op.cit., hlm. 7. 8 Ibid., hlm. 7.

(34)

membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap9.

Dari beberapa uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat yang membantu suatu proses belajar mengajar agar pesan yang disampaikan menjadi lebih jelas dan mudah dipahami oleh siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik dan sempurna. Dengan adanya media pembelajaran, dapat mempermudah guru dalam menyampaikan materi pelajaran, sehingga materi yang disampaikan dapat lebih mudah dipahami oleh siswa, dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, dan pembelajaran menjadi lebih efisien. Hamalik mengemukakan bahwa penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat baru, meningkatkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis bagi siswa.10

b. Ciri-ciri Media pembelajaran

Gerlach dan Ely mengemukakan tiga ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu melakukannya11.

9

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, cetaka ke 13, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010, hlm. 3.

10 Cecep Kustandi, dkk, op.cit., hlm. 21. 11 Azhar Arsyad, op.cit., hlm. 12-14.

(35)

1) Ciri Fiksatif (fixtive property)

Ciri fiksatif ini menggambarkan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi, suatu peristiwa atau objek. Peristiwa atau objek tersebut dapat diurut dan disusun kembali dengan media seperti fotografi, video tape, audio tape, disket komputer, compact disk dan film.

2) Ciri Manipulatif (manipulative property)

Suatu kejadian atau objek dapat ditransformasi. Artinya, bahwa kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse recording. Misalnya, bagaimana proses larva menjadi kepompong kemudian menjadi kupu-kupu dapat dipercepat dengan teknik rekaman fotografi tersebut. Selain itu, suatu kejadian dapat juga diperlambat pada saat hasil suatu rekaman video tersebut ditayangkan kembali. 3) Ciri Distributif (distributive property)

Ciri ini menggambarkan bahwa suatu media dapat mentransfortasikan suatu objek atau kejadian melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu. Media dapat didistribusikan pada satu kelas atau beberapa kelas pada suatu wilayah tertentu, dan ke

(36)

seluruh penjuru tempat yang diinginkan dan kapan saja melalui video, dan disket komputer.

Dari ciri-ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam ciri fiksatif, proses pembelajaran akan menjadi lebih muda karena peristiwa atau objek yang direkam dapat diputar kembali dengan mudah kapan saja diperlukan sehingga dapat memahami materi dengan cepat. Ciri manipulatif dari media pembelajaran menunjukkan bahwa guru akan lebih mudah dalam menjelaskan materi, sehingga kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan dalam waktu singkat sesuai waktu yang sudah ditentukan. Dalam ciri distributif sebuah media dapat lebih muda disajikan atau digunakan secara bersamaan di berbagai tempat.

c. Tujuan dan Manfaat Media Pembelajaran

Menurut Sanaky, tujuan media sebagai alat bantu pembelajaran adalah sebagai berikut:12

1) Mempermudah suatu proses pembelajaran di dalam kelas. 2) Meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih efisien.

3) Menjaga agar materi pembelajaran dengan tujuan belajar tetap relevan.

4) Membantu siswa untuk berkonsentrasi dalam proses pembelajaran.

(37)

Adapun manfaat media pembelajaran menurut Encyclopedia

of Educational Research adalah sebagai berikut:13

1) Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir dan mengurangi verbalisme.

2) Media pembelajaran dapat menarik perhatian siswa.

3) Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar.

4) Memberikan pengalaman nyata serta menumbuhkan kegiatan mandiri pada siswa.

5) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkelanjutan, terutama yang terkait dengan kehidupan sehari-hari.

6) Membantu perkembangan kemampuan berbahasa.

7) Menambah variasi dalam kegiatan proses belajar mengajar sehingga lebih efisien.

Tujuan media pembelajaran yang dikemukakan oleh Sanaky menunjukan bahwa suatu media dapat meningkatkan minat belajar siswa serta mendukung proses pembelajaran sehingga tujuan belajar yang telah ditentukan dapat tercapai dengan baik dan sempurna. Encyclopedia of Educational Research mengemukakan bahwa media pembelajaran bermanfaat dalam membuat pembelajaran yang variatif sehingga dapat menarik perhatian siswa, memberikan

(38)

pengalaman nyata, mendorong kemampuan berbahasa siswa, serta pembelajaran menjadi lebih efisen.

d. Fungsi Media Pembelajaran

Sanaky berpendapat bahwa media pembelajaran berfungsi untuk merangsang pembelajaran dengan:14

1) Menghadirkan objek sebenarnya.

2) Membuat tiruan dari objek yang sebenarnya. 3) Membuat konsep abstrak ke konsep lebih konkret. 4) Menyamakan persepsi.

5) Mengatasi hambatan waktu, tempat, jumlah, dan jarak. 6) Informasi dapat disajikan kembali secara konsisten.

7) Media pembelajaran menjadikan suasana belajar menjadi lebih menyenangkan dan menarik sehingga tujuan pembelajaran tercapai.

Levie dan Lentz mengemukakan ada empat fungsi media pembelajaran terutama pada media visual15 yaitu sebagai berikut:

1) Fungsi Atensi

Media visual berfungsi untuk menarik serta mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi pada materi pelajaran yang sedang dijelaskan oleh guru.

14 Nunuk Suryani, dkk, op.cit., hlm. 2-3. 15 Ibid., hlm. 13.

(39)

2) Fungsi Afektif

Media visual berfungsi menggugah emosi dan sikap siswa melalui gambar visual yang di mana fungsi tersebut dapat terlihat dari tingkat kenyamanan siswa ketika membaca teks bergambar.

3) Fungsi Kognitif

Media visual berfungsi untuk memperlancar pencapaian tujuan belajar agar siswa dapat memahami dan mendengar informasi atau pesan yang terkandung dari gambar atau lambang visual.

4) Fungsi Kompensatoris

Media visual berfungsi membantu siswa yang lemah dalam membaca atau memahami teks dengan cara memberikan konteks sehingga lebih muda dalam mengorganisasikan dan mengingat kembali informasi dalam teks.

Fungsi yang telah dikemukakan oleh Levie Lentz dan Sanaky, dapat disimpulkan bahwa fungsi dari media pembelajaran adalah membantu suatu proses belajar mengajar baik dalam menghadirkan objek, tempat, jumlah, hingga permasalahan yang dihadapi oleh siswa yaitu kesulitan dalam memahami materi pelajaran dapat disajikan lebih mudah, sehingga proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan siswa dapat berkonsentrasi.

(40)

Dengan begitu tujuan pembelajaran yang sudah ditentukan dapat tercapai dengan baik dan sempurna.

e. Klasifikasi Media Pembelajaran

Berbagai klasifikasi media pembelajaran apabila tidak hanya dilihat dari sudut pandang yang terbatas pada alat-alat audio, visual, audio-visual, melainkan sampai pada tingkah laku pengajar dan kondisi pribadi siswa. Maka klasifikasinya adalah sebagai berikut:16

1) Bahan-bahan yang mengutamakan kegiatan membaca dengan menggunakan simbol-simbol kata dan visual berupa bahan-bahan cetakan dan bacaan.

2) Alat-alat audio-visual, alat-alat yang tergolong ke dalam kategori ini adalah:

a) Media proyeksi, seperti: overheda, projector, slide, film, dan LCD.

b) Media non-proyeksi, seperti: papan tulis, poster, papan tempel, kartun, papan panel, komik, bagan, diagram, gambar, grafik, dll.

c) Benda tiga dimensi antara lain benda tiruan, diorama, boneka, topeng, lembaran balik, peta, globe, pameran, dan museum sekolah.

3) Media yang menggunakan teknik atau minisal, yaitu slide, film, strif, film rekaman, radio, televisi, video, VCD, laboratorium

16 Hujair Sanaky, Media Pembelajaran Interaktif-Inovatif, cetakan pertama, Yogyakarta: Kaukaba Dipantara, 2013, hlm. 44-45.

(41)

elektronik, perkakas otoinstruktif, ruang kelas otomatis, sistem interkomunikasi, komputer, internet.

4) Kumpulan benda-benda yang berupa peninggalan sejarah, dokumentasi, bahan-bahan yang memiliki nilai sejarah, jenis kehidupan, mata pencaharian, industri perbankan, perdagangan, pemerintahan, agama, kebudayaan, politik, dan lain-lain.

5) Contoh-contoh kelakuan, perilaku, pengajar. Pengajar memberikan contoh perilaku atau suatu perbuatan. Misalnya memberikan contoh suatu perbuatan dengan gerakan tangan dan kaki, gerakan badan, dan mimik. Media pembelajaran dalam bentuk ini sangat tergantung pada inisiatif dan kreasi pengajar itu sendiri.

Dalam penggunaan media, landasan teori yang dijadikan acuan dalam proses pembelajaran adalah kerucut pengalaman Edgar Dale. Tingkatan dalam penggolongan kerucut pengalaman sebagai berikut:17

17 Kerucut Edgar Dale, (online), diakses melalui https://teachernoella.weebly.com/dales-cone-of-experience.html pada tanggal 20 April 2020, pukul 12.17 WIB.

(42)

Gambar I. Kerucut Edgar Dale

Kerucut ini merupakan elaborasi yang rinci dari konsep tiga tingkatan pengalaman. Hasil belajar seseorang diperoleh mulai dari pengalaman langsung (kongkret), kenyataan yang ada di lingkungan kehidupan seseorang kemudian melalui benda tiruan, sampai kepada lambang verbal (abstrak). Semakin ke atas di puncak kerucut, semakin abstrak media penyampai pesan tersebut.18 Tingkat keabstrakan suatu pesan semakin tinggi apabila pesan tersebut dipakai menggunakan lambang-lambang seperti bagan, grafik, dan kata. Keterlibatan imajinatif akan bertambah dan berkembang.

Dari kerucut pengalaman di atas, dapat dikategorikan dalam tiga pengalaman yaitu sebagai berikut:19

18 Azhar Arsyad, op.cit., hlm. 10. 19 Hujair Ah Sanaky, op.cit., hlm. 50-51.

(43)

1) Pengalaman verbal merupakan kategori yang mewakili suatu gagasan tentang sesuatu melalui bentuk gambar dan benda. 2) Pengalaman belajar menggunakan media, seperti televisi, film,

radio, dan gambar dapat menggambarkan pengalaman belajar pada siswa.

3) Pengalaman belajar asli dapat diperoleh siswa melalui pameran, karyawisata-darmawisata, demonstrasi-percontohan, pengalaman dramatisasi, pengalaman tiruan, dan pengalaman langsung.

f. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran

Dalam memilih media untuk dijadikan perantara dalam memberi informasi kepada siswa, perlu diperhatikan beberapa hal yaitu sebagai berikut:20

1) Media pembelajaran yang digunakan harus berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan yaitu mengacu pada salah satu atau gabungan dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.

2) Media yang digunakan harus sesuai dengan pembelajaran agar proses pembelajaran menjadi lebih efektif.

3) Media yang akan dibuat hendaknya dapat digunakan di manapun dan kapanpun, serta media dapat mudah untuk dipindahkan dan dibawah kemana-mana.

20 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, edisi revisi, cetakan ke 20, Jakarta: Rajawali Pers, 2017, hlm. 74-76.

(44)

4) Guru hendaknya dapat terampil menggunakannya. Artinya bahwa, media yang dibuat tidak akan mempunyai manfaat jika seorang guru tidak bisa menggunakannya dengan baik pada proses pembelajaran dalam upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

5) Pengelompokan sasaran. Guru memilih media yang efektif untuk kelompok dalam ukuran besar dan juga dapat dikatakan efektif jika digunakan dalam kelompok kecil/perorangan.

6) Dalam pengembangan media visual harus dapat memenuhi persyaratan teknis tertentu. Misalnya pesan yang ingin disampaikan harus dapat ditonjolkan dalam pembuatan media.

2. Infografik

a. Pengertian Infografik

Pada mulanya konsep keterbacaan (literacy) hanya digunakan dalam konteks verbal yakni membaca dan menulis. Baru pada pertengahan tahun 1960-an mulai muncul konsep keterbacaan visual, dalam bentuk grafis seperti sket, gambar, foto, diagram, tabel dan lain-lain.21 Menurut Wina Sanjaya, media visual yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, dan tidak mengadung unsur suara. Adapun yang termasuk ke dalam media visual yaitu film slide, foto, transparansi, dan lukisan gambar serta berbagai bentuk bahan yang

(45)

dicetak seperti media grafis dan lain sebagainya.22 Keunggulan dari media visual ini ialah dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan bagi para pembaca terkhusus siswa. Agar penggunaan media visual lebih efektif, maka perlu diketahui beberapa prinsip umum yaitu sebagai berikut:23

1) Sajian visual harus sederhana dengan menggunakan gambar garis, karton, bagan, dan diagram.

2) Visualisasi digunakan untuk menekankan informasi yang disampaikan.

3) Gunakan grafik untuk menggambarkan ikhtisar keseluruhan materi sebelum menyajikan unit demi unit pelajaran untuk digunakan siswa dalam mengorganisasikan informasi.

4) Sajian visual diulang dan siswa terlibat agar dapat meningkatkan daya ingat.

5) Gunakan gambar untuk menggambarkan perbedaan konsep-konsep.

6) Hindari sajian visual yang tidak berimbang.

7) Kejelasan dan kecepatan dalam semua sajian harus ditekankan. 8) Sajian visual terbaca dan mudah dipahami.

9) Untuk mempelajari materi yang kompleks dapat digunakan sajian visual dalam bentuk diagram.

22 Wina Sanjaya, Media Komunikasi Pembelajaran, Cetakan ke 1, Jakarta: Kencana, 2012, hlm. 118.

(46)

10) Dalam hal mengkomunikasikan gagasan khusus akan lebih efektif apabila jumlah objek yang akan ditafsirkan dijaga agar terbatas, jumlah aksi terpisah dan pesan yang ditafsirkan terbatas, pelukisan objek dan aksi yang realistis.

11) Unsur-unsur pesan yang disampaikan harus ditonjolkan agar dapat mempermudah pengolahan informasi.

12) Caption (keterangan gambar) harus disiapkan. 13) Penggunaan warna secara realistis

14) Warna serta bayangan yang diberikan berguna untuk mengarahkan perhatian dan membedakan komponen-komponen. Salah satu media visual yang masih minim penggunaannya di kelas adalah media infografik. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam jaringan (KBBI daring) yang dimutakhirkan per April 2020 dalam (Hendra Kurniawan, 2020) infografik merupakan informasi yang disampaikan dalam bentuk grafik.24 Inigopatria dalam (Inigopatria, 2014) beranggapan bahwa infografik itu sendiri dari kata informasi yang bergabung dengan kata grafik yang artinya representasi grafis dari sebuah informasi. Infografik mempunyai daya tarik visual yang kuat dengan konten yang ringkas sehingga dapat menarik perhatian pembaca. Dalam penyampaian pesan yang

24 Hendra Kurniawan. 2020. Infografik Sejarah dalam Media Sosial: Tren Pendidikan Sejarah Publik. Sejarah dan Budaya: Jurnal Sejarah, Budaya, dan Pengajarannya, 14 (2), 2020, hlm. 6.

(47)

terkandung media infografik itu sendiri menggunakan gambar atau grafik.25

Dari beberapa uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa infografik merupakan informasi lisan maupun tertulis yang disajikan dalam bentuk gambar atau grafis sehingga informasi yang disampaikan dapat dengan mudah dipahami. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya pemanfaatannya dalam proses pembelajaran. Infografik sejarah sering dan mudah dijumpai dalam media sosial instagram. Instagram merupakan media sosial yang berbasis visual sehingga sangat cocok digunakan sebagai media untuk meluasnya infografik. Adapun pengguna instagram mayoritas kaum muda berusia 12-40 tahun yang termasuk dalam generasi milenial.26

Sekarang ini media infografik mulai berkembang di Indonesia dan telah digunakan oleh beberapa penyedia informasi, diantaranya tirto.id dan historia.id yang merupakan sebuah situs berita, artikel, opini dalam bentuk infografik. Hal ini dikarenakan infografik membuat informasi yang begitu kompleks menjadi informasi yang dapat dengan mudah dipahami. Dalam penerapan infografik ini didasari sebuah kreatifitas, keindahan (daya tarik), ketepatan isi dengan ilustrasi, serta penggunaan waktu yang efektif

25 Septa Inigopatria, Indonesia dalam Infografik adalah, Jakarta: Kompas Media Nusantara, 2014 26 Hendra Kurniawan. op.cit., hlm. 7.

(48)

dalam penyajiannya. Dengan ini pembaca atau penerima pesan lebih mudah memahami informasi yang diberikan.

b. Tujuan Media Infografik

Adapun tujuan dibuatnya infografik ini adalah sebagai berikut:27

1) Untuk mengkomunikasikan pesan yang kompleks menjadi lebih sederhana.

2) Dapat memberikan informasi lebih singkat dan mudah dipahami.

3) Dapat menjelaskan data dengan lebih muda.

4) Dapat memonitor secara periodik setiap ada perubahan. c. Jenis-Jenis Infografik

Ada beberapa jenis infografik yaitu sebagai berikut:28 1) Infografik Statis

Infografik ini berbentuk gambar yang tidak bergerak contohnya infografik pada media cetak atau website. Infografik jenis ini dapat diaplikasikan melalui berbagai media seperti pada saat acara pameran. Infografik jenis ini adalah jenis infografik yang paling umum.

27

Rosarita Niken Widiastitu, Edy Pang, dkk, Kiat Bikin Infografik Keren dan Berkualitas Baik, Jakarta, Kementrian Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia, 2018, hlm. 3.

28 Yudah Yudhanto, Pengantar Penduan Infografik(Infographics), Semarang, Ilmu Komputer.com, 2007

(49)

2) Infografik Animasi

Infografik animasi dalam bentuk video animasi 2 dimensi maupun 3 dimensi. Infografik jenis ini dapat diaplikasikan pada televisi atau media online seperti Youtobe dan Videogram. Infografik jenis ini lebih menarik karena menggunakan elemen visual, motion (gerakan), dan audio (sound effect) dengan tujuan untuk memperkuat pesan yang disampaikan.

3) Infografik Interaktif

Infografik interaktif yaitu infografik yang ditampilkan pada website dengan tujuan agar pengguna dapat berinteraksi dengan informasi yang ditampilkan melalui user interface yang telah didesain.

d. Langkah-Langkah Membuat Infografik

Berikut ini merupakan langkah-langkah membuat media infografik:29

1) Memilih topik: Mencari tahu apa yang sedang menjadi pembicaraan internet maupun media sosial, dan juga dari apa yang menjadi pemikiran dari sebuah organisasi.

2) Melakukan survei dan riset: Mencari sumber-sumber data dari buku di perpustakaan, mencari sumber-sumber data dari internet, mencari dari sumber-sumber internal.

(50)

3) Pengambilan data: Mengumpulkan sumber-sumber data yang didapat dan kemudian disesuaikan yang mana yang lebih penting dan layak untuk digunakan.

4) Menganalisis data: Menganalisis, mempelajari, membaca dan mengartikan data yang didapat dari buku-buku, internet dan sumber-sumber internal.

5) Membuat narasi: Membangun cerita berdasarkan makna dari data yang didapat.

6) Membuat sketsa/wireframe: Pada tahap ini peneliti merancang sketsa visual.

7) Editing dan mendesain: penyelarasan format dan menyusun tampilan data untuk dimuat ke dalam media infografik. Kemudian dilakukan proses export media dalam bentuk format JPEG.

8) Melakukan pengujian: Melakukan validasi terhadap data dalam visualisasi.

9) Penyempurnaan: Melakukan perbaikan berdasarkan uji coba.

3. Pembelajaran Sejarah

a. Pengertian Pembelajaran Sejarah

Menurut Aman, sejarah merupakan cabang ilmu pengetahuan yang menelaah tentang asal-usul dan perkembangan serta peranan masyarakat di masa lampau berdasarkan metode dan metodologi

(51)

tertentu. Pengetahuan masa lampau tersebut mengandung nilai-nilai kearifan yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan, membentuk sikap, watak dan kepribadian siswa.30 Sartono Kartodidjo berpendapat bahwa, dalam rangka membangun bangsa, pengajaran sejarah tidak semata-mata berfungsi untuk memberikan pengetahuan sejarah sebagai kumpulan informasi fakta sejarah tetapi juga bertujuan menyadarkan anak didik atau membangkitkan kesadaran sejarahnya31.

Lebih luas lagi Hamid Hasan menjelaskan bahwa, pendidikan sejarah merupakan materi pendidikan yang penting untuk mencapai empat tujuan. Pertama pendidikan sejarah memberikan materi pendidikan yang dasar, mendalam dan berdasarkan pengalaman nyata bangsa di masa lalu untuk membangun kesadaran dan pemahaman tentang diri dan bangsanya. Kedua, materi pendidikan sejarah merupakan materi pendidikan yang khas dalam membangun kemampuan berpikir logis, kritis, analitis, dan kreatif karena berkenaan dengan sesuatu yang sudah pasti dalam kehidupan bangsa di masa lampau dan selalu berkenaan dengan perilaku manusia yang dikendalikan oleh cara berpikir logis, kritis, analitis dan kreatif yang sesuai dengan tantangan kehidupan yang dihadapi pada masanya. Ketiga, pendidikan sejarah menyajikan materi dan contoh keteladanan, kepemimpinan, kepeloporan, sikap serta tindakan

30 Aman, Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah, Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2011, hlm. 56. 31 Heri Susanto, Seputar Pembelajaran Sejarah, Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2014, hlm. 35.

(52)

manusia di dalam kelompoknya sehingga menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan dalam kehidupan. Keempat, kehidupan manusia selalu berkaitan dengan masa lampau. Hasil dari tantangan yang telah terjawab memiliki pengaruh terhadap masyarakat masa kini dan masa yang akan datang dalam menjalankan kehidupannya. Oleh karena itu, peristiwa sejarah menjadi “bank of examples” untuk digunakan dan disesuaikan sebagai tindakan dalam menghadapi tantangan kehidupan masa kini. 32

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, pembelajaran sejarah merupakan ilmu yang meneliti secara sistematis segala sesuatu tentang asal-usul dan perkembangan masyarakat serta peranan masyarakat di masa lampau. Pembelajaran sejarah berfungsi untuk menuntun siswa di dalam kehidupannya, belajar dari kejadian masa lampau untuk bekal di masa kini maupun di masa yang akan datang.

b. Tujuan Pembelajaran Sejarah

Menurut Moh. Ali, pembelajaran sejarah nasional mempunyai tujuan sebagai berikut:33

1) Membangkitkan, mengembangkan serta memelihara semangat kebangsaan.

2) Membangkitkan hasrat dalam mewujudkan cita-cita kebangsaan dalam segala lapangan.

32 Ibid., hlm. 35-36. 33 Ibid., hlm. 57.

(53)

3) Membangkitkan keinginan untuk mempelajari sejarah kebangsaan dan mempelajarinya sebagai bagian dari sejarah dunia.

4) Menyadarkan anak tentang cita-cita nasional (Pancasila dan Undang-Undang Pendidikan) serta perjuangan tersebut untuk mewujudkan cita-cita itu sepanjang masa.

Sementara itu, dalam peraturan Mendiknas No. 22 tahun 2006 Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah menyebutkan bahwa mata pelajaran sejarah di SMA secara rinci memiliki 5 tujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:34

1) Membangun kesadaran peserta didik terhadap pentingnya waktu dan tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini, dan masa depan.

2) Pelajaran sejarah dapat melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah dengan benar dan didasarkan pada pendekatan ilmiah serta metodologi keilmuan.

3) Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap peninggalan sejarah sebagai bukti peradaban bangsa Indonesia di masa lampau.

4) Menumbuhkan pemahaman peserta didik terhadap proses terbentuknya bangsa Indonesia melalui sejarah yang panjang

(54)

dan masih berproses hingga masa kini dan masa yang akan datang.

5) Menumbuhkan kesadaran dalam diri peserta didik sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang memiliki rasa bangga dan cinta air yang dapat diimplementasikan dalam berbagai bidang kehidupan baik nasional maupun internasional.

c. Karakteristik Pembelajaran Sejarah

Pembelajaran sejarah memiliki karakteristik sebagai berikut:35

1) Pembelajaran sejarah mengajarkan tentang kesinambungan dan perubahan.

2) Pembelajaran sejarah mengajarkan tentang jiwa zaman.

3) Pembelajaran sejarah bersifat kronologis atau mengikuti urutan waktu

4) Pembelajaran sejarah pada hakikatnya adalah mengajarkan tentang bagaimana perilaku manusia.

5) Kulminasi dari pembelajaran adalah memberikan pemahaman akan hukum-hukum sejarah.

d. Prinsip Pembelajaran Sejarah

Beberapa prinsip dalam pembelajaran sejarah yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:36

35 Heri Susanto, op.cit., hlm. 59-61. 36 Ibit., hlm. 60.

(55)

1) Pembelajaran sejarah harus dapat menyesuaikan diri terhadap perkembangan peserta didik dengan perkembangan zaman. Walaupun mempelajari sejarah berarti mempelajari masa lalu, bukan berarti sejarah tidak dapat diajarkan secara kontekstual. Banyak sekali nilai-nilai yang jika disampaikan secara benar akan membangkitkan kesadaran peserta didik terhadap nilai-nilai nasionalisme, patriotisme dan persatuan.

2) Hendaknya pembelajaran sejarah berorientasi terhadap pendekatan nilai. Hal ini dikarenakan nilai juga penting dalam pembelajaran sejarah.

3) Strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru sebaiknya tidak mematikan kreatifitas dan memaksa siswa untuk menghafal fakta yang ada di dalam buku.

4. Perlawanan Rakyat Maluku Pattimura Angkat Senjata

Maluku dengan rempah-rempahnya memang bagaikan “mutiara dari timur”, yang senantiasa diburu oleh orang-orang Barat. Namun kekuasaan orang-orang Barat telah merusak tata ekonomi dan pola perdagangan bebas yang telah lama berkembang di Nusantara. Pada masa pemerintahan Inggris di bawah Raffles keadaan Maluku relatif lebih tenang karena Inggris bersedia membayar hasil bumi rakyat Maluku. Kegiatan kerja rodi mulai

(56)

dikurangi. Bahkan para pemuda Maluku juga diberi kesempatan untuk bekerja pada dinas angkatan perang Inggris. Tetapi pada masa pemerintahan kolonial Hindia Belanda, keadaan kembali berubah. Kegiatan monopoli di Maluku kembali diperketat. Dengan demikian beban rakyat semakin berat. Sebab selain penyerahan wajib, masih juga harus dikenai kewajiban kerja paksa, penyerahan ikan asin, dendeng, dan kopi. Kalau ada penduduk yang melanggar akan ditindak tegas. Ditambah lagi terdengar desas-desus bahwa para guru akan diberhentikan untuk penghematan, para pemuda akan dikumpulkan untuk dijadikan tentara di luar Maluku, ditambah dengan sikap arogan Residen Saparua. Hal ini sangat mengecewakan rakyat Maluku.

Menanggapi kondisi yang demikian para tokoh dan pemuda Maluku melakukan serangkaian pertemuan rahasia. Sebagai contoh telah diadakan pertemuan rahasia di Pulau Haruku, pulau yang dihuni orang-orang Islam. Selanjutnya pada tanggal 14 Mei 1817 di Pulau Saparua (pulau yang dihuni orang-orang Kristen) kembali diadakan pertemuan di sebuah tempat yang sering disebut dengan Hutan Kayuputih. Dalam berbagai pertemuan itu disimpulkan bahwa rakyat Maluku tidak ingin terus menderita di bawah keserakahan dan kekejaman Belanda. Oleh karena itu, perlu mengadakan perlawanan untuk menentang kebijakan Belanda. Residen Saparua harus dibunuh. Sebagai pemimpin perlawanan dipercayakan kepada

(57)

pemuda yang bernama Thomas Matulessy yang kemudian terkenal dengan gelarnya Pattimura. Thomas Matulessy pernah bekerja pada dinas angkatan perang Inggris.

Gerakan perlawanan dimulai dengan menghancurkan kapal-kapal Belanda di pelabuhan. Para pejuang Maluku kemudian menuju Benteng Duurstede. Ternyata di benteng itu sudah berkumpul pasukan Belanda. Dengan demikian terjadilah pertempuran antara para pejuang Maluku melawan pasukan Belanda. Belanda waktu itu dipimpin oleh Residen van den Berg. Sementara dari pihak para pejuang selain Pattimura juga tampil tokoh-tokoh seperti Christina Martha Tiahahu, Thomas Pattiwael, dan Lucas Latumahina. Para pejuang Maluku dengan sekuat tenaga mengepung Benteng Duurstede, dan tidak begitu menghiraukan tembakan-tembakan meriam yang dimuntahkan oleh serdadu Belanda dari dalam benteng. Sementara senjata para pejuang Maluku masih sederhana seperti pedang dan keris. Dalam waktu yang hampir bersamaan para pejuang Maluku satu persatu dapat memanjat dan masuk ke dalam benteng. Residen dapat dibunuh dan Benteng Duurstede dapat dikuasai oleh para pejuang Maluku. Jatuhnya Benteng Duurstede telah menambah semangat juang para pemuda Maluku untuk terus berjuang melawan Belanda.

Belanda kemudian mendatangkan bantuan dari Ambon. Datanglah 300 prajurit yang dipimpin oleh Mayor Beetjes. Pasukan

(58)

ini kawal oleh dua kapal perang yakni Kapal Nassau dan Evertsen. Namun bantuan ini dapat digagalkan oleh pasukan Pattimura, bahkan Mayor Beetjes terbunuh. Kembali kemenangan ini semakin menggelorakan perjuangan para pejuang di berbagai tempat seperti di Seram, Hitu, Haruku, dan Larike. Selanjutnya Pattimura memusatkan perhatian untuk menyerang Benteng Zeelandia di Pulau Haruku. Melihat gelagat Pattimura itu maka pasukan Belanda di benteng ini diperkuat di bawah komandannya Groot. Patroli juga terus diperketat. Oleh karena itu, Pattimura gagal menembus Benteng Zeelandia.

Upaya perundingan mulai ditawarkan, tetapi tidak ada kesepakatan. Akhirnya Belanda mengerahkan semua kekuatannya termasuk bantuan dari Batavia untuk merebut kembali Benteng Duurstede. Agustus 1817 Saparua diblokade, Benteng Duurstede dikepung disertai tembakan meriam yang bertubi-tubi. Satu persatu perlawanan di luar benteng dapat dipatahkan. Daerah di kepulauan itu jatuh kembali ke tangan Belanda. Dalam kondisi yang demikian itu Pattimura memerintahkan pasukannya meloloskan diri dan meninggalkan tempat pertahanannya. Dengan demikian Benteng Duurstede berhasil dikuasai Belanda kembali. Pattimura dan pengikutnya terus melawan dengan gerilya. Tetapi pada bulan November beberapa pembantu Pattimura tertangkap seperti Kapitan Paulus Tiahahu (ayah Christina Martha Tiahahu) yang kemudian

(59)

dijatuhi hukuman mati. Mendengar peristiwa ini Christina Martha Tiahahu marah dan segera pergi ke hutan untuk bergerilya.

Belanda belum puas sebelum dapat menangkap Pattimura. Bahkan Belanda mengumumkan kepada siapa saja yang dapat menangkap Pattimura akan diberi hadiah 1.000 gulden. Setelah enam bulan memimpin perlawanan, akhirnya Pattimura tertangkap. Tepat pada tanggal 16 Desember 1817 Pattimura dihukum gantung di alun-alun Kota Ambon. Christina Martha Tiahahu yang berusaha melanjutkan perang gerilya akhirnya juga tertangkap. Ia tidak dihukum mati tetapi bersama 39 orang lainnya dibuang ke Jawa sebagai pekerja rodi. Di dalam kapal Christina Martha Tiahahu mogok tidak mau makan dan tidak mau buka mulut. Ia jatuh sakit dan akhirnya meninggal pada tanggal 2 Januari 1818. Jenazahnya dibuang ke laut antara Pulau Buru dan Pulau Tiga. Berakhirlah perlawanan Pattimura.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian ini didukung oleh penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya, yaitu:

1. Eka Puspita Sari yang berjudul “Pengembangan Media Berbentuk Infografik Sebagai Penunjang Pembelajaran Fisika SMA Kelas X”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk infografik yang dikembangkan layak digunakan. Hal ini dapat dilihat dari (1) hasil

(60)

penilaian oleh ahli materi dengan nilai rata-rata 88.4% dengan kategori “sangat baik”; (2) hasil penilaian oleh ahli media dengan nilai rata-rata 87.9% dengan kategori “sangat baik”; (3) hasil uji coba kelompok kecil yang dilakukan kepada 15 siswa dengan nilai rata-rata 87.8% dan 85.6% pada uji coba lapangan yang dilakukan kepada 30 siswa; (4) respon guru fisika dengan nilai rata-rata 97.4% dengan kategori “baik”.37

2. Taufiq Harpan Aldila yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Sejarah Indonesia Berbentuk Infografik Materi Sejarah Kerajaan Islam Di Jawa Dan Akulturasinya Kelas X MIA Tahun Ajaran 2015/2016 Di SMA Negeri 2 Kudus”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, bahan ajar berbentuk infografik yang dikembangkan layak digunakan. Hal ini dapat dilihat dari (1) hasil validasi materi tahap I oleh ahli materi dengan nilai rata-rata 86.1% dan media 80.65%; (2) pada hasil validasi tahap II dari segi materi dengan nilai rata-rata 91.1% dan media 90.87%; (3) hasil dari penerapan pada pembelajaran sejarah dengan nilai rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen 25,8789 jauh lebih baik dari

37

Eka Puspita Sari. Pengembangan Media Berbentuk Infografis Sebagai Penunjang Pembelajaran

Fisika Sma Kelas X. (online), diakses melalui

http://repository.radenintan.ac.id/3081/1/SKRIPSI_LENGAP_EKA_FIKSS.pdf pada tanggal 26 Februari 2020, pukul 20.48 WIB.

(61)

rata hasil belajar siswa kelas kontrol 11,1328 kelas eksperimen SMA Negeri 2 Kudus.38

Dari penelitian yang relevan di atas, dapat disimpulkan bahwa pengembangan media infografik pada pembelajaran sejarah khususnya pada materi Perlawanan Rakyat Maluku untuk siswa SMA kelas XI belum pernah dilakukan sehingga peneliti memiliki inovasi untuk mengembangkan media infografik pada pembelajaran sejarah Indonesia. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model Borg and Gall di mana model ini merupakan model yang paling cocok dan sering digunakan dalam penelitian pengembangan. Media infografik ini disajikan dalam platform instagram. Menurut peneliti, instagram merupakan media sosial yang banyak digemari oleh generasi milenial terkhusus siswa SMA. Dengan penerapan media infografik yang disajikan dalam platform instagram ini diharapkan dapat membantu proses pembelajaran sejarah. Terciptanya pembelajaran yang menyenangkan, asik, dan tidak membosankan sehingga dapat memotivasi siswa dalam belajar sejarah.

38

Taufiq Harpan Aldila, Pengembangan Bahan Ajar Sejarah Indonesia Berbentuk Infografik

Materi Sejarah Kerajaan Islam Di Jawa Dan Akulturasinya Kelas X MIA Tahun Ajaran 2015/2016 Di SMA Negeri 2 Kudus, (online) diakses melalui

(62)

C. Kerangka Pikir

Pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila siswa dapat terlibat secara aktif, baik fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran. Seorang guru harus mampu memahami dan menguasai berbagai macam metode pembelajaran agar terwujudnya suatu proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Namun kenyataan yang terjadi saat ini dalam proses belajar dan mengajar tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Metode, model, dan media pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang variatif. Hal ini mengakibatkan banyak siswa yang melakukan aktivitasnya sendiri misalnya: siswa mengobrol dengan teman yang lain, dan siswa keluar masuk kelas saat pembelajaran sehingga tidak mendengarkan guru yang sedang mengajar.

Untuk dapat meningkatkan minat siswa dalam belajar sejarah, maka guru harus menciptakan pembelajaran dengan metode, model, dan media yang baik (aktif, inovatif, kreatif, dan efektif). Ada banyak media yang dapat digunakan oleh guru untuk menyampaikan materi pembelajaran sejarah di kelas, salah satunya adalah media infografik. Media infografik ini merupakan salah satu media visual yang masih minim penggunaannya dalam proses belajar mengajar. Infografik ini memvisualisasikan data, gagasan, informasi atau pengetahuan terkhusus pada materi Perlawanan Rakyat Maluku melalui bagan, grafik, jadwal dan lainnya. Infografik membuat informasi yang begitu kompleks menjadi informasi yang dapat dengan mudah dipahami. Dalam penerapannya juga

(63)

didasari sebuah kreatifitas, keindahan (daya tarik), ketepatan isi dengan ilustrasi, serta penggunaan waktu yang efektif dalam penyajiannya. Dengan ini siswa lebih mudah memahami materi yang diberikan.

Berikut ini adalah bagan kerangka pikir pengembangan media infografik untuk pembelajaran sejarah di SMA dalam materi pokok Perlawanan Rakyat Maluku.

Gambar II. Bagan Kerangka Pikir Proses pembelajaran di kelas Penerapan media yang belum variatif

Motivasi belajar yang kurang:

1. Siswa bosan 2. Siswa tidak aktif 3. Adanya aktivitas masing-masing siswa Penggunaan media yang variatif Media visual Infografik Terciptanya media infografik yang layak

Gambar

Gambar II. Bagan Kerangka Pikir Proses pembelajaran di kelas Penerapan media yang belum variatif
Tabel IV: Hasil Penilaian Produk Infografik pada Aspek Isi oleh Ahli Materi  No.  Indikator yang
Tabel V: Hasil Penilaian Produk Infografik pada Aspek Pembelajaran oleh Ahli      Materi
Tabel  VIII:  Hasil  Penilaian  Produk  Infografik  pada  Aspek  Penyajian  oleh  Ahli                     Media
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada proses remote ini Anda dapat menggunakan Program Client yang berjalan pada aplikasi Unix seperti SSH, atau telnet sedangkan pada windows seperti Putty, telnet, pstfp

Berdasarkan hasil validasi oleh ahli media dan ahli materi, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran yang dikembangkan yaitu set praktikum termoelektrik generator

Menurut Asyar (2012: 8) Media pembelajaran dapat diartikan sebagai segala sesuatu cara untuk menyampaikan pesan dari sumber terencana, sehingga terjadi

Dalam penyusunan Rencana Kerja tahun 2018, Dinas PPKBP3A mempertimbangkan hasil-hasil yang telah dicapai tahun sebelumnya, serta masalah-masalah dan tantangan yang

Didalam padanan paten Cina, Pemohon telah menambahkan konten yang sama dari klaim 11 padanan paten Eropa, yaitu: " Permukaan pemasangan untuk katup pengendali

Teknik validitas yang digunakan pada penelitian ini terdiri atas empat teknik yaitu: 1) teknik CVR; 2) korelasi hasil skor tingkat dua dengan tingkat keyakinan siswa; 3)

Begitu juga dengan Ayam, jika sedang mengerami telurnya supaya bisa menetas maka ayam selalu berhenti makan untuk memanaskan badannya dengan cara puasa dan

Osilator LC berfungsi sebagai detektor untuk mengevaluasi perubahan nilai induktansi akibat adanya perubahan jarak translasi dari massa pengganggu, yaitu tembaga