• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

11 2.1 Pengertian Peranan

Menurut Soekanto (2000;268) peranan merupakan aspek dinamis kedudukan (status) apakah seseorang melaksanakan hak-hak dan kewajiban- kewajibannya masing-masing sesuai dengan kedudukannya, maka dia akan menjalankan suatu peranan. Peranan mencakup tiga hal yaitu:

”1. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi/tempat seseorang dalam masyarakat

2. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat organisasi

3. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat”.

Pengertian peranan yang berhubungan dengan penelitian ini ialah peranan merupakan bagian dari tugas utama yang harus dilakukan seseorang dalam manajemen, hal ini mengingat peranan manajemen dalam menjalankan fungsi dan kegiatannya, dimana salah satunya yaitu menyusun anggaran. Keberhasilan sebuah perusahaan dapat dilihat dan diukur melalui keberhasilan perusahaan itu mencapai sasarannya yaitu dengan membandingkan antara sasaran yang telah ditetapkan atau anggarannya dengan realisasi yang telah dicapai perusahaan.

2.2 Anggaran

Suatu perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu. Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan suatu rencana yang matang yang disertai dengan cara-cara pengendaliannya.

Perencanaan merupakan dasar bagi suatu pengendalian, sedangkan pengendalian diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan. Semakin kompleksnya masalah menyebabkan banyak kegiatan harus dilaksanakan berdasarkan perencanaan yang cermat. Anggaran atau budget adalah salah satu bentuk dari berbagai rencana yang mungkin disusun.

(2)

Anggaran perusahaan adalah rencana tentang kegiatan perusahaan yang mencangkup berbagai kegiatan operasional yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya.

Anggaran juga merupakan pedoman pelaksanaan kegiatan yang juga merupakan alat untuk mengukur hasil dari pelaksanaan itu sendiri. Hasil yang sesungguhnya dicapai akan dibandingkan dengan tujuan yang telah ditetapkan di dalam anggaran untuk menentukan, meneliti dan menganalisa selisih yang ditimbulkan serta menentukan tindak koreksi (perbaikan) yang diperlukan untuk kegiatan yang akan datang.

2.2.1 Pengertian Anggaran

Anggaran merupakan suatu rencana yang disusun manajemen dengan anggapan bahwa manajemen tersebut mengambil langkah-langkah positif untuk merealisasikan rencana yang telah ditetapkan, anggaran tersebut disusun untuk membantu manajemen dalam melaksanakan perencanaan dan pengendalian.

Untuk mendapatkan pengertian yang jelas mengenai anggaran, dibawah ini akan dikemukakan beberapa pengertian atau definisi anggaran yang dinyatakan oleh para ahli.

Pengertian anggaran menurut Christina, dkk (2001:1) adalah sebagai berikut:

“ Anggaran merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis dalam bentuk angka dan dinyatakan dalam satuan moneter yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan untuk jangkan waktu (periode) tertentu dimasa yang akan datang.”

Pengertian anggaran menurut Munandar (2000:1) adalah sebagai berikut :

“Anggaran (budget) adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit (satuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang.”

(3)

Pengertian anggaran menurut Mulyadi (2001:488) adalah sebagai berikut :

“Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif, yang diukur dalam satuan moneter standar dan satuan ukuran lainnya, yang mencangkup jangka waktu satu tahun.”

Dari pendapat para ahli tersebut, dapat diketahui bahwa perumusan anggaran (budget) berbeda-beda namun mengandung unsur yang sama, yaitu :

1. Rencana, yaitu suatu penentuan terlebih dahulu tentang aktivitas atau kegiatan yang dilakukan di waktu yang akan datang.

2. Meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yaitu mencangkup semua kegiatan yang akan dilakukan oleh semua bagian yang ada dalam perusahaan, karena anggaran yang digunakan sebagai pedoman kerja, alat pengkoordinasian kerja, dan alat pengawasan kerja.

3. Dinyatakan dalam satuan moneter, yaitu satuan yang dapat diterapkan pada berbagai kegiatan perusahaan yang beraneka ragam. Satuan moneter ini sangat diperlukan, mengingat bahwa masing-masing kegiatan perusahaan yang beranekaragam tersebut sering mempunyai kesatuan unti yang berbeda.

Dengan unit moneter ini dapatlah diseragamkan semua kesatuan yang berbeda tersebut, sehingga memungkinkan untuk dijumlahkan, diperbandingkan serta dianalisis lebih lanjut.

4. Jangka waktu yang akan datang, yang menunjukkan bahwa anggaran berlakunya untuk masa yang akan datang. Hal ini bararti bahwa apa yang dimuat dalam anggaran adalah taksiran-taksiran ( forecast ) tentang apa yang akan terjadi serta apa yang akan dilakukan dimasa yang akan datang. Hal ini berarti lamanya jangka waktu tersebut tergantung pada kebutuhan perusahaan dan kesepakatan yang ada dalam perusahaan.

Dari berbagai pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa anggaran merupakan suatu rencana tindakan yang dinyatakan secara kuantitatif mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan oleh suatu perusahaan dalam jangka pendek tertentu dimasa yang akan datang.

(4)

2.2.2 Manfaat Anggaran

Menurut Christina, dkk (2001:2) mengemukakan bahwa manfaat penyusunan anggaran secara lebih lengkap :

“1. Adanya perencanaan terpadu.

2. Sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan perusahaan.

3. Sebagai alat pengkoordinasian kerja.

4. Sebagai alat pengawasan kerja.

5. Sebagai alat evaluasi kegiatan perusahaan.”

Manfaat penyusunan anggaran tersebut di atas dijelaskan sebagai berikut : 1. Adanya Perencanaan Terpadu

Anggaran perusahaan dapat digunakan sebagai alat untuk merumuskan rencana perusahaan dan untuk menjalankan pengendalian terhadap berbagai kegiatan perusahaan secara menyeluruh.

2. Sebagai Pedoman Pelaksanaan Kegiatan perusahaan

Anggaran dapat memberikan pedoman yang berguna baik bagi manajemen puncak maupun manajemen menengah. Anggaran yang disusun dengan baik akan membuat bawahan menyadari bahwa manajemen memiliki pemahaman yang baik tentang operasi perusahaan dan bawahan akan mendapatkan pedoman yang jelas dalam melaksanakan tugasnya.

3. Sebagai Alat Pengkoordinasian Kerja

Penganggaran dapat memperbaiki koordinasi kerja intern perusahaan.

Sistem anggaran memberikan ilustrasi operasi perusahaan secara keseluruhan.

4. Sebagai Alat Pengawasan Kerja

Anggaran memerlukan serangkaian standar prestasi atau target yang bisa dibandingkan dengan realisasinya sehingga pelaksanaan setiap aktivitas dapat dinilai kinerjanya. Dalam menentukan standar acuan, diperlukan pemahaman yang realistis dan analisis yang seksama terhadap kegiatan- kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan.

5. Sebagai Alat Evaluasi Kegiatan Perusahaan

Anggaran yang disusun dengan baik menerapkan standar yang relevan akan memberikan pedoman bagi perbaikan operasi perusahaan dalam menentukan

(5)

langkah-langkah yang harus ditempuh agar pekerjaan bisa diselesaikan dengan cara yang baik, artinya menggunakan sumber-sumber daya perusahaan yang dianggap paling menguntungkan.

Manfaat anggaran bagi fungsi manajemen menurut Gunawan Adisaputro dan Marwan Asri (2003:50) adalah:

“1. Manfaat dalam perencanaan (planning) 2. Manfaat dalam koordinasi (coordination) 3. Manfaat dalam pengendalian (controlling)”

Penjelasan dari manfaat anggaran tersebut diatas adalah sebagai berikut:

1. Manfaat dalam perencanaan (planning):

a. Sebagai dasar tindakan dalam penelitian, penelaahan dan riset yang mendalam.

b. Untuk mengarahkan keterlibatan dari seluruh tingkatan organisasi dalam menetapkan tindakan yang paling menguntungkan.

c. Berfungsi untuk mengumumkan kebijakan.

d. Untuk merumuskan tujuan dan sasaran.

e. Untuk menstabilkan pekerjaan.

2. Manfaat dalam koordinasi (coordination)

a. Untuk mengkoordinasikan dan mengkorelasikan usaha manusia dengan seluruh organisasi.

b. Untuk menghubungkan kegiatan-kegiatan perusahaan dengan kecenderungan umu yang diharapkan dari kondisi perusahaan.

c. Untuk mengarahkan modal dan usaha ke saluran yang paling menguntungkan melalui program yang seimbang dan terpadu.

d. Untuk melihat kelemahan dalam organisasi.

3. Manfaat dalam pengendalian (controlling)

a. Untuk mengendalikan operasi atau pengeluaran spesifik.

b. Secara umum untuk mencegah pemborosan.

c. Memberikan standar yang memadai untuk mengukur prestasi.

d. Mendorong kesadaran dalam pengendalian biaya.

(6)

Sedangkan M. Munandar (2000:10) mengemukakan manfaat atau kegunaan anggaran yaitu:

“1. Sebagai pedoman kerja;

2. Sebagai alat pengkordinasian kerja;

3. Sebagai alat pengawasan kerja.”

Penjelasan dari kegunaan anggaran tersebut di atas adalah sebagai berikut:

1. Sebagai pedoman kerja.

Anggaran berfungsi sebagai pedoman kerja dan memberikan arah sekaligus memberikan target-target yang harus dicapai oleh kegiatan-kegiatan perusahaan di waktu yang akan datang.

2. Sebagai alat pengkoordinasian kerja.

Anggaran berfungsi sebagai alat untuk pengkoordinasian kerja agar semua bagian yang terdapat dalam perusahaan dapat saling menunjang, saling bekerjasama dengan baik untuk menuju ke sasaran yang telah ditetapkan.

Dengan demikian, kelancaran jalannya kegiatan perusahaan dapat lebih baik.

3. Sebagai alat pengawasan kerja.

Anggaran berfungsi pula sebagai tolok ukur, sebagai alat pembanding untuk menilai realisasi kegiatan perusahaan nantinya. Dengan membandingkan antara apa yang tertuang di dalam anggaran dengan apa yang dicapai oleh realisasi kerja perusahaan, dapat dinilai apakah perusahaan telah sukses bekerja atau kurang sukses dalam pencapaian tujuannya. Dari perbandingan tersebut dapat pula diketahui sebab-sebab penyimpangan antara anggaran dengan realisasinya, sehingga dapat pula diketahui kelemahan-kelemahan dan keunggulan-keunggulan yang dimiliki perusahaan. Hal ini akan dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan yang berguna untuk menuysun rencana-rencana (anggaran) selanjutnya secara lebih matang dan lebih akurat.

Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa anggaran brmanfaat sebagai alat manajemen dalam merencanakan, mengkoordinasikan dan melakukan pengendalian kerja serta kegiatan perusahaan yang dapat menguntungkan,

(7)

sehinggga sasaran dan tujuan perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya dapat tercapai.

2.2.3 Karakteristik Anggaran

Munurut Mulyadi (2001:490) suatu anggaran mempunyai karakteristik sebagai berikut :

”1. Dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan selain keuangan.

2. Umumnya mencangkup jangka waktu satu tahun.

3. Berisi komitmen atau kesanggupan manajemen, yang berarti bahwa para manajer setuju untuk menerima tanggung jawab untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam anggaran.

4. Usulan anggaran ditelaah dan disetujui oleh pihak berwenang yang lebih tinggi dari penyusun anggaran.

5. Sekali disetujui, anggaran hanya dapat diubah dalam kondisi tertentu.

6. Secara berkala, kinerja keuangan sesungguhnya dibandingkan dengan anggaran dan selisihnya dianalisis dan dijelaskan.”

2.2.4 Keunggulan dan Kelemahan Anggaran

Menurut Hansen dan Mowen (2006:355) sistem anggaran mempunyai beberapa kelebihan untuk suatu organisasi yaitu sebagai berikut:

“1. Memaksa para manajer untuk melakukan perencanaan.

2. Menyediakan informasi yang dapat digunakan untuk memperbaiki pembuatan keputusan.

3. Menyediakan standar untuk evaluasi kinerja.

4. Memperbaiki komunikasi dan koordinasi.”

Meskipun banyak manfaat yang diperoleh dengan menyusun anggaran, tetapi masih banyak terdapat kelemahan yang membatasi anggaran, sebagaimana yang dinyatakan oleh M. Nafarin (2004:16) antara lain :

1. Anggaran dibuat berdasarkan taksiran dan asumsi, sehingga mengandung unsur ketidakpastian.

2. Menyusun anggaran yang cermat memerlukan waktu, uang, dan tenaga yang tidak sedikit, sehinga tidak semua perusahaan mampu menyusun anggaran secara lengkap (komprehensif) dan akurat.

3. Pihak yang merasa dipaksa untuk melaksanakan anggaran dapat mengakibatkan mereka menggerutu dan menentang, sehingga pelaksanaan anggaran dapat menjadi kurang efektif.

(8)

2.2.5 Kriteria Pelaksanaan Anggaran yang Memadai

Menurut Supriyono (1999:19-20) keberhasilan pelaksanaan anggaran dapat tercapai apabila terpenuhinya syarat-syarat sebagai berikut :

1. Adanya organisasi perusahaan yang sehat 2. Adanya Sistem Akuntansi yang memadai 3. Adanya penelitian dan analisis

4. Adanya dukungan dari para pelaksananya

Syarat-syarat tersebut diatas dijelaskan sebagai berikut : 1. Adanya organisasi perusahaan yang sehat

Organisasi yang sehat adalah organisasi yang membagi tugas fungsional dengan jelas serta menentukan garis wewenang dan tanggung jawab yang jelas.

2. Adanya Sistem Akuntansi yang memadai Sistem Akuntansi yang memadai meliputi :

a. Menggolongkan rekening yang sama antara Anggaran dengan realisasinya sehingga dapat dibandingkan dan dihitung penyimpangannya

b. Pencatatan akuntansi memberikan informasi mengenai realisasi anggaran c. Laporan didasarkan pada akuntansi pertanggungjawaban

3. Adanya Penelitian dan Analisis

Penelitian dan analisis diperlukan untuk menetapkan alat pengukur prestasi sehingga anggaran dapat dipakai untuk menganalisis.

4. Adanya dukungan dari para pelaksananya

Anggaran dapat dipakai sebagai alat yang baik bagi manajemen jika ada dukungan aktif dari si pelaksana, baik dari tingkat atas maupun tingkat bawah. Dengan demikian maka anggaran dapat terlaksana dengan baik.

Menurut Sofyan Syarif Harahap (2001:79) mekanisme anggaran sebagai alat pengawasan dapat dicapai dengan cara:

“1. Mendesain format anggaran yang sesuai dengan format akuntansi.

2. Menyusun anggaran sebelum dilaksanakannya kegiatan operasional.

3. Membandingkan antara anggaran dengan hasil realisasi dan menghitung penyimpangan.

(9)

4. Menjadikan penyimpangan sebagai dasar investigasi lebih lanjut untuk mengetahui penyebab penyimpangan tersebut.

5. Menjadikan hasil investigasi untuk menilai prestasi bagian dan memperbaiki serta menyempurnakan anggaran tahun berikutnya”.

2.2.6 Jenis-jenis Anggaran

Menurut Christina, dkk (2001:12) anggaran dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu :

“1. Berdasarkan ruang lingkup atau intensitas penyusunannya : a. Anggaran Parsial;

b. Anggaran Komprehensif;

2. Berdasarkan fleksibilitasnya : a. Anggaran Tetap (fixed budget);

b. Anggaran Kontinyu (continuous budget);

3. Berdasarkan Periode Waktu : a. Anggaran Jangka Pendek;

b. Anggaran Jangka Panjang.”

Penjelasan dari jenis-jenis anggaran tersebut diatas adalah sebagai berikut : 1. Berdasarkan ruang lingkup atau intensitas penyusunannya :

a. Anggaran Parsial

Adalah anggaran yang ruang lingkupnya terbatas, misalnya anggaran untuk bidang keuangan atau bidang poduksi saja.

b. Anggaran Komprehensif

Adalah anggaran dengan ruang lingkup menyeluruh, karena jenis kegiatan meliputi seluruh aktivitas perusahaan di bidang pemasaran, produksi, keuangan, personalia, dan administrasi.

2. Berdasarkan fleksibilitasnya : a. Anggaran tetap (fixed budget)

Adalah anggaran yang disusun untuk periode waktu tertentu dengan volume yang sudah ditentukan dan berdasarkan volume tersebut diperkirakan besarnya revenue, cost dan expense.

b. Anggaran Kontinyu (continuous budget)

Adalah anggaran yang disusun untuk periode waktu tertentu dengan volume terentu dan berdasarkan volume tersebut diperkirakan besarnya

(10)

revenue, cost, dan expense, namun secara periodic dilakukan penilaian

kembali.

3. Berdasarkan periode waktu : a. Anggaran Jangka Pendek

Adalah rencana kegiatan perusahaan secara rinci dalam satu tahun anggaran.

b. Anggaran Jangka Panjang

Adalah rencana kegiatan perusahaan dengan cangkupan waktu yang panjang dengan penekanan pada pengembangan profil perusahaan pada masa yang akan dating. Anggaran jangka panjang mencerminkan perencanaan menyeluruh tentang kegiatan yang akan dilakukan dalam jangka panjang dan merupakan suatu kesatuan yang utuh dari rencana yang disusun untuk kegiatan setiap tahun.

Sedangkan menurut M. Nafarin (2004:22) anggaran dapat dikelompokkan dari beberapa sudut pandang berikut ini :

“1. Menurut dasar penyusunannya, anggaran terdiri dari : a. Anggaran variable;

b. Anggaran Tetap;

2. Menurut cara penyusunannya, anggaran terdiri dari : a. Anggaran Periodik;

b. Anggaran Kontinyu;

3. Menurut jangka waktunya, anggaran terdiri dari : a. Anggaran Jangka Pendek (Anggaran Taktis);

b. Anggaran Jangka Panjang (Anggaran Strategis);

4. Menurut bidangnya anggaran terdiri dari : a. Anggaran Operasional;

b. Anggaran Keuangan.”

Penjelasan dari jenis-jenis anggaran tersebut di atas adalah sebagai berikut:

1. Menurut dasar penyusunannya, anggaran terdiri dari : a. Anggaran Variabel.

Adalah anggaran yang isusun berdasarkan interval (kisar) kapasitas (aktivitas) tertentu dan pada intinya merupakan suatu seri anggaran yang dapat disesuaikan pada tingkat-tingkat aktivitas (kegiatan) yang berbeda.

Anggaran variabel disebut juga anggaran fleksibel.

(11)

b. Anggaran tetap.

Adalah anggaran yang disusun berdasarkan suatu tingkat kapasitas tertentu. Anggaran tetap disebut juga dengan anggaran statis.

2. Menurut cara penyusunannya, anggaran terdiri dari : a. Anggaran Periodik

Adalah anggaran yang disusun untuk satu periode tertentu, pada umumnya periodenya satu tahun yang disusun setiap akhir periode anggaran.

b. Anggaran Kontinyu.

Adalah anggaran yang dibuat untuk mengadakan perbaikan anggaran yang pernah dibuat. Misalnya, tiap bulan diadakan perbaikan, sehingga anggaran yang dibuat dalam satahun mengalami perubahan.

3. Menurut jangka waktunya, anggaran terdiri dari : a. Anggaran Jangka Pendek (Anggaran Taktis).

Adalah anggaran yang dibuat dengan jangka waktu paling lama satu tahun. Anggaran untuk keperluan modal kerja merupakan anggaran jangka pendek.

b. Anggaran Jangka Panjang (Anggaran Strategis).

Adalah anggaran yang dibuat dengan jangka waktu lebih dari satu tahun.

Anggaran untuk keperluan investasi barang modal merupakan anggaran jangka panjang yang disebut dengan anggaran modal (capital budget).

Anggaran jangka panjang diperlukan sebagai dasar penyusunan anggaran jangka pendek.

4. Menurut bidangnya, anggaran terdiri dari : a. Anggaran Operasional.

Adalah anggaran untuk menyusun laporan rugi laba. Anggaran operasional terdiri dari :

1) Anggaran Penjualan;

2) Anggaran Biaya Pabrik;

i. Anggaran Biaya Bahan Baku

ii. Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung iii. Anggaran Biaya Overhead Pabrik

(12)

3) Anggaran beban usaha b. Anggaran Keuangan.

Adalah anggaran untuk menyusun anggaran neraca. Anggaran keuangan, antara lain terdiri dari :

1) Anggaran Kas;

2) Anggaran Piutang;

3) Anggaran Persediaan;

4) Anggaran Utang;

5) Anggaran Neraca.

2.2.7 Prosedur Penyusunan Anggaran

Penyusunan anggaran menurut Sofyan Syarif Harahap (2001:83) dapat dilakukan melalui 3 pendekatan, yaitu :

1. Otoriter atau top down 2. Demokrasi atau bottom up

3. Campuran atau top down dan bottom up

Pendekatan penyusunan anggaran tersebut diatas, dijelaskan sebagai berikut :

1. Pendekatan otoriter atau top down

Dalam pendekatan ini budget disusun dan ditetapkan sendiri oleh pimpinan dan budget inilah yang harus dilaksanakan dilaksanakan bawahan tanpa keterlibatan bawahan dalam penyusunannya.

2. Pendekatan demokrasi atau bottom-up

Dengan pendekatan ini, budget disusun berdasarkan hasil keputusan karyawan. Budget disusun mulai dari bawahan sampai ke atasan. Bawahan diserahkan sepenuhnya menyusun anggaran yang akan dicapai di masa ynga akan datang.

3. Pendekatan campuran atau top down dan bottom up

Dalam pendekatan ini, perusahaan menyusun budget dengan memulainya dari atas dan kemudian untuk selanjutnya dilengkapi dan dilanjutkan oleh karyawan bawahan.

(13)

Kebanyakan perusahaan menggunakan prosedur Bottom up, dengan pertimbangan bahwa mereka lebih mengetahui apa yang diperlukan oleh perusahaannya, sehingga mereka dapat mempersiapkan suatu perencanaan yang lebih realistis untuk mendukung anggaran yang mereka siapkan. Dengan demikian anggaran yang tersusun nanti merupakan hasil kesepakatan bersama sesuai dengan kondisi, fasilitas serta kemampuan masing-masing bagian secara terpadu.

Kesepakatan bersama ini sangat penting agar pelaksanaan anggaran nanti benar- benar didukung oleh seluruh bagian yang ada dalam perusahaan, sehingga memudahkan terciptanya kerjasama yang saling menunjang dan terkoordinasi dengan baik.

2.2.8 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran

Suatu budget dapat berfungsi dengan baik bilamana taksiran-taksiran (forecast) yang termuat di dalamnya cukup akurat, sehingga tidak jauh berbeda

dengan realisasinya nanti. Untuk bisa melakukan penaksiran secara akurat diperlukan berbagai data, informasi, dan pengalaman, yang merupakan faktor- faktor yang harus dipertimbangkan dalam menyusun budget.

Menurut Munandar (2000:11) faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penyusunan anggaran dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu :

1. Faktor-faktor intern 2. Faktor-faktor ekstern

Faktor-faktor tersebut di atas dijelaskan sebagai berikut :

1. Faktor intern, yaitu data, informasi, dan pengalaman yang terdapat di dalam perusahaan itu sendiri.

Faktor-faktor tersebut antara lain : a. Penjualan tahun-tahun terdahulu.

b. Kebijaksanaan perusahaan yang berhubungan dengan masalah harga jual,syarat pembayaran barang yang dijual, pemilihan saluran distribusi dan sebagainya.

c. Kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan.

(14)

d. Tenaga kerja yang dimiliki perusahaan, baik jumlahnya ( kuantitas ) maupun keterampilan dan keahliannya ( kualitatif ).

e. Modal kerja yang dimiliki perusahaan.

f. Fasilitas-fasilitas lainnya yang dimiliki perusahaan.

g. Kebijaksanaan-kebijaksanaan perusahaan yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perusahaan, baik di bidang pemasaran, di bidang produksi, di bidang pembelanjaan, di bidang administrasi maupun di bidang personalia.

2. Faktor-faktor ekstern, yaitu data, informasi dan pengalaman yang terdapat di luar perusahaantetapi dirasa mempunyai pengaruh terhadap kehidupan perusahaan. Faktor-faktor tersebut antara lain berupa :

a. Keadaan persaingan.

b. Tingkat pertumbuhan penduduk.

c. Tingkat penghasilan masyarakat.

d. Tingkat pendidikan masyarakat.

e. Tingkat penyebaran penduduk.

f. Agama, adat-istiadat dan kebiasaan masyarakat.

g. Berbagai kebijaksanaan pemerintah, baik di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya maupun keamanan.

h. Keadaan perekonomian nasional maupun internasional, kemajuan teknologi dan sebagainya.

Sampai batas-batas tertentu perusahaan masih dapat mengatur dan menyesuaikan faktor-faktor intern dengan apa yang diinginkan untuk masa yang akan datang. Misalnya, modal yang sekarang dimiliki dirasa kurang untuk periode anggaran yang akan datang sehingga perusahaan dalam batas-batas tertentu masih bisa mengatasinya, misalnya dengan mengajukan permohonan kredit pada bank.

Oleh karena itu faktor-faktor intern ini disebut sebagai faktor yang dapat dikendalikan (controllable), yaitu faktor yang dalam batas-batas tertentu masih bisa disesuaikan dengan keinginan atau kebutuhan untuk periode yang akan datang.

(15)

Sedangkan faktor ekstern ini disebut faktor yang tidak dapat dikendalikan (uncontrollable), yaitu faktor yang tidak dapat diatur dan tidak dapat disesuaikan

dengan keinginan perusahaan. Akibatnya, perusahaanlah yang harus menyesuaikan kebijakan-kebijakan dengan faktor-faktor tersebut.

2.3 Kas

Kas merupakan alat pertukaran yang diakui oleh masyarakat umum dan merupakan landasan yang kuat untuk dipakai sebagai alat pengukur terhadap semua kegiatan ekonomi di dalam perusahaan. Kas meliputi uang tunai dan alat pembayaran yang diterima oleh umum, baik yang ada dalam perusahaan maupun yang disimpan di bank.

Yang dimaksud dengan kas berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan No.2 (2002:2.2) adalah sebagai berikut :

“Kas terdiri dari saldo kas (cash on hand) dan rekening giro.”

Jadi, pengertian kas tersebut mencangkup uang kertas, uang logam, deposito, investasi jangka panjang, simpanan di bank dalam bentuk rekening giro dan tabungan yang sewaktu-waktu dapat diambil. Yang tidak termasuk kas dalam pengertian ini adalah funds yang disisihkan untuk tujuan tertentu, persediaan perangko, cek kosong dari pihak ketiga dan rekening giro pada bank diluar negeri yang tidak segera dipakai.

2.4 Anggaran Kas

Anggaran kas sangat penting dibuat oleh perusahaan, karena dengan anggaran kas dapat diperkirakan keadaan kekurangan atau kelebihan kas pada saat tertentu dengan diketahuinya kelebihan kas, maka manajemen dapat mengambil keputusan untuk apa dipergunakan kelebihan kas tersebut. Sebaliknya, dengan diketahuinya keadaan kekurangan kas maka kekurangan kas tersebut dapat segera diantisipasi, misalnya dengan cara mencari sumber pinjaman, atau menambah modal pemilik, atau menjual aktiva tetap yang tidak berfungsi secara normal.

Kekurangan kas dapat mengganggu likuiditas perusahaan, karena dapat

(16)

mengakibatkan macetnya pembayaran rutin untuk membiayai kegiatan perusahaan sehari-hari.

Anggaran kas merupakan rencana penerimaan kas dan pengeluaran kas untuk periode yang akan datang. Sesuai dengan namanya, maka anggaran kas ini berisikan informasi mengenai :

1. Rencana penerimaan kas 2. Rencana pengeluaran kas

2.4.1 Pengertian Anggaran Kas

Berikut ini pengertian mengenai anggaran kas yang dikemukakan oleh beberapa ahli, diantaranya menurut Bambang Riyanto (2001:97) adalah sebagai berikut :

“ Budget kas adalah estimasi terhadap posisi kas untuk suatu periode tertentu yang akan datang.”

Pengertian anggaran kas menurut Munandar (2000:311) dikemukakan bahwa :

“ Budget kas (Cash Budget ) ialah budget yang merencanakan secara lebih terperinci tentang jumlah kas beserta perubahan-perubahannya dari waktu ke waktu selama periode yang akan datang, baik perubahan yang berupa penerimaan kas maupun perubahan yang berupa pengeluaran kas.”

Dari pengertian tersebut dapatlah diketahui bahwa budget kas mencangkup dua sektor, yaitu :

1. Sektor Penerimaan Kas, yang pada umumnya berasal dari : a. Penjualan tunai barang jadi yang diproduksi.

b. Penagihan piutang.

c. Penjualan aktiva tetap.

d. Penerimaan lain-lain (non-operatng), misalnya penghasilan bunga, penghasilan dividen, dan sebagainya.

2. Sektor pengeluaran kas, yang pada umumnya pengeluaran untuk biaya- biaya, baik biaya utama (operating), maupun biaya-biaya bikan utama (non- operating), seperti misalnya :

(17)

a. Pembayaran upah tenaga kerja langsung.

b. Pembayaran biaya pabrik tidak langsung.

c. Pembayaran biaya administrasi.

d. Pembayaran penjualan.

e. Pembelian aktiva tetap.

f. Pembayaran lain-lain (non-operating), seperti misalnya, pembayaran biaya bunga, pembayaran biaya sewa, dan lain-lain.

Dalam mempersiapkan anggaran kas, manajer keuangan harus dapat meramalkan penerimaan dan pengeluaran kas setepat mungkin. Sumber yang paling banyak dalam penerimaan kas berasal dari penjualan, baik penjualan kredit maupun penjualan tunai, penerimaan bunga pinjaman, dan lain-lain.

Setelah meramalkan penerimaan kas, kemudian manajer keuangan memperkirakan aliran kas keluar, dimana aliran kas keluar ini mencangkup pembayaran untuk pembelian aktiva tetap, pembayaran pajak, pembayaran upah dan gaji pegawai, dan berbagai pengeluaran kas untuk pembayaran biaya operasi perusahaan dan sebagainya.

Dengan adanya anggaran kas ini, maka manajer keuangan dapat mengetahui saat kelebihan dan kekurangan kas, sehingga sebelumnya dapat direncanakan penggunaan kelebihan kas, demikian juga sebaliknya jika terdapat kekurangan (defisit) kas dapat segera dicari jalan keluarnya.

2.4.2 Tujuan Penyusunan Anggaran Kas

Tujuan perusahaan melakukan penyusunan anggaran kas menurut Christina, dkk (2001:188) adalah untuk :

1. Menentukan posisi kas pada berbagai waktu dengan membandingkan uang kas masuk dengan uang kas keluar.

2. Memperkirakan kemungkinan terjadinya defisit atau surplus.

3. Mempersiapkan keputusan pembelanjaan jangka pendek dan jangka panjang dimana bila terjadi defisit, perusahaan perlu mencari dana tambahan baru dan sebaliknya, bila perusahaan mengalami surplus maka perusahaan harus memilih alternatif penggunaan yang paling menguntungkan.

4. Sebagai dasar kebijakan pembelian kredit.

5. Sebagai dasar otorsasi dana anggaran yang disediakan.

(18)

6. Sebagai dasar penilaian terhadap realisasi pengeluaran kas sebenarnya.

Sedangkan tujuan penyusunan anggaran kas menurut Welsch, dkk yang dialihbahasakan oleh Purwatiningsih dan Maudy Warouw (2000:440) adalah sebagai berikut :

“1. Memberikan taksiran posisi kas pada akhir setiap periode sebagai akibat dari operasi yang dijalankan;

2. Mengetahui kelebihan atau kekurangan kas pada waktunya;

3. Menentukan kebutuhan pembiayaan dan atau kelebihan kas menganggur untuk investasi

4. Menyelaraskan kas dengan (a) total modal kerja, (b) pendapatan penjualan, (c) biaya, (d) investasi, dan (e) utang;

5. Menetapkan dasar yang sehat untuk pemantauan posisi kas secara terus menerus.”

2.4.3 Kegunaan Anggaran Kas

Menurut M. Munandar (2000:312) secara umum semua anggaran termasuk anggaran kas, mempunyai 3 kegunaan pokok, yaitu :

“1. Sebagai pedoman kerja;

2. Sebagai alat pengkoordinasian kerja;

3. Sebagai alat pengawasan kerja.”

Sedangkan secara khusus, anggaran kas berguna sebagai dasar untuk penyusunan Master Balance Sheet Budget (Anggaran Induk Neraca), yaitu anggaran tentang posisi keuangan perusahaan pada suatu saat tertentu yang akan datang, yang berisi taksiran-taksiran secara garis besar (global) dan kurang dijabarkan secara lebih terperinci, seperti misalnya posisi keuangan pada akhir semester, posisi keuangan pada akhir tahun.

Selain itu kegunaan anggaran kas menurut Sofyan Syafri Harahap (2001:177) yaitu untuk:

“1. Menilai kemampuan perusahaan untuk menghasilkan, merencanakan, mengontrol arus kas masuk dan arus kas keluar perusahaan yang lalu maupun proyeksi pada masa datang.

2. Menilai kemungkinan keadaan arus kas masuk dan keluar, arus kas bersih perusahaan, termasuk kemampuan membayar dividen dimasa mendatang.

(19)

3. Menyajikan informasi bagi investor, kreditor, memproyeksikan return dari sumber kekayaan perusahaan.

4. Menilai kemampuan perusahaan untuk memasukkan kas ke perusahaan dimasa yang akan datang.

5. Menilai alasan perbedaan antara laba bersih akuntansi dikaitkan dengan penerimaan dan pengeluaran kas.

6. Menilai pengaruh investasi baik kas maupun bukan kas dan transaksi lainnya terhadap posisi keuangan perusahaan selama satu periode tertentu.

7. Melihat kegiatan kas yang menonjol dalam perusahaan.

2.4.4 Langkah-langkah Penyusunan Anggaran Kas

Menurut Christina (2001:189), Langkah-langkah dalam menyusun anggaran kas adalah sebagai berikut :

1. Menyusun anggaran penagihan piutang.

2. Menyusun anggaran penerimaan kas, yang biasanya terdiri dari pos penerimaan tunai, penagihan piutang, dan penerimaan lain-lain.

3. Menyusun anggaran pengeluaran kas. Anggaran pengeluaran kas ini umumnya mencangkup pos-pos pembelian mesin, pembelian gedung, pembelian lain-lain, anggaran untuk biaya-biaya, dan pengeluaran lain- lain.

4. Menyusun anggaran kas yang sifatnya sementara. Artinya, bila terdapat saldo kas akhir yang hasilnya minus atau negatif, maka perusahaan memerlukan pinjaman dari pihak luar dan sebagai konsekuensinya diperlukan pembayaran berupa bunga atau angsuran pokoknya. Yang perlu menjadi perhatian disini adalah bahwa pinjaman tersebut harus memperhitungkan pembayaran bunga dan angsuran pokoknya.

5. Memperkirakan pembayaran bunga ( apabila perusahaan memerlukan pinjaman untuk menutupi defisit yang terjadi ). Untuk itu diperlukan suatu skema pembayaran bunga yang lengkap.

6. Menyusun anggran kas akhir.

Menurut Bambang Riyanto (2001:97) penyusunan anggaran kas biasanya dilakukan dalam beberapa tahap, antara lain adalah sebagai berikut:

1. Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran menurut rencana operasional perusahaan;

2. Menyusun perkiraan atau estimasi kebutuhan dana atau kredit dari bank atau sumber-sumber dana lainnya yang diperlukan untuk menutup defisif kas karena rencana operasi perusahaan, juga disusun estimasi pembayaran bunga kredit tersebut beserta waktu pembayarannya kembali;

(20)

3. Menyusun kembali estimasi keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah adanya transaksi keuangan.

Penjelasan dari tahap-tahap penyusunan anggaran kas adalah sebagai berikut:

1. Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran menurut rencana operasional perusahaan.

Transaksi-transaksi disini merupakan transaksi operasi (operasional transaction). Pada tahap ini dapat diketahui adanya defisit atau surplus

karena rencana operasi perusahaan.

2. Menyusun perkiraan atau estimasi kebutuhan dana atau kredit dari bank atau sumber-sumber dana lainnya yang diperlukan untuk menutup defisit kas karena rencana operasional perusahaan, juga disusun estimasi pembayaran bunga kredit tersebut beserta waktu pembayarannya kembali.

Transaksi-transaksi disini merupakan transaksi keuangan (financial transaction).

3. Menyusun kembali estimasi keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah adanya transaksi keuangan.

Anggaran kas yang final ini merupakan gabungan dari transaksi operasional dan transaksi keuangan yang menggambarkan estimasi penerimaan dan pengeluaran kas secara keseluruhan.

2.4.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran Kas

Menurut M. Munandar (2000:312) faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam menyusun anggaran kas antara lain :

“1. Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan kas, antara lain:

a. Anggaran penjualan, khususnya rencana tentang jenis (kualitas) dan jumlah (kuantitas) barang yang akan dijual dari waktu ke waktu selama periode yang akan datang;

b. Keadaan persaingan di pasar;

c. Posisi perusahaan dalam persaingan;

d. Syarat pembayaran (term of payment) yang ditawarkan perusahaan;

e. Kebijaksanaan perusahaan dalam penagihan piutang;

f. Anggaran perubahan aktiva tetap, khususnya rencana tentang pengurangan (penjualan) aktiva tetap;

(21)

g. Rencana-rencana perusahaan tentang penerimaan- penerimaan kas dari sumber-sumber lain (non operating);

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengeluaran kas, antara lain:

a. Anggaran pembelian bahan mentah, khususnya rencana tentang jenis (kualitas) dan jumlah (kuantitas) bahan mentah yang akan dibeli dari waktu ke waktu selama periode yang akan datang;

b. Keadaan persaingan para supplier bahan mentah di pasar;

c. Posisi perusahaan terhadap pihak supplier bahan mentah;

d. Syarat pembayaran (term of payment) yang ditawarkan oleh supplier bahan mentah;

e. Anggaran upah tenaga kerja langsung;

f. Anggaran pabrik tidak langsung;

g. Anggaran biaya administrasi;

h. Anggaran perubahan aktiva tetap, khususnya rencana tentang penambahan (pembelian) aktiva tetap;

i. Rencana-rencana perusahaan tentang pengeluaran- pengeluaran kas untuk keperluan lain-lain (non operating)”.

Adapun penjelasan dari faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran kas tersebut diatas adalah sebagai berikut:

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan kas, antara lain;

a. Anggaran penjualan.

Semakin besar jumlah penjualan, akan cenderung semakin besar pula transaksi penjualan secara tunai yang akan dilakukan, sehingga akan memperbesar penerimaan kas. Sebaliknya, semakin kecil jumlah penjualan, akan cenderung semakin kecil jumlah transaksi penjualan secara tunai yang akan dilakukan, sehingga akan memperkecil jumlah penerimaan kas.

b. Keadaan persaingan di pasar.

Persaingan yang ketat akan memaksa perusahaan untuk lebih banyak melakukan transaksi-transaksi penjualan secara kredit, sehingga memperkecil transaksi penjualan secara tunai. Akibatnya akan memperkecil pula penerimaan kas. Sebaliknya, persaingan yang lebih lunak akan memungkinkan perusahaan memperkecil transaksi-transaksi secara kredit, sehingga memperbesar transaksi penjualan secara tunai, akibatnya akan memperbesar pula penerimaan kas.

(22)

c. Posisi perusahaaan dalam persaingan.

Bilamana posisi perusahaan cukup kuat, maka perusahaan lebih dapat memaksakan penjualan secara tunai, sehingga akan meningkatkan penerimaan kas. Sebaliknya, posisi perusahaan yang lemah dalam persaingan kurang memungkinkan untuk memaksakan penjualan secara tunai, sehingga akan memperkecil penerimaan kas.

d. Syarat pembayaran (term of payment) yang ditawarkan perusahaan.

Bila potongan penjualan yang ditawarkan perusahaan cukup menarik para calon pembeli, maka akan mendorong mereka untuk melakukan pembelian secara tunai, sehingga akan memperbesar penerimaan kas. Sebaliknya bilamana potongan penjualan yang ditawarkan perusahaan kurang menarik para calon pembeli, maka akan mendorong mereka untuk melakukan pembelian-pembelian secara kredit, sehingga akan mmperkecil penerimaan kas.

e. Kebijaksanaan perusahaan dalam penagihan piutang.

Penagihan yang lebih aktif akan mempercepat penerimaan kas.

Sebaliknya, jika penagihan piutang yang kurang efektif akan mengakibatkan lambatnya penerimaan kas.

f. Anggaran perubahan aktiva tetap.

Bilamana selama periode yang akan datang perusahaan merencanakan akan melakukan penjualan aktiva tetap, maka akan memperbesar penerimaan kas. Sedangkan sebaliknya, bilamana selama periode yang akan datang perusahaan tidak merencanakan akan melakukan penjualan aktiva tetap, maka akan memperkecil penerimaan kas.

g. Rencana-rencana perusahaan tentang penerimaan-penerimaan kas dari sumber lain-lain (non operating), seperti misalnya penghasilan bunga, penghasilan sewa, penghasilan deviden.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengeluaran kas, antara lain:

a. Anggaran pembelian bahan mentah.

Semakin besar jumlah pembelian bahan mentah, akan cenderung semakin besar pula transaksi pembelian secara tunai yang akan dilakukan, sehingga

(23)

akan memperbesar pengeluaran kas. Sebaliknya, semakin kecil jumlah pembelian, akan cenderung akan semakin kecil pula transaksi pembelian secara tunai yang akan dilakukan, sehingga akan memprkecil pengeluaran kas.

b. Keadaan persaingan para supplier bahan mentah di pasar.

Persaingan yang lebih keras akan memaksa para supplier melakukan transaksi-transaksi penjualan secara kredit, sehingga memperkecil transaksi pembelian tunai bahan mentah oleh perusahaan, akibatnya akan memperkecil pengeluaran kas. Sebaliknya, persaingan yang lebih lunak akan memungkinkan supplier memperkecil transaksi-transaksi penjualan secara kredit, sehingga memperbesar transaksi pembelian tunai bahan mentah oleh perusahaan.

c. Posisi perusahaan terhadap pihak supplier bahan mentah.

Bilamana posisi perusahaan cukup kuat, maka perusahaan lebih dapat memaksakan pembelian bahan mentah secara kredit, sehingga akan memperkecil pengeluaran kas. Sebaliknya, posisi perusahaan yang lemah kurang memungkinkan untuk memaksakan pembelian secara kredit, sehingga lebih banyak dilakukan transaksi pembelian nahan mentah secara tunai, akibatnya akan memperbesar pengeluaran kas.

d. Syarat pembayaran (term of payment) yang ditawarkan supplier bahan mentah.

Bilamana potongan pembelian yang ditawarkan supplier cukup menarik perusahaan, akan mendorong perusahaan untuk melakukan pembelian secara tunai, sehingga akan memperbesar pengeluaran kas. Sebaliknya, bilamana potongan pembelian yang ditawarkan supplier kurang menarik perusahaan, akan mendorong perusahaan untuk melakukan pembelian secara kredit, sehingga akan memperkecil pengeluaran kas.

e. Anggaran upah tenaga kerja langsung.

Semakin besar upah tenaga kerja langsung yang akan dibayar, akan semakin besar pula pengeluaran kas yang akan dilakukan. Sebaliknya,

(24)

semakin kecil jumlah upah tenaga kerja langsung, akan semakin kecil pula pengeluaran kas yang akan dilakukan.

f. Anggaran biaya pabrik tidak langsung.

Semakin besar biaya pabrik tidak langsung yang harus dibayar, akan semakin besar pula pengeluaran kas yang harus dilakukan. Sebaliknya, semakin kecil biaya pabrik tidak langsung, akan semakin kecil pula pengeluaran kas yang harus dilakukan.

g. Anggaran biaya administrasi.

Semakin besar biaya administrasi yang harus dibayar, akan semakin besar pula pengeluaran kas yang akan dilakukan. Sebaliknya, semakin kecil biaya administrasi yang harus dibayar, akan semakin kecil pula pengeluaran kas yang akan dilakukan.

h. Anggaran peusahaan aktiva tetap.

Bilamana selama periode yang akan datang perusahaan merencanakan akan melakukan penambahan aktiva tetap, maka akan memperbesar pengeluaran kas. Sedangkan sebaliknya, bilamana selama periode yang akan datang perusahaan tidak akan melakukan penambahan aktiva tetap, maka akan memperkecil pengeluaran kas.

i. Rencana-rencana perusahaan tentang pengeluaran kas untuk keperluan lain-lain (non-operating).

Pengeluaran kas untuk keperluan lain-lain (non-operating), seperti misalnya untuk keperluan untuk biaya sewa, biaya sewa.

2.5 Pengertian Efektivitas

Efektivitas selalu berkaitan dengan aktivitas-aktivitas pada suatu organisasi dalam usaha untuk mencapai tujuan organisasi. Pengertian Efektivitas menurut Anthony and Govindarajan (2003;111) adalah sebagai berikut:

”Effectiveness is determined by relationship between a responsibility centre’s output and it’s objectives”.

Jadi efektivitas adalah hubungan antara keluaran dengan tujuan harus dicapainya. Semakin besar kontribusi keluaran yang dihasilkan terhadap nilai

(25)

pencapaian tujuan tersebut, maka dapat dikatakan semakin efektif pula unit tersebut.

Menurut Supriyono (2001:25) pengertian efektivitas adalah:

”Efektivitas adalah hubungan antara keluaran pusat pertanggungjawaban dengan tujuannya. Semakin besar kontribusi keluaran suatu pusat pertanggungjawaban terhadap pencapaian tujuan perusahaan, semakin efektif kegiatan pertanggungjawaban tersebut”.

Pengertian efektivitas pada dasarnya berhubungan dengan pencapaian tujuan atau target kebijakan (hasil guna). Efektivitas merupakan hubungan antara keluaran dengan tujuan atau sasaran yang harus dicapai. Kegiatan operasional dikatakan efektif apabila proses kegiatan mencapai sasaran akhir kebijakan.

Indikator efektivitas menggambarkan jangkauan akibat dan dampak dari keluaran program untuk mencapai tujuan program. Semakin besar kontribusi output yang dihasilkan terhadap pencapaian tujuan atau sasaran yang ditentukan, maka semakin efektif proses kerja suatu unit orgaanisasi.

2.6 Pengendalian

Dalam melaksanakan kegiatan perusahaan, manajemen membutukan cara untuk memastikan bahwa setiap bagian dalam perusahaan melakukan apa yang seharusnya mereka lakukan, agar tujuan perusahaan yang telah mereka tetapkan sebelumnya dapat tercapai. Oleh karena itu, fungsi pengendalian dari manajemen diperlukan untuk memdukung hal tersebut.

2.6.1 Pengertian Pengendalian

Pengendalian merupakan kebijaksanaan, prosedur dan praktek yang diterapkan oleh manajemen dalam mengelola perusahaan utnuk mencapai tujuan perusahaan secara efektif dan efisien, mencangkup koreksi atas kekurangan, kelemahan, dan penyimpangan yang ada serta penyesuaian operasi agar selaras dengan pedoman yang digunakan.

(26)

Pengertian pengendalian menurut Mulyadi (2001:146) adalah sebagai berikut:

“Pengendalian adalah usaha untuk mencapai tujuan tertentu melalui perilaku yang diharapkan”.

Dari definisi pengendalian diatas, terdapat tujuan yang akan diwujudkan dan perilaku yang diharapkan. Pengendalian selalu berorientasi ke masa depan.

Karena baik tujuan yang hendak dicapai maupun perilaku yang diharapkan merupakan objek yang berdimensi ke masa depan. Oleh karena itu, apa yang terjadi di masa lalutidak relevan dengan pengendalian, kecuali apa yang terjadi di masa lalu dapat diproyeksikan ke masa depan.

Sedangkan menurut Welsch dkk yang dialihbahasakan oleh Purwatiningsih dan Maudy Warouw (2000:13) mendefinisikan pengendalian sebagai berikut :

“Pengendalian didefinisikan sebagai proses mengukur dan mengevaluasi kinerja aktual dari setiap bagian organisasi suatu perusahaan, kemudian melaksanakan tindakan perbaikan apabila diperlukan”.

Sedangkan menurut R.A Supriyono (2001:6) pengertian pengendalian adalah sebagai berikut :

“Pengendalian merupakan proses yang digunakan untuk menjamin agar para pelaksana bekerja dengan efektif dan efisien dalam rangka mencapai tujuan bagian organisasi yang telah ditentukan terlebih dahulu”.

2.6.2 Jenis-jenis Pengendalian

Menurut Glenn A. Welsch, dkk yang dialihbahasakan oleh Maudy Warouw dan Purwatiningsih (2000:14), berdasarkan waktu persiapan dan pelaksanaannya, secara umum bentuk pengendalian suatu perusahaan dapat digolongkan menjadi :

“1. Pengendalian Awal (Feedforward Control);

2. Pengendalian Berjalan (Concurrent Control);

3. Pengendalian Umpan Balik (Feedback Control)”

(27)

Penjelasan dari jenis-jenis pengendalian tersebut diatas adalah sebagai berikut : 1. Pengendalian Awal.

Dipergunakan sebelum kegiatan atau tindakan dilaksanakan untuk menjamin bahwa sumber daya manusia dan bahan baku telah disiapkan dan perusahaan telah siap untuk melaksanakan kegiatan.

2. Pengendalian Berjalan.

Biasanya dalam bentuk laporan kinerja berkala. Pemantauan (dengan menggunakan observasi personal dan laporan-laporan) terhadap aktivitas berjalan untuk menjamin bahwa tujuan dapat dicapai, dan kebijakan serta prosedur telah diterapkan dengan benar selama operasi perusahaan.

3. Pengendalian Umpan Balik.

Tindakan pasca operasi, memfokuskan pada hasil periode sebelumnya untuk mengendalikan aktivitas dimasa mendatang.

2.6.3 Proses Pengendalian

Proses pengendalian didefinisikan sebagai proses mengukur dan mengevaluasi kinerja aktual dari setiap bagian organisasi suatu perusahaan, kemudian melaksanakan tindakan perbaikan apabila diperlukan. Hal ini dilakukan untuk menjamin bahwa perusahaan dapat mencapai sasaran, tujuan, kebijakan dan standar yang ditetapkan secara efisien.

Proses pengendalian menurut Welsch, dkk yang dialihbahasakan oleh Purwatiningsih dan Warrow ( 2000 : 14 ) meliputi langkah-langkah sebagai berikut :

1. Membandingkan kinerja aktual untuk periode bersangkutan dengan tujuan dan standar yang telah ditetapkan sebelumnya.

2. Menyiapkan laporan kinerja yang berisi hasil aktual, hasil yang direncanakan, dan selisih dari kedua angka tersebut.

3. Menganalisis penyimpangan antara hasil aktual dengan hasil yang direncanakan dan mencari sebab dari penyimpangan tersebut.

4. Mencari dan mengembangkan tindakan alternatif untuk mengatasi masalah dan belajar dari pengalaman pihak lain yang telah sukses di suatu bidang tertentu.

5. Memilih ( tindakan koreksi ) dari kumpulan alternatif yang ada dan menerapkan tindakan tersebut.

(28)

6. Tindak lanjut atas pengendalian untuk menilai efektivitas dari tindakan koreksi yang ditetapkan. Lanjutkan dengan umpan maju untuk membuat perencanaan periode berikutnya.

2.6.4 Pengendalian Kas

Dalam menjalankan kegiatannya untuk mencapai tujuan, perusahaan selalu membutuhkan kas, baik untuk membiayai kebutuhan rutin perusahaan maupun kebutuhan yang tidak bersifat rutin. Kas dibutuhkan untuk membiayai kebutuhan perusahaan, tetapi perusahaan juga memperoleh penghasilan berupa kas.

Penerimaan dan pengeluaran kas tersebut akan menentukan posisi kas perusahaan setiap saat. Oleh karena itu, perusahaan harus mengendalikan kasnya, dalam arti menjaga keseimbangan antara jumlah kas yang tersedia dengan jumlah kas yang dibutuhkan.

Pengendalian terhadap kas juga meliputi tindakanpengamanan terhadap kas sesuai dengan sifat-sifat yang dimiliki oleh kas, maka pengendalian dilaksanakan untuk memastikan bahwa :

1. Setiap pengeluaran kas telah sesuai dengan tujuannya.

2. Semua uang yang seharusnya diterima itu, benar-benar diterima oleh perusahaan.

3. Tidak ada penyalahgunaan terhadap uang milik perusahaan.

Sistem pengendalian kas yang efektif penting karena konsekwensi yang mungkin terjadi. Seringkali manajemen membuat keputusan atau mengubah kebijakan yang ada sehingga posisi kas ditingkatkan.untuk mennghindari kekurangan kas yang dikarenakan adanya suatu perubahan yang tidak diperkirakan dalam melakukan operasi menurut Welsch dkk yang dialihbahasakan oleh Purwatiningsih dan Maudy Warouw yaitu dengan cara:

“1. Meningkatkan usaha untuk menagih piutang 2. Mengurangi biaya kas

3. Menunda pengeluaran untuk barang modal 4. Menunda pembayaran hutang tertentu 5. Mengurangi persediaan

6. Mengubah jadwal operasi yang mempengaruhi kas"

(29)

Masalahnya, sekarang adalah bagaimana perusahaan mengatur agar jumlah kas seimbang, dengan kata lain, perusahaan tidak memiliki jumlah kas yang tidak berlebihan dan dilain pihak tidak kekurangan kas. Ada beberapa cara untuk mengendalikan kas, antara lain :

1. Mengadakan perencanaan penerimaan dan pengeluaran kas sedemikian rupa, sehingga manajemen dapat menentukan jumlah dana yang diperlukan, baik untuk jangka pendek maupun untuk jangka panjang.

2. Adanya pertanggungjawaban yang tegas antara penerimaan dan pengeluaran kas.

3. Pencatatan kas harus sama sekali terpisah dari tugas melakukan pembayaran.

4. Adanya responsibility accounting dari tiap-tiap bagian yang ada dalam perusahaan.

5. Dibuat safety cash balance, yaitu jumlah minimal kas yang harus dipertahankan perusahaan agar dapat memenuhi kewajiban finansial setiap saat.

Dari uraian diatas, pengendalian kas secara umum adalah sebagai berikut : 1. Tercapainya keseimbangan antara jumlah kas yang tersedia dengan jumlah kas

yang dibutuhkan.

2. Pengamanan kas.

3. Efisiensi penggunaan kas.

4. Dipenuhinya kebijakan perusahaan tentang pengelolaan kas.

5. Keakuratan dan dipercayainnya data pada laporan kas.

2.7 Peranan Anggaran Kas sebagai Alat Bantu Manajemen dalam Menunjang Efektivitas Pengendalian kas

Anggaran kas berguna sebagai alat bantu manajemen dalam perencanaan dan pengendalian. Anggaran kas merupakan salah satu perencanaan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai perusahaan. Anggaran kas sebagai alat pengendalian berguna untuk mengetahui posisi kas perusahaan, mengetahui besarnya penyimpangan yang terjadi dengan cara membandingkan anggaran dengan realisasinya.

(30)

Anggaran kas berguna sebagai pedoman agar realisasi dari anggaran kas tidak melebihi dari jumlah yang dianggarkan. Selain itu, dengan adanya anggaran kas maka diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu dasar dalam penilaian kinerja perusahaan. Anggaran kas disusun dengan mempertimbangkan kemampuan tiap-tiap bagian dan disesuaikan dengan sumber dana yang dimiliki perusahaan.

Kas harus dikendalikan agar tidak terjadi saldo kas yang defisit pada saat akan digunakan. Salah satu tanggung jawab manajemen adalah membuat perencanaan, melakukan pengendalian, dan menjaga sumber daya perusahaan.

Anggaran kas merupakan salah satu alat dalam pengendalian manajemen. Dengan adanya penngendalian terhadap kas perusahaan maka dapat diukur seberapa efektif penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan, dengan membandingkan antara anggaran kas dengan realisasinya. Dengan adanya pengendalian kas, maka dapat dilihat apakah perusahaan dapat mencapaisasaran yang sudah ditetapkan sebelumnya atau tidak.

Dengan adanya pengendalian kas yang memadai, akan sangat membantu dalam mempermudah pencapaian tujuan yang ingin dicapai perusahaan. Karena pengendalian yang dilakukan terhadap kas perusahaan yang dituangkan dalam bentuk anggaran kas akan membantu dalam efisiensi biaya yang berkaitan dengan hasil yang akan diperoleh perusahaan. Untuk meningkatkan keefektifan pengendalian kas melalui anggaran kas salah satunya dapat dibuktikan dengan analisis penyimpangan pada anggaran kas yang dibuat oleh perusahaan dengan hasil realisasinya. Oleh karena itu jelaslah bahwa anggaran kas ini berguna bagi manajemen perusahaan dalam menjalankan fungsinya, diantaranya fungsi pengendalian dalam upaya menunjang pengendalian kas.

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, atas kasih yang telah diberikan, sehingga dapat melaksanakan dan menyelesaikan skripsi ini dengan baik.. Selama

Anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis dalam bentuk anggka dan dinyatakan dalam unit moneter yang meliputi seluruh kegiatan untuk jangka

Upaya yang dilakukan dalam mendukung peningkatan Usia Harapan Hidup didukung oleh kebijakan pemberian pelayanan Kesehatan Gratis melalui program BPJS

Dengan penuh rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan keselamatan dan bimbingan-Nya kepada penulis selama menempuh perkuliahan di Program Studi Magister

Halaman hasil Ujian CBT ini merupakan halaman informasi yang berisi nilai yang diperoleh Peserta PPDB setelah selesai mengerjakan ujian tesebut.Tampilan dari

Kotoran berupa lumpur dari clarifier masih mengandung sejumlah gula sehingga biasanya dilakukan penyaringan dalam penyaring masih mengandung sejumlah gula sehingga

Dengan demikian kegiatan pelatihan ini telah berhasil meningkatkan pemahaman konsep guru-guru di kecamatan Tabanan tentang pembelajaran berpendekatan tematik terpadu

Melakukan persiapan pasien menyiapkan tempat tidur terbuka dan tertutup Ketepatan dalam mengidentifika si masalah personal hygiene dan ketrampilan dan pelaksanaanya 5% 3