• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Pengawasan Intern Kas Pada PT. PLN (PERSERO) Wilayah Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Sistem Pengawasan Intern Kas Pada PT. PLN (PERSERO) Wilayah Sumatera Utara"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

SISTEM PENGAWASAN INTERN KAS PADA

PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA UTARA

O l e h :

SRI REZEKI NASUTION 062102012

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis sampaikan Kehadirat ALLAH SWT, atas

limpahan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan

tugas akhir ini, Shalawat beriring dan salam tak lupa penulis sampaikan kepada

junjungan Nabi Besar Muhammad SAW yang telah memberikan suri tauladan

yang baik pada umat manusia sehingga kelak kita mendapat syafa’atNya di

kemudian hari. Amin.

Penyelesaian tugas akhir yang penulis lakukan ini tak lepas dari dorongan

moril maupun materil dari kedua orang tua penulis. Untuk itu penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ayahanda penulis,

Abdul Aziz Nasution dan Ibunda penulis, Rukiyah Saragih karena dengan doa,

motivasi dan kepercayaan mereka kepada penulis maka dapat menyelesaikan

tugas akhir ini.

Penulis menyadari sepenuhnya tanpa bimbingan dan petunjuk dari dosen

pembimbing dan pihak lain, maka sulit bagi penulis dapat menyelesaikan tugas

akhir ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini perkenankanlah penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak, selaku Ketua Program Studi

(5)

3. Bapak Iskandar Muda, SE, M.Si, selaku Dosen pembimbing penulis yang telah

meluangkan waktu untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas

akhir ini.

4. Seluruh staf PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara ad Ibu Kartini Nst.

Akhirnya penulis berharap semoga ilmu dan pengetahuan yang diperoleh dari

penulisan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan semua

pembaca.

Medan, Juni 2009

Penulis

Sri Rezeki Nasution

(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 3

D. Rencana Penulisan ... 3

1. ... Jadw al Survey/Observasi ... 4

2. ... Renc ana Isi ... 6

BAB II : PROFIL PT. PLN (PERSERO)WILAYAH SUMATERA UTARA A. Sejarah Ringkas Perusahaan... 7

B. Struktur Organisasi ... 10

C. Uraian Tugas ... 11

D. Kinerja Usaha Terkini ... 16

(7)

BAB III : TOPIK PENELITIAN

A. Pengertian Kas ... 17

B. Pengertian dan Tujuan Pengawasan Intern Kas ... 18

C. Sumber Penerimaan dan Pengeluaran Kas Perusahaan ... 20

D. Unsur-unsur Pengawasan Intern Kas ... 23

E. Pengawasan Intern Penerimaan Kas Perusahaan ... 24

F. Pengawasan Intern Pengeluaran dan Penerimaan Perusahaan ... 27

BAB IV : PENUTUP A. Kesimpulan ... 29

B. Saran ... 29

(8)

BAB II

PROFIL PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA UTARA

A. Sejarah Ringkas Perusahaan

1. Keberhasilan yang dicapai Sebelum Kemerdekaan Sampai 1965

Sejarah kelistrikan di Sumatera Utara bukanlah baru. Kalau listrik mulai ada

di wilayah Indonesia Tahun 1893 didaerah batavia (Jakarta sekarang), maka 30

tahun kemudian (1923) listrik mulai ada di Medan yang sekarang ada di Jl. Listrik

No. 12 Medan, dibangun oleh NV NIGEM/OGEM perusahaan swasta Belanda.

Kemudian menyusul pembangunan kelistrikan di Tanjung pura dan Pangkalan

Brandan (1924), Tebing Tinggi (1927), Sibolga (NVIWM) Brastagih dan

Tarutung (1929), Tanjung Balai (1931) milik Gemeente – Kotapraja, Labuhan

Bilik (1936) dan Tanjung Tiram (1937).

Masa penjajahan Jepang, Jepang hanya mengambil alih pengelolaan

Perusahaan Listrik Swasta Belanda tanpa mengadakan penambahan mesin dan

perluasan jaringan. Daerah kerja dibagi menjadi Perusahaan Listrik Sumatera

Utara, Perusahaan Listrik Jawa dan seterusnya sesuai struktur orgnisasi

pemerintahan tentara Jepang waktu itu.

Setelah Proklamasi RI 17 Agustus 1945, dikumandangkanlah Kesatuan Aksi

Karyawan Perusahaan Listrik diseluruh penjuru tanah air untuk mengambil alih

perusahaan listrik milik swasta Belanda dari tangan Jepang. Perusahaan Listrik

(9)

Departemen Pekerjaan Umum. Untuk mengenang peristiwa ambil alih itu,maka

dengan Penetapan Pemerintah NO. 1 SD/45 ditetapkan tanggal 27 Oktober

sebagai Hari Listrik. Sejarah memang membuktikan bahwa dalam suasana yang

makin memburuk dalam hubungan Indonesia – Belanda, tanggal 3 Oktober 1953

keluar Surat Keputusan Presiden No. 163 yang memuat ketentuan Nasionalisasi

Perusahaan Listrik milik swasta Belanda sebagai bagian dari perwujudan pasal 33

ayat (2) UUD 1945.

Setelah aksi ambil alih itu, sejak tahun 1955 di Medan berdiri Perusahaan

Lisrik Negara Distributor Cabang Sumatera Utara (Sumatera Timur dan

Tapanuli)yang mula – mula dikepalai R.Sukarno (merangkap kepala di Aceh),

tahun 1959 dikepalai oleh Ahmad Syaifullah. Setelah BPU PLN berdiri dengan

SK Menteri PPUT No. 16/1/20 tanggal 20 Mei 1961, maka organisasi kelistrikan

diubah. Sumatera Utara, Aceh, Sumbar, Riau menjadi PLN Ekploitasi. Tahun

1965, PBU PLN dibubarkan dengan Peraturan Menteri PUT No. 9/PRT/64 DAN

Peraturan Menteri No. 1/PRT/65 ditetapkan pembagian daerah kerja PLN menjadi

15 Kesatuan daerah Ekploitasi. Sumatera Utara tetap menjadi Eksploitasi I.

2. Perubahan dari Eksploitasi I Sampai Wilayah II

Sebagai tindak lanjut dari pembentukan PLN Ekploitasi I Sumatera Utara

tersebut, maka dengan keputusan Direksi PLN No. KPTS s009/DIRPLN/66

tanggal 14 April 1966, PLN Eksploitasi I dibagi menjadi empat cabang dan satu

sektor, yaitu Cabang Medan, Sibolga, P.Siantar (Berkedudukan di Tebing Tinggi).

(10)

Listrik Negara dengan hak, wewenang dan tanggung jawab membangkitkan,

menyalurkan dan mendistribusikan tenaga listrik ke seluruh Wilayah RI. Dalam

SK Menteri tersebut PLN Eksploitasi I Sumatera Utara dirubah menjadi PLN

Eksploitasi II Sumatera Utara.

3. Perubahan Perum menjadi Persero

Setelah di keluarkannya peraturan pemerintah No. 23/1994 tanggal 16 Juni

1994 maka ditetapkan status PLN sebagai Persero. Adapun yang melatarbelakangi

perubahan status tersebut adalah untuk mengantisipasi listrik yang terus

meningkat dewasa ini. Pada abad 21 nanti, PLN tidak dapat tidak harus mampu

menghadapi tantangan yang ada. PLN harus mampu menggunakan tolak ukur

Internasional, dan harus mampu berswadaya tinggi, dengan manajemen yang

berani transparan, terbuka, desentralisasi, profit center dan cost center. Untuk

mencapai tujuan PLN meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendorong

perkembangan industri pada PJPT II yang tanggungjawabnya cukup besar dan

berat, kerjasama dan hubungan yang harmonis dengan instansi dan lembaga yang

terkait perlu dibina dan ditingkatkan terus.

4. Pemisahan Wilayah, Perkembangan dan Penyaluran

Perkembangan kelistrikan di Sumatera Utara terus mengalami pertumbuhan

dan perkembangan yang sangat pesat, hal ini ditandai dengan semakin

bertambahnya jumlah pelanggan, perkembangan fasilitas kelistrikan, kemampuan

(11)

pertumbuhan dan perkembangan kelistrikan Sumatera Utara dimasa-masa

mendatang serta sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan jasa

kelistrikan, maka berdasarkan Surat Keputusan Nomor 078.K/023/DIR/1996

tanggal 8 Agustus 1996 dibentuk organisasi baru bidang jasa pelayanan

kelistrikan yaitu PT PLN (Persero) Pembangkit dan Penyaluran Sumatera Bagian

Utara. Dengan pembentukan Organisasi baru PT PLN (Persero) Pembangkit dan

Penyaluran Sumatera Bagian Utara yang dipisah dari PT PLN (Persero) Wilayah

II, maka fungsi- fungsi pembangkitan dan penyaluran yang sebelumnya dikelola

PT PLN (Persero) Wilayah II terpisah tanggung jawab pengelolaannya ke PT PLN

Pembangkitan dan Penyaluran Sumbagut. Sementara itu, PT PLN (Persero)

Wilayah II berkonsentrasi pada distribusi dan penjualan tenaga listrik. Pada Tahun

2003 PT PLN (Persero) Wilayah II Berubah Menjadi PT PLN (Persero)Wilayah

Sumatera Utara.

B. Struktur Organisasi

Struktur organisasi yang digunakan PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera

Utara adalah berbentuk garis staff, dimana kekuasaan dan tanggung jawab

mengalir dalam suatu garis, bagian masing-masing dan bertanggung jawab pada

bagian yang paling tinggi. Struktur organisasi PT. PLN (Persero) Wilayah

(12)

C. Uraian Tugas

1. Bidang Perencanaan

Bertanggung jawab atas tersusunnya perencanaan kerja, system manajemen

kinerja, perencanaan investasi, dan pengembangan aplikasi system informasi,

untuk mendukung upaya pengusahaan tenaga yang memiliki efisiensi mutu

kendali yang baik serta upaya pencapaian sasaran dan ketersediaan kerangka

acuan pelaksanaan kerja.

a. Menyusun rencana umum wilayah:

1. RUPLTL (Rencana Umum Pengembangan Tenaga Listrik)

2. RJP (Rencana Jangka Panjang)

3. RKAP (Rencana Kerja Anggaran Perusahaan) bersama bidang-bidang

terkait

4. Rencana Pengembangan Sistem Ketenagalistrikan

b. Menyusun system manajemen unit-unit kerja

c. Menyusun metode evaluasi kelayakan investasi dan melakukan penilaian

finansialnya

d. Menyusun program pengembangan aplikasi system informasi

1. Rencan pengembangan aplikasi

2. SOP Pengelolaan aplikasi

e. Menyusun dan mengelola manajemen mutu

f. Menerapkan tata kelola perusahaan yang baik

(13)

2. Bidang Teknik

Bertanggung jawab atas tersusunnya strategi, standarisasi dan penerapan

system pengelolaan jaringan distribusi serta penerapan manajemen lingkungan

dan keselamatan ketengalistrikan untuk mendukung upaya pencapaian sasaran dan

ketersedian kerangka acuan pelakanaan kerja.

a. Menyusun dan membina penerapan system pengolaan jaringan distribusi:

1. Strategi pengoperasian dan pemeliharaan

2. Standar operasi dan pemelihraan serta standar penerapan dan pengujian

peralatan

3. Standar desain dn criteria knstruksi

4. Manajemen pengadaan dan perbekalan

5. Pengendalian Susut energy Listrik dan gangguan serta Usulan perbaikan

6. Ketentuan data induk jaringan distribusi

b. Menyusun rencana kegiatan konstruksi dan administrasi pekerjaan serta

membina penerapannya

c. Menyusun kebijakan dan membina penerapan manajemen lingkungan dan

keselamatan ketenagalistrikan

d. Membuat usulan RKAP yang terkait dengan bidangnya

e. Menyusun dan mengelola manajemen mutu

f. Menerapkan tata kelola perusahaan yang baik

(14)

3. Bidang Niaga

Bertanggung jawab atas upaya pencapaian target pendapatan dari penjualan

tenaga listrik, pengembangan pemasaran yang berorientasi kepada kebutuhan

pelanggan serta transaksi pembelian tenaga listrik yang memberikan nilai tambah

pada perusahaan: serta ketersediaan standar pelaksanaan kerja dan terciptanya

interaksi kerja yang baik antar unit-unit pelaksana.

a. Menyusun:

1. Ketentuan dan strategi pemasaran

2. Rencana penjualan energy dan rencana pendapatan

b. Mengevaluasi harga jual energy listrik

c. Menghitung biaya penyediaan tenaga listrik

d. Menegosiasi harga jual-beli tenaga listrik

e. Menyusun:

1. Strategi dan pengembangan pelayanan pelanggan

2. Standard an produk pelayanan;

3. Ketentuan data induk pelanggan (DIL) dan data induk saldo (DIS)

4. Konsep kebijakan system informasi pelayanan pelanggan

f. Melakukan pengendalian DIS dan opname saldo piutang

g. Mengkoordinasikan pelaksanaan penagihan kepada pelanggan tertentu antara

lain TNI/POLRI dan instansi vertical

h. Mengkaji pengelolaan pencatatan meter dan menyusun rencana

penyempurnaannya

(15)

j. Menyusun rencana pengembangan usah baru serta pengaturannya

k. Membuat usulan RKAP bersama dengan Bidang Perencanaan dan bidang

lainnya

l. Menyusun dan mengelola manajemen mutu

m. Menerapkan tata kelola perusahaan yang baik

n. Menyusun laporan manajemen dibidangnya

4. Bidang Sumber Daya Manusia dan Administrasi

Bertanggung jawab atas penyelenggaraan pengelolaan manajemen SDM dan

organisasi, administrasi kepegawaian dan hubungan industrial; pengelolaan

administrasi kesekretariatan, komunikasi masyarakat dan hukum; dan pengelola

keamanan, sarana dan prasarana kantor serta pembinaan lingkungan untuk

mendukung kelancaran kerja organisasi.

a. Mengelola:

1. Pengembangan organisasi dan manajemen

2. Pengembangan sumber daya manusia

3. Manajemen sumber daya manusia

4. Administrasi dan data kepegawaian

b. Membina hubungan industrial

c. Mengelola:

1. Sertifikasi asset

2. Dokumentasi dan perpustakaan

(16)

d. Mengelola:

1. Komunikasi kemasyarakatan dan pelanggan

2. Pasilitas dan prasarana kerja

3. Sistem keamanan dan pengamanan kantor

e. Mengelola program bina/peduli lingkungan

f. Melakukan advokasi hokum dan peraturan-peraturan perushaan

g. Membuat usulan RKAP yang terkait dengan bidangnya

h. Menyusun dan mengelola manajemen mutu

i. Menerapkan tata kelola perusahaan yang baik

j. Menyusun laporan manajemen dibidangnya

5. Audit Internal

Bertanggung jawab atas penyelenggaraan audit internal sesuai program

kerja pemeriksaan tahunan dan pemantauan tindak lanjut hasil temuan, pembinaan

dan penyempurnaan system manajemen dan opersioanal untuk mendukung

terlaksananya tata kelola perusahaan yang baik.

a. Menyusun program pemeriksaan tahunan sesuai program kerja perusahaan

b. Melaksanakan audit internal yang meliputi audit keuangan, teknik dan

manajemen dan SDM

c. Memberikan masukan dan rekomendasi yang menyangkut proses manajemen

dan operasional

d. Memonitori tindak lanjut temuan hasil audit internal

(17)

D. Kinerja Usaha Terkini

Adapun Kinerja Usaha Terkini yang telah dicapai oleh PT. PLN (Persero)

Wilayah Sumatera Utara adalah:

1. PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara telah menjalin kerjasama dengan

PT. INALUM untuk mengatasi Defisit Produksi Listik.

2. PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara pada saat ini telah mampu

meminimalisir Pencurian Arus Listrik dengan mengadakan Penertiban

Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL).

E. Rencana Kegiatan

Rencana kegiatan PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara pada tahun

2009 adalah meningkatkan jumlah pasokan listrik, menjadi kerja sama dengan

instansi-instansi dan memberikan pelayanan yang lebih baik lagi kepada

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

A . Latar Belakang Masalah

Dalam perkembangan perekonomian sekarang ini, dunia usaha semakin

berkembang diikuti dengan tingkat persaingan yang semakin ketat pula. Hal ini

terlihat dengan banyaknya perusahaan-perusahaan yang bermunculan, baik

perusahaan nasional milik pemerintah, perusahaan swasta nasional maupun swasta

milik asing.

Semakin berkembangnya satu perusahaan, dimana ruang lingkupnya

semakin besar dan kompleks menyebabkan manajemen tidak lagi terikat langsung

dalam setiap unit kegiatan yang ada didalam perusahaan. Oleh karena itu

diperlukan satu sistem pengawasan yang efektif dan terpadu yang nantinya

diharapkan dapat membantu manajemen dalam rangka mempertahankan

kelangsungan jalan perusahaan serta meningkatkan efektifitasnya.

Setiap perusahaan memerlukan adanya prinsip akuntansi yang baik,

terutama dalam pengelolaan kas . Kas sangat mempengaruhi transaksi dalam

perusahaan. Oleh karena itu pengunaannya harus secara optimal. Optimal dalam

arti kata dapat menjaga keseimbangan antara jumlah yang cukup untuk menjaga

kelancaran operasi perusahaan dan menghindari kas yang menganggur. Kas

(19)

Suatu sistem pengawasan intern yang baik akan menghasilkan informasi

yang benar dan dapat diterima oleh karyawan dan pimpinan perusahaan serta

mampu memberikan gambaran yang jelas tentang keadaan aktiva yang perlu

diawasi. Untuk menciptakan suatu sistem pengawasan yang yang baik bukanlah

pekerjaan yang mudah, tetapi hal tersebut diusahakan agar aktifitas perusahaan

dapat berjalan dengan lancar.

Pengawasan kas merupakan salah satu unsur pokok internal perusahaan

yang perlu mendapat perhatian serius. Pengawasan bagi suatu perusahaan juga

merupakan alat untuk mengukur keberhasilan atas aktifitas yang telah

dilaksanakan dan sekaligus juga mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan

apabila terjadi penyimpangan.

Seperti halnya pada PT .PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara, bahwa kas

yang dimiliki perusahaan ini sulit dikendalikan pengolahaannya secara efektif dan

efisien. Ditambah lagi bila keadaan perekonomian negara kurang baik, sehingga

tidak mendukung operasional perusahaan tersebut.

Dengan dilandasi alasan dan pertimbangan diatas, maka penulis bermaksud

meneliti dan mengevaluasi secara langsung untuk dapat mengetahui sejauh mana

pengawasan intern kas yang dilaksanakan oleh perusahaan . Untuk itu penulis

mengambil judul “ Sistem Pengawasan Intern Kas pada PT . PLN (Persero)

(20)

B . Rumusan Masalah

Penagawasan Intern Kas seringkali diabaikan oleh sebagian perusahaan

untuk mendukung operasi perusahaan. Berdasarkan alasan itu maka penulis

mencoba merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan, “Sejauh mana Sistem

Pengawasan Intern Kas baik dari segi operasional maupun segi pembukuan yang

dilakukan oleh manajemen perusahaan serta kebijaksanaan intern kas yang

ditempuh oleh PT . PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara”.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui dan menganalisa lebih jauh mengenai Sistem Pengawasan

Intern Kas yang dilakukan oleh PT . PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara.

b. Untuk dapat melihat dan memahami secara langsung bagaimana praktek

pelaksanaan Pengawasan Intern Kas pada PT . PLN (Persero) Wilayah

Sumatera Utara.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Sebagai bahan kebijakan dan masukan bagi PT . PLN (Persero) Wilayah

Sumatera Utara dalam menentukan kebijaksanaan “ Sistem Pengawasan Intern

(21)

b. Sebagai pengembangan ilmu pengetahuan bagi penulis untuk membandingkan

teori-teori yang dipelajari selama perkuliahan dengan masalah yang dihadapi

langsung oleh perusahaan.

c. Sebagai bahan informasi, referensi, dan perbandingan bagi pihak-pihak lain

yang akan membahas dan mempelajari penulisan dan penelitian “ Sistem

Pengawasan Intern Kas ” pada masa yang akan datang.

D. Rencana Penulisan 1. Jadwal Survey/Observasi

Survey/observasi dilakukan setelah peneliti selesai mengikuti magang di Fakultas

Ekonomi USU. Berikut ini akan diuraikan jadwal survey peneliti.

Hari/tanggal Kegiatan

Senin/16 maret 2009

Rabu/25 Maret 2009

Jumat/27 maret 2009

Rabu-Kamis/5-6April

2009

Mengajukan permohonan surat keterangan SKS

bersih untuk pengesahan penulisan tugas akhir.

Mengajukan surat permohonan judul.

Mengajukan surat permohonan dosen

pembimbing.

(22)

Sabtu/04 April 2009

Mengajukan permohonan pembuatan surat riset.

Memasukkan surat riset ke PT. PLN (Persero)

Wilayah Sumatera Utara.

Mengambil surat balasan persetujuan riset dari

PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara di

bagian personalia dan meminta lampiran struktur

organisasi serta uraian tugas pada

masing-masing bagian.

Mencari buku-buku literatur yang mendukung

judul tugas akhir dan mencari sejarah PT. PLN

(Persero) Wilayah Sumatera Utara.

Mengetik Bab II.

Mengamati sistem pengawasan intern kas pada

PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara,

melakukan wawancara dengan karyawan di

Bagian Administrasi untuk mengambil bukti

pembayaran dan penerimaan kas dan mengetik

(23)

2. Rencana Isi

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini diuraikan latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan rencana

penulisan.

BAB II : PROFIL PT. PLN (PERSERO) Wilayah Sumatera Utara

Pada bab ini diuraikan sejarah berdirinya PT. PLN, struktur

organisasi, uraian tugas, kinerja usaha terkini, dan rencana

kegiatan.

BAB III : TOPIK PENELITIAN

Pada bab ini peneliti akan menguraikan hasil penelitian

tentang sistem pengawasan intern kas pada PT. PLN

(Persero) Wilayah Sumatera Utara dan membandingkannya

dengan teori yang didapat dari buku-buku literatur yang

berhubungan dengan topik penelitian.

BAB IV : PENUTUP

Pada bab ini diuraikan kesimpulan-kesimpulan untuk

menjawab rumusan masalah pada BAB I dan peneliti juga

(24)

BAB III

TOPIK PENELITIAN

A. Pengertian Kas

Kas adalah komponen aktiva yang paling aktif dan sangat mempengaruhi

setiap transaksi yang terjadi. Hal ini dikarenakan setiap transaksi memerlukan

suatu dasar pengukuran yaitu kas. Bahkan walaupun perkiraan kas tidak langsung

terlibat dalam transaksi tersebut, besarnya nilai transaksi tetap diukur dengan kas.

Dalam kehidupan sehari-hari, kas hanya diartikan sebagai mata uang yang

digunakan sebagai alat pembayaran dan alat pertukaran. Berdasarkan pengertian

akuntansi, kas meliputi uang dan alat pembayaran lain yang disamakan dengan

uang atau pembayaran untuk mempermudah jalannya suatu transaksi. Disamping

itu, kas juga merupakan suatu aktiva yang mudah diselewengkan dan digunakan

dengan semestinya oleh karyawan, karena kas merupakan aktiva yang paling

mudah dipindah tangankan. Banyak transaksi perusahaan baik langsung maupun

tidak langsung akan mempengaruhi penerimaan dan pengeluaran kas. Tidak hanya

terbatas pada uang tunai yang tersedia di dalam perusahaan saja, melainkan

meliputi semua jenis aktiva yang dapat dipergunakan dengan segera untuk

membiayai seluruh kegiatan perusahaan.

Menurut (Ikatan Akuntan Indonesia, 2007) bahwa:

“Kas terdiri dari saldo kas (cash and hand) dan rekening giro setara kas (cash

(25)

yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi

resiko perubahan-perubahan yang signifikan”.

Melihat pengertian kas yang dikemukakan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia

di atas dapat dikatakan bahwa kas merupakan alat pembayaran paling lancar untuk

kegiatan transaksi perusahaan dan oleh sebab itu pengelolaan kas dalam

perusahaan sangat penting. Bila pengelolaan kas tidak dilakukan dengan baik

maka kemungkinan besar mengakibatkan terjadinya kerugian. Dengan alasan

itulah maka para pemimpin perusahaan berupaya menciptakan suatu Pengawasan

Intern Kas dalam perusahaannya.

B. Pengertian dan Tujuan Pengawasan Intern Kas 1. Pengertian Pengawasan Intern Kas

Pada awalnya pengawasan intern dipandang sebagai permasalahan

pengecekan intern atau internal check yang hanya menyangkut segi teknik

pembukuan yang dapat menjamin ketelitian dan kecermatan data perusahaan

maupun pelaksanaannya, dan kalau ditemui kelemahannya maka dilakukan

pemeriksaan atau prosedur-prosedur tambahan.

Menurut Committee of Sponsor Organisasi of The Tread Way Commission

(COSO), dalam laporannya yang berjudul Internal Control Integrated

Framework bahwa: “Pengawasan intern adalah suatu sistem yang diharapkan dapat mengawasi dan mengendalikan semua tingkat kegiatan dalam suatu

perusahaan, berusaha untuk mengikuti perubahan yang ada dalam dunia usaha

(26)

Menurut (Ikatan Akuntan Indonesia, 2002)

“Pengawasan Intern meliputi organisasi serta semua metode ketentuan yang

terkoordinir yang dianut oleh suatu perusahaan untuk melindungi harta hak milik

perusahaan, men-check kecermatan dan keandalan data akuntansi, meningkatkan

efisiensi usaha dan mendorong ditaatinya kebijakan manajemen yang telah

digariskan”. Dari dua definisi diatas dapat didefinisikan bahwa pengawasan intern

adalah kegiatan perusahaan dalam mengadakan pengawasan terhadap struktur

organisasi, prosedur-prosedur keuangan, dan pencatatan-pencatatan guna

mendapatkan kecermatan dan ketelitian pada data akuntansi, tindakan yang efisien

dan efektif serta dipatuhinya kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan.

2. Tujuan Pengawasan Intern Kas

Dalam melakukan pengawasan intern terhadap kas dan untuk mencapai

tujuan pengawasan intern kas harus diketahui sifat-sifat khusus dari kas dan

tindakan yang mungkin terjadi untuk menggelapkan uang tersebut. Adapun tujuan

yang harus dicapai dari pelaksanaan Sistem Pengawasan Intern Kas adalah:

a. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang

bersangkutan dengan kas.

b. Membuktikan keberadaan kas yang tercantum di dalam neraca.

c. Membuktikan kewajaran penyajian kas yang tercantum dineraca.

d. Membuktikan kemungkinan terjadinya penggelapan terhadap kas.

Melihat kebenaran dan bukti-bukti akurat yang diperoleh dari pelaksanaan

(27)

dipatuhinya keputusan-keputusan atau kebijaksanaan manajemen. Selaras dengan

upaya pencapaian tujuan pengawasan intern kas oleh PT. PLN (Persero) Wilayah

Sumatera Utara, maka dalam hal ini perusahaan menerapkan sistem pengawasan

intern kas dengan unsur-unsur yang lengkap yang dikaitkan dengan sistem dan

prosedur penerimaan dan pengeluaran kas serta akuntansi kas yang diterapkan

perusahaan. Tercapainya tujuan sistem pengawasan intern kas, dapat dilihat dari

tingkat keamanan harta perusahaan, ketelitian, dan keandalan data akuntansi,

meningkatnya efisiensi operasi perusahaan serta semakin dipatuhinya

kebijaksanaan manajemen.

C. Sumber Penerimaan dan Pengeluaran Kas Perusahaan

Sumber Penerimaan Kas pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara

digolongkan atas 2 bagian yaitu :

1. Pendapatan Operasi

Pendapatan Operasi adalah pendapatan yang diperoleh dari kegiatan operasi

PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara yang terdiri dari :

a. Pendapatan Usaha

Pendapatan Usaha adalah pendapatan yang diperoleh dari penjualan tenaga

listrik kepada pelanggan. Pendapatan yang diperoleh dari penjualan tenaga listrik

kepada pelanggan terdiri dari biaya beban dan biaya pemakaian. Biaya beban

adalah biaya tetap yang dibayar oleh pelanggan sesuai dengan golongan tarif dan

besarnya daya tersambung. Biaya pemakaian adalah biaya yang terpakai habis

(28)

b. Pendapatan Biaya Penyambungan

Pendapatan Biaya Penyambungan adalah pendapatan yang diperoleh dari

biaya penyambungan tenga listrik kepada pelanggan. Besarnya tarif yang

dikenakan dalam penyambungan tenaga listrik kepada pelanggan untuk

menyambung arus listrik berbeda sesuai dengan kelompok tarif. Adapun pada

perusahaan ini adalah :

1. Rumah Tangga, besarnya tarif yang dikenakan untuk menyabung tenaga listrik

adalah Rp. 297/kwh

2. Bisnis, besarnya tarif yang dikenakan untuk menyambung tenaga listrik adalah

Rp. 592/kwh

3. Industri, besarnya tarif yang dikenakan untuk menyambung tenaga listrik

adalah Rp. 455/kwh

4. Sosial, besarnya tarif yang dikenakan untuk menyambung tenaga listrik adalah

Rp. 361/kwh

5. Pemerintah, besarnya tarif yang dikenakan untuk menyambung tenaga listrik

adalah Rp. 547/kwh

6. Multi guna, besarnya tarif yang dikenakan untuk menyambung tenaga listrik

adalah Rp. 517/kwh

c. Pendapatan Pengganti Peralatan

Pendapatan Penggantian Peralatan adalah pendapatan yang diperoleh dari

penggantian peralatan listrik yamg rusak. Misalnya penggatian Kwh meter rusak,

(29)

2. Pendapatan di Luar Operasi

Pendapatan di Luar Operasi adalah pendapatan yang diperoleh PT. PLN

(Persero) Wilayah Sumatera Utara dari kegiatan diluar operasi perusahaan, yaitu

meliputi :

a. Jasa Giro

Jasa Giro adalah pendapatan yang diperoleh dari bunga uang yang ditabung

di bank.

b. Biaya Keterlambatan

Biaya Keterlambatan adalah pendapatan yang diperoleh dari denda-denda

yang dikenakan PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara kepada para

pelanggan yang terlambat melakukan pembayaran listrik. Jika pelanggan

terlambat membayar sampai tanggal 20 setiap bulannya, maka PT. PLN (Persero)

Wilayah Sumatera Utara akan memutuskan aliran listrik sementara sampai

pelanggan melunasi pembayaran rekening listrik tersebut.

c. Pekerjaan Diberikan Pihak Ketiga

Pekerjaan diberikan pihak ketiga adalah pendapatan yang diperoleh

perusahaan dari pihak ketiga yang memberikan pekerjaan. Contohnya, Pemerintah

Daerah Sumatera Utara ingin mengadakan pelebaran jalan disekitar Jl. Gajah

Mada, dimana ditepi jalan tersebut terdapat beberapa tiang listrik yang dapat

menghalangi pelebaran jalan tersebut. Pemerintah Darah Sumatera Utara

memberikan uang sebesar Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) untuk biaya

penggeseran tersebut. Setelah pekerjaan tersebut selesai maka diperhitungkan

(30)

maka pendapatan yang diperoleh PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara

adalah sebesar Rp. 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah).

d. Pendapatan Penjualan Aktiva Tidak Terpakai

Pendapatan Penjualan Aktiva Tidak Terpakai adalah pendapatan yang

diperoleh dari penjualan aktiva yang tidak beroperasi lagi. Contohnya, penjualan

mobil yang telah rusak.

e. Subsidi Pemerintah

Subsidi Pemerintah adalah pendapatan yang diperoleh dari bantuan yang

diberikan pemerintah.

D. Unsur-unsur Pengawasan Intern Kas

Untuk menjamin pengawasan intern kas berjalan dengan baik, seorang

manajer haruslah mengetahui unsur-unsur atau elemen-elemen pengawasan intern

kas tersebut. Suatu pengawasan intern kas yang memuaskan bukan hanya

diperoleh dari suatu sistem yang dikoordinasi, akan tetapi juga karena prosedur

yang dapat dipercaya dengan biaya yang relatif rendah. Unsur-unsur pengawasan

intern kas menurut (Mulyadi, 2001) terdiri dari :

1. Struktur yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas

2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan

yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan, dan biaya

3. Praktek yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi

(31)

E. Pengawasan Intern Penerimaan Kas Perusahaan 1. Prosedur Penerimaan Kas

Pada setiap perusahaan, prosedur penerimaan kas mempunyai peranan yang

sangat penting karena kas merupakan salah satu faktor utama jalanya kegiatan

perusahaan. Prosedur penerimaan kas melibatkan beberapa bagin dalam

perusahaan agar transaksi kas tidak terpusat pada satu bagian saja, hal ini perlu

agar dapat memenuhi prinsip-prinsip pengawasan intern kas. Adapun

badian-bagian yang terlibat dalam prosedur penerimaan kas pada PT. PLN (Persero)

Wilayah Sumatera Utara adalah Bagian Administrasi, Seksi Anggaran dan

Keuangan, dan Akuntansi.

a. Bagian Administrasi

Bagian Administrasi bertugas menerima semua surat yang diterima

perusahaan. Surat-surat yang berisikan penerimaan kas harus dipisahkan dari surat

lainnya.

b. Seksi Anggaran dan Keuangan

Semua penerimaan kas harus disetor ke Seksi Anggaran dan Keuangan

kecuali yang langsung ke bank.

c. Seksi Akuntansi

Seksi Akuntansi mempunyai fungsi melakukan pencatatan transaksi

penerimaan kas dan memasukkan transaksi tersebut ke program. Selain itu Seksi

Akuntansi juga harus membuat pembukuan tahunan neraca. Adapun Bagan

Prosedur Penerimaan Kas PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara dapat

(32)

2. Pengawasan Intern Penerimaan Kas

Setiap perusahan mempunyai sumber penerimaan kas, baik yang bersifat

rutin maupun tidak. Dengan adanya prosedur penerimaan kas yang baik, maka

dpat dipastikan bahwa semua penerimaan kas sudah dicatat, diklasifikasikan

secara tepat dan akurat dengan didukung buktipenerimaan kas. Untuk setiap

penerimaan kas memuat:

a. Berapa jumlah uang yang diterima

b. Tanggal penerimaan

c. Transaksi apa yang berhubungan dengan penerimaan itu

d. Nama orang atau perusahaan yang melakukan pembayaran

e. Nama orang atau perusahaan yang menerima kas

Seperti halnya pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara, bukti

penerimaan kas dibuat dalam rangkap tiga yaitu:

1. Lembar pertama untuk Seksi Akuntansi.

2. Lembar kedua untuk Seksi Anggaran dan Keuangan.

3. Lembar ketiga untuk Kasir.

Untuk dapat mengawasi penerimaan kas perlu adanya pemisahan fungsi

pencatat dan pengelola kas. Adapun tujuan dari pengawasan intern atas

penerimaan kas adalah:

a. Untuk menjamin bahwa seluruh penerimaan kas benar diterimadan dicatat

(33)

b. Untuk menciptakan kegunaan sebesar-besarnya dari jumlah uang yang diterima

, yang dimiliki oleh perusahaan untuk menciptakan pengawasan intern kas

yang baik.

Dalam pengawasan intern penerimaan kas, PT. PLN (Persero) Wilayah

Sumatera Utara telah melakukan pemisahan fungsi pencatat dan pengola kas, serta

membuat laporan penggunaan kas setiap harinya yang dilakukan oleh seksi

Anggaran dan Keuangan, dan Seksi Akuntnsi. Untuk pengawasan harus

disesuaikan dengan keadaan khusus dari suatu perusahaan, pada umumnya sistem

pengawasan intern kas menolak praktek pencatatan kas dan penanganan uang kas

berada dalam satu tangan. Kemungkinan besar untuk menyalahgunakan kas untuk

sebagian besar dapat dikurangi apabila dua atau lebih pegawai bekerjasama untuk

melawan maksud-maksud penggelapan uang kas. Dengan diadakannya

pemeriksaan intern kas dalam selang waktu yang tidak teratur, dapat mendorong

pegawai melakukan pekerjaannya dengan benar. Hal ini dapat dilakukan dengan

cara analisa, penilaian rekomendasi dan komentar-komentar terhadap kinerja

(34)

F. Pengawasan Intern Pengeluaran Kas Perusahaan 1. Prosedur Pengeluaran Kas

Rangkaian prosedur pengeluaran kas pda PT. PLN (Persero) Wilayah

Sumatera Utara dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Bagian yang membutuhkan dana

Membuat surat permohonan kepada Bagian Administrasi untuk

mengeluarkan dana, disertai dengan rincian penggunaan dana.

b. Bagian Administrasi

Menyampaikan permohonan ke PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera

Utara.

c. Seksi Anggaran dan Keuangan

Memeriksa kebenaran perhitungan sah atau tidaknya permintaan

pembayaran dan melengkapi daftar yang akan dibayar, menulis cek atau giro

tersebut, kemudian menyerahkannya kepada pihak yang dibayar.

d. Seksi Akuntansi

Mencatat transaksi-transaksi yang terjadi dan memasukkannya ke program.

Adapun Bagan Alir Prosedur Pengeluaran Kas PT. PLN (Persero) Wilayah

Sumatera Utara dapat dilihat pada Lampiran III.

2. Pengawasan Intern Pengeluaran Kas

Sama halnya dengan pengawasan intern penerimaan kas, pengawasan intern

pengeluaran kas harus dikelola sedemikian rupa sehingga todak terjadi kesalahan

(35)

penerapan sistem pengawasan yang memuaskan akan memberikan kepastian

bahwa pengeluaran yang dilaksanakan ada hubungannya dengan aktivitas dan

benar telah dibukukan seta adanya persetujuan dari yang berwewenang.

Pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara, pengeluaran kas dapat

berupa cek (untuk pihak intern), serta dana kas kecil dengan metode Fruktruated

Fund System yang dikelola oleh kasir dalam Seksi Anggaran dan Keuangan. Tetapi dana kas kecil jarang sekali dipergunakan karena PT. PLN (Persero)

Wilayah Sumatera Utara selalu melakukan pengeluaran kas dalam jumlah besar

dengan menggunakan cek atau giro.

Bukti pengeluaran kas pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara

dibuat dalam rangkap empat yaitu:

a. Lembar pertama untuk Seksi Akuntansi

b. Lembar Kedua untuk Seksi Anggaran dan Keuangan

c. Lembar ketiga untuk Kasir

(36)

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian dari bab sebelumnya, maka penulis dapat menarik

kesimpulan sebagai berikut :

1. Penerimaan kas pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara melibatkan

beberapa bagi yaitu Bagian Administrasi, Seksi Anggaran dan Keuangan, dan

Seksi Akutansi untuk menghindari terjadinya penyelewengan terhadap kas.

2. Pengeluaran kas padaPT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara

menggunakan cek dan giro.

3. Penerimaan kas setiap harinya disetor ke bank oleh Seksi Anggaran dan

Keuangan dn menyerahkan bukti setor bank pada Seksi Akuntansi untuk dapat

dicek kebenarannya.

B. Saran

Dari kesimpulan yang telah diuraikan di atas, maka penulis mencoba untuk

memberikn saran yang mungkin berguna untuk diterapkan :

1. Hendaknya perusahaan rutin mengadakan kas opname agar kasir sebagai

pengola kas kecil tidak dapat menyalahgunakan kas perusahaan.

2. Untuk mendapatkan hasil pemeriksaan yang akurat dan transparansi terhadap

kas kecil yang dikelola kasir sebaiknya perusahaan membentuk bagian

(37)

3. Semua bukti pengeluaran dana kas harus diketik agar terhindar dari

(38)

DAFTAR PUSTAKA

Kieso, Donal E dan Jerry J, Weygandt, 2001, Akuntansi Intermedite, Edisi kesepuluh Erlangga, Jakarta.

Mulyadi, 2001, Sistem Akuntansi, Edisi ketiga, cetakan ketiga, Salemba Empat, Jakarta.

Soemarso, SR, 2004, Akuntansi Suatu Pengantar, Edisi kelima, Salemba Empat, Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2002, Standar Akuntansi Keuangan, Buku Satu, Salemba Empat, Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Ek noem enkele studies om dit te illustreer: Forrester Church 1978:17–33 verkies die tradisionele benadering: die brief word as ’n voorbeeld van deliberatiewe retoriek geklassifiseer,

Based on the result of simulation and matching, special features (e.g. like double bounce lines, shadow areas etc.) can be automatically indicated in SAR

The 3D models extracted are characterized by high resolution data (0.5 cm and 5 cm for TLS and terrestrial photogrammetry respectively) but different precisions

Adaptable building which is able to respond and adjust towards the changing needs throughout its life span maximizes the investment value of resources and energy used in

KEGIATAN PEMBELAJARAN 2 PEMBUKAAN DAN UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA 1945 .... Indikator Pencapaian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh rasio profitabilitas dan likuiditas terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur sektor

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh karakteristik akseptor vasektomi (meliputi : pendidikan, pekerjaan, pendapatan,

Novita lamria Simatupang: Analisa laporan Keuangan Sebagai Dasar Pengambilan Keputusan Manajemen pada..., 200 USU e-Repository © 2008... Novita lamria Simatupang: Analisa

Tri Widiarni : Modifikasi Jembatan Sementara Resin Akrilik Untuk Pemakaian Jangka Panjang, 2001... Tri Widiarni : Modifikasi Jembatan Sementara Resin Akrilik Untuk Pemakaian